Simposium HOMPEDIN 2012 - kalbemed.com Khusus_Simposium HOMP… · LAPORAN KHUSUS CDK-194/ vol. 39...

2
469 LAPORAN KHUSUS CDK-194/ vol. 39 no. 6, th. 2012 B erlokasi di Hotel Sanur Paradise Plaza Denpasar, Bali, 28-29 April 2012, dis- elenggarakan simposium HOMPEDIN (Hematologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia) 2012 dengan tema “Management in Haematology and Medical Oncology Pa- tients”. Simposium ini dihadiri sekitar 40 pe- serta, mayoritas dokter spesialis penyakit da- lam. Dalam acara ini, disuguhkan topik-topik yang membahas dasar-dasar kemoterapi, cara pemberian/administrasi kemoterapi, manaje- men kanker sampai terapi suportif yang diber- ikan kepada pasien kanker. Beberapa topik pilihan: Penatalaksanaan kanker payudaraNugroho Prayogo Kanker payudara merupakan kanker no- mor satu yang dijumpai di RSK Dharmais, Ja- karta. Beberapa faktor risiko kanker payudara: Usia 35-60 tahun (6 kali lipat). Terpapar hormon estrogen dalam waktu lama (menarche dini, menopause terlambat, HRT, nulipara, dll.). Mammografi menunjukkan densitas/pa- dat. Riwayat kanker payudara sebelumnya. Radiasi ion. Riwayat keluarga dengan kanker payu- dara. Obesitas. Modalitas terapi: Modalitas Stadium Awal Stadium Lanjut Operasi +++ +/- Radiasi ++ adjuvan ++ primer Sistemik Hormonal Kemoterapi ++ (ER/PR positif ) ++ +++ (HR positif ) ++/- Paliatif + ++ Kemoterapi direkomendasikan pada: N + tanpa memandang ukuran tumor dan status menopausal. ER (-), PR (-), HER2 (+). Untuk HR (+), ER dan PR (+), terdapat pe- meriksaan untuk menentukan skor tinggi ren- dahnya kekambuhan. Beberapa jenis kemoterapi dan efek samping- nya dapat dilihat pada tabel berikut: Kombinasi Efikasi Efek Samping CMF (cyclophosphamide, methotrexate, 5-FU) Standar Aplasia sedang FAC (5-FU, doxorubicin, cyclophosphamide) > CMF Aplasia sedang-berat FEC (5-FU, epirubicin, cyclophosphamide) Setara FAC Kardiotoksik TC (taxane, cyclophosphamide) Untuk triple negative Aplasia sedang TAC (taxane, doxorubicin, cyclophosphamide) Baik Aplasia, perlu GCSF Terapi target Target harus ada Relatif ringan Durasi kemoterapi pada kanker payudara stadium dini: 4-8 siklus dan kanker payudara metastatik: selama respons positif diteruskan sampai maksimal atau dihentikan bila ada efek samping/toksik. Respons terhadap terapi endokrin berdasar- kan status hormonal: Reseptor Estrogen Reseptor Progesteron Respons terhadap terapi endokrin Negatif Negatif < 10% Positif Negatif 20-30% Negatif Positif 30-50% Positif Positif 50-75% Pemeriksaan setelah terapi: Gejala yang perlu diperiksa: benjolan baru, nye- ri tulang, nyeri dada, sesak napas, nyeri abdo- men, dan sakit kepala menetap. Setelah terapi (tahun) Pemeriksaan 1, 2, 3 Setiap 3-6 bulan 4, 5 Setiap 6-12 bulan 6+ Setiap tahun Pencegahan dan penatalaksanaan infeksi pada pasien kanker–Ami Ashariati Beberapa penyebab demam pada pasien kanker adalah infeksi (karena bakteri, jamur, virus, protozoa), tumor (nekrosis, pelepasan si- tokin, pirogen, obstruksi), chemotherapy febrile neutropenia, blood compatibility transfusion. NCCN guideline: demam neutropenia, dengan karakteristik suhu lebih dari 38°C (pengukuran oral) dan absolute neutrophil count (ANC) <500 sel/mm 3 atau >1.000 sel/ mm 3 diperkirakan menurun sampai <500 sel/ mm 3 dalam waktu 48 jam. Demam neutropenia merupakan komp- likasi yang mengancam jiwa pada pasien kanker. Dari literatur tahun 2005: Infeksi Insidens Mortalitas Infeksi bakteri (50%) Microbiologically documented infection (darah) Clinically documented infection Fever of unknown origin 20% 10% 20% 10-20% 5-10% 1% Infeksi jamur invasif (20%) Infeksi Candida berat Aspergillosis 15% 5% 35-40% 60-80% Simposium HOMPEDIN 2012 CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 469 CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 469 6/8/2012 2:35:12 PM 6/8/2012 2:35:12 PM

Transcript of Simposium HOMPEDIN 2012 - kalbemed.com Khusus_Simposium HOMP… · LAPORAN KHUSUS CDK-194/ vol. 39...

