SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI PADA PERPUSTAKAAN...
Transcript of SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI PADA PERPUSTAKAAN...
1
SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI PADA PERPUSTAKAAN
SEKOLAH SMA NEGERI I MAUK TANGERANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Disusun Oleh :
IRVAN SOFYAN105025001016
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
2
3
4
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhisalah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu di Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah sayacantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli sayaatau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersediamenerima sangsi yang berlaku di universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta, 03 September 2010
Irvan Sofyan
i
ABSTRAK
IRVAN SOFYANSistem Temu Kembali Informasi Pada Perpustakaan SMA Negeri I MaukTangerang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penjajaran kartu katalog danpenjajaran koleksi serta hambatan-hambatan dalam penjajaran katalog kartu dankoleksi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitiandeskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dalam pengumpulan datapenulis menggunakan metode observasi dengan melakukan pengamatan langsung,sedangkan untuk wawancara hanya di tujukan kepada pengelola perpustakaan.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa perpustakaan SMA Negri I Maukmelakukan prosedur yang lazim dilakukan di perpustakaan dalam penjajaraninformasi berupa penjajaran katalog kartu dan penjajaran koleksi. Dalampengelompokan koleksi, perpustakaan SMA Negeri I Mauk mengunakan baganklasifikasi DDC, kemudian dalam penjajaran katalog kartu, jajarannya di bagimenjadi tiga macam katalog, masing- masing katalog di jajarkan secara tersendiri,dan jajarannya berdasarkan alfabetis A-Z. Sedangkan sistem penjajaran koleksi,perpustakaan SMA Negeri I Mauk menggunakan sistem penjajaran berdasarkanpada nomor panggil, Dalam penjajarannya buku diatur menurut status skemaklasifikasi DDC, mulai dari kelas 000 – 900, dan juga memperhatikan titik ruang.Koleksi di rak disusun mengikut nomor panggil. Bacaan nomor panggil adalahdari arah kiri ke kanan dan atas ke bawah mengikut setiap petak rak.
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat, karunia dan hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat seiring salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Skripsi yang berjudul. ”Sistem Temu Kembali Informasi Pada
Perpustakaan SMA Negeri I Mauk.” Skripsi ini sebagai persyaratan mencapai
gelar sarjana Ilmu Perpustakaan di Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Disadari benar tanpa bantuan, serta motivasi dari berapa pihak, skripsi ini
tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu pada kesempatan
kali ini dengan ketulusan hati penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu terwujudnya laporan ini yaitu kepada :
1. Bapak Dr. Abdul Wahid Hasyim M. Ag. Selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora.
2. Bapak Drs. Rizal Saiful-Haq, MA. Selaku Ketua Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi serta selaku pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu dan tenaganya serta kesabaran memberikan arahan dan
bimbing kepada penulis sehingga membuka cakrawala berfikir dan nuansa
keilmuan yang baru.
3. Bapak Pungki Purnomo, MLS. Selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi.
4. Ibu Siti Maryam, M. Hum. Selaku Dosen pembimbing Akademik dan
penguji skripsi yang telah memberikan arahan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak Sofyan S. Pd. Selaku kepala perpustakaan SMA Negeri I Mauk.
6. Ayahanda Luajaeni S. Pd dan Ibunda Umiyati S. Pd yang penulis cintai
dan hormati hingga hayat nanti, yang dengan rasa kasih sayang yang tulus
iii
7. dan tak kenal lelah beliau selalu memberikan kekuatan, kasih sayang,
masuka, yang tak terhingga kepada penulis,
8. Adik-adik tercinta. Nikmatul Mawada’ah, Fajar Muharom, Inayatul Aini,
yang penulis sangat cintai.
9. Paman tercinta Aliudin S. Ag. Terimakasi atas bantuan yang selama ini di
berikan kepada penulis
10. Teman-teman IPI angkatan 2005. Yang telah banyak memberikan
masukan dan dalam menyelesaikan skripsi ini. kepada Muamar Khadafi,
Eka, Uwo, Rido, Maman, Agus, Zaki, Rohim, Kahfi, Ardian Arda, Mutia,
Imas, Vani, Dwi, Nunug, Nining, Erna, Hasanah, Dewi, Badriah, Andita,
tiada hari tanpa canda kalian.
11. Teman-tema kosan yang selalu membuat penulis tersenyum terutama,
Abay, Ucok, Sanusi, Abdul Arsudin, Abdul Muis, Hawasih, yang selalu
memberikan motivasi sehingga penulis selalu tersenyum dikala kita
berkumpul.
12. Om Prapto dan keluaga, terimakasih atas kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis.
Harapan penulis semoga niat ikhlas mereka mendapat pahala yang lebih besar
dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kehilafan
dalam menyelsaikan skripsi ini dikarenakan penulis masih dalam tahap belajar.
Oleh sebab itu segala kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan juga bagi penulis khususnya.
Jakarta, 03 September 2010
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...…………………….…..................... 1
B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah .................... 5
C. Tujuan Penelitian....……….......................................... 5
D. Manfaat Penelitian…………........................................ 6
E. Metode Penelitian ………………................................ 6
F. Sistematika Penulisan ...………………....................... 7
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Sekolah ................................................... 10
1. Pengertian Perpustakaan Sekolah............................ 10
2. Tujuan Perpustakaan Sekolah ................................. 11
3. Fungsi Perpustakaan Sekolah ................................. 14
B. Sistem Informasi di Perpustakaan ................................ 16
1. Kapan dibutuhkannya Sistem
Penjajaran Informasi............................................... 19
2. Kapan Tidak Dibutuhkannya Sistem Penjajaran
Informasi................................................................. 19
C. Temu Kembali Informasi ............................................. 21
1. Pengertian Temu Kembali Informasi...................... 21
2. Tujuan dan Fungsi Sistem Temu
Kembali Informasi.................................................. 22
3. Sarana Temu Kembali Informasi ............................. 23
v
D. Katalogisasi dan Klasifikasi.......................................... 24
1. Pengertian Katalog ................................................. 24
2. Fungsi Pengkatalogan............................................. 25
3. Macam-macam Bentuk Katalog ............................ 26
4. Pengertian Klasifikasi............................................. 30
5. Tujuan dan Fungsi Klasifikasi ............................... 31
6. Sistem Klasifikasi .................................................. 32
E. Sistem Penjajaran Informasi ....................................... 34
1. Pengertian Filing ................................................... 34
2. Tata Penjajaran/Penyusunan Informasi ................. 35
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH
SMA NEGERI I MAUK
A. Profil SMA Negeri I Mauk
1. Sejarah singkan SMA Negeri I Mauk ..................... 47
2. Letak Geogerafis ..................................................... 48
B. Perpustakaan SMA Negeri I Mauk
1. Sejarah Singkat Perpustakaan Sekolah.................... 48
2. Visi dan Misi............................................................ 49
3. Struktur Organisasi................................................... 49
4. Kedudukan Perpustakaan ........................................ 50
5. Gedung dan Perlengkapan ...................................... 50
6. Koleksi Perpustakaan SMA Negeri I Mauk ........... 52
7. Organisasi Koleksi Perpustakaan SMA Negeri I
Mauk ....................................................................... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Prosedur Penelitian ....................................................... 55
B. Hasil Wawancara .......................................................... 55
1. Sistem Klasifikasi ................................................... 56
2. Teknis Penjajaran Kartu Katalog ............................ 57
vi
3. Teknis Penjajaran Koleksi ...................................... 59
4. Hambatan dalam Penjajaran Informasi ................... 61
C. Hasil Observasi ............................................................. 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................. 65
B. Saran ............................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 67
LAMPIRAN ............................................................................................. 71
vii
DAFTAR TABEL
1. Tabel. 1 Jumlah Koleksi SMA Negeri I Mauk ...................................... 53
2. Tabel. 2 Hasil Observasi Terhadap Keadaaan Perpustakaan Sekolah ... 62
3. Tabel. 3 Hasil Observasi Terhadap Penjajaran Katalog Kartu .............. 63
4. Tabel. 4 Kasil Observasi Terhadap Penjajaran Koleksi di Rak ............. 64
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 1 Diagram Sistem Informasi di Perpustakaan ............................. 17
Gambar. 2 Penjajaran Katalog Pengarang ................................................. 39
Gambar. 3 Penjajaran Katalog Judul .......................................................... 40
Gambar. 4 Penjajaran Katalog Subjek ........................................................ 41
Gambar. 5 Penjajaran Katalog di laci Katalog ........................................... 46
Gambar. 6 Struktur Organisasi Perpustakaan SMA Negeri I Mauk ........... 50
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Gambar Perpustakaan SMA Negeri I Mauk
2. Lampiran 2 Surat Keterangan Dosen Pembimbing Skripsi
3. Lampiran 3 Surat Keterangan Izin Penelitian Skripsi
4. Lampiran 4 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Skripsi
5. Lampiran 5 Surat Penguji Skripsi
6. Lampiran 6 Pertanyaan Wawancara
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan sekolah merupakan komponen pendidikan yang tidak dapat
dipisahkan keberadaannya dari lingkungan sekolah. Perpustakaan sekolah
berfungsi sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar antara siswa dan guru
dalam memacu terselenggaranya pendidikan disekolah. Dalam lingkungan
sekolah, perpustakaan merupakan jantung sekolah, dimana setiap detak dan
kehidupan sekolah ditentukan dengan adanya perpustakaan, tanpa perpustakaan
kualitas sekolah juga tidak dapat digolongkan sekolah yang benar-benar
membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang prima.
Perpustakaan sekolah akan bermanfaat apabila benar-benar memperlancar
pencapaian tujuan proses belajar mengajar disekolah. Indikasi manfaat tersebut
tidak hanya berupa tingginya presentasi belajar siswa disekolah, tetapi lebih jauh
lagi, yaitu siswa mampu mencari menemukan informasi yang di butuhkan dan
juga mendidik siswa untuk terbiasa belajar secara mandiri, terlatih kearah
tanggung jawab dengan cara membaca koleksi yang ada di perpustakaan, seperti
buku fiksi, non fiksi, sehingga siswa dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.1
Undang–Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.yang kemudian diatur melalui Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005
1 Ibrahim Bafadal, Pengelolaan perpustakaan sekolah, cet. 2, (Jakarta: Bumi Aksara,1996), h. 5
2
tentang Standar Pendidikan Nasional. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut antara
lain disebutkan.
“Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang memiliki lahan,ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tatausaha, ruang perpustakaan,…… yang diperlukan untuk menunjang prosespembelajaran yang teratur dan berkelanjutan“ 2.
Selain undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang diatur melalui peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang
Standar Pendidikan Nasional kemudian lebih dipertegas lagi dengan Undang-
undang RI No.43 Tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 54 menjelaskan bahwa
peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengendalian
mutu pelayanan pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok,
keluarga, organisasi, pengusaha dan organisasi masyarakat, dimana perpustakaan
termasuk salah satu unsur penting terselanggaranya kegiatan pendidikan tersebut.
Oleh sebab itu keberadaan perpustakaan sekolah sangat berperan baik di sekolah
maupun di masyarakat pedesaan untuk memajukan bangsa terutama dalam
menyebar luaskan informasi dan cakrawala pendidikan3.
Informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka/siswa harus memenuhi
persyaratan kelengkapan data dengan kemutakhiran, kehandalan, terolah dengan
baik dan mudah ditemukan oleh pemustaka, ditelusuri dari tempat
penyimpanannya apabila diperlukan. Persyaratan tersebut hanya dapat dipenuhi
apabila data, yang merupakan bahan baku informasi tersebut dikumpulkan,
dikelola dan disimpan dengan sistem yang baik.
2”Setandan Nasional Indonesia (SNI).” Artikel diakses pada 3 Juni 2010 dariwebsisni.bsn.go.id/?/sni_main/sni/index_sniptspt/851
3 Sutrisno, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. (Semarang: T.pn., 2009)
3
Perpustakaan menjadi pusat informasi dan sumber ilmu pengetahuan yang
tidak akan pernah habis dan terus berkembang, melalui perpustakaan seseorang
bisa mendapatkan ilmu pengetahuan, menyebarkan dan bertukar informsai yang
dimiliki, serta menambah wawasan pemustaka.
Sebagai pengelola dan penyelenggara jasa informasi, perpustakaan memiliki
peran strategis sebagai pengelola kekayaan intlektual, dalam hal ini ilmu
pengetahuan, didasarkan pada perannya. Pemanfaatan perpustakaan perlu
dikembangkan guna mendapat hasil yang optimal, layanan yang diberikan harus
berorientasi kepada pemustaka, dalam arti harus sesuai dengan kebutuhan,
keinginan dan harapan pemustaka sehingga dapat memberikan kepuasan kepada
pemustaka.
Informasi merupakan sesuatu yang vital bagi kelangsungan aktivitas dalam
setiap organisasi terutama disekolah, bayangkan apa yang akan terjadi ketika
sebuah sekolah kehilangan atau tidak mendapatkan informasi yang memadai yang
mungkin disebabkan tidak berjalannya pengelolaan informasi sehingga informasi
yang sampai tidak beraturan atau tidak tertata dengan baik. Hal yang tampaknya
kecil ini dapat berakibat fatal dalam suatu perpustakaan apabila informasi tersebut
tidak dikelola sebagaimana mestinya, perpustakaan akan kehilangan perannya
sebagai penyelenggara informasi dan sebagai salah satu sarana penunjang
tercapainya setandar pendidikan nasional.
Sarana temu kembali informasi mempunyai peran yang sangat penting
dalam kegiatan mempercepat dan mempermudah pemustaka dalam menemukan
informasi yang mereka inginkan, karena sistem temu kembali informasi
4
didefinisikan sebagai bahan suatu proses pencarian informasi dengan
menggunakan kode-kode yang mendeskripsikan informasi sesuai subjek isi
informasi tersebut4. Setiap informasi yang ada di perpustakaan akan mempunyai
masing-masing kode yang berfungsi sebagai alat untuk mengetahui dimana
infomasi itu berada.
Sarana temu kembali teridi atas susunan koleksi dan katalog. Dalam
penjajaran katalog kartu di lemari, katalog disusun secara alfabetis dengan dua
pendekatan yaitu sistem penjajaran berdasrkan huruf demi huruf dan berdasarkan
kata demi kata5. Sedangkan penjajaran koleksi sistem penjajarannya dapat
didasarkan pada salah satu cara penempatan koleksi yaitu penempatan relatif dan
penempatan tetap6. Sistem-sistem ini akan membantu peran perpustakaan dalam
melaksanakan fungsinya sebagai penyelenggaran informasi dan salah satu sarana
penunjang tercapainya setandar pendidikan nasional dengan mempermudah dan
mempercepat pemustaka dalam menelusur dan menemukan kembali informasi
yang mereka inginkan di perpustakaan.
