Sistem Informasi AKuntansi Gudang

34
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nyalah maka kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi yang berjudul Sistem Akuntansi Produksi dan Gudang”. Tugas ini merupakan rangkaian tugas yang harus kami selesaikan dalam mengikuti mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi. Dalam penulisan laporan ini dapat disadari bahwa sepenuhnya apa yang dipaparkan dalam tugas ini masih belum sempurna, mengingat keterbatasan, kemampuan, dan pengetahuan serta pengalaman penulisan saat ini. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dan berharap semoga penulisan tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan, serta kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sehingga dapat dijadikan bahan masukan dan perbaikan untuk masa yang akan datang. Akhir kata kami mengharapkan semoga tugas ini bermanfaat bagi pembaca. i

Transcript of Sistem Informasi AKuntansi Gudang

Page 1: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nyalah

maka kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi yang

berjudul “Sistem Akuntansi Produksi dan Gudang”.

Tugas ini merupakan rangkaian tugas yang harus kami selesaikan dalam

mengikuti mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi.

Dalam penulisan laporan ini dapat disadari bahwa sepenuhnya apa yang

dipaparkan dalam tugas ini masih belum sempurna, mengingat keterbatasan,

kemampuan, dan pengetahuan serta pengalaman penulisan saat ini. Untuk itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dan berharap semoga

penulisan tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan, serta kritik

dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sehingga dapat dijadikan bahan

masukan dan perbaikan untuk masa yang akan datang.

Akhir kata kami mengharapkan semoga tugas ini bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, Agustus 2012

Penulis

i

Page 2: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

BAB II PRODUKSI DAN GUDANG..............................................................................2

2.1. Jenis-jenis Proses Produksi..........................................................................2

2.2. Persediaan Bahan Baku................................................................................4

2.3 Arti Penting Persediaan Produk Jadi............................................................6

2.4 Sistem Gudang.............................................................................................6

2.5 Administrasi Gudang...................................................................................8

2.6 Data Pemesanan Barang..............................................................................9

2.7 Sistem Penerimaan Gudang.......................................................................10

2.8 Bagian-bagian yang terkait........................................................................11

2.9 Sistem Produksi dan Gudang.....................................................................11

2.10 Dokumen yang digunakan.........................................................................15

2.11 Operasional dalam Gudang........................................................................17

BAB III METODE PENETAPAN HARGA POKO PERSEDIAAN.........................18

3.1 Metode FIFO (First In First Out)...............................................................18

3.2 Metode LIFO (Last In First Out)...............................................................19

3.3 Metode Harga Poko Rata-rata....................................................................20

BAB IV KESIMPULAN.................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................23

ii

Page 3: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

BAB I

PENDAHULUAN

Sistem Akuntansi produksi terdiri dari jaringan prosedur untuk mengawasi order

produksi yang dikeluarkan agar terjadi koordinasi antara kegiatan penjualan, penyediaan

bahan baku oleh bagian gudang, fasilitas yang dikeluarkan agar terjadi koordinasi antara

kegiatan penjualan, fasilitas pabrik dan penyediaan tenaga kerja guna memenuhi order

tersebut.

Pada siklus produksi, masalah persediaan, proses produksi mulai dari bahan setengah

jadi hingga ke barang jadi merupakan hal yang perlu dikoordinir oleh bagian akuntansi agar

pelaksanaan dan penyebaran dana produksi yang dianggarkan dapat menjangkau untuk

seluruh kegiatan produksi yang telah terencana sebelumnya. Siklus produksi yang diterapkan

dalam perusahaan manufaktur yang produksinya berdasarkan pesanan dari pembeli terdiri

dari dua transaksi yaitu transaksi manufaktur dan aktivitas penghitungan fisik sediaan.

Untuk jaringan prosedur yang membentuk transaksi manufaktur terdiri dari prosedur order

produksi, prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang, prosedur pengembalian

barang gudang, prosedur pencatatan biaya tenaga kerja langsung, prosedur pencatatan

pembebanan biaya overhead pabrik dan kos produk selesai, prosedur pencatatan biaya

overhead pabrik sesungguhnya, biaya pemasaran, dan biaya administrasi umum.

Jaringan prosedur yang membentuk aktivitas penghitungan fisik sediaan terdiri dari prosedur

penghitungan fisik, prosedur kompilasi, prosedur penentuan kos sediaan, dan prosedur

adjustment (penyesuaian) kos sediaan.

