SISTEM INFORMASI KURIKULUM SARASWATI (SIKUSA) DI...

22
SISTEM INFORMASI KURIKULUM SARASWATI (SIKUSA) DI SMK SARASWATI SALATIGA ARTIKEL ILMIAH Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Komputer Disusun Oleh: Dwi Rafiana Sari 702014601 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA TAHUN 2017

Transcript of SISTEM INFORMASI KURIKULUM SARASWATI (SIKUSA) DI...

SISTEM INFORMASI KURIKULUM SARASWATI (SIKUSA)

DI SMK SARASWATI SALATIGA

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Disusun Oleh:

Dwi Rafiana Sari

702014601

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN

KOMPUTER

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

TAHUN 2017

1. PENDAHULUAN

Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang berkualitas dengan mengacu

pada PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang salah

satunya pada standar sarana dan prasarana, sekolah dituntut menggunakan

teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Menurut Kadir, sistem informasi

merupakan salah satu bentuk TIK yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kualitas dalam proses pendidikan yang mencakup sejumlah komponen (manusia,

komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses

(data menjadi informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau

tujuan [1]. Dapat dikatakan, sebuah sistem informasi dibutuhkan untuk

mengelola keberagaman data agar dapat disajikan menjadi sebuah informasi yang

bermanfaat dengan kemasan yang menarik untuk menjalankan aktivitas kerjanya

sehingga dihasilkan informasi yang akurat.

Sistem Informasi memiliki beberapa manfaat dalam bidang pendidikan.

Beberapa penelitian menunjukkan manfaat dari penggunaan sistem informasi.

Sistem informasi membantu kerja para guru dan wali kelas dan dapat

mempermudah pengguna untuk melakukan proses pengolahan nilai secara efektif

dan efisien, sehingga bisa langsung di akses dengan baik serta keamanan data

lebih terjamin [2]. Selain itu, dengan sistem informasi, penyimpanan data yang

dilakukan secara komputerisasi dapat diproses dengan cepat serta dalam

pencariannya tidak membutuhkan waktu yang lama, serta dokumen dapat

disimpan secara digital [3]. Dengan kata lain, sistem informasi dapat digunakan

untuk mencapai proses danpelayanan pendidikan yang berkualitas. Penelitian

diatas menunjukkan manfaat dari penggunaan sistem informasi. Akan tetapi,

supaya sistem informasi tersebut dapat memberikan manfaat secara maksimal

perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja sistem tersebut [4].

SMK Saraswati merupakan salah satu sekolah kejuruan swasta di

Salatiga yang sudah menggunakan Sistem Informasi Manajemen yang diberi

nama Sistem Informasi Kurikulum Saraswati (SIKUSA). SIKUSA digunakan

untuk meningkatkan pelayanan dalam bidang akademik pada siswa, orang tua,

dan stakeholder. Dari hasil wawancara kepada staf kurikulum, ditemukan bahwa

SMK Saraswati sudah menggunakan SIKUSA sejak tahun 2015. Akan tetapi,

apakah SIKUSA sudah cukup efektif dalam penggunaannya belum diketahui

karena ternyata belum pernah dilakukan evaluasi berkaitan dengan penggunaan

SIKUSA disekolah. Salah satu cara mengukur efektifitas sebuah sistem informasi

bagi pengguna adalah dengan menggunakan usability testing. Oleh karena itu,

dengan menggunakan alat evaluasi usability testing, penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui efektivitas “SIKUSA” di SMK Saraswati Salatiga dilihat dari

kemudahan untuk digunakan dan dipelajari, ketepatan waktu, kemudahan untuk

diingat, antisipasi kesalahan sistem, dan kepuasan pelanggan. Hasil penelitian

diharapkan dapat menyediakan informasi-informasi yang berguna untuk

pengembangan atau perbaikan sistem berkaitan dengan penggunaan SIKUSA

berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik fisik

maupun non-fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerjasama

secara harmonis untuk satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang

berarti dan berguna [5]. Sistem informasi telah menjadi kebutuhan untuk

menunjang proses pendidikan. Pemanfaatan sistem informasi selain untuk

meningkatkan efektifitas dan efisiensi, berguna untuk meningkatkan

produktivitas bagi manajemen pendidikan di sekolah. Selain itu sistem informasi

menyediakan informasi bagi para pengguna dalam rangka pengambilan

keputusan [6]. Menurut Amirudin dalam Setiyawan mengatakan sistem informasi

adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk

mendapatkan, menyusun, memproses, menyimpan dan memanipulasi data dalam

berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas [7]. Dalam

penelitiannya tersebut sistem informasi bermanfaat untuk menunjang kinerja

pendidikan. Salah satunya adalah untuk membantu pendataan hasil belajar siswa.

Sistem informasi bermanfaat bagi sekolah untuk menunjang kecepatan dan

ketepatan dalam penyajian informasi tentang perkembangan dan pengolahan

data-data akademik pendidikan siswa dengan baik dan benar serta informatif.

Sistem Informasi dalam dunia pendidikan memiliki peran penting sebagai

penunjang pendidikan dan memperluas komunikasi dan informasi. Diperlukan

sebuah evaluasi untuk melihat tingkat keberhasilan sistem atau kinerja sebuah

sistem, mengetahui kendala dan hambatan yang ditemui dalam proses sistem

informasi serta kelemahan dan kelebihan dari sistem yang dijalankan sehingga

sistem informasi dapat digunakan dan diterapkan serta bermanfaat untuk

pengguna [4]. “SIKUSA” merupakan salah satu contoh dari sistem informasi

akademik yang membantu guru dalam menyelesaikan administrasi disekolah.

