SISTEM EKSKRESI.odt

download SISTEM EKSKRESI.odt

of 18

Transcript of SISTEM EKSKRESI.odt

MAKALAHBIOLOGI(Sistem Ekskresi)http://2.bp.blogspot.com/-8X2T3uRAifE/TnhMlDYOawI/AAAAAAAAAKg/dRlRsGSkZzQ/s1600/Logo+UNTAN.pngDISUSUN OLEH :ELVA NOPIANTIF02112074FIKRI IMAM FADLIF02112001FELISITAS YENIF02112080SANTYF02112072SINGGIH MAHASINF02112027TONIF02112030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIAJURUSAN PENDIDIKAN MIPAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS TANJUNGPURAPONTIANAK2013KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dankarunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa Biologu ini tepat pada waktunya yang berjudul Sistem Ekskresi.Makalah ini berisikan tentang pengetahuan atau informasi mengenai sistem ekskresi yaitu sistem ekskresi pada manusiamaupun hewanini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena itu, kami mengharapka kritik dan saran yang membangun daripembaca sehingga kami dapat memperbaiki makalah biologi ini. Kami berharap makalah biologi tentangekskresi pada manusia maupun pada hewan inidapat bermanfaat sehingga dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca.

Pontianak, April 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN1BAB II PEMBAHASAN22.1 Sistem Ekskresi Manusia22.1.1 Ginjal22.1.1.1 Proses Pembentukan Urin22.1.1.2 Hal-hal yang Mempengaruhi Produksi Urine42.1.2 Paru-paru42.1.3 Hati52.1.4 Kulit62.2 Sistem Ekskresi Pada Invertebrata72.2.1 Sistem Ekskresi Protozoa72.2.2 Sistem Ekskresi Coelentera dan Porifera72.2.3 Sistem Ekskresi Cacing Pipih82.2.4 Sistem Ekskresi Annelida dan Moluska82.2.5 Sistem Ekskresi Insekta92.3 Sistem Ekskresi Pada Vertebrata92.3.1 Sistem Ekskresi Pada Pisces92.3.2 Sistem Ekskresi Pada Amfibi102.3.3 Sistem Ekskresi Pada Reptila102.3.4 Sistem Ekskresi Pada Aves11BAB III PENUTUP13Kesimpulan13

Saran13

DAFTAR PUSTAKA14

BAB IPENDAHULUAN

Manusia dalam melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tentu menghasilkan sampah atau limbah. Sampah atau limbah ini merupakan sisa yang harus dibuang agar tidak mengganggu. Demikian pula yangterjadi pada mahluk hidup, semua mahluk hidup bisa mengeluarkan limbah mulai dari hewan yang bersel satu sampai hewan tingkat tinggi, bahkan manusia. Proses pengeluaran zat sisa dari tubuh antara lain adalah sekresi, ekskresi, dan defaksi.Sekresi

Sekresi adalah proses pengeluaran zat yang berbentuk cairan oleh sel-sel atau kelenjar. Cairan tersebut dinamakan hormon dan enzim. Kedua cairan tersebut masih di manfaatkan oleh tubuh.Ekskresi

Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa yang tidak berguna lagi. Zat ini berbentuk cairan, contohnya urin, keringat, dan air.Defaksi

Defaksi adalah proses pengeluaran sisa-sisa pencernaan melalui anus. Zat yang dikeluarkan berupa feses.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1Sistem Ekskresi ManusiaPada sistemekskresi manusia, sisa-sisa metabolisme diserap oleh darah, kemudian diproses dan akhirnya dikeluarkan lewat alat-alat ekskresi. Adapun alat-alat ekskresi pada manusia itu antara lain paru-paru, hati, ginjal dan kulit.

