sistem Pencernaan
-
Upload
ledy-ervita -
Category
Documents
-
view
24 -
download
4
description
Transcript of sistem Pencernaan
INSPIRASI KAWULA MUDAJUMAT, 12 JULI 2013
ASKEP CA GASTER
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 PengertianCa.Gaster merupakan neoplasma maligna yang ditemukan dilambung. Karsinoma
merupakan bentuk neoplasma lambung yang paling sering terjadi dan menyebabkan sekitar 2,6% dari semua kematian akibat kanker (Price, 2001).
2.2 EtiologiSecara pasti, penyebab kanker belum diketahui. Berikut faktor-faktor presdiposisi yang
memicu terjadinya kanker :a. Bahan-bahan kimia karsinogenik. Misalnya : bahan pengawet, pewarna, rokok, bahan-
bahan kimia di lingkungan kerja seperti asbestos, benzena, formaldehide.b. Penyakit-penyakit lambung seperti : ulkus lambung kronis, gastritis atrofik, terdapat 2 tipe,
tipe A yaitu diffuse corporeal→ pada anemia pernisiosa, tipe B multifocal → oleh karena infeksi kronis.
c. Usia. Semakin tua usia seseorang, semakin tinggi dia beresiko terkena kanker. Kemungkinan ini disebabakan oleh penumpukan kerusakan sel-sel.
d. Faktor gaya hidup. Diet dan gaya hidup bisa mempengaruhi resiko perkembangan kanker. Misalnya : makanan berlemak, obesitas, kurang olahraga, dan kebiasaan minum alkohol meningkatkan resiko perkembangan kanker. Kanker lambung bisa timbul akibat makanan yang mengandung campuran nitrat dan garam, misal : ikan asin kering.
e. Radiasi. Radiasi bersifat karsinogenik. Misalnya : paparan zat-zat radioaktif dan debu-debu nuklir dapat meningkatkan resiko perkembangan kanker.
f. Infeksi. Beberapa virus mempunyai hubungan yang kuat dengan terjadinya kanker tertentu. Kanker lambung disebabkan oleh infeksi helicobacter pylori.
g. Sistem imun. Penurunan sistem imun meningkatkan resiko kejadian kanker.h. Faktor keturunan. Beberapa kanker mempunyai hubungan yang kuat dengan hubungan
genetik/keturunan.
2.3 GejalaPada stadium awal Ca.Gaster, gejalanya tidak jelas dan sering tidak dihiraukan. Jika
gejalanya berkembang, bisa membantu menentukan dimana lokasi Ca.Gaster tersebut. Sebagai contoh, perasaan penuh atau tidak nyaman setelah makan bisa menunjukkan adanya kanker pada bagian bawah lambung. Penurunan berat badan atau kelelahan biasanya disebabkan oleh kesulitan makan atau ketidakmampuan menyerap beberapa vitamin dan mineral. Anemia bisa diakibatkan oleh pendarahan bertahap yang tidak menyebabkan gejala lainnya. Kadang penderita juga bisa mengalami muntah darah yang banyak (hematemesis) atau mengeluarkan tinja kehitaman (melena).
Bila Ca.Gaster bertambah besar, mungkin akan teraba adanya massa pada dinding perut. Pada stadium awal, tumor lambung yang kecil bisa menyebar (metastasis) ke tempat yang jauh. Penyebaran tumor bisa menyebabkan pembesaran hati, sakit kuning (jaundice),
pengumpulan cairan di perut (asites) dan nodul kulit yang bersifat ganas. Penyebaran kanker juga bisa menyebabkan pengeroposan tulang, sehingga terjadi patah tulang.
2.4 PatofisiologiBeberapa faktor dipercaya menjadi prekursor kanker yng mungkin yaitu polip, anemia
pernisiosa, prostagastrektomi, gastritis atrofi kronis dan ulkus lambung. Diyakini bahwa ulkus lambung tidak mempengaruhi individu menderita kanker lambung, tetapi kanker lambung mungkin ada bersamaan dengan ulkus lambung dan tidak ditemukan pada pemeriksaan diagnostik awal. Ca.Gaster adalah adenokarsinoma yang muncul paling sering sebagai massa irregular dengan penonjolan ulserasi sentral yang dalam ke lumen dan menyerang lumen dinding lambung. Tumor mungkin menginfiltrasi dan menyebabkan penyempitan lumen yang paling sering di antrum. Infiltrasi dapat melebar ke seluruh lambung, menyebabkan kantong tidak dapat meregang dengan hilangnya lipatan normal dan lumen yang sempit, tetapi hal ini tidak lazim. Desi polipoid juga mungkin timbul dan menyebabkan sukar untuk membedakan dari polip benigna X-ray. Ca.Gaster mungkin timbul sebagai penyebaran tumor superfical yang hanya melibatkan permukaan mukosa dan menimbulkan keadaan granuler walaupun hal ini jarang. Kira-kira 75% dari karsinom ditemukan pada 1/3 distal lambung, selain itu menginvasi struktur lokal seperti bagian bawah dari esophagus, pankreas, kolom transversum dan peritoneum. Metastase timbul pada paru, pleura, hati, otak dan lambung.
2.5 Woc Ca Gaster
Cemas
2.6 Manifestasi KlinisGejala awal dari Ca.Gaster sering tidak nyata dan sering timbul setelah proses
keganasan sudah mencapai target lanjut, karena kebanyakan tumor ini dikurvatura kecil, yang hanya sedikit menyebabkan gangguan fungsi lambung. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa gejala awal seperti nyeri pada perut bagian atas yang beraneka ragam coraknya, bisa bersifat ringan dan berat serta menetap menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna sifatnya dan bisa hilang dengan antasida.Gejala lain meliputi anoreksia,dispepsia,konstipasi disertai dengan nausea dan terjadi penurunan berat badan. Gejala ditetapkan oleh bentuk dan lokasi kanker.Tumor polipoid dikardia menyumbat esopagus menimbulkan muntah-muntah, perut terasa cepat kenyang bila diisi sedikit makanan.Jika terjadi ulserasi, selain rasa nyeri bisa timbul perdarahan dengan gejala hematemesis dan atau melena.Gejala yang ditimbulkan oleh metastasis adalah perut membesar asites,ikterus obstruktif yang timbul akibat penyumbatan saluran empedu,ileus obstruktif( Suparman ,1990).
2.7 Pemeriksaan PenunjangPemerikasaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis Ca Gaster
(Harnawatiaj,2008):1. Barium intake dan doule contrast :sulit membedakan ulkus an Ca2. Endoskopi dan biopsi
Akurasi : 90 % untuk eksotik, 50 % untuk infiltratingLokasi : Ca di semua bagianUlkus jinak : di kulvatora minor / prepilorik
3. USG dengan flexible endoscopi4. CT Scan5. Citologi cairan lambung6. Laparatomi eksplorasi
2.8 Penatalaksanaan1. Endoskopi
Polip lambung jinak diangkat dengan menggunakan endoskopi2. Pembedahan
Bila carsinoma ditemukan dalam lambung ,pembedahan biasanya dilakukan untuk mencoba menyembuhkannya.Sebagian besar atau semua lambung dan kelenjar getah bening didekatnya ikut di angkat.
3. Pengobatan ( obat multiple: flourosil, mitomicin C dan doksorubicin )bila carsinoma telah menyebar ke luar dari lambung, tujuan pengobatannya adalah untuk mengurangi gejala dan memperpanjang harapan hidup
4. Kemoterapi dan terapi radiasiKemoterapi dan terapi penyinaran bisa meringankan geja .hasil kemoterapi dan terapi penyinaran pada limfoma lebih baik daripada kaesinoma.Mungkin penderita akan bertahan hidup lebih lama bahkan bisa sembuh
2.9 Konsep Keperawatan Ca GasterA. Pengkajian 1. Identitas Pasien
Kebanyakan populasi menunjukkan bahwa orang laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena Ca.Gaster daripada perempuan dengan rasio 2 : 1 (Schwarts, 1999. Ca.Gaster lebih sering terjadi pada usia lanjut. Kurang dari 25% kanker tertentu terjadi pada orang dibawah usia 50 tahun.). Penyakit ini hampir tidak pernah ditemukan di negara Amerika Serikat. Malaysia, Chile, Islandia, Jepang merupakan negara-negara dengan angka kejadian Ca.Gaster tertinggi di dunia.
