Simpul Demokrasi Edisi 37

16
EDISI XXXVII / FEBRUARI / 2009 EDISI XXXVII / FEBRUARI / 2009 EDISI XXXVII / FEBRUARI / 2009 EDISI XXXVII / FEBRUARI / 2009 EDISI XXXVII / FEBRUARI / 2009 MEMBANGUN WACANA KRITIS RAKYAT Pendidikan politik yang bermoral bagi elit partai politik serta masyarakat sangat dibutuhkan Guru saat ini sebatas bekerja pada ranah transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan. BICARA DEMOKRASI BICARA DEMOKRASI BICARA DEMOKRASI BICARA DEMOKRASI BICARA DEMOKRASI Hal 10 al 10 al 10 al 10 al 10 SAP SAP SAP SAP SAPA SOSOK A SOSOK A SOSOK A SOSOK A SOSOK Hal 14 al 14 al 14 al 14 al 14 MEJAredaksi Pengarusutamaan Gender... HAL 2 LAPORANutama Kota Batu, Pilot Project... HAL 4 PUG Menyentuh... HAL 4 RESENSIdemokrasi Swiss Van Java Nasibmu HAL 6 PROGRESSreport Demokrasi Pendidikan ... HAL 8 BICARAdemokrasi Indonesia Perlu ... HAL 10 Ironi Pendidikan Gratis ... HAL 11 JELAJAHmalangraya Melihat Batu ... HAL 12 SAPAsosok Bagyo P: Tetap Mengabdi HAL 14 SUARApublik Menulis di Simpul ... HAL 15 GALERIkegiatan HAL 16 Kineforum.worppress.com

description

Simpul Demokrasi Edisi 37

Transcript of Simpul Demokrasi Edisi 37

Page 1: Simpul Demokrasi Edisi 37

EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009

EDISI XXXVII / FEBRUARI / 2009EDISI XXXVII / FEBRUARI / 2009EDISI XXXVII / FEBRUARI / 2009EDISI XXXVII / FEBRUARI / 2009EDISI XXXVII / FEBRUARI / 2009

MEMBANGUN WACANA KRITIS RAKYAT

Pendidikan politik yangbermoral bagi elit partaipolitik serta masyarakatsangat dibutuhkan

Guru saat ini sebatasbekerja pada ranahtransformasi ilmupengetahuan danketerampilan.

BICARA DEMOKRASIBICARA DEMOKRASIBICARA DEMOKRASIBICARA DEMOKRASIBICARA DEMOKRASIHHHHHal 10al 10al 10al 10al 10

SAPSAPSAPSAPSAPA SOSOKA SOSOKA SOSOKA SOSOKA SOSOKHHHHHal 14al 14al 14al 14al 14

MEJAredaksiPengarusutamaan Gender... HAL 2

LAPORANutamaKota Batu, Pilot Project... HAL 4PUG Menyentuh... HAL 4

RESENSIdemokrasiSwiss Van Java Nasibmu HAL 6

PROGRESSreportDemokrasi Pendidikan ... HAL 8

BICARAdemokrasiIndonesia Perlu ... HAL 10Ironi Pendidikan Gratis ... HAL 11

JELAJAHmalangrayaMelihat Batu ... HAL 12

SAPAsosokBagyo P: Tetap Mengabdi HAL 14

SUARApublikMenulis di Simpul ... HAL 15

GALERIkegiatan HAL 16

Kin

efor

um.w

orpp

ress

.com

Page 2: Simpul Demokrasi Edisi 37

EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009

MEJAMEJAMEJAMEJAMEJAredaksi22222

Pengarusutamaan GenderPembaca yang budiman,

KKKKKetimpangan gender di Indonesia menjadikan Pemerintah menetapkanstrategi khusus yang disebut pengarusutamaan gender (gendermainstreaming) atau PUG, yang diatur dalam Instruksi Presiden Nomor

9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam PembangunanNasional. Stategi ini digunakan untuk menjadikan mereka yang menjadi korbanbias gender, dalam hal ini seringkali menimpa perempuan, berdaya dan berperanutuh dalam pembangunan. Agar tujuan pembangunan lebih cepat tercapai dandapat dirasakan, PUG diterapkan ke dalam berbagai bidang. Salah satunyaadalah melalui pendidikan, di mana terdapat ketidaksetaraan gender padaanak perempuan bersumber dari budaya, ekonomi, geografis, dan sebagainyayang menghambat anak perempuan mendapatkan pendidikan yang layak.

Pemikiran ini menjadi ide Liputan Utama edisi ini. Apalagi Kota Batu merupakansalah satu Pilot Project Pengarusutamaan Gender bidang Pendidikan di ProvinsiJawa Timur. Hal ini tentu menggembirakan sekaligus menjadi tantanganmengingat adanya sokongan APBN dan APBD atas program ini. Sepantasnya,nantinya program ini benar-benar mampu menyatukan sudut pandang yangresponsif gender sebagai strategi untuk mengurangi dan menghapuskesenjangan gender dalam berbagai kebijakan dan program pembangunan,khususnya melalui pendidikan. Tidak kalah pentingnya adalah kawalan berbagaistakeholder pendidikan sehingga program ini mencapai sasaran dan tujuannyasehingga terciptalah kesetaraan dan keadilan gender di masyarakat, baik dalampemikiran hingga tindakan.

Bicara Demokrasi menghadirkan pendapat pakar dan pemerhati pendidikanyang mempertanyakan moral para elit saat membuat kebijakan tentangpendidikan dan isu pendidikan gratis yang biasa dijadikan berbagai pihak untukmenarik perhatian masyarakat. Sapa sosok memprofilkan tokoh muda yangkondang di dunia politik Batu tetapi sangat konsen dengan pendidikan. ProgressReport menggambarkan tahapan serta beberapa kegiatan pengembanganSekolah Demokrasi. Sedangkan Jelajah Malang Raya mengeksplorasi pendapatmasyarakat Batu mengenai pluralitas yang terjadi di kota mereka.

Tak ada gading yang tak retak. Demikian peribahasa yang tepat untuk edisiini. Kami selalu terbuka untuk segala kritik dan saran membangun bagi kualitasyang lebih baik. Selamat membaca!

RedaksiRedaksiRedaksiRedaksiRedaksi

PENANGGUNG JPENANGGUNG JPENANGGUNG JPENANGGUNG JPENANGGUNG JAAAAAWWWWWABABABABAB: KOORDINATOR PROGRAM SEKOLAHDEMOKRASI PEMIMPIN REDAKSIPEMIMPIN REDAKSIPEMIMPIN REDAKSIPEMIMPIN REDAKSIPEMIMPIN REDAKSI: HAPPY BUDI FEBRIASIHSEKRETSEKRETSEKRETSEKRETSEKRETARIS REDARIS REDARIS REDARIS REDARIS REDAKSIAKSIAKSIAKSIAKSI: EDI PURWANTO EDITEDITEDITEDITEDITOR: OR: OR: OR: OR: ANYRUFAIDAH REPORREPORREPORREPORREPORTER:TER:TER:TER:TER: DAMAN HURI, M. ANAM RIFA’I, NURILMAHMUDAH, ZULVINA NARIDA ANOM TTTTTAAAAATTTTTA ARA ARA ARA ARA ARTISTISTISTISTISTIKTIKTIKTIKTIK: WAHYUHIDAYAT ALAMAALAMAALAMAALAMAALAMAT REDT REDT REDT REDT REDAKSIAKSIAKSIAKSIAKSI: PONDOK ABM PERMAIJL.MANUNGGAL KAV. A3 MOJOLANGU MALANG TELP/FAX 0341-472473 WEBSITEWEBSITEWEBSITEWEBSITEWEBSITE: www.simpuldemokrasi.com EMAILEMAILEMAILEMAILEMAIL:[email protected]

Merupakan media informasi-sosialisasi demokrasi yang di-terbitkan setiap bulan oleh Public Policy Analysis and Com-munity Development Studies (PLaCIDS) Averroes danKomunitas Indonesia untuk Demokrasi (KID) dalam ProgramSekolah Demokrasi di Kota Batu

Untuk mendapatkan Newsletter Simpul Demokrasi (NSD) secara gratis setiap bulan, silakan kirim SMS berisi nama terang danalamat anda atau lembaga/komunitas ke 081-334-222-933. Atau kontak Edi Purwanto di 0341-472473, atau email kami. Redaksimenerima kiriman artikel/opini atau resensi buku atau film. Ditulis dengan lugas kurang lebih 5000 karakter. Tulisan dapat jugadikirim ke email: [email protected]

Om

aber

ceri

ta.b

logs

pot.c

om

...Di mana terdapatketidaksetaraan gender

pada anak perempuanbersumber dari budaya,ekonomi, geografis, dan

sebagainya yangmenghambat anak

..perempuanmendapatkan

pendidikan.

