SIG 2013
-
Upload
christian-xaverius -
Category
Documents
-
view
68 -
download
1
Transcript of SIG 2013
TUGAS
Sistem Informasi Geografis
Oleh: Christian Xaverius
Nim : 072.10.077
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi
Universitas Trisakti
Jakarta
2013
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
BAB II DEFINISI SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) 4
BAB III DATA SPASIAL SIG 9
BAB IV TOPOLOGI DATA SPASIAL 13
BAB V ANALISIS SPASIAL 18
BAB VI APLIKASI SIG BATU BARA 22
BAB VII APLIKASI SIG DEPHUB 26
DAFTAR PUSTAKA 32
3
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan teknologi komputer, khususnya perkembangan
software pengembangan sistem basis data digital-map yang dikenal dengan Sistem Informasi
Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS).
Model basis data SIG pada dasarnya menampilkan setiap satu informasi dalam
suatu layer (atau lembaran) peta digital. Dengan kecanggihan komputer, sejumlah layer peta
dapat ditumpang susunkan (overlap) sehingga melahirkan informasi yang dibutuhkan dalam
pengelolaan pendidikan. Misalnya, layer peta persebaran guru ditumpangsusunkan dengan
layer peta akses jalan raya, maka akan terlihat bahwa semakin rapat jalan raya (perkotaan)
persebaran guru akan semakin padat daripada di daerah yang kurang memiliki jaringan jalan
raya.
Selain memudahkan dalam data entry, pengolahan, dan menganalisis data, SIG juga
dapat menyimpan data kependidikan dalam jangka waktu yang lama. Data yang sudah
puluhan tahun tersimpan akan dengan mudah dipanggil atau dibaca kembali jika
dibutuhkan untuk berbagai keperluan. Oleh karena itu, dalam rangka menciptakan
rancangan model SIG dan atau pengembangan basis data yang dibutuhkan dalam pengelolaan
pendidikan dalam era otonomi daerah dipandang perlu dilakukan penelitian ini.
Pengelolaan pendidikan di daerah yang dapat dibantu oleh Sistem Informasi
Geografis (SIG) antara lain dapat mengetahui persebaran lokasi sekolah, persebaran guru
dengan berbagai kualifikasi dan tugas mengajarnya, perencanaan dalam pembangunan sarana
fisik, penanganan sekolah-sekolah di daerah terpencil, penyaluran berbagai bantuan seperti
untuk peningkatan kualifikasi guru, penyaluran bantuan untuk siswa yang rawan Drop Out
(DO),penyaluran dana bantuan bagi kerusakan ruang kelas, dan lain-lain.
Dengan adanya SIG, diharapkan akan memudahkan bagi setiap pengambil kebijakan
pendidikan di kabupaten/kota dalam pengelolaan pendidikan termasuk di dalamnya
pemerataan guru, penempatan dan mutasi guru, penyaluran berbagai dana perbantuan bagi
siswa dan sekolah, rehab gedung dan ruang kelas, dan lain-lain.
4
BAB II
DEFINISI SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS)
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu komponen yang terdiri dari perangkat lunak, perangkat keras, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbarui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis (Budiyanto, 2002).
Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu sistem informasi yang dapat memadukan antara data grafis dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geografis di bumi (georeference). Di samping itu, Sistem Informasi Geografi ini juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data. Untuk selanjutnya menghasilkan output yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah geografi. Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan terjemahan dari Geographical Information System (GIS). Komponen-komponen pendukung SIG terdiri dari lima komponen yang bekerja secara terintegrasi yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data, manusia, dan metode yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Perangkat Keras (hardware) Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian dari sistem komputer yang mendukung analisis goegrafi dan pemetaan. Perangkat keras SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta mendukung operasioperasi basis data dengan volume data yang besar secara cepat. Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa bagian untuk menginput data, mengolah data, dan mencetak hasil proses. Berikut ini pembagian berdasarkan proses :
1. Input data: mouse
2. Olah data: processor, RAM, VGA Card
3. Output data: screening.
5
Perangkat Lunak (software)
Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisa, memvisualkan data-data baik data spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:
1. Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG
2. Data Base Management System (DBMS)
3. Alat untuk menganalisa data-data
4. Alat untuk menampilkan data dan hasil analisa
Data
Pada prinsipnya terdapat dua jenis data untuk mendukung SIG yaitu : Data Spasial
1. Data Spasial. Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.
2. Data Non Spasial (Atribut)Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial yang ada.
Manusia
Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena manusia adalah perencana dan pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem informasi lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan mengelola sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaannya sehari-hari.
Metode
Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap permasalahan. SIG yang baik tergantung pada aspek desain dan aspek realnya.
6
Contoh Gambar Bagaimana hal hal di atas saling berhubungan di dalam SIG
Aplikasi GIS terdiri dari alat yang efektif yang tidak hanya mengatur data dalam cara yang
sistematis, tetapi juga hadir dalam format pengguna interaktif. Sebuah cabang studi khusus
yang dikenal sebagai Ilmu Informasi Geografis membiasakan mahasiswa dengan konsep
geografis, sistem dan aplikasi.
Sistem studi bertindak sebagai alat yang ampuh dan melakukan fungsi-fungsi berikut:
Organisasi, presentasi dan revisi Analisis Data informasi spasial Penciptaan Persiapan
Pembentukan permintaan dari peta grafis dari database
SIG adalah sistem informasi yang mengintegrasikan pemetaan entitas grafis dengan database
yang sudah ada untuk memberikan gambaran lebih baik tentang berbagai faktor geografis.
Satu contoh yang baik dalam hal ini adalah GPS di ponsel, yang menggunakan Teknologi
yang sama untuk memungkinkan konsumen untuk menentukan posisi mereka saat
melakukanperjalanan dari satu titik ke titik yang lain.
