Sistem Dispersi GEL2

7
Sistem Dispersi GEL Gel Gel adalah suatu sistem padat atau semi padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang yg besar, terpenetrasi oleh suatu cairan Menurut Ansel, gel umumnya merupakan suatu sediaan semipadat yang jernih, tembus cahaya dan mengandung zat aktif, merupakan dispersi koloid mempunyai kekuatan yang disebabkan oleh jaringan yang saling berikatan pada fase terdispersi (Ansel, 1989). Zat-zat pembentuk gel digunakan sebagai pengikat dalam granulasi, koloid pelindung dalam suspensi, pengental untuk sediaan oral dan sebagai basis supositoria. Secara luas sediaan gel banyak digunakan pada produk obat-obatan, kosmetik dan makanan juga pada beberapa proses industri. Pada kosmetik yaitu sebagai sediaan untuk perawatan kulit, sampo, sediaan pewangi dan pasta gigi (Herdiana, 2007). Basis Gel 1. Dasar gel hidrofobik Dasar gel hidrofobik umumnya terdiri dari partikel-partikel anorganik, bila ditambahkan ke dalam fase pendispersi, hanya sedikit sekali interaksi antara kedua fase. Berbeda dengan bahan hidrofilik, bahan hidrofobik tidak secara spontan menyebar, tetapi harus dirangsang dengan prosedur yang khusus (Ansel, 1989). 2. Dasar gel hidrofilik Dasar gel hidrofilik umumnya terdiri dari molekul-molekul organik yang besar dan dapat dilarutkan atau disatukan dengan molekul dari fase pendispersi. Istilah hidrofilik berarti suka pada pelarut. Umumnya daya tarik menarik pada pelarut dari bahan-bahan hidrofilik kebalikan dari tidak adanya daya tarik menarik dari bahan hidrofobik. Sistem koloid hidrofilik biasanya lebih mudah untuk dibuat dan memiliki stabilitas yang lebih besar (Ansel, 1989). Gel hidrofilik umummnya mengandung komponen bahan pengembang, air, humektan dan bahan pengawet (Voigt, 1994). Klasifikasi Gel A. Berdasarkan jenis fase terdispersi

Transcript of Sistem Dispersi GEL2

Page 1: Sistem Dispersi GEL2

Sistem Dispersi GEL

Gel

Gel adalah suatu sistem padat atau semi padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang yg besar, terpenetrasi oleh suatu cairan

Menurut Ansel, gel umumnya merupakan suatu sediaan semipadat yang jernih, tembus cahaya dan mengandung zat aktif, merupakan dispersi koloid mempunyai kekuatan yang disebabkan oleh jaringan yang saling berikatan pada fase terdispersi (Ansel, 1989).

Zat-zat pembentuk gel digunakan sebagai pengikat dalam granulasi, koloid pelindung dalam suspensi, pengental untuk sediaan oral dan sebagai basis supositoria. Secara luas sediaan gel banyak digunakan pada produk obat-obatan, kosmetik dan makanan juga pada beberapa proses industri. Pada kosmetik yaitu sebagai sediaan untuk perawatan kulit, sampo, sediaan pewangi dan pasta gigi (Herdiana, 2007).

Basis Gel

1. Dasar gel hidrofobik

Dasar gel hidrofobik umumnya terdiri dari partikel-partikel anorganik, bila ditambahkan ke dalam fase pendispersi, hanya sedikit sekali interaksi antara kedua fase. Berbeda dengan bahan hidrofilik, bahan hidrofobik tidak secara spontan menyebar, tetapi harus dirangsang dengan prosedur yang khusus (Ansel, 1989).

