SIG 2013

32
TUGAS Sistem Informasi Geografis Oleh: Christian Xaverius Nim : 072.10.077 Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti Jakarta 2013

Transcript of SIG 2013

Page 1: SIG 2013

TUGAS

Sistem Informasi Geografis

Oleh: Christian Xaverius

Nim : 072.10.077

Jurusan Teknik Geologi

Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi

Universitas Trisakti

Jakarta

2013

Page 2: SIG 2013

2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN 3

BAB II DEFINISI SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) 4

BAB III DATA SPASIAL SIG 9

BAB IV TOPOLOGI DATA SPASIAL 13

BAB V ANALISIS SPASIAL 18

BAB VI APLIKASI SIG BATU BARA 22

BAB VII APLIKASI SIG DEPHUB 26

DAFTAR PUSTAKA 32

Page 3: SIG 2013

3

BAB I

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan teknologi komputer, khususnya perkembangan

software pengembangan sistem basis data digital-map yang dikenal dengan Sistem Informasi

Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS).

Model basis data SIG pada dasarnya menampilkan setiap satu informasi dalam

suatu layer (atau lembaran) peta digital. Dengan kecanggihan komputer, sejumlah layer peta

dapat ditumpang susunkan (overlap) sehingga melahirkan informasi yang dibutuhkan dalam

pengelolaan pendidikan. Misalnya, layer peta persebaran guru ditumpangsusunkan dengan

layer peta akses jalan raya, maka akan terlihat bahwa semakin rapat jalan raya (perkotaan)

persebaran guru akan semakin padat daripada di daerah yang kurang memiliki jaringan jalan

raya.

Selain memudahkan dalam data entry, pengolahan, dan menganalisis data, SIG juga

dapat menyimpan data kependidikan dalam jangka waktu yang lama. Data yang sudah

puluhan tahun tersimpan akan dengan mudah dipanggil atau dibaca kembali jika

dibutuhkan untuk berbagai keperluan. Oleh karena itu, dalam rangka menciptakan

rancangan model SIG dan atau pengembangan basis data yang dibutuhkan dalam pengelolaan

pendidikan dalam era otonomi daerah dipandang perlu dilakukan penelitian ini.

Pengelolaan pendidikan di daerah yang dapat dibantu oleh Sistem Informasi

Geografis (SIG) antara lain dapat mengetahui persebaran lokasi sekolah, persebaran guru

dengan berbagai kualifikasi dan tugas mengajarnya, perencanaan dalam pembangunan sarana

fisik, penanganan sekolah-sekolah di daerah terpencil, penyaluran berbagai bantuan seperti

untuk peningkatan kualifikasi guru, penyaluran bantuan untuk siswa yang rawan Drop Out

(DO),penyaluran dana bantuan bagi kerusakan ruang kelas, dan lain-lain.

Dengan adanya SIG, diharapkan akan memudahkan bagi setiap pengambil kebijakan

pendidikan di kabupaten/kota dalam pengelolaan pendidikan termasuk di dalamnya

pemerataan guru, penempatan dan mutasi guru, penyaluran berbagai dana perbantuan bagi

siswa dan sekolah, rehab gedung dan ruang kelas, dan lain-lain.

Page 4: SIG 2013

4

BAB II

DEFINISI SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS)

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu komponen yang terdiri dari perangkat lunak, perangkat keras, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbarui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis (Budiyanto, 2002).

Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu sistem informasi yang dapat memadukan antara data grafis dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geografis di bumi (georeference). Di samping itu, Sistem Informasi Geografi ini juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data. Untuk selanjutnya menghasilkan output yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah geografi. Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan terjemahan dari Geographical Information System (GIS). Komponen-komponen pendukung SIG terdiri dari lima komponen yang bekerja secara terintegrasi yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data, manusia, dan metode yang dapat diuraikan sebagai berikut:

Perangkat Keras (hardware) Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian dari sistem komputer yang mendukung analisis goegrafi dan pemetaan. Perangkat keras SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta mendukung operasioperasi basis data dengan volume data yang besar secara cepat. Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa bagian untuk menginput data, mengolah data, dan mencetak hasil proses. Berikut ini pembagian berdasarkan proses :

1. Input data: mouse

2. Olah data: processor, RAM, VGA Card

3. Output data: screening.

Page 5: SIG 2013

5

Perangkat Lunak (software)

Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisa, memvisualkan data-data baik data spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:

1. Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG

2. Data Base Management System (DBMS)

3. Alat untuk menganalisa data-data

4. Alat untuk menampilkan data dan hasil analisa

Data

Pada prinsipnya terdapat dua jenis data untuk mendukung SIG yaitu : Data Spasial

1. Data Spasial. Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.

2. Data Non Spasial (Atribut)Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial yang ada.

Manusia

Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena manusia adalah perencana dan pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem informasi lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan mengelola sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaannya sehari-hari.

Metode

Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap permasalahan. SIG yang baik tergantung pada aspek desain dan aspek realnya.

Page 6: SIG 2013

6

Contoh Gambar Bagaimana hal hal di atas saling berhubungan di dalam SIG

Aplikasi GIS terdiri dari alat yang efektif yang tidak hanya mengatur data dalam cara yang

sistematis, tetapi juga hadir dalam format pengguna interaktif. Sebuah cabang studi khusus

yang dikenal sebagai Ilmu Informasi Geografis membiasakan mahasiswa dengan konsep

geografis, sistem dan aplikasi.

Sistem studi bertindak sebagai alat yang ampuh dan melakukan fungsi-fungsi berikut:

Organisasi, presentasi dan revisi Analisis Data informasi spasial Penciptaan Persiapan

Pembentukan permintaan dari peta grafis dari database

SIG adalah sistem informasi yang mengintegrasikan pemetaan entitas grafis dengan database

yang sudah ada untuk memberikan gambaran lebih baik tentang berbagai faktor geografis.

Satu contoh yang baik dalam hal ini adalah GPS di ponsel, yang menggunakan Teknologi

yang sama untuk memungkinkan konsumen untuk menentukan posisi mereka saat

melakukanperjalanan dari satu titik ke titik yang lain.

