PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg)...

55
PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK/POLIETILEN GLIKOL (PEG) 6000 DALAM SISTEM DISPERSI PADAT DENGAN METODE PELELEHAN-PELARUTAN TERHADAP DISOLUSI KURKUMIN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Kendhi Swandanu NIM : 138114136 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg)...

Page 1: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK/POLIETILEN GLIKOL

(PEG) 6000 DALAM SISTEM DISPERSI PADAT DENGAN METODE

PELELEHAN-PELARUTAN TERHADAP DISOLUSI KURKUMIN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Kendhi Swandanu

NIM : 138114136

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

i

Halaman Judul

PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK/POLIETILEN GLIKOL

(PEG) 6000 DALAM SISTEM DISPERSI PADAT DENGAN METODE

PELELEHAN-PELARUTAN TERHADAP DISOLUSI KURKUMIN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Kendhi Swandanu

NIM : 138114136

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kurpersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus sang teladan pribadiku

Bapak, Mama yang senantiasa mendukung dalam doa dan pengharapan

Sahabat

Dan Almamater tercinta

Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan

kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia

Roma 8: 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

vii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas bimbingan, berkat,

dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh

Rasio Ekstrak Temulawak/Polietilen Glikol (PEG) 6000 dalam Sistem Dispersi

Padat dengan Metode Pelelehan-Pelarutan Terhadap Disolusi Kurkumin”

dengan baik untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi. Selama

proses yang dijalani, penulis telah melalui tahap dari penyusunan proposal,

penelitian, hingga penyusunan naskah skripsi ini. Terlepas dari itu, penulis tidak

melakukannya sendirian, sehingga penulis hendak mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Ibu Aris Widayati, M.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma.

2. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing atas

segala dorongan, masukan, saran selama proses penyusunan naskah dan

penelitian.

3. Ibu Beti Pudyastuti, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji atas masukan dan

saran selama penyusunan proposan dan naskah skripsi.

4. Ibu Dina Christin Ayuning Putri, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji atas

masukan dan saran selama penyusunan proposal dan naskah skripsi.

5. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. selaku dosen penguji atas masukan

dan saran selama penyusunan proposal dan naskah skripsi.

6. Dr.rer.nat. Yosi Bayu Murti, M.Si., Apt. atas pemberian baku standar

kurkumin untuk digunakan pada penelitian ini

7. Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt. atas pembiayaan penelitian ini sehingga

penelitian dapat berjalan dengan baik

8. Bapak Musrifin, Bapak Wagiran, Bapak Bima, selaku laboran atas arahan

dan dukungan selama penelitian

9. Bapak Surandaru, Mama Wahyu Sriharini yang selalu mendukung dalam

doa dan memberikan dorongan serta semangat sehingga mampu melewati

proses skripsi dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

viii

Penulis menyadari bahwa naskah ini masih belum sempurna sehingga

penulis mohon maaf atas segala hal yang masih perlu disempurnakan melalui saran

yang membangun. Sebagai penutup, penulis berharap agar karya penelitian ini

dapat memberi kontribusi dan manfaat bagi pengetahuan dan masyarakat. Terima

kasih

Yogyakarta, 7 Juni 2017

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

ix

PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK/POLIETILEN GLIKOL

(PEG) 6000 DALAM SISTEM DISPERSI PADAT DENGAN METODE

PELELEHAN-PELARUTAN TERHADAP DISOLUSI KURKUMIN

Kendhi Swandanu

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma, Kampus III Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman,

Yogyakarta, Indonesia 55282

Telp. (0274) 883037, Fax. (0274) 886529

[email protected]

ABSTRAK

Kurkumin merupakan salah satu komponen aktif dalam temulawak

(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) yang memiliki potensi pada aktivitas farmakologis.

Kurkumin termasuk dalam obat BCS (Biopharmaceutical Classification System)

kelas II di mana kelarutannya dalam air rendah namun memiliki permeabilitas

membran yang tinggi sehingga disolusi menjadi rate limiting step bioavailabilitas

oral kurkumin.

Metode yang dipilih untuk meningkatkan disolusi obat yaitu pembuatan

dispersi padat. Pembawa yang digunakan adalah polietilen glikol (PEG) 6000.

Metode dispersi padat yang digunakan adalah pelelehan-pelarutan. Pembuatan

dispersi padat dilakukan dengan variasi rasio ekstrak temulawak dan PEG 6000

sebesar 1:2, 1:4 dan 1:9. Karakterisasi dispersi padat dengan uji drug load, uji

kelarutan dan uji disolusi. Uji disolusi dispersi padat kurkumin dilakukan dengan

alat uji disolusi tipe 2 (dayung/paddle) dan penetapan kadar kurkuminoid dilakukan

dengan spektrofotometer UV-Visible. Perbandingan hasil disolusi dilihat dengan

nilai dissolution efficiency.

Pembuatan dispersi padat dapat meningkatkan kelarutan dan disolusi

kurkumin dibandingkan dengan campuran fisiknya (p<0,05) dengan peningkatan

kelarutan paling tinggi pada rasio 1:4 (14,5 kali) serta nilai DE120 dispersi padat

sebesar 60,40 ± 1,52%; 89,02 ± 1,00%; dan 92,23 ± 0,40% untuk tiap rasio berturut-

turut 1:2, 1:4 dan 1:9. Perbedaan tiap rasio dispersi padat juga memiliki perbedaan

yang signifikan (p< 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio dispersi padat

ekstrak temulawak dengan PEG 6000 berpengaruh terhadap disolusi kurkumin.

Kata kunci: kurkumin, dispersi padat, disolusi, PEG 6000, spektrofotometri UV-

visibel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

x

DISSOLUTION OF CURCUMIN BASED ON TEMULAWAK

EXTRACT/POLYETHYLENE GLYCOL (PEG) 6000 RATIO IN SOLID

DISPERSION SYSTEM WITH MELTING-SOLVENT METHOD

Kendhi Swandanu

Faculty of Pharmacy

University of Sanata Dharma, Kampus III Paingan, Maguwoharjo, Depok,

Sleman, Yogyakarta, Indonesia 55282

Telp. (0274) 883037, Fax. (0274) 886529

[email protected]

ABSTRACT

Curcumin is one of the active component in Temulawak (Curcuma

xanthorrhiza Roxb.) that proven to have pharmacological potential. Curcumin

classified in Biopharmaceutical Classification System (BCS) Class II with low

solubility in water but highly permeable in cell membrane. Therefore, dissolution

becoming the rate limiting step of curcumin oral bioavailability.

Solid dispersion preparation was chosen to enhance drug dissolution.

Polyethylene glycol was used as a carrier in solid dispersion system. The solid

dispersion was prepared using melting-solvent method in different ratios as follows

1:2, 1:4 and 1:9. Solubility testing and dissolution testing was used as the solid

dispersion characterization. USP apparatus type II (paddle) was used as dissolution

testing instrument. Spectrophotometer UV-visible was chosen to determine

concentration of curcuminoid. The dissolution was interpret using dissolution

efficiency (DE).

The use of solid dispersion system with 1:2, 1:4 and 1:9 ratio enhance the

solubility and dissolution rate of curcumin than its’ physical mixture (p value<0,05)

with 14,5 fold times of solubility enhancement for 1:4 ratio and DE120 value for

each consecutive ratio as follows 60,40 ± 1,52%; 89,02 ± 1,00%; and 92,23 ± 0,40%.

The effect of ratio from solid dispersion of temulawak extract and PEG 6000

significanly different to enhance the dissolution rate of curcumin (p<0,05).

