simulasi-motum

16
Tugas Kelompok Simulasi Pemodelan Tumpahan Minyak Tanjung Uban Bulan Juli 2011 Dosen : Ir. Muslim Muin, MSOE, Ph.D. Oleh: Albert Hutama 15510046 PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2012

description

motum

Transcript of simulasi-motum

Page 1: simulasi-motum

Tugas Kelompok

Simulasi Pemodelan Tumpahan Minyak Tanjung Uban

Bulan Juli 2011 Dosen : Ir. Muslim Muin, MSOE, Ph.D.

Oleh:

Albert Hutama 15510046

PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2012

Page 2: simulasi-motum

Gambar 1. Peta lokasi Tanjung Uban oleh komponen GIS (Geographic Information System)

Pada Gambar 1 dapat dilihat peta lokasi yang saya tentukan untuk dimodelkan tumpahan minyaknya.

Peta tersebut dapat ditampilkan dengan bantuan GIS yang terintegrasi pada software MoTuM. Daerah

yang berwarna biru muda merupakan daerah perairan dan daerah yang berwarna hijau merupakan

daratan.

Page 3: simulasi-motum

Gambar 2. Pengaturan model hidrodinamika untuk pemodelan vektor arus laut.

Pada Gambar 2, terdapat jendela pengaturan model hidrodinamika. Pada bagian ‘Simulation Start’ diisi

dengan 29 Juni 2011 dengan periode pemodelan (step) 30 menit dan durasi simulasi 30 hari.

Page 4: simulasi-motum

Gambar 3. Pengaturan output model hidrodinamika.

Garis vektor yang akan ditampilkan nantinya setelah dimodelkan hidrodinamikanya memiliki step 60

menit. Output model hidrodinamika dimulai untuk model pada 1 Juli 2011 dan berakhir pada 31 Juli

2011. Setelah pengaturan model hidrodinamika selesai, klik ‘Run’ dan pemodelan hidrodinamika

dimulai.

Page 5: simulasi-motum

Gambar 4. Output vektor di daerah Tanjung Uban pada 6 Juli 2011 00:00:00.

Setelah pemodelan hidrodinamika selesai, saya menampilkan vektor arus laut pada SWL (Still Water

Level). Pada bagian toolbar dipilih opsi ‘Vector’, memilih ‘Layer 5’ yang merupakan layer SWL, lalu

menjalankan simulasi.

Page 6: simulasi-motum

Gambar 5. Pengaturan pemodelan tumbahan minyak.

Pada Gambar 5 dapat dilihat penetapan batas lokasi berdasarkan koordinat. Penetapat dilakukan

dengan meng-klik ‘Capture New Domain’. Lalu, resolusi grid diatur menjadi 150 dan mengaktifkan

identifikasi batas. Setelah itu klik ‘Run Multi Grid Identification’.

Page 7: simulasi-motum

Gambar 6. Tampilan grid non-ortogonal pada daerah Tanjung Uban.

Grid non-ortogonal yang dipakai pada software ini berfungsi untuk melakukan pemodelan pada daerah

yang tidak teratur. Sehingga pada daerah-daerah kecil seperti teluk bisa dilakukan pemodelan.

Page 8: simulasi-motum

Gambar 7. Pengaturan properti fisis tumpahan minyak.

Pada Gambar 7, tumpahan minyak yang akan dimodelkan berjenis gasoline (bensin). Jumlah tumpahan

minyak sebanyak 500000 barrel. Durasi tumpahan minyak (kebocoran) selama 120 jam. Tumpahan

terjadi mulai 6 Juli 2011 12:00:00.

Page 9: simulasi-motum

Gambar 8. Simulasi pergerakan minyak yang tumpah di perairan sekitar Tanjung Uban.

Pada Gambar 8 dimodelkan tumpahan minyak di dekat pulau. Sumber tumpahan minyak ditunjukkan

dengan titik yang berwarna hitam. Titik berwarna abu-abu merupakan minyak yang sudah keluar untuk

beberapa hari. Warna putih menunjukkan jejak tumpahan minyak dari tanggal tumpahan hingga 6 Juli

2011 23:00:00.

Page 10: simulasi-motum

Gambar 9. Simulasi tumpahan minyak berdasarkan ketebalan lapisan minyak.

Pada gambar di atas disimulasikan ketebalan minyak pada 7 Juli 2011. Warna titik pada simulasi bisa

dicocokkan pada skala warna di bagian kiri pada kotak dialog ‘Oil Thickness’.

Page 11: simulasi-motum

Gambar 10. Simulasi tumpahan minyak berdasarkan ketebalan lapisan minyak pada 12 Juli 2011.

Page 12: simulasi-motum

Gambar 11. Simulasi pergerakan tumpahan minyak pada 7 Juli 2011.

Simulasi trayek tumpahan minyak hingga 7 Juli 2011. Warna titik menunjukkan lamanya minyak setelah

terjadi kebocoran atau tumpahan. Skala warna bisa dilihat pada kotak dialog ‘Oil Time’.

Page 13: simulasi-motum

Gambar 12. Simulasi pergerakan tumpahan minyak pada 12 Juli 2011.

Jika dibandingkan dengan gambar sebelumnya, dapat dilihat perbedaan warna karena minyak sudah

berada di permukaan laut selama kurang lebih 1 – 7 hari jika dilihat pada skala warna. Titik warna hitam

sudah tidak ada karena tumpahan minyak sudah berhenti. Pada pengaturan, durasi tumpahan minyak

selama 120 jam atau 5 hari, sedangkan 12 Juli 2011 sudah hampir 7 hari setelah awal tumpahan minyak

dimulai.

Page 14: simulasi-motum

Gambar 13. Simulasi probabilitas wilayah yang terkena tumpahan minyak dalam waktu.

Pada gambar 13 disimulasikan probabilitas wilayah laut yang akan terkena tumpahan minyak.

Probabilitas diukur berdasarkan waktu yang berarti pada wilayah tersebut akan terkena tumpahan

minyak pada waktu sekian hari setelah awal tumpahan minyak terjadi.

Page 15: simulasi-motum

Gambar 14. Simulasi probabilitas wilayah yang terkena tumpahan minyak dalam persen.

Berbeda dengan gambar sebelumnya, pada gambar di atas ditunjukkan persentase probabilitas

tumpahan minyak pada daerah tertentu. Warna bisa dicocokkan dengan skala warna pada kotak dialog

‘Probability’.

Page 16: simulasi-motum

Analisis Data

Dapat dilihat dari gambar 8, 9, dan 10, tumpahan minyak yang terjadi pada bulan Juli 2011 akan

berdampak besar di pesisir Singapura dan Pengerang, Malaysia. Arus air laut pada bulan Juli 2011

memiliki resultan yang cenderung ke arah utara.

Dengan volume tumpahan yang cukup besar, ketebalan lapisan minyak di permukaan air lebih

besar dari 0.106 mm meskipun sudah beberapa hari setelah awal tumpahan minyak terjadi.