Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali.docx

19
Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali merupakan siklus terakhir yang berhubungan dengan akuisisi sumber daya modal melalui utang berbunga dan ekuitas pemilik serta pembayaran kembali modal. Dalam siklus ini juga mencakup mengenai pembayaran bunga dan dividen. Dalam siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali memiliki empat karakteristik yaitu : 1. Secara relative hanya ada segelintir transaksi yang mempengaruhi saldo akun, tetapi transaksi itu sering kali sangat material. Misalnya, sebagian besar perusahaan jarang mengeluarkan obligasi, tetapi seringkali obligasi diterbitkan, umumnya dalam jumlah yang besar. Oleh karena berjumlah besar, umumnya dilakukan verifikasi terhadap setiap transaksi yang terjadi dalam siklus tersebut untuk seluruh tahun sebagai bagian dalam verifikasi atas akun neraca. Bukanlah hal yang wajar untuk melihat kertas kerja audit yang meliputi saldo awal dari setiap akun dalam siklus perolehan dan pembayaran kembali modal atau hutang jangka panjang dan dokumentasi dari setiap transaksi yang terjadi selama tahun yang bersangkutan. 2. Pengecualian atau salah saji satu transaksi dapat bersifat material. Akibat dari hal ini seringkali seorang auditor lebih menekankan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo (kelengkapan dan keakuratan) ketika mengaudit akun-akun tersebut. 3. Ada hubungan legal antara entitas klien dan pemegang saham, obligasi, atau dokumen kepemilikan yang serupa. Auditor harus menentukan apakah klien telah memenuhi persyaratan dalam perjanjian utang atau ekuitas. Ketika melakukan audit atas transaksi dan jumlah dalam siklus, auditor harus ekstra hati-hati memastikan bahwa apakah klien sudah memenuhi persyaratan persyaratan hokum yang signifikan

Transcript of Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali.docx

Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali

Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali merupakan siklus terakhir yang berhubungan dengan akuisisi sumber daya modal melalui utang berbunga dan ekuitas pemilik serta pembayaran kembali modal. Dalam siklus ini juga mencakup mengenai pembayaran bunga dan dividen.

Dalam siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali memiliki empat karakteristik yaitu :

1. Secara relative hanya ada segelintir transaksi yang mempengaruhi saldo akun, tetapi transaksi itu sering kali sangat material.

Misalnya, sebagian besar perusahaan jarang mengeluarkan obligasi, tetapi seringkali obligasi diterbitkan, umumnya dalam jumlah yang besar. Oleh karena berjumlah besar, umumnya dilakukan verifikasi terhadap setiap transaksi yang terjadi dalam siklus tersebut untuk seluruh tahun sebagai bagian dalam verifikasi atas akun neraca. Bukanlah hal yang wajar untuk melihat kertas kerja audit yang meliputi saldo awal dari setiap akun dalam siklus perolehan dan pembayaran kembali modal atau hutang jangka panjang dan dokumentasi dari setiap transaksi yang terjadi selama tahun yang bersangkutan.

2. Pengecualian atau salah saji satu transaksi dapat bersifat material.

Akibat dari hal ini seringkali seorang auditor lebih menekankan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo (kelengkapan dan keakuratan) ketika mengaudit akun-akun tersebut.

3. Ada hubungan legal antara entitas klien dan pemegang saham, obligasi, atau dokumen kepemilikan yang serupa.

Auditor harus menentukan apakah klien telah memenuhi persyaratan dalam perjanjian utang atau ekuitas. Ketika melakukan audit atas transaksi dan jumlah dalam siklus, auditor harus ekstra hati-hati memastikan bahwa apakah klien sudah memenuhi persyaratan persyaratan hokum yang signifikan yang mempengaruhi laporan keuangan telah dipenuhi dan disajikan serta diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan.

4. Ada hubungan langsung antara akun dividend dan bunga serta utang dan ekuitas.

Dalam audit terhadap hutang berbunga, dianggap perlu untuk melakukan verifikasi secara bersamaan atas beban dan hutang bunga. Verifikasi ini juga harus dilakukan atas modal dividen dan hutang dividen.