Page 1: Simposium HOMPEDIN 2012 - kalbemed.com Khusus_Simposium HOMP… · LAPORAN KHUSUS CDK-194/ vol. 39 no. 6, th. 2012 B ... virus, protozoa), tumor (nekrosis, pelepasan si-tokin, pirogen,

469

LAPORAN KHUSUS

CDK-194/ vol. 39 no. 6, th. 2012

Berlokasi di Hotel Sanur Paradise Plaza Denpasar, Bali, 28-29 April 2012, dis-elenggarakan simposium HOMPEDIN

(Hematologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia) 2012 dengan tema “Management in Haematology and Medical Oncology Pa-tients”. Simposium ini dihadiri sekitar 40 pe-serta, mayoritas dokter spesialis penyakit da-lam. Dalam acara ini, disuguhkan topik-topik yang membahas dasar-dasar kemoterapi, cara pemberian/administrasi kemoterapi, manaje-men kanker sampai terapi suportif yang diber-ikan kepada pasien kanker.

Beberapa topik pilihan:Penatalaksanaan kanker payudara–Nugroho Prayogo• Kanker payudara merupakan kanker no-mor satu yang dijumpai di RSK Dharmais, Ja-karta. • Beberapa faktor risiko kanker payudara:– Usia 35-60 tahun (6 kali lipat).– Terpapar hormon estrogen dalam waktu lama (menarche dini, menopause terlambat, HRT, nulipara, dll.).– Mammografi menunjukkan densitas/pa-dat.– Riwayat kanker payudara sebelumnya.– Radiasi ion.– Riwayat keluarga dengan kanker payu-dara.– Obesitas.• Modalitas terapi:

Modalitas Stadium Awal Stadium Lanjut

Operasi +++ +/-

Radiasi ++ adjuvan ++ primer

SistemikHormonalKemoterapi

++ (ER/PR positif )++

+++ (HR positif )++/-

Paliatif + ++

• Kemoterapi direkomendasikan pada: – N + tanpa memandang ukuran tumor dan status menopausal.– ER (-), PR (-), HER2 (+).– Untuk HR (+), ER dan PR (+), terdapat pe-meriksaan untuk menentukan skor tinggi ren-dahnya kekambuhan.

Beberapa jenis kemoterapi dan efek samping-nya dapat dilihat pada tabel berikut:

Kombinasi Efi kasi Efek Samping

CMF (cyclophosphamide, methotrexate, 5-FU)

Standar Aplasia sedang

FAC (5-FU, doxorubicin, cyclophosphamide)

> CMF Aplasia sedang-berat

FEC (5-FU, epirubicin, cyclophosphamide)

Setara FAC Kardiotoksik ↓

TC (taxane, cyclophosphamide)

Untuk triple negative

Aplasia sedang

TAC (taxane, doxorubicin, cyclophosphamide)

Baik Aplasia, perlu GCSF

Terapi target Target harus ada

Relatif ringan

Durasi kemoterapi pada kanker payudara stadium dini: 4-8 siklus dan kanker payudara metastatik: selama respons positif diteruskan sampai maksimal atau dihentikan bila ada efek samping/toksik.

Respons terhadap terapi endokrin berdasar-kan status hormonal:

Reseptor Estrogen

Reseptor Progesteron

Respons terhadap terapi endokrin

Negatif Negatif < 10%

Positif Negatif 20-30%

Negatif Positif 30-50%

Positif Positif 50-75%

Pemeriksaan setelah terapi: Gejala yang perlu diperiksa: benjolan baru, nye-ri tulang, nyeri dada, sesak napas, nyeri abdo-men, dan sakit kepala menetap.

