Sistem Pencernaan

97
Sistem Pencernaan fisiologi

Transcript of Sistem Pencernaan

Page 1: Sistem Pencernaan

Sistem Pencernaan

fisiologi

Page 2: Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan

Page 3: Sistem Pencernaan

Sistem Pencernaan

Fungsi primer saluran pencernaan: menyediakan suplai air, elektrolit dan zat gizi yang siap diabsorbsi ke seluruh tubuh. Proses pencernaan itu dibantu oleh berbagai enzim.

Enzim : zat kimia yang mengubah susunan kimia terhadap zat lain, tanpa enzim itu mengalami perubahan.

Page 4: Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan

Terdiri dari :

1. Saluran pencernaan yang meliputi : mulut, faring, esophagus, lambung, usus halus (duodenum, yeyunum, ileum), usus besar (kolon) sampai anus.

2. Organ kelenjar : ludah, hati, empedu, pankreas

Page 5: Sistem Pencernaan

Pengertian proses pencernaan Ingesti ; masuknya makanan ke dalam mulut, disini terjadi

proses pemotongan, penggilingan makanan oleh gigi secara mekanik.

Peristaltik ; gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakan makanan tertelan lewat saluran cerna.

Digesti ; hidrolisis kimia/ penguraian molekul besar menjadi molekul kecil sehingga absorbsi dapat berlangsung.

Engesti (defekasi) ; proses eleminasi zat sisa yang tdk tercerna, bakteri dalam bentuk feses dari saluran cerna.

Absorbsi ; pergerakan produksi akhir pencernaan dari lumen saluran cerna ke dalam sirkulasi darah, limfatik shg dpt digunakan oleh sel tubuh.

Page 6: Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan

Page 7: Sistem Pencernaan

Mekanisme Pencernaan

1. Pergerakan makanan melalui saluran cerna

2. Sekresi getah pencernaan dan enzim pencernaan

3. Absorbsi hasil cerna, air, elektrolit, zat gizi

4. Membawa zat yang diabsorbsi melalui sirkulasi pembuluh saluran cerna

5. Pengaturan sistem saraf dan hormonal.

Page 8: Sistem Pencernaan

Mulut (Oris)

Dibagi atas 2 bagian :

1. Bagian luar yg sempit, ruang antara gusi, gigi, bibir, pipi (vestibula)

2. Bagian dalam yang dibatasi oleh os maksilaris, palatum, mandibularis dan faring

Bagian lain dari mulut : Palatum yang terdiri dari palatum durum (keras) dan

palatum molle (lunak) Rongga mulut : gigi dan lidah

Page 9: Sistem Pencernaan

Gigi dan Lidah Gigi, manusia mempunyai 2 susunan gigi yaitu primer dan

sekunder. Dimana gigi primer letaknya didepan yaitu 2 gigi seri,1 taring,2 geraham totalnya 20 gigi. Gigi sekunder 2 gigi seri, 1 taring, 2 premolar,3 geraham totalnya 32 gigi. Jenisnya ada 2:

• Gigi sulung tumbuh pada anak usia 6-7 tahun

• Gigi tetap tumbuh pada usia 6-18 tahun.

Fungsi gigi pada proses pengunyahan, dimana makanan

masuk dalam mulut dipotong menjadi kecil dan bercampur dgn saliva untuk membentuk bolus makanan yang dapat ditelan.

Page 10: Sistem Pencernaan

Gigi dan LidahLidah, yang berfungsi menggerakan makanan saat dikunyah atau ditelan. Selain itu untuk pengecapan dan produksi wicara.Lidah terdapat indera peraba dan perasa :

1. Asin, dilateral lidah2. Manis, diujung dan anterior lidah3. Asam, dilateral lidah4. Pahit, dibelakang lidah.

Pengunyahan ialah menggigit dan menggiling makanan Diantara gigi atas dan bawah. Gerakan lidah dan pipi pembantu dengan memindahkan makanan lunak ke palatum keras dan ke gigi. Otot yang bekerja maseter, temporalis dan pterigoid medial dan lateral.

Page 11: Sistem Pencernaan

Kelenjar – kelenjar saliva (ludah)

Ada 3 pasang kelenjar saliva : sub lingual, submandibular dan kelejar parotis.

Komposisi dan fungsi salivavolume 750/hari. Dimana 70% dihasilkan oleh kelenjar submandibular; 25% oleh parotis; 5% dari sublingual

pH 6.2-7.4 tergantung jumlah aliran dengan osmolaritas hipotonik.