2. Riwayat Keperawatana. Keluhan utama
Mual dan nyeri perut bagian atas. b. Riwayat Penyakit Sekarang
Gejala awal seperti nyeri pada perut bagian atas yang beraneka ragam coraknya, bisa bersifat ringan dan berat serta menetap menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna sifatnya dan bisa hilang dengan antasida.kemudian pada kondisi yang memburuk atau kronis nyeri bertambah saat makan atau sesudah makan.
c. Riwayat Penyakit DahuluPasien mempunyai riwayat penyakit magh.
d. Riwayat Kesehatan KeluargaTerdapat anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama,orang yang golongan darah A.
e. Keadaan Kesehatan LingkunganRumah tinggal px dekat pabrik rokok.
f. Riwayat Kesehatan LainnyaAda riwayat pemakaian obat-obatan anti inflamasi non steroid jangka panjang, konsumsi alcohol dan rokok, gaya hidup ( makan tidak teratur),diet tinggi asam,penyakit infeksi yang disebabkan bakteri dan virus,terpapar bahan korosif( keracuna asam atau basa kuat),stress fisik dan fisiologis.
g. Riwayat psikososialKarena penyakit prosedur pengobatan dan prognosa membuat cemas baik klien maupun keluarga.terjadi perubahan konsep diri,tipe kepribadian mudah marah,mudah stress
3. Pemeriksaan Fisik Dengan Pendekatan RosB 1 : Breath
Pada tahap awal tidak ada masalah. RR meningkat saat nyeri,turun saat perdarahan. Bila terjadi metastase timbul batuk ,sesak nafas.tirah baring yang lama mengakibatkan penumpukan sekret.MKPola nafas tidak efektif.Bersihan jalan nafas tidak efektifB 2 : Blood
Pada perdarahan massif ditemukan gejala syok, misalnya penurunan tekanan darah,nadi cepat dan kecil. Pada perdarahan yang sedikit-sedikit akan ditemukan anemia defisiensi besi.Gejala:hipotensi,takikardi,disritmia( hipovolemi /hypoxemia) ,nadi perifer lemah.pengisisan kapiler lambat (CRT >3 detik) .Warn a kulit pucat, sianosis ( tergantung jumlah kehilangan darah). Kelembaban kulit/membran mukosa : berkeringat menunjukkan ststus syok,nyeri akut,respon psikologis).MKPerubahan perfusi jaringanB 3 : Brain
Jika terjadi syok terjadi penurunan kesadaran,gelisah,rasa berdenyut pusing/sakit kepala,kelemahan sampai terjadi koma. Nyeri ( Daerah abdomen ) terjadi sebelum
pembedahan akibat terjadinya ulserasi dan pasca pembedahan Terjadi gangguan istirahat tidur karena nyeridan respon psikologis.MKGangguan istirahat tidurNyeri akutB.4 : Bladder
Haluaran urin sedikit menurunMKTidak adaB 5 : Bowel
Nyeri tekan abdomen,BU sering hiperaktif selama perdarahan,karakter feses diare,darah warna gelap,kecoklatan atau kadang-kadang merah cerah,berbusa bau busuk ( steatorea ) .Anoreksia ,mual,muatah , ceguken,nyeri ulu hati, sendawa bau asam, tidak toleran terhadap makanan, penurunan berat badan.Muntah warna kopi, gelap atau merah cerah dengan atau tanpa bekuan darah
MKNutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan menurunya asupan makanan dan ganguan penyerapanB6 : Bone
Kelelahan, kelemahan fisik, takipnoe/hiperventilasi/takikardi terhadap respon aktifitas. Terjadi diskontinuitas jaringan pasca pembedahan .
MKGangguian aktifitas berhubungan dengan nyeri akut pasca operasiKerusakan Intregitas jaringan kulit.
4. Diagnosa KeperawatanDiagnosa pre operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya ulserasi/perforasi d pertumbuhan sel-sel kanker2. Cemas berhubungan dengan prosedur pembedahan3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan proses
penyerapan4. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan anemia5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan anemia dan status nutrisi6. Gangguan pola nafas berhubungan dengan proses metastase
Diagnosa post operasi1. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan pengaruh anestesi2. Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan prosedur pembedahan4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan pembedahan5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan terhadap tindakan
invasif
5. INTERVENSIPre operasiDx 1: Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya ulserasi/perforasi b.d pertumbuhan sel-sel kankerTujuan :Nyeri berkurang atau hilang setelah dilakukan asuhan keperawatanKriteria hasil
a. Melaporkan nyeri berkurang atau hilang
b. Expresi wajah rikleksc. Tidak merintihd. Bisa istirahate. Skala nyeri ringan
Intervensi1. Lakukan kolaborasi untuk pemberian analgesik
R/ Analgesik efektif mengatasi nyeri2. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
R/ Teknik relaksasi dan distraksi dapat mengurangi rasa nyeri3. Anjurkan periode istirahat
R/ Jaringan memerlukan O2 sedikit selama istirahat karena sedikit energi yang diperlukan,juga sekresi gastrik lebih sedikit selama istirahat
4. Anjurkan diet porsi kecil 6 kali sehari sebagai ganti porsi diet besarR/ Kelebihan masukan makanan menyebabkan distensi gastrik yang menimbulkan nyeri lambung.
Dx 2 : Cemas berhubungan dengan rencana pembedahanTujuan: Kecemasan berkurangKriteria hasil:
1. Menceritakan peningkatan rasa nyaman psikologis dan fisiologis2. menggamgambarkan pola koping yang efektif3. Mengidentifikasi respon-respon penanganan diri4. Mendiskusikan kecemasannya
Intervensi1. Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan
R/ Pasien kooperatif dalam segala tindakan akan mengurangi kecemasan pasien2. Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaan akan ketakutannya
R/ Mengurangi kecemasan.3. Akui rasa takut/masalah pasien dan dorong untuk mengeksprersikannya
R/ Dukung pasien menerima kenyataan penyakit dan pengobatan4. Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat pasien tentang diagnostik medik
R/ Memberi informasi yang perlu untukmemilih informasi yang tepatDx 3; Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan proses penyerapan.Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhiKriteria hasil:
1. BB naik2. Hb > 12 gr/dl3. Alb 3,5 gr/dl4. Menunjukkan perbaikan nafsu makan5. mual muntah tidak ada6. intake makanan meningkat
Intervensi:1. Berikan diet tinggi kalori protein
R/ Diet TKTP untuk keseimbangan metabolisme2. Berikan anti emetik yang telah diresepkan 30 menit sebelum makan
R/ Mual menambah anoreksia3. Hindari makanan yang terlalu pedas atau asam
R/ Pedas dan asam menimbulkan nyeri pada gastrik yang dapat mengurangi nafsu makan4. Kolaborasi pemberian vitamin, mineral, dan suplemen makanan enteral bila masukan diet <
50 %.R/ Meningkatkan asupan nutrisi
5. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik nafas dalam.R/ Tarik nafas dalam membantu dalam bentuk merelaksasi dan mengurangi mual.
6. Pantau jumlah makanan yang dikonsumsi,timbang BB tiap 2 hari dan periksa kimia darah tiap minggu.R/ Untuk mengevalusi keefektifan terap
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Ca.Gaster merupakan adenokarsinoma yang muncul paling sering sebagai massa
irregurel dengan penonojolan ulserasi sentral yang dalam dan menyerang lumen dengan
lambung. Ca.Gaster mungkin timbul sebagai penyebaran tumor superfisial yang melibatkan
permukaan mukosa dan menimbulkan keadaan granuler. Penyebab dari Ca.Gaster masih
belum diketahui pasti, akan tetapi sejumlah faktor dihubungkan dengan penyakit tersebut.
Juga dipercaya faktor eksogen dalam lingkungan seperti bahan kimia karsinogenik, virus
onkogenik mungkin mengambil bagian penting dalam karsinoma lambung. Dampak
Ca.Gaster jika tidak ditangani akan terjadi infeksi. Infeksi terjadi akibat malnutrisi protein,
defisiensi gizi lainnya dan penekanan sistem imun yang sering terjadi setelah terapi
konvensional
.
3.2 Saran
1. Bagi mahasiswa semoga makalah ini dapat membantu kita semua dalam berbagai ilmu pada
proses pembelajaran.
2. Diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan ca gaster
3. Bagi pembaca semua, diharapkan mampu menambah wawasan kita semua tentang
asuhan keperawatan pada pasien dengan ca gaster
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, Petrus. 1995. Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC
Askandar, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya: FKUNAIR
Cameron, John L. 1997. Terapi Bedah Mutakhir, Edisi 4, Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara
Carpenito Kep, Lynda Jual. 1995. Diagnosa Keperawatan, Edisi 6. Jakarta: EGC.
Mansjoer Arif, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Tambunan, W. Gani. 2000. Patologi Gastroenterologi. Jakarta: EGC.
Tjokronegoro, Arjatmo. 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II. Jakarta: FKUI.
Syamsuhidayat, R dan Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta: EGC.
INSPIRASI KAWULA MUDAJUMAT, 12 JULI 2013
ASKEP CA GASTER
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 PengertianCa.Gaster merupakan neoplasma maligna yang ditemukan dilambung. Karsinoma
merupakan bentuk neoplasma lambung yang paling sering terjadi dan menyebabkan sekitar 2,6% dari semua kematian akibat kanker (Price, 2001).
2.2 EtiologiSecara pasti, penyebab kanker belum diketahui. Berikut faktor-faktor presdiposisi yang
memicu terjadinya kanker :a. Bahan-bahan kimia karsinogenik. Misalnya : bahan pengawet, pewarna, rokok, bahan-
bahan kimia di lingkungan kerja seperti asbestos, benzena, formaldehide.b. Penyakit-penyakit lambung seperti : ulkus lambung kronis, gastritis atrofik, terdapat 2 tipe,
tipe A yaitu diffuse corporeal→ pada anemia pernisiosa, tipe B multifocal → oleh karena infeksi kronis.
c. Usia. Semakin tua usia seseorang, semakin tinggi dia beresiko terkena kanker. Kemungkinan ini disebabakan oleh penumpukan kerusakan sel-sel.
d. Faktor gaya hidup. Diet dan gaya hidup bisa mempengaruhi resiko perkembangan kanker. Misalnya : makanan berlemak, obesitas, kurang olahraga, dan kebiasaan minum alkohol meningkatkan resiko perkembangan kanker. Kanker lambung bisa timbul akibat makanan yang mengandung campuran nitrat dan garam, misal : ikan asin kering.
e. Radiasi. Radiasi bersifat karsinogenik. Misalnya : paparan zat-zat radioaktif dan debu-debu nuklir dapat meningkatkan resiko perkembangan kanker.
f. Infeksi. Beberapa virus mempunyai hubungan yang kuat dengan terjadinya kanker tertentu. Kanker lambung disebabkan oleh infeksi helicobacter pylori.
g. Sistem imun. Penurunan sistem imun meningkatkan resiko kejadian kanker.h. Faktor keturunan. Beberapa kanker mempunyai hubungan yang kuat dengan hubungan
genetik/keturunan.