Karena itu sarana temu kembali informasi harus dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya agar pemustaka dapat menemukan dengan cepat dan mudah
informasi yang mereka butuhkan di perpustakaan..
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk menggalih lebih
dalam lagi mengenai sarana sistem temu kembali informasi yang terdiri dari
4 Irma elvina.dkk. “Desain Konseptual Penggunaan Hiperling Sebagai Alat Bantu TemuKembani Informasi Di Perpustakaan.” (T.tp: T.pn), h. 15.
5 Yaya Suhendar, Pedoman Katalogisasi: Cara Mudah Membuat Katalog (Jakarta:Kencana, 2007), h. 101.
6Sumiyati dan Yuniasih. “Sari Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 9. ” Petunjuk
Teknis Penyusunan Buku di Rak Perpustakaan.” Artikel diakses pada 25 Maret 2010 dariwww.pustaka-deptan.go.id/pustakawan/Juknis09.pdf -h. 3.
5
sistem penjajaran katalog dan sistem penjajaran koleksi, yang kemudian penulis
ungkapkan dalam sebuah skripsi dengan judul: Sistem Temu Kembali Informasi
Pada Perpustakaan Sekolah SMA Negeri I Mauk Tangerang Banten
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang tersebut, maka dapat dibuat suatu
rumusan masalah, yaitu:
a. Bagaimana sistem penjajaran katalog pada Perpustakaan Sekolah SMA
Negeri I Mauk Tangerang.?
b. Bagaimana sistem penjajaran koleksi pada Perpustakaan Sekolah SMA
Negeri I Mauk Tangerang. ?
c. Kendala yang dihadapi dalam sistem penjajaran Informasi Pada
Perpustakaan Sekolah SMA Negeri I Mauk Tangerang.?
2. Batasan Masalah
Untuk mencegah meluasnya permasalahan yang dibahas serta
dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, biaya dalam penulisan skripsi ini,
maka penulis mengkhususkan diri untuk membahas secara dalam
mengenai. Sistem Penjajaran Informasi di Perpustakaan SMA Nagari I
Mauk Tangerang. Berupa penjajaran katalog kartu dan penjajaran koleksi
di perpustakaan SMA Negeri I Mauk.
6
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :
1. Mengetahui secara umum keadaan perpustakaan sekolah SMA Negeri I
Mauk Tangerang
2. Memperoleh gambaran bagaimana sistem penjajaran koleksi pada
perpustakaan sekolah SMA Negeri I Mauk Tangerang
3. Memperoleh gambaran bagaimana sistem penjajaran katalog di
perpustakaan sekolah SMA Negeri I Mauk Tangerang
4. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam sistem penjajaran informasi
pada perpustakaan sekolah SMA Negeri I Mauk Tangerang
D. Manfaat Penelitian
Penelitian di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Secara akademis, penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan bagi
pembangunan ilmu perpustakaan.
2. Secara peraktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
Perpustakaan Sekolah SMA Negeri I Mauk Tangerang, dalam
mengembangkan perpustakaan sekolah.
3. Dapat dijadikan bahan rujukan oleh pihak perpustakaan sekolah untuk
meningkatkan mutu perpustakaan dalam sistem simpan temu kembali
informasi.
4. Dapat dijadikan rujukan oleh siswa dalam temu kembali informasi
dengan cepat dan tepat.
7
E. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif, yaitu penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi
mengenai setatus segala yang ada atau keadaan apa adanya pada saat penelitian
dilakukan.
Penelitian skripsi ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dimana hasil
dari penelitian ini berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati7.
1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menguatkan hasil penelitian dalam mengumpulkan data
penulis menggunakan beberapa cara antara lain :
a. Observasi yaitu kegiatan pengamatan secara langsung terhadap objek
penelitian untuk mendapatkan data-data mengenai sistem penjajaran
katalog dan sistem penjajarankoleksi yang diterapkan diperpustakaan
SMA Negeri I Mauk Tangerang.
b. Wawancara, yaitu dengan mewawancarai langsung pustakawan yang
bertugas pada Perpustakaan SMA Negeri I Mauk Tangerang dengan
sumber yang terkait dengan topik penelitian skripsi ini.
c. Pemanfaatan dokumen, yaitu dengan menambah literatur berupa
buku, jurnal, artikel dan bahan lainnya guna mendukung landasan
teori penelitian.
7 Lexi Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006),h 4
8
F. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan skripsi ini penulis akan menguraikan secara
sistematis bab per bab, karena bab 1 dengan bab yang lainnya merupakan suatu
rangkaian serta mempunyai ikatan yang erat. Skripsi ini di bagi menjadi 5 bab
dengan rincian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi, latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Bab ini penulis akan membahas kerangka teoritis tentang
pengertian perpustakaan sekolah, fungsi perpustakaan sekolah,
tujuan dan tugas perpustakaan sekolah, sistem informasi
diperpustakaan, temu kembali informasi dan sistem penjajaran
informasi,
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH
Bab ini penulis akan membahas tentang Profil SMA Negeri I
Mauk, sejarah singkat Perpustakaan Sekolah SMA Negeri I
Mauk, struktur organisasi, visi dan misi. Kedudukan
perpustakaan SMA Negri I Mauk, Gedung dan Pelengkapan dan
Koleksi Perpustakaan.
9
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas prosedur penelitian, hasil wawancara yang
berisi sistem Klasifikasi, sistem penjajaran katalog kartu dan
sistem penjajaran koleksi pada Perpustakaan Sekolah SMA
Negeri I Mauk Tangerang
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dari
keseluruhan pokok bahasan dan saran-saran yang berhubungan
dengan pelaksanaan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
10
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Sekolah
1. Pengertian Perpustakaan Sekolah
Menurut Standar Nasional Indosesia (SNI) perpustakaan sekolah
adalah
”Perpustakaan yang berada pada suatu pendidikan formal dilingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakankegiatan integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan danmerupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainyatujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.”8
Sedangkan menurut Karmidi Martoatmojo perpustakaan sekolah
sebagai.
”Suatu unit pelengkapan pendidikan yang merupakan bagianterpadu dari sistem kurikulum yang mempunyai ruangan, koleksi,pengelolaan dan tenaga pengelola yang memadai menurut setandarsebagai pusat kegiatan belajar mengajar.”9
Kemudian definisi perpustakaan sekolah yang terdapat dalam buku
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah adalah.
”Perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah. Diadakannyaperpustakaan sekolah adalah untuk tujuan memenuhi kebutuhaninformasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan,khususnya para guru dan murid, perpustakaan berperan sebagaimedia dan sarana untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajardi tingkat sekolah.”10
8”Setandan Nasional Indonesia (SNI)” Artikel diakses pada 3 Juni 2010 dariwebsisni.bsn.go.id/?/sni_main/sni/index_sniptspt/851
9Karmidi Martoatmojo, Perpustakaan Sekolah dalam Mendukung Tugas Belajar Mengaja: Berita Perpustakaan Sekolah, (1981), h.13.
10 Pawit M. Yususf dan Yaya Suhenda, Pedoman Penyelenggaraan PerpustakaanSekolah. (Jakarta: Kencana, 2007), h.2.
11
Rohanda mendefinisikan istilah perpustakaan sekolah adalah:”Perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dantanggunng jawabnya kepada kepala sekolah, yang melayani sivitasakademik sekolah yang bersangkutan.”11
Berdasarkan dari beberapa definisi di atas penulis membuat
kesimpulan bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada
di lingkungan sekolah dan dikelola sepenuhnya oleh sekolah dan untuk
memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah,
kemudian sebagai media dan sarana untuk menunjang kegiatan proses
belajar mengajar.
2. Tujuan Perpustakaan Sekolah
Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan
diselenggarakannya pendidikan di sekolah secara keseluruhan, yaitu untuk
memberikan bekal kemampuan dasar pada siswa serta mempersiapkan
mereka untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi.
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) tujuan perpustakaan
sekolah adalah.
”Menyediakan pusat sumber belajar sehingga dapat membantupengembangan dan minat baca, literasi informasi, bakat sertakemampuan peserta didik.”12
Kemudian dalam Manifesto perpustakaan sekolah yang diterbitkan
IFLA/UNESCO dipaparkan butiran penting bagi pengembangan literasi
11 Rohanda, ”Fungsi dan Peranan Perpustakaan Sekolah,” Artikel diakses pada 11 Mei2010 dari www.ipi.or.id/Rohanda.doc
12”Standan Nasional Indonesia(SNI),” Artikel diakses pada 3 Juni 2010 dariwebsisni.bsn.go.id/?/sni_main/sni/index_sniptspt/851
12
informasi, pengajaran, pembelajaran dan kebudayaan serta merupakan jasa
inti perpustakaan sekolah atau tujuan perpustakaan sekolah:
1. Mendukung dan memperluas sasaran pendidikan sebagaimanadigariskan dalam misi dan kurikulum sekolah;
2. Mengembangkan dan mempertahankan kelanjutan anak dalamkebiasaan dan keceriaan membaca dan belajar, serta menggunakanperpustakaan sepanjang hayat mereka;
3. Memberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman dalammenciptakan dan menggunakan informasi untuk pengetahuan,pemahaman, daya pikir dan keceriaan;
4. Mendukung semua murid dalam pembelajaran dan praktekketerampilan mengevaluasi dan menggunakan informasi, tanpamemandang bentuk, format atau media, termasuk kepekaan modusberkomunikasi di komunitas;
5. Menyediakan akses ke sumber daya lokal, regional, nasional danglobal dan kesempatan pembelajar menyingkap ide, pengalamandan opini yang beraneka ragam;
6. Mengorganisasi aktivitas yang mendorong kesadaran sertakepekaan budaya dan sosial;
7. Bekerja dengan murid, guru, administrator dan orangtua untukmencapai misi sekolah;
8. Menyatakan bahwa konsep kebebasan intelektual dan aksesinformasi merupakan hal penting bagi terciptanya warga negarayang bertanggung jawab dan efektif serta partisipasi di alamdemokrasi;
9. Promosi membaca dan sumber daya serta jasa perpustakaansekolah kepada seluruh komunitas sekolah dan masyarakat luas.13
Di dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah
tujuan perpustakaan sekolah adalah:
a. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknikmembaca para siswa.
b. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca parasiswa.
c. Membantu menulis kreatif para siswa dengan bimbingan gurudan pustakawan.
d. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untukkepentingan pelaksanaan kurikulum.
13 ”Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO” Artikel diakses pada 3 Juni 2010dari http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm
13
e. Mendorong menggairahkan, memelihara, dan memberi semangatmembaca dan semangat belajar bagi para siswa.
f. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalamanbelajar siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yangmengandung ilmu pengetahuan dan teknologi yang disediakanoleh perpustakaan.
g. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggangmelalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumberbacaan lainnya yang bersifat rekreatif dan ringan, seperti bukufiksi, cerpen dan lainnya.14
Zurni Zahara menjelaskan tujuan dalam perpustakaan sekolah
diselenggarakan untuk :
a. Mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca,khususnya mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektorkehidupan.
b. Mengembangkan kemampuan mencari dan mengolah sertamemanfaatkan informasi.
c. Mendidik murid agar dapat memelihara dan memanfaatkanbahan pustaka secara tepat dan berhasil guna.
d. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.e. Memupuk minat dan bakatf. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.g. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawabdan usaha sendiri.15
Berdasarkan beberapa tujuan yang telah dijelaskan di atas maka
penulis membuat kesimpulan bahwa tujuan perpustakaan sekolah tidak
terlepas dari tujuan utama sekolah itu sendiri. Adapun memang
perpustakaan mempunyai tujuan tersendiri, seperti. Menjadi pusat belajar
mengajar, penyedia informasi, mengembangkan minat, kemampuan, dan
14 Pawit M. Yususf dan yaya Suhenda, Pedoman Penyelenggaraan PerpustakaanSekolah. ( Jakarta: Kencana, 2007). h. 2.
15 Zurni Zahara, ”Pengantar Perpustakaan Sekolah,” Artikel diases pada 11 Mei 2010 dariib.unj.ac.id/index.php?appid=cari&hlm=1447.
14
kebiasaan membaca dan mengembangkan kemampuan mencari dan
mengolah informasi.
3. Fungsi Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan adalah bagian yang integral dari sekolah. Oleh sebab
itu, fungsi dan tugasnya harus sejalan dengan fungsi diadakannya
pendidikan di sekolah.
Arif Surachman menjelaskan fungsi perpustakaan sekolah dalam
perannya di dunia pendidikan sebagai:
a. Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk pendidikan sepertitercantum dalam kurikulum sekolah
b. Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswamengembangkan kreativitas dan imajinasinya.
c. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisiwaktu luang (buku-buku hiburan)
d. Pusat Belajar Mandiri bagi siswa.16
Kemudian Larasati Milburga dalam bukunya membina perpustakaan
sekolah, fungsi perpustakaan sekolah adalah:
a. Membantu para siswa melakukan penelitian dan membantumenemukan keterangan-keterangan yang lebih luas dari pelajaranyang didapatnya di dalam kelas.
b. Memupuk daya kritis siswa.c. Membantu mengembangkan kegemaran dan hobi siswa dengan
adanya berbagai buku tentang keterampilan-keterampilan yangmeningkatkan daya kreasi siswa.
d. Tempat untuk melestarikan kebudayaan. Adanya koleksi-koleksikarya sastra dan budaya dari masa ke masa, siswa dapatmempelajari dari perpustakaan.
16 Arif Suachman, “Manajemen Perpustakaan Sekolah,” Artikel diakses pada 11 Mei2010 dari arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/manpersek.pdf
15
e. Sebagai pusat penerangan. Berbagai informasi-informasiperkembangan zaman sebagai penerangan bagi siswa untukberpijak pada zamannya.
f. Menjadi pusat dokumentasi. Berbagi dokumen-dokumen sekolahbaik dari hasil karya siswa atau pun dokumen lainnya yangberharga untuk dikenang dan diketahui para siswa tahun-tahunberikutnya bahkan bisa menjadi pendorong untuk maju.
g. Sebagai tempat rekreasi. Bacaan-bacaan ringan, cerita-cerita fiksiyang tersedia di perpustakaan dapat menjadi pelepas ketegangansetelah sekian jam menggeluti ilmu di dalam kelas. Masukperpustakaan dan membaca bacaan segar merupakan rekreasiyang sehat dan tetap mendidik.17
Berdasarkan fungsi yang dijelaskan di atas, penulis membuat
kesimpulan bahwa sudah semestinya perpustakaan menjadi bagian integral
dari sistem pembelajaran, bukan lagi menjadi pelengkap bagi keberadaan
sebuah sekolah. Karena mempunyai berbagai fungsi seperti fungsi
kegiatan belajar mandiri siswa, pusat kegiatan belajar mengajar dan
membantu mengembangkan kegemaran dan hobi siswa.