2.1.1GinjalGinjal atau renterletak dikanan dan kiri tulang pinggang, yaitu dalam rongga perut pada dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah 2 buah berwarna merah keunguan, dan yang kiri terletak agak tinggi dari kanan.Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan lapisan dalam disebut sumsum ginjal atau medulla. Lapisan paling dalam berupa rongga ginjal disebut pelvis renalis.Saluran struktural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap nefron terdiri atas badan malpighi yang tersusun dari kapsul bowman, glomerulus yang terdapat dibagian korteks, serta tubulus-tubulus yaitu tubulus kontertus proksimal, tubulus kontertus distal, tubulus pengumpul dan lengkung henle yang terdapat dibagian medulla. Lengkung henle ialah bagian saluran ginjal yang melengkung pada daerah medulla dan berhubungan dengan tubulus proksimal maupun tubulus didaerah korteks. Pada orang dewasa panjang seluruh tubulus kurang lebih 7,5 sampai 15 km.Ginjal dilindungi oleh lemak, dan selain itu terdapat arteri ginjal yang menyerupai darah. Ginjal mengendalikan potensial air pada darah yang melewatinya. Substansi yang menyebabkan ketidak seimbangan potensial air pada darah akan dipisahkan dari darah dan diekskresikan dalam bentuk urine. Contoh : sisa nitrogen hasil pemecahan asamamino dan asam nukleat.

ProsesPembentukanUrin

proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu:Tahap filtrasi (penyaringan)

Filtrasi terjadi di kapsul bowman diglomerulus. Ketika darah masuk glomerulus maka tekanan darah menjaditinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut melalui pori-pori endothelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi masuk kedalam ruang kapsul bowman. Hasil filtrasi glomerulus dan kapsul bowman disebut filtrate glomerulus atau urin primer.Tahap reabsorbsi (penyerapan kembali)

Reabsorbsi terjadi di tubulus kontertus proksimal, lengkung henle dan sebagian tubulus kontertus distal. Reabsorbsi dilakukan oleh sel-sel epithelium diseluruhtubulus ginjal. Za-zat yang direabsorbsi antara lain ; air, gllukosa, asam amino, ion-ion Na, K, Ca, Cl-, HCO3-, dan HbO4, sedangkan urea hanya diserap sebagian.Urutanterjadinya reabsorbsi yaitu, urin primer masuk dari glomerulus ketubulus proksimal. Kemudian terjadi rebsorbsi glukosa dan 67% ion Na, selain itu juga terjadi reabsorbsi air dan ion Clsecara pasif. Bersamaan dengan itu petrat menuju lengkung henle yang tengah berkurang volumenya dan bersifat isotonis. Pada lengkung henle terjadi sekresi aktif ion Clkejaringan disekitarnya. Reabsorbsi dilanjutkan ditubulus distal. Pada tubulus ini terjadi reabsorbsi Nadan air dibawah control ADH. Disamping reabsorbsi, ditubulus ini juga terjadi sekresi H, NH, urea, kreatinin dan beberpa obat-obatan pada urin.Hasil reabsorbsi ini berupa urinsekunder yang komposisinya mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.Augmentasi (pengumpulan)

Urin sekunder dari tubulus distal akan turun menuju tubulus pengumul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na, Cldanurea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelfis renalis. Dari velvis renalis urin mengalir melalui uretter menuju vesica urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara urin.

Hal-hal yang Mempengaruhi Produksi Urin

Banyak sedikitnya urin seseorang yang dikeluarkan tiap harinya dipengaruhi oleh hal-hal berikut ;Zat-zat diuretik

Jika banyak mengkonsumsi zat-zat diuretic (kopi, teh,alcohol) maka zat terrsebut akan menghambat reabsorbsi ion, sehingga ion ADH berkurang sehingga reabsorbsi air terhambat dan volume urin meningkat.Suhu

Jika suhu internal dan exsternal naik diatas normal maka kecepatan respirasi menigkat dan pembuluh kutaenius melebar. Saat volume air turun, hormone ADH disekresikan sehingga reabsorbsi air menigkat. Disamping itu, penigkatan suhu merangsang pembuluh abdominal mengerut sehingga aliran darah di glomerulus dan filtrasi menurun.Konsentrasi darah

Konsentrasi darah dan larutan dalam darah berpengaruh terhadap produksi urin jika kitaminum air seharian maka komsentrasi air didarah menjadi rendahhal ini merangsang hipofisis mengeluarkan ADH. Hormone ini meningkatkan reabsorbsi air di ginjal sehingga volumeurin turun.Emosi

Enosi tertentu seperti merangsang peningkatan dan penurunan volume urin.