Unsur anorganiknya : Kalsium, fosfor, Na*,Cl, Kalium Unsur organiknya ; Amilase, kalikrein, musin, lisozim, asam

amino, urea, sitrat,glikoprotein, antigen gol ABO, skuama, leukosit yang rusak, jasad Renik

Page 12: Sistem Pencernaan

Kelenjar – kelenjar saliva (ludah)

Page 13: Sistem Pencernaan

Membersihkan dan melindungi gigi dan epitel mulut. Melarutkan makanan sehingga mudah dikunyah gigi menjadi

bolus yaitu gumpalan makanan yang siap ditelan. Mempertahankan epitel bukal tetap basah sehingga

memudahkan lidah bergerak saat bicara, proses makan dan menelan

Mengandung amilase yang mengubah tepung jadi maltosa yg jg berperan dlm lambung sebelum pH turun.

Sebagai dapar :

• Mengandung gugus HCO3

• Mencegah penurunan pH

• Melindungi email dari asam

Fungsi Kelenjar saliva (ludah)

Page 14: Sistem Pencernaan

Persyarafan : Simpatis dan parasimpatis

Stimulus dibawah melalui serabut aferen dlm syaraf cranial V,VII,IX dan X

menuju nuklei salivatori inferior dan superior dlm medulla.

Pengaturan sekresi saliva ; Rangsangan parasimpatis ;

• Sekresi saliva yang banyak

• Vasodilatasi Rangsangan simpatis :

• Sekresi sedikit

• Vasokontriksi

Kelenjar – kelenjar saliva (ludah)

Page 15: Sistem Pencernaan

Refleks salivasi

Rangsang Bersyarat :1. Bentuk dan bau makanan2. Bunyi berkaitan dgn penyiapan dan penyajian makanan.3. Korteks serebri → pusat salivasi → kelenjar saliva

Rangsang tak bersyarat :1. Rasa kecap2. Impuls dari ujung syaraf saraf sensorik pada :Gigi, otot

pengunyah, eosopagus3. Rangsang dari lambung epitel mulut dirangsang oleh

gerakan pengunyah.4. Peregangan ―refleks gastro saliva.

Faktor lain yang mempengaruhi sekresi saliva: psikis, mekanik (keberadaan makanan), kimiawi. Dehidrasi, kerja dan emosi

→sekresi berkurang.

Page 16: Sistem Pencernaan

Mekanisme sekresi seluler

Sekresi protein Kelenjar saliva mensintesis dan mensekresi : Amilase,

kalikrein, Glikoprotein

SintesisAsam amino memasuki sel menembus membran basal. Sintesis protein didalam RE granularDiangkut ke badan golgiDisimpan sebagai butiran sekretorik yang terkait pada

membran.Protein disekresi secara eksositosis

Page 17: Sistem Pencernaan

Mekanisme sekresi seluler Sekresi cairan dan elektrolit

K dan HCO3 disekresi oleh duktus striatus

Ion Na dan K menggiatkan ATPase di membran basolateral.

Penggiat sekresi

Neurotransmiter : Noradrenalin dan asetilkolin

langsung merangsang : sekresi cairan dan eksositosis pra enzim

Penggiat reseptor ß

Dimana potensial membran berubah sedikit.

Menggiatkan adenilat siklase→ AMP siklik

AMP-siklik →eksositosis

Page 18: Sistem Pencernaan

Faring Organ yang menghubungkan rongga mulut dengan

kerongkongan (esopagus). Didalam lengkung faring terdapat tonsil yang banyak

mengandung limfosit. Disini terletak persimpangan antara rongga napas dan makan. Makanan melewati epiglotis lateral tanpa membahayakan jalan

nafas. Gerakan menelan mencegah masuknya makanan ke jalan

napas, pada waktu yang sama jalan udara ditutup sementara. Permulaan menelan otot mulut dan lidah berkontraksi secara

bersamaan.

Page 19: Sistem Pencernaan

Sistem Pencernaan

Esophagus

Page 20: Sistem Pencernaan

Esopagus

Panjangnya 25 cm, diameter 2 cm.Terbetang dari faring sampai

ujung kardiak lambung. Dilapisi epitel skuamosa berlapis.

Kelenjar mukus di submukosa.