B. Sistem Informasi di Perpustakaan
Masyarakat dari berbagai kalangan membutuhkan informasi untuk
keperluannya masing-masing. Untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut.
Masyarakat membutuhkan sarana penyedia informasi, baik dalam bentuk
perorangan atau lembaga.
Perpustakaan merupakan salah satu pilihan atau alternatif yang diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan informasi. Hal ini disebabkan oleh perpustakaan
merupakan salah satu lembaga yang bergerak dalam bidang pelayanan informasi.
17 Larasati Milburga, et al. Membina Perpustakaan Sekolah. (Yogyakarta: Kanisius,1991). h.17.
16
Perpustakaan sendiri tidak hanya berguna memenuhi kebutuhan informasi bagi
pengguna, akan tetapi perpustakaan juga melatih untuk mengembangkan potensi-
potensi yang penguna miliki, seperti membangun minat baca, membangun rasa
kemandirian dalam menemukan informasi yang mereka butuhkan dan
menumbuhkan rasa tanggung jawab apabila pengguna menggunakan informasi di
perpustakaan.
Sebagai salah satu sumber daya strategis dalam perpustakaan. Informasi
yang telah terkumpul dan terolah dengan baik perlu disimpan dengan sebaik
mungkin. Kegiatan penyimpanan informasi sangat penting karena pengalaman
menunjukkan bahwa tidak semua informasi yang dimiliki digunakan segera. Oleh
sebab itu, informasi yang telah diolah dengan mengeluarkan biaya tertentu jangan
sampai hilang atau sukar ditemukan apabila diperlukan. Karena apabila informasi
hilang atau sukar ditemukan, sistem informasi di perpustakan tidak berjalan secara
maksimal dan berakibat fatal terutama berakibat kepada pengguna dan
perpustakaan itu sendiri.
17
Masukan :Karakteristik dan Organisasi
Keluar :Pencocokan dan Penampilan
SususnanKoleksi
Dokumen Pengindeksan
Katalogatau
sajianringkas
TemukembaliInformasi
Pengguna
Diagram di bawah ini adalah diagram yang memperlihatkan garis besar
sistem informasi di perpustakaan.
Gambar.1Diagram Sistem Informasi di Perpustakaan
Di bawah ini penjelasan diagram sebagai berikut:
a. Komponen sistem informasi di perpustakaan terdiri atas dokumen,
susunan koleksi, katalog, dan penggunaan yang saling tergantung.
Dokumen adalah bahan perpustakaan sebagai masukan. Susunan koleksi
adalah menyimpan fisik dokumen, sedangkan katalog menyimpan entri
katalog berisi cantuman bibliografi, pengguna adalah setiap orang yang
melakukan penelusuran untuk menemukan kembali informasi dari koleksi
perpustakaan.
18
b. Peroses yang berlangsung dalam sistem informasi adalah pengindeksan
dan temu kembali informasi. Pengindeksan dikerjakan di bagian masuk
sistem, meliputi karakteristik organisasi dokumen serta menghasilkan
katalog dan susunan koleksi sebagai sarana temu kembali informasi,
terjemahan dari retrival device. Temu kembali informasi berlangsung di
bagian keluar sistem, meliputi pencocokan dan penyampaian dokumen
kepada pengguna yeng melakukan penelusuran dalam katalog dan susunan
koleksi.
c. Garis lurus pada diagram menunjukan arah jalan unit informasi, yaitu
dokumen di dalam sistem, sedangkan garis putus-putus menandai
penelusurannya yang dilakukan pengguna dalam proses temu kembali
informasi.18
Kerangka sistem informasi ini dapat berfungsi sebagai suatu gambar garis
besar yang sederhana yang menonjolkan bagian-bagian terpenting setiap sistem
simpan dan temu balik informasi. Diagram di atas menunjukan ada beberapa
komponen dalam diagram. Seperti dokumen, katalog, indeks dan susunan
koleksi. Kemudian setelah itu proses berlangsungnya sistem informasi, terletak
pada pengindeksan dan temu kembali informasi. Pengindeksan sangatlah penting
apabila pengindeksan selesai maka hasilnya adalah katalog dan penjajaran koleksi
sebagai sarana temu kembali informasi.
18 L.K , Somadikarta,. Titik Akses Dalam Organisasi Informasi di Perpustakaan ( JurusanIlmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1998), h.3.
19
1. Dibutuhkan Sistem Penjajaran Informasi
Perpustakaan secara tradisional merupakan sumberdaya utama
produk informasi yang sebahagian besar dalam bentuk tercetak. Informasi
dalam bentuk tercetak harus diolah sedemikian rupa dengan prosedur yang
lazim digunakan di perpustakaan yang masih menggunakan sistem
manual. Misalkan, pembuatan katalog sebagai perwakilan buku, dan
sistem klasifikasi yang menghasilkan nomor panggil sebagai alat
penjajaran koleksi di rak koleksi.
Oleh sebab itu timbul pertanyaan kapan dibutuhkannya penjajaran
informasi,?
Tahapan ahir dalam kegiatan pengolahan informasi tercetak adalah
penjajaran informasi, oleh sebab itu apabila perpustakaan masih
menggunakan sistem manual, maka diperlukan sisitem penjajaran
informasi, seperti menjajarakan katalog kartu dalam laci katalog dan
penjajaran koleksi di rak koleksi
2. Tidak Dibutuhkan Sistem Penjajaran Informasi
Perpustakaan secara tradisional merupakan sumberdaya utama
produk informasi yang sebahagian besar dalam bentuk tercetak, tidak luput
dari pengaruh teknologi ini. Perubahan peran teknologi informasi
memperluas peran perpustakaan tradisional melampaui koleksi buku dan
pelayanan berbasis cetak yang menjadi citranya hingga kini. Perpustakaan
20
modern dewasa ini menyediakan spektrum menyeluruh produk dan
pelayanan informasi, baik yang berbasis cetak maupun elektronik.
Dewasa ini teknologi informasi memadukan informasi yang
disimpan dalam bentuk dokumen dengan informasi yang dapat dilihat
pada layar monitor. Dari perkembangan teknologi informai, para pengguna
tidak harus bingung untuk mencari informasi terletak atau di jajarkan di
mana. Pengguna hanya duduk di depan layar komputer . maka teknologi
yang akan menghasilkan informasi yang pengguna butuhkan.
Salah satu bentuk perkembangan teknologi informasi di
perpustakaan adalah terselenggaranya sistem otomasi. Sebagai
perkembangan dalam perpustakaan yang masih menggunakan sistem
manual.
Bagi perpustakaan yang sudah menerapkan sistem otomasi dan
sudah menggunakan OPAC sebagai sarana penelusuran informasi maka
semua katalog ditempatkan secara terpasang (online). Katalog terpasang
tidak mengenal macam-macam sisitem katalog sepeti katalog pengarang,
judul dan subjek. Proses indeks melalui program otomasi.19
Oleh sebab itu timbul pertanyaan kapan tidak dibutuhkan sistem
penjajaran informasi.?
Perkembangan teknologi menjawab itu. Apabila perpustakaan sudah
menerapkan sistem otomasi maka tidak dibutuhkan lagi sistem penjajaran
katalog secara manual dari cara yang lazim dilakukan di perpustakaan.
19 Darmono, Perpsutakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja.(Jakarta: Grasindo,2007), h. 109.
21
C. Temu Kembali Informasi
1. Pengertian Temu Kembali Informasi
Sistem temu kembali informasi merupakan sistem yang berfungsi
untuk menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan pemakai.
Salah satu hal yang perlu diingat adalah bahwa informasi yang diproses
terkandung dalam sebuah dokumen yang bersifat tekstual/tertulis. Dalam
konteks ini, temu kembali informasi berkaitan dengan representasi,
penyimpanan, dan akses terhadap dokumen representasi dokumen.
Dokumen yang ditemukan tidak dapat dipastikan apakah relevan dengan
kebutuhan informasi pengguna yang dinyatakan dalam query. Pengguna
sistem temu kembali informasi sangat bervariasi dengan kebutuhan
informasi yang berbeda-beda.
Sistem temu kembali informasi sebagai suatu proses terdiri atas
enam komponen utama yaitu:
1. Kumpulan dokumen
2. Pengindeksan
3. Kebutuhan informasi pemakai
4. Strategi pencarian
5. Kumpulan dokumen yang ditemukan
6. Penilaian relevansi.20
20 ”Konsep Dasar Sistem Temu Kembali Informasi”, h. 14. artikel diakses pada 29 Maret2010 dari www.cs.ui.ac.id/.../TKSI/.../MIK%20Bab%201%20konsep%20IRS.doc
22
2. Tujuan dan Fungsi Sistem Temu Kembali Informasi
Sistem Temu Kembali Informasi didesain untuk menemukan
dokumen atau informasi yang diperlukan oleh masyarakat pengguna.
Sistem temu kembali informasi bertujuan untuk menjembatani kebutuhan
informasi pengguna dengan sumber informasi yang tersedia dalam situasi
seperti dikemukakan oleh Belkin sebagai berikut:
a. Penulis mempresentasikan sekumpulan ide dalam sebuah dokumenmenggunakan sekumpulan konsep.
b. Terdapat beberapa pengguna yang memerlukan ide yangdikemukakan oleh penulis tersebut, tapi mereka tidak dapatmengidentifikasi dan menemukannya dengan baik.
c. Sistem temu kembali informasi bertujuan untuk mempertemukanide yang dikemukakan oleh penulis dalam dokumen dengankebutuhan informasi pengguna yang dinyatakan dalam bentukpertanyaan (query).21
Berkaitan dengan sumber informasi di satu sisi dan kebutuhan
informasi pengguna di sisi yang lain, sistem temu kembali informasi
berperan untuk:
a. Menganalisis isi sumber informasi dan pertanyaan pengguna.b. Mempertemukan pertanyaan pengguna dengan sumber informasi
untuk mendapatkan dokumen yang relevan.
Adapun fungsi utama sistem temu kembali informasi adalah seperti
yang dikemukakan dalam artikel Konsep Dasar Sistem Temu Kembali
Informasi sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi sumber informasi yang relevan dengan minatmasyarakat pengguna yang ditargetkan.
b. Menganalisis isi sumber informasi (dokumen)c. Merepresentasikan isi sumber informasi dengan cara tertentu yang
memungkinkan untuk dipertemukan dengan pertanyaan (query)pengguna.
21 Ibid., h. 2.
23
d. Merepresentasikan pertanyaan (query) pengguna dengan caratertentu yang memungkinkan untuk dipertemukan sumberinformasi yang terdapat dalam basis data.
e. Mempertemukan pernyataan pencarian dengan data yang tersimpandalam basis data.
f. Menemu kembalikan informasi yang relevan.g. Menyempurnakan unjuk kerja sistem berdasarkan umpan balik
yang diberikan oleh pengguna.22
Fungsi-fungsi di atas menyebutkan bahwa fungsi sistem temu
kembali informasi antara lain mengidentifikasi sumber yang relevan
dengan minat masyarakat pengguna yang di targetkan dan menganalisiss
informasi melalui setiap pertanyaan kemudian hasilnya menemukan
kembali informasi yang relevan.
3. Sarana Temu Kembali Informasi
Kumpulan ribuan informasi yang begitu banyak dalam perpustakaan
akan sulit untuk menemukannya kembali jika tidak ada suatu sistem yang
baik oleh sebab itu perlu ada sarana temu kembali informasi.
Berbagai macam informasi tersimpan di perpustakaan. Dengan
landasan informasi tersebut bermanfaat untuk pemustaka. Kemudian
timbul pertanyaan bagiamana untuk memudahkan menemukan kembali
sebuah informasi yang tersimpan di perpustakaan.23
Perpustakaan menyediakan metode yang bisa mempercepat dan
mempermudah dalam temu kembali informasi, metode ini dibagi menjadi
dua yaitu :
22 Ibid., h. 3.23 Kosam Rimbarawa, Dasar-dasar Organisasi Informasi. (Jakarta: Hakaeser,2004), h.27
24
1. Sistem Katalog2. Sistem Susunan/jajaran koleksi dalam rak
Kedua metode di atas akan sangat diperlukan dalam pengelolaan
perpustakaan sekolah terutama dalam temu kembali informasi, karena
kedua metode ini sebagai alat bantu utama dalam temu kembali informasi
di perpustakaan. Pemustaka dapat menggunakan sarana temu kembali
informasi ini berupa sistem katalog dan sitem penjajaran koleksi sebagai
alat untuk menemukan kembali informasi yang dibutuhkan dengan cepat
dan tepat.
D. Katalogisasi dan Klasifikasi
1. Pengertian Katalog
Menurut Darmono pengertian katalog secara umum adalah ”suatu
daftar yang berurutan yang berisi informasi tertentu dari benda atau
barang.”24
Menurut Miswan Katalog adalah ”daftar bahan pustaka yang
dikoleksi oleh perpustakaan tertentu, yang merupakan wakil bahan pustaka
tersebut dan disusun secara sistematis (berabjad, berkelas).”25
Dari semua pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa
katalog merupakan suatu daftar informasi yang berisi keterangan-
keterangan yang lengkap dari suatu buku, dokumen, atau bahan pustaka
24 Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakan Sekolah, (Jakarta: Grasindo, 2001),h. 105.
25 Miswan, ”Klasifikasi dan Katalogisasi: Sebuah Pengantar,” Artikel diakses pada 27april 2010 dari http://www.researchkesos.com/download/jurnal_vol_14.pdf
25
lainnya dan sebagai wakil dari bahan pustaka tersebut. Kemudian disusun
secara sistematis menurut alfabetis atau berkelas.
2. Fungsi Pengkatalogan
Mengkatalog buku-buku sekolah sangat penting dilakukan oleh
pustakawan. Sebab katalog berfungsi sebagai alat menginformasikan
buku. Dengan membaca katalog, siswa-siswa dapat mengetahui apakah
buku-buku yang sedang diperlukan ada atau tidak ada di perpustakaan
sekolah.
Oleh sebab itu ada dua fungsi yang dimiliki oleh katalog, dalam hal
ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Katalog sebagai alat komunikasi yang menginformasikan buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah. Karena katalog sebagaialat komunikasi sudah semestinya katalog itu berisi bahan-bahaninformasi yang akan dikomunikasikan, seperti ciri buku misalnyajudul buku, pengarang, edisi, kota terbit, penerbit, tahun terbit,dan sebagainya.
b. Katalog sebagai wakil buku. Fungsi ini sebagai konsekuensilanjut dari fungsi pertama, karena katalog itu memberiketerangan yang lengkap tentang ciri-ciri buku, dengan membacakatalog dapat secara langsung memperoleh gambaran mengenaibukunya.26
Wisman menjelaskan dalam artikel Klasifikasi dan Katalogisasi.
