Sistem Sosial Indonesia
description
Transcript of Sistem Sosial Indonesia
SISTEM SOSIAL INDONESIASISTEM SOSIAL INDONESIA
DIPERLUKAN UNTUK DIPERLUKAN UNTUK MEMAHAMI KONDISI MEMAHAMI KONDISI SOSIAL INDONESIASOSIAL INDONESIA
Mengapa Mengapa demikian.....??demikian.....??
Karena sistem sosial dan Karena sistem sosial dan budaya masyarakat Indonesia budaya masyarakat Indonesia sangat HETEROGEN secara sangat HETEROGEN secara VERTIKAL maupun HORIZONTALVERTIKAL maupun HORIZONTAL
Indonesia merupakan negara Indonesia merupakan negara yang memiliki susunan yang memiliki susunan masyarakat dengan ciri masyarakat dengan ciri PLURALITAS yang tinggiPLURALITAS yang tinggi
PLURALITAS MENURUT QUR’ANPLURALITAS MENURUT QUR’AN
Diakui oleh Al Quran - yaitu Surat Al Baqarah ayat Diakui oleh Al Quran - yaitu Surat Al Baqarah ayat 148 - bahwa masyarakat terdiri dari berbagai 148 - bahwa masyarakat terdiri dari berbagai macam komunitas yang memiliki orientasi macam komunitas yang memiliki orientasi kehidupan sendiri-sendiri. kehidupan sendiri-sendiri.
Manusia harus menerima kenyataan keragaman Manusia harus menerima kenyataan keragaman budaya dan memberikan toleransi kepada budaya dan memberikan toleransi kepada masing-masing komunitas dalam menjalankan masing-masing komunitas dalam menjalankan ibadahnya. ibadahnya.
Dengan keragaman dan perbedaan itu ditekankan Dengan keragaman dan perbedaan itu ditekankan perlunya masing-masing berlomba menuju perlunya masing-masing berlomba menuju kebaikan. Mereka semua akan dikumpulkan oleh kebaikan. Mereka semua akan dikumpulkan oleh Allah SWT pada hari akhir untuk memperoleh Allah SWT pada hari akhir untuk memperoleh keputusan final. keputusan final.
AKIBAT HETEROGENITAS AKIBAT HETEROGENITAS MASYARAKAT INDONESIAMASYARAKAT INDONESIA
Masyarakat menjadi RAWAN Masyarakat menjadi RAWAN KONFLIKKONFLIK
TERKAIT DENGAN INDONESIA SEBAGAI SUATU TERKAIT DENGAN INDONESIA SEBAGAI SUATU STATESTATE YANG TERINTEGRASI YANG TERINTEGRASI
Memunculkan 2 pertanyaan inti:Memunculkan 2 pertanyaan inti:
1.1. faktor-faktor latent apakah yang faktor-faktor latent apakah yang sesungguhnya telah sesungguhnya telah menyebabkan terjadinya konflik?.menyebabkan terjadinya konflik?.
2.2. Faktor-faktor apakah yang Faktor-faktor apakah yang mengintegrasikan masyarakat mengintegrasikan masyarakat Indonesia yang memiliki kondisi Indonesia yang memiliki kondisi potensial konflik?.potensial konflik?.
Untuk menjawab 2 Untuk menjawab 2 pertanyaan tersebut pertanyaan tersebut
maka..................maka..................HARUS MENGETAHUI DAN MEMAHAMI HARUS MENGETAHUI DAN MEMAHAMI
SISTEM SOSIAL INDONESIASISTEM SOSIAL INDONESIA
Apakah SISTEM…..?????Apakah SISTEM…..?????
Konsep yang menjelaskan:Konsep yang menjelaskan:
Suatu kompleksitas dari saling Suatu kompleksitas dari saling ketergantungan antar bagian-ketergantungan antar bagian-bagian,komponen-komponen, dan proses-bagian,komponen-komponen, dan proses-proses yang melingkupi aturan-aturan proses yang melingkupi aturan-aturan tata hubungan yang dapat dikenali.tata hubungan yang dapat dikenali.
Suatu tipe serupa dari saling Suatu tipe serupa dari saling ketergantungan antar kompleksitas ketergantungan antar kompleksitas tersebut dengan lingkungan sekitarnya.tersebut dengan lingkungan sekitarnya.
Gambar SISTEMGambar SISTEM
SISTEM
HUBUNGAN SALING TERGANTUNG
SUB SISTEM
PLURALITAS MASYARAKAT PLURALITAS MASYARAKAT INDONESIA DISEBABKAN OLEH:INDONESIA DISEBABKAN OLEH:
KEADAAN GEOGRAFISKEADAAN GEOGRAFISLETAK INDONESIA ANTARA SAMODERA LETAK INDONESIA ANTARA SAMODERA INDONESIA DAN SAMODERA PASIFIK INDONESIA DAN SAMODERA PASIFIK ((pusat lalu lintas perdagangan dan pusat lalu lintas perdagangan dan persebaran agama)persebaran agama)IKLIM YANG BERBEDA (IKLIM YANG BERBEDA (berakibat plural berakibat plural secara regional)secara regional)CURAH HUJAN DAN KESUBURAN TANAH CURAH HUJAN DAN KESUBURAN TANAH YANG BERBEDA (PLURALITAS LINGKUNGAN YANG BERBEDA (PLURALITAS LINGKUNGAN EKOLOGIS)EKOLOGIS)– WETRICE CULTIVATIONWETRICE CULTIVATION (pertanian sawah di Jawa (pertanian sawah di Jawa
dan Bali)dan Bali)– SHIFTING CULTIVATIONSHIFTING CULTIVATION (pertanian ladang di luar (pertanian ladang di luar
Jawa)Jawa)
Gambar SISTEMGambar SISTEM
SISTEM
HUBUNGAN SALING TERGANTUNG
SUB SISTEM
WILAYAH INDONESIAWILAYAH INDONESIA
UNTUK MEMAHAMI SISTEM SOSIAL DAN BUDAYA UNTUK MEMAHAMI SISTEM SOSIAL DAN BUDAYA INDONESIA DIPERLUKAN PENGUASAAN TEORIINDONESIA DIPERLUKAN PENGUASAAN TEORI
KarenaKarena fungsi teori adalah memberi fungsi teori adalah memberi MAKNA terhadap REALITAS SOSIALMAKNA terhadap REALITAS SOSIAL
DUA PENDEKATAN TEORITIS YANG DUA PENDEKATAN TEORITIS YANG HARUS DIKUASAI:HARUS DIKUASAI:
STRUKTURAL STRUKTURAL FUNGSIONALFUNGSIONAL
KONFLIK KONFLIK DIALEKTIKADIALEKTIKA
STRUKTURAL FUNGSIONALSTRUKTURAL FUNGSIONAL
Asumsi Dasar:Asumsi Dasar:
MASYARAKAT TERINTEGRASI MASYARAKAT TERINTEGRASI ATAS DASAR KATA SEPAKAT ATAS DASAR KATA SEPAKAT
PARA ANGGOTANYA TERHADAP PARA ANGGOTANYA TERHADAP NILAI DASAR KEMASYARAKATAN NILAI DASAR KEMASYARAKATAN
YANG MENJADI PANUTANNYAYANG MENJADI PANUTANNYA
KESEPAKATAN MASYARAKAT KESEPAKATAN MASYARAKAT tersebuttersebut
Menjadi GENERAL AGREEMENTS yang Menjadi GENERAL AGREEMENTS yang memiliki kemampuan mengatasi memiliki kemampuan mengatasi
PERBEDAAN-PERBEDAAN PENDAPAT PERBEDAAN-PERBEDAAN PENDAPAT dan KEPENTINGAN dari para dan KEPENTINGAN dari para
anggotanyaanggotanya
MASYARAKAT SEBAGAI SUATU MASYARAKAT SEBAGAI SUATU SISTEMSISTEM YANG SECARA YANG SECARA FUNGSIONALFUNGSIONAL
TERINTEGRASI KEDALAM SUATU TERINTEGRASI KEDALAM SUATU BENTUK EQUILIBRIUMBENTUK EQUILIBRIUM
Istilah lain pendekatan Istilah lain pendekatan STRUKTURAL FUNGSIONALSTRUKTURAL FUNGSIONAL
