SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit...

68
SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET (Hevea brasiliensis Muel. Arg.) DENGAN SINGKONG MUKIBAT (Manihot sp.) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII, CIKUMPAY, PURWAKARTA, JAWA BARAT Oleh Via Yulianti A34104032 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Transcript of SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit...

Page 1: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET

(Hevea brasiliensis Muel. Arg.) DENGAN

SINGKONG MUKIBAT (Manihot sp.)

DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII, CIKUMPAY,

PURWAKARTA, JAWA BARAT

Oleh

Via Yulianti

A34104032

PROGRAM STUDI AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 2: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

RINGKASAN

VIA YULIANTI. Sistem Pertanaman Terintegrasi antara Karet (Hevea

brasiliensis Muel. Arg.) dengan Singkong Mukibat (Manihot sp.) di PT.

Perkebunan Nusantara VIII, Cikumpay, Purwakarta, Jawa Barat. (Di

bawah bimbingan SOFYAN ZAMAN).

Kegiatan magang ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penanaman

mukibat sebagai bahan dasar pembuatan bioetanol terhadap pertumbuhan lilit

batang karet. Pelaksanaan kegiatan magang ini dimulai pada tanggal 12 Februari

sampai 12 Juni 2008 di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Cikumpay,

Purwakarta, Jawa Barat.

Metode pelaksanaan yang digunakan pada kegiatan magang ini adalah

bekerja aktif dan mengumpulkan data primer maupun sekunder. Mahasiswa

bekerja aktif di kebun mulai dari Karyawan Harian Lepas (KHL), Pendamping

Mandor dan Pendamping Sinder Afdeling. Sebagai KHL, mahasiswa

melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain okulasi, weeding petak manual,

penanaman mukibat, penyadapan, mengontrol kualitas sadapan, pengolahan dan

pengujian mutu produk.

Kegiatan penanaman singkong mukibat (Manihot sp) dilakukan secara

terintegrasi pada gawangan karet (Hevea brasiliensis Muel. Arg.) di areal

Tanaman Belum Mengahasilkan. Kegiatan penanaman secara terintegrasi ini

bertujuan agar hasil yang didapatkan optimum. Tanaman singkong mukibat ini

merupakan hasil sambungan atau grafting dari singkong karet (M. glaziovi)dan

ubi kayu (M. utilissima Pohl.).

Secara fisiologi akar tanaman singkong mukibat memiliki kemampuan

menyerap unsur hara dengan sangat kuat sehingga keberadaan tanaman singkong

mukibat pada areal tanaman karet akan berpengaruh terhadap pertumbuhan lilit

batang secara tidak langsung. Beberapa usaha yang dilakukan perusahaan untuk

meminimalisir dampak negatif ini adalah dengan jarak tanam 1.5 m x 1.5 m dan

pola tanam jajar genjang agar pemanfaatan cahaya untuk fotosintesis optimum.

Jarak singkong mukibat dari tanaman karet adalah 2.25 m agar mengurangi

tingkat persaingan nutrisi antara singkong mukibat dan karet. Pemupukan

tanaman singkong mukibat dan karet pun secara maksimal dilakukan agar masing-

Page 3: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

masing tanaman dapat tumbuh secara optimal. Beberapa usaha tersebut telah

mampu meminimalisir kekhawatiran perusahaan terhadap produksi karet yang

akan datang. Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada

areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang yang

diambil pada semester I (Bulan Januari 2008) adalah sebesar 15.5 cm sedangkan

pada semester II (Bulan Juni 2008) sebesar 20.6 cm, sehingga selisih lilit batang

tersebut sebesar 5.1 cm.

Page 4: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET

(Hevea brasiliensis Muel. Arg.) DENGAN

SINGKONG MUKIBAT (Manihot sp.)

DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII, CIKUMPAY,

PURWAKARTA, JAWA BARAT

Skripsi

sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

Via Yulianti

A34104032

PROGRAM STUDI AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 5: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

JUDUL : SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA

KARET (Hevea brasiliensis Muel. Arg.) DENGAN

SINGKONG MUKIBAT (Manihot sp.) DI PT.

PERKEBUNAN NUSANTARA VIII, CIKUMPAY,

PURWAKARTA, JAWA BARAT

NAMA : VIA YULIANTI

NRP : A34104032

PROGRAM STUDI : AGRONOMI

Menyetujui,

Pembimbing

Ir. Sofyan Zaman

NIP. 132 086 363

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019

Tanggal Lulus : .........................................

Page 6: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Purwakarta, Jawa Barat pada tanggal 26 Juli 1986.

Penulis merupakan anak ke empat dari lima bersaudara dari pasangan Achmad

Sanusi dan Uun Kurniati.

Tahun 1998 penulis lupus dari SD Negeri I Cikumpay, kemudian pada

tahun 2001 penulis menyelesaikan pendidkan di SLTP Negeri 2 Purwakarta.

Selanjutnya penulis lulus dari SMU Negeri 2 Purwakarta pada tahun 2004. pada

tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Agronomi ,

Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor melalui jalar

USMI.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai organisasi,

antara lain sebagai pengurus FKRD A (Forum Komunikasi Rohis Departmen

Fakultas Pertanian) tahun 2004-2008, sebagai pengurus DKM Al-Hurriyyah tahun

2005-2006, pengurus PERMATA (Perhimpunan Mahasiswa Purwakarta) tahun

2004-2006, pengurus ISPA (Ikatan Santri Pesantren Al – Inayah) tahun 2005-

2007 dan pengurus HIMAGRON (Himpunan Mahasiswa Agronomi) tahun 2005-

2007.

Page 7: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan

Cahaya Ilmu-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan Madang dan

penulisan skripsi ini dengan judul Sistem Pertanaman Terintegrasi antara Karet

(Hevea brasiliensis Muel. Arg.) dengan Singkong Mukibat (Manihot sp.) di PT.

Perkebunan Nusantara VIII, Cikumpay, Purwakarta, Jawa Barat.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas

Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Dengan tidak melupakan rasa syukur kepada Allah SWT, penulis pun

ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak dan Mamah, A Nusi, A Asep, Teh Titin, Ceu Nia dan seluruh

keluarga di Cimahi.

2. Dosen Pembimbing skripsi, Ir. Sofyan Zaman, atas bimbingannya selama

ini.

3. Dosen Pembimbing Akademik, Dr. Ir. Suwarto, MSi

4. Bapak Iwan Suwandi, Administratur PTPN VIII Cikumpay.

5. Segenap sinder dan mandor di PTPN VIII Cikumpay.

6. Teman-teman Al-Iffah Mba’ Lina, Tri, Hanik, Tika, Cahya, Tania dan

teman-teman Al-Iffah yang lain, atas segala ukhuwah dan do’anya.

7. Teman-teman TIRAN 41, Didik, Hendro, Santo, Mbak ii, Desty, Mb

Restu, Uni Dina, Gita.

8. Teman-teman Agronomi 41 atas rasa persaudaraan yang telah mengikat

hati kita semua.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya.

Bogor, Juli 2008

Penulis

Page 8: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL........................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR................................................................................... viii

PENDAHULUAN........................................................................................ 1

Latar Belakang........................................................................................... 1

Tujuan........................................................................................................ 4

METODE MAGANG.................................................................................. 5

Waktu dan Tempat Pelaksanaan................................................................. 5

Metode Pelaksanaan................................................................................... 5

KONDISI UMUM PERKEBUNAN........................................................... 7

Sejarah dan Perkembangan........................................................................ 7

Letak Geografis.......................................................................................... 7

Kondisi Kebun............................................................................................ 8

Struktur Organisasi Perkebunan................................................................

9

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN.................................................. 12

Pembibitan.................................................................................................. 12

Pemeliharaan.............................................................................................. 13

Kegiatan di Areal Cassava......................................................................... 15

Penyadapan................................................................................................. 16

Pemeriksaan Sadapan................................................................................. 18

Penimbangan Lateks Kebun....................................................................... 19

Pengolahan Karet....................................................................................... 19

Penentuan Faktor Pengering Lump............................................................ 23

Pengujian Kadar Abu, Plasticity Original (Po), Plasticity Retention

Index (PRI) dan Kadar Zat Menguap......................................................... 25

ASPEK MANAJERIAL.............................................................................. 27

Pendamping Mandor Sadap........................................................................ 27

TU Afdeling............................................................................................... 27

Pendamping Mandor Pengolahan CR........................................................ 28

Pendamping Sinder Afdeling..................................................................... 29

HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................... 30

Hasil............................................................................................................ 30

Pembahasan................................................................................................ 31

KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 34

Kesimpulan………………………………………………………………. 34

Page 9: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Saran …………………………………………………..............................

34

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 35

LAMPIRAN.................................................................................................. 37

Page 10: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

DAFTAR TABEL

No. Halaman

Teks

1. Jumlah Tenaga Kerja Perkebunan Cikumpay........................................ 10

2. Data Lilit Batang Karet Hasil Uji Statistik............................................. 30

Lampiran

1. Luas Areal dan Produksi Perkebunan di Indonesia................................ 38

2. Data Curah Hujan Perkebunan Cikumpay Tahun 1998 – 2008............. 38

3. Produktivitas PT. Perkebunan Nusantara VIII Tahun 2007................... 39

4. Data Realisasi Produksi Tahun 2003-2008............................................ 40

5. Jurnal Harian Magang............................................................................ 41

6. Perbandingan Pertumbuhan Lilit batang Karet Tahun Tanam 2005

pada Areal Mukibat dan non Mukibat.................................................... 46

7. Dosis Pupuk TBM Karet Semester I Tahun 2008.................................. 46

8. Produktivitas Kg/Hk Berdasarkan Panen dan Pengolahan..................... 47

9. Laporan Pekerjaan Bulan April 2008..................................................... 48

10. Rencana dan Realisasi Pemupukan Semester I Tahun 2008 Di PTPN

VIII Cikumpay........................................................................................ 49

11. Blanko Pemeriksaan Sadapan................................................................. 50

Page 11: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

Teks

1 Kegiatan okulasi di PTP N VIII Kebun Cikumpay, 2008.................... 13

2. Kegiatan Penyadapan di PTP N VIII Kebun Cikumpay, 2008............ 17

3. Kegiatan Pemeriksaan Sadapan oleh Tap Kontrol di PTPN VIII

Cikumpay, 2008................................................................................... 18

Lampiran

1. Grafik Produktivitas Panen dan Pengolahan Perkebunan

Cikumpay.............................................................................................. 51

2. Denah Karet dan Cassava..................................................................... 52

3. Struktur Organisasi Kebun.................................................................... 53

4. Peta Asfdeling Cikumpay I................................................................... 54

5. Peta Afdeling Cikumpay II................................................................... 55

6. Peta Afdeling Gunung Hejo.................................................................. 56

7. Peta Afdeling Gunung Anaga............................................................... 57

Page 12: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

PENDAHULUAN

Latar belakang

Krisis ekonomi yang dihadapi Indonesia sejak pertengahan tahun 1997

telah menimbulkan tiga masalah mendasar, yaitu perekonomian Indonesia sempat

mengalami kontraksi sebesar –13,2% pada tahun 1998, jumlah pengangguran

diperkirakan mencapai 39 juta orang, dan memburuknya distribusi pendapatan.

Dalam rangka memulihan situasi ekonomi, identifikasi sektor atau industri yang

dapat berperan sebagai leading sector atau adjusting sector dalam mengatasi

masalah tersebut menjadi sangat penting. Pengembangan industri berbasis

perkebunan merupakan salah satu pilihan yang cukup realistis karena (i) bisnis

perkebunan mempunyai daya tahan tinggi karena berbasis pada sumberdaya

domestik dan berorientasi ekspor, (ii) diyakini masih sangat prospektif dengan

peluang pertumbuhan berkisar antara 2%–8% per tahun, dan (iii) intensif

menggunakan tenaga kerja, khususnya tenaga kerja yang berlokasi di pedesaan.

Industri berbasis perkebunan ini dapat menjadi lebih cocok sebagai leading sector

atau adjusting sector, masih perlu diidentifikasi sehingga industri tersebut dapat

berperan secara optimal dalam upaya mengatasi masalah tersebut (Susila, 2008).

Direktorat Jenderal Perkebunan (2000) menyatakan dalam skala nasional,

pembangunan perkebunan telah berhasil meningkatkan produksi dan produktivitas

serta kualitas berbagai komoditas perkebunan, penyediaan lapangan pekerjaan dan

pendapatan pekebun. Namun, tingkat keberhasilan yang telah dicapai belum

seperti yang diharapkan, terutama pendapatan pekebun yang masih rendah.

Rendahnya pendapatan pekebun antara lain karena pemanfaatan sumberdaya yang

belum efisien, usahatani masih tradisional dan belum komersial/terpadu,

kelembagaan petani yang lemah, pengembangan komoditas belum berorientasi

kepada potensi sumberdaya yang tersedia sehingga sering mengalami kegagalan

dalam pengembangan usaha.

Karet (Hevea brasiliensis Muel. Arg.) merupakan salah satu tanaman

perkebunan utama yang banyak diusahakan di Indonesia. Tanaman ini merupakan

tanaman yang produk hasil olahannya banyak dimanfaatkan salah satunya di

bidang transportasi. Menurut Madjid (1986) karet telah ditanam secara komersil

sejak permulaan abad ke-20. Tanaman ini sangat penting artinya bagi

Page 13: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

perekonomian Indonesia karena merupakan penghasil devisa yang tertinggi

diantara komoditi perkebunan. Pendapatan devisa ke tiga setelah minyak dan

kayu; sumber penghidupan bagi lebih dari dua belas juta penduduk. Perbaikan

ekonomi dunia dari resesi dan pertumbuhan ekonomi akan menyebabkan

permintaan karet alam meningkat. Di pasaran dunia karet alam harus berada pada

posisi menantang dan bukannya bertahan. Kemampuan menantang harus disertai

dengan: efisiensi dikebun, pengolahan, pengepakan dan pengapalan; mutu yang

mantap dan membaik; berorientasi pada keinginan mutu negara; dan promosi

pemasaran pada langganan pembeli baru maupun lama.

Dalam upaya pengembangannya, perkebunan karet diusahakan oleh

perkebunan rakyat, perkebunan besar swasta dan perkebunan negara (PT.

Perkebunan Nusantara). Sebanyak 83.6% luas areal perkebunan diusahakan oleh

perkebunan rakyat, 7.2% diusahakan oleh perkebunan negara, dan 8.3%

diusahakan oleh perkebunan swasta. Menurut Ditjenbinprodbun (2005), luas areal

pertanaman karet di Indonesia menunjukkan peningkatan yaitu 3 262 267 ha pada

tahun 2004 menjadi 3 279 391 ha pada tahun 2005. Peningkatan ini sejalan

dengan peningkatan produksi karet dari 2 065 217 ton pada tahun 2004 menjadi 2

270 891 ton. Angka sementara dan estimasi luas areal pertanaman karet pada

tahun 2006 dan 2007 menunjukkan akan terus meningkat begitu pun dengan

produksinya (Tabel Lampiran 1).