Dengan adanya SIKUSA tugas guru yang berkaitan dengan administrasi

penilaian dapat efektif dan efisien. Dengan melihat manfaat adanya sistem

informasi ini perlukan beberapa faktor yang menunjang keberhasilan sebuah

sistem. Menurut teori Lasar dalam Indrayani, mengemukakan bahwa ada

beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja sebuah sistem informasi yaitu

keterlibatan pengguna dan kemampuan teknik pengguna dalam pengunaan sistem

informasi [8]. Dapat dikatakan keberhasilan sebuah sistem tidak hanya pada

sistem itu dapat digunakan dengan baik, akan tetapi faktor manusia memiliki

peran penting didalam keberhasilan sebuah sistem.

Dalam penelitian ini, evaluasi sistem akan dilihat dari keterlibatan

pengguna, yaitu dengan menggunakan alat evaluasi pengukuran usability testing

atau uji ketergunaan. Usability testing adalah teknik yang digunakan untuk

mengevaluasi produk dengan mengujinya langsung pada pengguna, untuk

menilai seberapa mudah interface digunakan [9]. Menurut Redish dalam

Wulandari. Usability digunakan untuk mengukur tingkat pengalaman pengguna

ketika berinteraksi dengan produk sistem [10]. Secara umum, Usability mengacu

kepada bagaimana pengguna bisa mempelajari dan menggunakan produk untuk

memperoleh tujuaannya dan seberapa puas mereka terhadap penggunaannya.

Menurut Nielsen dalam Anisya, terdapat aspek dalam metode usability testing

yang dapat dilihat pada gambar satu berikut ini [11].

Gambar 1. Aspek Usability

(Sumber : Anisya, 2014)

Aspek yang pertama adalah mudah dipelajari (Learnability) merupakan

kualitas sistem yang mudah untuk dipelajari dan digunakan dalam menyelesaikan

“tugas”. Kemudahan tersebut diukur dari pemakaian fungsi-sungsi dan fitur yang

tersedia, sehingga guru tidak merasa kesulitan dalam penyelesaian tugasnya.

Kedua adalah efisiensi (Eficiency), yang menjelaskan tingkat ketepatan dalam hal

waktu pengguna, dalam pengerjaan “tugas”. Hal ini menunjukkan upaya

pengoperasian sistem yang memiliki langkah-langkah yang sederhana untuk

mendapatkan hasil yang sama sehingga informasi hasil belajar siswa dapat

tersampaikan sesuai target. Ketiga adalah mudah diingat (Memorabiliy), yang

berkaitan dengan kemampuan pengguna mempertahankan pengetahuannya

setelah jangka waktu tertentu. Dalam hal ini kemampuan tersebut diarahkan pada

tata letak desain interface yang relatif tetap, tata letak menu-menu yang ada

memudahkan guru untuk menemukan dan mengingat.

Keempat adalah kesalahan dan keamanan (Errors). Sistem sebaiknya

mempunyai berbagai fasilitas pertolongan untuk pengguna dalam berbagai situasi

untuk menghindarkan mereka dari kesalahan yang tidak disengaja dilakukan.

Dapat dikatakan sebuah sistem harus dapat mengantisipasi dan mengatasi

kesalahan yang dilakukan pengguna supaya mudah bagi pengguna untuk

mengantisipasi dan mengatasi kesalahan tersebut jika melakukannya. Kesalahan

dari sistem seharusnya dapat teratasi dengan mudah melalui informasi yang ada

dalam sistem yang baik.Yang kelima adalah kepuasan pelanggan (Satisfaction),

menunjuk pada tingkat kepuasan pengguna terhadap sistem dan

mengidentifikasikan bahwa sistem tersebut layak pakai. Kepuasan pelanggan

dapat diukur dari bagaimana perasaan pengguna ketika menggunakan produk,

tanggapan terhadap desain produk secara keseluruhan saat dioperasikan, manfaat

yang dirasakan dari sistem tersebut, dan sejauh mana harapan dari pengguna

terpenuhi oleh pemanfaatan sistem informasi tersebut.

Lima komponen diatas merupakan syarat yang harus dipenuhi sebuah

sistem informasi untuk mencapai usability (ketergunaan) yang ideal. Rubin and

Chisnell dalam Handiwijoyo, menjelaskan bahwa suatu produk dapat dikatakan

usable apabila dalam menggunakannya tidak ditemukan kesulitan, keraguan dan

pertanyaan serta pekerjaan dikerjakan sesuai dengan harapan [9]. Dapat

disimpulkan bahwa dengan adanya sistem informasi ini diharapkan pelaksanaan

tugas guru yang berkaitan dengan penginputan nilai siswa, pencetakan absensi

guru dan murid, pencarian informasi hasil belajar, pencetakan hasil belajar dapat

dilaksanakan atau dikerjakan secara lebih efisien dan efektif.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggabungkan

pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan atau

mendeskripsikan fakta-fakta, atau membuat kesimpulan atas fenomena yang

diselidiki [12]. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan

Saraswati Salatiga yang menggunakan SIKUSA (Sistem Informasi Kurikulum

Saraswati) sebagai salah satu sistem informasi kurikulum di SMK Saraswati

Salatiga yang menjadi objek yang diteliti dan guru sebagai subjek yang diteliti.