INTEGRATION APPROACHINTEGRATION APPROACH
ORDER APPROACHORDER APPROACH
EQUILIBRIUM APPROACHEQUILIBRIUM APPROACH
STRUCTURAL FUNGTIONAL STRUCTURAL FUNGTIONAL APPROACHAPPROACH
TOKOHTOKOH
PLATOPLATOAUGUSTE COMTEAUGUSTE COMTEHERBERT SPENCERHERBERT SPENCEREMILE DURKHEIMEMILE DURKHEIMBRANISLAW BRANISLAW MALINOWSKIMALINOWSKIREDCLIFFE BROWNREDCLIFFE BROWNTALCOT PARSONTALCOT PARSON
ANGGAPAN DASAR THEORIANGGAPAN DASAR THEORI STRUKTURAL FUNGSIONALSTRUKTURAL FUNGSIONAL
Masyarakat adalah suatu SISTEM dari BAGIAN-Masyarakat adalah suatu SISTEM dari BAGIAN-BAGIAN yang saling BERHUBUNGANBAGIAN yang saling BERHUBUNGANHubungan dalam masyarakat bersifat GANDA Hubungan dalam masyarakat bersifat GANDA dan TIMBAL BALIK (SALING MEMPENGARUHI)dan TIMBAL BALIK (SALING MEMPENGARUHI)Secara FUNDAMENTAL, SISTEM SOSIAL Secara FUNDAMENTAL, SISTEM SOSIAL cenderung bergerak kearah EQUILIBRIUM dan cenderung bergerak kearah EQUILIBRIUM dan bersifat DINAMISbersifat DINAMISDISFUNGSI/KETEGANGAN SOSIAL/ DISFUNGSI/KETEGANGAN SOSIAL/ PENYIMPANGAN pada akhirnya akan teratasi PENYIMPANGAN pada akhirnya akan teratasi dengan sendirinya melalui PENYESUAIAN dan dengan sendirinya melalui PENYESUAIAN dan proses INSTITUSIONALISASIproses INSTITUSIONALISASI
ANGGAPAN DASAR THEORIANGGAPAN DASAR THEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL STRUKTURAL FUNGSIONAL
(lanjutan)(lanjutan)PERUBAHAN-PERUBAHAN dalam SISTEM SOSIAL PERUBAHAN-PERUBAHAN dalam SISTEM SOSIAL bersifat GRADUAL melalui PENYESUAIAN. Bukan bersifat GRADUAL melalui PENYESUAIAN. Bukan bersifat REVOLUSIONERbersifat REVOLUSIONERPERUBAHAN terjadi melalui 3 macam PERUBAHAN terjadi melalui 3 macam kemungkinan:kemungkinan:– PENYESUAIAN SIATEM SOSIAL terhadap PENYESUAIAN SIATEM SOSIAL terhadap
PERUBAHAN DARI LUAR (PERUBAHAN DARI LUAR (extra systemic extra systemic changechange))
1.1. PERTUMBUHAN melalui PROSES PERTUMBUHAN melalui PROSES DIFFERENSIASI STRUKTURAL DAN DIFFERENSIASI STRUKTURAL DAN FUNGSIONALFUNGSIONAL
2.2. PENEMUAN BARU oleh ANGGOTA PENEMUAN BARU oleh ANGGOTA MASYARAKATMASYARAKAT
Faktor terpenting dalam INTEGRASI adalah Faktor terpenting dalam INTEGRASI adalah KONSENSUSKONSENSUS
Penilaian/kritik terhadap theori Penilaian/kritik terhadap theori STRUKTURAL FUNGSIONALSTRUKTURAL FUNGSIONAL
Terlalu menekankan anggapan Terlalu menekankan anggapan dasarnya pada PERANAN UNSUR-dasarnya pada PERANAN UNSUR-UNSUR NORMATIF dari TINGKAH UNSUR NORMATIF dari TINGKAH LAKU SOSIAL (pengaturan secara LAKU SOSIAL (pengaturan secara
NORMATIF terhadap HASRAT NORMATIF terhadap HASRAT seseorang untuk menjamin seseorang untuk menjamin
STABILITAS SOSIAL)STABILITAS SOSIAL)
(David Lockwood)(David Lockwood)
Menurut Menurut David LockwoodDavid Lockwood
Terdapat SUB STRATUM yang berupa Terdapat SUB STRATUM yang berupa DISPOSISI-DISPOSISI yang DISPOSISI-DISPOSISI yang mengakibatkan timbulnya mengakibatkan timbulnya PERBEDAAN LIFE CHANCES PERBEDAAN LIFE CHANCES
(kesempatan hidup) dan (kesempatan hidup) dan KEPENTINGAN-KEPENTINGAN YANG KEPENTINGAN-KEPENTINGAN YANG
TIDAK NORMATIFTIDAK NORMATIFDALAM SETIAP SITUASI SOSIAL terdapat 2 hal yaitu:
TATA TERTIB yang bersifat NORMATIF
SUB STRATUM yang melahirkan KONFLIK
GAMBARAN SITUASI SOSIAL MENURUT DAVID LOCKWODGAMBARAN SITUASI SOSIAL MENURUT DAVID LOCKWOD
SUB STRATUM TATA TERTIB
KENYATAAN YANG DIABAIKAN DALAM KENYATAAN YANG DIABAIKAN DALAM PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONALPENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL
1.1. Setiap STRUKTUR SOSIAL mengandung Setiap STRUKTUR SOSIAL mengandung KONFLIK dan KONTRADIKSI yang bersifat KONFLIK dan KONTRADIKSI yang bersifat internal dan menjadi PENYEBAB PERUBAHANinternal dan menjadi PENYEBAB PERUBAHAN
2.2. REAKSI suatu SISTEM SOSIAL terhadap REAKSI suatu SISTEM SOSIAL terhadap PERUBAHAN yang datang dari luar (extra PERUBAHAN yang datang dari luar (extra systemic change) tidak selalu bersifat systemic change) tidak selalu bersifat Adjustive/tampakAdjustive/tampak
3.3. Suatu SISTEM SOSIAL dalam waktu yang Suatu SISTEM SOSIAL dalam waktu yang panjang dapat mengalami KONFLIK SOSIAL panjang dapat mengalami KONFLIK SOSIAL yang bersifat VISIOUS CIRCLEyang bersifat VISIOUS CIRCLE
4.4. Perubahan-perubahan sosial tidak selalu Perubahan-perubahan sosial tidak selalu terjadi secara GRADUAL melalui penyesuaian, terjadi secara GRADUAL melalui penyesuaian, tetapi juga dapat terjadi secara tetapi juga dapat terjadi secara REVOLUSIONERREVOLUSIONER
TEORI KONFLIK TEORI KONFLIK DIALEKTIKADIALEKTIKA
MEMANDANG BAHWA PERUBAHAN MEMANDANG BAHWA PERUBAHAN SOSIAL TIDAK TERJADI MELALUI SOSIAL TIDAK TERJADI MELALUI PROSES PENYESUAIAN NILAI-NILAI PROSES PENYESUAIAN NILAI-NILAI YANG MEMBAWA PERUBAHAN, YANG MEMBAWA PERUBAHAN, TETAPI TERJADI AKIBAT ADANYA TETAPI TERJADI AKIBAT ADANYA KONFLIK YANG MENGHASILKAN KONFLIK YANG MENGHASILKAN KOMPROMI-KOMPROMI YANG KOMPROMI-KOMPROMI YANG BERBEDA DENGAN KONDISI BERBEDA DENGAN KONDISI SEMULASEMULA
Tokoh: DAHRENDORF
ASUMSI DASAR TEORI KONFLIK ASUMSI DASAR TEORI KONFLIK DIALEKTIKADIALEKTIKA
1.1. PERUBAHAN SOSIAL merupakan gejala yang PERUBAHAN SOSIAL merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakatmelekat di setiap masyarakat
2.2. KONFLIK dalah gejala yang melekat pada KONFLIK dalah gejala yang melekat pada setiap masyarakatsetiap masyarakat
3.3. SETIAP UNSUR didalam suatu masyarakat SETIAP UNSUR didalam suatu masyarakat memberikan sumbangan bagi terjadinya memberikan sumbangan bagi terjadinya DISINTEGRASI dan PERUBAHAN-PERUBAHAN DISINTEGRASI dan PERUBAHAN-PERUBAHAN SOSIALSOSIAL