Setelah terapi (tahun) Pemeriksaan

1, 2, 3 Setiap 3-6 bulan

4, 5 Setiap 6-12 bulan

6+ Setiap tahun

Pencegahan dan penatalaksanaan infeksi pada pasien kanker–Ami Ashariati• Beberapa penyebab demam pada pasien kanker adalah infeksi (karena bakteri, jamur, virus, protozoa), tumor (nekrosis, pelepasan si-tokin, pirogen, obstruksi), chemotherapy febrile neutropenia, blood compatibility transfusion.• NCCN guideline: demam neutropenia, dengan karakteristik suhu lebih dari 38°C (pengukuran oral) dan absolute neutrophil count (ANC) <500 sel/mm3 atau >1.000 sel/mm3 diperkirakan menurun sampai <500 sel/mm3 dalam waktu 48 jam.• Demam neutropenia merupakan komp-likasi yang mengancam jiwa pada pasien kanker. Dari literatur tahun 2005:

Infeksi Insidens Mortalitas

Infeksi bakteri (50%)Microbiologically documented infection (darah)Clinically documented infectionFever of unknown origin

20%

10%20%

10-20%

5-10%1%

Infeksi jamur invasif (20%)Infeksi Candida beratAspergillosis

15%5%

35-40%60-80%

Simposium HOMPEDIN 2012

CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 469CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 469 6/8/2012 2:35:12 PM6/8/2012 2:35:12 PM

Page 2: Simposium HOMPEDIN 2012 - kalbemed.com Khusus_Simposium HOMP… · LAPORAN KHUSUS CDK-194/ vol. 39 no. 6, th. 2012 B ... virus, protozoa), tumor (nekrosis, pelepasan si-tokin, pirogen,

470

LAPORAN KHUSUS

CDK-194/ vol. 39 no. 6, th. 2012

• Obat-obat antikanker yang berpotensi mielosupresif kuat antara lain vinblastine, ni-trosourea, cyclophosphamide, cytarabine, doxo-rubicin, sedangkan yang berpotensi rendah antara lain bleomycin, vincristine, methotrexate.• Pada kanker payudara, regimen TAC mem-perbesar risiko terjadinya demam neutrope-nia sebesar 23,4-34%. Pada limfoma, regimen DHAP meningkatkan risiko terjadinya demam neutropenia sebesar 48%. Pada kanker germ cell, regimen VeIP meninggikan risiko terjadi-nya demam neutropenia sebesar 71%.• Menurut IDSA guideline, pada pasien berisiko tinggi demam neutropenia (high risk: neutropenia >7 hari, ANC <100 sel/mm3), an-tibiotik direkomendasikan sebagai profi laksis.• Pada tahun 1970-an sampai 1980-an, bakteri yang sering dijumpai pada episode demam neutropenia adalah bakteri Gram negatif, kemudian tahun 1986 sampai 1990-an, bakteri yang sering dijumpai pada episode demam neutropenia adalah bakteri Gram positif. Namun, pada tahun 1997 sampai 2000, bakteri Gram positif dan negatif dijumpai hampir sama jumlahnya.• Terapi empirik yang diberikan: aktif ter-hadap bakteri Gram negatif (Pseudomonas aeruginosa) dan Gram positif (Streptococcus, Staphylococcus) � beta-lactam atau anti-pseudomonas + aminoglycoside.

Prinsip terapi suportif pada pasien kanker–Andi Fachruddin• Perawatan suportif dibatasi pada pelayan-an yang disertakan pada terapi kuratif terh-adap pasien kanker.• Tujuan perawatan suportif adalah mence-gah/terapi sedini mungkin gejala penyakit, efek samping terapi, dan masalah psikososial yang mungkin terjadi.• Manfaat perawatan suportif adalah men-ingkatkan/mempertahankan kualitas hidup pasien.• Perawatan suportif mengacu pada aspek: fi sik, sosial, informatik, spiritual, dan psikologi.• Saat ini, tersedia berbagai macam obat/sediaan untuk perawatan suportif sehingga klinisi lebih mudah dalam memilih.