Keywords: curcumin, solid dispersion, dissolution, PEG 6000, spectrophotometry

UV-Visible

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii

PENGESAHAN SKRIPSI BERJUDUL ............................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v

PERNYATAAN PUBLIKASI ........................................................................... vi

PRAKATA ........................................................................................................ vii

ABSTRAK ......................................................................................................... ix

ABSTRACT ....................................................................................................... x

DAFTAR ISI ......................................................................................................xi

DAFTAR TABEL ..............................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xv

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

METODE PENELITIAN

Verifikasi Metode Analisis ...................................................................... 4

Pembuatan Dispersi Padat ........................................................................ 4

Pembuatan Serbuk Campuran Fisik ......................................................... 5

Uji drug load ............................................................................................ 5

Uji kelarutan ............................................................................................. 5

Uji disolusi ............................................................................................... 5

Penetapan Kadar Kurkumin Terdisolusi .................................................. 6

Analisis Hasil Uji Kelarutan dan Uji Disolusi ......................................... 6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Verifikasi metode analisis ........................................................................ 7

Uji drug load ............................................................................................ 9

Uji kelarutan ............................................................................................. 9

Uji disolusi ................................................................................................ 11

KESIMPULAN .................................................................................................... 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

xii

SARAN ................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

LAMPIRAN ......................................................................................................... 19

BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................... 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Hasil perhitungan parameter akurasi dan presisi .................................... 8

Tabel II. Hasil uji drug load campuran fisik (CF) dan dispersi padat (DP) ........ 9

Tabel III. Hasil uji kelarutan campuran fisik (CF) dan dispersi padat (DP) ........ 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kurva Baku Kurkumin dalam Medium Disolusi (n=3) ..................... 7

Gambar 2. Perbandingan Kelarutan Dispersi Padat dan Campuran Fisik (n=3) .. 10

Gambar 3. Kurva Rata-Rata Persen Terdisolusi (%) vs Waktu (menit) dan Nilai

Dissolution efficiency Menit ke-120 ................................................... 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis (COA) ekstrak temulawak dari PT.

Phytochemindo Reksa .............................................................. 19

Lampiran 2. Penentuan panjang gelombang maksimum ................................... 20

Lampiran 3. Verifikasi metode analisis: akurasi dan presisi .............................. 24

Lampiran 4. Summary output regression statistics untuk kurva baku medium

disolusi .......................................................................................... 25

Lampiran 5. Kurva baku metanol ....................................................................... 25

Lampiran 6. Summary output regression statistics untuk kurva baku metanol . 26

Lampiran 7. Perhitungan bahan pada pembuatan dispersi padat dan campuran fisik

tiap rasio ........................................................................................ 26

Lampiran 8. Pembuatan dispersi padat .............................................................. 26

Lampiran 9. Statistika uji kelarutan ................................................................... 28

Lampiran 10. Uji Disolusi .................................................................................. 31

Lampiran 11. Statistika uji disolusi dispersi padat dan campuran fisik ............. 34

Lampiran 12. Statistika uji disolusi perbedaan rasio dispersi padat .................. 37

Lampiran 13. Proses pembuatan dispersi padat ................................................. 38

Lampiran 14. Alat uji disolusi tipe dayung ........................................................ 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

1

PENDAHULUAN

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan tanaman asli

Indonesia (endogenous plant) yang sering digunakan pada industri makanan lokal

serta memiliki beberapa manfaat farmakologis. Komponen yang terdapat dalam

temulawak yaitu Xantorizol sebagai komponen utama dan kurkuminoid (Sumiwi

and Sidik, 2008). Kurkuminoid merupakan senyawa yang dikenal memiliki banyak

manfaat untuk kesehatan. Kurkuminoid terdiri dari kurkumin, demetoksikurkumin

dan bis-demetoksikurkumin (Goel et al., 2008). Kurkumin telah dibuktikan dalam

beberapa penelitian memiliki berbagai macam aktivitas antara lain antioksidan

(Rosidi et al., 2016), antiinflamasi (Ferreira et al., 2015), hepatoprotektor (Devaraj

et al., 2010), antibakteri (Mohammed and Habil, 2015) serta terapi pada penyakit

Alzheimer (Yao and Xue, 2014). Manfaat-manfaat tersebut menyebabkan

kurkumin banyak diminati sebagai pengobatan alami. Namun, hal yang menjadi

penghambat utama kurkumin sebagai obat oral adalah kurangnya kelarutan

kurkumin dalam air yang dikarenakan memiliki kelarutan dalam air sebesar 11

ng/mL (Tonnesen, Masson and Loftsson, 2002). Kurkumin termasuk ke dalam obat

Biopharmaceutical Classification System (BCS) kelas II yang memiliki kelarutan

dalam air yang rendah namun memiliki permeabilitas membran yang tinggi. Untuk

itu, kelarutan menjadi kendala utama dalam bentuk sediaan oral (Fudholi, 2013).

Untuk obat-obatan yang termasuk dalam BCS kelas II, disolusi menjadi parameter

utama atau rate limiting step dalam menentukan bioavailabilitas (ketersediaan

hayati) oral (Wang et al., 2015).

Beberapa teknik dalam meningkatkan disolusi obat telah dilakukan, antara

lain kosolvensi (Kharwade et al., 2012), pembentukan garam (Serajuddin, 2007),

dan teknik mikronisasi. Selain teknik yang telah disebutkan, terdapat cara lain yang

dapat digunakan untuk meningkatkan disolusi yaitu dengan pembuatan dispersi

padat. Komponen penyusun dispersi padat adalah obat hidrofobik dalam matriks

atau pembawa yang bersifat hidrofilik. Mekanisme peningkatan kelarutan yang

terjadi pada dispersi padat antara lain peningkatan luas permukaan kontak zat

dengan matriks pembawanya karena terdapat luas permukaan yang cukup besar,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

2

menjadikan bentuk amorf serta peningkatan pembasahan dengan kontak langsung

obat dengan matriks (Mogal et al., 2012). Kestabilan dispersi padat ditentukan oleh

pembawa yang digunakan. Pembawa yang digunakan pada penelitian ini adalah

polietilen glikol 6000 (PEG 6000) dengan alasan memiliki nilai titik lebur kecil,

bersifat hidrofilik, memiliki toksisitas yang rendah (Afifi, 2015) serta memiliki

tingkat solidifikasi atau pemadatan yang cepat (Bley et al., 2010). Metode yang

digunakan untuk pembuatan dispersi padat adalah melting-solvent method atau

pelelehan-pelarutan. Metode pelelehan-pelarutan dilakukan dengan melarutkan

bahan obat terlebih dahulu dalam pelarut yang sesuai, kemudian dicampur dengan

hasil pelelehan pembawa (Leuner and Dressman, 2000).

Pembuatan dispersi padat dilakukan dengan beberapa rasio tertentu.

Penentuan rasio dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan. Pada penelitian

Patil dan Gaikwad (2011) didapatkan peningkatan pada profil disolusi obat

gliclazide dengan pembuatan dispersi padat menggunakan metode pelelehan

(fusion method) dengan perbandingan 1:1, 1:3 dan 1:5 masing-masing 90,43%,

92,97% dan 97,93%. Terlihat bahwa semakin banyak pembawa maka semakin

tinggi peningkatan disolusi, maka pada penelitian ini digunakan rasio ekstrak dan

pembawa sebesar 1:2, 1:4 dan 1:9. Rasio tersebut mengacu pada penelitian

Prasanthi, Rao dan Manikiran (2010) yang membuat dispersi padat lasidipin dengan

pembawa PEG 6000. Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh rasio

dispersi padat ekstrak temulawak dengan PEG 6000 terhadap disolusi kurkumin.

