ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem...

148
SKRIPSI PENGARUH JUMLAH HPMC 3 CPS TERHADAP KELARUTAN DAN LAJU DISOLUSI SISTEM DISPERSI PADAT QUERCETIN HPMC 3 CPS ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA DEPARTEMEN FARMASETIKA SURABAYA 2015 ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Transcript of ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem...

Page 1: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

SKRIPSI

PENGARUH JUMLAH HPMC 3 CPS TERHADAP

KELARUTAN DAN LAJU DISOLUSI SISTEM

DISPERSI PADAT QUERCETIN – HPMC 3 CPS

ACHMAD FADHIL AL MASYHUR

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

DEPARTEMEN FARMASETIKA

SURABAYA

2015

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 2: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

SKRIPSI

PENGARUH JUMLAH HPMC 3 CPS TERHADAP

KELARUTAN DAN LAJU DISOLUSI SISTEM

DISPERSI PADAT QUERCETIN – HPMC 3 CPS

ACHMAD FADHIL AL MASYHUR

051111214

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

DEPARTEMEN FARMASETIKA

SURABAYA

2015

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 3: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

LEMBAR PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyutujui

skripsi/karya ilmiah saya, dengan judul : PENGARUH JUMLAH HPMC

3 CPS TERHADAP KELARUTAN DAN LAJU DISOLUSI SISTEM

DISPERSI PADAT QUERCETIN – HPMC 3 CPS untuk dipublikasikan

atau ditampilkan di internet, digital library Perpustakaan Universitas

Airlangga atau media lain untuk kepentingan akademik sebatas sesuai

dengan Undang-Undang Hak Cipta.

Demikian pernyataan persetujuan publikasi skripsi/karya ilmiah ini

saya buat dengan sebenarnya.

Surabaya, 25 September 2015

Achmad Fadhil Al Masyhur

NIM : 051111214

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 4: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Achmad Fadhil Al Masyhur

NIM : 051111214

Fakultas : Farmasi

menyatakan bahwa sesungguhnya hasil skripsi/tugas akhir yang saya tulis

dengan judul :

PENGARUH JUMLAH HPMC 3 CPS TERHADAP KELARUTAN

DAN LAJU DISOLUSI SISTEM DISPERSI PADAT QUERCETIN –

HPMC 3 CPS

adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila di

kemudian hari diketahui bahwa skripsi ini menggunakan data fiktif atau

merupakan hasil plagiarisme, maka saya bersedia menerima sanksi berupa

pembatalan kelulusan atau pencabutan gelar yang saya peroleh.

Surabaya, 25 September 2015

Achmad Fadhil Al Masyhur

NIM : 051111214

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 5: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

Lembar Pengesahan

PENGARUH JUMLAH HPMC 3 CPS TERHADAP

KELARUTAN DAN LAJU DISOLUSI SISTEM

DISPERSI PADAT QUERCETIN – HPMC 3 CPS

SKRIPSI

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Farmasi Pada

Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

2015

Oleh :

Achmad Fadhil Al Masyhur

NIM : 051111214

Skripsi ini telah disetujui

tanggal 25 September 2015 oleh :

Pembimbing Utama, Pembimbing Serta,

Dr. Dwi Setyawan, S.Si., M.Si., Apt. Dr. Retno Sari, Apt., M.Sc.

NIP.197111301997031003 NIP. 196308101989032001

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 6: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala ilmu, rahmat, karunia,

dan kemudahan serta kelancaran yang telah diberikan sehingga saya dapat

melalui dan menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul "PENGARUH

JUMLAH HPMC 3 CPS TERHADAP KELARUTAN DAN LAJU

DISOLUSI SISTEM DISPERSI PADAT QUERCETIN – HPMC 3

CPS" dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi syarat mencapai gelar

sarjana pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.

Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya

saya persembahkan kepada :

1. Bapak Dr. Dwi Setyawan, S.Si.,M.Si.,Apt. selaku pembimbing

utama yang telah memberikan ilmu, nasehat, pelajaran hidup, saran,

motivasi, serta dukungannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Ibu Dr. Retno Sari, M.Sc.,Apt. selaku pembimbing serta yang telah

membimbing dan memberikan ilmu, nasehat, saran, motivasi,

fasilitas, serta dukungannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

3. Bapak Helmy Yusuf, M.Sc., Ph.D dan Ibu Dr. Noorma Rosita, Apt,

M.Si selaku dosen penguji yang telah berkenan memberikan saran

dan masukan demi perbaikan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. M. Nasih, MT., Ak selaku Rektor Universitas

Airlangga yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan

program pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas

Airlangga.

5. Ibu Dr. Hj. Umi Athijah, M.Si.,Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan dan

banyak fasilitas selama menyelesaikan program pendidikan sarjana

di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 7: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

vi

6. Ibu Dra. Esti Hendradi, Apt.,M.Si.,Ph.D. selaku Ketua Departemen

Farmasetika atas segala kesempatan dan fasilistas yang telah

diberikan di Laboratorium Teknologi Farmasi sehingga

memudahkan saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Prof. Dr. Djoko Agus Purwanto, Apt.,M.Si. selaku dosen wali

yang telah membimbing dan memberikan nasehat, masukan, saran,

dan motivasi selama menyelesaikan program pendidikan sarjana di

Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.

8. Ibu dan Ayah (Almarhum) juga adik – adikku Fadhilah dan Farhan

tersayang, terima kasih atas semua doa serta segala dukungan,

dorongan, nasehat, dan motivasi yang telah diberikan sehingga tugas

akhir ini dapat terselesaikan.

9. Tim skripsi Dispersi Padat Quercetin, Zainul, Febrianti, dan

Dayanara. Serta semua teman-teman skripsi di Departemen

Farmasetika, terima kasih atas semua dukungan dan kerja samanya.

10. Teman - teman angkatan 2011 yang telah menempuh pendidikan

sarjana bersama-sama, yang memberikan dukungan, nasehat, saran,

motivasi, dan mau berbagi ilmu sehingga tugas akhir ini bisa

terselesaikan.

11. Sahabat – sahabat terbaik : Mila Maulidia (Almarhumah), Yoga

Irwan, Hanif Rifqi, Safarini Marwah, Dimas Husada, Frenby

Perdana, M Hidayatullah Choir, Winda Putri, Tiara Jeni, Putri Intan

Pratiwi, Shofia Karima, Wisnu P Utomo dan Adhadi. Terima kasih

banyak atas dukungan, doa dan warna yang kalian lukiskan dalam

lembar perjalananku.

12. Seluruh staf dosen pengajar Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

Surabaya yang telah membagikan ilmunya dengan penuh sabar dan

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 8: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

vii

ikhlas kepada saya selama menyelesaikan program pendidikan

sarjana.

13. Seluruh tenaga non kependidikan Fakultas Farmasi Universitas

Airlangga terutama tenaga non kependidikan Laboratorium

Teknologi Farmasi (Bapak Harmono, Bapak Suprijono, Mbak

Nawang, dan Ibu Ari) yang telah membantu dengan ikhlas dan

penuh kesabaran saat mengerjakan skripsi ini.

14. Serta semua pihak yang telah membantu kelancaran skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan yang telah diberikan kepada

saya. Semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan ilmu di

bidang kefarmasian dan bagi almamater Universitas Airlangga.

Surabaya, 25 September 2015

Penulis,

Achmad Fadhil Al Masyhur

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 9: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

viii

RINGKASAN

PENGARUH JUMLAH HPMC 3 CPS TERHADAP

KELARUTAN DAN LAJU DISOLUSI

SISTEM DISPERSI PADAT QUERCETIN – HPMC 3 CPS

Achmad Fadhil Al Masyhur

Quercetin memiliki nama kimia 2-(3,4-dihydroxyphenyl)-3,5,7-

trihydroxy-4H-chromen-4-one merupakan senyawa yang potensial sebagai

antioksidan, antikanker, antiinflamasi dan hepatoprotektor. Quercetin

termasuk senyawa polifenol yang merupakan senyawa hidrofob dan

digolongkan dalam Biopharmaceutical Classification System (BCS) II yang

artinya quercetin memiliki permeabilitas tinggi namun kelarutannya rendah

sehingga bioavailabilitasnya dalam tubuh buruk. Permasalahan tersebut

dapat diatasi dengan pembuatan sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3

cps.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh terhadap

kelarutan dan laju disolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps

dan pengaruh penambahan HPMC 3 cps terhadap kelarutan dan laju disolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi

dibuat dengan perbedaan jumlah quercetin – HPMC 3 cps 1:1, 1:2 dan 1:3

(b/b) dengan metode pelarutan. Selanjutnya, dilakukan uji kelarutan dalam

media asam sitrat – NaOH (pH 5,0 ± 0,05) dan laju disolusi dengan media

SLS 1% dalam air.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem dispersi padat

quercetin – HPMC 3 cps memiliki pengaruh terhadap kelarutan dan laju

disolusi quercetin, diketahui bahwa dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps

(1:3) memiliki kelarutan dan laju disolusi tertinggi bila dibandingkan sistem

lainnya. Hal ini disebabkan adanya pengecilan ukuran partikel pada

quercetin sehingga kelarutan dan laju disolusinya meningkat, selain itu agregasi dari quercetin juga dapat dicegah.

Dari hasil analisis statistik dengan metode ANOVA satu arah yang

dilanjutkan dengan uji HSD, didapatkan hasil bahwa kelarutan dan laju

disolusi quercetin memberikan perbedaan yang bermakna pada setiap sistem

yang dibuat. Selain itu, kelarutan quercetin paling tinggi dicapai oleh sistem

dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps (1:3) dengan peningkatan kelarutan

sebesar 1,07 kali lebih besar dari dispersi padat (1:2), untuk dispersi padat

(1:1) persen kelarutannya 1,35 kali lebih besar, untuk campuran fisik (1:3)

persen kelarutannya 1,87 kali lebih besar, untuk campuran fisik (1:2) persen

kelarutannya 1,58 kali lebih besar, untuk campuran fisik (1:1) persen

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 10: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

ix

kelarutannya 1,94 kali lebih besar dan 3,50 kali lebih besar dari quercetin

murni. Untuk hasil penentuan laju disolusi yang menggambarkan persen

quercetin terlarut pada menit ke-30 dari masing – masing sistem, dispersi

padat (1:3) memiliki kenaikan efisiensi disolusi 1,02 kali lebih besar dari

dispersi padat (1:2), untuk dispersi padat (1:1) efisiensi disolusinya 1,03 kali

lebih besar, untuk campuran fisik (1:3) efisiensi disolusinya 1,41 kali lebih

besar, untuk campuran fisik (1:2) efisiensi disolusinya 1,59 kali lebih besar,

untuk campuran fisik (1:1) efisiensi disolusinya 1,77 kali lebih besar dan

1,72 kali lebih besar dari quercetin murni. Penelitian ini memberikan hasil bahwa sistem dispersi padat

quercetin – HPMC 3cps berpengaruh terhadap kelarutan dan laju disolusi

dari quercetin dan peningkatan jumlah HPMC 3cps pada sistem dispersi

padat quercetin – HPMC 3 cps semakin meningkatkan kelarutan dan laju

disolusi dari quercetin.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka perlu dilakukan

karakterisasi dan pengembangan sistem dispersi padat quercetin – HPMC

3cps sebagai tinjauan lebih lanjut mengenai peningkatan laju disolusi

quercetin.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 11: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

x

ABSTRACT

Enhancement of Solubility and Dissolution Rate of

Quercetin – HPMC 3 cps by Solid Dispersion

Achmad Fadhil Al Masyhur

Quercetin or 2-(3,4-dihydroxyphenyl)-3,5,7-trihydroxy-4H-

chromen-4-one is a compound that has been commonly utilized in medical field due its various functions. Quercetin is classified as class II BCS which

has low solubility but good permeability. Solid dispersion is successfully

applied to improve the solubility and consequently the bioavailability of

poorly water soluble drugs.

The purpose of this research was to increase the solubility and

dissolution rate of quercetin by solid dispersion system of quercetin –

HPMC 3 cps with different ratios of quercetin – HPMC 3 cps : 1:1, 1:2 and

1:3 (w/w). The solid dispersion system was prepared by solvent evaporation

method then solubility and dissolution test were performed. The solubility

medium was 40 mL of citric acid – NaOH (pH 5,0 ± 0,05), maintained at 30

± 0,5 oC for 240 minutes. The dissolution medium was 900 mL of 1 % SLS

in water, maintained at 37 ± 0,5 oC for 30 minutes and the stirring speed was 100 rpm. For comparison purpose the solubility and dissolution test

was also performed on : solid dispersion of quercetin – HPMC 3 cps,

physical mixture and pure quercetin.

The results showed that the solubility of solid dispersion quercetin

– HPMC 3 cps (1:3) increased 3,50 times higher than pure quercetin. For

dissolution rate, solid dispersion quercetin – HPMC 3 cps (1:3) increased

1,42 times higher than pure quercetin.

.

Keyword : quercetin, HPMC 3 cps, solid dispersion, solubility, dissolution.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 12: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

xi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................v

RINGKASAN ....................................................................................... viii

ABSTRACT ...............................................................................................x

DAFTAR ISI ...........................................................................................xi

DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................1

1.1 Latar Belakang ..........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................3

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................4

2.1 Quercetin ....................................................................................4

2.2 Dispersi Padat .............................................................................5

2.2.1 Metode Pembuatan ............................................................6

2.2.2 Klasifikasi Dispersi Padat ..................................................7

2.2.3 Karakterisasi Dispersi Padat ..............................................9

2.3 Hypromellose (HPMC) ....................................................... 11

2.4 Kelarutan .......................................................................... 12

2.5 Disolusi ............................................................................. 15

BAB III. KERANGKA KONSEPTUAL .................................................. 21

3.1 Uraian Kerangka Konseptual ................................................... 21

3.2 Kerangka Penelitian ................................................................ 22

3.3 Hipotesis Penelitian ................................................................. 23

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 13: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

xii

BAB IV. METODE PENELITIAN ....................................................... 24

4.1 Bahan Penelitian .................................................................. 24

4.2 Alat Penelitian ..................................................................... 24

4.3 Metode Penelitian ................................................................ 24

4.3.1 Rancangan Penelitian .................................................. 24

4.3.2 Kerangka Penelitian .................................................... 27

4.3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Penelitian ............................ 28

4.3.3.1 Pemeriksaan Quercetin ........................................ 28

4.3.3.2 Pemeriksaan HPMC 3 cps ................................... 28

4.3.4 Pembuatan Kurva Baku Quercetin ............................ 29

4.3.4.1 Pembuatan Larutan Baku Induk Quercetin ........... 29

4.3.4.2 Pembuatan Larutan Baku Kerja Quercetin ........... 29

4.3.4.3 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Quercetin 30

4.3.4.4 Pembuatan Kurva Regresi Quercetin .................... 31

4.3.4.5 Pemeriksaan Pengaruh HPMC 3 cps Terhadap Kadar

Quercetin ................................................................ 31

4.3.5 Pembuatan Campuran Fisik Quercetin – HPMC 3 cps .. 31

4.3.6 Pembuatan Dispersi Padat Quercetin – HPMC 3 cps .... 32

4.3.7 Pemeriksaan Homogenitas Quercetin ......................... 32

4.3.8 Pengujian Kelarutan Quercetin .................................. 33

4.3.8.1 Pengamatan Waktu Larutan Jenuh Quercetin ........ 33

4.3.8.2 Pengamatan Uji Kelarutan Quercetin ..................... 33

4.3.9 Uji Disolusi Quercetin ................................................ 34

4.3.10 Evaluasi Data ............................................................ 36

4.3.10.1 Evaluasi Kelarutan .............................................. 36

4.3.10.2 Evaluasi Profil Disolusi ......................................... 36

4.3.10.3 Perhitungan Harga Efisiensi Disolusi (ED) .......... 36

4.3.10.4 Analisis Statistika ................................................ 36

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 14: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

xiii

BAB V. HASIL PENELITIAN................................................................ 38

5.1 Pemeriksaan Kualitatif Bahan Penelitian ................................. 38

5.1.1 Quercetin ........................................................................... 38

5.1.2 HPMC 3 cps ...................................................................... 39

5.2 Pembuatan Kurva Baku Quercetin ....................................... 40

5.2.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Quercetin 40

5.2.2 Hasil Pembuatan Kurva Baku Quercetin ................... 40

5.2.3 Pemeriksaan Pengaruh HPMC 3 cps Terhadap Spektrum

Quercetin ................................................................. 42

5.3 Pemeriksaan Homogenitas Quercetin .................................... 44

5.4 Pengujian Kelarutan Quercetin .............................................. 45

5.4.1 Pengamatan Waktu Larutan Jenuh Quercetin ............. 45

5.4.2 Pengamatan Uji Kelarutan Quercetin .......................... 46

5.5 Penentuan Laju Disolusi Quercetin ....................................... 49

BAB VI. PEMBAHASAN ..................................................................... 54

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 60

7.1 Kesimpulan ............................................................................. 60

7.2 Saran ...................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 61

LAMPIRAN ........................................................................................... 65

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 15: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel

II.1 Istilah kelarutan ............................................................................ 14

IV.1 Pembagian kelompok perlakuan quercetin..................................... 25

V.1 Pemeriksaan kualitatif quercetin ................................................... 38

V.2 Pemeriksaan kualitatif HPMC 3 cps .............................................. 39

V.3 Hasil absorban larutan baku kerja quercetin dalam media asam sitrat

– NaOH (pH 5,0 ± 0,05) pada panjang gelombang maksimum 366,95

nm................................................................................................ 41

V.4 Hasil absorban quercetin kadar 8,08 µg/mL dengan quercetin

HPMC 3cps (1:1) untuk penentuan match

factor………………………………………………………………43

V.5 Hasil penetapan persen homogenitas kadar quercetin..................... 44

V.6 Hasil kelarutan jenuh quercetin dalam media asam sitrat – NaOH

(pH 5,0 ± 0,05) pada panjang gelombang maksimum 366,95 nm ... 45

V.7 Rerata persen terlarut quercetin murni, CF dan DP dalam media

asam sitrat – NaOH (pH 5,0 ± 0,05) pada suhu 37oC ± 0,5 oC ........ 47

V.8 Hasil uji HSD kelarutan quercetin dari tiap kelompok perlakuan pada

menit ke-30 dengan α = 0,05 ......................................................... 48

V.9 Rerata persen terlarut QC, CF dan DP dalam media asam sitrat –

NaOH (pH 5,0 ± 0,05) dalam air pada suhu 37oC ± 0,5 oC ............. 49

V.10 Efisiensi disolusi menit ke – 30 quercetin dari tiap kelompok dalam

media asam sitrat – NaOH (pH 5,0 ± 0,05) .................................... 51

V.11 Hasil uji HSD efisiensi disolusi quercetin dari tiap kelompok

perlakuan pada menit ke-30 dengan α = 0,05 ................................. 52

V.12 Hasil penentuan harga slope laju disolusi quercetin dari masing –

masing sistem ............................................................................... 53

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 16: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Struktur Quercetin ..........................................................................4

2.2 Struktur Hypromellose (HPMC) ................................................... 11

3.1 Bagan Kerangka Konseptual ......................................................... 22

4.1 Bagan Rancangan Penelitian ......................................................... 27

5.1 Spektra quercetin murni kadar 8,08 dan 16,16 µg/mL dalam media

asam sitrat – NaOH (pH 5,0 ± 0,05) pada panjang gelombang antara

200 – 500 nm ............................................................................... 40

5.2 Kurva baku quercetin pada panjang gelombang 366,95 nm ............ 41

5.3 Spektra quercetin kadar 8,08 µg/mL dan campuran quercetin –

HPMC 3cps (1:1) ......................................................................... 42

5.4 Kurva perbandingan absorban antara quercetin kadar 8,08 µg/mL

dengan quercetin – HPMC 3cps (1:1) ............................................ 44

5.5 Profil kelarutan jenuh quercetin dalam media asam sitrat – NaOH

(pH 5,0 ± 0,05) pada panjang gelombang maksimum 366,95 nm ... 46

5.6 Profil kelarutan quercetin murni (QC), Campuran Fisik (CF) dan

Dispersi Padat (DP) dalam media asam sitrat – NaOH (pH 5,0 ±

0,05) pada suhu 30oC ± 0,5 oC ....................................................... 47

5.7 Profil disolusi quercetin murni (QC), Campuran Fisik (CF) dan

Dispersi Padat (DP) dalam media asam sitrat – NaOH (pH 5,0 ±

0,05) pada suhu 37oC ± 0,5oC ....................................................... 50

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 17: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1 Sertifikat Analisis Quercetin ................................................. 65

Lampiran 2 Spektrum FT-IR Quercetin (Bahan & Pustaka) ...................... 66

Lampiran 3 Termogram Bahan Penelitian ................................................ 70

Lampiran 4 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Quercetin ........... 71

Lampiran 5 Penentuan Kurva Baku Quercetin.......................................... 74

Lampiran 6 Pengamatan Pengaruh Bahan Tambahan Terhadap Panjang

Gelombang Maksimum Quercetin ........................................................... 76

Lampiran 7 Hasil Pengamatan (%) Homogenitas Quercetin ..................... 79

Lampiran 8 Hasil Pengamatan Kelarutan dari Quercetin Murni, Campuran

Fisik dan Dispersi Padat (Asam Sitrat – NaOH pH 5 dalam air)................ 82

Lampiran 9 Hasil Uji Kelarutan dari Quercetin Murni, Campuran Fisik dan

Dispersi Padat (Asam Sitrat – NaOH pH 5 dalam air) .............................. 88

Lampiran 10 Hasil Pengamatan Disolusi dari Quercetin Murni, Campuran

Fisik dan Dispersi Padat (Asam Sitrat – NaOH pH 5 dalam air)................ 96

Lampiran 11 Hasil Uji Disolusi dari Quercetin Murni, Campuran Fisik dan

Dispersi Padat (Asam Sitrat – NaOH pH 5 dalam air) ............................ 106

Lampiran 12 Hasil Statistika .................................................................. 122

Lampiran 13 Tabel Harga Koefisien Kolerasi (r) .................................... 130

Lampiran 14 Tabel Distribusi Harga F pada α = 0,05 ............................. 131

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 18: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Quercetin atau dalam IUPAC disebut 2-(3,4-dihydroxyphenyl)-

3,5,7-trihydroxy-4H-chromen-4-one merupakan salah satu dari senyawa

golongan polifenol yang potensial sebagai antioksidan, antikanker,

antiinflamasi dan hepatoprotektor. Quercetin merupakan senyawa hidrofob

dan digolongkan dalam Biopharmaceutical Classification System (BCS) II

yang artinya quercetin memiliki permeabilitas tinggi namun kelarutannya

rendah. Bioavailabilitas quercetin dalam tubuh buruk, sehingga perlu

dilakukan usaha peningkatan kelarutan dan laju disolusi dari quercetin

(Kakran, 2011; Madaan, 2014; Painter, 1998 dan Van Dijk, et. al, 2000).