Penentuan sampel dalam penelitian kali ini menggunakan random sampling yang

diambil dengan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 5 %, dimana dari jumlah

lima puluh guru di SMK Saraswati Salatiga diambil sampel sejumlah tiga puluh

lima guru. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini yang pertama adalah studi pustaka yang merupakan metode pengumpulan

data yang dilakukan untuk pencarian bahan-bahan melalui buku-buku, jurnal dan

internet yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan untuk mendukung

dalam pendefinisian masalah. Kedua yaitu mengunjungi instansi terkait dan

melakukan pengamatan terhadap SIKUSA di SMK Saraswati Salatiga. Ketiga

adalah kuesioner,yaitu dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada tiga

puluh lima guru. Kuesioner disusun dalam bentuk pertanyaan tertutup dimana

responden memberi tanda centang pada kolom yang tersedia. Kuesioner ini

digunakan sebagai instrumen pengumpulan data untuk melakukan uji

ketergunaan (usability testing) guna mengetahui tingkat penerapan layanan dan

tingkat kemudahan penggunaan SIKUSA di SMK Saraswati Salatiga, terutama

pada aspek learnability, efficiency, memorability, errors, satisfaction. Kuesioner

terdiri dari dua puluh tiga pernyataan, yang berkaitan dengan masing-masing

aspek usability.

Sebelum kuesioner dibagikan pernyataan diuji dengan menggunakan Uji

validitas Product Moment Pearson Correlation. Berdasarkan hasil output

perhitungan uji validitas dan reliabilitas, dapat diambil kesimpulan dengan

perbandingan nilai rhitung dan rtabel. Nilai rtabel didapatkan dari total

responden yaitu N=35 pada signifikansi 5% yaitu 0,334. Dengan kata lain, hasil

pernyataan dinyatakan valid dan pernyataan bisa digunakan karena nilai rhitung

lebih besar dari 0,334. Dan berdasarkan pengujian reliabilitas diketahui angka

cronbach alpha adalah sebesar 0,752. Jadi angket tersebut lebih besar dari nilai

minimum cronbach alpha 0,4. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel dapat dikatakan

reliable atau handal. Yang keempat adalah wawancara yang dilakukan dengan

cara mengadakan tanya jawab secara langsung kepada 5 (lima) guru sebagai

pengguna SIKUSA, terutama untuk memperkuat pernyataan dari aspek

satisfaction sehingga memperoleh gambaran secara umum sejauh mana

penggunaan SIKUSA, apakah sudah efektif dan efisien dalam meningkatkan

pelayanan dalam bidang akademik. Berikut merupakan tabel indikator evaluasi,

sumber data dan instrumen yang digunakan untuk mengukur penggunaan

SIKUSA di SMK Saraswati Salatiga.

Tabel 1. Sumber Data dan Instrumen Penelitian

Aspek Indikator Sumber

Data Instrumen

Learnability Kemudahan penggunaan SIKUSA :

1. Kemudah dipelajari dan

dioperasikan.

2. Kemudahan mendapatkan

informasi.

3. Ketepatan penggunaan simbol

pada icon menu pada sistem

informasi.

4. Kemudahan tulisan atau

bentuk huruf untuk

dimengerti.

5. Penggunakan bahasa yang

tidak ambigu.

Guru Angket dan

observasi

Efficiency Ketepatan waktu SIKUSA:

1. Pemanfaatan menu dapat

ditampilkan dengan cepat.

2. Pencarian data dapat

dilakukan dengan cepat

3. Proses input data dapat

dilakukan dengan cepat

4. Proses editing data dapat

dilakukan dengan cepat

Guru Angket dan

observasi

Aspek Indikator Sumber

Data Instrumen

Memorabiliy SIKUSA mudah diingat :

1. Kemudahan penggunaan

namaalamat untuk diingat.

2. Kemudahan halaman

SIKUSA untuk diingat.

3. Penempatan menu-menu pada

tempat yang mudah dilihat

dan diingat.

Guru Angket dan

observasi

Errors Antisipasi kesalahan SIKUSA:

1. Pesan error.

2. Respon sistem terhadap

kesalahan.

3. Petunjuk perbaikan kesalahan.

4. Penggunaan browser tertentu.

5. Penggunaan sistem operasi

tertentu.

6. Batas jumlah kesalahan

sistem yang dilakukan

sehingga sistem tidak

berjalan.

Guru Angket dan

observasi

Satisfaction Kepuasan pelanggan SIKUSA:

1. Tanggapan terhadap desain

produk.

2. Perasaan ketika menggunakan

sistem informasi

3. Kesesuaian dengan harapan.

4. Manfaat menggunakan sistem

infomasi

Guru Angket dan

wawancara

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif

dan data disajikan dalam bentuk tabulasi. Penentuan skala pengukuran variabel

dalam penelitian ini mengacu pada Skala Likert. Variable yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian diberi skor penilaian 5, 4, 3, 2,

1 pada setiap pertanyaan. Penilaian diuraikan dengan nilai 5 untuk sangat setuju

(SS), 4 untuk setuju (S), 3 untuk netral (N), 2 untuk tidak setuju (TS), 1 untuk

sangat tidak setuju (STS). Penghitungan hasil analisis data menggunakan SPSS

[13]. Dilakukan uji reliabilitas dan validitas terhadap data dengan menghitung

persentase jawaban responden dalam bentuk tabel tunggal melalui distribusi

frekuensi dan persentase, dengan menggunakan formula Berikut ini.

Gambar 2. Rumus menghitung persentase skor responde

Keterangan :

P = Persentase

TS = Total skor yang didapat

Y = Nilai tertinggi x jumlah responden

Hasil dari proses olah data diatas didapatkan data berupa persentase

masing-masing dari tiap variabel jawaban. Untuk memperoleh gambaran atau

keterangan dari hasil persentase maka pengelompokan hasil persentase dilakukan untuk penilaian terhadap sistem dengan penentuan kelas interval yang disertai

dengan nilai kategori yang sesuai dengan rumus interval sebagai berikut.