4.4. Setiap masyarakat terintegrasi diatas Setiap masyarakat terintegrasi diatas PENGUASAAN atau DOMINASI oleh sejumlah PENGUASAAN atau DOMINASI oleh sejumlah orang atas sejumlah orang-orang yang lainorang atas sejumlah orang-orang yang lain
UNSUR-UNSUR yang UNSUR-UNSUR yang BERTENTANGAN dalam BERTENTANGAN dalam
MASYARAKAT atau MASYARAKAT atau KONTRADIKSI INTERN KONTRADIKSI INTERN
akibat PEMBAGIAN akibat PEMBAGIAN KEWENANGAN/OTORITAS KEWENANGAN/OTORITAS
yang TIDAK MERATA dapat yang TIDAK MERATA dapat menyebabkan terjadinya menyebabkan terjadinya
PERUBAHAN SOSIALPERUBAHAN SOSIAL
Contoh: REFORMASI DI INDONESIA
KONFLIK bersifat MELEKAT kepada KONFLIK bersifat MELEKAT kepada MASYARAKAT, namun dalam MASYARAKAT, namun dalam
kenyataannya SISTEM dalam masyarakat kenyataannya SISTEM dalam masyarakat tetap bisa berjalantetap bisa berjalan
Karena kepentingan-kepentingan Karena kepentingan-kepentingan anggota masyarakat sudah anggota masyarakat sudah
terwakili melalui mekanisme terwakili melalui mekanisme yang “terlembaga” sehingga yang “terlembaga” sehingga
menghasilkan kompromi-menghasilkan kompromi-kompromi baru yang diterimakompromi baru yang diterima
Menurut DAHRENDORFMenurut DAHRENDORF
Karena adanya Karena adanya ASSOSIASI ASSOSIASI TERKOORDINASI secara TERKOORDINASI secara
IMPERATIVIMPERATIV (IMPETARATIVELY (IMPETARATIVELY COORDINATED COORDINATED
ASSOCIATIONS/ICA)ASSOCIATIONS/ICA) yang yang mewakili ORGANISASI-mewakili ORGANISASI-
ORGANISASI yang berperan ORGANISASI yang berperan penting di dalam MASYARAKATpenting di dalam MASYARAKAT
ICAICA
Terbentuk atas HUBUNGAN-HUBUNGAN Terbentuk atas HUBUNGAN-HUBUNGAN KEKUASAAN antara beberapa KELOMPOK KEKUASAAN antara beberapa KELOMPOK PEMERAN KEKUASAAN YANG ADA DALAM PEMERAN KEKUASAAN YANG ADA DALAM masyarakatmasyarakat
KEKUASAAN menunjukkan adanya faktor KEKUASAAN menunjukkan adanya faktor “PAKSAAN” oleh suatu kelompok atas “PAKSAAN” oleh suatu kelompok atas kelompok yang lain. Dalam ICA kelompok yang lain. Dalam ICA hubungan kekuasaan menjadi hubungan kekuasaan menjadi “TERSAHKAN” atau TERLEGITIMASI“TERSAHKAN” atau TERLEGITIMASI
Dalam ICA terdapat RULING dan RULED Dalam ICA terdapat RULING dan RULED (pemeran yang berkuasa dan pemeran (pemeran yang berkuasa dan pemeran yang dikuasai) yang dikuasai) yang berkuasa yang berkuasa berusaha mempertahankan STATUS berusaha mempertahankan STATUS QUO, yang dikuasai berusaha QUO, yang dikuasai berusaha mendapatkan STATUS QUOmendapatkan STATUS QUO
Terdapat DIKOTOMI antara DOMINATOR Terdapat DIKOTOMI antara DOMINATOR dan SUB DOMINATOR (DOMINATED dan SUB DOMINATOR (DOMINATED GROUP dengan SUBJUGATED GROUP)GROUP dengan SUBJUGATED GROUP)
Dalam pandangan teori KONFLIK Dalam pandangan teori KONFLIK DIALEKTIKA:DIALEKTIKA:
KEKUASAAN (POWER) dan KEKUASAAN (POWER) dan OTORITAS (AUTHORITY) OTORITAS (AUTHORITY)
merupakan sumber yang langka merupakan sumber yang langka dan selalu DIPEREBUTKAN dalam dan selalu DIPEREBUTKAN dalam
sebuah IMPERATIVELY sebuah IMPERATIVELY COORDINATED ASSOCIATIONSCOORDINATED ASSOCIATIONS
DOMINATED
SUBJUGATEDSUBJUGATED SUBJUGATED SUBJUGATED SUBJUGATED
MENGUASAIDIKUASAI
LEGITIMASI
TEORI KONFLIK DIALEKTIKA LEBIH SESUAI TEORI KONFLIK DIALEKTIKA LEBIH SESUAI DENGAN REALITAS SOSIALDENGAN REALITAS SOSIAL
DAHRENDORF dengan teori DAHRENDORF dengan teori KONFLIK DIALEKTIKA berusaha KONFLIK DIALEKTIKA berusaha menyempurnakan pendapat menyempurnakan pendapat KARL MARX mengenai REALITAS KARL MARX mengenai REALITAS SOSIALSOSIAL
REALITAS SOSIALREALITAS SOSIAL
1.1. SISTEM SOSIAL selalu berada dalam SISTEM SOSIAL selalu berada dalam KONFLIK yang terus menerus KONFLIK yang terus menerus (CONTINUAL STATE OF CONFLICT)(CONTINUAL STATE OF CONFLICT)
2.2. Konflik tercipta karena KEPENTINGAN Konflik tercipta karena KEPENTINGAN yang saling BERTENTANGAN dalam yang saling BERTENTANGAN dalam struktur sosialstruktur sosial
3.3. Kepentingan yang saling bertentangan Kepentingan yang saling bertentangan merupakan refleksi dari perbedaan merupakan refleksi dari perbedaan dalam DISTRIBUSI KEKUASAAN antar dalam DISTRIBUSI KEKUASAAN antar kelompok yang MENDOMINASI dan kelompok yang MENDOMINASI dan TERDOMINASITERDOMINASI
4.4. Kepentingan cenderung mempolarisasi Kepentingan cenderung mempolarisasi kedalam dua kelompok kepentingankedalam dua kelompok kepentingan
REALITAS SOSIAL REALITAS SOSIAL (lanjutan)(lanjutan)
1.1. Konflik bersifat DIALEKTIKA (suatu Konflik bersifat DIALEKTIKA (suatu konflik menciptakan suatu kepentingan konflik menciptakan suatu kepentingan yang baru, yang dibawah kondisi yang baru, yang dibawah kondisi tertentu akan menurunkan konflik yang tertentu akan menurunkan konflik yang berikutnya)berikutnya)
2.2. Perubahan sosial adalah ciri/karakter Perubahan sosial adalah ciri/karakter yang selalu berada dimanapun yang selalu berada dimanapun (UBIQUITOUS FEATURE) dalam setiap (UBIQUITOUS FEATURE) dalam setiap sistem sosial dan akibat dari konflik.sistem sosial dan akibat dari konflik.Konflik dapat diatasi oleh kekuasaan Konflik dapat diatasi oleh kekuasaan yang dihimpun di dalam ICA. yang dihimpun di dalam ICA. ICA ICA yang dominan dapat meredam konflikyang dominan dapat meredam konflik
Dalam tinjauan KONFLIK DIALEKTIKA, Dalam tinjauan KONFLIK DIALEKTIKA, suatu KEPENTINGAN bisa suatu KEPENTINGAN bisa dinegoisasikan antar kelompok dalam dinegoisasikan antar kelompok dalam ICA jika sudah menjadi KELOMPOK ICA jika sudah menjadi KELOMPOK KEPENTINGAN yang bersifat RIILKEPENTINGAN yang bersifat RIILSehingga,Sehingga,Bersatunya INDIVIDU yang memiliki Bersatunya INDIVIDU yang memiliki KEPENTINGAN yang SAMA dalam KEPENTINGAN yang SAMA dalam sebuah kelompok yang TERORGANISIR sebuah kelompok yang TERORGANISIR menjadi hal yang penting.menjadi hal yang penting.