2. Dasar gel hidrofilik

Dasar gel hidrofilik umumnya terdiri dari molekul-molekul organik yang besar dan dapat dilarutkan atau disatukan dengan molekul dari fase pendispersi. Istilah hidrofilik berarti suka pada pelarut. Umumnya daya tarik menarik pada pelarut dari bahan-bahan hidrofilik kebalikan dari tidak adanya daya tarik menarik dari bahan hidrofobik. Sistem koloid hidrofilik biasanya lebih mudah untuk dibuat dan memiliki stabilitas yang lebih besar (Ansel, 1989). Gel hidrofilik umummnya mengandung komponen bahan pengembang, air, humektan dan bahan pengawet (Voigt, 1994).

Klasifikasi Gel

A. Berdasarkan jenis fase terdispersi

Sistem dua fase (Gel anorganik ) jika massa gel terdiri dari flokulat partikel-partikel kecil dan bukan molekul-molekul besar, seperti yang ditemukan dalam gel aluminium hidroksida, magma bentonit, dan magma magnesia. Struktur gel dalam sistem dua fase ini tidak selalu stabil. Gel gel demikian dapat bersifat tiksotropik , yaitu membentuk semipadat selama pendiaman dan menjadi cair bila dilakukan pengadukan.

Page 2: Sistem Dispersi GEL2

Sistem satu fase ( Gel organik ) jika massa gel terdiri atas makromolekul yang terisebar keseluruh cairan sampai tidak terlihat ada batas diantaranya. Contoh gel seperti ini adalah gom, tragacanth, amylum, pektin, karboksimetilselulosa, carbopol dan alginat.

B. Berdasarkan sifat pelarut

Hidrogel (pelarut air) adalah gel yang terbentuk dari molekul polimer hidrofilik yang berikatan melalui ikatan kimia. Hidrogel mempunyai tegangan permukaan yang rendah dibanding cairan biologi dan jaringan sehingga meminimalkan kekuatan adsorbsi protein dan adhesi sel. Hidrogel bersifat lembut/lunak dan elastis sehingga meminimalkan iritasi.

Organogel (pelarut bukan air/pelarut organik). Contoh : plastibase (suatu polietilen dengan BM rendah yang terlarut dalam minyak mineral dan didinginkan secara shock cooled), dan dispersi logam stearat dalam minyak.

Xerogel dihasilkan oleh evaporasi pelarut, sehingga yang tersisa hanya kerangka gel. Kondisi ini dapat dikembalikan pada keadaan semula dengan penambahan agen yang mengembangkan matriks gel. Contoh : gelatin kering, tragakan ribbons dan acacia tears, dan sellulosa kering dan polystyrene.

Page 3: Sistem Dispersi GEL2

Eksipien sediaan gel:

a. Gelling Agent

Sejumlah polimer digunakan dalam pembentukan struktur yaitu gum arab, turunan selulosa, dan karbomer. Kebanyakan dari sistem tersebut berfungsi dalam media air, selain itu ada yang membentuk gel dalam cairan nonpolar. Beberapa partikel padat koloidal dapat berperilaku sebagai pembentuk gel karena terjadinya flokulasi partikel. Konsentrasi yang tinggi dari beberapa surfaktan nonionik dapat digunakan untuk menghasilkan gel yang jernih di dalam sistem yang mengandung sampai 15% minyak mineral.

b. Polietilen (gelling oil)

Digunakan dalam gel hidrofobik menghasilkan gel yang lembut, mudah tersebar, dan membentuk lapisan/film yang tahan air pada permukaan kulit. Untuk membentuk gel, polimer harus didispersikan dalam minyak pada suhu tinggi (di atas 800C) kemudian langsung didinginkan dengan cepat untuk mengendapkan kristal yang merupakan pembentukan matriks.

c. Koloid padat terdispersi

Mikrokristalin selulosa dapat berfungsi sebagai gellant dengan cara pembentukan jaringan karena gaya tarik-menarik antar partikel seperti ikatan hidrogen.

d. Surfaktan

Gel yang jernih dapat dihasilkan oleh kombinasi antara minyak mineral, air, dan konsentrasi yang tinggi (20-40%) dari surfaktan anionik. Kombinasi tersebut membentuk mikroemulsi. Bentuk komersial yang paling banyak untuk jenis gel ini adalah produk pembersih rambut.