Selain dari data peningkatan luas areal dan produksi, harga produk karet

pun semakin membaik. Data terbaru menunjukkan harga ekspor karet SIR 20

terus naik hingga mencapai 2.78 dolar AS per kg pada pembukaan di pasar bursa

hari Rabu (20/2) akibat pasokan yang bertambah ketat menyusul musim trek atau

gugur daun di negara produsen. Menurut seorang ketua Gapkindo telah terjadi tiga

kali kenaikan harga SIR 20. Hari Rabu (13/2) harga SIR 20 masih 2.68 dolar AS

per kg, lalu naik pada Jumat (15/2) menjadi 2.72 dolar AS, Selasa (19/2) naik

kembali menjadi 2.76 dolar AS dan hari ini 20 Februari 2.78 dolar AS. Kenaikan

harga dipicu pasokan yang semakin ketat di tengah permintaan yang tinggi

menyusul kebutuhan yang meningkat dan bertambah mahalnya harga minyak

mentah (Antara News, 2008).

Page 14: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Pemeliharaan tanaman karet yang belum menghasilkan merupakan

kegiatan investasi yang terus menerus mengeluarkan biaya. Oleh karena itu, perlu

adanya suatu usahatani terpadu untuk dapat memberikan nilai tambah. Wibawa

(2000) menyatakan skala prioritas dalam pengembangan sistem usahatani berbasis

karet adalah memasyarakatkan pemakaian bahan tanam karet yang berasal dari

klon yang mempunyai produktivitas minimal dua kali lebih tinggi dari bahan

tanam seedling. Peningkatan efisiensi diperoleh melalui usahatani tanaman

pangan dan ternak sebagai sumber pendapatan jangka pendek dan karet sebagai

sumber pendapatan jangka panjang. Pola tanam seperti ini terbukti cukup adaptif

terhadap kebutuhan dan strategi petani.

Selain tanaman karet, komoditas yang saat ini memungkinkan untuk

dijadikan komoditas perkebunan adalah singkong sebagai salah satu bahan dasar

pembuatan bioetanol. Selain dapat menghasilkan bahan bakar nabati sebesar 1 020

l/ha (Purwanto, 2007), singkong juga mudah tumbuh di mana-mana. Bioetanol

sebagai alternatif pengganti bahan bakar minyak (BBM) sangat prospek

dikembangkan dari bahan baku ubi kayu (Waspada online, 2007). Varietas

singkong yang saat ini sedang digalakan adalah mukibat. Mukibat merupakan

nama penemu jenis klon ini yang menyambungkan singkong karet dan Ubi kayu

(Manihot utilissima Pohl.). Penemuan Mukibat, pekebun asal Kediri itu

mendongkrak produksi singkong hingga 15-20 kg per tanaman. Setelah 23 tahun

berselang, KH Abdul Jamil-kerabat Mukibat-menemukan varietas baru: darul

hidayah. Di Malang, Jawa Timur, saat ini telah ditemukan singkong berkadar gula

tinggi sebanyak 45%. Dua temuan itu menjadi harapan bioetanol di masa depan

(Trubus online, 2008).

Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat bisa ditempuh dengan

mengembangkan potensi ekonomi masyarakat yang ada, misalnya perkebunan.

Pengembangan singkong mukibat untuk bioetanol di Garut Selatan yang

dilakukan PT Perkebunan Nusantara VIII dan Ikatan Cendekiawan Muslim

Indonesia (ICMI) bisa dijadikan salah satu contoh. Selain menyerap banyak

tenaga kerja, kegiatan agro industri seperti itu memberikan nilai tambah ekonomi

bagi petani yang selama ini hanya menjual singkong tanpa mengolahnya terlebih

dahulu (PTPN VIII, 2007).

Page 15: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Pengembangan usahatani berbasis karet hendaknya didahului dengan paket

teknologi komponen-komponen pendukungnya. Komponen penting dalam paket

teknologi pola tanam ini adalah teknik penyediaan bahan tanaman karet dan

tanaman sela bermutu baik, teknis budidaya tanaman sela dan karet spesifik lokasi

dan penyediaan berbagai input produksi yang dibutuhkan untuk menunjang

keberhasilan pola tanam tersebut (Wibawa, 2000).

Tujuan Magang

Kegiatan magang ini bertujuan untuk :

1. Memberikan pengetahuan dan pengalaman praktis tentang aspek produksi

dan pengelolaan pada kondisi yang sebenarnya

2. Meningkatkan relevansi, keterkaitan dan kesepadanan antara proses

pendidikan dengan lapangan kerja.

3. Mengetahui dampak penanaman singkong mukibat di gawangan karet

terhadap pertumbuhan lilit batang karet.

4. Meningkatkan kemampuan profesionalisme mahasiswa dalam memahami

dan menghayati proses kerja nyata.

Page 16: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

METODE MAGANG

Waktu dan tempat

Kegiatan magang ini dilaksanakan di Kebun Cikumpay PT. Perkebunan

Nusantara VIII, Purwakarta, Jawa Barat selama empat bulan, terhitung dari

tanggal 12 Februari sampai 12 Juni 2008.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan magang ini merupakan kegiatan kerja langsung sehingga

mahasiswa merupakan bagian integral dari sistem kerja di Kebun Cikumpay dan

berstatus sebagai karyawan harian lepas (KHL) selama dua bulan, sebagai

pendamping mandor selama satu bulan dan sebagai pendamping asisten dan

manajer selama satu bulan. Secara garis besar metode pelaksanaan adalah sebagai

berikut :

Melaksanakan Teknis Lapang. Melaksanakan seluruh pekerjaan lapang

produksi pada berbagai tingkat pekerjaan sesuai dengan tahapannya mulai dari

karyawan harian lepas (KHL) sampai sebagai pendamping manajer.

Pengambilan Data Primer. Pengambilan data primer dari seluruh

pekerjaan lapang produksi dan melakukan pengamatan khusus pada kegiatan

pengukuran lilit batang terhadap beberapa unit contoh pengamatan. Selain dari

pengamatan langsung di lapangan, data primer diperoleh dari hasil wawancara

maupun diskusi sengan staf dan karyawan kebun dari berbagai level pekerjaan.

Wawancara dan diskusi dilakukan dengan cara komunikasi langsung dengan

sinder afdeling, mandor besar, mandor dan karyawan.

Data Sekunder. Data sekunder yang mendukung pelaksanaan teknis

lapangan meliputi kondisi iklim, kondisi lahan, organisasi dan manajemen, norma

baku serta rekomendasi (anggaran) pelaksanaan teknis budidaya. Beberapa data

lilit batang diambil dari data sekunder karena telah dilakukan oleh pihak

perkebunan sebelum penulis datang ke lokasi magang. Penulis mengamati data

pertumbuhan lilit batang karet di areal TBM yang terintegrasi dengan tanaman

singkong mukibat dan pertumbuhan lilit batang karet di areal TBM murni selama

dua semester terakhir atau semenjak penanaman mukibat, yaitu bulan November

2007.

Page 17: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Analisis Data. Data primer hasil pengamatan berbagai peubah maupun

rekomendasi teknis yang diterapkan, dianalisis secara komparatif dengan norma-

norma baku yang berlaku. Perhitungan yang dilakukan adalah dengan uji statistik

sederhana, yaitu dengan uji t-hitung. Perhitungan dan analisis data tersebut

dilakukan dengan menggunakan program Minitab 14.0.

Secara sederhana Mattjik dan Sumertajaya (2002) menyatakan apabila

ragam populasi tidak sama, maka statistik uji yang digunakan adalah t-student,

sebagai berikut:

thitung = ( )s

xx

xx

−−

21

021 δ dimana ( )s xx 21−

=

+

ns

ns

2

2

2

1

2

1

Keterangan :

x 1 = nilai tengah populasi ke-1

x 2

= nilai tengah populasi ke-2

δ 0

= Selisih populasi ke-1 dan populasi ke-2

s2

1

= ragam populasi ke-1

s2

2

= ragam populasi ke-2

( )s xx 21−

= ragam dua populasi

Page 18: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

KONDISI UMUM PERKEBUNAN

Sejarah dan Perkembangan

Perkebunan Cikumpay merupakan salah satu usaha dari PT. Perkebunan

Nusantara VIII (persero) Jawa Barat. Perkebunan ini merupakan perkebunan milik

Negara yang membantu meningkatkan devisa Negara. Perkebunan ini didirikan

pada tahun 1905 oleh pemerintah Hindia Belanda, mengingat pada waktu itu

Negara Indonesia berada di bawah jajahan Belanda.

Berdasarkan Lembaran Negara tahun 1911 dan peraturan pemerintah

bulan April 1911 nomor 25 pasal 3 ayat 5 mengenai peraturan ketetapan

kehutanan (Lembaran Negara tahun 1897 no 61 Yunco no, atau 208 tahun 1907

nomor 233), budidaya karet dengan nama Cikumpay dalam batas-batas tertentu

dipisahkan dari Distrik Hutan Priangan Timur dan disatukan menjadi Perkebunan

Cikumpay.

Perkebunan Cikumpay menjadi milik pemerintah Jepang pada tahun 1942-

1945, karena Belanda kalah perang melawan Jepang. Sejak Indonesia merdeka

pada tahun 1945, perkebunan Cikumpay direbut kembali oleh pemerintah

Indonesia. Hal ini tidak dapat berlangsung lama karena Belanda kembali

menduduki Indonesia untuk kedua kalinya pada tahun 1947.

Pada tahun 1947-1950, perkebunan Cikumpay dipegang kembali oleh

pemerintah Belanda. Kemudian diambil alih oleh pemerintah Indonesia pada

tahun 1950 dan pada tahun yang sama bergabung dengan Perusahaan Negara

Perkebunan (PNP lama). Tahun 1967 berubah nama menjadi Perusahaan Negara

Perkebunan (PNP XII). Perusahaan Negara Perkebunan XII ini berubah lagi

menjadi Perseroan Terbatas Perkebunan (PTP XII) pada tahun 1971.

Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 13 tahun 1996 tanggal 14

Februari 1996 tentang peleburan perusahaan perseroan PT. Perkebunan XI, PT.

Perkebunan XII dan PT. Perkebunan XIII menjadi PT. Perkebunan Nusantara VIII

(persero) dengan akta notaris Harun Kamil SH tanggal 11 Maret 1996.

Letak Geografis

Perkebunan Cikumpay terletak di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Perkebunan Cikumpay berjarak 19 km dari Purwakarta dan 109 km dari Bandung.

Page 19: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Lokasi Perkebunan Cikumpay berada di lima wilayah kecamatan di Purwakarta,

yaitu Campaka, Cibatu, Bungursari, Darangdan dan Plered.

Daerah areal penanaman pada Perkebunan Cikumpay terdiri dari empat

afdeling yaitu Cikumpay I, Cikumpay II, Gunung Hejo dan Gunung Anaga.

Afdeling Cikumpay I dan Cikumpay II berjarak 19 km dari Purwakarta dengan

elevasi 80 m. Gunung Hejo dengan elevasi 600 m yang berjarak 25 km dari

Purwakarta, sedangkan Afdeling Gunung Anaga merupakan afdeling terjauh,

berjarak 30 km dari Purwakarta dengan elevasi 215 m.

Wilayah Perkebunan Cikumpay terletak kira-kira 70-90 m dari permukaan

laut dengan keadaan topografi datar hingga bergelombang. Curah hujan di

Perkebunan Cikumpay berkisar antara 1500-3500 mm/tahun dengan rata-rata

curah hujan 2339 mm/tahun dengan 128 hari hujan dan termasuk iklim tipe C

(agak basah) menurut ketentuan Schmidt dan Ferguson (Tabel Lampiran 2). Rata-

rata suhu harian bervariasi antara 220-30

0 C. Sedangkan jenis tanah di daerah ini

adalah latosol.

Kondisi Kebun

Perkebunan Cikumpay memiliki kebun seluas 3 166.66 hektar. Dari luasan

tersebut, 2 963.12 ha dari luas areal kebun digunakan untuk tanaman pokok,

203.54 ha digunakan untuk sarana yang lain seperti emplasemen, jalan, lapangan

olahraga, kuburan, jurang, hutan, sawah dan bangunan SD. Sistem rotasi

penanaman di Cikumpay adalah dengan menyisakan sekitar 16.7 ha untuk areal

pembibitan untuk keberlangsungan produksi.

Perkebunan Cikumpay mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan

dengan perkebunan lain di PT. Perkebunan Nusantara VIII (persero) antara lain:

produk olahan Cikumpay dipandang mempunyai kualitas lebih baik di mata

konsumen, mempunyai unit pengolahan yang lebih lengkap (RSS, TPC, Latek

pekat dan Crumb Rubber), mempunyai kebun entres dan terdapat areal percobaan

untuk kelapa kopyor yang bekerja sama dengan Lembaga Bioteknologi.

Pemeliharaan di Perkebunan Cikumpay khususnya pengairan menggunakan dua

sistem yaitu pengairan alami untuk areal TBM dan TM dan pengairan yang

dibantu oleh alat pompa untuk areal pembibitan. Secara umum kondisi fisik dari

Perkebunan Cikumpay dapat dikatakan baik. Hal ini dibuktikan dengan produksi

Page 20: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

per hektar yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data tahun

2005, 2006 dan 2007 produktivitas dari kebun secara berturut-turut yaitu 1 132

kg/ha, 1 135 kg/ha dan 1 135 kg/ha. Selain itu, jika dibandingkan dengan unit

perkebunan karet lain yang ada di PT. Perkebunan Nusantara VIII, Kebun

Cikumpay termasuk salah satu dari lima perkebunan karet yang memiliki

produktivitas tertinggi. Kelima perkebunan karet tersebut antara lain Kebun

Batulawang (1 423 kg/ha), Jalupang (1 399 kg/ha), Miramare (1 236 kg/ha),

Cikumpay (1 135 kg/ha) dan Panglejar (1 056 kg/ha). Data lebih lengkap dapat

dilihat pada Tabel Lampiran 3.

Areal kebun Perkebunan Cikumpay terdiri dari kebun murni dan kebun

lancuran. Kebun murni adalah wilayah kebun karet yang seluruhnya merupakan

tanaman karet yang sedang dalam usia sadap. Sedangkan kebun lancuran

merupakan wilayah kebun karet yang seluruhnya merupakan areal tanaman karet

yang umurnya sudah lebih dari 23 tahun sadap atau daerah sadap mati. Data

produksi tahunan dapat dilihat pada Tabel Lampiran 4.