Pengkatalogan mempunyai beberapa fungsi yaitu :
a. Memungkinkan seseorang menemukan sebuah bahan pustakayang diketahui berdasarkan pengarang, judul atau subyeknya.
b. Menunjukkan bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan olehpengarang tertentu, dalam subyek tertentu, atau dalam bentukliteratur tertentu.
26 Ibid., h. 91.
26
c. Membantu memilih bahan pustaka berdasarkan edisinya ataukarakternya.27
Dari berbagai fungsi yang telah dijelaskan di atas penulis memberi
kesimpulan bahwa fungsi katalog adalah alat komunikasi yang
menginformasikan dan sebagai perwakilan dari buku, katalog sendiri
membantu pengguna dalam menemukan buku-buku di perpustakaan dan
sebagai alat penunjuk bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan tersebut.
3. Macam-macam Bentuk Katalog
a. Katalog Manual (Katalog Kartu)
Katalog merupakan keterangan singkat atau wakil dari suatu
dokumen, juga sebagai alat bantu penelusuran dalam perpustakaan.
Katalog kartu pada dasarnya dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :
Katalog pengarang, katalog judul dan katalog subjek, Setiap kartu
mempunyai fungsi penelusuran masing-masing.
....”dalam penjajaran katalog kartu di lemari, katalog disusunsecara alfabetis dengan dua pendekatan yaitu sistem penjajaranberdasrkan huruf demi huruf dan berdasarkan kata demi kata.28
Dalam katalog perpustakaan sistem penjajaranya amat penting di
butuhkan untuk membantu pemustaka dan pengelola perpustakaan
dalam siklus penemuan kembali informasi.
Menurut Lasa dalam Kamus Istilah Perpustakaan menjelaskan
dari segi cara penyusunanya katalog dibagi menjadi dua yaitu :
27 Miswan, ”Klasifikasi dan Katalogisasi: Sebuah Pengantar,” Artikel diakses pada 27april 2010 dari http://www.researchkesos.com/download/jurnal_vol_14.pdf
28 Ibid, h. 101.
27
1. Katalog susunan kamus (Dictionary Catalog). Kartupengarang, judul, dan subjek disusun alfabetis menjadi satususunan. Dengan demikian hanya ada satu susunan katalogyang disusun A-Z sedangkan kartu cek disusun menurutsusunan klasifikasi.
2. Katalog terbagi (Divided Catalog). Cara susunan katalogterpisah yaitu daftar yang berisi tajuk subjek, tajuk subjeksendiri urutannya berabjad, sedangkan kartu pengarang dapatdijadikan susunan alfabetis. Sistem ini disebut katalog dua dimensi.29
b. Katalog Online Public Access Catalogue (OPAC)
Dalam perkembangan perpustakaan yang semakin pesat banyak
perpustakaan memanfaatkan kecanggihan komputer. Koleksi
perpustakaan terekam dan tersimpan dalam sebuah database, dimana
pemustaka bisa akses melalui komputer yang disediakan. Database
dapat diakses baik lokal, regional maupun internasional. Bentuk
katalog ini yang paling fleksibel dan paling modern, penambahan,
penyusutan atau perubahan terhadap entri bahan pustaka dapat
dilakukan setiap saat dan sangat cepat. Sehingga hasilnya akan segera
diketahui, yang paling menguntungkan bagi pemustaka, karena
mereka bisa mengakses dengan menggunakan access point yang
divariasikan30.
Katalog merupakan keterangan singkat atau wakil dari suatu
dokumen, demikian pula katalog elektronik dari sistem perpustakaan
yang terotomasi. Subsistem seperti OPAC dan sirkulasi saling
29 Lasa HS, Kamus Istilah Perpustakaan, (Yogyakarta: Kanisius.). h. 230
Eka Kusmayadi dan Etty Andriaty, “Kajian on-line public access catalogue (OPAC)dalam pelayanan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian,” artikel diakses pada 30 april2010 dari www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/pp152065.pdf
28
berinteraksi dalam menyediakan layanan automasi. Sistem katalog
yang dirancang dengan baik merupakan kunci keberhasilan penerapan
automasi perpustakaan
Katalog on-line atau OPAC merupakan sistem katalog
perpustakaan yang menggunakan komputer. Pangkalan datanya
biasanya dirancang dan dibuat sendiri oleh perpustakaan dengan
menggunakan perangkat lunak komersial atau buatan sendiri. Katalog
ini memberikan informasi bibliografi dan letak koleksinya. Katalog
biasanya dirancang untuk mempermudah pengguna sehingga tidak
perlu bertanya dalam menggunakannya (user friendly).31
OPAC adalah suatu sistem temu balik informasi berbasis
komputer yang digunakan oleh pengguna untuk menelusur koleksi
suatu perpustakaan atau unit informasi lainnya. Melalui OPAC,
pengguna dimungkinkan juga dapat mengetahui lokasi atau tempat
penyimpanannya. Melalui OPAC, pengguna bisa menelusur dokumen
yang dibutuhkan dengan berbagai cara, yang tidak mungkin dapat
dilakukan pada katalog kartu atau katalog manual lainnya, misalnya
menelusur berdasarkan kata kunci ke semua ruas, menelusur
menggunakan operator Boolean, operator word adjacency dan
sebagainya. Sistem OPAC biasanya menawarkan atau menyediakan
akses yang luas kepada seluruh cantuman bibliografi. Hasil
31Ibid.
29
penelusuran melalui sistem OPAC dapat ditampilkan secara sistematis
dan bervariasi.32
OPAC dapat diakses melalui terminal pada tempat yang berbeda
dari dalam atau dari luar gedung perpustakaan, melalui Local Area
Networks (LAN) dan Wide Area Networks (WAN), sedangkan pada
katalog kartu dan katalog manual lainnya hal itu tidak mungkin
dilakukan. Pengguna yang berbeda, yang berada di dalam atau di luar
gedung perpustakaan dimungkinkan menggunakan sistem OPAC
secara bersama, sekalipun menelusur cantuman yang sama pada waktu
yang bersamaan, sedangkan bila menggunakan katalog kartu, hal itu
tidak mungkin dapat dilakukan. Kelemahan penggunaan sistem OPAC
ialah dipengaruhi faktor luar seperti terputusnya aliran listrik.33
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan OPAC
adalah:
1. Pengguna dapat mengakses secara langsung ke dalam pangkalan
data yang dimiliki perpustakaan,
2. Mengurangi beban biaya dan waktu yang diperlukan dan yang
harus dikeluarkan oleh pengguna dalam mencari informasi,
3. Mengurangi beban pekerjaan dalam pengelolaan pangkalan data
sehingga dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja,
4. Mempercepat pencarian informasi.
32 Ibid.33
Mia Anjasari, ”Sistem Penelusuran di PT Indosiar Visual Mandiri,” Artikel diaksespada 29 April 2010 dari http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/bai-journal/art_mia-edit.pdf
30
5. Dapat melayani kebutuhan informasi masyarakat dalam
jangkauan yang luas34.
4. Pengertian Klasifikasi
Secara bahasa kata klasifikasi mempunyai arti ”pengelompokan atau
suatu yang dikelompokan, (pembentukan suatu kelompok). Sedangkan
yang merujuk pada kegiatan mengklasifikasi atau to calssify berarti,
Kegiatan penyusunan dalam suatu kelas atau kelompok, (membentuk
suatu kelas).”35
Klasifikasi yang diterapkan di pusat informasi dan perpustakaan
didefinisikan sebagai ”penyusunan sistematik terhadap buku dan bahan
pustaka lain atau katalog atau entri indeks berdasarkan subjek, dalam cara
paling berguna bagi mereka yang membaca atau mencari informasi.”36
Pengertian klasifikasi yang ditujukan di atas tersebut bahwa
klasifikasi pada dasarnya merupakan kegiatan pengelompokan atau
penggolongan atau penyusunan sesuatu ke dalam tempatnya atau
berdasarkan kelas.
34 Eka Kusmayadi dan Etty Andriaty “Kajian on-line public access catalogue (OPAC)dalam pelayanan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian” Artikel diakses pada 30April 2010 dari www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/pp152065.pdf
35 M Kailani Eryono dan Agus Rifai. Diklat Klasifikasi,(Jakarta : Jurusan IlmuPerpsutakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 6.
36 Wisman, ”Klasifikasi dan Katalogisasi: Sebuah Pengantar,” artikel diakses pada 27april 2010 dari http://www.researchkesos.com/download/jurnal_vol_14.pdf
31
5. Fungsi dan Tujuan Klasifikasi
Gatot Subrata menjelaskan bahwa klasifikasi mempunyai fungsi
ganda, yaitu :
a. Sebagai sarana penyusunan bahan pustaka di rak,b. Sebagai sarana penyusunan entri bibliografis dalam katalog
tercetak, bibliografi dan indeks dalam tata susunan sistematis.37
M Kailani Eryono dan Agus Rifai dalam diktat klasifikasi
menjelaskan tentang tujuan klasifikasi di perpustakaan sebagai berikut:
a. Menghasilkan susunan dokumen yang paling berguna (helpfulsequence)
b. Menempatkan dokumen pada tempatnya yang benarc. Penyusunan yang bersifat mekanisme.d. Penambahan dokumen baru, yaitu bahwa klasifikasi
perpustakaan dapat membantu menemukan bahan pustaka yangterdapat didalam perpustakaan meskipun terdapat penambahandokumen baru.
e. Klasifikasi perpustakaan dapat mempermudah didalam menarikdokumen dari tempat atau steknya.
f. Klasifikasi perpustakaan dapat membantu didalam organisasipemajangan buku.38
Dengan demikian dengan menggunakan sistem klasifikasi, koleksi
perpustakaan dapat disusun sedemikian rupa sehingga diperoleh
kemudahan sebagai berikut :
a. Memudahkan dalam penyusunan koleksi dalam penyimpanan/penyusunan dengan menggunakan notasi klasifikasi sebagaitanda buku sebagai call Number, sehingga buku-buku yang samaatau mirip isinya akan terkelompokan.
b. Memudahkan dalam penelusuran bahan pustaka
37 Gatot Subrata, ”Kelasifikasi Bahan Pustaka,” Artikel diakses pada 28 april 2010 darilibrary.um.ac.id/images/.../KLASIFIKASI%20Bahan%20Pustaka.pdf
38 M Kailani Eryono dan Agus Rifai. Diklat Klasifikasi, (Jakarta : Jurusan IlmuPerpsutakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 9.
32
c. Memudahkan dalam penyusunan bibliografi menurut pokokmasalah
d. Memudahkan dalam mengadakan perimbangan koleksi yangdimiliki perpustakaan.39
Uraian tersebut di atas memberikan pengertian bahwa kegiatan
klasifikasi merupakan bagian penting dalam suatu organisasi informasi
yang bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam suatu proses temu
kembali informasi secara cepat.
6. Sistem Klasifikasi
Sebagai kegiatan pengelompokan benda atau objek, klasifikasi di
perpustakaan digunakan untuk mengelompokan dokumen atau bahan
pustaka berdasarkan ciri-ciri tertentu. Dokumen atau bahan pustaka akan
dikelola dengan cara pengelompokan menurut aturan atau cirri-ciri
tertentu, baik ciri fisik atau ciri isi.
Ada beberapa sistem klasifikasi, diantaranya adalah:
a. Klasifikasi Artifisial
Sistem ini adalah mengelompokkan bahan pustaka berdasarkan
ciri atau sifat-sifat lainnya, misalnya pengelompokan menurut ciri-
ciri fisik seperti alfabetis, bahasa dokumen, ukuran, warna sampul
dan karakteristik lainnya.
b. Klasifikasi Utility
Pengelompokan bahan pustaka dibedakan berdasarkan
kegunaan dan jenisnya. Misal, buku bacaan anak dibedakan dengan
39 Ibid. h. 9
33
bacaan dewasa. Buku pegangan siswa di sekolah dibedakan dengan
buku pegangan guru. Buku koleksi referens dibedakan dengan
koleksi sirkulasi (berdasar kegunaannya)
c. Klasifikasi Fundamental
Pengelompokan bahan pustaka berdasarkan ciri subyek atau isi
pokok persoalan yang dibahas dalam suatu buku. Pengelompokkan
bahan pustaka berdasarkan sistem ini mempunyai beberapa
keuntungan, diantaranya:
1. Bahan pustaka yang subyeknya sama atau hampir sama,letaknya berdekatan.
2. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalammenilai koleksi yang dimiliki dengan melihat subyek manayang lemah dan mana yang kuat.
3. Menudahkan pemakai dalam menelusur informasi menurutsubyeknya.
4. Memudahkan pembuatan bibliografi menurut pokokmasalah.
5. Untuk membantu penyiangan atau weeding koleksi.40
Di perpustakaan bentuk-bentuk klasifikasi tersebut sering dilakukan
tetapi biasanya klasifikasi fundamental merupakan kegiatan utama yang
dilakukan dalam rangka pengorganisasian bahan pustaka. Kegiatan
pengklasifikasian bahan pustaka lebih dikehendaki berdasarkan sifat-sifat
asasi, yaitu menurut isi atau subjek. Cara ini lebih bermanfaat dibanding
dengan cara yang lain misalnya menurut tinggi buku, warna buku, dan
lain-lain41.
40 Gatot Subrata, ”Kelasifikasi Bahan Pustaka,” artikel diakses pada 28 april 2010 darilibrary.um.ac.id/images/.../KLASIFIKASI%20Bahan%20Pustaka.pdf
41 M Kailani Eryono dan Agus Rifai. Diklat Klasifikasi, (Jakarta : Jurusan IlmuPerpsutakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 9.
34
E. Sistem Penjajaran Informasi (Filing System)
1. Pengertian filing
Menurut Erick Fajri dalam Filing System Reka Medis : Peran
Informasi dalam Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit, menjelaskan
bahwa filing adalah ”kegiatan menaruh berkas-berkas dalam suatu tempat
penyimpanan secara tertib menurut sistem, susunan dan tata cara yang
telah ditentukan sehingga pertumbuhan berkas-berkas tersebut dapat
dikendalikan dan setiap kali diperlukan dapat secara cepat ditemukan
kembali. Walaupun kegiatan itu berwujud penyimpanan, tapi titik beratnya
adalah penemuan kembali suatu berkas yang sewaktu-waktu diperlukan”42.
