Silvi Kultur

download Silvi Kultur

of 13

description

jnbhbjkm,

Transcript of Silvi Kultur

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Silvikultur dengan baik.Adapun makalah Silvikultur ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah Silvikultur.Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Silvikultur ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.Palu, 20 September 2015

Penyusun

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR.............................................................................................1DAFTAR ISI...........................................................................................................2IPENDAHULUAN......................................................................................31.1Latar Belakang.............................................................................................31.2Tujuan..........................................................................................................4IIPEMBAHASAN.........................................................................................52.1Syarat Tumbuh Kayu Putih (Melaleuca leucadendron).......................................52.2Teknik Budidaya (Melaleuca leucadendron).....................................................62.3Syarat Pemanenan Kayu Putih (Melaleuca leucadendron)..............................10IIIPENUTUP..................................................................................................123.1Kesimpulan................................................................................................12DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

I. PENDAHULUAN1.1Latar BelakangKayu putih(Melaleuca cajuputi)tersebar secara alami di kepulauan Maluku danAustraliabagian utara.Jenis ini telah berkembang luas di Indonesia, Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah dan di pegunungan terutama di pulau Jawa dan Maluku dengan memanfaatkan daunnya untuk disuling secara tradisional oleh masyarakat maupun secara komersial menjadi minyak atsiri yang bernilai ekonomi tinggi. Jenis tanaman ini mempunyai daur biologis yang panjang, cepat tumbuh, dapat tumbuh baik pada tanah yang berdrainase baik maupun jelek dengan kadar garam tinggi maupun asam dan toleran ditempat terbuka serta tahan terhadap kebakaran.Penelitian P3BPTH pada Kebun Benih semai uji keturunan jenis Kayu putih di Gunungkidul diperoleh estimasi peningkatan genetik untuk rendemen minyak sebesar 21% terhadap rata-rata populasi pada kebun benih, akan tetapi bila dibandingkan dengan rendemen yang dihasilkan dari pabrik, peningkatan rendemen minyak lebih dari 100%. Terhadap kadar 1,8 cyneole, peningkatan yang dihasilkan sebesar 10%. Sedangkan untuk sifat pertumbuhan tanaman diperoleh peningkatan sebesar15- 20%.Dengan peningkatan rendemen minyak sebesar 100%, maka diharapkan produksi minyak kayu putih dapat ditingkatkan menjadi lebih dari 2 kali dengan luasan tanaman yang sama (Susanto, M. 2001).Pembuatan bibit dapat dilakukan secara generatif (biji) dan vegetatif. Diklasifikasikan sebagai berikut.Divisio:SpermatophytaSubdivisio: AngiospermaeKelas: DicotyledonaeSub kelas: ArchichlamideaeOrdo: MyrtalesFamili: MyrtaceaeGenus: MelaleucaSpesies:Melaleuca leucadendron

1.2TujuanTujuan penulisan makalah makalah budidaya kayu putih (Melaleuca leucadendron) adalah sebagai berikut:1. Mengetahui syarat tumbuh Kayu Putih (Melaleuca leucadendron)2. Mengaetahui teknik budidaya Kayu Putih (Melaleuca leucadendron)3. Mengetahui teknik pemanenan Kayu Putih (Melaleuca leucadendron)

