Sistem Pencernaan
-
Upload
ainun-badriah -
Category
Documents
-
view
143 -
download
4
description
Transcript of Sistem Pencernaan
BAB TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR SISTEM PENCERNAAN
1. PENGERTIAN
Sistem pencernaan merupakan suatu tatanan yang terbentuk dari adanya hubungan
antara bagian yang tergabung dalam saluran pencernaan dan organ asesoris yang
bertujuan untuk menyediakan nutrien, elektrolit dan air secara terus-menerus bagi
kebutuhan tubuh.
Ada empat (4) proses penting yang terjadi disepanjang saluran pencernaan yang
mendukung tersedianya nutrien, elektrolit dan air secara terus-menerus yaitu :
Ingesti :Masuknya makanan (bolus) ke dalam saluran pencernaan.
Sekresi :Pengeluaran sekret pencernaan untuk membantu proses digesti,
dalam hal ini adalah enzim pencernaan.
Digest :Penghancuran bolus baik secara mekanik dan kemis menjadi
bentuk yang siap di absorbsi oleh villi intestin.
Absorbsi :Penyerapan oleh villi-villi intestin untuk selanjutnya masuk ke dalam
sirkulasi darah.
2. BAGIAN – BAGIAN SISTEM PENCERNAAN
a. MULUT DAN PHARING
Makanan (bolus) di dalam mulut mengalami penghancuran yang disebut mastikasi
(mengunyah).
Proses ini terjadi dengan bantuan gigi-geligi; saliva dan lidah. Gigi-geligi
memotong dan menghancurkan bolus, dicampur oleh lidah dengan saliva yang
dihasilkan oleh kelenjar saliva.
Proses mastikasi di mulut penting karena :
Enzim hanya bekerja pada permukaan makanan.
Mencegah iritasi pada mulut akibat bolus yang keras.
1
Di dalam mulut, bolus telah mengalami proses pencernaan meskipun relatif kecil.
Sekresi enzim pencernaan khususnya amalase telah terjadi, yang terkandung dalam
saliva. Enzim ini akan memecah amilum menjadi maltosa dan glukosa. Absorbsi
glukosa juga terjadi di mana kita dapat merasakan adanya rasa manis dalam
makanan.
Saliva sebagaian besar mengandung air dan garam / elektrolit; serta musin dan
amilase. Sekresi saliva dipengaruhi oleh :
Bolus dalam mulut (faktor mekanik).
Mencium makanan enak (faktor psikhis).
Bolus yang asam atau asin (faktor kimia).
Di dalam rongga mulut, terdapat terdapat tiga kelenjar saliva yaitu :
Kelenjar Parotis, merupakan kelenjar terbesar penghasil saliva. Terletak di
bagian depan bawah telinga.
Kelenjar sub mandibularis, terletak di bawah kedua sisi tulang rahang.
Kelenjar sub lingunalis, terletak di bawah lidah.
Bolus yang sudah hancur didorong ke pharing oleh lidah untuk selanjutnya ditelan.
Proses menelan terjadi dalam 3 (tiga tahapan) yaitu fase volunter; fase pharingeal dan
fase esophageal.
b. Esophagus
Panjang esophagus lebih kurang 25 cm dengan diameter ± 2 cm. Berfungsi
sebagai saluran masuknya bolus dan air ke lambung. Terbentang dari pharing ke
lambung. Dilapisi dengan otot skletal 1/3 bagian atasnya dan 2/3 oleh otot halus
yang menghasilkan mukus. Esophagus diinervasi saraf simpatis dan para
simpatis.
Di esophagus, bolus bercampur dengan mukus untuk memudahkan masuknya
bolus ke lambung. Masuknya bolus ke lambung dipengaruhi oleh peristaltik dan
relaksasi kardia (spingter gastro esophageal). Normalnya spingter ini selalu
tertutup karena perbedaan tekanan.
2
c. Lambung
Lambung terdapat digaris tengah dan kuadran atas kiri abdomen. Panjangnya 25
cm dengan lebar 10 cm, ukuran dapat bertambah tergantung isi dan ukuran
tubuh.