GIS telah merevolusi seluruh konsep geografi. Ini telah memperluas ruang lingkup subjek
karena berusaha untuk memberikan solusi terhadap bencana dan risiko secara real time.
Bidang penting lain dimana Teknologi GIS digunakan untuk sebagian besar adalah bencana
dan manajemen risiko, perencanaan kota, kriminologi, logistik, arkeologi, manajemen aset,
pemasaran, pemetaan dll
Teknologi GIS melibatkan tiga dimensi matematis dilambangkan sebagai x, y dan z koordinat
memberikan gambar efek tiga dimensi visual yang. Koordinat ini mewakili bujur, lintang dan
ketinggian masing-masing. Ada juga variabel lain untuk mendapatkan informasi seperti kode
pos, km spidol dll Variabel-variabel spasial mapan kemudian dimasukkan ke dalam sistem
GIS.
7
SIG juga membantu untuk mengubah data ini ke dalam format dipahami pengguna untuk
menghasilkan peta. Peta berfungsi sebagai pedoman penting dalam menentukan lokasi
tertentu atau tempat. Statistik sensus adalah sumber berharga yang menumbuhkan peta-tata
letak dan dukungan informasi GIS tematik. Data disimpan dalam sistem GIS merupakan
benda nyata yang ditemukan di dunia seperti jalan, ketinggian, dan jarak sebagainya
sebagainya.
Singkatnya, GIS telah benar-benar menembus setiap bidang baik itu ilmu pengetahuan,
perdagangan atau seni. Para pecinta lingkungan, eksekutif atau lembaga pemerintah - semua
dari mereka menggunakan teknologi GIS untuk menemukan tempat-tempat yang khusus dan
memanfaatkannya untuk yang terbaik dari keuntungan mereka.
SIG juga memainkan peran yang sangat penting dalam layanan CAD terkait dimana kegiatan
seperti perencanaan kota dan survei didasarkan pada data yang diperoleh dari data GIS.
Tidak seperti sistem GIS tradisional, teknologi GIS modern sangat maju dalam hal kecepatan,
fleksibilitas otomatisasi, dan pengalihan. Ada berbagai metode yang digunakan untuk
membuat informasi digital untuk mempertahankan sistem GIS. Digitalisasi data ini dilakukan
dengan Computer Aided Design atau CAD.
Karena kehadiran Ortho-dikoreksi citra, kepala-up digitalisasi telah menjadi sumber utama
untuk mendapatkan data geografis yang relevan langsung di atas citra udara. Inilah sebabnya
mengapa sistem hari ini SIG telah menjadi lebih handal dan efisien, efektif menjadi
Ensiklopedi dari Bumi
8
Sumber :
9
BAB III
SPASIAL DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Terdapat dua jenis data yang dapat digunakan untuk merepresentasikan
ataumemodelkan fenomena-fenomena yang terdapat di dunia nyata.
Jenis data yang merepresentasikan aspek-aspek keruangan, disebut data posisi,
koordinat, ruang atau spasial, Jenis data yang merepresentasikan aspek-aspek deskriptif,
mencakup item dan properties, disebut juga data atribut atau data non-spasial
Jenis data keruangan (spasial) digunakan di bidang aplikasi seperti perencanaan
dan rekayasa teknik sipil, pemetaan digital, kartografi, perencanaan kota, arsitektur
dll.
Data spasial sering dipakai oleh sistem CAD (Computer Aided Design), CAC
(Computer Assisted Cartografi) dan remote sensing (penginderaan jarak jauh)
Konsep Model Data Spasial Pada SIG
Model data pada SIG sangat penting karena dapat memberikan ide
bagaimana menyimpan data dalam komputer dan bagaimana data tersebut dapat
dianalisa, dan data spasial merupakan data yang paling penting dalam
SIG.Sehingga dapat dibuat skema seperti pada gambar berikut ini :
10
Pada skema di atas yang dimaksud dengan maps adalah data spasial sedangkan
database merupakan data non-spasial. Untuk lebih jelasnya adalah
sebagai berikut:
1. Data Raster
Model data raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan spasial dengan
menggunakan struktur matriks atau pixel-pixel yang membentuk grid. Akurasi model
data ini sangat bergantung pada resolusi atau ukuran pixelnya (sel grid) di permukaan
bumi. Contoh data raster, dapat dilihat pada gambar diatas, adalah citra satelit
misalnya Spot, Landsat, dll. Konsep model data ini adalah dengan memberikan nilai
yang berbeda untuk tiap-tiap pixel atau grid dari kondisi yang berbeda.
Gambar Contoh Raster
2. Data Vektor
Model data vektor yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial
denganmenggunakan titik-titik, garis-garis, atau kurva atau poligon beserta atribut-
atributnya. Bentuk dasar representasi data spasial didalam sistem model data vektor,
didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi (x,y). dihubungkan pula dengan
atributnya.
Gambar Contoh Geo data Spasial
11
3. TIN model
Model data vektor yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data – data
spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis, atau kurva atau poligon beserta
atribut-atributnya. Bentuk dasar representasi data spasial didalam sistem model data
vektor, didefinisikan oleh sistem koordinat
kartesian dua dimensi (x,y).
