Sistem Pencernaan

33
BAB TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR SISTEM PENCERNAAN 1. PENGERTIAN Sistem pencernaan merupakan suatu tatanan yang terbentuk dari adanya hubungan antara bagian yang tergabung dalam saluran pencernaan dan organ asesoris yang bertujuan untuk menyediakan nutrien, elektrolit dan air secara terus-menerus bagi kebutuhan tubuh. Ada empat (4) proses penting yang terjadi disepanjang saluran pencernaan yang mendukung tersedianya nutrien, elektrolit dan air secara terus-menerus yaitu : Ingesti :Masuknya makanan (bolus) ke dalam saluran pencernaan. Sekresi :Pengeluaran sekret pencernaan untuk membantu proses digesti, dalam hal ini adalah enzim pencernaan. Digest :Penghancuran bolus baik secara mekanik dan kemis menjadi bentuk yang siap di absorbsi oleh villi intestin. Absorbsi :Penyerapan oleh villi-villi intestin untuk selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah. 1

description

yes

Transcript of Sistem Pencernaan

Page 1: Sistem Pencernaan

BAB TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR SISTEM PENCERNAAN

1. PENGERTIAN

Sistem pencernaan merupakan suatu tatanan yang terbentuk dari adanya hubungan

antara bagian yang tergabung dalam saluran pencernaan dan organ asesoris yang

bertujuan untuk menyediakan nutrien, elektrolit dan air secara terus-menerus bagi

kebutuhan tubuh.

Ada empat (4) proses penting yang terjadi disepanjang saluran pencernaan yang

mendukung tersedianya nutrien, elektrolit dan air secara terus-menerus yaitu :

Ingesti :Masuknya makanan (bolus) ke dalam saluran pencernaan.

Sekresi :Pengeluaran sekret pencernaan untuk membantu proses digesti,

dalam hal ini adalah enzim pencernaan.

Digest :Penghancuran bolus baik secara mekanik dan kemis menjadi

bentuk yang siap di absorbsi oleh villi intestin.

Absorbsi :Penyerapan oleh villi-villi intestin untuk selanjutnya masuk ke dalam

sirkulasi darah.

2. BAGIAN – BAGIAN SISTEM PENCERNAAN

a. MULUT DAN PHARING

Makanan (bolus) di dalam mulut mengalami penghancuran yang disebut mastikasi

(mengunyah).

Proses ini terjadi dengan bantuan gigi-geligi; saliva dan lidah. Gigi-geligi

memotong dan menghancurkan bolus, dicampur oleh lidah dengan saliva yang

dihasilkan oleh kelenjar saliva.

Proses mastikasi di mulut penting karena :

Enzim hanya bekerja pada permukaan makanan.

Mencegah iritasi pada mulut akibat bolus yang keras.

1

Page 2: Sistem Pencernaan

Di dalam mulut, bolus telah mengalami proses pencernaan meskipun relatif kecil.

Sekresi enzim pencernaan khususnya amalase telah terjadi, yang terkandung dalam

saliva. Enzim ini akan memecah amilum menjadi maltosa dan glukosa. Absorbsi

glukosa juga terjadi di mana kita dapat merasakan adanya rasa manis dalam

makanan.

Saliva sebagaian besar mengandung air dan garam / elektrolit; serta musin dan

amilase. Sekresi saliva dipengaruhi oleh :

Bolus dalam mulut (faktor mekanik).

Mencium makanan enak (faktor psikhis).

Bolus yang asam atau asin (faktor kimia).

Di dalam rongga mulut, terdapat terdapat tiga kelenjar saliva yaitu :

Kelenjar Parotis, merupakan kelenjar terbesar penghasil saliva. Terletak di

bagian depan bawah telinga.

Kelenjar sub mandibularis, terletak di bawah kedua sisi tulang rahang.

Kelenjar sub lingunalis, terletak di bawah lidah.

Bolus yang sudah hancur didorong ke pharing oleh lidah untuk selanjutnya ditelan.

Proses menelan terjadi dalam 3 (tiga tahapan) yaitu fase volunter; fase pharingeal dan

fase esophageal.

b. Esophagus

Panjang esophagus lebih kurang 25 cm dengan diameter ± 2 cm. Berfungsi

sebagai saluran masuknya bolus dan air ke lambung. Terbentang dari pharing ke

lambung. Dilapisi dengan otot skletal 1/3 bagian atasnya dan 2/3 oleh otot halus

yang menghasilkan mukus. Esophagus diinervasi saraf simpatis dan para

simpatis.