2.3 GejalaPada stadium awal Ca.Gaster, gejalanya tidak jelas dan sering tidak dihiraukan. Jika
gejalanya berkembang, bisa membantu menentukan dimana lokasi Ca.Gaster tersebut. Sebagai contoh, perasaan penuh atau tidak nyaman setelah makan bisa menunjukkan adanya kanker pada bagian bawah lambung. Penurunan berat badan atau kelelahan
biasanya disebabkan oleh kesulitan makan atau ketidakmampuan menyerap beberapa vitamin dan mineral. Anemia bisa diakibatkan oleh pendarahan bertahap yang tidak menyebabkan gejala lainnya. Kadang penderita juga bisa mengalami muntah darah yang banyak (hematemesis) atau mengeluarkan tinja kehitaman (melena).
Bila Ca.Gaster bertambah besar, mungkin akan teraba adanya massa pada dinding perut. Pada stadium awal, tumor lambung yang kecil bisa menyebar (metastasis) ke tempat yang jauh. Penyebaran tumor bisa menyebabkan pembesaran hati, sakit kuning (jaundice), pengumpulan cairan di perut (asites) dan nodul kulit yang bersifat ganas. Penyebaran kanker juga bisa menyebabkan pengeroposan tulang, sehingga terjadi patah tulang.
2.4 PatofisiologiBeberapa faktor dipercaya menjadi prekursor kanker yng mungkin yaitu polip, anemia
pernisiosa, prostagastrektomi, gastritis atrofi kronis dan ulkus lambung. Diyakini bahwa ulkus lambung tidak mempengaruhi individu menderita kanker lambung, tetapi kanker lambung mungkin ada bersamaan dengan ulkus lambung dan tidak ditemukan pada pemeriksaan diagnostik awal. Ca.Gaster adalah adenokarsinoma yang muncul paling sering sebagai massa irregular dengan penonjolan ulserasi sentral yang dalam ke lumen dan menyerang lumen dinding lambung. Tumor mungkin menginfiltrasi dan menyebabkan penyempitan lumen yang paling sering di antrum. Infiltrasi dapat melebar ke seluruh lambung, menyebabkan kantong tidak dapat meregang dengan hilangnya lipatan normal dan lumen yang sempit, tetapi hal ini tidak lazim. Desi polipoid juga mungkin timbul dan menyebabkan sukar untuk membedakan dari polip benigna X-ray. Ca.Gaster mungkin timbul sebagai penyebaran tumor superfical yang hanya melibatkan permukaan mukosa dan menimbulkan keadaan granuler walaupun hal ini jarang. Kira-kira 75% dari karsinom ditemukan pada 1/3 distal lambung, selain itu menginvasi struktur lokal seperti bagian bawah dari esophagus, pankreas, kolom transversum dan peritoneum. Metastase timbul pada paru, pleura, hati, otak dan lambung.
2.5 Woc Ca Gaster
Cemas
2.6 Manifestasi KlinisGejala awal dari Ca.Gaster sering tidak nyata dan sering timbul setelah proses
keganasan sudah mencapai target lanjut, karena kebanyakan tumor ini dikurvatura kecil, yang hanya sedikit menyebabkan gangguan fungsi lambung. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa gejala awal seperti nyeri pada perut bagian atas yang beraneka ragam coraknya, bisa bersifat ringan dan berat serta menetap menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna sifatnya dan bisa hilang dengan antasida.Gejala lain meliputi anoreksia,dispepsia,konstipasi disertai dengan nausea dan terjadi penurunan berat badan. Gejala ditetapkan oleh bentuk dan lokasi kanker.Tumor polipoid dikardia menyumbat esopagus menimbulkan muntah-muntah, perut terasa cepat kenyang bila diisi sedikit makanan.Jika terjadi ulserasi, selain rasa nyeri bisa timbul perdarahan dengan gejala hematemesis dan atau melena.Gejala yang ditimbulkan oleh metastasis adalah perut membesar asites,ikterus obstruktif yang timbul akibat penyumbatan saluran empedu,ileus obstruktif( Suparman ,1990).
2.7 Pemeriksaan PenunjangPemerikasaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis Ca Gaster
(Harnawatiaj,2008):1. Barium intake dan doule contrast :sulit membedakan ulkus an Ca2. Endoskopi dan biopsi
Akurasi : 90 % untuk eksotik, 50 % untuk infiltratingLokasi : Ca di semua bagianUlkus jinak : di kulvatora minor / prepilorik
3. USG dengan flexible endoscopi4. CT Scan5. Citologi cairan lambung6. Laparatomi eksplorasi
2.8 Penatalaksanaan1. Endoskopi
Polip lambung jinak diangkat dengan menggunakan endoskopi2. Pembedahan
Bila carsinoma ditemukan dalam lambung ,pembedahan biasanya dilakukan untuk mencoba menyembuhkannya.Sebagian besar atau semua lambung dan kelenjar getah bening didekatnya ikut di angkat.
3. Pengobatan ( obat multiple: flourosil, mitomicin C dan doksorubicin )bila carsinoma telah menyebar ke luar dari lambung, tujuan pengobatannya adalah untuk mengurangi gejala dan memperpanjang harapan hidup
4. Kemoterapi dan terapi radiasiKemoterapi dan terapi penyinaran bisa meringankan geja .hasil kemoterapi dan terapi penyinaran pada limfoma lebih baik daripada kaesinoma.Mungkin penderita akan bertahan hidup lebih lama bahkan bisa sembuh
2.9 Konsep Keperawatan Ca GasterA. Pengkajian 1. Identitas Pasien
Kebanyakan populasi menunjukkan bahwa orang laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena Ca.Gaster daripada perempuan dengan rasio 2 : 1 (Schwarts, 1999. Ca.Gaster lebih sering terjadi pada usia lanjut. Kurang dari 25% kanker tertentu terjadi pada orang dibawah usia 50 tahun.). Penyakit ini hampir tidak pernah ditemukan di negara Amerika Serikat. Malaysia, Chile, Islandia, Jepang merupakan negara-negara dengan angka kejadian Ca.Gaster tertinggi di dunia.
2. Riwayat Keperawatana. Keluhan utama
Mual dan nyeri perut bagian atas. b. Riwayat Penyakit Sekarang
Gejala awal seperti nyeri pada perut bagian atas yang beraneka ragam coraknya, bisa bersifat ringan dan berat serta menetap menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna sifatnya dan bisa hilang dengan antasida.kemudian pada kondisi yang memburuk atau kronis nyeri bertambah saat makan atau sesudah makan.
c. Riwayat Penyakit DahuluPasien mempunyai riwayat penyakit magh.
d. Riwayat Kesehatan KeluargaTerdapat anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama,orang yang golongan darah A.
e. Keadaan Kesehatan LingkunganRumah tinggal px dekat pabrik rokok.
f. Riwayat Kesehatan LainnyaAda riwayat pemakaian obat-obatan anti inflamasi non steroid jangka panjang, konsumsi alcohol dan rokok, gaya hidup ( makan tidak teratur),diet tinggi asam,penyakit infeksi yang disebabkan bakteri dan virus,terpapar bahan korosif( keracuna asam atau basa kuat),stress fisik dan fisiologis.
g. Riwayat psikososialKarena penyakit prosedur pengobatan dan prognosa membuat cemas baik klien maupun keluarga.terjadi perubahan konsep diri,tipe kepribadian mudah marah,mudah stress
3. Pemeriksaan Fisik Dengan Pendekatan RosB 1 : Breath
Pada tahap awal tidak ada masalah. RR meningkat saat nyeri,turun saat perdarahan. Bila terjadi metastase timbul batuk ,sesak nafas.tirah baring yang lama mengakibatkan penumpukan sekret.MKPola nafas tidak efektif.Bersihan jalan nafas tidak efektifB 2 : Blood
Pada perdarahan massif ditemukan gejala syok, misalnya penurunan tekanan darah,nadi cepat dan kecil. Pada perdarahan yang sedikit-sedikit akan ditemukan anemia defisiensi besi.Gejala:hipotensi,takikardi,disritmia( hipovolemi /hypoxemia) ,nadi perifer lemah.pengisisan kapiler lambat (CRT >3 detik) .Warn a kulit pucat, sianosis ( tergantung jumlah kehilangan darah). Kelembaban kulit/membran mukosa : berkeringat menunjukkan ststus syok,nyeri akut,respon psikologis).MKPerubahan perfusi jaringanB 3 : Brain
Jika terjadi syok terjadi penurunan kesadaran,gelisah,rasa berdenyut pusing/sakit kepala,kelemahan sampai terjadi koma. Nyeri ( Daerah abdomen ) terjadi sebelum
pembedahan akibat terjadinya ulserasi dan pasca pembedahan Terjadi gangguan istirahat tidur karena nyeridan respon psikologis.MKGangguan istirahat tidurNyeri akutB.4 : Bladder
Haluaran urin sedikit menurunMKTidak adaB 5 : Bowel
Nyeri tekan abdomen,BU sering hiperaktif selama perdarahan,karakter feses diare,darah warna gelap,kecoklatan atau kadang-kadang merah cerah,berbusa bau busuk ( steatorea ) .Anoreksia ,mual,muatah , ceguken,nyeri ulu hati, sendawa bau asam, tidak toleran terhadap makanan, penurunan berat badan.Muntah warna kopi, gelap atau merah cerah dengan atau tanpa bekuan darah
MKNutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan menurunya asupan makanan dan ganguan penyerapanB6 : Bone
Kelelahan, kelemahan fisik, takipnoe/hiperventilasi/takikardi terhadap respon aktifitas. Terjadi diskontinuitas jaringan pasca pembedahan .