Struktur Organisasi Perkebunan

Setiap kebun yang ada di bawah lingkungan PT. Perkebunan Nusantara

VIII Cikumpay dipimpin oleh seorang manajer kebun yang langsung diangkat dan

bertanggung jawab kepada direksi. Organisasi tingkat kebun merupakan suatu

sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang mempunyai tanggung jawab dan

fungsi khusus dalam melaksanakan kebijakan direksi maupun manajer kebun.

a) Manajer (Administratur)

Manajer merupakan pimpinan perkebunan dan bertanggung jawab dalam

seluruh kegiatan yang meliputi bidang tanaman, teknologi dan bidang

administrasi. Dalam tugasnya manajer dibantu oleh kepala tanaman,

kepala teknologi dan kepala administrasi.

b) Kepala Tanaman

Kepala tanaman bertanggung jawab dalam mengelola tanaman terutama

dalam aspek budidaya tanaman. Kepala tanaman dibantu oleh kepala

bagian kebun, tata usaha tanaman, mandor besar sadap, mandor rawat, tap

kontrol dan beberapa orang mandor baik mandor sadap maupun mandor

rawat/pemeliharaan.

Page 21: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

c) Sinder Teknologi

Sinder Teknologi bertanggung jawab pada bidang pengolahan dan teknik.

Dalam tugasnya sinder Teknologi dibantu oleh Asisten Pengolahan,

Asisten Teknik, JTU Produksi, Kepala Urusan Teknik, Kepala Urusan

Bangunan, Mandor Bengkel, Kepala Urusan Pengolahan serta beberapa

orang Mandor Pengolahan.

d) Sinder T.U.K

Sinder T.U.K bertanggung jawab atas pelaksanaan administrasi dan

kepegawaian serta pembukuan perkebunan. Sinder T.U.K dibantu oleh

Tata Usaha Bagian Umum, Tata Usaha Bagian Keuangan, Kepala gudang,

bagian kesehatan dan bagian keamanan.

Sampai saat ini seluruh kegiatan di perkebunan Cikumpay dilaksanakan

oleh 1 137 tenaga kerja yang terdiri dari 959 tenaga kerja laki-laki dan 178 tenaga

kerja perempuan. Jumlah karyawan harian lepas ini tergantung pada volume

pekerjaan yang ada. Upah yang diberikan tergantung pada sistem upah yang

digunakan yaitu harian atau borongan. Karyawan harian lepas ini berasal dari

desa-desa sekitar kebun.

Secara umum jumlah tenaga kerja di perkebunan Cikumpay dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Perkebunan Cikumpay.

Jabatan Jumlah (Orang)

Administratur 1

Sinder Kepala 1

Sinder TUK 1

Sinder Teknologi 1

Ass. Teknik 1

Sinder Afdeling/Kebun 4

Karyawan Golongan IIB-IID 132

Karyawan Golongan IA 394

Karyawan harian lepas 600

Jumlah Tenaga Kerja 1 137

Dengan demikian indeks tenaga kerja Perkebunan Cikumpay adalah 0.38, artinya

apabila dibandingkan dengan indeks tenaga kerja untuk perkebunan karet pada

Page 22: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

umumnya yaitu sebesar 0.8, Perkebunan Cikumpay memiliki efisiensi yang cukup

tinggi dalam memanfaatkan tenaga kerja.

Jumlah jam kerja untuk staf, karyawan bulanan dan harian tetap di PT.

Perkebunan Nusantara VIII adalah 7 jam per hari. Sedangkan untuk karyawan

harian lepas sesuai dengan fungsi pekerjaan (berkisar antara 4 jam sampai 7 jam).

Apabila ada tambahan kerja, Perkebunan Cikumpay selain memberlakukan upah

lembur juga menggunakan sistem premi. Premi ini dibayar berdasarkan tambahan

produksi dalam satuan Rp/kg.

Page 23: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN

Pada pelaksanaannya penulis membagi menjadi beberapa kegiatan, yaitu

menjadi karyawan harian lepas selama dua bulan, menjadi assisten mandor selama

satu bulan dan menjadi assisten dari assisten kebun. Saat menjadi karyawan harian

lepas, penulis membagi kegiatan di berbagai tempat yaitu di daerah pembibitan di

wilayah Cikumpay II, di kebun TBM Cikumpay I, di kebun sadapan Cikumpay I

dan di pabrik pengolahan selama masing-masing dua minggu (Tabel Lampiran 5).

Pembibitan

Kegiatan-kegiatan yang ada di kebun pembibitan kebun Cikumpay adalah

okulasi, kontrol hasil okulasi, persemaian dan persiapan penanaman bibit batang

bawah. Selama di kebun pembibitan penulis melakukan beberapa kegiatan seperti

praktek okulasi. Di kebun pembibitan ini ada beberapa kegiatan yang jadwalnya

tidak sesuai dengan yang direncanakan, seperti persemaian dan kegiatan lanjutan

setelah itu, seperti penanaman batang bawah dan penanaman bibit karet hasil

okulasi. Kegiatan okulasi sendiri sedikit terhambat dikerenakan oleh curah hujan

pada bulan februari sangat tinggi. Jumlah hari hujan adalah 29 hari, artinya hujan

turun selama satu bulan. Hal ini mengakibatkan pohon karet yang akan diokulasi

basah sehingga tidak bisa diokulasi. Penulis sendiri hanya melakukan okulasi

selama dua hari dari jadwal empat hari. Pada hari pertama okulasi penulis dapat

mencapai 125 pohon dari 160 pohon standar per hari kerja (HK). Sedangkan hari

ke dua penulis dapat mencapai 195 pohon. Dibutuhkan keterampilan khusus untuk

melakukan okulasi tanaman karet ini. Sistem okulasi di sini merupakan sistem

forket, artinya jendela okulasi yang dibuat menghadap ke atas.

Pada kegiatan kontrol hasil okulasi, penulis tidak terlalu mengikuti.

Kegiatan kontrol ini adalah memeriksa hasil okulasi dari para karyawan. Waktu

yang dibutuhkan untuk pemeriksaan ini sampai tanaman okulasi dipotong adalah

56 hari setelah okulasi (HSO). Sejak okulasi sampai pemeriksaan pertama/ kontrol

I/ buka balut adalah 21 hari. Bila saat diperiksa hidup dibiarkan selama 15 hari

baru kemudian kontrol II. Tanaman hasil okulasi diperiksa kembali. Bila tunas

masih hidup, dibiarkan kembali selama 10 hari sampai kontrol III. Bila pada saat

kontrol III ini tunas hasil okulasi masih hidup, tanaman dibiarkan tumbuh selama

Page 24: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

sepuluh hari baru setelah itu tanaman dipotong agar tunas hasil okulasi dapat

tumbuh secara optimal.

Gambar 1. Kegiatan okulasi di PTP N VIII Kebun Cikumpay, 2008

Selain melakukan praktek okulasi, penulis juga ikut membantu pada

beberapa kegiatan di persemaian, seperti seleksi biji karet dan ‘deder’ atau

menanam biji karet pada bidang semai yang telah disediakan. Biji karet untuk

benih didapatkan dari kebun sendiri dengan jenis klon LCB 1320. Setelah biji

terkumpul, biji diseleksi dengan seleksi warna, yaitu memisahkan biji yang

berwarna mengkilat dan mempunyai banyak lurik dengan biji yang berwarna

kusam dan jumlah lurik lebih sedikit. Setelah itu dilakukan seleksi berdasarkan

berat biji di bak seleksi yang telah diberi fungisida DITHANE M-45. Hal ini

dimaksudkan agar ketika biji disemai tidak terserang cendawan, sehingga biji

dapat tumbuh dengan baik. Setelah mengikuti kegiatan menyemai di persemaian,

penulis mengikuti kegiatan penggemburan lahan untuk bibit batang bawah

bersama para karyawan. Di sini penulis bersama lima orang KHL dapat

menyelesaikan dua petak lahan.

Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan yang penulis ikuti saat menjadi karyawan harian

lepas adalah weeding petak manual, weeding gawangan dan menunas di kebun

TBM serta kegiatan stimulansia di kebun tanaman menghasilkan (TM). Weeding

petak manual adalah kegiatan membersihkan petakan tanaman karet yang belum

menghasilkan dari gulma yang ada di sekitarnya. Gulma adalah tumbuhan yang

tumbuh di sekitar tanaman yang dapat mengganggu produksi tanaman tersebut

baik secara langsung maupun tidak langsung. Kondisi gulma di lapangan pada

Page 25: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

saat itu sudah sangat rimbun. Hal ini disebabkan oleh adanya curah hujan yang

tinggi pada bulan Februari yang mendukung pertumbuhan gulma tersebut. Penulis

sendiri melakukan weeding petak manual tersebut bersama-sama para karyawan.

Prestasi kerja penulis bersama dua orang karyawan adalah 75 coal (1 coal = 2.5

m). Target yang harus dicapai oleh karyawan per dua orang adalah 40 coal.

Weeding gawangan yang penulis lakukan merupakan penyiangan gulma di daerah

gawangan tanaman karet. Hal ini pun penulis lakukan bersama-sama para

karyawan.

Kegiatan pemeliharaan lain yang penulis lakukan adalah menunas.

Menunas adalah kegiatan mengambil tunas-tunas yang tidak diharapkan untuk

tumbuh karena dapat mengganggu pertumbuhan batang karet. Keberadaan tunas

mengakibatkan tinggi bidang sadap lebih rendah dari yang diharapkan. Oleh

karena itu, menunas atau biasa disebut mewiwil tunas perlu dilakukan. Pada

kegiatan menunas ini tidak hanya mengambil tunas yang mengganggu

pertumbuhan batang karet, tapi juga membersihkan gulma yang merambat pada

batang karet. Gulma yang merambat pada batang karet dapat menutupi tanaman

karet terutama untuk karet yang masih berumur satu tahun. Gulma yang merambat

ini salah satunya dari spesies Mikania micrantha. Prestasi kerja karyawan di

kebun TBM 2007 (umur tanaman karet satu tahun) per HK adalah 3 ha. Pada

kebun TBM 2006 (umur karet dua tahun) dapat dicapai 7 HK oleh lima orang

pekerja. Prestasi penulis sendiri adalah 1 ha/ HK.

Kegiatan pemeliharaan di kebun TM yang penulis ikuti adalah pemberian

stimulan pada bidang sadap. Stimulansia di sini berfungsi untuk menghambat

pembekuan latek pada pembuluh lateks (PTPN VIII, 2003). Stimulan yang

digunakan di kebun Cikumpay memiliki bahan aktif etephon dengan nama dagang

Ethrel. Dosis yang digunakan yaitu 0.5-0.6 gram/ pohon dengan kebutuhan per

hektar adalah sebesar 333.5 gram untuk jumlah pohon 667 per hektar. Sistem

aplikasi stimulansia di Kebun Cikumpay adalah groove application yaitu dengan

mengoleskan stimulan pada alur sadap.

Pemupukan merupakan salah satu aspek dari kegiatan pemeliharaan yang

selalu menjadi perhatian utama. Kegiatan ini sangat menentukan keberlangsungan

produksi karet selanjutnya. Kegiatan pemupukan yang penulis ikuti adalah

Page 26: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

kegiatan pemupukan secara mekanis dengan menggunakan traktor. Prinsip kerja

traktor ini adalah menggaru pertengahan gawangan karet sekaligus memasukkan

pupuk dan mencampurnya dengan tanah. Dosis pupuk yang digunakan adalah

sesuai rekomendasi dari Balai Penelitian Getas.

Pemupukan mekanis tersebut dilakukan dengan cara menggaru

pertengahan gawangan karet. Tidak semua gawangan karet diberi pupuk

melainkan dengan cara memupuk setiap dua gawangan oleh traktor pupuk. Hal ini

dilakukan pada jarak tanam normal (7 m x 3 m, 8 m x 2.5 m dan 6 m x 2.5 m).

Pemupukan pada areal dengan jarak tanam ’3 in 1’ dilakukan pada setiap

gawangan. Kegiatan pemupukan ini dilakukan pada kebun Tanaman

Menghasilkan (TM) pada bulan Mei 2008. Traktor tersebut mempunyai

kemampuan 2.5 ha/jam untuk areal karet yang tidak rata. Sedangkan untuk areal

yang rata, traktor mampu bekerja 5-6 ha/jam.

Kegiatan di Areal Cassava

PT. Perkebunan Nusantara VIII mempunyai program baru yaitu

penanaman cassava di kebun TBM karet. Percobaan dilakukan di berbagai

perkebunan karet termasuk Kebun Cikumpay. Program ini merupakan rencana

program tahun 2006 dan baru terealisasi pada bulan November 2007. Penanaman

cassava ini adalah untuk memanfaatkan lahan TBM agar dapat menghasilkan nilai

tambah. Program ini mendapatkan dukungan dari kementrian BUMN karena

berkaitan dengan produksi bioetanol sebagai pengganti bahan bakar minyak.

Keseriusan penanaman singkong mukibat ini dibuktikan dengan akan

didirikannya pabrik bioetanol pada bulan Agustus 2008.

Tanaman singkong mukibat (Manihot sp.) ini merupakan hasil sambungan

dari singkong karet (M. glaziovi) dan singkong biasa (M. utilissima Pohl.) atau

disebut dengan singkong mukibat. Singkong biasa sebagai batang bawah yang

mempunyai kandungan pati lebih banyak sedangkan untuk batang atas merupakan

singkong karet yang karakter daunnya rimbun. Singkong mukibat mulai ditanam

pada bulan November 2007 dan berakhir pada bulan Maret 2008. Pemupukan

yang dilakukan pada areal singkong mukibat ini dilakukan satu kali pada saat

umur singkong mukibat... Jarak tanam singkong mukibat ini adalah 1.5 m x 1.5 m

dengan pola tanam jajar genjang. Jarak singkong mukibat ini dengan tanaman

Page 27: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

karet adalah 2.25 m. Luas areal yang ditanami singkong mukibat untuk kebun

Cikumpay I adalah 43 ha, dengan populasi per hektar adalah 2 222 pohon. Jadi,

populasi untuk kebun Cikumpay I adalah 95 546 pohon. Sedangkan untuk seluruh

kebun Cikumpay sendiri adalah 80 ha dengan 30 ha merupakan areal pembibitan

batang bawah.

Singkong mukibat ini akan dipanen pada bulan September – Novenber

2008. Berdasarkan hasil sampling pada bulan Agustus 2008, diperkirakan potensi

singkong mukibat per tanaman adalah 20 – 30 kg. Pihak perkebunan telah

memperkirakan apabila terdapat kelebihan produksi, umbi singkong mukibat ini

akan didistribusikan pada beberapa perusahaan yang memproduksi bioetanol.

Penyadapan

Bahasan karet tidak terlepas dari aspek penyadapan. Penyadapan

merupakan pemanenan lateks dari batang karet. Di Kebun Cikumpay penulis

mempelajari cara menyadap tanaman karet. Tanaman karet yang menjadi objek

adalah pohon yang sudah mati atau tidak disadap lagi tapi belum dibongkar. Para

penyadap sering menamakannya tunggul. Selain itu, penulis melihat efektivitas

penyadapan di kebun TM.

Di Kebun Cikumpay, terutama di Afdeling Cikumpay I dalam satu hanca

(areal tetap menyadap) penyadap rata-rata terdapat 400 pohon. Jumlah penyadap

setiap mandor berbeda-beda tergantung luas areal yang dibawahi mandor tersebut.

