SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA TINGKAT RESIKO …eprints.dinus.ac.id/13164/1/jurnal_13623.pdf ·...

10

Click here to load reader

Transcript of SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA TINGKAT RESIKO …eprints.dinus.ac.id/13164/1/jurnal_13623.pdf ·...

Page 1: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA TINGKAT RESIKO …eprints.dinus.ac.id/13164/1/jurnal_13623.pdf · keanggotaan yang monoton. Sebagai ... naik.dimana nilai domain yang ... diagnosa yaiitu

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA TINGKAT RESIKO PENYAKIT

RABIES PADA ANJING MENGGUNAKAN METODE FUZZY

INFERENCE SYSTEM (FIS) TSUKAMOTO

Rengga Gusti Ari Wibowo

Jurusan Teknik Informatika. Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Dian Nuswantoro, Semarang

email : [email protected]

Abstrak:

Rabies merupakan salah satu penyakit zoonosis yang paling ditakuti.yang dapat menulari

manusia melalui gigitan anjing yang mengidap rabies.Rabies ini merupakan penyakit

yang sangat menakutkan dan sangat ganas.Rabies langsung menyerang susunan syaraf

pusat(otak).acute enchepalo myelitis dengan gejala yang sangat khusus dan dengan

gangguan syaraf yang jelas,dimana anjing menjadi sangat agresif,photophobia(takut

terhadap sinar dan takut air yang berlebihan yang selalu diakhiri dengan kematian.Dari

permasalahan diatas maka akan dibuat sistem komputerisasi yaitu sistem pakar.Dimana

sistem pakar ini dapat mendiagnosa tingkat resiko penyakit rabies pada anjing setelah

anjing tergigit oleh anjing lain atau mengalami perubahan berdasarkan gejala klinis yang

timbul dari anjing tersebut sehingga akan dilakukan penanganan lebih lanjut mengenai

tingkat resiko penyakit rabies.Pada penelitian ini akan diterapkan suatu metode untuk

membantu mendiagnosa tingkat resiko penyakit rabies pada anjing berdasarkan gejala

klinis yang timbul.Metode yang digunakan adalah Fuzzy logic yaitu Metode

TsukamotoDalam penelitian ini maka hasil yang diharapkan adalah hasil perhitungan

dari metode tsukamoto yang menyimpulkan tingkat resiko penyakit rabies pada anjing

berdasarkan gejala klinis yang tampak pada anjing.

Kata kunci : Rabies, sistem pakar¸ Fuzzy Logic Tsukamoto

1. Pendahuluan

Rabies merupakan salah satu penyakit

zoonosis yang paling ditakuti.yang dapat

menulari manusia melalui gigitan anjing

yang mengidap rabies.Rabies ini

merupakan penyakit yang sangat

menakutkan dan sangat ganas.Rabies

langsung menyerang susunan syaraf

pusat(otak).acute enchepalo myelitis

dengan gejala yang sangat khusus dan

Page 2: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA TINGKAT RESIKO …eprints.dinus.ac.id/13164/1/jurnal_13623.pdf · keanggotaan yang monoton. Sebagai ... naik.dimana nilai domain yang ... diagnosa yaiitu

dengan gangguan syaraf yang jelas,dimana

anjing menjadi sangat

agresif,photophobia(takut terhadap sinar

dan takut air yang berlebihan) yang selalu

diakhiri dengan kematian.Di Indonesia

hewan yang peka dan mudah terserang

rabies adalah anjing.Anjing yang

mengidap rabies cenderung menyerang

siapa saja yang ada didekatnya,maupun

yang menggangunya,terutama benda benda

yang bergerak.Penyebabnya adalah virus

yang termasuk dalam kelompok

rabdovirus,dimana virus ini rabies ini

kebanyakan senang hidup didalam jaringan

syaraf pusat,kelenjar ludah,pancreas dan

otak.

Rabies selalu menular melalui

gigitan,dimana virus yang ada didalam air

liur anjing kemudian masuk kedalam luka

gigitan.Semua hewan berdarah panas

sangat peka terhadap virus penyakit

rabies.Virus didalam air liur itu akan

menginfeksi tubuh melalui luka gigitan

dan langsung menyerang otak,menjalar ke

dalam kelenjar air liur melalui syaraf

sentrifugal dan kemudian masuk kedalam

pankreas.

