Sikap Gerakan Islam Di Indonesia Terhadap Aliran Syiah
description
Transcript of Sikap Gerakan Islam Di Indonesia Terhadap Aliran Syiah
-
1
Sikap Gerakan Islam di Indonesia Terhadap Syiah: Melacak
Pandangan NU, Muhammadiyah, PKS dan FPI
Oleh: Fadh Ahmad Arifan1
Dalam catatan sejarah Islam mulai munculnya aliran Syiah adalah pasca wafatnya
Khalifah Ali bin Abi Thalib. Syiah menjadi kekuatan politik yang utuh secara de jure
semenjak terjadinya peristiwa Karbala.2 Boleh jadi pembaca pernah dengar, beberapa ajaran
Syiah yang menyalahi ajaran Islam. Diantaranya nikah mutah, mengatakan al-Quran tidak
otentik, tidak ada sholat jumat, menganggap kepemimpinan Abu bakar, Umar, Ustman tidak
sah. Kemudian mereka punya kebiasaan menyiksa diri pada hari Asyurra dan punya
Syahadat ketiga (Saya bersaksi bahwa Ali adalah wali Allah).3 Kecuali Syiah Zaidiyyah,
sebagian besar sekte atau aliran dalam Syiah banyak yang menyalahi ajaran Islam. Pusat
perkembangan syiah saat ini berada di Iran, Lebanon, Bahrain, dan Suriah.
Sebetulnya di Indonesia, Syiah baru dikenal secara luas sejak pasca revolusi Iran.
Menurut Prof. Mohammad Baharun, sebelum peristiwa revolusi Iran umat Islam di negeri ini
hanya sedikit yang tahu, itupun dari tulisan-tulisan yang kurang memadai seperti kraya H.
Aboebakar Atjeh.4 Syiah di Indonesia penyebarannya berada di Jakarta, Bandung, Makasar,
Pekalongan, Semarang, Tegal, Jember, Malang, dan Bima. Menurut Tokoh Syiah Jalaluddin
Rakhmat, kantong Syiah terbesar ada di Bandung, di tempat kedua disusul Makassar, dan
ketiganya adalah Jakarta. Masih menurut Jalal, Menurut dia, populasi dan keberadaan
penganut Syiah tidak banyak diketahui karena menganut taqiyah, yaitu menyembunyikan
jati diri dan bersikap layaknya pemeluk Islam pada umumnya.5
Dewasa ini, aliran Syiah masih menjadi topik pemberitaan media terutama bertepatan
dengan konflik Suriah yang tak kunjung usai. Sebagaimana pembaca ketahui dari media,
konflik ini merembet ke isu sektarian antara Milisi Sunni di satu sisi dan Rezim Bashar
Asaad di pihak lain yang mewakili Syiah Alawiyyin.6 Menurut laporan PBB, sudah 93 ribu
1 Alumni MAN 3 Malang dan telah menyelesaikan S2 studi Islam di Sekolah Pascasarjana UIN Malang 2 M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Pustaka book publisher, 2007), hal
109-110 3 Tentang ajaran Syiah, lihat selengakapnya Musa al-Musawi, Meluruskan Penyimpangan Syiah, (Jakarta:
Qalam, 1995), h. 145-161; M. O. Baabdullah, Fatwa dan Pendirian Ulama Sunni terhadap Aqidah Syiah,
(Surabaya: Perhimpunan al-Irsyad al-Islamiyyah, tt); Ihsan Ilahi Dhahir, Virus Syiah: Sejarah Alenisme Sekte,
(Jakarta: Darul Falah, 2002) 4 Lihat Muhammad Baharun, Epistemologi Antagonisme Syiah, (Malang: Pustaka Bayan, 2004)
5 Cornila desyana, Bandung, Kantong Terbesar Syiah di Indonesia tempo.co diakses pada 2 September
2012 6 Tidak semua sekte Syiah Alawiyyin dukung rezim Asaad. Banyak keluarga Alawi di desa-desa yang sengsara
di bawah kepemimpinan Assad, dan tak terhitung lagi Alawi yang miskin dan tersingkir. Bahkan sebelum
konflik dimulai pada tahun 2011. Saat ini, pengikut Syiah Alawiyyin totalnya sekitar 12% dari populasi
penduduk Suriah. Sumber: Elizabeth Shakhman Hurd, The Dangerous illusion of an Alawite Regime bostonreview.net edisi 11 Juni 2013
-
2
jiwa meninggal dunia termasuk reporter, para ibu dan anak-anak yang tidak berdosa.7 Selain
itu, ada salah satu ulama terkemuka abad ini yang menjadi korban yakni Syeikh Said
Romadhon al-Buthi.8 Di dalam negeri kita, persoalan Syiah mencuat di Sampang, dimana
warga Syiah mengusik kedamaian warga setempat dengan membangun masjid dan rumah
pimpinan Syiah Sampang yaitu Tajul Muluk. Tak heran warga setempat yang mayoritas NU
terusik, sehingga mengambil tindakan tegas. Tercatat dalam konflik Syiah di Sampang
menyebabkan satu orang tewas dan sisanya luka-luka karena terkena bacokan.
