UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM SISTEM DISPERSI …
Transcript of UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM SISTEM DISPERSI …
S K R I P S 1 f A U M A * ' '(• I
RATNA DEWIJANTI
UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM SISTEM DISPERSI SOLIDA PIROKSIKAM — PVP K25
F F 3$9/
//
FAKULTAS ( ARMASI UNIVIRSITAS AIRLANGGA
S U R A B A Y A
1939
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM
DALAM SISTEM DISPERSI SOLIDA
PIROKSIKAM - PVP K25
SKRIPSI
DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR
MENCAPAI GELAR SARJANA FARMASI
PADA FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
1989
oleh
RATNA DEWIJANTI
058410615
Disetujui oleh pembimbing
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Bsa karena hanya
dengan rahmat dan berkatNya, maka saya dapat menyelesai-
kan tugas akhir ini sebagai syarat untuk mencapai gelar
sarjana farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Air
langga. Walau sesungguhnya tidak sedikit hambatan dan
kesulitan yang saya alami selama menyelesaikan tugas
akhir ini.
Pada kesempatan ini, perkenankan saya menyampaikan
rasa penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Drs. Sadono, Bapak Drs. Moegihardjo dan Bapak
Drs. I.B. Pasha selaku pembimbing saya yang telah su~
di meXuangkan waktunya untuk membimbing, memberikan
petunjuk dan pengarahan serta dorongan selama peneli
tian dan penyusunan skripsi ini,
2. Bapak Dr. A. Aziz Hubeis selaku Kepala Laboratorium
Preskripsi dan Formulasi Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga yang telah memberikan fasilitas laboratori
um untuk saya gunakan dalam penelitian ini.
3. Bapak Kepala Laboratorium Dasar Bersama Universitas
Airlangga yang telah memberikan fasilitas untuk mem-
pergunakan Spektrofotometer infra merah dan Differen
tial Scanning Calorimeter (DSC).
4. Seluruh staf pengajar dan karyawan Laboratorium Pre-
ii
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
skripsi dan Formulasi Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga yang telah memberikan bantuan selama pene
litian ini berlangsung.
5. Panitia skripsi yang telah berkenan memeriksa skripsi
ini.
6 . Kedua orang tua serta teman-teman yang senantiasa
memberikan dorongan semangat sehingga skripsi ini da-
pat terselesaikan.
Semoga semua bantuan dari berbagai pihak tersebut
di atas mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Kuasa
dan harapan saya semoga penelitian ini dapat memberikan
manfaat bagi pengembangan ilmu kefarmasian di masa yang
akan datang.
Surabaya, Juni 1989.
Penyusun.
iii
M 1 L I KPERPUTAKAAN
^UNIVERSSTAy A IR LA N G G A *
S U R A B A Y A
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
DAFTAR ISI
PRAKATA ............................... ................ii
DAFTAR ISI .......................................... ..iv
DAFTAR TABEL ..........................................ix
DAFTAR GAMBAR ...................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN ............................... 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ......................... 7
1. Piroksikam ............................. 7
1.1. Sifat fisika dan kimia .......... 8
1.2. Khasiat dan penggunaan .......... 9
2. Laju disolusi ......................... ..10
3. Ukuran partikel ....................... ..12
4. Kelarutan ................................17
5. Sistem dispersi solida ............... ..18
5.1. Metoda pembuatan dispersi solida 20
5.1.1. Metoda pelelehan ...........20
5.1.2. Metoda pelarutan ...........21
5.1.3. Metoda pelelehan-pelarutan 22
5.2. Mekanisme peningkatan laju diso
lusi ............... ..22
5.3. Bahan pembawa ......................26
8 . Polivinilpirolidon (PVP) ............. ..27
6.1. Sifat fisika dan kimia ............27
6.2. Penggunaan ....................... ..28
Halaman
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
BAB III. BAHAN, ALAT DAN METODA KERJA ............ 29
1. Bahan percobaan ....................... 29
2. Alat-alat .............................. 29
3. Metoda kerja .......................... 30
3.1. Identifikasi bahan penelitian pi
roksikam dan PVP K25 ............ 30
3.1.1. Identifikasi kualitatif
piroksikam ............... 30
3.1.2. Identifikasi kuantitatif
piroksikam ............... 30
3.1.3. Identifikasi kualitatif
PVP K25 ...................,31
3.2. Pembuatan dispersi solida pirok~
sikam - PVP K25 .................. 31
3.2.1. Komposisi campuran pirok
sikam - PVP K25 .......... 31
3.2.2. Cara pembuatan dispersi
solida .................... 32
3.3. Pemeriksaan dispersi solida pi
roksikam - PVP K25 dalam berbagai
komposisi ........................ 32
3.3.1. Pemeriksaan kromatografi
lapisan tipis (KLT) ..... 32
DAFTAR ISI
<lanjutan)Halaman
v
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
3.3.2. Pemeriksaan dengan "Diffe
rential Scanning Calorime
ter" (DSC) ............... 33
3.3.3. Pemeriksaan dengan stereo-
mikroskop ................ 33
3.4. Penentuan laju disolusi ......... 33
3.4.1. Pembuatan media disolu
si ........................ 33
3.4.2. Pembuatan larutan baku in-
duk piroksikam ........... 34
3.4.3. Pembuatan larutan baku
kerja piroksikam ......... 34
3.4.4. Penentuan panjang gelom
bang maksimum ........... 34
3.4.5. Pembuatan kurva baku .... 35
3.4.6. Penentuan laju disolusi .. 35
3.4.7. Penentuan laju disolusi
piroksikam dalam larutan
PVP K25 - media disolusi . 36
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PENGOLAHAN DATA .... 37
1. Identifikasi bahan penelitian piroksi
kam dan PVP K25 ........................ 37
DAFTAR ISI
(lanjutan)Halaman
vi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
1.1. Identifikasi kualitatif piroksi
kam ..................... ......... 37
1.2. Identifikasi kuantitatif piroksi
kam ............................... 39
1.3. Identifikasi kualitatif PVP K25 . 39
2. Pemeriksaan dispersi solida piroksikam
- PVP K25 .............................. 39
2.1. Pemeriksaan kromatografi lapisan
tipis (KLT) ...................... 39
2.2. Pemeriksaan dengan "Differential
Scanning Calorimeter" (DSC) .... 42
2.3. Pemeriksaan dengan stereomikros-
kop ............................... 43
3. Penetuan laju disolusi ............... 47
3.1. Penentuan panjang gelombang mak-
simum ............................. 47
3.2. Pembuatan kurva baku ............ 47
3.3. Penentuan laju disolusi dispersi
solida piroksikam - PVP K25 .... 51
BAB V. PEMBAHASAN ................................ 66
■BAB VI. KESIMPULAN ................................ 70
BAB VII. SARAN ..................................... 71
RINGKASAN ........................................... 72
DAFTAR ISI
(lanjutan)Halaman
vii
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
DAFTAR PUSTAKA ..................................... 74
LAMPIRAN ............................................ 78
DAFTAR ISI
(lanjutan)Halaman
viii
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini perhatian orang terhadap obat tidak ha-
nya terletak pada bentuk luar sediaan obat, tetapi juga
pada khasiat obat itu dalam tubuh. Oleh sebab itu sejak
pertengahan abad ke-20 telah banyak dibahas tentang hu-
bungan sifat fisika-kimia suatu sediaan terhadap aktivi-
tas biologis yang ditimbulkan (1 ,2).
Efek obat umumnya diasumsikan dengan jumlah dan ke-
cepatan bahan obat aktif mencapai tempat aksinya. Pada
umumnya obat yang diberikan secara oral, harus diabsorp-
si terlebih dahulu ke dalam sirkulasi sistemik sebelum
sampai ke tempat aksinya (2,3).
Absorpsi bahan obat ke dalam sirkulasi sistemik di-
pengaruhi oleh berbagai proses, antara lain : disinte-
grasi dan pelepasan bahan obat, disolusi dan absorpsi
bahan obat lewat membran sel menuju sirkulasi sistemik.
Dari berbagai proses ini, kecepatan bahan obat mencapai
sirkulasi sistemik ditentukan oleh tahapan yang paling
lambat dan dinamakan tahap penentu (3,4).
Untuk bahan obat yang sukar larut, laju disolusi
merupakan tahap penentu dari seluruh proses kinetik,
yang berarti bahwa makin keoil laju disolusinya, maka
absorpsi bahan obat makin lambat. Dan sebaliknya makin
besar laju disolusinya, maka absorpsi bahan obat juga
1
T i L I K irT "I - t ' Y * A N
- ,-i:.l a n c c a "S U R A B A Y A
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
2
makin cepat (3).
Salah satu contoh bahan obat yang sukar larut ada
lah : piroksikam. Dalam perdagangan dikenal beberapa
produk obat yang mengandung piroksikam, umumnya diguna
kan sebagai obat analgesik, antipiretik dan antiinflama-
si dengan dosis pemakaian 10 mg atau 20 mg sekali sehari
(5,6).
Penelitian pendahuluan dari 3 macam produk obat
yang mengandung piroksikam menunjukkan profil laju diso
lusi yang berbeda. Diduga perbedaan tersebut karena
adanya perbedaan karakteristik bahan baku atau proses
fabrikasi sebagaimana disebutkan dalam leaflet dari sa
lah satu produk piroksikam.
Berdasarkan data di atas, ternyata masih dikehen-
daki usaha untuk memformulasi piroksikam yang sukar la
rut sedemikian rupa, sehingga laju disolusinya meningkat
dan dengan demikian jumlah bahan obat yang diabsorpsipun
meningkat. Oleh karena itu perlu dilakukan cara-oara un
tuk meningkatkan laju disolusi dari piroksikam.
Dari persamaan Noyes dan Whitney, peneliti lain me
ningkatkan laju disolusi bahan obat dengan cara memper-
luas permukaan partikel.
Ukuran partikel bahan obat makin kecil, berarti makin
besar luas permukaan yang kontak dengan pelarut, sehing
ga bahan obat makin cepat larut dan makin cepat diab-
sorpsi (7,8).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
3
Sebagai contoh, ukuran partikel fenasetina dan fenobar-
bital yang semakin kecil mengakibatkan peningkatan pada
laju disolusinya (9,10).
Contoh lain adalah griseofulvin dan spironolakton yang p
dibuat dalam bentuk "micronized", dosis terapinya dapat
diturunkan sampai 50% (8).
Formulasi obat dalam bentuk "micronized" kemung-
kinan tidak berhasil meningkatkan laju disolusi bahan
obat. Hal ini disebabkan terjadinya agregasi, aglomerasi
dan adsorpsi udara pada permukaan partikel, yang menga
kibatkan berkurangnya luas permukaan yang kontak dengan
pelarut (8,9).
Ada beberapa macam cara yang dapat dilakukan untuk
memperkecil ukuran partikel antara lain : penggerusan
secara konvensional, " ball milling " , mikronisasi,
pengendapan kembali dengan mengubah pelarut atau suhu,
merobentuk garamnya yang mudah larut dan membentuk dis
persi solida.
Dibanding dengan cara-cara pengecilan ukuran partikel
yang lain, ternyata pembentukan sistem dispersi solida
yang pertama kali dikemukakan oleh Sekiguchi dan Obi pa
da tahun 1961 lebih menguntungkan (8,11).
Sistem dispersi solida dibuat dengan cara mendis-
persikan bahan obat yang sukar larut dalam air ke dalam
suatu pembawa yang dapat campur dengan bahan obat, ber-
sifat inert dan mudah larut dalam air (8,1 1 ).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
4
Sebagai contoh, dispersi solida dari tolbutamida - PVP
dengan komposisi 1 : 5 dan 1 : 10 memberikan laju diso
lusi yang lebih besar daripada tolbutamida murni (1 2).
Hal lain yang penting dari pembuatan dispersi soli
da adalah pemilihan bahan pembawa.
Pembawa yang mudah larut dalam air akan meningkatkan la
ju disolusi bahan obat, sebaliknya pembawa yang sukar
larut dalam air akan menurunkan laju disolusi dari bahan
obatnya (8,1 2).
Polivinilpirolidon (PVP) merupakan suatu senyawa
polimer dan tersedia dalam bermacam-maoam berat molekul.