Berbagai macam teknik dilakukan untuk meningkatkan kelarutan

dan laju disolusi dari quercetin, yakni dengan cara dispersi padat,

mikronisasi, dan pembentukan kompleks. Dispersi padat merupakan suatu

dispersi dari satu atau lebih bahan aktif dalam pembawa atau matriks yang

inert pada keadaan padat, yang dibuat dengan metode peleburan, pelarutan

atau kombinasi peleburan & pelarutan. Kelebihan dari metode dispersi

padat ini adalah dapat memperbaiki kelarutan obat sukar larut air,

memperbaiki kestabilan bahan obat, meningkatkan kelarutan obat – polimer

dalam fraksi amorphous, meningkatkan kemampuan terbasahi dan porositas

dari bahan obat (Vasconcelos et al, 2007). Selain itu metode ini juga dapat

meningkatkan laju disolusi dengan mekanisme meminimalkan pertumbuhan

partikel kristal dari bahan obat sehingga ukuran partikel yang dihasilkan

dapat diperkecil, dan kemampuan pembawanya yang digunakan untuk

mendispersikan bahan obat dalam bentuk amorf sehingga dapat

meningkatkan kelarutannya (Costa, et al., 2011). Pada penelitian

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 19: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

2

sebelumnya, dispersi padat dari quercetin menggunakan pembawa CMCAB

(Carboxymethylcellulose Acetate Butyrate), HPMCAS (Hypromellose

Acetate Succinate) dan CAAdP (Cellulose Acetate Adipate Propionate)

dengan perbandingan rasio yang berbeda, yakni 1:9, 1:3, 1:1, 3:1 dan 9:1

(b/b) menggunakan pelarut Aseton : Etanol (1:4) menunjukkan adanya

peningkatan laju disolusi dari quercetin (Kaur, 2014).

HPMC (Hypromellose) dapat meningkatkan kelarutan dan laju

disolusi dari bahan obat diazepam, cisapride dan ibuprofen (Howlader,

2012; Zhenping, Wei et al, 2004; Saffoon et al, 2011).

Kelebihan HPMC sebagai pembawa sistem dispersi padat adalah :

tidak higroskopis, sistem penghambatan relatif stabil dan dapat

menghambat terjadinya kristalisasi sehingga membantu terbentuknya

larutan padat. Hal ini akan meningkatkan kelarutan dan disolusi dari bahan

obat melalui ikatan hidrogen antara obat – pembawa (Howlader, 2012).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pada penelitian ini

dilakukan uji terhadap sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps

terhadap kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan perbandingan berat

1:1, 1:2, 1:3 (b/b) dan dibuat dengan metode pelarutan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh pembentukan sistem dispersi padat quercetin

– HPMC 3 cps terhadap kelarutan dan laju disolusi quercetin ?

2. Bagaimana pengaruh perbedaan jumlah HPMC 3 cps terhadap

kelarutan dan laju disolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC

3 cps dengan perbandingan berat 1:1, 1:2 dan 1:3 (b/b) ?

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 20: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

3

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menentukan pengaruh kelarutan dan laju disolusi sistem dispersi

padat quercetin – HPMC 3 cps yang dibuat menggunakan metode

pelarutan.

2. Menentukan pengaruh penambahan HPMC 3 cps terhadap

kelarutan dan laju disolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC

3 cps yang dibuat menggunakan metode pelarutan dengan

perbedaan jumlah HPMC 3 cps 1:1, 1:2 dan 1:3 (b/b).

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

pengembangan formulasi sediaan oral quercetin dengan menerapkan sistem

dispersi padat quercetin menggunakan HPMC 3 cps guna meningkatkan

kelarutan dan laju disolusi quercetin sehingga berpengaruh terhadap

peningkatan bioavailabilitas quercetin di dalam tubuh.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 21: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Quercetin

Quercetin adalah senyawa kelompok flavonol terbesar, quercetin

dan glikosidanya berada dalam jumlah sekitar 60-75% dari flavonoid.

Quercetin memiliki banyak kegunaan bagi kesehatan tubuh manusia.

Beberapa contohnya adalah antioksidan, antikanker, antiinflamasi,

hepatoprotektor dan menurunkan tekanan darah (Kelly, 2011). Quercetin

juga merupakan salah satu sumber makanan yang mengandung antioksidan

tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai pencegahan kanker yang poten

dan menjadi penghambat kuat pada pertumbuhan sel kanker payudara, usus,

paru-paru, dan ovarium (Kakran, 2011).

Gambar 2.1 Struktur Quercetin (The Merck Index, 1983).

Quercetin atau 3,4-dihidroksiflavonol atau dalam IUPAC disebut

2-(3,4-dihydroxyphenyl)-3,5,7-trihydroxy-4H-chromen-4-one. Dilihat dari

strukturnya, quercetin termasuk senyawa polifenol yang bersifat polar,

namun dari data kelarutannya quercetin bersifat praktis tidak larut dalam air

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 22: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

5

(The Merck Index, 1983; dan Hertog, 1996), larut dalam etanol absolut (The

Merck Index, 1983) dengan titik lebur diatas 300oC (The Merck Index,

1983), merupakan senyawa hidrofob (Painter, 1998; van Dijk, et. al, 2000),

dengan panjang gelombang serapan maksimum 258 & 375 nm (The Merck

Index, 1983) dan termasuk Biopharmaceutical Classification System (BCS)

kelas 2 (Kakran, 2011).

Pada penelitian sebelumnya, dispersi padat dari quercetin

menggunakan polimer CMCAB, HPMCAS dan CAAdP dengan

perbandingan jumlah yang berbeda, yakni 1:9, 1:3, 1:1, 3:1 dan 9:1 (b/b)

menggunakan pelarut Aseton : Etanol (1:4) menunjukkan adanya

peningkatan disolusi dari quercetin (Li et al, 2012).

2.2 Dispersi Padat

Dispersi padat merupakan suatu dispersi dari satu atau lebih bahan

aktif dalam pembawa atau matriks yang inert pada keadaan padat, yang

dibuat dengan metode peleburan, pelarutan atau kombinasi peleburan &

pelarutan. Dispersi padat pertama kali didemonstrasikan oleh Sekiguci &

Obi pada tahun 1961 dengan metode campuran eutektik. Mereka meneliti

adanya perubahan ukuran partikel menjadi lebih kecil, peningkatan laju

disolusi dan absorpsi dari sulfathiazole yang merupakan bahan obat sukar

larut dalam air, dengan menggunakan urea sebagai matriks dan pembawa

yang mudah larut dan inert (Chiou & Riegelman, 1971).

Generasi ketiga dari dispersi padat dapat memperbaiki

kestabilannya dan meningkatkan kelarutan obat – polimer, fraksi

amorphous, kemampuan terbasahinya partikel dan porositas dari partikel

(Vasconcelos et al, 2007). Metode ini sudah banyak digunakan untuk

memperbaiki kelarutan dan laju disolusi dari beberapa bahan obat

diantaranya : parasetamol, irbesartan, nifedipin, atorvastatin, domperidon

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 23: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

6

dan quercetin (Mogal et al, 2012; Chowdary et al, 2012; Lalitha &

Lakshmi, 2011; Lakshmi et al, 2010; Aparna, 2011; dan Antonini et al,

2011).

2.2.1 Metode Pembuatan

Ada 3 macam metode pembuatan berdasarkan sistem pembuatan

dispersi padat, yakni metode peleburan, pelarutan atau kombinasi peleburan

& pelarutan (Chiou & Riegelman, 1971) :

a. Metode Peleburan (Melting Method)

Campuran fisik dari obat dan pembawa larut air

dipanaskan secara langsung hingga meleleh. Campuran yang telah

meleleh kemudian didinginkan & dipadatkan secara cepat pada

penangas es sambil diaduk. Massa yang terbentuk kemudian

dihancurkan, dihaluskan dan diayak. Untuk mempercepat

pemadatan, lelehan yang homogen dituangkan diatas plat stainless

steel & didinginkan dengan udara atau air yang mengalir pada sisi

yang berlawanan. Selama proses pemadatan, molekul yang terlarut

akan ditangkap oleh matriks dari pelarut. Keuntungan metode

pelelehan langsung ini adalah sederhana & ekonomis, karena tidak

memerlukan pelarut dan dapat dilakukan secara cepat. Sedangkan

kerugian dari metode ini adalah beberapa bahan seperti obat atau

pembawa, dapat mengalami dekomposisi atau menguap selama

proses pelelehan pada suhu tinggi.

b. Metode Pelarutan (Solvent Method)

Campuran fisik dari obat dan pembawa larut air

dilarutkan dalam pelarut yang sesuai, dilanjutkan dengan

penguapan pelarut. Pelarut yang digunakan ini haruslah yang dapat

melarutkan kedua bahan. Keuntungan metode ini adalah terjadinya

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 24: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

7

dekomposisi dari bahan obat atau pembawa yang diakibatkan

pemanasan dapat dicegah karena suhu yang digunakan untuk

menguapkan pelarut yang digunakan lebih rendah dari suhu

terdekomposisinya bahan obat atau pembawa. Kelemahan metode

ini adalah biaya yang besar untuk pelarut yang digunakan,

kesulitan dalam menghilangkan pelarutan secara sempurna,

kemungkinan adanya efek samping dari pelarut yang dapat

berpengaruh pada kestabilan kimia dari bahan obat dan pemilihan

pelarut yang sesuai.

c. Metode Peleburan – Pelarutan (Melting – Solvent Method)

Bahan obat dilarutkan dalam pelarut yang sesuai

kemudian dicampurkan secara langsung kedalam pembawa yang

sudah dilelehkan. Metode ini terbatas untuk bahan obat yang

memiliki dosis terapetik rendah, yakni dibawah 50 mg.

Keuntungan dari metode ini adalah gabungan dari kedua metode

sebelumnya, yaitu dekomposisi dari bahan obat atau pembawa

yang diakibatkan pemanasan dapat dicegah, selain itu pelarut yang

digunakan lebih sedikit sehingga lebih mudah dihilangkan dan

biaya yang dibutuhkan pun lebih rendah. Sedangkan kerugiannya

adalah kemungkinan adanya kesulitan dalam pencampuran larutan

bahan obat dengan lelehan pembawa.

2.2.2 Klasifikasi Dispersi Padat

Sistem dispersi padat diklasifikasikan berdasarkan interaksi bahan

obat dan pembawa sebagai berikut (Chiou & Riegelman, 1971) :

a. Campuran Eutektik Sederhana

Dibuat dengan cara pembekuan secara cepat dari

komponen yang menunjukkan campuran sempurna dalam keadaan

cair dan mengabaikan kelarutan padat – padat.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 25: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

8

b. Larutan Padat (Solid Solution) :

Dibuat dengan cara melarutkan solut padat dalam pelarut

padat yang bisa juga disebut dengan campuran kristal, hal ini

disebabkan larutan tersebut terdiri atas dua komponen yang

mengkristal bersama dalam suatu sistem homogen.

i. Larutan Padat Kontinyu

Matriks dalam bentuk kristalin, obat terdispersi molekular

dalam matriks dan dapat larut dalam berbagai komponen

ii. Larutan Padat Terputus

Matriks dalam bentuk kristalin, obat terdispersi molekular

dalam matriks namun terbentuk dua fase walaupun molekul

obat terdispersi secara molekular.

iii. Larutan Padat Subtitusi

Matriks dalam bentuk kristalin, obat terdispersi molekular

dalam matriks. Diameter molekul obat (terlarut) < 15%

diameter matriks (pelarut). Dalam hal ini, obat dan matriks

merupakan subtitusi, dapat berlanjut atau terputus. Walaupun

demikian, bila dua fase terputus, obat tetap terdispersi dalam

bentuk molekular.

iv. Larutan Padat Interstitial

Matriks dalam bentuk kristalin, obat terdispersi molekular

dalam matriks. Diameter molekul (terlarut) < 59% diameter

matriks (pelarut). Biasanya kelarutan terbatas dan terputus.

c. Larutan Gelas & Suspensi Gelas (Glass Solution & Glass

Suspension)

Larutan Glassy (bersifat gelas) adalah suatu sistem

homogen yang menyerupai gelas, transparan dan bahan obat

terlarut dalam pembawa yang bersifat gelas. Suspensi Glassy

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 26: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

9

adalah campuran yang diperoleh dari partikel yang mengendap,

kemudian disuspensikan ke dalam pelarut yang bersifat gelas.

d. Endapan Amorf dalam Pembawa Kristalin

Suatu campuran eutektik sederhana yang diperoleh dari

bahan obat dan pembawa yang mengkristal secara simultan. Dibuat

dengan metode peleburan dan pelarutan. Bahan obat dalam bentuk

amorf berada dalam pembawa kristalin.

e. Kombinasi dari Metode Diatas

Pengelolaan profil obat menggunakan dispersi padat

dilakukan dengan memanipulasi pembawa dan sifat dari partikel

dispersi padat. Parameter seperti berat molekul dan komposisi

pembawa, kristal bahan obat, porositas dan kemampuan

terbasahinya suatu partikel akan menghasilkan bioavailabilitas

yang baik apabila berhasil dikontrol (Vasconcelos et al, 2007).

Pemilihan pembawa memberikan pengaruh yang sangat besar pada

karakteristik disolusi. Pembawa yang larut air menghasilkan

pelepasan obat yang cepat dari matriks dan pembawa yang sukar

larut atau tidak larut pelepasan obat dari matriknya lambat (Chiou

& Riegelman, 1971).

2.2.3 Karakterisasi Dispersi Padat

Menurut Chiou dan Riegelman (1971), ada beberapa metode

karakterisasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi pembentukan

dispersi padat, antara lain :

a. Spektrum inframerah

Digunakan untuk menganalisis gugus fungsi yang

terbentuk akibat terjadinya kompleks. Pada umumnya gaya yang

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 27: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

10

terbentuk disebabkan oleh terjadinya ikatan hidrogen antara gugus

yang mengandung oksigen.

b. Difraksi Sinar X

Metode ini merupakan metode yang sangat penting dan

paling efisien dalam mempelajari pembentukan campuran fisik dan

dispersi padat. Zat dalam keadaan murni biasanya memberikan

puncak – puncak yang tajam pada pola difraksi sinar X .

c. Analisis Termal

Analisis ini menggunakan Differential Scanning

Calorimetry (DSC). Analisis termal merupakan cara analisis yang

digunakan untuk mengetahui interaksi fisikokimia dari dua atau

lebih sistem komponen.

d. Analisis Termodinamika

Analisis ini dilakukan dengan metode pelarutan.

Kompleks yang terjadi dapat diukur dengan tetapan stabilitas

kompleks (k). selanjutnya setelah stabilitas kompleks diperoleh,

ditentukan parameter termodinamikanya yang meliputi beda energi

bebas (∆F), beda entalpi (∆H), dan beda entropi (∆S).

e. Metode Laju Disolusi

Metode ini dapat digunakan untuk mengamati kecepatan

disolusi yang proporsional pada daerah permukaan, membedakan

kecepatan disolusi antara campuran fisik dan larutan fisik dan

larutan padat serta membedakan bentuk polimorfi yang sama dari

suatu obat pada campuran fisik dengan kopresipitat hasil

pembentukan dispersi padat.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 28: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

11

2.3 Hypromellose (HPMC)

Hydroxypropyl Methylcellulose merupakan suatu polimer glukosa

yang tersubstitusi dengan hidroksipropil dan metil pada gugus hidroksinya.

HPMC memiliki nama lain diantaranya : Benecel MHPC, E464,

hydroxypropyl methylcellulose, Hypromellose, Hypromellosum, Methocel,

methylcellulose propylene glycol ether, methyl hydroxypropylcellulose,

Metolose, MHPC, Pharmacoat, Tylopur, Tylose MO.

Gambar 2.2 Struktur HPMC (Howlader, 2012).

Dalam Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition,

HPMC dinyatakan memiliki bentuk serbuk granul atau serat berwarna putih

tak berbau dan tak berasa. Serbuk Hypromellose adalah bahan yang stabil,

meskipun bersifat higroskopis setelah pengeringan. Dalam larutan, HPMC

stabil pada pH 3-11. HPMC mengalami transformasi sol-gel yang reversibel

pada baik saat dilakukan pemanasan maupun pendinginan. Suhu terjadinya

fenomena gelasi adalah 50 – 90o C, tergantung pada kualitas dan

konsentrasi bahan. Apabila digunakan dibawah dari suhu gelasi, maka

viskositas dari larutan HPMC akan menurun apabila terjadi kenaikan suhu.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 29: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

12

Sedangkan apabila di atas suhu gelasi, viskositas dari larutan HPMC akan

meningkat seiring kenaikan suhu. Larutan HPMC dalam pelarut air juga

dapat disterilkan dengan menggunakan autoklaf, apabila terjadi

penggumpalan, sediaan dikocok terlebih dahulu hingga terdispersi kembali.

Serbuk HPMC harus disimpan di tempat yang terturup rapat, sejuk dan

kering.

Keuntungan dari HPMC sebagai pembawa adalah : menghambat

terjadinya kristalisasi, sehingga membantu terbentuknya larutan padat. Hal

ini akan meningkatkan kelarutan dan disolusi dari bahan obat melalui ikatan

hidrogen antara obat – pembawa (Howlader, 2012).

2.4 Kelarutan

Kelarutan adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut

(solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent) dalam keadaan jenuh.

Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam

suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat -

zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut.

Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni

ataupun campuran (Darmaji, 2005).

Proses kelarutan terdiri dari beberapa tahap, yakni menyangkut

pemindahan satu molekul dari fase terlarut pada temperatur tertentu. Kerja

yang dilakukan dalam memindahkan satu molekul dari zat terlarut sehingga

dapat lewat ke wujud uap memerlukan pemecahan ikatan antara molekul-

molekul yang berdekatan. Tetapi apabila molekul melepaskan diri dari fase

terlarut, lubang yang ditinggalkannya tertutup, dan setengah dari energi

yang diterima kembali. Penerimaan energi potensial atau kerja ini dapat

disebut proses netto. Tahap kedua menyangkut pembentukan lubang dalam

pelarut yang cukup besar untuk menerima molekul zat terlarut. Kerja yang

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 30: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

13

dibutuhkan pada tahap ini, menunjukkan energi interaksi antara molekul –

molekul pelarut. Molekul zat terlarut akhirnya ditempatkan dalam lubang

dalam pelarut, dan perambahan kerja atau penurunan energi potensial. Hal

ini menunjukkan adanya energi interaksi zat terlarut dengan pelarut. Lubang

dalam pelarut yang terbentuk sekarang tertutup, dan penurunan tambahan

dalam energi, terjadi menyangkut kerja proses netto. (Martin, 2008).

Kelarutan dapat dipengaruhi oleh ukuran partikel dan luas area yang

dapat ditunjukan dalam rumus dibawah ini :

...............................................................(1)

Dimana S adalah kelarutan dari partikel kecil; S0 adalah kelarutan

dari partikel besar; γ adalah tegangan permukaan; V adalah volume dalam

molar; R adalah konstanta gas; T adalah suhu absolut; dan r adalah diameter

ukuran partikel kecil (Ansel, 2005). Berdasar persamaan tersebut dapat

diketahui bahwa kelarutan berbanding terbalik dengan ukuran partikel.

Sehingga ukuran partikel semakin kecil akan memperbesar kelarutan

(Ansel, 2005).

Selain persamaan diatas, Ostwald – Freundlich mengemukakan

persamaan lain yang menunjukkan hubungan antara ukuran partikel dengan

kelarutan, yakni :

*

+ (

) (

) (

) ............................(2)

Dimana σ adalah energi interfasial antara padatan dan larutan, M

adalah berat molekul, R adalah konstanta gas, T adalah temperatur absolut,

r1 adalah ukuran partikel besar, r2 adalah ukuran partikel kecil dan adalah

densitas (Shchekin & Rusanov, 2008).

Titik didih dari larutan dan titik lebur dari padatan juga

mencerminkan kekuatan interaksi antar molekul. Semakin tinggi titik didih

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 31: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

14

dan titik lebur dari suatu senyawa, maka kelarutan dalam air akan semakin

rendah (Attwood & Florence, 1998).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat adalah

(Martin, 2008) : pH, temperatur, jenis pelarut bentuk dan ukuran partikel,

konstanta dielektrik pelarut, adanya zat-zat lain, misalnya surfaktan

pembentuk kompleks ion sejenis dan lain – lain

Kelarutan obat biasanya ditentukan melalui metode kesetimbangan

kelarutan, yaitu dengan cara sejumlah obat dimasukan kedalam pelarut dan

dikocok pada suhu yang konstan sampai memperoleh kesetimbangan.

Analisis dilakukan pada larutan untuk menentukan kelarutannya (Ansel,

2005).

Pada sistem dispersi padat diazepam – HPMC menunjukkan bahwa

kelarutan diazepam meningkat dalam sistem dispersi padat karena

terdispersi dengan baik dan menunjukan perubahan bentuk kristal menjadi

amorf dalam matriks (Howlader, 2012).

Tabel II.1 Istilah Kelarutan (Farmakope V, 2014)

Istilah Kelarutan

Jumlah Bagian Pelarut yang

Diperlukan untuk

Melarutkan 1 Bagian Zat

Sangat mudah larut Kurang dari 1

Mudah larut 1 – 10

Larut 10 – 30

Agak sukar larut 30 – 100

Sukar larut 100 – 1000

Sangat sukar larut 1000 – 10000

Praktis tidak larut Lebih dari 10000

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 32: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

15

2.5 Disolusi

Disolusi didefinisikan sebagai proses suatu zat padat masuk

kedalam pelarut menghasilkan suatu larutan. Secara sederhana, disolusi

adalah proses zat padat melarut. Proses ini dikendalikan oleh afinitas antara

zat padat dan pelarut (Syukri, 2002).

