Sistem Pengapian
-
Upload
muhammad-dzaky-firdaus -
Category
Documents
-
view
76 -
download
10
description
Transcript of Sistem Pengapian
LAPORAN PRAKTIK
TEKNOLOGI SEPEDA MOTOR
SISTEM PENGAPIAN CDI AC
Di susun oleh :
Nama : Muhammad Dzaky FirdausNIM : 14504241004
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAYOGYAKARTA
2015
A. Kompetensi :
Memahami sistem pengapian CDI (AC/DC).
B. Sub Kompetensi :
1. Menjelaskan komponen dan rangkaian sistem pengapian CDI-AC Honda
2. Menjelaskan cara kerja sistem pengapian CDI-AC Honda
3. Memeriksa komponen-komponen sistem pengapian CDI-AC Honda
C. Alat dan Bahan :
1. Sepeda Motor Honda C100
2. Tool Box set
3. Multitester
4. Timing light
5. Kunci T8, T14
6. Nampan
7. Buku Manual Honda C100
D. Keselamatan Kerja :
1. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang aman, gunakan alat yang sesuai
2. Hati-hati dengan tegangan tinggi koil
3. Bekerja dengan teliti dan hati-hati
E. Langkah Kerja :
1. Menyiapkan training object (sepeda motor) sesuai pembagian kelompok.
2. menempatkan sepeda motor pada tempat yang aman.
3. Memeriksa kondisi minyak pelumas, bahan bakar dan kelengkapan motor.
4. Menghidupkan motor selama 3 menit untuk pemanasan, apabila perlu. Untuk
mempermudah praktik, gunakan buku servis manual.
5. Mempelajari rangkaian sistem pengapian CDI-AC Honda
6. Melepas tutup alternator
7. Mengukur tahanan spull pengapian (Std = 100-400 Ω) (Hitam/Merah dan Massa)
8. Mengukur tahanan pulser/pick up coil (Std = 50-170 Ω) (Biru/Kuning dan Hijau)
9. Melepas baterai bersama tempatnya
10. Mengukur tahanan kumparan primer koil (Std = 0,5-0,6 Ω) (Kabel primer dan
Massa).
11. Mengukur tahanan kumparan sekunder koil (tanpa cap busi Std = 7,2-8,2 KΩ) (kabel
primer dan Kabel Busi).
12. Mengukur tahanan kump. sekunder koil (dengan cap busi Std = 11,5-14,5 K9)
13. Mengukur celah busi (Std = 0,6-0,7 mm)
14. Memeriksa CDI dengan mengukur tahanan-tahanan antar terminal
15. Merangkai kembali komponen-komponen yang telah dibongkar
16. Menghidupkan mesin
17. Memeriksa timing pengapian
18. Membersihkan alat dan tempat kerja serta mengembalikan alat dan bahan praktik
SISTEM PENGAPIAN CDI-AC HONDA
Mengukur tahanan antara terminal-terminal konektor ( pada kabel bodi ) sebagai berikut :
Bagian Terminal Spesifikasi
Kabel voltase baterai Hijau muda (+) dan hijau (-) Voltase timbul pada saat
kunci kontak ON
Kumparan primer koil Hitam/Kuning dan Hijau 0,5 – 0,6 Ω (20oC)
Kabel kumparan pembangkit
altenator
Hitam/Merah dan Hijau 0,5 – 0,6 Ω (20oC)
Kabel kumparan generator
pulsa
Biru/Kuning dan Hijau 0,5 – 0,6 Ω (20oC)
Kabel massa Hijau dan massa Harus ada kontinuitas
Memeriksa CDI unit (KΩ)*
_ + SW EXT FP E IGN
SW ~ ~ ~ 180
EXT 16 260 180 ~
FP 260 ~ 60 ~
E 18 ~ 22 ~
IGN ~ ~ ~ ~
*Supra
Memeriksa CDI unit (KΩ)*
_ + SW EXT FP E IGN
SW 100 100 100 ~
EXT 5 ~ ~ ~
FP 75 35 ~ ~
E 16,5 5 60 ~
IGN ~ ~ ~ ~
*Prima, star, Win
SW : Switch (BI/W)
EXT : Exiter (BI/R)
FP : Fixed Pulser (Bu/Y)
E : Earth (G/W)
IGN : Ignition (BI/Y)
IGN EXT
SW
FP E
F. ANALISA DAN PEMBAHASAN
1. Definisi sistem Pengapian CDI
Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi pada saat yang
tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder. Seperti yang
kita ketahui bahwa sistem pengapian konvensional menggunakan gerakan mekanik kontak
platina untuk menghubung dan memutus arus primer, maka kontak platina mudah sekali
aus dan memerlukan penyetelan/perbaikan dan penggantian setiap periode tertentu. Hal ini
merupakan kelemahan mencolok dari sistem pengapian konvensional.
Dalam perkembangannya, ditemukan sistem pengapian elektronik sebagai
penyempurna sistem pengapian. Salah satu sistem pengapian elektronik yang populer
adalah sistem pengapian CDI (Capacitor Discharge Ignition). Sistem pengapian CDI
merupakan sistem.
2. Prinsip kerja sistem pengapian CDI AC
Sumber : Jalius Jama,dkk. 2008.Teknik sepeda motor jilid 2.
Sumber : ASTRA Honda Training Center.