Di esophagus, bolus bercampur dengan mukus untuk memudahkan masuknya

bolus ke lambung. Masuknya bolus ke lambung dipengaruhi oleh peristaltik dan

relaksasi kardia (spingter gastro esophageal). Normalnya spingter ini selalu

tertutup karena perbedaan tekanan.

2

Page 3: Sistem Pencernaan

c. Lambung

Lambung terdapat digaris tengah dan kuadran atas kiri abdomen. Panjangnya 25

cm dengan lebar 10 cm, ukuran dapat bertambah tergantung isi dan ukuran

tubuh.

Lambung terdiri dari empat (4) bagian :

Cardia, tempat di mana esophagus bersatu dengan lambung

Fundus yaitu bagian yang melebar ke kiri

Badan lambung, bagian yang terbesar dari lambung

Pilorus, bagian terbawah yang menghubungkan lambung dengan

duodenum.

Kedua ujung lambung dibatasi oleh spingter cardia dan spingter pilorus. Spingter

cardia tda diantara lambung dan esophagus berfungsi untuk mencegah aliran balik

bolus ke esophagus. Spingter pilorus ada di antara lambung dan duodenum berfungsi

untuk mencegah aliran balik ke lambung.

Pada lapisan mukosa lambung, terdapat lipatan-lipatan yang tersusun secara

longitudinal yang disebut rongga yang memungkinkan lambung meregang bila bolus

mengisi lambung.

Bolus mengisi lambung selama 2 – 6 jam, perlahan-lahan mengalami digesti dan

sedikit demi sedikit turun ke duodenum.

Fungsi Lambung, antara lain :

Fungsi Motorik

Lambung menampung bolus sampai bolus dicerna sedikit demi

sedikit. Disamping menampun , lambung juga memecah bolus

menjadi partikel-partikel kecil dan mencampurnya dengan cairan /

getah lambung. Bolus yang sudah tercampur dengan cairan lambung

disebut kimus.

Fungsi Sekresi dan Digesti

Lambung menghasilkan cairan lambung 2-3 liter perhari. Cairan

lambung mengandung air elektrolit clorida (Hcl), mukus, enzim

pencemaan (Amilase, lipase dan pepasin) serta faktor intrinsik.

3

Page 4: Sistem Pencernaan

Proses digesti di dalam lambung sudah berlangsung, meskipun

kadarnya masih sedikit.

Protein dipecah oleh pepasin dan Hcl menjadi pepton; serta amilun dipecah

oleh amilase lambung menjadi maltosa atau glukosa. Sedangkan Lipid tidak

mengalami digesti yang berarti oleh karena suasana cairan lambung yang

asam menyebabkan enzim ini tidak aktif. Ph lambung 1,5 - 2,5 sementara

lipase bekerja optimal pada suasana netral sampai alkali.

Sekresi pepsin dan Hcl yang akan merubah protein tadi diatur oleh hormon.

Dan sekresi gatrin sangat tergantung pada kandungan protein dalam makanan;

peregangan antrum dan rangsangan vagus.

d. Usus Halus

Usus halus terdiri-dari atas tiga bagian besar yaitu duedenum; jejenum dan

ileum. Panjang masing-masing bagian ini, duodenum 25 cm, jejenum 1,5 - 2,0

m; dan ileum 2,5 - 4m.

Fungsi utama usus halus adalah :

Pergerakan yaitu mencampur; dan peristaltik.

Digesti

Absorbsi

e. Usus Besar (Kolon)

Usus besar terdiri dari atas sekum; kolon dan rektum. Kolon terbagi atas kolon

aseden; transversum dan desendens serta sigmoid. Fungsi utama usus besar

adalah absorbsi air dan garam, pergerakan serta eliminasi. Gerakan peristaltik

usus besar merupakan kontraksi segmental yang disebut gerakan Haustra.

Gerakan Haustra berlangsung 3-4 kali sehari, yang memungkinkan absorbsi air

lebih optimal. Sisa fecal tersimpan di kolon selama 12-24 jam setelah makan.

Kolon juga menghasilkan mukus yang akan melicinkan feses sehingga tidak

melukai dinding kolon. Kemampuan kolon mengabsorbsi sir 6 intake cairan yang

normal.