Disolusi merupakan salah satu kontrol kualitas yang dapat

digunakan untuk memprediksi bioavailabilitas, dan dalam beberapa kasus

dapat sebagai pengganti uji klinik untuk menilai bioekivalen

(bioequivalence). Hubungan kecepatan disolusi in vitro dan

bioavailabilitasnya dirumuskan dalam bentuk IVIVC (in vitro – in vivo

corelation). Kinetika uji disolusi in vitro memberi informasi yang sangat

penting untuk memprediksi bioavailabilitas obat dan efek terapeutiknya

secara in vivo (Sulaiman, 2007).

Kadar obat dalam darah pada sediaan peroral dipengaruhi oleh

proses absorpsi dan kadar obat dalam darah ini menentukan efek

sistemiknya. Obat dalam bentuk sediaan padat mengalami berbagai tahap

pelepasan dari bentuk sediaan sebelum diabsorpsi. Tahapan tersebut

meliputi disintegrasi, deagregasi dan disolusi. Kecepatan obat mencapai

sistem sirkulasi dalam proses disintegrasi, disolusi dan absorpsi, ditentukan

oleh tahap yang paling lambat dari rangkaian di atas yang disebut dengan

rate limiting step . Efektivitas dari suatu tablet dalam melepas obatnya

untuk absorpsi sistemik bergantung pada laju disintegrasi dari bentuk

sediaan dan deagregasi dari granul-granul tersebut. Tetapi yang biasanya

lebih penting adalah laju disolusi dari obat padat tersebut. Seringkali

disolusi merupakan tahapan yang membatasi atau tahap yang mengontrol

laju bioabsorpsi obat-obat yang mempunyai kelarutan rendah, karena

tahapan ini seringkali merupakan tahapan yang paling lambat dari berbagai

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 33: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

16

tahapan yang ada dalam pelepasan obat dari bentuk sediaannya dan

perjalanannya ke dalam sirkulasi sistemik (Martin, 2008).

Untuk mengamati kemaknaan laju disolusi dari obat-obat yang

sangat tidak larut dalam air mungkin perlu menggunakan suatu wadah yang

berkapasitas sangat besar. Pertimbangan yang kedua adalah jumlah

pengadukan dan sifat pengaduk. Kecepatan pengadukan harus dikendalikan

dan spesifikasi yang membedakan antar produk obat. Suhu media disolusi

juga harus dikedalikan dan variasi suhu harus dihindarkan. Sebagaian besar

uji disolusi dilakukan pada suhu 37oC (Shargel et al., 2005).

Dalam penentuan kecepatan disolusi dari bentuk sediaan padat

terlibat berbagai macam proses disolusi yang melibatkan zat murni.

Karakteristik fisik sediaan, proses pembasahan sediaan, kemampuan

penetrasi media disolusi kedalam sediaan, proses pengembangan, proses

disintegrasi dan deagragasi sediaan merupakan faktor yang mempengaruhi

karakteristik disolusi obat sediaan (Syukri, 2002).

Persyaratan uji disolusi pertama kali dicantumkan dalam NF XIII

(1970) dan USP XVIII (1970) . Persyaratan yang dimaksud disini bukan

hanya persyaratan untuk jumlah obat yang terlarut dalam waktu yang

ditentukan saja, tetapi juga termasuk prosedur pengujian, medium disolusi

dan peralatan serta persyaratan pengujiannya. Faktor-faktor yang

mempengaruhi proses disolusi, diantaranya kecepatan pengadukan,

temperatur pengujian, viskositas, pH, komposisi medium disolusi, dan ada

atau tidaknya bahan pembasah (wetting agent) (Sulaiman, 2007).

Obat-obat yang mempunyai kelarutan kecil dalam air, laju

disolusinya seringkali merupakan tahap yang paling lambat, oleh karena itu

merupakan terjadinya efek penentu kecepatan terhadap bioavailabilitas obat,

sedangkan obat yang mempunyai kelarutan besar dalam air, laju disolusinya

cepat (Shargel et al., 2005).

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 34: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

17

Proses disolusi merupakan langkah penentu dari proses absorbsi,

maka faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan disolusi akan

mempengaruhi kecepatan absorbsi bahan obatnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan disolusi tersebut

adalah :

a. Sifat – Sifat Fisika Kimia

Sifat-sifat fisika kimia yang mempengaruhi laju disolusi

meliputi : kelarutan, bentuk kristal, solvasi, hidrasi,

kompleksasi serta ukuran partikel (Shargel et al., 2005)

b. Formulasi sediaan

Berkaitan dengan bentuk sediaan, bahan pembantu dan

pengolahan (processing). Pengaruh bentuk sediaan pada laju

disolusi tergantung pada kecepatan pelepasan zat aktif yang

terkandung di dalamnya (Shargel et al., 2005).

c. Alat Uji Disolusi & Parameter Disolusi

Dapat meliputi : wadah, suhu, media pelarutan dan alat

disolusi yang digunakan, dan faktor-faktor lain seperti bentuk

sediaan, lama penyimpanan dan kondisi penyimpanan produk

(Shargel et al., 2005).

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 35: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

18

Laju disolusi memberikan informasi tentang profil proses melarut

per satuan waktu. Hukum yang mendasarinya telah ditemukan oleh Noyes

dan Whitney sejak tahun 1897 dan diformulasikan secara matematik

sebagai berikut :

dC = k1 A (Cs-Ct) ...................................................................................... (3) dt

Keterangan :

dC = laju disolusi (perubahan konsentrasi per satuan waktu) dt

Cs = kelarutan (konsentrasi jenuh bahan dalam pelarut)

Ct = konsentrasi bahan dalam larutan pada waktu t

k = konstanta yang mempertimbangkan koefisien difusi, volume

larutan jenuh dan tebal lapisan difusi (tetapan disolusi)

A = luas permukaan

Dari persamaan tersebut dapat diketahui faktor – faktor yang

mempengaruhi laju disolusi, yaitu :

a. Luas Permukaan (A) dipengaruhi oleh ukuran partikel,

dispersi serbuk padat dalam medium disolusi, penyerapan dari

partikel padat.

b. Kelarutan dalam medium disolusi (Cs) dari zat padat

dipengaruhi oleh suhu, sifat dari medium disolusi, struktur

kimia dari zat terlarut, bentuk kristal dari zat padat, kandungan

bahan lain.

c. Konsentrasi solut dalam larutan pada waktu t (C) dipengaruhi

oleh volume medium disolusi, proses perpindahan solut dari

medium disolusi.

d. Konstanta laju disolusi (K) dipengaruhi oleh ketebalan

membran yang mengelilingi zat padat pada saat disolusi,

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 36: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

19

koefisien difusi dari solut dalam medium disolusi (Aulton,

2002)

Laju disolusi maksimum dapat diperkirakan apabila C = 0 (nol).

Jika C < 15% dari kelarutan jenuh Cs, maka pengaruh C dapat diabaikan,

kondisi ini dapat disebut kondisi sink. Hal ini biasanya dilakukan dengan

menggunakan volume media disolusi yang besar atau dengan penambahan

larutan setelah setiap pengambilan secara kuantitatif pada waktu – waktu

yang telah ditetapkan. Dengan mempertahankan volume pelarut yang besar

(paling sedikit 3 kali konsentrasi jenuh), kondisi sink kurang lebih tercapai.

Dikarenakan uji disolusi untuk quercetin tidak terdapat dalam farmakope,

maka prosedur uji disolusi pada penelitian ini menggunakan prosedur

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kakran et al (2012) yaitu

menggunakan media disolusi air sebanyak 900 mL pada suhu 37 ± 0,5oC,

menggunakan pengaduk tipe I (keranjang) dengan kecepatan 100 rpm.

Penggunaan volume media sebanyak 900mL tersebut dikarenakan pada

jumlah tersebut sudah memenuhi kondisi sink.

Efisiensi disolusi (ED) didefinisikan sebagai luas daerah di bawah

kurva disolusi sampai batas waktu tertentu. ED dinyatakan sebagai

persentase terhadap luas segiempat yang digambarkan oleh disolusi 100%

pada batas waktu yang sama (Khan & Rhodes, 1975). Setelah diperoleh

profil disolusi, maka efisiensi disolusi dapat dihitung dengan rumus:

ED (%) = luas daerah dibawah kurva X 100% ........................................ (4)

luas segiempat

Pada penggunaan metode dispersi padat, hal-hal yang harus

diperhatikan yakni metode preparasi, reproduksibilitas sifat fisikokimia obat

dan matriks, scale up pada proses pembuatan, dan stabilitas fisika kimia

obat dan matriks. Hal ini dikarenakan bisa terjadi pemisahan fase dengan

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 37: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

20

cara pertumbuhan kristal atau perubahan produk pada saat penyimpanan

sehingga dapat menurunkan kelarutan dan laju disolusinya (Vibha et al.,

2012).

Pada sistem dispersi padat pada bahan obat diazepam, cisapride dan

ibuprofen menunjukan bahwa laju disolusinya meningkat, hal ini

dikarenakan efek kelarutan HPMC menghasilkan sistem penghambatan

yang relatif stabil dan dapat menghambat terjadinya kristalisasi, sehingga

membantu terbentuknya larutan padat (Howlader, 2012; Zhenping, Wei et

al, 2004 dan Saffoon et al, 2011).

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 38: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

21

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Uraian Kerangka Konseptual

Quercetin merupakan senyawa polifenol yang memiliki sifat

hidrofob dan dikategorikan dalam BCS kelas 2. Untuk itu, perlu dilakukan

usaha peningkatan kelarutan dan disolusi dari quercetin (Painter, 1998; Van

Dijk et al, 2000 dan Kakran, 2011).

Peningkatan kelarutan dan laju disolusi dapat dilakukan dengan

pembentukan sistem dispersi padat. Dengan terbentuknya sistem ini,

diharapkan dapat meningkatkan kelarutan dan laju disolusi dari quercetin

dengan mekanisme meminimalkan pertumbuhan partikel kristal dari bahan

obat sehingga ukuran partikel yang dihasilkan dapat diperkecil, selain itu

kemampuan pembawa yang digunakan untuk mendispersikan bahan obat

dalam bentuk amorf dapat meningkatkan kelarutannya (Vasconcelos et al,

2007).

Pemilihan pembawa memberikan pengaruh yang sangat besar pada

karakteristik disolusi. Pembawa yang larut air menghasilkan pelepasan obat

yang cepat dari matriks (Chiou & Riegelman, 1971). Pada penelitian ini

digunakan HPMC 3 cps yang merupakan polimer mudah larut air sebagai

pembawa, selain itu polimer ini juga dapat meningkatkan efek solubilisasi

dan menurunkan tegangan permukaan. Dengan menggunakan HPMC 3 cps,

bahan obat akan terperangkap di dalamnya sehingga meningkatkan

pembasahan dari bahan obat, selain itu pembawa ini juga dapat menurunkan

tegangan permukaan antara bahan obat dan media disolusi (Howlader,

2012).

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 39: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

22

3.2 Kerangka Konseptual

Gambar 3.1 Bagan kerangka konseptual.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 40: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

23

3.3 Hipotesis Penelitian

1. Sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps berpengaruh

terhadap kelarutan dan laju disolusi quercetin.

2. Penambahan HPMC 3 cps sebagai pembawa dalam sistem dispersi

padat quercetin – HPMC 3 cps dengan perbandingan jumlah 1:1,

1:2 dan 1:3 (b/b) dapat meningkatkan kelarutan dan laju disolusi

quercetin dibandingkan dengan quercetin murni.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 41: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

24

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Bahan Penelitian

Quercetin hidrat (Tokyo Chemical Industry Co., Ltd., Japan, Lot :

83N2O), HPMC 3cps (Shin – Etsu, Japan), etanol p.a (E Merck, Germany)

dan air demineralisata.

4.2 Alat-alat Penelitian

Alat Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah magnetik

stirrer (Thermolyne Cimarec® 3), spektrofotometer UV – Vis (Cary 50

Conc), spektrofotometer IR (Jasco FT/IR – 5300), Differential Thermal

Analysis (Erweka), bejana kelarutan, alat uji disolusi (Erweka DT 700),

timbangan analitik (Mettler Toledo AL 204), pengayak Mesh no.50 & 80

(Restch Type ASTM) dan alat gelas yang umum digunakan dalam

penelitian.

4.3 Metode Penelitian

4.3.1 Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan penelitian eksperimen

laboratorium tentang uji kelarutan dan laju disolusi quercetin pada

kelompok perlakuan dalam media dapar sitrat - NaOH (pH 5,0 ± 0,05).

Pembagian kelompok perlakuan ditunjukkan pada tabel IV.1. Terdapat

dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel terkontrol dan variabel

tergantung. Untuk variabel terkontrolnya adalah adalah penambahan

HPMC 3 cps dalam perbandingan jumlah yang berbeda pada dispersi

padat quercetin – HPMC 3 cps, sedangkan untuk variabel

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 42: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

25

tergantungnya adalah kelarutan dan laju disolusi quercetin dalam

masing – masing kelompok perlakuan.

Tabel IV.1 Pembagian Kelompok Perlakuan Quercetin

Bahan

Tanpa

Perlakuan Dengan Perlakuan

Quercetin Murni

(QC)

Campuran Fisik

(CF)

Dispersi Padat

(DP)

I II III I II III

Quercetin 1 1 1 1 1 1 1

HPMC 3cps - 1 2 3 1 2 3

Keterangan :

QC : Quercetin Murni (1)

CF I : Campuran Fisik Quercetin – HPMC 3cps (1 : 1)

CF II : Campuran Fisik Quercetin – HPMC 3cps (1 : 2)

CF III : Campuran Fisik Quercetin – HPMC 3cps (1 : 3)

DP I : Dispersi Padat Quercetin – HPMC 3cps (1 : 1) DP II : Dispersi Padat Quercetin – HPMC 3cps (1 : 2)

DP III : Dispersi Padat Quercetin – HPMC 3cps (1 : 3)

Dari masing – masing kelompok perlakuan yaitu dispersi padat,

campuran fisik dan quercetin murni ditambahkan dalam 40 mL dapar sitrat -

NaOH (pH 5,0 ± 0,05) pada bejana kelarutan. Kemudian diaduk

menggunakan magnetic stirrer dengan kecepatan tertentu pada suhu 30 ±

0,5 oC. Diambil cuplikan larutan pada waktu yang telah ditentukan,

kemudian didiamkan selama 5 menit, disaring dan diukur absorbannya

dengan spektrometer UV – Vis pada panjang gelombang maksimum

quercetin. Untuk uji disolusi, campuran fisik dan quercetin murni

dimasukkan ke dalam bejana disolusi. Kemudian masing – masing

perlakuan dilakukan uji disolusi sebanyak tiga kali dalam media disolusi

dapar sitrat - NaOH (pH 5,0 ± 0,05) pada suhu 37 ± 0,5oC sebanyak 900

mL, menggunakan pengaduk tipe I (basket) dengan kecepatan 100 rpm.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 43: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

26

Untuk membandingkan laju disolusi quercetin antar kelompok perlakuan,

maka dibuat profil disolusi quercetin kemudian ditentukan harga efisiensi

disolusi (ED30). Bagan mengenai rancangan penelitian dapat dilihat pada

gambar 4.1.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 44: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

27

4.3.2 Kerangka Penelitian

Gambar 4.1 Bagan perencanaan penelitian

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 45: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

28

4.3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Penelitian

4.3.3.1 Pemeriksaan Quercetin

a. Analisis Spektrofotometri Inframerah

Spektrum inframerah quercetin dibuat dengan metode

cakram KBr. Sebanyak 2 mg quercetin dalam KBr digerus

sampai homogen dalam mortir, kemudian dimasukkan ke

dalam pengering hampa udara, selanjutnya dicetak dengan

penekan hidrolik sampai diperoleh cakram yang transparan.

Cakram yang terbentuk dimasukkan dalam kuvet dan dialiri

sinar inframerah, kemudian diamati spektrumnya. Hasil

pemeriksaan dibandingkan dengan spektrum inframerah

quercetin standar.

b. Analisis Termal dengan DTA (Differential Thermal Analysis)

Pemeriksaan titik lebur quercetin dengan menggunakan

DTA, yaitu dengan menimbang quercetin 3 – 5 mg dalam krus

aluminium. Selanjutnya krus aluminium dimasukkan ke dalam

alat DTA yang diatur dengan kecepatan pemanasan

10oC/menit dan pengamatan dilakukan pada rentang suhu 200

- 350oC. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk membandingkan

titik lebur quercetin sesuai dengan pustaka yaitu sebesar

314oC.

4.3.3.2 Pemeriksaan HPMC 3 cps a. Analisis Spektrofotometri Inframerah

Spektrum Inframerah HPMC 3cps dibuat dengan metode

pellet KBr seperti pada prosedur 4.3.3.1

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 46: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

29

b. Analisis Termal dengan DTA (Differential Thermal Analysis)

Pemeriksaan titik lebur HPMC 3cps menggunakan DTA

seperti pada prosedur 4.3.3.1 dilakukan pada rentang suhu 100

- 200oC untuk membandingkan titik lebur HPMC 3 cps

dengan pustaka yaitu 160oC.

4.3.4 Pembuatan Kurva Baku Quercetin

4.3.4.1 Pembuatan Larutan Baku Induk Quercetin

Larutan baku induk quercetin dibuat dengan

kadar 400 µg/mL. Larutan baku tersebut dibuat dengan

menimbang teliti sebanyak 20,0 mg quercetin dan

dilarutkan etanol p.a. Kemudian larutan tersebut

ditambahkan etanol p.a dalam labu ukur 50,0 mL sampai

tepat tanda.

4.3.4.2 Pembuatan Larutan Baku Kerja Quercetin

Larutan baku kerja quercetin dibuat dengan konsentrasi

0,4; 4; 8; 16; 20 dan 24 µg/mL dengan cara berikut :

a. Dipipet sebanyak 0,5 mL larutan baku induk,

dimasukkan ke dalam labu ukur 500,0 mL kemudian

ditambahkan dapar sitrat - NaOH (pH 5,0 ± 0,05)

sampai tepat tanda sehingga diperoleh konsentrasi 0,4

µg/mL.

b. Dipipet sebanyak 0,5 mL larutan baku induk,

dimasukkan ke dalam labu ukur 50,0 mL kemudian

ditambahkan dapar sitrat - NaOH (pH 5,0 ± 0,05)

sampai tepat tanda sehingga diperoleh konsentrasi 4

µg/mL.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 47: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

30

c. Dipipet sebanyak 0,5 mL larutan baku induk,

dimasukkan ke dalam labu ukur 25,0 mL kemudian

ditambahkan dapar sitrat - NaOH (pH 5,0 ± 0,05)

sampai tepat tanda sehingga diperoleh konsentrasi 8

µg/mL.

d. Dipipet sebanyak 1,0 mL larutan baku induk,

dimasukkan ke dalam labu ukur 25,0 mL kemudian

ditambahkan dapar sitrat - NaOH (pH 5,0 ± 0,05)

sampai tepat tanda sehingga diperoleh konsentrasi 16

µg/mL.

e. Dipipet sebanyak 0,5 mL larutan baku induk,

dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 mL kemudian

ditambahkan dapar sitrat - NaOH (pH 5,0 ± 0,05)

sampai tepat tanda sehingga diperoleh konsentrasi 20

µg/mL.

f. Dipipet sebanyak 3,0 mL larutan baku induk,

dimasukkan ke dalam labu ukur 50,0 mL kemudian

ditambahkan dapar sitrat - NaOH (pH 5,0 ± 0,05)

sampai tepat tanda sehingga diperoleh konsentrasi 24

µg/mL.

4.3.4.3 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Quercetin

Panjang gelombang maksimum quercetin

ditentukan dengan menggunakan larutan baku kerja

quercetin kadar 8 dan 16 µg/mL. Larutan baku tersebut

diamati absorbannya dengan spektrofotometer UV – Vis

pada panjang gelombang 200 – 500 nm. Panjang

gelombang maksimum yang ditentukan merupakan

panjang gelombang yang memberikan absorban terbesar.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 48: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

31

Panjang gelombang maksimum teoritis dari quercetin :

258 dan 375 nm.

4.3.4.4 Pembuatan Kurva Regresi Quercetin

Larutan baku quercetin yang telah dibuat diamati

absorbannya pada panjang gelombang maksimum

quercetin, kemudian dibuat kurva absorban terhadap

kadar larutan baku quercetin. Selanjutnya akan diperoleh

suatu persamaan kurva baku dari hasil regresi linier kurva

tersebut.

4.3.4.5 Pemeriksaan Pengaruh HPMC 3 cps Terhadap

Pemeriksaan Kadar Quercetin

Dibuat larutan HPMC 3cps dalam air suling

dengan kadar 200 µg/mL. Larutan HPMC dipipet 1,0 mL

kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 25,0 mL.

Kemudian ditambahkan 1,0 mL larutan baku induk

quercetin 200 µg/mL, kemudian campur larutan tersebut

dan diencerkan dengan dapar sitrat - NaOH (pH 5,0 ±

0,05) sampai 25,0 mL sehingga didapatkan larutan

campuran quercetin dan HPMC 3 cps dengan

perbandingan 1:1. Kemudian larutan tersebut diamati

absorbannya menggunakan spektrofotometer UV – Vis

pada panjang gelombang maksimal. Spektrum yang

dihasilkan dibandingkan dengan spektrum larutan baku

kerja quercetin kadar 8 µg/mL.

4.3.5 Pembuatan Campuran Fisik Quercetin – HPMC 3cps

Campuran fisik quercetin – HPMC 3cps dibuat

dengan terlebih dahulu mengayak masing – masing bahan

(quercetin maupun HPMC 3cps) dengan pengayak mesh

no. 50. Timbang teliti quercetin dan HPMC 3cps sesuai

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 49: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

32

dengan perbandingan 1:1, 1:2 dan 1:3 (b/b) seperti yang

direncanakan pada tabel IV.1. Setelah itu, tambahkan

quercetin pada HMPC 3cps dan campur hingga homogen.

4.3.6 Pembuatan Dispersi Padat Quercetin – HPMC 3 cps

Pembuatan dispersi padat dilakukan dengan

metode pelarutan, yaitu dengan menimbang teliti

sejumlah bahan setara dengan perbandingan 1:1, 1:2 dan

1:3 (b/b) yang direncanakan pada tabel IV.1. HPMC 3 cps

dilarutkan dengan menggunakan air suling sedangkan

quercetin dilarutkan dengan etanol p.a. Kemudian ke

dalam larutan HPMC 3cps tersebut ditambahkan larutan

quercetin sedikit demi sedikit. Campuran quercetin –

HPMC 3 cps tersebut kemudian diaduk dengan

menggunakan magnetik stirrer hingga terbentuk sistem

dispersi padat. Setelah itu dispersi padat quercetin –

HPMC 3cps diuapkan pelarutnya hingga kering. Massa

digerus dalam mortir agat, kemudian diayak dengan

ayakan mesh no. 50.