Gambar 3. Rumus interval pembobotan

Adapun kategori bobot penilaian sistem disajikan pada tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Parameter Bobot Penilaian Sistem

(Aspek learnability, aspek efficiency, aspek memorability, aspek errors)

Skor Kategori

0% - 20% Sangat tidak baik

21% - 40% Tidak baik

41% - 60% Cukup

61% - 80% Baik

81% - 100% Sangat Baik

Sedangkan untuk pengukuran kepuasan pelanggan dalam menggunakan

sistem, penafsiran angka presentasi yang didapat dari nilai interval disajikan

pada tabel berikut ini.

Tabel 3. Parameter Bobot Kepuasan Penggunaan Sistem

(Aspek satisfaction)

Skor Kategori

0% - 20% Sangat tidak puas

21% - 40% Tidak puas

41% - 60% Cukup puas

61% - 80% Puas

81% - 100% Sangat puas

Setelah didapatkan hasil pengolahan data, untuk mendapatkan derajat

ketepatan antara objek penelitian dengan data yang dilaporkan dalam penelitian

ini, pengujian keabsahan data atau validitas menggunakan uji kredibilitas dengan

triangulasi. Triangulasi adalah metode yang digunakan dalam penelitian untuk

memeriksa dan menetapkan validitas data dengan menganalisa dari berbagai

perspektif. Pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi

sumber adalah menguji redibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek

data yang telah diperoleh melalui hasil wawancara dengan hasil kuesioner.

4. HASIL PENELITIAN

Berikut ini adalah hasil penelitian dan pembahasan mengenai evaluasi

sistem informasi “SIKUSA” dengan menggunakan alat evaluasi usability testing.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas sistem dilihat dari lima

aspek evaluasi yaitu kemudahan untuk digunakan dan dipelajari (learnability),

ketepatan waktu (efficiency), kemudahan untuk diingat (memorability), antisipasi

kesalahan sistem (errors), dan kepuasan pelanggan (satisfaction). Adapun hasil

penelitian dari tiap aspek adalah sebagai berikut.

Aspek Learnability menjelaskan bahwa kualitas sistem yang mudah

untuk dipelajari dan digunakan dalam menyelesaikan “tugas”. Aspek learnability

terdiri dari enam butir pernyataan. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi aspek

learnability berdasarkan hasil kuesioner yang sudah diolah.

Tabel 4. Penilaian guru terhadap kemudahan penggunaan “SIKUSA”

(learnability).

No Pernyataan Jawaban Total % Kategori

SS S N TS STS

1. Mudah untuk mengoperasikan

“SIKUSA”. 6 21 6 1 1 35 77,1 Baik

2 Mudah untuk mempelajari

“SIKUSA”. 7 21 5 1 1 35 78,3 Baik

3 Dengan “SIKUSA”, mudah

untukmendapatkan informasi. 3 19 9 4 0 35 72,0 Baik

4. Simbol-simbol icon menu

pada “SIKUSA” tepat

sehingga mudah dikenali.

4 20 9 2 0 35 74,9 Baik

5. Tulisan atau bentuk huruf

pada “SIKUSA” mudah

dibaca.

9 21 5 0 0 35 82,3 Sangat

Baik

6. Bahasa yang ada pada

“SIKUSA”mudah dimengerti. 6 25 4 0 0 35 81,1

Sangat

Baik

TOTAL 77,6 Baik

Berdasarkan tabel empat, dapat dijelaskan bahwa penilaian guru terhadap

kemudahan penggunaan “SIKUSA”, dari hasil total rata-rata skor pada aspek

learnability, persentase yang didapat sebesar 77,6%. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa aspek learnability pada kategori “baik”, dengan perincian

sebagai berikut (1) Mudah mengoperasikan “SIKUSA” dengan persentase

sebesar 77,1% dikategorikan “baik”, dapat diartikan bahwa menu yang ada di

“SIKUSA” mudah di pelajari dan dimengerti akan tetapi masih ada satu guru

yang beranggapan bahwa “SIKUSA” masih sulit dioperasikan karena terkendala

dalam pengoperasian komputer. (2) Mudah mempelajari “SIKUSA” dengan

persentase sebesar 78,3% dikategorikan “baik”. Dari hasil observasi, ditemukan

juga bahwa menu pada “SIKUSA” mudah untuk dipelajari karena terlihat jelas

dari tampilan informasi yang disampaikan bisa dipahami dengan mudah. Akan

tetapi, masih terdapat dua guru yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak

setuju karena jarang memanfaatkan “SIKUSA” untuk kebutuhan adminitrasi

sekolah. (3) Pada pernyataan mudah mendapatkan informasi melalui “SIKUSA”

mendapatkan persentase terendah yaitu sebesar 72,0% dikategorikan “baik”

karena terdapat empat guru menyatakan tidak setuju. Dari hasil observasi,

didapatkan pernyataan guru tentang informasi mengenai nilai tidak up to date

dan penyebabnya adalah guru tidak menginput nilai tepat waktu. Penyebab yang

kedua adalah koneksi jaringan internet yang tidak stabil sehingga terkendala

dalam proses “SIKUSA”. (4) Pernyataan penempatan simbol-simbol icon menu

pada “SIKUSA” tepat sehingga mudah dicari mendapatkan persentase sebesar

74,9% dan dikategorikan “baik”. Guru berpendapat bahwa letak menu dan icon

pada “SIKUSA” mudah dilihat dan simbol-simbol dibuat seragam sehingga dapat

dimengerti oleh guru. Terdapat dua guru yang menyatakan tidak setuju

dikarenakan faktor ketidaktanggapan terhadap teknologi. (5) Tulisan atau bentuk

huruf pada “SIKUSA” mudah dibaca mendapatkan persentase tertinggi sebesar

82,3% dikategorikan “sangat baik” karena tulisan atau bentuk huruf pada

“SIKUSA” menggunakan jenis tulisan standart yaitu dengan jenis tulisan “Arial”