Maksud suatu informasi atau file disimpan adalah ”memperoleh
informasi yang terkandung di dalam berkas itu dapat diperoleh kembali
bila diperlukan. Oleh sebab itu inti dari filing adalah penemuan kembali
informasi dengan cepat dan tepat. Sistem filing yang dipilih dipergunakan
hendaknya menjamin kemudahan pencarian kembali berkas/koleksi yang
tersimpan, apapun sistem yang dipergunakan.”43
Pengertian di atas menjelaskan bahwa filing adalah penemuan
kembali informasi di perpustakaan dengan cepat dan tepat, apapun sistem
yang digunakan sistem itu akan membantu perpustakaan dalam penjajaran
informasi di perpustakaan dan akan membantu pemustaka untuk
menemukan kembali dengan cepat informasi yang mereka inginkan.
42 Fajri, Erick. ”Filing System Reka Medis :Peran Informasi dalam Pelayanan Kesehatandi Rumahsakit”. artikel diakses pada 31 maret 2010 dari http://medfo.net46.net/filing sistemrekam medis.pdf. h. 14
43 Ibid. h. 13
35
Untuk mengatasi dan memecahkan kesulitan di bidang tata koleksi,
sebenarnya di sinilah letak pengertian filing sesungguhnya. Filing adalah
”teknik untuk memperoleh kembali informasi yang tersimpan di
perpustakaan.”44
Pengertian ini menunjukan bahwa sangat penting susunan dan
tatacara penyimpanan atau penjajaran informasi dengan kegiatan
menjajarkan koleksi secara tertib dan menurut sistem yang telah
ditentukan, kegiatan penyimpanan dan penjajaran koleksi adalah agar
pemustaka dapat menemukan kembali informasi yang mereka butuhkan
dengan cepat dan tepat. Oleh sebab itu yang lebih penting dalam
penjajaran atau penyimpanan koleksi adalah temu kembali informasi yang
telah dijajarkan atau disimpan dengan tertib dengan sistem tertentu.
2. Tata Penjajaran / Penyusunan Informasi
a. Tata Penjajaran Berdasarkan Kelas
1) Pengertian Kelas
Kelas dalam batasan umum adalah ”suatu kelompok benda
yang memiliki beberapa ciri yang sama.”45
Dalam temu kembali informasi yang disebut kelas adalah
sekelompok bahan pustaka yang paling sedikit mempunyai satu ciri
yang sama. Kegiatan pengelompokan atau pembentukan kelas
disebut klasifikasi.
44 Ibid. h. 1345 Wisman, ”Klasifikasi dan Katalogisasi: Sebuah Pengantar,” artikel diakses pada 11 Mei
2010 dari http://www.researchkesos.com/download/jurnal_vol_14.pdf
36
Keterangan di atas menjelaskan bahwa pengkelasan adalah
satu kegiatan pengelompokan bahan pustaka yang paling sedikit
mempunyai satu ciri yang sama. Pengkelasan ini disebut
klasifikasi.
2) Komponen Nomor Panggil (Call Number)
Notasi klasifikasi belum cukup untuk mengidentifikasi bahan
pustaka dan membedakanya dari bahan pustaka lainnya dalam
subjek yang sama, oleh sebab itu setiap bahan pustaka diberi tanda
tersendiri yang membedakan dari bahan pustaka lainnya. Tanda ini
disebut nomor panggil buku. Nomor panggil buku berfungsi untuk
menempatkan bahan pustaka di rak. Penempatan bahan pustaka
dapat bersifat tetap dan dapat bersifat relatif tergantung sistem
klasifikasi mana yang digunakan untuk mengorganisir bahan
pustaka46.
Nomor panggil bahan pustaka terdiri dari tiga unsur, yaitu :47
a. Nomor klasifikasi yang menunjukan subjek buku.b. Sandi pengarang tiga huruf pertama dari tajuk entri
utama yaitu nama, pengarang dan judul.c. Satu huruf pertama dari judul.
Dalam susunan penempatan koleksi, penempatanya
didasarkan pada salah satu cara penempatan koleksi, yaitu
penempatan relatif dan penempatan tetap.
46 Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakan Sekolah,(Jakarta : Grasindo, 2001),h. 108.
47 Ibid. h. 108
37
a) Contoh Penjajaran/Penyusunan Bahan Pustaka dengan
menggunakan Nomor Panggil (Call Number).
Bahan pustaka di rak disusun mengikut abjad nomor
panggil. Bacaan nomor panggil adalah dari arah kiri ke
kanan dan atas ke bawah mengikut setiap petak rak. Contoh
bagaimana penyusunan bahan pustaka di rak mengikut
nomor panggil adalah sebagai berikut:
b. Tata Penjajaran Berdasarkan Alfabetis
1) Sistem Penjajaran Huruf demi Huruf
Sistem penjajaran huruf demi huruf ini dijajarkan secara
alfabetis, penjajarannya diawali dengan huruf awal seperti huruf. A
setelah itu disusul dengan huruf kedua seperti B dan selanjutnya.
Contoh Penjajaran Huruf demi Huruf :
PUSARA
PUSARA CINTA
PUSARA NAIR
PUSARA SUNYI
574LAP
576ABI
c
630SAL
p
630ZAH
m
631DAR
r
632.52PAN
b
38
2) Sistem Penjajaran Kata Demi Kata
Sistem penjajaran kata demi kata adalah pengelompokan kata
demi kata sesuai dengan kata awalannya dengan penjajaran secara
alfabetis.
Sistem Penjajaran Kata demi kata ini menggunakan
pengelompokan kata perkata menurut kata awalan, kemudian
apabila perkata itu telah dikelompokan menurut kata awalan maka
penjajaran bisa dilakukan secara alfabetis dengan kata awalan
sepereti contoh :.
PUSARA
PUSARA CINTA
PUSARA SUNYI
PUSARAN AIR
Inisial/singkatan dianggap sebagai kata yang terpisah,
masing-masing terdiri dari satu huruf. misalnya, Akronim
diperlakukan sebagai satu kata, misalnya Kopkamtib, Pangdam,
Polda, sedangkan untuk angka disetarakan dengan abjad, misalnya
12 disetarakan dengan dua belas, untuk Mangku Negoro X
disetarakan dengan Mangku Negoro 10.
3) Contoh Penjajaran Katalog Pengarang
Digunakan jika buku yang akan kita cari hanya diketahui
nama pengarangnya. Atau ingin mengetahui pengarang tertentu
telah mengarang buku apa saja. Katalog pengarang disusun
39
sistematis berdasarkan nama pengarang suatu karya di dalam
kabinet katalog. Melalui katalog pengarang dapat diketahui nama
pengarang tertentu telah menghasilkan karangan-karangan
tertentu.
Gambar. 2Penjajaran Katalog Pengarang
4) Contoh Penjajaran Katalog Judul
Katalog berdasarkan judul ini digunakan jika buku yang akan
kita cari hanya diketahui judul bukunya. Atau ingin mengetahui
judul buku tertentu yang sama telah dikarang oleh pengarang
mana saja. Katalog judul disusun secara sistematis berdasarkan
judul dalam kabinet katalog. Melalui katalog judul dapat diketahui
judul-judul buku yang sama, yang dikarang oleh pengarang yang
berbeda.
150MAS Mas’ud, Ali
150DAR Darmono
650BUD Budaryono
9598ANA Anang, SunartoS Sejarah dan perkembangan
Perpustakaan di indonesia /Sunarto Anang.—Cet.2. Malang:Penerbit tanpa nama,1998.V, 120 hlm.1. PERPUSTAKAAN – SEJARAHI. Judul
40
Gambar. 3 Penjajaran Katalog Judul
5) Contoh Penjajaran Katalog Subjek
Katalog Subjek digunakan bila kita ingin mengetahui
berbagai buku yang membahas subyek yang sama, biasanya
sering digunakan dalam mengumpulkan bahan pustaka untuk
kepentingan pembuatan penelitian, makalah dsb. yang membahas
suatu subyek tertentu. Melalui katalog subyek akan diketahui
karya-karya yang dikarang oleh berbagai pengarang dengan judul
yang berbeda-beda tetapi memiliki pokok bahasan yang sama.
Gambar. 4Penjajaran Katalog Subjek
LEBAH
INSEKTISIDA
FILSAFAT TIMUR
FIKSI
808MAR Marwah, Anugrah Adi
J Jejak langkah di bukit merah /olehAnugrah Adi Mawar – Cet.2.-Jakarta : Pustaka Hiburanv. 88 hlm.
1. FIKSI i. Judul
Matematika untuk sekolah dasar
Kelinci – kelinci putih
Jepang : Selayang pandang
Jejek langkah di bukit merah808MAR Marwah, Anugrah Adi
J Jejak langkah di bukit merah /olehAnugrah Adi Mawar – Cet.2.-Jakarta : Pustaka Hiburanv. 88 hlm.
1. FIKSI i. Judul
41
6) Contoh Penjajaran Kartu Katalog Di laci Katalog
Kemudian katalog kartu akan disusun di laci katalog
berdasarkan alfabetis mulai dari katalog pengarang, katalog judul
dan katalog subjek.
Di bawah ini contoh penjajaran katalog di dalam laci
katalog berdasarkan alfabetis.
Gambar. 5Penjajaran Katalog di Laci Katalog
c. Sistem Penjajaran Koleksi
Penjajaran koleksi atau penyusunan koleksi merupakan
kegiatan yang tidak kalah pentingnya dengan kegiatan-kegiatan lain
dalam rangkaian pengelolaan pepustakaan sekolah dan harus
mendapatkan perhatian khusus dari pustakawan. Apabila koleksi di
susun atau dijajarkan dengan sebaik-baiknya siswa bisa menemukan
informasi tersebut sewaktu-waktu diperlukan, sebaliknya juga apabila
koleksi tidak disusun atau tidak dijajarkan dengan sebaik-baiknya
maka akan mempersulit siswa dalam menemukan informasi yang
mereka butuhkan di perpustakaan dan sebagai dampaknya siswa akan
merasa malas mencari informasi karena sering mengalami kesulitan
42
dalam menemukan dan bahkan sama sekali tidak menemukan koleksi
yang mereka inginkan.
Koleksi di perpustakana perlu disusun atau dijajarkan menurut
sistem tertentu, agar mudah di cari dan di temukan sewaktu-waktu di
butuhkan oleh pengguna.
Untuk Penjajaran koleksi dapat menggunakan dua metode yaitu
sistem penempatan/penjajaran relatif dan sistem penempatan/penjajaran
tetap.
1) Sistem Penempatan Tetap
Penempatan tetap adalah ”penempatan yang didasarkan pada
ciri-ciri lain selain subjek, misalnya nomor induk, nama pengarang,
jenis kemasan.”48
Pengertian di atas menjelaskan bahwa sistem ini menggunakan
media penjajaran atau penyusunan koleksi dengan cara jenis
kemasan atau dengan penjajaran menurut tinggi buku, sistem ini
mempunyai kesulitan ketika ada koleksi baru yang akan datang maka
dari itu sistem ini jarang digunakan pada perpustakaan karena
mempunyai kelemahan tersendiri dalam penjajarannya.
48 L.K , Somadikarta,. Titik Akses Dalam Organisasi Informasi di Perpustakaan (:Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1998), h. 2
43
2) Sistem Penempatan Relatif
Menurut Sumiyati dan Yuniasih”Penempatan relatif
mengandung arti bahwa diantara dua buku yang berdekatan dapat
disisipkan dengan buku-buku lain, sesuai dengan urutan nomor
panggil, sehingga letak buku dapat berubah tetapi tetap
sistematis.”49
Di bawah ini adalah contoh penempatan relatif dengan media
penjajaran nomor panggil.
1. Buku diatur menurut status skema klasifikasi, misalnya
DDC, mulai dari kelas 000 – 999, dan juga
memperhatikan titik dimensinya.
Contoh :
Jajaran I : 020, 021, 021.1, 021.101, 089, 100…dst
Jajaran II : 181.16, 297.006, 297.1. ..dst
2. Apabila ada buku dengan nomor kelas yang sama lebih
dari satu, maka urutannya didasarkan tiga huruf pertama
nama pengarang.
Contoh :
49Sumiyati dan Yuniasih. “Sari Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 9 ” Petunjuk
Teknis Penyusunan Buku di Rak Perpustakaan,” Artikel diakses pada 25 Maret 2010 dariwww.pustaka-deptan.go.id/pustakawan/Juknis09.pdf -
297DON
297PAR
297SUP
44
3. Apabila ada buku dengan nomor kelas yang sama, nama
pengarang sama lebih dari satu, maka urutannya
didasarkan pada huruf pertama judul
Contoh:
Perinsipnya adalah penjajaran/penyusunan koleksi dalam rak
koleksi adalah pemilihan sistem yang tepat, yang cocok untuk di
terapkan di perpustakaan. Di atas telah dijelaskan sistem- sistem untuk
penjajaran koleksi seperti sistem penjajaran/penyusunan tetap atau
sistem penjajaran/penyusunan relatif.
3) Sistem Penyusunan / Penjajaran Buku
Koleksi Buku di perpustakaan perlu disusun menurut sistem
tertentu agar mudah dicari dan ditemukan bila koleksi buku tersebut
diperlukan.
Buku-buku dalam rak perpustakaan disusun menurut nomor
panggil tersebut. Buku yang nomor kelasifikasinya sama berisi
informasi bidang ilmu yang sama juga, dengan demikian buku-buku
yang nomor klasifikasinya sama biasanya disimpan berderetan.50
50 Ibid., h. 3
020DAR
f
020DAR
k
020DAR
n
45
Langkah-langkah yang diperlukan dalam penjajaran koleksi
buku kedalam rak penjajaran/penyimpanan.51
1. Perhatikan nomor panggil masing-masing buku yangakan disusun dalam rak.
2. Nomor klasifikasi yang kecil dijajarkan di sebelah kiri,kemudian nomor yang lebih besar dijajarkan disebelahkanan.
3. Bila nomor klasifikasi sama, dilihat dari tiga hurufpertama tajuk entri utama (Nama pengarang atau badankorporasi atau judul). Abjad nama pengarang yang lebihawal dijajarkan di sebelah kiri abjad selanjutnya.