2.1.2 Paru-paruEkskret dari paru-paru adalah CO2dan H2O yang dihasilkan dalam proses pernapasan. Pada prinsipnya CO2diangkut dengan 2 cara yaitu melaluiplasmadarah (15%) dan dingkut dalam bentuk ion HCO3-(30 %) melalui proses berantaiyang disebut pertukaran klorida.Mekanisme pertukaran klorida sebagai berikut, darah pada alveolus paru-paru mengikat O2dan mengangkutnya kedalam sel-sel jaringan. Dalam jaringan darah mengikat CO2untuk dikeluarkan bersama H2O yang dikeluarkan dalam bentuk uap air. Reaksi kimianya dapat ditulis sbb :CO2+ H2OH2CO3HCO3-+ HIon Hyang bersifat racun diikat oleh hemoglobin, sedang HCO3-keluar dari sel darah merah masuk kedalam plasma darah. Sementara itu pula, kedudukan HCO3-digantikan oleh ion Cl-(klorida) dari plasma darah.

2.1.3 HatiSebagai alat ekskresi hati (hepar)mengeluarkan empedu1/2 liter setiap hari. Empedu berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pH sekitar 7-7,6. mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin.Empedu yang dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantong empedu (vasica velen) dan dikeluarkan keusus halus untuk membantu system pencernaan, misalnya :Mencernakan lemak

Mengaktifkan lipase

Mengubah zat yang tak larut air menjadi zat yang dapat larut dalam air

Membantu daya absorbsi lemak pada dinding usus.

Kurang lebih satu juta sel darah merah yang telah tua dan rusak dirombak dalam hati oleh sel-sel khusus yang disebut histiosit. Hemoglobin sel darah merah dipecah menjadi zat besi, globin dan hemin zat besi diambil dan disimpan dalam hati untuk dikembalikan ke sumsum tulang. Globumin digunakan lagi untuk metabolisme protein untuk membentuk Hb baru, sedangkan hemin diubah menjadi zat warna empedu yang berwarna hijau biru.Jika pembuluh empedu tersumbat,misalnya oleh kolesterol yang mengendap dan membentuk batu empedu, maka warna feses akan menjadicoklat atau abu-abu sedangkan darah akan berwarna kekuning-kuningan karena empedu masuk keperedaran darah (disebut penyakit kuning).Organ hati juga merupakansatu-satunya kelenjar yang menghasilkan enzim orginase yang berfungsi untuk menguraikan asam amino arginin menjadi asam amino ornitin + urea. Ornitin yang terbentuk berfungsi mengikat NH3dan CO2yang bersifat racun.Dalam sel-sel tubuh, ornitin diubah menjadi asam amino sitralin. Sitralin juga berperan mengikat NH3menjadi arginin yang hanya dapat dipecah didalam hati, sedangkan urea dari hati diangkut keginjal untuk dikeluarkan bersama urin.

2.1.4 KulitSebagai alat ekskresi, kulit mengeluarkan peluh (keringat). Luas kulit pada manusia dewasa20.000 cm2, tebal0.01 cm hingga 0.5 cm. Banyaknya keringat yang dikeluarkan seseorang dipengaruhi antara lain oleh aktifitas tubuh, suhu lingkugan, makanan, keadaankesehatan dan keadaan emosi. Keringat manusia terdiri dari air, garam-garam terutama garam dapur (NaCl) atau sisa metabolisme sel, urea serta asam. Kulit (integument) terdiri dari :Epidermis (kulit ari)

Bagian luar epidermis disebut stratum korneum (lapisan tanduk) dan bagian dalam disebut lapisan malpighi. Stratum korneum merupakan jaringan yang mati dan tersusun dari berlapis-lapis jaringan sel pipih, fungsinya melindungi sel-sel dan mencegah masuknya bibit penyakit.Lapisan malpighi terdiri dari sel-selyang aktif membelah dan menghasilkan pigmen melanin selain itu juga terdapat stratum lusidum serta stratum gronulosum yang berfungsi mengganti sel-sel dilapisan stratum korneum.Dermis (kulit jangat) atau korium