METODE PENELITIAN

Bahan Penelitian

Standar baku kurkumin (diisolasi oleh Dr.rer.nat. Yosi Bayu Murti, M.Si.,

Apt.), ekstrak temulawak (PT. Phytochemindo Reksa) dengan kadar kurkuminoid

minimal 15,06%, metanol p.a. (Merck), etanol teknis, akuades, cangkang kapsul

keras ukuran 00 (Kapsulindo Nusantara), polietilen glikol 6000 sebagai pembawa,

Sodium Lauryl Sulphate (SLS) (Merck) dan Sodium Dihydrogen Phosphate

Dihydrate/NaH2PO4.2H2O (Merck).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

3

Alat Penelitian

Alat gelas (Pyrex Iwaki), neraca analitik (Mettler Toledo), hotplate

magnetic stirrer (Wilten & Co), water bath (Gerhardt), makropipet (Socorex),

mikropipet (Socorex), pH meter (Wissenschaftlich-Technische-Werkstatten pH

3310 SET), orbital shaker (Innova 2100), alat uji disolusi tipe dayung (Guoming

RC-6D), centrifuge (Gemmy PLC-05), mortir dan stamper, ayakan no. mesh 50,

dan spektrofotometer UV-Visibel (Shimadzu UV-1800).

Pembuatan larutan baku kurkumin

1. Larutan stok kurkumin (konsentrasi 1000 µg/mL)

Kurkumin ditimbang seksama sebanyak 1,0 mg, dimasukkan

kedalam effendorf dan diencerkan dengan metanol p.a sebanyak 1 ml

terlindung cahaya. Larutan kurkumin yang didapat memiliki konsentrasi

sebesar 1 µg/mL.

2. Larutan intermediet (konsentrasi 10 µg/mL)

Larutan stok kurkumin 0,1 ml diambil kemudian dimasukkan dalam

labu takar 10,0 ml dan diencerkan dengan metanol p.a hingga batas tanda,

terlindung cahaya. Larutan kurkumin yang didapat memiliki konsentrasi

0,01 µg/mL.

3. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum (λ maks)

Larutan intermediet kurkumin diambil sebanyak 0,25 ml; 1,5 ml dan

3 ml kemudian diencerkan dengan medium disolusi (dapat fosfat pH 6,0

dan sodium lauryl sulphate 0,5%) pada labu takar 10,0 ml. Larutan ini

diukur absorbansinya pada panjang gelombang antara 400-600 nm,

kemudian dibaca pada spektrofotometer dengan panjang gelombang

antara 400 – 600 nm.

4. Pembuatan kurva baku

Dari larutan intermediet kurkumin kemudian diencerkan dengan

konsentrasi 0,54 µg/mL, 1,07 µg/mL, 2,15 µg/mL, 3,23 µg/mL, 4,31

µg/mL, 5,38 µg/mL. Larutan ini diukur absorbansinya pada panjang

gelombang maksimum. Dilakukan replikasi sebanyak tiga kali. Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

4

dihitung menggunakan regresi linier sehingga diperoleh persamaan kurva

baku.

Verifikasi Metode Analisis

1. Penetapan parameter linearitas

Parameter linearitas didapatkan dengan nilai koefisien korelasi (r) dari

persamaan regresi linear tiga replikasi kurva baku. Konsentrasi yang

digunakan yaitu 0,01 µg/mL; 0,02 µg/mL; 0,04 µg/mL; 0,09 µg/mL; 0,17

µg/mL; 0,22 µg/mL; 0,43 µg/mL; 0,53 µg/mL; 1,07 µg/mL; 2,15 µg/mL;

3,23 µg/mL; 4,31 µg/mL; 5,38 µg/mL; 6,46 µg/mL. Replikasi dilakukan

sebanyak tiga kali dan dihitung persamaan regresi linear nya untuk

mendapatkan nilai r.

2. Penetapan parameter akurasi dan presisi

Parameter akurasi ditetapkan dengan nilai perhitungan perolehan kembali,

sedangkan parameter presisi ditetapkan dengan nilai perhitungan koefisien

variasi. Konsentrasi larutan baku kurkumin dibuat sebanyak 3 konsentrasi

yang berbeda (0,54; 3,23; dan 5,38 µg/mL). Replikasi dilakukan sebanyak

3 kali.

Pembuatan Dispersi Padat Ekstrak Temulawak-PEG 6000

Dispersi padat ekstrak temulawak – PEG 6000 dibuat dengan menimbang

serbuk ekstrak temulawak dan PEG 6000 masing-masing sebesar perbandingan 1:2,

1:4 dan 1:9 dengan bobot total sebesar 5 gram. Ekstrak temulawak terlebih dahulu

dilarutkan dengan etanol dan bersamaan dengan itu PEG 6000 dilelehkan dalam

cawan porselen pada water bath dengan suhu 60 oC. Setelah itu larutan kurkumin

tersebut dimasukkan dalam cawan porselen yang telah berisi lelehan PEG. Setelah

pelarut etanol menguap, campuran kemudian didiamkan selama 5 menit dan

didinginkan menggunakan penangas es agar didapatkan suatu padatan. Padatan

tersebut kemudian dihancurkan dengan cara digerus lalu diayak dengan ayakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

5

nomor mesh 50 kemudian disimpan dengan dimasukkan dalam desikator untuk

dilakukan uji berikutnya.

Pembuatan Serbuk Campuran Fisik

Serbuk campuran fisik dibuat dengan cara menimbang serbuk ekstrak

temulawak dan PEG 6000 yang sebelumnya telah dihaluskan dan diayak dengan

perbandingan 1:2, 1:4 dan 1:9. Serbuk ekstrak temulawak dan PEG 6000 dicampur

dengan lembut hingga homogen menggunakan mortir dan stamper, kemudian

diayak dengan ayakan nomor mesh 50 kemudian dimasukkan dalam desikator

untuk uji berikutnya.

Uji Drug Load

Uji drug load dilakukan dengan cara menimbang sebanyak 25 mg serbuk

dispersi padat dan campuran fisik kemudian dilarutkan dalam 25 mL metanol p.a.

dan dianalisis dengan spektrofotometer UV-Visibel pada panjang gelombang 425

nm.

Uji Kelarutan

Uji kelarutan dilakukan dengan cara menimbang dispersi padat dan

campuran fisik sebanyak 25 mg kemudian dilarutkan dalam 25 ml dapar fosfat pH

6,0 menggunakan erlenmeyer dan diaduk menggunakan orbital shaker dengan

kecepatan 75 rpm selama 48 jam di suhu ruangan (25o C) terlindung dari cahaya.

Sampel kemudian disaring dan diambil 5 mL untuk dianalisis dengan

spektrofotometer UV-Visibel pada panjang gelombang 431 nm. Replikasi

dilakukan sebanyak 3 kali. Hasil yang didapatkan kemudian dianalisis dengan Real

Statistics Microsoft Excel untuk melihat signifikansi tiap rasio formula.

Uji Disolusi

Uji disolusi dilakukan dengan alat uji disolusi tipe dayung. Medium yang

digunakan adalah dapar fosfat pH 6,0 dan sodium lauryl sulphate (SLS) 0,5%.