Page 3: Simpul Demokrasi Edisi 37

EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009

LAPORANLAPORANLAPORANLAPORANLAPORANutama33333

KOTA BATUPilot Project PUG Bidang Pendidikan

BBBBBeberapa waktu lalu, kota iniditetapkan sebagai salah satupilot project program Pengarus-

utamaan Gender (PUG) di bidangpendidikan. Dipilihnya kota ini memangbukan tanpa alasan. “Kota Batu dapatmewakili karakteristik kabupaten dankota di Indonesia, serta sudah memilikikegiatan PUG berkelanjutan yangdidukung APBD,” kata Ella Yulaelawati,Direktur Pendidikan Masyarakat DirjenPendidikan Non Formal dan Informal(PNFI) Depdiknas (www.batukota.go.id).

Selain Kota Batu, ada tiga daerahlain yang dipilih sebagai pilot projectprogram ini. Ketiga daerah tersebutadalah Kabupaten Pesisir SelatanProvinsi Sumatera Selatan mewakiliSumatera (Indonesia Barat), Kabupaten Kebumenmewakili Jawa Tengah (Indonesia Tengah), danKabupaten Kupang mewakili NTT (Indonesia Timur).

Menurut Deden E Arifan, Konsultan PUG SubditPendidikan Perempuan Direktorat PendidikanMasyarakat Depdiknas (www.batukota.go.id), KotaBatu dijadikan model percontohan PUG bidang

pendidikan karenamemenuhi beberapakriteria yang ditetap-kan Depdiknas. Per-tama, komitmen poli-tik tentang PUG dariPemerintah ProvinsiJatim dan Kota Batu.Yaitu adanya kebijak-an PUG BidangPendidikan dan ada-nya Pokja PUG BidangPendidikan. Kedua,pembangunan pen-didikan relatif maju.Ketiga, kelayakan un-tuk implementasi dan

kelanjutan model. Keempat, mewakili karakteristikKabupaten/Kota di Indonesia karena adanya vocalpoint yang mendukung dalam PUG. Kelima, sudahada dukungan anggaran APBD untuk kegiatan PUGBidang Pendidikan, meski jumlahnya masih belummaksimal.

Sementara itu, Mistin, Kepala Dinas PendidikanKota Batu menyatakan bahwa dipilihnya Kota Batusebagai pilot model tidak terlepas dari bimbingantim ahli gender dan pendidikan Jatim yang terdiridari kalangan akademisi universitas-universitas diKota Malang. Tim ahli ini terdiri dari Keppi Sukesi(UB), Mufidah Ch. (UIN), Sugiarti (UMM), Siti Ch.Hamidah (UM), Siti Asmah (UM), dan Arief BudiWurianto (UMM). “Mereka semua mengawal kamisampai pada tahap penulisan laporan ke pusat,”lanjut Mistin.

Berdasarkan Inpres Nomor 9 Tahun 2000, PUGmerupakan strategi untuk mencapai Kesetaraan danKeadilan Gender (KKG). Strategi ini diaplikasikanmelalui kebijakan dan program yang memperhatikanpengalaman, aspirasi, kebutuhan sertapermasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam

Selain pesona alamnya yang indah, Kota Batu juga menyimpan beragamSelain pesona alamnya yang indah, Kota Batu juga menyimpan beragamSelain pesona alamnya yang indah, Kota Batu juga menyimpan beragamSelain pesona alamnya yang indah, Kota Batu juga menyimpan beragamSelain pesona alamnya yang indah, Kota Batu juga menyimpan beragampotensi. Jika selama ini ia dikenal sebagai Kota Wisata, maka keberadaanpotensi. Jika selama ini ia dikenal sebagai Kota Wisata, maka keberadaanpotensi. Jika selama ini ia dikenal sebagai Kota Wisata, maka keberadaanpotensi. Jika selama ini ia dikenal sebagai Kota Wisata, maka keberadaanpotensi. Jika selama ini ia dikenal sebagai Kota Wisata, maka keberadaanKota Batu saat ini juga tidak luput dari perhatian para perumus kebijakan.Kota Batu saat ini juga tidak luput dari perhatian para perumus kebijakan.Kota Batu saat ini juga tidak luput dari perhatian para perumus kebijakan.Kota Batu saat ini juga tidak luput dari perhatian para perumus kebijakan.Kota Batu saat ini juga tidak luput dari perhatian para perumus kebijakan.TTTTTak tak tak tak tak terererererkkkkkecuali bidang pendidikecuali bidang pendidikecuali bidang pendidikecuali bidang pendidikecuali bidang pendidikan.an.an.an.an.

Program Pengarusutamaan Gender. Perlukah dimasukkan di dalamkurikulum pendidikan formal?

Dra. Mistin, M.M

Flic

kr.c

om/s

hang

hai

dadd

y

New

/SD

Page 4: Simpul Demokrasi Edisi 37

EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009

LAPORANLAPORANLAPORANLAPORANLAPORANutama44444

proses perencanaan, pelaksanaan,pemantauan dan evaluasi atas seluruhkebijakan dan program di berbagai bidangkehidupan dan sektor pembangunan.

PPPPPersoalan ketimpangan gender kian menjadisorotan. Di berbagai lini kehidupan kerapditemukan peristiwa yang dilatarbelakangi

oleh cara pandang, persepsi hingga sikap dan polaperilaku yang masih bias gender. Maka, antisipasidan penanggulangan pun harus dilakukan di semuabidang, tak terkecuali pendidikan dasar.Mengupayakan hal ini, Pemerintah melaluiDepartemen Pendidikan Nasional melaksanakanProgram Pengarusutamaan Gender di bidangpendidikan. Sebagai pilot model, di Jawa Timurdipilih Kota Batu. Apa latar belakang dan tujuanprogram ini, serta bagaimana pelaksanaannya,berikut adalah wawancara SIMPUL DEMOKRASIdengan Mufidah Ch, salah satu tim ahli gender danpendidikan Provinsi Jawa Timur.

Apa yang melatarbelakangi ProgramApa yang melatarbelakangi ProgramApa yang melatarbelakangi ProgramApa yang melatarbelakangi ProgramApa yang melatarbelakangi ProgramPengarusutamaan Gender (PUG) di bidangPengarusutamaan Gender (PUG) di bidangPengarusutamaan Gender (PUG) di bidangPengarusutamaan Gender (PUG) di bidangPengarusutamaan Gender (PUG) di bidangpendidikan ini?pendidikan ini?pendidikan ini?pendidikan ini?pendidikan ini?Kesalahan pemahaman akan gender dalampendidikan itu kan tidak bisa diperbaiki dalam waktusingkat. Jadi perlu adanya manajemen sekolah yangresponsif gender, kondisi dimana kepala sekolah,masyarakat melalui komite sekolah, guru dan siswamemiliki cara pandang yang tidak lagi bias gender.Program PUG ini hendak mengintegrasikan apa yangtelah ada di sekolah dengan pendidikan berbasisgender. Upaya ini perlu dilakukan sejak pendidikandasar.Lalu, apa target bagi sekolah yangLalu, apa target bagi sekolah yangLalu, apa target bagi sekolah yangLalu, apa target bagi sekolah yangLalu, apa target bagi sekolah yangmelaksanakan program ini?melaksanakan program ini?melaksanakan program ini?melaksanakan program ini?melaksanakan program ini?Tujuannya adalah agar kepala sekolah sebagaiperancang konsep manajemen sekolah memiliki

Karena,mengubahcara pandangsampai kesikap itutidak bisajika hanyadilakukan disekolah,”tegasMufidah.

Tidak mengenal tempat. Kesetaraan danKeadilan Gender bisa diwujudkan di mana pun

Pengarusutamaan GenderMenyentuh Pendidikan di Kota Batu

fiq/K

SG

Langitperempuan.com

Tujuan dari PUG ini adalah untukmenyatukan sudut pandang yangresponsif terhadap gender sebagaistrategi untuk mengurangi danmenghapus kesenjangan gender dalamkebijakan dan program pembangunan.“Maka, kami hendak mentransferpemahaman pada para tenagapendidik, siswa dan lainnya bahwa laki-laki dan perempuan itu ada bukanuntuk dibeda-bedakan,” tutur Mistin.

Lebih lanjut Mistin mengatakanbahwa diperlukan adanya pendidikanberbasis gender sejak dini. Karena,begitu kuatnya budaya patriarki dalammasyarakat berpotensi mempersempitperan perempuan, termasuk dalampendidikan. “Jadi, kesempatan itu

Page 5: Simpul Demokrasi Edisi 37

EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009

LAPORANLAPORANLAPORANLAPORANLAPORANutama55555

“Setiap sekolahdibebaskan untuk

menambah ataumemasukkan muatan

gender pada materitertentu. “

harus diberikan dalam kadar yang sama antara perempuan dan laki-laki.Bisa dimulai dari sikap dan persepsi sehari-hari. Misalnya, ketua tidak haruslaki-laki, atau piket menyapu tidak hanya perempuan dan lain-lain,” tegasMistin.

Program PUG bidang pendidikan di Kota Batu ini memang masihdilakukan melalui pendidikan formal. Selain diwujudkan dalam pembentukansikap dan perilaku pendidik dan siswa, pendidikan berbasis gender ini jugaterdapat dalam materi mata pelajaran tertentu. “Setiap sekolah dibebaskanuntuk menambah atau memasukkan materi gender pada materi (matapelajaran) tertentu,“ terang Endah Lukitaningsih, Staf Bidang PendidikanNon-Formal (PNF).

