Silvikultur Resume Jurnal

4
Tugas Mata Kuliah Silvikultur (322) Nama : Muhamad Fahmi Mafruchi NIM : E34130050 Resume: Kualitas Tanah pada Areal Tebang Pilih Tanam Jalur di IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma Provinsi Kalimantan Tengah Pendahuluan Tanah merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya suatu tanaman, penyuplai unsur hara dan unsur essensial dan habitat fauna mikro dan makro yang berfungsi sebagai keseimbangan ekosistem. Tanah dalam kehutanan memiliki arti penting karena tanah merupakan salah satu unsur utama penyusun ekosistem hutan yang stabil. Pemanfaatan hutan secara tidak benar menyebabkan kerusakan ekosistem hutan. Maka dari itu diciptakan sistem untuk memanfaatkan hutan. Saat ini sistem silvikultur yang digunakan ialah TPTJ (Tebang Pilih Tanam Jalur), Sistem ini memiliki meliputi pembentukan satpam hutan, pembuatan jalur antar, pengkayaan anakan, dll. Sistem TPTJ diharapkan dapat menjaga kelestarian ekosistem hutan. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui kualitas tanah pada areal tebang pilih tanam jalur (TPTJ) IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma dan memberikan data kuantitatif pada PT. Sari Bumi Kusuma mengenai kualitas tanah pada areal Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) pada kawasan IUPHHK/HA. Metode Kegiatan yang pertama dilakukan adalah pengambilan sampel di lapangan. Kedua dilakukan analisis sampel tanah yang telah diambil pada tahap pertama. Ketiga dilakukan penentuan nilai kualitas tanah dengan skoring dan pengkategorian kualitas tanah. Hasil dan Pembahasan Hasil analisis sifat fisik tanah pada seluruh areal TPTJ menunjukkan bahwa perbedaan umur tanam dengan sistem TPTJ tidak berpengaruh nyata. Stabilitas agregat mengambarkan tingkat kekuatan tanah dalam mempertahankan

description

RESUME

Transcript of Silvikultur Resume Jurnal

Page 1: Silvikultur Resume Jurnal

Tugas Mata Kuliah Silvikultur (322)

Nama : Muhamad Fahmi Mafruchi

NIM : E34130050

Resume: Kualitas Tanah pada Areal Tebang Pilih Tanam Jalur di

IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma Provinsi Kalimantan

Tengah

Pendahuluan

Tanah merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya suatu tanaman,

penyuplai unsur hara dan unsur essensial dan habitat fauna mikro dan makro yang

berfungsi sebagai keseimbangan ekosistem. Tanah dalam kehutanan memiliki arti

penting karena tanah merupakan salah satu unsur utama penyusun ekosistem

hutan yang stabil. Pemanfaatan hutan secara tidak benar menyebabkan kerusakan

ekosistem hutan. Maka dari itu diciptakan sistem untuk memanfaatkan hutan. Saat

ini sistem silvikultur yang digunakan ialah TPTJ (Tebang Pilih Tanam Jalur),

Sistem ini memiliki meliputi pembentukan satpam hutan, pembuatan jalur antar,

pengkayaan anakan, dll. Sistem TPTJ diharapkan dapat menjaga kelestarian

ekosistem hutan.

Tujuan dari penelitian untuk mengetahui kualitas tanah pada areal tebang

pilih tanam jalur (TPTJ) IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma dan memberikan

data kuantitatif pada PT. Sari Bumi Kusuma mengenai kualitas tanah pada areal

Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) pada kawasan IUPHHK/HA.

Metode

Kegiatan yang pertama dilakukan adalah pengambilan sampel di lapangan.

Kedua dilakukan analisis sampel tanah yang telah diambil pada tahap pertama.

Ketiga dilakukan penentuan nilai kualitas tanah dengan skoring dan

pengkategorian kualitas tanah.

Hasil dan Pembahasan

Hasil analisis sifat fisik tanah pada seluruh areal TPTJ menunjukkan

bahwa perbedaan umur tanam dengan sistem TPTJ tidak berpengaruh nyata.

Stabilitas agregat mengambarkan tingkat kekuatan tanah dalam mempertahankan

Page 2: Silvikultur Resume Jurnal

kondisinya. Secara umum agregat yang tidak stabil menggambarkan tanah mudah

tererosi atau tanah yang labil Menurut hasil penelitian indeks stabilitas agregat

pada lokasi penelitian tergolong tidak stabil. Terdapat gangguan berupa

pengelolaan hutan, serta sifat alami dari jenis tanah pada lokasi penelitian yaitu:

podsolik merah kuning. Sifat-sifat dari podsolik merah kuning dalam hubunganya

dengan stabilitas agregat ialah kadar bahan organik yang rendah serta liat yang

didominasi oleh oksida besi dan almunium.

Hasil dekomposisi dari bahan organik dapat merekatkan partikel-partikal

tanah. Berdasarkan sifat alaminya data hasil penelitian menunjukan kadar bahan

organik yang rendah di lokasi penelitian. Akan tetapi bahan organik bukan satu-

satunya perekat dalam tanah. Oksida besi dan alumunium dapat berfungsi sebagai

perekat.

Berdasarkan hasil penelitian, kondisi bobot isi yang tergolong dalam

katagori normal. Peningkatan pada sifat fisik tanah menunjukan bahwa penerapan

sistem silvikultur TPTJ dapat memperbaiki kondisi sifat fisik tanah setelah

pemanenan hutan. Fluktuasi pada data penelitian disebabkan oleh faktor alam

yang sulit diprediksi. Pada uraian sebelumnya telah disebutkan bahwa tanah jenis

podsolik merah kuning secara alamiah mengadung kadar bahan organik yang

rendah. Hal tersebut terbukti melalui data hasil penelitian dengan rendahnya nilai

dari C-organik dan N-total.