Lambung terdiri dari empat (4) bagian :
Cardia, tempat di mana esophagus bersatu dengan lambung
Fundus yaitu bagian yang melebar ke kiri
Badan lambung, bagian yang terbesar dari lambung
Pilorus, bagian terbawah yang menghubungkan lambung dengan
duodenum.
Kedua ujung lambung dibatasi oleh spingter cardia dan spingter pilorus. Spingter
cardia tda diantara lambung dan esophagus berfungsi untuk mencegah aliran balik
bolus ke esophagus. Spingter pilorus ada di antara lambung dan duodenum berfungsi
untuk mencegah aliran balik ke lambung.
Pada lapisan mukosa lambung, terdapat lipatan-lipatan yang tersusun secara
longitudinal yang disebut rongga yang memungkinkan lambung meregang bila bolus
mengisi lambung.
Bolus mengisi lambung selama 2 – 6 jam, perlahan-lahan mengalami digesti dan
sedikit demi sedikit turun ke duodenum.
Fungsi Lambung, antara lain :
Fungsi Motorik
Lambung menampung bolus sampai bolus dicerna sedikit demi
sedikit. Disamping menampun , lambung juga memecah bolus
menjadi partikel-partikel kecil dan mencampurnya dengan cairan /
getah lambung. Bolus yang sudah tercampur dengan cairan lambung
disebut kimus.
Fungsi Sekresi dan Digesti
Lambung menghasilkan cairan lambung 2-3 liter perhari. Cairan
lambung mengandung air elektrolit clorida (Hcl), mukus, enzim
pencemaan (Amilase, lipase dan pepasin) serta faktor intrinsik.
3
Proses digesti di dalam lambung sudah berlangsung, meskipun
kadarnya masih sedikit.
Protein dipecah oleh pepasin dan Hcl menjadi pepton; serta amilun dipecah
oleh amilase lambung menjadi maltosa atau glukosa. Sedangkan Lipid tidak
mengalami digesti yang berarti oleh karena suasana cairan lambung yang
asam menyebabkan enzim ini tidak aktif. Ph lambung 1,5 - 2,5 sementara
lipase bekerja optimal pada suasana netral sampai alkali.
Sekresi pepsin dan Hcl yang akan merubah protein tadi diatur oleh hormon.
Dan sekresi gatrin sangat tergantung pada kandungan protein dalam makanan;
peregangan antrum dan rangsangan vagus.
d. Usus Halus
Usus halus terdiri-dari atas tiga bagian besar yaitu duedenum; jejenum dan
ileum. Panjang masing-masing bagian ini, duodenum 25 cm, jejenum 1,5 - 2,0
m; dan ileum 2,5 - 4m.
Fungsi utama usus halus adalah :
Pergerakan yaitu mencampur; dan peristaltik.
Digesti
Absorbsi
e. Usus Besar (Kolon)
Usus besar terdiri dari atas sekum; kolon dan rektum. Kolon terbagi atas kolon
aseden; transversum dan desendens serta sigmoid. Fungsi utama usus besar
adalah absorbsi air dan garam, pergerakan serta eliminasi. Gerakan peristaltik
usus besar merupakan kontraksi segmental yang disebut gerakan Haustra.
Gerakan Haustra berlangsung 3-4 kali sehari, yang memungkinkan absorbsi air
lebih optimal. Sisa fecal tersimpan di kolon selama 12-24 jam setelah makan.
Kolon juga menghasilkan mukus yang akan melicinkan feses sehingga tidak
melukai dinding kolon. Kemampuan kolon mengabsorbsi sir 6 intake cairan yang
normal.
4
f. Organ Asesoris
Pankreas
Merupakan organ retroperitonial di dalam rongga abdomen atas disamping
lambung. Panjang 10 - 20 cm dengan lebar 2,5 - 5 cm. Mendapat sirkulasi dari
arteri splenic dan arteri mesenterika superior. Pankreas mempunyai dua saluran.
Saluran wirsung atau saluran pankreatikur dan saluran santorini. Saluran wirsung
bersatu dengan saluran billians membentuk ampula vateri.