Sebelum sampai pada tahapan implementasi pada November hinggaDesember tahun lalu, ada beberapa tahapan kegiatan yang dilakukan DinasPendidikan Kota Batu. Pertama, sosialisasi dan rencana aksi. “Keduakegiatan ini diikuti oleh para staf unit kerja di lingkungan Pemkot danpemangku jabatan bidang pendidikan di Batu,” jelas Endah.

Tahapan berikutnya adalah penyusunan silabus Rencana PersiapanPembelajaran (RPP). Mata pelajaran yang disilabuskan antara lain Bahasa

responsivitas gender. Sementara itu, guru mampumenransfer pemahaman dan pendidikan berbasisgender kepada siswa sampai pada cara pandangdan sikap siswa.TTTTTahapan apa yahapan apa yahapan apa yahapan apa yahapan apa yang paling penting untukang paling penting untukang paling penting untukang paling penting untukang paling penting untukdilakukan sebelum akhirnya program inidilakukan sebelum akhirnya program inidilakukan sebelum akhirnya program inidilakukan sebelum akhirnya program inidilakukan sebelum akhirnya program inidi implementasikan?diimplementasikan?diimplementasikan?diimplementasikan?diimplementasikan?Yang terpenting guru harus sensitif dulu. Makanyakemarin itu, kami melakukan pemantapan dulu,sebelum penyusunan RPP (Rencana PersiapanPembelajaran, red). Prosentase pemantapan dariseluruh proses ini sekitar 40 % lah, jadi diharapkannantinya mereka sudah total memahamipendidikan berbasis gender untuk siap diajarkandi kelas.Ada empat mata pelajaran yangAda empat mata pelajaran yangAda empat mata pelajaran yangAda empat mata pelajaran yangAda empat mata pelajaran yangdisilabuskan, Bahasa Indonesia, Agama,disilabuskan, Bahasa Indonesia, Agama,disilabuskan, Bahasa Indonesia, Agama,disilabuskan, Bahasa Indonesia, Agama,disilabuskan, Bahasa Indonesia, Agama,Pendidikan Kewarganegaraan, dan IlmuPendidikan Kewarganegaraan, dan IlmuPendidikan Kewarganegaraan, dan IlmuPendidikan Kewarganegaraan, dan IlmuPendidikan Kewarganegaraan, dan IlmuPengetahuan Sosial. Bagaimana denganPengetahuan Sosial. Bagaimana denganPengetahuan Sosial. Bagaimana denganPengetahuan Sosial. Bagaimana denganPengetahuan Sosial. Bagaimana denganmata pelajaran lainnya?mata pelajaran lainnya?mata pelajaran lainnya?mata pelajaran lainnya?mata pelajaran lainnya?Keempatnya dipilih karena tidak mungkin memilihsemua mata pelajaran. Jadi, kami fokuskan hanyapada pelajaran-pelajaran yang rawan mengajarkanketimpangan gender. Itu yang terpenting.Pada tahapan penyusunan RencanaPada tahapan penyusunan RencanaPada tahapan penyusunan RencanaPada tahapan penyusunan RencanaPada tahapan penyusunan RencanaPersiapan Pembelajaran (RPP), di manaPersiapan Pembelajaran (RPP), di manaPersiapan Pembelajaran (RPP), di manaPersiapan Pembelajaran (RPP), di manaPersiapan Pembelajaran (RPP), di manaperan guru sebagai pelaksana yang langsungperan guru sebagai pelaksana yang langsungperan guru sebagai pelaksana yang langsungperan guru sebagai pelaksana yang langsungperan guru sebagai pelaksana yang langsungberinteraksi dengan siswa?berinteraksi dengan siswa?berinteraksi dengan siswa?berinteraksi dengan siswa?berinteraksi dengan siswa?Penyusunan RPP ini dilakukan oleh guru. Jadi,mereka diberi ruang untuk berkreasi agar mampumengintegrasikan pendidikan berbasis gender ini

pada kurikulum yang sudah ada, dilengkapi juga dengananalisis bahan ajar yang responsif gender. Jadi, gurubenar-benar disiapkan untuk mengajar di kelas.Adakah media lain yang digunakan untukAdakah media lain yang digunakan untukAdakah media lain yang digunakan untukAdakah media lain yang digunakan untukAdakah media lain yang digunakan untukmenyukseskan pendidikan berbasis gender ini?menyukseskan pendidikan berbasis gender ini?menyukseskan pendidikan berbasis gender ini?menyukseskan pendidikan berbasis gender ini?menyukseskan pendidikan berbasis gender ini?Ada media KIE, Komunikasi, Informasi, dan Edukasi.Media KIE digunakan untuk pendidikan di luar sekolah.Sasarannya adalah keluarga dan masyarakat.Pendidikan ini diharapkan akan mendukung prosespendidikan formal di sekolah. Karena, mengubah carapandang sampai ke sikap itu tidak bisa jika hanyadilakukan di sekolah.Mengapa tahap uji coba program ini dilakukanMengapa tahap uji coba program ini dilakukanMengapa tahap uji coba program ini dilakukanMengapa tahap uji coba program ini dilakukanMengapa tahap uji coba program ini dilakukandalam waktu yang singkat?dalam waktu yang singkat?dalam waktu yang singkat?dalam waktu yang singkat?dalam waktu yang singkat?Program ini dijalankan bertahap. Tahap uji cobanyamemang hanya dilakukan sampai Desember 2008, tapiprogram ini diproyeksikan untuk seterusnya. Jadisekarang tergantung performance sekolah. Yang jelas,pokja akan terus mendorong kabupaten-kabupatendan kota yang siap mandiri untuk melakukan programPUG melalui pendidikan. Respon masing-masing dinasjuga sangat penting. Untuk Kota Batu, jika saat uji cobamenggunakan dana dari APBN, maka ke depan KotaBatu ada anggarannya sendiri.Lalu, kenapa hanya enam sekolah di Kota BatuLalu, kenapa hanya enam sekolah di Kota BatuLalu, kenapa hanya enam sekolah di Kota BatuLalu, kenapa hanya enam sekolah di Kota BatuLalu, kenapa hanya enam sekolah di Kota Batuyang dijadikan yang dijadikan yang dijadikan yang dijadikan yang dijadikan pilot model pilot model pilot model pilot model pilot model program ini?program ini?program ini?program ini?program ini?Enam sekolah ini ditentukan oleh tim pokja dan DinasPendidikan Kota Batu. Karena settingnya belumkeseluruhan, jadi cuma enam sekolah ini yang dipilih.(new/any)(new/any)(new/any)(new/any)(new/any)

Endah LukitaningsihEndah LukitaningsihEndah LukitaningsihEndah LukitaningsihEndah Lukitaningsih

New

/SD

Page 6: Simpul Demokrasi Edisi 37

EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009

66666 LAPORANLAPORANLAPORANLAPORANLAPORANutama

Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, Agama, dan Ilmu Pengetahuan Sosial.“Penyusunan RPP ini dilakukan oleh guru. Jadi mereka harus berkreativitas dan mampumengintegrasikan pendidikan berbasis gender ini pada kurikulum yang sudah ada,dilengkapi juga dengan analisis bahan ajar yang respon gender untuk siap diajarkan dikelas,” tegas Mufidah Ch., salah satu tim ahli gender dan pendidikan Propinsi JawaTimur.

Lalu, diikuti pula dengan penyusunan media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi(KIE). Media ini untuk masyarakat di luar sekolah. “Pendidikan keluarga dan masyarakatini akan mendukung proses pendidikan formal di sekolah. Karena, mengubah carapandang sampai ke sikap itu tidak bisa jika hanya dilakukan di sekolah,” tegas Mufidah.

Setelah melalui tahapan-tahapan di atas, barulah implementasi dilakukan. Meskiditerapkan pada semua jenjang pendidikan dasar, namun tidak semua sekolah di KotaBatu terlibat. “Ada enam sekolah yang menjadi sasaran uji coba, di antaranya adalahTK Pembina Bumiaji, SDN I Punten, SMPN I, MTs Hasyim Asy’ari, SMAN I dan MAN IIBatu,” terang Endah.