Ototnya : Luar ―longitudinal; dalam ―sirkular ⅓ atas, otot rangka ⅓ bawah, otot polos ⅓ tengah, otot campuran

Persyarafan;

Intrinsik : berkembang baik

Ekstrinsik ; parasimfatis(vagus), simpatis

Page 21: Sistem Pencernaan

Esopagus

PROSES MENELAN Terdiri dari 3 fase :

1. Fase bukal

2. Fase faringeal

3. Fase esopageal

Page 22: Sistem Pencernaan

Fase Bukal

Mulut tertutup

Bolus terkumpul dipermukaan atas lidah

Kontraksi milohioid stiloglossus menggerakan lidan keatas dan

kebelakang

Bolus dorong melalui ismus orofaringeal

Langit – langit lunak terangkat – menutup nasofaring

Refleks nafas terhenti – lalu menelan

Laring terangkat ketika bolus lewat

Page 23: Sistem Pencernaan

Epiglottis protects

Page 24: Sistem Pencernaan

Fase Faringeal

Lidah bergerak ke arah dinding faring

Bolus terdorong menekan epiglotis, dimana epiglotis

melindungi lubang farings.

Laring terangkat, lipatan laring menutup

Makanan melewati tepi lateral epiglotis dalam 2 aliran

Bolus memasuki faring di belakang laring.

Krikofaring (Sfingter esopagus atas-UOS) melemas selama 1’.

Krikofaring berkontraksi – bagian dari gelombang peristaltik,

dimulai dari faring

Bolus lewat UOS→ laring turun →pita suara terbuka →

epiglotis dan lidah ke posisi semula →palatum molle turun

Page 25: Sistem Pencernaan

Swallowing

Page 26: Sistem Pencernaan

Fase Esophageal

UOS (sfingter atas) dan LOS (sfingter bawah) tertutup

Tekanan intra-esopagus Menunjukkan tekanan intratorakal.

Berubah mengikuti nafas : turun pada inspirasi, naik pada expirasi

Selama menelan

Setelah menelan, gelombang peristaltik bergerak sepanjang

Esopagus.Cairan masuk lambung mendahului gerakan peristaltik.

Makanan padat didorong oleh gerak peristaltik

Peristaltik sekunder

Peregangan esopagus oleh sisa makanan yang belum terdorong

oleh gelombang pertama, merangsang timbulnya gelombang II.

Page 27: Sistem Pencernaan

Pengaturan syaraf terhadap peristaltik

Peristaltik dimulai di faring dan otot rangka esopagus

diatur oleh pusat menelan di Medula Oblongata.

Hubungan aferen ;

Pusatnya lebih tinggi – kortks serebri

Batang otak – inti motorik saraf otak V,VII,X dan XI

orofaring

Page 28: Sistem Pencernaan

Peristaltic

Page 29: Sistem Pencernaan

Sistem Pencernaan

Lambung ( stomach )

Page 30: Sistem Pencernaan

LambungRegio – regio lambung terdiri dari : Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol keatas di

sebelah kiri osteum, biasanya berisi banyak gas. Korpus ventrikuli,setinggi osteum kardium Antrum pilorus, bagian lambung berbebtuk tabung

dengan otot tebal berbentuk sfingter. Kurvatora minor, disebelah kanan lambung terbentang

dari osteum kardiak sampai pilorus. Kurvatura mayor, lebih panjang dari kurvatura minor Osteum kardiakum, tempat eosopagus bagian abdomen

masuk kelambung. Terdapat orifisum pilorik.

Page 31: Sistem Pencernaan

LambungStruktur lambung terdiri dari 4 lapisan :

1. Lapisan serosa

2. Lapisan otot yang terdiri dari 4 lapisan :

Lapisan logitudinal luar

Lapisan sirkular yang tebal di antrum pilorik dan pilorus

Lapisan oblik pada fundus

Muskularis mukosa

3. Lapisan submukosa, jaringan areolar yang berisi pembuluh darah dan limfe

4. Lapisan mukosa, disebelah dalam yang banyak terdapat rugae (kerutan) yang meregang bila diisi makanan.dilapisi epitel silindris yang banyak terdapat saluran limfe. Sekresi mukus.

Page 32: Sistem Pencernaan

LambungKelenjar di lambung pada sel epitel berbeda- beda

tergantung tempat. Kelenjar kardia, dekat lubang sebelah esopagus,

sekresi mukus alkali. Kelenjar fundus, ada beberapa sel; sel asam

(Oxintik) menghasilkan asam pada getah lambung dan sel musin

Kelenjar pilorik, berbentuk tabung, sekresi mukus alkali.