Kejadian rabies diperkirakan sekitar

35.000 kasus di seluruh dunia.Di Indonesia

rabies masih menjadi masalah kesehatan di

berbagai provinsi.jumlah rata-rata pertahun

kasus gigitan tiga tahun terakhir (1995-

1997) 15.000 kasus,diantaranya 8.550

(57%) diberikan Vaksin anti rabies (VAR)

dan 662 (1,5%) diberikan kombinasi VAR

dan SAR (serum anti rabies).Ditemukan

rata-rata per tahun 59 kasus rabies pada

manusia.

Anjing merupakan hewan sosial sama

seperti halnya manusia.Kedekatan pola

perilaku anjing dengan manusia

menjadikan anjing bisa dilatih,diajak

bermain,dan tinggal bersama

manusia.Banyak orang yang senang

memelihara anjing karena anjing memiliki

kecerdasan dimana anjing dapat patuh dan

memahami perintah dari majikan.Akan

tetapi dibalik semua itu ada bahaya

penyakit yang mengancam yaitu seperti

yang dijelaskan tadi mengenai penyakit

rabies.karena bisa saja anjing yang mereka

pelihara mengidap virus rabies dan si

pemilik tidak mengetahui

sebelumnya.Karena kebanyakan

pemelihara anjing jika melihat kondisi

anjing yang cenderung berubah dari

biasanya hanya menganggap ini penyakit

biasa.dan juga jika orang melihat anjing

liar yang memiliki kondisi yang aneh maka

mereka akan terkesan biasa saja.dan

mereka tidak tahu bahaya tentang penyakit

rabies yang mungkin saja dibawa oleh

anjing tersebut.

Dari penjelasan diatas maka perlu

adanya kesadaran masyarakat tentunya

pemelihara anjing tentang penyakit rabies

yang sangat berbahaya karena berujung

dengan kematian.Dengan kesadaran akan

Page 3: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA TINGKAT RESIKO …eprints.dinus.ac.id/13164/1/jurnal_13623.pdf · keanggotaan yang monoton. Sebagai ... naik.dimana nilai domain yang ... diagnosa yaiitu

bahaya kemungkinan terjadinya penyakit

rabies ini maka akan meminimalisasi

tingkat penyebaran penyakit rabies

tentunya pada anjing.maka diperlukan

diagnosa yang dapat dilakukan yaitu

dengan melihat gejala kinis yang timbul

pada anjing yang habis terkena gigitan

anjing lain atau mengalami perubahan sifat

dan perilaku pad anjing.oleh karena itu

maka diterapkan teknologi untuk

melakukan diagnosa tesebut yaitu sebuah

sistem komputerisasi yaitu sistem

pakar.Dimana sistem pakar ini dapat

mendiagnosa tingkat resiko penyakit rabies

pada anjing setelah anjing tergigit oleh

anjing lain atau mengalami perubahan

berdasarkan gejala klinis yang timbul dari

anjing tersebut sehingga akan dilakukan

penanganan lebih lanjut mengenai tingkat

resiko penyakit rabies.

Sistem pakar merupakan bagian dari

kecerdasan buatan yaitu sebuah sistem

yang mengandung pengetahuan dan

pengalaman dari salah satu pakar dalam

suatu area pengetahuan,sehingga dapat

digunakan untuk menentukan solusi dalam

suatu masalah.Dalam penyusunanya sistem

pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah

penarikan kesimpulan atau inference rules

dengan basis pengetahuan tertentu yang

diberikan oleh seorang pakar.kombinasi

dari kedua hal tersebut disimpan dalam

computer,yang selanjutnya digunakan

dalam proses pengambilan keputusan

untuk penyeselaian masalah tertentu.

Pada penelitian ini akan diterapkan

suatu metode untuk membantu

mendiagnosa tingkat resiko penyakit rabies

pada anjing berdasarkan gejala klinis yang

timbul.Metode yang digunakan adalah

Fuzzy logic yaitu Metode Tsukamoto.