Selain masyarakat, sekolah dan tim ahli, respon pemerintah setempat dan dinasterkait juga sangat penting. “Kami dari tim pokja akan terus mendorong kabupaten-kabupaten dan kota yang siap mandiri untuk melakukan PUG melalui pendidikan,”tegas Mufidah. (new/vin/any)(new/vin/any)(new/vin/any)(new/vin/any)(new/vin/any)

PERJALANAN PANJANG PUG, dari PBB sampai Kota BATU

1

2

3

4

5

6

7

9

8

12

1985 Konferensi Perempuan1985 Konferensi Perempuan1985 Konferensi Perempuan1985 Konferensi Perempuan1985 Konferensi Perempuanse-Dunia III, di Nairobse-Dunia III, di Nairobse-Dunia III, di Nairobse-Dunia III, di Nairobse-Dunia III, di NairobiMemantapkan tujuan yangditetapkan pada tahun 1975,tentang “Kesetaraan,Pembangunan, dan Perdamaian”.Pada konferensi ini disetujuipembentukan UNIFEM, salah satulembaga di PBB dengan ProgramWAD1990 Konferensi Perempuan1990 Konferensi Perempuan1990 Konferensi Perempuan1990 Konferensi Perempuan1990 Konferensi Perempuanse-Dunia IVse-Dunia IVse-Dunia IVse-Dunia IVse-Dunia IV, di Vienna (Wina), di Vienna (Wina), di Vienna (Wina), di Vienna (Wina), di Vienna (Wina)Menyetujui program GAD (Genderand Development) dengan StrategiPUG (Pengarusutamaan Gender)1995 Konferensi Perempuan1995 Konferensi Perempuan1995 Konferensi Perempuan1995 Konferensi Perempuan1995 Konferensi Perempuanse-dunia, di Beijing, Cinase-dunia, di Beijing, Cinase-dunia, di Beijing, Cinase-dunia, di Beijing, Cinase-dunia, di Beijing, CinaMenambah ukuran keberhasilanKKG (Kesetaraan dan KeadilanGender) dari hanya diukurberdasarkan HDI (HumanDevelopment Index) dan GDI(Gender Development Index)ditambah GEM (GenderEmpowerment Measure)2000 Pemberlakuan PUG2000 Pemberlakuan PUG2000 Pemberlakuan PUG2000 Pemberlakuan PUG2000 Pemberlakuan PUG(Pengarusutamaan Gender),(Pengarusutamaan Gender),(Pengarusutamaan Gender),(Pengarusutamaan Gender),(Pengarusutamaan Gender),InInInInInpres No.9 Tpres No.9 Tpres No.9 Tpres No.9 Tpres No.9 Tahun 2000ahun 2000ahun 2000ahun 2000ahun 2000Strategi agar kebutuhan danpengalaman perempuan maupunlaki-laki menjadi bagian takterpisahkan sehingga laki-laki danperempuan sama-samamendapatkan keuntungan dariprogram pembangunan

11

“Pendidikankeluarga danmasyarakat iniakanmendukungprosespendidikanformal disekolah.Karena,mengubah carapandangsampai kesikap.

1963 Gerakan Global1963 Gerakan Global1963 Gerakan Global1963 Gerakan Global1963 Gerakan GlobalEmansipasi masuk dalamEmansipasi masuk dalamEmansipasi masuk dalamEmansipasi masuk dalamEmansipasi masuk dalamagenda PBBagenda PBBagenda PBBagenda PBBagenda PBBPerjuangan konsep gender dalamtataran strategis11111967 T967 T967 T967 T967 Terbentuk erbentuk erbentuk erbentuk erbentuk ComissionComissionComissionComissionComissionon The Status of Womenon The Status of Womenon The Status of Womenon The Status of Womenon The Status of WomenMulai memperhatikan secarakhusus status dan isu-isuperempuan111119999975 K75 K75 K75 K75 Konfonfonfonfonferensi Perensi Perensi Perensi Perensi Peremeremeremeremerempuanpuanpuanpuanpuanse-Dunia I, di Mexico Cityse-Dunia I, di Mexico Cityse-Dunia I, di Mexico Cityse-Dunia I, di Mexico Cityse-Dunia I, di Mexico CityPeran perempuan ditekankanpada Women in Development(WID), titik beratnya adalahbagaimana mengintegrasikanperempuan dalam berbagaibidang pembangunan yangberfokus pada produktivitas kerjaperempuan.19999979 K79 K79 K79 K79 Konononononvvvvvensi tensi tensi tensi tensi tentangentangentangentangentangPenghapusan Segala BentukPenghapusan Segala BentukPenghapusan Segala BentukPenghapusan Segala BentukPenghapusan Segala BentukDiskriminasi terhadapDiskriminasi terhadapDiskriminasi terhadapDiskriminasi terhadapDiskriminasi terhadapPerempuan (Perempuan (Perempuan (Perempuan (Perempuan (Convention inConvention inConvention inConvention inConvention inthe Elimination of All Formsthe Elimination of All Formsthe Elimination of All Formsthe Elimination of All Formsthe Elimination of All FormsDiscrimination/CEDDiscrimination/CEDDiscrimination/CEDDiscrimination/CEDDiscrimination/CEDAAAAAWWWWW )))))Menindaklanjuti kegagalan WIDdalam memperbaiki nasibperempuan, setelah digulirkanWAD (Women and Development)yang dicetuskan Feminis Marxisjuga mengalami kegagalan.1980 Konferensi perempuan1980 Konferensi perempuan1980 Konferensi perempuan1980 Konferensi perempuan1980 Konferensi perempuanse-Dunia II, di Kopenhagen,se-Dunia II, di Kopenhagen,se-Dunia II, di Kopenhagen,se-Dunia II, di Kopenhagen,se-Dunia II, di Kopenhagen,BelandaBelandaBelandaBelandaBelandaMenguatkan isi CEDAW

2002002002002007 P7 P7 P7 P7 Pencapaian Milleniumencapaian Milleniumencapaian Milleniumencapaian Milleniumencapaian MilleniumDevelopment Goals (MDG’s)Development Goals (MDG’s)Development Goals (MDG’s)Development Goals (MDG’s)Development Goals (MDG’s)Memastikan semua anak laki-lakimaupun perempuan di mana pununtuk dapat menyelesaikanpendidikan dasar pada tahun20152008 Kota Batu Jatim dipilih2008 Kota Batu Jatim dipilih2008 Kota Batu Jatim dipilih2008 Kota Batu Jatim dipilih2008 Kota Batu Jatim dipilihsebagai Pilot Modelsebagai Pilot Modelsebagai Pilot Modelsebagai Pilot Modelsebagai Pilot ModelPengarusutamaan GenderPengarusutamaan GenderPengarusutamaan GenderPengarusutamaan GenderPengarusutamaan Gender(PUG) Bidang Pendidikan di(PUG) Bidang Pendidikan di(PUG) Bidang Pendidikan di(PUG) Bidang Pendidikan di(PUG) Bidang Pendidikan diwilayah Jawa Timurwilayah Jawa Timurwilayah Jawa Timurwilayah Jawa Timurwilayah Jawa TimurResponsif gender di bidangpendidikan sangat tinggi,terutama partisipasi kaumperempuan dalam prosesperencanaan, pelaksanaan,evaluasi atas kebijakan danprogram pembangunanpendidikan. Kota Batu dapatmewakili karakteristik kabupatendan kota di Indonesia, sertasudah memiliki kegiatan PUGberkelanjutan yang didukungAPBD. (vin/epy)

(Sumber: Buku Seri Demokrasi VIII)(Sumber: Buku Seri Demokrasi VIII)(Sumber: Buku Seri Demokrasi VIII)(Sumber: Buku Seri Demokrasi VIII)(Sumber: Buku Seri Demokrasi VIII)

Page 7: Simpul Demokrasi Edisi 37

EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009

77777 RESENSIRESENSIRESENSIRESENSIRESENSIdemokrasi

KKKKKota Malang seringkali disebutsebagai Swiss van Java olehbangsa Belanda saat mereka

melakukan pendudukan di HindiaBelanda (Indonesia sekarang). DisebutSwiss van Java karena memangkelembaban dan suhu udaranya segar,sejuk, serta penghasil buah apel layak-nya daratan Swiss di Eropa. Tak heranjika bangsa kolonial menata arsitekturdan tata kota Malang tempo dulu miripdengan tata kota di Eropa. Terlepas dariitu, dalam konteks lokal, Malang memilikisemboyan sendiri, yakni Malang-kucecwara yang artinya Tuhan meng-hancurkan yang batil.

Kini, Malang telah mengalamiperubahan hampir di semua linikehidupan dan sudut kotanya. Dalambuku ini terlihat banyak catatanperubahan Malang dalam menjalani derumodernisasi dan pembangunan. Kedua-nya, di banyak tempat, memang menjaditombak bermata dua. Di satu sisimodernisasi dan pembangunan di-dambakan, namun di sisi lain, efekdominannya seringkali membuat tatananmasyarakat menjadi acak-acakan, krisisidentitas, rusaknya lingkungan, dantergilasnya warga kota yang tak siapberkompetisi, yang pada akhirnyamenjadi kaum miskin kota yang marjinaldari semua aspek.

Branding Kota Malang selama iniadalah lingkungan yang nyaman, pen-didikan yang berkualitas, dan pariwisatayang populer. Namun, ketiganya kinimengalami kemerosotan seiring muncul-nya wilayah lain yang tak kalah kompetitif,pembangunan Kota Malang yang tidakteratur, dan populasi penduduk yang takterkendali. Penulis buku ini banyakmenyorot soal menurunnya kualitaslingkungan hidup di Kota Malang. Tataruang kota yang lebih mengutamakanpertimbangan ekonomi ketimbanglingkungan adalah faktor utamamenurunnya kualitas lingkungan diMalang. Alih fungsi daerah-daerah hijau

Judul BukuJudul BukuJudul BukuJudul BukuJudul BukuMalang, Kota Kita (CatatanProblematika Kota Malang)

PenulisPenulisPenulisPenulisPenulisWahyu Hidayat Riyanto

PengantarPengantarPengantarPengantarPengantarDr. M. Mas’ud Said

HalamanHalamanHalamanHalamanHalaman176 + xxviiiPenerbitPenerbitPenerbitPenerbitPenerbit

UMM Pres, MalangPeresensiPeresensiPeresensiPeresensiPeresensiSri Astuti*

Nasibmu Kini?“““““Swiss vSwiss vSwiss vSwiss vSwiss van Jaan Jaan Jaan Jaan Javvvvvaaaaa”””””

Epy/

SD

menjadi pusat-pusat perbelanjaan,perumahan, dan perkantoran ada-lah fakta telanjang yang tidak bisadipungkiri. Aneh jika Kota Malangdahulu dilanda banjir, tapi kini taklagi mengherankan. Genangan airdi jalan dan pemukiman sudahmenjadi pemandangan biasa.Seringkali saya banyak mendengarnada satir yang diungkapkan olehwarga Kota Malang sendiri, “Malangkini menjadi Kota Beton, ketimbangKota Bunga”.