Setelah memahami bisnis dan industri klien auditor akan mempelajari lebih banyak mengenai transaksi akuisis modal. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari prosedur penilaian risiko auditor. Selain itu apabila perusahaan pbulik mengeluarkan utang tambahan dan sekuritas ekuitas selama tahun berjalan , aturan SEC mewajibkan adanya pertimbangan auditor mengenai informasi keuangan untuk dicantumkan dalam prospectus penawaran sekuritas baru klien. Dalam melakukan hal ini auditor sering kali melakukan identifikasi persoalan risiko bisnis bagi aktivitas akuisisi modal yang harus dipertimbangkan ketika merancang prosedur audit untuk transaksi , saldo akun, serta pengungkapan dalam siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali.

Akun-akun dalam siklus

Akun-akun dalam siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali tergantung pada jenis bisnis yang dioperasikan perusahaan dan bagaimana operasi tersebut dibiayai. Semua perusahaan memiliki modal saham dan laba ditahan , tetapi untuk beberapa perusahaan mungkin juga memiliki saham preferen, modal disetor tambahan, dan saham treasuri. Selain itu kas merupakan akun yang penting seperti pada siklus lainnya. Dalam siklus ini memiliki karakteristik unik yang mempengaruhi cara auditor memverifikasi akun-akun dalam siklus.Akun-akun yang sering terlibat dalam siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali yaitu :

Wesel bayar

Utang Kontrak

Utang hipotik

Utang obligasi

Beban bunga

Bunga akrual

Apropriasi laba ditahan

Kas di bank

Modal saham-biasa

Modal saham-preferen

Saham treasuri

Dividen yang diumukan

Agio saham

Modal disumbangkan

Laba ditahan

Utang dividen

Perusahaan perseorangan-akun

Persekutuan-akun modal

Metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo wesel bayar

Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi wesel bayar

Tahap 1

Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inheren untuk wesel bayar

Tahap 1

Menilai risiko pengendalian untuk wesel bayar

Tahap 1

Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi

Tahap 2

Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk wesel bayar

Tahap 2

Merancang pengujian atas rincian saldo wesel bayar untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo

Prosedur audit

Ukuran sample

Tahap IIITahap 3

Penetapan waktu

Item yang akan dipilih

Dalam menentukan pengujian atas rincian saldo wesel bayar, auditor mempertimbangkan risiko bisnis, salah saji yang dapat ditoleransi, risiko inheren pada tingkat yang rendah karena nilai akun yang benar biasanya mudah ditentukan. Auditor biasanya sangat memperhatikan tujuan kelengkapan untuk saldo akun wesel bayar dan pengungkapan wesel bayar, seperti jaminan serta akad restriktif bagi wesel bayar.

Karena siklus umumnya melibatkan beberapa transaksi, risiko pengendalian dan hasil pengujian substansif atas transaksi biasanya tidak begitu penting ketika merancang pengujian atas rincian saldo akun seperti wesel bayar. Untuk sebagian besar transaksi dalam siklus, pertimbangan utama auditor adalah bahwa setiap transaksi harus diotorisasi secara layak.

Wesel Bayar

Wesel bayar (note payable) adalah kewajiban hukum kepada kerditor, yang mungkin dijamin atau tidak dijamin oleh aktiva dan mengenakan bunga, jadi pada umumnya wesel diterbitkan selama suatu periode antara satu bulan dan satu tahun,tetapi juga ada yang lebih lama. Wesel diterbitkan dengan tujuan yang berbeda dan properti yang di berikan sebagai jaminan mencakup berbagai aktiva seperti sekuritas, piutang, usaha, persediaan,dan aktiva tetap.selain itu pembayaran pokok dan bunga atas wesel harus dilakukan sesuai dengan persyaratan dalam perjanjian pinjaman,untuk pinjaman jangka pendek,pembayaran pokok dan bunga biasanya hanya akan dilakukan ketika pinjaman itu jatuh tempo.untuk pinjaman berjangka lebih dari 90 hari biasanya wesel mengharuskan pembayaran bunga secara kuartalan atau bulanan. Audit atas transaksi memiliki tujuan yaitu untuk menentukan apakah:

1. pengendalian internal terhadap wesel bayar sudah memadai

2. transaksi pembayaran pokok dan bunga yang melibatkan wesel bayar diotorisasi secara layak serta dicatat sesuai dengan enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi

3. kewajiban untuk wesel bayar dan beban bunga terkait serta kewajiban akrual telah dinyatakan secara layak seperti yang di defenisikan oleh tujuh dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo karena nilai realisasi tidak dapat diterapkan pada akun kewajiban.