Kecepatan putar dayung diatur 75 rpm dan suhu diatur 37±0,5oC. Volume medium

disolusi yang digunakan adalah 500 ml. Kapsul yang digunakan adalah kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

6

cangkang keras ukuran 00. Sebelum dilakukan disolusi, pada kapsul diberi

pemberat lebih dulu agar kapsul tenggelam. Sampel disolusi diambil sebanyak 1

mL pada menit ke-10, 15, 30, 45, 60, 90 dan 120. Setelah sampel diambil diganti

dengan 1 mL medium yang baru pada suhu yang sama. Dilakukan replikasi

sebanyak 3 kali.

Penetapan Kadar Kurkumin Terdisolusi dengan Spektrofotometri Visibel

Sampel sebanyak 1 ml diambil dan di-centrifuge untuk menghilangkan

endapan di dalam cuplikan dengan kecepatan 6000 rpm selama 5 menit kemudian

diencerkan ke dalam labu takar 5 ml dan diukur absorbansinya pada

spektrofotometer UV-visibel kemudian ditetapkan kadarnya.

Analisis Hasil Uji Kelarutan dan Disolusi

Uji statistik dilakukan dengan aplikasi real statistic yang dipasang pada

Microsoft Excel. Uji normalitas dilakukan dengan Uji Shapiro-Wilk. Unpaired-T-

test digunakan untuk data terdistribusi normal dan Mann Whitney Test untuk data

terdistribusi tidak normal pada perbedaan kelarutan dan profil disolusi dispersi

padat dengan campuran fisik. Perbedaan profil disolusi kurkumin antara dispersi

padat dengan campuran fisik digunakan nilai DE120. Untuk melihat signifikansi

pengaruh rasio ekstrak dan pembawa terhadap disolusi kurkumin digunakan

ANOVA untuk data terdistribusi normal dan Uji Kruskal-Wallis untuk data

terdistribusi tidak normal. Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh rasio ekstrak

temulawak dan PEG 6000 dalam sistem dispersi padat terhadap disolusi

kurkumin.Metode yang digunakan pada pembuatan dispersi padat adalah metode

pelelehan-pelarutan.

Metode pelelehan-pelarutan digunakan untuk pembawa yang memiliki titik

leleh yang rendah namun memiliki kemampuan solidifikasi atau pemadatan yang

cepat. Metode ini memiliki keuntungan yaitu meningkatkan homogenitas obat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

7

dalam pembawa serta mengurangi jumlah pelarut yang digunakan dibandingkan

dengan metode penguapan pelarut.

Verifikasi Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada metode

analisis kurkumin dengan spektrofotometri UV-Visibel yang divalidasi oleh

Sharma et al. (2012).

1. Linearitas

Pengukuran linearitas dilihat dengan koefisien korelasi (r).

Pengukuran dilakukan dengan membuat 14 seri konsentrasi baku kurkumin

dengan konsentrasi 0,01 µg/mL; 0,02 µg/mL; 0,04 µg/mL; 0,09 µg/mL;

0,17 µg/mL; 0,22 µg/mL; 0,43 µg/mL; 0,53 µg/mL; 1,07 µg/mL; 2,15

µg/mL; 3,23 µg/mL; 4,31 µg/mL; 5,38 µg/mL; 6,46 µg/mL. Hasil uji

linearitas yang didapat (r) untuk kurkumin pada medium disolusi sebesar

0,998, hal tersebut telah memenuhi persyaratan AOAC (2002) tentang

linearitas yang baik yaitu > 0,99.

Gambar 1. Kurva korelasi konsentrasi dengan absorbansi (n=3)

y = 0.1307x + 0.0015

R² = 0.9963

r = 0,998

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

0 2 4 6 8

Ab

sorb

an

si

Konsentrasi (µg/mL)

Kurva Baku Kurkumin dalam Medium Disolusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

8

2. Akurasi dan presisi

Pengukuran akurasi dapat dilihat dari kedekatan konsentrasi terukur

dengan konsentrasi sebenarnya, sedangkan pengukuran presisi dapat dilihat

dari nilai coefficient of variation (CV). Kedekatan konsentrasi dihitung

dengan cara menghitung banyaknya analit yang didapatkan kembali setelah

9 kali pengukuran pada 3 tingkat konsentrasi yang berbeda, sedangkan

presisi diukur dari analisis 9 kali pengukuran kadar dengan 3 konsentrasi

yang berbeda. Konsentrasi yang digunakan untuk mengukur akurasi dan

presisi yaitu 0,54; 3,23 dan 5,38 µg/mL.

Tabel I. Hasil Perhitungan Parameter Akurasi dan Presisi

Keterangan

Konsentrasi

teoritis

(µg/mL)

Konsentrasi

perhitungan

(µg/mL)

Perolehan

kembali

(%)

CV (%)

Rendah

Rep I 0,54 0,53 98,84

0,83 Rep II 0,54 0,54 100,26

Rep III 0,54 0,53 98,84

Sedang

Rep I 3,23 3,29 102,01

1,83 Rep II 3,23 3,35 103,67

Rep III 3,23 3,42 105,80

Tinggi

Rep I 5,38 5,58 103,71

2,42 Rep II 5,38 5,82 108,11

Rep III 5,38 5,83 108,26

Berdasar hasil perhitungan yang terdapat pada Tabel I, dapat dilihat

nilai perolehan kembali berada pada rentang 98,84-108,26%. Hasil tersebut

masih memenuhi persyaratan yang diberikan oleh AOAC (2016) tentang

perolehan kembali untuk sampel dengan konsentrasi 1 µg/mL, yaitu 80-

110%. Nilai CV yang didapat menunjukkan hasil sebesar 0,83-2,42%. Hasil

tersebut masih memenuhi persyaratan dari AOAC (2016) tentang nilai CV

yaitu sebesar 11% untuk konsentrasi 1 µg/mL. Setelah didapatkan nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

9

linearitas, akurasi dan presisi, dapat disimpulkan bahwa metode yang

digunakan valid dan dapat dipakai untuk penelitian ini.

Uji Drug Load Campuran Fisik dan Dispersi Padat

Pengujian drug load dilakukan untuk mengetahui kadar kurkuminoid

sebenarnya pada rasio yang digunakan serta mengetahui kehilangan obat pada

proses pembuatan sistem. Hasil dari uji drug load dapat dilihat pada Tabel II.

Tabel II. Hasil Uji Drug Load Campuran Fisik (CF) dan Dispersi Padat (DP)

Sampel

(n=3) CF 1:2 CF 1:4 CF 1:9 DP 1:2 DP 1:4 DP 1:9

112,79 104,97 94,46 105,51 84,72 66,26

106,47 93,87 91,77 103,09 105,17 68,71

101,87 97,24 100,58 107,22 91,81 66,26

x̄ ± SD (%) 107,01 ±

5,49

98,69 ±

5,69

95,60 ±

4,52

105,27 ±

2,08

93,90 ±

10,38

67,08 ±

1,41

CV (%) 5,13 5,76 4,73 1,97 11,06 2,11

Tabel II menunjukkan nilai persen perolehan kembali (% recovery) dari uji

drug load. Nilai % recovery yang diharapkan yaitu sebesar 100%. Pada tabel

terdapat ketidaksesuaian nilai drug load dengan drug load sebenarnya. Hal tersebut

dapat disebabkan oleh terjadinya kehilangan saat proses pembuatan sediaan. Selain

itu dapat dilihat bahwa rasio 1:9 lebih kecil dibandingkan dengan drug load lainnya.

Hal tersebut dapat dikarenakan terjadinya ketidakstabilan pada kurkumin karena

pengaruh hidrolisis yang terjadi karena sediaan masih mengandung molekul air.

Semakin tinggi PEG yang digunakan maka semakin mudah sediaan menyerap

molekul air di sekitarnya karena PEG bersifat higroskopis.

