Sistem Rujukan

41
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan Nasional dan mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang kesehatan. Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat, tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan bisa menjalankan pembangunan dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani. Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu menjaga kepercayaan konsumen secara cermat dengan memperhatikan kebutuhan konsumen sebagai upaya untuk

description

sistem rujukan

Transcript of Sistem Rujukan

Page 1: Sistem Rujukan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling

banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang

mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai

Sistem Kesehatan Nasional dan mengemban tugas untuk memberikan pelayanan

kesehatan kepada seluruh masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan

kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang kesehatan.

Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa

memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat. Pelayanan

kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat, tepat, murah dan

ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan bisa menjalankan pembangunan

dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani.

Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu menjaga

kepercayaan konsumen secara cermat dengan memperhatikan kebutuhan konsumen

sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan atas pelayanan yang

diberikan. Konsumen rumah sakit dalam hal ini pasien yang mengharapkan pelayanan

di rumah sakit, bukan saja mengharapkan pelayanan medis dan keperawatan tetapi

juga mengharapkan kenyamanan, akomodasi yang baik dan hubungan harmonis

antara staf rumah sakit dan pasien, dengan demikian perlu adanya peningkatan

kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Page 2: Sistem Rujukan

1.2 Rumusan Masalah

1.      Apayang dimaksud dengan Sistem Pelayanan Kesehatan ?

2.      Apa yang dimaksud dengan Rujukan ?

3.      Apa yang dimaksud dengan Gakin ?

4.      Apa yang dimaksud dengan Jamkesmas ?

1.3 Tujuan

1.      Mengetahui yang dimaksud dengan Sistem Pelayanan Kesehatan ?

2.      Mengetahui yang dimaksud dengan Rujukan ?

3.      Mengetahui yang dimaksud dengan Gakin ?

4.      Mengetahui yang dimaksud dengan Jamkesmas ?

Page 3: Sistem Rujukan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Pelayanan Kesehatan

Definisi

Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo Pelayanan kesehatan adalah sub sistem

pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan)

dan promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran masyarakat.

            Menurut Levey dan Loomba (1973) Pelayanan Kesehatan Adalah upaya yang

diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit

serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.

Menurut Dubois & Miley (2005 : 317) :Sistem pelayanan kesehatan merupakan

jaringan pelayanan interdisipliner, komprehensif, dan kompleks, terdiri dari aktivitas

diagnosis, treatmen, rehabilitasi, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan untuk

masyarakat pada seluruh kelompok umur dan dalam berbagai keadaan.

Menurut Zastrow (1982 : 319 – 322) : Pelayanan kesehatan diorganisasi dalam

komponen :

1)      Praktek dokter sendiri, kurang disupervisi, hanyabertanggungjawab kepada

pasien, relatif terisolasi.

2)      Setting pelayanan rawat jalan berkelompok, seperti balai-balai pengobatan atau

klinik-klinik khusus (seperti klinik ginjal, balai pengobatan gigi) atau yang

diselenggarakan di perguruan tinggi atau sekolah-sekolah, di pabrik-pabrik, di

perusahaan-perusahaan atau tempat-tempat kerja lain.

3)      Setting Rumah sakit.

4)      Perawatan dalam rumah

5)      Pelayanan kesehatan masyarakat yang diorganisir dalamberbagai tingkatan :

lokal, regional, oleh pemerintah pusat atau nasional, dan internasional.

Page 4: Sistem Rujukan

Jadi pelayanan kesehatan adalah subsistem pelayanan kesehatan yang tujuan

utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif

(pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan

perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan.

Sistem terbentuk dari subsistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi.

Subsistem ini terdiri dari Input, Proses, Output, Dampak, Umpan Balik dan

Lingkungan.

1.Input

Merupakan subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya

sebuah sistem.

      Input sistem pelayanan kesehatan : potensi masyarakat, tenaga & sarana

kesehatan, dsb.

2.Proses

Kegiatan yang mengubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yang diharapkan dari

sistem tersebut.

      Proses dalam pelayanan kesehatan: berbagai kegiatan dalam pelayanan

kesehatan.

