Sintesis Metil Salisilat Mah
-
Upload
ditoaprasetyo -
Category
Documents
-
view
335 -
download
0
Transcript of Sintesis Metil Salisilat Mah
SINTESIS METIL SALISILAT
I. TUJUAN
1.Mensintesis metil salisilat dari asam salisilat dan metanol
2.Menghitung rendemen metil salisilat yang terbentuk
II. TEORI
Kimia organik memainkan peran penting dalam industri kimia seperti yang digunakan dalam
pembuatan poduk minyak bumi, polimer atau plastik, farmasi, dan kesehatan, serta bantuan
kecantikan.Banyak produk sehari-hari terdiri dari molekul organik. Molekul organik
diklasifikasikan berdasarkan perbedaan rumus struktur pada molekul tersebut. Alkohol
mengandung atom karbon yang mengikat gugus OH, misalnya metil alkohol atau metanol
CH3OH.Golongan senyawa organik lainnya adalah ester dimana terdapat satu atom karbon
yang mengikat oksigen dengan ikatan rangkap dua serta mengikat gugus OH.
Ester memiliki fungsi memberikan aroma pada buah-buahan atau bunga dan tumbuhan
lainnya. Salah satu contoh ester adalah metil salisilat yang beraroma khas yang
menyenangkan.Metil salisilat merupakan komponen aktif dalam minyak Wintergreen yang
memiliki bau yang sangat berbeda. Sebagai turunan dari asam salisilat, digunakan umumnya
pada salep untuk menghilangkan pegal di otot, rasa sakit dan kram karena khasiatnya dapat
menembus kulit. Minyak Wintergreen juga digunakan sebagai bumbu masakan.
Metil salisilat mempunyai banyak kegunaan, hal inilah yang melatar belakangi sehingga
dilakukan percobaan sintesis metil salisilat dari asam asetat yang lebih dikenal dengan istilah
esterifikasi. Maksud dilakukannya percobaan ini adalah untuk mempelajari cara mensintesis
metil salisilat dari asam salisilat dan methanol.
Metil salisilat dapat dibuat melalui esterifikasi asam salisilat . Penggunaan zat ini dalam
pengobatan didasarkan pada kenyataan bahwa asam salisilat itu bermanfaat terhadap respon
fisiologi. Jika terjadi penyerapan maka penyerapan mudah terjadi melalui membran usus, aksi
rancangan dan eleminasi melalui esterifikasi turunan gugus karboksilat. Dengan metana lain
dan juga melalui esterifikasi untuk turunan asetil yang sedikit asam dibandingkan fenol dan
asam karboksilat.
Metil salisilat adalah cairan bening kemerahan dengan bau Wintergreen. Tidak larut
dalam air tetapi larut dalam alkohol dan eter. Metil salisilat telah digunakan untuk pengobatan
sakit syaraf, sakit pinggang, radang selaput dada, dan rematik. Metil salisilat adalah
komponen utama obat gosok pada minyak angin.
Golongan analgesik non narkotik seperti asetil salisilat ternyata memiliki khasiat anti
inflamasi sehingga dapat digunakan untuk mengobati artritis. Mekanisme obat ini belum jelas,
walaupun diperkirakan dengan hubungan produksi atau penghantaran hormon. Asam salisilat
tersedia di alam dalam bentuk ester pada glikosida dan minyak atsiri. Metil ester terkandung
dalam minyak gandapura dan minyak aromatik lainnya. Pada percobaan kali ini akan
disintesis metil salisilat yang dapat dibuat melalui reaksi esterifikasi.
Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk
ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karbosilat.. Ester asam karboksilat
ialah suatu senyawa yang mengandung –COOR dengan R dapat berupa alkil maupun aril.
Esterifikasi dikatalisis asam dan bersifat reversible. Laju esterifikasi asam karboksilat
tergantung pada halangan sterik dalam alcohol dan asam karboksilat. Kekuatan asam dari
asam karboksilat hanya mempunyai pengaruh yang kecil dalam laju pembentuakan ester.