Gambar 2.6 Contoh Hasil Data Spasial
12
Sumber :
13
BAB IV
TOPOLOGI DATA SPASIAL
Perkembangan pemanfaatan data spasial dalam dekade belakangan ini meningkat dengan
sangat drastis. Hal ini berkaitan dengan meluasnya pemanfaatan Sistem Informasi Geografis
(SIG) dan perkembangan teknologi dalam memperoleh, merekam dan mengumpulan data
yang bersifat keruangan (spasial). Teknologi tinggi seperti Global Positioning System (GPS),
remote sensing dan total station, telah membuat perekaman data spasial digital relatif lebih
cepat dan mudah. Kemampuan penyimpanan yang semakin besar, kapasitas transfer data
yang semakin meningkat, dan kecepatan proses data yang semakin cepat menjadikan data
spasial merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari perkembangan teknologi informasi.
Sistem informasi atau data yang berbasiskan keruangan pada saat ini merupakan salah satu
elemen yang paling penting, karena berfungsi sebagai pondasi dalam melaksanakan dan
mendukung berbagai macam aplikasi. Sebagai contoh dalam bidang lingkungan hidup,
perencanaan pembangunan, tata ruang, manajemen transportasi, pengairan, sumber daya
mineral, sosial dan ekonomi, dll. Oleh karena itu berbagai macam organisasi dan institusi
menginginkan untuk mendapatkan data spasial yang konsisten, tersedia serta mempunyai
aksesibilitas yang baik. Terutama yang berkaitan dengan perencanaan ke depan, data
geografis masih dirasakan mahal dan membutuhkan waktu yang lama untuk memproduksinya
(Rajabidfard, A. dan I.P. Williamson 2000). Beberapa tahun belakangan ini banyak negara
yang telah melakukan investasi dalam kegiatan pembangunan dan pengembangan sistem
informasi. Terutama dalam penggunaan, penyimpanan, proses, analisis dan peyebaran suatu
informasi.
Pengertian Data Spasial
Data spasial mempunyai pengertian sebagai suatu data yang mengacu pada posisi, obyek, dan
hubungan diantaranya dalam ruang bumi. Data spasial merupakan salah satu item dari
informasi, dimana didalamnya terdapat informasi mengenai bumi termasuk permukaan bumi,
dibawah permukaan bumi, perairan, kelautan dan bawah atmosfir (Rajabidfard dan
Williamson, 2000a). Data spasial dan informasi turunannya digunakan untuk menentukan
posisi dari identifikasi suatu elemen di permukaan bumi (Radjabidfard 2001). Lebih lanjut
lagi Mapping Science Committee (1995) dalam Rajabidfard (2001) menerangkankan
mengenai pentingnya peranan posisi lokasi yaitu, (1) pengetahuan mengenai lokasi dari suatu
aktifitas memungkinkan hubungannya dengan aktifiktas lain atau elemen lain dalam daerah
yang sama atau lokasi yang berdekatan dan (2) Lokasi memungkinkan diperhitungkannya
jarak, pembuatan peta, memberikan arahan dalam membuat keputusan spasial yang bersifat
kompleks.
Karakteristik utama dari data spasial adalah bagaimana mengumpulkannya dan
memeliharanya untuk berbagai kepentingan. Selain itu juga ditujukan sebagai salah satu
elemen yang kritis dalam melaksanakan pembangunan sosial ekonomi secara berkelanjutan
dan pengelolaan lingkungan. Berdasarkan perkiraan hampir lebih dari 80 % informasi
mengenai bumi berhubungan dengan iinformasi spasial (Wulan 2002).
Model Data Vektor
14
Model data vektor merupakan model data yang paling banyak digunakan, model ini
berbasiskan pada titik (points) dengan nilai koordinat (x,y) untuk membangun obyek
spasialnya. Obyek yang dibangun terbagi menjadi tiga bagian lagi yaitu berupa titik (point),
garis (line), dan area (polygon).
Titik (point)
Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana pada suatu obyek. Titik
tidak mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk simbol baik pada
peta maupun dalam layar monitor. Contoh : Lokasi Fasilitasi Kesehatan, Lokasi
Fasilitas Kesehatan, dll.
Garis (line)
Garis merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih titik dan
merepresentasikan obyek dalam satu dimensi. Contoh : Jalan, Sungai, dll.
Area (Poligon)
Poligon merupakan representasi obyek dalam dua dimensi.Contoh : Danau, Persil
Tanah, dll.
Jenis Contoh Representasi Contoh Atribut
Titik
1
2
34
5
ID Nama Lokasi
1 SMU 1 Kec. A
2 SDN B Kec. A
3 SMP 5 Kec. A
4 SDN A Kec. B
5 SMU 2 Kec. B
Garis
1 2
3
ID Status Jalan Kondisi
1 Jalan Nasional Baik
2 Jalan Provinsi Sedang
3 Jalan Kabupaten Rusak
Poligon
1
2
3
4
ID Guna Lahan Luas (Ha)
1 Sawah 20
2 Permukiman 30
3 Kebun 45
4 Danau 40
Gambar 11 : Contoh Representasi Data Vektor dan Atributnya
15
MODEL DATA VEKTOR
NON-TOPOLOGI TOPOLOGI
DATA SEDERHANA
(SIMPLE DATA)
DATA TINGKAT TINGGI
(HIGHER-DATA LEVEL)
TIN
(TRIANGULATED
IRREGULAR NETWORK)
REGIONSDYNAMIC
SEGMENTATION
Gambar 12 : Kategori Model Data Vektor
Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 12 diatas, model data vektor terbagi menjadi
beberapa bagian, diantaranya :
Topologi, biasa digunakan dalam analisis spasial dalam SIG. Topologi merupakan
model data vektor yang menunjukan hubungan spasial diantara obyek spasial. Salah
satu contoh adalah bahwa persimpangan diantara dua garis di pertemukan dalam
bentuk titik, dan kedua garis tersebut secara explisit dalam atributnya mempunyai
informasi sebelah kiri dan sebelah kanan. Topologi sangat berguna pada saat
melakukan deteksi kesalahan pada saat proses digitasi. Selain itu berguna pula dalam
melakukan proses analisis spasial yang bersifat kompleks dengan melibatkan data
spasial yang cukup besar ukuran filenya. Salah satu contoh analisis spasial yang dapat
dilakukan dalam format topologi adalah proses tumpang tindih (overlay) dan analisis
jaringan (network analysis) dalam SIG.