Dalam dermis terdapat pembuluh darah, akarrambut, ujung saraf, kelenjar keringat (glandula sudorifera) serta kelenjar minyak (glandula sebasea) yang terletak dekat akar rambut dan berfungsi meminyaki rambut.Kelenjar keringat berupa pipa terpilin yang memanjang dari epidermis masuk ke bagian dermis. Dari kapiler darah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri dari air dan1 % larutan garam beserta urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat melalui saluran keringat kepermukaan kulit.Pengaturan kerja kelenjar keringat dibawah pengaruh pusat pengaturan suhu badan dari sistem saraf pusat (hipotalamus) dan enzim brandikinin. Fungsi hiotalamus adalah memonitor dan mengendalikan suhu darah.Keluarnya keringat yang berlebihan akibat rangsangan saraf dapat terlihat dengan menjadi merahnya warna kulit akibat pengembangan pembuluh darah di lapisan dermis.Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, tempat penyimpanan cadangan makanan, pelindug untuk mengurangi hilangnya air dalam tubuh, melindungi tubuh dari gesekan, penyinaran, panas, zat-zat kimia, dan kuman-kuman juga sebagai alat indera peraba.

2.2 Sistem Ekskresi Pada InvertebrataPada hewan-hewan vertebrata belum terdapat sistem ekskresi. Namun, sisa-sisametabolisme tetap harus dikeluarkan dari dalam tubuhnya. Untuk itu, hewan-hewan invertebrata memiliki alat maupun ekskresi tersendiri.

2.2.1 Sistem Ekskresi ProtozoaPada protozoa, pengeluaran sisa-sisa metabolisme dilaksanakan melalui membran sel secaradifusi. Protozoa mempunyai organel ekskresi berupa vakuola berdenyut yang bekerja secara periodik serta berperan mengatur kadar air dalam sel. Sewaktu mengeluarkan air, sisa-sisa metabolisme ikut dikeluarkan.

2.2.2 Sistem Ekskresi Coelentera dan PoriferaPada porifera dan coelentera, pengeluaran sisa-sisa metabolisme berlangsung secara difusi, dari sel tubuh ke epidermis lalu epidermis ke lingkungan hidupnya yang berair.

2.2.3 Sistem Ekskresi Cacing Pipih Pada cacing pipih dan cacing pita, pengeluaransisa-sisa metabolisme dilakukan dengan solenosit (protonefridium atau sel api). Disebut sel api karena gerakkannya seperi nyala api. Sel api menyerap sisa metabolisme dari sel-sel disektirnya, lalu mengalirkannya dengan silia ke duktus ekskretorius.

2.2.4Sistem Ekskresi Annelida dan MoluskaAnelida dan molluska mempunyai organ nefridium yang disebutmetanefridium.Pada cacing tanah yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupacorong, disebutnefrostom(di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom).Rongga tubuh ini berfungsi sebagaisistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-likupada segmen berikutnya.

Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesarseperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luartubuhmelalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua disebut nefridiofor.Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan siliadan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yangberguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu daritabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.
Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik,yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.

2.2.5 Sistem Ekskresi InsektaInsekta mempunyai alat ekskresi berbentuk buluh-buluh halus berwawna kekuning-kuningan yang disebut tubulus malpighi. Zat-zat sisa metabolisme diserap dari cairan jaringan oleh buluh malpighi bagian ujung distal.dari bagian ini, cairan masuk ke bagian proksimal membuluh malpighi dan membentuk kristal asam urat yang kemudian masuk ke usus belakang yang akhirnya keluar bersama feses. Sebagian zat sisa yang mengandung nitrogen dimanfaatkan untuk membentuk kitin pada eksoskeleton dan dapat ikut diekskresikan sewaktu melting atau pengelupasan kulit.

2.3 Sistem Ekskresi Pada VertebrataAlat sekresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal. Struktur yang paling primitif pada vertebrata disebut arkinefros (holonefros). Pada prinsipnya, terdapat beberapa ginjal pada vertebrata, yaitupronefros,opistonefros, mesonefros,danmetanefros. Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase embrio atau larva. Selanjutnya pronefros akan berubah menjadi mesonefros, kemudian setelah hewan dewasa berubah lagi menjadi metanefros. Opistonefros terdapat padakelompok hewan Anamniota (Cyclostomata, Pisces,dan Amfibi), sedangkan mesonefros terdapat pada fase embrio Amniota (Reptil, Aves, dan Mamalia). Namun setelah dewasa, mesonefros ini berubah menjadi metanefros.