Berdasarkan kelarutannya, PVP dapat dibedakan menjadi 2
macam yaitu PVP yang tidak larut dalam air, yang
umumnya digunakan sebagai disintegrator tablet, serta
PVP yang larut dalam air, yang banyak digunakan sebagai
zat pendispersi, penyalut tablet, "solubilizing agent",
dan pembawa dari bahan obat yang sukar larut dalam air
dengan membentuk sistem dispersi solida (11,13).
Sebagai oontoh, dispersi solida testosteron - PVP laju
disolusinya lebih tinggi daripada campuran fisis atau
testosteron murni (14,15).
Corrigan dan kawan-kawan menyatakan bahwa laju
disolusi dari sistem dispersi solida dengan pembawa PVP
tergantung pada berat molekul PVP dan perbandingan
jumlah PVP terhadap bahan obat (16).
Pada umumnya bila berat molekul PVP makin rendah dan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
5
jumlah PVP yang digunakan makin besar, maka laju disolu
si yang dihasilkan makin tinggi. Dan sebaliknya bila be-
rat molekul PVP makin tinggi dan jumlah PVP yang diguna
kan makin sedikit, maka laju disolusi yang dihasilkan
juga makin rendah, Sebagai contoh ialah dispersi solida
hidroklorotiazida - PVP dengan komposisi 1 : 4 mengha-
silkan laju disolusi yang lebih tinggi daripada hidro
klorotiazida murni.
Begitu pula dengan dispersi solida hidroklorotiazida -
PVP dengan berat molekul 44.000 laju disolusinya lebih
rendah bila dibandingkan dengan penggunaan PVP dengan
berat molekul 10.000. Tetapi kerugian pemakaian PVP de
ngan berat molekul rendah adalah sifat higroskopisnya
semakin besar (11,16).
Melihat kenyataan bahwa sistem dispersi solida da
pat meningkatkan laju disolusi dari bahan obat yang su
kar larut, maka dalam tugas akhir ini ingin diteliti pe-
ningkatan laju disolusi piroksikam dalam sistem dispersi
solida piroksikam - PVP K25.
Pembawa PVP K25 dipilih dengan pertimbangan dapat ber-
campur dengan bahan obat, mudah larut dalam air dan ti
dak toksik (8), sehingga diharapkan sistem dispersi so
lida piroksikam - PVP K25 dapat meningkatkan laju diso
lusi dari piroksikam.
Metoda yang digunakan untuk pembuatan dispersi
solida piroksikam - PVP K25 adalah metoda pelarutan yang
> 1 L 1 IC
V..*N, .raAwcoA*
M r i » n . .
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
6
dibuat pada berbagai komposisi. Hasil dispersi solida
diuji secara kualitatif dengan kromatografi lapisan ti
pis (KLT), "Differential Scanning Calorimeter'* (DSC) dan
stereomikroskop.
Berbagai komposisi piroksikam - PVP K25 yang dibuat di
lakukan penentuan laju disolusi dengan metoda spektrofo-
tometri, yang hasilnya dibandingkan dengan substansi pi
roksikam dan campuran fisisnya.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Piroksikam.
Piroksikam banyak digunakan sebagai obat analge-
sik, antipiretik dan antiinflamasi dengan dosis pem-
berian 10 mg atau 20 mg eekali sehari (5).
Piroksikam mempunyai sifat sukar larut dalam air,
sehingga laju disolusi dari piroksikam merupakan
tahap penentu bagi proses absorpsinya (3,17).
Henurut penelitian Kozjek dan kawan-kawan, pi
roksikam mempunyai bentuk polimorf yang menunjukkan
perbedaan dalam difraksi sinar - X, tetapi menunjuk
kan persamaan dalam spektra Ultraviolet. Sedangkan
hasil penelitian Palka dan kawan-kawan menunjukkan
bahwa piroksikam mempunyai dua bentuk kristal yaitu :
kristal bentuk jarum dan kristal bentuk kubus (6).
Kedua kristal ini menunjukkan perbedaan baik dalam
sifat fisika-kimia maupun bioavailabilitasnya. Bila
ditinjau dari sifat fisika-kimianya, maka :
- kristal bentuk jarum : - berwarna putih
- titik leleh 198 °C
- kristal ini didapat dari
larutan metanol : aseton
( 1 : 1 ) pada suhu 4 °C
7
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
- kelarutan dalam 0,1 M HC1
pada suhu 30 °C adalah
10,58 mg/liter
- kristal bentuk kubus : - berwarna kuning
- monohidrat
- titik leleh 202 °C
- kristal ini didapat dari
larutan dalam air pada
suhu kamar
- kelarutan dalam 0,1 H HC1
pada suhu 30 °C adalah
14,64 mg/liter
Sedangkan dari bioavailabilitasnya, kedua kris
tal tersebut menunjukkan sedikit perbedaan dalam
mencapai kadar plasma puncak setelah pemberian secara
oral pada anjing (6).
.1. Sifat fisika dan kimia (5,6,18,19).
Rumus bangun : JO
OH
Rumus molekul : C 15H 13N3O4S
Berat molekul : 331,35
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
9
Hama lain : - 2 H-l,2~benzotiazin-3-karbokaamida,
4-hidroksi-2-metil-N-2-piridinil-
1 .1-dioksida.
- 4-hidroksi-2-metil-N-2-piridil-2 H-
1 .2-benzotiazin-3-karboksamida~l,1-
dioksida.
- 3,4-dihidro-2-metil-4-okso-N-2-pi-
ridil-2 H-l,2-benzotiazin-3-karboks-
amida-1 ,1-dioksida.
Pemerian : serbuk putih atau kekuningan, tidak
berbau dan tidak berasa.
Kelarutan : sukar larut dalam air, asam encer dan
beberapa pelarut organik ; sedikit
larut dalam larutan alkali dan alko-
hol ( 1 : 100 ).
Titik leleh : 198 0 - 202 °C.
1.2. Khasiat dan penggunaan (5,20,21).
Piroksikam adalah suatu obat antiinflamasi
yang efektif dan banyak digunakan untuk pengobatan
“rheumatoid arthritis" dan "osteo arthritis".
Selain itu juga mempunyai efek analgesik dan anti-
piretik.
Pada pemberian secara oral, obat ini akan
diabsorpsi secara perlahan-lahan. Umumnya piroksi
kam diberikan dalam dosis 10 mg atau 20 mg untuk
pemakaian secara oral.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
10
2. Laju disolusi.
Bila suatu bahan obat diberikan secara oral da
lam bentuk sediaan padat, misalnya tablet, kapsul
atau suspensi, maka obat tersebut di dalam tubuh akan
mengalami berbagai proses antara lain : disintegrasi
dan pelepasan bahan obat dari sediaannya, disolusi
dan absorpsi bahan obat ke dalam sirkulasi sistemik
(1). Proses tersebut dapat digambarkan secara skema-
tis sebagai berikut ;
disintegrasi disintegrasi Tablet/kapsul — ■ ■ ■ ■ ■■■ ■■> Granul - ..—■ — > Serbuk
absorpsi
Bahan obat dalam darah, jaringan dan cairan tubuh lain
Untuk bahan obat yang sukar larut dimana laju
disolusinya sangat lambat, maka laju disolusi nerupa-
kan tahap penentu dari bioavailabilitas bahan obat
tersebut (3,4).
Seperti terlihat pada skema di atas, obat dalam ben
tuk padat harus melalui tahapan proses melarut terle-
bih dahulu sebelum dapat diabsorpsi ke dalam sirkula-
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
f > i . A
11
si sitenik. Dengan demikian untuk bahan obat yang su-
kar larut, dengan meningkatkan laju disolusinya, uaka
diharapkan laju absorpsi dan Jumlah bahan obat yang
terabsorpsi akan meningkat pula (3,17).
Noyes dan Whitney merumuskan persamaan yang
menggambarkan laju disolusi dari suatu bahan obat se
bagai berikut (3,9,23) :
D . A= ----- ( Cs - Ct )
V . h
dC— = laju disolusi dt
D = koefisien difusi
A = luas permukaan partikel
V = volume pelarut
h = tebal lapisan film
Cs = konsentrasi dari larutan jenuh bahan o-
bat (= kelarutan bahan obat)
Ct = konsentrasi bahan obat pada waktu t.
Pada kondisi percobaan, umumnya konsentrasi ba
han obat (Ct) jauh lebih kecil daripada konsentrasi
larutan jenuh bahan obat (Cs ), sehingga Ct dapat dia-
baikan terhadap Cs .
Bila kondisi selama percobaan dibuat konstan, maka a-
kan didapatkan persamaan yang lebih sederhana yaitu :
dC— = K . A . Cs dt
dC
dt
dimana :
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
12
Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa la
ju disolusi suatu bahan obat berbanding lurus dengan
luas permukaan bahan obat (A) dan kelarutan dari ba
han obat tersebut (Cs ).
3. Ukuran partikel.
Berdasarkan persamaan Noyes-tfhitney, laju diso-
lusi (JJ£) berbanding lurus dengan luas permukaan ba
han obat yang kontak dengan pelarut (A). Dengan mem-
perkecil ukuran partikel bahan obat akan meningkatkan
luas permukaan bahan obat yang kontak dengan pelarut,
sehingga laju disolusinya akan meningkat. Hal ini
terutama berpengaruh pada bahan obat yang sukar larut
(3,23).
Pengaruh ukuran partikel terhadap laju disolusi
dapat dilihat pada laju disolusi fenasetina dalam
berbagai ukuran (gambar 1 ), dimana ukuran partikel
yang terkecil menunjukkan laju disolusi yang paling
besar (9).
Dengan memperkeoil ukuran partikel dapat nening-
katkan laju disolusi bahan obat yang sukar larut, se
hingga bioavailabilitas dari bahan obat tersebut di-
harapkan akan meningkat pula. Pengaruh ukuran parti
kel terhadap bioavailabilitas obat dapat dilihat pa
da gambar 2. Pada pemberian fenasetina dengan berma-
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
13
waktu { m in it }
Ganbar 1. Pengaruh ukuran partikel terhadap laju
disolusi fenasetina dalam oairan lambung
waklu (jam)
Gambar 2. Pengaruh ukuran partikel terhadap laju
absorpsi fenasetina dalam plasma.
Keterangan : «----- : 75fA,
75 fi + 0,1% tween 80
150 - 180/4.
250^,
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
14
cam-macam ukuran partikel menunjukkan bahwa Bakin
kecil ukuran partikel fenasetina akan menghasilkan
kadar bahan obat dalam darah yang makin besar walau-
pun dosis yang diberikan sama (4).
Menurut Chiou dan Riegelman, pengecilan ukuran
partikel dapat dilakukan dengan oara (8) :
1. Penggerusan secara konvensional.
2. “Ball milling"
3. Mikronisasi.
4. Pengendapan kembali dengan mengubah pelarut
atau suhu.
5. Penggunaan pelarut yang dapat melarutkan ba
han obat, tetapi dapat menyebabkan pengendap
an kembali bahan obatnya dalam bentuk parti
kel yang sangat halus dalam saluran pencerna-
an.
6 . Penggunaan bentuk garamnya yang mudah larut.
Meskipun pengecilan ukuran partikel dapat dila
kukan dengan cara 1 - 4 , ternyata ada kemungkinan ti
dak terjadi peningkatan laju disolusi. Hal ini dise-
babkan makin keoil ukuran partikel, energi permukaan-
nya akan meningkat dan adanya gaya van der Waals an-
tara molekul-molekul yang semakin kuat mengakibatkan
terjadinya agregasi dan aglomerasi.
Selain itu adanya kecenderungan partikel untuk meng-
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
15
adsorpsi udara pada permukaannya, menyebabkan parti
kel sukar terbasahi (4,8). Finholt dan kawan-kawan
menunjukkan bahwa laju disolusi in vitro dari asam
salisilat berkurang bila ukuran partikelnya semakin
keoil (8).
. waktu ( ntenil )
Gambar 3. Pengaruh ukuran partikel terhadap
laju disolusi asam salisilat.