Uji Kelarutan Campuran Fisik dan Dispersi Padat

Uji kelarutan dilakukan untuk mengetahui dan membandingkan antara

kelarutan campuran fisik dengan dispersi padat pada dapar fosfat pH 6,0 tanpa ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

10

penambahan sodium lauryl sulphate (SLS) 0,5%. Hasil dari uji kelarutan dapat

dilihat pada Tabel III.

Tabel III. Hasil Uji Kelarutan Campuran Fisik (CF) dan Dispersi Padat (DP)

Sampel (n=3) DP 1:2 CF 1:2 DP 1:4 CF 1:4 DP 1:9 CF 1:9

0,75 0,38 0,86 0,07 1,44 0,44

0,71 0,30 0,88 0,07 1,34 0,39

0,65 0,30 0,88 0,04 1,34 0,40

x̄ ± SD (%) 0,70 ±

0,05

0,33 ±

0,04

0,87 ±

0,01

0,06 ±

0,02

1,37 ±

0,06

0,41 ±

0,03

CV (%) 6,56 13,48 1,34 26,57 6,74 4,35

Peningkatan 2,1 kali 14,5 kali 3,3 kali

Keterangan: SD = standar deviasi, CF = campuran fisik, DP = dispersi padat

Berdasarkan data tersebut, terjadi peningkatan kelarutan antara dispersi

padat dibandingkan dengan campuran fisik. Peningkatan yang terjadi masing-

masing sebesar 2,1 kali, 14,5 kali dan 3,3 kali untuk rasio 1:2, 1;4 dan 1:9.

Perbandingan hasil kelarutan antara dispersi padat dan campuran fisik dapat dilihat

pada gambar 2.

Gambar 2. Perbandingan Kelarutan Dispersi Padat dan Campuran Fisik

Peningkatan kelarutan paling besar terjadi pada rasio 1:4. Setelah diuji statistik

dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kelarutan yang signifikan pada

0.700.87

1.37

0.330.06

0.41

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

1.4

1:2 1:4 1:9

Ko

nse

ntr

asi

(µg/m

L)

Perbandingan Kelarutan Dispersi Padat dan Campuran Fisik

Dispersi Padat Campuran Fisik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

11

dispersi padat dibandingkan dengan campuran fisik (p<0,05). Hal tersebut

menunjukkan bahwa pembuatan dispersi padat dapat meningkatkan kelarutan dari

kurkumin. Uji statistik juga dilakukan pada hasil uji kelarutan antar rasio dispersi

padat. Hasil dari uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan pada hasil uji kelarutan tiap rasio dispersi padat (p>0,05). Selain itu

dilakukan uji statistik pada peningkatan tiap rasio. Setelah dilakukan uji statistik

didapatkan bahwa peningkatan tiap rasio berbeda secara signifikan dengan nilai p

sebesar 0,02 (p<0,05).

Uji Disolusi Campuran Fisik dan Dispersi Padat

Uji disolusi dilakukan untuk mengetahui pelepasan kurkumin pada medium

disolusi secara in vitro. Metode uji disolusi yang digunakan adalah USP tipe

II/metode dayung (paddle). Medium disolusi yang digunakan adalah dapar fosfat

pH 6,0 dan SLS 0,5%. Menggunakan dapar fosfat pH 6,0 karena kurkumin paling

stabil pada pH 6,0 (Wang et al., 1997). Pada penelitian ini medium disolusi

menggunakan surfaktan yaitu sodium lauryl sulphate (SLS). Penggunaan surfaktan

didasarkan oleh British Pharmacopeia (2011) untuk obat golongan BCS class II.

Penggunaan surfaktan dalam medium disolusi akan lebih mencerminkan kondisi

saluran pencernaan dibandingkan penggunaan pelarut organik. Penggunaan SLS

dengan konsentrasi 0,5% didasarkan pada penelitan Rahman et al (2009) karena

konsentrasi tersebut sudah melebihi nilai Critical Micelle Concentration (CMC)

SLS sebesar 0,03%. Rahman juga mencoba menggunakan beberapa konsentrasi

SLS pada disolusi kurkumin, yaitu dari konsentrasi 0,1-3% dan didapatkan bahwa

konsentrasi 0,5% merupakan konsentrasi yang efektif digunakan pada disolusi

kurkumin. Volume medium yang digunakan sebanyak 500 mL dan suhu yang

digunakan 37±0,5oC. Laju disolusi dapat dinyatakan dengan persamaan Noyes-

Whitney. Persamaan Noyes-Whitney dinyatakan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

12

Persamaan Noyes-Whitney menunjukkan faktor-faktor yang dapat

meningkatkan laju disolusi obat dengan kelarutan yang rendah, dimana dM/dt

adalah laju disolusi. Pada persamaan tersebut, S menunjukkan luas permukaan zat

padat, kemudian h yang menunjukkan tebal lapisan difusi, Cs adalah konsentrasi

senyawa pada larutan dengan kondisi jenuh pada suhu uji sedangkan C merupakan

konsentrasi zat terlarut dalam bulk solution pada waktu t (Sinko, 2006).

Pada penelitian ini pembuatan dispersi padat berperan pada peningkatan

pembasahan zat aktif sehingga konsentrasi jenuh akan meningkat. Jika konsentrasi

jenuh meningkat maka laju disolusi akan meningkat. Selain itu, pembuatan dispersi

padat juga dapat mengecilkan ukuran partikel sehingga laju disolusi juga akan

meningkat. Hasil uji disolusi dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Kurva Rata-Rata Persen Terdisolusi (%) vs Waktu (menit) (A). Rasio

1:2; (B). Rasio 1:4; (C). Rasio 1:9; dan (D). Nilai Dissolution efficiency Menit ke-120

Keterangan *: Uji statistik tidak berbeda secara signifikan (p>0,05)

Pelepasan obat terjadi ketika kapsul mulai pecah pada menit ke-4 hingga

menit ke-120. Waktu yang digunakan sesuai dengan penelitian Tran et al (2015)

yaitu dari menit ke-0 hingga 120 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

13

Kurva pada gambar 3 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan disolusi pada

ketiga rasio dispersi padat dibandingkan dengan campuran fisik. Profil disolusi

antara 1:4 dan 1:9 memiliki kemiripan yaitu pada menit ke-10 obat telah terlepas ±

87%. Berdasarkan hasil tersebut pelepasan obat terjadi secara fast release.

Berdasarkan kurva pada gambar 3 juga dapat diihat bahwa terjadi penurunan pada

dispersi padat 1:9. Hal tersebut dapat disebabkan oleh tercapainya titik jenuh pada

sediaan sehingga tidak dapat terdisolusi lebih tinggi lagi. Selain itu, sudah tidak ada

lagi sampel yang tersisa dalam chamber disolusi sehingga disolusi tidak dapat

meningkat lebih tinggi lagi.

Pada penelitian Singh et al. (2013) hasil dari uji disolusi dispersi padat

kurkumin dan PEG 6000 menggunakan metode hot melt dengan rasio 1:6

menunjukkan obat telah terlepas sebanyak 98,78% pada menit ke-10 namun

mengalami penurunan drastis hingga mencapai 10% pada menit ke-90. Hal tersebut

menunjukkan tercapainya kondisi jenuh dalam medium disolusi. Rasio 1:6

merupakan rasio yang paling baik pada penelitian tersebut. Pada penelitian ini rasio

1:4 da 1:9 menunjukkan kondisi yang sama yaitu tercapainya kondisi jenuh. Namun

yang membedakan adalah pada rasio 1:9 persen terdisolusi mulai turun pada menit

ke-120. Mekanisme peningkatan laju disolusi dipengaruhi oleh konsentrasi dalam

kondisi jenuh. Jika konsentrasi jenuh meningkat maka laju disolusi semakin tinggi.