Kepentingan yang SAMA dari Kepentingan yang SAMA dari beberapa INDIVIDU, jika tidak beberapa INDIVIDU, jika tidak DIORGANISASI secara FORMAL DIORGANISASI secara FORMAL kedalam suatu KELOMPOK, kedalam suatu KELOMPOK, merupakan KEPENTINGAN SEMU merupakan KEPENTINGAN SEMU karena tidak ada yang bisa karena tidak ada yang bisa mewakili/mengatasnamakan pemilik mewakili/mengatasnamakan pemilik kepentingankepentingan
PRASYARAT KELOMPOK SEMU TERORGANISIR PRASYARAT KELOMPOK SEMU TERORGANISIR MENJADI KELOMPOK KEPENTINGANMENJADI KELOMPOK KEPENTINGAN
KONDISI TEKNIS dari suatu organisasi/ KONDISI TEKNIS dari suatu organisasi/ TECHNICALTECHNICAL CONDITIONS OF CONDITIONS OF ORGANIZATIONSORGANIZATIONS (sejumlah orang yang (sejumlah orang yang mampu mengorganisasikan dan mampu mengorganisasikan dan merumuskan LATENT INTEREST menjadi merumuskan LATENT INTEREST menjadi MANIFEST INTEREST)MANIFEST INTEREST)KONDISI POLITIS dari suatu organisasi/ KONDISI POLITIS dari suatu organisasi/ POLITICALPOLITICAL CONDITIONS OF CONDITIONS OF ORGANIZATIONORGANIZATION (adanya KEBEBASAN (adanya KEBEBASAN POLITIK untuk berorganisasi yang POLITIK untuk berorganisasi yang diberikan oleh masyarakat)diberikan oleh masyarakat)KONDISI SOSIAL bagi suatu KONDISI SOSIAL bagi suatu organisasi/organisasi/SOCIALSOCIAL CONDITIONS OF CONDITIONS OF ORGANIZATIONSORGANIZATIONS (adanya SISTEM (adanya SISTEM KOMUNIKASI yang memungkinkan para KOMUNIKASI yang memungkinkan para anggota dari suatu kelompok semu anggota dari suatu kelompok semu berkomunikasi satu sama lain dengan berkomunikasi satu sama lain dengan mudah)mudah)
Skematis proses kelompok semu menjadi kelompok Skematis proses kelompok semu menjadi kelompok kepentingankepentingan
KONDISI TEKNIS
KONDISI SOSIAL
KONDISI POLITIS KELOMPOKKEPENTINGAN
Menurut penganut teori KONFLIK:Menurut penganut teori KONFLIK:
KONFLIK TIDAK BISA KONFLIK TIDAK BISA DILENYAPKAN, TETAPI HANYA DILENYAPKAN, TETAPI HANYA
BISA DI KENDALIKANBISA DI KENDALIKAN
AGAR KONFLIK LATENT TIDAK MENJADI MANIFEST DALAM BENTUK
VIOLENCE/KEKERASAN
BENTUK PENGENDALIAN KONFLIKBENTUK PENGENDALIAN KONFLIK
KONSILIASI KONSILIASI (CONCILIATION)(CONCILIATION)
MEDIASI(MEDIATION)
PERWASITAN(ARBITRATION)
KONSILIASI KONSILIASI (CONCILIATION)(CONCILIATION)
TERWUJUD MELALUI TERWUJUD MELALUI LEMBAGA-LEMBAGA-LEMBAGALEMBAGA TERTENTU YANG TERTENTU YANG
MEMUNGKINKAN TUMBUHNYA MEMUNGKINKAN TUMBUHNYA POLA POLA DISKUSI DAN PENGAMBILAN DISKUSI DAN PENGAMBILAN
KEPUTUSANKEPUTUSAN DIANTARA FIHAK-FIHAK DIANTARA FIHAK-FIHAK YANG BERKONFLIKYANG BERKONFLIK
Dilakukan dengan
cara-cara damai
LEMBAGA-LEMBAGA berfungsi EFFEKTIF jika:LEMBAGA-LEMBAGA berfungsi EFFEKTIF jika:
Bersifat OTONOM dengan WEWENANG Bersifat OTONOM dengan WEWENANG untuk MENGAMBIL KEPUTUSAN tanpa untuk MENGAMBIL KEPUTUSAN tanpa CAMPUR TANGAN fihak lainCAMPUR TANGAN fihak lainKedudukan lembaga tersebut dalam Kedudukan lembaga tersebut dalam masyarakt bersifat MONOPOLISTIS masyarakt bersifat MONOPOLISTIS (hanya lembaga tersebut yang berfungsi (hanya lembaga tersebut yang berfungsi demikian)demikian)Peran lembaga harus mampu MENGIKAT Peran lembaga harus mampu MENGIKAT KELOMPOK KEPENTINGAN yang KELOMPOK KEPENTINGAN yang BERLAWANAN. Termasuk KEPUTUSAN-BERLAWANAN. Termasuk KEPUTUSAN-KEPUTUSAN yang di HASILKANKEPUTUSAN yang di HASILKANHarus bersifat DEMOKRATIS Harus bersifat DEMOKRATIS
PRASYARAT KELOMPOK PRASYARAT KELOMPOK KEPENTINGAN UNTUK KONSILIASIKEPENTINGAN UNTUK KONSILIASI
Masing-masing kelompok Masing-masing kelompok SADAR sedang BERKONFLIKSADAR sedang BERKONFLIKKelompok-kelompok yang Kelompok-kelompok yang berkonflik TERORGANISIR berkonflik TERORGANISIR secara JELASsecara JELASSetiap kelompok yang Setiap kelompok yang berkonflik harus PATUH pada berkonflik harus PATUH pada RULE OF THE GAMESRULE OF THE GAMES
MEDIASI MEDIASI (MEDIATION)(MEDIATION)
Fihak yang berkonflik sepakat menunjuk Fihak yang berkonflik sepakat menunjuk fihak fihak KETIGAKETIGA untuk memberi “nasehat- untuk memberi “nasehat-
nasehat” penyelesaian konfliknasehat” penyelesaian konflik
MENGURANGI IRASIONALITAS KELOMPOK YANG BERKONFLIK
PERWASITAN PERWASITAN (ARBITRATION)(ARBITRATION)
Dilakukan/terjadi jika fihak yang Dilakukan/terjadi jika fihak yang bersengketa bersepakat untuk bersengketa bersepakat untuk
menerima atau “terpaksa” menerima menerima atau “terpaksa” menerima hairnya fihak ketiga yang akan hairnya fihak ketiga yang akan
memberikan “keputusan-keputusan” memberikan “keputusan-keputusan” tertentu untuk mengurangi konfliktertentu untuk mengurangi konflik
Jika pengendalian konflik efektif maka:Jika pengendalian konflik efektif maka:
KONFLIK AKAN MENJADI KEKUATAN KONFLIK AKAN MENJADI KEKUATAN PENDORONG TERJADINYA PENDORONG TERJADINYA
PERUBAHAN-PERUBAHAN SOSIAL PERUBAHAN-PERUBAHAN SOSIAL YANG TERUS BERLANJUTYANG TERUS BERLANJUT
STRUKTUR MAJEMUK STRUKTUR MAJEMUK MASYARAKAT INDONESIAMASYARAKAT INDONESIA
MASYARAKAT MAJEMUK MEMILIKI MASYARAKAT MAJEMUK MEMILIKI SUB STRUKTUR DENGAN CIRI SUB STRUKTUR DENGAN CIRI
YANG SANGAT BERAGAM YANG SANGAT BERAGAM SEHINGGA DISEBUT MAJEMUKSEHINGGA DISEBUT MAJEMUK
MASING-MASING SUB STRUKTUR BERJALAN DENGAN SISTEMNYA MASING-
MASING
Struktur Sosial:Struktur Sosial:
Suatu susunan/konfigurasi dari Suatu susunan/konfigurasi dari beberapa orang dengan beberapa orang dengan kategori yang berbeda, tetapi kategori yang berbeda, tetapi terikat pada suatu tata terikat pada suatu tata hubungan kerja yang samahubungan kerja yang sama
Struktur sosial
Hubungan kerja
Beberapa orang dgn kategori yang berbeda
Jadi:Jadi:Dalam struktur sosial terdapat Dalam struktur sosial terdapat sistem sosialsistem sosial
Dalam sistem sosial terdapat Dalam sistem sosial terdapat seperangkat kegiatan bersama seperangkat kegiatan bersama yang memperlihatkan yang memperlihatkan hubungan timbal balik yang hubungan timbal balik yang disebut strukturdisebut struktur
SISTEM SOSIAL DAN STRUKTUR SOSIAL TIDAK BISA DI PISAHKAN
STRUKTUR SOSIAL memperlihatkan suatu STRUKTUR SOSIAL memperlihatkan suatu HUBUNGAN yang KONSTAN sebagai suatu HUBUNGAN yang KONSTAN sebagai suatu kerangkakerangka
SISTEM, memberikan SIFAT dan DINAMIKA SISTEM, memberikan SIFAT dan DINAMIKA pada STRUKTUR secara KESELURUHANpada STRUKTUR secara KESELURUHAN
STRUKTUR SOSIAL
SISTEM
INDONESIA adalah MASYARAKAT INDONESIA adalah MASYARAKAT MAJEMUK yang ditandai oleh 2 ciri unik:MAJEMUK yang ditandai oleh 2 ciri unik:
MAJEMUK secara HORIZONTALMAJEMUK secara HORIZONTAL
MAJEMUK secara VERTIKALMAJEMUK secara VERTIKAL
KONSEKWENSINYA KONSEKWENSINYA adalah:adalah:
Dalam mengamati SISTEM SOSIAL Dalam mengamati SISTEM SOSIAL DAN BUDAYA serta REALITAS DAN BUDAYA serta REALITAS MASYARAKAT INDONESIA diperlukan MASYARAKAT INDONESIA diperlukan minimal penguasaan 2 teori, yaitu; minimal penguasaan 2 teori, yaitu; KONFLIK DIALEKTIKA dan KONFLIK DIALEKTIKA dan STRUKTURAL FUNGSIONAL.STRUKTURAL FUNGSIONAL.
KONFLIK dan KONSENSUS adalah KONFLIK dan KONSENSUS adalah gejala yang melekat bersama-sama gejala yang melekat bersama-sama di masyarakat (David Lockwood)di masyarakat (David Lockwood)
MASYARAKAT MAJEMUK INDONESIA MASYARAKAT MAJEMUK INDONESIA adalah:adalah:
SUATU MASYARAKAT MAJEMUK SUATU MASYARAKAT MAJEMUK (PLURAL SOCIETIES) yang (PLURAL SOCIETIES) yang masyarakatnya terdiri atas dua masyarakatnya terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain dalan pembauran satu sama lain dalan SATU KESATUAN POLITIK SATU KESATUAN POLITIK (Furnival)(Furnival)
CIRI MASY. MAJEMUK INDONESIACIRI MASY. MAJEMUK INDONESIA
Dalam KEHIDUPAN POLITIK, Dalam KEHIDUPAN POLITIK, tidak ada KEHENDAK tidak ada KEHENDAK BERSAMABERSAMA
Dalam KEHIDUPAN EKONOMI, Dalam KEHIDUPAN EKONOMI, tidak ada PERMINTAAN tidak ada PERMINTAAN SOSIAL yang DIHAYATI SOSIAL yang DIHAYATI BERSAMA oleh seluruh BERSAMA oleh seluruh elemen MASYARAKAT elemen MASYARAKAT (common social demand)(common social demand)
Tidak adanya PERMINTAAN SOSIAL Tidak adanya PERMINTAAN SOSIAL yang dihayati bersama, menyebabkan yang dihayati bersama, menyebabkan KARAKTER EKONOMI YANG BERBEDA.KARAKTER EKONOMI YANG BERBEDA.