3.Output

Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses.

      Output pelayanan kesehatan : pelayanan yang berkualitas dan terjangkau

sehingga masyarakat sembuh dan sehat.

4.Dampak

Merupakan akibat dari output atau hasil suatu sistem, terjadi dalam waktu yang relatif

lama.

Page 5: Sistem Rujukan

      Damapk sistem Pelayanan kesehatan : masyarakat sehat, angka kesakitan

dan kematian menurun.

5.Umpan Balik

Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi masukan. Terjadi dari sebuah sistem

yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi.

      Umpan balik dalam pelayanan kesesahatan : kualitas tenaga kesehatan.

6.Lingkungan

Semua keadaan di luar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan.

Contoh : Di dalam pelayanan kesehatan Rumah sakit,

Input : Dokter, Perawat, Obat-obatan.

Proses : Kegiatan pelayanan rumah sakit.

Output : Pasien sembuh atau tidak sembuh.

Dampak : Meningkatnya status kesehatan masyarakat.

Umpan Balik : Keluhan-keluhan pasien terhadap pelayanan.

Lingkungannya : Masyarakat dan instansi-instansi diluar puskemas tersebut.

Tingkat Pelayanan Kesehatan

Merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat.

Menurut Leavel & Clark dalam memberikan pelayanan kesehatan harus memandang

pada tingkat pelayanan kesehatan yang akan diberikan, yaitu :

a). Health Promotion (Promosi Kesehatan)

Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan

kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat

Contoh : Kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, dsb

Page 6: Sistem Rujukan

b). Specifik Protection (Perlindungan Khusus)

Perlindungan khusus adalahmasyarakat terlindung dari bahaya atau penyakit-penyakit

tertentu

Contoh : Imunisasi, perlindungan keselamatan kerja

c). Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini & Pengobatan Segera)

Sudah mulai timbulnya gejala penyakit dan dilakukan untuk mencegah penyebaran

penyakit.

Contoh : Survey penyaringan kasus

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pelayanan Kesehatan

1. Pergeseran masyarakat dan konsumen

Hal ini sebagai akibat dari peningkatan pengetahuan dan kesadaran konsumen

terhadap peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan upaya pengobatan.

Sebagai masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang masalah kesehatan yang

meningkat, maka mereka mempunyai kesadaran yang lebih besar yang berdampak

pada gaya hidup terhadap kesehatan. akibatnya kebutuhan masyarakat akan

pelayanan kesehatan meningkat.

2. Ilmu pengetahuan dan teknologi baru

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di sisi lain dapat meningkatkan

pelayanan kesehatan karena adanya peralatan kedokteran yang lebih canggih dan

memadai walau di sisi yang lain juga berdampak pada beberapa hal seperti

meningkatnya biaya pelayanan kesehatan, melambungnya biayakesehatan dan

Page 7: Sistem Rujukan

dibutuhkannya tenaga profesional akibat pengetahuan dan peralatan yang lebih

modern.

3. Isu legal dan etik.

Sebagai masyarakat yang sadar terhadap haknya untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan dan pengobatan , issu etik dan hukum semakin meningkat ketika mereka

menerima pelayanan kesehatan. Pemberian pelayanan kesehatan yang kurang

memadai dan kurang manusiawi maka persoalan hukum kerap akan membayanginya.

4. Ekonomi

Pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan barangkali hanya dapat dirasakan

oleh orang-orang tertentu yang mempunyai kemampuan untuk memperoleh fasilitas

pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, namun bagi klien dengan status ekonomi

rendah tidak akan mampu mendapatkan pelayanan kesehatan yang paripurna karena

tidak dapat menjangkau biaya pelayanan kesehatan.

5. Politik

Kebijakan pemerintah dalam sistem pelayanan kesehatan akan berpengaruh pada

kebijakan tentang bagaimana pelayanan kesehatan yang diberikan dan siapa yang

menanggung biaya pelayanan kesehatan

Bentuk Pelayanan Kesehatan

1). Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (Primer)

Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan

masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi

kesehatan. Oleh karena itu jumlah kelompok ini dalam suatu populasi sangat besar

Page 8: Sistem Rujukan

(lebih kurang 85 %). Pelayanan yang diperlukan oleh kelompok ini bersifat pelayanan

kesehatan dasar.