1

Page 4: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

BAB II

PRODUKSI DAN GUDANG

Sistem Akuntansi Produksi ditujukan untuk mengawasi pelaksanaan order produksi

yang dikeluarkan oleh fungsi produksi. Dalam Perusahaan yang produksinya berdasarkan

pesanan, order produksi erat hubungannya dengan order yang diterima oleh bagian penjualan.

Sistem Akuntansi Gudang tugasnya adalah mencatat masukanya barang (akibat

pembelian bahan baku dan menerima barang yang baru selesai diproduksi) serta mencatat

keluarnya barang (akibat penjualan barang dan pengiriman bahan baku untuk proses

produksi). Selain itu juga meminta kepada bagian pembelian atas kebutuhan bahan baku.

Adapun sebelumnya pengertian dari produksi adalah Proses diartikan sebagai suatu cara,

metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan

dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk

menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).

Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu

dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan

(Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara,

metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan

faktor produksi yang ada.

Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi

merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa

dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan

dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.

2.1 Jenis-Jenis Proses Produksi

2

Page 5: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari berbagai segi. Proses

produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses perubahan bentuk,

proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa adminstrasi (Ahyari,

2002). Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah sampai menjadi produk

akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus (Continous processes) dan

proses produksi terputus-putus (Intermettent processes).

Perusahaan menggunakan proses produksi terus-menerus apabila di dalam perusahaan

terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah sampai proses produksi akhir.

Proses produksi terputus-putus apabila tidak terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan

baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah (Ahyari, 2002).

Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor seperti: (1) volume atau jumlah

produk yang akan dihasilkan, (2) kualitas produk yang diisyaratkan, (3) peralatan yang

tersedia untuk melaksanakan proses. Berdasarkan pertimbangan cermat mengenai faktor-

faktor tersebut ditetapkan tipe proses produksi yang paling cocok untuk setiap situasi

produksi. Macam tipe proses produksi dari berbagai industri dapat dibedakan sebagai berikut

(Yamit, 2002):

1. Proses produksi terus-menerus

Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas

dasar aliran produk dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan

disuatu titik dalam proses. Pada umumnya industri yang cocok dengan tipe ini

adalah yang memiliki karakteristik yaitu output direncanakan dalam jumlah

besar, variasi atau jenis produk yang dihasilkan rendah dan produk bersifat

standar.

2. Proses produksi terputus-putus

Produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus-

menerus dalam proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini

biasanya terdapat sekumpulan atau lebih komponen yang akan diproses atau

3

Page 6: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

menunggu untuk diproses, sehingga lebih banyak memerlukan persediaan

barang dalam proses.

3. Proses produksi campuran

Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-

menerus dan terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan

kenyataan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas

secara penuh.

2.2 Persediaan Bahan Baku

1. Pengertian Fungsi dan Jenis-Jenis Persediaan

Pengendalian persedian merupakan fungsi manajerial yang sangat penting

karena persediaan fisik banyak melibatkan investasi rupiah terbesar. Menurut

Handoko (2000), bila perusahaan menamankan terlalu banyak dananya dalam

persediaan, menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin

mempunyai “Opportunity Cost” (dana dapat ditanamkan dalam investasi yang lebih

menguntungkan”. Sebaliknya, bila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang

cukup dapat mengakibatkan biaya-biaya karena kekurangan bahan.

Istilah persediaan (Inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan

segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya organisasi yang disimpan dalam

antisipasi pemenuhan permintaan. Permintaan akan sumberdaya internal ataupun

eksternal ini meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau

produk akhir, bahan-bahan pembantu atau pelengkap dan komponen-komponen lain

yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan.

2. Fungsi-fungsi persediaan antara lain :

1. Fungsi Decoupling

Fungsi persediaan ini operasi-operasi perusahaan secara internal dan

ekstrenal sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan langanan tanpa

tergantung pada supplier. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi

permintaan produk yang tidak pasti dari langganan. Persediaan yang diadakan

untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang tidak dapat diperkirakan atau

diramalkan disebut Fluctuation Stock.

4

Page 7: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

2. Fungsi Economis Lot Sizing

Persediaan berfungsi untuk mengurangi biaya-biaya per unit saat

produksi dan membeli sumberdaya-sumberdaya. Persediaan ini perlu

mempertimbangkan penghematan-penghematan (potongan pembelian, biaya

pengangkutan lebih murah dan sebagainya) karena perusahaan melakukan

pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya

yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko

kerusakan).

3. Fungsi Antisipasi

Persediaan berfungsi sebagai pengaman bagi perusahaan yang sering

menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan

barang-barang. Persediaan ini penting agar kelancaran proses produksi tidak

terganggu.