Rotasi sadap secara keseluruhan adalah S/2 d/3, namun ada beberapa mandor

yang mengelola penyadapan dengan rotasi sadap S/2 d/2. Sebagai contoh untuk

Afdeling Cikumpay I, salah seorang mandor membawahi 62.65 ha pada tahun

tanam 1997 yang terbagi ke dalam tiga gilir sadap dengan rotasi sadap S/2 d/2

(pohon disadap setengah spiral dengan selang waktu penyadapan dua hari sekali).

Dari luas areal tersebut dibagi ke dalam 72 hanca. Jumlah penyadap untuk luasan

tersebut adalah 28 orang, 24 orang tetap dan empat orang sebagai serep atau

pengganti. Serep ini bertugas menggantikan penyadap tetap yang sedang libur

menyadap. Setiap hari ada 4 penyadap yang libur yang kemudian digantikan oleh

penyadap serep/ pengganti. Hari libur untuk penyadap serep adalah hari minggu.

Page 28: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Gambar 2. Kegiatan Penyadapan di PTP N VIII Kebun Cikumpay, 2008

Pada pelaksanaan di lapang para penyadap biasanya menyadap sekitar

pukul 05.30 pagi bila cuaca kemarau. Namun, bila cuaca sedang hujan maka

penyadapan dilakukan dalam keadaan lebih terang (kondisi batang sudah agak

kering) atau dihentikan sama sekali bila keadaan batang sangat basah. Sarana

yang digunakan untuk menyadap adalah pisau sadap, talang sadap, mangkuk

sadap serta kawatnya, ember penampung lateks dan atau lump dan sebagai

pendukung, setiap penyadap membawa asahan khusus untuk pisau sadap. Dalam

kegiatan penyadapan ini biasanya penyadap mengangkut lump mangkuk yang

kemudian dimasukkan ke dalam ember. Kegiatan selanjutnya adalah

mengumpulkan lateks yang telah ditampung dalam mangkuk sadap. Kegiatan ini

dilakukan sekitar pukul 09.00 atau pukul 10.00 WIB. Lateks yang telah terkumpul

dimasukkan ke dalam ember/ badeng lateks yang telah diberi amonia agar tidak

terjadi prakoagulasi. Setelah semua terkumpul, lateks ditimbang oleh mandor

timbang lateks kebun yang selanjutnya diangkut ke dalam tangki lateks oleh

petugas. Lump mangkuk yang terkumpul pun akan diangkut oleh truk yang sama.

Perkebunan Cikumpay secara umum mempunyai dua areal sadapan, yaitu

areal sadapan murni dan areal sadapan lancuran. Areal sadapan murni merupakan

areal sadapan yang terdapat tanaman yang berumur dalam kisaran umur

ekonomis. Artinya pada areal ini norma sadap masih digunakan. Sistem panen

yang digunakan oleh Perkebunan Cikumpay adalah sadap reguler dan sadap

recovery. Sadap reguler yang dimaksud adalah sadapan dengan rotasi sadap

normal. Sedangkan sadap recovery merupakan sadapan dengan rotasi sadap S/2

d/2. Sadapan ini merupakan kebijakan dari pimpinan perusahaan untuk menutupi

sadap bongkor atau tidak ada penyadapan dalam satu hari dikarenakan hujan.

Page 29: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Pada penyadapan recovery ini penyadap bekerja pada 1.5 hanca setelah dibagi

oleh mandor. Waktu yang digunakan dalam sadap recovery ini adalah

memanfaatkan bulan-bulan produksi optimal, yaitu pada Bulan Maret, April, Mei,

Juni dan Juli (MAMJJ). Penyadapan recovery ini tidak direkomendasikan pada

bulan-bulan gugur daun, yaitu Agustus, September dan Oktober (ASO).

Sedangkan areal sadap lancuran merupakan areal sadapan yang kondisi

tanamannya telah memasuki usia tebang. Pada areal ini penyadapan yang

dilakukan sudah tidak memperhatikan norma sadap. Areal ini tetap disadap

sebagai tambahan sementara menunggu masa penebangan.

Pemeriksaan Sadapan

Kualitas penyadapan sangat berpengaruh terhadap umur ekonomis

tanaman. Sebagai contoh pemakaian kulit yang boros menyebabkan umur

ekonomis tanaman menjadi lebih pendek. Oleh karena itu, perlu ada pemeriksaan

secara teratur dari pihak manajerial kebun. Pemeriksaan kualitas sadapan

dilakukan oleh petugas khusus yang disebut tap kontrol. Selain dapat mengontrol

kesehatan tanaman, kegiatan pemeriksaan ini juga berpengaruh terhadap

penentuan premi penyadap yang disebut premi kualitas.

Gambar 3. Kegiatan Pemeriksaan Sadapan oleh tap kontrol di PTPN VIII

Cikumpay, 2008

Di Kebun Cikumpay terdapat enam petugas tap kontrol yang dikoordinir

oleh seorang koordinator tap kontrol. Koordinator tap kontrol ini yang mengatur

jadwal tap kontrol setiap hari. Pemeriksaan kualitas sadapan ini dilakukan pada

seluruh penyadap. Setiap hanca tap kontrol mengambil sampel sepuluh pohon

Page 30: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

arah diagonal. Namun, kenyataannya tidak semua peraturan tersebut dilaksanakan

mengingat efesiensi waktu. Hal ini dikarenakan jumlah petugas tap kontrol sendiri

semakin berkurang. Tercatat per 1 April 2008 jumlah petugas tiap afdeling yaitu

dua orang dari tujuh orang. Tiga petugas lainnya dimanfaatkan tenaganya di

bagian yang lain, seperti petugas TU timbang, membantu mengawasi areal

cassava dan lain-lain. Penulis sendiri belajar memeriksa kualitas sadapan bersama

petugas tap kontrol selama lima hari.

Penimbangan Lateks Kebun

Sebelum lateks diolah di pabrik pengolahan, diadakan penimbangan lateks

untuk mengetahui hasil perolehan lateks tiap penyadap. Penulis mencoba

mengikuti proses penimbangan lateks bersama juru timbang. Penimbangan lateks

dilakukan mulai dari pukul 09.30 – 14.00 WIB. Penulis sendiri mengikuti proses

penimbangan tersebut di Kebun Cikumpay I bagian A dan B. Dalam penimbangan

lateks, juru timbang mengukur berdasarkan ember lateks yang digunakan

penyadap untuk mengumpulkan lateks. Ember-ember yang digunakan merupakan

ember khusus yang telah diketahui ukurannya. Ember-ember yang biasa

digunakan penyadap memiliki kapasitas 12 kg lateks, 20 kg, 27 kg, 30 kg dan

beberapa ember berkapasitas 35 kg. Setelah pencatatan hasil lateks, lateks

diangkut ke tangki lateks yang dibawa oleh truk. Tangki lateks tersebut memiliki

kapasitas lateks 4 ton. Setiap pengangkutan lateks, tangki tersebut diberi larutan

amonia sebanyak 20 liter. Konsentrasi amonia tersebut tergantung kebutuhan.

Lateks khusus pengolahan RSS/TPC diberi amonia dengan konsentrasi 5%

sedangkan untuk pengolahan lateks pekat amonia yang digunakan memiliki

konsentrasi 20%.

Pengolahan Karet

Pengolahan merupakan aspek yang tidak kalah penting dari aspek

budidaya yang lain. Perkebunan Cikumpay mempunyai empat unit pengolahan

yaitu RSS, TPC, Lateks Pekat dan SIR (Crumb Rubber atau produk karet remah).

Pengolahan RSS, TPC dan Lateks Pekat terdapat di dalam satu bangunan pabrik

karena khusus unit pengolahan lateks pekat tidak memerlukan tempat yang begitu

luas. Khusus pengolahan CR memerlukan tempat yang cukup luas karena proses

Page 31: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

pengolahannya yang menggunakan banyak mesin (creper, roll cutter, drier,

balling press, tempat pre drying dan penyimpanan SIR).

Karet remah atau Crumb Rubber (CR) merupakan salah satu produk

olahan karet yang berasal dari bahan olah karet rakyat (BOKAR). Hal ini

dimaksudkan agar perusahaan dapat memanfaatkan semaksimal mungkin bahan

baku yang mempunyai kualitas rendah, sehingga dapt meminimalisir limbah karet

dari perusahaan. Bahan baku ini akan dijadikan produk Standard International

Rubber (SIR) kualitas rendah (Low Grade). SIR yang dihasilkan perkebunan

Cikumpay ini memiliki kualitas SIR 10 dan sedikit dari SIR 20.

Proses pengolahan SIR di Cikumpay berawal dari penerimaan bahan baku

lump yang telah ditimbang di jembatan penimbangan. Setelah itu, lump

mengalami proses penghancuran awal melalui mesin prebreaker yang memiliki

kapasitas 2 000 – 2 500 kg/ jam. Kemudian lump diperkecil kembali melalui

mesin Hummer Mills. Setelah itu lump dicuci dua kali melalui mesin Makro

Blending I dan II. Lump yang telah dicuci digiling menjadi bentuk crepe melalui

mesin creper sebanyak 6 – 12 kali ulangan sehingga tebal crepe menjadi 5 – 8

mm. Hasil gilingan digulung menjadi compo yang kemudian disimpan selama 10

– 12 hari yang disebut proses pre drying atau pengeringan awal. Tujuan dari pre

drying sendiri adalah agar kadar air compo cukup rendah sehingga memudahkan

proses pengeringan. Setelah 10 -12 hari, compo tersebut di remah dengan mesin

Roll Cutter yang memiliki kapasitas 1 000 kg/ jam. Hasil remahan dipindahkan ke

dalam box – box drier oleh mesin Vortex Pump. Remahan – remahan tersebut

dikeringkan dalam box drier dengan suhu 1300C selama 3 jam 12 menit oleh

mesin Drier yang berkapasitas 550 – 650 kg/ jam. Setelah keluar dari drier, CR

tersebut didinginkan sekaligus disortir dari kontaminan yang terbawa selama

proses sebelumnya. Suhu di pendingin tersebut sekitar 350 – 60

0C. CR tersebut

ditimbang sehingga menjadi 35 kg kemudian dipress selama dua menit dengan

mesin Balling Press yang berkapasitas 1 000 kg/ jam. Untuk mengetahui kualitas

dari CR yang dibuat, maka setiap 315 kg (sembilan bendela), diambil 360 – 400

gram untuk dianalisa nilai kadar PRI (Plasticity Retention Index), nilai kadar

Kotoran (DIRT), nilai kadar Abu (ASH), nilai kadar Zat Menguap (VM =

Vollatile Matter) dan nilai kadar Nitrogen (N2) yang kemudian dapat ditentukan

Page 32: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

jenis mutunya (SIR 10, SIR 20 atau BR). Analisa tersebut dilakukan di

laboratorium yang tempatnya tidak jauh dari pabrik CR. Setelah diketahui mutu

CR dari hasil analisa laboratorium, dilakukan pengepakan dan penyablonan.

Produk SIR Kebun Cikumpay siap dikirim kepada konsumen.

Produk RSS (Ribbed Smoked Sheet), TPC (Thin Pale Crepe) dan Lateks

Pekat berasal dari bahan baku lateks kebun. Pengolahan menjadi RSS dan TPC

hampir sama di awal yaitu menerima lateks kebun yang sebelumnya telah

ditimbang di jembatan penimbangan. Pada saat lateks diterima di pabrik, lateks

disaring dengan penyaringan mesh 5. Pada saat penyaringan sangat dihindarkan

timbul busa karena busa tersebut dapat mempengaruhi kualitas produk yang

dihasilkan. Penentuan volume lateks dan penentuan KKK lateks juga ditentukan

di sini. Lateks yang disaring dimasukkan ke dalam bak lateks yang sebelumnya

telah dibersihkan. Setelah itu lateks diencerkan dengan air yang bersih sehingga

konsentrasi lateks menjadi 11 – 12 %. Busa – busa yang yang timbul selama

pengenceran dibuang. Lateks dialirkan ke dalam bak pembeku. Semua peralatan

untuk pengolahan harus dalam keadaan bersih agar mutu produk tetap terjaga.

Lateks tersebut diberi larutan asam format (HCOOH) 2 % dengan dosis 8 cc/ kg

kering lateks. Lateks tersebut kemudian diaduk sebanyak tujuh kali pengadukan

maju mundur agar lateks dan larutan tersebut homogen. Apabila masih terdapat

busa karena pengaruh pengadukan maka busa tersebut dibuang. Setelah itu,

dipasang penyekat. Setelah 40 menit, lateks tersebut direndam air agar tidak

terjadi oksidasi. Proses pembekuan berlangsung selama 16 jam. Lateks yang telah

membeku digiling oleh mesin penggilingan khusus produk RSS. Sebelum proses

penggilingan dimulai, mesin tersebut diperiksa dan dibersihkan. Selama proses

penggilingan, harus cukup air bersih untuk menjaga mutu produk. Setelah keluar

dari mesin sheet tersebut direndam dalam bak. Setelah itu sheet ditiriskan selama

1 jam. Sheet yang terbentuk memiliki ketebalan 3 – 4 mm. Sheet yang telah

ditiriskan dimasukkan ke dalam kamar asap selama 6 hari dengan suhu kamar

tertentu setiap hari. Suhu pada hari 1 adalah 40 – 45 0C, hari 2 antara 50 – 55

0C

dan dilakukan pembalikan lembaran RSS. Hari 3 suhu dinaikkan menjadi 55 – 60

0C. Suhu pada hari 4 – 6 konstan yaitu 60

0C yang merupakan proses pematangan

produk. Hari 1 – 3 merupakan proses pemberian warna pada sheet. Sheet yang

Page 33: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

telah matang dipindahkan ke ruang sortasi. Pada ruangan ini sheet ditimbang

untuk mengetahui jumlah produksi hari tersebut. Setelah itu sheet dipilih dan

dipisahkan sesuai dengan standar RSS 1, 2, 3 dan cutting. Hasilnya ditimbang

berdasarkan mutu masing – masing sebanyak 113 kg yang kemudian dipress

menjadi satu ball. Kemudian dipak berdasarkan lot. Dalam satu lot terdapat

produk sebanyak 18 ball. RSS yang telah dipress tersebut dibungkus dengan

bandela kemudian dilabur atau diberi larutan talk powder yang dicampur dengan

minyak tanah.

Perbedaan antara pengolahan RSS dan TPC salah satunya pada ukuran bak

koagulasi. Pada pengolahan RSS ukuran bak koagulasi lebih kecil dari bak

koagulasi untuk TPC. Pada RSS, ukuran 1 strip bak koagulasi setara dengan 21

liter lateks. Pada TPC, ukuran 1 strip bak koagulasi setara dengan 27 liter lateks.