Non Topologi, merupakan model data yang mempunyai sifat yang lebih cepat dalam
menampilkan, dan yang paling penting dapat digunakan secara langsung dalam
perangkat lunak (software) SIG yang berbeda-beda. Non-topologi digunakan dalam
menampilkan atau memproses data spasial yang sederhana dan tidak terlalu besar
ukuran filenya. Pengguna hendaknya dapat mengetahui dengaan jelas dari kedua
format ini. Sebagai contoh dalam format produk ESRI, yang dimaksud dengan fomat
non-topologi adalah dalam bentuk shapefile, sedangkan format dalam bentuk topologi
adalah coverage.
Model data vektor dalam topologi lebih jauh lagi dapat dikembangkan dalam dua
kategori, yaitu Data Sederhana (Simple Data) yang merupakan representasi data yang
mengandung tiga jenis data (titik, garis, poligon) secara sederhana. Sedangkan Data
Tingkat Tinggi (Higher Data Level), dikembangkan lebih jauh dalam melakukan
pemodelan secara tiga dimensi (3 Dimensi/3D). Model tersebut adalah dengan
menggunakan TIN (Triangulated Irregular Network). Model TIN merupakan suatu set
data yang membentuk segitiga dari suatu data set ang tidak saling bertampalan. Pada
setiap segitiga dalam TIN terdiri dari titik dan garis yang saling terhubungkan
sehingga membentuk segitiga. Model TIN dangta berguna dalam merepresentasikan
ruang (spasial) dalam bentuk 3D, sehingga dapat mendekati kenyataan dilapangan.
Salah satu diantaranya adalah dalam membangun Model Permukaan Bumi Digital
16
(Digital Terrain Model/DTM).
Region, merupakan sekumpulan poligon, dimana masing-masing poligon tersebut
dapat atau tidak mempunyai keterkaitan diantaranya akan tetapi saling bertampalan
dalam satu data set.
Dymanic Segmentation, adalah model data yang dibangun dengan menggunakan
segmen garis dalam rangka membangun model jaringan (network).
Perbandingan Model Data Raster dan Model Data Vektor
Kedua model data spasial yang telah disebutkan diatas (raster dan vektor) mempunyai
karakteristik yang berbeda dalam mengaplikasikannya. Hal ini sangat bergantung pada
tujuan, analisis, sistem dan aplikasi yang akan digunakan. Tabel berikut ini memperlihatkan
perbandingan diantara kedua model tersebut.
Tabel 1 : Perbandingan Struktur Data Vektor dan Raster
Parameter Vektor Raster
Akurasi Akurat dan lebih presisi Sangat bergantung dengan ukuran grid/sel
Atribut Relasi langsung dengan DBMS
(database)
Grid/sel merepresentasikan atribut. Relasi
dengan DBMS tidak secara langsung
Kompleksitas Tinggi. Memerlukan algortima dan proses yang sangat kompleks
Mudah dalam mengorganisasi dan proses
Output Kualitas tinggi sangat bergantung
dengan plotter/printer dan kartografi
Bergantung terhadap output printer/plotter
Analisis Spasial dan atribut terintegrasi.
Kompleksitasnya sangat tinggi
Bergantung dengan algortima dan mudah
untuk dianalisis
Aplikasi dalam
Remote Sensing
Tidak langsung, memerlukan konversi Langsung, analisis dalam bentuk citra
sangat dimungkinkan
Simulasi Kompleks dan sulit Mudah untuk dilakukan simulasi
Input Digitasi, dan memerlukan konversi dari
scanner
Sangat memungkinkan untuk diaplikasikan
dari hasil konversi dengan menggunakan
scan Volume Bergantung pada kepadatan dan jumlah
verteks
Bergantung pada ukuran grid/sel
Resolusi Bermacam-macam Tetap
17
Sumber :
18
BAB V
Analisis Spasial
Analisa spasial merupakan sekumpulan
metoda untuk menemukan dan
menggambarkan tingkatan/ pola dari
sebuah fenomena spasial, sehingga dapat
dimengerti dengan lebih baik. Dengan
melakukan analisis spasial, diharapkan
muncul infomasi baru yang dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan di bidang yang dikaji. Metoda
yang digunakan sangat bervariasi, mulai
observasi visual sampai ke
pemanfaatanmatematika/statistikterapan
(Sadahiro,2006).
Sebagai sebuah metode, analisis spasial berusaha untuk membantu perencana dalam
menganalisis kondisi permasalahan berdasarkan data dari wilayah yang menjadi sasaran. Dan
konsep-konsep yang paling mendasari sebuah analisis spasial adalah jarak, arah, dan
hubungan. Kombinasi dari ketiganya mengenai suatu wilayah akan bervariasi sehingga
membentuk perbedaan yang signifikan yang membedakan satu lokasi dengan yang lainnya.
Dengan demikian jarak, arah, dan hubungan antara lokasi suatu objek dalam suatu wilayah
dengan objek di wilayah yang lain akan memiliki perbedaan yang jelas. Dan ketiga hal
tersebut merupakan hal yang selalu ada dalam sebuah analisis sapasial dengan tahapan-
tahapan tertentu tergantung dari sudut pandang perencana dalam memandang sebuah
permasalahan analisis sapasial (Cholid,2009:5).