dalam arti tidak banyak tulisan kreasi dalam tulisan pada jenis ini sehingga

mudah untuk dibaca. (6) Bahasa yang ada pada “SIKUSA”pun mudah dimengerti

dengan persentase sebesar 81,1% dan dikategorikan “sangat baik”. Duapuluh

lima guru berpendapat “setuju” dalam penggunaan bahasa “SIKUSA karena

bahasanya tidak ambigu atau memunculkan makna ganda sehingga jelas dalam

memaknai setiap perintah dalam “SIKUSA”.

Selanjutnya adalah Aspek Efficiency yang menjelaskan tingkat ketepatan

dalam hal waktu pengguna, dalam pengerjaan “tugas”. Aspek Efficiency terdiri

dari empat butir pernyataan, dan berikut adalah tabel distribusi frekuensi Aspek

Efficiency berdasarkan hasil kuisioner yang sudah diolah.

Tabel 5. Penilaian guru terhadap ketepatan waktu “SIKUSA” (Efficiency).

No Pernyataan Jawaban Total % Kategori

SS S N TS STS

No Pernyataan Jawaban Total % Kategori

SS S N TS STS

1. Menu-menu yang saya klik

dapat tampil dengan cepat. 2 17 9 7 0 35 68,0 Baik

2. Pencarian data di

“SIKUSA” dapat dilakukan

dengan cepat.

3 20 9 3 0 35 73,1 Baik

3. Proses input data di

“SIKUSA”dapat dilakukan

dengan cepat.

3 19 7 6 0 35 70,9 Baik

4. Proses editing data di

“SIKUSA”dapat dilakukan

dengan cepat

1 19 6 9 0 35 66,7 Baik

TOTAL 69,7 Baik

Berdasarkan tabel lima, dapat dijelaskan bahwa penilaian guru terhadap

tingkat ketepatan dalam hal waktu pengguna dalam pengerjaan “tugas”,

mendapatkan persentase sebesar 69,7% sehingga dapat disimpulkan bahwa aspek

Efficiency masuk pada kategori “baik”. Dapat dilihat dari persentase tertinggi

dari aspek efficiency adalah pada pernyataan nomor dua bahwa pencarian data di

“SIKUSA” dapat dilakukan dengan cepat dengan persentase tertinggi sebesar

73,1% dikategorikan “baik”. Informasi yang berkaitan dengan nilai siswa

memang dapat dengan mudah dicari. Akan tetapi, masih terdapat tiga guru yang

menjawab tidak setuju dikarenakan pada saat proses pencarian data kadang

kurang teliti dalam memasukkan setiap kategori pencarian. Selanjutnya

persentase terendah ada pada jawaban pernyataan nomor empat mengenai proses

editing data di “SIKUSA” dilakukan dengan cepat dengan persentase terendah

sebesar 66,7 % dikategorikan “baik”. Sembilan guru menjawab tidak setuju dari

hasil observasi didapatkan keterangan bahwa proses editing terlalu lama karena

harus merubah data satu persatu sehingga memakan waktu yang lama. Selain itu

juga dalam form ekstrakulikuler guru harus menuliskan satu persatu dalam

lembar print out siswa karena kegiatan ekstra tidak masuk kedalam “SIKUSA”.

Disisi lain, dalam hasil belajar siswa, kegiatan ekstra siswa tetap harus dituliskan.

Aspek yang ketiga adalah Aspek memorability yaitu kemampuan

pengguna mempertahankan pengetahuannya setelah jangka waktu tertentu.

Dalam hal ini kemampuan tersebut diarahkan pada tata letak desain interface

yang relatif tetap, tata letak menu-menu yang ada memudahkan guru untuk

menemukan dan mengingat. Aspek memorability terdiri dari tiga butir

pernyataan terkelompok. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi Aspek

memorability berdasarkan hasil kuesioner yang sudah diolah.

Tabel 6. Penilaian guru terhadap kemudahan “SIKUSA” untuk diingat

(memorability).

No Pernyataan Jawaban Total % Kategori

SS S N TS STS

1. Nama alamat “SIKUSA”

mudah diingat. 2 22 11 0 0 35 74,9 Baik

2. Halaman“SIKUSA” mudah

diingat. 4 20 7 4 0 35 73,7 Baik

3. Letak menu pada tampilan

“SIKUSA” mudah dilihat

dan diingat

3 23 4 5 0 35 73,7 Baik

TOTAL 74,1 Baik

Berdasarkan tabel enam, dapat dijelaskan bahwa penilaian guru terhadap

kemudahan “SIKUSA” mendapatkan rata-rata skor sebesar 74,1% dan masuk

pada kategori “baik”. Kemudahan nama alamat untuk diingat mendapatkan skor

74,9% dan masuk pada kategori “baik”. Dari hasil observasi, ditemukan bahwa

hampir semua guru yang menggunakan “SIKUSA” mampu menghafal nama

alamat untuk masuk ke halaman “SIKUSA” dengan mudah. Sedangkan untuk

halaman “SIKUSA” mudah diingat dan letak menu pada tampilan “SIKUSA”

mudah dilihat dan diingat memiliki hasil persentase yang sama sebesar 73,1%

pada kategori “baik”. Terdapat sembilan guru yang berpendapat tidak setuju

dalam pernyataan ini karena merasa letak halaman dan tampilan “SIKUSA tidak

mudah untuk diingat. Akan tetapi, dari hasil observasi yang dilakukan, guru

merasa sulit dalam mengingat halaman dan letak menu di “SIKUSA”

dikarenakan terdapat banyak fungsi dalam setiap menu perintah pada “SIKUSA”.