EKONOMI MAJEMUK EKONOMI MAJEMUK MASY. MASY. MAJEMUKMAJEMUK
EKONOPMI TUNGGAL EKONOPMI TUNGGAL MASY. MASY. HOMOGENHOMOGEN
Akibatnya:Akibatnya:
Anggota masyarakat kurang Anggota masyarakat kurang memiliki loyalitas terhadap memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai masyarakat sebagai KESELURUHAN, kurang memiliki KESELURUHAN, kurang memiliki HOMOGENITAS KEBUDAYAAN HOMOGENITAS KEBUDAYAAN dan kurang memiliki DASAR-dan kurang memiliki DASAR-DASAR untuk saling memahami DASAR untuk saling memahami satu sama lain.satu sama lain.
KARAKTERISTIK MASYARAKAT KARAKTERISTIK MASYARAKAT MAJEMUK (Pierre L. Van Den MAJEMUK (Pierre L. Van Den
Berghe)Berghe)
Terjadi SEGMENTASI kedalam bentuk Terjadi SEGMENTASI kedalam bentuk KELOMPOK-KELOMPOK yang memiliki KELOMPOK-KELOMPOK yang memiliki kebudayaan yang berbedakebudayaan yang berbeda
Memiliki STRUKTUR SOSIAL yang terbagi-Memiliki STRUKTUR SOSIAL yang terbagi-bagi ke dalam LEMBAGA-LEMBAGA yang bagi ke dalam LEMBAGA-LEMBAGA yang NON KOMPLEMENTERNON KOMPLEMENTER
Kurang mengembangkan KONSENSUS antar Kurang mengembangkan KONSENSUS antar para anggotanya terhadap nilai-nilai yang para anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat dasarbersifat dasar
Relatif sering terjadi KONFLIKRelatif sering terjadi KONFLIK
KARAKTERISTIK MASYARAKAT KARAKTERISTIK MASYARAKAT MAJEMUK MAJEMUK (lanjutan)(lanjutan)
Secara relatif, INTEGRASI SOSIAL tumbuh Secara relatif, INTEGRASI SOSIAL tumbuh diatas PAKSAAN dan saling SALING diatas PAKSAAN dan saling SALING KETERGANTUNGAN DALAM BIDANG KETERGANTUNGAN DALAM BIDANG EKONOMIEKONOMI
Adanya DOMINASI POLITIK oleh SUATU Adanya DOMINASI POLITIK oleh SUATU KELOMPOK atas KELOMPOK YANG LAINKELOMPOK atas KELOMPOK YANG LAIN
KARAKTERISTIK MASYARAKAT MAJEMUK INI TIDAK BISA DIGOLONGKAN KE DALAM DUA GOLONGAN MASYARAKAT (MODERN DAN
TRADISIONAL) MENURUT EMILE DURKHEIM
Masyarakat majemuk tidak dapat Masyarakat majemuk tidak dapat disamakan dengan masyarakat yang disamakan dengan masyarakat yang memiliki memiliki unit-unit kekerabatan yang unit-unit kekerabatan yang bersifat segmenter.bersifat segmenter.Masyarakat majemuk tidak dapat Masyarakat majemuk tidak dapat disamakan dengan masyarakat yang disamakan dengan masyarakat yang memiliki memiliki differensiasi atau spesialisasi differensiasi atau spesialisasi yang tinggiyang tinggi
Terkait dengan ciri masyarakat Terkait dengan ciri masyarakat majemuk;majemuk;
MASYARAKAT YANG MEMILIKI UNIT KEKERABATAN MASYARAKAT YANG MEMILIKI UNIT KEKERABATAN YANG BERSIFAT SEGMENTERYANG BERSIFAT SEGMENTER
Adalah:Adalah:
Suatu masyarakat Suatu masyarakat yang terbagi-bagi ke yang terbagi-bagi ke dalam berbagai dalam berbagai kelompok kelompok berdasarkan garis berdasarkan garis keturunan tunggal, keturunan tunggal, tetapi memiliki tetapi memiliki struktur struktur kelembagaan yang kelembagaan yang bersifat homogenbersifat homogen
MASYARAKAT YANG MEMILIKI MASYARAKAT YANG MEMILIKI DIFERENSIASI/SPESIALISASI TINGGIDIFERENSIASI/SPESIALISASI TINGGI
AdalahAdalah
Suatu masyarakat Suatu masyarakat dengan tingkat dengan tingkat differensiasi differensiasi fungsional yang fungsional yang tinggi dengan banyak tinggi dengan banyak lembaga-lembaga lembaga-lembaga kemasyarakatan kemasyarakatan yang saling yang saling komplementer dan komplementer dan saling tergantungsaling tergantung
Menurut Van den Berghe;Menurut Van den Berghe;
SOLIDARITAS MEKANIS DAN SOLIDARITAS MEKANIS DAN SOLIDARITAS ORGANIS sulit di SOLIDARITAS ORGANIS sulit di
tumbuhkan dalam MASYARAKAT tumbuhkan dalam MASYARAKAT MAJEMUKMAJEMUK
KarenaKarena
Pengelompokan yang terjadi Pengelompokan yang terjadi bersifat sesaat atas dasar bersifat sesaat atas dasar
kepentingan praktiskepentingan praktis
FAKTOR YANG MENGINTEGRASIKAN FAKTOR YANG MENGINTEGRASIKAN MASYARAKAT MAJEMUKMASYARAKAT MAJEMUK
Adanya KONSENSUS diantara Adanya KONSENSUS diantara sebagian besar anggota masyarakat sebagian besar anggota masyarakat terhadap NILAI-NILAI terhadap NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN yang bersifat KEMASYARAKATAN yang bersifat fundamentalfundamentalAdanya berbagai masyarakat yang Adanya berbagai masyarakat yang berasal dari BERBAGAI KESATUAN berasal dari BERBAGAI KESATUAN SOSIAL SOSIAL (cross cutting affiliations)(cross cutting affiliations) yang akan menyebabkan terjadinya yang akan menyebabkan terjadinya LOYALITAS GANDA LOYALITAS GANDA (cross cutting (cross cutting loyalities)loyalities)
Cross cutting affiliations and cross Cross cutting affiliations and cross cutting loyalitiescutting loyalities
KESATUAN SOSIAL
MASYARAKAT TERINTEGRASI
KEMUNGKINAN YANG TERJADI KEMUNGKINAN YANG TERJADI PADA MASYARAKAT MAJEMUKPADA MASYARAKAT MAJEMUK
minimal ada 2 (dua) tingkatan konflik minimal ada 2 (dua) tingkatan konflik yang mungkin terjadi;yang mungkin terjadi;
KONFLIK BERSIFAT IDEOLOGISKONFLIK BERSIFAT IDEOLOGIS
KONFLIK BERSIFAT POLITISKONFLIK BERSIFAT POLITIS
KONFLIK BERSIFAT IDEOLOGISKONFLIK BERSIFAT IDEOLOGIS
Terwujud dalam bentuk konflik Terwujud dalam bentuk konflik antara SISTEM NILAI yang DIANUT antara SISTEM NILAI yang DIANUT OLEH serta menjadi IDEOLOGI dari OLEH serta menjadi IDEOLOGI dari BERBAGAI KESATUAN SOSIALBERBAGAI KESATUAN SOSIAL
KONFLIK BERSIFAT POLITISKONFLIK BERSIFAT POLITIS
Terjadi dalam bentuk Terjadi dalam bentuk PERTENTANGAN di dalam PERTENTANGAN di dalam PEMBAGIAN STATUS KEKUASAAN dan PEMBAGIAN STATUS KEKUASAAN dan SUMBER-SUMBER EKONOMI yang SUMBER-SUMBER EKONOMI yang terbatas, diantara anggota terbatas, diantara anggota masyarakatmasyarakat
Dalam situasi “KONFLIK”, Dalam situasi “KONFLIK”, masyarakat yang berselisih masyarakat yang berselisih
berusaha MENGABAIKAN DIRI berusaha MENGABAIKAN DIRI dengan MEMPERKOKOH dengan MEMPERKOKOH SOLIDARITAS ANGGOTA, SOLIDARITAS ANGGOTA,
MEMBENTUK ORGANISASI MEMBENTUK ORGANISASI KEMASYARAKATAN untuk KEMASYARAKATAN untuk
KESEJAHTERAAN dan KESEJAHTERAAN dan PERTAHANAN BERSAMAPERTAHANAN BERSAMA
Faktor tersebut DIPERKUAT oleh Faktor tersebut DIPERKUAT oleh ADANYA PAKSAAN dari SUATU ADANYA PAKSAAN dari SUATU
KELOMPOK atau KESATUAN SOSIAL KELOMPOK atau KESATUAN SOSIAL yang DOMINAN atas KELOMPOK yang yang DOMINAN atas KELOMPOK yang
LAINLAIN KELOMPOK PERTAHANAN
SUATU INTEGRASI SOSIAL YANG TANGGUH SUATU INTEGRASI SOSIAL YANG TANGGUH DAPAT BERKEMBANG APABILADAPAT BERKEMBANG APABILA
SEBAGIAN BESAR ANGGOTA MASYARAKAT SEBAGIAN BESAR ANGGOTA MASYARAKAT BANGSA BERSEPAKAT TENTANG BATAS-BANGSA BERSEPAKAT TENTANG BATAS-BATAS TERITORIAL DARI NEGARA SEBAGAI BATAS TERITORIAL DARI NEGARA SEBAGAI SUATU KEHIDUPAN POLITIKSUATU KEHIDUPAN POLITIKSEBAGIAN BESAR ANGGOTA MASYARAKAT SEBAGIAN BESAR ANGGOTA MASYARAKAT BERSEPAKAT MENGENAI STRUKTUR BERSEPAKAT MENGENAI STRUKTUR PEMERINTAHAN DAN ATURAN-ATURAN PEMERINTAHAN DAN ATURAN-ATURAN DALAM PROSES POLITIK YANG BERLAKU DALAM PROSES POLITIK YANG BERLAKU BAGI SELURUH MASYARAKAT (William BAGI SELURUH MASYARAKAT (William Liddle)Liddle)
KONSEP STATUS DAN PERANAN UNTUK KONSEP STATUS DAN PERANAN UNTUK MELIHAT HUBUNGAN INDIVIDU DENGAN MELIHAT HUBUNGAN INDIVIDU DENGAN
SISTEM SOSIALSISTEM SOSIALSTATUS adalah suatu posisi dalam STATUS adalah suatu posisi dalam struktur sosial yang menentukan struktur sosial yang menentukan dimana seseorang menempatkan dimana seseorang menempatkan dirinya dalam suatu komunitas dan dirinya dalam suatu komunitas dan bagaimana ia diharapkan bersikap bagaimana ia diharapkan bersikap dan berhubungan dengan orang lain.dan berhubungan dengan orang lain.