Awalnya ratusan warga Syiah itu mengungsi di GOR Wijaya Kusuma Sampang, tetapi
karena desakan ribuan warga setempat akhirnya direlokasi ke rumah susun Pasar Induk
Agrobis Jemundo, Sidoarjo hingga waktu yang tidak ditentukan.9 Wakil Bupati Sampang
Fadhilah Budiono mengatakan, relokasi warga Syiah dilakukan agar mereka dapat tinggal di
tempat yang lebih layak. Bupati menambahkan, pengungsi yang ingin kembali ke kampung
halamannya tidak dimungkinkan karena alasan keamanan.10
Sayang sekali belum ada
penelusuran lebih dalam tentang tipologi penganut Syiah Sampang. Apakah mereka
tergolong Syiah Ideologis, Setengah Sunni setengah Syiah (Su-Syi) ataukah Simpatisan alias
ikut-ikutan saja. Dari situ, kita bisa ketahui mengapa seseorang bergabung ke aliran Syiah,
apakah karena tertarik dengan ajarannnya, tergiur uang atau hanya sekedar ikut-ikutan saja.11
Konflik Syiah di Sampang yang terjadi pada Agustus 2012 memunculkan polemik
khususnya di media televisi. Seingat penulis, salah satu narasumber yang juga Ketua umum
Ormas terbesar di sebuah televisi swasta mengklaim konflik di Sampang terjadi karena
masalah internal keluarga, tidak ada hubungannya dengan ajaran Syiah. Anehnya, media-
media bukannya mengundang pakar yang paham persoalan Syiah tetapi justru mengundang
kalangan liberal termasuk seorang pendeta yang selama ini berkoar-koar tentang kebebasan
beragama dan berkeyakinan. Ditambah lagi, seakan-akan keberadaan Syiah yang sejak 2004
meresahkan warga setempat berubah menjadi penggiringan simpati opini publik dan
pemutarbalikan fakta. Konflik Syiah Sampang juga mengundang penggiat HAM untuk
berkomentar secara serampangan. Salah satu anggota Komnas HAM dan Kontras Jatim
melabeli warga setempat di Sampang dengan sebutan kelompok ekstremis12
dan massa
Intoleran.13
Kata-kata itu sungguh keji!, Penulis yakin mereka tidak akan berani
mengucapkan kata-kata keji itu langsung di depan kiai dan warga NU Madura.
7 http://news.xinhuanet.com UN study indicates at least 93,000 people killed in Syria conflict diakses pada
13 Juni 2013 8 Tentang jejak rekam al-Buthi di Suriah, lihat Majalah Hidayatullah, Syaikh al-Buthy di Pusaran Konflik Suriah edisi Juni 2013. Hal 51-55 9 Kabar petang TV One Evakuasi Pengungsi Syiah tgl 20 Juni 2013 pk 18.53 wib; Pojok Kampung JTV tgl
20 Juni 2013 pk 21.05 wib; David Priyashidarta Pengungsi Syiah Pindah ke Rumah Susun tempo.co edisi Kamis, 20 juni 2013 10
http://bbc.co.uk, warga Syiah Sampang di Pindah ke Sidoarjo diakses pada 20 Juni 2013 pk 19.50 wib 11
Tentang tiga Tipologi penganut Syiah, lihat Muhammad Baharun, Tipologi Pemahaman Doktrin syiah di
Jawa Timur: Studi pada Jamaah YAPI, al-Hujjah dan al-Kautsar (Surabaya: PPs IAIN Sunan Ampel, 2006). 12
Koran Sinar Harapan, Pemerintah Tunduk pada Kelompok Ekstremis edisi 24 Juni 2014 13
Lihat Program ILC TV One, Syiah diusir, Negara Kemana? tgl 25 Juni 2013 pk 19.30-23.00 wib
-
3
Dalam tulisan singkat ini penulis tidak akan mengulas siapa yang salah dalam konflik
Syiah di Sampang, tapi yang akan penulis bahas adalah bagaimana sikap Gerakan Islam
terhadap aliran dan paham Syiah. Penulis hanya membatasi pada Gerakan Islam yang
berpengaruh dan memiliki pengikut tersebar luas seperti NU, Muhammadiyah, PKS dan FPI.