Aspek keempat adalah aspek errors yaitu sistem sebaiknya mempunyai

berbagai fasilitas pertolongan untuk pengguna dalam berbagai situasi untuk

menghindarkan mereka dari kesalahan yang tidak disengaja dilakukan. Aspek

errors terdiri dari enam butir pernyataan dan berikut adalah tabel distribusi

frekuensi Aspek errors berdasarkan hasil kuesioner yang sudah diolah.

Tabel 7. Penilaian guru terhadap antisipasi kesalahan “SIKUSA” (errors).

No Pernyataan Jawaban Total % Kategori

SS S N TS STS

1. Muncul pesan error pada

“SIKUSA” ketika

melalukan kesalahan.

7 18 8 2 0 35 77,1 Baik

2. Sistem memberikan

langkah-langkah yang saya

harus lakukan untuk

mengatasi masalah.

2 16 10 7 0 35 67,4 Baik

No Pernyataan Jawaban Total % Kategori

SS S N TS STS

3. Langkah-langkah yang

diberikan oleh sistem dapat

membantu mengatasi

masalah tersebut.

2 12 14 7 0 35 65,1 Baik

4. Ketika menggunakan

browser yang berbeda,

sistem tetap dapat berjalan.

4 17 7 6 1 35 69,7 Baik

5. Ketika menggunakan

Sistem Operasi yang

berbeda, sistem tetap dapat

berjalan.

3 16 9 6 1 35 68,0 Baik

6. Batas jumlah kesalahan

oleh pengguna yang

diberikan oleh sistem

cukup ideal.

1 16 17 1 0 35 69,7 Baik

TOTAL 69,5 Baik

Berdasarkan tabel tujuh, dapat dijelaskan bahwa penilaian guru terhadap

antisipasi kesalahan “SIKUSA” mendapatkan persentase sebesar 69,5% dan

masuk pada kategori “baik”. Dapat dilihat dari persentase tertinggi terdapat pada

pernyataan nomor satu yaitu muncul pesan error pada “SIKUSA” ketika

melakukan kesalahan. Namun terdapat dua guru yang berpendapat tidak setuju

dengan alasan “tidak semua pesan error muncul ketika melakukan kesalahan

tetapi hanya bersifat informasi yang tertulis pada halaman “SIKUSA”. Dan

sistem tidak memberikan umpan balik ketika melakukan kesalahan dalam

penginputan data”. Sedangkan untuk persentase terendah terdapat pada

pernyataan nomor tiga mengenai langkah-langkah yang diberikan oleh sistem

dapat membantu mengatasi masalah. Terdapat tujuh guru yang menjawab tidak

setuju karena “langkah-langkah yang diberikan belum bisa dipahami dan

dijalankan sesuai dengan langkah yang diberikan untuk perbaikan masalah”.

Sedangkan dalam penyataan nomor empat dan enam memiliki persentase yang

sama, dan terdapat satu guru yang berpendapat sangat tidak setuju ketika

menggunakan browser yang berbeda sistem tetap dapat berjalan. Berdasarkan

observasi yang dilakukan, terlihat ketika guru akan mencetak hasil belajar untuk

jenis browser yang berbeda mengalami kendala seperti file PDF tidak mau

muncul pada browser tersebut. Dan pada pernyataan nomor lima mengenai

“penggunaan sistem operasi yang berbeda sistem tetap berjalan” terdapat satu

guru yang berpendapat sangat tidak setuju dan enam guru menjawab tidak setuju

karena selama ini belum dilakukan percobaan terhadap sistem “SIKUSA”,

sedangkan guru yang menjawab sangat setuju, setuju dan netral beranggapan

bahwa “selama ada akses jaringan internet maka “SIKUSA” dapat berjalan”.

Aspek terakhir adalah Aspek Satisfaction adalah tingkat kepuasan

pengguna terhadap sistem dan mengidentifikasikan bahwa sistem tersebut layak

pakai. Aspek Satisfaction terdiri dari empat butir pernyataan dan berikut adalah

tabel distribusi frekuensi Aspek Satisfaction berdasarkan hasil kuesioner yang

sudah diolah.

Tabel 8. Kepuasan guru terhadap “SIKUSA” (satisfaction).

No Pernyataan Jawaban Total % Kategori

SS S N TS STS

1. “SIKUSA” memiliki

tampilan yang menarik. 0 22 9 4 0 35 70,3 Puas

2. Saya senang menggunakan

“SIKUSA”. 0 18 11 6 0 35 66,9 Puas

3. Penggunaan “SIKUSA”

sudah sesuai dengan

harapan.