Gambar yang terlihat di atas merupakan alur (Metode) dari proses penyelesaian analisis
spasial. Metode tersebut merupakan metode yang banyak digunakan untuk menyelesaikan
kasus-kasus spasial yang ada (Sadahiro, 2006). Kasus-kasus ini dapat berupa kasus:
Petroleum pipeline routing, Determining the best location for an LNG plant, Designing and
building structures of pipeline routing, Optimizing placement of biorefineries, Petroleum
exploration play risk, Least-cost pipeline routing design, dan lain sebagainya.
Pendapat serupa yang juga dijelaskan oleh Mike Morton (Chevron ETC - Earth Sciences -
New Venture) menerangkan langkah-langkah dalam mengolah dan menganailsa data-data
spasial.
19
Ada banyak metoda dalam melakukan Analisis Spasial. Berdasarkan Tujuannya, secara garis besar
dapatdibedakan menjadi 2 macam:
1. Analisis Spasial Exploratory,
digunakan untuk mendeteksi adanya pola khusus pada sebuah fenomenaspasial serta untuk menyusun sebuah
hipotesa penelitian. Metoda ini sangat berguna ketika hal yangditeliti merupakan sesuatu hal yang baru,
dimana peneliti tidak/ belum memiliki banyak pengetahuantentang fenomena spasial yang sedang diamati.
2. Analisis SpasialConfirmatory,
Dilakukan untuk mengonfirmasi hipotesa penelitian. Metoda ini sangat berguna ketika peneliti sudah memiliki
cukup banyak informasi tentang fenomena spasial yang sedangdiamati, sehingga hipotesa yang sudah ada
dapat diuji keabsahannya. pengertian ringkas menyatakan bahwa analisis spasial merupakan:a) Sekumpulan
teknik untuk menganalisis dara spasial b) Sekumpulan teknik yang hasil-hasilnya sangat bergantung pada
lokasi objek yang bersangkutan (yangsedang dianalisis)c) Sekumpulan teknik yang memerlukan akses baik
terhadap lokasi objek maupun atribut-atributnya
MODEL DATA RASTER
Model data raster menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid (Prahasta,
2001:140). Grid tersebut berbentuk kotak berwarna tertentu sesuai dengan nilai yang
dimilikinya dalam matriks. Jadi data raster tersebut dibentuk oleh kumpulan kotak-kotak
(grid) berwarna tersebut. Satu kotak/grid atau sel ini memiliki atribut tersendiri termasuk
koordinatnya yang unik.
Tingkat akurasi model data raster disebut resolusi. Resolusi merupakan ukuran piksel (sel
grid) dari data raster. Resolusi suatu data raster akan merujuk pada ukuran (atau luas)
permukaan bumi yang direpresentasikan setiap pikselnya. Makin kecil ukuran atau luas
permukaan bumi yang direpresentasikan oleh setiap pikselnya, maka semakin tinggi resolusi
spasialnya.
Data raster umumnya digunakan untuk menampilkan data mentah (raw data) seperti peta
dasar digitasi (biasanya hasil scanning), citra satelit, foto udara, dan sebagainya. Data mentah
inilah yang dijadikan input spasial dasar dalam GIS. Data ini harus menjalani proses digitasi
terlebih dahulu menjadi model data vektor agar bisa dianalisis lebih lanjut menggunakan
tools GIS. Selain berfungsi sebagai data mentah, model data raster juga sangat berguna dalam
menampilkan data kontinyu (non diskrit) seperti data temperatur, ketinggian/elevasi,
tekanan, dan sebagainya.
MODEL DATA VEKTOR
Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan titik-titik (points), garis-garis (lines) atau kurva (arc), atau luasan
(polygons), beserta atribut-atributnya (Prahasta, 2001: 151). Pada umumnya, data GIS
disajikan dalam bentuk vektor. Dalam model data vektor, garis-garis atau kurva merupakan
sekumpulan titik-titik yang dihubungkan. Sedangkan, luasan atau poligon juga disimpan
sebagai sekumpulan titik-titik, dengan catatan bahwa titik awal dan titik akhir poligon
memiliki nilai koordinat yang sama (poligon tertutup sempurna).
Representasi vektor dari suatu objek merupakan suatu usaha dalam menyajikan objek yang
bersangkutan sesempurna mungkin. Oleh karena itu, ruang atau dimensi koordinat
20
diasumsikan bersifat kontinyu (tidak dikuantisasi sebagaimana pada model data raster) yang
memungkinkan semua posisi, panjang, dan dimensi didefinisikan dengan presisi. Maka tidak
heran proses analisis GIS lebih banyak menggunakan model data vektor ketimbang model
data raster.
Contoh Gambar Analisis Spasial
Seperti telah diuraikan sebelumnya, data vektor terbentuk dari tiga jenis geometri yakni titik
(point), garis (line), dan area (polygon). Oleh karena itu, objek-objek di permukaan bumi
perlu divisualisasikan dalam ketiga geometri tersebut agar bisa diproses dengan GIS. Contoh
visualisasi dunia nyata menjadi elemen gambar ketiga geometri tersebut antara lain landmark
dan fasilitas sebagai titik, jalan dan sungai sebagai garis, dan daerah administrasi tertentu
sebagai area. Berikut ini penjelasan lebih dalam mengenai ketiga entitas geometri tersebut.