4.3.7 Pemeriksaan Homogenitas Quercetin

Pada masing – masing kelompok campuran fisik

dan dispersi padat, diambil sejumlah sampel setara 20 mg

quercetin dan dilarutkan dengan etanol p.a sampai 10,0

mL. Larutan tersebut dipipet 1,0 mL dan diencerkan

dengan dapar sitrat - NaOH (pH 5,0 ± 0,05) sampai 25,0

mL. Absorban sampel diamati dengan spektrofotometer

UV – Vis pada panjang gelombang maksimum quercetin

dan dihitung % perolehan kembali kadar quercetin.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 50: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

33

4.3.8 Pengujian Kelarutan Quercetin

4.3.8.1 Pengamatan Waktu Kelarutan Jenuh Quercetin

Untuk menentukan waktu tercapainya larutan

jenuh quercetin dalam media dapar sitrat - NaOH (pH 5,0

± 0,05) dilakukan prosedur sebagai berikut :

Ditimbang sejumlah 20 mg quercetin dan

ditambahkan dalam 40 mL dapar sitrat - NaOH (pH 5,0 ±

0,05) pada bejana kelarutan. Kemudian diaduk

menggunakan magnetic stirrer dengan kecepatan tertentu

pada suhu 30 ± 0,5 oC. Diambil cuplikan larutan pada 30,

60, 120, 180, 240, 300, 360 dan 420 menit, kemudian

didiamkan selama 5 menit, disaring dengan kertas saring

millipore 0,45µm dan diukur absorban dengan

spektrometer UV – Vis pada panjang gelombang

maksimum quercetin.

4.3.8.2 Pengamatan Uji Kelarutan Quercetin

Untuk menentukan tercapainya kelarutan

dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps dalam air,

dilakukan prosedur sebagai berikut :

Ditimbang sampel setara 20 mg quercetin

kemudian ditambahkan dalam 40 mL dapar sitrat - NaOH

(pH 5,0 ± 0,05) pada bejana kelarutan. Kemudian diaduk

menggunakan magnetik stirrer dengan kecepatan tertentu

pada suhu 30 ± 0,5 oC. Diambil cuplikan larutan pada

waktu yang sudah ditentukan sesuai dengan waktu

kelarutan jenuh quercetin, didiamkan selama 5 menit,

disaring dengan kertas saring millipore 0,45µm dan

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 51: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

34

diukur absorban dengan spektrometer UV – Vis pada

panjang gelombang maksimum quercetin.

4.3.9 Uji Disolusi Quercetin

Preparasi uji disolusi dilakukan dengan cara

menimbang sampel 20 mg serbuk quercetin, serta

campuran fisik dan dispersi padat quercetin – HPMC 3cps

yang setara dengan 20 mg quercetin. Masing – masing

sampel tersebut kemudian dimasukkan ke dalam bejana

disolusi.

Uji disolusi dilakukan terhadap 20 mg serbuk

quercetin murni, campuran fisik dan dispersi padat

quercetin – HPMC 3 cps yang setara dengan 20 mg

quercetin. Alat uji disolusi yang digunakan adalah

pengaduk bentuk basket (tipe I, keranjang) dengan

kecepatan 100 rpm serta dilakukan replikasi sebanyak tiga

kali. Media disolusi yang digunakan adalah dapar sitrat -

NaOH (pH 5,0 ± 0,05) sebanyak 900 mL. Prosedur uji

disolusinya adalah sebagai berikut :

Bejana disolusi diisi dengan sebanyak 900 mL

dapar sitrat - NaOH (pH 5,0 ± 0,05; diuji dengan

pHmeter) dan termostat diatur pada suhu 37 ± 0,5oC.

Setelah suhu media disolusi mencapai 37 ± 0,5oC, sampel

yang telah disiapkan, dimasukkan ke dalam bejana

disolusi dan pengaduk diputar dengan kecepatan 100 rpm.

Cuplikan sampel diambil sebanyak 5,0 mL setiap interval

waktu 5, 10, 15, 30, 45, 60 menit, kemudian disaring

menggunakan kertas saring milipore 0,45 µm. Pada setiap

pengambilan cuplikan sampel dilakukan penggantian

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 52: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

35

media disolusi air suling sejumlah 5,0 mL. Setelah itu,

masing – masing cuplikan sampel diamati absorbannya

pada spektrofotometer UV – Vis pada panjang gelombang

maksimum quercetin. Kadar quercetin yang terlarut tiap

interval waktu dapat diperoleh dengan memasukkan harga

absorban sampel ke persamaan kurva baku quercetin

(Kakran, 2011).

Untuk mendapatkan kadar yang sebenarnya

dengan memperhitungkan pengenceran 5,0 mL media

disolusi dalam setiap pengambilan cuplikan sampel, maka

digunakan faktor koreksi dalam persamaan Wurster

sebagai berikut (Wurster & Taylor, 1965) :

...................................................(4)

Keterangan :

Cn : Kadar sebenarnya setelah koreksi (mg/L)

C’n : Kadar yang terukur oleh spektrofotometer (mg/L)

Cs : Kadar yang terukur spektrofotometer dari sampel yang

sebelumnya (mg/L)

a : Volume sampel yang diambil (mL)

b : Volume media disolusi (mL)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 53: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

36

4.3.10 Evaluasi Data

4.3.10.1 Evaluasi Kelarutan

Perhitungan kelarutan dihitung berdasarkan

persentase kelarutannya (% b/v). Sehingga dapat

diketahui bahwa kelarutan pada masing – masing

perlakuan memiliki perubahan yang bermakna atau tidak

dengan uji statistik.

4.3.10.2 Evaluasi Profil Disolusi

Penentuan kurva profil disolusi merupakan kurva

yang menggambarkan jumlah senyawa yang terlarut

terhadap waktu.

4.3.10.3 Perhitungan Harga Efisiensi Disolusi (ED)

Perhitungan menggunakan rumus II.4 untuk

membandingkan laju disolusi quercetin antar kelompok

perlakuan pada menit tertentu. Harga efisiensi disolusi

yang akan dibandingkan antar perlakuan adalah ED30.

4.3.10.4 Analisis Statistika

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang

bermakna pada kelarutan jenuh quercetin pada waktu

sampling, maka dilakukan uji statistik unpaired t-test, dan

untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang bermakna

pada kelarutan quercetin pada masing – masing perlakuan

maka dilakukan uji statistik dengan one – way ANOVA

(Analysis of Variance). Sedangkan untuk membandingkan

laju disolusi quercetin antar kelompok perlakuan dapat

dilakukan perhitungan ED30. Data kemudian dianalisis

secara statistik dengan ANOVA (Analysis of Variance).

Untuk menunjukkan adanya kebermaknaan perbedaan

antar kelompok perlakuan dengan derajat kepercayaan

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 54: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

37

0,95 (α = 0,05) dengan membandingkan harga F hitung

dengan F tabel. Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel

maka terdapat perbedaan efisiensi disolusi yang

bermakna, minimal satu pasang data.

Bila ada perbedaan efisiensi disolusi quercetin

yang bermakna, maka untuk mengetahui letak

perbedaannya dilanjutkan uji HSD (Honestly Significant

Difference) menurut Tukey dengan α = 0,05.

..............................................(5)

Keterangan :

q : diperoleh dari tabel F

α : derajat kepercayaan

k : jumlah perlakuan

N : jumlah pengamatan total

n : jumlah pengulangan

MSE : kuadrat rata – rata kesalahan

Jika selisih rata – rata efisiensi disolusi antara dua

perlakuan lebih besar dari hasil perhitungan nilai HSD, maka

terdapat perbedaan efisiensi disolusi yang bermakna antara dua

perlakuan tersebut.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 55: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

38

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Pemeriksaan Kualitatif Bahan Penelitian

5.1.1 Quercetin

Bahan baku quercetin yang digunakan dalam penelitian ini

produksi Tokyo Chemical Industry Co., Ltd., Japan, Lot : 83N2O. Hasil

pemeriksaan kualitatif dapat dilihat pada tabel V.1. Sedangkan Certificate

of Analysis (CoA), spektra inframerah, dan termogram DTA dari quercetin

dapat dilihat pada lampiran 1, 2, dan 3. Hasil identifikasi pada spektrum

inframerah dan termogram DTA menunjukkan bahwa quercetin yang

digunakan sesuai dengan pustaka.

Tabel V. 1 Pemeriksaan kualitatif quercetin

Identifikasi Hasil Identifikasi Pustaka

1. Organoleptis Serbuk kuning, halus,

berbau khas, tidak berasa.

Serbuk kuning, halus,

berbau khas, tidak

berasa.(1)

2.Titik lebur DTA 325,4 °C 326 °C (2)

3. Spektrum FTIR

Gugus Fungsi :

- C-H aromatik

- C-O-C

- Gugus aromatik

- C=O

- O-H

Bilangan

gelombang (cm-1

) :

- 1014

- 1319, 1168

- 1522

- 1667, 1612

- 3411

Bilangan

gelombang (cm-1

) :

- 999 (2)

- 1310, 1160 (2)

- 1510 (2)

- 1660, 1610 (2)

- 3340 (2)

(1) (The Merck Index, 1983)

(2) (Kakran et al., 2011)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 56: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

39

5.1.2 HPMC 3cps

Bahan baku HPMC yang digunakan dalam penelitian ini produksi

PT. Shin-Etsu, Japan. Hasil pemeriksaan kualitatif dapat dilihat pada tabel

V.2. Sedangkan Certificate of Analysis (CoA), spektra inframerah, dan

termogram DTA dari HPMC dapat dilihat pada lampiran 4, 5, dan 6. Hasil

identifikasi pada spektrum inframerah dan termogram DTA menunjukkan

bahwa HPMC yang digunakan sesuai dengan pustaka.

Tabel V. 2 Pemeriksaan kualitatif HPMC 3 cps

Identifikasi Hasil Identifikasi Pustaka

1. Organoleptis Serbuk putih, halus, tidak

berbau, tidak berasa.

Serbuk putih, halus,

tidak berbau, tidak

berasa. (1)

2.Transition glass 126,7 °C 125,5 (3)

3. Spektrum FTIR

Gugus Fungsi :

- Gugus CH2

- Cincin piran

- C-O-C

- Epoksida

- Cincin anhidrida

- C-H

- Gugus aromatis

- O-H

- CH3 dan CH3OH

- O-H (ikatan hidrogen

intermolekular)

Bilangan

gelombang (cm-1

) :

- 850

- 945

- 1123, 1062

- 1316

- 1383

-1459

- 1638

- 2342, 2326

- 2934

- 3467

Bilangan

gelombang (cm-1

) :

- 850-800 (4)

- 1000-950 (4)

- 1100-1000 (4)

- 1300-1250 (4)

- 1400-1350 (4)

- 1500-1450 (4)

- 1650-1600 (4)

- 2250-2500 (4)

- 2900 (4)

- 3500-3400 (4)

(3) (Perfetti et al., 2011)

(4) (Sahoo et al., 2012)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 57: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

40

5.2 Pembuatan Kurva Baku Quercetin

5.2.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Quercetin

Penentuan panjang gelombang maksimum larutan quercetin dalam

media (asam sitrat – NaOH pH 5 dalam air) dilakukan dengan mengamati

serapan larutan quercetin menggunakan kadar 8,08 dan 16,16 µg/mL

dengan spektrofotometri UV – Vis pada panjang gelombang 200 – 500 nm.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh panjang gelombang

maksimum quercetin yaitu pada 366,95 nm. Hasil penentuan panjang

gelombang dapat dilihat pada lampiran 4.

Gambar 5.1 Spektra quercetin murni kadar 8,08 dan 16,16

µg/mL dalam media asam sitrat – NaOH (pH 5,0 ±

0,05) pada panjang gelombang antara 200 – 500 nm.

Keterangan :

: Spektra quercetin kadar 8,08 µg/mL : Spektra quercetin kadar 16,16 µg/mL

5.2.2 Hasil Pembuatan Kurva Baku Quercetin

Berdasarkan hasil penentuan pengaruh bahan tambahan (HPMC

3cps) terhadap serapan quercetin yang menghasilkan spektrum berhimpit

antara spektrum larutan quercetin – HPMC 3cps (1:1) dan spektrum larutan

0.00

0.50

1.00

1.50

238 288 338 388 438

Sera

pa

n

Panjang Gelombang (nm)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 58: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

41

quercetin 10 µg/mL. Maka dapat dilakukan pengamatan serapan larutan

baku quercetin dengan kadar 0,42; 4,04; 8,08; 16.16; 20,20 dan 24,24

µg/mL pada panjang gelombang maksimum quercetin 366,95 nm dan

hasilnya dapat dilihat pada tabel. Dari hasil pengamatan diperoleh

persamaan regresi kurva larutan baku quercetin terhadap serapan : Y =

0,05257 X + 0,00221 dengan nilai koefisien kolerasi (r) = 0,99979

sedangkan nilai r tabel (n-2 = 4; α = 0,05) = 0,8114. Karena nilai r hitung

lebih besar dari r tabel maka terdapat kolerasi linier antara serapan dengan

kadar larutan baku quercetin.

Tabel V.3 Hasil serapan larutan baku kerja

quercetin dalam media asam sitrat –

NaOH (pH 5,0 ± 0,05) pada panjang

gelombang maksimum 366,95 nm

Kadar Quercetin (µg/mL) Serapan

0,40 0,0282

4,04 0,2042

8,08 0,4270

16,16 0,8607

20,20 1,0754

24,24 1,2630

Gambar 5.2 Kurva baku quercetin pada panjang gelombang

maksimum 366,95 nm.

0.00

0.50

1.00

1.50

0 5 10 15 20 25

Sera

pan

Konsentrasi (µg/mL)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 59: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

42

0.0

0.5

260 310 360 410

Sera

pan

Panjang Gelombang (nm)

5.2.3 Pemeriksaan Pengaruh HPMC 3cps terhadap Spektrum

Quercetin

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh bahan

tambahan (HPMC 3cps) terhadap serapan quercetin, dengan cara larutan

quercetin dan larutan quercetin – HPMC 3cps dengan perbandingan 1:1

diamati spektrumnya pada panjang gelombang antara 200 – 500 nm dan

hasilnya dapat dilihat pada lampiran 6. Dari hasil pengamatan terlihat

bahwa spektra larutan quercetin – HPMC 3cps dengan perbandingan 1:1

berhimpitan dengan spektra larutan quercetin 8,08 ug / mL.

Gambar 5.3 Spektra quercetin kadar 8,08 µg/mL dan campuran

quercetin – HPMC 3cps (1:1).

Keterangan :

: Spektra quercetin kadar 8,08 µg/mL

: Spektra quercetin – HPMC 3cps (1:1)

Selanjutnya dilakukan perhitungan match factor (MF) antara

spektra quercetin murni dengan spektra quercetin – HPMC 3cps (1:1) yang

bertujuan sebagai data pendukung analisis kualitatif. Dari hasil pengamatan

diperoleh persamaan regresi perbandingan serapan antara quercetin kadar

8,08 µg/mL dengan quercetin – HPMC 3cps (1:1) : Y = 1,0014 X + 0,0026

dengan nilai koefisien kolerasi (r) = 0,9996. Berdasarkan nilai koefisien

kolerasi, dilakukan perhitungan match factor (lampiran 6) sehingga

didapatkan hasil MF = 999,6 yang bermakna : spektra campuran quercetin –

HPMC 3cps (1:1) identik dengan spektra quercetin kadar 8,08 µg/mL

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 60: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

43

sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa HPMC 3cps tidak memiliki

pengaruh terhadap quercetin.

Tabel V.4 Hasil serapan quercetin kadar 8,08

µg/mL dengan quercetin – HPMC 3cps (1:1) untuk penentuan match

factor

Serapan quercetin

kadar 8,08 µg/mL (x)

Serapan quercetin –

HPMC 3cps (1:1) (y)

0,0034 0,0034

0,0036 0,0035

0,0041 0,0038

0,0045 0,0041

0,0052 0,0046

0,0088 0,0051

0,5502 0,5566

0,5578 0,5573

0,5737 0,5575

0,8270 0,8256

0,8389 0,8466

0,8635 0,8915

0,8641 0,8867

0,8908 0,8969

0,9681 0,9951

1,7177 1,6946

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 61: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

44

Gambar 5.4 Kurva perbandingan serapan antara quercetin kadar

8,08 µg/mL dengan quercetin – HPMC 3cps (1:1).

5.3 Pemeriksaan Homogenitas Quercetin

Hasil penetapan persen homogenitas kadar quercetin dalam

campuran fisik quercetin – HPMC 3cps dan dispersi padat quercetin –

HPMC 3cps dapat dilihat pada tabel V.5. Data tersebut dapat digunakan

untuk menghitung jumlah campuran fisik maupun dispersi padat yang setara

dengan quercetin 20,0 mg yang selanjutnya digunakan untuk penentuan uji

kelarutan dan laju disolusi. Hasil selengkapnya bisa dilihat pada lampiran 7.

Tabel V.5 Hasil penetapan persen homogenitas kadar quercetin*

Formula Kadar Quercetin ± SD (mg) % Recovery KV (%)

Campuran Fisik 1:1 23,67 ± 0,48 108,47 1,56

Campuran Fisik 1:2 23,30 ± 0,35 107,91 1,45

Campuran Fisik 1:3 23,65 ± 0,30 110,87 1,41

Dispersi Padat 1:1 24,31 ± 0,25 114,23 0,61

Dispersi Padat 1:2 24,22 ± 0,28 113,46 0,90

Dispersi Padat 1:3 22,84 ± 0,04 107,46 0,09

* : Data merupakan rerata dari tiga kali replikasi ± SD

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

0.0 0.5 1.0 1.5 2.0

Sera

pan

QC

- H

PM

C

3cp

s (n

m)

Serapan QC (nm)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 62: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

45

5.4 Pengujian Kelarutan Quercetin

5.4.1 Pengamatan Waktu Kelarutan Jenuh Quercetin

Uji kelarutan jenuh quercetin dilakukan pada suhu 30oC ± 0,5oC

dengan cara melarutkan sejumlah ± 20 mg quercetin ke dalam 40 mL media

dapar asam sitrat – NaOH (pH 5,0 ± 0,05) dalam air. Kemudian diaduk

menggunakan magnetic stirrer dengan water bath sirkulasi. Sampel diambil

sebanyak 3 mL pada menit ke 30, 60, 120, 180, 240, 300, 360 dan 420

kemudian disaring dengan membran filter 0,45 µm, selanjutnya diukur

serapannya dengan menggunakan spektrofotometer UV – Vis pada panjang

gelombang 366,95 nm. Profil kelarutan jenuh quercetin dapat dilihat pada

tabel V.6 dan gambar 5.5, sedangkan kadar quercetin pada saat kelarutan

dapat dilihat pada tabel lampiran 9. Pada profil kelarutan tersebut, dapat

dilihat bahwa pada menit ke – 240 kadar quercetin mulai konstan.

Tabel V.6 Hasil kelarutan jenuh quercetin dalam

media asam sitrat – NaOH (pH 5,0 ± 0,05)

pada panjang gelombang maksimum

366,95 nm*

Waktu

(menit) Persen quercetin terlarut ± SD (% b/v, 10-4)

30 1,93 ± 0,73

60 1,38 ± 0,03

120 1,56 ± 0,04

180 1,44 ± 0,11

240 1,64 ± 0,14

300 1,57 ± 0,16

360 1,57 ± 0,35

420 1,64 ± 0,55

* : Data merupakan rerata dari tiga kali replikasi ± SD

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 63: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

46

Gambar 5.5 Profil kelarutan jenuh quercetin dalam media asam sitrat –

NaOH (pH 5,0 ± 0,05) pada panjang gelombang

maksimum 366,95 nm.

Selanjutnya dilakukan uji statistik analisis unpaired t-test yang

bertujuan untuk menyimpulkan mean perlakuan dengan membandingkan

hasil antar perlakuan pada menit ke 240 dan 300 (lampiran 12). Dapat

disimpulkan tidak ada perbedaan bermakna diantara kedua titik tersebut,

sehingga untuk uji kelarutan dilakukan pada menit ke-240.

5.4.2 Pengamatan Uji Kelarutan Quercetin

Uji kelarutan quercetin dilakukan pada suhu 30oC ± 0,5oC dengan

cara menimbang sejumlah sampel setara ± 20 mg quercetin ke dalam 40 mL

media (Asam Sitrat – NaOH pH 5 dalam air). Kemudian diaduk

menggunakan magnetic stirrer dengan water bath sirkulasi. Sampel diambil

sebanyak 3 mL pada menit ke 240 kemudian disaring dengan membran

filter 0,45 µm, selanjutnya diukur serapannya dengan menggunakan

spektrofotometer UV – Vis pada panjang gelombang 366,95 nm. Profil

kelarutan sampel dapat dilihat pada tabel V.7 dan gambar 5.6, sedangkan

kadar sampel pada saat kelarutan dapat dilihat pada tabel lampiran 9. Pada

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

0 100 200 300 400

% Q

ue

rce

tin

Te

rlar

ut

(%b

/v,

10-4

)

Waktu (menit)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 64: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

47

profil kelarutan tersebut, dapat dilihat bahwa pada menit ke – 240 terjadi

peningkatan kelarutan quercetin dalam media.

Tabel V.7 Rerata persen terlarut quercetin

murni, CF dan DP dalam media asam sitrat – NaOH (pH 5,0 ±

0,05) pada suhu 30oC ± 0,5 oC*

Formula Persen quercetin terlarut ± SD

(% b/v, 10-4)

QC 1,64 ± 0,14

CF 1:1 2,96 ± 1,24

CF 1:2 3,64 ± 0,66

CF 1:3 3,69 ± 0,85

DP 1:1 4,24 ± 0,20

DP 1:2 5,36 ± 0,34

DP 1:3 5,75 ± 0,01

* : Data merupakan rerata dari tiga kali replikasi ± SD

Gambar 5.6 Profil kelarutan quercetin murni (QC), Campuran Fisik (CF) dan Dispersi Padat (DP) dalam media asam sitrat

– NaOH (pH 5,0 ± 0,05) pada suhu 30oC ± 0,5 oC.