4. Bila tajuk enti utama juga sama, lihat satu hurufpertama judul, lalu jajarkan menurut abjad judul.
5. Jika ada buku baru yang akan disispkan pada jajaranyang telahada, maka yang harus dilihat nomor panggilbuku tersebut.
4) Sistem Penyusunan / Penjajaran Majalah
Ciri khas majalah adalah memiliki judul yang terbitanya secara
berkala dan direncanakan untuk terbitan terus menerus.
penyusunan majalah di rak perlu mengikuti sitematika tertentu
agar mempermudah temu kembali informasi. Sistematika
penyusunan majalah biasanya berdasarkan abjad judul. Sistem
penyusunan majalah ke dalam rak mengunakan system
pengelompokan abjad judul dan subjek verbal/kelompok seperti
tanaman pangan, tanaman hortikultural, tanaman hutan, perikanan,
peternakan. Kemudian majalah yang telah terkelompok tersebut
51Sofia Suardi, “Sari Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 9 b, Petunjuk Teknis
Penyusunan Majalah di Rak Perpustakaan,” Artikel diakses pada 25 Maret 2010 dariwww.pustaka-deptan.go.id/pustakawan/Juknis09.pdf -
46
disusun berdasarkan judul majalahnya, kelompok ini selanjutnya
disusun menurut tahun, volume, dan nomor secara sistemetis52.
Penyusunan/penjajaran majalah dalam rak dapat disusun secara
alfabetis menurut judul majalah.
Contoh:
Gambar. 6Penyusunan Majalah di Rak
52 Sofia Suardi, “Sari Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 9 b, Petunjuk TeknisPenyusunan Majalah di Rak Perpustakaan,” Artikel diakses pada 25 Maret 2010 dariwww.pustaka-deptan.go.id/pustakawan/Juknis09.pdf -
Buletin Perkaretan
Buletin Pertanian
Agrikamv.9(3),1994
Agrikamv.8(1),1993
Agrikamv.5(2),1994
47
BAB III
GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH
SMA NEGERI I MAUK TANGERANG
A. Profil SMA Negeri I Mauk
1. Letak Geografis
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I Mauk menempati sebidang
tanah seluas 13448 m², terletak di bagian utara Kabupaten Tangerang
tepatnya di Kecamatan Mauk, Kelurahan Mauk Timur dengan lokasi yang
cukup strategis, mudah dijangkau dari berbagai arah, berada kuang lebih
100 m dari jalan raya Mauk-Kronjo (jl. Ir. Sutami) yaitu Jalan Pendidikan
No. 5, menghadap kearah Utara dengan posisi sebelah Utara berhadapan
dengan jalan raya Mauk-Kronjo (Jl. Ir. Sutami) sebelah selatan berbatasan
dengan pemukiman penduduk warga Kampung Kebon, sedangkan sebelah
barat berbatasan dengan MTS Al-Mabrur dan sebelah Timur berbatasan
dengan lapangan sepak bola.53
2. Sejarah Singkat SMA Negeri I Mauk
Pada tahun 1981 bedirilah sekolah lanjutan tingkat atas di
Kecamatan Mauk yang beralokasi di wilayah Tegal Kunir Kecamatan
Mauk. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I Mauk ini pada saat itu
masih di bawah pengawasan Sekolah Menegah Atas Negeri I Tangerang
53 Data Monografi SMA Negeri I Mauk
48
Awal tahun 1981 SMA Negeri I Mauk menerima siswa/siswi baru
dengan jumlah siswa kurang lebih 100 (seretus) orang dan dikepalai oleh
Bapak Sarmojo Pratama, BA.
Pada tahun 1984 SMA Negeri I Mauk pindah kegedung baru di
wilayah Mauk Timur Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang.
Disebabkan oleh semakin tngginya minat masyarakat kecamatan mauk dan
sekitarnya terhadap dunia pendidikan maka jumlah siswa setiap tahunnya
bertambah. Untuk mengantisipasi kekurangan infrastruktur maka di
bangun lagi gedung baru berjumlah 9 lokal. Diantaranya laboratorium,
ruangan perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruangan guru, ruang tata
usaha, ruang WC Guru, ruang WC siswa dan ruang WC Kepala sekolah.54
B. Perpustakaan SMA Negeri I Mauk
1. Sejarah Singkat Perpustakaan SMA Negeri I Mauk
Perpustakaan SMA Negeri I Mauk didirikan pada tahun 1984, empat
tahun setelah berdirinya SMA Negeri I Mauk, perpustakaan memiliki
fungsi sebagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah baik
siswa maupun guru dan wali murid dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan.
Perpustakaan SMA Negeri I Mauk menempati ruangan berukuran
panjang 10 m dengan lebar 8 m. Ruangan perpustakaan terpisah dari ruang
54Ahmad Yunus, “Kesiapan Perpustakaan SMAN 1 Mauk Memenuhi Standar MinimunSarana dan Prasarana dalan Permendiknas No. 24 Tahun 2007,” (Departemen Ilmu Perpustakaandan Informasi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 2010).
49
belajar. Meskipun begitu, jarak antara ruang perpustakaan dengan ruang
belajar tidak jauh sehingga mudah diakses oleh para siswa maupun guru.55
2. Visi dan Misi
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya perpustakaan SMA Negeri I
Mauk menetapkan Visi dan Misi sebagai berikut
a. Visi
Visi Perpustakaan SMA Negeri I Mauk sebagaimana tertera pada
Profil Perpustakaan SMA Negeri I Mauk adalah:
”Menyediakan informasi dan sumber ilmu pengetahuan yang
berkualitas bagi siswa dan guru dengan cara yang mudah, cepat, akurat
guna kualitas pendidikan di lingkungan SMA Negeri I Mauk.”
b. Misi
Sedangkan visi Perpustakaan SMA Negeri I Mauk adalah :
”Melakukan pengolahan, pelayanan, penyebarluasan informasi dan
sumber-sumber pengetahuan yang berkualitas dalam bentuk
penyediaan informasi guna disediakan bagi siswa dan guru di
sekolah.”56
55 Sofyan, Profil Perpsutakaan SMA Negeri I Mauk (Tangerang : SMA Negeri I MAuk,2002)
56 Ibid
50
3. Struktur Organisasi Perpustakaan SMA Negeri I Mauk
Struktur organisasi perpustakaan di bawah ini adalah struktur yang
memperlihatkan garis besar organisasi perpustakaan SMA Negeri I
Mauk.57
Gambar. 7Struktur Organisasi Perpustakaan SMA Negeri I Mauk
4. Kedudukan Perpustakaan SMA Negeri I Mauk
Kedudukan Perpustakaan Sekolah SMA Negeri I Mauk adalah
sebagai unit penunjang dalam membantu proses kegiatan belajar -
mengajar yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Sekolah.
Peranan penting Perpustakaan Sekolah SMA Negeri I Mauk antara lain :
a. Menyediakan Informasi sebagai penunjang proses belajar mengajar
57 Sofyan, Profile Perpustakaan SMA Negeri I MAuk (Tangerang : SMA Negi I Mauk,2002)
KORDINATORPERPUSTAKAAN
SOFYAN S.Pd
KEPALA SEKOLAH
CEPY SUHERMANN. S.PdNIP. 195805151982031017
BAG. LAYANANPEMBACA
BAG. LAYANANTEKNIS
51
b. Menumbuhkan dan mengembangkan kecintaan siswa terhadap
bacaaan
c. Memperkaya pengalaman siswa
d. Menanamkan kebiasaan belajar mandiri
e. Melatih siswa ke arah tanggung jawab
f. Memperlancar siswa menyelesaikan tugas-tugas sekolah
g. Membuat siswa, guru, karyawan dan wali murid mengikuit
perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan.58
5. Gedung dan Perlengkapan
Ruangan perpustakaan SMA Negeri I Mauk terpisah dengan ruangan
belajar siswa. Lokasi ruangan perpustakaan berdekatan dengan ruangan
guru dan berada di depan gerbang masuk sekolah, serta sejajar dengan
ruangan Kepala Sekolah dan ruangan Tata Usaha sekolah. Luas ruangan
perpustakaan berukuran panjang 10 m dengan lebar 8 m.
Sarana perlengkapan perpustakaan SMA Negeri I Mauk telah
dilengkapi dengan sarana yang dapat meningkatkan kinerja dan pelayanan
para pemakainya. Sarana yang dimiliki oleh perpustakaan antara lain :
komputer, internet, telepon.
a. Komputer tersebut dimanfaatkan untuk keperluan :
1) 1 unit komputer untuk mendukung operasional pekerjaan.
2) 1 unit komputer yang difungsikan untuk layanan internet.
58 Ibid
52
3) Semua komputer difungsikan dengan menggunakan LAN
(Local Area Network).
b. Peruntukan ruang perpustakaan terdiri dari :
1) Ruang kerja untuk pustakawan
2) Ruangan koleksi umum
3) Ruang audio visual
c. Sarana lain yang dimiliki perpustakaan SMA Ngeri I Mauk :
1) Meja Lesehan (1 Unit)
2) Meja Baca (11 Unit)
3) Tempat duduk (11 Unit)
4) Lemari katalog (1 Unit)
5) Tele visi (1 Unit)
6) Rak surat kabar (1 Unit)
7) Rak Majalah (1 Unit)
8) Rak Buku. ( 7 Unit).59
6. Koleksi Perpustakaan SMA Negeri I Mauk
Berdasarkan data jumlah koleksi perpustakaan SMA Negeri I Mauk
diketahui hingga kini perpustakaan SMA Negeri I Mauk memiliki koleksi
buku pelajaran sebanyak 20 judul dengan jumlah buku 900 eks dan koleksi
buku pengayaan sebanyak 504 judul terdiri atas buku non fiksi sebanyak
337 judul dengan julmah 856 eks sedangkan buku fiksi bejumlah 165
59Wawancara pribadi dengan sofyan, Tangerang, 20 juli 2010
53
judul dengan jumlah 804 eks sedangkan koleksi referensai bejumlah 35
judul.60
Di bawah ini adalah tabel yang menerangkan jenis-jenis koleksi dan
perpustakaan SMA Negeri I Mauk.61
JumlahJenis – jenis koleksi
Judul Eks
Buku Pelajaran 20 judul 900 eks
Buku Non Fiksi 337 Judul 856 eks
Buku Fiksi 165 judul 804 eks
Referensi 35 judul -
Tabel. 1Jumlah koleksi perpustakaan SMA Negeri I Mauk
7. Organisasi Koleksi Perpustakaan SMA Negeri I Mauk
a. Klasifikasi
Dalam pengelompokan koleksi. Perpustakaan SMA Negeri I
Mauk Menggunakan pedoman klasifikasi Dewey Decimal
Classification (DDC).
Dalam proses pengelompokan koleksi perpustakaan SMA Negeri
I Mauk, klasifikasi DDC adalah Sebagai sarana penyusunan buku di
jajaran (rak), klasifikasi DDC mempunyai dua keuntungan, yaitu
membantu pemakai jasa perpustakaan mengidentifikasi dan
60 Sofyan dan Supar ningsih, Data Jumlah Koleksi Perpustakaan SMA Negeri I Mauk, (Tangerang : SMA Negeri I Mauk, 2009)
61 Ibid.
54
melokalisasi bahan pustaka berdasarkan nomor panggil dokumen dan
mengelompokkan bahan pustaka sejenis menjadi satu jajaran atau
berdekatan.62
62 Wawancara Pribadi dengan Sofyan.
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Prosedur Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Perpustakaan SMA Negeri I Mauk Tangerang
pada bulan Juni-Juli 2010 penelitian dilakukan dengan cara yaitu melalui
observasi dan wawancara
B. Hasil Wawancara
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian desktiftif
kualitatif. Untuk mendapatakan data, penulis melakukan wawancara dengan
pengelola perpustakaan sekolah SMA Negeri I Mauk Tangerang.
Dalam melakukan wawancara, penulis menanyakan hal-hal yang berkaitan
dengan sistem penjajaran informasi berupa teknis penjajaran katalog dan
penjajaran koleksi serta hambatan-hambatan yang dihadapi. Penulis melakukan
wawancara kepada pengelola perpustakaan sekolah SMA Negeri I Mauk
Tangerang, Bapak Sofyan S.Pd
Hasil wawancara tersebut untuk selanjutnya dianalisis dan dibahas dalam bab
ini, setelah melalui pemisahan dan pengelompokan yang dilakukan terhadap data-
data yang diperlukan dalam karya tulis ini. Berikut hasil penelitian yang telah
penulis lakukan.
56
1. Sistem Klasifikasi
Klasifikasi di perpustakaan digunakan untuk mengelompokan
dokumen atau bahan pustaka berdasarkan ciri-ciri tertentu. Dokumen atau
bahan pustaka akan dikelola dengan cara pengelompokan menurut aturan
atau cirri-ciri tertentu, baik ciri fisik atau ciri isi.
Setiap perpustakaan mempunyai kebebasan untuk memilih sisitem
klasifikasi apa yang cocok di gunakan sebagai sistem pengelompokan
koleksi pada perpustakaan.
Di perpustakaan SMA Negeri I Mauk dalam pengolahan dan
pengelompokan koleksi menggunakan sistem klasifikasi DDC, seperti
wawancara berikut ini.
”Perpustakaan SMA Negri I Mauk dalam melakukanpengelompokan bahan pustaka menggunakan sistem klasifikasiDDC.”63
Kemudian setelah menentukan sistem klasifikasi yang akan di
gunakan dalam pengolahan dan pengelompokan koleksi, koleksi diberi
tanda tersendiri yang membedakan dari bahan pustaka lainnya. Tanda ini
disebut nomor panggil buku. Nomor panggil buku berfungsi untuk
menempatkan bahan pustaka di rak, oleh sebab itu setiap koleksi wajib
mempunyai nomor panggil buku, seperti wawancara berikut ini.
Ya. setiap ada koleksi baru saya buatkan nomor panggil bukutersebut bedasarkan sistem klasifikasi DDC, karena setiap koleksiwajib mempunyai nomor identitas buku atau nomor panggil buku.”64
63 Wawancara Pribadi dengan Sofyan.64 Ibid
57
Perpustakaan SMA Negeri I Mauk dalam proses penentuan nomor
panggil terdiri dari beberapa tahapan diantaranya menentukan subjek buku
tersebut dan melihat skema klasifikasi DDC, seperti wawancara di bawah
ini.
”Dalam prosesnya saya terlebih dahulu menentukan subjek bukutersebut, kemudian apabila subjeknya sudah saya tentukan makaproses selanjutnya melihat kelas utama dalam ddc. Setiap kelasutama mempunyai nomor masing- masing. mulai adari 000 sampe900, kemudian di lihat lagi bedasarkan sub kelas. Apabila belumteridentifikasi judul tersebut terletak pada nomor brapa. Makabisa di cari lagi pada sub-susb kelas. Maka bisa di tentukan nomorbrapa yang nanti akan di pakai buku tersebut.”65
2. Teknis Penyusunan / Penjajaran Katalog Kartu
Katalog kartu merupakan suatu daftar informasi yang berisi
keterangan-keterangan yang lengkap dari suatu buku, dokumen, atau
bahan pustaka lainnya dan sebagai wakil dari bahan pustaka tersebut.