Pada metode Tsukamoto setiap

konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-

THEN harus direpresentasikan dengan

suatu himpunan fuzzy dengan fungsi

keanggotaan yang monoton.Sebagai

hasilnya output hasil inferensi dari tiap

aturan diberikan secara tegas (crisp)

berdasarkan α- predikat (fire

strength).Hasil akhirnya diperoleh dengan

menggunakan rata-rata terbobot.

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Sistem Pakar

Secara umum, sistem pakar (expert

system) adalah sistem yang berusaha

mengadopsi pengetahuan manusia ke

komputer, agar komputer dapat

menyelesaikan masalah seperti yang biasa

dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar

yang baik dirancang agar dapat

menyelelasikan suatu permasalahan

tertentu dengan meniru kerja dari para ahli.

Struktur sistem pakar terdiri dari dua

pokok yaitu (Sri Kusumadewi, 2003),

lingkungan pengembang (development

environment) dan lingkungan konsultasi

(consulatation environment). Lingkungan

Page 4: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA TINGKAT RESIKO …eprints.dinus.ac.id/13164/1/jurnal_13623.pdf · keanggotaan yang monoton. Sebagai ... naik.dimana nilai domain yang ... diagnosa yaiitu

pengembang digunakan sebagai

pembangunan sistem pakar baik dari segi

pembangunan komponen maupun basis

pengetahuan. Lingkungan konsultasi

digunakan oleh seseorang bukan ahli untuk

berkonsultasi.

Gambar 1. Struktur Sistem Pakar (Sri

Kusumadewi, 2003)

2.2 Fuzzy Inference System dengan

Metode Tsukamoto

Pada Metode Tsukamoto, setiap

konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-

Then harus direpresentasikan dengan suatu

himpunan fuzzy dengan fungsi

keanggotaan yang monoton. Sebagai

hasilnya, output hasil inferensi dari tiap-

tiap aturan diberikan secara tegas (crisp)

berdasarkan α- predikat (fire strength).

Hasil akhirnya diperoleh dengan

menggunakan rata-rata terbobot. . Berikut

gambar inferensi dengan menggunakan

Metode Tsukamoto:

Gambar 2.1 Inferensi dengan

menggunakan Metode Tsukamoto

2.3 Rabies

Rabies atau anjing gila merupakan

penyakit menular yang bersifat

zoonis,yang dapat menulari manusia

melalui gigitan anjing yang mengidap

rabies.rabies merupakan penyakit yang

sangat menakutkan dan sangat

ganas.Rabies langsung menyerang susunan

syaraf pusat.Acute Enchephalo myelitis

dengan gejala yang sangat khusus dan

dengan gangguan syaraf yang jelas,dimana

anjing menjadi sangat agresif,photopobia

dan takut air yang selalu diakhiri dengan

kematian.hewan yang sangat peka dan

mudah terserang rabies adalah anjing,

kucing, dan kera.Hewan yang mengidap

rabies cenderung menyerang siapa saja

Page 5: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA TINGKAT RESIKO …eprints.dinus.ac.id/13164/1/jurnal_13623.pdf · keanggotaan yang monoton. Sebagai ... naik.dimana nilai domain yang ... diagnosa yaiitu

yang ada didekatnya,maupun yang

mengganggunya.terutama benda benda

yang bergerak.masa inkubasi rata-rata 15-

50 hari.Penyebabnya adalah virus yang

masuk dalam kelompok

Rabdovirus,dimana virus rabies ini

kebanyakan senang hidup didalam jaringan

syaraf,kelenjar ludah,pankreas dan otak.

Terdapat tiga golongan penyakit rabies

dengan masing-masing gejalanya:

. Stadium I prodromal dengan gejala :

tidak mau makan, agak demam reflek

kornea menurun. Hewan mencari tempat

dingin dan menyendiri tetapi dapat

menjadi lebih agresif , pupil mata melebar

dan sikap tubuh kaku (tegang).