1. Titik (point) meliputi semua objek grafis atau geografis yang dikaitkan dengan
pasangan koordinat (x,y). Selain memuat informasi koordinat, data titik juga bisa saja
merupakan suatu simbol yang memiliki keterkaitan dengan informasi lain. Satu buah
objek titik memiliki satu baris dalam tabel atribut. Karakteristik-karakteristik dari titik
ini dijelaskan oleh kolom-kolom yang dibentuk pada tabel atribut. Contoh-contoh
objek dunia nyata yang biasa direpresentasikan sebagai titik antara lain kota,
pelabuhan, bandara, rumah sakit, sekolah, dan sebagainya. Perlu diingat bahwa
representasi ini sifatnya tidak mutlak melainkan relatif terhadap skala peta. Dalam
skala peta yang lebih besar, kota dan bandara bisa saja direpresentasikan sebagai
area/luasan (polygon).
2. Garis (line) merupakan semua unsur-unsur linier yang dibangun dengan
menggunakan segmen-segmen garis lurus yang dibentuk oleh dua titik koordinat atau
lebih (Burrough, 1994). Entitas garis yang paling sederhana memerlukan ruang untuk
menyimpan titik awal dan titik akhir (dua pasangan koordinat x,y) berserta informasi
lain mengenai simbol yang digunakan untuk merepresentasikannya. Garis tunggal
yang terbentuk dari titik awal dan titik akhir saja disebut sebagai line. Sedangkan
garis bersegmen banyak yang terbentuk dari banyak titik (vertex) disebut polyline.
Dalam GIS, baik line maupun polyline dianggap sebagai suatu entitas yang sama
yakni polyline. Setiap satu entitas polyline memiliki satu baris dalam tabel atribut.
Karakteristik dari entitas ini disimpan dalam kolom-kolom tabel atribut. Objek-objek
dunia nyata yang sering direpresentasikan sebagai polyline antara lain jalan, sungai,
jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan telepon, dan sebagainya.
21
3. Area (polygon) merupakan suatu objek tertutup yang memiliki luasan. Polygon dapat
direpresentasikan dengan berbagai cara di dalam model data vektor. Karena
kebanyakan peta tematik yang digunakan dalam GIS berurusan dengan polygon,
metode-metode representasi dan pemanipulasian entity ini banyak mendapat
perhatian. Seperti halnya titik dan polyline, satu objek poligon juga diwakili oleh satu
baris pada tabel atribut. Poligon biasanya digunakan untuk merepresentasikan objek
dunia nyata yang memiliki luasan seperti wilayah administrasi, danau, guna lahan,
jenis tanah, dan sebagainya.
Contoh Gambar Hasil Analisis Spasial
22
Sumber :
23
BAB VI
Aplikasi SIG Batu Bara
Penggunaan SIG dalam BatuBara :
De ng a n ada n ya s u r ve i d apa t d ip e r o le h ju mla h t a m b a n g b a t u b a r a l o k a l
d a n d a e r a h l o k a s i , p e l a y a n a n d e n g a n m e n g e m b a n g k a n kar a k t e r is t ik
r unt u h da n r e t ak . De ng a n GI S , k it a dapa t me mbu at eva lu as i awa l
bag istabilitas dan menentukan intensitasnya.
Dari tahun 1995 sampai 2000, US Geological Survey (USGS)
dilaksanakan penilaian batubara dengan zona batubara yang diharapkan dapat
menghasilkan sebagian besar batubara untuk beberapa dekade berikutnya. Lapisan
batu bara dan model zona batu bara yang diproduksi di masing-masing wilayah.
Met o de Pe ne l it ia n B er da sa r k a n pa da r e mo t e Se ns ing da n GI S ,
eks t r ak s i informasi spasial utama batubara tumpukan sampah yang
lingkungannya mendukungevaluasi dan restorasi ekologi, yang daerah 2D luas permukaan
dan volume. Sementaraitu, DEM didirikan sebagai proses tengah dan jembatan untuk spasial
ekstraksi informasi.Berbagai pendekatan untuk ekstraksi informasi spasial dengan
menggunakan remote citra peng ind er aa n t e la h d ik e mba ngk a n da n
d i imp le me nt a s ika n pad a s e r ia l ko mp ut e r . Berdasarkan citra penginderaan
jarak jauh dan kontur sebelumnya berasal dari pra - pengolahan mentah remote
sensing gambar dan peta topografi, gambar interpretasi dantiga Analisis dimensi
dilakukan dalam rangka untuk memperoleh Area Bunga (AOT) danDigital Elevat ion
Model (DEM).
Lebih jauh Perhitungan informasi spasial batubara adalah tumpukan pembuangan
sampah Oleh karena itu dilakukan berdasarkan AOI danDEM di bawah GIS operasi platform.
ArcGIS dan dipilih sebagai ERDAS GIS perangkatlunak dan perangkat lunak RS, masing-
masing, baik dari ESRI.Re nc a na Ar e a : Sa la h s a t u das a r ya ng pa l ing ber gu na
GI S me mu ng k in k a noperator produksi daerah ringkasan informasi dari temat ik
lapisan. Dengan data raster,sistem GIS memperoleh secara nilai dengan menghitung
jumlah nilai masing-masing sel,k e m u d i a n m e n g a l i k a n n y a d e n g a n l u a s
24
s e t i a p u n i t . D a l a m s i s t e m v e k t o r , y a n g Perhitungan dilakukan berdasarkan
geometri poligon. Data yang tersedia dalam studi iniadalah data raster dan Oleh karena
itu daerah rencana data raster metode penghitungandiadopsi. Sistem perhitungan
raster biasanya lebih cepat di daerah operasi daripadasistem perhi tungan vektor.
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa ketika kita secara
Efekt if 'menghitung sel', mereka menderita kesalahan kuant isasi, yang akan
lebih besar dengan resolusi lebih rendah. Berkenaan dengan data raster
digunakan dalam studi ini,data DEM dibangun di atas meja peta dengan 1m equidistance,
yang merupakan berasaldari peta topografi dengan skala besar 1:1000, sementara
gambar penginderaan jauhdifoto berdasarkan udara-lahir platform dengan resolusi 0.5m.