Pada peneitian Madhavi et al. (2011) menunjukkan terjadi peningkatan disolusi

kurkumin dari 16% menjadi 70% setelah dibuat dispersi padat dengan metode

penguapan pelarut. Berdasarkan penelitian tersebut PEG 6000 terbukti dapat

meningkatkan laju disolusi. Pada penelitian ini, yang membedakan adalah metode

yang digunakan, yaitu metode pelelehan pelarutan. Profil yang didapatkan berbeda

dikarenakan metode yang digunakan berbeda. Pada metode pelelehan-pelarutan

didapatkan nilai persen terdisolusi yang lebih besar dibandingkan metode yang

digunakan oleh penelitian lain tersebut karena obat dilarutkan pada pelarut yang

sesuai lebih dulu.

Setelah itu dilakukan perhitungan nilai Dissolution Efficiency (DE) pada

menit ke-120. Dissolution efficiency adalah perbandingan antara luas di bawah

kurva profil disolusi dengan luas segiempat seratus persen zat aktif larut dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

14

medium pada waktu tertentu (Fudholi, 2013). Nilai DE120 kemudian diuji statistik

untuk mengetahui signifikansi. Pada penelitian didapatkan nilai DE120 untuk

dispersi padat masing-masing 60,40%; 89,02% dan 92,23% untuk rasio 1:2, 1:4 dan

1:9. Peningkatan dissolution efficiency antara dispersi padat dengan campuran fisik

masing-masing 1,4 kali, 1,6 kali dan 1,6 kali untuk rasio 1:2, 1:4 dan 1:9. Setelah

dilakukan uji statistik didapatkan bahwa antara dispersi padat dan campuran fisik

terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05). Perbandingan nilai DE120 dispersi

padat dan campuran fisik dapat dilihat pada Gambar 3.

Nilai dissolution efficiency paling besar terjadi pada rasio 1:9. Hal tersebut

dapat disebabkan karena pada rasio 1:9 memiliki jumlah pembawa paling banyak,

sehingga pembasahan partikel akan lebih baik. Nilai dissolution efficiency rasio 1:4

dan 1:9 memiliki kemiripan sehingga perlu dilakukan uji statistik untuk melihat

perbedaan antara kedua rasio tersebut. Setelah dilakukan uji analisis didapatkan

bahwa nilai dissolution efficiency dispersi padat rasio 1:4 dan 1:9 tidak berbeda

secara signifikan (p>0,05). Pada rasio 1:4 ekstrak yang digunakan lebih banyak

dibandingkan rasio 1:9. Oleh karena itu rasio 1:4 dipilih sebagai rasio yang dapat

dikembangkan lagi karena rasio 1:4 memiliki nilai drug load yang lebih besar

dibandingkan dengan rasio dispersi padat 1:9.

Untuk mengetahui pengaruh proporsi ekstrak terhadap disolusi kurkumin

maka dilakukan uji statistik pada nilai DE antar formula dispersi padat. Nilai DE

antar dispersi padat diuji dengan Uji Kruskal-Wallis dan didapatkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan (P<0,05). Dapat disimpulkan bahwa rasio ekstrak

temulawak dan PEG 6000 berpengaruh secara signifikan terhadap disolusi

kurkumin sehingga perbedaan rasio mempengaruhi hasil uji disolusi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, nilai drug load yang

didapatkan tidak sesuai dengan drug load yang sebenarnya dilihat dari nilai %

recovery yang belum 100%. Hasil yang didapat pada uji kelarutan dapat

disimpulkan bahwa pembuatan dispersi padat dengan pembawa PEG 6000 terbukti

dapat meningkatkan kelarutan kurkumin dengan perbedaan kelarutan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

15

signifikan dibandingkan dengan campuran fisik (p<0,05). Hasil dari uji disolusi

dilihat dengan nilai dissolution efficiency. Hasil yang didapat menunjukkan

pembuatan dispersi padat dapat meningkatkan disolusi kurkumin secara signifikan

dilihat dari perbandingan dissolution efficiency dispersi padat dan campuran fisik

(p<0,05). Nilai dissolution efficiency tertinggi terdapat pada rasio dispersi padat 1:9

yaitu 92,23 ± 0,40%. Pengaruh rasio ekstrak dan pembawa terbukti berpengaruh

terhadap disolusi kurkumin secara signifikan (p<0,05).

SARAN

Pembuatan dispersi padat perlu memperhatikan kondisi kelembapan

ruangan agar hasil dispersi padat yang didapat lebih cepat kering. Diperlukan

penelitian lebih lanjut untuk mengetahui karakteristik dari dispersi padat ekstrak

dan pembawa. Beberapa karakteristik yang dapat diteliti lebih lanjut adalah

distribusi molekul obat pada pembawa menggunakan Differential Scanning

Calorimetry, pengukuran partikel menggunakan X-Rays Diffraction, serta interaksi

obat dengan pembawa menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

16

DAFTAR PUSTAKA

Afifi, S., 2015. Solid Dispersion Approach Improving Dissolution Rate of

Stiripentol: A Novel Antiepileptic Drug. Iranian Journal of Pharmaceutical

Research, 14 (4), 1001–1014.

AOAC, 2002, AOAC Guidelines for Single Laboratory Validation of Chemical

Method for Dietary Supplements and Botanicals.

AOAC, 2016, AOAC Guidelines for Single Laboratory Validation of Chemical

Methods for Dietary Supplements and Botanicals.

Bley, H., Fussnegger, B., and Bodmeier, R., 2010. Characterization and Stability of

Solid Dispersions Based on PEG/Polymer Blends. International Journal of

Pharmaceutics, 390 (2), 165–173.

British Pharmacopeia, 2011, British Pharmacopeia, The British Pharmacopeia

Commission, London

Devaraj, S., Ismail1, S., Ramanathan, S., Marimuthu, S., and Fei, Y.M., 2010.

Evaluation of The Hepatoprotective Activity of Standardized Ethanolic

Extract of Curcuma xanthorrhiza Roxb. Journal of Medicinal Plants Research,

4 (23), 2512–2517.

Ferreira, V.H., Nazli, A., Dizzell, S.E., Mueller, K., and Kaushic, C., 2015. The

Anti-Inflammatory Activity of Curcumin Protects The Genital Mucosal

Epithelial Barrier from Disruption and Blocks Replication of HIV-1 and HSV-

2. PLoS ONE, 10 (4), 1–18.

Fudholi, A., 2013, Disolusi & Pelepasan in Vitro, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 137-

143.

Goel, A., Kunnumakkara, A.B., and Aggarwal, B.B., 2008. Curcumin as

‘Curecumin’: From Kitchen to Clinic. Biochemical Pharmacology, 75 (4),

787–809.

Kharwade, M., Mahitha, K., Subrahmanyam, C.V.S., and Babu, P.R.S., 2012.

Cosolvency – An Approach for the Solubility Enhancement of Lornoxicam, 5

(8), 4204–4206.

Leuner, C. and Dressman, J., 2000. Improving Drug Solubility For Oral Delivery

Using Solid Dispersions. European Journal of Pharmaceutics and

Biopharmaceutics.

Mogal, S.A., Gurjar, P.N., Yamgar, D.S., and Kamod, A.C., 2012. Solid Dispersion

Technique for Improving Solubility of Some Poorly Soluble Drugs. Der

Pharmacia Lettre, 4 (5), 1574–1586.