2.3.1 Sistem Ekskresi Pada PiscesAlat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal. Ginjal ini dilengkapi urethra, yang muaranya menyatu dengan muara saluran kelamin, sehingga disebut muara saluranurogenitalis.Untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dengan larutan yang ada di sekitamya, ikan yanghidup di air laut dan air tawar mempunyai proses ekskresi berbeda.Ikan air laut banyak minum, sedikit mengeluarkan urine.Garam-garam yang masuk bersama air yang diminum, akan dikeluarkan secara aktif melalui insang. Sebaliknya,ikan air tawar sedikit minum namun banyak mengeluarkan urine.

2.3.2 Sistem Ekskresi Pada AmfibiAlat ekskresi pada katak ialah ginjalopistonefrosyang dihubungkan dengan ureter di vesika urinaria. Berwarna merah kecokelatan serta terletak di kanan dan kiri tulang belakang. Alatekskresi lainnya ialah kulit, paru-paru, dan insang. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya bersatu, sedangkan katak betina tidak. Saat mengalami metamorfosis, amfibi mengubah ekskresi amonia menjadi urea. Hal ini terjadi saat larva berubah jadi berudu dan hewan darat dewasa. Seperti halnya ikan, ginjal pada katak juga berperan dalam pengaturan kadar air dalam tubuh.Ginjal amphibi sama dengan ginjal ikan air tawar yaitu berfungsi untuk mengeluarkan air yang berlebih. Karena kulit katak permeable terhadap air, maka pada saat ia berada di air, banyak air yang masuk ke tubuh katak secara osmosis. Pada saat ia berada di darat harus melakukan konservasi air dan tidak membuangnya. Katak menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air sesuai dengan lingkungannya dengan cara mengatur laju filtrasi yang dilakukan oleh glomerulus, sistem portal renal berfungsi untuk membuang bahan-bahan yang diserap kembali oleh tubuh selama masa aliran darah melalui glomerulus dibatasi. Katak juga menggunakan kantung kemih untuk konservasi air. Apabila sedang berada di air, kantung kemih terisi urine yang encer. Pada saat berada di darat air diserap kembali ke dalam darahmenggantikan air yang hilang melalui evaporasi kulit. Hormon yang mengendalikan adalah hormon yang sama dengan ADH.2.3.3 Sistem Ekskresi Pada ReptilaAlat ekskresi pada Reptil berupa sepasang ginjalmetanefros, kulit, dan paru-paru. Metanefros berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang merupakan alat ekskresi utama saat stadium embrio menghilang. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke vesika urinaria yang bermuara langsung ke kloaka. Bentuk ureter menyempit di bagian posterior, ukurannya kecil, dan permukaannya beruang-ruang. Selain ginjal, reptile memiliki kelenjar kulit yang menghasilkan asam urat tertentu yang berguna untuk mengusir musuh. Pada jenis kura-kura tertentu terdapat sepasang vesika urinaria tambahan yang juga bermuara langsung ke kloaka dan berfungsi sebagai organ respirasi.Hasil ekskresi reptile adalah asam urat. Dibandingkan Amfibi, Reptil hanya menggunakan sedikit air untuk membilas sampah nitrogen dari darah karena sebagian sisa metabolisme diekskresikan sebagai asam urat yang tidak beracun dalam bentuk pasta berwarna putih. Sisa air direabsorpsi oleh bagian tabung ginjal. Pada beberapa anggota Reptil, seperti buaya dan kura-kura air, selain mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan amonia. Khusus pada kura-kura laut terjadi ekskresi garam dari sepasang kelenjar garam di kepala yang bermuara di sudut mata, sehingga sering terlihat seperti mengeluarkan air mata. Anggota lainnya, seperti ular, crocodilian, dan alligator tidak mempunyai vesika urinaria sehingga asam urat keluar bersama feses.