GIS telah merevolusi seluruh konsep geografi. Ini telah memperluas ruang lingkup subjek

karena berusaha untuk memberikan solusi terhadap bencana dan risiko secara real time.

Bidang penting lain dimana Teknologi GIS digunakan untuk sebagian besar adalah bencana

dan manajemen risiko, perencanaan kota, kriminologi, logistik, arkeologi, manajemen aset,

pemasaran, pemetaan dll

Teknologi GIS melibatkan tiga dimensi matematis dilambangkan sebagai x, y dan z koordinat

memberikan gambar efek tiga dimensi visual yang. Koordinat ini mewakili bujur, lintang dan

ketinggian masing-masing. Ada juga variabel lain untuk mendapatkan informasi seperti kode

pos, km spidol dll Variabel-variabel spasial mapan kemudian dimasukkan ke dalam sistem

GIS.

Page 7: SIG 2013

7

SIG juga membantu untuk mengubah data ini ke dalam format dipahami pengguna untuk

menghasilkan peta. Peta berfungsi sebagai pedoman penting dalam menentukan lokasi

tertentu atau tempat. Statistik sensus adalah sumber berharga yang menumbuhkan peta-tata

letak dan dukungan informasi GIS tematik. Data disimpan dalam sistem GIS merupakan

benda nyata yang ditemukan di dunia seperti jalan, ketinggian, dan jarak sebagainya

sebagainya.

Singkatnya, GIS telah benar-benar menembus setiap bidang baik itu ilmu pengetahuan,

perdagangan atau seni. Para pecinta lingkungan, eksekutif atau lembaga pemerintah - semua

dari mereka menggunakan teknologi GIS untuk menemukan tempat-tempat yang khusus dan

memanfaatkannya untuk yang terbaik dari keuntungan mereka.

SIG juga memainkan peran yang sangat penting dalam layanan CAD terkait dimana kegiatan

seperti perencanaan kota dan survei didasarkan pada data yang diperoleh dari data GIS.

Tidak seperti sistem GIS tradisional, teknologi GIS modern sangat maju dalam hal kecepatan,

fleksibilitas otomatisasi, dan pengalihan. Ada berbagai metode yang digunakan untuk

membuat informasi digital untuk mempertahankan sistem GIS. Digitalisasi data ini dilakukan

dengan Computer Aided Design atau CAD.

Karena kehadiran Ortho-dikoreksi citra, kepala-up digitalisasi telah menjadi sumber utama

untuk mendapatkan data geografis yang relevan langsung di atas citra udara. Inilah sebabnya

mengapa sistem hari ini SIG telah menjadi lebih handal dan efisien, efektif menjadi

Ensiklopedi dari Bumi

Page 8: SIG 2013

8

Sumber :

Page 9: SIG 2013

9

BAB III

SPASIAL DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Terdapat dua jenis data yang dapat digunakan untuk merepresentasikan

ataumemodelkan fenomena-fenomena yang terdapat di dunia nyata.

Jenis data yang merepresentasikan aspek-aspek keruangan, disebut data posisi,

koordinat, ruang atau spasial, Jenis data yang merepresentasikan aspek-aspek deskriptif,

mencakup item dan properties, disebut juga data atribut atau data non-spasial

Jenis data keruangan (spasial) digunakan di bidang aplikasi seperti perencanaan

dan rekayasa teknik sipil, pemetaan digital, kartografi, perencanaan kota, arsitektur

dll.

Data spasial sering dipakai oleh sistem CAD (Computer Aided Design), CAC

(Computer Assisted Cartografi) dan remote sensing (penginderaan jarak jauh)

Konsep Model Data Spasial Pada SIG

Model data pada SIG sangat penting karena dapat memberikan ide

bagaimana menyimpan data dalam komputer dan bagaimana data tersebut dapat

dianalisa, dan data spasial merupakan data yang paling penting dalam

SIG.Sehingga dapat dibuat skema seperti pada gambar berikut ini :

Page 10: SIG 2013

10

Pada skema di atas yang dimaksud dengan maps adalah data spasial sedangkan

database merupakan data non-spasial. Untuk lebih jelasnya adalah

sebagai berikut:

1. Data Raster

Model data raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan spasial dengan

menggunakan struktur matriks atau pixel-pixel yang membentuk grid. Akurasi model

data ini sangat bergantung pada resolusi atau ukuran pixelnya (sel grid) di permukaan

bumi. Contoh data raster, dapat dilihat pada gambar diatas, adalah citra satelit

misalnya Spot, Landsat, dll. Konsep model data ini adalah dengan memberikan nilai

yang berbeda untuk tiap-tiap pixel atau grid dari kondisi yang berbeda.

Gambar Contoh Raster

2. Data Vektor

Model data vektor yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial

denganmenggunakan titik-titik, garis-garis, atau kurva atau poligon beserta atribut-

atributnya. Bentuk dasar representasi data spasial didalam sistem model data vektor,

didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi (x,y). dihubungkan pula dengan

atributnya.

Gambar Contoh Geo data Spasial

Page 11: SIG 2013

11

3. TIN model

Model data vektor yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data – data

spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis, atau kurva atau poligon beserta

atribut-atributnya. Bentuk dasar representasi data spasial didalam sistem model data

vektor, didefinisikan oleh sistem koordinat

kartesian dua dimensi (x,y).

Gambar 2.6 Contoh Hasil Data Spasial

Page 12: SIG 2013

12

Sumber :

Page 13: SIG 2013

13

BAB IV

TOPOLOGI DATA SPASIAL

Perkembangan pemanfaatan data spasial dalam dekade belakangan ini meningkat dengan

sangat drastis. Hal ini berkaitan dengan meluasnya pemanfaatan Sistem Informasi Geografis

(SIG) dan perkembangan teknologi dalam memperoleh, merekam dan mengumpulan data

yang bersifat keruangan (spasial). Teknologi tinggi seperti Global Positioning System (GPS),

remote sensing dan total station, telah membuat perekaman data spasial digital relatif lebih

cepat dan mudah. Kemampuan penyimpanan yang semakin besar, kapasitas transfer data

yang semakin meningkat, dan kecepatan proses data yang semakin cepat menjadikan data

spasial merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari perkembangan teknologi informasi.