Mohammed, N. a and Habil, N.Y., 2015. Evaluation of Antimicrobial Activity of

Curcumin Against Two Oral Bacteria. Science Publishing Group, 3 (17), 18–

21.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

17

Patil, M.P. and Gaikwad, N.J., 2011. Characterization of Gliclazide-Polyethylene

Glycol Solid Dispersion and Its Effect on Dissolution. Brazilian Journal of

Pharmaceutical Sciences, 47 (1), 161–166.

Prasanthi, N.L., Rao, N.R., and Manikiran, S.S., 2010, Studies on Dissolution

Enhancement of Poorly Water Soluble Drug Using Water Soluble Carriers,

Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research, 3(2), 95-97

Rahman, S., Telny, T., Ravi, T., and Kuppusamy, S., 2009, Role of Surfactant and

pH in Dissolution of Curcumin, Indian Journal of Pharmaceutical Sciences,

71(2), 139.

Rosidi, A., Khomsan, A., Setiawan, B., Riyadi, H., and Briawan, D., 2016.

Antioxidant Potential of Temulawak (Curcuma xanthorrhiza roxb). Pakistan

Journal of Nutrition, 15 (6), 556–560.

Serajuddin, A.T.M., 2007. Salt Formation to Improve Drug Solubility. Advanced

Drug Delivery Reviews, 59 (7), 603–616.

Sharma, K., Agrawal, S.S., and Gupta, M., 2012. Available online

http://www.ijddr.in Covered in Official Product of Elsevier , The Netherlands

Development and Validation of UV Spectrophotometric Method for The

Estimation of Curcumin in Bulk Drug and Pharmaceutical Dosage Forms, 4

(2), 375–380.

Singh, D.P., Jayanthi, C., Hanumanthachar, K.J., and Bharathi, G., 2013.

Enhancement of Aqueous Solubility of Curcumin by Solid Dispersion

Technology. World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 2(5),

4109-4120

Sinko, P.J., 2006, Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika, edisi 5, Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 423-445.

Sumiwi, S.A. and Sidik, 2008. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) botany,

etnobotany, chemistry, pharmacology and there benefit, 27–28.

Tonnesen, H.H., Masson, M., and Loftsson, T., 2002, Studies of Curcumin and

Curcuminoid. XXVII. Cyclodextrin Complexation: Solubility, Chemical and

Photochemical Stability, International Journal of Pharmaceutics, 244(1-2),

127-135

Tran, K.A., Tran, T., Vo, T.V., Tran, T.V., Tran, P.H., 2015, Investigation of Solid

Dispersion Methods to Improve the Dissolution Rate of Curcumin,

International Conference on Biomedical Engineering in Vietnam, 46, 293-297

Wang, Y., Yu, C., Gan, Z., and Xie, Z., 2015. Preparation and in Vitro Dissolution

of Curcumin Tablets, (Ic3me), 516–522.

Wang, Y.J., Pan, M.H., Cheng, A.L., Lin, L.I., Ho, Y.S., Hsieh, C.Y., and Lin, J.K.,

1997. Stability of Curcumin in Buffer Solutions and Characterization of Its

Degradation Products. Journal of Pharmaceutical and Biomedical Analysis,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

18

15 (12), 1867–1876.

Yao, E.C. and Xue, L., 2014. Therapeutic Effects of Curcumin on Alzheimer ’ s

Disease, (December), 145–159.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

19

LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis (COA) ekstrak temulawak dari PT.

Phytochemindo Reksa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

20

Lampiran 2.Penentuan panjang gelombang maksimum

1. Hasil overlay spectrum scanning panjang gelombang maksimum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

21

2. Scanning panjang gelombang maksimum pada konsentrasi rendah

(0,5382 µg/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

22

3. Scanning panjang gelombang maksimum pada konsentrasi sedang

(3,2292 µg/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

23

4. Scanning panjang gelombang maksimum pada konsentrasi tinggi

(6,4584 µg/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

24

Lampiran 3. Verifikasi metode analisis: akurasi dan presisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

25

Lampiran 4. Summary output regression statistics untuk kurva baku medium

disolusi

Lampiran 5. Kurva baku metanol

dengan: a = -0,006

b = 0,1591

r = 0,998

y = 0,1591x – 0,006

y = 0.1591x - 0.006

R² = 0.9973

00.10.20.30.40.50.60.70.80.9

1

0 2 4 6

Ab

sorb

an

si

Konsentrasi (µg/mL)

Kurva Baku Kurkumin dalam Metanol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

26

Lampiran 6. Summary output regression statistics untuk kurva baku metanol

Lampiran 7. Perhitungan bahan pada pembuatan dispersi padat dan

campuran fisik tiap rasio

Tiap rasio akan dibuat dispersi padat dan campuran fisik sebanyak total 5

gram. Rincian jumlah ekstrak temulawak dan PEG 6000 yang digunakan dapat dilihat

pada tabel:

Rasio Ekstrak temulawak (g) PEG 6000 (g)

1:2 1,667 3,333

1:4 1,000 4,000

1:9 0,500 4,500

Lampiran 8. Pembuatan dispersi padat

1. Penimbangan bahan dalam pembuatan dispersi padat tiap rasio

Rasio Ekstrak temulawak (g) PEG 6000 (g)

1:2 1,680 3,342

1:4 1,008 4,002

1:9 0,493 4,509

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

27

2. Perhitungan rendemen dispersi padat tiap rasio

Rumus perhitungan rendemen = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 (𝑔𝑟𝑎𝑚)

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝑔𝑟𝑎𝑚) x 100%

Rasio dispersi padat

1:2 1:4 1:9

Berat akhir 3,430 3,532 3,583

Berat total 4,378 4,510 4,533

Yield 78,346 % 78,315 % 79,043 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

28

Lampiran 9. Statistika uji kelarutan

1. Uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas dispersi padat dan

campuran fisik rasio 1:2

2. Uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas dispersi padat dan

campuran fisik rasio 1:4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

29

3. Uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas dispersi padat dan

campuran fisik rasio 1:9

Berdasarkan uji normalitas, untuk data yang terdistribusi normal dilanjutkan

dengan unpaired T-test sedangkan untuk data yang terdistribusi tidak normal

dilanjutkan dengan Uji Mann-Whitney.

4. Signifikansi kelarutan dispersi padat dan campuran fisik rasio 1:2

dengan F-Test dilanjutkan dengan Unpaired T-test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

30

5. Signifikansi kelarutan dispersi padat dan campuran fisik rasio 1:4

dengan Uji Mann-Whitney

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

31

6. Signifikansi kelarutan dispersi padat dan campuran fisik rasio 1:9

dengan Uji Mann-Whitney

Lampiran 10. Uji disolusi

1. Massa sampel kapsul uji disolusi

Sampel Rep I (g) Rep II (g) Rep III (g) Rata-rata (g) SD

DP 1:2 503 501 500 501 1,53

CF 1:2 502 501 500 501 1,00

DP 1:4 504 500 501 501 2,08

CF 1:4 500 504 504 502 2,31

DP 1:9 500 502 500 501 1,15

CF 1:9 504 500 503 502 2,08

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

32

2. Contoh hasil data uji disolusi

a. Dispersi padat 1:9

b. Campuran fisik 1:9

Keterangan: C = konsentrasi, D = zat terdisolusi

Menit

ke

Replikasi I Replikasi II Replikasi III

Rata-rata D

(%) ± SD C

(µg/mL)

C

(µg/500

mL)

D

(%)

C

(µg/mL)

C

(µg/500

mL)