Pankreas mempunyai dua fungsi yang berbeda yaitu sebagai organ exokrin
karena sekret yang dihasilkannya dicurahkan bukan ke sirkulasi darah,
melainkan ke saluran pencernaan seperti enzim-enzim pankreas. Disebut sebagai
organ endokrin karena sekret yang dalam hal ini adalah hormon (insulin,
glukogin dan somatostatin), dicurahkan langsung ke sirkulasi darah.
Pankreas berperan sebagai organ eksokrin menghasilkan getah pankreas
yang mengandung 3 enzim pencernaan utama yaitu :
Amilase pankreas akan mengubah amilum menjadi maltosa atau glukosa.
Lipase pankreas akan mengubah lipid menjadi asam lemak dan glioral.
Tripsinogen (tripsin in aktif) oleh enterokinase akan mengubah
tripsinogen menjadi triparin. Selanjutnya tripsin akan mengubah protein
menjadi prepton.
Hati
Hati merupakan organ terbesar di dalam tubuh, terletak di kuadran kanan atas
abdomen. Mempunyai dua lobus besar, lobus kanan (terbesar) dan lobus kin. Lobus
dibagi dalam ligamen-ligamen. Hati dibangun dari unit fungsional lobulus,
dibungkus oleh kapsul glisson yang melindungi hati dari trauma.
Lobulus berbentuk heksagonal yang terdiri atas lempeng sel hati. Diantara lempeng
sel hati terdapat kapiler-kapiler yang disebut simusoid yang merupakan cabang
vena porta yang arteri hepatika.
5
Simusoid dibatasi oleh sel kuffer yang merupakan sistem retikuloendotel yang
berfungsi menghancurkan bakteri dan antigen dalam darah.
Selain cabang vena porta dan arteri hepatika melingkari simusoid juga terdapat
saluran empedu.
Hati mempunyai 2 supply darah yaitu dari saluran cerna dan limpa melalui vena
porta dan dari aorta melalui arteri hepatika. 1/3 bagian darah yang masuk berasal
dari vena porta. Volume darah total yang masuk ke hati dalam semenit 1500 cc,
dialirkan kembali ke vena porta inferior melalui vena hepatika kanan dan kiri.
Fungsi hati antara lain :
Pembentukan dan eksekresi empedu
Hati membentuk dan mensekresi 1 liter empedu setiap hari.
Unsur utama cairan empedu:
Air (97 %).
Elektrolit.
Garam empedu.
Fosfolipid (lesitin).
Kolesterol.
Pigmen empedu terutama bilirubin terkonjugasi.
Kandung Empedu
Merupakan kantong berbentuk buah pear, terletak di bawah lobus kanan hati. Secara
terus menems hati mensekresi cairan empedu selanjutnya masuk dalam saluran kecil
yang nantinya bersatu membentuk saluran besar yang keluar dari hati. Duktus
hepatikus kanan dan kiri bersatu menjadi duktus hepatikus komunis. Duktus
hepatikus bergabung dengan duktus sistikus koledoksus.
6
B. PENGKAJIAN FISIK SISTEM PENCERNAAN
Pengumpulan data pada pasien-pasien dengan gangguan sistem Pencernaan mencakup :
1. Data Demografi (Bio data)
Perawat mengumpulkan data demografi pasien seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan dan
suku bangsa.
2. Riwayat Kesehatan Pasien dan Keluarga
Data ini mencakup :
a) Gangguan-gangguan yang pernah diderita pasien termasuk tindakan operasi.
b) Penyakit yang sedanq diderita saat ini seperti Diabetes me1itus, gangguan hati,
gangguan pankreas, kanker, jaundice, hemoroid, hernia, dan lain-lain yang
berhubungan dengan saluran pencernaan per1u dikaji.
c) Obat-obat yang sedang digunakan meliputi jenis obat, sejak kapan mulai digunakan
dan mengapa obat itu diberikan.
d) Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga.
3. Riwayat Diet
Riwayat diet sangat penting bi1a kita mengkaji fungsi saluran Pencernaan.