Persediaan ada berbagai jenis. Setiap jenisnya mempunyai karakteristik khusus dan cara

pengelolaannya juga berbeda. Menurut jenisnya, persediaan dapat dibedakan atas :

1. Persediaan bahan mentah (raw materialis), yaitu persediaan barang-barang berwujud

mentah. Persediaan ini dapat diperoleh dari sumber-sumber alam atau dibeli dari para

Supplier atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi

selanjutnya.

2. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased paris), yaitu persediaan barang-

barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain,

dimana secara langsung dapat dirakit menjadi produk.

3. Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barang-barang

yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah

diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang

jadi.

4. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan barang-barang

yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau

komponen barang jadi.

5. Persedian barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah

selesai diproses atau diolah dalam bentuk produk dan siap untuk dijual atau dikirim

kepada pelanggan.

5

Page 8: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

2.3 Arti Penting Persediaan Produk Jadi

Setiap perusahaan mempunyai kebijaksanaan yang berbeda-beda dalam menentukan

tingkat persediaan produk jadi. Tujuan adanya persediaan produk jadi adalah untuk

meredam fluktuasi permintaan. Persediaan dapat difungsikan untuk memenuhi

kekurangan pasokan produk jadi di pasaran sebagai akibat permintaan yang disimpan

perusahaan. Oleh karena itu tingkat persediaan produk jadi yang ditetapkan manajemen

perusahaan memegang peran yang sangat penting dalam menjaga kestabilan pemasokan

produk ke pelanggan (Kusuma, 1999).

Fluktuasi permintaan dapat dipenuhi dengan persediaan barang yang diproduksi pada

saat sepi, dan persediaan tersebut digunakan pada saat permintaan ramai. Biaya

persediaan mencakup asuransi, beban bunga, kerusakan, serta pajak. Akumulai

persediaan dan produksi yang tidak memenuhi permintaan, akan menyebabkan biaya

sebagai akibat pembatalan pesanan dan ketidakpuasan pelanggan (Kusuma, 1999).

2.4 Sistem Gudang

Secara ringkas sistem gudang mengandung pemahaman : pengelolaan dari aktifitas

yang saling terkait dalam aktifitas penyimpanan barang sementara. Apa saja aktifitas

penyimpanan barang itu? Penerimaan dari pemasok, handling barang, pengeluaran barang

ke tujuan adalah garis besar dari aktifitas penyimpanan.

Saat ini gudang memiliki arti luas dan lebih dari sekedar tempat penyimpanan saja.

Gudang itu sendiri tidak menambah nilai barang secara langsung, tidak ada perubahan

citarasa, bentuk, kemasan, dll. Intinya tidak ada kegiatan proses operasi pada barang,

yang ada adalah aktifitas transportasi barang dari satu tempat ke tempat lainnya, itu secara

umum kegiatan di Gudang.

Beberapa aktifitas di dalam gudang secara sederhana :

1. Administrasi.

2. .Penerimaan barang.

3. Penyimpanan barang.

4. Pengepakan barang ke tempat yang dituju.

5. Pengeluaran barang.

6

Page 9: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

Aktifitas ini saling terkait, dan secara personalia harus dikepalai oleh satu orang, semisal

Kepala bagian, Supervisor atau semacamnya. Tiap kepala bagian diharuskan menguasai

pengendalian pada bagiannya, pengendalian yang harus dilakukan :

1. Pengendalian Operasional

2. Pengendalian Biaya

3. Pengendalian Personalia

Operasional, Biaya dan Personalia saling berkaitan. Menurut saya penguasaan

mendalam dan kontrol ketat pada ketiga bagian itu akan melahirkan kondisi yang sehat

bagi gudang, ketiga bagian ini perlu terus dikembangkan. Misalnya Pengendalian

Personalia, jangan hanya puas dengan kondisi saat ini, jika dapat upgrade lah kemampuan

anak buah dengan berbagai hal kreatif. Kepala bagian juga secara rutin berkomunikasi

dalam satu forum besar, semisal briefing pagi, atau briefing target2 dan kesalahan-

kesalahan yang masih ada. Menurut saya juga tidak ada satu sistem kerja yang sempurna,

selalu ada yang lebih baik.

Setiap bagian dalam gudang akan saya bahas pada kesempatan berikut. Meninjau secara

umum sistem manajemen gudang sangat menarik bagi orang yang berkecimpung di

dalamnya,Paling tidak ada beberapa alasan :

1. Dalam lingkup gudang SDM yang dihadapi level pekerja kasar dan sulit diatur,

sehingga diperlukan sebuah pendekatan yang personal dan unik dibandingkan

kantoran.