Page 33: Sistem Pencernaan

Fungsi Lambung1. Tempat penyimpanan makanan sementara

2. Mengatur masuknya makanan berbentuk kimus (bolus cair berkadar asam tinggi) ke dalam duodenum

3. Melunakan makanan secara mekanik dan enzimatik

4. Sebagai pelindung :

• Mencegah masuknya benda tertelan, yang sifatnya merusak jaringan dan masuk ke usus halus

• Berperan dalam proses muntah

5. Digesti protein melalui sekresi tripsin dan hidroklorida

6. Produksi faktor intrinsik, glikoprotein yg disekresi sel parietal dan penyerapan vitamin B12.

7. Produksi gastrin ke dalam darah.

Page 34: Sistem Pencernaan

Persarafan LambungAnyaman saraf intrinsik: Fleksus mienterikus (auerbach) terletak pada lapisan sirkuler

dan longitudinal Fleksus mukosus (Meissner) di submukosaCabang vagus pra-ganglionik (parasimpatis) bersinap pada kedua fleksus dengan neuron pasca-ganglionik yang mempersyarafi otot polos dan kelenjar. Beberapa sarap simpatik juga bersinap pada

kedua fleksus.Kegiatan listrik pada otot lambung ada 2: 1. Irama listrik basal (BER) atau irama listrik kontrol (ECA)2. Kegiatan listrik bangkitan (ERA)

Page 35: Sistem Pencernaan

Lambung

Irama listrik Basal (BER):BER adalah gelombangpotensial listrik yang dihantarkan kearah distal

lambung.Potensial listrik pembangkit sel pacu ― berasal dari kurvatura

mayor bagian proksimal.

Tidak berhubungan dengan kontraksi

Kegiatan Listrik Bangkitan (ERA):Cetusan potensial laksi yang membangkitkan kontraksi.

Terjadi bila asetilkolin dilepaskan oleh kegiatan vagus

Frekuensi ERA dipengaruhi BER.

Perangsangan vagus berpengaruh besar kontaksi, tapi tidak

berpengaruh pada frekuensi.

Page 36: Sistem Pencernaan

Pengisian Lambung Makanan masuk ke lambung yg mengembang untuk menampung,

sehingga diatara kontraksi peristaltik tekanan lumen tetap rendah.

Tekanan rendah disebabkan oleh : Refleks sarafs Refleks relaksasi korpus dan fundus lambung.

• Refleks vago-vagal pada : korpus lambung, esopagus, faring.

• Transmisi non-kolinergik, non-adrenergik Sifat fisis dinding lambung Relaksasi terbatas pada fundus dan korpus Tegangan dinding lambung meningkat pada pengisian

Page 37: Sistem Pencernaan

Gerakan Lambung

Segera setelah makanan masuk, gerakan mulai dan berlangsung

terus sp semua isi lambung masuk ke duodenum.

Ada 2 proses : mencampur dan mendorong

Oleh peristaltik, berlangsung di antrum. Dimulai dibagian distal

corpus lambung menjalar lewat antrum ke pilorus dan duodenum

Frekuensi peristaltik ditentukan oleh BER, kekuatannya oleh hormon

dan saraf

Peristaltik turun sesudah ; Vagotomi Perangsangan splanknik Noradrenalin dan adrenalin atropin

Page 38: Sistem Pencernaan
Page 39: Sistem Pencernaan

Gerakan Lambung

Peristaltik turun sesudah ; Vagotomi Perangsangan splanknik Noradrenalin dan adrenalin atropin

Kegiatan meningkat: Perangsangan vagus oleh makanan – peregangan Hipoglikemia insulin Obat kolinergik, asetilkolin, eserin

Page 40: Sistem Pencernaan

Pengosongan Lambung

1. Faktor lambung

• Volume makanan – terdapat hubungan linier antara akar pangkat dua volume makanan dlm lambung dan waktu pengosongan.

• Kekuatan peristaltik – pompa gastroduodenal

2. Faktor duodenum sebagai penahan lambung

3. Faktor diluar abdomen

• Rasa takut dan cemas memperlambat pengosongan

• Rasa gembira meningkatkan kecepatan pengosongan

Page 41: Sistem Pencernaan

Mukosa lambung Dipengaruhi loeh rangsang saraf dan hormon pd sekresi

lambung, hormon pertumbuhan Mukus dan bikarbonat, yg berfungsi membentuk lapisan

pelindung :

• Melekat pada sel epitel

• Mengurangi kerusakan oleh kimus

• Melindungi sel dari kerusakan asam lambung, dibantu oleh sekresi bikarbonat

Meningkat pada rangsang saraf vagus dan simpatis, asam dalam lumen lambung, iritasi mekanis dan kimia pada mukosa.