Contohnya : Rumah sakit,Rumah sakit keliling, klinik.

2). Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua (Sekunder)

Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang

memerlukan perawatan inap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan

kesehatan primer.

Contoh : Rumah Sakit tipe C dan Rumah Sakit tipe D dan memerlukan tersedianya

tenaga-tenaga spesialis.

3) Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga (Tersier)

Pelayanan kesehatan ini diperlukan untuk kelompok masyarakat atau pasien yang

sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder. Pelayanan sudah

kompleks dan memerlukan tenaga-tenaga super spesialis

Contohnya: Rumah Sakit tipe A dan Rumah sakit tipe B.

Dalam suatu sistem pelayanan kesehatan, ketiga strata atau jenis pelayanan tersebut

tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada didalam suatu sistem dan saling

berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan

medis tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat

pelayanan diatasnya, demikian seterusnya. Penyerahan tanggung jawab dari satu

pelayanan kesehatan ke pelayanan kesehatan yang lain ini disebut rujukan.

B. Sistem Rujukan

Menurut SK Menteri Kesehatan RI No 32 tahun 1972 sistem rujukan adalah suatu

sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan

tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus masalah kesehatan secara vertical

dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau

secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat kemampuanya. Dari

batasan tersebut dapat dilihat bahwa hal yang dirujuk bukan hanya pasien saja tapi

Page 9: Sistem Rujukan

juga masalah-masalah kesehatan lain, teknologi, sarana, bahan-bahan laboratorium,

dan sebagainya. Disamping itu rujukan tidak berarti berasal dari fasilitas yang lebih

rendah ke fasilitas yang lebih tinggi tetapi juga dapat dilakukan diantara fasilitas-

fasilitas kesehatan yang setingkat.

Tujuan

            Tujuan rujukan adalah dihasilkannya pemerataan upaya kesehatan dalam

rangka penyelesaian masalah kesehatan secara berdaya dan berhasil guna.

            Tujuan Sistem Rujukan adalah agar pasien mendapatkan pertolongan pada

fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga jiwanya dapat

terselamatkan, dengan demikian dapat menurunkan angka kematian.

Jenis Rujukan

Sistim Kesehatan Nasional membedakannya menjadi dua macam yaitu:

1). Rujukan Kesehatan

Rujukan ini berkaitan dengan upaya pelayanan kesehatan dalam pencegahan penyakit

dan peningkatan derajat kesehatan. Rujukan ini dibedakan menjadi tiga yaitu :

• Rujukan teknologi

• Rujukan sarana

• Rujukan Operasional

2). Rujukan Medik

Rujukan ini berkaitan dengan upaya pelayanan kedokteran dalam penyembuhan

penyakit serta pemulihan kesehatan. Rujukan medic terdiri dari penderita,

pengetahuan, dan bahan laboratorium :

-          Transfer of patient : konsultasi penderita untuk keperluan diagnostic,

pengobatan, tindakan operatif dll.

-          Transfer of knowledge : pengiriman tenaga kesehatan yang lebih kompeten

atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan setempat.

Page 10: Sistem Rujukan

-          Transfer of specimen : pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboratorium

yang lebih lengkap.

Jalur Rujukan

Dalam kaitan ini jalur rujukan untuk kasus gawat darurat dapat dilaksanakan sebagai

berikut :

1.      Dari kader dapat langsung merujuk ke Rumah sakit Pembantu, Pondok bersalin

atau Bidan Desa, Rumah sakit Rawat Inap, dan Rumah sakit pemerintah atau swasta.

2.      Dari posyandu dapat langsung menuju ke  Rumah sakit Pembantu, Pondok

bersalin atau Bidan Desa, Rumah sakit Rawat Inap, dan Rumah sakit pemerintah atau

swasta.