PERANAN adalah pola perilaku yang PERANAN adalah pola perilaku yang diharapka dari seseorang yang diharapka dari seseorang yang mempunyai status atau posisi tertentu mempunyai status atau posisi tertentu dalam suatu organisasi atau dalam suatu organisasi atau masyarakatmasyarakat
Dalam suatu SISTEM SOSIAL, individu Dalam suatu SISTEM SOSIAL, individu menduduki suatu tempat (status) menduduki suatu tempat (status) dan bertindak (berperan) sesuai dan bertindak (berperan) sesuai
dengan norma-norma atau aturan-dengan norma-norma atau aturan-aturan yang dibuat oleh sistematuran yang dibuat oleh sistem
DIFERENSIASI SOSIALDIFERENSIASI SOSIAL
Kalau kita memperhatikan masyarakat di sekitar kita, ada Kalau kita memperhatikan masyarakat di sekitar kita, ada banyak sekali perbedaan-perbedaan yang kita jumpai. banyak sekali perbedaan-perbedaan yang kita jumpai. Perbedaan-perbedaan itu antara lain dalam agama, ras, Perbedaan-perbedaan itu antara lain dalam agama, ras, etnis, clan (klen), pekerjaan, budaya, maupun jenis etnis, clan (klen), pekerjaan, budaya, maupun jenis kelamin. kelamin. Perbedaan-perbedaan itu tidak dapat diklasifikasikan Perbedaan-perbedaan itu tidak dapat diklasifikasikan secara bertingkat/vertikal seperti halnya pada tingkatan secara bertingkat/vertikal seperti halnya pada tingkatan dalam lapisan ekonomi, yaitu lapisan tinggi, lapisan dalam lapisan ekonomi, yaitu lapisan tinggi, lapisan menengah dan lapisan rendah. menengah dan lapisan rendah. Perbedaan itu hanya secara horisontal. Perbedaan seperti Perbedaan itu hanya secara horisontal. Perbedaan seperti ini dalam sosiologi dikenal dengan istilah ini dalam sosiologi dikenal dengan istilah Diferensiasi Diferensiasi Sosial.Sosial.
DIFERENSIASI SOSIALDIFERENSIASI SOSIAL
Diferensiasi adalah klasifikasi terhadap perbedaan-Diferensiasi adalah klasifikasi terhadap perbedaan-perbedaan yang biasanya sama. perbedaan yang biasanya sama. Pengertian Pengertian samasama disini menunjukkan pada penggolongan disini menunjukkan pada penggolongan atau klasifikasi masyarakat secara horisontal, mendatar, atau klasifikasi masyarakat secara horisontal, mendatar, atau sejajar. Asumsinya adalah tidak ada golongan dari atau sejajar. Asumsinya adalah tidak ada golongan dari pembagian tersebut yang lebih tinggi daripada golongan pembagian tersebut yang lebih tinggi daripada golongan lainnya. lainnya. Pengelompokan horisontal yang didasarkan pada Pengelompokan horisontal yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klen dan agama disebut perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klen dan agama disebut kemajemukan sosial, sedangkan pengelompokan kemajemukan sosial, sedangkan pengelompokan berasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin disebut berasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin disebut heterogenitas sosial. heterogenitas sosial.
DIFERENSIASI SOSIALDIFERENSIASI SOSIAL
Bagan:Bagan:
Kemajemukan sosial,ras, etnis dan agama
Heterogenitas sosialprofesi (pekerjaan), gender
Pengelompokan Horisontal Pengelompokan Vertikal
Pengelompokan Sosial
Ciri-ciri yang Mendasari Ciri-ciri yang Mendasari Diferensiasi Sosial Diferensiasi Sosial
Ciri Fisik. Diferensiasi ini terjadi karena Ciri Fisik. Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu. Misalnya : perbedaan ciri-ciri tertentu. Misalnya : warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb. muka, dsb.
Ciri Sosia. Muncul karena perbedaan Ciri Sosia. Muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang pekerjaan yang menimbulkan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori ini berbeda. Termasuk didalam kategori ini adalah perbedaan peranan, prestise dan adalah perbedaan peranan, prestise dan kekuasaan. Contohnya : pola perilaku kekuasaan. Contohnya : pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang perawat akan berbeda dengan seorang karyawan kantor. seorang karyawan kantor.
Ciri-ciri yang Mendasari Ciri-ciri yang Mendasari Diferensiasi SosialDiferensiasi Sosial
Ciri Budaya. Berhubungan erat dengan Ciri Budaya. Berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi atau kepercayaan, sistem seperti religi atau kepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan (etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu (etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat kita lihat dari bahasa, masyarakat dapat kita lihat dari bahasa, kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dsb. dsb.
Bentuk-bentuk Diferensiasi Bentuk-bentuk Diferensiasi SosialSosial
Diferensiasi RasDiferensiasi Ras. Ras adalah suatu kelompok manusia yang . Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawan yang sama. Diferensiasi ras berarti memiliki ciri-ciri fisik bawan yang sama. Diferensiasi ras berarti pengelompokan masyarakat berdasarkan ciri- ciri fisiknya, pengelompokan masyarakat berdasarkan ciri- ciri fisiknya, bukan budayanya. bukan budayanya. Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis).Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis). Menurut Hassan Shadily Menurut Hassan Shadily MA, suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang MA, suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang masih dianggap mempunyai hubungan biologis. Diferensiasi masih dianggap mempunyai hubungan biologis. Diferensiasi suku bangsa merupakan penggologan manusia berdasarkan ciri-suku bangsa merupakan penggologan manusia berdasarkan ciri-ciri biologis yang sama, seperti ras. ciri biologis yang sama, seperti ras. Namun suku bangsa memiliki ciri-ciri paling mendasar yang Namun suku bangsa memiliki ciri-ciri paling mendasar yang lain, yaitu adanya kesamaan budaya. Suku bangsa memiliki lain, yaitu adanya kesamaan budaya. Suku bangsa memiliki kesamaan berikut : - ciri fisik - kesenian - bahasa daerah - adat kesamaan berikut : - ciri fisik - kesenian - bahasa daerah - adat istiadat istiadat
Diferensiasi Klen (Clan)Diferensiasi Klen (Clan)
Klen (Clan) sering juga disebut kerabat luas Klen (Clan) sering juga disebut kerabat luas atau keluarga besar. Klen merupakan atau keluarga besar. Klen merupakan kesatuan keturunan (genealogis), kesatuan kesatuan keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adat (tradisi). Klen adalah sistem sosial adat (tradisi). Klen adalah sistem sosial yang berdasarkan ikatan darah atau yang berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama umumnya terjadi pada keturunan yang sama umumnya terjadi pada masyarakat unilateral baik melalui garis masyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) maupun garis ibu ayah (patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal).(matrilineal).