Sistem informasi atau data yang berbasiskan keruangan pada saat ini merupakan salah satu

elemen yang paling penting, karena berfungsi sebagai pondasi dalam melaksanakan dan

mendukung berbagai macam aplikasi. Sebagai contoh dalam bidang lingkungan hidup,

perencanaan pembangunan, tata ruang, manajemen transportasi, pengairan, sumber daya

mineral, sosial dan ekonomi, dll. Oleh karena itu berbagai macam organisasi dan institusi

menginginkan untuk mendapatkan data spasial yang konsisten, tersedia serta mempunyai

aksesibilitas yang baik. Terutama yang berkaitan dengan perencanaan ke depan, data

geografis masih dirasakan mahal dan membutuhkan waktu yang lama untuk memproduksinya

(Rajabidfard, A. dan I.P. Williamson 2000). Beberapa tahun belakangan ini banyak negara

yang telah melakukan investasi dalam kegiatan pembangunan dan pengembangan sistem

informasi. Terutama dalam penggunaan, penyimpanan, proses, analisis dan peyebaran suatu

informasi.

Pengertian Data Spasial

Data spasial mempunyai pengertian sebagai suatu data yang mengacu pada posisi, obyek, dan

hubungan diantaranya dalam ruang bumi. Data spasial merupakan salah satu item dari

informasi, dimana didalamnya terdapat informasi mengenai bumi termasuk permukaan bumi,

dibawah permukaan bumi, perairan, kelautan dan bawah atmosfir (Rajabidfard dan

Williamson, 2000a). Data spasial dan informasi turunannya digunakan untuk menentukan

posisi dari identifikasi suatu elemen di permukaan bumi (Radjabidfard 2001). Lebih lanjut

lagi Mapping Science Committee (1995) dalam Rajabidfard (2001) menerangkankan

mengenai pentingnya peranan posisi lokasi yaitu, (1) pengetahuan mengenai lokasi dari suatu

aktifitas memungkinkan hubungannya dengan aktifiktas lain atau elemen lain dalam daerah

yang sama atau lokasi yang berdekatan dan (2) Lokasi memungkinkan diperhitungkannya

jarak, pembuatan peta, memberikan arahan dalam membuat keputusan spasial yang bersifat

kompleks.

Karakteristik utama dari data spasial adalah bagaimana mengumpulkannya dan

memeliharanya untuk berbagai kepentingan. Selain itu juga ditujukan sebagai salah satu

elemen yang kritis dalam melaksanakan pembangunan sosial ekonomi secara berkelanjutan

dan pengelolaan lingkungan. Berdasarkan perkiraan hampir lebih dari 80 % informasi

mengenai bumi berhubungan dengan iinformasi spasial (Wulan 2002).

Model Data Vektor

Page 14: SIG 2013

14

Model data vektor merupakan model data yang paling banyak digunakan, model ini

berbasiskan pada titik (points) dengan nilai koordinat (x,y) untuk membangun obyek

spasialnya. Obyek yang dibangun terbagi menjadi tiga bagian lagi yaitu berupa titik (point),

garis (line), dan area (polygon).

Titik (point)

Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana pada suatu obyek. Titik

tidak mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk simbol baik pada

peta maupun dalam layar monitor. Contoh : Lokasi Fasilitasi Kesehatan, Lokasi

Fasilitas Kesehatan, dll.

Garis (line)

Garis merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih titik dan

merepresentasikan obyek dalam satu dimensi. Contoh : Jalan, Sungai, dll.

Area (Poligon)

Poligon merupakan representasi obyek dalam dua dimensi.Contoh : Danau, Persil

Tanah, dll.

Jenis Contoh Representasi Contoh Atribut

Titik

1

2

34

5

ID Nama Lokasi

1 SMU 1 Kec. A

2 SDN B Kec. A

3 SMP 5 Kec. A

4 SDN A Kec. B

5 SMU 2 Kec. B

Garis

1 2

3

ID Status Jalan Kondisi

1 Jalan Nasional Baik

2 Jalan Provinsi Sedang

3 Jalan Kabupaten Rusak

Poligon

1

2

3

4

ID Guna Lahan Luas (Ha)

1 Sawah 20

2 Permukiman 30

3 Kebun 45

4 Danau 40

Gambar 11 : Contoh Representasi Data Vektor dan Atributnya

Page 15: SIG 2013

15

MODEL DATA VEKTOR

NON-TOPOLOGI TOPOLOGI

DATA SEDERHANA

(SIMPLE DATA)

DATA TINGKAT TINGGI

(HIGHER-DATA LEVEL)

TIN

(TRIANGULATED

IRREGULAR NETWORK)

REGIONSDYNAMIC

SEGMENTATION

Gambar 12 : Kategori Model Data Vektor

Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 12 diatas, model data vektor terbagi menjadi

beberapa bagian, diantaranya :

Topologi, biasa digunakan dalam analisis spasial dalam SIG. Topologi merupakan

model data vektor yang menunjukan hubungan spasial diantara obyek spasial. Salah

satu contoh adalah bahwa persimpangan diantara dua garis di pertemukan dalam

bentuk titik, dan kedua garis tersebut secara explisit dalam atributnya mempunyai

informasi sebelah kiri dan sebelah kanan. Topologi sangat berguna pada saat

melakukan deteksi kesalahan pada saat proses digitasi. Selain itu berguna pula dalam

melakukan proses analisis spasial yang bersifat kompleks dengan melibatkan data

spasial yang cukup besar ukuran filenya. Salah satu contoh analisis spasial yang dapat

dilakukan dalam format topologi adalah proses tumpang tindih (overlay) dan analisis

jaringan (network analysis) dalam SIG.

Non Topologi, merupakan model data yang mempunyai sifat yang lebih cepat dalam

menampilkan, dan yang paling penting dapat digunakan secara langsung dalam

perangkat lunak (software) SIG yang berbeda-beda. Non-topologi digunakan dalam

menampilkan atau memproses data spasial yang sederhana dan tidak terlalu besar

ukuran filenya. Pengguna hendaknya dapat mengetahui dengaan jelas dari kedua

format ini. Sebagai contoh dalam format produk ESRI, yang dimaksud dengan fomat

non-topologi adalah dalam bentuk shapefile, sedangkan format dalam bentuk topologi

adalah coverage.