2.3.4 Sistem Ekskresi Pada AvesAlat ekskresi berupa sepasang ginjalmetanefros, kulit, dan paru-paru. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke kloaka karena burung tidak memiliki vesika urinaria. Tabung ginjal burung lebih banyak dari mamalia karena kecepatan metabolisme burung sangat tinggi. Tiap 1 ml kubik jaringan korteks burung mengandung 100 sampai dengan 500 tabung ginjal yangmembentuk lengkung Henle kecil. Air dalam tubuh disimpan melalui reabpsorpsi di tubulus. Di dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka sebagai kristal putih yang bercampur feses.Khusus pada burung laut, seperti camar, selain mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan garam. Hal ini disebabkan karena meminum air gram dan makan ikan laut yang banyak mengandunggaram. Burung laut memiliki kelenjar pengekskresi garam di atas mata. Larutan garam mengalir ke rongga hidung kemudian keluar lewat nares luar dan akhirnya garam menetes dari ujung paruh. Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelanjar minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-bulunya.

BAB IIIPENUTUP

3.1KesimpulanSistem ekskresi pada manusia berupa ginjal, kulit, paru-paru, dan hati.

Ginjal merupakan alat ekskresi utamaberjumlah sepasang dan terletak di kanan an kiri dekat tulang pinggang. Dalam ginjal terjadi proses-proses pembentukan urine yang meliputi tahap filtrasi (penyaringan), tahap reabsorbsi (penyerapan kembali), tahap augmentasi (proses pengumpulan).

Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh kita dan termasuk salah satu alat ekskresi. Dimana kulit mengeluarkan sisa metabolisme berupa air, urea dan garam.

Paru-paru merupakan organ pernapasan dan juga organ ekskresi. Paru-paru mengeluarkan sisa metabolisme berupa gas, CO2dan H2O.

Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh dan merupakan salah satu alat ekskresi penting. Hati mengeluarkan sisa metabolisme dalam tubuh berupa zat warna empedu.

Alat ekskresi pada intevebrata sangat sederhana, antara lain dengan seluruh tubuh, vakuola kontraktil, nefridium, protonefridium, dan metanefridium.

Alat ekskresi pada vertebrata bermacam-macam. Alat ekskresi pisces adalah ginjal opistonefros, ekskretnya berupa amonia. Alat ekskresi amfibi adalah ginjal opistonefros, eksktretnyaberupa asam urat encer. Alat ekskresi reptilia berupa ginjal metanefros, ekskretnya adalah asam urat berbentuk pasta. Alat ekskresi aves adalah ginjal metanefros, ekskretnya berupa asam urat berbentuk kristal putih yang bercampur feses.

Saran

Semoga apa yang saya paparkan diatas dapat membuka wawasan kita lebih terampil lagi dalam memanfaatkan objek-objek pembelajaran yang ada di sekitar kita.

DAFTARPUSTAKA

Andri. 2012.SistemEkskresiPadaVertebrata. (online). (http://scienceandri.blogspot.com/2012/10/sistem-ekskresi-pada-vertebrata.html, diakses tanggal25 April 2013).Chambell, N. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.Alviyanto, Eka Sapri. 2010. Sistem Ekskresi Manusia. (Online). (http://alvyanto.blogspot.com/2010/01/sistem-ekskresi-manusia.html, diakses tanggal 24 April 2013).Kadaryanto.2006.Biologi 2. Jakarta: Yudhistira.Karmana, O, dan Anwar, A.1987.BiologiUntukSMAIIA2. Bandung : Ganeca Exact.Purwanto, B. dan Nugroho, A.2007.BelajarIlmuAlamdanSekitarnya2. Solo : Tiga Serangkai.Sasrawan, Hedi. 2012.SistemEkskresiPadaManusia. (Online).(http://hedisasrawan.blogspot.com/2012/07/sistem-ekskresi-pada-manusia-rangkuman.html, diakses tanggal 25 April 2013).Pratiwi, D.A Drs, dkk. 1996.Biologi SMUJilid2. Jakarta : Erlangga.Saktiyono.2004.Sains:BiologiSMP3. Jakarta : Esis-Penerbit Erlangga.