3.      Dari Rumah sakit Pembantu dapat langsung merujuk ke Rumah Sakit tipe D/C

atau Rumah Sakit Swasta

4.      Dari Praktik dr. swasta, Praktik bidan, Praktik perawat, Rumah sakit, RB, BP

dapat langsung merujuk ke Rumah Sakit tipe D/C atau Rumah Sakit Swasta

5.      Dari Rumah Sakit tipe D/C bila tidak bisa menangani dapat langsung merujuk

ke Rumah Sakit tipe A/B

Persiapan Rujukan

Persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan :

-          Bidang : Pastikan pasien didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten

dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan.

-          Alat : Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan, seperti spuit,

infus set, tensimeter, dan stetoskop.

-          Keluarga : Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir pasien dan alasan

mengapa ia dirujuk. Anggota keluarga yang lain harus menerima pasien ke tempat

rujukan.

Page 11: Sistem Rujukan

-          Surat : Beri surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi pasien, alasan

rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan, atau obat-obat yang telah diterima pasien.

-          Obat : Bawa obat-obat esensial diperlukan selama perjalanan merujuk.

-          Kendaraan : Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan pasien

dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat tujuan dalam waktu cepat.

-          Uang : Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah cukup untuk

membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempat rujukan.

C. GAKIN

Jaminan pemeliharan kesehatan bagi keluarga miskin dan kurang mampu (GAKIN)

adalah jaminan pemeliharaan kesehatan yang diberikan kepada keluarga miskin dan

kurang mampu yang membutuhkan pelayanan kesehatan meliputi rawat jalan dan

rawat inap sebagaimana yang ditetapkan, baik di Rumah sakit maupun di Rumah

Sakit yang ditunjuk di Wilayah.

Prosedur Rawat Jalan Bagi Peserta JPK GAKIN/SKTM di RSUD

Bawa Rujukan

 

Pulang

 

Loket

Verifikasi

Tindakan

Page 12: Sistem Rujukan

 

Apotik

 

Penunjang

Diagnostik

 

Poli

Spesialis

 

Loket

Verifikasi

GAKIN/

SKTM

 

Loket

Pendaftaran

 

Page 13: Sistem Rujukan

Surat

Rujukan

 

Pasien Datang

Membawa Kartu

Berobat JPK

Gakin/SKTM

(RT/RW/Lurah)

 

Page 14: Sistem Rujukan

Prosedur rawat inap bagi peserta GAKIN/SKTM di Rumah Sakit

Pulang

 

Admisi

 

Penunjang

diagnostic /

Page 15: Sistem Rujukan

Apotik

 

Lapor ke

Loket

GAKIN/

SKTM

 

R.Perawatan

Kelas III

 

Administrasi

 

Pasien Datang

Membawa

Kelengkapan

Dokumen

 

Page 16: Sistem Rujukan

Paket Pelayanan Esensial (PPE) Yang Didapatkan

Ruang Rawat Inap Kelas III

Konsultasi Medik

Penunjang Medik

Operasi

Pelayanan Rehabilitasi Medik

Perawatan Intensif ( ICU, PICU/ICU )

Obat Dan Alat Kesehatan

Pelayanan Darah

Kegawat Daruratan

Hemodialisa

Prosedur Mendapatkan Layanan Program JPK GAKIN

Page 17: Sistem Rujukan

Pemegang Kartu GAKIN

Kartu GAKIN, RASKIN, BLT PKH, Kader Kesehatan (Program Pemerintah lainnya)

Foto kopi kartu keluarga (KK)

Rujukan dari rumah sakit, tidak perlu apabila emergensi

KTP

Pasien Panti

Sertifikat panti

Surat keterangan kepalah panti atau rumah singgah

Daftar nama penghuni panti

KLB/Kebanjiran/Kebakaran

Surat keterangan dari posko atau Rumah sakit

Orang Terlantar

Surat keterangan Polisi

Surat keterangan dari direktur Rumah Sakit

Surat keterangan dari Dinas Bintal dan Kessos

Rujukan

Pasien SKTM

Kartu BBM (BLT/PKH)