Pengendalian Internal

Terdapat empat pengendalian yang penting terhadap wesel bayar :

1. ototrisasi yang tepat atas penerbitan wesel baru .

tanggung jawab atas penerbitan wesel baru harus di berikan kepada dewan direksi atau personil manajemen tingkat tinggi.pada umumnya , diperlukan dua tanda tangan dari pejabat yang berwenang untuk semua perjanjian pinjaman, yang biasanya menentapkan jumlah pinjaman suku bunga, syarat pembayaran kembali , dan aktiva yang di jaminkan , dan ketika wesel diperbaharui , wesel itu harus menjadi subjek prosedur otorisasi yang sama seperti pada penerbitan wesel baru.

2. Pengendalian yang memadai terhadap pembayaran kembali pokok dan bunga.

Pembayaran bunga dan pokok secara periodik harus menjadi subjek pengendalian dalam siklus akuisisi dan pembayaran. Pada saat wesel diterbitkan , departemen akutansi harus menerima salinan wesel tersebut, sperti ketika menerima faktur vendor dan laporan penerimaan. Departemen usaha harus menerbitkan cek atau transfer dana elektronik secara otomatis untuk wesel tersebut ketika jatuh tempo, yang sekali lagi dengan cara yang sama seperti ketika meniapkan pembayaran untuk akuisisi barang dan jasa, salinan wesel itu merupakan dokumentasi pendukung pembayaran

3. Dokumen dan catatn yang memadai

Hal tersebut mencakup catatn pembantiu dan pengendalian terhadap wesel kosong serta wesel telah di bayar oleh orang yang berwenang. Wesel yang telah di bayar harus dibatalkan dan ditahan di bawah pengawasan pejabat yang berwenang

4. Verifikasi independen periodik

Secara periodik, catatn wesel yang terinci harus direkonsiliasi dengan buku besar umum dan dibandingkan dengan catatan pemegang wesel oleh karyawan yang tidak bertanggung jawab menyimpan catatan pemegang wesel oleh karyawan yang tidak bertanggung jawab.pada

waktu yang sama, seseorang yang independen harus menghitung ulang beban bunga atas wesel untuk menguji keakuratan penyimpanan catatan.

Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas Tansaksi

Pengujian atas transaksi wesel bayar melibatkan penerbitan wesel bayar dan pembayaran kembali pokok serta bunganya , dan pengujian audit ini merupakan bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk penerimaan kas dan pengeluaran kas. Pengujian pengendalian untuk wesel bayar dan bunga terkait harus menekankan pada pengujian empat pengendalian internal , selain itu auditor juga harus memverifikasi pencatatan yang akurat atas penerimaan dari hasil wesel dan pembayaran pokok beserta bunganya.

Prosedur Analitis

Prosedur analtis merupakan hal yang sangat penting bagi wesel bayar karena pengujian atas rincian saldo untuk beban bunga dan bunga akrual sering kali dapat dieleminasi apabila hasilnya menguntungkan .

Prediksi independen auditor mengenai beban bunga, dengan menggunakan rata -rata wesel bayar yang beredar dan rata-rata suku bunga, akan membantu auditor mengevaluasi kelayakan beban bunga dan juga menguji wesel bayar yang dihilangkan, dan jika beban bunga aktual secara material jauh lebih besar dari estimasi auditor,salah satu yang mungkin adalah pembayaran bunga yang dicatat atas wesel bayar yang belum dicatat

Pengujian atas rincian saldo

Titik awal yang normal bagi audit atas wesel bayar adalah skedul wesel bayar dan bunga akrual , yang diperoleh auditor dari klien.

Ada dua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang paling penting dalam wesel bayar adalah:

1. Wesel bayar yang ada telah dicantumkan(kelengkapan)

2. Wesel bayar dalam sekdul telah dicatat secara akurat(keakuratan)

Tujuan tersebut sangat vital karena salah saji dapat menjadi material meskipun salah satu wesel dihilangkan atau tidak benar.Jika pengendalian internal terhadap wesel bayar lemah, auditor mungkin perlu melaksanakan prosedut selanjutnya untuk menguji wesel bayar yang hilang.