4

Page 5: Sistem Pencernaan

f. Organ Asesoris

Pankreas

Merupakan organ retroperitonial di dalam rongga abdomen atas disamping

lambung. Panjang 10 - 20 cm dengan lebar 2,5 - 5 cm. Mendapat sirkulasi dari

arteri splenic dan arteri mesenterika superior. Pankreas mempunyai dua saluran.

Saluran wirsung atau saluran pankreatikur dan saluran santorini. Saluran wirsung

bersatu dengan saluran billians membentuk ampula vateri.

Pankreas mempunyai dua fungsi yang berbeda yaitu sebagai organ exokrin

karena sekret yang dihasilkannya dicurahkan bukan ke sirkulasi darah,

melainkan ke saluran pencernaan seperti enzim-enzim pankreas. Disebut sebagai

organ endokrin karena sekret yang dalam hal ini adalah hormon (insulin,

glukogin dan somatostatin), dicurahkan langsung ke sirkulasi darah.

Pankreas berperan sebagai organ eksokrin menghasilkan getah pankreas

yang mengandung 3 enzim pencernaan utama yaitu :

Amilase pankreas akan mengubah amilum menjadi maltosa atau glukosa.

Lipase pankreas akan mengubah lipid menjadi asam lemak dan glioral.

Tripsinogen (tripsin in aktif) oleh enterokinase akan mengubah

tripsinogen menjadi triparin. Selanjutnya tripsin akan mengubah protein

menjadi prepton.

Hati

Hati merupakan organ terbesar di dalam tubuh, terletak di kuadran kanan atas

abdomen. Mempunyai dua lobus besar, lobus kanan (terbesar) dan lobus kin. Lobus

dibagi dalam ligamen-ligamen. Hati dibangun dari unit fungsional lobulus,

dibungkus oleh kapsul glisson yang melindungi hati dari trauma.

Lobulus berbentuk heksagonal yang terdiri atas lempeng sel hati. Diantara lempeng

sel hati terdapat kapiler-kapiler yang disebut simusoid yang merupakan cabang

vena porta yang arteri hepatika.

5

Page 6: Sistem Pencernaan

Simusoid dibatasi oleh sel kuffer yang merupakan sistem retikuloendotel yang

berfungsi menghancurkan bakteri dan antigen dalam darah.

Selain cabang vena porta dan arteri hepatika melingkari simusoid juga terdapat

saluran empedu.

Hati mempunyai 2 supply darah yaitu dari saluran cerna dan limpa melalui vena

porta dan dari aorta melalui arteri hepatika. 1/3 bagian darah yang masuk berasal

dari vena porta. Volume darah total yang masuk ke hati dalam semenit 1500 cc,

dialirkan kembali ke vena porta inferior melalui vena hepatika kanan dan kiri.

Fungsi hati antara lain :

Pembentukan dan eksekresi empedu

Hati membentuk dan mensekresi 1 liter empedu setiap hari.

Unsur utama cairan empedu:

Air (97 %).

Elektrolit.

Garam empedu.

Fosfolipid (lesitin).

Kolesterol.

Pigmen empedu terutama bilirubin terkonjugasi.

Kandung Empedu

Merupakan kantong berbentuk buah pear, terletak di bawah lobus kanan hati. Secara

terus menems hati mensekresi cairan empedu selanjutnya masuk dalam saluran kecil

yang nantinya bersatu membentuk saluran besar yang keluar dari hati. Duktus

hepatikus kanan dan kiri bersatu menjadi duktus hepatikus komunis. Duktus

hepatikus bergabung dengan duktus sistikus koledoksus.

6

Page 7: Sistem Pencernaan

B. PENGKAJIAN FISIK SISTEM PENCERNAAN

Pengumpulan data pada pasien-pasien dengan gangguan sistem Pencernaan mencakup :

1. Data Demografi (Bio data)

Perawat mengumpulkan data demografi pasien seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan dan

suku bangsa.

2. Riwayat Kesehatan Pasien dan Keluarga

Data ini mencakup :

a) Gangguan-gangguan yang pernah diderita pasien termasuk tindakan operasi.

b) Penyakit yang sedanq diderita saat ini seperti Diabetes me1itus, gangguan hati,

gangguan pankreas, kanker, jaundice, hemoroid, hernia, dan lain-lain yang

berhubungan dengan saluran pencernaan per1u dikaji.

c) Obat-obat yang sedang digunakan meliputi jenis obat, sejak kapan mulai digunakan

dan mengapa obat itu diberikan.

d) Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga.