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

% Q

uer

ceti

n T

erla

rut

(%b

/v,

10-4

)

QC

CF (1:1)

CF (1:2)

CF (1:3)

DP (1:1)

DP (1:2)

DP (1:3)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 65: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

48

Selanjutnya dilakukan uji HSD kelarutan quercetin yang dilakukan

pada menit ke-240. Hasil uji HSD yang dilakukan pada menit ke-240 dari

masing – masing perlakuan dapat dilihat pada tabel V.8.

Tabel V.8 Hasil uji HSD kelarutan quercetin dari tiap

kelompok perlakuan pada menit ke-30 dengan α

= 0,05

QC CF 1:1 CF 1:2 CF 1:3 DP 1:1 DP 1:2 DP 1:3

QC - - - + + +

CF 1:1 - - - - + +

CF 1:2 - - - - - +

CF 1:3 + - - - + +

DP 1:1 + - - - - -

DP 1:2 + + - + - -

DP 1:3 + + + + - -

Keterangan : + : Ada perbedaan yang bermakna

- : Tidak ada perbedaan yang bermakna

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 66: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

49

5.5 Penentuan Laju Disolusi Quercetin

Hasil penentuan disolusi quercetin murni, campuran fisik quercetin –

HPMC 3cps dan dispersi padat quercetin – HPMC 3cps dapat dilihat pada

tabel V.9 dan pada gambar 5.7.

Tabel V.9 Rerata persen terlarut quercetin murni, CF dan DP dalam media

SLS 1% pada suhu 37oC ± 0,5 oC*

t

(menit)

Persen quercetin terlarut (% b/b) ± SD

QC CF 1:1 CF 1:2 CF 1:3 DP 1:1 DP 1:2 DP 1:3

5 54,19 ±

9,57

40,93 ±

0,39

39,45 ±

0,48

43,79 ±

0,08

34,62 ±

0,03

39,85 ±

2,47

49,33 ±

0,67

10 58,41 ±

8,35

53,15 ±

2,14

49,54 ±

2,21

58,49 ±

0,48

50,76 ±

0,10

51,82 ±

0,99

69,26 ±

0,56

15 59,94 ±

8,62

58,79 ±

5,24

58,89 ±

4,91

59,92 ±

0,04

64,42 ±

2,51

68,38 ±

0,69

87,19 ±

1,01

20 60,36 ±

8,72

65,80 ±

0,74

62,18 ±

0,14

71,21 ±

0,04

74,16 ±

0,39

77,89 ±

0,43

92,44 ±

0,87

25 64,72 ±

12,09

67,79 ±

3,48

68,57 ±

0,06

70,79 ±

0,13

78,33 ±

0,25

85,25 ±

1,06

94,06 ±

1,06

30 61,02 ±

6,43

72,96 ±

5,84

76,12 ±

0,03

74,75 ±

0,12

86,63 ±

0,26

95,60 ±

3,34

99,81 ±

1,11

* : Data merupakan rerata dari tiga kali replikasi ± SD

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 67: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

50

Gambar 5.7 Profil disolusi quercetin murni (QC), Campuran Fisik

(CF) dan Dispersi Padat (DP) dalam media SLS 1%

37oC ± 0,5 oC.

Pada profil disolusi di atas dapat dilihat bahwa sistem dispersi

padat quercetin – HPMC 3cps 1:3 memiliki laju disolusi yang terbesar bila

dibandingkan dengan sistem lainnya.

Berdasarkan data persen quercetin terlarut dari masing – masing

kelompok perlakuan dihitung nilai efisiensi disolusi pada menit ke – 30.

Hasil perhitungan ED30 dari masing – masing perlakuan dapat dilihat pada

tabel V.10.

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

0 10 20 30 40

% T

erl

aru

t

Waktu (menit)

QC

CF 1:1

CF 1:2

CF 1:3

DP 1:1

DP 1:2

DP 1:3

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 68: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

51

Tabel V.10 Efisiensi disolusi menit ke – 30 quercetin dari tiap

kelompok dalam media SLS 1%

Replikasi

Efisiensi disolusi menit ke – 30 (%)

QC CF 1:1 CF 1:2 CF 1:3 DP 1:1 DP 1:2 DP 1:3

1 58,24 52,87 53,11 56,84 57,48 61,80 73,25

2 45,14 53,01 53,10 56,99 57,34 62,32 74,52

3 60,68 55,59 52,15 56,96 57,98 61,37 73,32

ED30 rerata (%) 51,69 52,94 53,10 56,91 57,41 62,06 73,89

SD 8,36 1,53 0,55 0,08 0,34 0,47 0,71

Berdasarkan hasil ED30 di atas, pada menit ke – 30 dapat dilihat

bahwa sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3cps 1:3 memiliki profil

disolusi yang lebih besar bila dibandingkan dengan quercetin murni.

Untuk mengetahui adanya perbedaan profil disolusi quercetin antar

kelompok perlakuan dilakukan analisis statistik terhadap harga efisiensi

disolusi pada menit ke-30 dengan menggunakan uji ANOVA satu arah pada

α = 0,05. Dari hasil uji ANOVA satu arah (lampiran 12) dengan

menggunakan SPSS menunjukkan bahwa terdapat perbedaan disolusi yang

bermakna antar kelompok perlakuan pada derajat kepercayaan 0,95 (α =

0,05).

Selanjutnya dilakukan uji HSD Efisiensi Disolusi (ED) quercetin

yang dilakukan pada menit ke-30. Hasil uji HSD yang dilakukan pada menit

ke-30 dari masing – masing perlakuan dapat dilihat pada tabel V.11.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 69: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

52

Tabel V.11 Hasil uji HSD efisiensi disolusi quercetin dari

tiap kelompok perlakuan pada menit ke-30

dengan α = 0,05

QC CF 1:1 CF 1:2 CF 1:3 DP 1:1 DP 1:2 DP 1:3

QC - - - + + +

CF 1:1 - - - + + +

CF 1:2 - - - + + +

CF 1:3 - - - + + +

DP 1:1 + + + + - -

DP 1:2 + + + + - -

DP 1:3 + + + + - -

Keterangan : + : Ada perbedaan yang bermakna

- : Tidak ada perbedaan yang bermakna

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan

yang bermakna antar perlakuan quercetin murni dengan sistem dispersi

padat, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem dispersi padat yang

dibuat memiliki perbedaan yang bermakna.

Kecepatan disolusi quercetin dapat dilihat dari harga slope.

Semakin tinggi harga slope suatu formula maka semakin cepat laju disolusi

tiap waktunya. Harga slope untuk disolusi dapat dicari melalui persamaan

Hixson & Crowell tentang hukum akar kubus dengan cara Mo1/3 – M1/3

versus waktu (Abdou, 1990). Nilai Mo menyatakan 100% obat yang

terdisolusi secara keseluruhan dqalam media tertentu, sedangkan M

menyatakan bahan obat yang belum terdisolusi secara keseluruhan. Hasil

perhitungan slope (lampiran 11) dari masing – masing perlakuan dapat

dilihat pada tabel V.12.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 70: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

53

Tabel V.12 Hasil penentuan harga slope laju disolusi quercetin dari

masing – masing sistem

Waktu (menit) Mo

1/3 – M

1/3

QC CF 1:1 CF 1:2 CF 1:3 DP 1:1 DP 1:2 DP 1:3

5 0,0460 0,0445 0,0467 0,0532 0,0694 0,0743 0,0712

10 0,0492 0,0487 0,0532 0,0594 0,0852 0,0814 0,0819

15 0,0502 0,0547 0,0595 0,0676 0,0909 0,0910 0,0979

Slope 0,0004 0,0010 0,0013 0,0014 0,0022 0,0024 0,0027

R 0,9972 0,9951 0,9999 0,9967 0,9654 0,9963 0,9935

Persamaan Regresi :

- QC : y = 0,0004x + 0,0372

- CF 1:1 : y = 0,0009x + 0,0328

- CF 1:2 : y = 0,0013x + 0,0340

- CF 1:3 : y = 0,0014x + 0,0390

- DP 1:1 : y = 0,0022x + 0,0532

- DP 1:2 : y = 0,0024x + 0,0586

- DP 1:3 : y = 0,0027x + 0,0503

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 71: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

54

BAB VI

PEMBAHASAN

Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

melakukan analisis kualitatif terhadap bahan – bahan yang akan digunakan,

yaitu quercetin hidrat dan HPMC 3cps dengan analisis termal menggunakan

DTA dan analisis spektra infra merah dengan FTIR. Berdasarkan hasil

analisis, kedua bahan tersebut sesuai dengan pustaka sehingga dapat

digunakan dalam penelitian (Kakran et al., 2011; Perfetti et al., 2011; Sahoo

et al., 2012) hal ini bisa ditunjukkan pada tabel V.1 dan V.2.

Selanjutnya untuk membuat kurva baku quercetin, dilakukan

penentuan panjang gelombang maksimum quercetin terlebih dahulu.

Penentuan panjang gelombang ini dilakukan dengan menggunakan larutan

baku kerja 8,08 dan 16,16 µg/mL dan akan diamati pada rentang panjang

gelombang 200 – 500 nm. Pada hasil pengamatan (gambar 5.1)

menunjukkan bahwa panjang gelombang maksimum quercetin adalah

366,95 nm.

Berdasarkan panjang gelombang maksimum yang diperoleh, maka

dapat dilakukan pengamatan absorban larutan baku quercetin dengan kadar

0,42; 4,04; 8,08; 16.16; 20,20 dan 24,24 ug / mL pada panjang gelombang

maksimum quercetin 366,95 nm dan hasilnya dapat dilihat pada tabel V.3

dan gambar 5.2. Dari hasil pengamatan diperoleh persamaan regresi kurva

larutan baku quercetin terhadap absorban : Y = 0,05257 X + 0,00221

dengan nilai koefisien kolerasi (r) = 0,99979 sedangkan nilai r tabel (n-2 =

4; α = 0,05) = 0,8114. Karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka

terdapat kolerasi linier antara absorban dengan kadar larutan baku quercetin.

Untuk mengetahui pengaruh HPMC 3cps yang digunakan pada

pembuatan dispersi padat quercetin – HPMC 3cps terhadap absorban

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 72: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

55

quercetin perlu dilakukan penentuan pengaruh HPMC 3cps dengan cara

membandingkan spektrum larutan quercetin dan larutan quercetin – HPMC

3cps dengan perbandingan 1:1. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa

spektrum larutan quercetin – HPMC 3cps dengan perbandingan 1:1

berhimpitan dengan spektrum larutan quercetin 8,08 µg/mL, hal ini bisa

ditunjukkan pada gambar 5.3. Kemudian dilakukan perhitungan match

factor (MF) antara spektra quercetin murni dengan spektra quercetin –

HPMC 3cps (1:1) yang bertujuan sebagai data pendukung analisis kualitatif.

Dari hasil pengamatan (gambar 5.4) diperoleh persamaan regresi

perbandingan absorban antara quercetin kadar 10,0 µg/mL dengan quercetin

– HPMC 3cps (1:1) : Y = 1,0014 X + 0,0026 dengan nilai koefisien kolerasi

(r) = 0,9996. Berdasarkan nilai koefisien kolerasi, dilakukan perhitungan

match factor (tabel V.4) sehingga didapatkan hasil MF = 999,6 yang

bermakna : spektra campuran quercetin – HPMC 3cps (1:1) identik dengan

spektra quercetin kadar 8,08 µg/mL sehingga dapat ditarik kesimpulan

bahwa HPMC 3cps tidak memiliki pengaruh terhadap quercetin.

Langkah selanjutnya adalah pengujian kelarutan jenuh quercetin

yang bertujuan untuk menentukan kondisi sink media dan menghilangkan

pengaruh pembasahan pada polimer terhadap uji kelarutan, sehingga

kenaikan kelarutan disebabkan oleh pengecilan ukuran partikel (Dupas,

2013). Uji kelarutan dilakukan pada waktu tertentu hingga diperoleh

absorban quercetin yang konstan. Berdasarkan hasil pengujian statistik

analisis unpaired t-test yang bertujuan untuk menyimpulkan mean

perlakuan dengan membandingkan hasil antar perlakuan pada menit ke-240

dan 300 (tabel V.6), tidak ada perbedaan bermakna diantara kedua titik

tersebut sehingga waktu yang diambil untuk uji kelarutan dilakukan pada

menit ke-240. Kelarutan jenuh quercetin dalam air menurut literatur adalah

7 µg/mL (The Merck Index, 1983; dan Hertog, 1996), namun pada hasil

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 73: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

56

penelitian, ditambahkan dapar asam sitrat – NaOh dengan tujuan untuk

membantu stabilitas quercetin sehingga didapatkan kelarutan jenuhnya

sebesar 1,64 µg/mL. Terjadi perbedaan antara literatur dan hasil pada

penelitian tersebut dikarenakan kondisi penelitian yang berbeda, terutama

media yang digunakan. Terjadinya peningkatan kadar pada menit ke-30

kelarutan yang disusul oleh penurunan kadar pada menit ke-60 disebabkan

oleh adanya kristal hidrat yang lepas sehingga hal ini menyebabkan

peningkatan kelarutan quercetin pada menit ke-30. Setelah kristal hidrat

lepas, kelarutan quercetin mengikuti bentuk quercetin murni. Dikarenakan

hasil uji kelarutan yang rendah, oleh karena itu ditambahkan SLS 1% pada

uji disolusi agar terjadi peningkatan kelarutan dari quercetin.

Selanjutnya dilakukan pembuatan campuran fisik quercetin –

HPMC 3cps dan dispersi padat quercetin – HPMC 3cps. Setelah sistem

terbentuk, dilakukan penetapan perolehan kembali quercetin pada sistem

tersebut. Penetapan persen perolehan kembali bertujuan untuk memastikan

bahwa sistem tersebut telah homogen sehingga variasi kadar quercetin tidak

berpengaruh terhadap uji kelarutan dan penentuan laju disolusi. Dari

pemeriksaan persen perolehan kembali diperoleh hasil untuk campuran fisik

(1:1) sebesar (108,47 ± 1,56)%, untuk campuran fisik 1:2 sebesar (107,91 ±

1,45)%, untuk campuran fisik 1:3 sebesar (110,87 ± 1,41)%, untuk dispersi

padat (1:1) sebesar (114,23 ± 0,61)%, untuk dispersi padat (1:2) sebesar

(113,46 ± 0,90)%, dan untuk dispersi padat (1:3) sebesar (107,23 ± 0,09)%.

Tahap akhir dari penelitian ini adalah melakukan uji kelarutan dan

penentuan laju disolusi quercetin dalam campuran fisik dan dispersi padat

serta quercetin murni sebagai pembanding. Hasil uji kelarutan yang

menggambarkan persen quercetin terlarut pada menit ke-240 dari masing –

masing sistem bisa dilihat pada gambar 5.6. Dispersi padat (1:3) memiliki

kenaikan persen kelarutan yang paling besar bila dibandingkan dengan

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 74: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

57

sistem lainnya, untuk sistem dispersi padat (1:3) memiliki persen kelarutan

1,07 kali lebih besar dari dispersi padat (1:2), untuk dispersi padat (1:1)

persen kelarutannya 1,35 kali lebih besar, untuk campuran fisik (1:3) persen

kelarutannya 1,56 kali lebih besar, untuk campuran fisik (1:2) persen

kelarutannya 1,58 kali lebih besar, untuk campuran fisik (1:1) persen

kelarutannya 1,94 kali lebih besar dan bila dibandingkan dengan quercetin

murni kelarutannya 3,50 kali lebih besar.

Untuk hasil penentuan laju disolusi yang menggambarkan persen

quercetin terlarut pada menit ke-30 dari masing – masing sistem bisa dilihat

pada gambar 5.7. Pada profil disolusi nampak bahwa profil disolusi

quercetin merupakan yang paling rendah apabila dibandingkan dengan

sistem lainnya, hal ini dikarenakan sifat quercetin yang hidrofob sehingga

dapat mempersulit kontak dengan media. Sedangkan sistem dispersi padat

quercetin – HPMC 3cps (1:3) memiliki profil disolusi yang terbesar

dikarenakan penggunaan HPMC 3cps sebagai pembawa pada dispersi padat

tersebut mampu melingkupi quercetin sehingga meningkatkan pembasahan

dan mencegah terjadinya agregasi dari quercetin sehingga dapat

menyebabkan pengecilan ukuran partikel. Pengecilan ukuran partikel akan

meningkatkan luas permukaan pada media, faktor – faktor tersebut

menyebabkan peningkatan laju disolusi dari quercetin pada sistem dispersi

padat (Vibha et al., 2012).

Dari persen kelarutan quercetin terlarut pada uji disolusi, dapat

diketahui nilai efisiensi disolusi quercetin dengan menghitung area dibawah

kurva disolusi dibandingkan dengan luas kurva total. Efisiensi disolusi

menggambarkan keseluruhan jumlah obat yang terlarut hingga waktu

tertentu sehingga dapat menggambarkan secara keseluruhan proses disolusi

(Vibha et al., 2012). Pada masing – masing sistem dilakukan perbandingan

efisiensi disolusi pada menit ke-30. Rata – rata efisiensi disolusi pada menit

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 75: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

58

ke-30 ditunjukkan pada tabel V.10, pada tabel ini tampak bahwa semua

sistem memiliki efisiensi disolusi yang lebih besar dibanding quercetin

murni. Dispersi padat (1:3) memiliki kenaikan efisiensi disolusi yang paling

besar bila dibandingkan dengan sistem lainnya, untuk sistem dispersi padat

(1:3) memiliki efisiensi disolusi 1,19 kali lebih besar dari dispersi padat

(1:2), untuk dispersi padat (1:1) efisiensi disolusinya 1,28 kali lebih besar,

untuk campuran fisik (1:3) efisiensi disolusinya 1,30 kali lebih besar, untuk

campuran fisik (1:2) efisiensi disolusinya 1,39 kali lebih besar, untuk

campuran fisik (1:1) efisiensi disolusinya 1,40 kali lebih besar dan 1,43 kali

lebih besar dari quercetin murni. Apabila peningkatan tersebut diurutkan :

QC < CF (1:1) < CF (1:2) < CF (1:3) < DP (1:1) < DP (1:2) < DP (1:3).

Terjadinya peningkatan efisiensi disolusi tersebut disebabkan oleh

penambahan jumlah HPMC 3 cps yang berpengaruh terhadap pengecilan

ukuran partikel quercetin (Kakran et al., 2011). Adanya perbedaan profil

disolusi quercetin antar kelompok perlakuan dilakukan analisis statistik

terhadap harga efisiensi disolusi pada menit ke-30 dengan menggunakan uji

ANOVA satu arah pada α = 0,05. Dari hasil uji ANOVA satu arah

(lampiran) dengan menggunakan SPSS diperoleh F hitung sebesar 23,935

dan F tabel sebesar 3,48. Nilai F hitung yang lebih besar dibanding F tabel

menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna efisiensi disolusi pada

menit ke-30 minimal satu pasang perlakuan. Selanjutnya uji HSD

dillakukan untuk mengetahui perlakuan pasangan mana saja yang memiliki

perbedaan bermakna pada ED30. Hasil uji HSD menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan yang ED30 bermakna antara quercetin murni dengan

dispersi padat.

Kecepatan disolusi quercetin dapat dilihat dari harga slope.

Semakin tinggi harga slope suatu formula maka semakin cepat laju

disolusinya tiap waktu. Hasil penentuan harga slope yang diambil pada

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 76: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

59

menit ke 5, 10 dan 15 (tabel V.12) menunjukkan bahwa dispersi padat (1:3)

memiliki slope tertinggi yakni sebesar 0,0027; sehingga dapat dikatakan

bahwa sistem dispersi padat (1:3) memiliki laju disolusi yang mendekati

pustaka (Abdou, 1990).

.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 77: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

60

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Hasil penelitian disimpulkan bahwa :

1. Sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3cps berpengaruh

terhadap kelarutan dan laju disolusi dari quercetin.

2. Peningkatan jumlah HPMC 3cps pada sistem dispersi padat

quercetin – HPMC 3cps semakin meningkatkan kelarutan dan

laju disolusi dari quercetin.

3. Sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3cps dengan

perbandingan 1:3 (b/b) memiliki persentase terlarut tertinggi

pada uji kelarutan, yakni 3,50 kali lebih besar dibandingkan

dengan quercetin murni.

4. Sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3cps dengan

perbandingan 1:3 (b/b) memiliki efisiensi disolusi tertinggi

pada uji laju disolusi, yakni 1,43 kali lebih besar dibandingkan

dengan quercetin murni.

7.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka perlu

dilakukan karakterisasi dan pengembangan sistem dispersi padat

quercetin – HPMC 3cps sebagai tinjauan lebih lanjut mengenai

peningkatan laju disolusi quercetin.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 78: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

61

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C,. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat.

Jakarta : UI Press. Halaman : 217 – 223.

Aparna, 2011, Studies on Enhancement of Dissolution Rate of

Domperidone by Surface Solid Dispersion Technology, International

Journal of Research in Pharmacy and Chemistry, 1(2) : 133 – 141.

Arbain, D. 2004. Dua Dekade Penelitian Kimia Tumbuhan Sumatera, Bul.

Soc. Nat. Prod. Chem. (Indonesia). 4 : 1-12

Astuti, Widyani Ketut, dkk. 2008. Farmasi Fisika. Denpasar : FMIPA

Universitas Udayana, Bukit Jimbaran.

Aulton, M.E. 2002. Pharmaceutics : The Science of Dosage Forms Design.

London : Churchill Living Stone

Chiou, W.L., dan Riegelman, S., 1971, Pharmaceutical Applications of

Solid Dispersion System., J. Pharm. Sci., 60(9): 1281-1302.

Chowdary, K.P.R., Sankar, P.R., Ali, S.M., Babu, C.R., 2012, A Factorial

Study on The Enhancement of Disolution Rate of Irbesartan by Solid

Dispersion in Starch Phosphate and Gelucire, International Journal

of Comprehensive Pharmacy, 3(8) : 1 – 4.

Costa, et al. 2011. Quercetin-PVP K25 solid dispersions : Preparation,

thermal characterization and antioxidant activity. Hungary : Journal

of Thermal Analysis and Calorimetry.

Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI. Hal 461,1022,1084

Howlader, et al. 2012. Enhancing dissolution profile of diazepam using

hydrophilic polymers by solid dispersion technique. International

Current Pharmaceutical Journal, 1(12): 423-430

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 79: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

62

Kakran, Mitali., Li, Lin., Muller, H., 2012, Overcoming the Challenge of

Poor Drug Solubility, Tampa : Pharmaceutical Engineering.

Kakran, Mitali., Sahoo, Nanda., Muller, H., 2011, Comparison of

Homogenization and Precipitation Techniques for Production of

Quercetin Nanocrystals, Perth : Chemeca Journal.

Kaur, Harkiran,. Kaur, Gurpreet,. 2014. A Critical Appraisal of Solubility

Enhancement Techniques of Polyphenols. New Delhi : Hindawi

Publishing Corporation.

Khan & Rodes. 1975. Water-sorption properties of tablet disintegrants.

USA : National Center for Biotechnology Information.

Lachman, L., Lieberman H.A. dan Kanig J.L. 1994. Teori dan Praktek

Farmasi Industri. Edisi Ketiga. Jakarta : Universitas Indonesia

Press. Hal. 934-937

Lakshmi, et al., 2010, Enhanced Dissolution Rate of Atorvastatin Calcium

using Solid Dispersion with PEG 6000 by Dropping Method, J.

Pharm. Sci. & Res. Vol.2 (8), 484-491

Lalitha, Y & Lakshmi, P.K., 2011, Enhancement of Dissolution Rate of

Nifedipin by Surface Solid Dispersion Technology, International

Journal of Research in Pharmacy and Chemistry,

Martin, Alfred dkk. 2008.Dasar - dasar Farmasi Fisik Dalam Ilmu

Farmasetik . Jakarta : UI Press

Merck Index, The. 1983. The Merck Index, An Encyclopedia of Chemicals

and Drug, Ninth Edition, Merck and Co., Inc, Rahway, New Tersey,

USA. p: 7936.

Mogal S. Gurjar P., Yamgar D. S2 and Kamod A.C., 2012, Solid Dispersion

Technique for Improving Solubility of Some Poorly Soluble Drugs,

Der Pharmacia Lettre, 4 (5) :1574-1586

Painter, F. M. 1998. Monograph Quercetin. Alternative Medicine Review.

Volume 3, Number 2.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 80: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

63

Saffoon, et al. 2011. Dissolution Profile of Ibuprofen Solid Dispersion

Prepared with Cellulosic Polymers and Sugar by Fusion Method. S. J.

Pharm. Sci. 4(1): 31-37

Shargel, L. dan Yu. (2005). Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan.

Edisi Kedua. Surabaya: Airlangga University Press. Hal. 449-453.

Shchekin, A.K. dan Rusanov I,. 2008. Generalization of the Gibbs–Kelvin–

Köhler and Ostwald–Freundlich Equations for A Liquid Film on A

Soluble Nanoparticle. Russia : The Journal Of Chemical Physics.

129, 154116

Siregar, C.J.P. dan Wikarsa, S. 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet

Dasar - Dasar Praktis, Jakarta : Buku Kedokteran EGC, hal : 423 -

426.

Smith, Adam et al. 2011. Cocrystals of Quercetin with Improved Solubility

and Oral Bioavailability. USA : Mol. Pharmaceutics 8 (5), hal :

1867–1876.

Sulaiman, T.N.S,. 2007. Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet, Cetakan

Pertama. Yogyakarta: Mitra Communications Indonesia. Hal : 149-

153.

Syamsuhidayat, S. D., 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I).

Jakarta : Depkes RI, Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan.

Syukri, Y. 2002. Biofarmasetika, UII Press: Jogjakarta, Hal : 31 – 61

Vasconcelos, T., Sarmento, B., Costa, P., 2007, Solid Dispersion as Strategy

to Improve Oral Bioavailability of Poor Water Soluble Drugs, Drug

Discovery Today. 12(23/24) : 1068 – 1075.

Vibha, et al.2012. Solid Dispersion as a Strategy to Enhance Solubility: A

Review Article. India : International Journal for Pharmaceutical

Research Scholars (IJPRS).

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 81: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

64

Voigt, R.,1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh

Soewandhi, S.N., Yogyakarta : UGM Press.

Zhenping, Wei, et al. 2004. Dissolution Improvement of Cisapride by Solid

Dispersion with HPMC. Journal of Chinese Pharmaceutical

Sciences , 13 (4)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 82: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

65

LAMPIRAN

Lampiran 1

Sertifikat Analisis Quercetin

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 83: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

66

4000.0 3000 2000 1500 1000 450.0 10.0

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70.0

cm-1

%T 3731,39

3411,14

2348,52 2326,54

1840,64 1825,65

1767,65

1729,63

1667,33

1612,19

1560,38

1522,20

1451,39

1429,46 1409,42

1383,29 1367,32

1319,24 1264,27 1243,33

1213,33 1199,29

1168,24

1141,50 1132,46

1093,46 1014,41

1000,55

933,59 884,62

864,56 842,55

824,41

806,50 795,48 785,51

721,50 703,51 691,51

679,51 657,53

638,47

603,48

576,55 552,57

497,57

472,60 457,61

Lampiran 2

Spektrum FT – IR Quercetin & HPMC 3 cps (Bahan & Pustaka)

1. Quercetin

QUERCETIN HYD.pk

QUERCE~2.SP 3551 4000 450 14 69 4 %T 1 0

REF 4000 34 2000 61 600

3731 39 3411 14 2348 52 2326 54 1840 64

1825 65 1767 65 1729 63 1667 33 1612 19

1560 38 1522 20 1451 39 1429 46 1409 42

1383 29 1367 32 1319 24 1264 27 1243 33

1213 33 1199 29 1168 24 1141 50 1132 46

1093 46 1014 41 1000 55 933 59 884 62

864 56 842 55 824 41 806 50 795 48 785 51 721 50 703 51 691 51 679 51

657 53 638 47 603 48 576 55 552 57

497 57 472 60 457 61

END 48 PEAK(S) FOUND

Spektra FT – IR Quercetin Bahan Penelitian.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 84: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

67

Spektra FT – IR Quercetin Bahan Pembanding.

(L. Y. Foo, et al., 2000)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 85: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

68

4000. 300 200 150 100 450.

20.

25

3

35

40

45

50

5

60

65

7

75.0

cm-1

%

3467,23

2934,38

2838,44

2342,59 2326,59

1638,51 1459,50 1383,48

1316,51

1123,37 1062,36

945,51

850,6

672,60

574,55

2. HPMC 3 cps

HPMC 3

CPS.pk

HPMC3C~2.SP 3551 4000 450 23 70 4 %T 1 0

REF 4000 42 2000 62 600

3467 23 2934 38 2838 44 2342 59 2326 59

1638 51 1459 50 1383 48 1316 51 1123 37

1062 36 945 51 850 69 672 60 574 55

END 15 PEAK(S) FOUND

Spektra FT – IR HPMC 3 cps Bahan Penelitian.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 86: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

69

Spektra FT – IR HPMC 3 cps Bahan Pembanding.

(Bugay, David E., 1999)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 87: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

70

Lampiran 3

Termogram Bahan Penelitian

1. Quercetin

2. HPMC 3 cps

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 88: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

71

Lampiran 4

Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Quercetin

Keterangan :

: Spektra quercetin kadar 8,08 µg/mL

: Spektra quercetin kadar 16,16 µg/mL

Sample Name: QCT-8ppm Collection Time 15/12/14 23:54:14

Peak Table Peak Type Maximum Peak

Peak Threshold 0.0000

Range 500.02nm to 200.07nm

Wavelength (nm) Abs

____________________________

201.96 1.0006

Peak Table Peak Type Peaks

Peak Threshold 0.0000

Range 500.02nm to 200.07nm

Wavelength (nm) Abs

____________________________

498.06 -0.0001

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

238 288 338 388 438

Ab

sorb

an

ce

Wavelength (nm)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 89: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

72

493.98 -0.0002

492.01 -0.0001

487.93 0.0005

483.99 0.0012

478.99 0.0016

477.01 0.0015

473.98 0.0023

374.08 0.4228

333.94 0.2860

330.99 0.2838

328.04 0.2827

321.97 0.2813

319.01 0.2768

289.06 0.2254

266.07 0.4410

264.03 0.4407

254.94 0.4501

240.03 0.3748

226.99 0.4999

201.96 1.0006

Sample Name: QCT-16ppm Collection Time 15/12/14 23:56:07

Peak Table Peak Type Maximum Peak

Peak Threshold 0.0000

Range 500.02nm to 200.07nm

Wavelength (nm) Abs

____________________________

226.99 0.5024

Peak Table Peak Type Peaks

Peak Threshold 0.0000

Range 500.02nm to 200.07nm

Wavelength (nm) Abs

____________________________

498.06 -0.0001

495.04 -0.0004

492.01 -0.0000

487.93 0.0008

482.02 0.0008

478.99 0.0014

477.01 0.0013

466.99 0.0049

375.93 0.4343

372.99 0.4346

328.97 0.2848

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 90: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

73

323.06 0.2833

319.01 0.2784

289.06 0.2249

267.00 0.4478

264.97 0.4488

254.94 0.4624

226.99 0.5024

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 91: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

74

Lampiran 5

Penentuan Kurva Baku Quercetin

Standard Concentration F Mean SD %RSD Readings

mg/L

_______________________________________________________________

_______

Std 1

0.0282

0.0281

0.40 0.0282 0.0002 0.15

0.0283

Std 2

0.2038

0.2048

4.04 0.2042 0.0006 0.27

0.2039

Std 3

0.4280

0.4264

8.08 0.4270 0.0009 0.21

0.4266

Std 4

0.8596

0.00

0.50

1.00

1.50

0 5 10 15 20 25

Abso

rban

Konsentrasi (µg/mL)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 92: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

75

0.8620

16.16 0.8607 0.0012 0.14

0.8605

Std 5

1.0748

1.0728

20.20 1.0754 0.0030 0.27

1.0786

Std 6

24.24 1.2630 0.0099 0.79

1.2687

1.2515

1.2687

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 93: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

76

Lampiran 6

Pengamatan Pengaruh Bahan Tambahan Terhadap Panjang

Gelombang Maksimum Quercetin

Keterangan :

: Spektra quercetin kadar 8,08 µg/mL

: Spektra quercetin – HPMC 3cps (1:1)

Sample Name: qc 8ppm Collection Time 16/12/14 21:44:58

Peak Table Peak Type Maximum Peak

Peak Threshold 0.0000

Range 500.04nm to 200.07nm

Wavelength (nm) Abs

____________________________

201.96 1.7177

Peak Table Peak Type Peaks

Peak Threshold 0.0000

Range 500.04nm to 200.07nm

Wavelength (nm) Abs

____________________________

498.07 0.0036

492.93 0.0034

0.0

0.5

260 310 360 410

Ab

sorb

an

ce

Wavelength (nm)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 94: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

77

489.00 0.0041

485.06 0.0045

482.94 0.0052

472.93 0.0088

375.01 0.8389

368.06 0.8270

337.06 0.5737

331.00 0.5578

324.00 0.5502

266.07 0.8635

264.03 0.8641

256.04 0.8908

226.99 0.9681

201.96 1.7177

Sample Name: qc hpmc 8ppm Collection Time 16/12/14 21:48:22

Peak Table Peak Type Maximum Peak

Peak Threshold 0.0000

Range 500.04nm to 200.07nm

Wavelength (nm) Abs

____________________________

204.01 1.6946

Peak Table Peak Type Peaks

Peak Threshold 0.0000

Range 500.04nm to 200.07nm

Wavelength (nm) Abs

____________________________

498.07 0.0035

493.99 0.0034

490.97 0.0038

487.03 0.0041

485.06 0.0046

482.94 0.0051

375.94 0.8466

331.00 0.5584

328.04 0.5575

324.93 0.5573

323.06 0.5566

267.01 0.8915

264.03 0.8867

256.98 0.8969

226.99 0.9951

204.01 1.6946

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 95: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

78

Perhitungan Match Factor (MF) :

Absorban quercetin kadar 8,08 µg/mL (x) Absorban quercetin – HPMC 3cps (1:1) (y)

0,0034 0,0034

0,0036 0,0035

0,0041 0,0038

0,0045 0,0041

0,0052 0,0046

0,0088 0,0051

0,5502 0,5566

0,5578 0,5573

0,5737 0,5575

0,8270 0,8256

0,8389 0,8466

0,8635 0,8915

0,8641 0,8867

0,8908 0,8969

0,9681 0,9951

1,7177 1,6946

Y = 1.0014x + 0.0026

R = 0,9996

Match Factor = R X 1000

= 0,9996 X 1000

= 999,6

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

0.0 0.5 1.0 1.5 2.0

Ab

sorb

an

QC

- H

PM

C 3

cps

(nm

)

Absorban QC (nm)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 96: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

79

Lampiran 7

Hasil Pengamatan (%) Homogenitas Quercetin

Campuran Fisik 1:1

Replikasi

Jumlah

yang

ditimbang

(mg)

Absorban Kadar

(ppm)

Kadar

Quercetin

(mg)

%

Recovery

1 41,0 0,4873 9,26 23,15 106,58

2 41,2 0,5073 9,64 24,1 110,40

3 41,4 0,5007 9,51 23,78 108,44

Rata – Rata 23,67 108,47

SD 0,48 1,91

KV 1,56

Perhitungan Jumlah Quercetin setara Untuk Uji Kelarutan

100/108,44 X 41,2 mg = 37,98 mg

Campuran Fisik 1:2

Replikasi

Jumlah

yang ditimbang

(mg)

Absorban Kadar (ppm)

Kadar Quercetin

(mg)

% Recovery

1 60,8 0,4943 9,39 23,48 109,36

2 60,9 0,4821 9,16 22,90 106,46

3 61,1 0,4949 9,41 23,53 109,04

Rata – Rata 9,32 23,3 107,91

SD 0,35 2,05

KV 1,45

Perhitungan Jumlah Quercetin Untuk Uji Kelarutan

100/107,91 X 60,9 mg = 56,44 mg

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 97: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

80

Campuran Fisik 1:3

Replikasi

Jumlah

yang

ditimbang

(mg)

Absorban Kadar

(ppm)

Kadar

Quercetin

(mg)

%

Recovery

1 80,5 0,5020 9,54 23,85 111,86

2 80,8 0,4830 9,32 23,30 108,88

3 80,3 0,5001 9,50 23,80 111,89

Rata – Rata 9,40 23,65 110,87

SD 0,30 1,73

KV 1,41

Perhitungan Jumlah Quercetin Untuk Uji Kelarutan

100/110,87 X 80,53 mg = 72,63 mg

Dispersi Padat 1:1

Replikasi

Jumlah yang

ditimbang

(mg)

Absorban Kadar

(ppm)

Kadar

Quercetin

(mg)

%

Recovery

1 40,3 0,5168 9,82 24,55 114,98

2 40,2 0,5118 9,73 24,33 114,23

3 40,0 0,5062 9,62 24,05 113,49

Rata – Rata 24,31 114,23

SD 0,25 0,75

KV 0,61

Perhitungan Jumlah Quercetin Untuk Uji Kelarutan

100/114,23 X 40,17mg = 35,16mg

Dispersi Padat 1:2

Replikasi

Jumlah

yang ditimbang

(mg)

Absorban Kadar (ppm)

Kadar Quercetin

(mg)

% Recovery

1 60,7 0,5116 9,72 24,30 113,34

2 60,4 0,5146 9,78 24,45 114,63

3 60,2 0,5029 9,56 23,90 112,42

Rata – Rata 24,22 113,46

SD 0,28 1,11

KV 0,90

Perhitungan Jumlah Quercetin Untuk Uji Kelarutan

100/113,46 X 60,43mg = 53,26mg

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 98: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

81

Dispersi Padat 1:3

Replikasi

Jumlah

yang

ditimbang

(mg)

Absorban Kadar

(ppm)

Kadar

Quercetin

(mg)

%

Recovery

1 80,2 0,4804 9,13 22,83 107,48

2 80,3 0,4816 9,15 22,88 107,57

3 80,2 0,4799 9,12 22,80 107,34

Rata – Rata 22,84 107,46

SD 0,04 0,11

KV 0,09

Perhitungan Jumlah Quercetin Untuk Uji Kelarutan

107,46% X 80,23mg = 74,66mg

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 99: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

82

Lampiran 8

Hasil Pengamatan Kelarutan dari Quercetin Murni, Campuran Fisik

dan Dispersi Padat (Asam Sitrat – NaOH pH 5 dalam air)

Quercetin Murni

30

0.1417

0.1423

2.72 0.1421 0.0003 0.23

0.1422

60

0.0721

0.0717

1.40 0.0722 0.0005 0.69

0.0727

120

0.0814

0.0819

1.57 0.0813 0.0006 0.77

0.0807

180

0.0757

0.0758

1.47 0.0759 0.0004 0.48

0.0763

240

0.0859

0.0856

1.65 0.0856 0.0003 0.32

0.0854

300

0.0874

0.0867

1.68 0.0873 0.0005 0.62

0.0878

360

0.0916

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 100: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

83

0.0929

1.79 0.0928 0.0011 1.15

0.0937

420

0.1077

0.1090

2.08 0.1083 0.0006 0.58

0.1082

qc 30 rep 2

0.0874

0.0867

1.68 0.0873 0.0005 0.62

0.0878

qc 60 rep 2

0.0962

0.0985

1.85 0.0964 0.0006 0.34

0.0893

qc 120 rep 2

0.1465

0.1462

2.79 0.1468 0.0006 0.34

0.1451

qc 180 rep 2

0.1834

0.1836

3.48 0.1833 0.0006 0.34

0.1833

qc 240 rep 2

0.1902

0.1905

3.44 0.1811 0.0006 0.34

0.1893

qc 300 rep 2

0.1202

0.1205

2.40 0.1260 0.0006 0.34

0.1293

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 101: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

84

qc 360 rep 2

0.1037

0.1022

1.97 0.1031 0.0006 0.34

0.1027

qc 420 rep 2

0.0867

0.0872

1.67 0.0871 0.0006 0.34

0.0873

30

0.0668

0.0669

1.29 0.0668 0.0002 0.25

0.0666

60

0.0691

0.0680

1.33 0.0685 0.0005 0.77

0.0684

120

0.0776

0.0776

1.49 0.0773 0.0005 0.64

0.0768

180

0.0667

0.0664

1.29 0.0666 0.0002 0.28

0.0667

240

0.0763

0.0755

1.47 0.0759 0.0004 0.53

0.0759

300

0.0728

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 102: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

85

0.0696

1.38 0.0712 0.0016 2.26

0.0713

360

0.0595

0.0585

1.15 0.0593 0.0007 1.14

0.0598

420

0.0524

0.0513

1.01 0.0516 0.0007 1.38

0.0511

Campuran Fisik (1:1)

cf 1:1 4 jam rep 1

0.1902

0.1905

2.24 0.1173 0.0006 0.34

0.1893

cf 1:1 4 jam rep 2

0.1316

0.1323

2.16 0.1130 0.0007 0.56

0.1331

cf 1:1 4 jam rep 3

0.1560

0.1573

4.36 0.2300 0.0009 0.61

0.1554

Campuran Fisik (1:2)

1:2 rep 1 (4)

0.2300

0.2301

4.39 0.2300 0.0002 0.08

0.2298

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 103: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

86

1:2 rep 2 (4)

0.1653

0.1644

3.15 0.1650 0.0005 0.28

0.1652

1:2 rep 3 (4)

0.1732

0.1733

3.31 0.1731 0.0003 0.20

0.1727

Campuran Fisik (1:3)

cf 1:3 4 jam rep 1

0.2490

0.2508

4.62 0.2493 0.0006 0.34

0.2493

cf 1:3 4 jam rep 2

0.1686

0.1673

3.18 0.1671 0.0007 0.56

0.1631

cf 1:3 4 jam rep 3

0.1640

0.1653

3.12 0.1644 0.0009 0.61

0.1654

Dispersi Padat (1:1)

kel dp 1:1 rep 1 4

0.2105

0.2093

4.00 0.2096 0.0008 0.39

0.2090

kel dp 1:1 rep 2 4

0.2305

0.2308

4.41 0.2311 0.0008 0.34

0.2320

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 104: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

87

kel dp 1:1 rep 3 4

0.2215

0.2225

4.24 0.2224 0.0008 0.34

0.2231

Dispersi Padat (1:2)

kel dp 1:2 rep 1 4

0.2605

0.2693

5.10 0.2692 0.0008 0.39

0.2690

kel dp 1:2 rep 2 4

0.2605

0.2608

5.10 0.2692 0.0008 0.34

0.2620

kel dp 1:2 rep 3 4

0.3000

0.3024

5.68 0.3008 0.0008 0.34

0.3000

Dispersi Padat (1:3)

kel dp 1:3 rep 1 4

0.2105

0.2093

5.68 0.3008 0.0008 0.39

0.2090

kel dp 1:3 rep 2 4

0.2305

0.2308

5.67 0.3000 0.0008 0.34

0.2320

kel dp 1:3 rep 3 4

0.2215

0.2225

5.67 0.3000 0.0008 0.34

0.2231

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 105: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

88

Lampiran 9

Hasil Uji Kelarutan dari Quercetin Murni, Campuran Fisik dan

Dispersi Padat (Asam Sitrat – NaOH pH 5 dalam air)

1. Quercetin Murni

Penimbangan Sampel :

Replikasi 1 : 20,0 mg

Replikasi 2 : 20,0 mg

Replikasi 3 : 20,0 mg

- Replikasi 1

Waktu

(menit)

Absorba

n

Kadar

(ppm)

% Quercetin Terlarut (%b/v, 10-

4)

0 0,0000 0,00 0

30 0,1421 2,71 2,71

60 0,0722 1,39 1,39

120 0,0813 1,57 1,57

180 0,0759 1,46 1,46

240 0,0856 1,65 1,65

300 0,0873 1,68 1,68

360 0,0928 1,78 1,78

420 0,1083 2,07 2,07

- Replikasi 2

Waktu

(menit)

Absorba

n

Kadar

(ppm)

% Quercetin Terlarut (%b/v, 10-

4)

0 0,0000 0,00 0,00

30 0,0885 1,70 1,70

60 0,0702 1,36 1,36

120 0,0812 1,56 1,56

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 106: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

89

180 0,0779 1,50 1,50

240 0,0909 1,75 1,75

300 0,0834 1,60 1,60

360 0,0899 1,73 1,73

420 0,0931 1,79 1,79

- Replikasi 3

Waktu

(menit)