Kemudian katalog sendiri sebagai alat yang menginformasikan dan
sebagai perwakilan dari buku. Oleh sebab itu setiap koleksi harus di
buatkan kartu katalog. Seperti wawancara berikut ini.
”Ya. setiap koleksi perpustakaan saya buatkan kartu katalogyang terdiri dari tiga macam kartu katalog, katalog pengarang,katalog judul dan katalog subjek.”66
Kartu katalog di bagi menjadi tiga macam kartu katalog, katalog
berdasarkan nama pengarang, katalog berdasarkan judul buku dan katalog
berdasarkan subjek. Dari ketiga unsur tersebut katalog di jajarkan secara
65 Ibid66 Ibid
58
alfabetis Jajarannya menurut masing-masing bentuk katalog. Seperti
wawancara berikut ini.
”Dalam menjajarkan katalog kartu pertama saya pisahkanmenjadi tiga bagian, katalog pengarang, katalog judul dan katalogsubjek, kemudian dari tiga unsur tersebut penjajaranya secarasistematis menurut masing-masing bagian, seperti katalogpengarang saya jajarkan berdasarkan pengarang dan jugakatalog judul saya jajarkan berdasarkan judul buku.”67
Selanjutnya, melalui wawancara, peneliti mengajukan pertanyaan
kepada pengelola perpustakaan tentang bagaimana menjajarkan katalog
kartu berdasarkan nama pengarang.? Dan jawaban yang dikemukaan oleh
pengelola perpustakaan sebagai berikut :
”Dalam menyusun katalog pengarang saya susun secarasistematis dan di kelompokan berdasarkan nama pengarang, jadisetiap kartu katalog pengarang saya jajarkan berdasarkankumpulan pengarang-pengarang dari buku-buku yang sayabuatkan kartu katalognya dan penjajaranya secara alfabetis.”68
Kemudian dalam penjajaran kartu katalog proses awalnya adalah
membuatkan kartu katalog bardasarkan bagian atau macam katalog.
Seperti katalog judul buku, setelah proses pembuatan kartu katalog selesai
maka katalog judul akan dijajarkan secara sistematis dan dikelompokan
berdasarkan judul. Seperti wawancara berikut ini.
”Sebelum saya menjajarkan katalog judul, terlebih dahulu sayabuatkan kartu katalog berdasarkan judul buku tersebut, kemudianapabila selesai membuatkan katalog judul buku tersebut makakatalog judul tersebut saya jajarkan secara sistematis dan dikelompokan berdasarkan judul buku”.69
67 Ibid68 Ibid69Ibid
59
Sedangkan dalam penjajaran katalog subjek, katalog subjek di
jajarkan secara sistematis dan dikelompokan bedasarkan subjek, seperti
wawancara di bawah ni.
”Dalam proses penjajaran katalog subjek. Penjajarannya sayakelompokan menurut subjek, jadi setiap buku yang sudah sayatentukan subjeknya nanti di buatkan kartu katalog subjek, setelahselesai membuat katalog subjek, katalog tersebut saya jajarkansecara sistematis dan saya kelompokan menurut subjek.”70
Kemudian peneliti mengajukan pertanyaan kepada pengelola tentang
kenapa masih menggunakan kartu katalog sebagai alat penelusuran
Koleksi? Jawaban yang di kemukakan sebagai berikut.
”Sebenarya banyak faktor knapa di perpustakaan ini masihmenggunakan kartu katalog, diantaranya adalah teknisinya,kemudian pralatan seperti komputer yang masih kurang, tapimudah-mudah tahun depan bisa menerapkan katalog online”71
Berlanjut pada pertanyaan berikut nya. Apakah bapak Mempunyai
program peralihan katalog dari katalog kartu ke katalog Online atau OPAC
”Sebenaranya ada program untuk kedepan dalam hal perubahankatalog, dari katalog kartu ke katalog online, Akan tetapi untuk saatini masih meggunakan kartu katalog karena butuh proses dalamperalihan tersebut, insyaallah tahun depan mudah-mudahan sudahbisa menggunakan katalog online.”72
3. Teknis Penyusunan / Penjajaran koleksi
Penjajaran koleksi atau penyusunan koleksi merupakan kegiatan
yang tidak kalah pentingnya dengan kegiatan-kegiatan lain dalam
rangkaian pengelolaan pepustakaan
70Ibid71 Ibid72 Ibid
60
Koleksi di perpustakana perlu disusun atau dijajarkan menurut
sistem tertentu, agar mudah di cari dan di temukan sewaktu-waktu di
butuhkan oleh pengguna. Seperti wawancara berikut ini.
”Ya.. Sangat perlu. Karena apabila bahan pustaka tidak dijajarkan di rak maka pengguna akan sulit menemukan informasiyang mereka butuhkan.”73
Sebelum tahap penjajaran koleksi pada rak, koleksi tersebut terlebih
dahulu diolah dan di berikan nomor panggil dan menempelkan nomor
panggil tersebut pada punggung buku, kemudian tahapan selanjutnya
penjajaran koleksi berdasarkan nomor panggil yang sudah di tempelkan
pada punggung buku, seperti wawancara berikut ini.
”Sebenarnya tahapan-tahapan untuk menyusun atau menjajarkankoleksi tersebut seperti biasa. Sebelum tahapan penjajaran buku padarak, terlebih dahulu buku di olah di berikan nomor panggil, setelahbuku tersebut selsai di olah dan diberikan nomor panggil makatahapan selanjutnya menempelkan nomor panggil tersebut padapunggung buku, setelah itu selanjutnya buku tersebut di jajarkan padajajaran nomor panggil yang tertera di punggung buku, nomor panggiltersebut sebagai landasan untuk buku tersebut, kemudian akan disusun atau dijajarkan pada kelompok nomor- nomor yang sesuaidengan nomor buku tersebut.”74
Kemudian dalam proses penjajaran koleksi terdapat temuan-temuan
seperti nomor panggil sama dan lebih dari satu maka sistem penjajaranya
di dasarkan pada tiga huruf pertama nama pengarang seperti wawancara
berikut ini.
“Apabila ada buku dengan nomor kelas yang sama lebih dari satu,maka urutannya didasarkan tiga huruf pertama nama pengarangsebagai acuan untuk menjajarkan koleksi tersebut.”75
73 Ibid74 Ibid75 Ibid
61
Sedangkan apabila dalam penjajaranan koleksi terdapat buku dengan
nomor yang sama dan nama pengarang yang sama lebih dari satu maka
penjajarannya dijajarkan berdasarkan satu huruf pertama judul buku,
seperti wawancara di bawah ini.
“Dalam pembuatan nomor punggung buku terdiri dari nomor panggilbuku, tiga huruf pertama pengarang dan satu huruf pertama judulbuku tersebut, apabila ada koleksi yang nomor kelas sama danpengarangnya juga sama maka koleksi tersebut akan di jajarkanberdasarkan huruf pertama judul.”76
Ciri khas majalah adalah memiliki judul yang terbitanya secara
berkala dan direncanakan untuk terbitan terus menerus.
Kemudian dalam penjajarannya, majalah di susun dalam rak majalah
berdasarkan judul majalah, seperti wawancara berikut ini.
”Sistem penyusunan majalah ke dalam rak mengunakan systempengelompokan abjad judul kemudian majalah yang telahterkelompok tersebut disusun berdasarkan judul majalahnya.”77
4. Hambatan dalam Penjajaran Informasi.
Dalam penjajaran katalog kartu, pengelola Perpustakan SMA Negeri
I Mauk merasa terbantu karena berkat sumber atau buku tentang
pengelolaan perpustakaan dan pengolahan bahan pustaka bisa membuat
katalog kartu dan menjajarkannya sebagai mana wawancara di bawah ini:
”Sebenaranya tidak ada hambatan dalam penjajaran kartukatalog, karena memang saya berpegangan kepada buku-bukutentang perpustakan seperti pengelolaan perpustakaan sekolah,dari buku tersebut saya bisa belajar untuk membuat kartu katalogdan bagaimana penempatanya di laci katalog.”78
76 Ibid77 Ibid78 Ibid
62
Kemudian hambatan dalam penjajaran koleksi bukan karena teknis
penjajaranya, hambatan tersebut datang karena penguna tidak mematuhi
praturan agar tidak meletakan kembali koleksi pada rak, sebagaimana
wawancara berikut ini.
”Menurut saya dalam proses penjajaran buku tidak ada hambatankarna memang suda ada peraturan dan sistem yang berlaku, akantetapi hambatan yang saya hadapi sekarang belum teratasi adalahketika para siswa tidak menghiraukan himbawan saya agar bukusetelah di baca jangan di kembalikan dalam rak koleksi karenanati tidak sesuai dengan urutan nomor panggil yang sudah dikelempokan. Apalagi ada sisiwa yang hanya mengambil buku darijajaran dan setelah buku tersebut di keluarkan kemudian siswatersebut meletakan atau menaro buku tersebut ke rak yang berbedaatau kejajran lain.”79
Dalam penentuan nomor panggil buku di butuhkan pengetahuan
dan ketelitian, karena apabila dalam penentuan nomor panggil buku salah
akan berakibat sistem penjajaranya akn menjadi rancuh dan sistem
penjajaran pun akan tidak teratur sebagimana wawancara berikut.
”Hambatan yang paling mendasar adalah ketika penentuan nomorpanggil buku, saya agak kesulitan dalam menentukan nomorpanggil buku karena memang saya bukan bidang dalamperpustakaan. Tapi saya coba untuk belajar mengatasi kesulitan-kesulitan itu dengan banyak baca literatur tentang perpustakaandan membaca pedoman klasifikasi DDC.”80
79 Ibid.80 Ibid.
63
C. Hasil Observasi
Penulis melakukan observasi pada perpustakaan sekolah dengan melihat
secara langsung keadaan perpustakaan sekolah tersebut. Hasil dari observasi
penulis adalah sebagaia berikut:
Tabel. 2 Hasil Observasi Terhadap Keadaan Perpustakaan Sekolah
Objek Teori Praktek Keterangan
GedungPerpustakaan
Setiap Lembagapendidikan harusmempunyai ruangperpustakaan
SMA Negri I MaukMempunyai ruang
Perpustakaan
Sesuai
Pengelola
Minimal pengelola diperpustakaan sekolahterdiri dari 3 orang,kepala, bagian teknis,dan bagian layananPengguna
Pengelola diperpustakaan SMANegeri I Mauk hanyaSatu Orang
KurangSesuai
KoleksiSebagai penyediainformasi,perpustakaan harusmempunyai koleksisebagai salah satu intidari perpustakaan
PerpustakaanMempunyai koleksiteridi dari koleksiumum dan referensi
Sesuai
PerabotUntuk pelengkap dalamperpustakaan dibutuhkan prabotsebagai penunjangkegiatan diperpustakaan
Mempunyai perabotseperti, rak koleksi,meja baca, kursiduduk, dll.
Sesuai
Layanan Layanan Pengguna danLayanan Teknis
Pelaksanaan diperpustakaan terdapatlayanan sirkulasi danlayanan teknis dikerjakan oleh satuorang pengelola
Sesuai
64
Tabel. 3 Hasil Observasi Terhadap Penjajaran Katalog Kartu.
Objek Teori Praktek Keterangan
Laci KatalogUntuk PenempatanKartu Katalog dibuatkan laci katalog
Mempunyai lacikatalog sebagaitempat penyimpanankartu katalog
Sesuai
Katalog Kartu
Sebagai sarana temukembali informasi diperpustakaan maka dibutuhkan katalogsebagai penelusurkoleksi.
Membuat kartukatalog.
Sesuai
PenjajaranKatalog Kartu
Kartu katalog dijajarkan berdasarkanalfabetis, jajarannyadengan masing-masingjenis katalog,
Praktek di lapanganmeunjukan bahwapenjajaran kartukatalog berdasarkanalfabetis, dikelompokanberdasarkan jeniskatalog.
Sesuai
Tabel. 4 Hasil Observasi Terhadap Penjajaran Koleksi di Rak
Objek Teori Praktek Keterangan
KlasifikasiSebagai systempengelompokan koleksi Klasifikasi DDC Sesuai
Nomor panggilSetiap koleksimempunyai nomorpanggil
Koleksi mempunyainomor panggil sendiri Sesuai
SistemPenjajaran
Penjajaran Tetap danPenjajaran Relatif
PerpustakaanMenggunakan sistempenjajaran relatifdengan landasannomor panggil buku
Sesuai
PenjajaranKoleksi Pada
Rak
Penjajaran Koleksi didasarkan pada nomorpanggil buku.
Praktek di lapanganmenunjukan bahwakoleksi di jajarkan dirak koleksi jajarannyaberdasarkan nomorpanggil
Sesuai
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terahir dari semua bab yang telah dibahas, dalam
bab ini akan di uraikan kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian yang telah
dilakukan dan di analisa dari bab 1 hingga bab 4, kemudian akan diuraikan
beberapa saran yang membangun bagi perpustakaan sekolah SMA Negeri I Mauk,
untuk lebih lengkapnya sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat tarik kesimpulan
antara lain :
1. Upaya-upaya yang dilakukan perpustakaan untuk meningkatkan kualitas
perpustakaan dalam siklus temu kembali informasi sangat penting
dilakukan, yaitu penjajaran katalog dan penjajaran koleksi, tujuannya
adalah untuk pengguna perpustakan agar lebih cepat dan mudah dalam
menemukan informasi yang mereka butuhkan di perpustakaan.
2. Dalam pengelompokan bahan pustaka, perpustakaan SMA Negeri I Mauk
menggunakan bagan klasifikasi DDC
3. Nomor identitas buku atau nomor panggil berperan penting dalam
penjajaran informasi
4. Penjajaran kartu katalog dibagi menjadi tiga macam katalog, masing-
masing katalog dijajarkan secara tersendiri, jajarannya berdasarkan
alfabetis.
66
5. Sedangkan dalam penjajaran koleksi, perpustakaan SMA Negeri I Mauk
menggunakan sistem penjajaran berdasarkan pada nomor panggil buku,
Dalam penjajarannya buku diatur menurut status skema klasifikasi DDC,
mulai dari kelas 000 – 999, dan juga memperhatikan titik dimensinya.
Koleksi di rak disusun mengikut abjad nomor panggil.