3. Riwayat Diet

Riwayat diet sangat penting bi1a kita mengkaji fungsi saluran Pencernaan.

Riwayat diet ini mencakup :

a) Apakah pasien mempunyai diet khusus.

b) Bagaimana kebiasaan makan termasuk jenis makanan, porsi dan frekuensi per

hari.

c) Bagaimana pengetahuan pasien tentang nutrisi dan diet seimbang.

d)Apakah dijumpai perubahan po1a makan akibat penyakit.

e) Apakah pasien mengalami nausea, anoreksi dan dispepsia.

Bila mengkaji keluhan ini hendaknya dikaji pula frekuensi, lamanya dan

hubungannya dengan makan.

f) Apakah ada keluhan disphagia.

g) Apakah pasien terbiasa mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol;

cafein.

7

Page 8: Sistem Pencernaan

4. Sosial Ekonomi

Pengetahuan kita tentang sosial ekonomi pasien akan membantu perawat dalam menilai

kemampuan pasien menyediakan makanan yang bergizi, dan sekaligus perawat dapat

membantu mengidentifikasi alternatif pengadaan makanan yang seimbang.

5. Keluhan/Masalah Saat Ini

Kadangkala pasien sulit mengungkapkan keluhan-keluhan yang berhubungan dengan

gangguan pada pencernaan. Perawat menggali informasi yang lebih rinci dari setiap

keluhan pasien.

Keluhan yang lazim antara lain :

1) Perubahan Pola Buang Air Besar

Untuk mendapatkan adanya perubahan tersebut tanyakan pada pasien :

Frekuensi buang air besar

Warna dan konsistensi feses

Kejadian diare atau konstipasi

Tindakan yang efektif untuk mengurangi diare atau konstipasi.

Makna diare atau konstipasi bagi pasien.

2) Hilangnya Berat Badan atau Berat Badan Yang Bertambah

Tanyakan kepada pasien tentang ha1 berikut :

Berapa berat badan norma1.

Berapa berat badan yang bertambah atau hi1ang

Kapan (periode waktu) terjadi perubahan berat badan

Perubahan selera makan

Apakah pasien merokok, berapa banyak, sudah berapa lama

3) Nyeri, tanyakan hal berikut :

Lokasi nyeri

Penyebaran ke tempat lain

Faktor-faktor yang dapat mengurangi dan menambah nyeri

Kapan saja nyeri timbul atau bertambah berat.

Apakah nyeri berhubungan dengan makanan.

8

Page 9: Sistem Pencernaan

6. Pemeriksaan Fisik

Pengkajian fisik pasien dengan gangguan sistem pencernaan termasuk pemeriksaan yang

lengkap tentang status nutrisi pasien, kondisi mulut dan pharing, abdomen dan

extremitas.

1) Screening Status Nutrisi mencakup :

- Inspeksi visual khususnya conjungtiva

- Pengukuran berat badan dan tinggi badan

- Pola makan

- Riwayat berat badan

- Perubahan selera atau intake makanan

- Kulit

2) Pemeriksaan Antropametri, mencakup :

Berat badan, tinggi badan dan lemak tubuh

Mengukur tinggi badan dengan posisi tegak, memandang depan dan tangan pada

kedua sisi tubuh.

Perubahan berat badan dapat dihitung dengan 3 cara yaitu :

a. BB Ideal

% IBW = BB sekaran g x 100

BB ideal

% UBW = BB sekaran g x 100

BB biasa

Perubahan berat badan : BB biasa - BB sekaran g x 100 =

BB biasa

Keterangan :

IBW = Ideal Body Weight

UBW = Usua1 Body Weight

IBW dan UBW = ( 90 - 110% ) BB Normal.

IBW dan UBW = (< 90%) under weight.

IBW dan UBW = (> 11O%) over weight.

b. Indeks massa tubuh (BMI)

BMI atau quetelet index adalah pengukuran status nutrisi tanpa tergantung

pada ukuran tubuh, dengan rumus :

9

Page 10: Sistem Pencernaan

BMI = BB (Kg)

TB (m2)

c. Pengukuran lemak kulit dengan menggunakan kaliper pada otot trisep dan

scapula kiri.