Model data vektor dalam topologi lebih jauh lagi dapat dikembangkan dalam dua

kategori, yaitu Data Sederhana (Simple Data) yang merupakan representasi data yang

mengandung tiga jenis data (titik, garis, poligon) secara sederhana. Sedangkan Data

Tingkat Tinggi (Higher Data Level), dikembangkan lebih jauh dalam melakukan

pemodelan secara tiga dimensi (3 Dimensi/3D). Model tersebut adalah dengan

menggunakan TIN (Triangulated Irregular Network). Model TIN merupakan suatu set

data yang membentuk segitiga dari suatu data set ang tidak saling bertampalan. Pada

setiap segitiga dalam TIN terdiri dari titik dan garis yang saling terhubungkan

sehingga membentuk segitiga. Model TIN dangta berguna dalam merepresentasikan

ruang (spasial) dalam bentuk 3D, sehingga dapat mendekati kenyataan dilapangan.

Salah satu diantaranya adalah dalam membangun Model Permukaan Bumi Digital

Page 16: SIG 2013

16

(Digital Terrain Model/DTM).

Region, merupakan sekumpulan poligon, dimana masing-masing poligon tersebut

dapat atau tidak mempunyai keterkaitan diantaranya akan tetapi saling bertampalan

dalam satu data set.

Dymanic Segmentation, adalah model data yang dibangun dengan menggunakan

segmen garis dalam rangka membangun model jaringan (network).

Perbandingan Model Data Raster dan Model Data Vektor

Kedua model data spasial yang telah disebutkan diatas (raster dan vektor) mempunyai

karakteristik yang berbeda dalam mengaplikasikannya. Hal ini sangat bergantung pada

tujuan, analisis, sistem dan aplikasi yang akan digunakan. Tabel berikut ini memperlihatkan

perbandingan diantara kedua model tersebut.

Tabel 1 : Perbandingan Struktur Data Vektor dan Raster

Parameter Vektor Raster

Akurasi Akurat dan lebih presisi Sangat bergantung dengan ukuran grid/sel

Atribut Relasi langsung dengan DBMS

(database)

Grid/sel merepresentasikan atribut. Relasi

dengan DBMS tidak secara langsung

Kompleksitas Tinggi. Memerlukan algortima dan proses yang sangat kompleks

Mudah dalam mengorganisasi dan proses

Output Kualitas tinggi sangat bergantung

dengan plotter/printer dan kartografi

Bergantung terhadap output printer/plotter

Analisis Spasial dan atribut terintegrasi.

Kompleksitasnya sangat tinggi

Bergantung dengan algortima dan mudah

untuk dianalisis

Aplikasi dalam

Remote Sensing

Tidak langsung, memerlukan konversi Langsung, analisis dalam bentuk citra

sangat dimungkinkan

Simulasi Kompleks dan sulit Mudah untuk dilakukan simulasi

Input Digitasi, dan memerlukan konversi dari

scanner

Sangat memungkinkan untuk diaplikasikan

dari hasil konversi dengan menggunakan

scan Volume Bergantung pada kepadatan dan jumlah

verteks

Bergantung pada ukuran grid/sel

Resolusi Bermacam-macam Tetap

Page 17: SIG 2013

17

Sumber :

Page 18: SIG 2013

18

BAB V

Analisis Spasial

Analisa spasial merupakan sekumpulan

metoda untuk menemukan dan

menggambarkan tingkatan/ pola dari

sebuah fenomena spasial, sehingga dapat

dimengerti dengan lebih baik. Dengan

melakukan analisis spasial, diharapkan

muncul infomasi baru yang dapat

digunakan sebagai dasar pengambilan

keputusan di bidang yang dikaji. Metoda

yang digunakan sangat bervariasi, mulai

observasi visual sampai ke

pemanfaatanmatematika/statistikterapan

(Sadahiro,2006).

Sebagai sebuah metode, analisis spasial berusaha untuk membantu perencana dalam

menganalisis kondisi permasalahan berdasarkan data dari wilayah yang menjadi sasaran. Dan

konsep-konsep yang paling mendasari sebuah analisis spasial adalah jarak, arah, dan

hubungan. Kombinasi dari ketiganya mengenai suatu wilayah akan bervariasi sehingga

membentuk perbedaan yang signifikan yang membedakan satu lokasi dengan yang lainnya.

Dengan demikian jarak, arah, dan hubungan antara lokasi suatu objek dalam suatu wilayah

dengan objek di wilayah yang lain akan memiliki perbedaan yang jelas. Dan ketiga hal

tersebut merupakan hal yang selalu ada dalam sebuah analisis sapasial dengan tahapan-

tahapan tertentu tergantung dari sudut pandang perencana dalam memandang sebuah

permasalahan analisis sapasial (Cholid,2009:5).

Gambar yang terlihat di atas merupakan alur (Metode) dari proses penyelesaian analisis

spasial. Metode tersebut merupakan metode yang banyak digunakan untuk menyelesaikan

kasus-kasus spasial yang ada (Sadahiro, 2006). Kasus-kasus ini dapat berupa kasus:

Petroleum pipeline routing, Determining the best location for an LNG plant, Designing and

building structures of pipeline routing, Optimizing placement of biorefineries, Petroleum

exploration play risk, Least-cost pipeline routing design, dan lain sebagainya.

Pendapat serupa yang juga dijelaskan oleh Mike Morton (Chevron ETC - Earth Sciences -

New Venture) menerangkan langkah-langkah dalam mengolah dan menganailsa data-data

spasial.

Page 19: SIG 2013

19

Ada banyak metoda dalam melakukan Analisis Spasial. Berdasarkan Tujuannya, secara garis besar

dapatdibedakan menjadi 2 macam:

1. Analisis Spasial Exploratory,

digunakan untuk mendeteksi adanya pola khusus pada sebuah fenomenaspasial serta untuk menyusun sebuah

hipotesa penelitian. Metoda ini sangat berguna ketika hal yangditeliti merupakan sesuatu hal yang baru,

dimana peneliti tidak/ belum memiliki banyak pengetahuantentang fenomena spasial yang sedang diamati.