2. Variabel yang ada sulit dikendalikan, sehingga kapasitas perlu diperbesar setiap

hari dalam menangani masalah.

3. Gudang sebagai pusat logistik namun tidak memberi nilai tambah secara

langsung, sehingga prestasi kerja tidak begitu Nampak. Jadi sesempurnanya

sebuah gudang, memang begitulah seharusnya dan bukan sebuah prestasi. Misal,

biaya gudang harus di bawah 5%, sangat sulit, tetapi ketika kita mencapainya

tidak ada prestasi tersendiri, lumrah. Beda dengan Sales yang bisa sekreatif

mungkin memainkan angka-angka.

4. Barang rusak dan hilang nilainya tinggi jika tidak ada pengendalian-pengendalian

yang di manaje secara professional.

7

Page 10: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

Sampai saat ini bergerak di bidang logistik, merupakan hal menarik. Lebih kepada behind

the scene namun sangat vital dalam sebuah perusahaan yang memiliki Gudang. Secara

tidak langsung distribusi logistik pemilu kacau disebabkan belum ada penguasaan

mendalam, oleh sebab itu Manajemen Logistik perlu di angkat dan dipelajari dari suatu

hal yang sederhana dan kecil sampai suatu sistem yang kompleks dan rumit. Sumber

pembelajaran terdapat banyak di situs luar negeri, namun tentunya adopsi yang sesuai

dengan karakteristik perusahaan merupakan hal paling baik untuk mencapai produktifitas.

2.5 Administrasi Gudang

Administrasi menurut saya merupakan sutradara dibalik segala operasional Gudang.

Administrasi mengurus data-data gudang seperti data pemesanan barang, data persediaan,

data pengeluaran barang, data permintaan, bahkan sampai peramalan permintaan. Oleh

karena itu, ibarat sebuah film maka Administrasi adalah penulis skenario yang

menentukan jalan ceritanya. Mengingat sistem begitu kompleks, diperlukan software

yang menangani semuanya secara terintegrasi. Jika pada lingkup administrasi tidak

ditangani dengan baik, maka yang kena getahnya adalah operasional di lapangan.

Software yang mengatur transaksi gudang ini lebih baik bisa dieksekusi dalam

keadaan real time, jadi seperti sistem informasi Bank. Semisal ambil uang Rp 200.000 di

ATM, maka Bank langsung secara real time mengurangi saldo. Nah, kira-kira seperti itu

yang software yang dibutuhkan di gudang. Tetapi saya sendiri gak begitu menguasai

tentang software seperti ini, yang saya paham hanya sedikit alur administrasi gudang.

2.6 Data pemesanan barang

Sebuah gudang menyimpan barang-barang tertentu dan mengeluarkan dalam jumlah

tertentu. Misalkan pengeluaran adalah x maka penyimpanan bisa saja x atau x + y ,

dimana y adalah buffer stock, Tingkat buffer diperlukan di Indonesia, mengingat

kontinuitas suplai yang tidak terjamin oleh pemasok, padahal teori mengatakan zero stock

adalah hal yang baik, tetapi itu beresiko tinggi terhadap potential loss sales dari

perusahaan.

Pemesanan dilakukan administrasi berdasarkan kebutuhan pengeluaran.

Kebutuhan pengeluaran diramalkan terlebih dahulu melalui data historis ataupun

8

Page 11: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

diestimasi. Pemesanan dilakukan kepada pemasok dengan perjanjian waktu bayar (term

of payment(TOP)), dimana TOP nantinya diusahakan angkanya lebih besar daripada DSI

(Day Sales Inventory) atau waktu barang tersimpan dampai menjadi uang. Misalkan jika

perusahaan berhasil menjual dalam waktu 3 hari dan TOP adalah 6 hari, maka perusahan

untung, karena sudah berhasil menjual 2 kali tetapi baru membayar sebanyak 1 kali.

Administrasi banyak berkaitan dengan pemasok. Perjanjian produk yang returnable

juga menguntungkan perusahaan dibandingkan sistem beli putus. Perjanijian ini bahkan

bisa sebegitu ketat, semisal satu peritel luar negeri yang tersangkut kasus di KPPU, salah

satunya karena diduga mengadakan perjanjian pada pemasok supaya harga yang masuk

ke ritel tersebut harus lebih murah dibanding ritel mana saja yang memesan barang sama

dengan pemasok.