3) Melakukan Inspeksi dan Palpasi pada Mulut

Perhatikan pergerakan lidah, warna bibir; apakah ada lesi di mukosa mulut, kondisi

gigi geligi, gigi yang lepas, peradangan gusi dan tanda-tanda per-darahan. Apakah

mulut berbau.

Perhatikan juga pharing dan tonsil terhadap tanda-tanda radang, ulserasi dan

edema pada tonsil.

4) Pemeriksaan Abdomen

a) Inspeksi

Regionisasi abdomen dapat di1akukan dengan sistim 4 (empat) atau 9

(sembilan).

Regionisasi dengan sistim 4 yaitu :

Regio kuadran kanan atas (RUQ).

Regio kuadran kiri atas (LUQ).

10

Page 11: Sistem Pencernaan

Regio kuadran kanan bawah (RLQ).

Regio kuadran kiri bawah (LLG)

Regionisasi dengan sistim 9 yaitu :

Regio hipokondrium kanan.

Regio epigastrium.

Regio hipokondrium kiri.

Regio lumba1is kanan.

Regio umbi1ika1is.

Regio lumbalis kiri.

Regio inguinal kanan.

Regio hipogastrium.

Regio inguina1 kiri.

Perhatikan apakah distensi, perubahan warna kulit, jaringan parut, lesi superfisial

serta kolateral vena.

Juga perhatikan bentuk abdomen (Flat, cembung atau cekung), apakah berisi gas

atau cairan. Gas yang terakumulasi dapat dengan mudah diidentifikasi melalui

perkusi, akan dijumpai hipertimpani.

11

Page 12: Sistem Pencernaan

Cairan yang terakumulasi di rongga peritonium diidentifikasi dengan cara :

Cara Fluktuasi

Penderita tidur telentang. Pemeriksa dibantu seorang yang akan menekan bagian

tengah abdomen sepanjang muskulus rektus abdominis.

Pemeriksa menekan perut dari kiri hingga mengalir ke kanan melalui celah

yang sempit.

Tangan kanan pemeriksa, akan merasakan aliran tadi dan sebaliknya.

Cara Shifting Dulness

Dalam posisi telentang, perut pasien diperkusi mulai dari garis tengah menuju ke

tepi sambil memperhatikan bunyi yang dihasilkan.

Bila terdengar perubahan timpani ke redup, tangan kiri difiksir di lokasi tersebut,

kemudian posisi pasien dimiringkan dengan posisi tangan kiri tetap seperti

semula, 1akukan perkusi.

Bila tempat yang tadinya redup berubah menjadi timpani berarti terdapat asites.

Cara Fuddle

Dengan posisi pasien telungkup dengan kedua lutut, cairan asites akan

berkumpul dibawah. Cara ini tidak lazim dilakukan.

Perkusi organ berongga terdengar bunyi timpani sedangkan perkusi lemak,

cairan dan jaringan padat terdengar dullness/redup.

Auskultasi untuk mendengarkan bising usu dan bruit.

12

Page 13: Sistem Pencernaan

Palpasi

Rasakan apakah ada distensi, pembesaran organ dan timbul nyeri. Perhatikan

ekspresi wajah pasien pada saat palpasi.

Palpasi apakah ada pembesaran hati dan timbul nyeri.

Bila hati teraba tentukan seberapa besarnya, bagaimana tepinya dan konsistensi.

Cara melakukan palpasi hati :

Tehnik 1 :

Pasien tidur telentang, fleksi kedua sendi lutat agar dinding perut tidak meregang.

Tangan kiri pemeriksa ditaruh di bawah pinggang dan tangan kanan meraba hati

dengan ujung jari, anjurkan pasien menarik napas panjang dan lakukan perabaan

13

Page 14: Sistem Pencernaan

dengan ujung jari. Tekan ke dalam,dengan ujung jari dan kemudian dorong ke

belakang.

Tehnik 2 :

Pasien tidur telentang dengan fleksi kedua sendi lutut. Pemeriksa berdiri

disamping kanan pasien menghadap ke arah kaki. Tempatkan kedua tangan di

bawah garis bawah hepar di pinggir kosta ke 12. Suruh pasien tarik napas dalam

ketika pemeriksa menekan dengan jari ke dua tangan.

Pemeriksa tanda murphy sekaligus dilakukan pada saat perabaan hati. Lakukan

penekanan dengan ibu jari di atas vesika vellea dan suruh pasien menarik napas

dalam.