Keterangan : o— o : 0,21 - 0,30 mm
^----A : 0,30 - 0,50 mm
o----q t 0,50 - 0,71 mm
• : 0,71 - 1,00 mm
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
16
Pada gambar 3 terlihat bahwa laju disolusi asam
salisilat dengan ukuran partikel 0,21 - 0,30 mm lebih
rendah daripada laju disolusi asam salisilat dengan
ukuran partikel 0,71 - 1,00 mm.
Secara teoritis metoda pelarutan mendekati i-
deal untuk memperkecil ukuran partikel. Tetapi cara
ini jarang digunakan karena beberapa alasan antara
lain : sulitnya pemilihan pelarut yang tidak toksik,
biaya produksi cukup mahal dan biasanya hanya untuk
obat-obat dengan dosis rendah (8).
Sedangkan penggunaan bentuk garamnya yang mudah
larut kurang menguntungkan karena bentuk garam dari
obat yang bersifat asam atau basa yang sukar larut
dapat bereaksi dengan CO2 dan air, sehingga bentuk
garam ini terurai dan menghasilkan senyawa yang su
kar larut (8). Hal ini akan menurunkan laju disolusi
dan absorpsinya.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
17
4. Kelarutan.
Dari persamaan Noyes dan Whitney dapat dijelas-
kan bahwa laju disolusi (J^) tidak hanya berbanding
lurus dengan luas permukaan partikel (A), tetapi ju-
ga berbanding lurus dengan kelarutan bahan obat (Cs ).
Sehingga bila kelarutan bahan obat meningkat, maka
laju disolusinya juga meningkat, yang mana untuk me
ningkatkan kelarutan dapat dilakukan dengan memperke-
cil ukuran partikel.
Dari persamaan Kelvin dapat dilihat bahwa kela
rutan suatu bahan obat dipengaruhi oleh ukuran parti
kel (9,10).
s 2 . y . V log — =
SQ 2,303 . R . T . r
dimana : S = kelarutan dari partikel halus (mikron)
S0 = kelarutan dari partikel besar
= tegangan permukaan partikel
V = volume molar
R = konstanta gas
T = suhu absolut
r = jari-jari partikel.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
10
Selain dengan memperkecil ukuran partikel, ke-
larutan suatu bahan obat dapat ditingkatkan dengan
beberapa cara antara lain : pengaturan pH, pengguna
an bentuk garam, penambahan surfaktan, pengubahan
bentuk kristal dan pembentukan senyawa kompleks (6,
24),
5* Sistem dispersi solida.
Sistem dispersi solida dibuat dengan cara men-
dispersikan bahan obat yang sukar larut ke dalam pem
bawa yang bersifat inert, mudah larut dalam air dan
dapat campur dengan bahan obat (8,1 1 ).
Tehnik dispersi solida ini pertama kali dikemukakan
oleh Sekiguehi dan Obi pada tahun 1961, yang mengata-
kan bahwa pembentukan campuran eutektik dari bahan o-
bat yang sukar larut dalam air dan pembawa yang inert\
dan mudah larut. dalam air dapat meningkatkan laju di
solusi dan absorpsi bahan obat (6,1 1 ).
Hasil penelitian Sekikawa dan kawan-kawan menun
jukkan bahwa dispersi solida fenitoina dalam pembawa
PVP yang memiliki laju disolusi yang tinggi, secara
in vivo memberikan kadar fenitoina dalam plasma ham-
pir dua kali lebih besar dibandingkan pada pemberian
fenitoina murni (25). Demikian pula dengan dispersi
solida sulfatiazol-urea yang dibuat pada campuran eu
tektik, menghasilkan laju disolusi dan laju absorpsi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
10
yang lebih tinggi daripada sulfatiazol murni (18).
Pada ganbar 4 terlihat bahwa dispersi solida
kortison asetat dalam pembawa sukrosa memberikan laju
disolusi yang paling tinggi (26).
Gambar 4. Laju disolusi kortison asetat dalam
dispersi solida dengan beraacan-macam
pembawa.
Keterangan : 0— - o : Kortison asetat
• • : Kortison asetat - galaktosa
---a : Kortison asetat - dekstrosa
* "■ : Kortison asetat - sukrosa
Dispersi solida adalah : dispersi dari satu atau
lebih zat aktif dalam pembawa yang inert pada keadaan
padat, yang dapat dibuat dengan metoda pelelehan, pe-
larutan atau dengan pelelehan-pelarutan (8,1 1 ).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
20
5.1. Metoda pembuatan dispersi solida (8,11).
5.1.1. Metoda pelelehan.
Metoda ini pertama kali digunakan oleh Seki-
guehi dan Obi dalam membuat sistem dispersi soli
da dengan tujuan memperoleh pelepasan bahan obat
yang lebih cepat.
Cara pembuatannya :
bahan obat yang sukar larut dalam air dan
pembawa yang mudah larut dalam air dioampur
dan dipanaskan sampai meleleh, kemudian cam
puran lelehan ini didinginkan secara menda-
dak dalam suatu wadah berisi es sambil tetap
diaduk. Massa padat yang terjadi kemudian
digerus dan diayak untuk mendapatkan ukuran
partikel yang seragam.
Syarat metoda pelelehan ini adalah bahan
obat dan pembawa harus saling campur pada keadaan
meleleh dan stabil pada suhu tinggi.
Keuntungan dari metoda ini adalah sederhana
dan ekonomis. Sedang kerugiannya adalah kemung-
kinan terjadinya peruraian atau penguapan bahan
obat maupun pembawa selama proses pencampuran pa
da suhu tinggi. Seperti yang terjadi pada campur
an griseofulvin dengan asam suksinat, selama pro
ses pencampuran dengan pemanasan, asam suksinat
menguap dan terurai. Hal ini disebabkan oleh pe-
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
21
manasan yang dilakukan pada suhu tinggi.
Contoh dispersi solida yang dapat dibuat de
ngan netoda ini adalah sisten dispersi solida
sulfatiazol - urea, golongan steroida dan gliko-
sida jantung dalam polietilen glikol, griseoful-
vin - pentaeritritol (8).
5.1.2. Metoda pelarutan.
Metoda ini pertama kali digunakan oleh Ta-
chibana dan Nakamura, dimana pelarut yang diguna
kan untuk mencampur bahan obat dan pembawa adalah
pelarut organik (1 1 ).
Cara pembuatannya :
campuran bahan obat dan pembawa dilarutkan
dalam pelarut yang sesuai, kemudian pelarut
diuapkan.
Keuntungan dari metoda ini adalah kemungkinan
terjadinya peruraian dari bahan obat dan pembawa
dapat dioegah karena selama proses penguapan pe-
larutnya hanya dibutuhkan suhu yang rendah.
Sedang kerugiannya adalah biaya yang oukup mahal,
kesulitan menghilangkan pelarut secara sempurna,
kesulitan pemilihan pelarut dan kemungkinan ter-
jadinya efek samping dari pemakaian pelarut yang
berlebih.
Contoh dispersi solida yang dapat dibuat
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
22
dengan metoda ini adalah sistem dispersi solida
sulfatiazol - PVP, reserpina - PVP, griseofulvin -
PVP (8).
5.1.3. Metoda pelelehan-pelarutan.
Metoda ini dibuat dengan cara melarutkan ba
han obat dalam pelarut yang sesuai, kemudian di-
campurkan segera ke dalam bahan pembawa yang te
lah dilelehkan.
Metoda ini kurang disukai karena pengerjaan-
nya lebih sulit. Metoda ini umumnya dipakai untuk
bahan obat yang mempunyai dosis terapi rendah.
Contoh dispersi solida yang dibuat dengan
metoda ini adalah sistem dispersi solida spirono-
lakton - PEG 6000 dan griseofulvin - PEG 6000 (8).
5.2. Mekanlsme peningkatan laju disolusi.
Sistem dispersi solida dapat meningkatkan laju
disolusi dari bahan obat yang terdispersi dalam
pembawa karena adanya beberapa mekanisme yang mung-
kin terjadi antara lain (8,9,11,24) :
1. Pengecilan ukuran partikel.
2. Adanya efek solubilisasi dari pembawa.
3. Pengurangan kemungkinan terjadinya agrega-
si dan aglomerasi dari partikel-partikel
bahan obat yang bersifat hidrofob.
/
M I L I KPL:w'U5TAKAAN
"UKIVtiUli AS /tiSU-ANQGV* S U R A D A Y A
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
23
4. Peningkatan kemanpuan terbasahi dan terdis-
persi dari bahan obat karena adanya pemba-
wa yang mudah larut.
Meningkatnya laju disolusi dari bahan obat
yang dibuat dalam bentuk dispersi solida tergantung
pada, antara lain (8,1 1 ,1 2) :
1. Jenis pembawa.
2. Berat molekul polimer pembawa.
3. Perbandingan bahan obat dan pembawa.
4. Cara pembuatan.
Dispersi spironolakton dalam manitol menunjuk-
kan laju disolusi yang paling tinggi dibandingkan
dengan dispersinya dalam pembawa yang lain, walau-
pun diberikan dalam perbandingan yang sama, seperti
terlihat pada gambar 5 (11).
Pengaruh berat molekul polimer pembawa dapat
terlihat pada sistem dispersi solida diazepam dalam
PEG, dimana dispersi diazepam dalam PEG 4000 menun-
jukkan laju disolusi yang paling besar dibandingkan
dengan pemakaian PEG 6000 maupun PEG 10.000, seper
ti terlihat pada gambar 6 (27).
Pengaruh perbandingan bahan obat dan pembawa
terhadap laju disolusi dapat terlihat pada dispersi
solida griseofulvin - PVP, dimana laju disolusi
tertinggi diperoleh pada perbandingan griseoful
vin : PVP = 1 : 20, seperti terlihat pada gambar 7
(28).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
24
Pengaruh cara pembuatan dapat terlihat pada
pembuatan dispersi solida asam salisilat dalam urea
dengan metoda peleburan dan didinginkan secara nen-
dadak menunjukkan laju disolusi yang lebih besar
bila dibandingkan dengan hasil pembuatan yang didi
nginkan secara perlahan-lahan.
Hal ini disebabkan pada pendinginan mendadak tidak
terjadi pertumbuhan inti kristal, sehingga ukuran
partikelnya lebih kecil (29).
Gambar 5. Laju disolusi spironolakton dalam ber~
bagai dispersi solida, dalam HC1 0,1 H.
Keterangan : 1. dengan manitol
2 . dengan manitol - sorbitol
3. dengan sorbitol
4. dengan spironolakton
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
25
niinil
Gambar 6 . Pengaruh berat molekul PEG terhadap laju diso
lusi diazepam dalam sistem dispersi solida.
Keterangan :
1. diazepam 3. diazepam - PEG 6000
2. diazepam - PEG 10.000 4. diazepam - PEG 4000
manit
Gambar 7. Laju disolusi dispersi solida griseofulvin -
PVP pada berbagai komposisi.
Keterangan :
1. griseofulvin 3. griseofulvin:PVP = 1:10
2. griseofulvin:PVP = 1:5 4. griseofulvin:PVP = 1:20
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
26
5.3. Bahan pembawa.
Sesuai dengan hasil yang akan dicapai, maka
pemilihan pembawa sangat menentukan dalam membuat
suatu sistem dispersi solida. Pembawa yang mudah
larut dalam air akan menghasilkan pelepasan bahan
obat yang oepat. Sebaliknya bila digunakan pembawa
yang sukar larut dalam air akan menghasilkan pele
pasan bahan obat yang l&mbat. Umumnya sistem dis
persi solida yang sering dibuat adalah yang dapat
meningkatkan laju disolusi dari bahan obat yang su
kar larut (8,1 1 ).
Untuk mencapai hasil itu maka bahan pembawa
yang digunakan sebaiknya memenuhl beberapa kriteria
sebagai berikut (1 1 ) :
1. Mudah larut dalam air.
2. Tidak toksik.
3. Pembawa yang digunakan untuk pembuatan sis
tem dispersi solida dengan metoda peleburan
harus stabil secara kimia, fisika, dan ta-
han terhadap panas.
4. Pembawa yang digunakan untuk pembuatan sis
tem dispersi solida dengan metoda pelarutan
harus dapat larut dalam pelarut organik.