Absorba

n

Kadar

(ppm)

% Quercetin Terlarut (%b/v, 10-

4)

0 0,0000 0,00 0,00

30 0,0668 1,29 1,29

60 0,0685 1,33 1,33

120 0,0773 1,49 1,49

180 0,0666 1,29 1,29

240 0,0759 1,46 1,46

300 0,0712 1,38 1,38

360 0,0591 1,15 1,15

420 0,0516 1,01 1,01

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 107: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

90

2. Campuran Fisik (1:1)

Penimbangan Sampel :

Replikasi 1 : 38,0 mg

Replikasi 2 : 38,0 mg

Replikasi 3 : 38,0 mg

- Replikasi 1

Waktu

(menit)

Absorba

n

Kadar

(ppm)

% Quercetin Terlarut (%b/v, 10-

4)

240 0,1173 2,24 2,24

- Replikasi 2

Waktu

(menit)

Absorba

n

Kadar

(ppm)

% Quercetin Terlarut (%b/v, 10-

4)

240 0,1130 2,16 2,16

- Replikasi 3

Waktu

(menit)

Absorba

n

Kadar

(ppm)

% Quercetin Terlarut (%b/v, 10-

4)

240 0,2300 4,36 4,36

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 108: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

91

3. Campuran Fisik (1:2)

Penimbangan Sampel :

Replikasi 1 : 56,4 mg

Replikasi 2 : 56,4 mg

Replikasi 3 : 56,3 mg

- Replikasi 1

Waktu

(menit)

Absorba

n

Kadar

(ppm)

% Quercetin Terlarut (%b/v, 10-

4)

240 0,23 4,36 4,36

- Replikasi 2

Waktu

(menit)

Absorba

n

Kadar

(ppm)

% Quercetin Terlarut (%b/v, 10-

4)

240 0,165 3,14 3,14

- Replikasi 3

Waktu

(menit)

Absorba

n

Kadar

(ppm)

% Quercetin Terlarut (%b/v, 10-

4)

240 0,1731 3,29 3,29

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 109: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

92

4. Campuran Fisik (1:3)

Penimbangan Sampel :

Replikasi 1 : 72,6 mg

Replikasi 2 : 72,6 mg

Replikasi 3 : 72,6 mg

- Replikasi 1

Waktu

(menit)

Absorba

n

Kadar

(ppm)

% Quercetin Terlarut (%b/v, 10-

4)

240 0,1900 3,61 3,61

- Replikasi 2

Waktu

(menit)

Absorba

n

Kadar

(ppm)

% Quercetin Terlarut (%b/v, 10-

4)

240 0,1323 2,52 2,52

- Replikasi 3

Waktu

(menit)

Absorba

n

Kadar

(ppm)

% Quercetin Terlarut (%b/v, 10-

4)

240 0,1562 2,97 2,97

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 110: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

93

5. Dispersi Padat (1:1)

Penimbangan Sampel :

Replikasi 1 : 35,2 mg

Replikasi 2 : 35,2 mg

Replikasi 3 : 35,3 mg

- Replikasi 1

Waktu

(menit)

Absorba

n

Kadar

(ppm)

% Quercetin Terlarut (%b/v, 10-

4)

240 0,2096 3,97 3,97

- Replikasi 2

Waktu

(menit)

Absorba

n

Kadar

(ppm)

% Quercetin Terlarut (%b/v, 10-

4)

240 0,2311 4,37 4,37

- Replikasi 3

Waktu

(menit)

Absorba

n

Kadar

(ppm)

% Quercetin Terlarut (%b/v, 10-

4)

240 0,2224 4,21 4,21

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 111: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

94

6. Dispersi Padat (1:2)

Penimbangan Sampel :

Replikasi 1 : 53,3 mg

Replikasi 2 : 53,3 mg

Replikasi 3 : 53,3 mg

- Replikasi 1

Waktu

(menit)

Absorba

n

Kadar

(ppm)

% Quercetin Terlarut (%b/v, 10-

4)

240 0,2692 5,09 5,09

- Replikasi 2

Waktu

(menit)

Absorba

n

Kadar

(ppm)

% Quercetin Terlarut (%b/v, 10-

4)

240 0,2692 5,09 5,09

- Replikasi 3

Waktu

(menit)

Absorba

n

Kadar

(ppm)

% Quercetin Terlarut (%b/v, 10-

4)

240 0,3008 5,68 5,68

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 112: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

95

7. Dispersi Padat (1:3)

Penimbangan Sampel :

Replikasi 1 : 74,7 mg

Replikasi 2 : 74,6 mg

Replikasi 3 : 74,6 mg

- Replikasi 1

Waktu

(menit)

Absorba

n

Kadar

(ppm)

% Quercetin Terlarut (%b/v, 10-

4)

240 0,3008 5,68 5,68

- Replikasi 2

Waktu

(menit)

Absorba

n

Kadar

(ppm)

% Quercetin Terlarut (%b/v, 10-

4)

240 0,3000 5,67 5,67

- Replikasi 3

Waktu

(menit)

Absorba

n

Kadar

(ppm)

% Quercetin Terlarut (%b/v, 10-

4)

240 0,3000 5,67 5,67

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 113: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

96

Lampiran 10

Hasil Pengamatan Disolusi dari Quercetin Murni, Campuran Fisik dan

Dispersi Padat (1% SLS dalam air)

Quercetin Sample Concentration F Mean SD %RSD Readings

mg/L

______________________________________________________________________

5 rep 1 0.1730

0.1730

3.404 0.1732 0.0003 0.17 0.1735

10 rep 1 0.1822

0.1822

3.572 0.1820 0.0003 0.16 0.1817

15 rep 1 0.1910

0.1917

3.754 0.1917 0.0007 0.34 0.1923

20 rep 1 0.1900

0.1895

3.721 0.1899 0.0004 0.19 0.1902

25 rep 1 0.1988

0.1978

3.877 0.1982 0.0005 0.26 0.1979

30 rep 1 0.1904

0.1903

3.726 0.1902 0.0002 0.13 0.1899

5 rep 2 0.1302

0.1302

2.591 0.1302 0.0000 0.03 0.1303

10 rep 2 0.1473

0.1487

2.934 0.1483 0.0009 0.61 0.1490

15 rep 2 0.1515

0.1520

2.999 0.1518 0.0002 0.16 0.1519

20 rep 2 0.1524

0.1532

3.021 0.1529 0.0005 0.31 0.1532

25 rep 2 0.1569

0.1570

3.097 0.1569 0.0000 0.02 0.1569

30 rep 2 0.1633

0.1633

3.216 0.1632 0.0001 0.05 0.1631

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 114: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

97

5 rep 3 0.1885

0.1888

3.696 0.1886 0.0002 0.08 0.1885

10 rep 3 0.2018

0.2016

3.943 0.2016 0.0002 0.11 0.2014

15 rep 3 0.2027

0.2024

3.963 0.2027 0.0004 0.17 0.2031

20 rep 3 0.2077

0.2071

4.053 0.2075 0.0003 0.13 0.2076

25 rep 3 0.2370

0.2369

4.610 0.2369 0.0001 0.06 0.2367

30 rep 3 0.2034

0.2031

3.970 0.2031 0.0003 0.15 0.2028

Campuran Fisik (1:1) Sample Concentration F Mean SD %RSD Readings

mg/L

______________________________________________________________________

5 rep 1 0.0958

0.0959

1.942 0.0960 0.0002 0.25 0.0962

5 rep 2 0.0963

0.0961

1.948 0.0963 0.0001 0.11 0.0963

5 rep 3 0.0960

0.0962

1.948 0.0963 0.0003 0.29 0.0966

10 rep 1 0.1296

0.1296

2.576 0.1295 0.0002 0.17 0.1292

10 rep 2 0.1314

0.1315

2.618 0.1317 0.0004 0.30 0.1321

10 rep 3 0.1312

0.1304

2.604 0.1309 0.0005 0.36 0.1312

15 rep 1 0.1343

0.1341

2.663 0.1340 0.0003 0.21 0.1337

15 rep 2 0.1342

0.1339

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 115: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

98

2.665 0.1341 0.0002 0.15 0.1343

15 rep 3 0.1339

0.1341

2.661 0.1339 0.0002 0.12 0.1338

20 rep 1 0.1607

0.1607

3.166 0.1606 0.0001 0.08 0.1605

20 rep 2 0.1602

0.1609

3.163 0.1604 0.0004 0.25 0.1602

20 rep 3 0.1604

0.1607

3.166 0.1606 0.0002 0.10 0.1606

25 rep 1 0.1597

0.1593

3.145 0.1595 0.0002 0.14 0.1594

25 rep 2 0.1592

0.1590

3.141 0.1593 0.0003 0.18 0.1595

25 rep 3 0.1600

0.1596

3.152 0.1598 0.0002 0.14 0.1599

30 rep 1 0.1691

0.1693

3.328 0.1692 0.0001 0.08 0.1690

30 rep 2 0.1693

0.1690

3.322 0.1688 0.0005 0.32 0.1682

30 rep 3 0.1685

0.1689

3.317 0.1686 0.0003 0.18 0.1683

Campuran Fisik (1:2) Sample Concentration F Mean SD %RSD Readings

mg/L

______________________________________________________________________

5 rep 1 0.0980

0.0976

1.977 0.0978 0.0002 0.18 0.0978

5 rep 2 0.0975

0.0978

1.974 0.0977 0.0002 0.16 0.0977

5 rep 3 0.0986

0.0990

1.996 0.0988 0.0002 0.18 0.0989

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 116: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

99

10 rep 1 0.1215

0.1218

2.424 0.1214 0.0005 0.41 0.1208

10 rep 2 0.1210

0.1213

2.423 0.1214 0.0004 0.35 0.1218

10 rep 3 0.1202

0.1205

2.404 0.1204 0.0002 0.14 0.1204

15 rep 1 0.1570

0.1566

3.098 0.1570 0.0004 0.26 0.1574

15 rep 2 0.1564

0.1564

3.088 0.1565 0.0001 0.04 0.1565

15 rep 3 0.1565

0.1565

3.085 0.1563 0.0003 0.19 0.1560

20 rep 1 0.1572

0.1571

3.103 0.1573 0.0001 0.08 0.1574

20 rep 2 0.1578

0.1577

3.113 0.1578 0.0002 0.11 0.1580

20 rep 3 0.1574

0.1570

3.101 0.1571 0.0002 0.13 0.1570

25 rep 1 0.1747

0.1749

3.431 0.1746 0.0003 0.18 0.1743

25 rep 2 0.1746

0.1747

3.432 0.1747 0.0001 0.03 0.1747

25 rep 3 0.1741

0.1744

3.427 0.1744 0.0002 0.12 0.1745

30 rep 1 0.1943

0.1945

3.808 0.1945 0.0002 0.08 0.1946

30 rep 2 0.1945

0.1944

3.805 0.1944 0.0001 0.07 0.1942

30 rep 3 0.1945

0.1942

3.808 0.1945 0.0002 0.11 0.1947

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 117: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

100

Campuran Fisik (1:3) Sample Concentration F Mean SD %RSD Readings

mg/L

______________________________________________________________________

5 rep 1 0.1568

0.1574

3.101 0.1572 0.0003 0.20 0.1573

5 rep 2 0.1562

0.1558

3.076 0.1558 0.0003 0.19 0.1556

5 rep 3 0.1542

0.1544

3.047 0.1543 0.0001 0.07 0.1544

10 rep 1 0.1957

0.1949

3.820 0.1951 0.0005 0.26 0.1948

10 rep 2 0.1942

0.1939

3.798 0.1940 0.0002 0.08 0.1939

10 rep 3 0.1948

0.1947

3.811 0.1946 0.0002 0.12 0.1944

15 rep 1 0.2103

0.2109

4.112 0.2106 0.0003 0.13 0.2105

15 rep 2 0.2093

0.2094

4.091 0.2095 0.0002 0.09 0.2097

15 rep 3 0.2104

0.2100

4.107 0.2103 0.0002 0.09 0.2104

20 rep 1 0.2136

0.2136

4.174 0.2138 0.0004 0.17 0.2143

20 rep 2 0.2134

0.2133

4.163 0.2133 0.0001 0.07 0.2131

20 rep 3 0.2134

0.2136

4.163 0.2133 0.0004 0.20 0.2128

25 rep 1 0.2395

0.2393

4.656 0.2393 0.0002 0.07 0.2391

25 rep 2 0.2389

0.2383

4.643 0.2386 0.0003 0.14 0.2387

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 118: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

101

25 rep 3 0.2393

0.2389

4.652 0.2391 0.0002 0.09 0.2391

30 rep 1 0.2228

0.2230

4.345 0.2229 0.0001 0.04 0.2229

30 rep 2 0.2227

0.2229

4.344 0.2228 0.0001 0.06 0.2229

30 rep 3 0.2225

0.2220

4.334 0.2223 0.0002 0.11 0.2223

Dispersi Padat (1:1) Sample Concentration F Mean SD %RSD Readings

mg/L

______________________________________________________________________

5 rep 1 0.1014

0.1009

2.038 0.1010 0.0003 0.26 0.1009

5 rep 2 0.1009

0.1013

2.038 0.1010 0.0003 0.26 0.1008

5 rep 3 0.1010

0.1012

2.041 0.1012 0.0002 0.19 0.1014

10 rep 1 0.1516

0.1517

2.994 0.1515 0.0003 0.19 0.1512

10 rep 2 0.1513

0.1518

2.991 0.1514 0.0004 0.25 0.1510

10 rep 3 0.1512

0.1510

2.983 0.1509 0.0003 0.19 0.1506

15 rep 1 0.1886

0.1890

3.706 0.1891 0.0006 0.32 0.1898

15 rep 2 0.1894

0.1894

3.710 0.1893 0.0002 0.11 0.1891

15 rep 3 0.1888

0.1884

3.694 0.1885 0.0002 0.11 0.1884

20 rep 1 0.2264

0.2257

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 119: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

102

4.394 0.2254 0.0011 0.50 0.2242

20 rep 2 0.2234

0.2233

4.355 0.2234 0.0001 0.02 0.2234

20 rep 3 0.2233

0.2233

4.353 0.2233 0.0000 0.01 0.2233

25 rep 1 0.2385

0.2375

4.630 0.2379 0.0006 0.23 0.2377

25 rep 2 0.2372

0.2363

4.606 0.2366 0.0005 0.21 0.2364

25 rep 3 0.2365

0.2364

4.603 0.2365 0.0001 0.04 0.2366

30 rep 1 0.2625

0.2625

5.098 0.2626 0.0003 0.10 0.2629

30 rep 2 0.2640

0.2633

5.118 0.2637 0.0003 0.12 0.2637

30 rep 3 0.2620

0.2620

5.088 0.2621 0.0002 0.07 0.2623

Dispersi Padat (1:2) Sample Concentration F Mean SD %RSD Readings

mg/L

______________________________________________________________________

5 rep 1 0.1459

0.1455

2.299 0.1455 0.0004 0.29 0.1451

5 rep 2 0.1464

0.1465

2.511 0.1463 0.0003 0.19 0.1460

5 rep 3 0.1460

0.1455

2.233 0.1456 0.0003 0.23 0.1454

10 rep 1 0.2075

0.2067

3.050 0.2068 0.0006 0.29 0.2063

10 rep 2 0.2056

0.2051

3.112 0.2053 0.0003 0.13 0.2052

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 120: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

103

10 rep 3 0.2057

0.2053

2.989 0.2055 0.0002 0.11 0.2054

15 rep 1 0.2634

0.2626

5.101 0.2628 0.0005 0.20 0.2624

15 rep 2 0.2630

0.2632

5.105 0.2630 0.0002 0.07 0.2629

15 rep 3 0.2632

0.2627

5.100 0.2628 0.0004 0.15 0.2624

20 rep 1 0.2803

0.2801

5.425 0.2799 0.0005 0.19 0.2793

20 rep 2 0.2785

0.2784

5.398 0.2785 0.0000 0.02 0.2785

20 rep 3 0.2788

0.2792

5.405 0.2789 0.0004 0.13 0.2785

25 rep 1 0.2843

0.2840

5.509 0.2844 0.0004 0.13 0.2848

25 rep 2 0.2845

0.2845

5.505 0.2841 0.0007 0.23 0.2834

25 rep 3 0.2833

0.2840

5.497 0.2837 0.0004 0.13 0.2839

30 rep 1 0.3021

0.3026

5.849 0.3023 0.0002 0.08 0.3022

30 rep 2 0.3015

0.3019

5.840 0.3018 0.0003 0.09 0.3020

30 rep 3 0.3010

0.3017

5.831 0.3013 0.0004 0.12 0.3013

Dispersi Padat (1:3) Sample Concentration F Mean SD %RSD Readings

mg/L

______________________________________________________________________

5 rep 1 0.1459

0.1455

2.881 0.1455 0.0004 0.29 0.1451

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 121: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

104

5 rep 2 0.1464

0.1465

2.895 0.1463 0.0003 0.19 0.1460

5 rep 3 0.1460

0.1455

2.883 0.1456 0.0003 0.23 0.1454

10 rep 1 0.2075

0.2067

4.042 0.2068 0.0006 0.29 0.2063

10 rep 2 0.2056

0.2051

4.012 0.2053 0.0003 0.13 0.2052

10 rep 3 0.2057

0.2053

4.015 0.2055 0.0002 0.11 0.2054

15 rep 1 0.2634

0.2626

5.101 0.2628 0.0005 0.20 0.2624

15 rep 2 0.2630

0.2632

5.105 0.2630 0.0002 0.07 0.2629

15 rep 3 0.2632

0.2627

5.100 0.2628 0.0004 0.15 0.2624

20 rep 1 0.2803

0.2801

5.425 0.2799 0.0005 0.19 0.2793

20 rep 2 0.2785

0.2784

5.398 0.2785 0.0000 0.02 0.2785

20 rep 3 0.2788

0.2792

5.405 0.2789 0.0004 0.13 0.2785

25 rep 1 0.2843

0.2840

5.509 0.2844 0.0004 0.13 0.2848

25 rep 2 0.2845

0.2845

5.505 0.2841 0.0007 0.23 0.2834

25 rep 3 0.2833

0.2840

5.497 0.2837 0.0004 0.13 0.2839

30 rep 1 0.3021

0.3026

5.849 0.3023 0.0002 0.08 0.3022

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 122: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

105

30 rep 2 0.3015

0.3019

5.840 0.3018 0.0003 0.09 0.3020

30 rep 3 0.3010

0.3017

5.831 0.3013 0.0004 0.12 0.3013

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 123: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

106

Lampiran 11

Hasil Uji Disolusi Kelarutan dari Quercetin Murni, Campuran Fisik

dan Dispersi Padat (1% SLS dalam air)

Quercetin Murni

Penimbangan Sampel :

Replikasi 1 : 5,4 mg

Replikasi 2 : 5,4 mg

Replikasi 3 : 5,5 mg

- Replikasi 1

Waktu

Sampling

Kadar

(mg/L)

Berat dalam

900mL media

Kadar

Terkoreksi

%

Quercetin

Terlarut

AUCt

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 3,40 3,06 3,40 58,92 147,29

10 3,57 3,21 3,59 61,82 301,85

15 3,75 3,38 3,79 64,97 316,99

20 3,72 3,35 3,78 64,40 323,44

25 3,88 3,49 3,96 67,10 328,76

30 3,73 3,35 3,83 64,49 328,98

AUC0 – 30 1747,30

ED 30(%) 58,24

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 124: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

107

- Replikasi 2

Waktu

Sampling

Kadar

(mg/L)

Berat dalam

900mL media

Kadar

Terkoreksi

%

Quercetin

Terlarut

AUCt

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 2,59 2,33 2,59 43,18 107,96

10 2,93 2,64 2,95 48,90 230,21

15 3,00 2,70 3,03 49,98 247,21

20 3,02 2,72 3,07 50,35 250,83

25 3,10 2,79 3,16 51,62 254,92

30 3,22 2,89 3,30 53,60 263,04

AUC0 – 30 1354,17

ED 30(%) 45,14

- Replikasi 3

Waktu

Sampling

Kadar

(mg/L)

Berat dalam

900mL media

Kadar

Terkoreksi

%

Quercetin

Terlarut

AUCt

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 3,70 3,33 3,70 60,48 151,20

10 3,94 3,55 3,96 64,52 312,50

15 3,96 3,57 4,01 64,85 323,43

20 4,05 3,65 4,12 66,32 327,93

25 4,61 4,15 4,70 75,44 354,40

30 3,97 3,57 4,08 64,96 351,00

AUC0 – 30 1820,45

ED 30(%) 60,68

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 125: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

108

Campuran Fisik (1:1)

Penimbangan Sampel :

Replikasi 1 : 10,8 mg

Replikasi 2 : 10,6 mg

Replikasi 3 : 10,8 mg

- Replikasi 1

Waktu

Sampling

Kadar

(mg/L)

Berat dalam

900mL media

Kadar

Terkoreksi

%

Quercetin

Terlarut

AUCt

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 1,94 1,75 1,94 40,65 101,62

10 2,58 2,32 2,59 53,92 236,41

15 2,66 2,40 2,69 55,74 274,13

20 3,17 2,85 3,21 66,27 305,01

25 3,15 2,83 3,20 65,83 330,23

30 3,33 3,00 3,40 69,66 338,70

AUC0 – 30 1586,09

ED 30(%) 52,87

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 126: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

109

- Replikasi 2

Waktu

Sampling

Kadar

(mg/L)

Berat dalam

900mL media

Kadar

Terkoreksi

%

Quercetin

Terlarut

AUCt

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 1,95 1,75 1,95 40,77 101,93

10 2,62 2,36 2,63 54,80 238,92

15 2,67 2,40 2,69 55,78 276,44

20 3,16 2,85 3,20 66,20 304,95

25 3,14 2,83 3,20 65,74 329,86

30 3,32 2,99 3,40 69,53 338,18

AUC0 – 30 1590,28

ED 30(%) 53,01

- Replikasi 3

Waktu

Sampling

Kadar

(mg/L)

Berat dalam

900mL media

Kadar

Terkoreksi

%

Quercetin

Terlarut

AUCt

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 1,98 1,78 1,98 41,38 103,45

10 2,42 2,18 2,43 50,73 230,28

15 3,10 2,79 3,12 64,84 288,94

20 3,10 2,79 3,14 64,95 324,47

25 3,43 3,09 3,49 71,81 341,90

30 3,81 3,43 3,89 79,70 378,78

AUC0 – 30 1667,83

ED 30(%) 55,59

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 127: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