MKGangguian aktifitas berhubungan dengan nyeri akut pasca operasiKerusakan Intregitas jaringan kulit.
4. Diagnosa KeperawatanDiagnosa pre operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya ulserasi/perforasi d pertumbuhan sel-sel kanker2. Cemas berhubungan dengan prosedur pembedahan3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan proses
penyerapan4. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan anemia5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan anemia dan status nutrisi6. Gangguan pola nafas berhubungan dengan proses metastase
Diagnosa post operasi1. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan pengaruh anestesi2. Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan prosedur pembedahan4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan pembedahan5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan terhadap tindakan
invasif
5. INTERVENSIPre operasiDx 1: Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya ulserasi/perforasi b.d pertumbuhan sel-sel kankerTujuan :Nyeri berkurang atau hilang setelah dilakukan asuhan keperawatanKriteria hasil
a. Melaporkan nyeri berkurang atau hilang
b. Expresi wajah rikleksc. Tidak merintihd. Bisa istirahate. Skala nyeri ringan
Intervensi1. Lakukan kolaborasi untuk pemberian analgesik
R/ Analgesik efektif mengatasi nyeri2. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
R/ Teknik relaksasi dan distraksi dapat mengurangi rasa nyeri3. Anjurkan periode istirahat
R/ Jaringan memerlukan O2 sedikit selama istirahat karena sedikit energi yang diperlukan,juga sekresi gastrik lebih sedikit selama istirahat
4. Anjurkan diet porsi kecil 6 kali sehari sebagai ganti porsi diet besarR/ Kelebihan masukan makanan menyebabkan distensi gastrik yang menimbulkan nyeri lambung.
Dx 2 : Cemas berhubungan dengan rencana pembedahanTujuan: Kecemasan berkurangKriteria hasil:
1. Menceritakan peningkatan rasa nyaman psikologis dan fisiologis2. menggamgambarkan pola koping yang efektif3. Mengidentifikasi respon-respon penanganan diri4. Mendiskusikan kecemasannya
Intervensi1. Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan
R/ Pasien kooperatif dalam segala tindakan akan mengurangi kecemasan pasien2. Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaan akan ketakutannya
R/ Mengurangi kecemasan.3. Akui rasa takut/masalah pasien dan dorong untuk mengeksprersikannya
R/ Dukung pasien menerima kenyataan penyakit dan pengobatan4. Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat pasien tentang diagnostik medik
R/ Memberi informasi yang perlu untukmemilih informasi yang tepatDx 3; Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan proses penyerapan.Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhiKriteria hasil:
1. BB naik2. Hb > 12 gr/dl3. Alb 3,5 gr/dl4. Menunjukkan perbaikan nafsu makan5. mual muntah tidak ada6. intake makanan meningkat
Intervensi:1. Berikan diet tinggi kalori protein
R/ Diet TKTP untuk keseimbangan metabolisme2. Berikan anti emetik yang telah diresepkan 30 menit sebelum makan
R/ Mual menambah anoreksia3. Hindari makanan yang terlalu pedas atau asam
R/ Pedas dan asam menimbulkan nyeri pada gastrik yang dapat mengurangi nafsu makan4. Kolaborasi pemberian vitamin, mineral, dan suplemen makanan enteral bila masukan diet <
50 %.R/ Meningkatkan asupan nutrisi
5. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik nafas dalam.R/ Tarik nafas dalam membantu dalam bentuk merelaksasi dan mengurangi mual.
6. Pantau jumlah makanan yang dikonsumsi,timbang BB tiap 2 hari dan periksa kimia darah tiap minggu.R/ Untuk mengevalusi keefektifan terap
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Ca.Gaster merupakan adenokarsinoma yang muncul paling sering sebagai massa
irregurel dengan penonojolan ulserasi sentral yang dalam dan menyerang lumen dengan
lambung. Ca.Gaster mungkin timbul sebagai penyebaran tumor superfisial yang melibatkan
permukaan mukosa dan menimbulkan keadaan granuler. Penyebab dari Ca.Gaster masih
belum diketahui pasti, akan tetapi sejumlah faktor dihubungkan dengan penyakit tersebut.
Juga dipercaya faktor eksogen dalam lingkungan seperti bahan kimia karsinogenik, virus
onkogenik mungkin mengambil bagian penting dalam karsinoma lambung. Dampak
Ca.Gaster jika tidak ditangani akan terjadi infeksi. Infeksi terjadi akibat malnutrisi protein,
defisiensi gizi lainnya dan penekanan sistem imun yang sering terjadi setelah terapi
konvensional
.
3.2 Saran
1. Bagi mahasiswa semoga makalah ini dapat membantu kita semua dalam berbagai ilmu pada
proses pembelajaran.
2. Diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan ca gaster
3. Bagi pembaca semua, diharapkan mampu menambah wawasan kita semua tentang
asuhan keperawatan pada pasien dengan ca gaster
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, Petrus. 1995. Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC
Askandar, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya: FKUNAIR
Cameron, John L. 1997. Terapi Bedah Mutakhir, Edisi 4, Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara
Carpenito Kep, Lynda Jual. 1995. Diagnosa Keperawatan, Edisi 6. Jakarta: EGC.
Mansjoer Arif, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Tambunan, W. Gani. 2000. Patologi Gastroenterologi. Jakarta: EGC.
Tjokronegoro, Arjatmo. 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II. Jakarta: FKUI.
Syamsuhidayat, R dan Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta: EGC.Diposkan oleh Taufan Arif di 22.42 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
TOTAL TAYANGAN LAMAN
145,980GOOGLE+ FOLLOWERS
ARSIP BLOG
▼ 2013 (84)
o ▼ Juli (29)
ASKEP OTITIS MEDIA AKUT
ASKEP OTITIS MEDIA KRONIK
ASKEP FLU BURUNG
ASKEP FLU BURUNG
ASKEP FLU BABI
ASKEP FLU BABI
ASKEP FLU BABI
ASKEP SARS
ASKEP SEX AMBIGU
ASKEP PPOK
ASKEP POLIP
ASKEP SINUSITIS
ASKEP BRONKHITIS
ASKEP BRONKHITIS
ASKEP BRONKHITIS
ASKEP WSD
ASKEP WSD
ASKEP WSD
ASKEP WSD
ASKEP TRAKEOSTOMI
ASKEP CA MEDIASTINUM
ASKEP CA MEDIASTINUM
ASKEP CA PARU
ASKEP FIBROSIS KISTIK
ASKEP FIBROSIS KISTIK
ASKEP FIBROSIS KISTIK
ASKEP ASBESTOSIS
ASKEP SILIKOSIS
ASKEP CA GASTER
o ► Februari (39)
o ► Januari (16)
GOOGLE TRANSLATE
Diberdayakan oleh Terjemahan
MENGENAI SAYA
Taufan ArifLihat profil lengkapku
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.
BERANDA
ABOUT ME
BLOGGER GEDE
KESEHATAN
MAHASISWA
HOME CONTACT ME » ISLAM » IMAJINASIKU »
Search
ASKEP SAHABAT » FANDIK PRASETIYAWAN PENDIDIKANKU » COPYRIGHT © 2013
FOLLOW ME
ADMIN
calon bidan & perawat
ADD FACEBOOKKU
Fandik Prasetiyawan
BERITA HOT
KLIK SUKA
Fandik Prasetiyawanmenyukai
مستشفى
ASUHAN KEPERAWATAN OBESITAS
22.39 askep pencernaan No comments
MAKALAHSISTEM PENCERNAAN II
ASUHAN KEPERAWATAN OBESITASDosen Pembimbing :
Farida Juanita,S.kep.Ns
Kelas : 3A-Keperawatanhttp://fandik-prasetiyawan.blogspot.com/)
STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGANTAHUN AJARAN 2012-2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkanrahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga kami dapatmenyelesaikan makalah ini dengan baik.Makalah ini disusun untukmemenuhi tugas dari mata kuliah Sistem Pencernaan II.Dalam makalah ini kami membahas tentang “Obesitas” . Dalam menyusun makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan serta motivasi dari beberapa pihak, oleh karenanya kami mengucapkan Alhamdulillah dan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs.H.Budi Utomo, Amd,Kep,M.Kes, selaku ketua STIKES Muhammadiyah Lamongan.
2. Bapak Arifal Aris S.Kep, Ns, M.Mkes, selaku Kaprodi S-1 Keperawatan3. Ibu Farida Juanita,S.Kep. Ns.selaku dosen pembimbing.4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalahini.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulismembuka diri untuk menerima berbagai masukan dan kritikan darisemua pihak.Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagipenulis dan bagi pembaca khususnya.