5. Dapat meningkatkan kelarutan bahan obat.
6 . Bersifat inert.
7. Dapat bercampur dengan bahan obat.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
27
6 . Polivinilpirolidon (PVP),
PVP merupakan suatu polimer yang mempunyai sifat
mudah larut dalam air dan bersifat inert (1 1 ).
6.1. Sifat fisika dan kimia (5,13,30,31)
Rumus bangun :
Rumus molekul
Derat molekul
Nama lain
Pemerian
Kelarutan
: ( C6H9N0 )n
: bervariasi dari 10.000 sampai
700.000.
: povidon ; polividon.
: serbuk putih atau putih kekuningan,
tidak berbau, tidak berasa dan ber
sifat higroskopis.
: mudah larut dalam air, alkohol dan
kloroform ; tidak larut dalam eter.
Kelarutan dari PVP tergantung pada
berat molekulnya. Semakin tinggi
berat molekulnya, semakin berkurang
kelarutannya, karena viskositas la-
rutannya semakin tinggi.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
28
6.2. Penggunaan (5,13,30,31).
Berdasarkan kelarutannya, PVP dibedakan atas
dua macam yaltu :
1. PVP yang larut dalam air, biasanya diguna
kan sebagai sat pendispersi, "solubilizing
agent", penyalut tablet dan sebagai pembawa
untuk bahan obat yang sukar larut dalan air
dengan membentuk sistem dispersi solida.
2. PVP yang tidak larut dalam air, biasanya
digunakan sebagai disintegrator pada tablet.
Makin tinggi berat molekul PVP yang digunakan,
kelarutannya makin berkurang, hal ini mengakibatkan
laju disolusi bahan obatnya menurun. Sebagai con
toh : pada dispersi solida hidroklorotiazida - PVP
dengan berat molekul 44.000, kelarutannya akan tu-
run 6% daripada bila menggunakan PVP yang berat mo-
lekulnya 10.000 (11,16).
Tetapi kerugian pemakaian PVP dengan berat molekul
rendah adalah sifat higroskopisnya yang makin me
ningkat .
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
BAHAN, ALAT DAN METODA KERJA
BAB III
1• Bahan peroobaan.
- Piroksikam
- Polivinilpirolidon (PVP) K25
- Etanol absolut p.a.
- Natrium klorida p.a.
- Asam klorida 37% p.a.
- Metanol p.a.
- Asam asetat glasial p.a.
- Kloroform p.a.
- Toluena p.a.
- Kalium bikromat
- lodium
- Lempeng silika gel F254, tebal 0,2 mm
(P.T. Coronet Crown)
(BASF)
(E. Merck)
(E. Merck)
(E. Merck)
(E. Merck)
(E. Merok)
(E. Merck)
(E. Merck)
(E. Merok)
2. Alat-alat.
- "Differential Scanning Calorimeter" (DSC), mark Shi-
madzu
- "Double Beam Spectrophotometer UV" 140-02, merk Shi-
madzu
- "Infra Red Spectrophotometer" IR-435, merk Shimadzu
- “Hot Plate Stirrer" merk Corning tipe PC-351
- "Constant Temperature Circulation Thermostat" merk
Haake F3 dan Haake S
29
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
30
- "Stereo Microscope" , model MG-STX
- "Millipore Membrane Filter" tipe HA, diameter 13 mm,
ukuran pori 0,45 mikron
- pH meter
- Rangkaian alat penentu laju disolusi
- Eksikator hampa
3. Metoda kerja.
3.1. Identifikasi bahan penelitian piroksikam dan PVP
K25.
3.1.1. Identifikasi kualitatif piroksikam.
Pemeriksaan kualitatif yang dilakukan meliputi :
- pemeriksaan secara organoleptis
- pemeriksaan titik leleh dengan "Differential
Scanning Calorimeter" (DSC)
- pemeriksaan spektra infra merah dengan menggu-
nakan tehnik KBr
Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan pustaka
(5,6,18).
3.1.2. Identifikasi kuantitatif piroksikam (19).
Pemeriksaan kuantitatif dilakukan dengan
HPLC.
Hasilnya dibandingkan dengan piroksikam baku.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
31
3.1.3. Identifikasi kualitatif polivinilpirolidon (PVP)
K25.
Pemeriksaan kualitatif yang dilakukan meliputi :
- pemeriksaan secara organoleptis
- pemeriksaan dengan reaksi warna nenurut Farma-
kope Indonesia edisi III
Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan pustaka
(31).
3.2. Pembuatan dispersi-solida piroksikam - PVP K25.
3.2.1. Komposisi campuran piroksikam - PVP K25.
Campuran piroksikam dan PVP K25 dibuat pada
berbagai komposisi sebagai berikut :
Komposisi campuran piroksikam - PVP K25
Campuran piroksikam - PVP K25
Piroksikam (%) PVP K25 (X)
90 10
80 20
70 30
60 40
50 50
40 60
30 70
20 80
10 90
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
32
3.2.2. Cara pembuatan dispersi solida.
- Piroksikam dalam jumlah tertentu dilarutkan da
lam etanol absolut p.a. yang dipanaskan di atas
“Hot Plate Stirrer"
- PVP K25 dimasukkan ke dalam larutan tersebut
dan diaduk terus dengan "magnetic stirrer" sam
pai larut.
- Etanol diuapkan sampai agak pekat, kemudian di-
tuang ke dalam cawan petri dan dikeringkan de
ngan memakai udara yang mengalir sambil terus
diaduk.
- Massa padat yang terjadi dimasukkan ke dalam
eksikator hampa selama 24 jam, kemudian diha-
luskan.
3.3. Pemeriksaan dispersi solida piroksikam - PVP K25
dalam berbagai komposisi.
3.3.1. Pemeriksaan kromatografi lapisan tipis (KLT) (19).
Sampel dispersi solida dilarutkan dalam
oampuran kloroform : metanol ( 1 : 1 ), lalu di-
totolkan pada lempeng silika gel F254, tebal 0,2
mm. Sebagai eluen digunakan toluen : asam asetat
glasial = 95 : 5 dan pada pemeriksaan ini eluasi
dilakukan dua kali.
Sebagai pembanding digunakan substansi piroksikam
dengan penampak noda sinar ultra violet.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
33
3.3.2. Pemeriksaan dengan "Differential Spanning Calori
meter” (DSC).
Sampel dispersi solida piroksikam - PVP K25
dari setiap komposisi yang dibuat, masing-masing
ditimbang 6 mg dan dimasukkan ke dalam "sample
pan" , lalu ditutup.
Sel sampel "S" dan sel kosong "R" diletakkan da
lam "sample holder" # lala alat dipanaskan.
Perubahan sampel selama pemanasan direkam.
Titik leleh sampel dihitung dengan oara menentu-
kan titik perpotongan antara garis singgung de
ngan garis dasar ("base line"). Pemeriksaan ini
juga dilakukan terhadap campuran fisis piroksikam
- PVP K25.
3.3.3. Pemeriksaan deftgan stereomikroskop.
Sejumlah sampel diletakkan di atas obyek ge-
las dan diamati secara mikroskopi dengan perbe-
saran 40 X, kemudian difoto.
Pemeriksaan ini juga dilakukan terhadap campuran
fisis piroksikam - PVP K25, substansi piroksikam
dan PVP K25.
3.4. Penentuan laju disolusi.
3.4.1. Pembuatan media disolusi (19).
Cairan media disolusi adalah cairan lambung
1.1 I L I Ki C'TAKAAP
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
34
buatan tanpa pepsin, yang dibuat dengan cara me-
larutkan 2 gram NaCl dalam 7 ml HC1, kenudian di-
tambah air suling sampai 1000 ml.
pH larutan lebih kurang 1,2.
3.4.2. Pembuatan larutan baku lrtduk piroksikam.
Ditimbang teliti 20 mg piroksikam, lalu di-
larutkan dalam 60 ml netanol, komudian ditambah-
kan media disolusi yaitu cairan lambung buatan
tanpa pepsin sampai 1000 ml.
3.4.3. Pembuatan larutan baku kerja piroksikam.
Dari larutan baku induk tersebut, dibuat la
rutan baku kerja piroksikam dengan kadar 1 mg/1 ,
2 mg/1, 3 mg/1, 4 mg/1, 5 mg/1, 8 mg/1, dan
10 mg/1 , dengan oara mengenoerkan larutan baku in
duk dengan media disolusi sampai volume tertentu.
3.4.4. Penentuan panjang gelombang maksimum.
Penentuan panjang gelombang makfiimum menggu-
nakan "Spectrophotometer double bean" (Shimad2u -
UV-140-02) antara panjang gelombang 324 - 340 nm,
dengan menggunakan larutan baku kerja piroksikam
kadar 4 mg/1 dan 8 mg/1.
Tiap-tiap kadar dilakukan pengamatan nilai ab-
sorpsi dan dari hasil pengamatan tersebut dibuat
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
35
kurva nilai absopsi terhadap panjang gelombang,
sehingga dapat diketahui panjang gelombang maksi-
mumnya. Sebagai blanko digunakan media disolusi.
3.4.5. Pembuatan kurva baku.
Kurva baku dibuat dari larutan baku kerja
piroksikam dengan kadar : 1 mg/1, 2 mg/1, 3 mg/1,
4 mg/1, 5 mg/1, 8 rag/1, dan 10 mg/1, yang diamati
pada panjang gelombang maksimum. Sebagai blanko
digunakan media disolusi.
Dari hasil pengamatan tersebut dibuat kurva nilai
absorpsi terhadap kadar piroksikam.
3.4.6. Penentuan laju disolusi.
Ditimbang sampel yang setara dengan 20 mg
piroksikam, lalu dimasukkan ke dalam bejana diso
lusi yang berisi 250 ml media disolusi (cairan
lambung buatan tanpa pepsin) dan diaduk dengan
"magnetic stirrer" pada kecepatan konstan.
Selama percobaan suhu dipertahankan 37 ±. 0,5 °C.
Cuplikan diambil sebanyak 2 ml pada setlap waktu
tertentu, yaitu : 2,5 ; 5 ; 10 ; 15 ; 20 ; 30 ;
45 ; 80 ; 75 ; dan 90 menit. Selanjutnya kadar
piroksikam terlarut ditentukan dengan spektrofo-
toroeter pada panjang gelombang maksimum. Sebagai
blanko digunakan media disolusi.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
36
Penentuan laju disolusi dilakukan terhadap sub
stansi piroksikam, dispersi solida piroksikam -
PVP K25 dari berbagai komposisi dan campuran fi
sis piroksikam - PVP K25 pada komposisi tertentu.
Hasil yang didapat digambarkan dalam kurva kadar
piroksikam terlarut terhadap waktu.
3.4.7. Penentuan laju disolusi piroksikam dalam larutan
PVP K25 - media disolusi.
Ditimbang sejumlah tertentu PVP K25 yang se-
tara dengan PVP K25 dalam dispersi solida pada
komposisi P : PVP R25 = 70 : 30 ; 60 : 40 ;
50 : 50 dan 10 : 90 , kemudian dilarutkan dalam
250 ml media disolusi dalam bejana disolusi.
Selanjutnya 20 mg piroksikam dimasukkan ke dalam
larutan tersebut dan diaduk dengan "magnetic
stirrer" pada kecepatan konstan.
Selama percobaan suhu dipertahankan 37 ±0,5 °C.
Cuplikan diambil sebanyak 2 ml pada setiap waktu
tertentu, yaitu : 2,5 ; 5 ; 10 ; 15 ; 20 ; 30 ;
45 ; 60 ; 75 dan 90 menit.
Kemudian kadar piroksikam terlarut ditentukan de
ngan spektrofotometer pada panjang gelombang
maksimum. Sebagai blanko digunakan media disolusi.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
HASIL PENELITIAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh ha-
sil sebagai berikut :
1. Identifikasi bahan penelitian piroksikam dan PVP K25.
1.1. Identifikasi kualitatif piroksikam.
~ Qrganoleptis : serbuk putih atau kekuningan, ti-
dak berbau dan tidak berasa.
" Peperiksaan titik leleh dilakukan dengan “Diffe-
rential Scanning Calorimeter" (DSC).