Selain tujuan yang berkaitan dengan saldo, empat tujuan yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan juga merupakan hal yang penting bagi wesel bayar karena prinsip-prinsip akutansi yang diterima umum mengharuskan agar catatan kaki menggambarkan secara memadai syarat wesel bayar yang beredar dan aktiva yang dijaminkan atas pinjaman tersebut. Jika pinjaman itu menuntut restriksi yang signifikan terhadap aktivitas perusahaan, seperti mengkompensasi provisi saldo atau restriksi atas pembayaran deviden,hal itu juga harus diungkapkan dalam catatan kaki. Ketika auditor melaksanakan pengujian atas rincian saldo, bukti yang diperoleh akan membantu memenuhi tujuan penyajian dan pengungkapan wesel bayar.

Ekuitas Pemilik

Perusahaan terbuka (publicly hold corporation) verifikasi atas ekuitas pemilik jauh lebih kompleks karena banyaknya jumlah pemegang saham dan individu yang memiliki saham sering berubah. Untuk memverifikasi akun ekuitas pemilik yang utama dalam suatu perusahaan terbuka, mencakup:

Modal dan saham biasa

Agio saham

Laba ditahan dan dividen yang terkait

Perusahaan tertutup (closely hold corporation) memiliki sedikit pemegang saham, jika ada transaksi berkenaan dengan akun modal saham selama tahun berjalan. Transaksi yang dimasukkan dalam bagian ekuitas pemilik hanyalah perubahan ekuitas pemilik akibat laba atau rugi tahunan dan pengumuman dividen. Perusahaan jarang membayar dividen, oleh karena itu auditor hanya membutuhkan waktu yang sedikit dalam memverifikasi ekuitas pemilik walaupun catatan perusahaan tetap harus diuji.

Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo dan Pengujian atas Rincian Saldo untuk Wesel Bayar dan Bunga

Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo

Prosedur Pengujian atas Rincian Saldo yang Umum

Wesel bayar dalam skedul wesel bayar sama dengan register atau file induk wesel bayar klien, dan totalnya dijumlahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum (detail tie-in)

Memfoot daftar wesel bayar untuk wesel bayar dan bunga akrual

Menelusuri totalnya ke buku besar umum

Menelusuri setiap wesel bayar ke file induk

Wesel bayar dalam skedul memang ada (eksistensi)

Mengonfirmasi wesel bayar

Memeriksa salinan duplikat wesel untuk melihat otorisasi

Memeriksa notulen perusahaan menyangkut persetujuan pinjaman

Wesel bayar yang ada telah dicantumkan dalam skedul wesel bayar (kelengkapan)

Memeriksa wesel yang dibayar setelah akhir tahun untuk menentukan apakah hal itu merupakan kewajiban pada tanggal neraca

Memperoleh konfirmasi bank standar yang meliputi referensi khusus tentang keberadaan wesel bayar dari semua bank di mana klien melakukan bisnis

Mereview rekonsiliasi bank menyangkut wesel baru yang dikredit secara langsung ke akun bank oleh bank

Wesel bayar dan bunga akrual pada skedul sudah akurat (keakuratan)

Memeriksa salinan duplikat wesel menyangkut pokok dan suku bunga

Mengonfirmasi wesel bayar, suku bunga, dan tanggal terakhir di mana bunga dibayar dengan pemegang wesel

Menghitung kembali bunga akrual

Wesel bayar dalam skedul telah diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi)

Memeriksa tanggal jatuh tempo pada salinan duplikat wesel untuk menentukan apakah semua bagian wesel merupakan kewajiban tidak lancar

Mereview wesel untuk menentukan apakah ada wesel bayar atau utang usaha dari pihak terkait

Wesel bayar dicantumkan dalam periode yang benar (pisah batas)

Memeriksa salinan duplikat wesel untuk menentukan apakah telah diberi tanggal pada atau sebelum tanggal neraca

Perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar wesel bayar (kewajiban)

Memeriksa wesel untuk menentukan apakah perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar

Akun Ekuitas Pemilik dan Dividen

Modal saham - biasa

Penebusan saham

Saldo awal

Penerbitan saham

Saldo akhir

Agio saham - biasa

Penebusan saham

Saldo awal

Penerbitan saham

Saldo akhir

Pembayaran dividen

Utang dividen

Saldo awal

Saldo akhir

Pengumuman dividen

Laba ditahan

Pengumuman dividen

Saldo awal

Saldo akhir

Laba bersih

Kas di bank

Tujuan dari setiap akun adalah untuk menentukan apakah:

Pengendalian internal terhadap modal saham dan dividen terkait sudah memadai

Transaksi ekuitas pemilik telah dicatat dengan benar

Saldo ekuitas pemilik telah dicatat secara layak dan disajikan serta diungkapkan secara layak

Pengendalian Internal

Beberapa pengendalian internal sangatlah penting bagi aktivitas ekuitas pemilik yaitu:

1. Otorisasi Transaksi yang Tepat.

Hal ini penting dilakukan karena setiap transaksi ekuitas umumnya bersifat material, banyak dari transaksi tersebut harus disetujui oleh dewan direksi dan yang memerlukan otorisasi khusus diantaranya:

a) Penerbitan Modal Saham seperti jenis saham yang akan diterbitkan seperti saham biasa dan saham preferen, jumlah saham yang akan diterbitkan, nilai pari saham, kondisi prvilege bagi setiap saham selain saham biasa, dan tanggal penerbitan.

b) Pembelian kembali Modal Saham seperti pembelian kembali saham biasa dan saham preferen, penetapan waktu pembelian kembali, dan jumlah yang akan dibayar atas saham semuanya harus disetujui oleh dewan direksi.

c) Pengumuman Dividen. Dewan direksi harus mengotorisasi bentuk dividen (seperti tunai atau saham), jumlah dividen per saham, dan catatan serta tanggal pembayaran dividen.

2. Penyimpanan Catatan dan Pemisahan Tugas yang Tepat

Pengendalian internal harus memastikan bahwa:

Pemilik aktual dalam saham diakui dalam catatan perusahaan.

Jumlah dividen yang benar dibayar ke pemegang saham yang memiliki saham pada tanggal pencatatan dividen.

Potensi misapropriasi aktiva telah diminimalisasi.

Penugasan personil yang tepat, prosedur penyimpanan yang memadai, dan verifikasi internal yang independen atas informasi dalam catatan merupakan pengendalian yang bermanfaat bagi semua tujuan tersebut.Ketika menerbitkan dan mencatat modal saham, klien harus menaati baik UU negara bagian yang mengatur perusahaan maupun persyaratan dalam akta perusahaan.Sebagian besar perusahaan menyimpan pembukuan sertifikat saham dalam file induk modal saham pemegang saham.Bagian yang mencatat penerbitan dan pembelian kembali modal saham selama umur perusahaan adalah Catatan sertifikat modal saham (capital stock certificate record).Bagian ini meliputi nomor sertifikat, jumlah saham yang diterbitkan, nama orang yang akan menerima saham yang diterbitkan, dan tanggal penerbitan.

File Induk modal saham pemegang saham (shareholders capital stock master file) adalah catatan saham yang beredar pada suatu waktu tertentu.File induk ini sebagai pengecek terhadap keakuratan catatan sertifikat modal saham dan saldo saham biasa dalam buku besar umum, juga dgunakan sebagi dasar bagi pembayaran dividen.Pengendalian internal yang mempengaruhi pembayaran dividen dapat mencangkup:

Cek dividen yang disiapkan dari catatan sertifikat modal saham oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab menyimpan catatan modal saham.

Setelah cek disiapkan, dilakukan verifikasi independen atas nama pemegang saham dan jumlah cek serta merekonsiliasi total jumlah cek dividen yang diotorisasi dalam notulen.

Akun dividen imprest yang terpisah digunakan untuk mencegah pembayaran jumlah dividen yang lebih besar dari yang diotorisasi.

3. Panitera Independen dan Agen Transfer Saham

Tanggung jawab panitera independen adalah memastikan bahwa saham diterbitkan oleh perusahaan sesuai dengan provisi modal saham dalam akta perusahaan dan otorisasi dewan direksi.Kebanyakan perusahaan besar membutuhkan jasa untuk menyimpan catatan pemegang saham, termasuk mendokumentasikan transfer kepemilikan saham.Jasa yang digunakan adalah agen transfer saham (stock transfer agent).

