Sindrom Gilles de La Touratte Memiliki Prevalensi Seumur Hidup 0
-
Upload
helda-septivany -
Category
Documents
-
view
227 -
download
0
description
Transcript of Sindrom Gilles de La Touratte Memiliki Prevalensi Seumur Hidup 0
Sindrom gilles de la touratte memiliki prevalensi seumur hidup 0,5/1000 individu, muncul
sebelum usia 7 tahun pada setengah dari seluruh kasus ditandai dengan tic berulang, hardikan
dan dengkuran kompulsif atau meneriakkan kata-kata jorok. Sindrom tourette mengenai anak
laki-laki lebih banyak 3-4 kali dibandingkan anak perempuan. Anak-anak dengan sindrom
Tourette sering menderita masalah perilaku, emosional, dan akademik sekunder. Penelitian
telah menunjukkan bahwa sindrom ini mungkin akibat dari saling mempengaruhi antara
factor genetic, neurobiologis, psikologis, dan lingkungan. Pemeriksaan laboratorium adalah
non spesifik, sampai 80% dengan sindrom tourette mempunyai tanda-tanda EEG abnormal
non spesifik. Sindrom ini cukup ditatalaksanakan dengan baik menggunakan haloperidol,
antagonis dopamine atau pimozide, antagonis dopamine yang lebih kuat, klonidin,
klonazepam, dan karbamazepin. Gangguan ini biasanya menetap seumur hidup namun
penelitian menunjukkan penurunan gejala yang berarti pada setengah sampai duapertiga
kasus , 10-15 tahun setelah evaluasi atau pengobatan awal. (Behrman, Richard.E., Kliegman,
Robert.M., Arvin, Ann.M., Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume 1 Editor A. Samik Wahab
Edisi 15. EGC. Jakarta. 1999)
Kaplan, Harold.J., Sadock, Benjamin.J., Grebb, Jack.A., Sinopsis Psikiatri Edisi Tujuh Jilid
Dua. 1997. Binarupa Aksara. Jakarta
Epidemiologi
Prevalensi seumur hidup gangguan Tourette diperkirakan 4-5 per 10.000. onset komponen
motorik dari gangguan biasanya terjadi pada usia 7 tahun, tik vocal timbul rata-rata pada usia
11 tahun. Gangguan Tourette terjadi kira-kira tiga kali lebih sering pada anak laki-laki
dibandingkan anak perempuan.
Etiologi
1. Factor genetic
Penelitian anak kembar telah menyatakan bahwa angka kesesuaian untuk gangguan
pada anak kembar monozigotik lebih tinggi dibandingkan kembar dizigotik.
Gangguan Tourette dan gangguan tik motorik yang terjadi pada keluarga mendukung
pendapat bahwa gangguan ini ditentukan dari genetik. Anak laki-laki dari ibu yang
menderita gangguan Tourette memiliki resiko tinggi menderita gangguan yang sama.
Terdapat hubungan antara gangguan Tourette dengan hiperaktivitas dimana separuh
pasien gangguan Tourette juga memiliki gangguan hiperaktivitas. Pendapat lain
mengatakan, terdapat hubungan antara gangguan Tourette dengan gangguan obsesif
kompulsif, dimana sekitar 40% penderita gangguan Tourette menderita gangguan
obsesif kompulsif.
2. Factor neurokimiawi dan neuroanatomi
Diagnosis dan Gambaran Klinis
Untuk mendiagnosa gangguan Tourette, kita harus menggali riwayat tik motorik multiple dan
munculnya sekurang-kurangnya satu tik vocal pada saat gangguan. Menurut DSM-IV, tik
harus terjadi sebanyak mungkin dalam sehari atau hamper setiap hari, dan secara intermiten
selama lebih dari satu tahun. Usia rata-rata onset tik berkisar 7 tahun namun tik dapat terjadi
pada usia 2 tahun. Pada gangguan Tourette, tik awal adalah leher dan wajah. Dengan
berjalannya waktu, tik cenderung berkembang ke bawah.
Tik yang paling sering digambarkan adalah yang mengenai
1. Wajah dan kepala
Dengan mengkerutkan dahi, menaikkan alis mata, mengedipkan kelopak mata,
mengedutkan mulut, menunjukkan gigi, menggigit bibir dan bagian lain, menjulurkan
lidah, menarik rahang bawah, menganggukan, menyentakkan, atau menggoncangkan
kepala, memuntir leher, melihat kesamping, dan memutarkan kepala.
2. Lengan dan tangan
Menyentakkan tangan dan lengan, menarik jari, meremas tangan, dan mencengkeram
telapak tangan.
3. Tubuh dan anggota gerak bagian bawah
Menaikkan bahu, menggoyangkan kaki, lutut, atau ibu jari, gaya berjalan yang aneh,
menggeliatkan tubuh, dan meloncat.
4. Sistem pernafasan dan pencernaan
Cegukan, menarik nafas panjang, menguap, menghirup, meniup melalui lubang
hidung, inspirasi bunyi, pernafasan yang dipaksakan, bersendawa, bunyi menyedot
atau mencium, dan membersihkan tenggorokan.
Gejala perilaku prodormal seperti iritabilitas, kesulitan memusatkan perhatian, dan toleransi
frustasi yang buruk ditemukan sebelum atau bersamaan dengan onset tik. Gejala awal paling
sering adalah tik kedipan mata, diikuti tik kepala atau seringai wajah. Sebagian besar dari
gejala motorik dan vocal komplek timbul beberapa tahun setelah gejala awal. Koprolalia
biasanya dimulai pada masa remaja awal dan terjadi pada sepertiga dari semua kasus.
Obsesif kompulsif, kesulitan memusatkan perhatian, impulsivitas, dan masalah kepribadian
telah dihubungkan dengan gangguan Tourette. Kesulitan memusatkan perhatian sering
didahului dengan onset tik , sedangkan gejala obsesif kompulsif sering terjadi setelah onset
tik.
Secara fenomenologi, tik menyerupai kegagalan penyensoran baik sadar maupun bawah
sadar dengan peningkatan impulsivitas dan transformasi pikiran yang terlalu cepat pada
tindakan.
Tidak terdapat tes laboratorium spesifik untuk gangguan Tourette. Namun banyak pasien
gangguan Tourette yang memiliki temuan EEG abnormal yang nonspesifik. Pemeriksaan CT
scan dan MRI tidak menemukan lesi structural spesifik meskipun kira-kira 10% semua pasien
dengan gangguan Tourette menunjukkan kelainan nonspesifik pada pemeriksaan CT scan.
Diagnosis Banding (tabel di scan)
Perjalanan penyakit dan prognosis
Jika tidak diobati, gangguan Tourette akan menjadi kronis dan seumur hidup dengan relative
remisi dan eksaserbasi. Gejala awal dapat menurun, menetap, atau meningkat dan gejala yang
lama mungkin tergantikan oleh gejala yang baru. Penderita yang menunjukkan gejala parah
memiliki masalah emosional yang serius, termasuk gangguan depresif berat. Pada beberapa
kasus, kekecewaan tentang gangguan fungsi sosial dan pekerjaan sangat buruk sehingga
berusaha bunuh diri.
Terapi