Sistem Adaptasi

19
SISTEM ADAPTASI SITI CHUZAEMI, 2013

description

dfkd

Transcript of Sistem Adaptasi

Page 1: Sistem Adaptasi

SISTEM ADAPTASI

SITI CHUZAEMI, 2013

SISTEM ADAPTASI

SITI CHUZAEMI, 2013

Page 2: Sistem Adaptasi

I. PRODUKSI PANAS DAN REGULASI TEMPERATUR

- Produksi panas → energi bahan

pakan → GE- Nutrien sempurna dibakar → hasil oksidasi :

CO2, H2O, yang dihitung sebagai panas (GE)

- Unit energi : J, Kj, MJ, Cal, Kcal, Mcal

- Metabolisme: 1g Fat → 9,3 Kcal

1g KH = 1 g Protein → 4,1 Kcal

Page 3: Sistem Adaptasi

• Gross Energy (GE)

• Digestible Energy (DE)

• Metabolizable Energy (ME)

• Net Energy (NE)

• Total Digestible Energy (TDN)

Ekspresi energi dalam pakan

Page 4: Sistem Adaptasi

AI/NTD

Page 5: Sistem Adaptasi
Page 6: Sistem Adaptasi

Yaitu: jumlah panas yang dihasilkan ternak dalam keadaan istirahat (12-14 jam setelah makan) → produksi panas minimal.

- Ternak makan → panas → heat increment

II. BASAL METABOLISME

Page 7: Sistem Adaptasi

BASAL METABOLISME BEBERAPA TERNAK

Ternak BB (kg) Surface area (m²)

Basal Met

Kcal/24 j

Basal Met

KJ/24 j

Sapi 500 6,7 6.600 27.600

Babi 100 2,2 2.000 8.400

Domba 40 1,2 1.000 4.200

Page 8: Sistem Adaptasi

III. REGULASI TEMPERATUR

Berhubungan dengan temperatur tubuh dan temperatur lingkungan: poikilothermic (hewan berdarah panas) dan homeothermic (hewan berdarah panas)

Poikilothermic: hewan yang merubah temperatur tubuhnya sesuai dengan temperatur sekitar

Homeothermic: hewan yang menjaga temperatur tubuhnya tetap konstan walau terjadi perubahan temperatur sekitar

Page 9: Sistem Adaptasi

TEMPERATUR REKTAL BEBERAPA TERNAK

Jenis Ternak Temp. Rektal ((ºC)

Kuda 37,5 - 38,0

Anak kuda 38,0 - 39,0

Sapi 38,0 - 39,0

Pedet 39,0 - 40,0

Domba 39,0- 40,0

Kambing 39,0- 40,0

Babi 38,5- 39,5

Page 10: Sistem Adaptasi

REGULASI TEMPERATUR

Temperatur tubuh naik: berhubungan dengan pyrogen

di hypotalamus

Demam: penurunan kehilangan panas → peningkatan

produksi panas → menggigil

Pyrogen turun → temperatur tubuh normal

Kenaikan temp. tubuh 3ºC (sapi BB 500 kg) ~ 500 x 3

x 3,47 = 5.211 KJ → 1/5 basal met. (spesifik panas

tubuh = 3,47)

Page 11: Sistem Adaptasi

. IV. KESEIMBANGAN PANAS Ternakmenjaga temperatur tubuh tetap konstan →

equilibrium (EQ) → produksi panas ~ kehilangan

panas

Untuk menjaga termal EQ, ternak merubah

produksi panas dan panas yang hilang melalui:

- perubahan metabolisme

- merubahkehilangan panas melalui

permukaan tubuh (evaporasi) dan

pernafasan

Page 12: Sistem Adaptasi

Panas yang hilang karena evaporasi meningkat melalui:

1. Keluarnya keringat

2. Bernafas pendek dan cepat (mulut terbuka)

- Evaporasi air → melepas panas ± 2,4 KJ/g

tergantung Rh (Rh 100%) → tidak ada evaporasi

- Manusia kehilangan 1,8 – 2,0 lt air/jam/m² luas

permukaan tubuh ~ kehilangan panas ± 4500

KJ/j/m² ~ 20 x basal metabolisme

Page 13: Sistem Adaptasi

KESEIMBANGAN PANAS

• Ternak kecil: kehilangan panas melalui

evaporasi → >> melalui mulut (nafas

terengah-engah)

• Ternak besar → >> keringat

• Sapi: evaporasi melalui kulit ± 160

ml/jam/m² permukaan tubuh ~ 2 x basal

metabolisme

Page 14: Sistem Adaptasi

V. MEKANISME KONTROL

• Reflek dan semi reflek respon termoregulasi terdiri dari:

- somatik - endokrin - perubahan behavior • Cuaca dingin, hewan berusaha

meningkatkan produksi panas dg meningkat kan intake → sekresi adrenalin meningkat →

aktifitas meningkat → produksi hormon tyroid meningkat → basal met. meningkat

Page 15: Sistem Adaptasi

MEKANISME KONTROL

• Cuaca dingin: hewan berusaha menurunkan kehilangan panas melalui:

- vasokonstriksi kulit

- bulu kulit berdiri

→ bila hewan tidak dapat mengatasinya, temperatur tubuh turun.

Page 16: Sistem Adaptasi

MEKANISME KONTROL

Cuaca panas: hewan meningkatkan pengeluaran panas melalui:

- vasodilatasi kulit - berkeringat - bernafas dengan mulut → hewan menurunkan produksi panas →

menurunkan intake Stres panas → karena fungsi tyroid turun dan

basal metabolisme turun Cuaca panas → ternak tidak dapat mengatasi →

temperatur tubuh naik

Page 17: Sistem Adaptasi

VI. PENTINGNYA TEMPERATUR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI TERNAK

• Berkeringat → regulasi temperatur tubuh yang penting → efektif menurunkan panas tubuh terutama pada RH tinggi

• Pada t lingkungan 30 -32ºC dan RH tinggi → t rektal meningkat → ternak tidak dapat beradaptasi

Page 18: Sistem Adaptasi

PENTINGNYA TEMPERATUR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI TERNAK

• Sapi-sapi Eropa : t lingkungan optimum 10 - 20ºC, pada t < 10ºC → t tubuh turun dan metabolisme meningkat. Pada t > 20ºC → t tubuh naik → evaporasi melalui kulit.

Pada temp . 25ºC evaporasi >>> → akibatnya produksi turun → t 30 - 35ºC t rektal naik

Page 19: Sistem Adaptasi

19

TeTerima Kasihrima Kasih