Auditor sangat memperhatikan empat hal berikut ketika mangudit modal saham dan agio saham:

a. Transaksi modal saham yang ada telah ada telah dicatat (tujuan yang berkaitan dengan transaksi-kelengkapan). Tujuan ini dapat dengan mudah dipenuhi apabila panitera atau agen transfer digunakan.

b. Transaksi modal saham yang ada telah dicatat memang terjadi dan dicatat secara akurat. Tujuan yang berkaitan transaksi kejadian umumnya dapat diuji dengan memeriksa notulen rapat dewan direksi menyangkut otorisasi yang tepat.Auditor dapat segera memverifikasi keakuratan pencatatan transaksi modal saham secara tunai dengan menkonfirmasi jumlahnya dengan agen transfer dan menelusuri jumlah transaksi modal saham yang tercatat ke penerimaan kas.Mengaudit transaksi modal seperti dividen saham, akuisisi properti dengan saham, merger, atau transfer nonkas yang serupa sangatlah menantang karena membutuhkan keahlian khusus.Contohnya dalam audit atas transaksi merger yang utama, sering kali auditor harus melakukan penelitian yang ekstensif untuk menentukan perlakuan akuntansi yang tepat dan penilaian transaksi yang layak,setelah mempertimbangkan semua fakta dalam merger.

c. Modal saham dicatat secara akurat.Auditor memverifikasi saldo akhir akun modal saham yang menentukan terlebih dahulu jumlah saham yang beredar pada tanggal neraca.Setelah auditor yakin bahwa jumlah saham sudah benar, nilai pari yang tercatat dalam akun modal dapat diverifikasi dengan mengalihkan jumlah saham dengan nilai pari saham.Pertimbangan utama ketika mengaudit tujuan yang berkaitan dengan saldo keakuratan bagi modal saham adalah memverifikasi apakah jumlah saham yang digunakan dalam perhitungan laba per saham (EPS) sudah akurat.Jadi tidaklah sulit menentukan jumlah saham yang benar yang akan digunakan dalam perhitungan apabila hanya ada satu kelas saham dan sejumlah kecil transaksi modal saham.

d. Modal saham disajikan dan diungkapkan secara layak. Ini adalah hal terpenting untuk menyatakan bahwa 4 tujuan diatas telah terpenuhi. Auditor harus menentukan bahwa setiap kelas saham memiliki deskripsi yang tepat, termasuk jumlah saham yang diterbitkan dan beredar serta setiap hak khusus atas masing-masing kelas.

AUDIT DIVIDEN

Penekanan pada audit atas dividen adalah pada transaksinya dan bukan saldo akhir, kecuali jika ada hutang dividen.

Keenam tujuan spesifik audit atas transaksi relevan untuk dividen. Tujuan terpenting dari kontrol terhadap dividen, termasuk yang berkaitan dengan hutang dividen:

1. Dividen yang dicatat memang terjadi (keterjadian).

2. Dividen yang ada telah dicatat (kelengkapan).

3. Dividen telah dicatat secara akurat (keakuratan).

4. Dividen yang dibayar kepada pemegang saham adalah benar ada (keterjadian)

5. Utang dividen telah dicatat (kelengkapan).

6. Utang dividen telah dicatat secara akurat (keakuratan).

Keterjadian atas dividen yang dicatat dapat dicek dengan memeriksa notulen rapat dewan direksi menyangkut otorisasi jumlah dividen per saham dan tanggal pembayaran dividen .Ketika melalukan hal tersebut, auditor harus waspada terhadap kemungkinan belum tercatatnya dividen yang diumumkan, terutama mendekati tanggal neraca .Prosedur audit yang berkaitan dengan erat adalah mereview file dokumentasi audit permanen untuk menentukan apakah terdapat restriksi atas pembayaran dividen dalam perjanjian indenture obligasi atau provisi saham preferen .

Keakuratan dalam pengumuman deviden dapat diaudit dengan menghitung kembali jumlah atas dasar deviden per saham dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Jika klien menggunakan agen transfer untuk membagikan deviden, maka totalnya dapat ditelusuri ke ayat jurnal pengeluaran kas milik agen dan juga dikonfirmasi.