Bahan organik berasal dari sisa bagian tumbuhan atau hewan yang telah

mati. Akan tetapi bahan organik tersebut memiliki komposisi yang berbeda

sehingga menyebabkan perbedaan laju dekomposisi dan hasil yang berbeda

dengan sifat yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil pengamatan sifat biologi

tanah, respon dari parameter C-mikroorganisme bersifat fluktuatif.

Bahan organik merupakan sumber energi bagi mikroorganisme, adanya

senyawa mudah lapuk seperti lemak, gula, dan protein sederhana memberikan

sumber energi bagi mikroorganisme. Hasil dari pelapukan berupa energi, CO2,

air, dan senyawa sederhana. Pada beberapa lokasi penelitian menunjukan nilai C-

mikroorganisme tinggi. Dapat diasumsikan bahwa di lokasi pengambilan sampel

sedang terjadi pelapukan bahan organik yang masih segar. Lokasi yang

mengandung nilai C-miroorganisme rendah sedang mengalami pelapukan

Page 3: Silvikultur Resume Jurnal

tinggkat lanjut atau bahan organik pada lokasi tersebut merupakan sisa-sisa bahan

organik yang sulit untuk didekomposisi dan menyebabkan energi yang dihasilkan

sedikit sehigga menyebabkan penurunan aktifitas mirkoorganisme.

Keterbukaan lapisan tajuk menyebabkan air hujan dapat langsung

menyentuh permukaan tanah dan menyebabkan peningkatan laju aliran permkaan

tanah. Berdasarkan hasil penelitian parameter sifat kimia tanah pada areal TPTJ

PT. Sari Bumi Kusuma cenderung stabil dari tahun ke tahun, hal tersebut

didukung dengan hasil uji Duncan yang menunjukan tidak adanya perbedaan yang

nyata antar umur tanam. Kualitas tanah pada lokasi penelitian (1-9 tahun) bersifat

fluktuatif dari sedang sampai sangat rendah.

Lokasi penelitian memiliki tipe tanah podsolik merah kuning yang

tergolong ordo ultisol. Mineral liatnya didominasi oleh kaolionit dan oksida besi

dan almunium yang tidak berpengaruh terhadap kesuburan tanah. Tanah ultisol

memiliki agregat yang rendah, mudah padat, permebialitasnya lambat, kapasitas

tukar kation rendah, kemampuan memegang air rendah. Pada lingkungan

semacam ini, reaksi hidrolisis dan asidolisis serta pencucian terpacu kuat karena

air infiltrasi dan perkolasi mengambil CO2 hasil mineralisasi bahan organik

(serasah hutan) dan pernafasan akar tumbuhan. Proses pelapukan masam tersebut

membebaskan basa dari mineral tanah secara cepat apabila didukung oleh daya

lindi yang kuat, maka akan membentuk tanah yang miskin unsur hara, memiliki

kejenuhan Al, Fe, dan Mn yang tinggi, pH rendah, daya jerap terhadap fosfat kuat,

kadar bahan organik rendah, kadar N rendah, daya simpan air terbatas, kejenuhan

basa rendah, kedalaman efektif rendah, derajat agregasi rendah, dan kemantapan

agregat rendah baik di lahan berlereng maupun datar.

Selain faktor lingkungan dan campur tangan manusia uraian diatas dapat

menjelasakan nilai kualitas tanah pada lokasi penelitian yang bersifat fluktuatif

dan cenderung rendah. Hal tersebut didukung oleh penelitian Pamoengkas (2007)

dalam Pamoengkas et al. (2011) dimana nilai indeks kualitas tanah pada hutan

primer tergolong dalam kategori rendah (2.023), serta pada plot-plot penilitian di

areal TPTJ, umur tanam 1 tahun tergolong kategori sangat rendah (1.641), umur

tanam 2 tahun tergolong kategori sangat rendah (1.479), umur tanam 3 tahun

Page 4: Silvikultur Resume Jurnal

tergolong kategori sedang (4.484), umur tanam 4 tahun tergolong kategori sedang

(4.745), dan umur tanam 5 tahun tergolong kategori rendah (2.351).

Simpulan

Kualitas tanah pada areal Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) IUPHHK/HA

PT. Sari Bumi Kusuma terbagi menjadi tiga katagori yaitu kategori sedang,

rendah dan sangat rendah. Kelas umur tanaman pada areal Tebang Pilih Tanam

Jalur (TPTJ) IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma yang tergolong dalam kategori

sedang yaitu kelas umur tanaman 1 tahun, 2 tahun, dan 4 tahun, kelas umur

tanaman pada areal Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) IUPHHK/HA PT. Sari

Bumi Kusuma yang tergolong dalam kategori rendah yaitu kelas umur tanaman 5

tahun, 6 tahun, 8 tahun, dan 9 tahun, kelas umur tanaman pada areal Tebang Pilih

Tanam Jalur (TPTJ) IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma yang tergolong dalam

kategori sangat rendah yaitu kelas umur tanaman 3 tahun dan 7 tahun.

Sumber referensi:

Pamoengkas P, Murti AP. 2011. Kualitas tanah pada areal tebang pilih tanam

jalurdi IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma provinsi Kalimantan Tengah.

Jurnal Silvikultur Tropika. 3 (1): 66-70.