Tanda murphy positif bila pasien tiba-tiba menghentikan napasnya karena nyeri.

Tanda ini dijumpai pada cholelistitis.

Perkusi Hati

Perkusi berguna untuk orientasi abdomen, guna mengukur besarnya hepar dan

kadang limpa, mengetahui adanya cairan ascites, massa padat, massa yang berisi

cairan,dan adanya udara dalam gaster dan usus.

1. Orientasi perkusi

Lakukan perkusi yang benar diatas keempat kwadran untuk menilai distribusi dari

tympani dan pekak (dullness). Tympani biasanya menonjol bila adanya gas dalam traktus

digestivus, sedangkan cairan normal dan feces menyebabkan bunyi pekak (dullness).

Catat dimana tympani berubah menjadi pekak pada masing-masing sisi.

14

Page 15: Sistem Pencernaan

Cek area suprapubik, adakah pekak karena vesika urinaria yang penuh atau karena uterus

yang membesar .

2. Perkusi hepar

Lakukan perkusi pada linea midklavikularis kanan, mulailah setinggi bawah

umbilikus (area tympani) bergerak kearah atas ke hepar ( area pekak, pinggir bawah

hepar). Selanjutnya lakukan perkusi dari arah paru pada linea midklavikularis kanan

kearah bawah ke hepar ( pekak ) untuk menidentifikasi pinggir atas hepar. Sekarang

ukurlah dalam centimeter “vertical Span” / tingginya dari pekak hepar. Biasanya

ukurannya lebih besar pada laki laki daripada wanita, orang yang tinggi dari orang

pendek. Hepar dinilai membesar, bila pinggir atas hepar diatas dari ruang intercostalis V

dan 1 cm diatas arcus costalis, atau panjang pekak hepar lebih dari 6-12 cm, dan lobus

kiri hepar 2 cm dibawah processus xyphoideus.

Palpasi Limpha

Sama dengan palpasi hati hanya pada pemeriksaan dilakukan dari sisi kiri pasien.

Limpha terpalpasi ukurannya berubah 3 kali dari ukuran biasa. Palpasi cairan

dalam lambung dengan tehnik succutio sflash. Mengocok lambung sambil

mendengarkan memakai stetoskop. Adanya cairan dalam lambung mudah terdengar

seperti mengocok air dalam botol.

Perkusi Limpha

15

Page 16: Sistem Pencernaan

Normal limpa terletak pada lengkung diafragma posterior dari linea mid aksilaris

kiri. Perkussi limpa penting bila limpa membesar ( Splenomegali ). Limpa dapat

membesar kearah anterior, ke bawah, dan ke medial yang menutupi daerah gaster dan

kolon, yang biasanya adalah timpani dengan pekak karena organ padat.

Bila kita mencurigai adanya splenomegali maka lakukanlah maneuver ini :

1. Lakukan perkusi pada ruang intercostalis terakhir pada linea aksilaris anterior kiri.

Ruangan ini biasanya timpani. Sekarang suruh pasien menarik nafas dalam dan

perkusi lagi. Bila limpa normal maka suaranya tetap timpani. Perobahan suara perkusi

dari timpani ke pekak pada saat inspirasi menyokong untuk pembesaran limpa.

Kadang kadang mungkin saja terdengar pekak dalam inspirasi tapi limpa masih

normal. Hal ini memberikan tanda positif palsu.

2. Lakukan perkusi dari beberapa arah dari timpani kearah area pekak dari limpa.

Cobalah untuk membayangkan ukuran dari limpa. Jika area pekak besar maka

menyokong untuk splenomegali . Perkusi dari limpa akan dipengaruhi oleh isi gaster

dan kolon, tetapi menyokong suatu splenomegali sebelum organ tersebut teraba.

Auskultasi

Auskultasi berguna dalam menilai pergerakan usus dan adanya stenosis arteri atau

adanya obstruksi vascular lainnya. Auskultasi paling baik dilakukan sebelum palpasi dan

perkusi karena palpasi dan perkusi akan mempengaruhi frekwensi dari bising usus.

Letakan stetoskop di abdomen secara baik. Dengarlah bunyi usus dan catatlah frekwensi

dan karakternya. Normal bunyi usus terdiri dari “Clicks” dan “gurgles” dengan frekwensi

5 – 15 kali permenit. kadang-kadang bisa didengar bunyi “Borborygmi” yaitu bunyi usus

gurgles yang memanjang dan lebih keras karena hyperperistaltik. Bunyi usus dapat

berubah dalam keadaan seperti diare, obstruksi intestinal, ileus paralitik, dan peritonitis.