Lamongan, 10 Oktober 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL.......................................................................................... iKATA PENGANTAR..................................................................................... iiDAFTAR ISI................................................................................................... iiiBAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................ 11.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................ 21.4 Metode Penulisan......................................................................... 2
BAB 2 : TINJAUAN TEORI2.1 Pengertian Obesitas....................................................................... 32.2Klasifikasi...................................................................................... 32.3Komplikasi..................................................................................... 42.4 Etiologi......................................................................................... 52.5 Manifestasi klinis........................................................................... 52.6 Patofisiologi pada obesitas............................................................ 62.7 Pathway.........................................................................................72.8 Penatalaksanaan............................................................................. 82.9 Pemeriksaan Diagnostik................................................................ 9
BAB 3 :Konsep Asuhan Keperawatan3.1Pengkajian.....................................................................................103.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul.............................. 113.3Perencanaan................................................................................... 12
3.4 Penatalaksanaan (Contoh tinjauan kasus asuhan keperawatan klien dengan obesitas 15BAB 4 :PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................... 234.2 Saran.............................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang MasalahPada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai tanda
kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan seseorang hidup berkecukupn. Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah yang serius karena memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang menyertainya. Masalah obesitas kini telah menjadi perhatian khusus badan kesehatan dunia
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda.Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir.Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel.
Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam asuhan keperawatan dengan obesitas menjadi sangat menarik untuk di angkat dan di pelajari kelompok kami, semoga apa yang kami tulis dalam karya kami dapat menjadi sesuatu yang berguba bagi kami mahasiswa keperawatan khususnya dan khalayak ramai pada umunya.1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian dari obesitas?2. Bagaimana klasifikasi dari obesitas?3. Bagaimana komplikasi dari obesitas?4. Bagaimana etiologi dari obesitas?5. Bagaimana manifestasi klinis dari obesitas?6. Bagaimana patofisiologi dari obesitas?7. Bagaimana pathway dari obesitas?8. Bagaimana penatalaksanaan dari obesitas?9. Bagaimana pemeriksaan Diagnostik dari obesitas?10. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan obesitas?
1.3 Tujuan Penulisan Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem Pencernaan II yang berjudul “Obesitas”.Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah menjawab pertanyaan yang telah dijabarkan pada rumusan masalah agar penulis ataupun pembaca tentang konsep skoliosis serta proses keperawatan dan pengkajiannya.1.4 Metode Penulisan Makalah ini disusun dengan melakukan studi pustaka dari berbagai referensi dan internet
BAB IITINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian ObesitasObesitas atau kegemukan didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak tubuh
sedikitnya 20 % dari berat rata-rata untuk usia, jenis kelamin dan tinggi badan. Prognosis umum untuk peningkatan dan mempertahankan penurunan berat badan buruk.Namun keinginan untuk pola hidup lebih sehat dan penurunan faktor resiko sehubungan dengan ancaman penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa orang mengikuti diet dan program penurunan berat badan.
2.2 KlasifikasiObesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari
antara orang-orang yang gemuk)Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)
BMI Klasifikasi
< 18.5 berat badan di bawah normal
18.5–24.9 Normal
25.0–29.9 normal tinggi
30.0–34.9 Obesitas tingkat 1
35.0–39.9 Obesitas tingkat 2
≥ 40.0 Obesitas tingkat 3
BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan tinggi badan.
Dengan Rumus:Satuan Metrik menurut sistem satuan internasional : BMI =kilogram / meter2
Rumus :BMI = b / t2
dimanab adalah berat badan dalam satuan metrik kilogram dant adalah tinggi badan dalam meter.
2.3 KomplikasiSeorang obesitas menghadapi risiko masalah kesehatan yang berat, antara lain:
2.3.1 Hipertensi.Penambahan jaringan lemak meningkatkan aliran darah. Peningkatan kadar insulin berkaitan dengan retensi garam dan air yang meningkatkan volum darah. Laju jantung meningkat dan kapasitas pembuluh darah mengangkut darah berkurang.Semuanya dapat menungkatkan tekanan darah.
2.3.2 Diabetes.Obesitas merupakan penyebab utama DM t2.Lemak berlebih menyebabkan resistensi insulin, dan hiperglikemia berpengaruh negatif terhadap kesehatan.
2.3.3 Dislipidemia.Terdapat peningkatan kadar low-density lipoprotein cholesterol (jahat), penurunan kadar high-density lipoprotein cholesterol (baik) dan peningkatan kadar trigliserida. Dispilidemia berisiko terbentunya aterosklerosis.
2.3.4 Penyakit jantung koroner dan StrokePenyakit-penyakit ini merupakan penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis.
2.3.5 Osteoartritis.Morbid obesity memperberat beban pada sendi-sendi.
2.3.6 Apnea tidur.Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit yang selanjutnya menyebabkan henti napas sesaat sewaktu tidur dan mendengkur berat.
2.3.7 AsthmaAnak dengan BBL atau obes cenderung lebih banyak mengalami serangan asma atau pembatasan keaktifan fisik.
2.3.8 KankerBanyak jenis kanker yang berkaitan dengan BBL misalnya pada perempuan kanker payudara, uterus, serviks, ovarium dan kandung empedu; pada lelaki kanker kolon, rektum dan prostat.
2.3.9 Penyakit perlemakan hatiBaik peminum alkohol maupun bukan dapat mengidap penyakit perlemakan hati (non alcoholic fatty liver disease = NAFLD) atau non alcoholic steatohepatitis (NASH) yang dapat berkembang menjadi sirosis.
2.3.10 Penyakit kandung empaduOrang dengan BBL dapat menghasilkan banyak kolesterol yang berisiko batu kandung empedu.
2.4 Etiologi Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain , keturunan,pola makan, obat-obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola pikir dan konsentrasi intake makanan
2.5 Manifestasi klinisObesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak biasanya
timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak wanita, selain berat badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat (ternyata jika periksa usia tulangnya), sehingga pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyai tinggi badan yang relative rendah dibandingkan dengan anak yang sebayanya.Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas :
a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil dengan jari – jari yang berbentuk runcing.
b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu yang berbentuk ganda.
c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah tumbuh pada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang kurang menyenangkan.
d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng, kadang – kadang terdapat strie putih atau ungu.
e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya pada biseb dan trisebnya
Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin merupakan penyebab atau keadaan dari obesitas.
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru – paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan.Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki).Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
2.6 Patofisiologi pada obesitas Makanan yang adekuat, yang di sertai dengan ketidak seimbangan antara intake dan out put yang keluar – masuk dalam tubuh akan menyebabkan akumulasi timbunan lemak pada jaringan adiposa khususnya jaringan subkutan. Apabila hal ini terjadi akan timbul berbagai masalah, diantaranya Timbunan lemak pada area abdomen yang emnyebabkan tekanan pada otot-otot diagfragma meningkat sehingga menggagu jalan nafas , BB yang berlebihan menyebabkan aktifitas yang terganggu sehingga mobilitas gerak terbatasi dan timbul perasaan tidak nyaman, obat-obatan golongan steroid yang memicu nafsu makan tidak terkontrol mengakibatkan perubahan nutrisi yang berlebih, dan krisis kepercayaan diri karena timbunan lemak pada tubuh telah mengubah bentuk badannya
2.7 Pathway1. Genetik2. Pola fungsi kesehatan3. Obat – obatan4. Aktifitas5. Pola fikir konsentrasi intake makanan
Makanan yang adekuat
Intake yang berlebih – out put yang kurang
Non balance intake and out put
Akumulasi lemak pada seluruh jaringan adiposa (subkutan)
Timbunan lemak BB yg berlebih obat-obatan steroid krisis kepercayaan diri
Pada area abdomen mobilitas terbatas nafsu makan meningkat karena sangat gemukMenekan difragma
2.8 PenatalaksanaanPenatalaksanaan Obesitas dianjurkan agar melalui banyak cara secara bersama-sama.
Terdapat banyak pilihan antara lain:
1. Gaya hidupPerubahan perilaku dan pengaturan makan.Prinsipnya mengurangi asupan kalori dan
meningkatkan keaktifan fisik, dikombinasikan dengan perubahan perilaku.Kata pepatah Cina kuno “makan malam sedikit akan membuat Anda hidup sampai sembilan puluh sembilan tahun”.Pertama usahakan mencapai dan mempertahankan BB yang sehat.Konsumsi kalori kurang adalah faktor penting untuk keberhasilan penurunan BB. Pengaturan makan disesuaikan dengan banyak faktor antara lain usia, keaktifan fisik. Makan jumlah sedang makanan kaya nutrien, lemak rendah dan kalori rendah.Pilih jenis makanan dengan kepadatan energi rendah seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, jenis makanan sehat, jenis karbohidrat yang berserat tinggi, hindari manis-manisan, kurangi lemak. Awasi ukuran porsi, dan hitung kalori misalnya makanan yang diproses mengandung lebih banyak kalori daripada yang segar. Perbanyak kerja fisik, olahraga teratur, dan kurangi waktu nonton TV.
2. Bedah bariatrikDi Amerika Serikat cara ini dianjurkan bagi mereka dengan IMT 40 kg/m2 atau IMT
35,0-39,9 kg/m2 disertai penyakit kardiopulmonar, DM t2, atau gangguan gaya hidup dan telah gagal mencapai penurunan BB yang cukup dengan cara non-bedah. (NIH Consensus Development Panel pada tahun 1991). Kemudian pada tahun 2004 ASBS Consensus menganjurkan juga cara ini untuk mereka dengan IMT 30,0–34,9 kg/m2 dengan keadaan komorbid yang dapat disembuhkan atau diperbaiki secara nyata. Dapat diharapkan penurunan BB maksimal 21–38%.