Diferensiasi Klen (Clan)- Diferensiasi Klen (Clan)- lanjutanlanjutan
Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) antara lain terdapat pada:antara lain terdapat pada: Masyarakat Batak (dengan sebutan Marga)Masyarakat Batak (dengan sebutan Marga) Masyarakat Minahasa (klennya disebut Fam), Masyarakat Minahasa (klennya disebut Fam), Masyarakat Ambon (klennya disebut Fam)Masyarakat Ambon (klennya disebut Fam) Masyarakat Flores (klennya disebut Fam)Masyarakat Flores (klennya disebut Fam)
Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal) Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal) antara lain terdapat pada masyarakat Minangkabau, antara lain terdapat pada masyarakat Minangkabau, Klennya disebut suku yang merupakan gabungan Klennya disebut suku yang merupakan gabungan dari kampuang-kampuang. dari kampuang-kampuang.
Diferensiasi AgamaDiferensiasi Agama
Diferensiasi agama merupakan pengelompokan Diferensiasi agama merupakan pengelompokan masyarakat berdasarkan agama/kepercayaannya. masyarakat berdasarkan agama/kepercayaannya.
Komponen-komponen Agama:Komponen-komponen Agama:・・ Emosi keagamaanEmosi keagamaan, yaitu suatu sikap yang tidak rasional yang mampu , yaitu suatu sikap yang tidak rasional yang mampu
menggetarkan jiwa, misalnya sikap takut bercampur percaya. menggetarkan jiwa, misalnya sikap takut bercampur percaya. ・・ Sistem keyakinanSistem keyakinan, terwujud dalam bentuk pikiran/gagasan manusia , terwujud dalam bentuk pikiran/gagasan manusia
seperti keyakinan akan sifat-sifat Tuhan, wujud alam gaib, kosmologi, seperti keyakinan akan sifat-sifat Tuhan, wujud alam gaib, kosmologi, masa akhirat, cincin sakti, roh nenek moyang, dewa-dewa, dan masa akhirat, cincin sakti, roh nenek moyang, dewa-dewa, dan sebagainya. sebagainya.
・・ Upacara keagamaanUpacara keagamaan, yang berupa bentuk ibadah kepada Tuhan, , yang berupa bentuk ibadah kepada Tuhan, Dewa-dewa dan Roh Nenek Moyang. Dewa-dewa dan Roh Nenek Moyang.
・・ Tempat ibadahTempat ibadah, seperti Mesjid, Gereja, Pura, Wihara, Kuil, Klenteng. , seperti Mesjid, Gereja, Pura, Wihara, Kuil, Klenteng. ・・ UmatUmat, yakni anggota salah satu agama yang merupakan kesatuan , yakni anggota salah satu agama yang merupakan kesatuan
sosial. sosial.
Diferensiasi Agama (lanjutan)Diferensiasi Agama (lanjutan)
Agama dan MasyarakatAgama dan Masyarakat. Dalam perkembangannya . Dalam perkembangannya agama mempengaruhi masyarakat dan demikian juga agama mempengaruhi masyarakat dan demikian juga masyarakat mempengaruhi agama atau terjadi interaksi masyarakat mempengaruhi agama atau terjadi interaksi yang dinamis. Di Indonesia, kita mengenal agama Islam, yang dinamis. Di Indonesia, kita mengenal agama Islam, Katolik, Protestan, Budha dan Hindu. Disamping itu Katolik, Protestan, Budha dan Hindu. Disamping itu berkembang pula agama atau kepercayaan lain, seperti berkembang pula agama atau kepercayaan lain, seperti Khong Hu Chu, Aliran Kepercayaan, Kaharingan dan Khong Hu Chu, Aliran Kepercayaan, Kaharingan dan
Kepercayaan-kepercayaan asli lainnyaKepercayaan-kepercayaan asli lainnya. .
Diferensiasi Profesi (pekerjaanDiferensiasi Profesi (pekerjaan))
Diferensiasi profesi merupakan pengelompokan masyarakat Diferensiasi profesi merupakan pengelompokan masyarakat yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesinya. yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesinya. Profesi biasanya berkaitan dengan suatu ketrampilan khusus. Profesi biasanya berkaitan dengan suatu ketrampilan khusus. Misalnya profesi dosen memerlukan ketrampilan khusus, seperti Misalnya profesi dosen memerlukan ketrampilan khusus, seperti : pandai berbicara, suka membimbing, sabar, dsb. : pandai berbicara, suka membimbing, sabar, dsb. Berdasarkan perbedaan profesi kita mengenal kelompok Berdasarkan perbedaan profesi kita mengenal kelompok masyarakat berprofesi seperti guru, dokter, pedagang, buruh, masyarakat berprofesi seperti guru, dokter, pedagang, buruh, pegawai negeri, tentara, dan sebagainya. pegawai negeri, tentara, dan sebagainya. Perbedaan profesi biasanya juga akan berpengaruh pada perilaku Perbedaan profesi biasanya juga akan berpengaruh pada perilaku sosialnya. Contohnya, perilaku seorang guru akan berbeda sosialnya. Contohnya, perilaku seorang guru akan berbeda dengan seorang dokter ketika keduanya melaksanakan dengan seorang dokter ketika keduanya melaksanakan pekerjaannya. pekerjaannya.
Diferensiasi Jenis KelaminDiferensiasi Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan kategori dalam Jenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada perbedaan masyarakat yang didasarkan pada perbedaan seks atau jenis kelamin (perbedaan biologis).seks atau jenis kelamin (perbedaan biologis).
Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari struktur organ reproduksi, bentuk tubuh, suara, struktur organ reproduksi, bentuk tubuh, suara, dan sebagainya. dan sebagainya.
Atas dasar itu, terdapat kelompok masyarakat Atas dasar itu, terdapat kelompok masyarakat laki-laki atau pria dan kelompok perempuan laki-laki atau pria dan kelompok perempuan atau wanita.atau wanita.
Diferensiasi Asal DaerahDiferensiasi Asal Daerah
Diferensiasi ini merupakan pengelompokan manusia Diferensiasi ini merupakan pengelompokan manusia berdasarkan asal daerah atau tempat tinggalnya, desa berdasarkan asal daerah atau tempat tinggalnya, desa atau kota. atau kota.
Terbagi menjadi: Terbagi menjadi: - masyarakat desa : kelompok orang yang tinggal di masyarakat desa : kelompok orang yang tinggal di
pedesaan atau berasal dari desa; pedesaan atau berasal dari desa; - masyarakat kota : kelompok orang yang tinggal di masyarakat kota : kelompok orang yang tinggal di
perkotaan atau berasal dari kota. perkotaan atau berasal dari kota.
Perbedaan orang desa dengan orang kota dapat kita Perbedaan orang desa dengan orang kota dapat kita temukan dalam hal-hal berikut ini : perilaku,tutur kata, temukan dalam hal-hal berikut ini : perilaku,tutur kata, cara berpakaian, cara menghias rumah, dsb. cara berpakaian, cara menghias rumah, dsb.
Diferensiasi PartaiDiferensiasi Partai
Demi menampung aspirasi masyarakat Demi menampung aspirasi masyarakat untuk turut serta mengatur negara/ untuk turut serta mengatur negara/ berkuasa, maka bermunculan banyak berkuasa, maka bermunculan banyak sekali partai. sekali partai.
Diferensiasi partai adalah perbedaan Diferensiasi partai adalah perbedaan masyarakat dalam kegiatannya mengatur masyarakat dalam kegiatannya mengatur kekuasaan negara, yang berupa kekuasaan negara, yang berupa kesatuan-kesatuan sosial, seazas, kesatuan-kesatuan sosial, seazas, seideologi dan sealiran.seideologi dan sealiran.
Industrialisasi Industrialisasi
Industrialisasi yang terjadi saat ini telah membawa pengaruh Industrialisasi yang terjadi saat ini telah membawa pengaruh dan dampak yang sangat besar bagi kehidupan manusia. dan dampak yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Industri memberi mata pencaharian kepada berjuta-juta Industri memberi mata pencaharian kepada berjuta-juta rakyat dalam bidang-bidang yang berbeda. Industri rakyat dalam bidang-bidang yang berbeda. Industri membuka peluang bagi banyak orang untuk membuka peluang bagi banyak orang untuk mengembangkan kemampuannya. mengembangkan kemampuannya.
Industri mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak Industri mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak langsung. Misalnya secara industri telah membentuk langsung. Misalnya secara industri telah membentuk perilaku, sikap, gaya hidup dan bahkan nilai-nilai dalam perilaku, sikap, gaya hidup dan bahkan nilai-nilai dalam masyarakat.masyarakat.
Revolusi Industri dan Munculnya Revolusi Industri dan Munculnya Kapitalisme IndustriKapitalisme Industri
Revolusi Industri adalah perubahan teknologi, Revolusi Industri adalah perubahan teknologi, sosioekonomi, dan budaya pada akhir abad ke-18 sosioekonomi, dan budaya pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 yang terjadi dengan dan awal abad ke-19 yang terjadi dengan penggantian ekonomi yang berdasarkan pekerja penggantian ekonomi yang berdasarkan pekerja menjadi yang didominasi oleh industri dan menjadi yang didominasi oleh industri dan diproduksi mesin. diproduksi mesin. Revolusi ini dimulai di Inggris dengan perkenalan Revolusi ini dimulai di Inggris dengan perkenalan mesin uap (dengan menggunakan batu bara mesin uap (dengan menggunakan batu bara sebagai bahan bakar) dan ditenagai oleh mesin sebagai bahan bakar) dan ditenagai oleh mesin (terutama dalam produksi tekstil). (terutama dalam produksi tekstil). Perkembangan peralatan mesin logam-keseluruhan Perkembangan peralatan mesin logam-keseluruhan pada dua dekade pertama dari abad ke-19 pada dua dekade pertama dari abad ke-19 membuat produk mesin produksi untuk digunakan membuat produk mesin produksi untuk digunakan di industri lainnya.di industri lainnya.