B. Saran
Setelah memberikan kesimpulan terhadap hasil penelitian yang telah
dilakukan, peneliti merasa harus memberikan beberapa saran yang mudah-
mudahan menjadi motivasi bagi perpustakaan sekolah SMA Negeri I Mauk untuk
menjadi lebih baik lagi, yaitu sebagai berikut :
1. Untuk memudahkan siswa dalam menemukan informasi yang mereka
butuhkan, pihak perpustakaan harus menggunakan sistem teknologi seperti
peralihan katalog kartu ke katalog online atau OPAC
2. Untuk memudahkan pengguna dalam temu kembali informasi setiap rak di
berikan nomor utama DDC, Seperti 000 Untuk karya umum
3. Ditingkatkan lagi dalam kontrol koleksi di rak koleksi
4. Penambahan rak untuk koleksi majalah dan karya siswa
67
DAFTAR PUSTAKA
Abdul-Hakim, Sudarnoto, dkk. Perpustakaan Sebagai Center For LearningSociety: Gagasan untuk Pengembangan Perpustakaan Madrasah. Jakarta:Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006.
Anita lie. “Menggunakan Koran dan Pelajaran Membaca dan Menulis: MakalahDalam Seminar Menulis Sebagai Sarana Komunikas.” 31 Agustus 2002.
Anjasari, Mia. ”Sistem Penelusuran di PT Indosiar Visual Mandiri.” Artikeldiakses pada 29 April 2010 darihttp://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/bai-journal/art_mia-edit.pdf
Arikunto, Suharsimin. Prosedur Penelitian: Suatu Penelitian Praktek, cet.8.Jakarta: Rinek Cipta, 1992.
Aryani, Ida. Pengelolaan Sekolah dalam Era Globalisasi Membaca. Jakarta:Buletin Pusat Perbukuan, 1997.
Bafadal, Ibrahim. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Cet. 5 Jakarta: BumiAksara, 2006.
Darmono. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: PTGrasindo, 2001.
________. Perpustakaan Sekolah Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja.Jakarta: PT Grasindo, 2007.
Eryono, Kailani. M dan Rifai. Agus, Diktat Klasifikasi. Jakarta: Jurusan IlmuPerpsutakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah,2006.
Filing Comittee Resources And Tehnical Services Division American LibraryAssociation, Praturan Penjajaran ALA. Jakarta: Pusat PembinaanPerpustakaan, 1986.
Kusmayadi, Eka dan Andriaty, Etty, “Kajian on-line public access catalogue(OPAC) dalam pelayanan Perpustakaan dan Penyebaran TeknologiPertanian.” Artikel diakses pada 30 April 2010 dari www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/pp152065.pdf
68
”Konsep Dasar Sistem Temu Kembali Informasi.” Artikel diakses pada 29 Maret2010 dariww.cs.ui.ac.id/.../TKSI/.../MIK%20Bab%201%20konsep%20IRS.doc
Lasa HS, Kamus Istilah Perpustakaan.Yogyakarta: Kanisius, t.t.
Lexi, Melong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,2000.
Martoatmojo, Karmidi. Perpustakaan Sekolah Dalam Mendukung Tugas BelajarMengajar. Berita Perpustakaan Sekolah, vol 9, T,tp: T.pn,1987.
Milburga, Larasati, et al. Membina Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Kanisius,1991.
Nasution, A.S. Perpustakaan Sekolah: Petunjuk Untuk Membina MemeliharaPerpustakaan di Sekolah. Jakarta: Pusat Pembinaan PerpustakaanDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987.
”Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO.” Artikel diakses pada 3 Juni2010 dari http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm
Qolyubi, Syihabuddin. dkk. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi.Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab danHumaniora, 2007.
Rimbarawa, Kosam. Dasar-dasar Organisasi Informasi. Jakarta: Hakaeser, 2004.
Rohanda, ”Fungsi dan Peranan Perpustakaan Sekolah.” Artikel diakses pada 11Mei 2010 dari www.ipi.or.id/Rohanda.doc
Saiful-Haq, Rizal. “Cakap Informasi: Tanggung Jawab Pustakawan Sekolah dan
Pustakawan Guru.” Perpustakaan Sebagai Center For Learning Society,Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006.
Saiful-Haq, Rizal. dkk. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah. Jakarta:Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006.
Somadikarta, L.K. Titik Akses dalam Organisasi Informasi di Perpustakaan.Jakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia,1998.
Suachman, Arif, “Manajemen Perpustakaan Sekolah.” Artikel diakses pada 11Mei 2010 dari arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/manpersek.pdf
69
Suardi, Sofia. “Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 9 b. PetunjukTeknis Penyusunan Majalah di Rak Perpustakaan.” Bogor: BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian, 2000. Artikel diakses pada 25Maret 2010 dari www.pustaka-deptan.go.id/pustakawan/Juknis09.pdf -
Subrata, Gatot, ”Kelasifikasi Bahan Pustaka.” Artikel diakses pada 28 April 2010dari library.um.ac.id/images/.../KLASIFIKASI%20Bahan%20Pustaka.pdf
Suhendar, Yaya. Pedoman Katalogisasi: Cara Mudah Membuat KatalogPerpsutakaan. Jakarta: Kencana, 2007.
Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka,Depdikbud, 1993.
Sumiyati dan Yuniasih. ”Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 9.Petunjuk Teknis Penyusunan Bahan Pustaka di Rak Perpustakaan.”Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2000. Artikeldiakses pada 25 Maret 2010 dari www.pustaka-deptan.go.id/pustakawan/Juknis09.pdf -
Sunarno, ”Katalogisasi.” Artikel diakses pada 20 April 2010 dari http://sunarno’sblog » Blog Archive » KATALOGISASI.htm
Sutarno, NS. Tanggung Jawab Perpustakaan Dalam MengembangkanMasyarakat Informasi. Jakarta: Panta Rei, 2005.
Suwono, Wiji. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan: Sebuah Pendekatan Praktis.Yogyakarta : Ar-ruzz, 2007.
”Standar Nasional Indonesia(SNI).” Artikel diakses pada 3 Juni 2010 dariwebsisni.bsn.go.id/?/sni_main/sni/index_sniptspt/851
Tim Penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta 2007-2008, Jakarta: Biro Akademik danKemahasiswaan Universitas Islam Negeri (UIN) syarif Hidayatullah, 2007
Wisman, ”Klasifikasi dan Katalogisasi: Sebuah Pengantar.” Artikel diakses pada11 Mei 2010 darihttp://www.researchkesos.com/download/jurnal_vol_14.pdf
Yususf, Pawit M. dan Suhenda, Yaya, Pedoman Penyelenggaraan PerpustakaanSekolah. Jakarta: Kencana, 2007.
Zahara, Zurni, ”Pengantar Perpustakaan Sekolah.” Artikel diakses pada 11 Mei2010 dari ib.unj.ac.id/index.php?appid=cari&hlm=1447.
70
LAMPIRAN GAMBAR
Gambar. 1 Layanan Sirkulasi
Gambar. 2 Laci Katalog
Gambar. 3 Rak Koleksi
71
Gambar. 4 Rak Koleksi
Gambar. 5 Rak Koleksi Referensi
Gambar. 6 Meja Baca Lesehan
72
73
74
75
76
PERTANYAAN WAWANCARA
Nama : Sofyan S.Pd
Jabatan : Pengelola Perpustakaan SMA Negeri I Mauk
1. Berapa pengelola perpustakaan di perpustakaan SMA Negri I Mauk.?
Hanya saya sendiri sebagai kepala dan pengelola perpustakaan SMA
Negeri I Mauk
2. Sistem klasifikasi apa yang Bapak gunakan dalam pengelompokan bahan
pustaka?
Perpustakaan SMA Negri I Mauk dalam melakukan pengelompokan bahan
pustaka menggunakan sistem klasifikasi DDC
3. Apakah setiap buku di buatkan nomor pangil buku atu nomor indentitas
buku.?
Ya. setiap ada koleksi baru saya buatkan nomor panggil buku tersebut
bedasarkan sistem klasifikasi DDC, karena setiap koleksi wajib
mempunyai nomor identitas buku atau nomor panggil buku
4. Bagaimana proses pembuatan nomor panggil buku atau nomor identitas
buku.?
Dalam prosesnya saya terlebih dahulu menentukan subjek buku tersebut,
kemudian apabila subjeknya sudah saya tentukan maka proses selanjutnya
melihat kelas utama dalam ddc. Setiap kelas utama mempunyai nomor
masing- masing. mulai adari 000 sampe 900, kemudian di lihat lagi
bedasarkan sub kelas. Apabila belum teridentifikasi judul tersebut terletak
pada nomor brapa. Maka bisa di cari lagi pada sub-susb kelas. Maka bisa
di tentukan nomor brapa yang nanati akan di pakai buku tersebut.
5. Apakah perpustakaan mempunyai laci katalog.?
Ya. Ada
77
6. Apakah setiap koleksi perpustakaan dibuatkan kartu katalog.?
Ya. setiap koleksi perpustakaan saya buatkan kartu katalog yang terdiri
dari tiga macam kartu katalog, katalog pengaran, katalog judul dan
katalog subjek,
7. Bagaimana Sistem Penjajaran Katalog kartu pada laci katalog.?
Dalam menjajarkan katalog kartu pertama saya pisahkan menjadi tiga
bagian, katalog pengarang, katalog judul dan katalog subjek, kemudian
dari tiga unsur tersebut penjajaranya secara sistematis menurut masing-
masing bagian, seperti katalog pengarang saya jajarkan berdasarkan
pengarang dan juga katalog judul saya jajarkan berdasarkan judul buku.
8. Bagaimana menjajarakan katalog berdasarkan pengarang. ?
Dalam menyusun katalog pengarang saya susun secara sistematis dan di
kelompokan berdasarkan nama pengarang, jadi setiap kartu katalog
pengarang saya jajarkan berdasarkan kumpulan pengarang-pengarang
dari buku-buku yang saya buatkan kartu katalognya dan penjajaranya
secara alfabetis.
9. Bagaimana menjajarkan kartu katalog berdasarkan judul buku.?
Sebelum saya menjajarkan katalog judul, terlebih dahulu saya buatkan
kartu katalog berdasarkan judul buku tersebut, kemudian apabila selesai
membuatkan katalog judul buku tersebut maka katalog judul tersebut saya
jajarkan secara sistematis dan di kelompokan berdasarkan judul buku.
10. Bagaimana menjajarkan katalog berdasarkan subjek?
Dalam proses penjaajran katalo subjek. Penjajarannya saya kelompokan
menurut sujek, jadi setiap buku yang sudah saya tentukan subjeknya nanti
di buatkan kartu katalog subjek, setelah selesai membuat katalog subjek,
katalog tersebut saya jajarkan secara sistematis dan saya kelompokan
menurut subjek
11. Kenapa Masih Menggunakan Katalog Kartu.?
Sebenarya banyak faktor knapa di perpustakaan ini masih menggunakan
kartu katalog, diantaranya adalah teknisinya, kemudian pralatan seperti
78
komputer yang masih kurang, tapi mudah-mudah tahun depan bisa
menerapkan katalog online
12. Apakah bapak Mempunyai program peralihan katalog dari katalog kartu
ke katalog Online atau OPAC
Sebenaranya ada program untuk kedepan dalam hal perubahan katalog,
dari katalog kartu ke katalog online, Akan tetapi untuk saat ini masih
meggunakan kartu katalog karena butuh proses dalam peralihan tersebut,
insyaallah tahun depan mudah-mudahan sudah bisa menggunakan
katalog online
13. Hambatan apa yang bapak hadapi dalam menjajarkan katalog kartu pada
laci katalog.?
Sebenaranya tidak ada hambatan dalam penjajaran kartu katalog, karena
memang saya berpegangan kepada buku-buku tentang perpustakan seperti
Pengelolaan perpustakaan sekolah, dari buku tersebut saya bisa belajar
untuk membuat kartu katalog dan bagaimana penempatanya di laci
katalog.
14. Menurut bapak apakah perlu bahan pustaraka di jajarkan di rak koleksi.?
Ya.. sangat perlu. Karena apabila bahan piustaka tidak di jajarkan di rak
maka pengguna akan sulit menemukan informasi yang mereka butuhkan.
15. Sistem Penjajaran apa yang Bapak gunakan di perpustakaan yang Bapak
kelola.?
Dalam penjajaran atau penyusunan koleksi, jajarnnya berdasarkan nomor
panggil yang di peroleh dari klasifikasi DDC
16. Menurut Bapak bagaimana tahapan-tahanap dalam menyusun atau
menjajarkan koleksi.?
Sebenarnya tahapan-tahapan untuk menyusun atau menjajarkan koleksi
tersebut seperti biasa. Sebelum tahapan penjajaran buku pada rak,
terlebih dahulu buku di olah di berikan nomor panggil, setelah buku
tersebut selsai di olah dan diberikan nomor panggil maka tahapan
selanjutnya menempelkan nomor panggil tersebut pada punggung buku,
setelah itu selanjutnya buku tersebut di jajarkan pada jajaran nomor
79
panggil yang tertera di punggung buku, nomor panggil tersebut sebagai
landasan untuk buku tersebut, kemudian akan di susun atau dijajarkan
dibagian nomor- nomor yang sesuai dengan nomor buku tersebut.
17. Apabila ada buku yang sama dan nomor panggil yang sama. Maka
menurut Bapak bagimana teknis penjajarannya.?
Apabila ada buku dengan nomor kelas yang sama lebih dari satu, maka
urutannya didasarkan tiga huruf pertama nama pengarang sebagai acuan
untuk menjajarkan koleksi tersebut.
18. Kemudian apabila ada buku dengan nomor kelas yang sama, nama
pengarang sama lebih dari satu menurt bapak bagaimana tenkis
penjajarannya.?
Dalam pembuatan nomor punggung buku terdiri dari nomor panggil buku,
tigahuruf pertama pengarang dan satu huruf pertama judul buku tersebut,
apabila ada koleksi yang nomor kelas sama dan pengarangnya juga sama
maka koleksi tersebut akan di jajarkan berdasarkan huruf pertama judul
19. Bagaimana penjajaran majalah yang bapak kembangkan di perpustakaan
yang bapak kelola.?
Sistem penyusunan majalah ke dalam rak mengunakan system
pengelompokan abjad judul kemudian majalah yang telah terkelompok
tersebut disusun berdasarkan judul majalahnya,
20. Menurut Bapak dalam penjajaran koleksi hambatan apasaja yang Bapak
hadapi.?
Menurut saya dalam roses penjajaran buku tidak ada hambatan karna
memang suda ada peraturan dan sistim yang berlaku, akan tetapi
hambatan yang saya hadapi sekarang belum teratasi adalah ketika para
siswa tidak menghiraukan himbawan saya agar buku setelah di baca
jangan di kembalikan dalam rak koleksi karena nati tidak sesuai dengan
urutan nomor panggil yang sudah di kelempokan. Apalagi ada sisiwa
yang hanya mengambil buku dari jajaran dan setelah buku tersebut di
keluarkan kemudian siswa tersebut meletakan atau menaro buku tersebut
ke rak yang berbeda atau kejajran lain. hetapi hambatan yang paling
80