Ini merupakan bentuk praktek monopoli. Hubungan erat pihak administrasi juga

dijalankan dalam rangka menjalin supplier relationship management. Banyak faktor yang

mempengaruhi supplier relationship management dan itu banyak menyangkut etika

bisnis.

Data Inventory Administrasi menjadi ujung tombak seluruh pencatatan arus keluar masuk

barang, sehingga pengendalian operasional lebih dimudahkan dengan adanya akurasi

data. Bukti pencatatan barang keluar masuk akan mempengaruhi beberapa hal berikut :

1. Jumlah stok barang.

2. Klaim pembayaran barang masuk dan keluar.

3. Dasar memesan barang.

4. Mempelajari trend sales.Data persediaan ini menuntut akurasi data secara

real time dan dapat dipertanggungjawabkan.

Administrasi yang kuat perlu dibangun melalui integrasi antara komputerisasi dan sumber

daya yang menjalankannya. Sistem informasi yang berkaitan dengan database

memerlukan orang-orang yang akrab dengan database.

2.7 Sistem Penerimaan Gudang

Penerimaan barang merupakan segala awal arus barang yang bergerak di gudang.

Penerimaan barang dari pemasok atau rekanan memang kelihatan mudah, namun bila hal

9

Page 12: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

ini tidak memiliki sistem yang mengatur, maka bisa dipastikan akan mengganggu

produktifitas. Berikut adalah hal-hal penting dalam penerimaan barang:

1. Bukti pesanan barang dari Gudang (untuk memastikan pesanan barang dalam

spesifikasi tepat)

2. Bukti Tanda Barang diterima (untuk penagihan)

3. Cek Bukti Pemesanan dengan Fisik Barang

4. Cek Expired Date dan Kondisi Barang

5. Memasukkan Barang ke Penyimpanan

2.8 Bagian-bagian yang terkait dengan kegiatan produksi dan gudang, meliputi :

1. Bagian Penjualan

Bertanggung jawab atas penerimaan order dari pelganggan dan meneruskan order

tersebut ke bagian produksi, jika perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan.

2. Bagian Perencanaan dan Pengawasan Produksi

Merupakan Staff yang membantu bagian dalam merencanakan dan mengawasi

kegiatan produksi.

3. Bagian Produksi

Betranggung jawab atas pembuatan perintah produksi bagi bagian-bagian yang ada di

bawahnya yang akan terkait dalam pelaksanaan proses produksi guna memenuhi

permintaan produksi dari bagian penjualan.

4. Bagian Gudang

Bertanggung jawab atas pelayanan permintaan bahan baku, bahan penolong, dan

barang lain yang digunakan. Selain itu bertanggung jawab untuk menerima produksi

jadi yang diserahkan oleh bagian produksi.

5. Bagian Akuntansi

Bertanggung jawab untuk mencatat konsumsi berbagai sumber daya yang digunakan

untuk memproduksi pesanan.

2.9 Sistem Produksi dan Gudang Meliputi :

10

Page 13: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

1. Prosedur Order dan Produksi

Dalam Prosedur ini surat order produksi dikeluarkan untuk mengkoordinasi

pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Surat order produksi ini dikeluarkan

oleh bagian produksi berdasarkan order dari pembeli yang diterima dari bagian

penjualan, atau berdasarkan permintaan dari bagian gudang.

2. Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang

Prosedur ini digunakan oleh bagian produksi untuk meminta bahan baku dari bagian

gudang. Jika perusahaan menyediakan persediaan bahan baku diguang untuk

memenuhi kebutuhan bahan baku bagi suatu order produksi, diperlukan prosedur

untuk meminta dan mengeluarkan barang dari gudang. Permintaan bahan baku untuk

memenuhi order pembelian didasarkan pada daftar kebutuhan bahan baku yang dibuat

oleh bagian perencanaan dan pengawasan produksi.

11

Page 14: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

Berikut ini adalah Flowchart Prosedur Permintaan Dan Pengeluaran Barang Gudang:

12

Gambar 1. Flowchart Penerimaan dan Pengeluaran

Barang

Page 15: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

1. Bagian  Produksi membuat surat permintaan bahan baku sesuai kebutuhan rangkap 2.

Lembar pertama dikirim ke Bagian Gudang dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.

2. Bagian Gudang menerima surat permintaan bahan baku dari bagian produksi.

3. Berdasarkan Surat Permintaan Bahan Baku, Bagian Gudang membuat Surat

Pengiriman Bahan Baku rangkap 2. Lembar 1 dikirim ke Bagian Produksi beserta

bahan baku yang diminta dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.