Revolusi Industri dan Munculnya Revolusi Industri dan Munculnya Kapitalisme IndustriKapitalisme Industri
Awal mulai Revolusi Industri tidak jelas Awal mulai Revolusi Industri tidak jelas tetapi T.S. Ashton menulisnya kira-kira tetapi T.S. Ashton menulisnya kira-kira 1760-1830. 1760-1830.
Tidak ada titik pemisah dengan Revolusi Tidak ada titik pemisah dengan Revolusi Industri II pada sekitar tahun 1850, ketika Industri II pada sekitar tahun 1850, ketika kemajuan teknologi dan ekonomi kemajuan teknologi dan ekonomi mendapatkan momentum dengan mendapatkan momentum dengan perkembangan kapal tenaga-uap, rel, dan perkembangan kapal tenaga-uap, rel, dan kemudian di akhir abad tersebut kemudian di akhir abad tersebut perkembangan mesin bakar dalam dan perkembangan mesin bakar dalam dan perkembangan pembangkit tenaga listrik.perkembangan pembangkit tenaga listrik.
Dampak Revolusi IndustriDampak Revolusi Industri
Efek budayanya menyebar ke seluruh Eropa Barat Efek budayanya menyebar ke seluruh Eropa Barat dan Amerika Utara, kemudian mempengaruhi dan Amerika Utara, kemudian mempengaruhi seluruh dunia. Efek dari perubahan ini di masyarakat seluruh dunia. Efek dari perubahan ini di masyarakat sangat besar dan seringkali dibandingkan dengan sangat besar dan seringkali dibandingkan dengan revolusi kebudayaan pada masa Neolitikum ketika revolusi kebudayaan pada masa Neolitikum ketika pertanian mulai dilakukan dan membentuk pertanian mulai dilakukan dan membentuk peradaban, menggantikan kehidupan nomadik.peradaban, menggantikan kehidupan nomadik.
Istilah "Revolusi Industri" diperkenalkan oleh Istilah "Revolusi Industri" diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19.pertengahan abad ke-19.
Industrialisasi Di IndonesiaIndustrialisasi Di Indonesia
ERA INDUSTRIALISASI DI ERA INDUSTRIALISASI DI INDONESIAINDONESIAEra Industrialisasi di Indonesia: Periode Pendudukan BelandaEra Industrialisasi di Indonesia: Periode Pendudukan Belanda
Perkembangan industrialisasi di Indonesia, terbagi dalam empat Perkembangan industrialisasi di Indonesia, terbagi dalam empat periode, mulai dari tanam paksa hingga berakhirnya Pemerintahan periode, mulai dari tanam paksa hingga berakhirnya Pemerintahan Hindia Belanda, pendudukan Jepang hingga akhir Perang Dunia Hindia Belanda, pendudukan Jepang hingga akhir Perang Dunia II, proklamasi hingga berakhirnya Orde Lama, serta masa Orde II, proklamasi hingga berakhirnya Orde Lama, serta masa Orde Baru hingga berakhirnya pembangunan Jangka Panjang I.Baru hingga berakhirnya pembangunan Jangka Panjang I.
Industrialisasi di Indonesia, berawal pada perkembangan industri Industrialisasi di Indonesia, berawal pada perkembangan industri di sektor perubahan, dan baru menjelang tahun 1900, di sektor perubahan, dan baru menjelang tahun 1900, pemerintahan Hindia Belanda saat itu mengalihkan kesektor lain. pemerintahan Hindia Belanda saat itu mengalihkan kesektor lain. Perkembangan industrialisasi juga tidak terlepas dari peristiwa Perkembangan industrialisasi juga tidak terlepas dari peristiwa dunia, seperti ekspansi Jerman ke negara-negara Eropa, Perang dunia, seperti ekspansi Jerman ke negara-negara Eropa, Perang Dunia I, serta Perang Asia Timur Raya.Dunia I, serta Perang Asia Timur Raya.
Era Industrialisasi di Indonesia: Periode Pendudukan JepangEra Industrialisasi di Indonesia: Periode Pendudukan Jepang
Kebijakan industri pada masa pendudukan Jepang beralih ke Kebijakan industri pada masa pendudukan Jepang beralih ke keperluan perang. Dalam masa ini dikembangkan satu kebijakan keperluan perang. Dalam masa ini dikembangkan satu kebijakan yaitu kebijakan Ekonomi Wilayah Selatan yang meliputi 2 yaitu kebijakan Ekonomi Wilayah Selatan yang meliputi 2 wilayah, yaitu Hindia Belanda, Malaya, Baruto dan Filipina yang wilayah, yaitu Hindia Belanda, Malaya, Baruto dan Filipina yang termasuk wilayah pertama, dan Indochina, dan Muangthai termasuk wilayah pertama, dan Indochina, dan Muangthai termasuk wilayah dua.termasuk wilayah dua.
Pada masa ini pula terjadi perubahan struktur industri, dimana Pada masa ini pula terjadi perubahan struktur industri, dimana pola industri dengan menghasilkan bahan baku untuk ekspor, pola industri dengan menghasilkan bahan baku untuk ekspor, berkembang menjadi industri pengolahan bahan baku menjadi berkembang menjadi industri pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi untuk kosumsi sendiri.bahan jadi untuk kosumsi sendiri.
Era Industrialisasi di Indonesia: Periode 20 Tahun Indonesia MerdekaEra Industrialisasi di Indonesia: Periode 20 Tahun Indonesia Merdeka
Perkembangan industri di Indonesia, penggal waktu ketiga ditandai Perkembangan industri di Indonesia, penggal waktu ketiga ditandai dengan trial dan error dalam pengembangan industri. Hal ini karena dengan trial dan error dalam pengembangan industri. Hal ini karena bangsa Indonesia memang belum memiliki pengalaman sendiri dalam bangsa Indonesia memang belum memiliki pengalaman sendiri dalam mengelola industri.mengelola industri.
Pada penggal waktu ini ditandai dengan silih bergantinya Pada penggal waktu ini ditandai dengan silih bergantinya pemerintahan, sehingga industri tidak berkembang kemudian dibuat pemerintahan, sehingga industri tidak berkembang kemudian dibuat Rencana Pembangunan Lima Tahun, yang disahkan DPR pada tahun Rencana Pembangunan Lima Tahun, yang disahkan DPR pada tahun 1958 dan berlaku surut hingga 1 Januari 1956.1958 dan berlaku surut hingga 1 Januari 1956.
Tahun 1957 terjadi nasionalisasi pengusaha asing yang secara tidak Tahun 1957 terjadi nasionalisasi pengusaha asing yang secara tidak langsung dimulainya militer masuk dalam dunia bisnis.langsung dimulainya militer masuk dalam dunia bisnis.
Era Industrialisasi di Indonesia: Periode Orde BaruEra Industrialisasi di Indonesia: Periode Orde Baru
Repelita sebagai ganti dari PNSB dimulai dengan target ambisius Repelita sebagai ganti dari PNSB dimulai dengan target ambisius yaitu meningkatkan hingga 50% produksi dalam waktu 5 tahun. yaitu meningkatkan hingga 50% produksi dalam waktu 5 tahun. Repelita menekankan pada industri pertanian.Repelita menekankan pada industri pertanian.
Masa ini terjadi dalam tahap stabilisasi dan reformasi, bimbingan Masa ini terjadi dalam tahap stabilisasi dan reformasi, bimbingan dan penyuluhan, konsulidasi industri kecil, Broad Spektrum, serta dan penyuluhan, konsulidasi industri kecil, Broad Spektrum, serta pembinaan terbesar.pembinaan terbesar.
REPELITA REPELITA Repelita ini dibagi dalam Pembanguan Lima Tahun I hingga ke V.Repelita ini dibagi dalam Pembanguan Lima Tahun I hingga ke V.
Pelita I ditandai dengan probahan proyek pembinaan industri kecil Pelita I ditandai dengan probahan proyek pembinaan industri kecil kerajinan rakyat.kerajinan rakyat.
Pelita II ditandai dengan pemberian fasilitas kredit.Pelita II ditandai dengan pemberian fasilitas kredit.
Pelita III ditandai dengan keterkaitan industri kecil pada Pelita III ditandai dengan keterkaitan industri kecil pada perekonomian nasional.perekonomian nasional.
Pelita IV ditandai dengan program bapak angkat dalam pemberian Pelita IV ditandai dengan program bapak angkat dalam pemberian bahan baku.bahan baku.
Pelita V peningkatan fungsi bapak angkat dalam pemasaran.Pelita V peningkatan fungsi bapak angkat dalam pemasaran.