e. Wax

Banyak wax yang digunakan sebagai gellants untuk media nonpolar seperti beeswax, carnauba wax, setil ester wax.

f. Polivinil alkohol

Untuk membuat gel yang dapat mengering secara cepat. Film yang terbentuk sangat kuat dan plastis sehingga memberikan kontak yang baik antara obat dan kulit. Tersedia dalam beberapa grade yang berbeda dalam viskositas dan angka penyabunan.

g. Pengawet

Meskipun beberapa basis gel resisten terhadap serangan mikroba, tetapi semua gel mengandung banyak air sehingga membutuhkan pengawet sebagai antimikroba. Dalam pemilihan pengawet harus memperhatikan inkompatibilitasnya dengan gelling agent.

Page 4: Sistem Dispersi GEL2

Beberapa contoh pengawet yang biasa digunakan dengan gelling agent :

- Tragakan : metil hidroksi benzoat 0,2 % w/v dgn propil hidroksi benzoat 0,05 % w/v

- Na alginate : metil hidroksi benzoat 0,1- 0,2 % w/v, atau klorokresol 0,1 % w/v atau asam benzoat 0,2 % w/v

- Pektin : asam benzoat 0,2 % w/v atau metil hidroksi benzoat 0,12 % w/v atau klorokresol 0,1-0,2 % w/v

- Starch glyserin : metil hidroksi benzoat 0,1-0,2 % w/v atau asam benzoat 0,2 % w/v

- MC : fenil merkuri nitrat 0,001 % w/v atau benzalkonium klorida 0,02% w/v

- Na CMC : metil hidroksi benzoat 0,2 % w/v dgn propil hidroksi benzoat 0,02 % w/v

- Polivinil alkohol : klorheksidin asetat 0,02 % w/v

h. Chelating agent

Bertujuan untuk mencegah basis dan zat yang sensitive terhadap logam berat. Contohnya EDTAContoh produk Gel 1 fase dan 2 fase

Komposisi: Aqua, Alcohol, Butylene Glycol, Glycerin, Sulfur, Salycylic Acid, Ammonium Acryloyldimethyltaurate/VP Copolymer, Triethanolamine, Xanthan Gum, Tocopheryl Acetate, Cinchona succirubra bark extract, Stearyl Glycynhetinate, o-Cymen-5-ol (Isopropyl Methyl Phenol), BHT, Pyridoxine Hydrochloride, Disodium EDTA, Methyl Paraben, Propyl Paraben, Fragnence.

Pada obat jerawat gel Acne ada beberapa komposisi yang terdapat pada gel yaitu:

Gel 1 Fase

Page 5: Sistem Dispersi GEL2

1. Butylene Glycol: Berfungi sebagai pelembab.

2. Glycerin: Berfungsi sebagai humektan dan emolient.

3. Triethanolamine: Zat pembasa dan zat pengemulsi.

4. Xanthan Gum: adalah polimer untuk pembentukan struktur berbentuk jaringan (jala) yang merupakan bagian penting dari sistem gel,

5. Methyl paraben dan Propyl paraben: sebagai pengawet dan antimikroba.

Atmacid Suspensi

KOMPOSISI :

Aluminium Hidroksida Gel kering............................300 mg

(setara 229,5 mg Aluminium Hidroksida)

Magnesium Hidroksida.........................................300 mg

Dimeticon........................................................50 mg

INDIKASI :

Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus dua belas jari dengan gejala-gejala seperti : mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung dan perasaan penuh pada lambung

Cara Penyimpanan :

SIMPAN DI TEMPAT YANG SEJUKDAN KERING.

Kemasan :

Gel 2 Fase

Page 6: Sistem Dispersi GEL2

Dus,10 CatchCover@ 1 strip@10 tablet kunyah No. Reg. : DBL8931101710A1.