Ironis memang, padahal di KotaMalang sendiri berjibun perguruantinggi, tempat para ahli dan kaumprofesional bersemai. Menjamurnyaperguruan tinggi di Malang tampak-nya tak secara otomatis meng-gerakkan kaum terdidik untukberkeringat memikirkan antisipasidampak negatif modernisasi danpembangunan kota. Tanpa mengu-rangi andil positif dunia pendidikanbagi Kota Malang, namun secaraumum akademisi tampaknya lebihasyik bermain dalam ruang-ruangkelas yang hampa pengabdiansosial. Maraknya bisnis nilaiakademik dan pembuatan skripsiatau tesis di Malang telah ikutmencoreng dunia pendidikan.Sementara para politisi dan bi-rokrat menjadi aktor utama yangnyaris tak terbendung dalammencetak bobroknya kebijakan didunia pendidikan.

Sebagai sebuah highlight, bukuini telah memberi gambarantentang keadaan Kota Malangdewasa ini. Sayangnya, buku yangdihasilkan seorang akademisi inikurang sekali melakukan pendalam-an dan analisis yang memadai.Banyak realitas yang sekiranyalebih penting yang justru luputdalam ulasan buku ini, misalnyasederet kasus tukar guling asetnegara dan daerah dengan para

pebisnis ternama. Padahalkasus kleptokrasi ini telahberlangsung lama, melibatkanbanyak pejabat dalam bebe-rapa periode.

Penulis juga luput meng-utarakan munculnya mafiapolitik di Kota Malang. Padahal,telah menjadi rahasia umum,ada jejaring pengusaha yangmembiayai proyek-proyek poli-tik untuk menjadikan sese-orang menjadi pejabat, dansebagai kompensasinya, pro-yek-proyek daerah di Malangmenjadi lahan olahan mereka.Di sisi lain, penulis justrubanyak menyajikan kisah-kisahyang tidak perlu diketengah-kan.

* warga Averroes Community

Page 8: Simpul Demokrasi Edisi 37

EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009

PRPRPRPRPROGRESSOGRESSOGRESSOGRESSOGRESSreport88888

AAAAAktivitas Program SekolahDemokrasi di Kota Batu telahdimulai. Setelah melakukan

pembenahan dan penyiapan TimPelaksana Program Sekolah Demokrasitahapan selanjutnya adalah pengenalanProgram Sekolah Demokrasi kepadamasyarakat di Kota Batu. Meskipunmasih sangat awal dari keseluruhanprogram, target untuk mengenalkanprogram ini telah dilaksanakan dengancukup baik oleh Tim Pelaksana SekolahDemokrasi.

Progress Report kali ini berisirangkaian kegiatan Program SekolahDemokrasi selama bulan Januari 2009,antara lain:1. Sosialisasi Program Sekolah1. Sosialisasi Program Sekolah1. Sosialisasi Program Sekolah1. Sosialisasi Program Sekolah1. Sosialisasi Program Sekolah

Demokrasi di Kota BatuDemokrasi di Kota BatuDemokrasi di Kota BatuDemokrasi di Kota BatuDemokrasi di Kota BatuKegiatan sosialisasi Sekolah

Demokrasi di Kota Batu dilaksanakandengan menggunakan beberapa media,antara lain Jawa Pos-Radar Malang,Koran Pendidikan, websitewww.simpuldemokrasi.com, dan RadioRepublik Indonesia Malang. Secarainformal juga disebarkan “dari mulutke mulut” oleh para alumni SekolahDemokrasi demi lebih dikenal olehmasyarakat.

Selain itu, Tim Pelaksana SekolahDemokrasi melakukan kunjungan dansilaturahim ke berbagai stakeholder diKota Batu.2. T2. T2. T2. T2. Talkshoalkshoalkshoalkshoalkshow Radio Iw Radio Iw Radio Iw Radio Iw Radio I

Kegiatan ini dilaksanakan pada hariKamis, 22 Januari 2009 pada pukul08.00–09.00 WIB di SekretariatProgram Sekolah Demokrasi di KotaBatu. Presenter pada kesempatan iniadalah Buang Supeno. Tema yangdibahas adalah “Dinamika Demokrasidi Kota Batu” sebagai upaya untuk

SOSIALISASI PROGRAMOleh : Sutomo E. Putro*

SEKOLAH DEMOKRASI DI KOTA BATU

Talkshow Radio. Upaya Sosialisasi Sekolah Demokrasi diKota Batu

Onald/SD

EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009

memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pesatnyaperkembangan Kota Batu yang didukung oleh tingginyapartisipasi dalam bidang politik. Narasumber yang hadir, yaitu;Guntur Irianto, Fraksi PKB Kota Batu; Bagyo Prasasti, KPUDKota Batu; dan Heri Setiyono, Koordinator Program SekolahDemokrasi. Acara ini membahas berbagai upayademokratisasi yang tidak hanya melalui perspektif politik danharus melibatkan para stakeholder dalam mewujudkankebijakan yang menguntungkan banyak pihak khususnyamasyarakat.3. T3. T3. T3. T3. Talkshoalkshoalkshoalkshoalkshow Radio IIw Radio IIw Radio IIw Radio IIw Radio II

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 29 Januari2009 pukul 08.00 – 09.00 WIB di Sekretariat ProgramSekolah Demokrasi di Kota Batu. Presenter dalam kegiatanini adalah Buang Supeno. Tema yang dibahas adalah“Prospek Demokratisasi di Kota Batu”. Tema ini dipilihsebagai upaya membincangkan kondisi riil demokratisasi diKota Batu dan sumbangsih yang bisa dilakukan ProgramSekolah Demokrasi dalam upaya mendukung demokratisasidi Kota Batu. Hadir dua narasumber, yaitu: Choiril Anwar,Kepala Bakesbanglinmas Kota Batu dan Levi Riansyah,Fasilitator Sekolah Demokrasi. Secara umum, permasalahandemokratisasi di Kota Batu nyaris sama dengan wilayah yanglainnya. Namun dengan melihat luas wilayah 202,800 Km2

Page 9: Simpul Demokrasi Edisi 37

EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009

99999 PRPRPRPRPROGRESSOGRESSOGRESSOGRESSOGRESSreport

dan didukung oleh potensisumber daya alam yangpotensial dimungkinkanadanya pendampinganterhadap masyarakatterutama berpartisipasi dalamproses pembangunan. Suatuhal yang menjadi salah satutujuan diadakannya SekolahDemokrasi pada akhirnyamampu mendorong aksisinergis antar stakeholdersguna mewujudkanmasyarakat sejahtera.4. Kunjungan Staf NIMD4. Kunjungan Staf NIMD4. Kunjungan Staf NIMD4. Kunjungan Staf NIMD4. Kunjungan Staf NIMD ke Batu ke Batu ke Batu ke Batu ke BatuPada tanggal 17 – 18 Januari2009, Program SekolahDemokrasi di Kota Batuberkesempatan dikunjungioleh Brethje Kemp, salah satuStaf Netherland Institute for

Multyparty and Democracy (NIMD), didampingioleh Benny Subianto dari Komunitas Indonesiauntuk Demokrasi (KID). Kunjungan ini berkaitandengan niat NIMD untuk menginisiasi ProgramSekolah Demokrasi di negara-negara lain karenapelaksanaan Sekolah Demokrasi yang dipayungioleh KID dan lembaga-lembaga mitranya di 5daerah di Indonesia dinilai berhasil dalammendorong gerakan demokratisasi denganberbasiskan aktor demokrasi di tingkat lokal.Dalam kunjungannya di Malang dan Batu,Brethje Kemp bertemu dengan fungsionaris

Averroes Community, Tim PelaksanaSekolah Demokrasi di Kota

Batu, KomunitasMalang untukDemokrasi

(Komdek) dan paraalumni Sekolah

Demokrasi. Selain itu, Brethje Kemp jugaberkesempatan untuk melihat berbagai

obyek wisata yang ada di Kota Batu.5. Newsletter Edisi XXXVI5. Newsletter Edisi XXXVI5. Newsletter Edisi XXXVI5. Newsletter Edisi XXXVI5. Newsletter Edisi XXXVI

Newsletter bulan Januari edisi XXXVImengambil tema tentang Demokratisasi di

Kota Batu. Tema ini sebagai upaya untukmengenalkan kepada khalayak tentang

,

partisipasi sebagai bagiandemokratisasi di Kota Batu danproyeksi Program SekolahDemokrasi di Kota Batu.