3. Obat-obat anti obesitasAda obat yang mempunyai kerja anoreksian (meningkatkan satiation, menurunkan selera
makan, atau satiety, meningkatkan rasa kenyang, atau keduanya), contohnya Phentermin.Obat ini hanya dibolehkan untuk jangka pendek.Orlistat menghambat enzim lipase usus sehingga menurunkan pencernaan lemak makanan dan meningkatkan ekskresi lemak dalam tinja dengan sedikit kalori yang diserap. Sibutramine meningkatkan statiation dengan cara menghambat ambilan kembali monoamine neurotransmitters (serotonin, noradrenalin dan sedikit dopamin), menyebabkan peningkatan senyawa-senyawa tersebut di hipotalamus. Rimonabant termasuk kelompok antagonuis CB1, yang menghambat ikatan cannabinoid endogen pada reseptor CB1 neuronal, sehingga menurunkan selera makan dan menurunkan BB.Orlistat, sibutramin dan rimonabant dapat dipergunakan untuk jangka lama dengan memperhatikan efek sampingnya; rimonabant masih ditunda di Amerika Serikat.Sayangnya obat-obatan tersebut tiada yang dapat memenuhi harapan dan kebutuhan orang.Oleh karena itu industri farmasi masih mengembangkan banyak calon obat baru.
4. Balon IntragastrikBalon Intragastrik adalah kantung poliuretan lunak yang dipasang ke dalam lambung
untuk mengurangi ruang yang tersedia untuk makanan.
5. Pintasan UsusPintasan usus meliputi penurunan berat badan dengan cara malabsorbsi. Tindakan ini
kadang-kadang dilakukan dengan diversi biliopankreatik, yang memerlukan reseksi parsial lambung dan eksisi kandung empedu dengan transeksi jejunum .jejunum proksimal dianastomosiskan (dihubungkan melalui pembedahan) ke ilium distal, dan jejunum distal dianastomosiskan ke bagian sisa dari lambung.
2.9 Pemeriksaan Diagnostik1. Pemeriksaan metabolik atau endorin : Dapat menyatakan ketidaknormalan misalnya
hipotiroidisme, hipogonadisme, peningkatan pada insulin, hiperglikemi.Dapat juga menyebabkan gangguan neuroendokrin dalam hipotalamus yang mengakibatkan berbagai gangguan kimia.
2. Pemeriksaan antropometrik : Dapat memperkirakan rasio lemak dan otot.
BAB IIIKONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN OBESITAS
3.1 Pengkajian
1. Identitas PasienIdentitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.
2. Riwayat kesehatanRiwayat Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini
Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien yang pernah menderita obesitasRiwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga yang mengalami penyakit serupa atau memicuRiwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial , ketaatan beribadah , kepercayaan
3. Pemerikasaan fisik :Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung.Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan napasSistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan.Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pinggang.Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak.Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening
4. Pemeriksaan penunjang :Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal : hipotiroidisme, hipopituitarisme, hipogonadisme, sindrom cushing (peningkatan kadar insulin)
5. Pola fungsi kesehatan
a) Aktivitas istirahatKelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan / kurang keinginan untuk beraktifitas.
b) SirkulasiPola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan dapat menghilangkan perasaan tidak senang : frustasi
c) Makanan / cairanMencerna makanan berlebihan
d) KenyamananPasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam menopang berat badan atau tulang belakang
e) PernafasanPasien obesitas biasanya mengalami dipsnea
f) SeksualitasPasien dengan obesitas biasanya mengalami gangguan menstruasi dan amenouria
3.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake makanan
yang lebih2. Gangguan pencitraan diri yang berhubungan dengan biofisika atau psikosial pandangan px
tehadap diri3. Hambatan interaksi sosial yang berhubungan dengan ungkapan atau tampak tidak nyaman
dalam situasi sosial4. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri , ansietas ,
kelemahan dan obstruksi trakeobronkial
3.3 Perencanaan Setelah pengumpulan data, megelompokkan dan menentukan diagnosa keoerawatan yang mungkin muncul, maka tahapan selanjutnya adalah menentukkan prioritas, tujuan dan rencana tindakkan keperawatan.Diagnosa 1
1. Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake makanan yang lebihTujuan :Kebutuhan nutrisi kembali normalKriteria hasil :Perubahan pola makan dan keterlibatan individu dalam program latihanMenunjukan penurunan berat badanIntervensi :
1. Kaji penyebab kegemukan dan buat rencana makan dengan pasien2. Timbang berat badan secara periodik3. Tentukan tingkat aktivitas dan rencana program latihan diet4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentujan keb kalori dan nutrisi untuk penurunan berat
badan5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat penekan nafsu makan (ex.dietilpropinion)
Rasional :1. Mengidentifikasi / mempengaruhi penentuan intervensi2. Memberikan informasi tentang keefektifan program3. Mendorong px untuk menyusun tujuan lebih nyata dan sesuai dg rencana4. Kalori dan nurtisi terpenuhi secara normal
5. Penurunan berat badan
Diagnosa 22. Gangguan pencitraan diri b.d biofisika atau psikosial pandangan px tehadap diri
Tujuan :Menyatakan gambaran diri lebih nyata
Kriterian hasil :Menunjukkan beberapa penerimaan diri dari pandangan idealismeMengakui indiviu yang mempunyai tanggung jawab sendiri
Intervensi : Beri privasi kepada px selama perawatan Diskusikan dengan px tentang pandangan menjadi gemuk dan apa artinya bagi px trsebut Waspadai mitos px / orang terdekat Tingkatkan komunikasi terbuka dengan px untuk menghondari kritik Waspadai makan berlebih Kolaborasi dengan kelompok terapi
Rasional : Individu biasanya sensitif terhadap tubuhnya sendiri Pasien mengungkapkan beban psikologisnyaKeyakinan tentang seperti apa tubuh yang ideal atau motifasi dapat menjadi upaya penurunan berat badanMeningkatkan rasa kontrol dan meningkatkan rasa ingin menyelesaikan masalahnya Pola makan terjaga Kelompok terapi dapat memberikan teman dan motifasi
Diagnosa 33. Hambatan interaksi sosial b.d ungkapan atau tampak tidak nyaman dalam situasi sosial
Tujuan :Mengungkapkan kesadaran adanya perasaan yang menyebabkan interaksi sosial yang buruk
Kriteria hasil :Menunjikan peningkatan perubahan positif dalam perilaku sosial dan interpersonal
Intervensi :Kaji perilaku hubungan keluarga dan perilaku sosialKaji penggunaan ketrampilan koping pasien
Rujuk untuk terapi keluarga atau individu sesuai dengan indikasi
Rasional : Keluarga dapat membantu merubah perilaku sosial pasienMekanisme koping yang baik dapat melindungi pasien dari perasaan kesepian isolasiPasien mendapat keuntungan dari keterlibatan orang terdekat untuk memberi dukungan
Diagnosa 44. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri , ansietas ,
kelemahan dan obstruksi trakeobronkialTujuan :
Mengembalikan pola napas normalKriteria hasil :
Mempertahankan ventilasi yang adekuat
Tidak mengalami sianosis atau tanda hipoksia lainIntervensi :
Awasi , auskultasi bunyi napas Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat Bantu lakukan napas dalam, batuk menekan insisi Ubah posisi secara periodik Berikan O2 tambahan / alat pernapasan lain
Rasional :Peranapasan mengorok/ pengaruh anastesi menurunkan ventilasi, potensial atelektasis, hipoksiaMendorong pengembangan diafragma sehingga ekspansi paru optimal, pasien lebih nyaman Ekspansi paru maksimal, pembersihan jalan napas, resiko atelektasis minimalMemaksimalkan sediaan O2 untuk pertukaran dan penurunan kerja napas
3.4 Penatalaksanaan (Contoh tinjauan kasus asuhan keperawatan klien dengan obesitas)A. PENGKAJIAN
· IdentitasNama : Nn. MJenis Kelamin : PerempuanDignosa medis : Obesitas beratUmur : 19 tahunTinggi badan : 156 cmBerat badan : 120 kgPendidikan : MahasiswiPekerjaan : -Status : Belum kawinAgama : IslamAlamat : Brondong Lamongan
1. Riwayat KesehatanKeluhan utama
Pasien mengatakan susah sekali berdiri sehabis duduk dari lantai.2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien tidak mengalami keluhan apa-apa selain merasakan berat badannya semakin bertambah, disamping itu pasien mengalami kesusahan untuk berdiri sehabis duduk dari lantai.
3. Riwayat Kesehatan DahuluSebelumnya pasien memiliki berat badan yang normal tapi setelah 2 tahun kemudian berat badan pasien mengalami perubahan, itu terjadi saat pasien beranjak kelas 2 SMA.
4. Riwayat Kesehatan KeluargaKeluarga pasien tidak ada yang mengalami obesitas.
5. Riwayat Psiko-Sosial-Spiritual1) Psikologi pasien
Pasien dapat menerima dengan keadaan yang dialami sekarang dan merasa enjoy atas apa yang dianugerahkan meski terkadang merasa minder.
2) SosialPasien berinteraksi dan bergaul dengan lingkungannya dengan baik dapat menerima dan diterima oleh orang lain.
3) Spiritual
Dalam kondisi dengan badan yang berlebih pasien masih tetap aktif menjalankan ibadah.