2. Analisis SpasialConfirmatory,

Dilakukan untuk mengonfirmasi hipotesa penelitian. Metoda ini sangat berguna ketika peneliti sudah memiliki

cukup banyak informasi tentang fenomena spasial yang sedangdiamati, sehingga hipotesa yang sudah ada

dapat diuji keabsahannya. pengertian ringkas menyatakan bahwa analisis spasial merupakan:a) Sekumpulan

teknik untuk menganalisis dara spasial b) Sekumpulan teknik yang hasil-hasilnya sangat bergantung pada

lokasi objek yang bersangkutan (yangsedang dianalisis)c) Sekumpulan teknik yang memerlukan akses baik

terhadap lokasi objek maupun atribut-atributnya

MODEL DATA RASTER

Model data raster menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan

menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid (Prahasta,

2001:140). Grid tersebut berbentuk kotak berwarna tertentu sesuai dengan nilai yang

dimilikinya dalam matriks. Jadi data raster tersebut dibentuk oleh kumpulan kotak-kotak

(grid) berwarna tersebut. Satu kotak/grid atau sel ini memiliki atribut tersendiri termasuk

koordinatnya yang unik.

Tingkat akurasi model data raster disebut resolusi. Resolusi merupakan ukuran piksel (sel

grid) dari data raster. Resolusi suatu data raster akan merujuk pada ukuran (atau luas)

permukaan bumi yang direpresentasikan setiap pikselnya. Makin kecil ukuran atau luas

permukaan bumi yang direpresentasikan oleh setiap pikselnya, maka semakin tinggi resolusi

spasialnya.

Data raster umumnya digunakan untuk menampilkan data mentah (raw data) seperti peta

dasar digitasi (biasanya hasil scanning), citra satelit, foto udara, dan sebagainya. Data mentah

inilah yang dijadikan input spasial dasar dalam GIS. Data ini harus menjalani proses digitasi

terlebih dahulu menjadi model data vektor agar bisa dianalisis lebih lanjut menggunakan

tools GIS. Selain berfungsi sebagai data mentah, model data raster juga sangat berguna dalam

menampilkan data kontinyu (non diskrit) seperti data temperatur, ketinggian/elevasi,

tekanan, dan sebagainya.

MODEL DATA VEKTOR

Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan

menggunakan titik-titik (points), garis-garis (lines) atau kurva (arc), atau luasan

(polygons), beserta atribut-atributnya (Prahasta, 2001: 151). Pada umumnya, data GIS

disajikan dalam bentuk vektor. Dalam model data vektor, garis-garis atau kurva merupakan

sekumpulan titik-titik yang dihubungkan. Sedangkan, luasan atau poligon juga disimpan

sebagai sekumpulan titik-titik, dengan catatan bahwa titik awal dan titik akhir poligon

memiliki nilai koordinat yang sama (poligon tertutup sempurna).

Representasi vektor dari suatu objek merupakan suatu usaha dalam menyajikan objek yang

bersangkutan sesempurna mungkin. Oleh karena itu, ruang atau dimensi koordinat

Page 20: SIG 2013

20

diasumsikan bersifat kontinyu (tidak dikuantisasi sebagaimana pada model data raster) yang

memungkinkan semua posisi, panjang, dan dimensi didefinisikan dengan presisi. Maka tidak

heran proses analisis GIS lebih banyak menggunakan model data vektor ketimbang model

data raster.

Contoh Gambar Analisis Spasial

Seperti telah diuraikan sebelumnya, data vektor terbentuk dari tiga jenis geometri yakni titik

(point), garis (line), dan area (polygon). Oleh karena itu, objek-objek di permukaan bumi

perlu divisualisasikan dalam ketiga geometri tersebut agar bisa diproses dengan GIS. Contoh

visualisasi dunia nyata menjadi elemen gambar ketiga geometri tersebut antara lain landmark

dan fasilitas sebagai titik, jalan dan sungai sebagai garis, dan daerah administrasi tertentu

sebagai area. Berikut ini penjelasan lebih dalam mengenai ketiga entitas geometri tersebut.

1. Titik (point) meliputi semua objek grafis atau geografis yang dikaitkan dengan

pasangan koordinat (x,y). Selain memuat informasi koordinat, data titik juga bisa saja

merupakan suatu simbol yang memiliki keterkaitan dengan informasi lain. Satu buah

objek titik memiliki satu baris dalam tabel atribut. Karakteristik-karakteristik dari titik

ini dijelaskan oleh kolom-kolom yang dibentuk pada tabel atribut. Contoh-contoh

objek dunia nyata yang biasa direpresentasikan sebagai titik antara lain kota,

pelabuhan, bandara, rumah sakit, sekolah, dan sebagainya. Perlu diingat bahwa

representasi ini sifatnya tidak mutlak melainkan relatif terhadap skala peta. Dalam

skala peta yang lebih besar, kota dan bandara bisa saja direpresentasikan sebagai

area/luasan (polygon).

2. Garis (line) merupakan semua unsur-unsur linier yang dibangun dengan

menggunakan segmen-segmen garis lurus yang dibentuk oleh dua titik koordinat atau

lebih (Burrough, 1994). Entitas garis yang paling sederhana memerlukan ruang untuk

menyimpan titik awal dan titik akhir (dua pasangan koordinat x,y) berserta informasi

lain mengenai simbol yang digunakan untuk merepresentasikannya. Garis tunggal

yang terbentuk dari titik awal dan titik akhir saja disebut sebagai line. Sedangkan

garis bersegmen banyak yang terbentuk dari banyak titik (vertex) disebut polyline.

Dalam GIS, baik line maupun polyline dianggap sebagai suatu entitas yang sama

yakni polyline. Setiap satu entitas polyline memiliki satu baris dalam tabel atribut.