Rencana Tindak Lanjut (RTL)Rencana Tindak Lanjut (RTL)Rencana Tindak Lanjut (RTL)Rencana Tindak Lanjut (RTL)Rencana Tindak Lanjut (RTL)RTL bulan Maret 2009, antara

lain: Talkshow Radio V dan VI,Penerbitan Newsletter EdisiXXXVII, dan pelaksanaan SekolahDemokrasi I dan II.

PenutupPenutupPenutupPenutupPenutupDemikian progress report

pelaksanaan Program SekolahDemokrasi di Kota Batu. Melaluiprogram ini, pelaksanaandemokratisasi khususnya di KotaBatu bisa secara terus menerusdilakukan oleh semua pihak.Dengan harapan, peran aktif darisemua pihak menjadi penggerak

dalam menumbuhkan danmendorong terwujudnyapartisipasi masyarakat, baiksecara kualitas maupunkuantitas. Salam Demokrasi ! (*/epy) (*/epy) (*/epy) (*/epy) (*/epy)

Choiril Anwar. Sesi Talkshow Radiobersama Kepala BakesbanglinmasKota Batu

Kunjungan NIMD. Bertukar pikiran tentang ProgramSekolah Demokrasi

Onald/SD

*Fasilitator Program SekolahDemokrasi

Onald/SD

EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009

Newsletter Simpul Demokrasi. Format baru, lebih segar dan menarik

Page 10: Simpul Demokrasi Edisi 37

EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009

1111100000 BICARABICARABICARABICARABICARAdemokrasi

MMMMMemprihatinkan jika tatanan dan prosespolitik yang berlaku tidak atau belummemungkinkan bagi tersalur dan

terserapnya aspirasi masyarakat. Apalagi jikadiingat bahwa aspirasi yang berasal dari strukturmasyarakat belum mengkristal, maka perubahanpun belum terserap secara memadai oleh sistempolitik yang berlaku,” itulah penegasan Dr. DjokoSaryono, akademisi Universitas Negeri Malang,

Melihat kemungkinan ini, maka perludipertanyakan moral para pemimpin dan elitpolitik. Sejauh mana para elit politik menyerapkemudian menyalurkan aspirasi masyarakat?Moralitas merupakan kesadaran jiwa terdalamdari tiap-tiap manusia, kesadaran hati nuraniuntuk menghormati dan mencintai sesama,membela kaum tertindas, bersikap altruistikdengan mementingkan kepentingan masyarakatbanyak dengan mendasarkan diri pada nilai-nilaihumanisme. Kesadaran ini tentu akan ber-tentangan dengan perilaku negatif sepertimenindas, mengorupsi uang rakyat, dan memen-tingkan diri mereka sendiri. Maka, “Jika perilakuelit politik saat ini lebih dicerminkan di dalamperbuatan yang negatif, maka praktis akanhancur tatanan moral dan peradaban,” ungkappria yang mengabdi di UM sejak tahun 1987 ini.

Karena itulah, sesungguhnya tidak adaabsurditas ketika kita bicara moralitas, sepertidiungkapkan para elit. Tetapi kenyataan sangatmenyedihkan, karena perilaku-perilaku negatifmasih mendominasi perpolitikan Indonesia dimasa yang kerap mengatakannya sebagaireformasi. Bahkan para elit tak segan menyebutdiri sebagai reformis. Moralitas tidak tercermindalam setiap penegakan hukum yang dilakukansecara adil dan konsekuen, secara jujur dankonsisten. Hal ini berkorelasi dengan partai politikyang masih sangat lemah dalam melakukankaderisasi dan penerapan nilai-nilai demokrasi.

Untuk itu, lanjut pria kelahiran Madiun ini,pendidikan politik yang bermoral bagi elit partaipolitik serta masyarakat sangat dibutuhkan.Sebab, moralitas yang rendah menjadi penyebab

INDONESIArendahnya partisipasimasyarakat dalam duniapolitik. Padahal kesadaranmoral bagi elit politik danmasyarakat menjadi salahsatu syarat terwujudnyamasyarakat yang sejahtera.

Partisipasi politik masya-rakat secara kolektif didalam proses penentuanpemimpin, pembuatan kebi-jaksanaan publik, danpengawasan proses peme-rintahan di sepanjang Indo-nesia merdeka tampakmengalami penurunan se-cara terus-menerus. Untuk merealisasikan hakberpartisipasi dalam politik, masyarakat dannegara mengembangkan berbagai wadah mulaidari kelompok kepentingan, ormas, partai politikdan lembaga perwakilan rakyat sampai kepadasistem perwakilan politik yang otonom danfungsional. Selain itu, kesempatan untuk ber-partisipasi dalam politik terbuka luas bukan sajakarena sumber daya politik terdistribusi secararelatif, akan tetapi juga karena terbukanya aksesmasyarakat luas terhadap saluran danmekanisme komunikasi politik. Maka upayapeningkatan partisipasi politik masyarakat bukansaja di dalam pemilu, akan tetapi melebar kepadalobi dengan pejabat pemerintah dan wakil rakyatdi lembaga perwakilan.

Semua kegiatan itu terkait dengan tiga fungsipartisipasi politik; menentukan posisi jabatan,mempengaruhi pembuatan kebijaksanaan, danmengawasi proses politik. Mungkin harusditambahkan bahwa saat itulah partisipasi politikdimanfaatkan sebagai mekanisme beroperasinyanilai moral di dalam kehidupan bermasyarakatberbangsa dan bernegara. “Perlu adanyapeningkatan kualitas partisipasi masyarakat danpendidikan politik yang bermoral,” tegas Dr. Djokodi akhir wawancara. (phi/any)(phi/any)(phi/any)(phi/any)(phi/any)

Perlu Pendidikan Politik yang BermoralOleh : DrOleh : DrOleh : DrOleh : DrOleh : Dr. Djok. Djok. Djok. Djok. Djoko Saro Saro Saro Saro Saryyyyyonoonoonoonoono

Onald/SD

Page 11: Simpul Demokrasi Edisi 37

EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009

BICARABICARABICARABICARABICARAdemokrasi1111111111

PPPPPemerintah melalui MenteriPendidikan Nasional,Bambang Sudibyo, me-

ngeluarkan instruksi bernomor186/MPN/KU/2008 yang ditu-jukan kepada penyelenggarapendidikan untuk menghapuspungutan-pungutan kepadamasyarakat yang sedang me-nyekolahkan putra-putrinyapada pendidikan tingkat dasar(SDN & SMPN). Instruksi inidikeluarkan sebagai bentuktindak lanjut diberlakukannya

Ironi Pendidikan “Gratis”

Oleh : Ahmad Makki Hasan*)

Bertaraf Internasional (RSBI) dan sekolahBertaraf Internasional (SBI). Hal ini jelasmenunjukkan bahwa pendidikan gratisuntuk semua dan tentunya berkualitasdi negeri ini masih harus diperjuangkanbersama.

Belajar dari pengalaman yang ada,wacana pendidikan gratis atau bahkanmurah sebenarnya sudah ada sejak dulu.Namun, pendidikan kita masih saja belumdapat meringankan beban masyarakat.Lebih-lebih bagi mereka yang kurangmampu. Tak heran ketika angka putussekolah masih saja tinggi. Jumlahnya punmencapai angka ribuan. Jumlah sebesaritu tentu meroket ketika ditelisik lebihcermat berapa jumlah anak usia sekolahyang tidak terdaftar di tingkat SD danSMP. Padahal, sejumlah dana yang telahdialokasikan untuk program ini tidakmain-main besarnya. Sebut saja misalnyamega proyek Pemerintah tentang WajibBelajar Sembilan Tahun (Wajardiknas)yang seharusnya tuntas 2009 ini.

Ketika ditelaah secara mendalam,selama ini setiap program atau kebijakanseputar pendidikan khususnya kurangperencanaan yang matang. Masing-masing sub dinas atau dinas seakanberjalan sendiri-sendiri. Hal inimembuktikan tidak adanya kerjasamayang serius bagi instansi-instansi terkait.Oleh sebab itu, dapat diasumsikan bahwakebijakan-kebijakan tersebut terkesansangat buru-buru dan sekedar mengejarproyek belaka. Dalam artian, Pemerintahsama sekali tidak melihat bagaimanaproses pelaksanaannya di lapangan. Olehsebab itulah, kini saatnya semua elemendituntut untuk benar-benar dapat

Memasuki 2009, Pemerintah kian gencar mewacanakan pendidikan gratis setelahsebelumnya juga mengalokasikan 20 % dana APBN 2009 untuk pendidikan.

BERSAMBUNG KE HAL 13

Dok. pribadi

PP. No. 47/2008 dan PP. No. 48/2008 tentang pembiayaanpendidikan. Hal ini juga dikarenakan pemerintah telahmenaikkan anggaran BOS 2009 sebesar rata-rata 50 % daridana tahun sebelumnya.