Stadium II eksitasi dengan gejala :

reaktif dengan menyerang dan menggigit

benda bergerak,memakan berbagai benda

termasuk tinjanya sendiri, lupa pulang,

strabismus, ejakulasi spontan. Hewan

menjadi ganas dan menyerang siapa saja

yang ada di sekitarnya dan memakan

barang yang aneh-aneh. Selanjutnya mata

menjadi keruh dan selalu terbuka dan

tubuh gemetaran.

Stadium III paralisa, gejala : ekor jatuh,

mandibula jatuh, lidah keluar, saliva

(ludah) berhamburan, kaki belakang

terseret. Pada stadium ini sangat singkat

dan biasanya diikuti dengan kematian

hewan tersebut.

3. Perancangan Sistem

3.1 Perancangan Himpunan Fuzzy

1.Variabel Gejala Bentuk 1

Variabel Gejala Bentuk 1 dibagi dalam 3

kategori yaitu sedikit, sedang dan banyak

.Dari pembagian ini nantinya dapat

diketahui fungsi keanggotaanya pada

setiap himpuna fuzzy sedikit, sedang,

banyak.

Gambar 3.1 Grafik fungsi keanggotaan

variable Gejala Bentuk 1

Page 6: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA TINGKAT RESIKO …eprints.dinus.ac.id/13164/1/jurnal_13623.pdf · keanggotaan yang monoton. Sebagai ... naik.dimana nilai domain yang ... diagnosa yaiitu

2.Variabel Gejala Bentuk 2

Variabel Gejala Bentuk 2 dibagi dalam 3

kategori yaitu sedikit , sedang dan banyak

.Dari pembagian ini nantinya dapat

diketahui fungsikeanggotaanya pada setiap

himpuna fuzzy sedikit, sedang, banyak.

Gambar 3.2 Grafik fungsi keanggotaan

variable Gejala Bentuk 2

3.Variabel Gejala Bentuk 3

Variabel Gejala Bentuk 3 dibagi dalam 3

kategori yaitu sedikit , sedang dan banyak

.Dari pembagian ini nantinya dapat

diketahui fungsi keanggotaanya pada

setiap himpunan fuzzy sedikit, sedang,

banyak.

Gambar 3.3 Grafik fungsi keanggotaan

variable Gejala Bentuk 3

4.Variabel resiko penyakit

Merupakan variable output tingkat resiko

penyakit.yaitu normal, stadium 1, stadium

2, dan stadium 3.dimana masing-masing

menggunakan pendekatan kurva linier

Page 7: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA TINGKAT RESIKO …eprints.dinus.ac.id/13164/1/jurnal_13623.pdf · keanggotaan yang monoton. Sebagai ... naik.dimana nilai domain yang ... diagnosa yaiitu

naik.dimana nilai domain yang

mempunyai derajat kenggotaan nol[0]

bergerak ke kanan menuju ke nilai domain

yang memiliki derajat keanggotaan lebih

tinggi.

Gambar 3.4 Grafik fungsi keanggotaan

tingkat resiko penyakit

3.2 Rancangan Basis Pengetahuan

Tabel 3.1 Tabel basis pengetahuan

3.3 Perancangan Diagram Alir

Untuk mendiagnosa Tingkat resiko

penyakit rabies pada anjing, maka sistem

akan melakukan langkah-langkah sebagai

berikut :

Gambar 3.5 Diagram alir sistem

4. Implementasi dan Analisis Sistem

4.1 Implementasi Sistem

Form diagnosa berisi pilihan gejala-

gejala yang dialami oleh Anjing, yang

harus dipilih untuk menentukan tingkat

Page 8: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA TINGKAT RESIKO …eprints.dinus.ac.id/13164/1/jurnal_13623.pdf · keanggotaan yang monoton. Sebagai ... naik.dimana nilai domain yang ... diagnosa yaiitu

resiko penyakit rabies pada anjing. Form

hasil diagnosa berisi nilai hasil dari

perhitungan Fuzzy dan penentuan jenis

tingkat rabies berdasarkan gejala-gejala

yang telah dipilih .