Diharapkan dengan mengetahui pandangan keempat gerakan Islam itu membuat pembaca
semakin yakin dan tidak terpengaruh media sekuler, statemen kalangan liberal dan penggiat
HAM yang ingin mengaburkan persoalan Syiah.
Sejauh penulusuran penulis terhadap kumpulan fatwa Bahtsul Masail, hanya ditemukan
fatwa keharaman nikah mutah. Nikah mutah menurut hukumnya haram dan tergolong
nikah fasidah.14
Sedangkan mengenai Syiah sebetulnya sudah sedari awal ketika NU berdiri
melalui salah satu pendiri NU telah mengingatkan bahaya Syiah sebagai paham di luar Ahlu
sunnah wal jamaaah. Adalah KH. Hasyim Asyari dalam Muqoddimah qonun asasi NU
menjelaskan dengan gamblang bahwa di luar 4 Imam mazhab, seperti Syiah Imamiyyah dan
Syiah Zaidiyyah adalah ahli bidah. Sehingga pendapat-pendapatnya tidak boleh diikuti.
Tak lupa, KH. Hasyim mengutip sebuah hadist, Nabi Muhammad SAW bersabda: Apabila
telah nampak fitnah dan bidah pencacian terhadap sahabatku, maka bagi orang alim harus
menampakkan ilmunya. Apabila orang alim tersebut tidak melakukan hal tersebut
(menggunakan ilmu untuk meluruskan golongan yang mencaci sahabat) maka baginya
laknat Allah, para malaikat dan laknat seluruh manusia.15
Dalam buku rujukan warga NU lainnya seperti Aswaja An-Nahdliyah yang dirilis oleh
PWNU Jawa timur, dengan tegas Aswaja menolak kelompok-kelompok yang menutup diri
dari golongan kaum Muslimin. Seperti yang dilakukan oleh kelompok Syiah. Buku ini juga
mengingatkan publik bahwa sikap menutup diri dari mayoritas umat itu juga terdapat pada
kelompok LDII, sikap seperti ini bukanlah tabiat dari Aswaja An-Nahdliyah.16
Sikap tegas terhadap aliran Syiah dilanjutkan secara konsisten oleh santri Pondok
Pesantren Sidogiri dengan mengkritisi salah satu buku seorang pakar tafsir Quran yang
dinilai pro kepada Syiah. Dalam buku Mungkinkah Sunnah-Syiah dalam Ukhuwah?
Dijelaskan perbedaan prinsipil antara Sunni dan Syiah sampai kapanpun tidak akan ada titik
temu. Para santri itu merekomendasikan kepada publik bahwa ketika berinteraksi dengan
penganut Syiah dalam kondisi apapun harus mengedepankan sikap kritis dan selektif.17
Muhammadiyah pun kurang lebih sama dalam merespon aliran Syiah khususnya di
Sampang. Dalam majalah tabligh edisi 1433H dijelaskan: pertama, Muhammadiyah
menolak konsep kesucian Imam-imam (Ishmatul Aimmah) dalam ajaran Syiah. Kedua,
14
PW LTN NU Jatim (peny), Ahkamul Fuqaha: Solusi problematika aktual hukum Islam, Keputusan
Muktamar, Munas dan Konbes Nahdlatul Ulama 1926-2004 (Surabaya: Khalista, 2007), hal 502-503 15
Lihat Gus Ishom Hadziq (ed), Irsyadu Sary: Kumpulan Kitab Karya Hadratus syaikh KH. Hasyim Asyari, (Jombang: Pustaka warisan Islam), hal 26 16
Tim PWNU Jawa timur, Aswaja an-Nahdliyah: Ajaran Ahlussunnah wa al-Jamaah yang Berlaku di Lingkungan Nahdlatul Ulama, (Surabaya: Khalista, 2007), hal 18 17
Ahmad Qusyairi Ismail dkk, Mungkinkah Sunnah-Syiah dalam Ukhuwah? Jawaban atas Buku Dr.
Quraish shihab (Pasuruan: Pustaka Sidogiri, 2007), hal 407
-
4
Muhammadiyah meyakini bahwa Nabi Muhammad saw tidak menunjuk siapa pun pengganti
beliau sebagai Khalifah. Kekhalifahan setelah beliau diserahkan kepada musyawarah umat.