BahanTitik leleh (°C)
Penelitian Pustaka (16,18)
Piroksikam 201,16 198 - 202
Hasil pemeriksaan titik leleh nemenuhi persyaratan.
- Pemeriksaan spektra infra merah.
Spektra yang dihasilkan identik dengan spek
tra yang terdapat dalam pustaka (ganbar 8 dan 9).
37
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
38
Gambar 8. Spektra infra merah dari piroksikam.
Ganbar 9. Spektra infra merah dari piroksikam menurut
pustaka (6).
Haoil pemeriksaan Spektra infra merah memenuhi persya-
ratan.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
39
1.2. Identifikasi kuantitatif piroksikam.
Analisa kuantitatif piroksikam tidak dilakukan
karena tidak didapatkannya bahan pembanding pirok
sikam baku. Untuk selanjutnya dianggap kadar pirok
sikam sama dengan yang tercantum dalam "Certificate
of Analysis" yaitu : 100,07 X.
1.3. Identifikasi kualitatif polivinilpirolldon (PVP)
K25.
- Organoleptis : serbuk putih atau putih kekuning
an , tidak berbau, tidak berasa dan
bersifat higroskopis.
- Pemeriksaan dengan reksi warna.
- dengan pereaksi iodium : terjadi warna merah
tua.
- dengan pereaksi HC1 dan K2^r2®7 : terbentuk en-
dapan kuning jingga.
Hasil pemeriksaan memenuhi persyaratan Farmakope
Indonesia edisi III (31).
2. Pemeriksaan dispersi solida piroksikam - PVP K25.
2.1. Pemeriksaan kromatografi lapisan tipis (KLT).
Pemeriksaan kromatografi lapisan tipis (KLT)
untuk masing-masing komposisi dispersi solida pirok
sikam - PVP K25 menunjukkan satu noda dengan harga
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
40
Rf yang sama yaitu : 0,34 (gambar 10 dan 11).
Gambar 10. Kromatogram dari kromatografi lapisan tipis
pada analisis piroksikam dalam dispersi so
lida piroksikam - PVP K25.
Keterangan
Eluen
P = substansi piroksikam
A = piroksikam : PVP K25 = 90
B = piroksikam
C = piroksikam
PVP K25 = 80
PVP K25 = 70
D = piroksikam : PVP K25 = 60
E = piroksikam : PVP K25 = 50
10
20
30
40
50
: toluena : asam asetat glasial ~ 95
Penampak noda : sinar ultra violet
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
41
Gambar 11. Kromatogram dari kromatografi lapisan tipis
pada analisis piroksikam dalam dispersi so
lida piroksikam - PVP K25.
Keterangan
Eluen
P = substansi piroksikam
F = piroksikam : PVP K25 = 40 : 60
G = piroksikam : PVP K25 = 30 : 70
H = piroksikam : PVP K25 = 20 : 60
I = piroksikam : PVP K25 = 10 : 90
: toluena : asam asetat glasial = 95
Penampak noda : sinar ultra violet
Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara KLT tidak ter-
jadi peruraian pada dispersi solida piroksikam - PVP
K25.
M I L I KI ' '. i r T / V 'A A N
"us.... i/. t .-'tiA-
s A ' M i
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
42
2.2. Pemeriksaan dengan M Differential Soanning Calori
meter" (DSC).
Pemeriksaan dispersi solida piroksikam - PVP
K25 dengan DSC menunjukkan hasil yang berbeda de
ngan campuran fisisnya.
Sebagai oontoh pdalah termogram DSC dispersi solida
dan campuran fisis piroksikam - PVP K25 pada konpo-
sisi = 00 : 10.
dispersi solida
r-; ili :i•I i i!ii: 1- •ii ■ ii i
•• 11:•i! •i
r r
,1;- n! lii I l l liL uL ;L
r<I I
ii!ill'
I-M
i im
uPi!'• ill:
j i ; ..i- ljlil II: i|i: !i-|I.-
i' : - I ,i;| ;li
y if:t !
!‘;!!i ; i!:i: S i
1■ti
S ilii! iiii;i\a .1!.
!*> *
sr p" nr
jilt
IP! S |iS'j
1
‘f ,■s '
ii;
S .
pi-» ;.!i
•i,■
i -
il::
.!i:j •>i
-?i-
Ill'E=
V
L y , !:•! r " \
!jii
lli!
i fill.
V
Ii!l
L i
Ii:.j
!Uiiiij' i :i
Ili
ii?il!
i i U . L ii'.:
,r* s i
i-. .
*
ii U i.'i••
» - ;j I l i 1 * -:V * iiii i i . ill :JII i r t r * i- —
jjii 1 “ r ! i It "1 <ii i f •• ' B -
Ii::i.“ Ml !l 31: ii=! :!ii Ii!::i :*i' !• - i
1-
i .'i !:|ii%
•Iii?r 1 i|
i i !.ill* ::!l :i- j!i:.
i
.1 *>•1 t -
campuran fisis
*
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
43
Termogram DSC dispersi solida piroksikam - PVP
K25 menunjukkan tidak adanya puncak titik leleh,
sedang pada termogram DSC campuran fisis piroksikam
- PVP K25 menunjukkan adanya puncak titik leleh.
Hasil pemeriksaan DSC dispersi solida piroksikam -
PVP K25 untuk komposisi yang lain dapat dilihat
pada lampiran.
2.3. Pemeriksaan dengan stereomikroBkop.
Pemeriksaan dispersi solida piroksikam - PVP
K25 dengan stereomikroskop menunjukkan hasil yang
berbeda dengan campuran fisisnya, seperti terlihat
pada gambar 12 - 17.
Pada campuran fisis tampak adanya partikel-partikel
piroksikam dan partikel-partikel PVP K25, sedang
pada dispersi solida masing-masing partikel terse-
but sudah tidak tampak lagi.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
G&nbar 12. Serbuk piroksikan (perbesaran 40 X).
*
Gambar 13. Serbuk PVP K25 (perbesaran 40 X).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
45
■* *•' , '
v . ■ , k\** 4 V'v *' "*, * * ■* • ■* ,
. -„r; *■»#•**- - * -
+ <+* *"* + * V* £ ’ v* ' :V ’ *• /* A * *V * * ***';
. ‘4 » > *T ' , * , r|
„ 5 * ' . * ' 1
A ^ . ^ v i l v - - " ’ :* — 1> - *,/■,, r * ** ■ .* v • * -
v ' 4 » *.‘7- .
Gambar 14. Dispersi solida piroksikam - PVP K25 pada
komposisi 10 : 90 (perbesaran 40 X).
a ' *■ ■ -v J . .■, ^ v
y wtiO . V ' V - *
V ‘/T 'V /'
( 7
> V 1 * "*v / '
^ f-yx , A " Je , 7jh£;X(?.-s '*> ,^ w . V •
O ^ V o ? - ? . // .' :v>
r*. O '.•• * "w 0 » ~* 1 - 5 ^
Gambar 15. Campuran fisis piroksikam - PVP K25 pada
komposisi 10 : 90 (perbesaran 40 X).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
46
Gambar 16. Dispersi solida piroksikam - PVP K25 pada
komposisi 60 : 40 (perbesaran 40 X).
u%
r f . - - V .
'* i- / * : V* « •
< ^ *
. p . ^ ;»n # * v*. • vi*
£ t** ^ ~
f v • & S * ^ *. r: . V \ \ x y >
# •*
4 * rt9 ♦ , # » .
• p
» n
*
t*
t ” Y ,V
%
V
Gambar 17. Campuran fisis piroksikam - PVP K25 pada
komposisi 60 : 40 (perbesaran 40 X).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
47
3. Penentuan laju disolusi.
3.1. Penentuan panjang gelombang makslmum.
Pengukuran panjang gelombang maksimum larutan
piroksikam dalam media disolusi menghasilkan A "
332 nm (gambar 16).
Nilai absorpsi larutan piroksikam
pada berbagai panjang gelombang.
Panjang gelombang
(nm)
Nilai absorpsi pada kadar
4 mg/1 8 mg/1
324 0,315 0,628
326 0,319 0,635
328 0,325 0,645
330 0,328 0,853
332 0,330 0,856
334 0,327 0,650
336 0,323 0,643
338 0,317 0,832
340 0,310 0,617
3.2. Pembuatan kurva baku.
Kurva baku dibuat dari larutan piroksikam da
lam media disolusi dengan 7 macam kadar yang di-
amati pada panjang gelombang maksimum (gambar 19).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
nilai
absorpsi
48
» A <nm)
Gambar 18. Kurva absorpsi terhadap panjang gelombang
dari larutan piroksikam.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
49
Nilai absorpsi larutan piroksikam
dari berbagai kadar pada
panjang gelombang 332 nm.
Kadar (mg/1) Nilai absorpsi
1 0,085
2 0,167
3 0,246►
4 0,330/
5 0,408
8 0,658
10 0,818
Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien korela-
si r = 0,9999. Dari tabel koefisien korelasi untuk
derajat kebebasan (f) = 5 dan pada derajat keperca-
yaan 0,05 diperoleh harga r = 0,754. Disini terli-
hat r hitung lebih besar daripada r tabel, yang
berarti ada korelasi linier antara kadar dan nilai
absorpsi. Persamaan garis regresi yang diperoleh :
Y = 0,0815 X + 2,9392.10-3 dimana harga X adalah
kadar, sedangkan harga Y adalah nilai absorpsi.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
nilai
absorpsi
50
■> Kadar larutan piroksikam (mg/1)
Gambar 19. Kurva absorpsi terhadap kadar larutan pirok
sikam .
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
51
3.3. Penentuan laju disolusi dispersi solida piroksikam
- PVP K25.
Hasil penentuan laju disolusi substansi pirok
sikam, dispersi solida dan campuran fisis piroksi
kam - PVP K25 dapat dilihat pada tabel X & II dan
gambar 20 - 28.
Sedangkan hasil penentuan laju disolusi piroksikam
dalam larutan PVP K25 - media disolusi dapat dili
hat pada tabel III dan gambar 20.
Gambar 30 menunjukkan histogram kadar piroksikam
terlarut (mg/1) dari sistem dispersi solida pirok
sikam - PVP K25 dan produk obat yang beredar terha
dap waktu tertentu.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
Kadar
piroksikam
terlarut
(mg/1)
dari
substansi
piroksikam
52
CMw
£CL,
I
*«HWo
. *Ha<dv‘Hi-How
•Hru4) .ato
•H•a04)W•rHWcCO•o
O CO CO rH CD m m o oo coO) c-'- CO CO CO o c - H rH H
CO o m U0 CM CO m CO, •• CM tH CO CM CO CM rH
A A % * % A •» % %o r*- 00 uo CO O H N CO CO T}1rH 00 lO CO CO C - r-'- c - r*-
o CO o CO C'- . o m rH rH m00 co C- rH CO rH o CM m
CO CO O) 0 ) ■ CO 05 CM O C^• > uo. CO 05 CM CO 05 -«* oo
«s * * » •s ao CO 03 CO CO 05 O i-H M CO COCM CO m CO CO CO r - r -
lO O CO <o UO o CO CO co rH ooCO C*» LO rH rH m CM uow 0) uo CM in 0) CM rH oo 05
• • CO CM m rj< CM OO CO CO rH CMa. n A * A A A * % *t> o CO o CM <0 CO 05 o o H rHcl. CO CM uo CO CO CO CO f-- c^ t*-
o CM CO o CO 00 O co CO 05 051 CO ■ 05 GO CO m CM in m
rH T* r r CM o oo 05 O CO CO CO\ • • c - H CO t-* CM «qi CO CO COt>a a •> «% * * n * **a CO o o 05 CD CM m f - 05 o rH rH
X* (N CO m CO CO CO CO c^ C'-
4J•n(0 o O 05 t^ CO CO rH o m m
3 rH CM CM m o CO CO C-U o CO CO CO t -H o CO CO CO COCO u .. t - o r - CO CO m CM CD
iH •H n «s * •> * A * % *t-. a o CO CM rj* m rH CO 05 rH CM CM<1) to H CO m CO CO CO c^ > t--j \
(d o CO rH 00 CO m rH CM O CO6 *o LO lO r*- CO uo CO m o CO(0 in o CO CO o 05 CO 05 rH
X rH .. o rH CO CM CO O 05 m•H o * •* a A A •» «v *V) (0 o CO CM o O) CO CM m r - 05
CO rH CM CO CO m CO CO co COou •H o CM CM CO CO rH 05 05 CM
•rH w CO CO 0 ) U0 rH 00 m m 05a M H rH O) CM 05 CO CM 05 UO
a> • CM T"l rH CM ^H rH CO COu a - •s * A * * * «k
o o OO o W oo CO r*- 05 H*ofrt
•H/> t" w CM uo m CO CO CO t -U
W o to CO CO O) O f - rH oo C -CM o CO 0) H o UO o CD CM
CO 0) rf CO UO 05 CO rH 0305 CM 00 o m CO
«s * * * •» *o CO [*«• r^ 05 CO CM in r - COCO iH CM CO m CO CO CO CO
o lO CM CO 03 05 in ["• 05 «-H oH H CO CO 05 m CO CM oo
CO CO in rH CO CM O CO mUO CO t*- CM CO CO r - o OO 05
•t * A A % * a •% * ao T"H 05 f - CO r - w r - o05 rH iH CM CO CO **}< m m CO CO
•H sVI C2c CM CO o 05 c^ CO rH03 •H CM CO TJ1 H CO CM o oo m4J . W CO c** 05 CM CO Tjl O 05 CM(0 CO tH CO CO CO CM CD m . 05 C-
.a O * * •K •s A «« ■. «. *a o rH tH CM C“- rH in o UO
i/i • Ha
rH rH CM CM
3 ■p uo4-> • H ■t
G ■ CM m o m o o m o UO Oad u rH rH CM CO CO c - 05
3 : 0v»/
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
w • rtw
•H
C
u9as03O
mCM
B k<0
cu•rt >W CL,
J«5O t(4
•H aQ- cd
•H ■rtIA WC Jd9) O
4 J 14W •H
M £t aM o
V)_S *oW •rt •rtCQ to rt< t) OH •o w
•rtrt I)X *4W 43B 0.