4. Berdasarkan Surat Pengiriman Bahan Baku, Bagian Gudang membuat bukti

permintaan dan pengeluaran bahan baku gudang rangkap 2. Lembar pertama dikirim

ke Bagian Akuntansi dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.

5. Berdasarkan bukti permintaan dan pengeluaran bahan baku, Bagian Gudang membuat

laporan persediaan bahan baku rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke Bagian

Akuntansi, lembar kedua disimpan sebagai arsip.

6. Bagian Produksi menerima Surat Pengiriman Bahan Baku beserta bahan baku dari

Bagian Gudang.

7. Bagian Produksi memproduksi bahan baku menjadi barang jadi, kemudian mengirim

barang jadi ke Bagian Gudang.

8. Berdasarkan barang jadi, Bagian Gudang membuat laporan barang jadi rangkap 2.

Lembar 1 dikirim ke Bagian Akuntansi dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.

9. Berdasarkan laporan persediaan bahan baku, bukti permintaan dan pengeluaran bahan

baku gudang dan laporan barang jadi, Bagian Akuntansi membuat laporan permintaan

dan pengeluaran barang gudang rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke Manajer dan

lembar 2 disimpan sebagai arsip.

Uraian Kegiatan (Operating List) untuk Transaksi Permintan dan Pengeluaran Barang

Gudang :

1. Bagian Produksi :

1. Membuat Surat Permintaan Bahan Baku rangkap 2. Lembar 1 dikirim

ke Bagian Gudang dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.

2. Menerima Surat Pengiriman Bahan Baku beserta Bahan Baku dari

Bagian Gudang.

3. Memproduksi bahan baku menjadi barang jadi

2. Bagian Gudang :

1. Menerima surat permintaan bahan baku dari bagian produksi.

13

Page 16: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

2. Membuat Surat Pengiriman Bahan Baku rangkap 2. Lembar 1 dikirim

ke Bagian Produksi beserta bahan baku dan lembar kedua disimpan

sebagai arsip.

3. Membuat bukti permintaan dan pengeluaran bahan baku gudang.

4. Membuat laporan persediaan bahan baku rangkap 2. Lembar pertama

dikirim ke Bagian Akuntansi, lembar kedua disimpan sebagai arsip.

5. Membuat Laporan Barang Jadi rangkap 2. Lembar 1 dikirim ke Bagian

Akuntansi dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.

3. Bagian Akuntansi :

1. Menerima Bukti permintaan dan pengeluaran bahan baku dari Bagian

Gudang.

2. Menerima Laporan Persediaan dari Bagian Gudang.

3. Menerima Laporan Barang Jadi dari Bagian Gudang.

4. Membuat Laporan permintaan dan pengeluaran barang gudang

rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke manajer dan lembar 2 disimpan

sebagai arsip.

4. Manajer :

1. Menerima Laporan permintaan dan pengeluaran barang gudang dari

Bagian Akuntansi.

2. Membuat keputusan-keputusan dalam perusahaan/organisasi.

3. Prosedur Pencatatan Jam Tenaga Kerja

Surat order produksi yang dikeluarkan oleh bagian produksi biasanya dilampiri

dengan daftar kebutuhan bahan baku dan daftar kegiatan produksi (operation list).

Daftar kegiatan produksi ini berisi kegiatan yang diperlukan untuk memproduksi

sejumlah produk seperti, yang tercantum dalam surat order produksi, yang meliputi

urutan proses pengolahan, mesin yang digunakan, dan taksiran waktu kerja

karyawandan mesin. Pelaksanaan kegiatan seperti yang tercantum dalam daftar

kegiatan produksi tersebut memerlukan prosedur pencatatan jam tenaga kerja

langsung yang dikonsumsi dalam pengolahan order produksi yang bersangkutan.

4. Prosedur Produk Selesai

14

Page 17: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

Order produksi yang telah selesai dikerjakan, perlu diserahkan dari bagian produksi

ke bagian gudang. Prosedur produk selesai merupakan prosedur penyerahan produk

selesai dari bagian produksi ke bagian gudang.

2.10 Dokumen Yang digunakan Dalam Kegiatan Produksi

1. Surat Order Produksi

Merupakan surat perintah yang dikeluarkan oleh bagian produksi, yang ditunjukan

pada bagian-bagian terkait dengan proses pengolahan, produk untuk memproduksi

sejumlah produk dengan spesifikasi, cara produksi, fasilitas produksi dan jangka

waktu seperti yang tercantum dalam surat order produksi tersebut.