Riwayat diet ini mencakup :
a) Apakah pasien mempunyai diet khusus.
b) Bagaimana kebiasaan makan termasuk jenis makanan, porsi dan frekuensi per
hari.
c) Bagaimana pengetahuan pasien tentang nutrisi dan diet seimbang.
d)Apakah dijumpai perubahan po1a makan akibat penyakit.
e) Apakah pasien mengalami nausea, anoreksi dan dispepsia.
Bila mengkaji keluhan ini hendaknya dikaji pula frekuensi, lamanya dan
hubungannya dengan makan.
f) Apakah ada keluhan disphagia.
g) Apakah pasien terbiasa mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol;
cafein.
7
4. Sosial Ekonomi
Pengetahuan kita tentang sosial ekonomi pasien akan membantu perawat dalam menilai
kemampuan pasien menyediakan makanan yang bergizi, dan sekaligus perawat dapat
membantu mengidentifikasi alternatif pengadaan makanan yang seimbang.
5. Keluhan/Masalah Saat Ini
Kadangkala pasien sulit mengungkapkan keluhan-keluhan yang berhubungan dengan
gangguan pada pencernaan. Perawat menggali informasi yang lebih rinci dari setiap
keluhan pasien.
Keluhan yang lazim antara lain :
1) Perubahan Pola Buang Air Besar
Untuk mendapatkan adanya perubahan tersebut tanyakan pada pasien :
Frekuensi buang air besar
Warna dan konsistensi feses
Kejadian diare atau konstipasi
Tindakan yang efektif untuk mengurangi diare atau konstipasi.
Makna diare atau konstipasi bagi pasien.
2) Hilangnya Berat Badan atau Berat Badan Yang Bertambah
Tanyakan kepada pasien tentang ha1 berikut :
Berapa berat badan norma1.
Berapa berat badan yang bertambah atau hi1ang
Kapan (periode waktu) terjadi perubahan berat badan
Perubahan selera makan
Apakah pasien merokok, berapa banyak, sudah berapa lama
3) Nyeri, tanyakan hal berikut :
Lokasi nyeri
Penyebaran ke tempat lain
Faktor-faktor yang dapat mengurangi dan menambah nyeri
Kapan saja nyeri timbul atau bertambah berat.
Apakah nyeri berhubungan dengan makanan.
8
6. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian fisik pasien dengan gangguan sistem pencernaan termasuk pemeriksaan yang
lengkap tentang status nutrisi pasien, kondisi mulut dan pharing, abdomen dan
extremitas.
1) Screening Status Nutrisi mencakup :
- Inspeksi visual khususnya conjungtiva
- Pengukuran berat badan dan tinggi badan
- Pola makan
- Riwayat berat badan
- Perubahan selera atau intake makanan
- Kulit
2) Pemeriksaan Antropametri, mencakup :
Berat badan, tinggi badan dan lemak tubuh
Mengukur tinggi badan dengan posisi tegak, memandang depan dan tangan pada
kedua sisi tubuh.
Perubahan berat badan dapat dihitung dengan 3 cara yaitu :
a. BB Ideal
% IBW = BB sekaran g x 100
BB ideal
% UBW = BB sekaran g x 100
BB biasa
Perubahan berat badan : BB biasa - BB sekaran g x 100 =
BB biasa
Keterangan :
IBW = Ideal Body Weight
UBW = Usua1 Body Weight
IBW dan UBW = ( 90 - 110% ) BB Normal.
IBW dan UBW = (< 90%) under weight.
IBW dan UBW = (> 11O%) over weight.
b. Indeks massa tubuh (BMI)
BMI atau quetelet index adalah pengukuran status nutrisi tanpa tergantung
pada ukuran tubuh, dengan rumus :
9
BMI = BB (Kg)
TB (m2)
c. Pengukuran lemak kulit dengan menggunakan kaliper pada otot trisep dan
scapula kiri.
3) Melakukan Inspeksi dan Palpasi pada Mulut
Perhatikan pergerakan lidah, warna bibir; apakah ada lesi di mukosa mulut, kondisi
gigi geligi, gigi yang lepas, peradangan gusi dan tanda-tanda per-darahan. Apakah
mulut berbau.