Persamaannya pada pengolahan crepe ini pun setelah lateks kebun diterima di

pabrik pengolahan, lateks diencerkan menjadi 14 – 15% dan dilakukan penentuan

KKK lateks kebun. Pada pengolahan ini, lateks diberi natrium bisulfit (pemutih

untuk lateks) dengan dosis 1 – 1.5 g/kk. Setelah diencerkan dan diberi pemutih

lateks dialirkan ke dalam bak koagulasi untuk proses berikutnya, yaitu pembekuan

atau koagulasi. Bahan yang digunakan untuk koagulasi adalah larutan asam

format dengan konsentrasi dan dosis yang sama dengan dosis untuk koagulasi

RSS. Slab yang terbentuk untuk crepe mempunyai ukuran yang lebih besar dari

slab untuk RSS. Slab tersebut kemudian digiling oleh mesin creper yang

berjumlah 5 unit. Frekuensi gilingan tiap creper berbeda – beda. Creper 1

menggiling slab sebanyak 3 kali giling. Crepe tersebut ditransfer ke creper 2

dengan frekuensi giling 4 kali gilingan. Begitu juga frekuensi giling pada creper

3. Frekuensi giling pada creper 4 dan 5 adalah 1 kali giling. Maksud dari semua

hal ini adalah untuk meratakan crepe agar ketebalannya sama dengan tebal rata –

rata 1.5 – 2 mm. Crepe yang terbentuk digulung (bobot rata – rata tiap gulung

adalah 7 – 8 kg) untuk memudahkan pengangkutan. Gulungan crepe tersebut

dibawa ke ruang pengering. Di sini crepe dikeringkan dengan uap air panas

dengan suhu sekitar 30 – 35 0C selama 8 – 10 hari. Setelah itu, crepe yang telah

kering dibawa ke ruang sortasi untuk disortir berdasarkan mutu. Setelah itu crepe

ditimbang berdasarkan level mutu. Penimbangan TPC I adalah 50 kg/ bandela dan

Page 34: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

85 kg/ bandela untuk TPC II. Setelah ditimbang, crepe dipress oleh mesin balling

press. Kegiatan selanjutnya adalah pembungkusan bandela yang kemudian dilabur

oleh campuran talk powder dan minyak tanah. TPC siap untuk dikirim kepada

konsumen.

Berbeda dengan pengolahan produk karet yang lainnya, pengolahan lateks

pekat merupakan pengolahan lateks yang membutuhkan waktu lebih singkat.

Kebutuhan ammonia untuk lateks pekat lebih banyak karena koagulasi pada lateks

yang diharapkan adalah serendah – rendahnya. Setelah lateks diterima di pabrik,

lateks disaring dengan mesh 40 – 60. Di sini pula ditambahkan DAP/NH3,

kemudian lateks diendapkan selama 15 jam. Setelah itu lateks dimasukkan ke

dalam sentrifuse selama 2 – 3 jam dengan kecepatan 6 000 – 7 000 rpm. Mesin

sentrifuse ini memisahkan lateks pekat dengan skim. Lateks pekat keluar dari

sebelah kiri alat dan ditampung pada tangki pencampur. Sedangkan skim keluar

dari sebelah kanan alat dan dialirkan kemudian ditampung pada bak skim. Pada

tangki pencampur lateks pekat diberi bahan pemantap Ammonium Laurat 25 %

dengan dosis 2.5 – 5 cc/ton dan KOH 20 % dengan dosis yang sama serta

ditambahkan NH3. Lateks pekat tersebut dipindahkan ke dalam tangki penimbun.

Tangki ini harus bersih. Setelah itu diambil 500 ml untuk dilakukan analisa di

laboratorium berdasarkan standar ASTM. Parameter yang dianalisa adalah TSC,

DRC, NH3, VFA, KOH, MST, viskositas dan bau. Setelah dianalisa lateks pekat

yang belum diambil oleh konsumen tetap disimpan dalam tangki penimbun dan

dilakukan pengadukan selama 30 menit setiap hari. Apabila konsumen akan

mengambil lateks pekat yang telah dipesan, lateks dikemas dalam drum yang

bersih dengan bobot 180 kg/drum. Kemudian setiap drum diberi label. Lateks

pekat tersebut siap dikirim. Dalam hal pengolahan limbah lateks pekat, skim yang

ditampung dalam bak skim dibiarkan membeku/ terkoagulasi selama 7 hari.

Setelah itu, skim dipanen dan disimpan kemudian siap dikirim pada konsumen.

Penentuan Faktor Pengering Lump

Faktor pengering lump merupakan peubah yang digunakan sebagai pengali

untuk menentukan Kadar Karet Kering (KKK) lump. Penentuan faktor pengering

ini dilakukan selama 1 kali setiap triwulan. Waktu 3 bulan ini berdasarkan rata –

rata perubahan cuaca di perkebunan Cikumpay. Terutama 3 bulan yang menjadi

Page 35: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

acuan adalah ASO (Agustus, September dan Oktober) yang merupakan bulan –

bulan kering, yaitu saat tanaman karet menggugurkan daunnya. Biasanya pada

bulan – bulan ini nilai dari faktor pengering besar karena kadar air dari lump

rendah. Oleh karena itu, triwulan pertama diambil dari bulan FMA ( Februari,

Maret dan April). Pada bulan – bulan ini masih termasuk bulan basah di

perkebunan Cikumpay. Biasanya faktor pengering pada bulan – bulan ini rendah

karena kadar air lateks cukup tinggi.

Perkebunan Cikumpay mengolah CR low grade dengan bahan baku lump.

Di kebun Cikumpay sendiri lump yang dihasilkan sedikit. Oleh karena itu, lump

dikirim dari kebun seinduk setiap harinya. Terdapat delapan kebun seinduk yang

mengirimkan lump, yaitu Jalupang, Wangunreja, Panglejar, Batulawang, Bunisari

lendra, Cikupa, Miramare dan Bagjanegara. Lump dari kebun – kebun inilah yang

ikut serta dalam penentuan faktor pengering lump selain Cikumpay. Penentuan

faktor pengering dilakukan setiap akhir triwulan. Faktor pengering tersebut

berlaku untuk triwulan berikutnya. Penentuan faktor pengering yang diikuti oleh

penulis adalah faktor pengering untuk triwulan II.

Jenis lump yang digunakan untuk CR adalah lump forming dan lump

mangkok (Lump Mangkok Biasa/LMB dan Lump Forming Biasa/LFB). Namun,

tidak hanya itu, kebun – kebun seinduk ada juga yang mengirimkan lump

mangkok dan lump forming eks giling (LMX dan LFX). Lump – lump inilah yang

diuji dalam penentuan faktor pengering. Setiap kebun harus mengirimkan tiap

jenis yang biasa dikirim sebanyak 100 kg.

Proses penentuan faktor pengering ini seperti proses pengolahan CR biasa.

Lump ditimbang 100 kg kemudian digiling oleh mesin creper sampai menjadi

compo. Compo yang terbentuk ditiriskan selama satu jam agar kadar air turun.

Kemudian dilakukan penimbangan dan diperoleh bobot lepas giling (BLG).

Setelah itu compo disimpan selama 7 hari (proses pre drying). Selanjutnya compo

yang telah berusia 7 hari ini diremahkan seperti proses pengolahan CR biasa

kemudian dikeringkan dalam mesin drier. Setelah keluar dari drier, CR percobaan

dikering anginkan kemudian ditimbang dan diperoleh bobot kering (BK). Setelah

itu dihitung dengan rumus:

Faktor Pengering = BLG x 100 %

BK

Page 36: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Kegiatan penentuan faktor pengering ini berlangsung selama 2 minggu. Penulis

tidak mengikuti proses semua kebun yang diuji. Penulis hanya mengikuti proses

penentuan faktor pengering lump 3 kebun. Penentuan faktor pengering ini

dilakukan oleh petugas laboratorium perkebunan Cikumpay.

Pengujian Kadar Abu, Plasticity Original (Po), Plasticity Retention Index

(PRI) dan Kadar Zat Menguap

SIR merupakan produk terbanyak yang dihasilkan oleh PTPN VIII

Cikumpay. Kualitas produk sangat diperhatikan untuk menjaga kepercayaan

konsumen terhadap produk. Oleh karena itu, perusahaan selalu menguji kualitas

SIR dan lateks pekat setiap hari. Khusus untuk SIR, pengujian dilakukan pada

berbagai parameter seperti kadar kotoran (dirt), Plasticity original (Po), Plasticity

Retention Index (PRI), kadar abu (Ash content) dan kadar zat yang menguap

(Volatile matter/Vm). Masing-masing parameter harus memenuhi standar kualitas

SNI 06-1903-2000, yaitu kadar kotoran maksimal 0.1 % (SIR 10) dan 0.2 % (SIR

20), kadar abu maksimal 0.75 % (SIR 10) dan 1.0 % (SIR 20), kadar zat yang

menguap maksimal 0.8 % (SIR 10/20), Po 30 (SIR 10/20), PRI 60 (SIR 10) dan

50 (SIR 20), N2 maksimal 0.6 % (SIR 10/20). Kegiatan pengujian kualitas

produk yang diikuti adalah pengujian Po, PRI, Ash Content dan Vm.

Pengujian kadar abu dilakukan dengan mengambil 15 contoh yang

dimasukkan ke dalam crush sebanyak masing-masing 5 - 5.06 g. Contoh tersebut

merupakan contoh khusus yang diambil untuk pengujian kualitas SIR. Sebelum

diambil 5 - 5.06 g, contoh harus digiling sehingga menjadi lembaran SIR yang

siap diuji. Setelah penimbangan sebanyak 5 - 5.06 g, contoh dimasukkan ke dalam

alat pembakaran sampai CR yang ada dalam crush terbakar dan menjadi abu.

Contoh tersebut kemudian dimasukkan ke dalam oven khusus selama satu jam.

Crush yang berisi abu CR didinginkan kemudian ditimbang bobot akhir. Setelah

itu dilakukan perhitungan akhir:

% kadar abu (Ash) = Bobot Abu x 100%

Bobot Contoh

Pengujian kadar zat menguap dilakukan dengan mengambil contoh

sebanyak 15 contoh yang dimasukkan ke dalam crush. Sama halnya dengan

pengujian kadar abu, contoh tersebut harus sudah digiling. Masing-masing bobot

Page 37: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

contoh adalah 10-10.06 g. Setelah itu setiap contoh diiris setipis mungkin agar

memudahkan penguapan. Semua contoh tersebut dimasukkan ke dalam oven

khusus selama satu jam. Contoh tersebut didinginkan kemudian ditimbang bobot

contoh akhir. Setelah itu dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

% kadar zat yang menguap (Vm) = Bobot zat yang menguap x 100%

Bobot Contoh

Pengujian Po dan PRI dilakukan secara bertahap karena PRI didapatkan

dari hasil pembagian antara Pt dan Po.

PRI = Pt x 100%

Po

Pt merupakan kadar plastisitas karet setelah mengalami pemanasan. Pengujian Po

dilakukan dengan mengambil contoh yang telah disediakan oleh petugas

pengambil contoh. Contoh tersebut digiling sampai menjadi lembaran yang cukup

tipis dengan ketebalan sekitar 2 mm. Contoh tersebut kemudian dicetak bulat kecil

dengan diameter 1 cm. Setelah itu contoh diuji dengan alat yang bernama

plastimeter. Pengujian Pt hampir sama dengan Po, namun dalam pengujian Pt,

sebelum diuji oleh alat plastimeter contoh harus dioven terlebih dahulu selama 30

menit. Setelah dipanaskan dalam oven, contoh langsung diuji oleh plastimeter.

Page 38: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

ASPEK MANAJERIAL

Pelaksanaan aspek manajerial ini perlu dilakukan agar dapat menambah

pengetahuan dan mengasah soft skill mahasiswa dalam mempersiapkan diri

menghadapi dunia kerja. Dalam pelaksanaannya di perkebunan, penulis bekerja

sebagai pendamping mandor pada beberapa bagian kebun, seperti pendamping

mandor sadap dan pendamping mandor pengolahan CR. Selain menjadi

pendamping mandor, penulis bekerja sebagai assisten TU afdeling.

Pendamping Mandor Sadap

Mandor sadap merupakan pemimpin level terendah di kebun. Sebagai

pimpinan, mandor mempunyai beberapa tugas seperti bertanggung jawab terhadap

sejumlah luasan kebun yang dipercayakan oleh mandor besar kepadanya,

mengkoordinir sejumlah penyadap yang bekerja pada areal kebun yang

dikuasainya. Selain itu secara administrasi mandor sadap harus melaporkan hasil

sadap harian ke TU afdeling. Oleh karena itu, seorang mandor harus senantiasa

mengabsen karyawannya dan mengontrol hasil pekerjaan mereka setiap hari.

Secara umum mandor harus bertanggung jawab terhadap hasil produksi harian.

Mandor dapat mengatur kerja penyadap ketika terjadi perubahan sistem sadap dari

S2 D3 menjadi S2 D2 atau biasa disebut dengan sadap recovery.

Sebagai pendamping mandor sadap penulis membantu mencatatkan

produksi harian tiap penyadap yang dimasukkan ke dalam laporan harian yang

dipegang oleh mandor untuk dilaporkan ke TU afdeling. Setiap 15 hari sekali

mandor harus merekap produksi harian yang bertujuan untuk mengetahui

pencapaian target produksi afdeling.

TU Afdeling

Kegiatan teknis di kebun tidak terlepas dari administrasi kebun untuk

mengetahui kisaran biaya produksi dan investasi afdeling setiap hari yang direkap

ke dalam laporan bulanan. TU afdeling bertugas untuk mengatur kegiatan

administrasi kebun dari laporan harian sampai pengarsipan. Secara khusus tugas

TU afdeling adalah membuat laporan hasil produksi dan pemeliharaan kebun

setiap hari dalam buku laporan khusus. Buku laporan ini merupakan data dasar

Page 39: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

untuk direkap dan diserahkan ke kantor tanaman untuk direkap kembali menjadi

data perusahaan. Selain itu, seorang petugas TU afdeling merekap biaya-biaya

yang digunakan oleh afdeling terutama biaya investasi yang menyangkut

pemeliharaan kebun. Data inilah yang menjadi dasar dalam pemberian upah

kepada karyawan setiap bulannya. Seorang TU afdeling pun melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan administrasi afdeling lainnya, seperti

membuat kwitansi pupuk, kwitansi herbisida, membuat surat pengantar bagi

karyawan yang sakit. Dalam pekerjaannya TU afdeeling dibantu oleh seorang

assisten TU afdeling.

Penulis menjadi pendamping TU afdeling bekerja mencatat laporan harian

ke dalam buku laporan hasil pemeliharaan harian yang telah tersedia. Penulis

mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh TU afdeling. Penulis membantu mandor

besar dalam menghitung kebutuhan pupuk kebun pada salah satu afdeling.

Pendamping Mandor Pengolahan CR

Mandor pengolahan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap

proses pekerjaan di pabrik pengolahan. Seorang mandor harus memiliki

kemampuan manajerial yang baik. Secara garis besar seorang mandor pengolahan

bertugas untuk mengorganisir tenaga kerja, memeriksa alat dan mesin yang

digunakan, menghitung jumlah tenaga kerja setiap hari, menentukan posisi tenaga

kerja dan mengukur ulangan proses kecepatan mesin, dosis pemakaian bahan

kimia, memperbaiki alat/sarana yang rusak, bertanggung jawab atas produktivitas

pengolahan dan pengawasan tenaga kerja. Mandor dipimpin oleh seorang mandor

besar.yang bertugas membuat program kerja harian, melakukan evaluasi hasil

kerja mandor, bertanggung jawab atas hasil kerja mandor dan melakukan

pengawasan. Setiap satu minggu sekali selalu diadakan pelaporan atas kondisi

pabrik pengolahan terkait produksi.