Karakteristik dari entitas ini disimpan dalam kolom-kolom tabel atribut. Objek-objek

dunia nyata yang sering direpresentasikan sebagai polyline antara lain jalan, sungai,

jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan telepon, dan sebagainya.

Page 21: SIG 2013

21

3. Area (polygon) merupakan suatu objek tertutup yang memiliki luasan. Polygon dapat

direpresentasikan dengan berbagai cara di dalam model data vektor. Karena

kebanyakan peta tematik yang digunakan dalam GIS berurusan dengan polygon,

metode-metode representasi dan pemanipulasian entity ini banyak mendapat

perhatian. Seperti halnya titik dan polyline, satu objek poligon juga diwakili oleh satu

baris pada tabel atribut. Poligon biasanya digunakan untuk merepresentasikan objek

dunia nyata yang memiliki luasan seperti wilayah administrasi, danau, guna lahan,

jenis tanah, dan sebagainya.

Contoh Gambar Hasil Analisis Spasial

Page 22: SIG 2013

22

Sumber :

Page 23: SIG 2013

23

BAB VI

Aplikasi SIG Batu Bara

Penggunaan SIG dalam BatuBara :

De ng a n ada n ya s u r ve i d apa t d ip e r o le h ju mla h t a m b a n g b a t u b a r a l o k a l

d a n d a e r a h l o k a s i , p e l a y a n a n d e n g a n m e n g e m b a n g k a n kar a k t e r is t ik

r unt u h da n r e t ak . De ng a n GI S , k it a dapa t me mbu at eva lu as i awa l

bag istabilitas dan menentukan intensitasnya.

Dari tahun 1995 sampai 2000, US Geological Survey (USGS)

dilaksanakan penilaian batubara dengan zona batubara yang diharapkan dapat

menghasilkan sebagian besar batubara untuk beberapa dekade berikutnya. Lapisan

batu bara dan model zona batu bara yang diproduksi di masing-masing wilayah.

Met o de Pe ne l it ia n B er da sa r k a n pa da r e mo t e Se ns ing da n GI S ,

eks t r ak s i informasi spasial utama batubara tumpukan sampah yang

lingkungannya mendukungevaluasi dan restorasi ekologi, yang daerah 2D luas permukaan

dan volume. Sementaraitu, DEM didirikan sebagai proses tengah dan jembatan untuk spasial

ekstraksi informasi.Berbagai pendekatan untuk ekstraksi informasi spasial dengan

menggunakan remote citra peng ind er aa n t e la h d ik e mba ngk a n da n

d i imp le me nt a s ika n pad a s e r ia l ko mp ut e r . Berdasarkan citra penginderaan

jarak jauh dan kontur sebelumnya berasal dari pra - pengolahan mentah remote

sensing gambar dan peta topografi, gambar interpretasi dantiga Analisis dimensi

dilakukan dalam rangka untuk memperoleh Area Bunga (AOT) danDigital Elevat ion

Model (DEM).

Lebih jauh Perhitungan informasi spasial batubara adalah tumpukan pembuangan

sampah Oleh karena itu dilakukan berdasarkan AOI danDEM di bawah GIS operasi platform.

ArcGIS dan dipilih sebagai ERDAS GIS perangkatlunak dan perangkat lunak RS, masing-

masing, baik dari ESRI.Re nc a na Ar e a : Sa la h s a t u das a r ya ng pa l ing ber gu na

GI S me mu ng k in k a noperator produksi daerah ringkasan informasi dari temat ik

lapisan. Dengan data raster,sistem GIS memperoleh secara nilai dengan menghitung

jumlah nilai masing-masing sel,k e m u d i a n m e n g a l i k a n n y a d e n g a n l u a s

Page 24: SIG 2013

24

s e t i a p u n i t . D a l a m s i s t e m v e k t o r , y a n g Perhitungan dilakukan berdasarkan

geometri poligon. Data yang tersedia dalam studi iniadalah data raster dan Oleh karena

itu daerah rencana data raster metode penghitungandiadopsi. Sistem perhitungan

raster biasanya lebih cepat di daerah operasi daripadasistem perhi tungan vektor.

Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa ketika kita secara

Efekt if 'menghitung sel', mereka menderita kesalahan kuant isasi, yang akan

lebih besar dengan resolusi lebih rendah. Berkenaan dengan data raster

digunakan dalam studi ini,data DEM dibangun di atas meja peta dengan 1m equidistance,

yang merupakan berasaldari peta topografi dengan skala besar 1:1000, sementara

gambar penginderaan jauhdifoto berdasarkan udara-lahir platform dengan resolusi 0.5m.

Sebagai hasilnya, masalahkesalahan kuantisasi rendah dapat diabaikan.Da la m c i t r a 199 9

t e r dapa t ja u h le b ih co a lmine s ke c i l , t e t ap i ska la ga mbar terlalu kecil, dan

yang lebih kecil coalmines 'lokasi dan rentang t idak dapat ditentukan secara efektif.

Foto udara pada bulan Juni 2005 telah padat vegetasi cakupan, dan ambruk se car a s e r iu s

ik u t ca mpur de nga n t a na ma n, t e t ap i me r ek a t e r ce r min d epo s it o

h i t a mseperti batu bara tumpukan, batubara cuci bintik-bintik dan ditinggalkan coalmines

kecil

Penyebaran Batu Bara di Indonesia

Jelas. Sejak tahun 1998, pemerintah setempat telah meluncurkan serangkaian

tindakant e r ha dap p er t a mba nga n kec i l , sep er t i pe nu t upa n,

a bo r s i, ko mbina s i , d a n r ek t i f ik a s i , membuat banyak coalmines kecil benar -

benar hilang dari tanah. Tapi dalam gambar Q u i c k b i r d s e b e l u m 2 0 0 5 ,

d i s t r i b u s i h a m p i r s e m u a b i s a c o a l m i n e s M e n a f s i r k a n p er muk aa n

r unt u h, r e t ak da n co a lmine s k ec i l da r i g a mbar pe ng ind er a a n ja u h

k it a t e r u t a ma t e r ga nt u ng p ada f it u r ga mba r ( ya it u s pek t r a l f i t u r : nad a

da n w ar na) da n karakterist ik spasial (bentuk, ukuran, bayangan, tekstur, grafik,

lokasi dan tata letak).Analisis dan penalaran yang komprehensif dari berbagai terkait

penginderaan jarak jauhnon-informasi (seperti peta topografi, distribusi dikenal ditambang

peta wilayah, daerah pe la yar u s ia , su r ve i p e t a be nca n a geo lo g i d i ma sa la lu ,

d l l)