Jika klien menyimpan catatan dividen dan membayar dividen sendiri ,auditor dapat meverifikasi jumlah totalnya dengan menghitung kembali dan merujuk ke kas yang dikeluarkan .Selain itu, auditor harus memverifikasi apakah pembayaran dilakukan kepada pemegang saham yang memiliki saham per tanggal catatan dividen .Auditor dapat menguji hal ini dengan memilih sampel pembayaran dividen yang dicatat dan menelusuri nama penerima uang pada cek yang dibatalkan ke catatan dividen.Pada saat yang sama, auditor dapat memverifikasi jumlah dan otorisasi dari cek dividen. Pengujian terhadap utang dividen harus dilakukan bersamaan dengan dividen yang diumumkan .Setiap dividen yang belum dibayar harus dicatat sebagai hutang .

AUDIT LABA DITAHAN

Untuk sebagian besar perusahaan ,satu-satunya transaksi yang melibatkan laba ditahan adalah laba bersih untuk tahun tersebut dan dividen yang diumukan .Perubahan lain dalam laba ditahan dapat mencakup koreksi laba periode sebelumnya, penyesuian periode sebelumnya yang dibebankan atau dikredit secara langsung ke laba ditaha, dan penetapan atau eliminasi apropriasi laba ditahan.

Untuk memulai audit atas laba ditahan adalah menganalisis laba ditahan sepanjang tahun berjalan. Skedul audit yang menunjukkan analisis, yang biasanya merupakan bagian dari file permanen, berisi deskripsi setiap transaksi yang mempengaruhi akun tersebut.

Untuk menyelesaikan audit atas pengkreditan ke laba ditahan bagi laba bersih selama tahun tersebut (atau pendebetan bagi rugi bersih),auditor hanya perlu menelusuri ayat jurnal laba ditahan ke dalam laba bersih pada laporan laba rugi .Prosedur ini tentu saja harus dilakukan pada saat-saat terakhir auditing seluruh ayat jurnal penyesuaian yang mempengaruhi laba bersih selesai dibuat.

Dalam mengaudit pendebetan dan pengkreditan terhadap laba ditahan ,selain laba bersih dan dividen, auditor harus menentukan apakah transaksi itu telah dicantumkan,sebagai contoh ,penyesuain periode lalu hanya dapat dimasukkan ke dalam laba ditahan jika transaksi tersebut sesuai dengan APB Opinions dan FSAB Statement.

Setelah auditor yakin bahwa transaksi yang telah dicatat telah diklasifikasikan secara benar sebagai transaksi laba ditahan, langkah berikutnya adalah memutuskan apakah hal itu telah dicatat secara akurat. Bukti audit yang diperlukan menentukan keakuratan itu tergantung pada sifat transaksi .Sebagai contoh, jika ada peraturan yang mengharuskan adanya apropriasi untuk dana pelunasan obligasi ,jumlah apropriasi yang tepat dapat ditentukan dengan memeriksa perjanjian obligasi . Jika ada sejumlah besar kerugian yang dibebankan pada laba ditahan karena adanya kekosongan bahan baku dipabrik, bukti yang diperlukan untuk menentukan jumlah kerugian dapat menjadi kompleks serta melibatkan pemeriksaan atas sejumlah besar dokumen dan catatan, disamping diskusi dengan manajemen.

Auditor harus mengevaluasi apakah ada transaksi yang sebenarnya harus dimasukan tetapi belum dilakukan. Contohnya jika klien mengumumkan dividen saham, nilai pasar sekuritas yang diterbitkan harus dikapitalisasi dengan mendebet laba ditahan dan mengkredit modal saham. Demikian pula jika dalam laporan keuangan tercakup apropriasi laba ditahan ,auditor harus menilai apakah masih diperlukan aprpropriasi pada tanggal neraca.

Hal penting dalam mennetukan apakah laba ditahan diungkapkan dengan benar dalam neraca adalah keberadaan pembatasan-pembatasan terhadap pembayaran dividen .Seringkali perjanjian dengan bankir ,pemegang saham dan kreditor lainnya melarang atau membatasi jumnlah dividen yang dapat dibayarkan oleh klien .Pembatasan-pembatasan ini harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.