Page 42: Sistem Pencernaan

Getah Lambung

Getah dihasilkan oleh bermacam sel dan komposisi tergantung

taraf sekresi. Sel parietal mensekresi asam hidroklorida dan faktor

intrinsik

Pengaturan sekresi :

1. Rangsang eksitasi

2. Rangsang inhibisi

Sekresi awal dimulai pada saat makan, melihat dan mencium

makanan akan merangsang sekresi.

Sekresi dapat dihalangi oleh sistem saraf simpatik, seperti

gangguan emosi (marah, takut)

Page 43: Sistem Pencernaan

Eksitasi

Sekresi lambung dipilah atas tempat kerja : Fase sefalik : refleks tak bersyarat – rasa kecap

refleks bersyarat – lihat dan cium Fase gastrik : refleks panjang – vago-vagal

refleks pendek – intra mural

korpus melepas asetilkolin

antrum melepas gastrin Fase intestinal : refleks vago-vagal

gastrin

Page 44: Sistem Pencernaan

Inhibisi

Pusat – pusat yang lebih tinggi – menghambat sekresi lambung dan mengurangi aliran darah mukosa

Emosi sedih dan takut, juga raa mual Bekerja melalui ;

• Penurunan tonus vagus

• Penggiatan sistem saraf simpatis

Page 45: Sistem Pencernaan

Getah cerna lambung

Pepsin, memecah protein menjadi asam amino (albumin, pepton)

HCl, mengasamkan makanan, , sebagai anti septik dan desinfektan.

Renin, sebagai ragi membentuk kasein dari kasinogen

Lapisan lambung, yang memecah lemak menjadi asam lemak yang merangsang asam lambung.

Page 46: Sistem Pencernaan

Proses pencernaan

Page 47: Sistem Pencernaan

Hormon pada lambung

Hormon gastrin, berfungsi ;1. Sekresi asam, pepsin, faktor intrinsik,

2. Mereangsang kelenjar brunner, sekresi air dan elektrolit di pankreas

3. Merangsang sekresi elektrolit empedu

4. Meningkatkan tonus SOL, tonus lambung dan usus halus

5. Merangsang penglepasan insulin dan kasitonin

Hormon histamin1. Perangsang kuat sekresi lambung

Page 48: Sistem Pencernaan

Fungsi Perlindungan Lambung

Asam dan pepsin membunuh pertumbuhan jasad renik

Mukus mepindungi dinding lambung, terhadap kerusakan fisis dan kimiawi

Sekresi bikarbonat berefek dapar Mekanisme muntah: kontraksi antrum – isi lambung

masuk korpus dan fundus – inspirasi dalam – glotis menutup. Kontraksi kuat diafragma dan otot perut – isi lambung ke esopagus dan keluar mulut.

Page 49: Sistem Pencernaan
Page 50: Sistem Pencernaan

Sistem Pencernaan

Pancreas

Page 51: Sistem Pencernaan

Pankreas

Sekresi eksokrin (asinar)• Susunannya terdiri dari air dan elektrolit

• Mengandung ion bikarbonat dlm konsentrasi tinggi

• Bersama empedu menetralisir getah lambung

• Membentuk pH optimal untuk enzim usus.

Sekresi endokrin (pulau langerhans)• Mensekresi hormon insulin dan glukagon yang langsung di

alirkan ke darah untuk metabolisme karbohidrat.

Page 52: Sistem Pencernaan

Enzim – enzim Pancreas

Enzim protease (proteolitik):• Tripsinogen, untk mengaktipkan tripsin memecah

polipeptida di usus

• Kimotripsin,

• Karboksipeptidase, aminopeptidse, dan dipeptidase Lipase pancreas Amilase pancreas, menghidrolisis zat tepung jadi