Surat keterangan tidak mampu

Rujukan

D. Jamkesmas

Jamkesmas ( Jaminan Kesehatan Masyarakat ) adalah sebuah program jaminan

kesehatan untuk warga Indonesia yang memberikan perlindungan sosial dibidang

kesehatan untuk menjamin masyarakat miskin dan tidak mampu yang iurannya

dibayar oleh pemerintah agar kebutuhan dasar kesehatannya yang layak dapat

terpenuhi.Program ini dijalankan olehDepartemen Kesehatan sejak 2008. Program

Page 18: Sistem Rujukan

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) diselenggarakan berdasarkan

konsep asuransi sosial.

Tujuan

1) Mewujudkan portabilitas pelayanan sehingga pelayanan rujukan tertinggi yang

disediakan Jamkesmas dapat diakses oleh seluruh peserta dari berbagai wilayah.

2) Agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang

menyeluruh bagi masyarakat miskin.

Kepesertaan Jamkesmas

Peserta Program Jamkesmas adalah setiap orang miskin dan tidakmampu yang

terdaftar dan memiliki kartu dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Jumlah

sasaran peserta sebesar 19,1 juta Rumah Tangga Miskin (RTM) atau sekitar 76,4 juta

jiwa. Jumlah tersebut berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009, yang

dijadikan dasar penetapan jumlah sasaran peserta secara nasional oleh Menkes.

Berdasarkan Jumlah Sasaran Nasional tersebut Menkes membagi alokasi sasaran

kuota Kabupaten/Kota.

Bupati/Walikota wajib menetapkan peserta Jamkesmas Kabupaten/Kota dalam satuan

jiwa berisi nomor, nama dan alamat peserta dalam bentuk Keputusan

Bupati/Walikota. Administrasi kepesertaan Jamkesmas meliputi: registrasi,

penerbitan dan pendistribusian kartu kepada peserta. Untuk administrasi kepesertaan

Depkes menunjuk PT Askes (Persero), dengan kewajiban melakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Data peserta yang telah ditetapkan Pemda, kemudian dilakukan entry oleh PT

Askes (Persero) untuk menjadi database kepesertaan di Kabupaten/Kota.

2. Entry data setiap peserta.

3. Berdasarkan database tersebut kemudian kartu diterbitkan dan didistribusikan

kepada peserta.

4. PT Askes (Persero) menyerahkan kartu peserta kepada yang berhak, mengacu

kepada penetapan Bupati/Walikota dengan tanda terima yang ditanda tangani/cap

jempol peserta atau anggota keluarga peserta.

Page 19: Sistem Rujukan

5. PT Askes (Persero) melaporkan hasil pendistribusian kartu peserta kepada

Bupati/Walikota, Gubernur, Depkes, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi dan

Kabupaten/Kota serta rumah sakit setempat.

Berikut bagan alur kepesertaan Jamkesmas :

Sasaran Nasional

 

Sasaran Kab/Kota

Berdasarkan Kuota

 

SKB

 

Sinkronisasi Database

kab/kota

 

Penetapan SK

Bupati/ Walikota

 

Entry Database

Page 20: Sistem Rujukan

Kepesertaan

 

Blanko

Kartu

 

Terbit Kartu

 

Distribusi

Kartu

 

Peserta

 

Page 21: Sistem Rujukan

Tata Laksana Pelayanan Kesehatan

Setiap peserta Jamkesmas berhak mendapat pelayanan kesehatandasar meliputi

pelayanan kesehatan Rawat Jalan (RJ) dan Rawat Inap (RI), serta pelayanan

kesehatan rujukan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL), Rawat Inap Tingkat

Lanjutan (RITL) dan pelayanan gawat darurat. Pelayanan kesehatan dalam program

Jamkesmas menerapkan pelayanan berjenjang berdasarkan rujukan dengan ketentuan

sebagai berikut:

Page 22: Sistem Rujukan

1. Pelayanan rawat jalan tingkat pertama diberikan di Rumah sakit dan jaringannya.

Pelayanan rawat jalan lanjutan diberikan di Balai Kesehatan Mata Masyarakat

(BKMM), Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM), BKPM/BP4/BKIM

dan rumah sakit (RS).