Pada saat terjadinya pengapian, pulsa generator akan mengahsilakan arus sinyal. Arus
sinyal ini akan disalurkan ke gerbang (gate0 SCR. Dengan adanya trigger (pemicu) dari
gate tersebut, kemudian SCR akan aktif (on) dan menyalurkan arus listrik dari anoda ke
katoda. Dengan berfungsinya SCR tersebut, menyebebkan kapasitor melepaskan arus
(discharger) dengan cepat. Kemudian arus mengalir ke kumparan primer koil pengapian
untuk menghasilkan tegangan sebesar 100 samai 400 volt sebagai tegangan induksi sendiri
(lihat anak panah arus kumparan primer koil pada gambar diatas). Akibat induksi diri dari
kumparan primer tersebut, kemudian terjadi induksi dalam kumparan sekunder dengan
tegangan sebesar 15KV sampai 20KV. Tegangan tinggi tersebut selanjutnya mengalir busi
dalam bentuk loncatan bunga api yang akan membakar campuran bensin dan udara dalam
ruang bakar.
3. Data pengukuran
Hasil pengukuran komponen :
1. Tahanan spull pengapian : 600 Ω
Terlihat dari buku manual standart tahanan spull pengapian 100-400 Ω dan hasil
pengukuran menunjukan 600 Ω. Angka pengukuran tersebut sudah diluar standart
akibatnya tegangan spull pengapian menurun karena tahanan dan tegangan
terbanding terbalik. Solusinya yaitu diperbaiki lilitan spull pengapian atau diganti
yang baru.
2. Tahanan pulser/Pick Up coil : 125 Ω
Tahan pulser/pick Up coil tertulis dari standart menunjukan 50-170 Ω.
Pengukurannya menunjukan 125 Ω. Angka tersebut masih masuk dengan standart
atau spesifikasinya. Maka kondisi pulser/pick up coil dalam kondisi baik atau bagus.
3. Tahanan kumparan primer koil : 0,2 Ω.
Standrt tahanan kumparan koil 0,5-0,6 Ω dan pengukurannya menunjuk 0,2 Ω
perbandingan angka standart dengan pengukuran sudah tidak masuk dengan standrt
atau spesifikasi maka kumparan primer koil perlu diperbaiki atau di ganti yang
baru. Akibat pengukuran 0,2 Ω tegangan pada primer koil meningkat karena tahanan
kecil. Pada primer coil memerlukan tegangan tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil
maka didapat data standart 0,5-0,6 Ω.
4. Tahanan kumparan sekunder koil
a. Dengan cap busi : 14 KΩ.
Kondisi kumparan sekunder koil dengan cap busi masih baik atau bagus karena
angka pengukuran masih berada antara 11,5-14,5 Ω.
b. Tanpa cap busi : 7,5 KΩ
Kondisi kumparan sekunder koil tanpa cap busi masih baik atau bagus karena
angka pengukuran masih berada antara 7,2-8,2 Ω.
5. Celah busi : 0,7 m.
Celah busi dalam kondisi baik.
Memeriksa CDI unit (KΩ)*
_ + SW EXT FP E IGN
SW ~ ~ ~ ~
EXT 3,4 ~ ~ ~
FP ~ ~ 14 ~
E 3,4 3,3 7 ~
IGN ~ ~ ~ ~
*Honda C100.
SW dengan EXT,FP,E menunjukan tak terhingga namun dari standrtnya tertulis
100K Ω maka tahanan meningkat ,dan tidak berpengaruh dengan proses pengapian.
Sedangkan SW dengan IGN menunjukan tak terhingga sama dengan standratnya.
EXT dengan SW, menunjukan 3,4k Ω dari standartnya 5k Ω karena ada proses
kenaikan tegangan maka tahanannya turun. selain itu dangan EXT,FP,E,dan IGN
menunjukan tak terhingga ,angka perolehan tersebut sama dengan standartnya.
FP dengan SW,dan EXT menunjukan tak terhingga namun dari standartnya tertulis
Sw 75, EXT 35 . akibat dari perolehan data tersebut terjadi ada kebocoran dari Unit
CDI , sedangkan FP dengan E dan IGN masih benar dengan spesifikasinya.
E dengan SW, EXT dan FP terlihat penurunanan tahanan dari standart maka
kondisinya jelek.
IGN dengan SW,EXT,FP,E,dan IGN masih dalam kondisi baik karena semua
menunjukan tak terhingga.
Kesimpulan dari perolehan data pengukuran pada unit CDI terlihat ada factor
kebocoran di SW,EXT , FP dan E. solusinya diganti yang baru, tetapi dari kenyataan
masih bisa dipakai ,buktinya diterapkan di sepeda motor Honda C100 masih hidup
namun putaran stasioner kurang stabil.
G. KESIMPULAN.
Ada beberapa komponen yang harus diganti diantaranya yaitu spull pengapian, primer coil
dan unit CDI. Karena nilai pengukuran tidak memenuhi setandar yang sudah di tentukan.
H. SARAN.
1. Hati-hati saat melepas cap busi karena waktu kelompok kami ,melepas cap busi
dengan dipaksa akibatnya mur di dalam cap busi lepas dan springnya terlempar
keluar.
I. DAFTAR PUSTAKA.
Jalius Jama,dkk. 2008.Teknik sepeda motor jilid 2.Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah kejuruan.
________, ASTRA Honda Trainning center. Pelatihan mekanik tingkat II.
Setya N Beni .2008. Job sheet teknologi sepeda motor.