disakarida Ribonukliase,deoksiribonukliase yang

menghidrolisis RNA dan DNA

Page 53: Sistem Pencernaan

Perangsang sekresi eksokrin pancreas

Sekretin, • Dihasilkan oleh sel kripti

• Merangsang pancreas mengsekresi air dan elektrolit

• Dilepaskan oleh asam dalam usus halus

Pankreozimin• Merangsang sekresi enzim

• Merangsang kontraksi kandung empedu

Asetikolin • Sel asinar yang dipersarafi vagus

• Merangsang sekresi enzim

Page 54: Sistem Pencernaan

Posisi pankreas dan duodenum

Page 55: Sistem Pencernaan

Sistem Pencernaan

Usus Halus

Page 56: Sistem Pencernaan

Usus Halus

Saluran cerna antara lambung dan usus besar

Susunannya terdiri dari• Duadenum, yang berfungsi mencerna KH

menjadi disakarida

• Yeyenum panjangnya 1-1,5 m

• Ilium, mencegah cairan dalam kolon masuk kembali ke ileum

Page 57: Sistem Pencernaan

Usus Halus

Page 58: Sistem Pencernaan
Page 59: Sistem Pencernaan

Gerakan Usus Halus

Gerakan mendorongPeristaltik. Refleks lokal pada dinding usus (refleks

mienterik). Rangsangan terjadi karena regangan

kontraksi di atas, inhibisi di bawah Gerakan mengaduk (pendular)

Mengaduk kimus dengan gerakan maju mundur

sepanjang usus. Diatur oleh saraf kolinergik. Segmentasi

gerakan percampuran utama antara kimus dengan cairan

cerna yang memaparkan ke permukaan absortif. Berupa

kontraksi dan relaksasi cincin otot dinding usus

Page 60: Sistem Pencernaan

Usus Halus

Kegiatan listrik miogenik dipengaruhi saraf : Saraf kolinergik (vagal) – eksitasi Saraf adrenergik (simpatis) – inhibisi Saraf purinergik – inhibisi Hormon yang berperan :Gastrin – relaksasisekretin – kontraksiMotilin

Page 61: Sistem Pencernaan

Getah Usus

Enterokinase, mengaktifkan enzim tripsinogen Aminopeptidase, mengurai peptida menjadi asam

amino bebas Amilase usus Maltose, sukrose, laktose, yang memecah disakarida

menjadi monosakarida Lipase usus, memecah lemak jadi asam lemak dan

gliserol Erepsin, menyempurnakan pemecahan asam amino

Page 62: Sistem Pencernaan

Villi usus

Tonjolan kecil membran mukosa, yang dilapisi sel kolumnar – enterosit

Mengandung : arteriola, venula, fleksus kapiler penghubung, pembuluh limfe (lakteal), otot polos,

Kelenjar tubular (kripti Lieberkhun) Villi berrkontraksi selama pencernaan:

• Kontraksi serat sentral dari lapisan otot mukosa

• Memompa getah bening ke dalam pembuluh lakteal

• Kontraksi cepat, relaksasi lambat

Page 63: Sistem Pencernaan

Villi Usus

Daur enterosit (diprbaharui tiap hari) paling cepat pada ileum (5-7 hari)

Terdapat 3 sel kelenjar :• Sel goblet, menghasilkan mukus dalam kripti

• Sel panet, mensekresi glikoprotein

• Sel kolumnar, terbentuk dalam kripti

Page 64: Sistem Pencernaan

Villi usus

Page 65: Sistem Pencernaan

Molekul organ tubuh secara garis besar

Karbohidrat : 1% berat tubuh, C,H,O, mono, di, polisakarida

Lipid : 15% BB, C,H; trigliserida, polilipid, steroid

Protein : 17% Bb, C,H,O,N ; asam amino Asam nukleat: 2% BB, C,H,O,N; RNA

dan DNA

Page 66: Sistem Pencernaan

Penyerapan makanan

Karbohidrat • Penyerapannya secara pasif dan aktif. Secara

pasif dengan beda kon setrasi antra lumen usus dan darah. Penyerapan terbesar di yeyenum

• Penyerapan aktif, transport yang melawan beda konsentrasi, tergantung energi metabolik. Tempat penyerapannya ¾ diserap dalam separuh proksimal usus

• Diabsorbsi melalui mekanisme ko-transport Na

Page 67: Sistem Pencernaan

Penyerapan makanan

Protein • Dibentuk oleh asam amino yang saling

berikatan dengan ikatan peptida.