Perhatikan juga pharing dan tonsil terhadap tanda-tanda radang, ulserasi dan
edema pada tonsil.
4) Pemeriksaan Abdomen
a) Inspeksi
Regionisasi abdomen dapat di1akukan dengan sistim 4 (empat) atau 9
(sembilan).
Regionisasi dengan sistim 4 yaitu :
Regio kuadran kanan atas (RUQ).
Regio kuadran kiri atas (LUQ).
10
Regio kuadran kanan bawah (RLQ).
Regio kuadran kiri bawah (LLG)
Regionisasi dengan sistim 9 yaitu :
Regio hipokondrium kanan.
Regio epigastrium.
Regio hipokondrium kiri.
Regio lumba1is kanan.
Regio umbi1ika1is.
Regio lumbalis kiri.
Regio inguinal kanan.
Regio hipogastrium.
Regio inguina1 kiri.
Perhatikan apakah distensi, perubahan warna kulit, jaringan parut, lesi superfisial
serta kolateral vena.
Juga perhatikan bentuk abdomen (Flat, cembung atau cekung), apakah berisi gas
atau cairan. Gas yang terakumulasi dapat dengan mudah diidentifikasi melalui
perkusi, akan dijumpai hipertimpani.
11
Cairan yang terakumulasi di rongga peritonium diidentifikasi dengan cara :
Cara Fluktuasi
Penderita tidur telentang. Pemeriksa dibantu seorang yang akan menekan bagian
tengah abdomen sepanjang muskulus rektus abdominis.
Pemeriksa menekan perut dari kiri hingga mengalir ke kanan melalui celah
yang sempit.
Tangan kanan pemeriksa, akan merasakan aliran tadi dan sebaliknya.
Cara Shifting Dulness
Dalam posisi telentang, perut pasien diperkusi mulai dari garis tengah menuju ke
tepi sambil memperhatikan bunyi yang dihasilkan.
Bila terdengar perubahan timpani ke redup, tangan kiri difiksir di lokasi tersebut,
kemudian posisi pasien dimiringkan dengan posisi tangan kiri tetap seperti
semula, 1akukan perkusi.
Bila tempat yang tadinya redup berubah menjadi timpani berarti terdapat asites.
Cara Fuddle
Dengan posisi pasien telungkup dengan kedua lutut, cairan asites akan
berkumpul dibawah. Cara ini tidak lazim dilakukan.
Perkusi organ berongga terdengar bunyi timpani sedangkan perkusi lemak,
cairan dan jaringan padat terdengar dullness/redup.
Auskultasi untuk mendengarkan bising usu dan bruit.
12
Palpasi
Rasakan apakah ada distensi, pembesaran organ dan timbul nyeri. Perhatikan
ekspresi wajah pasien pada saat palpasi.
Palpasi apakah ada pembesaran hati dan timbul nyeri.
Bila hati teraba tentukan seberapa besarnya, bagaimana tepinya dan konsistensi.
Cara melakukan palpasi hati :
Tehnik 1 :
Pasien tidur telentang, fleksi kedua sendi lutat agar dinding perut tidak meregang.
Tangan kiri pemeriksa ditaruh di bawah pinggang dan tangan kanan meraba hati
dengan ujung jari, anjurkan pasien menarik napas panjang dan lakukan perabaan
13
dengan ujung jari. Tekan ke dalam,dengan ujung jari dan kemudian dorong ke
belakang.
Tehnik 2 :
Pasien tidur telentang dengan fleksi kedua sendi lutut. Pemeriksa berdiri
disamping kanan pasien menghadap ke arah kaki. Tempatkan kedua tangan di
bawah garis bawah hepar di pinggir kosta ke 12. Suruh pasien tarik napas dalam
ketika pemeriksa menekan dengan jari ke dua tangan.
Pemeriksa tanda murphy sekaligus dilakukan pada saat perabaan hati. Lakukan
penekanan dengan ibu jari di atas vesika vellea dan suruh pasien menarik napas
dalam.
Tanda murphy positif bila pasien tiba-tiba menghentikan napasnya karena nyeri.