Metil salisilat merupakan senyawa turunan dari ester dengan rumus molekul C8H8O6 ,
dengan struktur :
BM 159,29 g/mol
Kegunaan metil salisilat :
1. Obat – obatan
2. Parfum
3. Flavoring
4. Pelarut untuk derivate selulosa
5. Tinta Copy, printing ( pencetak )
Metil salisilat terdapat pada tanaman dan pertama kali dikenal sebagai bahan pewangi
westergen. Metil salisilat merupakan salah satu turunan ester yang digunakan dalam
pengobatan , yang lain adalah etil salisilat, aspirin dan fenil ester.
Sifat –sifat metil salisilat :
1. Berwarna kuning /merah
2. Berupa minyak
3. Dapat bercampur dengan alcohol
4. Berbau seperti westergen
5. Indeks bias 1,535-1,538
6. Titik leleh -8,3°C
7. Titik didih 222,2°C
8. Larut dalam eter dan asam asetat glacial
9. Larut dalam alcohol 70%
10. bj sintetik 1,18 sampai 1,85 gr/mol
11. bj alami 1,176 sampai 1,8 gr/mol
Metil salisilat yang juga disebut minyak gandapura, digunakan untuk membentuk cita rasa
dalam obat gosok untuk mengurangi nyeri otot. Beberapa cara digunakan untuk mengganggu
kesetimbangan reaksi tersebut agar hasil produksinya meningkat. Reaksi esterifikasi dapat
digeser kearah reaksi sempurna jika digunakan salah satu pereaksi (asam/ alkohol) secara
berlebihan atau air yang terbentuk dibuang dari campuran reaksi.
Metil salisilat ini yang merupakan turunan (derivat) dari asam salisilat dapat dilakukan
dengan jalan memanaskan metanol dan asam salisilat dan dengan jalan mencampurkan asam
sulfit dengan distilasi dari sisa tumbuhan menjalar atau kulit pohon batula lerda.
Esterifikasi asam karboksilat dengan suatu alkohol merupakan reaksi reversible. Bila asam
karboksilat diesterkan menggunakan alkohol berlebihan untuk membuat reaksi kebalikannya,
yakni hidrolisis berkataliskan, digunakan air berlebihan. Kelebihan air akan menggeser
kesetimbangan kearah sisi asam karboksilat.
Produksi ester secara industri dilakukan dengan mereaksikan anhidrida asam dengan
alkohol. Ester paling penting yang dibuat dengan cara ini ialah asam asetil salisilat, atau
aspirin. Asam asetil salisilat dibuat dari anhidrida asetat dan asam salisilat.
Identifikasi metil salisilat :
1. Tambahkan 1 tetes besi (III) klorida pada 10 ml larutan jenuh, terjadi warna
lembayung
2. Penyerapan UV, larutan 0,01% dalam etanol 95% setebal 2cm. menunjukkan pada 238
nm dan 306 nm, resapan pada 238 ±1,14 dan 306 ± 0,56.
Ester dapat diperoleh dari reaksi esterifikasi dengan cara merefluks sebuah asam
karboksilat bersama sebuah alcohol dengan katalis asam dan dapat juga diperoleh dari
alkoholisis asam klorida, asam anhidrida dan nitril. Asam yang digunakan sebagai katalis
biasanya asam sulfat atau asam lewis dan asam hidroklorida.
Mekanisme reaksi esterifikasi Fischer :
1. Transfer proton dari katalis asam ke atom oksigen karbonil, sehingga
meningkatkan elektrofilisitas dari atom karbon karbonil.
2. Protonasi terhadap salah satu gugus karbonil, yang diikuti oleh pelepasan
molekul air menghasilkan ester.
3. Terjadi pelepasan proton dari gugus hidroksil milik alkohol, menghasilkan
kompleks teraktivasi.
III. PROSEDUR KERJA
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat
1. Labu distilasi : Tempat mendistilasi
2. Corong : Alat bantu untuk memisahkan zat
3. Erlenmeyer : Tempat distilat
4. Kondensor : Pendingin
5. Corong pisah : Untuk memisahkan zat
6. Batang pengaduk : Untuk mengaduk
b. Bahan
1. Asam salisilat : Sebagai bahan dasar
2. Metanol : Sebagai bahan dasar
3. H2SO4 : Katalis
4. Aquadest : Pencuci ester
5. Magnesium sulfat anhidrat : Penarik air
6. Natrium karbonat pekat : Penetral asam
3.2 Cara Kerja
1. Masukkan 7 g asam salisilat dan 18 g metanol kedalam labu didih.
2. Tambahkan dengan hati-hatai sambil diaduk 1 mL asam sulfat pekat dan batu didih
3. Refluk pada penangas air selama ±1,5 jam.
4. Destilasi kelebihan metanol pada penangas air dan biarkan dingin
5. Tuangkan residu kedalam kira-kira 250 mL air didalam corong pisah. Kocok campuran
dan kemudian biarkan sampai terbentuk 2 lapisan.
6. Ambil lapisan esternya dan cuci dengan 25 mL air dan larutan natrium karbonat pekat.
7. Keringkan dengan magnesium sulfat anhidrat ( bisa diganti dengan Na2SO4 anhidrat ).
8. Pisahkan lapisan metil salisilatnya. Hitung rendemen.
3.3 Skema Kerja
7 g asam salisilat
Ditambah 23 g methanol (+ dengan hati-hati)
ditambah 1 mL H2SO4 pekat dan batu didih
direfluks ± 1,5 jam
Larutan Homogen
Dalam keadaan panas tuang kedalam aquades
dingin
kristal
pisahkan kristal yg terbentuk dengan cara menyaringnya
dengan kertas saring
residu
cuci larutan dengan + larutan NaHCO3 10% sambil
diaduk
saring dengan kertas saring
residu diambil
keringkan, dan hitung rendemen
3.4 Skema alat
1. Refluks
Keterangan :
1. Standar
2. Labu didih
3. Penangas
4. Kondensor
5. Klem
6. Termometer
7. Erlenmeyer
8. Air masuk
9. Air keluar
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan
Mr asam salisilat : 140 g/mol
m : 7 g
n asam salisilat = 7 g
138 g /mol ¿ 0,05 mol
Mr methanol : 32 g/mol
m : 18 g
n methanol = 18 g
32 g /mol ¿0,5721 mol
C7H6O3 + CH3OH C8H8O3 + H2O
awal 0,05 mol 0,5721 mol
reaksi 0,05 mol 0,0500 mol 0,05 mol 0,05 mol
sisa - 0,5221 mol 0,05 mol 0,05 mol
Massa metil salisilat = n . Mr
= 152,1494 g
molx 0,05 mol
= 7,7139 g
Massa percobaan = 6,0342 g
Rendemen = massa percobaan
massa teori × 100 %
= 6,0342 g7,7139 g
×100 %
= 78,22 %
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami melakukan sintesis metil salisilat. Prinsip sintesis yang dipakai
pada praktikum ini adalah sama dengan praktikum yang lalu, yaitu esterifikasi. Kami
mereaksikan asam salisilat dan metanol dengan bantuan katalis asam. Katalis asam yang kami
pakai disini adalah asam sulfat pekat.
Untuk membuat reaksi ini berguna untuk mensintesis ester, kita harus mendorong
kesetimbangan ke arah ester. Hal ini dapat kita lakukan dengan cara menambahkan satu
pereaksi berlebihan atau dengan mengeluarkan satu atau kedua – dua hasil reaksi. Dalam hal
ini, kita menambahkan pereaksi yang berlebihan yaitu metanol.