M
*J•rt•a
9M aA
H -4-1U W
•rl*1 M
anl s
T>•rtW
•2dO
•rta
<dXJ<dUS
O CO CD r t CD o m o 00 COa ) r- CO CO 03 ■V o t** r t rt r t• • •*r ( 0 o in m CM CO m CDo a CM rH CO CM * r CO CM r- r trH « « •. * a % « » •
r- 00 in CO o H CM CO COII co m (0 CO c- r*- f- r* t***
lOCM CO o Tjt CO co’ CM cn co CO CMH i CD CD CO f- CM O m m r t CO
(M CM in (J i 5J< H v CO COa . u CO o> in m CO o V ■<rt> * • * • A * A •a . (0 CO CM oo H CO o rH CMi H <o V %r m m m co CO CO
a .
o to CO m o CO 'j* CM CO rt COt- m •c v r t r t m CO V m t-.. to O) «n CM m o> N r t , CO c^ CDo a .<o m CM 00 CO CO r t NCO a * m A ft A « •
CD O CM (0 oo 0 ) o o r t r tII CM m to CO CO CO {•«• t>* r» t-
inCM oo oo CO oo o f- CM m r t r tbt; r- <0 r- CO co O o O i CO
Pm o CO lO m XJ1 CO r t o O CO0 4 u m V CO o CM ID CO CD O CM> * * * « A ft a • ftOli CO o CO r- o V r- o r t1 rH CO CO TJ< m m m CO to
P io O cn c- CO CO H o V m inm H M CM r ? •5T m a CO CO r-
cn CO CO CO r t O CO CO CO COo Q f- o > (O to . m CM COin « % 1 a A ft •
CD CM m • rH CO 0 ) H CM CMi i r t CO •q* in (0 CO <0 t** t- e'
r ts
toCM CO n * CM f* CO CO 0> en
to t4 CM o CO o m CD m CD COa 1*4 CO CO (0 (0 CM r* r t r t t "
'*->> CL, U CD CO CO CO r t m CO CM> ft « « ft % ft •« •
+J a . O H TT o CM f* 0 ) o r t CM9 i n CO m m mJh 04«
»rt o CO Tj< r t oo oo m r t CM o COv in lO CO m co m Q CO
4) to o m o CO CO o • 0 ) (0 o> r t•±J o a o r t 'J* CO CM CO o CJ) m
CD * « A A « A . ft *S CO CM o o CO CM m r^ O)(0 11 r t M CO CO V m CO CO CO to
.*• rt mM <N m (>• o cn CO CM CO
J i i 0> r f 0 ) r t CM CO CM r t CO r to U4 m CO H H m CO r t COU a . u CD o O ) H O CO r t r t
■rt > A A « a a A ft ftQ. 04 CD o CO rH oo O •rt' r t
1 r t CO CO M< m m m*4 04<4
*o o eg (N •<* CO CO r t o CD CMCO 1* CO CD m H oo in m CD
U i (0 H r t CO CM h* 0> CO N CD mo Q CM r f TT r t r t CM r t H CO COr- ft * % « * ft « ft
a> CO o c*“ H CO CO r* 0 ) r tII r t N m m CO (0 CO f-
inCM 00 C7J CM o 03 oo in m r t obd CO O) V r t m V c- CO 03 CM
CO CM C" CO n Is* co CO o 03ft. c j CO CO V CO o ■<* r t CM CO r t> % M « a ft % ftOu CM CM 00 r* CO CO CO CO 00 O1 r t r t CM <0 to V 'V o
Cl ,
O m CM CO OT o> in r* CD r t orH rH CO CO 05 in CO CM oo V.. CO CO CO m r t CO CM O CO m
o o O CO CM to CO r-* o 00 0 )O ) A « % A « % • ft
rH 0> t-» CO H r- o CMII rH H CM CO <0 «<r in m CO CO
inCM t r CO m m r t o> H CO CO r-~W (0 r t H r* CM CM CO CM r t CO
1*4 (O r t CO CO CO rt r t o> 03 h-a . U (0 r t o CO CD H m CO> » A « * A A « •0 / o rt CM o CO CO o m o
r t rH CM CO COCu
•rt aWc
<d5J* CM CO r- o C7) CO rt
•j •rt M CO r t CO c*- CM o 00 in4 J M <0 f- 03 CM CO O a ) CM r>M Jtf U5 r t <o 0 ) CO CM CO m CD r-
X j o A % ft % A a
a (4 O rt CM V C-* rt m o mto ■rt rt rt CM CM
a/»>
p 4J m4-3 •rt •kJ t c N in o in o o m O m ottt 0) rt r t CM CO (0 r* o>
* . a
53
tnmCM
CM UiK
04cu>
> 04a.
1i
ss« JC
X ■ H•rt w
i, WM o
c O >4A )H •rt
•rt 0.c Oi0 <du (A T343 •rt • rt4-> M r tii •rt O
M
C •rtcd V)M9 4)a a8 10
•rt0 •o
ii II
(*4 tnO Q
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
kadar
piroksikam
terlarut
(ng/1)
54
► waktu (menit)
Gambar 20. Profil laju disolusi substansi piroksikam,
campuran fisis dan dispersi solida pirok
sikam - PVP K25 pada komposisi 90 : 10
■© : substansi piroksikam
: campuran fisis
A : dispersi solida
Keterangan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
kadar
piroksikan
terlarut
(ng/1)
55
waktu (menit)
Gambar 21. Profil laju disolusi substansi piroksikan,
dan dispersi solida piroksikam - PVP K25
pada komposisi 80 : 20
Keterangan : o— o : substansi piroksikan
a : dispersi solida
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
kadar
piroksikan
terlarut
(ng/1)
56
waktu (menit)
Gambar 22. Profil laju disolusi substansi piroksikan,
campuran fisis dan dispersi solida pirok
sikam - PVP K25 pada komposisi 70 : 30
Keterangan : o -© : substansi piroksikam
: campuran fisis
A- •A : dispersi solida
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
kadar
piroksikan
terlarut
(ng/1)
57
waktu (menit)
Gambar 23. Profil laju disolusi substansi piroksikam,
campuran fisis dan dispersi solida pirok
sikam - PVP R25 pada komposisi 60 : 40
Keterangan : 0. -O
-A
substansi piroksikam
campuran fisis
dispersi solida
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
kadar
piroksikam
terlarut
(mg/1)
58
----- * waktu (menit)
Gambar 24. Profil laju disolusi substansi piroksikam,
campuran fisis dan dispersi solida pirok
sikam - PVP K25 pada komposisi 50 : 50
Keterangan : ©----o : substansi piroksikam
9____^ : campuran fisis
, & : dispersi solida
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
59
♦ waktu (menit)
Gambar 25. Profil laju disolusi substansi piroksikam,
dan dispersi solida piroksikam - PVP K25
pada komposisi 40 : 60
Keterangan : 0----o : substansi piroksikam
: dispersi solida
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
♦ waktu (menit)
Gambar 26. Profil laju disolusi substansi piroksikam,
campuran fisis dan dispersi solida pirok
sikam - PVP K 25 pada komposisi 30 : 70
Keterangan : 0----0 : substansi piroksikam
ft----• : campuran fisis
Ac— — A : dispersi solida
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
kadar
piroksikan
terlarut
(mg/
1)
61
♦ waktu (menit)
Gambar 27. Profil laju disolusi substansi piroksikam
dan dispersi solida piroksikam - PVP K25
pada komposisi 20 : 80
Keterangan : 0--- © : aubstanoi piroksikam *
A----& : dispersi solida
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
62
♦ waktu (menit)
Gambar 28. Profil laju disolusi substansi piroksikam,
campuran fisis dan dispersi solida pirok
sikam -PVP K25 pada komposisi 10 : 90
Keterangan : <D----0 : substansi piroksikam
ft ft : campuran fisis
&----& : dispersi solida
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
63
Kadar piroksikam terlarut dalam larutan PVP K25 -
media disolusi pada komposisi piroksikam : PVP K25 =
TABEL III
100 : 0 ; 70 : 30 ; 60 : 40 ; 50 : 50 ; 10 : 90
Waktu Kadar piroksikam terlarut (mg/1)
(menit) Komposisi piroksikam - PVP K25
100 : 0 70 : 30 60 : 40 50 : 50 10 : 90
2,5 0,6824 0,6210 0,9891 1,2345 1,4799
5 1,1732 1,4799 1,8480 3,6885 3,9340
10 1,6946 3,5658 3,5658 7,8604 7,9831
15 2,9217 5,8972 6,0199 12,6458 13,7502
20 4,3634 8,5987 8,5967 14,9772 18,7810
30 7,2470 11,5415 15,2226 19,5172 24,6707
45 11,6029 17,1859 22,5848 24,1799 34,7323
60 15,5907 22,9529 29,4561 32,5237 41,1129
75 20,9283 28,2291 34,3642 40,2540 48,4751
90 25,7751 33,7507 39,2724 45,4075 53,8740
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
kadar
piroksikan
terlarut
(ng/1)
64
*• waktu (nenit)
Gambar 29. Profil laju disolusi substansi piroksikan
dalan larutan PVP K25 - media disolusi
Keterangan © ---- O : P : PVP K25 100 : 0
• - ---0 : P : PVP K25 r 70 : 30
---A : P : PVP K25 = 60 : 40
Q * ---0 : P : PVP K25 = 50 : 50
0 - — 0 : P : PVP K25 “ 10 : 90
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
65
m
f • • • • • • • • • • •w m m m p y m
m n n n y )
• •' • mm » Z; 0'«Tzzzzmmin
8
S
<■ ■»■■■■ i i i i * jr g 8 . - i 8
(I/*a) ^aa^x-io^ „
E" 1
*>•Hc4>fl
3■p«3
fl4>PW
•Hw
•Hcd•o
\toB
4J3u cd »—i u 4) *>
S•HMXo
•Ha*403
73
.*
fl<dutooPw
•Has
o<0
cd
flcd<£
t)C5>»•P
jQOJd9•doex
eg
£cu
• r t
W
OU
• r t
a<dTJ• r t
rHoM
• r t
wu4)aW
• r t
*o
4-Jc0)
ucd•o0)0).0
4>C 4)4) c■o 4>fH •D4) C04 »H P •P
•rt •rtrH rH c C9 9 4) 4)w w fl fla acd cd iO Ox .* CD
(H M
CL.
ccdtocidu4)4-)4)
hrf
00
P flM id4) Jd4-> •rt
w Q9 x i•P o 4>
b Ccd •rt 4)tt a •o
irt -pa •rt 4) •rtcd 0) (X c P
*o C 4) •rt<d cd 4J fl fijs 4) 4)u (0 rH iO fl4) X) £1 *+J 9 cd N ir>
0) P rH
t □ on
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
PEMBAHASAN
BAB V
Piroksikam adalah suatu obat antiinflamasi yang
mempunyai sifat sukar larut dalam air dan laju disolusi
yang dihasilkannya lambat. Dewasa ini banyak dilakukan
usaha untuk meningkatkan laju disolusi piroksikam dengan
tujuan meningkatkan efektivitas pengobatan. Pada peneli-
tian terdahulu, peneliti menggunakan bentuk polimorf pi
roksikam untuk memperoleh laju disolusi yang tinggi.