Sebagai pendamping mandor penulis mencatat hasil produksi compo

harian. Selain itu penulis melakukan pengawasan terhadap proses pembuatan

compo CR. Selain itu penulis memperbanyak kesempatan berdiskusi dengan

mandor besar.

Page 40: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Pendamping Sinder Afdeling

Seoarang sinder afdeling merupakan pempinan tertinggi di afdeling atau

divisi. Sebagai seorang pimpinan, sinder afdeling mempunyai tugas bertanggung

jawab terhadap kebun yang ada di afdeling yaitu kebun TBM dan kebun produksi

atau TM. Sinder juga bertanggung terhadap seluruh kegiatan pemeliharaan kebun

afdeling dan kegiatan produksi. Dalam menjalankan tugasnya, sinder dibantu oleh

mandor besar bagian pemeliharaan dan mandor besar panen/produksi. Setiap

bulannya sinder dibantu mandor besar melaksanakan rapat evaluasi kebun

bersama afdeling lain.

Setelah kegiatan evaluasi, dilanjutkan dengan membuat Rencana Kerja

Bulanan (RKB) sebagai perkiraan biaya pekerjaan yang akan dilaksanakan selama

satu bulan ke depan. RKB ini dibuat berdasarkan Perencanaan Modal Kerja

(PMK). RKB ini diajukan ke kantor tanaman untruk diedit oleh petugas tanaman

yang kemudian diserahkan kepada administratur untuk disetujui. Setelah RKB

disetujui maka RKB dikembalikan ke afdeling unrtuk dibuat Surat Perintah Kerja

(SPK). Setiap triwulan sinder beserta mandor besar membuat PMK sebagai modal

untuk mencairkan dana RKAP dari kantor direksi. PMK dibuat berdasarkan

gambaran umum yang terdapat dalam RKAP. RKAP ini dibuat sekali dalam satu

tahun. Membutuhkan waktu yang cukup lama dalam membuatnya karena

berhubungan dengan perkiraan kasar kegiatan selama satu tahun ke depan..

Sebagai pendamping sinder afdeling, penulis lebih banyak melakukan

diskusi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sinder. Penulis pun

mengikuti kegiatan-kegiatan sinder setiap hari. Penulis pun belajar manajerial

tingkat sinder.

Page 41: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Perkebunan senantiasa mengukur pertumbuhan lilit batang sesuai dengan

peraturan perusahaan yaitu setiap satu kali dalam satu semester. Penulis

mengambil data lilit batang dua semester terakhir yaitu saat penanaman singkong

mukibat selesai dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk membandingkan antara lilit

batang karet yang terintegrasi dengan singkong mukibat dan lilit batang karet

murni atau tidak terintegrasi dengan singkong mukibat. Data yang dibandingkan

tersebut adalah data TBM karet pada tahun tanam 2005. Salah satu contoh data

lilit batang yang diambil pada semester I (Bulan Januari 2008) adalah sebesar 15.5

cm sedangkan pada semester II (Bulan Juni 2008) sebesar 20.6 cm, sehingga

selisih lilit batang tersebut sebesar 5.1 cm (Tabel Lampiran 6). Hasil pengujian

statistik pada program Minitab 14.0 diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 2. Data Lilit Batang Karet Hasil Uji Statistik

TBM 2005 N Rata-rata

Standar

Deviasi Rata-rata

standar galat ---cm---

Selisih lilit batang pada areal

yang ditanami mukibat

30 5.07 1.61 0.29

Selisih lilit batang pada areal

tanpa ditanami mukibat

30 5 0.479 0.087

Hasil uji t-student pada selang kepercayaan 95 %, dengan T-Value = 0.24 dan P-Value = 0.813 ,

dengan DF = 34 dan α = 0.05

Pada program ini untuk mengetahui tingkat perbedaan dari contoh

populasi yang diambil adalah dengan membandingkan P-value dengan nilaiα

berdasarkan hipotesis yang dibuat sebelumnya. Hipotesis yang dibuat adalah

hipotesis nol (H0) yang artinya tidak terdapat perbedaan yang nyata antara

pertumbuhan lilit batang karet dari areal yang ditanami mukibat dengan

pertumbuhan lilit batang karet dari areal yang tidak ditanami mukibat. Sedangkan

hipotesis satu (H1) adalah terdapat perbedaan yang nyata antara pertumbuhan lilit

batang karet dari areal yang ditanami mukibat dengan pertumbuhan lilit batang

karet dari areal yang tidak ditanami mukibat. Jika nilai P-value lebih kecil dariα ,

maka hipotesis nol ditolak, artinya terdapat perbedaan yang nyata dari

pertumbuhan lilit batang karet dari areal yang ditanami singkong mukibat dengan

pertumbuhan lilit batang karet dari areal yang tidak ditanami singkong mukibat,

Page 42: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

begitupun sebaliknya. Berdasarkan data tersebut nilai P-value lebih besar dari

nilai α = 0.05. Artinya pertumbuhan lilit batang karet dari areal yang ditanami

mukibat dengan pertumbuhan lilit batang karet dari areal yang tidak ditanami

singkong mukibat tidak berbeda nyata.

Pembahasan

Data lilit batang yang diambil oleh penulis merupakan data lilit batang

karet yang ditanam tahun 2005 (TBM 2005). Jarak tanam karet pada tahun tanam

tersebut adalah 6 m x 2.5 m dengan lebar petakan untuk tanaman karet adalah 1

m. Hal ini bertujuan agar akar tanaman karet dapat tumbuh dengan baik.

Karakteristik tanaman karet pada TBM 2005 adalah perakaran sudah cukup kuat

namun belum begitu melebar. Lilit batang normal adalah 18.5 cm. Tinggi tanaman

mencapai 3-4 m.

Perkebunan Cikumpay telah melakukan beberapa penelitian terkait dengan

jarak tanam karet. Jarak tanam 6 m x 2.5 m merupakan jarak tanam terbaik dilihat

dari aspek teknis dan ekonomi. Sebelum tahun 2006, areal TBM karet biasa

dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar perkebunan untuk menanam palawija

sebagai tanaman sela, khususnya tanaman kacang-kacangan. Hasil panen dijual

kepada masyarakat sekitar dan pedagang pengumpul. Secara agronomis, hal ini

juga menguntungkan perusahaan, karena secara tidak langsung tanaman

mendapatkan nutrisi tambahan berupa unsur N yang diikat oleh kacang-kacangan

tersebut dan sangat mendukung pertumbuhan tanaman karet.

Berkenaan dengan hal tersebut, pihak Direksi PTPN VIII Jawa Barat

bekerjasama dengan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Pertamina,

EP Energy Co. Ltd mengembangkan sistem pertanaman karet terintegrasi dengan

tanaman mukibat pada areal TBM, tepatnya pada areal gawangan karet.

Penanaman pertama telah dilakukan di daerah Garut. Keberhasilan ini membuat

pihak Direksi PTPN VIII menginstruksikan pada seluruh unit perusahaan PTPN

VIII terutama perkebunan karet, termasuk salah satunya adalah Cikumpay untuk

menanam singkong mukibat pada gawangan karet sebagai uji coba. Kerjasama

PTPN VIII dengan berbagai pihak ini akan berlanjut dengan memperluas areal

singkong mukibat ini pada lahan masyarakat dengan sistem PIR.

Page 43: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Pada bulan November 2007 dilakukan penanaman mukibat pada areal

gawangan TBM. Areal TBM yang digunakan adalah areal TBM 2005, TBM 2006

dan areal TBM 2007. Total areal yang ditanami mukibat adalah 80 ha. Penanaman

baru selesai pada bulan April. Secara fisiologi tanaman singkong mukibat sangat

kuat dalam mengambil unsur hara tersedia dalam tanah di sekitarnya sehingga

pertumbuhan tanaman di sekitarnya akan terganggu. Hal ini dapat dilihat dari

hasil penelitian Nayar dan Potty (1996) sebagai acuan bahwa pengambilan hara

singkong dengan varietas Sree Visakham adalah 172 kg N/ha, 22 kg P2O5/ha dan

124 kg K2O/ha dari dosis rekomendasi masing-masing untuk N, P2O5 dan K2O

adalah 100 kg/ha dan pupuk kandang 12.5 ton/ha.

Penanaman singkong mukibat di areal gawangan karet pada masa TBM

dapat mengganggu pertumbuhan karet bila dosis pemupukan sama dengan dosis

pemupukan sebelum penanaman singkong mukibat. Oleh karena itu, untuk

menghindari kemungkinan terburuk akibat penanaman singkong mukibat, pihak

perusahaan mengeluarkan biaya investasi singkong mukibat untuk kegiatan

pemeliharaan khususnya pemupukan. Pupuk yang digunakan pada areal mukibat

adalah Urea, SP36 dan KCl dengan dosis masing-masing 23.87 g/pohon, 17.91

g/pohon dan 17.91 g/pohon. Pupuk yang sama juga digunakan pada TBM dengan

dosis berbeda sesuai dengan umur TBM (Tabel lampiran 7).

Secara morfologi, singkong karet yang merupakan batang atas dari

mukibat memiliki karakter tajuk yang rimbun. Namun hal tersebut tidak begitu

mengganggu pertumbuhan tanaman karet dengan pengaturan jarak tanam. Jarak

tanam yang digunakan pada mukibat adalah 1.5 m x 1.5 m dengan pola tanam

jajargenjang. Hal ini bertujuan agar tanaman mukibat dapat mengoptimalkan

penerimaan cahaya sehingga hasil yang diperoleh pun maksimal. Hal ini sangat

signifikan dengan pertumbuhan umbi saat diamati pada usia 7 bulan setelah

tanam. Panjang umbi mencapai 1 m dengan diameter 10 cm.

Usaha-usaha tersebut telah membuahkan hasil. Singkong mukibat dapat

tumbuh dengan baik tanpa mengganggu pertumbuhan lilit batang karet. Data hasil

uji statistik menunjukkan penanaman mukibat pada TBM ke-2 dengan pola tanam

yang digunakan oleh Perkebunan Cikumpay tidak mempengaruhi pertumbuhan

lilit batang karet. Hal ini merupakan keuntungan bagi perusahaan karena selain

Page 44: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

dapat mengembangkan komoditas utama, perusahaan pun dapat memanfaatkan

sumberdaya lahan yang belum optimal.

Sebagai contoh pada perkebunan karet rakyat, pada hasil penelitian

Wibawa et al. dalam Wibawa (2000) menunjukkan bahwa pertumbuhan lilit

batang karet sangat dipengaruhi oleh pengelolaan tanaman sela atau gawangan

tanaman karet sebelum memasuki matang sadap. Wibawa (2000) menyatakan

faktor hara lebih banyak ditekankan, artinya jika tanaman sela dan karet diberi

atau tidak diberi pupuk (NPK) maka akan terlihat pertumbuhan tertinggi dan

terendah terdapat pada perlakuan dengan dan tanpa pemupukan. Selain itu, faktor

air akan menjadi penting pada daerah dengan musim kemarau yang tegas seperti

di Sumatera Selatan, di mana pada periode kemarau evaporasi sering melebihi

curah hujan. Penyerapan pupuk juga dipengaruhi oleh ketersediaan air.

Penanaman mukibat ini dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan

dilihat dari aspek ekonomis. Jumlah tanaman mukibat yang ditanam di

perkebunan Cikumpay adalah 177 760 tanaman pada areal TBM seluas 80 ha.

Rata-rata hasil panen per tanaman diperkirakan adalah 30 kg. Dengan demikian,

perkebunan Cikumpay dapat memanen umbi mukibat sebanyak 5 332.8 ton.

Asumsi harga singkong per 26 Mei 2008 adalah Rp 850,-/kg, maka pendapatan

kotor perusahaan adalah Rp 4 532 880 000,-. Bila diasumsikan biaya investasi

untuk mukibat adalah Rp 17 juta/ha, maka total biaya investasi adalah Rp 1 360

000 000,-. Dengan demikian keuntungan yang didapatkan perusahaan selama satu

kali panen adalah Rp 3 172 880 000,-.

Page 45: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Aspek teknis di Perkebunan Cikumpay dilaksanakan dengan baik. Hal ini

dilihat dari produksi yang selalu menjadi salah satu yang terbaik dari unit PTPN

VIII. Oleh karena itu, Perkebunan Cikumpay selalu menjadi sorotan pihak direksi

PTPN VIII. Salah satunya adalah dipercayakan mengelola singkong mukibat

seluas 80 ha untuk bahan baku bioetanol.

Perkebunan Cikumpay melakukan berbagai usaha agar karet pada areal

TBM dan singkong mukibat dapat tumbuh dengan baik. Usaha-usaha tersebut

adalah mengatur jarak tanam dan pola tanam, pemupukan dan pengairan yang

baik pada keduanya. Data hasil pengamatan lilit batang menunjukkan bahwa

pertumbuhan lilit batang karet yang terintegrasi dengan singkong mukibat tidak

berbeda nyata dengan data lilit batang karet normal (tanpa singkong mukibat).

Artinya keberadaan singkong mukibat pada gawangan karet pada areal TBM tidak

mempengaruhi pertumbuhan karet, tapi menambah profit perusahaan.

Saran

Sistem usahatani terpadu berbasis karet ini dapat dilakukan untuk

memperoleh nilai tambah perusahaan. Penanaman yang optimal adalah dengan

lebih memperhatikan aspek budidaya seperti pemupukan dan jarak tanam. Sumber

tanaman mukibat sebaiknya dipilih dari sumber yang terbaik agar hasil lebih

optimal lagi. Perlu ada kajian yang lebih mendalam mengenai umur tanaman karet

yang masih dapt ditanami singkong mukibat sebagai tanaman sela.

Page 46: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

DAFTAR PUSTAKA

Antara News. Harga Ekspor Karet Terus Meroket.

http://www.antara.co.id/arc/2008/2/20/harga-ekspor-karet-terus-meroket/

(diakses tanggal 10 Juli 2008)

Cahyana, D. 2008. Singkong Bioetanol Inspirasi dari Mukibat.

http://www.trubusonline.co.id (diakses tanggal 10 Juli 2008)

Direktorat Jendral Bina Produksi Perkebunan. 2005. Statistika Perkebunan

Indonesia 2003-2007. Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan.

Departemen Pertanian. Jakarta

Direktorat Jendral Perkebunan. 2000. Sistem usahatani berbasis tanaman

perkebunan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan

Perkebunan: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan.

Hal: ix

Madjid, A. 1986. Masa Depan Karet Indonesia hingga Tahun 2000. Asosiasi

Pemasaran bersama Perkebunan PN/PT. Bogor

Mattjik, A. A. dan I M. Sumertajaya. 2002. Perancangan Percobaan. Bogor: IPB

Press. Hal: 45

Nayar, T. V. R. dan V. P. Potty. 1996. Biomass productivity and nutrient uptake

in green manure Cowpea – Cassava sequential cropping system.