Ketiga, Muhammadiyah menolak kultus individu terhadap Ali bin Abi Thalib dan
keturunannya. Keempat, Syiah hanya menerima hadist dari jalur Ahlul Bait, ini berakibat
ribuan hadis shahih walaupun diriwayatkan Bukhari-Muslim- ditolak oleh Syiah. Dengan
demikian, banyak sekali perbedaan antara Syiah dan Ahlus Sunnah baik masalah aqidah,
ibadah, munakahat, dan lain-lainnya.18
Terlepas dari sikap Muhammadiyah terhadap Syiah, atas dasar kemanusiaan
Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) mengirim
para relawan untuk melakukan pendampingan terhadap anak-anak di pengungsian GOR
Sampang.19
Relawan MDMC Mengajak anak-anak korban konflik Sampang bermain,
mendapatkan makanan tambahan dan cara hidup bersih dan sehat. Alasan MDMC
mendampingi anak-anak pengungsi Syiah karena semata-mata mengamalkan Surat al-Maun.
Uluran bantuan kepada mereka tidak memandang agama atau aliran.20 Sejak bulan Mei, tim
MDMC mendampingi anak anak dan perempuan di GOR Sampang. Tapi begitu suasana
memanas, pendampingan terhadap mereka terpaksa dihentikan.21
18
Majalah Tabligh edisi No. 7/IX/Jumadil Awal-Jumadil Akhir 1433 H, hal 5 19
https://twitter.com/MDMCIndonesia/status/343518756615634945 (diakses pada 9 Juni 2013 pk. 13.20 wib) 20
Status akun twitter MDMC Indonesia tgl 10 Juni 2013 21
Status akun twitter MDMC Indonesia tgl 20 Juni 2013
-
5
Setelah mengetahui sikap NU dan Muhammadiyah, lebih lengkap jika kita menyimak
pandangan PKS terhadap Syiah. Sebatas penulis ketahui, PKS hanya merilis sikap tentang
Ahmadiyah.22
Memang hingga kini Dewan Syariah Pusat PKS belum merilis Bayan,
Tadzkirah, Taujih, dan fatwa mengenai aliran Syiah. Akan tetapi, penulis mendapatkan info
menarik dari taklim pekanan PKS mengenai Syiah. Menurut informan penulis, belum ada
sikap tegas dari pemerintah apakah Syiah itu legal ataukah termasuk kelompok yang
dilarang, terbukti dengan banyaknya aset-aset Syiah di Indonesia. Berbeda dengan Lia Eden
yang sudah diseret ke Pengadilan. Terkait Syiah Sampang, jika menggunakan kekerasan
dalam menindak warga Syiah, maka kasihan anak-anak yang tidak bersalah. Fatwa haram
MUI saja tidak cukup, idealnya para ulama di MUI perlu membimbing warga Syiah ke jalan
yang benar.23
Selain PKS, gerakan Islam yang fokus terhadap penertiban tempat-tempat maksiat jelang
bulan puasa seperti Front Pembela Islam (FPI) pada tahun 2010 pernah merilis sikapnya
tentang aliran Syiah. FPI membagi aliran Syiah menjadi tiga macam: Pertama, Syiah
ghulat/ekstrem yaitu Syi'ah yang menuhankan/menabikan Ali ibn Abi Thalib atau meyakini
Al-Qur'an sudah dirubah dan dikurangi ayatnya. Syiah seperti ini statusnya kafir. Kedua,
Syiah Rafidoh yaitu Syi'ah yang tidak berkeyakinan seperti ghulat, tapi melakukan
penghinaan/pelecehan secara terbuka baik lisan atau pun tulisan terhadap para Sahabat Nabi
SAW seperti Abu Bakar dan Umar atau terhadap para isteri Nabi saw seperti 'Aisyah dan
Hafshah. Syi'ah golongan ini sesat, wajib diluruskan. Ketiga, Syiah mutadilah atau moderat
yaitu Syi'ah yang tidak berkeyakinan Ghulat dan tidak bersikap Rafidoh, mereka hanya
mengutamakan Ali di atas sahabat yang lain. Syi'ah golongan inilah yang disebut oleh Prof.
Sa'id Al-Buthi, Prof. Yusuf Qardhawi, Prof. Wahbah Az-Zuhaili, Mufti Mesir Syeikh Ali
Jum'ah dan lainnya, sebagai salah satu Madzhab Islam yang diakui dan mesti dihormati.