2. Pelayanan rawat inap diberikan di Rumah sakit Perawatan dan ruang rawat inap

kelas III (tiga) di RS Pemerintah termasuk RS Khusus, RS TNI/POLRI dan RS

Swasta yang bekerjasama dengan Departemen Kesehatan

3. Pada keadaan gawat darurat (emergency) seluruh Pemberi Pelayanan Kesehatan

(PPK) wajib memberikan pelayanan kepada peserta walaupuntidak memiliki

perjanjian kerjasama. Penggantian biaya pelayanan kesehatan diklaimkan ke

Departemen Kesehatan melalui Tim Pengelola Kabupaten/Kota setempat setelah

diverifikasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada program ini.

4. RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM melaksanakan pelayanan rujukan lintas

wilayah dan biayanya dapat diklaimkan oleh Pemberi Pelayanan Kesehatan

(PPK) yang bersangkutan ke Depkes.

Prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta, sebagai

berikut:

1. Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar berkunjung ke Rumah sakit

dan jaringannya.

2. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, peserta harus menunjukkan kartu yang

keabsahan kepesertaannya merujuk kepada daftar masyarakat miskin yang ditetapkan

oleh Bupati/Walikota setempat. Penggunaan SKTM hanya berlaku untuk setiap kali

pelayanan kecuali pada kondisi pelayanan lanjutan terkait dengan penyakitnya.

3. Apabila peserta Jamkesmas memerlukan pelayanan kesehatan rujukan, maka yang

bersangkutan dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan disertai surat rujukan

dan kartu peserta yang ditunjukkan sejak awal sebelum mendapatkan pelayanan

kesehatan, kecuali pada kasus emergency.

Page 23: Sistem Rujukan

Pelayanan tersebut meliputi :

1. Pelayanan rawat jalan lanjutan (spesialistik) di Rumah Sakit,

BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM.

2. Pelayanan Rawat Inap kelas III di Rumah Sakit.

3. Pelayanan obat-obatan.

4. Pelayanan rujukan spesimen dan penunjang diagnostic.

Untuk memperoleh pelayanan rawat jalan di BKMM/BBKPM/BKPM/ BP4/BKIM

dan RS peserta harus menunjukkan kartu peserta. Bila berkas sudah lengkap, petugas

PT Askes (Persero) mengeluarkan Surat Keabsahan Peserta (SKP), dan peserta

selanjutnya memperoleh pelayanan kesehatan.

Pada dasarnya manfaat yang disediakan untuk masyarakat miskin

bersifatkomprehensif sesuai indikasi medis, kecuali beberapa hal yang dibatasi dan

tidak dijamin. Pelayanan kesehatan komprehensif tersebut meliputi antara lain:

1. Pelayanan Kesehatan di Rumah sakit dan Jaringannya.

a. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP), dilaksanakan pada Rumah sakit dan

jaringannya baik dalam maupun luar gedung meliputi pelayanan :

1) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan.

2) Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin).

3) Tindakan medis kecil.

4) Pemeriksaan dan pengobatan gigi, termasuk cabut/tambal.

5) Pemeriksaan ibu hamil/nifas/menyusui, bayi dan balita.

6) Pelayanan KB dan penanganan efek samping (alat kontrasepsi disediakan

BKKBN).

7) Pemberian obat.

b. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada Rumah sakit Perawatan,

meliputi pelayanan :

Page 24: Sistem Rujukan

1) Akomodasi rawat inap.

2) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan.

3) Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin).

4) Tindakan medis kecil.

5) Pemberian obat.

6) Persalinan normal dan dengan penyulit (PONED).

c. Persalinan normal yang dilakukan di Rumah sakit non-perawatan/bidan di

desa/Polindes/dirumah pasien/praktek bidan swasta.

d. Pelayanan gawat darurat (emergency).

2. Pelayanan kesehatan di RS dan di BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM

a. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL), dilaksanakan pada Rumah sakit yang

menyediakan pelayanan spesialistik, poliklinik spesialis RS Pemerintah,

BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM meliputi:

1) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh dokter

spesialis/umum.