Prosiding Tropical Tuber Crops problems, prospects and strategies.

Science Publisher, Inc. Lebanon, New Hampshire, USA. Page: 194-198

PTP. NUSANTARA VIII. 2003. Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Karet.

Bandung. Hal: 38

PTP. NUSANTARA VIII. 2007. PTPN VIII Kembangkan Singkong Mukibat

Untuk Bioetanol di Garut Selatan.

http://portal.bumn.go.id/ptpn8/#newsDetail-2 (diakses tanggal 10 Juli

2008)

Purwanto. 2007. Peningkatan produktivitas singkong dengan teknologi mukibat

sebagai sumber bahan baku bioethanol. Tugas makalah khusus mata

kuliah Agronomi. Program Pascasarjana. Universitas Gadjah Mada.

http://www.google.co.id (diakses tanggal 10 Juli 2008)

Susila, W. R. 2008. Industri Berbasis Perkebunan: Lokomotif Pertumbuhan

Ekonomi dan Pemerataan. http://www.lrpi.go.id (diakses tanggal 10 Juli

2008)

Page 47: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Waspada online. Bioetanol Alternatif Pengganti BBM.

http://www.waspadaonline.co.id (diakses tanggal 10 Juli 2008)

Wibawa, G. 2000. Pengembangan system usahatani berbasis karet. Badan

Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Perkebunan: Pusat

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan. Hal : 13-25

Page 48: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

LAMPIRAN

Page 49: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Tabel Lampiran 1. Luas Areal dan Produksi Perkebunan di Indonesia

Tahun Luas Areal (Ha) Produksi (Ton)

2003 3 290 112 1 792 348 2004 3 262 267 2 065 817 2005 3 279 391 2 270 891

2006* 3 309 472 2 367 064

2007** 3 362 424 2 453 327

Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 2005

Keterangan :

*) Sementara

**) Estimasi

Tabel Lampiran 2. Curah Hujan Perkebunan Cikumpay Tahun 1998 - 2008

BULAN 1998 1999 2000 2005 2006 2007

HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM

Januari 8 299 12 603 12 867 28 355 12 81 19 179

Februari 15 762 13 589 9 426 26 389 18 217 23 307

Maret 14 686 11 287 7 344 26 402 14 125 21 245

April 14 422 10 256 10 552 18 295 21 220 27 482

Mei 11 186 8 557 7 391 10 156 13 98 13 127

Juni 13 352 3 110 3 36 20 168 5 39.7 15 158

Juli 7 191 3 118 3 149 14 88.3 3 29 0 0

Agustus 4 92 1 17 3 82 6 56.7 0 0 3 17.2

September 5 355 0 0 1 21 14 74.5 0 0 3 23

Oktober 14 822 9 534 9 606 15 190 4 21.5 12 183

November 8 579 18 1046 15 674 20 278 16 143 24 379

Desember 8 324 13 500 6 176 24 249 30 470 23 211

Jumlah 121 5070 101 4617 85 4324 221 2702 136 1443 183 2310

Keterangan:

Menurut Schmidt dan Ferguson, curah hujan pada:

Bulan basah : > 200 mm

Bulan lembab : 100 – 200 mm

Bulan kering : < 100 mm

Untuk menetukan tipe iklim dapat dilihat dari rumus: Q = Bulan kering

Bulan basah

Tipe iklim A : 0.000 < Q < 0.143

Tipe iklim B : 0.143 < Q < 0.333

Tipe iklim C : 0.333 < Q < 0.600

Tipe iklim D : 0.600 < Q < 1.000

Tipe iklim E : 1.000 < Q < 1.670

Tipe iklim F : 1.670 < Q < 3.000

Tipe iklim G : 3.000 < Q < 7.000

Tipe iklim H :>7.000

Rata – rata bulan basah dan bulan kering di PTPN VIII Cikumpay dari tahun

1998-2007 adalah 6 bulan dan 3 bulan sehingga:

Q rata-rata (PTPN VIII Cikumpay) = 0.5

Page 50: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Tabel Lampiran 3. Produktivitas PT. Perkebunan Nusantara VIII Tahun 2007

Nama Kebun Luas Areal Produksi Tahun

2007

Produktivitas

(Kg/Ha)

Bojong Datar 761.12 264 000 347

Sukamaju 654.96 305 000 466

Gedeh 197.94 89 000 450

Cibungur 3 015.39 2 620 000 869

Pasir Badak 1 625.05 1 101 000 678

Cikaso 1 200.2 1 117 000 931

Agrabinta 1 122.2 878 000 782

Panglejar 768.59 812 000 1 056

Cikumpay 2 118.54 2 405 090 1 135

Jalupang 3 217.73 4 500 000 1399

Wangunreja 1 443.25 1 394 000 966

Miramare 2 654.39 3 281 000 1 236

Bunisari Lendra 1 517.5 1 428 000 941

Bagjanagara 1 382.37 1 152 000 833

Batulawang 1 474.66 2 099 000 1 423

Cikupa 1 258.79 747 000 593

Total 24 412.68 24 192 090 991

Page 51: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Tabel Lampiran 4. Data Realisasi Produksi Tahun 2003-2008 REALISASI PRODUKSI PER TAHUN

URAIAN

REALISASI PRODUKSI DAN PROTAS

2003 2004 2005 2006 2007 2008

PROD PROTAS

PROD PROTAS

PROD PROTAS

PROD PROTAS

PROD PROTAS

PROD PROTAS

KG/HA KG/HK KG/HA KG/HK KG/HA KG/HK KG/HA KG/HK KG/HA KG/HK KG/HA KG/HK

LUAS AREAL

MURNI 1 330 1 379 1469 1536 1727.88 1730.05

LANCURAN 939 650 595 488 390.66 200.17

JUMLAH 2 269 2 029 2064 2024 2118.54 1930.22

PRODUKSI

JANUARI 160736 71 11 164535 81 10 164468 80 10 153353 154 10 187859 89 9 208153 108 9

FEBRUARI 133385 59 10 150851 74 12 194668 94 12 194078 96 11 157571 74 3 135593 70 11

MARET 177759 78 11 206755 102 12 243039 118 12 237907 118 12 233694 110 10 275057 143 21

APRIL 187567 83 13 225353 111 13 247578 120 12 269848 133 13 256056 121 11 255365 132 10

MEI 233001 103 15 275159 136 14 272051 132 13 311351 154 14 294030 139 12 307305 159 12

JUNI 255745 113 15 277367 137 14 268924 130 13 299857 148 13 262929 124 11 171640 89 11

JML SMT I 1148193 507 1300020 1390728 1466394 1392139 657 11 1353113

% THD 1

THN 59 59 60 64 58 - -

JULI 222280 98 12 234458 116 13 251552 122 11 235995 117 11 288393 136 11 - - -

AGUSTUS 114588 51 8 155526 77 9 158094 77 8 117591 58 7 194090 92 10 - - -

SEPTEMBER 96659 43 7 112376 55 7 108355 52 6 107354 53 8 102903 49 5 - - -

OKTOBER 95094 42 6 117280 58 7 115694 56 6 92290 46 6 84775 40 5 - - -

NOVEMBER 113686 50 8 74415 37 6 115244 56 8 117239 58 8 163250 77 8 - - -

DESEMBER 163584 72 12 199635 98 11 197184 96 10 161080 80 9 179540 85 9 - - -

JML SMT II 805891 356 893690 946123 831549 1012951 - - -

% THD 1

THN 41 41 40 36 42 - - -

JML SMT

I&II 1954084 863 2193710 2336851 2297943 2405090

Page 52: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Tabel Lampiran 5. Jurnal Harian Magang

No. Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja (Sat/HK)

Keterangan Standar Mahasiswa

1 12/2/2008 Mengumpulkan Data - - Kantor Induk

2 13/2/2008 Mengumpulkan Data - - Kantor Induk

3 14/2/2008 Mengumpulkan Data - - Kantor Induk

4 15/2/2008 Mengumpulkan Data - - Kantor Induk

5 16/2/2008 Praktek Okulasi 160 Pohon 100 Pohon Kebun Pembibitan Cikumpay II

6 18/2/2008 Libur (Hujan) - - Emplasemen Cikumpay

7 19/2/2008 Mengumpulkan Data - - Kantor Induk

8 20/2/2008 Praktek Okulasi 160 Pohon 156 Pohon Kebun Pembibitan Cikumpay II

9 21/2/2008 Diskusi dengan Mandor Besar Pembibitan - - Kebun Pembibitan Cikumpay II

10 22/2/2008 Sakit - - -

11 23/2/2008 Penyesuaian Jadwal Pemeliharaan - - Kebun TBM Cikumpay I

12 25/2/2008 Praktek Weeding Manual 40 coal/2 orang 74 coal/3 orang Kebun TBM Cikumpay I

13 26/2/2008 Weeding Gawangan Kebun TBM Cikumpay I

14 27/2/2008 Diskusi dengan Mandor Tentang Menunas - - Kebun TBM Cikumpay I

15 28/2/2008 Praktek Menunas 1 Ha 1 Ha Kebun TBM Cikumpay I

16 29/2/2008 Seleksi Biji dan Deder/ semai - - Saung Semai Kebun Pembibitan

Cikumpay II

17 1/3/2008 Seleksi Biji dan Deder/ semai - - Saung Semai Kebun Pembibitan

Cikumpay II

18 3/3/2008 Praktek Tanam Cassava - - Kebun TBM Cikumpay I

19 4/3/2008 Persiapan Lahan (Penggemburan Lahan Tegakan) 2 Petak 2 petak Kebun Pembibitan Cikumpay II

20 5/3/2008 Diskusi dengan Mandor tentang Penyadapan - - Kebun TM Cikumpay I Tahun

Tanam 1997

21 6/3/2008 Pengarahan Tentang Kualitas Sadapan dan Praktek

Menyadap - -

Kebun TM Cikumpay I Tahun

Tanam 1998

22 10/3/2008 Memeriksa Kualitas Sadapan - 1 hanca Kebun TM Cikumpay I Tahun

Tanam 2001

23 11/3/2008 Memeriksa Kualitas Sadapan - 5 hanca Kebun TM Cikumpay I Tahun

Tanam 1997

24 12/3/2008 Memeriksa Kualitas Sadapan - 10 hanca Kebun TM Cikumpay II Tahun

Tanam 1998

Page 53: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

No. Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja (Sat/HK)

Keterangan Standar Mahasiswa

25 13/3/2008 Memeriksa Kualitas Sadapan - 10 hanca Kebun TM Cikumpay II Tahun Tanam 1991

26 14/3/2008 Memeriksa Kualitas Sadapan - 6 hanca Kebun TM Cikumpay II Tahun Tanam1997

27 15/3/2008 Dokumentasi Kegiatan - - Kebun Sadapan Cikumpay I dan Kebun

Pembibitan

28 17/3/2008 Memeriksa Kualitas Sadapan - 5 hanca Kebun TM Cikumpay I Tahun Tanam 1997

29 18/3/2008 Sakit - - -

30 19/3/2008 Evaluasi - -

31 22/3/2008 Pengambilan Sampel Pengamatan - - Kantor Afdeling Cikumpay I

32 24/3/2008 Pengambilan Sampel Pengamatan - - Kebun TM Cikumpay I Tahun Tanam 2001

33 25/3/2008 Pengambilan Sampel Pengamatan - - Kebun TM Cikumpay I Tahun Tanam 2002

34 26/3/2008 ijin tempat ke Sinder Teknologi dan Studi

Literatur - - Laboratorium

35 27/3/2008 Pengolahan Crumb Rubber - - Pabrik Pengolahan Crumb Rubber

36 28/3/2008 Pengolahan Lateks Pekat - - Pabrik Pengolahan Lateks Pekat, RSS dan TPC

37 29/3/2008 Pengujian Lateks Pekat dan SIR (CR) - - Laboratorium

38 31/3/2008 Mengikuti Proses Pengolahan RSS dan TPC - - Pabrik Pengolahan Lateks Pekat, RSS dan TPC

39 1/4/2008 Diskusi dengan Laboran - - Laboratorium

40 2/4/2008 Melakukan Sortasi RSS - - Ruang Sortasi

41 3/4/2008 Mengikuti Pengujian RSS - - Laboratorium

42 4/4/2008 Diskusi dengan Mandor Besar Crumb Rubber - - Pabrik SIR

43 5/4/2008 Melakukan Sortasi RSS - - Ruang Sortasi

44 6/4/2008 Percobaan SIR Tanpa Predrying - - Pabrik SIR

45 7/4/2008 Pengujian Po dan PRI Hasil Percobaan - - Laboratorium

46 8/4/2008 Pengujian Kadar Abu Sampel SIR - - Laboratorium

47 9/4/2008 Pendamping Mandor CR - - Pabrik Pengolahan Crumb Rubber

48 10/4/2008 Uji Kadar Vm (Volatile Matter/Zat Menguap) - - Laboratorium

49 11/4/2008 Diskusi dengan Mandor Besar Crumb Rubber - - Pabrik Pengolahan Crumb Rubber

Page 54: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

No. Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja (Sat/HK)

Keterangan Standar Mahasiswa

50 12/4/2008 Mengikuti Langkah-langkah Kadar Kotoran (DIRT) - - Laboratorium

51 15/4/2008

Diskusi dengan Mandor Besar Pembibitan;

Mengikuti Penentuan Faktor Pengering Kebun

Jalupang

- - Kebun Pembibitan Cikumpay II;

Pabrik Pengolahan Crumb Rubber

52 16/4/2008 Mengikuti Penentuan Faktor Pengering Kebun

Cikupa dan Bagjanegara - - Pabrik Pengolahan Crumb Rubber

53 17/4/2008 Mengikuti Kegiatan Stimulansia - - Kebun TM Cikumpay I Tahun

Tanam 1991

54 18/4/2008 Diskusi dan Mengikuti Pekerjaan Mandor

Pembibitan - - Kebun Pembibitan Cikumpay II

55 19/4/2008 Mengikuti Kegiatan Stimulansia 300 Pohon 300 Pohon Kebun TM Cikumpay I Tahun

Tanam 1997

56 21/4/2008 Hujan (Tidak Ada Kegiatan Penyadapan) - - Emplasemen Cikumpay

57 22/4/2008 Penentuan Faktor Pengering Sesi II - - Pabrik Pengolahan Crumb Rubber

58 23/4/2008 Penentuan Faktor Pengering Sesi II - - Pabrik Pengolahan Crumb Rubber

59 24/4/2008 Diskusi dengan JTU Afdeling Cikumpay I - - Kantor Afdeling Cikumpay I

60 25/4/2008 Diskusi dengan Mandor Penyadapan dan Praktek

SKB dan SKA - -

Kebun TM Cikumpay I Tahun

Tanam 1981

61 26/4/2008 Diskusi dengan Mandor Penyadapan dan Praktek

SKB dan SKA

SKA: 3-4 menit/

Pohon; SKB; 2

menit/Pohon

SKA: 4

menit/Pohon; SKB:

