Sisa Plasenta 1

4
1. Definisi Sisa Plasenta Sewaktu suatu bagian dari plasenta tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. Perdarahan postpartum yang terjadi segera jarang disebabkan oleh retensi potongan-potongan kecil plasenta. Inspeksi plasenta segara setelah persalinan bayi harus menjadi tindakan rutin. Jika ada bagian plasenta yang hilang, uterus harus dieksplorasi dan potongan-potongan plasenta dikeluarkan (Faisal, 2008). 2. Diagnosis Sisa Plasenta Jika perdarahan terjadi dirumah dan ibu menelepon bidan, ia harus diberi tahu untuk berbaring telentang sampai bidan datang. Setelah sampai ditempat, bidan mengkaji jumlah perdarahan dan kondisi ibu serta berusaha mengentikan perdarahan. Jika perdarahan tersebut berat dan tidak terkendali, ia dapat menghubungi unti obstetrik darurat terdekat dan menyiapkan ibu dan bayinya untuk dipindahkan kerumah sakit. Dokter, bidan, atau paramedis yang menolong akan memasang infus intravena terlebih dulu dan memastikan bahwa kondisi ibu stabil.

description

sisa

Transcript of Sisa Plasenta 1

1. Definisi Sisa Plasenta

Sewaktu suatu bagian dari plasenta tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. Perdarahan postpartum yang terjadi segera jarang disebabkan oleh retensi potongan-potongan kecil plasenta. Inspeksi plasenta segara setelah persalinan bayi harus menjadi tindakan rutin. Jika ada bagian plasenta yang hilang, uterus harus dieksplorasi dan potongan-potongan plasenta dikeluarkan (Faisal, 2008).2. Diagnosis Sisa Plasenta

Jika perdarahan terjadi dirumah dan ibu menelepon bidan, ia harus diberi tahu untuk berbaring telentang sampai bidan datang. Setelah sampai ditempat, bidan mengkaji jumlah perdarahan dan kondisi ibu serta berusaha mengentikan perdarahan. Jika perdarahan tersebut berat dan tidak terkendali, ia dapat menghubungi unti obstetrik darurat terdekat dan menyiapkan ibu dan bayinya untuk dipindahkan kerumah sakit. Dokter, bidan, atau paramedis yang menolong akan memasang infus intravena terlebih dulu dan memastikan bahwa kondisi ibu stabil.Pengkajian yang cermat biasanya dilakukan sebelum uterus dieksplorasi dibawah anestesi umum. Penggunaan ultrasound sebagai alat diagnostik tidak terhingga nilainya dalam meminimalkan jumlah ibu yang mendapatkan intervensi operatif. Jika produk konsepsi yang teretensi tidak terlihat dalam pemindaian, ibu dapat diobati secara konservatif dengan terapi antibiotik dan ergometrin oral. Hemoglobin harus diperiksa sebelum pemulangan. Jika berada dibawah 9 g/dl, pilihan untuk penggantian zat besi harus didiskusikan bersama ibu. Tingkat keparahan anemia membantu menentukan asuhan yang paling tepat yang dapat bergantung pada apakah ibu merasakan gejalanya atau tidak (mis, merasa ingin pingsan, pusing, sesak napas). Penatalaksanannya dapat bervariasi dari peningkatan asupan makanan yang kaya zat besi, suplemen zat besi atau, pada kasus yang berat, tranfusi darah. Bidan juga harus mendiskusikan gejala umum yang dapat dialami ibu akibat anemia setelah perdarahan pascapartum termasuk kelelahan yang ekstrem dan malaise general. Anjurkan ibu untuk mencari bantuan dan tekankan pentingnya membuat janji temu dengan dokter umumnya guna mendapatkan pemeriksaan kesehatan umum dan kadar hemoglobinnnya. (Fraser Diane M, 2009, Myles Buku Ajar Kebidanan, Jakarta: EGC. Halaman : 516)3. Penanganan Sisa Plasenta

Menurut (Prawirohardjo, Sarwono.2002.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:JNPKKR POGIS. Halaman : 181) Penatalaksanaan sisa plasenta adalah sebagai berikut :1) Penemuan secara dini, hanya dimungkinkan dengan melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta setelah dilahirkan. Pada kasus sisa plasenta dengan perdarahan pasca-persalinan lanjut, sebagian besar pasien-pasien akan kembali lagi ke tempat bersalin dengan keluhan perdarahan setelah 6-10 hari pulang ke rumah dan subinvolusi.2) Berikan antibiotika karena perdarahan juga merupakan gejala metritis. Antibiotika yang dipilih adalah ampisilin dosis awal 1 mg IV dilanjutkan dengan 3 x 1 g oral dikombinasikan dengan metronidazol 1 g supositoria dilanjutkan 3 x 500 mg oral.3) Dengan dipayungi antibiotika tersebut, lakukan eksplorasi digital (bila serviks terbuka) dan mengeluarkan bekuan darah atau jaringan. Bila serviks hanya dapat dilalui oleh instrumen, lakukan evakuasi sisa plasenta dengan AVM atau Dilatasi dan Kuretase.

4) Bila kadar Hb < 8 g% berikan transfusi darah. Bila kadar Hb 8 g%, berikan sulfas ferosus 600 mg/hari selama 10 hari.Ada pula langkah-langkah lain yang harus dilakukan :1) Hubungi dokter2) Beri keyakinan pada ibu dan pendampingnya3) Rangsang kontraksi dengan memasase uterus jika masih dapat dipalpasi4) Keluarkan adanya bekuan5) Anjurkan ibu untuk berkemih6) Berikan obat uterotonik, misalnya ergometrin maleat, melalui rute intravena atau iintramuskular7) Simpan semua pembalut dan linen yang basah oleh darah untuk mengkaji volume darah yang hilang8) Jika perdarahan menetap, diskusikan rentang pilihan pengobatan dengan ibu dan jika perlu, siapkan ibu untuk operasi.