2. Daftar Kebutuhan Bahan

Merupakan Daftar Jenis dan kuantitas kegiatan dan fasilitas mesin yang diperlukan

untuk memproduksi barang seperti yang tercantum dalam surat order Produksi.

3. Daftar Kegiatan Produksi

Merupakan daftar urutan jenis kegiatan dan fasilitas mesin yang diperlukan untuk

memproduksi produk seperti yang tercantum dalam surat order produksi.

4. Bukti Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang

Merupakan formulir yang digunakan oleh bagian produksi untuk meminta bahan baku

dan bahan penolong untuk memproduksi barang yang tercantum dalam surat order

produksi. Dokumen ini sekaligus juga berfungsi sebagai bukti pengeluaran barang

dari gudang.

5. Bukti Pengembalian Barang Gudang

Merupakan dokumen yang digunakan oleh bagian produksi untuk mengembalikan

bahan baku dan bahan penolong ke bagian gudang. Pengembalian bahan ini umumnya

disebebkan karena adanya sisa bahan baku dan bahan penolong yang tidak dipakai

dalam proses produksi.

6. Kartu Jam Kerja

Merupakan kartu untuk mencatat jam kerja langsung yang dikonsumsi untuk

memproduksi yang tercantum dalam surat order produksi.

7. Laporan Produk Selesai

Laporan Produk selesai dibuat oleh fungsi produksi untuk memberitahukan selesainya

produksi pesanan tertentu pada bagian perencanaan dan pengawasan produksi, bagian

gudang, bagian penjualan, danbagian akuntansi.

15

Page 18: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

8. Kartu Persediaan

Setiap Masuknya atau keluarnya barang harus dicatat dalam bentuk kartu persediaan

dimana kartu persediaan ini dicatat berdasarkan jenis barang. Adapun conth dari akrtu

persediaan, adalah :

2.11 Operasional dalam Gudang

Aktifitas operasional adalah bongkar barang, cek expired, cek kesesuaian pesanan serta

memasukkan barang ke penyimpanan. Aktifitas operasional ini merupakan salah satu critical

point, Berikut beberapa alasan yaitu,

1. Bongkar muat barang yang dilakukan oleh kuli bongkar rawan membuat rusak barang

atau resiko kehilangan barang karena dicuri.

2. Cek kesesuaian barang dengan Surat Order dan Expired date barang dilakukan oleh

staff penerimaan barang yang biasanya memiliki sejumlah alasan untuk tidak

16

Gambar 2. Contoh Kartu Persediaan Barang

Page 19: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

melakukan aktifitas ini dengan sejumlah alasan seperti : supaya cepat, sudah kenal

dengan pemasok, disiplin melakukan sistem, dll. Intinya di poin 1 dan 2 kritis

dikarenakan Faktor Sumber Daya Manusia.

Penerimaan Barang di gudang ‘rawan’ permainan dengan pihak supplier. Staff penerimaan

tanpa diketahui oleh pemesan dapat melakukan deal-deal khusus yang merugikan pemesan

dan menguntungkan pemasok. Jadi kontrol yang ketat terhadap personil penerimaan cukup

penting, hal seperti melakukan rotasi pekerjaan rutin serta bekerja dalam jumlah kecil serta

pembatasan wewenang adalah hal-hal praktis yang bisa dilakukan.

BAB III

METODE PENETAPAN

HARGA POKOK PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

3.1. Metode FIFO ( First In First Out )

Asumsi Dasar : Harga pokok Barang Dagangan harus dibebankan pada pendapatan

sesuai dengan urutan pembelian Barang Dagangan tersebut. Jadi persediaan barang

dagangan yang masih ada dianggap berasal dari pembelian barang dagangan terakhir.

17

Page 20: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

Tgl. Keterangan Kuantitas HargaJumlah

(Rp.)

01/01/0

5Persediaan 200 unit 9.000 1.800.000

10/03/0

5Pembelian 300 unit 10.000 3.000.000

21/09/0

5Pembelian 400 unit 11.000 4.400.000

18/11/0

5Pembelian 100 unit 12.000 1.200.000

BD tersedia untuk dijual dalam setahun 1000 unit 10.400.000

Dan perhitungan fisik per 31 Desember 2005 persediaan barang degangan yang tersisa

berjumlah 300 unit. Berdasarkan anggapan bahwa persediaan tersebut berasal dari

pembelian BD yang paling akhir, maka Harga Pokok 300 unit BD tersebut adalah

sebagai berikut :

Tgl. Keterangan Kuantitas Harga Jumlah (Rp.)

18/11/05Harga Pokok paling

akhir100 unit 12.000 1.200.000

21/09/05Harga Pokok paling

akhir berikutnya200 unit 11.000 2.200.000

31/12/05 Persediaan BD terakhir 300 unit - 3.400.000

Perhitungan Harga Pokok Penjualan adalah sebagai berikut :

Barang Dagang siap untuk dijual Rp.10.400.000

18

Page 21: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

Persedian BD akhir Rp.3.400.000

Harga Pokok Penjualan Rp.7.000.000

3.2 Metode LIFO ( Last In First Out )

Asumsi dasar : Harga pokok Barang Dagangan dari pembelian terakhir harus

dibebankan ke pendapatan. Jadi, Persediaan Barang Dagangan yang masih ada dianggap

berasal dari pembelian BD paling awal.

Dari perhitungan fisik per 31 Desember 2005 Persediaan Barang Dagangan yang

tersisa berjumlah 300 unit. Berdasarkan anggaran bahwa persediaan tersebut berasal dari

pembelian yang paling awal, maka Harga Pokok 300 unit BD tersebut adalah sebagai

berikut :

Tgl. Keterangan Kuantitas Harga Jumlah (Rp.)

01/01/0

5Harga Pokok paling awal 200 unit 9.000 1.800.000

10/03/0

5

Harga Pokok paling awal

berikutnya100 unit 10.000 1.000.000

31/12/0

5Persediaan BD akhir 300 unit 2.800.000

Perhitungan Harga Pokok Penjualan adalah sebagai berikut :

Barang Dagang siap untuk dijual Rp.10.400.000

Persediaan BD terakhir Rp.2.800.000

Harga Penjualan Rp.7.600.000

19

Page 22: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

3.3 Metode Harga Poko Rata-rata

Asumsi dasar : Harga pokok Barang Dagangan harus dibebankan ke pendapatan

menurut harga rata-rata tertimbang per unit dari barang yang dijual. Harga pokok rata-

rata tertimbang per unit diperoleh dari hasil bagi antara jumlah harga pokok BD tersedia

untuk dijual dalam satu periode tertentu dengan jumlah unitnya.

Dari perhitungan fisik per 31 Desember 2005 Persediaan Barang Dagangan yang

tersisa berjumlah 300 unit. Berdasarkan anggapan tersebut di atas, maka Harga Pokok

300 unit BD tersebut adalah sbb:

Persediaan BD akhir (31 Desember 2004) = 300 unit x Rp. 10.400,- =

Rp. 3.120.000,-Perhitungan Harga Pokok Penjualan adalah sebagai berikut :

Barang Dagang siap untuk dijual Rp. 10.400.000

Persediaan BD akhir Rp. 3.120.000

Harga Pokok Penjualan Rp. 7.280.000

20

Harga pokok rata-rata per unit = Harga Pokok BD tersedia untuk dijual Jumlah BD unit tersedia untuk dijual

Harga pokok rata-rata per unit = Rp. 10.400.00,- = Rp. 10.400,- 1.000 unit

Page 23: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

BAB IV

KESIMPULAN

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan system akuntansi maka kami dapat mengambil kesimpulan

adalah hubungan yang terjalin antara sistem akuntansi pembelian barang dengan kelancaran

proses produksi, adanya saling keterkaitan yang diperlukan guna mencapai tujuan

perusahaan. Dan Jaringan prosedur untuk mengawasi order produksi yang dikeluarkan agar

terjadi koordinasi antara penjualan, penyediaan bahan baku oleh bagian gudang, fasilitas

yang dikeluarkan agar terjadi koordinasi antara kegiatan penjualan, fasilitas pabrik dan

penyediaan tenaga kerja guna memenuhi order.

21

Page 24: Sistem Informasi AKuntansi Gudang

DAFTAR PUSTAKA

thesis.binus.ac.id/Doc/a/LHM2003-0002.pdf

digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=22091

http://bq3monica.wordpress.com/2012/04/28/flowchart-prosedur-permintaan-dan-

pengeluaran-barang-gudang/

http://elqorni.wordpress.com/2009/11/11/sistem-manajemen-gudang/

http://www.computesta.com/blog/2012/01/sistem-gudang-pada-pt-admolindo-karya-

bersama/#.UB4aKaCQL1U

http://romailprincipe.wordpress.com/2011/11/27/sistem-manajemen-gudang-wms/

http://stanza-firstaccounting.blogspot.com/2012/03/contoh-kartu-persediaan.html

http://haikalhaiwildan.blogspot.com/2011/12/siklus-produksi.html

22