D iko mbina s ik a n de nga n perubahan t ingkat ketinggian permukaan juga

memainkan peran pent ing peran. Dalam pr o ses p e na fs i r a n, pe nggu naa n

s t e r eo sco p y int e r p r e t as i da n p e ngo la ha n g a mbar meningkatkan efek visual

gambar dan ketepatan hasil secara efektif.Perkiraan Tersedia alat untuk Pertambangan

Batubara oleh Metode Metodeuntuk memperkirakan tersedia batubara dengan

Page 25: SIG 2013

25

metode pertambangan dimulai denganl a p i s a n G I S d i k e m b a n g k a n o l e h

A p p a l a c h i a n U t a r a B a s i n b a t u b a r a t i m p e n i l a i ; me na mba hka n

la p is a n d iper lu ka n mina b i l it y unt uk me ner a pka n k r it e r ia

mina b i l i t y mengembangkan dan menerapkan kriteria untuk menentukan jumlah

maksimum yangt e r s ed ia ba t ubar a ; be r laku pe mbat a sa n so s ia l da n

l i ngku nga n u nt uk me ne t apka n m e n y i s i h k a n b a t u b a r a ; d a n b e r l a k u

m i n i m a l u k u r a n b l o k p e r t a m b a n g a n u n t u k mengident ifikasi dan

menyisihkan tersisa bersebelahan batubara yang terlalu kecil dan tidak ekonomis

untuk pembangunan. Akhir hasil dari penerapan alat adalah sebuah petadan data digital itu

mengident ifikasi blok batu bara di Pittsburgh sisa lapisan batu bara

Tersedia untuk pertambangan oleh teknologi pertambangan tertentu. Hanya

deskripsis ingk a t t ent ang a p l ik as i d a r i a la t in i d is ed ia ka n da la m ma k a la h

in i . Wat so n ( 20 02) memberikan rincian tambahan tentang penggunaan alat dan

laporan contoh tambahanhasil untuk batubara Pittsburgh tempat tidur. GIS Dasar

Penilaian Layer GIS berikut lapisan, yang disusun oleh Appalachian Basin Utara

penilaian batubara t im,

Digunakanuntuk menandai lokasi dan kuantitas batubara Pittsburgh:

(1) besarnya area sumber daya batubara.

(2) sisa luas areal sumber daya batubara.

(3)luasnya daerah areal ditambang,

(4) ketebalan isopach batubara .

(5) struktur kontur.

Penggambaran Penyebaran Batubara dengan bantuan aplikasi SIG

Page 26: SIG 2013

26

L ima k e nd a la ya ng d it e r apk a n da la m a na l is is GI S u nt uk

me ngg a mbar ka n tersedia untuk pertambangan batubara. Pertama, semua batu bara yang

tersisa kurang dari12 masuk dalam ketebalan yang diident ifikasi dan dihapus dari

pertimbangan untuk set iap aplikasi karena pertambangan bat ubara umumnya t ipis

ini t idak ekonomis saya.K e d u a , 5 0 f t h o r i s o n t a l p e n g h a l a n g

k e a m a n a n d i t e m p a t k a n d i s e k i t a r h i s t o r i s ditambangdaerah dan

batubara yang tersisa di penghalang keselamatan disisihkan olehanalisis untuk

industri mensimulasikan praktek-praktek keselamatan dan peraturanKet iga , GI S

bu f fe r ing da n met o de k la s i f ik a s i d ia p l ik as ika n u nt uk

me ng h i la ng ka n batubara di daerah terlarang dan penyangga di sekitar daerah

terlarang (Suffredini danlain-lain, 1994; Rohrbacher dan lain-lain, 1993, 2000).

Keempat, pertimbangan teknis,misalnya, batu bara ketebalan, kedalaman overburden,

dan dip, khusus untuk Teknologi-t ek no lo g i p e r t a mba nga n ba t u ba r a d it e r a pka n

ke t ik a it u d iga mbar k a n ba g i mer e k a teknologi. Kelima, dalam rangka

memenuhi efisiensi operasional di pertamb angan,dinilai batubara blok diminta untuk

memiliki jumlah minimum batubara.

GIS telah berkembang berdampingan dengan penginderaan jarak jauh dalamkajian

ini. Pertama, memberikan kontribusi penginderaan jauh data untuk GIS, di manaremote

data penginderaan dapat memberikan informasi yang tepat waktu dengan

biayar e nda h d a n da la m be nt uk ya ng se su a i d e ng a n per s yar a t a n GI S .

Kedu a ba ik r e mo t e sensing dan GIS menggunakan peralatan yang sama dan serupa

program komputer untuk analisis dan tampilan, dan oleh karena itu dana investasi cenderung

tinggi dibandingkandengan tradisional metode survei.

Sebagai sumber informasi dasar, penginderaan jauh telah memainkan

peran penting dalam penggalian informasi coalmines kecil yang telah menghilang. GIS,

sebuahalat untuk analisis komprehensif. Perubahan elevasi tanah memiliki

hubungan dekatdengan batu bara pertambangan, tetapi berbagai faktor alam dan

manusia dapat jugame n ye ba bka n p er u ba ha n dar i p e r muk aa n t a na h, o le h

kar e na it u , a la sa n p er u ba ha n ketinggian harus dianalisis sesuai.Analisis suara

didasarkan pada ketersediaan data yang memiliki kualitas tinggidan kerapatan cukup

untuk penerapannya. Untuk kuant itas dan kualitas batu bara datayang dibuat

tersedia oleh USGS terbaru melalui program penilaian batubara

Page 27: SIG 2013

27

Sumber :

Page 28: SIG 2013

28

BAB VII

APLIKASI SIG DEPHUB

Aplikasi peta di atas adalah salah satu contoh layanan peta prasarana transportasi berbasis

web yang dipublikasikan oleh Pusat Data dan Informasi Sekretariat Jenderal Kementerian

Perhubungan. Layer Peta Dasar yang digunakan didapat dari Web Map Service Google inc.