Sebagai hasilnya, masalahkesalahan kuantisasi rendah dapat diabaikan.Da la m c i t r a 199 9
t e r dapa t ja u h le b ih co a lmine s ke c i l , t e t ap i ska la ga mbar terlalu kecil, dan
yang lebih kecil coalmines 'lokasi dan rentang t idak dapat ditentukan secara efektif.
Foto udara pada bulan Juni 2005 telah padat vegetasi cakupan, dan ambruk se car a s e r iu s
ik u t ca mpur de nga n t a na ma n, t e t ap i me r ek a t e r ce r min d epo s it o
h i t a mseperti batu bara tumpukan, batubara cuci bintik-bintik dan ditinggalkan coalmines
kecil
Penyebaran Batu Bara di Indonesia
Jelas. Sejak tahun 1998, pemerintah setempat telah meluncurkan serangkaian
tindakant e r ha dap p er t a mba nga n kec i l , sep er t i pe nu t upa n,
a bo r s i, ko mbina s i , d a n r ek t i f ik a s i , membuat banyak coalmines kecil benar -
benar hilang dari tanah. Tapi dalam gambar Q u i c k b i r d s e b e l u m 2 0 0 5 ,
d i s t r i b u s i h a m p i r s e m u a b i s a c o a l m i n e s M e n a f s i r k a n p er muk aa n
r unt u h, r e t ak da n co a lmine s k ec i l da r i g a mbar pe ng ind er a a n ja u h
k it a t e r u t a ma t e r ga nt u ng p ada f it u r ga mba r ( ya it u s pek t r a l f i t u r : nad a
da n w ar na) da n karakterist ik spasial (bentuk, ukuran, bayangan, tekstur, grafik,
lokasi dan tata letak).Analisis dan penalaran yang komprehensif dari berbagai terkait
penginderaan jarak jauhnon-informasi (seperti peta topografi, distribusi dikenal ditambang
peta wilayah, daerah pe la yar u s ia , su r ve i p e t a be nca n a geo lo g i d i ma sa la lu ,
d l l)
D iko mbina s ik a n de nga n perubahan t ingkat ketinggian permukaan juga
memainkan peran pent ing peran. Dalam pr o ses p e na fs i r a n, pe nggu naa n
s t e r eo sco p y int e r p r e t as i da n p e ngo la ha n g a mbar meningkatkan efek visual
gambar dan ketepatan hasil secara efektif.Perkiraan Tersedia alat untuk Pertambangan
Batubara oleh Metode Metodeuntuk memperkirakan tersedia batubara dengan
25
metode pertambangan dimulai denganl a p i s a n G I S d i k e m b a n g k a n o l e h
A p p a l a c h i a n U t a r a B a s i n b a t u b a r a t i m p e n i l a i ; me na mba hka n
la p is a n d iper lu ka n mina b i l it y unt uk me ner a pka n k r it e r ia
mina b i l i t y mengembangkan dan menerapkan kriteria untuk menentukan jumlah
maksimum yangt e r s ed ia ba t ubar a ; be r laku pe mbat a sa n so s ia l da n
l i ngku nga n u nt uk me ne t apka n m e n y i s i h k a n b a t u b a r a ; d a n b e r l a k u
m i n i m a l u k u r a n b l o k p e r t a m b a n g a n u n t u k mengident ifikasi dan
menyisihkan tersisa bersebelahan batubara yang terlalu kecil dan tidak ekonomis
untuk pembangunan. Akhir hasil dari penerapan alat adalah sebuah petadan data digital itu
mengident ifikasi blok batu bara di Pittsburgh sisa lapisan batu bara
Tersedia untuk pertambangan oleh teknologi pertambangan tertentu. Hanya
deskripsis ingk a t t ent ang a p l ik as i d a r i a la t in i d is ed ia ka n da la m ma k a la h
in i . Wat so n ( 20 02) memberikan rincian tambahan tentang penggunaan alat dan
laporan contoh tambahanhasil untuk batubara Pittsburgh tempat tidur. GIS Dasar
Penilaian Layer GIS berikut lapisan, yang disusun oleh Appalachian Basin Utara
penilaian batubara t im,
Digunakanuntuk menandai lokasi dan kuantitas batubara Pittsburgh:
(1) besarnya area sumber daya batubara.
(2) sisa luas areal sumber daya batubara.
(3)luasnya daerah areal ditambang,
(4) ketebalan isopach batubara .
(5) struktur kontur.
Penggambaran Penyebaran Batubara dengan bantuan aplikasi SIG
26
L ima k e nd a la ya ng d it e r apk a n da la m a na l is is GI S u nt uk
me ngg a mbar ka n tersedia untuk pertambangan batubara. Pertama, semua batu bara yang
tersisa kurang dari12 masuk dalam ketebalan yang diident ifikasi dan dihapus dari
pertimbangan untuk set iap aplikasi karena pertambangan bat ubara umumnya t ipis
ini t idak ekonomis saya.K e d u a , 5 0 f t h o r i s o n t a l p e n g h a l a n g
k e a m a n a n d i t e m p a t k a n d i s e k i t a r h i s t o r i s ditambangdaerah dan
batubara yang tersisa di penghalang keselamatan disisihkan olehanalisis untuk
industri mensimulasikan praktek-praktek keselamatan dan peraturanKet iga , GI S
bu f fe r ing da n met o de k la s i f ik a s i d ia p l ik as ika n u nt uk
me ng h i la ng ka n batubara di daerah terlarang dan penyangga di sekitar daerah
terlarang (Suffredini danlain-lain, 1994; Rohrbacher dan lain-lain, 1993, 2000).