Cara lain untuk meningkatkan laju diaoluoi adalah dengan
membuat sistem dispersi solida. Pada penelitian ini di-
gunakan PVP K25 sebagai pembawa. Dasar pemilihan PVP K25
adalah sifatnya yang mudah larut dalam air, tidak tok-
sik, dapat bercampur dengan bahan obat dan bersifat
inert.
Sebagai tahap awal dari penelitian ini dilakukan
pemeriksaan kualitatif terhadap piroksikam dan PVP K25.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa bahan yang digu-
nakan memenuhi persyaratan Farmakope, seperti terlihat
pada halaman 37 - 39.
Sistem dispersi solida piroksikam - PVP K25 dibuat
pada komposisi 90 : 10 ; 80 : 20 ; 70 : 30 ; 60 : 40 ;
50 : 50 ; 40 : 60 ; 30 : 70 j 20 : 80 dan 10 : 80, de
ngan metoda pelarutan dalam etanol yang dipanaskan.
Karena kemungkinan piroksikam mengalami peruraian.
66
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
67
maka dilakukan pemeriksaan kualitatif dispersi solida
yang terbentuk secara kromatografi lapisan tipis (KLT).
Dari semua komposisi yang diperiksa diperoleh satu noda
dengan harga Rf yang sama dengan substansi piroksikam
(gambar 10, 11), sehingga secara KLT dapat disimpulkan
bahwa piroksikam dalam sistem dispersi solida tidak
mengalaml peruraian.
Pemeriksaan kualitatif dispersi solida yang terben
tuk dilakukan dengan stereomikroskop dan "Differential
Scanning Calorimeter" (DSC).
Dari foto kristal dapat dilihat bahwa pada campuran fi
sis raasih tampak partikel-partikel piroksikam maupun PVP
K25, sedang pada dispersi solida masing-masing partikel
tersebut tidak tampak lagi dan telah terbentuk dispersi
yang homogen (gambar 12 - 17).
Hasil termogram DSC untuk campuran fisis piroksikam -
PVP K25 didapatkan puncak titik leleh (lampiran XII dan
XIII), sedangkan untuk dispersi solida piroksikam - PVP
K25 tidak didapatkan puncak titik leleh (lampiran III
XI), sehingga tidak dapat digambarkan diagram fasanya.
Oleh karena itu penentuan laju disolusi dilakukan pada
semua komposisi.
Penetapan kadar piroksikam pada penentuan laju di
solusi dilakukan dengan metoda spektrofotometri pada
panjang gelombang maksimum 332 nm. Persamaan garis re-
—3gresi kurva baku adalah : Y = 0,0615 X + 2,9392.10 de-
i -
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
68
ngan harga r = 0,9999 (gambar 19).
Dari tabel I dan gambar 30 terlihat bahwa makln be*
sar junlah PVP K25 dalam sistem dispersi solida piroksi
kam - PVP K25 makin besar pula laju disolusi dari pirok
sikam, keouali pada komposisi piroksikam : PVP K25 =
60 : 40 terjadi penurunan laju disolusi dibandingkan de
ngan komposisi piroksikam : PVP K25 = 70 : 30. Penu
runan tersebut diduga karena terbentuknya ''micelle".
Tabel II dan gambar 20 - 28 menunjukkan bahwa laju diso
lusi piroksikam dalam sistem dispersi solida piroksikan
- PVP K25 lebih besar dibandingkan dengan substansi pi
roksikam dan campuran fisisnya.
Untuk mengetahui efek solubilisasi dari PVP K25 maka di
lakukan penentuan laju disolusi piroksikan dalam larutan
PVP K25 - media disolusi. Hasil yang diperoleh menunjuk
kan adanya peningkatan laju disolusi dari piroksikam
(tabel III dan gambar 29). Hal ini nembuktikan bahwa me-
kanisme peningkatan laju disolusi piroksikam dalam sis
tem dispersi solida piroksikam - PVP K25 disebabkan oleh
adanya efek solubilisasi dari PVP K25.
Laju disolusi dari dispersi solida piroksikam - PVP
K25 pada komposisi 40 : 60 ; 30 : 70 ; 20 : 80 dan
10 : 90 sebanding dengan laju disolusi dari produk yang
beredar (gambar 30). Hal ini diduga karena piroksikan
yang digunakan pada produk tersebut telah dimodifikasi
kelarutannya atau dapat juga karena pengaruh komponen
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
69
formula.
Pada formulas! tablet, umumnya PVP digunakan seba
gai bahan pengikat dengan konsentrasi 2 - 5 X. Karena
tablet yang beredar umumnya mempunyai berat 500 - 600 mg,
maka jumlah PVP terbanyak yang digunakan sebagai bahan
pengikat adalah 25 - 30 mg, sehingga sistem dispersi so
lida piroksikam - PVP K25 yang terpilih untuk diformula-
si menjadi sediaan tablet adalah pada komposisi piroksi
kam : PVP K25 = 4 0 : 60.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
BAB VI
KESIMPULAN
Dari data yang diperoleh dapat disinpulkan sebagai
berikut :
1. Sistem dispersi solida piroksikam - PVP K25 dapat me
ningkatkan laju disolusi dari piroksikam, dan pening-
katannya lebih besar dibandingkan dengan campuran fi-
sisnya.
2. Makin besar jumlah PVP K25 yang digunakan dalam sis
tem dispersi solida piroksikam - PVP K25 makin besar
laju disolusi dari piroksikam, kecuali pada komposisi
piroksikam : PVP K25 = 60 : 40*
70
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
RINGKASAN
Telah dilakukan penelitian untuk meningkatkan laju
disolusi piroksikam dalam sistem dispersi solida pirok
sikam - PVP K25 yang dibuat dengan netoda pelarutan pada
komposisi 90 : 10 ; 80 : 20 ; 70 : 30 ; 60 : 40 ;
50 : 50 ; 40 : 60 ; 30 : 7b ; 20 : 80 dan 10 : 90.
PVP K25 dipilih sebagai pembawa dengan pertimbangan da
pat beroampur dengan bahan obat, mudah larut dalam air,
tidak toksik dan bersifat inert.
Pada setiap komposisi dispersi solida yang terben
tuk dilakukan pemeriksaan kualitatif secara kromatografi
lapisan tipis (KLT). Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa piroksikam dalam sistem dispersi solida tidak
nengalami peruraian.
Hasil pemeriksaan kualitatif dispersi solida piroksikam
- PVP K25 dengan stereomikroskop dan "Differential Scan
ning Calorimeter" (DSC) menunjukkan hasil yang berbeda
dengan campuran fisisnya.
Berdasarkan data termogram DSC, dispersi solida piroksi
kam - PVP K25 pada berbagai komposisi tidak dapat digam-
barkan diagram fasanya karena titik lelehnya tidak dapat
ditentukan, sehingga penentuan laju disolusi dilakukan
pada semua komposisi.
Penetapan kadar piroksikam pada penentuan laju di
solusi dilakukan dengan metoda spektrofotometri pada
72
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
73
panjang gelombang maksimum 332 nm.
Makin besar jumlah PVP K25 dalam sistem dispersi
solida piroksikam - PVP K25 makin besar pula laju diso
lusi dari piroksikam, hal ini disebabkan oleh adanya e-
fek solubilisasi dari PVP K25, kecuali pada komposisi
piroksikam : PVP K25 = 60 : 40 terjadi penurunan laju
disolusi, yang diduga karena terbentuknya "micelle".
Laju disolusi dari dispersi solida dan campuran fi
sis piroksikam - PVP K25 menunjukkan bahwa laju disolusi
piroksikam dalam sistem dispersi solida lebih besar di
bandingkan dengan campuran fisisnya.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
DAFTAR PUSTAKA
1. Fudholi, Ahmad. 1982. Kontrol Kecepatan Pelarutan in
vitro. Medika. No.8, hal. 570 - 573.
2. Wurster,D.B. and P.W.Taylor. 1965. Dissolution Rates.
J.Pharm.Soi. vol.54, hal. 168 - 175.
3. Shargel,L. and Andrew B.C.Yu. 1985, Applied Biophar
maceutics and Pharmacokinetics. 2n<* edition; Appleton
Century Crofts : New York, hal. 67 - 82.
4* Lachman,L., H.A.Lieberman and J.L.Kanig. 1976. The
Theory and Praotioe of Industrial Pharmacy. 2nt* editi
on ; Lea and Febiger : Philadelphia, hal. 1 - 20 , 86
- 113.
5. The Pharmaceutical Press. 1982. Martindale, The Extra
Pharmacopoeia. 28fc edition. London, hal. 275 - 276,
958.
8 . Kozjek,F.,et.al, 1985. Physicochemical Properties and
Bioavailability of Two Crystal Forms of Piroxioam. Ac
ta. Pharm.Jugosl. vol.J35, hal. 275 - 281.
7. Parrot,E.L. 1971. Pharmaceutical Technology Fundamen-
r dtal Pharmaoeutics. 3 edition ; Burgess Publishing
Company : USA, hal. 28, 158 - 161.
8, Chiou,W.L. and S .Riegelman. 1971. Pharmaceutical Ap
plications of Solid Dispersion System. J.Pharm.Sci.
vol.60, hal. 1281 - 1302.
74
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
75
9. Goldberg,A. 1974. Methods of Increasing Dissolution
Rate.Ini Dissolution Technology, Chapter 5.; The In
dustrial Pharmaceutical Technology Seotion of The
Academy of Pharmaceutical Science : Washington D.C.,
hal. 125, 147 - 160.
10. Martin,A.N., J.Swarbrick and A.Cammarata. 1969. Phy
sical Pharmacy. 2n<* edition ; Lea and Febiger : Phi
ladelphia, hal. 91 - 93, 289 - 324.
11. Ford>J.L. 1986. The Current Status of Solid Disper
sions. Pharm.Acta.Helv. vol.61, hal. 69 - 88.
12. Breimer,D.D. and P.Speiser. 1983. Topics in Pharma
ceutical Science ;Elsevier Science Publishers: Swit
zerland, hal. 359 - 369.
13. BASF. Kollldon Grades, Polyvinylpyrrolidone for The
Pharmaceutical Industry, hal. 3 - 46.
14. Goldberg,A.H., M.Gibaldi and J.L.Kanig. 1965,Increa
sing Dissolution Rates and Gastrointestinal Absorp
tion of Drugs via Solid Solutions and Butectic Mix
tures I, J.Pharm.Sci. vol.54, hal. 1145 - 1148.
15. Goldberg,A.H.,et.al. 1966. Increasing Dissolution
Rates and Gastrointestinal Absorption of Drugs via
Solid Solutions and Butectic Mixtures IV. J.Pharm.
Sci. vol._55, hal. 581 - 583.
16. Corrigan,0.I., R.F.Timoney and M.J.Whelan. 1976. The
Influence of Polyvinylpyrrolidone on The Dissolution
and Bioavailability of Hydrochlorothiazide. J.Pharm.