Tanda ini dijumpai pada cholelistitis.
Perkusi Hati
Perkusi berguna untuk orientasi abdomen, guna mengukur besarnya hepar dan
kadang limpa, mengetahui adanya cairan ascites, massa padat, massa yang berisi
cairan,dan adanya udara dalam gaster dan usus.
1. Orientasi perkusi
Lakukan perkusi yang benar diatas keempat kwadran untuk menilai distribusi dari
tympani dan pekak (dullness). Tympani biasanya menonjol bila adanya gas dalam traktus
digestivus, sedangkan cairan normal dan feces menyebabkan bunyi pekak (dullness).
Catat dimana tympani berubah menjadi pekak pada masing-masing sisi.
14
Cek area suprapubik, adakah pekak karena vesika urinaria yang penuh atau karena uterus
yang membesar .
2. Perkusi hepar
Lakukan perkusi pada linea midklavikularis kanan, mulailah setinggi bawah
umbilikus (area tympani) bergerak kearah atas ke hepar ( area pekak, pinggir bawah
hepar). Selanjutnya lakukan perkusi dari arah paru pada linea midklavikularis kanan
kearah bawah ke hepar ( pekak ) untuk menidentifikasi pinggir atas hepar. Sekarang
ukurlah dalam centimeter “vertical Span” / tingginya dari pekak hepar. Biasanya
ukurannya lebih besar pada laki laki daripada wanita, orang yang tinggi dari orang
pendek. Hepar dinilai membesar, bila pinggir atas hepar diatas dari ruang intercostalis V
dan 1 cm diatas arcus costalis, atau panjang pekak hepar lebih dari 6-12 cm, dan lobus
kiri hepar 2 cm dibawah processus xyphoideus.
Palpasi Limpha
Sama dengan palpasi hati hanya pada pemeriksaan dilakukan dari sisi kiri pasien.
Limpha terpalpasi ukurannya berubah 3 kali dari ukuran biasa. Palpasi cairan
dalam lambung dengan tehnik succutio sflash. Mengocok lambung sambil
mendengarkan memakai stetoskop. Adanya cairan dalam lambung mudah terdengar
seperti mengocok air dalam botol.
Perkusi Limpha
15
Normal limpa terletak pada lengkung diafragma posterior dari linea mid aksilaris
kiri. Perkussi limpa penting bila limpa membesar ( Splenomegali ). Limpa dapat
membesar kearah anterior, ke bawah, dan ke medial yang menutupi daerah gaster dan
kolon, yang biasanya adalah timpani dengan pekak karena organ padat.
Bila kita mencurigai adanya splenomegali maka lakukanlah maneuver ini :
1. Lakukan perkusi pada ruang intercostalis terakhir pada linea aksilaris anterior kiri.
Ruangan ini biasanya timpani. Sekarang suruh pasien menarik nafas dalam dan
perkusi lagi. Bila limpa normal maka suaranya tetap timpani. Perobahan suara perkusi
dari timpani ke pekak pada saat inspirasi menyokong untuk pembesaran limpa.
Kadang kadang mungkin saja terdengar pekak dalam inspirasi tapi limpa masih
normal. Hal ini memberikan tanda positif palsu.
2. Lakukan perkusi dari beberapa arah dari timpani kearah area pekak dari limpa.
Cobalah untuk membayangkan ukuran dari limpa. Jika area pekak besar maka
menyokong untuk splenomegali . Perkusi dari limpa akan dipengaruhi oleh isi gaster
dan kolon, tetapi menyokong suatu splenomegali sebelum organ tersebut teraba.
Auskultasi
Auskultasi berguna dalam menilai pergerakan usus dan adanya stenosis arteri atau
adanya obstruksi vascular lainnya. Auskultasi paling baik dilakukan sebelum palpasi dan
perkusi karena palpasi dan perkusi akan mempengaruhi frekwensi dari bising usus.