II. PEMBAHASAN2.1Syarat Tumbuh Kayu Putih (Melaleuca leucadendron)1.LahanPada umumnya kayu putih relatif mudah ditanam, terutama pada jenis tanah grumosol, latosol, maupun regosol. Jarak tanam ideal pada hutan tanaman biasanya menggunakan 2 x 1 m, atau 3 x 1 m, untuk pola tanam tumpangsari.Pengolahan lahan dapat dilakukan dengan dicangkul atau untuk lahan yang topografinya datar dapat diolah dengan traktor. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan sistem cemplongan yaitu tanah yang diolah hanya seluas 1 m2dari titik tanam. Lubang tanam dapat dibuat dengan berbagai macam ukuran, tetapi yang dianjurkan adalah 30 cm x 30 cm x 30 cm. Lubang tanam dipupuk dengan kompos sebanyak 1-2 kg per lubang untuk memacu pertumbuhan awal tanaman.Pemasangan ajir dengan ukuran 50-80cm agar ajir mudah dilibat dan penanaman menjadi lebih mudah.2.IklimKayu putih merupakan tanaman panas. Akan tetapi, dalam penanamannya, bibit kayu putih memerlukan kelembaban yang tinggi. Bibit kayu putih ditanam pada bulan januari pebruari, karena memiliki curah hujan yang tinggi. Jika bibit ditanam pada bulan lain, maka diperlukan penyiraman agar bibit dapat tumbuh.3.Perawatana)PenyianganPenyiangan adalah pembersihan gulma yang tumbuh disekitar tanaman kayu putih. Gulma perlu dihilangkan Karen akan mengganggu pertumbuhan kayu putih. Unsure hara yang ada dalam tanah akan diambil oleh gulma. Penyiangan harus dilakukan secara kontinyu agar gulma tidak tumbuh merjalela.b)PendangiranPendangiran merupakan pekerjaan menggemburkan tanah pada sekitar batang pokok. Tujuannya adalah untuk memberikan aerasi tanah yang lebih baik dan sistem perakaran menjadi sehat.c)Pemangkasan Batangkegiatan pemangkasan ini bertujuan untuk permudaan cabang dan memudahkan dalam pemungutan daun. Untuk tegakan yang telah berumur lebih dari 5 tahun sebaiknya dilakukan pemangkasan setinggi 1 m, dan sebaiknya pekerjaan ini dilakukan pada akhir musim kemarau atau menjelang musim hujan.4.PemupukanPemberian pupuk lanjutan di lapangan cukup menggunakan pupuk kandang secukupnya atau pupuk organik (NPK atau Urea) dengan dosis 100gr/pohon untuk memacu pertumbuhan perakaran batang maupun daun. 2.2Teknik Budidaya (Melaleuca leucadendron)Teknik pembibitan tanaman kayuputih dapat dilakukan secara generatifmaupun vegetatif.2.2.1Perbanyakan secara generatifSecara generatif, perbanyakan dilakukan dengan biji. Biji yang dipanen sebaiknya berasal dari pohon induk yang bagus dan dipanen ketika masa puncak pembuahan. Musim berbunga dan berbuah sangat bervariasi antar lokasi dan waktu. Di Gunung kidul, Yogyakarta, puncak pembungaan dan pembuahan terjadi pada bulan Februari dan pemanenan buah yang tepat dilakukan pada bulan Juli - Agustus. Biji kayuputih terbungkus dalam kapsul-kapsul, dimana dalam setiap kapsul terdapat kurang lebih 10-30 biji (Gambar 1). Seringkali biji kayuputih tercampur dengan sekamnya yang sangat mirip penampilannya dengan biji. Dalam 1 gram biji kayuputih dapat menghasilkan semai kurang lebih 4000 6000 semai. Biji kayuputih sangat lembut sehingga dalam penaburan benih perlu perlakuan khusus yaitu dengan dicampur pasir halus ketika penaburan.a. b. c.Gambar 1. Bunga (a), buah(kapsul) (b), dan biji kayuputih (c)