Syi'ah golongan ketiga ini mesti dihadapi dengan dakwah dan dialog bukan dimusuhi.24
Terkait konflik Syiah yang terjadi di Sampang, Pemimpin FPI Habib Rizieq berpendapat
pihak Sunni harus bisa menahan diri dan Syiah harus tahu diri. Artinya, pihak Sunni tidak
boleh mengkafirkan Syiah, apalagi menggeneralisir bahwa semua Syiah kafir. Adapun
Syiah, wajib insyaf dan sadar untuk tidak menyebar luaskan ajarannya di negeri-negeri
Sunni, termasuk Indonesia, baik aqidah mau pun Syariah, apalagi sikap menistakan hal-hal
yang dimuliakan Sunni, agar tidak memancing konflik. Jika Sunni menahan diri dan Syiah
tahu diri, maka dialog dengan ilmu dan adab dalam berbagai perbedaan Sunni dan Syiah bisa
dibangun, sehingga konflik berdarah pun bisa dihindarkan.25
22
Bagi Dewan Syariah PKS, Ahmadiyah adalah aliran yang sesat dan keluar dari agama Islam. Orang-orang
Ahmadiyah yang tidak mau bertaubat dan kembali pada ajaran Islam setelah disampaikan kepada mereka
penjelasan tentang kesesatan aqidahnya dan ajakan untuk kembali kepada aqidah dan Dinul Islam, maka
mereka murtad atau keluar dari ajaran Islam, sehingga statusnya bukan sebagai pemeluk Islam (sebagai non-
muslim) yang diperlakukan seperti kaum musyrikin bukan sebagai ahlul kitab. Lihat Bayan DSP PKS Nomer:
17/B/K/DSP-PKS/1429/ Tentang Ahmadiyah. 23
Percakapan pribadi penulis dengan kader pemula PKS tgl 20 Juni 2013 24
www.fpi.or.id Sikap FPI Terhadap Syiah dan Wahabi Senin 15 Februari 2010 25
www.fpi.or.id Pesan Imam Besar FPI Terkait Tragedi Sampang Selasa 28 Agustus 2012
-
6
Menutup tulisan ini, penulis berpesan kepada pembaca bahwa kita harus mewaspadai
beberapa modus baru Syiah. Ambil contoh Pasca konflik di Sampang, Syiah melalui
organisasi Ahlu bait Indonesia (ABI) menggelar diskusi dan seminar mengusung tema-tema
ukhuwah dan persatuan, seminar ini mendapat protes keras sejumlah ormas Islam terutama
Wahdah Islamiyyah di Makasar. Sejak Orde Reformasi, Syiah cukup gencar menerbitkan
buku-buku netral tentang Syiah akan tetapi itu merupakan bentuk Taqiyyah media.26
Tak
hanya itu saja, ada lagi modus baru mereka yakni menggandeng kaum liberal. Wacana yang
didepankan yaitu Syiah adalah bagian dari Islam, hanya beda penafsiran agama dan tidak
boleh menyesatkan aliran Syiah.27
Terakhir, pembaca harus mewaspadai langkah tokoh
Syiah yang beralih profesi menjadi politisi seperti Jalaluddin Rakhmat. Jalal langsung
ditunjuk menjadi caleg nomor urut 1 di dapil Jabar II yang meliputi Kabupaten Bandung dan
Bandung Barat. Menanggapi bergabungnya Jalaluddin Rahmat dengan cara menjadi caleg di
partai berlambang banteng itu, Farid Ahmad Okbah, pengamat Syiah yang aktif sebagai
anggota Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) mengatakan, sudah
banyak kader Syiah yang masuk ke berbagai partai, dan Jalaluddin Rahmat bukan yang
pertama. Karena itu umat Islam harus melek politik, mengingat mereka sudah menyusup ke
elit politik, dan jelas punya agenda sendiri untuk mengembangkan Syiah dan
melindunginya.28
Wallahuallam bishowwab
26
Misalnya Buku Putih Mazhab Syiah terbitan Ahlu Bait Indonesia tahun 2012. Buku bercover putih ini diberi
kata pengantar oleh Prof Quraish shihab. Dalam kata pengantar, Quraish shihab tidak memungkiri ada Syiah
yang sesat. Tetapi anehnya beliau tidak menunjukkan Syiah mana yang ia maksudkan dan sejauh mana
kesesatannya. 27
Kajian Umum Benang Merah Syiah dan Liberalisme di Indonesia dengan pemateri Kholili Hasib, MA di Malang 22 Mei 2013 28
www.voa-islam.com Jalaluddin Rakhmat Bergabung ke PDIP, Syiah Mulai cari Dukungan Politik diakses pada 11 Mei 2013