Pada pasien dengan hypertensi dengarkan di epigastrium dan pada masing kwadran atas

bunyi “bruits vascular“ yang hampir sama dengan bunyi bising jantung (murmur).

Adanya bruits sistolik dan diastolik pada pasien hypertensi akibat dari stenosis arteri

renalis. Bruit sistolik di epigastrium dapat terdengar pada orang normal. Jika kita

16

Page 17: Sistem Pencernaan

mencurigai adanya insufisiensi arteri pada kaki maka dengarkanlah bruits sistolik diatas

aorta, arteri iliaca, dan arteri femoralis

.

5) Pemeriksaan Rektum/Anus

Amati kondisi kulit sekitar anus, apakah lecet atau tidak. Vena hemoroid dapat

keluar pada penderita hemaroid, bila ada kaji konsistensinya.

Ada beberapa posisi untuk colok dubur :

a. Left lateral (Sims ) position.

Rutin digunakan untuk wanita atau pro sedue standar laki-laki. Pasien miring

kekiri, dengan tungkai atas kanan fleksi, sedangkan tungkai bawah kiri semi

ekstensi. Panggul harus menungging dan sejajar dengan pinggir tempat tidur.

b. Knee-elbow position.

Baik untuk perabaan prostat dan vesikula seminalis.

17

Page 18: Sistem Pencernaan

c. Dorsal position.

Pasien tidur dengan posisi

setengah duduk posisi lutut

ditekukkan(fleksi). Telunjuk

tangan kanan pasien masuk

kedubur dengan

melintasi dibawah paha kanan

pasien. Untukbimanual

palpasi tangan kiri diatas supra

d. Lithotomyposition.

Dilakukan pada meja operasi.

Bimanual dengan telunjuk

kanan pada rektum sedang

tangan kiri pada supra pubis.

Page 19: Sistem Pencernaan

6) Pemeriksaan Extremitas

Amati bentuk extremitas, warna kulit, kehangatannya apakah lesi; perhatikan pula

ada tidaknya edema. Bila edema, kaji sirkulasi daerah perifer dengan cara

menkondisi nadi.

19

Page 20: Sistem Pencernaan

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Black, JM., Matassin E. (2002). Medical Surgical Nursing, Clinical Management for Continuity of Care. JB. Lipincott.co

Black JM., Hawk, J.H., keene, A.M. (2001)Medical surgical nursing nursing: clinical management for positive outcomes 6th ed. Philadelphia: WB Sounders.

Bullock, Barbara (2000). Focus on pathophysiology. Philadelphia

Chennecky, CC, Schlesselman, S. (2000). Oncology nursing certification review. St. Louis: Msoby.

Doenges, Marylinn E. (2002). Nursing care plan: guidelines for Planning and documenting patient care. 3rd ed. FA. Davis

Hamilton Bailey : Demonstration of Phisical Signs in Clinical Surgery Ed 17: 1992 rev.2008 : ELBS: Great Britai

Patton D, et.al. Textbook of Physiology (vol 1 and 2) 21st ed. WB Saunders Company.Philadelphia.

20

Page 21: Sistem Pencernaan

TUGAS PENGKAJIAN KMB

21

Page 22: Sistem Pencernaan

SISTEM PENCERNAAN

DISUSUN OLEH:1. ARMI2. IMAS YOYOH3. RAGIL SUPRIYONO4. ROGAYAH

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2012

22

Page 23: Sistem Pencernaan

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat, hidayah, serta karunianya kami dapat menyelesaikan Makalah

Pengkajian KMB dengan tema Pengkajian Sistem Pencernaan . Makalah ini

kami susun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengkajian KMB,

Dengan segenap kerendahan hati tidak lupa kami ucapkan terima kasih banyak

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini,

terutama kepada para dosen mata kuliah tersebut.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan ,maka dari

itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna

kesempurnaan makalah ini.

      Demikian atas perhatianya kami ucapkan terima kasih, semoga makalah

ini dapat bermanfaat bagi kita semua Amiin.

Wassalamu’alaikum wr.wb Jakarta, 5 Juni 2012

Penyusun

23

Page 24: Sistem Pencernaan

24

Page 25: Sistem Pencernaan

25