· Pemeriksaan fisik1. Vital sign
Tekanan darah : 130/80 mmHgPernafasan : 24 x/menitNadi : 85 x/menitSuhu : 370C
2. Keadaan umum : Baik3. Pemeriksaan Head to Toe
Kulit : Inspeksi (warna kulit sawo matang)Palpasi (turgor normal < 3 dtik)
Kepala : Inspeksi (kulit kepala bersih, bulat sempurna, rambut panjang lurus, tidak ada benjolan atau lesi)Palpasi (tidak ada benjolan)
Telinga: : Inspeksi (normal tidak ada lesi, bersih tidak ada serumen)Palpasi (normal tidak ada lipatan)
Mata : Inspeksi (bulat besar, bersih tidak cowong)Mulut : Inspeksi (bersih, lembab, gigi normal)Dada : Inspeksi (bentuk dada simetris/normal)
Palpasi (tidak ada benjolan atau lesi)Perkusi (terdengar bunyi sonor paru, tidak ada benjolan atau lesi)Auskultasi (terdengar bunyi sonor paru, tidak ada suara tambahan)
Abdomen : Inpeksi (buncit terdapat lipatan)
· Pola Fungsi Kesehatan1. Pola Nutrisia. Kebiasaan sehari-hari
Pasien makan 3x sehari dengan porsi biasab. Saat sekarang
Pasien makan lebih dari 3x sehari dengan porsi banyak dan kadang-kadang ditambah dengan makanan ringan, pasien selalu ingin ngemil.
2. Pola Eliminasia. Kebiasaan sehari-hari
Pasien BAB dan BAK normalb. Saat sekarang
Pasien BAB dan BAK normal3. Pola Istirahat-Tidura. Pasien tidur pada jam-jam istirahatb. Sesudah mengalami obesitas pasien lebih sering mengantuk dan memperbanyak tidurnya.
4. Pola Aktivitasa. Kebiasaan sehari-hari
Pasien dalam menjalankan aktivitas tidak mengalami keluhan / hambatan.b. Saat sekarang
Pasien mengalami hambatan, cepat capek dan lelah, malas dengan berat badan yang berlebihan.
· Pengkajian Psiko-Sosial-Spiritual1. Psikologi pasien
Pasien dapat menerima dengan keadaan yang dialami sekarang dan merasa enjoy atas apa yang dianugerahkan meski terkadang merasa minder.
2. SosialPasien berinteraksi dan bergaul dengan lingkungannya dengan baik dapat menerima dan diterima oleh orang lain.
3. SpiritualDalam kondisi dengan badan yang berlebih pasien masih tetap aktif menjalankan ibadah. B. ANALISA DATAData Fokus
DS : Pasien mengatakan terkadang tidak nyaman dengan berat badan yang dimilikinya.DO :
- pasien tampak terganggu dalam melaksanakan aktivitas karena berat badannya- pasien sering kali kesusahan berdiri sehabis duduk dari lantai
Symptom Etiologi Problem
a. DS :Pasien mengatakan terkadang merasa kurang nyaman dengan berat badan yang dimilikinya
DO : Pasien tampak kesusahan dalam beraktivitas karena barat badannya
b. DS : Pasien mengatakan kurang percaya diri jika berinteraksi / bersosialisasi dengan orang lain
DO: Pasien kelihatan minder saat berkomunikasi dan bergaul dengan temannya.
Berat badan yang berlebihan
Harga diri rendah
Gangguan dalam beraktivitas
Gangguan dalam bersosialisasi dengan orang lain dan pandangan negatif terhadap diri
Diagnosa Keperawatan1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan berat badan yang ditandai dengan kesusahan
dalam beraktivitas.2. Resiko terhadap kerusakan interaksi social yang berhubungan dengan ketidakmampuan
untuk mempertahankan hubungan akibat perasaan malu dan respon negatif dari orang lain.
C. PERENCANAAN
TglNo. Dx
KepTujuan Intervensi Rasional
12-02-06
1 Setelah dilakukan perawatan dan penyuluhan 2x24 jam pasien diharapkan mampu melaksanakan diet dengan criteria hasil :
- Menunjukkan perubahan pola makan dan keterlibatan individu dalam program latihan
- - Menunjukkan penurunan BB dengan pemeliharaan kesehatan optimal
Setelah dilakukan penyuluhan 2x24 jam pasien diharapkan mampu bersosialisasi
- Diskusikan emosi / kejadian sehubungan dengan makan dan buat rencana makan dengan pasien.
- Tekankan pentingnya menghindari diet berlemak dan diskusikan tambahan tujuan nyata untuk penurunan BB
- Diskusikan dengan pasien pandangan menjadi gemuk dan apa artinya bagi individu
- Dorong pasien untuk mengeksprsikan perasaan dan persepsi masalah
-- Membantu mengidentifikasikan kapan pasien makan untuk memuaskan kebutuhan emosi daripada lapr fisiologi
-- Hilangkan kebutuhan komponen yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan metabolik ex : penurunan karbohidrat berlebih
- Pandangan mental termasuk ideal kita dan biasanya tidak terbaru, gemuk dapat mempunyai akar dalam psikologi.
-- Membantu mengidentifikasi dan memperjelas alasan untuk kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain
-- Megidentifikasi masalah khusus dan menganjurkan
13-02-06
2
dengan baik dengan kriteria hasil :
- - Menyatakan gambaran diri lebih nyata
- - Menunjukkan beberapa penerimaan diri aripada andangan idealisme
- - Mengakui diri sebagai individu yang mempunyai tanggung jawab sendiri
- Bantu dalam mengidentifikasi tanggung jawab sendiri dan control pada situasi
tindakan yang dapat diambil untuk mempengaruhi perubahan
D. PELAKSANAAN / IMPLEMENTASI
Tgl/Jam No. Dx Tindakan Respon Ttd
12-2-06
(09.00)
1 a. Memberikan penyuluhan dan nasehat kepada pasien agar melaksanakan diet teratur dan optimal
b. Menganjurkan kepada pasien untuk berkonsultasi kepada ahli diet
a. Memberi semangat bahwa berat badan pasien masih bisa diturunkan
b. Memberi dukungan bahwa itu adalah anugerah dari
a. Pasien menerima tentang anjuran untuk menurunkan berat badannya dan berkeinginan diet secara teratur
b. Pasien masih tampak ragu untuk berkonsultasi dengan ahli diet karena belum yakin apakah BBnya bisa kembali normal
a. Pasien masih tampak ragu
b. Bisa menerima dan percaya bahwa itu adalah yang terbaik untuknya
c. Pasien tampak semangat dan optimis akan penurunan berat
13-2-06
(12.00)
2
Tuhan
c. Memberikan pengertian kalau hanya diri kitalah yang mampu merubah keadaan yang ada pada dari kita sendiri
badannya
f.
E. EVALUASI
Tgl No. Dx Catatan Perkembangan Ttd
12-02-06
13-02-06
1
2
- Pasien bias sedikit mengurangi porsi makanannya
- Pasien mampu meghindari makanan yang banyak mengandung lemak : gorengan
- Pasien terkadang masih kurang percaya diri jika berkumpul dengan banyak orang
- Pasien mampu menerima dan menyadari bahwa berinteraksi dengan orang lain itu sangat penting
BAB IVPENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kegemukan (obesitas) didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak rubuh sedikitnya 25% dari berat rata-rata untuk usia., jenis kelamin, dan tinggi badan. Prognosis umum untuk peningkatan dan mempertahankan penurunan berat badan buruk.Namun, keinginan pola hidup lebih sehat Dn penurunan factor risiko sehubungan dengan ancaman penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa orang untuk mengikuti diet dan program penurunan berat badan.Obesitas juga merupakan suatu keadaan patologis dengan terdapatnya penimbuan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh. Masalah gizi karena kelebihan kalori biasanya disertai kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan serat dan mikro nutrien.
Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas primer) sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).
Faktor yang menentukan antara lain :a. Faktor Genetikb. Faktor Psikologis (gangguan emosi)c. Faktor Neurogenik ( gangguan hormon)d. Faktor Nutrisie. Aktivitas fisik
4.2 Saran:1. Di dalam menentukan intervensi keperawatan telebih mengenai program diet, harus lebih
banyak berdiskusi dengan klien.2. Untuk klien dengan obesitas, harus lebih mengutamakan pengaturan pola makan yang baik
untuk menghindari kemungkinan buruk yang bisa terjadi.3. Dalam perawatan klien, sebaiknya banyak melibatkan orang terdekat klien, mulai dari
keluarga,, mulai dari keluarga,abat samapi teman akrab klien.DAFTAR PUSTAKA
NANDA, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2005-2006Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media AescullapiusBarbara C long.(1996). Perawatan Medical Bedah. Pajajaran BandungGuytion & Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGCKapita Selekta Kedokteran Edisi Jilid Kedua, Media Aesculapius, FKUI 2000http://id.wikipedia.org/wiki/Obesitas
Kirimkan Ini lewat
Email BlogThis! Berbagi ke
Twitter Berbagi ke
Reaksi:
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
0 komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini
Buat sebuah Link
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
SOCIAL PROFILES
Tags
Popular Blog Archives
LABEL
askeb (5)
askep pencernaan (7)
BOJONEGORO (12)
budaya (2)
CINTA (12)
dinamika sosial (13)
Ebook (1)
galau (6)
ISLAM (18)
KATA MOTIVASI (6)
keluarga (3)
Kesehatan (30)
Kumpulan ASKEP (36)
MAHASISWA (7)
music (3)
PENYAKIT (3)
QUR'AN (2)
sahabat (4)
stikes muhla (3)
tentang penulis (33)
widget (2)
HAMPA ARI LASSO
| [tutup]
CATEGORIES
askeb askep pencernaan BOJONEGORO budaya CINTA dinamika
sosial Ebook galau ISLAM KATA MOTIVASI keluarga Kesehatan Kumpulan ASKEP MAHASISWA music PENYAKIT QUR'AN sahabat stikes muhla tentang penulis widget
ANDA YANG KE
297525
KLIK SUKA
klik suka untuk menghargai karya kami
FOLLOWERS
Copyright © 2010 ini adalah karya dari pemuda desa sederhana fandik prasetiyawan | Powered by fan.id BOJONEGORO
Design by | Fandik prasetiyawan
Bulimia Nervosa adalah kelainan cara makan yang terlihat dari kebiasaan makan
berlebihan yang terjadi secara terus menerus. Bulimia adalah kelainan pola makan yang sering
terjadi pada wanita. Kelainan tersebut biasanya merupakan suatu bentuk penyiksaan terhadap
diri sendiri. Yang paling sering dilakukan oleh lebih dari 75% orang dengan bulimia nervosa
adalah membuat dirinya muntah, kadang-kadang disebut pembersihan; puasa, serta
penggunaan laksatif, enema, diuretik, dan olahraga yang berlebihan juga merupakan ciri umum.