D

(%)

C

(µg/mL)

C

(µg/500

mL)

D

(%)

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 ± 0,00

10 8,97 4485,46 89,05 9,35 4676,74 92,84 9,28 4638,49 92,09 91,33 ± 2,01

15 9,47 4734,12 93,98 9,51 4753,25 94,36 9,39 4695,87 93,22 93,86 ± 0,58

30 9,58 4791,51 95,12 9,51 4753,25 94,36 9,54 4772,38 94,74 94,74 ± 0,38

45 9,77 4887,15 97,02 9,62 4810,64 95,50 9,58 4791,51 95,12 95,88 ± 1,00

60 9,89 4944,53 98,16 9,70 4848,89 96,26 9,70 4848,89 96,26 96,90 ± 1,10

90 10,00 5001,91 99,30 9,89 4944,53 98,16 9,89 4944,53 98,16 98,54 ± 0,66

120 9,70 4848,89 96,26 9,74 4868,02 96,64 9,74 4868,02 96,64 96,52 ± 0,22

Menit

ke

Replikasi I Replikasi II Replikasi III

Rata-rata D

(%) ± SD C

(µg/mL)

C

(µg/500

mL)

D

(%)

C

(µg/mL)

C

(µg/500

mL)

D

(%)

C

(µg/mL)

C

(µg/500

mL)

D

(%)

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 ± 0,00

10 8,05 4026,40 55,67 8,17 4083,78 56,46 8,13 4064,65 56,20 56,11 ± 0,40

15 9,05 4523,72 62,54 9,12 4561,97 63,07 9,24 4619,36 63,87 63,16 ± 0,67

30 9,47 4734,12 65,45 9,58 4791,51 66,25 9,62 4810,64 66,51 66,07 ± 0,55

45 9,70 4848,89 67,04 9,85 4925,40 68,10 9,89 4944,53 68,36 67,83 ± 0,70

60 9,85 4925,40 68,10 9,93 4963,66 68,63 9,97 4982,79 68,89 68,54 ± 0,40

90 10,12 5059,30 69,95 10,50 5250,57 72,59 10,54 5269,70 72,86 71,80 ± 1,61

120 10,69 5346,21 73,92 11,07 5537,49 76,56 11,04 5518,36 76,30 75,59 ± 1,46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

33

3. Perhitungan Area Under Curve (AUC) dan Dissolution Efficiency (DE)

Perhitungan AUC dilakukan dengan metode trapezoid dan perhitungan nilai

dissolution efficiency dilakukan dengan rumus berikut:

𝐷𝐸 = ∫(𝑌𝑑𝑡

𝑌100 𝑡)

𝑡

0

𝑥 100%

Dimana, DE merupakan nilai dissolution efficiency pada waktu t, Ydt

merupakan luas di bawah kurva zat aktif terlarut pada waktu t, dan Y100

merupakan luas segiempat 100% zat aktif pada medium selama waktu t.

a. Contoh hasil perhitungan AUC dan DE dispersi padat 1:9

Menit

ke

Replikasi I Replikasi II Replikasi III Rata-rata DE SD

AUC DE AUC DE AUC DE

0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

10 445.24 44.52 464.22 46.42 460.43 46.04 45.66 1.00

15 457.58 60.19 468.02 62.15 463.27 61.58 61.31 1.01

30 1418.30 77.37 1415.45 78.26 1409.76 77.78 77.80 0.44

45 1441.09 83.60 1424.00 83.82 1424.00 83.50 83.64 0.16

60 1463.87 87.10 1438.24 86.83 1435.39 86.55 86.83 0.28

90 2961.92 90.98 2916.35 90.29 2916.35 90.10 90.46 0.46

120 2933.44 92.68 2922.04 92.07 2922.04 91.93 92.22 0.40

b. Contoh hasil perhitungan AUC dan DE campuran fisik 1:9

Menit

ke

Replikasi I Replikasi II Replikasi III Rata-rata DE SD

AUC DE AUC DE AUC DE

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

10 278,34 27,83 282,31 28,23 280,98 28,10 28,05 0,20

15 295,53 38,26 298,83 38,74 300,16 38,74 38,58 0,28

30 959,97 51,13 969,89 51,70 977,82 51,97 51,60 0,43

45 993,69 56,17 1007,57 56,86 1011,54 57,12 56,72 0,49

60 1013,52 59,02 1025,42 59,73 1029,39 60,00 59,58 0,51

90 2070,68 62,35 2118,29 63,36 2126,22 63,62 63,11 0,67

120 2157,95 64,75 2237,29 66,16 2237,29 66,36 65,76 0,88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

34

Lampiran 11. Statistika uji disolusi dispersi padat dan campuran fisik

1. Uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas dispersi padat dan

campuran fisik rasio 1:2

2. Uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas dispersi padat dan

campuran fisik rasio 1:4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

35

3. Uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas dispersi padat dan

campuran fisik rasio 1:9

Berdasarkan uji normalitas didapatkan bahwa semua data tidak terdistribusi

normal. Oleh karena itu, uji statistik dilanjutkan dengan Uji Mann-Whitney

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

36

4. Signifikansi nilai DE120 dispersi padat dan campuran fisik rasio 1:2

dengan Uji Mann-Whitney

5. Signifikansi nilai DE120 dispersi padat dan campuran fisik rasio 1:4

dengan Uji Mann-Whitney

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

37

6. Signifikansi nilai DE120 dispersi padat dan campuran fisik rasio 1:9

dengan Uji Mann-Whitney

Lampiran 12. Statistika uji disolusi perbedaan rasio dispersi padat

1. Uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas dispersi padat rasio 1:2,

1:4 dan 1:9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

38

Berdasarkan hasil uji normalitas didapatkan bahwa data terdistribusi tidak

normal. Oleh karena itu, uji statistik dilanjutkan dengan Uji Kruskal-

Wallis

2. Signifikansi dispersi padat rasio 1:2, 1:4 dan 1:9 dengan Uji Kruskal-

Wallis

Lampiran 13. Proses Pembuatan Dispersi Padat

Lampiran 14. Alat uji disolusi tipe dayung

Pelarutan

ekstrak

Dimasukkan lelehan

pembawa

Pelarut

diuapkan

Didinginkan kemudian

dikerok dan digerus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGARUH RASIO EKSTRAK … halaman judul pengaruh rasio ekstrak temulawak/polietilen glikol (peg) 6000 dalam sistem dispersi padat dengan metode pelelehan-pelarutan terhadap disolusi

39

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul “Pengaruh Rasio Ekstrak

Temulawak/Polietilen Glikol (PEG) 6000 dalam Sistem

Dispersi Padat dengan Metode Pelelehan-Pelarutan terhadap

Disolusi Kurkumin” memiliki nama lengkap Kendhi Swandanu,

lahir di Yogyakarta, 14 September 1995 dan merupakan anak dari

Surandaru dan Wahyu Sriharini. Penulis menyelesaikan studi di

TK Dharma Rini (1999-2001), SD Kanisius Gayam (2001-2007),

SMP Negeri 15 Yogyakarta (2007-2010), SMA Negeri 9

Yogyakarta (2010-2013), setelah itu melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama masa studi, penulis pernah aktif berperan

pada kegiatan kemahasiswaan antara lain TITRASI 2014 sebagai anggota divisi bandzen,

Pelepasan Wisuda II 2014 sebagai anggota divisi perlengkapan dan Pharmacy 3 on 3 2015

sebagai koordinator divisi perlengkapan. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum

Formulasi Teknologi Sediaan Farmasi (2016) dan Analisis Farmasi (2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI