Sindrom Perilaku yang Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

60
Sindrom Perilaku yang Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

description

Sindrom Perilaku yang Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik. F50 Gangguan Makan. Gangguan makan adalah penyakit di mana korban menderita gangguan parah pada perilaku makan mereka yang berkaitan dengan pikiran dan emosi. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Sindrom Perilaku yang Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Page 1: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Sindrom Perilaku yang Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Page 2: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F50 Gangguan Makan

• Gangguan makan adalah penyakit di mana korban menderita gangguan parah pada perilaku makan mereka yang berkaitan dengan pikiran dan emosi.

• Menurut American Psychiatric Association (APA), ada tiga jenis utama dari gangguan makan, yaitu anorexia nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan pesta makan (binge eating disorders).

Page 3: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Cara Menghitung Berat Badan IdealBMI (Body Mass Index) adalah suatu rumus kesehatan,

di mana berat badan (BB) seseorang (kg) dibagi dengan tinggi badan (TB) pangkat dua (m2).

Rumus:BMI = BB / (TB*TB)

BMI < 18.5 = berat badan kurang (underweight)BMI 18.5 - 24 = normalBMI 25 - 29 = kelebihan berat badan (overweight)BMI >30 = obesitas

Page 4: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Anorexia Nervosa

• Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan penolakan mempertahankan berat badan tubuh dalam batas-batas yang normal.

• Gangguan didiagnosis ketika pasien memiliki berat badan <15 % dari BB normal.

• Anoreksia nervosa lebih sering muncul pada wanita dan dari kalangan sosial ekonomi menengah ke atas.

Page 5: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Anorexia Nervosa (2)Akibat:• Menstruasi berhenti• Osteopenia atau osteoporosis (penipisan tulang) melalui hilangnya

kalsium• Rambut / kuku menjadi rapuh• Mengeringnya kulit dan kulit dapat berubah menjadi kuning• Anemia ringan dan otot, termasuk otot jantung• Sembelit parah• Turunnya tekanan darah, melambatnya pernapasan dan denyut nadi• suhu tubuh internal jatuh, menyebabkan orang merasa dingin

sepanjang waktu• Depresi, dan kelesuan• Pada pria dapat menderita kurangnya minat pada seks atau impotensi .

Page 6: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Bulimia NervosaBulimia nervosa adalah penyakit di mana orang merasa bahwa

mereka telah kehilangan kontrol atas makan merekaGejala:• Tenggorokan kronis meradang dan sakit• kelenjar saliva di leher dan di bawah rahang menjadi

bengkak.• Enamel gigi habis , gigi mulai membusuk dari paparan asam

lambung• muntah secara rutin yang menyebabkan gangguan

gastroesophageal reflux• penyalahgunaan Laksatif menyebabkan iritasi pada usus• Diuretik ( pil air) menyebabkan masalah ginjal• Dehidrasi berat dari membersihkan cairan

Page 7: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Binge Eating DisordersGangguan pesta makan berada di bawah penyelidikan atau

masih sedang didefinisikan. Dalam DSM - 5 , gangguan tersebut didefinisikan sebagai suatu kondisi kejiwaan yang unik dengan kriteria yang lebih spesifik.

Kriteria penderita Binge Eating Disorders: • Makan lebih cepat dari biasanya• Makan sampai merasa perutnya penuh• Makan makanan dalam jumlah besar meski tidak merasa

lapar secara fisik• Makan sendirian karena merasa malu• Merasa jijik dengan diri sendiri, depresi , atau sangat

bersalah sesudahnya

Page 8: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Treatment

• membantu pasien mendapatkan kembali berat badan ke tingkat yang sehat dan dianggap normal.

• Untuk pasien dengan gangguan pesta makan adalah dengan membantu mereka menghentikan perilaku binges.

• Psikoterapi membantu individu dengan gangguan makan untuk memahami pikiran, emosi dan perilaku yang memicu gangguan ini .

• Obat juga terbukti efektif dalam proses pengobatan .

Page 9: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Gangguan Tidur Non-Organik• Gangguan tidur adalah gangguan utama dari pola tidur normal

yang mengakibatkan tekanan dan menggangu fungsi di siang hari.

• Gangguan tidur non organik mencakup :1) Disomnia : kondisi psikogenik primer dengan ciri gangguan pada jumlah, kualitas atau waktu tidur -> insomnia, hipersomnia, gangguan jadwal tidur2) Parasomnia : peristiwa episodik abnormal selama tidur. Pada masa kanak ada hubungan dengan perkembagan anak, pada orang dewasa berupa -> somnabulisme, night terror, nightmare

Page 10: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Gangguan Tidur Non-Organik

F51.0 Insomnia non organik F51.1 Hipersomnia non organik

F51.2 Gangguan jadwal tidur non organik F51.3 Somnambulisme (Sleepwalking)

F51.4 Teror tidur (night terrors) F51.5 Mimpi buruk (nightmare)

Page 11: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F51.0 Insomnia non organik • Menurut DSM-IV, insomnia didefinisikan sebagai keluhan dalam

hal kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur atau tidur non-restoratif yang berlangsung setidaknya satu bulan dan menyebabkan gangguan signifikan atau gangguan dalam fungsi individu.

• The International Classification of Diseases mendefinisikan insomnia sebagai kesulitan memulai atau mempertahankan tidur yang terjadi minimal 3 malam/minggu selama minimal satu bulan.

• Menurut The International Classification of Sleep Disorders, insomnia adalah kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap malam, disertai rasa tidak nyaman setelah episode tidur tersebut.

Page 12: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Etiologi Insomnia

• Stres. • Kecemasan dan depresi. • Obat-obatan.• Kafein, nikotin dan alkohol. • Kondisi Medis. • Perubahan lingkungan atau jadwal kerja. • 'Belajar' insomnia.

Page 13: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Kriteria Diagnostik Insomnia Non-Organik berdasarkan PPDGJ

1. Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur, atau kualitas tidur yang buruk

2. Gangguan minimal terjadi 3 kali dalam seminggu selama minimal 1 bulan.

3. Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur dan kekhawatiran yang berlebihan terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari

4. Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan

Page 14: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Pengobatan1. Non Farmakoterapi

a. Terapi Tingkah Laku, meliputi :- Edukasi tentang kebiasaan tidur yang baik.- Teknik Relaksasi- Terapi kognitif- Restriksi Tidur- Kontrol stimulus b. Gaya hidup dan pengobatan di rumah.

2. Medikamentosaa. Benzodiazepine (Nitrazepam,Trizolam, dan Estazolam)b. Non benzodiazepine (Chloral-hydrate, Phenobarbital)

Page 15: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Komplikasi Insomnia

• Gangguan dalam pekerjaan atau di sekolah.• Saat berkendara, reaksi reflex akan lebih lambat.

Sehingga meningkatkan reaksi kecelakaan.• Masalah kejiwaan, seperti kecemasan atau depresi. • Kelebihan berat badan atau kegemukan.• Daya tahan tubuh yang rendah• Meningkatkan resiko dan keparahan penyakit

jangka panjang, contohnya tekanan darah yang tinggi, sakit jantung, dan diabetes

Page 16: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F51.1 Hipersomnia non organik • Hipersomnia adalah bertambahnya waktu tidur sampai

25% dari pola tidur yang biasa. • Gejala :a) Rasa kantuk siang hari yang berlebihan atau adanya

serangan tidur dan atau transisi yang memanjak dari saat mulai bangun hingga sadar penuh.

b) Terjadi setiap hari, lebih dari 1 bulan atau berulang dengan kurun waktu lebih pendek.

c) Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang menunjukan gejala rasa kantuk pada siang hari.

Page 17: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F51.1 Hipersomnia non organik • Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan laboratoriumPemeriksaan psikis ditujukan untuk depresi, gangguan ingatan atau tanda-tanda kelainan neurologis. Pemeriksaan CT scan atau MRI dilakukan pada penderita dengan tanda-tanda kelainan neurologis.

• PengobatanPengobatan tergantung kepada penyebabnya.

Page 18: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F51.2 Gangguan jadwal tidur non organik

• Gangguan ini timbul akibat ketidakcocokan antara ritme sirkadian normal dan siklus tidur-terjaga normal yang dituntut oleh lingkungan.

• Ditandai dengan :– Pola tidur-jaga dari individu tidak seirama dengan pola tidur-jaga yang

normal bagi masyarakat setempat.– Insomnia pada waktu orang-orang tidur dan hipersomnia pada waktu

kebanyakan orang jaga, yang dialami hampir setiap hari untuk sedikitnya 1 bulan atau berulang dengan kurun waktu yang lebih pendek.

– Adanya gejala gangguan jiwa lain seperti cemas, depresi.• Pengobatan

Kronoterapi dan Sedatif-hipnotik

Page 19: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F51.3 Somnambulisme (Sleepwalking)

• Somnambulisme adalah gangguan tidur sambil berjalan, yang merupakan gangguan perilaku yang terjadi dalam tahap mimpi dari tidur.

• Penyebaba) Kurang tidur (sleep deprivation)b) Jadwal tidur yang tidak teratur/kacau (chaotic sleep schedules)c) Demam (fever)d) Stres atau tekanan (stress)e) Kekurangan (deficiency) magnesiumf) Intoksikasi obat atau zat kimia• Pencegahan dan pengobatan

Tidak ada pengobatan dan cara pencegahan yang pasti.

Page 20: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F51.4 Teror tidur (night terrors) • Night terror adalah suatu kondisi terbangun dari sepertiga awal tidur malam, biasanya diikuti

dengan teriakan dan tampakan gejala cemas yang berlebihan, berlangsung selama 1 – 10 menit.• Gejala

Dalam episode yang khas, penderita akan terduduk di tempat tidur dengan kecemasan yang sangat dan tampakan agitasi serta gerakan motorik perseverativ (seperti menarik selimut), ekspresi ketakutan, pupil dilatasi, keringat yang berlebihan, merinding, nafas dan detak jantung yang cepat.

• Kriteria DSM-IV untuk Night Terror :– Episode berulang dari bangun secara tiba-tiba dari tidur, biasanya berlangsung pada sepertiga awal tidur

dan dimulai dengan teriakan yang panik.– Ketakutan yang sangat dan tanda-tanda sistem autonomik yang meningkat seperti takikardi, bernafas

dengan cepat, dan keringat dalam setiap episode.– Tidak responsif secara relatif terhadap dukungan orang sekitar untuk menenangkan disaat episode.– Tidak dijumpainya mimpi yang dapat diingat dan timbulnya amnesia terhadap episode.– Episode-episode serangan dapat menyebabkan distress tang tampak secara klinis dan ketidak seimbangan

dalam lingkungan, pekerjaan dan dalam aspek lain.– Gangguan tidak disebabkan oleh efek psikologis suatu zat secara langsung (seperti penyalahgunaan zat

atau untuk medikasi) ataupun dalam suatu kondisi medis umum.

Page 21: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F51.4 Teror tidur (night terrors) • Pengobatan

a)membiasakan rutinitas tidur yang baik dan memastikan anak mendapatkan istirahat yang cukup.

b)membangunkan anak sebelum waktu terjadinya night terror. c) obat tidur.

• Komplikasi dan PrognosisKomplikasi dari gangguan ini dapat dijumpai ketidakseimbangan hubungan penderita dalam lingkungan sosial. Prognosis dari pasien dengan night terror adalah baik, karena gangguan ini memiliki kecenderungan untuk hilang sendiri.

Page 22: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F51.5 Mimpi buruk (nightmare)• Gangguan ini terdiri dari terjaga dari tidur yang berulang dengan

ingatan terperinci yang hidup akan mimpi menakutkan. • Gambaran klinis berikut adalah esensial untuk diagnosis secara

pasti terhadap mimpi buruk, yaitu:– Terbangun dari tidur malam atau tidur siang berkaitan dengan mimpi

yang menakutkan yang dapat diingat kembali secara terperinci dan jelas (vivid),

– Setelah terbangun dari mimpi yang menakutkan, individu segera sadar dan mampu mengenali lingkungannya.

– Pengalaman mimpi itu dan akibat dari tidur yang terganggu, menyebabkan penderitaan yang cukup berat bagi individu.

• Psikoterapi dan pengobatan perilaku merupakan metode pengobatan paling efektif.

Page 23: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F52.0 Disfungsi Seksual

Gangguan disfungsi seksualadalah masalah yang mengganggu inisiasi, penyempurnaan, atau

kepuasan seksual.

Page 24: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Fase-fase tersebut secara berurutan adalah:

• Fase-fase tersebut secara berurutan adalah:• Hasrat: nafsu atau fantasi tentang seks.• Keterangsangan: perubahan fisik untuk

mempersiapkan tubuh untuk melakukan hubungan dan kenikmatan seksual yang menyertainya

• Orgasme: respon fisik yang mengarah pada puncak kenikmatan dan pelepasan ketegangan seksual

• Resolusi: relaksasi fisik disertai dengan perasaan sejahtera dan kepuasan

Page 25: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Ada sembilan disfungsi seksual yang saat ini teridentifikasi:

• F52.0 Kurang atau hilangnya nafsu seksual • F52.1 Tidak menyukai dan tidak menikmati seks • .10 Tidak menyukai seks• .11 Tidak menikmati seks• F52.2 Kegagalan dari respons genital• F52.3 Disfungsi Orgasme• F52.4 Ejakulasi dini• F52.5 Vaginismus Nonorganik• F52.6 Dispareunia Nonorganik• F52.7 Dorongan seksual yang berlebihan• F52.8 Disfungsi seksual lainnya, bukan disebabkan oleh

gangguan atau penyakit organik• F52.9 Disfungsi seksual YTT, bukan disebabkan oleh gangguan atau

penyakit organik

Page 26: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F52.0 Kurang atau hilangnya nafsu seksual

Gangguan Hasrat Seksual Hipoaktif:• Gangguan hasrat seksual hipoaktif (hypoactive

sexual desire disorder/ HSDD).• HSDD dicirikan oleh kegagalan untuk memulai

atau merespon inisiasi pasangan untuk aktivitas seksual.

Page 27: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F52.1 Tidak menyukai dan tidak menikmati seks

Gangguan Keengganan Seksual• Gangguan keengganan seksual (sexual aversion disorder) adalah gangguan yang

ditandai dengan rasa jijik, takut, muak, atau kurangnya keinginan dalam hubungan yang melibatkan kontak kelamin.

• Keengganan seksual dapat seumur hidup (selalu hadir) atau diperoleh setelah pengalaman traumatik situasional (dengan mitra tertentu atau dalam keadaan tertentu) atau umum (terjadi dengan pasangan manapun dan dalam segala situasi). Keengganan seksual dapat disebabkan oleh faktor psikologis atau kombinasi faktor fisik dan psikologis.

Gangguan Keterangsangan Seksual Wanita• Gangguan keterangsangan seksual wanita (female sexual arousal disorder/ FSAD)

adalah ketidakmampuan berulang wanita untuk mencapai atau mempertahankan respon lubrikasi dan pembesaran yang cukup selama aktivitas seksual

Page 28: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F52.2 Kegagalan dari respons genital

Disfungsi Ereksi• Disfungsi ereksi (DE) adalah ketidakmampuan yang konsisten untuk

mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk memungkinkan hubungan seksual yang memuaskan. Pria yang berbeda mengalami pola DE yang berbeda.

• Disfungsi ereksi dapat terjadi sebagai bagian dari gangguan mental atau merupakan gejala dari gangguan lain, seperti disfungsi seksual karena kondisi medis umum atau disfungsi seksual yang dipengaruhi obat.

• Dorongan Seksual• Dorongan seksual (sexual drive) adalah keinginan pribadi dan subyektif

atau rasa kesiapan untuk memiliki pengalaman erotoseksual

Page 29: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F52.3 Disfungsi Orgasme

Gangguan Orgasme Laki-Laki• Gangguan orgasme laki-laki adalah ketidakmampuan yang persisten atau

berulang untuk mencapai orgasme meskipun melakukan kontak seksual lama. Kondisi ini adalah salah satu disfungsi seksual, bersama dengan ejakulasi dini, dispareunia, dan lainnya.

Gangguan Orgasme Wanita• Gangguan orgasme wanita adalah ketidakmampuan persisten atau berulang

dari seorang wanita untuk mengalami orgasme setelah gairah seksual dan stimulasi seksual yang memadai. Kondisi ini memengaruhi kualitas pengalaman seksual wanita.

Anorgasmia• Anorgasmia adalah ketidakmampuan untuk mencapai orgasme. Secara

medis dibedakan sebagai gangguan orgasme wanita dan gangguan orgasme laki-laki.

Page 30: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F52.4 Ejakulasi dini

Ejakulasi Dini• Ejakulasi dini (ED) atau ejakulasi prematur mengacu

pada keluarnya cairan mani (ejakulasi) yang persisten atau berulang dengan stimulasi seksual minimal sebelum, pada, atau sesaat setelah penetrasi, sebelum orang menginginkannya, dan lebih awal dari yang diharapkannya.

• Ejakulasi dini adalah keluhan umum dan umumnya dikaitkan dengan gejala psikologis, terutama kecemasan kinerja dan rasa bersalah.

Page 31: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F52.5 Vaginismus Nonorganik

• Vaginismus merupakan suatu keadaan disfungsi seksual dimana terdapat kejang otot yang abnormal pada sepertiga vagina bagian luar dan bagian dalam vagina. a. Kejadian ini yang akan mengakibatkan terhambatnya rutinitas bercinta.

• Vaginismus bisa menyerang wanita dengan variasi usia. Mulai dari usia ketika seorang wanita sudah aktif secara seksual, sampai wanita yang sudah berusia lanjut atau tua. Dan diduga, sekitar 2-3 persen wanita dewasa mengalami vaginismus.

Page 32: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F52.6 Dispareunia Nonorganik

Dispareunia• Dispareunia adalah nyeri di vagina atau pinggul yang dialami selama

hubungan seksual. Dispareunia lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria, tetapi dapat menjadi penghambat aktivitas seksual genital pada kedua jenis kelamin.

• Pada wanita, dispareunia dapat disebabkan oleh vaginismus atau trauma urogenital lokal atau kondisi peradangan seperti robekan hymen, laserasi labial, uretritis, atau kondisi peradangan pada kelenjar labial atau vagina (vaginitis). Kadang-kadang, reaksi alergi terhadap spermisida atau kondom juga dapat mengganggu hubungan seksual. Pada wanita, penyebab dispareunia biasanya fisik dan berhubungan dengan infeksi pada kelenjar prostat (prostatitis), salurana kencing (sistitis), atau testis. Ereksi menyakitkan mungkin akibat penyakit Peyronie, yang ditandai oleh perubahan fibrotik pada batang penis yang mencegah tercapainya ereksi normal.

Page 33: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F52.7 Dorongan seksual yang berlebihan

Nymphomania• Nymphomania adalah kondisi di mana seorang wanita atau pria tak mampu menahan hasrat seksualnya. Hal ini yang

menyebabkan si penderita berhubungan seksual dengan siapapun. • Penyebab pasti dari penyakit ini belum diketahui. Beberapa ahli kesehatan dan psikiatri berpendapat bahwa penyakit

ini disebabkan oleh trauma di masa kecil. Ahli lain menyatakan penyakit ini disebabkan si penderita ingin melarikan diri dari kekosongan emosi.

• Gejala• Keinginan seksual yang berlebihan dan penderita berulang kali gagal untuk mengendalikannya. • Perawatan• Perawatan diperlukan jika penderita memang benar-benar mengalami penyakit ini. • Satyriasis atau Hiperseks • Menurut terjaemahan dari kamus, Satyriasis (baca: seytu'rIusis) adalah suatu keabnormalan gairah seksual yang

intense daripada lelaki. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani "satyros" yang berarti "satyr." Dalam Mitologi Yunani, satyr merupakan mahluk separuh manusia dan separuh kambing yang merupakan ikon perilaku seksual yang acap membuat keonaran.

Page 34: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F52.8 Disfungsi seksual lainnya, bukan disebabkan oleh gangguan atau penyakit organik

• • Disfungsi seksual atau kerusakan seksual adalah kesulitan yang

dialami oleh individu atau pasangan dalam setiap tahap kegiatan seksual yang normal, termasuk kesenangan/kepuasan fisik, keinginan, preferensi, gairah atau orgasme. Disfungsi seksual dapat memiliki dampak besar pada kualitas kehidupan seksual individu. Melalui sejarah seksual dan penilaian kesehatan umum dan masalah seksual lainnya (jika ada) sangat penting.. Menilai (kinerja) kecemasan, rasa bersalah, stres dan khawatir merupakan bagian integral dari pengelolaan yang optimal dari disfungsi seksual. Banyak disfungsi seksual yang didefinisikan didasarkan pada manusia siklus respon seksual, diusulkan oleh William H. Masters dan Virginia E. Johnson, dan kemudian dimodifikasi oleh Helen Singer Kaplan.

Page 35: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F52.9 Disfungsi seksual YTT, bukan disebabkan oleh gangguan atau penyakit organik

• Perubahan fungsi seksual yang dipandang sebagai tidak memuaskan, tidak menguntungkan, tidak memadai

• Perubahan merusak pada respon seks• Gangguan gairah seksual dan perubahan

psychophysiologic yang mencirikan siklus respon seksual dan menyebabkan penderitaan dan kesulitan ditandai interpersonal. (APA, DSM-iv, 1994)

Page 36: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F.53 Gangguan Jiwa dan Perilaku yang Berhubungan dengan Masa

Nifas YTK

• Timbul dalam 6 mgg setelah persalinanonset biasanya hr ke 3-10; 50% pada anak k2-2/>

• Ringan : Depresi; berat : psikotik• Ggn hormonal; rejeksi-hostilitas thd kehamilan &

bayi• Insomnia, gelisah, iritabilitas-labilitas emosi;

bingung, curiga, makan (-), rasa bersalah tak rawat/tak mampu urus bayi

• Bisa B.diri, infantisid; P/baik; jrg berulang

Page 37: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F.54Faktor psikologis dan

perilaku yang berhubungan dengan gangguan atau

penyakit yang diklasifikasikan di tempat

lain

Page 38: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Contoh dari kategori ini meliputi :

• Asma penyakit kronis dimana saluran udara bronkus di paru-paru menjadi menyempit dan bengkak, sehingga individu menjadi sulit untuk bernapas.

• Dermatritis peradangan hebat yang menyebabkan pembentukan lepuh atau gelembung kecil (vesikel) pada kulit hingga akhirnya pecah dan mengeluarkan cairan.

Page 39: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

• Peptic ulcer luka terbuka yang terjadi di dalam lapisan perut, bagian atas usus kecil atau esophagus.

• Irritable bowel syndrome (IBS) gangguan umum pada usus besar.

• Ulcerative colitis penyakit peradangan usus yang menyebabkan peradangan kronis pada saluran pencernaan.

• Urticaria suatu reaksi pada kulit yang timbul mendadak (akut) karena pengeluaran histamin yang mengakibatkan pelebaran pembuluh darah dan perembesan cairan dari pembuluh darah.

Page 40: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Penyalahgunaan Zat yang tidak Menyebabkan Ketergantungan

• Penyalahgunaan zat adalah suatu perilaku mengkonsumsi atau menggunakan zat – zat tertentu yang dapat mengakibatkan bahaya pada diri sendiri maupun orang lain.

• Menurut DSM, peyalahgunaan zat melibatkan pola penggunaan berulang yang menghasilkan konsekuensi yang merusak.

Page 41: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Beberapa zat yang peyalahgunaannya tidak menyebabkan ketergantungan:

• Pencahar (laksatif). Zat atau obat yang merangsang percepatan gerakan usus besar. Penyalahgunaan pencahar (laxative abuse) adalah penggunaan berlebihan zat-zat tersebut, khususnya obat perangsang berbasis pencahar, untuk berbagai keperluan.Obat pencahar yang digunakan sebagai penurun berat badan terutama disalahgunakan oleh orang-orang yang memiliki gangguan makan.

Page 42: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

• AnalgetikaCenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga menurunkan tingkat kesadaran.Obat Analgetik Non-Narkotik / Obat Analgesik Perifer ini juga Obat yang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.).

Page 43: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

• VitaminVitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh.

Page 44: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

• SteroidaSteroid telah digunakan untuk mengobati berbagai masalah kesehatan termasuk nafsu makan yang rendah, AIDS, pertumbuhan tulang, kondisi kronis wasting akibat kanker, keterlambatan pubertas, dan lain-lain.

Page 45: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

F59 Sindrom perilaku yang tidak tergolonkan yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik

Page 46: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

BRUXISM

• Definisi bruxism menurut The Academy of Prosthodontics, 2005 yaitu parafunsional grinding dari gigi-gigi, suatu kebiasaan yang tanpa disadari dan berulang atau tidak beraturan (spasmodik), non fungsional grinding atau clenching,

• Fenomena bruxism yang merujuk pada keadaan yaitu mengerotkan gigi-gigi (grinding) atau mengatupkan dengan keras rahang atas dan bawah (clenching).

Page 47: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Penyebab• Faktor psikologisEtiologi dari bruxism termasuk kebiasaan, stress emosional (misalnya respon terhadap kecemasan, ketegangan, kemarahan, atau rasa sakit), parasomnia (gangguan tidur yang muncul pada ambang batas antara saat terjaga dan tidur, misalnya gangguan mimpi buruk dan gangguan tidur sambil berjalan). Saat muncul rasa frustasi dan marah, perasaan ini harus disalurkan agar individu merasa nyaman. Dalam keadaan marah individu melampiaskan dengan menggigit sesuatu. Bruxism merupakan kebiasaan buruk yang merupakan mekanisme untuk mendapatkan kepuasan tersebut.• Faktor morfologiOklusi gigi geligi dan anatomi skeletal orofasial dianggap terkait dalam penyebab dari bruxism. Perbedaan oklusal, gangguan oklusal yang bentuknya dapat berupa trauma oklusal ataupun tonjol yang tajam, gigi yang maloklusi secara historis dianggap sebagai penyebab paling umum dari bruxism. Disharmoni lokal antara bagian-bagian sistem alat kunyah yang berdampak pada peningkatan tonus otot di region tersebut juga dipandang sebagai salah satu etiologi yang hingga saat ini masih dapat diterima banyak kalangan.• Faktor patofisiologisBruxism kemungkinan terjadi akibat kelainan neurologis yaitu ketidakmatangan sistem neuromuskular mastikasi, perubahan kimia otak, alkohol, trauma, penyakit, dan obat-obatan.

Page 48: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Gejala• Grinding gigi saat tidur, ditandai dengan suara yang cukup keras• Gigi yang rata / aus, retak atau terkelupas• Kerusakan enamel gigi, memperlihatkan lapisan dalam gigi Anda• Gigi sensitivitas pada panas, dingin, atau manis• Rahang sakit atau tegang pada otot rahang anda• Sakit pada telinga (karena sebagian struktur sendi temporomandibular sangat dekat

dengan lubang telinga, menyebabkan referred pain atau nyeri menjalar dari lokasi yang berbeda dari sumbernya)

• Sakit kepala• Nyeri wajah kronis

Akibat• Bruxism dapat menyebabkan abrasi (aus) permukaan gigi-gigi pada rahang atas dan

rahang bawah, baik itu gigi susu maupun gigi permanen.• Lapisan email (lapisan terluar dari gigi) yang melindungi permukaan atas gigi hilang,

sehingga dapat timbul rasa ngilu pada gigi-gigi tersebut• Kerusakan pada jaringan periodontal (jaringan penyangga gigi), maloklusi, patahnya

gigi akibat tekanan yang berlebihan, dan kelainan pada sendi Temporo Mandibular Joint (sendi yang menghubungkan rahang bawah dan tulang kepala).

Page 49: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Perawatan• Biasanya kasus-kasus bruxism terlambat didiagnosa karena

penderita tidak menyadari bahwa mereka memiliki kebiasaan tersebut. Untuk perawatan kasus ini dokter gigi memberikan night-guard dan digunakan saat tidur pada malam hari. Alat ini akan membentuk batas antara gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah sehingga tidak akan saling beradu. Pemakaian alat ini akan mencegah kerusakan yang lebih jauh pada gigi-geligi dan membantu pasien dalam menghentikan kebiasaan buruknya.

• Bila penyebab utama dari bruxism adalah stres, maka melakukan konsultasi dengan psikolog merupakan salah satu hal yang dapat membantu dalam menghilangkan kebiasaan buruk ini

Page 50: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

QUIZZZZZZ

ZUDAH ZIAPPPPPP?????

Page 51: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

Soal

1. Dibawah ini merupakan perbedaan antara Anoreksia Nervosa dengan Bulimia Nervosa, kecuali:

a. Cara ‘pembersihan’b. Berat badanc. Penyebab munculnya gangguand. Gaya berolahraga

Page 52: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

2. Berapakah berat badan ideal (normal) menurut perhitungan BMI (Body Mass index)?

a. <18.5b. 18.5 – 24c. 25-29d. >30

Page 53: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

3. Dibawah ini termasuk gangguan tidur non-organik, kecuali :a. Somnambulisme (Sleepwalking)b. Night terrors c. Nightmared. Vaginimus

Page 54: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

4. Yang termasuk parasomnia adalah :a. Insomniab. Somnabulismec. Hipersomniad. Gangguan jadwal tidur

Page 55: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

5. kondisi di mana seorang wanita atau pria tak mampu menahan hasrat seksualnya. Hal ini yang menyebabkan si penderita berhubungan seksual dengan siapapun adalah:a. Vaginismusb. Orgasmec. Anorgasmed. nymphomania

Page 56: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

6. nyeri di vagina atau pinggul yang dialami selama hubungan seksual disebut?a. Vaginismusb. Nymphomaniac. Dismenorad. Dispareunia

Page 57: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

7. Tanda dan gejala berupa nyeri perut, diare, demam, penurunan berat badan, dan perdarahan usus merupakan bagian dari penyakit ...a. Asmab. Dermatritisc. Peptric ulcerd. Ulcerative colitis

Page 58: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

8. Obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri dan tidak menghilangkan kesadaran adalah:a. Pencaharb. Antacidac. Steroidad. Analgesik

Page 59: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

9. Dibawah ini adalah gejala individu yang mengalami bruxism, kecuali:a. Rahang sakit atau tegang pada otot rahang andab. Sakit pada telinga c. Sakit kepalad. Sakit pada leher

Page 60: Sindrom Perilaku  yang  Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologi dan Faktor Fisik

10. Pada minggu keberapakah gangguan masa nifas muncul?a. 6 minggub. 4 minggu c. 1 minggud. 2 minggu