2) Rehabilitasi medic.

3) Penunjang diagnostic : laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik.

4) Tindakan medis kecil dan sedang.

5) Pemeriksaan dan pengobatan gigi tingkat lanjutan.

6) Pelayanan KB, termasuk kontap efektif, kontap pasca persalinan/keguguran,

penyembuhan efek samping dan komplikasinya (alat kontrasepsi disediakan oleh

BKKBN).

7) Pemberian obat yang mengacu pada Formularium Rumah Sakit.

8) Pelayanan darah.

9) Pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi dan penyulit.

Page 25: Sistem Rujukan

b. Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), dilaksanakan pada ruang perawatan kelas III

RS Pemerintah, meliputi :

1) Akomodasi rawat inap pada kelas III.

2) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan.

3) Penunjang diagnostic : laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik.

4) Tindakan medis.

5) Operasi sedang dan besar.

6) Pelayanan rehabilitasi medis.

7) Perawatan intensif (ICU, ICCU, PICU, NICU, PACU).

8) Pemberian obat mengacu Formularium RS program Jamkesmas.

9) Pelayanan darah.

10)Bahan dan alat kesehatan habis pakai.

11)Persalinan dengan risiko tinggi dan penyulit.

c. Pelayanan gawat darurat (emergency).

3. Pelayanan Yang Dibatasi (Limitation), meliputi:

a. Kacamata diberikan dengan lensa koreksi minimal +1/-1 dengan nilai maksimal Rp

150.000,- berdasarkan resep dokter.

b. Intra Ocular Lens (IOL) diberi penggantian sesuai resep dari dokter spesialis mata,

berdasarkan harga yang paling murah dan ketersediaan alat tersebut di daerah.

c. Alat bantu dengar diberi penggantian sesuai resep dari dokter THT, pemilihan alat

Bantu dengar berdasarkan harga yang paling murah dan ketersediaan alat tersebut di

daerah.

d. Alat bantu gerak (tongkat penyangga, kursi roda, dan korset) diberikan berdasarkan

resep dokter dan disetujui Direktur Rumah Sakit atau pejabat yang ditunjuk dengan

mempertimbangkan alat tersebut memang dibutuhkan untuk mengembalikan fungsi

Page 26: Sistem Rujukan

dalam aktivitas social peserta tersebut. Pemilihan alat bantu gerak berdasarkan harga

yang paling efisien dan ketersediaan alat tersebut di daerah.

e. Pelayanan penunjang diagnostik canggih. Pelayanan ini diberikan hanya pada

kasus-kasus ‘life-saving’ dan kebutuhan penegakkan diagnose yang sangat diperlukan

melalui pengkajian dan pengendalian oleh Komite Medik.

4. Pelayanan Yang Tidak Dijamin (Exclusion), meliputi:

a. Pelayanan yang tidak sesuai prosedur dan ketentuan.

b. Bahan, alat dan tindakan yang bertujuan untuk kosmetika.

c. General check up.

d. Prothesis gigi tiruan.

e. Pengobatan alternatif (antara lain akupunktur, pengobatan tradisional) dan

pengobatan lain yang belum terbukti secara ilmiah.

f. Rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan tindakan dalam upaya mendapat

keturunan, termasuk bayi tabung dan pengobatan impotensi.

g. Pelayanan kesehatan pada masa tanggap darurat bencana alam.

h. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiatan bakti sosial.

Page 27: Sistem Rujukan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

            Suramnya wajah pelayanan kesehatan di Indonesia haruslah menjadi pelajaran

bagi semua pihak untuk memperbaiki kondisi tersebut. Bukan hanya peranan dokter

ataupun Menteri Kesehatan dalam perwujudan hidup sehat melainkan partisipasi

semua masyarakat. Harus ada perubahan pandangan dalam upaya untuk hidup sehat.