Pada reaksi ini kami juga menggunakan dua metode, yaitu metode refluks dan metode
distilasi. Refluks ini bertujuan untuk membentuk campuran yang homogen, dengan cara
pemanasan. Pada metode refluks ini kami mencampurkan asam salisilat dan metanol terlebih
dahulu ke dalam labu didih, dengan terlebih dahulu memasukkan batu didih. Hal ini dilakukan
karena asam salisilat yang digunakan adalah berwujud padat sehingga harus dilarutkan dulu
dengan metanol. Setelah itu asam sulfat pekat dimasukkan melalui dinding tetes demi tetes
dengan hati – hati. Hal ini dilakukan agar asam sulfat pekat tidak mengenai tangan, karena
sangat berbahaya. Refluks kami lakukan selama lebih kurang 45 menit. Seharusnya refluks
dilakukan selama 90 menit. Namun, refluks ini kami lakukan karena sudah tercium bau
balsem, dan campuran sudah homogen.
Setelah direfluk, tuang melalui dinding ke dalam es, maka akan terbentuk kristal . kristal yang
terbentuk dipidsahkan dari es dan kemudian disaring dengan ketas saring.residu yang
terbentuk diambil.
Setelah itu kami menambahkan Natrium karbonat untuk menarik air. Kemudian kami pisahkan
lapisan metil salisilatnya. Lalu dikeringkan,kemudian ditimbang. Banyak metil salisilat yang
kami dapat 6,0342 g. Hasil yang sangat sedikit. Rendemennya yaitu 78,22 %.
Hasil rendemen yang diperoleh membuktikan bahwa hasil praktikum berbeda jauh dengan
hasil teori. Hal ini terjadi karena disebabkan beberapa hal :
1. Senyawa atau hasil yang di dapat masih terkandung metanol atau asam salisilat.
2. Pada saat merefluks,campuran yang direfluks tidak bereaksi secara sempurna karena
alat yang dirangkai tidak terpasang secara sempurna.
3. Suhu penangas yang digunakan terlalu kecil sehingga campuran yang direfluks tidak
menjadi homogen.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan,didapat beberapa kesimpulan yaitu :
1. Metil salisilat dapat diperoleh dari sintesis asam salisilat dengan metanol dengan
bantuan H2SO4 pekat berdasarkan prinsip reaksi esterifikasi.
2. Reaksi ini adalah reaksi yang bersifat reversible maka untuk mendapatkan hasil
yang banyak dapat dilakukan dengan cara menambahkan pereaksi.
3. Dalam sintesis metil salisilat temperature harus dikrontrol selama distilasi ,apabila
suhu telah mencapai 65oC distilasi dihentikan, karena apabila diteruskan dapat
menyebabkan methanol akan bercampur kembali dengan metal salisilat.
4. Massa metil salisilat yang didapat adalah 6,0342 g dengan rendemen sebesar 78,22
%.
5.2 Saran
Agar hasil yang diinginkan banyak maka diperhatikan hal-hal sebagai berikut
1. Harus teliti pada saat melakukan percobaan.
2. Cermat dalam mengamati percobaan yang dilakukan.
3. Pahami cara kerja dengan baik supaya dalam melakukan percobaan tidak
terjadi kesalahan mekanisme kerja.
4. Hati-hati dalam penambahan zat kerena bisa berpengaruh pada hasilnya.
TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM
1. Tulis mekanisme reaksi pembuatan metil salisilat pada percobaan ini !
Jawab :
2. Bagimana mengetahui adanya ester?
Jawab :
Senyawa ester adalah senyawa yang memiliki bau khas. Maka ester dapat ditentukan
jika berbau dan terpisah dari aquades
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden & Fessenden. 1984.Kimia Organik II. Jakarta: Erlangga.
Hadyana, A. Putjatmaka. 1993. Kamus Kimia Organik. Jakarta: DEPDIKBUD.
Solomons. F. W. Gaham. 1990. Fundamental Of Organic Chemistry. New York: Jhon Willey.