0 11 15 9 0 35 61,1 Puas

4. Saya mendapatkan manfaat

dari penggunaan

“SIKUSA”

5 17 11 2 0 35 74,3 Puas

TOTAL 68,1 Puas

Berdasarkan tabel delapan, total skor rata-rata kepuasan guru terhadap

“SIKUSA” berada pada persentase 68,1% dikategorikan“puas”. Dari hasil

tersebut dapat terlihat bahwa “SIKUSA” memiliki tampilan yang menarik

sehingga guru merasa senang dalam menggunakan “SIKUSA”. Persentase

tertinggi terdapat pada pernyataan nomor empat mengenai manfaat dari

penggunaan “SIKUSA”. Hanya dua guru yang menyatakan tidak puas dimana ini

berarti bahwa pemanfaatan “SIKUSA” belum semuanya terpenuhi. Disampaikan

melalui wawancara yang dilakukan kepada dua guru tersebut, salah satunya

adalah mengenai informasi yang tidak up to date. Ketika guru menginginkan

informasi data siswa baik dalam bentuk print out atau data, harus menghubungi

pihak yang terkait seperti walikelas dan admin “SIKUSA” di sekolah, sehingga

prosesnya terlalu lama. Sedangkan persentase terendah terdapat pada pernyataan

nomor tiga yaitu kesesuaian “SIKUSA” dengan persentase sebesar 61,1%

dikategorikan “puas”, dengan harapan dimana terdapat sembilan guru yang

berpendapat tidak setuju. Dari hasil wawancara yang dilakukan, dengan adanya

“SIKUSA” menurut guru menambah tugas guru dalam penginputan nilai, dimana

guru harus menginput nilai dari daftar nilai secara manual kemudian diinputkan

ke sistem sehingga informasi hasil belajar siswa kurang up to date. Didasarkan

pada setiap kali ada laporan atau pemberitahuan terhadap masalah, baru

penanganan terhadap kesalahan itu diperbaiki karena guru harus melihat dari

daftar nilai manual. Selain itu, setiap informasi yang diberitahukan untuk

mengup date data tidak diinformasikan kepada guru secara serempak jadi hanya

guru yang memiliki inisiatif saja yang mau mengup date data. Sedangkan

didalam sistem itu sendiri tidak dapat menyampaiakan informasi mengenai

kekurangan dalam penginputan hasil belajar siswa.

5. DISKUSI

Kegiatan evaluasi pada suatu sistem perlu dilakukan untuk melihat

tingkat keberhasilan sebuah sistem, guna mengetahui kendala dan hambatan yang

ditemui dalam proses sistem informasi, serta kelemahan dan kelebihan dari

sistem yang dijalankan sehingga sistem informasi dapat digunakan dan

diterapkan serta bermanfaat untuk pengguna. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui efektivitas dari sebuah sistem dengan menggunakan alat evaluasi

usability testing. Menurut Nielsen dalam Anisya, terdapat lima aspek untuk

melihat ketergunaan dari sebuah sistem [11]. Dapat dilihat dari hasil aspek yang

pertama yaitu aspek learnability berada dalam kategori baik, dijelaskan bahwa

kualitas sistem mudah untuk dipelajari dan digunakan dalam menyelesaikan

“tugas”. Kemudahan tersebut diukur dari pemakaian fungsi-sungsi dan fitur yang

tersedia, sehingga guru tidak merasa kesulitan dalam penyelesaian tugasnya.

Walaupun masuk dalam kategori baik namun ada beberapa catatan yaitu koneksi

jaringan internet sebagai pendukungnya terkadang masih mengalami kendala,

dan guru jarang memanfaatkan “SIKUSA” sebagai fasilitas administrasi sekolah.

Dapat dikatakan bahwa faktor human error dan kelemahan sistem menjadi

penyebab salah satu kekurangan sistem tersebut.

Aspek yang kedua aspek efficiency berada dalam kategori baik berkaitan

dengan tingkat ketepatan waktu pengguna, dalam pengerjaan “tugas”.

Pengoperasian sistem memiliki langkah-langkah yang sederhana untuk

mendapatkan hasil yang sama, sehingga informasi hasil belajar siswa dapat

tersampaikan sesuai target. Walaupun masuk dalam kategori baik faktor

kelemahan sistem menjadi catatan yaitu kelengkapan form dalam sistem salah

satunya pada form ekstrakulikuler masih kurang bahkan tidak ada. Selain itu

juga faktor human error yaitu saat proses pencarian data terkadang beberapa

guru kurang teliti dalam memasukkan setiap kategori pencarian. Aspek yang

ketiga aspek memorability berada dalam kategori baik. Tata letak desain

interface relatif tetap, dan tata letak menu-menu yang ada juga memudahkan

mereka untuk menemukan dan mengingat. Dapat dibuktikan bahwa hampir

semua guru mampu menghafal nama alamat untuk masuk ke halaman

“SIKUSA”. Walaupun masuk dalam kategori baik, yang menjadi catatan adalah

pada kelemahan sistem, yaitu terlalu banyak fungsi dalam setiap menu perintah

dalam “SIKUSA” sehingga sulit dalam menghafal. Aspek yang keempat aspek

errors berada dalam kategori baik. Sistem mempunyai berbagai fasilitas

pertolongan untuk pengguna dalam berbagai situasi untuk menghindarkan

mereka dari kesalahan yang tidak disengaja dilakukan. Dapat dikatakan sistem

dapat mengantisipasi dan mengatasi kesalahan yang dilakukan pengguna

sehingga mudah bagi pengguna untuk mengantisipasi dan mengatasi kesalahan

tersebut jika melakukannya. Kesalahan dari sistem dapat teratasi dengan mudah

melalui informasi yang ada dalam sistem “SIKUSA”. Walaupun masuk dalam

kategori baik yang menjadi catatan adalah sistem memberikan langkah-langkah

dalam menyelesaikan masalah belum sepenuhnya dimengerti oleh beberapa guru,

serta belum dilakukan percobaan terhadap sistem dengan sistem operasi dan

browser yang berbeda, dan ini menjadi salah satu kelemahan dari sistem.