Sayang apa boleh dikata, tekad Pemerintah untukmenjalankan pendidikan gratis ternyata masih belum dapatdinikmati oleh masyarakat saat ini. Padahal bulan Januarisudah akan berakhir beberapa hari ke depan. Namunberbagai perangkat pendukung untuk itu semua masih belumjelas teknis pelaksanaannya di lapangan. Di antara faktorutamanya adalah kesiapan sekolah itu sendiri juga kesiapansetiap pemerintah daerah. Sebab sesuai dengan instruksimendiknas, pemdalah yang memiliki kewajiban untukmenutup kekurangan biaya operasional SDN & SMPN jikadana dari pusat tidak mencukupi. Oleh sebab itu, menjadikanpendidikan gratis tingkat dasar belum juga dapatdirealisasikan.

Di Jawa Timur saja misalnya, belum ada satu daerah punyang telah menjalankan instruksi ini. Termasuk Kota Malangyang selama ini menjargonkan diri sebagai Kota Pendidikandan Kota Pendidikan Internasional. Bahkan beberapa harilalu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur masihmempertanyakan pengertian mengenai pelaksanaanpendidikan gratis kepada Pemerintah Pusat (Kompas, 21/01/09).

Hal ini terkait dengan persoalan-persoalan yang muncullantaran masih ada komponen biaya pendidikan yang masihharus ditanggung masyarakat. Belum lagi pendidikan gratistidak diberlakukan pada sekolah-sekolah Rintisan Sekolah

Page 12: Simpul Demokrasi Edisi 37

EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009

1212121212 JELAJAHJELAJAHJELAJAHJELAJAHJELAJAHmalangraya

Melihat Batu

KKKKKota Batu berpenduduk172.015 jiwa (BPS, 2007).Meskipun mayoritas

penduduk adalah etnis Jawa, KotaBatu bisa dikategorikan heterogen.Bagaimanakah mereka hidupberdampingan satu dengan lainnyamenghadapi potensi konflik akibatheterogenitas?

Selain Jawa, etnis Cina danMadura menjadi warna di KotaWisata satu ini. Sebagian besaretnis Jawa dan Madurabermatapencaharian bercocoktanam, sedangkan etnis Cinasebagian besar berprofesi di sektorperdagangan. Heterogenitas etnisseringkali berpotensi konflik.

Berbicara potensi konflik,Lukman (37), pedagang es yangbiasa mangkal di kantor BCA Kota Batu berkomentar jika konflik ataupun potensikonflik di Batu sangat kecil kemungkinannya. Jika pun ada ketegangan-ketegangan antar etnis, lanjutnya, tidak sampai menjurus pada konflik yangbersifat fisik. “Peristiwa-peristiwa yang menunjukkan kebencian terhadap etnislain terangkat ke permukaan dimungkinkan karena konflik sejenis yang muncul didaerah lain, ya seperti kasus Sambas atau pun kasus awal-awal reformasi dulu,Mas,” imbuhnya.

Selain persoalan etnis, potensi konflik di Batu kata Lukman dimungkinkanmuncul dari agama. “Meski kemungkinannya ada, namun sangat kecil terjadi.Memang sih, kemarin-kemarin ya yang kita tahu, ada masalah pelecehan salahsatu agama. Terus juga katanya ada aliran sesat, namun itu tidak berdampakpada masyarakat bawah kok, Mas,” imbuh Lukman.

Yang terpenting menurut Lukman adalah para tokoh dan aktor yang menjadipanutan masyarakat tetap berkomitmen untuk menjaga keseimbangan hidup dimasyarakat. Seperti yang Lukman sadari, “Kita kan juga tahu, konflik itu kan adadalangnya, yang ujung-ujungnya hanya untuk kepentingan segelintir orang.Makanya apalagi menjelang pemilu ini, janganlah ada yang menggunakan isu-isuSARA untuk kepentingan kelompok saja,” imbaunya.

Komentar Lukman diamini oleh Micha N. L. Tobing, pendeta sekaligus KetuaUmum Badan Kerjasama Gerejawi Kota Batu (BKSG). Tobing menyampaikan

dengan Kacamata Pluralisme

Anarkisme. Tak selayaknya kedok agama digunakan sebagaipembenaran tindakan anarkis

Flic

kr.c

om/n

doeb

ia

Konflik mengintai berbagai potensi keberagaman di Indonesia. Berbagaikejadian telah membuahkan contoh yang selalu dapat dipetik sebagaipelajaran. Kota Batu, sebuah wilayah yang mengingatkan orang akan apel danpesona wisata alam pegunungan Songgoriti pun tak luput dari bayang-bayangkonflik heterogenitas suku, ras, dan agama. Seberapa jauh masyarakatmemaknai perbedaan ini?

...Meskipunmayoritaspendudukadalahetnis Jawa,Kota Batubisadikategorikanheterogen....

Page 13: Simpul Demokrasi Edisi 37

EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009

1313131313 JELAJAHJELAJAHJELAJAHJELAJAHJELAJAHmalangraya

setidaknya dalam tahun-tahun ini Batu relatif aman dankondusif. Hal ini tak lepas dari peran serta tokoh-tokoh yangmenjadi panutan masyarakat. “Damai tidaknya sebuahdaerah atau negara, salah satunya kan tergantung pada siapayang memimpin. Termasuk di dalamnya tokoh-tokohmasyarakat dan tokoh agama,” paparnya.

Lebih jauh, Pendeta Tobing menjelaskan jika pemimpin dantokoh masyarakatnya pluralistis maka daerah atau negarayang bersangkutan akan damai. Dalam pandangannya Batutermasuk daerah yang beruntung. “Batu dianugerahi parapemimpin dan tokoh-tokoh masyarakat yang pluralistis danmengandalkan musyawarah jika ada masalah,” lanjutnya.

Tobing juga menyampaikan pesan kepada para umatnyaterutama kaum muda untuk menjaga pluralisme negara ini.“Menghormati perbedaan dan mengutamakan musyawarahketika ada masalah, dengan begitu Kota Batu akan tetapnyaman untuk dihuni oleh semua orang yang berbeda-bedalatar belakangnya,” pesannya kepada golongan muda,generasi penerus. Ia, sebagai generasi sepuh, merasa perlumenyampaikan pesan ini karena menyadari generasinya punakan berlalu dan kedamaian harus tetap terjaga.

Hampir senada dengan pendapat di atas yang disampaikan oleh Martain Karim, salahseorang tokoh Islam Kota Batu. Kiai Martain menyayangkan jika ada sekelompok orangyang mengatasnamakan Islam kemudian merusak harta benda orang lain. Martainmenyampaikan bahwa Islam sangat menghargai perbedaan. Bahkan perbedaan dalampandangan Islam adalah rahmat. “Islam juga menganjurkan untuk bermusyawarahdalam mengambil setiap keputusan yang menyangkut banyak orang. Termasuk didalamnya ketika ada masalah yang timbul di masyarakat,” ujar Martain. (man/any)(man/any)(man/any)(man/any)(man/any)

*) Mahasiswa Program Pascasarjana UIN Malang. Aktifdi MP3 (Masyarakat Peduli Pelayanan Publik) SimpulJatim. Email: [email protected] -www.ahmadmakki.wordpress.com)

merealisasikan pendidikan gratis untuk semualapisan masyarakat.

Gambaran di atas jelas membuktikan masih adabanyak persoalan seputar pendidikan yang belumjuga terselesaikan. Perlu adanya komitmen Peme-rintah dan penyelenggara pendidikan serta partisi-pasi aktif masyarakat untuk memperjuangkan pen-didikan gratis ini. Di sisi lain kita semua dituntut un-tuk meminimalisasi terjadinya penyimpangan-pe-nyimpangan dalam berbagai penyaluran danapendidikan yang menyebabkan anak usia sekolahtidak dapat mengenyam pendidikan yang layak,berkualitas dan sebagaimana semestinya. Belum lagimasalah-masalah pendidikan lain yang masih terussaja mencuat di tanah air ini dan belum dapatdituntaskan.

Tak heran ketika kemudian masyarakat memper-tanyakan ulang kebijakan Pemerintah tentangpendidikan gratis ini. Alih-alih pendidikan gratis akansegera menjadi kenyataan, hantu UU BHP ternyatajuga mulai menyusup menghantui dunia pendidikan

kita. Polemik UU BHP yang oleh sebagianmasyarakat diartikan sebagai bentuk komersiali-sasi pendidikan, sebuah legalitas hukum yang men-jadikan sekolah memiliki otonomi penuh. Dengankata lain, setiap penyelenggara pendidikan dapatmenentukan “tarikan-tarikan ini itu” kepadamasyarakat dengan dalih pembiayaan yang begitubanyak ragamnya.