Letakan stetoskop di abdomen secara baik. Dengarlah bunyi usus dan catatlah frekwensi
dan karakternya. Normal bunyi usus terdiri dari “Clicks” dan “gurgles” dengan frekwensi
5 – 15 kali permenit. kadang-kadang bisa didengar bunyi “Borborygmi” yaitu bunyi usus
gurgles yang memanjang dan lebih keras karena hyperperistaltik. Bunyi usus dapat
berubah dalam keadaan seperti diare, obstruksi intestinal, ileus paralitik, dan peritonitis.
Pada pasien dengan hypertensi dengarkan di epigastrium dan pada masing kwadran atas
bunyi “bruits vascular“ yang hampir sama dengan bunyi bising jantung (murmur).
Adanya bruits sistolik dan diastolik pada pasien hypertensi akibat dari stenosis arteri
renalis. Bruit sistolik di epigastrium dapat terdengar pada orang normal. Jika kita
16
mencurigai adanya insufisiensi arteri pada kaki maka dengarkanlah bruits sistolik diatas
aorta, arteri iliaca, dan arteri femoralis
.
5) Pemeriksaan Rektum/Anus
Amati kondisi kulit sekitar anus, apakah lecet atau tidak. Vena hemoroid dapat
keluar pada penderita hemaroid, bila ada kaji konsistensinya.
Ada beberapa posisi untuk colok dubur :
a. Left lateral (Sims ) position.
Rutin digunakan untuk wanita atau pro sedue standar laki-laki. Pasien miring
kekiri, dengan tungkai atas kanan fleksi, sedangkan tungkai bawah kiri semi
ekstensi. Panggul harus menungging dan sejajar dengan pinggir tempat tidur.
b. Knee-elbow position.
Baik untuk perabaan prostat dan vesikula seminalis.
17
c. Dorsal position.
Pasien tidur dengan posisi
setengah duduk posisi lutut
ditekukkan(fleksi). Telunjuk
tangan kanan pasien masuk
kedubur dengan
melintasi dibawah paha kanan
pasien. Untukbimanual
palpasi tangan kiri diatas supra
d. Lithotomyposition.
Dilakukan pada meja operasi.
Bimanual dengan telunjuk
kanan pada rektum sedang
tangan kiri pada supra pubis.
6) Pemeriksaan Extremitas
Amati bentuk extremitas, warna kulit, kehangatannya apakah lesi; perhatikan pula
ada tidaknya edema. Bila edema, kaji sirkulasi daerah perifer dengan cara
menkondisi nadi.
19
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Black, JM., Matassin E. (2002). Medical Surgical Nursing, Clinical Management for Continuity of Care. JB. Lipincott.co
Black JM., Hawk, J.H., keene, A.M. (2001)Medical surgical nursing nursing: clinical management for positive outcomes 6th ed. Philadelphia: WB Sounders.
Bullock, Barbara (2000). Focus on pathophysiology. Philadelphia
Chennecky, CC, Schlesselman, S. (2000). Oncology nursing certification review. St. Louis: Msoby.
Doenges, Marylinn E. (2002). Nursing care plan: guidelines for Planning and documenting patient care. 3rd ed. FA. Davis
Hamilton Bailey : Demonstration of Phisical Signs in Clinical Surgery Ed 17: 1992 rev.2008 : ELBS: Great Britai
Patton D, et.al. Textbook of Physiology (vol 1 and 2) 21st ed. WB Saunders Company.Philadelphia.
20
TUGAS PENGKAJIAN KMB
21
SISTEM PENCERNAAN
DISUSUN OLEH:1. ARMI2. IMAS YOYOH3. RAGIL SUPRIYONO4. ROGAYAH
PROGRAM MAGISTER KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN 2012
22
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat, hidayah, serta karunianya kami dapat menyelesaikan Makalah
Pengkajian KMB dengan tema Pengkajian Sistem Pencernaan . Makalah ini
kami susun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengkajian KMB,
Dengan segenap kerendahan hati tidak lupa kami ucapkan terima kasih banyak
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini,
terutama kepada para dosen mata kuliah tersebut.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan ,maka dari
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
kesempurnaan makalah ini.
Demikian atas perhatianya kami ucapkan terima kasih, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua Amiin.
Wassalamu’alaikum wr.wb Jakarta, 5 Juni 2012
Penyusun
23
24
25