A.PembibitanPersiapan awal dalam melakukan pembibitan kayuputih dimulai dengan penyiapan bak tabur yang bak plastik ukuran sedang dengan drainase dibawahnya. Media tabur berupa pasir halus yang sudah di sterilkan dengan cara penggorengan (sangrai) atau dengan dijemur dibawah terik matahari selama beberapa hari. Sebelum dilakukan penaburan benih, benih dicampur dengan pasir halus steril untuk menjaga persebaran benih di bak tabur yang lebih merata. Penaburan benih dilakukan dalam bak-bak tabur. Pemeliharaan selama masa perkecambahan adalah dengan cara memelihara kelembaban dan suhu dalam media. Penyiraman dilakukan setiap hari dengan air yang sudah disterilisasi (dengan cara pemanasan hingga mendidih) dan ditambahkan sedikit kapur untuk mengurangi tingkat keasaman air. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari. Benih berkecambah setelah 5-21 hari. Setelah satu minggu, semai ini harus disapih kedalam polibag yang telah diisi dengan media sapih berupa campuran antara top soil dan pupuk kandang dan pupuk organik mikroa bcGambar 2. Proses penyemaian benih kayuputihB.Penyapihan dan pemeliharaan di persemaianTahap kedua dari penyiapan bibit adalah penyapihan. Penyapihan kecambah dari bak tabur dilakukan dengan menggunakan alat bantu pinset, karena ukuran kecambah yang sangat kecil. Setelah penyapihan dilakukan, bibit harus ditempatkan dalam sungkup plastik untuk menjaga kelembaban dan suhu agar tetap stabil selama satu bulan. Penyiraman dengan sprayer dilakukan setiap pagi sedangkan penyiraman media dilakukan 2 kali seminggu untuk menjaga media sapih tetap basah. Sebulan kemudian, atau setelah muncul daun empat pasang, sungkup dapat dibuka karena pada umur tersebut, bibit sudah kuat dan tahan terhadap perubahan kelembaban dan suhu udara, namun naungan/ paranet masih tetap dipasang selama satu bulan setelah pembukaan sungkup. Pemangakasan cabang dan pengurangan daun pada bibit dilakukan sebelum bibit diangkut ke lapangan untuk mengurangi penguapan sehingga bibit tidak mengalami stres pada saat ditanam dilapangan2.2.2Perbanyakan secara vegetatifA.Stek pucukTeknik perbanyakan dengan stek pucuk pada kayuputih dilakukan dengan memanfaatkan tunas-tunas muda. Tanaman kayuputih memiliki kemampuan bertunas (sprouting ability) yang bagus, sehingga untuk menumbuhkan tunas-tunas muda dapat dilakukan dengan mudah. Untuk memacu munculnya tunas-tunas muda, batang tanaman kayuputih dilukai atau di girdling. Selanjutnya akan muncul tunas-tunas muda dalam jumlah yang banyak. Tunas yang masih muda dipotong kurang lebih sepanjang 10 cm, kemudian diberi hormone IBA pada bagian pangkal tunas. Selanjutnya ditanam pada bak plastik dengan media tanam berupa pasir halus dan ditutup dengan sungkup. Stek pucuk yang berhasil tumbuh akan menampakkan kondisi stek yang masih segar (tidak layu) dan muncul tunas baru. Penyiraman dilakukan dengan hand spayer setiap pagi dan sore untuk menjaga kelembabannya. Setelah tunas baru berkembang dan kokoh, kemudian dilakukan aklimatisasi dengan membuka sungkup secara bertahap. Teknik perbanyakan dengan stek pucuk ini dilakukan terutama pada pohon-pohon unggul yang memiliki rendemen dan kadar 1,8 cineole yang tinggi. Melalui perbanyakan stek pucuk ini maka sifat genetik yang dimiliki oleh pohon induknya akan terbawa pada bibit yang dikembangkan. Teknik perbanyakan dengan stek pucuk ini memberikan persen keberhasilan yang cukup tinggi, hampir 90 % ( Wibawa A, komunikasi pribadi). Tahap-tahap pembuatan stek pucuk dapat dilihat pada Gambar 3.a bGambar 3. Pemangkasan batang kayuputih untuk menstimulasi tumbuhnya tunas-tunasbaru yang juvenile (a), Tunas-tunas baru yang muncul ( 1-2 bulan setelahpangkas), siap diambil senagai materi untuk pembuatan stek pucuk. Tunasmuda dipotong kuarng lebih 10 cm, selanjutnya dirensam dalam hormoneIBA beberapa saat. Selanjutnya ditaman dalam media pasir halus dan ditutupsungkup (b)abcGambar 4. Stek pucuk kayuputih dalam bak plastik tertutup dengan kelambaban yang tinggi untuk memacu munculnya akar dan tumbuhnya tunas daun baru (a),Stek pucuk yang berhasil tumbuh tampak segar dan tumbuh tunas baru,dibuka sungkupnya secara bertahap untuk aklimatisasi (b), dan Stek pucukyang berhasil tumbuh, setelah tingginya kurang lebih 50 cm dan batang tamoakkokoh, siap untuk ditanam dilapangan (c)