• Pencernaan terjadi di : Lambung, duodenum, jejenum oleh enzim pancreas

• Pencernaan peptida di vili usus halus pada sel enterosit

Page 68: Sistem Pencernaan
Page 69: Sistem Pencernaan

Protein

Mekanisme pengangkutan :• Asam amino netral : menggunakan pengangkut

yang sama dan tidak dipengaruhi oleh asam amino basa

• Asam amino basa : Lisin, ornitin, arginin, sistin

• Asam amino bikarbonat : glutamin, asam aspartat

Page 70: Sistem Pencernaan

Penyerapan makanan

Lemak• Hampir semua gugus lemak terdiri atas trigliserida,

merupakan gabungan asam lemak yang berkondensasi dengan satu molekul glyserol.

• Pencernaan lemak diusus oleh asam empedu dan lesitin

• Pencernaan trigliserida oleh lipase pancreas

• Bentuknya berupa micelle pada permukaan enterosit

• Kelainanya : steatorea: def. lipase pancreas – penyerapan tak sempurna( kerusakan mukosa) – penyakit seliaka- peka pada gluten sereal

Page 71: Sistem Pencernaan
Page 72: Sistem Pencernaan

Penyerapan makanan

Air dan elektrolit• air masuk secara pasif ke dalam darah

• Mengikuti transport zat terlarut, berpindah karena beda konsentrasi

• Elektrolit : K dan Na di yeyenum diserap secara pasif, juga Cl.

• Bikarbonat diserap sebagai CO2 akibat sekresi balik ion H

Page 73: Sistem Pencernaan
Page 74: Sistem Pencernaan
Page 75: Sistem Pencernaan

Saluran pencernaan

Usus besar

Page 76: Sistem Pencernaan

Usus Besar

Terdiri dari : colon ascendens, c.transversum, c.desndens, c.sigmoid, rectum, canalis ani, dan spinkter ani.

Fungsinya ;• Menyerap air dan elektrolit 80% dari makanan

• Tempat beberapa bakteri koli

• Memproduksi vitamin K, riboflavin, tiamin, dan beberapa gas

• Penyimpanan selulosa

Page 77: Sistem Pencernaan

Usus besar

Page 78: Sistem Pencernaan

Usus besar

Gerakan usus besar• Secum dan kolon terisi makanan dari usus halus

• Refleks gastro iliacal dengan gel peristaltik

• Kecepatan pemindahan makanan mengandung barium :

• Masuk sekum 4 jam sesudah makan

• Mencapai fleksura hepatika 6 jam, fleksura lienalis dalam 9 jam.

• Colon pelvicum dalam 12 jam

• 75% dikeluarkan dalam 72 jam

Page 79: Sistem Pencernaan

Defekasi Refleks diatur oleh medula spinalis segmen sakral Gerakannya volunter tertahan bila tidak memungkinkan,

membangkitkan refleks sakral Isi kolon tedorong ke rektum oleh peristaltik Tegangan intraabdominal meningkat : turunnya

diafragma, kontraksi otot abdomen Keinginan defekasi disadari Sfringter eksterna berkontraksi Otot levator ani membantu defekasi Diprkuat oleh rangsang taktil kulit dan anus

Page 80: Sistem Pencernaan

Komposisi Feses

Air mencapai 75-80% 1/3 materi padatnya adalah bakteri Sisanya 2-3% nitrogen, zat sisa pencernaan,

mukus dan lemak Selulosa yang tidak tercerna Warna coklat dari pigmen empedu Bau berasal dari kerja bakteri

Page 81: Sistem Pencernaan

Sistem Pencernaan

Hati dan kandung empedu

Page 82: Sistem Pencernaan

Hati ( hepar)

Organ paling besar dari tubuh kita, warna coklat beratnya 1500 gram.

Letaknya di bagian atas kana abdomen dan dibaah diafragma. Dilindungi oleh tulang rusuk

Pembagian hati : • Permukaan atas berbentuk cembung di bawah diafragma

• Permukaan bawah tidak rata dengan lekukan fisura transversus dan longitudinal

• Lobusnya ada 4 : lobus kanan, lobus kiri, kaudata dan kuadratus

Page 83: Sistem Pencernaan
Page 84: Sistem Pencernaan

Fungsi Hati ( hepar) Pembentukan dan sekresi empedu dalam RE Menghasilkan enzim glikogenik yang mengubah glukosa

menjadi glukogen Penyimpanan dari glukogen, Fe (feritin) dan Cu, vitamin. Mempertahankan homeostatis gula darah Memetabolisme : asam amino, lemak, KH, etanol, hormon,

obat. Inaktivasi hormon, detoksifikasi toksin dan obat,

memfagositosis eritrosit dan zat asing yang dibawa oleh darah

Page 85: Sistem Pencernaan
Page 86: Sistem Pencernaan

Peredaran darah Hati ( hepar)

Arteri hepatika• Memberi 80% darah ke hati

• Aliran darah 500ml/mnt

• Aliran darah meningkat sesudah makan

Vena porta• terbentuk dari lienialis dan vena mesenterika superior

membawa 20% darah ke hati. Membawa zat makanan yang sudah diabsorbsi di usus dan limfe.