Aspek yang kelima aspek satisfaction dikategorikan “puas” menunjuk

pada tingkat kepuasan pengguna terhadap sistem, bahwa sistem tersebut layak

pakai dan efektif. Kepuasan pelanggan dapat diukur dari perasaan pengguna

ketika menggunakan produk, tanggapan terhadap desain produk secara

keseluruhan saat dioperasikan, manfaat yang dirasakan dari sistem, dan harapan

dari pengguna terpenuhi oleh pemanfaatan sistem informasi tersebut. Walaupun

masuk dalam kategori baik yang menjadi catatan adalah sebuah sistem dapat

sesuai dengan manfaat dan harapan apabila sistem dapat mengcover semua

aktivitas yang berkaitan dengan administrasi sekolah dengan mudah dan

pengguna dapat merasakan kepuasan dari penggunaan sistem. Walaupun

“SIKUSA” dikatakan sudah efektif namun masih terdapat kendala dalam

pemanfaatan sistem, kendala ini bukan hanya berasal dari sistem tetapi berasal

dari human error atau lebih ke pengguna. Hal ini sejalan dengan yang

disampaikan oleh Lasar dalam Indrayani, bahwa beberapa faktor yang

mempengaruhi kinerja sebuah sistem informasi yaitu keterlibatan pengguna dan

kemampuan teknik pengguna dalam pengunaan sistem informasi. Sistem tidak

akan dapat berjalan tanpa adanya user sebagai pendukung dalam penggunaannya

[8]. Dapat dikatakan sebuah sistem dikatakan efektif dilihat dari aspek

learnability, aspek Efficiency, aspek memorability, aspek errors dan aspek

satisfaction. Untuk itu perlu dipertimbangkan terkait dengan tampilan sistem

(interface), keterlibatan pengguna dalam penggunaan sistem, dan kepuasan

pelanggan dalam penggunan sistem..

6. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil temuan penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa

“SIKUSA” di SMK Saraswati Salatiga sudah efektif jika dilihat dari aspek

learnability (persentase 77,6%, kategori baik), aspek Efficiency (persentase

69,7%, kategori baik), aspek memorability (persentase 74,1%, kategorik baik),

aspek errors (persentase 69,5%, kategori baik), aspek satisfaction (persentase

68,1%, kategorik puas). Walaupun begitu terdapat beberapa catatan atau kendala

berkaitan dengan sistem yang dijadikan saran bagi sekolah sebagai pengguna

sistem. Pertama, karena ditemukan beberapa kelemahan sistem, maka pihak

sekolah terutama pengelola sistem seharusnya melakukan perbaikan “SIKUSA”.

Kedua, berkaitan dengan faktor manusia, maka perlu dilakukan pelatihan sistem

secara berkala kepada guru dalam pengunaan dan pengoperasian sistem. Ketiga,

disediakan operator khusus apabila ada guru yang kesulitan dalam pengoperasian

“SIKUSA”. Keempat, menambah fasilitas pendukung seperti perangkat

komputer dan jaringan yang memadai untuk kelancaran dalam mengakses sistem.

7. DAFTAR PUSTAKA

[1] Kadir, Abdul., 2003., Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI

OFFSET.

[2] Wardani, Kusuma Susy., 2013., “Sistem Informasi Pengolahan Data Nilai

Siswa Berbasis Web Pada Sekolah Menengah Atas (SMA)

Muhammadiyah Pacitan”, Indonesian Jurnal on Networking and Security

(IJNS), 2(2), hal. 30-37.

[3] Puspitawati, Lilis & Anggadini Dewi Sri., 2011., Sistem Informasi

Akuntansi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

[4] Arikunto, Suharsimi., 2009., Dasar-dasar evaluasi pendidikan, Jakarta :

Bumi Aksara

[5] Susanto, Azhar., 2004., Sistem Informasi Manajemen konsep dan

Pengembangannya. Bandung: Lingga Jaya.

[6] Fachri, 2015., “Evaluasi Usability Fitur Nilai pada Aplikasi Sistem

Informasi Akademik Igracias Telkom University dengan Hak Akses

Mahasiswa Berbasis Web Desktop dengan Pendekatan Model Webuse.

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Telkom University”. Diakses

dari file:///F:/JURNAL/reverensi/15.04.1299_jurnal_eproc.pdf tanggal 20

Mei 2017.

[7] Setiyawan, Andri., 2013., Pembuatan Sistem Informasi Akademik Berbasis

WEB pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ngadirojo, Indonesian

Journal on Networking and Security (IJNS), Hal. 1-5.

[8] Indrayani, Etin., 2011., “PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI

AKADEMIK PERGURUAN TINGGI BERBASIS TEKNOLOGI

INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)”, Jurnal Penelitian

Pendidikan, 12(1), Hal. 51-67.

[9] Handiwidjoyo, wimmie., 2016., “Pengukuran Tingkat Ketergunaan

(Usability) Sistem Informasi Keuangan”, JUISI, 2(1), Hal. 49-55.

[10] Aisyah, Sriwulandari., 2014., “Analisis dan Evaluasi pada Web HRMIS

Telkom University menggunakan Usability Testing”, e-Proceeding of

Engineering, 1(1), Hal. 537-542.

[11] Anisya, 2014., Interaksi Manusia dan Komputer : Jurusan Teknik

Informatika Institusi Teknologi Padang hal: 6 Diakses dari :

https://id.scribd.com tanggal :1 juli 2017.

[12] Arikunto,S., 2010., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta

: PT. Rineika Cipta.

[13] Sugiyono, (2007)., Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.