Pharmac. No.28, hal. 703 - 706.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
76
17. Wiseman,E.H., Y.H.Chang and J.G.Lombardino. 1976. Pi-
roxicam, a Novel Antiinflammatory Agent. Arzneim -
Forsoh. vol.26, hal. 1300 - 1303.
18. Merck and Co.,Ino. 1963. The Merok Index. 10t 1 edi
tion. USA, hal. 1062 - 1083.
19. The United States Pharmacopeial Convention,Inc. 1984.
The United States Pharmacopeia, 21s** revision. 1 6 ^
edition. Rockville, hal. 862, 1879 - 1880.
20. Bordner,J.,et.al. 1984. Piroxicam Monohydrate : a
Zwitterionic Form, C 15H13N3O4S .H2O . Aota Crystallogr.
vol.C40, hal, 989 - 990.
21. Verbeeck,R.K., C.J.Richardson and K.L.N.Blocka. 1986.
Clinical Pharmacokinetics of Piroxicam. The Journal
of Rheumatology. vol.l£_, hal. 789 - 796.
22. Swarbrick,J. 1970. Current Concepts in Pharmaceuti
cal Science : Biopharmaceutics ; Lea and Febiger :
Philadelphia, hal. 59 - 60, 266 - 296,
23. Wagner,J.G. 1961. Biopharmaoeutios : Absorption As
pects. J.Pharm.Sci. vol.50. No.5, hal. 359 - 387.
24. Yalkowsky,S.H. 1981. Techniques of Solubilization of
Drugs ; Marcel Dekker,Inc : New York and Basel, hal.
159 - 182.
25. Sekikawa,H.,et.al. 1978. Dissolution Behaviors and
Gastrointestinal Absorption of Phenytoin in Phenyto-
in - Polyvinylpyrrolidone Coprecipitate. Chem.Pharm.
Bull, vol.26, hal. 3033 - 3039,
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
77
26. Allen»L.V., V.A.Yanchick and D.D.Maness. 1977. Dis
solution Rates of Corticosteroids Utilizing Sugar
Glass Dispersions, J.Pharm.Sci. vol.€10, hal. 494 -
496.
27. Geneidi,A.S. and H.Hamacher. 1980. Enhancement of
Dissolution Rates of Spironolactone and Diazepam via
Polyols and PEG Solid Dispersion System. Pharm.Ind.
vol.42, hal. 401 - 404.
28. Mayersohn,M. and M.Gibaldi.1966. Hew Hethod of Solid
State Dispersion for Increasing Dissolution Rates.
J.Pharm.Sci. hal. 1323 ' 1324.
29. Collet,J.H., B.L.Flood and F.R.Sale. 1975. Some Fac
tors Influencing Dissolution From Salicylic Acid -
Urea Solid Dispersion. J.Pharm.Pharmac. vol.210! hal.
305 - 308.
30. Sanner,A., F.Straub and C .H.Tschang.1985. Chemistry,
Structure and Properties of Polyvinylpyrrolidone.In:
Seminar on Fine Chemicals for Pharmaceuticals : BASF,
hal. 18 - 21, 50 - 55.
31. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farma-
kope Indonesia, edisi III. Jakarta, hal. 510.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
LAJ1PIRAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
LAMPIRAN I
TERMOGRAM DSC PIROKSIKAM
dHdt
/ v tv :r —
T (°C)
78
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
LAMPIRAN II
TERMOGRAM DSC PVP K25
» T (°C)
79
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
LAMPIRAN III
TERMOGRAM DSC DISPERSI SOLIDA PIROKSIKAM - PVP K25
PADA KOMPOSISI 90 : 10
dHdt
-» T (°C)
00
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
LAMPIRAN IV
TERMOGRAM DSC DISPERSI SOLIDA PIROKSIKAM - PVP K25
PADA KOMPOSISI 80 : 20
dt
200
* T <°c>
81
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
LAMPIRAN V
TERMOGRAM DSC DISPERSI SOLIDA PIROKSIKAM - PVP K25*
PADA KOMPOSISI 70 : 30
82
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
LAMPIRAN VI
TERMOGRAM DSC DISPERSI SOLIDA PIROKSIKAM - PVP K25
PADA KOMPOSISI 60 : 40
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
LAMPIRAN VII
TERMOGRAM DSC DISPERSI SOLIDA PIROKSIKAM - PVP K25
PADA KOMPOSISI 50 : 50
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
LAMPIRAN VIII
TERMOGRAM DSC DISPERSI SOLIDA PIROKSIKAM - PVP K25
PADA KOMPOSISI 40 : 60
85
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
LAMPIRAN IX
TERMOGRAM DSC DISPERSI SOLIDA PIROKSIKAM - PVP K25
PADA KOMPOSISI 30 : 70
dHdt
» T <°C)
66
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
LAMPIRAN X
TERMOGRAM DSC DISPERSI SOLIDA PIROKSIKAM - PVP K25
PADA KOMPOSISI 20 : 60
dH.dt
* T ( C)
87
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
LAMPIRAN XI
TERMOGRAM DSC DISPERSI SOLIDA PIROKSIKAM - PVP K25
PADA KOMPOSISI 10 : 90
. . .
r— *i l
Tr i
! !ii .
LUi
U.1 yyy
A
.1
yA
-r
L
yi-
■ i:
i i ' i
III
Sir*
Js
! I"
91
il!'
f t r
:p; !116!ii
Hi!
nil
fiiifi
9 )
aft
44-
H;
rs
sir
u 1
50 100 150 200
T (°C)
88
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
LAMPIRAN XII
TERMOGRAM DSC CAMPURAN FISIS PIROKSIKAM - PVP K25
PADA KOMPOSISI 70 : 30
89
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
LAMPIRAN XIII
TERMOGRAM DSC CAMPURAN FISIS PIROKSIKAM - PVP K25
PADA KOMPOSISI 90 s 10
dHdt
T (°C)
90
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
LAMPIRAN XIV
CARA PERHITUNGAN UNTUK MEMPEROLEH
KADAR PIROKSIKAM TERLARUT (mg/1)
Waktu
(menit)
Dispersi solida piroksikam - PVP K25 = 10 : 90
Nilai absorpsi
rata-rata
Kadar piroksikam
terlarut (mg/1)
2,5 0,3065 37,2478*
5 0,4770 58,1686
10 0,5360 65,4081
Penentuan kadar piroksikam terlarut (mg/1) diperoleh de
ngan mengintrapolasikan nilai absorpsi rata-rata ke da
lam persamaan gar is regresi kurva baku.
Persamaan garis regresi : Y = 0,0815 X + 2,9382.10~3
Untuk waktu 2,5 menit, perhitungan kadar piroksikan ter
larut (mg/1) adalah sebagai berikut :
Nilai absorpsi rata-rata (Y) = 0,3065
kadar (X) = 3,72478
Karena dilakukan pengenceran 10 kali, maka kadar pirok
sikam terlarut yang diperoleh adalah 37,2478 mg/1.
91
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
LAMPIRAN XV
PENENTUAN LAJU DISOLUSI DARI SEDIAAN TABLET DAN RAPSUL
YANG MASING-MASING MENGANDUNG 20 MG PIROKSIKAM
Waktu Kadar piroksikan terlarut
(menit) Tablet Feldene - D
Kapsul Feldene Kapsul Indene
mg/1 % mg/1 % mg/1 X
2*5 20,6215 25,7769 9,7010 12,1283 8,5967 10,7459
5 39,1496 48,9370 30,3150 37,8938 27,3702 34,2128
10 51,0518 63,8148 46,5118 58,1398 40,2540 50,3175
15 58,2913 72,8641 52,5243 65,6554 46,5118 58,1398
20 62,5859 78,2324 55,1010 68,8763 53,6286 67,0358
30 66,2670 82,8338 59,2729 74,0911 57,5551 71,9439
45 70,4389 88,0486 62,9540 78,6925 60,0091 75,0114
60 72,2794 90,3493 64,7945 80,9931 62,4632 78,0790
75 72,4021 90,5026 65,2853 81,6066 63,5675 79,4594
90 73,0156 91,2695 65,6534 82,0668 64,7945 80,9931
92
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
LAMPIRAN XVI
PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM LARUTAN PIROKSIKAM
DAN PVP K25 DALAM MEDIA DISOLUSI
Panjang gelombang
(nm)
Nilai absorpsi pada kadar
4 mg/1 8 mg/1
324 0,283 0,563
326 0,286 0,571
328 0,292 0,582
330 0,294 0,588
332 0,297 0,592
334 0,294 0,588
336 0,292 0,583
338 0,286 0,573
340 0,281 0,560
93
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
LAMPIRAN XVII
HARGA KOEFISIEN KORELASI (r> PADA
DERAJAT KEPERCAYAAN 5% DAN IX *)
DEORBBSFNEEDOM
OF(OF)
5PERCENT
1
PERCENTDS5REE5FPEEDOM
OK<DF)
5PERCENT
1
PERCENT
1 .9 9 7 1,000 21* .388 .4962 .9 5 0 .9 9 0 25 .381 .4 8 7 .
3 .6 7 0 .9 5 9 26 .374 .4 7 8 * .
4 .8 1 1 .9 1 7 27 .367 .4 7 0
5 .754 .874 28 .361 .4 6 3 ' •6 .7 0 7 .8 3 4 2 9 .3 5 5 .4567 .666 ' .7 7 8 3 0 .3 4 9 .4 4 96 .6 3 2 .7 6 5 35 .325 .4 1 89 .6 0 2 .7 3 5 4 0 ♦ 304 .$93
10 .5 7 6 .7 0 6 4 8 .2 8 8 .37211 .5 5 3 .681* 50 .2 7 3 .35412 .5 3 3 .6 6 1 6 0 «250 .32513 .JU 4 . 61*1 70 .232 .30214 .*♦97 .6 2 3 80 .217. .2 8 3 .15 .(<62 .6 0 6 90 .2 0 5 .26716 .4 6 8 .5 9 0 100 .1 9 5 .25417 .<*56 .5 7 5 125 .174 .22510 .444 .5 6 1 150 .1 5 9 .20819 .'*33 .5 4 9 200 .1 3 8 .18120 .<*23 .5 3 7 300 .1 1 3 .14821 .M 3 .5 2 6 4 00 .0 9 0 .1 2 8 •22 .'.Of, .5 1 5 , 500* .0 0 8 .11523 .3 9 6 .5 0 5 1000 .062 .0 8 1
*) Dikutip dari :
Ritaohel,W.A. 1976. Handbook of Basic
s tPharmaookinetics. 1 edition ; Drug
Intelligence Publications, Inc :
Hamilton, hal. 315
94
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI
LAMPIRAN XVIII
CERTIFICATE OF ANALYSIS PIROXICAM
Via CaUmtti i) . HIM MILANO-^Tihl, (t Una [It i) A t 111111007T*l«« 3 )124-1 COtahft I • f i " Jliw vw 7C»Wt • M1UNO Our I n v o l c * ft* 1S3/EKP
A N A U K N . L O T T O N . " 1 / 8 ? P t l o m a ltC O lK -t O A T J
K " 4 y8 7
A n t l f t l i « . g U c h n . M o l t c u i t f W t l f h t
w w o o r r o . A i p « t l o
* e d u « ----------------- - I 3 - 3 4
___ W u M I t *
A - B - C 1 C o n f o r m * ____ S o /u b ilfir
# * R t t ld u o i ! U a l e i r u i . Pufilo <31 I l l l iO A l f a r t i i t * p « i o U m id ttk f l o u t . S ^ K lf t e a . 20
$ P » t in c f lo f j ila n 0
CtOtort S o l l i t )
p H H t n d v » o n (0n liU n U t i l i t y I t n j t i « » i o n d rying M a l t t v r t C fW o rW ti S u l p h s t i i
A b o u t 0 . 0 4 * H j O l 0 . 4*
>
Ttw * • A u * r______ ______________________________________________
u . - f.LC. ____ _________ _________ _
Altrt ugg< • Oihtr iM im lnitU utt.______K « iv y ...M -U lt* ~ 3 0 . ppn~
C. F. M. C O . FARMACEUTICA- M ILANESE S.P.A.
95
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI UJI LAJU DISOLUSI PIROKSIKAM DALAM..... RATNA DEWIJANTI