• Kerja fisik mengurangi aliran darah ke hati

Page 87: Sistem Pencernaan
Page 88: Sistem Pencernaan

Hati ( hepar)

Inaktivasi Hormon:• Insulin, glukagon, kortisol, aldosteron,

testosteron, hormon tiroid,

Penyimpanan• Glikogen, trigliserida, vitamin (A,D,E,K)

riboflavin, nikotinamida, piridoksin asam folat

• Fe (feritin di sel kupfer), Cu

Page 89: Sistem Pencernaan

Sistem Empedu

Kantung berbentuk terang dan membran berotot. Pada lobus disebelah permukaan bawah hati.

Panjang 8-12cm, Isotonik terhadap plasma, pH 5,7 -8,6. Unsur organiknya :

• Asam empedu, fosfolipid, kolesterol, pigmen empedu, dan protein

Unsur anorganik: Na, K, Ca, Mg, Cl, HCO3 90% asasm empedu diserap aktif di ileum terminal

Page 90: Sistem Pencernaan

Fungsi Sistem Empedu Sebagai prsediaan getah empedu Meningkatkan sekresi fosfolipid Melarutkan kolesterol jadi micelle Membantu emulsi lemak Membantu penyerapan vitamin yang larut dalam lemak Merangsang sekresi pancreas melalui pelepasan CCK-PZ Menghambat lipase pancreas Menghambat penyerapan air dan elektrolit di kolon Meningkatkan motilitas kolon Sangat sedikit garam empedu yang sampai ke kolon

Page 91: Sistem Pencernaan

Fungsi garam Empedu di usus halus

Emulsifikasi lemak Absorbsi lemak Pengeluaran kolesterol dari tubuh, garam empedu

berikatan dengan kolesterol dan lesitin membentuk micelle yang dibuang lewat feses

Pemasukan empedu ke dalam duodenum diatur oleh kegiatan tibal balik antara kantung empedu dengan sfingter koledoku duodenal

Pigmen empedu, terdiri dari biliverdin

Page 92: Sistem Pencernaan

Saluran pencernaan

Gangguan saluran cerna

Page 93: Sistem Pencernaan

Gangguan menelan

Paralisis mekanisme menelan• Kerusakan saraf kranial V, IX,X, XI

• Poliomyelitis, ensepalitis merusak pusat menelan di BO

Paralisis total/sebagian otot menelan dapat terjadi:• Hilangnya semua tindakan menelan

• Kegagaln glotis menutup

• Kegagalan palatum molle Dan uvula menutup, sehingga makanan masuk ke hidung

Page 94: Sistem Pencernaan

Akalasia dan mega esopagus

Keadaan dimana spingter esopagus inferior gagal berelaksasi

Penyebab : kerusakan saraf pleksus mienterikus, kehilangan kemampuan untuk dilatasi otot sfingter esopagus

Page 95: Sistem Pencernaan

Gangguan lambung

Gastritis; peradangan mukosa lambung Atropi lambung :gastritis kronis, sehingga mukosa

atropi Ulkus peptikum ; ekskoriasi yang disebabkan cairan

cerna. Yang sering terkena : beberapa cm pertama duodenum, kurvatura mayor ujung antral lambung, penyebab khusus : infeksi helikobakter pilori, menghancurkan sawar gastroduodenal.

Page 96: Sistem Pencernaan

Gangguan Usus Halus

Malabsorbsi mukosa usus shg terjadi penurunan absorbsi makanan oleh mukosa

Pada keadaan berat dapat terjadi defisiensi nutrisi berat, osteomalasia (demineralisasi tulang), koagulasi darah yang yidak adekuat, anemia

Page 97: Sistem Pencernaan

Gangguan Usus Besar

Konstipasi, kebiasaan defekasi Yang tidak teratur, tumor, ulkus, dll

Megakolon, defek berkumpul dikolon, kolon membesar ( penyakit Hirschprung)

Diare, pergerakan yang cepat materi defek pada usus besar oleh; enteritis, psikogenik, kolitis ulseratif