110

Campuran Fisik (1:2)

Penimbangan Sampel :

Replikasi 1 : 16,4 mg

Replikasi 2 : 16,4 mg

Replikasi 3 : 16,3 mg

- Replikasi 1

Waktu

Sampling

Kadar

(mg/L)

Berat dalam

900mL media

Kadar

Terkoreksi

%

Quercetin

Terlarut

AUCt

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 1,97 1,78 1,97 39,48 98,70

10 2,42 2,18 2,43 48,46 219,85

15 3,09 2,78 3,11 61,76 275,55

20 3,11 2,80 3,15 62,26 310,05

25 3,43 3,09 3,49 68,64 327,25

30 3,81 3,42 3,88 76,10 361,85

AUC0 – 30 1593,25

ED 30(%) 53,11

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 128: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

111

- Replikasi 2

Waktu

Sampling

Kadar

(mg/L)

Berat dalam

900mL media

Kadar

Terkoreksi

%

Quercetin

Terlarut

AUCt

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 2,00 1,80 2,00 39,92 99,80

10 2,40 2,16 2,42 48,08 220,00

15 3,09 2,78 3,11 61,70 274,45

20 3,11 2,80 3,15 62,26 309,90

25 3,43 3,08 3,49 68,54 327,00

30 3,81 3,43 3,89 76,16 361,75

AUC0 – 30 1592,90

ED 30(%) 53,10

- Replikasi 3

Waktu

Sampling

Kadar

(mg/L)

Berat dalam

900mL media

Kadar

Terkoreksi

%

Quercetin

Terlarut

AUCt

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 1,95 1,75 1,95 38,96 97,40

10 2,60 2,34 2,61 52,08 227,60

15 2,66 2,39 2,69 53,22 263,25

20 3,10 2,79 3,14 62,02 288,10

25 3,43 3,08 3,48 68,54 326,40

30 3,81 3,42 3,88 76,10 361,60

AUC0 – 30 1564,35

ED 30(%) 52,15

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 129: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

112

Campuran Fisik (1:3)

Penimbangan Sampel :

Replikasi 1 : 21,6 mg

Replikasi 2 : 21,6 mg

Replikasi 3 : 21,8 mg

- Replikasi 1

Waktu

Sampling

Kadar

(mg/L)

Berat dalam

900mL media

Kadar

Terkoreksi

%

Quercetin

Terlarut

AUCt

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 1,94 1,75 1,94 43,70 109,24

10 2,58 2,32 2,59 57,96 254,14

15 2,66 2,40 2,69 59,92 294,69

20 3,17 2,85 3,21 71,24 327,88

25 3,15 2,83 3,20 70,76 354,99

30 3,33 3,00 3,40 74,88 364,11

AUC0 – 30 1705,05

ED 30(%) 56,84

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 130: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

113

- Replikasi 2

Waktu

Sampling

Kadar

(mg/L)

Berat dalam

900mL media

Kadar

Terkoreksi

%

Quercetin

Terlarut

AUCt

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 1,95 1,75 1,95 43,83 109,58

10 2,62 2,36 2,63 58,91 256,84

15 2,67 2,40 2,69 59,96 297,17

20 3,16 2,85 3,20 71,17 327,83

25 3,14 2,83 3,20 70,67 354,60

30 3,32 2,99 3,40 74,75 363,54

AUC0 – 30 1709,55

ED 30(%) 56,99

- Replikasi 3

Waktu

Sampling

Kadar

(mg/L)

Berat dalam

900mL media

Kadar

Terkoreksi

%

Quercetin

Terlarut

AUCt

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 1,95 1,75 1,95 43,83 109,58

10 2,60 2,34 2,61 58,59 256,05

15 2,66 2,39 2,69 59,87 296,16

20 3,17 2,85 3,21 71,24 327,77

25 3,15 2,84 3,21 70,92 355,39

30 3,32 2,99 3,39 74,63 363,88

AUC0 – 30 1708,82

ED 30(%) 56,96

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 131: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

114

Dispersi Padat (1:1)

Penimbangan Sampel :

Replikasi 1 : 10,2 mg

Replikasi 2 : 10,2 mg

Replikasi 3 : 10,3 mg

- Replikasi 1

Waktu

Sampling

Kadar

(mg/L)

Berat dalam

900mL media

Kadar

Terkoreksi

%

Quercetin

Terlarut

AUCt

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 2,04 1,83 2,04 34,61 86,52

10 2,99 2,69 3,01 50,84 213,62

15 3,71 3,34 3,73 62,93 284,43

20 4,39 3,95 4,44 74,62 343,87

25 4,63 4,17 4,70 78,62 383,09

30 5,10 4,59 5,20 86,57 412,98

AUC0 – 30 1724,52

ED 30(%) 57,48

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 132: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

115

- Replikasi 2

Waktu

Sampling

Kadar

(mg/L)

Berat dalam

900mL media

Kadar

Terkoreksi

%

Quercetin

Terlarut

AUCt

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 2,04 1,83 2,04 34,61 86,52

10 2,99 2,69 3,00 50,79 213,50

15 3,71 3,34 3,74 63,00 284,48

20 4,36 3,92 4,40 73,95 342,38

25 4,61 4,15 4,68 78,22 380,42

30 5,12 4,61 5,22 86,91 412,81

AUC0 – 30 1720,10

ED 30(%) 57,34

- Replikasi 3

Waktu

Sampling

Kadar

(mg/L)

Berat dalam

900mL media

Kadar

Terkoreksi

%

Quercetin

Terlarut

AUCt

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 2,04 1,84 2,04 34,66 86,65

10 2,98 2,68 2,99 50,65 213,28

15 3,96 3,57 3,99 67,31 294,92

20 4,35 3,92 4,40 73,92 353,08

25 4,60 4,14 4,68 78,16 380,21

30 5,09 4,58 5,19 86,40 411,41

AUC0 – 30 1739,55

ED 30(%) 57,98

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 133: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

116

Dispersi Padat (1:2)

Penimbangan Sampel :

Replikasi 1 : 16,3 mg

Replikasi 2 : 16,3 mg

Replikasi 3 : 16,3 mg

- Replikasi 1

Waktu

Sampling

Kadar

(mg/L)

Berat dalam

900mL media

Kadar

Terkoreksi

%

Quercetin

Terlarut

AUCt

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 2,30 2,07 2,30 39,06 97,64

10 3,05 2,75 3,06 51,79 227,12

15 4,02 3,62 4,05 68,26 300,14

20 4,56 4,10 4,61 77,43 364,25

25 5,00 4,50 5,08 84,91 405,85

30 5,81 5,23 5,92 98,66 458,92

AUC0 – 30 1853,92

ED 30(%) 61,80

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 134: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

117

- Replikasi 2

Waktu

Sampling

Kadar

(mg/L)

Berat dalam

900mL media

Kadar

Terkoreksi

%

Quercetin

Terlarut

AUCt

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 2,51 2,26 2,51 42,62 106,56

10 3,11 2,80 3,12 52,81 238,58

15 3,99 3,59 4,02 67,75 301,42

20 4,61 4,15 4,66 78,28 365,09

25 5,09 4,58 5,17 86,43 411,79

30 5,42 4,88 5,53 92,04 446,18

AUC0 – 30 1869,62

ED 30(%) 62,32

- Replikasi 3

Waktu

Sampling

Kadar

(mg/L)

Berat dalam

900mL media

Kadar

Terkoreksi

%

Quercetin

Terlarut

AUCt

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 2,23 2,01 2,23 37,87 94,67

10 2,99 2,69 3,01 50,84 221,77

15 4,07 3,66 4,10 69,11 299,89

20 4,59 4,13 4,64 77,94 367,64

25 4,97 4,47 5,05 84,40 405,85

30 5,66 5,09 5,77 96,11 451,27

AUC0 – 30 1841,09

ED 30(%) 61,37

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 135: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

118

Dispersi Padat (1:3)

Penimbangan Sampel :

Replikasi 1 : 21,7 mg

Replikasi 2 : 21,6 mg

Replikasi 3 : 21,6 mg

- Replikasi 1

Waktu

Sampling

Kadar

(mg/L)

Berat dalam

900mL media

Kadar

Terkoreksi

%

Quercetin

Terlarut

AUCt

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 2,88 2,59 2,88 48,92 122,31

10 4,04 3,64 4,06 68,64 293,90

15 5,10 4,59 5,14 86,60 388,10

20 5,43 4,88 5,49 92,12 446,82

25 5,51 4,96 5,61 93,55 464,18

30 5,85 5,26 5,98 99,32 482,18

AUC0 – 30 2197,49

ED 30(%) 73,25

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 136: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

119

- Replikasi 2

Waktu

Sampling

Kadar

(mg/L)

Berat dalam

900mL media

Kadar

Terkoreksi

%

Quercetin

Terlarut

AUCt

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 2,90 2,61 2,90 50,11 125,26

10 4,01 3,61 4,03 69,44 298,86

15 5,11 4,59 5,14 88,36 394,49

20 5,40 4,86 5,47 93,43 454,46

25 5,51 4,95 5,60 95,28 471,76

30 5,84 5,26 5,97 101,08 490,89

AUC0 – 30 2235,72

ED 30(%) 74,52

- Replikasi 3

Waktu

Sampling

Kadar

(mg/L)

Berat dalam

900mL media

Kadar

Terkoreksi

%

Quercetin

Terlarut

AUCt

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 2,88 2,59 2,88 48,96 122,39

10 4,11 3,69 4,12 69,71 296,66

15 5,10 4,59 5,14 86,60 390,78

20 5,41 4,86 5,47 91,78 445,97

25 5,50 4,95 5,59 93,35 462,82

30 5,83 5,25 5,96 99,02 480,91

AUC0 – 30 2199,52

ED 30(%) 73,32

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 137: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

120

Contoh perhitungan quercetin pada menit ke – 5 :

Dari data absorban didapatkan kadar melalui persamaan Y = 0,05257 X +

0,00221 dengan nilai koefisien kolerasi (r) = 0,99979 dengan y sebagai

absorban dan x sebagai kadar :

Y = 0,05281 X - 0,0660

0,1732 = 0, 05281 X - 0,0660

X = 0,1732 + 0,0660

0, 05281

X = 3,40

Berat yang terlarut (mg) dalam media 900,0 mL media disolusi :

900 x kadar dalam 900 mL = 900 x 3,40

1000 1000

= 3,06

Dengan menggunakan persamaan Wurster :

% quercetin terlarut = kadar dalam media sampel x 100 %

berat penimbangan

= 3,40 x100 %

5,4

= 58,92%

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 138: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

121

Area dibawah kurva tiap waktu

(AUCt) = (tn-tn-1) x (Cn + Cn-1)

2

(AUC5) = (5 – 0) x (58,92– 0)

2

(AUC5) = 147,29

Perhitungan Nilai Slope Profil Disolusi

Nilai slope dihitung antara (Mo1/3 – M1/3) sebagai variabel tergantung dan

waktu sebagai variabel bebas, dengan :

Mo = Jumlah quercetin mula – mula (100%)

M = Jumlah quercetin pada waktu t yang belum terlarut (Mo –

quercetin terlarut)

Waktu

(menit)

Mo1/3 – M1/3

QC CF 1:1 CF 1:2 CF 1:3 DP 1:1 DP 1:2 DP 1:3

5 0,0460 0,0445 0,0467 0,0532 0,0694 0,0743 0,0712

10 0,0492 0,0487 0,0532 0,0594 0,0852 0,0814 0,0819

15 0,0502 0,0547 0,0595 0,0676 0,0909 0,0910 0,0979

Slope 0,0004 0,0010 0,0013 0,0014 0,0022 0,0024 0,0027

R 0,9972 0,9951 0,9999 0,9967 0,9654 0,9963 0,9935

Persamaan Regresi :

- QC : y = 0,0004x + 0,0372

- CF 1:1 : y = 0,0009x + 0,0328

- CF 1:2 : y = 0,0013x + 0,0340

- CF 1:3 : y = 0,0014x + 0,0390

- DP 1:1 : y = 0,0022x + 0,0532

- DP 1:2 : y = 0,0024x + 0,0586

- DP 1:3 : y = 0,0027x + 0,0503

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 139: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

122

Lampiran 12

Hasil Statistika

1. Perhitungan unpaired t – test kelarutan jenuh

2. Perhitungan ANOVA uji kelarutan

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 140: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

123

ANOVA Data Sum of

Squares df Mean

Square F Sig.

Between Groups

6.197 6 1.033 9.807 .000

Within Groups

1.474 14 .105

Total 7.671 20

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons Dependent Variable: Data Tukey HSD

(I) Kelompok

(J) Kelompok

Mean Difference

(I-J)

Std. Error

Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound

Upper Bound

1.00

2.00 -.37667 .26496 .782 -1.2814 .5281

3.00 -.68000 .26496 .208 -1.5847 .2247

4.00 -.43333 .26496 .664 -1.3381 .4714

5.00 -.95000* .26496 .037 -1.8547 -.0453

6.00 -1.44000* .26496 .001 -2.3447 -.5353

7.00 -1.61667* .26496 .000 -2.5214 -.7119

2.00

1.00 .37667 .26496 .782 -.5281 1.2814 3.00 -.30333 .26496 .903 -1.2081 .6014 4.00 -.05667 .26496 1.000 -.9614 .8481 5.00 -.57333 .26496 .371 -1.4781 .3314

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 141: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

124

6.00 -1.06333* .26496 .017 -1.9681 -.1586 7.00 -1.24000* .26496 .005 -2.1447 -.3353

3.00

1.00 .68000 .26496 .208 -.2247 1.5847 2.00 .30333 .26496 .903 -.6014 1.2081 4.00 .24667 .26496 .961 -.6581 1.1514 5.00 -.27000 .26496 .941 -1.1747 .6347 6.00 -.76000 .26496 .128 -1.6647 .1447 7.00 -.93667* .26496 .040 -1.8414 -.0319

4.00

1.00 .43333 .26496 .664 -.4714 1.3381 2.00 .05667 .26496 1.000 -.8481 .9614 3.00 -.24667 .26496 .961 -1.1514 .6581 5.00 -.51667 .26496 .483 -1.4214 .3881 6.00 -1.00667* .26496 .025 -1.9114 -.1019 7.00 -1.18333* .26496 .007 -2.0881 -.2786

5.00

1.00 .95000* .26496 .037 .0453 1.8547 2.00 .57333 .26496 .371 -.3314 1.4781 3.00 .27000 .26496 .941 -.6347 1.1747 4.00 .51667 .26496 .483 -.3881 1.4214 6.00 -.49000 .26496 .540 -1.3947 .4147 7.00 -.66667 .26496 .225 -1.5714 .2381

6.00

1.00 1.44000* .26496 .001 .5353 2.3447 2.00 1.06333* .26496 .017 .1586 1.9681 3.00 .76000 .26496 .128 -.1447 1.6647 4.00 1.00667* .26496 .025 .1019 1.9114 5.00 .49000 .26496 .540 -.4147 1.3947 7.00 -.17667 .26496 .993 -1.0814 .7281

7.00

1.00 1.61667* .26496 .000 .7119 2.5214

2.00 1.24000* .26496 .005 .3353 2.1447

3.00 .93667* .26496 .040 .0319 1.8414

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 142: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

125

4.00 1.18333* .26496 .007 .2786 2.0881

5.00 .66667 .26496 .225 -.2381 1.5714

6.00 .17667 .26496 .993 -.7281 1.0814

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

Data Tukey HSDa

Kelompok N Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

1.00 3 .9233

2.00 3 1.3000 1.3000

4.00 3 1.3567 1.3567

3.00 3 1.6033 1.6033 1.6033

5.00 3 1.8733 1.8733 1.8733 6.00 3 2.3633 2.3633 7.00 3 2.5400 Sig. .208 .371 .128 .225

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 143: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

126

3. Perhitungan ANOVA ED30 quercetin

Oneway

Descriptives

ED 30 N Mean Std.

Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum

Maximum

Lower Bound

Upper Bound

QM 3 3.316

7 .46522 .2686

0 2.161

0 4.472

3 2.95 3.84

CF 1:1

3 3.2767

.05508 .03180

3.1399

3.4135

3.22 3.33

CF 1:2

3 3.4800

.31432 .18148

2.6992

4.2608

3.26 3.84

CF 1:3

3 3.7667

.51868 .29946

2.4782

5.0551

3.33 4.34

DP 1:1

3 4.8700

.09539 .05508

4.6330

5.1070

4.77 4.96

DP 1:2

3 4.7967

.19140 .11050

4.3212

5.2721

4.64 5.01

DP 1:3

3 5.3133

.03055 .01764

5.2374

5.3892

5.28 5.34

Total

21

4.1171

.84481 .18435

3.7326

4.5017

2.95 5.34

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 144: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

127

ANOVA ED 30 Sum of

Squares df Mean

Square F Sig.

Between Groups

13.006 6 2.168 23.935 .000

Within Groups

1.268 14 .091

Total 14.274 20

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons Dependent Variable: ED 30 Tukey HSD

(I) Sistem

(J) Sistem

Mean Difference

(I-J)

Std. Error

Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound

Upper Bound

QM

CF 1:1 .04000 .24572 1.000 -.7990 .8790

CF 1:2 -.16333 .24572 .993 -1.0024 .6757

CF 1:3 -.45000 .24572 .550 -1.2890 .3890

DP 1:1 -1.55333* .24572 .000 -2.3924 -.7143

DP 1:2 -1.48000* .24572 .000 -2.3190 -.6410

DP 1:3 -1.99667* .24572 .000 -2.8357 -1.1576

CF 1:1

QM -.04000 .24572 1.000 -.8790 .7990 CF 1:2 -.20333 .24572 .978 -1.0424 .6357 CF 1:3 -.49000 .24572 .458 -1.3290 .3490 DP 1:1 -1.59333* .24572 .000 -2.4324 -.7543

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 145: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

128

DP 1:2 -1.52000* .24572 .000 -2.3590 -.6810 DP 1:3 -2.03667* .24572 .000 -2.8757 -1.1976

CF 1:2

QM .16333 .24572 .993 -.6757 1.0024 CF 1:1 .20333 .24572 .978 -.6357 1.0424 CF 1:3 -.28667 .24572 .895 -1.1257 .5524 DP 1:1 -1.39000* .24572 .001 -2.2290 -.5510 DP 1:2 -1.31667* .24572 .002 -2.1557 -.4776 DP 1:3 -1.83333* .24572 .000 -2.6724 -.9943

CF 1:3

QM .45000 .24572 .550 -.3890 1.2890 CF 1:1 .49000 .24572 .458 -.3490 1.3290 CF 1:2 .28667 .24572 .895 -.5524 1.1257 DP 1:1 -1.10333* .24572 .007 -1.9424 -.2643 DP 1:2 -1.03000* .24572 .012 -1.8690 -.1910 DP 1:3 -1.54667* .24572 .000 -2.3857 -.7076

DP 1:1

QM 1.55333* .24572 .000 .7143 2.3924 CF 1:1 1.59333* .24572 .000 .7543 2.4324 CF 1:2 1.39000* .24572 .001 .5510 2.2290 CF 1:3 1.10333* .24572 .007 .2643 1.9424 DP 1:2 .07333 .24572 1.000 -.7657 .9124 DP 1:3 -.44333 .24572 .566 -1.2824 .3957

DP 1:2

QM 1.48000* .24572 .000 .6410 2.3190 CF 1:1 1.52000* .24572 .000 .6810 2.3590 CF 1:2 1.31667* .24572 .002 .4776 2.1557 CF 1:3 1.03000* .24572 .012 .1910 1.8690 DP 1:1 -.07333 .24572 1.000 -.9124 .7657 DP 1:3 -.51667 .24572 .401 -1.3557 .3224

DP 1:3

QM 1.99667* .24572 .000 1.1576 2.8357

CF 1:1 2.03667* .24572 .000 1.1976 2.8757

CF 1:2 1.83333* .24572 .000 .9943 2.6724

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 146: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

129

CF 1:3 1.54667* .24572 .000 .7076 2.3857

DP 1:1 .44333 .24572 .566 -.3957 1.2824

DP 1:2 .51667 .24572 .401 -.3224 1.3557

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

ED 30 Tukey HSDa

Sistem N Subset for alpha = 0.05

1 2

CF 1:1 3 3.2767

QM 3 3.3167

CF 1:2 3 3.4800

CF 1:3 3 3.7667

DP 1:2 3 4.7967 DP 1:1 3 4.8700 DP 1:3 3 5.3133 Sig. .458 .401

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 147: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

130

Lampiran 13

Tabel Harga Koefisien Kolerasi (r)

df = (N – 2) 0.10 0.05 0.02 0.01

1 0.9877 0.9969 0.9995 0.9999

2 0.9000 0.9500 0.9800 0.9900

3 0.8054 0.8783 0.9343 0.9587

4 0.7293 0.8114 0.8822 0.9172

5 0.6694 0.7545 0.8329 0.8745

6 0.6215 0.7067 0.7887 0.8343

7 0.5822 0.6664 0.7498 0.7977

8 0.5494 0.6319 0.7155 0.7646

9 0.5214 0.6021 0.6851 0.7348

10 0.4973 0.5760 0.6581 0.7079

11 0.4762 0.5529 0.6339 0.6835

12 0.4575 0.5324 0.6120 0.6614

13 0.4409 0.5140 0.5923 0.6411

14 0.4259 0.4973 0.5742 0.6226

15 0.4124 0.4821 0.5577 0.6055

16 0.4000 0.4683 0.5425 0.5897

17 0.3887 0.4555 0.5285 0.5751

18 0.3783 0.4438 0.5155 0.5614

19 0.3687 0.4329 0.5034 0.5487

20 0.3598 0.4227 0.4921 0.5368

21 0.3515 0.4132 0.4815 0.5256

22 0.3438 0.4044 0.4716 0.5151

23 0.3365 0.3961 0.4622 0.5052

24 0.3297 0.3882 0.4534 0.4958

25 0.3233 0.3809 0.4451 0.4869

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur

Page 148: ACHMAD FADHIL AL MASYHUR FAKULTAS …repository.unair.ac.id/10919/2/ff 16 15.pdfdisolusi sistem dispersi padat quercetin – HPMC 3 cps. Sistem dispersi dibuat dengan perbedaan jumlah

131

Lampiran 14

Tabel Distribusi Harga F pada α = 0,05

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi pengaruh jumlah .... Achmad fadhil Al Masyhur