Strategi penggunaan GCSF untuk mengu-rangi dan mengobati neutropenia pada pasien dengan kanker – Ketut Suega• Demam neutropenia yang diinduksi oleh kemoterapi berpotensi fatal jika timbul infeksi

dan sepsis, serta sering terjadi selama siklus pertama.• Pencegahan demam neutropenia men-gurangi rawat inap, penggunaan antibiotik, dan kebutuhan untuk penurunan dosis atau penundaan pemberian kemoterapi. • Penggunaan colony-stimulating factors (CSFs) sebagai profi laksis dapat mengurangi risiko, beratnya, dan lamanya demam neutro-penia.• Neutropenia dibagi menjadi 4 derajat:– Derajat 1: neutrofi l ≥1,5 x 109/L sampai LLN.– Derajat 2: neutrofi l ≥1,0 x 109/L sampai <1,5 x 109/L.– Derajat 3: neutrofi l ≥0,5 x 109/L sampai <1,0 x 109/L.– Derajat 4: neutrofi l <0,5 x 109/L. • Menurut WHO, insidens demam neutro-penia dijumpai hingga 10-57%. • Risiko demam neutropenia meningkat pada pasien kanker dengan neutropenia be-rat yang lebih lama. • Strategi penggunaan GCSF masuk da-lam guideline-guideline internasional sep-erti EORTC guideline, JNCCN guideline, ASCO guideline, dan ESMO guideline.• GCSF diberikan pada: chemotherapy sup-port (primary/secondary prophylaxis), terapi su-protif pada sepsis berat, peripheral blood stem cell mobilization, clinical trial. • Faktor risiko pasien yang dipertimbang-kan dalam mengevaluasi risiko demam neu-tropenia:– Usia lanjut terutama usia 65 tahun ke atas– Riwayat kemoterapi atau radioterapi sebe-lumnya– Pre-existing neutropenia atau keterlibatan sumsum tulang dengan tumor– Pre-existing condition: neutropenia, infeksi/luka terbuka, baru melakukan pembedahan.– Status performa jelek– Fungsi ginjal menurun– Disfungsi hati (kenaikan bilirubin).

Anemia pada pasien kanker dan penata-laksanaannya – I Made Bakta• Anemia pada pasien kanker: high prevalence, under recognized-under reported, under treated.• Anemia sering dijumpai pada pasien den-gan keganasan ginekologi.• Faktor risiko terjadinya anemia pada pasien kanker:– Kadar Hb rendah sebelumnya

– Terapi dengan platinum– Kanker paru, ginekologi– Wanita– Usia• Patogenesis terjadinya anemia: efek lang-sung neoplasma (perdarahan, gangguan absorpsi besi, penggantian sumsum tulang, anemia hemolitik mikroangiopatik), produk neoplasma (sitokin proinfl amasi menyebab-kan anemia penyakit kronis), terapi.• Anemia karena infl amasi: sering terlihat normositik.• ESA (erythropoeitin stimulating agent) diberikan pada anemia ringan, sampai Hb 12 g/dL, dan pasien kanker dengan kemoterapi. • Pemberian erythropoeitin pada Hb > 12 g/dL menyebabkan tromboemboli.

Manajemen kanker kolorektal – Jumhana• Manajemen kanker kolorektal mengguna-kan NCCN guideline.• Beberapa kemoterapi sitotoksik yang diberikan pada kanker kolorektal adalah FOL-FOX, CapeOX, FOLFIRI, FOLFOXIRI.• Anti EGF yang diberikan pada kanker ko-lorektal antara lain cetuximab dan panitumum-ab.• Anti VEGF yang diberikan pada kanker kolorektal antara lain bevacizumab, afl ibercept, cediranib, dan sunitinib.

Aspek nutrisi pada pasien kanker – Ami Ashariati• Penurunan berat badan dan malnutrisi merupakan hal yang sering terjadi dan indika-tor prognosis buruk.• Anoreksia yang tidak diterapi dapat berkembang menjadi kanker kaheksia.• Komplikasi penurunan berat badan pada pasien kanker meliputi penurunan kualitas hidup, penurunan status fungsional, penu-runan respons terapi, perubahan body im-age, peningkatan lama perawatan, rawat inap yang tidak perlu, peningkatan komplikasi/in-feksi, penurunan harapan hidup.• Beberapa nutrisi spesifi k yang diberikan ialah BCAA (branched chain amino acid), anti-oksidan, omega 3, dan FOS.• BCAA memperbaiki keseimbangan nitro-gen dan sintesis protein serta meningkatkan nafsu makan.• Omega 3 menurunkan kaheksia yang di-induksi kanker dengan menurunkan kondisi infl amasi dan menurunkan LMF & PIF. (HLI)

CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 470CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 470 6/8/2012 2:35:14 PM6/8/2012 2:35:14 PM