Penyakit Bulimia Nervosa, Penyebab, Gejala, Akibat serta Pengobatan
Penyakit mental lainnya yang biasanya dialami oleh wanita, Bulimia atau juga dikenal dengan
bulimia nervosa mempengaruhi sekitar 3% dari wanita di amerika Serikat. Bulimia adalah
penyakit yang diakibatkan oleh psikologi pasien, yang mengakibatkan kelainan makan. Bulimia
merupakan keadaan dimana seorang pasien makan secara berlebihan secara berulang-ulang
(binge) dan kemudian kembali mengeluarkannya. Mengeluarkan makanan yang dimakan ini bisa
melalui muntah yang biasanya diinduksi dengan obat pencahar, selain itu juga dengan
mengeluarkannya lewat kencing dengan menggunakan obat diuretik.
Selain itu, selain makan berlebih, penderita bulimia juga cenderung diet sangat ketat dan juga
olah raga yang berlebihan. Cirri khas penyakit bulimia sudah tentu kebiasaan mengeluarkan
makanan yang dimakan dengan sangat cepat, sehingga sangat aneh bagi orang biasa kalau
sehabis makan kembali memuntahkan makanannya.
Membersihkan atau memuntahkan makanan ini diperkirakan sebagai aksi untuk mengurangi
rasa benci atau rasa bersalah karena sudah binge. Pasien berobsesi untuk membersihkan diri
mereka dari makanan itu, sehingga makanan yang masuk tidak sempat terserap tubuh.
Seorang pasien penyakit bulimia dalam melakukan pesta makan ini, diduga terdorong oleh
depresi atau stress terhadap sesuatu yang berhubungan dengan berat badan, bentuk badan
ataupun makanan. Mereka menganggap, makan merupakan kegiatan paling menyenangkan dan
bisa menghilangkan depresi. Namun kebahagiaan itu hanya berlangsung sementara karena
akhirnya mereka kembali membenci makanan serta marah atas control diri terhadap pesta
makan yang kurang. Kebencian ini membuat mereka terobsesi untuk membersihkan makanan
tersebut dari tubuh.
Aksi pembersihan biasanya berlangsung seketika, namun pada beberapa penderita bulimia
melakukan pembersihan pada beberapa periode setelahnya.
Sama halnya dengan anorexia, bulimia selalu berhubungan dengan control diet ataupun
penurunan berat badan. Penderita bulimia biasanya terlalu memperhatikan berat badan, selalu
merasa kurang percaya diri dengan berat badan sehingga cenderung melakukan diet berlebih.
Bedanya dengan penderita anorexia, penderita bulimia memiliki berat badan yang lebih stabil
sehingga penyakit ini jarang diketahui oleh masyarakat umum.
Penyebab Bulimia
Bulimia merupakan salah satu kelainan mental, penyebab bulimia belum diketahui secara
biologis. Namun karena ini berhubungan dengan behavioral health, maka para ahli meyakini ada
beberapa factor yang bisa menyebabkan penyakit ini:
- masalah keluarga - perilaku maladaptif - pertentangan identitas diri - budaya yang terlalu
menitikberatkan kepada penampilan fisik.
Masalah penampilan serta berat badan merupakan factor utama yang penyebab bulimia pada
seorang wanita. Seorang penderita bulimia biasanya mempunyai ketahanan mental yang
kurang, kurang percaya diri dan memiliki masalah dengan berat badan dan ini yang
membuatnya menjadi terobsesi dengan penurunan berat badan. Hal-hal seperti di atas juga bisa
menjadi akibat bulimia yang mengerikan.
Pengalaman mempunyai masalah dengan berat badan membuatnya selalu merasa gemuk. Hal
ini mendorong diet yang tidak terkontrol, olah raga berlebih dan akhirnya menderita bulimia.
Penelitian baru menunjukan bahwa kelainan mental ini juga disebabkan oleh proses kimiawi
yang ada di dalam otak. Para ahli menduga bahwa kelainan neurotransmitter dalam otak,
utamanya neurotransmitter serotonin merupakan pemicu terjadinya penyakit bulimia nervosa ini.
Namun dugaan awal ini masih belum bisa dijelaskan secara spesifik karena kompleksnya
penyakit.
Gejala Bulimia [ad#ad-1]
Seperti yang dijelaskan di atas, binge merupakan gejala utama dari bulimia. Binge bulimia ini
akan diikuti dengan muntah, diet yang ketat serta olah raga berlebihan.
Namun untuk mendeteksi gejala bulimia dalam kehidupan sehari-hari sangatlah susah. Proses
makan berlebihan terkadang adalah hal umum dalam masyarakat. Makan merupakan kegiatan
yang menyenangkan, bisa menghilangkan stres atau depresi. Selain itu, setiap orang juga
memiliki nafsu makan berbeda, sehingga makan dengan jumlah banyak tersebut kadangkala
adalah hal yang normal.
Selain itu, penderita bulimia tidak selalu kurus. Bisa saja memiliki berat badan normal atau malah
gemuk. Namun ada beberapa pertanda yang bisa dianggap sebagai gejala bulimia, yaitu:
Selalu ke kamar mandi setelah makan untuk muntah (tentu saja
dilakukan berkali-kali)
Olah raga berlebih.
Terjadi perubahan seperti pipi atau rahang yang bengkak, pecahnya
pembuluh darah di mata, rusaknya lapisan email gigi sehingga gigi yang
Nampak jelas.
Terlalu terbelenggu dengan urusan berat ataupun bentuk badan.
Diagnosis bulimia
Sama halnya dengan anoreksia, diagnosis untuk penyakit bulimia susah karena ini menyangkut
masalah perilaku yang bisa saja disangkal oleh penderita. Namun sebagai dasar bagi dokter
untuk mendiagnosa penyakit ini, ada lima criteria dasar yang bisa dipakai sebagai patokan.
Pesta makan yang terjadi berulangkali. Hal ini ditandai dengan porsi
yang sangat banyak dan di luar porsi normal makan seorang manusia dalam
jangka waktu dua jam.
Merasa tidak bisa berhenti makan dalam satu periode.
Perilaku yang menyimpang untuk mengurangi berat badan secara ekstrim
dan berlebihan, seperti muntah, penggunaan obat pencahar dan diuretic,
puasa ataupun olah raga berlebihan.
Pesta makan serta perilaku penurunan badan yang ekstrim terjadi
minam dua kali dalam seminggu selama jangka waktu tiga bulan.
Rasa yang tidak pernah puas terhadap bentuk tubuh yang dimiliki.
Akibat dan Bahaya Bulimia terhadap Kesehatan
Bahaya bulimia ini disebabkan oleh perilaku makan berlebihan dan kemudian membersihkannya
yang terjadi secara berulang. Berbagai macam organ akan rusak akibat pembersihan secara
ekstrim ini, seperti
pembengkakan kelenjar ludah di pipi
Jaringan parut di buku jari tangan yang digunakan untuk merangsang
muntah
Pengikisan email gigi akibat bulimia yang sering muntah dan
mengeluarkan asam lambung
Kadar kalium yang rendah dalam darah.
Gigi sensitive terhadap panas atau dingin
Masalah pada kelenjar ludah yang berupa rasa nyeri atau pembengkakan
Paparan asam lambung berlebih pada kerongkongan bisa menyebabkan
borok, pecah atau penyempitan.
Terganggunya proses pencernaan akibat pencahar, bisa mengakibatkan
disfungsi organ pencernaan .
Ketidakseimbangan cairan tubuh akibat stimulus zat diuretic secara
berlebih.
Akibat bulimia juga terjadi pada kehidupan social, penderita bulimia cenderung akan bermasalah
dalam hal sosialisasi lingkungan, bersifat impulsive, seringkali merasa stress atau depresi dan
menyalahgunaan alcohol atau obat-obatan.
Pengobatan Bulimia
Terdapat 2 pendekatan yang dilakukan untuk mengobati bulimia:
Terapi psikis (psikoterapi) oleh psikiater untuk mengendalikan
perilaku menyimpangnya.
Obat-obatan. Obat anti-depresi seringkali bisa membantu
mengendalikan bulimia, meskipun penderita tidak tampak depresi. Tetapi
bulimia akan kambuh kembali jika pemakaian obat dihentikan.