3 menit/Pohon

Kebun TM Cikumpay I Tahun

Tanam 1982

62 28/4/2008 Diskusi dengan SPIK - - Kantor Induk

63 29/4/2008 Wawancara dengan Penyadap - - Kebun TM Cikumpay I Tahun

Tanam 2001

64 30/4/2008 Wawancara dengan Penyadap - - Kebun TM Cikumpay I Tahun

Tanam 2001

65 2/5/2008 Mengikuti Mandor Timbang Lateks - - Kebun TM Cikumpay IA

66 3/4/2008 Mengikuti Mandor Timbang Lateks - - Kebun TM Cikumpay IB

67 6/5/2008 Diskusi dengan Sinder Afdeling Cikumpay I - - Kebun Afdeling Cikumpay I

Tahun Tanam 1989

68 9/5/2008 Memasukkan Laporan Harian Hasil Pemeliharaan - - Kantor Afdeling Cikumpay I

Page 55: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

No. Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja (Sat/HK)

Keterangan Standar Mahasiswa

69 10/5/2008 Menghitung Kebutuhan Pupuk Kebun Cikumpay I - - Kantor Afdeling Cikumpay I

70 12/5/2008 Memasukkan Laporan Harian Hasil Pemeliharaan - - Kantor Afdeling Cikumpay I

71 13/5/2008 Memasukkan Laporan Harian Hasil Pemeliharaan - - Kantor Afdeling Cikumpay I

72 14/5/2008 Memasukkan Laporan Harian Hasil Pemeliharaan - - Kantor Afdeling Cikumpay I

73 15/5/2008 Mengikuti Kegiatan Pengadukan Pupuk - - Gudang Pupuk

74 16/5/2008 Diskusi dengan Mandor Besar Pemeliharaan - - Kantor Afdeling Cikumpay I

75 19/5/2008 Memasukkan Laporan Harian Hasil Pemeliharaan - - Kantor Afdeling Cikumpay I

76 21/5/2008 Diskusi dengan Sinder Afdeling Cikumpay I - - Kebun TBM Cikumpay I Tahun

Tanam 2007

77 22/5/2008 Pemupukan dengan Mekanik; Diskusi dengan Sinder Afdeling

Cikumpay I - -

Kebun TM Cikumpay I Tahun

Tanam 1989

78 23/5/2008 Diskusi dengan Sinder Kepala Cikumpay - - Kebun TBM Cikumpay I Tahun

Tanam 2007

79 24/5/2008 Mengikuti Kegiatan Sinder Afdeling Cikumpay I - - Kebun TBM Cikumpay I Tahun

Tanam 2007

80 26/5/2008 Diskusi dengan Sinder Afdeling Cikumpay I - - Kebun TBM Cikumpay I Tahun

Tanam 2007

81 27/5/2008 Diskusi dengan Sinder Afdeling Cikumpay I - - Kebun TBM Cikumpay I Tahun

Tanam 2006

82 28/5/2008 Mengikuti Kegiatan Sinder Afdeling Cikumpay I - - Kebun Kelapa Biotek

83 29/5/2008 Mengikuti Kegiatan Pemupukan Kelapa Biotek - - Kebun Kelapa Biotek

84 30/5/2008 Memasukkan Laporan Harian Hasil Pemeliharaan - - Kantor Afdeling Cikumpay I

85 31/5/2008 Diskusi dengan Sinder Afdeling Cikumpay I - - Kebun TBM Cikumpay I Tahun

Tanam 2007

86 2/6/2008 Mengikuti Kegiatan Pengendalian JAP - - Kebun TBM Cikumpay I Tahun

Tanam 2006

87 3/5/2008 Diskusi dengan Mandor Pemeliharaan - - Kebun TBM Cikumpay I Tahun

Tanam 2005

88 4/6/2008 Diskusi dengan Mandor Besar Pemeliharaan - - Kebun TBM Cikumpay I Tahun

Tanam 2007

Page 56: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

No. Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja (Sat/HK)

Keterangan Standar Mahasiswa

90 6/6/2008 Diskusi dengan Sinder Afdeling Cikumpay I - - Kebun TBM Cikumpay I Tahun Tanam

2006

91 7/6/2008 Pemantapan Materi Penyadapan Bersama Koordinator Tap

Kontrol - - Kebun TM Cikumpay IIA

92 9/6/2008 Diskusi dengan Mandor Besar Pemeliharaan - - Kebun TBM Cikumpay I Tahun Tanam

2005

93 10/6/2008 Diskusi dengan Mandor Besar Penyadapan - - Kebun TM Cikumpay I Tahun Tanam

2001

94 11/6/2008 Menganalisis Potensi Tanaman - - Kantor Afdeling Cikumpay I

95 12/6/2008 Berpamitan - - Kantor Induk

Page 57: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Tabel Lampiran 6. Perbandingan Pertumbuhan Lilit batang Karet Tahun Tanam

2005 pada Areal Mukibat dan non Mukibat

NO

Areal TBM Karet dan Mukibat Areal TBM Karet Murni

Januari

2008

Juni

2008 Selisih

Januari

2008 Juni 2008 Selisih

1 15.5 20.6 5.1 12.1 17.2 5.1

2 13.2 18.8 5.6 15.2 17.7 2.5

3 7.2 12.3 5.1 12.6 17.3 4.7

4 11.3 16.4 5.1 12.6 17.6 5

5 8.2 14.4 6.2 11.8 16.9 5.1

6 13.6 19.4 5.8 11.8 16.9 5.1

7 15.5 18.5 3 12.4 17.5 5.1

8 13.1 20.4 7.3 12.4 17.5 5.1

9 14.3 20.8 6.5 13.6 18.7 5.1

10 16.2 17.8 1.6 12.5 17.6 5.1

11 15.2 17 1.8 12.6 17.7 5.1

12 11.8 22.6 10.8 8.4 13.5 5.1

13 16.2 21.3 5.1 12.5 17.6 5.1

14 11.7 16.8 5.1 13.6 18.7 5.1

15 11.2 16.3 5.1 12.6 17.7 5.1

16 10.9 15 4.1 13.1 18.2 5.1

17 10.3 15.4 5.1 12.5 17.6 5.1

18 13.2 18.2 5 13.2 18.3 5.1

19 16 21.1 5.1 13.5 18.6 5.1

20 14.3 19.4 5.1 12.5 17.6 5.1

21 14.1 19.2 5.1 12.6 17.7 5.1

22 13.8 18.9 5.1 11.6 16.7 5.1

23 13.2 18.3 5.1 10.6 15.7 5.1

24 12.9 18 5.1 11.6 16.7 5.1

25 12.3 17.4 5.1 12.5 17.6 5.1

26 10.5 15.6 5.1 12 17.1 5.1

27 11.8 16.9 5.1 13.3 18.4 5.1

28 12.1 17.2 5.1 13.6 18.7 5.1

29 12.9 15.6 2.7 10 15.2 5.2

30 15.2 20.3 5.1 12.4 17.5 5.1

Rataan 12.92 18.00 18.00 17.39

Tabel lampiran 7. Dosis Pupuk TBM Karet Semester I Tahun 2008

TBM

Tahun Tanam

Dosis Pupuk (g/pohon)

Urea SP36 KCl

2005 140 90 113

2006 96.7 78 96.6

2007 41.7 28.3 35.4

Page 58: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Tabel Lampiran 8. Produktivitas Kg/Hk Berdasarkan Panen dan Pengolahan

NO URAIAN TAHUN

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1 PANEN 12 11 10 10 11 10 10

2 RSS 59 50 64 57 114 68 80

3 TPC 59 58 60 59 96 79 70

4 LP 206 203 205 200 105 255 203

5 CR 108 107 112 113 108 109 101

Page 59: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Tabel Lampiran 9. Laporan kegiatan pekerjaan bulan April 2008

Bagian : Cikumpay I, stimulansia (ethrel cair)

No.

Urut

BLOK

Hasil Kerja (Hanca)

HI S/D

1 Mandor Masri C + Nedi B 50 50

2 Mandor Masri BA + Nedi A 55 105

3 Mandor Nedi C + Dedi B – C 64 169

4 Mandor Dedi A 20 189

5 - - 189

6 - - 189

7 - - 189

8 - - 189

9 - - 189

10 - - 189

11 - - 189

12 - - 189

13 - - 189

14 - - 189

15 - - 189

16 Mandor Masri C 26 215

17 Mandor Masri + Nedi B + B 55 270

18 Mandor Nedi A 24 294

19 Mandor Nedi + Dedi C + B 44 338

Bagian : Cikumpay I, stimulansia (ethrel sawit)

No.

Urut

BLOK

Hasil Kerja (Hanca)

HI S/D

1 - - -

2 - - -

3 - - -

4 - - -

5 Mandor Masri (19) 13 13

6 Mandor Masri (19) 14 27

7 Mandor Yayat C (6) 15 42

8 Mandor Yayat A (6) 15 57

9 Mandor Yayat A 14 71

10 - - 71

11 Mandor Yayat A + B 20 91

12 Mandor Rosidin A 26 117

13 Mandor Yayat B + C 32 149

14 Mandor Rosidin A + C 32 181

15 Mandor Rosidin B + C 34 215

16 Mandor Rosidin B 31 246

Page 60: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Tabel Lampiran 10. Rencana dan Realisasi Pemupukan Semester I Tahun 2008 Di PTPN VIII Cikumpay RENCANA DAN REALISASI PEMUPUKAN SEMESTER I TAHUN 2008

TAHUN

TANAM

LUAS

AREAL

(HA)

JML PHN PER

DES 2007

RENCANA (Kg) REALISASI (Kg)

AREAL KHAL UREA SP-36 KCl PUKALET HE AREAL UREA TSP KCl SUP HE

TM

1980 91.74 25933 - - - - - - - - - - - - -

1981 96.05 27015 - - - - - - - - - - - - -

1986 50 15045 50 - 1832 962 1221 6869 - 50 650 450 450 - -

1987 27 5460 27 - 655 213 273 - - 27 750 300 350 - -

1988 159.34 44944 159.34 - 5817 2481 4371 - - 159.34 4750 3050 3350 - -

1989 145.37 36276 145.37 - 4897 1818 2768 - - 57.93 1500 800 1150 - -

1990 90.55 22271 90.55 - 2803 1157 1990 - - 47.05 1000 750 950 - -

1991 167.75 28426 167.75 - 3546 1564 2346 - - 167.75 2400 1950 1700 - -

1993 202.55 52623 202.55 - 6677 3030 4499 - - 161.35 4400 3450 1850 - -

1997 167.8 67432 167.8 10158 9495 5223 7614 - - 126.87 5750 3200 4950 - -

1998 139.32 68879 139.32 10397 9197 5731 10351 - - - - - - - -

1999 147.41 64971 147.41 6191 8959 4499 7208 - - - - - - - -

2000 62.67 26100 62.67 2592 4424 2001 3318 - - - - - - - -

2001 182.5 86859 182.5 10559 12787 6497 10124 - - - - - - - -

JUMLAH

TM 1730.05 572234 1542.26 39897 71089 35176 56083 6869 - 797.29 21200 13950 14750 - -

TBM

2005 87.08 52298 87.08 - 7406 4761 5977 - 3967 - - - - - -

2006 137.77 87093 137.77 - 8418 6784 8418 - 6130 51.3 1600 1400 1700 - 1300

2007 117.35 78626 117.35 - 3280 2228 2785 - 3094 92.25 3700 2350 3100 450 2500

JUMLAH

TBM 342.2 218017 342.2 - 19104 13773 17180 - 13191 143.55 5300 3750 4800 450 3800

49

Page 61: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Tabel Lampiran 11. Blanko Pemeriksaan Sadapan

NO

URUT

NAMA

PENYADAP

NORMA-NORMA SADAPAN KEBERSIHAN/KELENGKAPAN

IDENTITAS PMK D.S LUKA KAYU KAS LS PTD POHON MANGKOK EMBER PISAU

TAHUN

TANAM BLOK PANEL

B-

S

B-

S

B-

S

B-

S

B-

S

B-

S

K-

B

K-

B

K-

B

B-

S

B-

S

B-

S

B-

S

B-

S

B-

S

B-

K

B-

K

B-

K

B-

K

B-

K

B-

K

B-

K

B-

K

B-

K

B-

K

B-

K

B-

K

15 15 15 15 15 15

-

20/-

45

-

20/-

45

-

20/-

45

10 10 10 5 5 5 -

10

-

10

-

10 1 1 1 2 2 2 10 10 10 10 10 10

A B C A B C A B C A B C A B C A B C A B C A B C A B C A B C

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

JUMLAH

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

JUMLAH

50

Page 62: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

0

50

100

150

200

250

300

kg/h

kk

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

TAHUN

PRODUKTIVITAS PANEN DAN PENGOLAHAN

PANEN

RSS

TPC

LP

CR

Gambar Lampiran 1. Grafik Produktivitas Panen dan Pengolahan Perkebunan

Cikumpay.

Page 63: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Gambar Lampiran 2. Pola Tanam Karet dan Singkong Mukibat

Keterangan:

= Tanaman karet

X = Tanaman singkong mukibat

6 m

2.5

m

1.5

m

1.5 m

DENAH TBM KARET DAN CASSAVA

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

Page 64: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Gambar Lampiran 3. Struktur Organisasi Kebun

ADMINISTRATUR

SINDER TUK

SINDER KEPALA

S.AFD.CAY I S.AFD.CAY II S.AFD.GUHE S.AFD..GANA

SPSM

SINDER TEKNOLOGI

PET.UMUM

KEPEGAWAIAN

KESEHATAN

KEAMANAN

PET. GUDANG

PET.TABIN

KASIR

TU. PERSEDIAAN

TU. PENGADAAN

KEP. LAB

JTU PROD

JTU

ASS. PENGOLAHAN

MB CR

MB L.PEKAT

MB. RSS/TPC

ASS. TEKNIK

JTU

MABES

SADAP

MABES

RAWAT

M. SADAP M. RAWAT

MB. TEKNIK KEP PROD MB. BANGUNAN

M. BANGUNAN M. BENGKEL JTU

MABES

SADAP

MABES

RAWAT

M. SADAP M. RAWAT

JTU

MABES

SADAP

MABES

RAWAT

M. SADAP M. RAWAT

JTU

MABES

SADAP

MABES

RAWAT

M. SADAP M. RAWAT

Page 65: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

AFDELING CIKUMPAY I

Gambar Lampiran 4. Peta Afdeling Cikumpay I

Page 66: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

CIKUMPAY II

Gambar Lampiran 5. Peta Afdeling Cikumpay II

Page 67: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

Gambar Lampiran 6. Peta Afdeling Gunung Hejo

Page 68: SISTEM PERTANAMAN TERINTEGRASI ANTARA KARET · Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan lilit batang karet pada areal TBM karet tahun tanam 2005. Salah satu contoh data lilit batang

AFDELING GUNUNG ANAGA

Gambar Lampiran 7. Peta Afdeling Gunung Anaga