Layer Prasarana Transportasi diambil dari layanan Map Service Kementerian Perhubungan

Republik Indonesia yang terintegrasi dengan SIG Prasarana Transportasi Kemenhub secara

keseluruhan, sehingga data tersebut merupakan data terbaru dan resmi.

Selain layanan peta berbasis web, melalui portal ini, masyarakat maupun instansi lain dapat

memanfaatkan layanan Web Map Service yang dapat di-interoperabilitaskan dengan aplikasi

lainnya. Portal ini juga merupakan salah satu bentuk partisipasi Kementerian Perhubungan

dalam simpul Jaringan Data Spasial Nasional berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No.

85 Tahun 2007.

Portal ini juga menyajikan data prasarana perhubungan berbentuk tabular seperti data

terminal, bandara, pelabuhan dll. Serta data-data statistik secara on-line terkait prasarana

transportasi dan beberapa data pendukung terkait. Data-data tersebut berbentuk data tabular,

grafik dan spasial.

Page 29: SIG 2013

29

Perkembangan kota merupakan suatu konsekuensi logis

dari proses urbanisasi yang berdampak path perubahan

fisik tata ruang kota.Perencanaan dan perancangan

kawasan khusus (spesific setting) di perkotaan

menghadapi permasalahan pengembangan yang sangat

kompleks. Proses penyusunan rancangan rencana

kawasan saat ini dilakukan dengan proses analisis

manual data fisik spasial yang memiliki keterbatasan

operasional dalam pengelolaan data kawasan.

Keterbatasan ini mengakibatkan analisis perencanaan kawasan dan pengambilan keputusan

perancangan tidak op¬timal. Aplikasi Sistem Infonnasi Geografis (SIG) digunakan dalam

peren¬canaan dan perancangan kawasan sebagai perangkat sistem pangkalan data (data

base). Sistem pangkalan data dituntut dapat menyediakan data fisik kawasan yang akurat,

lengkap dan komprehensif sesuai dengan kebutuhan analisis pengembangan fisik kawasan

(Yaakup, 1998). Menurut Yaakup (1997),

SIG mampu membuat analisis dan memberikan output dari berbagai jenis data dan dapat

diintegrasikan dengan pangkalan data dan perangkat lunak Lain (External packages). Data

penginderaan jauh (remote sensing image) dapat digunakan untuk mengidentifikasi

perkembangan fisik yang cepat path kawasan berkepadatan tinggi di kota dengan akurasi

tinggi(Gastellu-Etchegorry, 1987).

Paper ini mendiskusikan tentang aplikasi SIC)yang akan memberikan gambaran aplikasi SIG

dalam perencanaan dan perancangan perkotaan yang meliputi aspek:

(I) penyiapan data dalam sistem pangkalan data yang diperlukan dalam proses perencanaan

dan perancangan dan perancangan perkotaan;

(2) pendekatan analisis potensi kawasan dan simulasi pemanfaatan data base sebagai sistem

penunjang

Pada Web GIS kementrian perhubungan memiliki banyak sekali fitur-fitur yang berhubungan

dengan peta prasarana transportasi, contohnya : transportasi darat, laut, udara, dan

transportasi.

Web ini juga menyajikan data prasarana perhubungan berbentuk tabular seperti data terminal,

bandara, pelabuhan dll. Serta data-data statistik secara on-line terkait prasarana transportasi

dan beberapa data pendukung terkait. Data-data tersebut berbentuk data tabular, grafik dan

spasial.

Page 30: SIG 2013

30

Untuk melakukan testing, saya mencobanya dengan melakukan pencarian letak bandara Adi

sucipto, pilih bandara pada pencarian, lalu masukan nama bandara yang ingin dicari (Adi

sucipto) klik tanda merah yang muncul di atas peta, dan hasilnya kita dapat melihat lokasi

dimana bandara yang kita cari, seperti gambar dibawah ini :

Atau untuk lebih lengkapnya kita masuk ke menu pemetaan untuk melakukan pencarian,

sepertidibawahini

:

Page 31: SIG 2013

31

Sumber

:

Page 32: SIG 2013

32

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com/

http://iptek.net.id/ind/?mnu=8&ch=jsti&id=338

http://andipublisher.com/produk-0313004667-konsep-dasar-analisis-spasial.html

http://ctimz.blogspot.com/2011/09/konsep-analisis-spasial-untuk.html

http://erybaary.blogspot.com/2011/12/analisis-spasial.html

http://dosen.stmikbumigora.ac.id/2012/12/20/tugas-praktek-sig-pemrosesan-data-spasial/

http://tgc.lk.ipb.ac.id/2011/03/13/pengembangan-sistem-informasi-geografis-sig-dan-

penginderaan-jauh-untuk-pemutakhiran-data-spasial-kondisi-hutan/

https://docs.google.com/document/d/1EcQm7TzYkjItS8DIe3WekIeKfTzOKZuyAUcM16i8_

C0/edit?hl=en_US&pli=1

http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/12/sumber-data-spasial.html

http://www.slideshare.net/ujiiie/eksplorasi-batubara

http://ca.linkedin.com/pub/sig-anwarsyah-batubara/25/357/301

http://www.esdm.go.id/berita/batubara/44-batubara/810-mesdm-purnomo-yusgiantoro-buka-

sinkronisasi-sig-nasional-bidang-mineral-batubara-dan-panas-bumi.html

http://academia.edu/3032833/aplikasi_sistem_informasi_geografis_SIG_untuk_pengelolaan_

pertambangan_mineral_dan_batubara_di_kabupaten_Barito_Utara_Propinsi_Kalimantan_Te

ngah

http://gis.dephub.go.id/mapping/

http://gis.dephub.go.id/mapping/Mapservices.aspx

http://www.webstatsdomain.net/domains/gis.dephub.go.id/#.Ud9oU22WckI