Dokter dan semua elemen dalam dunia kesehatan harus lebih peduli terhadap

masyarakat. Aspek-aspek sosial haruslah dijunjung tinggi  bukan hanya aspek

finansial yang mendapatkan porsi perhatian secara lebih. Begitu juga dengan

masyarakat harus bersinergi dengan pelayan kesehatan tersebut dengan menghargai

dan melakukan respon yang positif terhadap posisi mereka sebagai pelayan

masyarakat. Memang solusi ini terkesan teoritis. Akan tetapi perlu disadari bahwa

perubahan itu tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba. Perubahan membutuhkan proses

yang panjang dan melelahkan.

Dua hal yang dijelaskan sebelumnya mengenai mahalnya harga hidup sehat dan

pelayanan kesehatan di Indonesia adalah dua hal yang sangat terkait. Stigma yang

hadir di tengah-tengah masyarakat saat ini adalah biaya kesehatan yang mahal

tidaklah ditunjang oleh pelayanan kesehatan yang memadai. Dua hal yang seharusnya

tidak beririsan sama sekali. Karena berbagai faktor pelayanan yang kurang baik

orang-orang dengan kantong tebal lebih memilih berobat ke luar negeri. Karena

Page 28: Sistem Rujukan

mahalnya biaya untuk berobat justru rakyat kecil memilih jalur alternatif bahkan yang

berbau klenik sekalipun sebagai shortcut untuk sembuh. Dua mata uang yang sangat

berbeda antara kedua kondisi di atas.Memilih berobat ke luar negeri tidak bisa

dianggap sebagai sebuah tindakan mengkhianati bangsa. Karena kenyataannya rumah

sakit-rumah sakit yang ada di Indonesia tidak memiliki fasilitas yang cukup lengkap

untuk memberikan kredit jaminan kesehatan lebih baik pada pasiennya. Namun ada

pihak-pihak tertentu yang melakukan perawatan ke luar negeri karena

ketidakpercayaannya terhadap kapasitas dokter-dokter dan rumah sakit yang ada di

negeri ini.

Perspektif seperti ini mengundang banyak pertanyaan. Sebenarnya melakukan

perawatan ke luar negeri berarti membunuh secara perlahan kinerja dokter dan rumah

sakit lokal. Namun seharusnya hal ini jadi batu loncatan bagi para dokter dan rumah

sakit untuk dapat meningkatkan kredibilitasnya sehingga kepercayaan pasien

terhadap mereka dapat dijaga. Dengan demikian generalisasi akan kemampuan dokter

dan rumah sakit yang kurang memadai dapat dihilangkan. Ketika kepercayaan

masyarakat akan kapasitas dokter yang ada di Indonesia dapat dijawab dengan baik

oleh dokter itu sendiri maka akan terjalin kerjasama yang sangat baik antara kedua

belah pihak.

B.     Saran

Untuk memberikan pelayanan berkualitas yang berorentasi pada kebutuhan

pelanggan dan citra rumah sakit yang baik dimasyarakat maka pihak rumah sakit

perlu melakukan upaya perbaikan yang berkesinambungan dengan langkah-langkah

sbb :

1)     Meningkatkan pelayanan kepada pasien dengan  sikap yang ramah dan juga bisa

mengerti dan memahami keadaan pasien.

2)     Meningkatkan kedisiplinan dan komitmen dalam bekerja pada seluruh petugas

Rumah Sakit agar bisa memberikan pelayanan yang cepat, tepat, akurat, dan dapat

Page 29: Sistem Rujukan

melaksanakan tugas, fungsi serta peranannya dengan baik sesuai dengan visi dan

misi.

3)     Untuk meningkatkan kualitas teknis, perlu dilaksanakan program pendidikan

dan pelatihan yang sesuai dengan standar pelayanan prima sehingga mampu

memberikan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi pasien.

4)     Pihak Rumah Sakit diharapkan terus meningkatkan sarana, prasarana dan

kesehatan lingkungan Rumah Sakit serta memelihara dan memperbaiki fasilitas yang

telah ada, seperti pengadaan alat-alat medis dan penunjang medis, perbaikan fasilitas

di ruang rawat inap dan kebersihan lingkungan Rumah Sakit.