2.3Syarat Pemanenan Kayu Putih (Melaleuca leucadendron)Pengolahan daun kayu putih dimaksudkan untuk mengekstrak minyak kayu putih yang ada pada daun tanaman ini. Proses produksi dalam pembuatan minyak kayu putih diawali dengan pemetikan daun kayu putih. Dalam proses pemetikan ada 2 macam cara, yaitu:1. Pemetikan sistem rimbas, yaitu tegakan pohon kayu putih yang berumur 5 tahun ke atas,dengan ketinggian 5 meter, daunnya dipangkas. Satu tahun berikutnya, setelah tanaman kayu putih sudah mempunyai daun yang lebat, kemudian bisa dilakukan perimbasan lagi.2. Pemetikan sistem urut, yaitu dengan cara dipotong dengan menggunakan alat (arit) khusus untuk daun-daun yang sudah cukup umur. Cara ini menjadi kurang praktis, karena pemetik harus memilih daun satu per satu.Pemetikan dilakukan pada awal musim kemarau, pada saat sudah tidak banyak turun hujan sehingga tidak mengganggu pekerjaan pemetikan daun. Di samping itu, jika pemetikan dilakukan pada awal musim kemarau, pada akhir musim hujan (awal musim kemarau) tiap tanaman telah menumbuhkan daun dalam jumlah yang cukup banyak. Dengan demikian, pemetikan atau pengambilan daun-daun kayu putih dapat dilakukan sekali dalam satu tahun, jika pertumbuhan tanaman subur. Setelah pemetikan daun, daun kayu putih yang siap untuk disuling disimpan terlebih dahulu.Penyimpanan dilakukan dengan menebarkan daun di lantai yang kering dan memiliki ketinggian sekitar 20cm, dengan kondisi suhu kamar dan sirkulasi udara terbatas. Dalam penyimpanan ini,daun-daun tidak boleh disimpan dalam karung karena akan mengakibatkan minyak yang dihasilkan berbau apeg dan kadar sineol dalam minyak rendah. Penyimpanan daun dilakukan maksimal selama satu minggu. Kerusakan minyak kayu putih akibat penyimpanan terutama terjadi karena proses hidrolisis dan pendamaran komponen-komponen yang terdapat dalam daun. Pengaruh hidrolisis ini dapatdicegah dengan menyimpan daun di tempat yang kering dengan sirkulasi udara sekecil mungkin. Sedangkan pengaruh pendamaran dapat diminimalkan dengan mempersingkat waktu penyimpanan dan menurunkan suhu penyimpanan.

III. PENUTUP3.1KesimpulanKayu putih merupakan tanaman panas. Akan tetapi, dalam penanamannya, bibit kayu putih memerlukan kelembaban yang tinggi. Bibit kayu putih ditanam pada bulan januari pebruari, karena memiliki curah hujan yang tinggi. Teknik pembibitan tanaman kayuputih dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif. Pengolahan daun kayu putih dimaksudkan untuk mengekstrak minyak kayu putih yang ada pada daun tanaman ini. Proses produksi dalam pembuatan minyak kayu putih diawali dengan pemetikan daun kayu putih. Pemetikan dilakukan pada awal musim kemarau, pada saat sudah tidak banyak turun hujan sehingga tidak mengganggu pekerjaan pemetikan daun. Di samping itu, jika pemetikan dilakukan pada awal musim kemarau, pada akhir musim hujan (awal musim kemarau) tiap tanaman telah menumbuhkan daun dalam jumlah yang cukup banyak. Setelah pemetikan daun, daun kayu putih yang siap untuk disuling disimpan terlebih dahulu.

DAFTAR PUSTAKA

Budidaya kayu putih from:http: //www. dephut. go.id /INFORMASI/BUKU2/ Seri_SF/Ky_putih.htm. Diakses pada tanggal : 20 September 2015 pukul 09:00 Wita

Alharis Rizza.201.Minyak Kayu Putih. From: newalchemistupdate.blogspot.co.id/2012/11/minyak-kayu-putih.html. Diakses pada tanggal : 20 September 2015 pukul 09:00 Wita

Ketaren, S, 1981. Minyak Atsiri. JurusanTeknologi Industri, Fakultas TeknologiSusanto,M.dan Ayit T.Hidayat. 1997,Laporan Tahunan Pembangunan Kebun Benih Uji Keturunan jenis Kayuputih.di Gungkidul BP3BTH.Yogyakarta.

Kartikawat Noor Khomsah Dkk.2014.Jurnal Budidaya Dan Prospek Pengembangan Kayuputih (Melaleuca Cajuputi).Ipb Press.Jakarta.

3