Harapannya tentu, keberadaan berbagai prog-ram dan kebijakan seputar pendidikan, terutamakebijakan dan program pendidikan gratis untukSDN dan SMPN pada 2009 ini tidak hanya dijadi-kan jargon belaka. Atau bahkan hanya sekedar lipservices dari pemerintah saja. Namun memangmenjadi kenyataan adanya dan berjalan efektifsesuai harapan. Amin.(*)

SAMBUNGAN DARI HAL 11

Man/SD

“Menghormatiperbedaan danmengutamakanmusyawarahketika adamasalah,dengan begituKota Batuakan tetapnyaman untukdihuni olehsemua orangyang berbeda-beda latarbelakangnya,”Micha N. L.Tobing

Page 14: Simpul Demokrasi Edisi 37

EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009

1111144444 SAPSAPSAPSAPSAPAAAAAsosok

DDDDDi sela kesibukan menjadi penyelenggara pemilu, BagyoPrasasti Prasetyo, anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU)Kota Batu, tetap menyediakan ruang dan waktu untuk

mengabdi di dunia pendidikan. Sejak tahun 2004, ia tercatatsebagai guru di SMK Negeri 3 Batu. Tapi, menjadi guru baginyasama sekali bukan untuk digugu lan ditiru (dipercaya danditeladani-red).

‘’Kasihan anak didik saya kalau harus nggugu dan niru orangseperti saya,’’ ujar guru berambut gondrong ini kepada SIMPULDEMOKRASI. Diakui Bagyo, dalam banyak kesempatan, justrudirinyalah yang nggugu dan niru para anak didik. ‘’Karena memangbanyak hal dalam diri anak-anak remaja kita yang patut diteladani,misalnya soal kejujurandan perilaku yang apa adanya,’’ ucapnya.

Konsep lama guru adalah digugu dan ditiru, menurutnya kelewatberat untuk disandang oleh guru-guru zaman sekarang. Guru saatini sebatas bekerja pada ranah transformasi ilmu pengetahuandan keterampilan. Sedang untuk transformasi nilai, sebaiknyatidak perlu dipaksakan. Kecuali orang yang betul-betul memadaiuntuk melakukan fungsi tersebut dan itu jumlahnya sangat sedikitdi antara sekian banyak guru.

Karena itu, para guru harus tahu diri dan menahan diri untuktidak ‘over acting’ di hadapan anak didik mereka. Di sisi lain,masyarakat hendaknya juga tidak terlalu berharap banyak, apalagimenggantungkan masa depan anak mereka di pundak guru.Tentunya, hal ini sama sekali bukan alasan bagi guru untukmenghindar dari tanggung jawab moral-sosial dan tanggung jawabprofesional.

Mengajar di sekolah yang relatifbaru (SMK Negeri 3 Batuberdiri tahun 2004), menurutbapak dua anak ini banyaktantangannya. ‘’Parapengajar harus membangunpondasi awal danmendesain sistempembelajaran yang bisaberdaya jangkau jauh kedepan,’’ ungkap Bagyo.

A p a l a g i ,sambungnya, salahsatu jurusan yangdibuka di SMKN 3 initergolong baruuntuk tingkats e k o l a h

menengah, yakni Broadcasting aliasProduksi Program Pertelevisian. Karenarelatif baru, para guru dituntut banyakmelakukan kreasi dan inovasi,terutama cara memberikan warna‘lokal Batu’ atau ‘lokal Malang Raya’terhadap kurikulum pengajaranBroadcasting. Kurikulum nasionalmemang ada, tapi warna lokal takboleh ditinggalkan.

Untungnya mata pelajaran yangdipegang Bagyo tidak asing bagi dirinya,yakni Jurnalistik. Sebelum menjadianggota KPU Kota Batu, Bagyo duluberprofesi sebagai wartawan di MalangPost. Saat ini pun masih aktif di duniajurnalistik dengan menjadi redaktur diMingguan KORAN PENDIDIKAN. Lagi-lagi, bisa dimaknai sebagai bentukpengabdian di bidang pendidikan.

Berkait dengan ‘warna lokal’ tadi,ada hal yang menarik. Dua jurusanyang ada di SMKN 3 Batu, yakniBroadcasting dan Multimedia, disebutBagyo sebagai ‘jurusan yang moderndan kota banget.’ Sementara, SMKN3 Batu sendiri berbasis masyarakatpertanian dan pedesaan. Bahkangedung sekolahnya berada di tengah-tengah kebun apel milik warga DusunGondang, Tulungrejo, KecamatanBumiaji. Sejauh mata memandang,yang nampak hanyalah hamparanpohon apel berlatar belakang gunungyang khas pedesaan.

‘’Jadi, ini adalah sekolah ndesodengan jurusan kutho,’’ ujar Bagyo.Bahkan di sekolah yang masuk siangini (karena sebagian gedungnya harusmenumpang di SMPN 4 Batu), adasemacam semboyan di kalangan parasiswa: esuk ngrempes, sore broadcast.Ngrempes itu membersihkan ataumemotongi daun-daun apel agar bisaberbunga dan berbuah, yang

Bagyo Prasasti Prasetyo

Tetap Mengabdi pada Dunia Pendidikan

anam/NSD

Page 15: Simpul Demokrasi Edisi 37

EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009

1515151515 SUARASUARASUARASUARASUARApublik

Hai Simpul... Bagaimana caranya supaya saya bisa menulis di SimpulDemokrasi?

Andika - 0818125643xx

RedaksiRedaksi Newsletter Simpul Demokrasi menerima tulisan berupa opini dan resensi buku,film, pertunjukan teater yang memiliki korelasi dengan demokrasi, pluralisme ataupunpenguatan masyarakat sipil. Untuk sementara ini kami belum menerima naskah berupa cerpenatau puisi. Kalau Mas Andika berkeinginan untuk menyumbangkan tulisan bisa langsungikirim lewat [email protected]. Redaksi akan selalu mengumumkan tema-temayang akan terbit untuk edisi berikutnya.

Kalau boleh usul, bagaimana jika Simpul Demokrasi membahas tentang partisipasiperempuan dalam pileg atas dasar Ketetapan Mahkamah Konstitusi yang baru-baru ini. Saya kira tema itu menarik karena atas ketetapan MK itu kuota 30%untuk perempuan di legislatif bisa terancam. Terimakasih

Mutmainah - 081237689xx

RedaksiTerimakasih Bu Mutmainah atas masukan yang sudah diberikan. Sebenarnya pada edisiXXXII Simpul Demokrasi sudah membahas tentang kuota perempuan di parlemen. Akantetapi itu memang jauh sebelum keputuan MK itu ditetapkan. Edisi XXXVI baru saja membahasmelalui rubrik Jelajah Malang Raya loh...mohon dicek ya! Terima kasih.

SUA

RAPU

BLIK

merupakan pekerjaan sehari-hari masyarakat setempat. Nah,pada pagi hari, sebagian siswa harus ngrempes, kemudiansiang dan sorenya harus belajar dan berlatih broadcasting.

Dengan kondisi unik seperti ini, menurut Bagyo, justrumenjadi peluang tersendiri bagi pengembangan duniabroadcasting di Batu. Potensi alam, pertanian, pariwisata,termasuk dinamika masyarakat petani di kota dingin ini menjadibahan atau sumber gagasan yang kaya bagi karya-karyabroadcasting. Sebaliknya, karya atau produksi-produksiprogram pertelevisian tadi juga bisa menunjang promosi wisatadi Batu. Begitu juga dengan bidang multimedia yang sangatdibutuhkan oleh industri pariwisata maupun pertanian,terutama berkait dengan pemasaran produk olahan.

‘’Kota ini membutuhkan tenaga-tenaga kreatif yang bisamenunjang pengembangan sektor pariwisata dan pertanian.Dan sekolah ini, punya kewajiban untuk melahirkan tenaga-tenaga kreatif tadi,’’ pungkas Bagyo, guru berambut gondrongyang menurut dirinya tidak pantas untuk ‘digugu dan ditiru’ini.(a6r/any)(a6r/any)(a6r/any)(a6r/any)(a6r/any)

Agenda

1.1.1.1.1. WWWWWORKSHOP PEMBUORKSHOP PEMBUORKSHOP PEMBUORKSHOP PEMBUORKSHOP PEMBUAAAAATTTTTANANANANANSAPSAPSAPSAPSAP

2.2.2.2.2. PERPERPERPERPERTEMUTEMUTEMUTEMUTEMUAN SEKAN SEKAN SEKAN SEKAN SEKOLAHOLAHOLAHOLAHOLAHDEMOKRASI I & IIDEMOKRASI I & IIDEMOKRASI I & IIDEMOKRASI I & IIDEMOKRASI I & II

3.3.3.3.3. TTTTTALKSHOALKSHOALKSHOALKSHOALKSHOW RADIO V & VIW RADIO V & VIW RADIO V & VIW RADIO V & VIW RADIO V & VI4.4.4.4.4. PENERBITPENERBITPENERBITPENERBITPENERBITAN BUKU SERIAN BUKU SERIAN BUKU SERIAN BUKU SERIAN BUKU SERI

DEMOKRASI XIIDEMOKRASI XIIDEMOKRASI XIIDEMOKRASI XIIDEMOKRASI XII5.5.5.5.5. PENERBITPENERBITPENERBITPENERBITPENERBITAN NEWAN NEWAN NEWAN NEWAN NEWSLETTERSLETTERSLETTERSLETTERSLETTER

EDISI XXXVIIIEDISI XXXVIIIEDISI XXXVIIIEDISI XXXVIIIEDISI XXXVIII

AGENDAMARET 2009

Page 16: Simpul Demokrasi Edisi 37

EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009 EDISI XXXVII FEBRUARI 2009

GALERIGALERIGALERIGALERIGALERIkegiatan1111166666