Gambar 4.1 Tampilan Form Input

Gambar 4.2 Tampilan Form Data

Pasien

Gambar 4.3 Tampilan Form

Hasil Diagnosa

4.2 Analisis Output

Untuk menganalisis output sistem,

penulis melakukan pengujian. Pengujian

ini dilakukan untuk mengetahui performa

dari sistem pakar untuk memberikan hasil

diagnosa. Data yang diuji berjumlah 30

sampel data analisa pakar. Hasil

rekomendasi yang diperoleh dari

perhitungan di sistem pakar, dicocokan

dengan hasil analisa dari pakar. Hasil

pengujian akurasi sistem pakar dari 30

sampel yang telah diuji.dari 30 data

tersebut terdapat 28 data yang sesuai hasil

diagnose dari sistemm pakar dengan

pakar.dan 2 data saja yang tidak sesuai.hal

ini membuktikan bahwa sistem

mempunyai presentase keakuratan

diagnosa yaiitu dihitung dengan rumus

nilai akurasi sebagai beerikut:

Page 9: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA TINGKAT RESIKO …eprints.dinus.ac.id/13164/1/jurnal_13623.pdf · keanggotaan yang monoton. Sebagai ... naik.dimana nilai domain yang ... diagnosa yaiitu

Nilai akurasi =

x 100%

=

x 100 %= 93 %

Jadi, dapat disimpulkan bahwa akurasi

sistem pakar berdasarkan 30 data yang

diuji adalah 93% yang menunjukkan

bahwa sistem pakar ini dapat berfungsi

dengan baik sesuai dengan diagnosa

pakar. Ketidakakurasian sistem pakar

adalah 7% .

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan perancangan

sistem, implementasi, dan pengujian

sistem, maka dapat disimpulkan bahwa

metode Fuzzy Inference System Tsukamoto

berhasil di implementasikan dalam sistem

pakar untuk diagnose tingkat resiko

penyakit rabies pada anjing dengan

masukan berupa gejala gejala yang

terdapat pada anjing . Hal ini ditunjukkan

dari beberapa kasus yang telah

diujicobakan diperoleh hasil diagnosa yang

sama antara perhitungan sistem dengan

menggunakan metode Fuzzy Inference

System Tsukamoto dan pengetahuan pakar

yaitu Dokter hewan.

5.2 Saran

Dari beberapa kesimpulan yang

telah diambil, maka dapat

dikemukakan saran-saran yang dapat

diberikan untuk pengembangan sistem

pakar untuk mendiagnosa tingkat

resiko penyakit rabies pada anjing

dengan menggunakan metode Fuzzy

Inference System Tsukamoto ini agar

menjadi lebih baik antara lain :

1. Program ini masih sederhana untuk

itu perlu dilakukan perbaikan-

perbaikan untuk kesempurnaan

program dan kemudahan pengguna.

2. Perancangan halaman web perlu

penambahan variasi atau animasi agar

terlihat lebih menarik.

3. Lakukan pembaharuan secara

berkala terhadap informasi gejala-

gejala yang dialami dengan

menggunakan bahasa-bahasa yang

mudah dimengerti dan dipahami.

4. Pada sistem ini variable gejala

yang digunakan hanya tiga jenis.untuk

pengembangan lebih lanjut sebaiknya

ditambahkan variable gejala lainnya

sehingga hasil diagnose akan semakin

akurat.

Page 10: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA TINGKAT RESIKO …eprints.dinus.ac.id/13164/1/jurnal_13623.pdf · keanggotaan yang monoton. Sebagai ... naik.dimana nilai domain yang ... diagnosa yaiitu

Daftar Pustaka

[1] Kusumadewi, Sri (2003). Artificial

Intelligence Teknik dan

Aplikasinya. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

[2] Ira Indriaty P.B Sopi, “Distribusi

Kasus Gigitan Hewan Penular

Rabies

(HPR)” Jurnal Penyakit Bersumber

Binatang, 1, 1, 25 – 33, 2008.

[3] Yulyantari, “Belajar Fuzzy”.

[Online]. Available:

http://www.yulyantari.com/tutorial/

media.php?mod=detailsub&sub=14

&bab=4&mat=10. [Accesed 11

november 2013]