Keempat, pertimbangan teknis,misalnya, batu bara ketebalan, kedalaman overburden,
dan dip, khusus untuk Teknologi-t ek no lo g i p e r t a mba nga n ba t u ba r a d it e r a pka n
ke t ik a it u d iga mbar k a n ba g i mer e k a teknologi. Kelima, dalam rangka
memenuhi efisiensi operasional di pertamb angan,dinilai batubara blok diminta untuk
memiliki jumlah minimum batubara.
GIS telah berkembang berdampingan dengan penginderaan jarak jauh dalamkajian
ini. Pertama, memberikan kontribusi penginderaan jauh data untuk GIS, di manaremote
data penginderaan dapat memberikan informasi yang tepat waktu dengan
biayar e nda h d a n da la m be nt uk ya ng se su a i d e ng a n per s yar a t a n GI S .
Kedu a ba ik r e mo t e sensing dan GIS menggunakan peralatan yang sama dan serupa
program komputer untuk analisis dan tampilan, dan oleh karena itu dana investasi cenderung
tinggi dibandingkandengan tradisional metode survei.
Sebagai sumber informasi dasar, penginderaan jauh telah memainkan
peran penting dalam penggalian informasi coalmines kecil yang telah menghilang. GIS,
sebuahalat untuk analisis komprehensif. Perubahan elevasi tanah memiliki
hubungan dekatdengan batu bara pertambangan, tetapi berbagai faktor alam dan
manusia dapat jugame n ye ba bka n p er u ba ha n dar i p e r muk aa n t a na h, o le h
kar e na it u , a la sa n p er u ba ha n ketinggian harus dianalisis sesuai.Analisis suara
didasarkan pada ketersediaan data yang memiliki kualitas tinggidan kerapatan cukup
untuk penerapannya. Untuk kuant itas dan kualitas batu bara datayang dibuat
tersedia oleh USGS terbaru melalui program penilaian batubara
27
Sumber :
28
BAB VII
APLIKASI SIG DEPHUB
Aplikasi peta di atas adalah salah satu contoh layanan peta prasarana transportasi berbasis
web yang dipublikasikan oleh Pusat Data dan Informasi Sekretariat Jenderal Kementerian
Perhubungan. Layer Peta Dasar yang digunakan didapat dari Web Map Service Google inc.
Layer Prasarana Transportasi diambil dari layanan Map Service Kementerian Perhubungan
Republik Indonesia yang terintegrasi dengan SIG Prasarana Transportasi Kemenhub secara
keseluruhan, sehingga data tersebut merupakan data terbaru dan resmi.
Selain layanan peta berbasis web, melalui portal ini, masyarakat maupun instansi lain dapat
memanfaatkan layanan Web Map Service yang dapat di-interoperabilitaskan dengan aplikasi
lainnya. Portal ini juga merupakan salah satu bentuk partisipasi Kementerian Perhubungan
dalam simpul Jaringan Data Spasial Nasional berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No.
85 Tahun 2007.
Portal ini juga menyajikan data prasarana perhubungan berbentuk tabular seperti data
terminal, bandara, pelabuhan dll. Serta data-data statistik secara on-line terkait prasarana
transportasi dan beberapa data pendukung terkait. Data-data tersebut berbentuk data tabular,
grafik dan spasial.
29
Perkembangan kota merupakan suatu konsekuensi logis
dari proses urbanisasi yang berdampak path perubahan
fisik tata ruang kota.Perencanaan dan perancangan
kawasan khusus (spesific setting) di perkotaan
menghadapi permasalahan pengembangan yang sangat
kompleks. Proses penyusunan rancangan rencana
kawasan saat ini dilakukan dengan proses analisis
manual data fisik spasial yang memiliki keterbatasan
operasional dalam pengelolaan data kawasan.
Keterbatasan ini mengakibatkan analisis perencanaan kawasan dan pengambilan keputusan
perancangan tidak op¬timal. Aplikasi Sistem Infonnasi Geografis (SIG) digunakan dalam
peren¬canaan dan perancangan kawasan sebagai perangkat sistem pangkalan data (data
base). Sistem pangkalan data dituntut dapat menyediakan data fisik kawasan yang akurat,
lengkap dan komprehensif sesuai dengan kebutuhan analisis pengembangan fisik kawasan
(Yaakup, 1998). Menurut Yaakup (1997),
SIG mampu membuat analisis dan memberikan output dari berbagai jenis data dan dapat
diintegrasikan dengan pangkalan data dan perangkat lunak Lain (External packages). Data
penginderaan jauh (remote sensing image) dapat digunakan untuk mengidentifikasi
perkembangan fisik yang cepat path kawasan berkepadatan tinggi di kota dengan akurasi
tinggi(Gastellu-Etchegorry, 1987).
Paper ini mendiskusikan tentang aplikasi SIC)yang akan memberikan gambaran aplikasi SIG
dalam perencanaan dan perancangan perkotaan yang meliputi aspek:
(I) penyiapan data dalam sistem pangkalan data yang diperlukan dalam proses perencanaan
dan perancangan dan perancangan perkotaan;
(2) pendekatan analisis potensi kawasan dan simulasi pemanfaatan data base sebagai sistem
penunjang
Pada Web GIS kementrian perhubungan memiliki banyak sekali fitur-fitur yang berhubungan
dengan peta prasarana transportasi, contohnya : transportasi darat, laut, udara, dan
transportasi.
Web ini juga menyajikan data prasarana perhubungan berbentuk tabular seperti data terminal,
bandara, pelabuhan dll. Serta data-data statistik secara on-line terkait prasarana transportasi
dan beberapa data pendukung terkait. Data-data tersebut berbentuk data tabular, grafik dan
spasial.
30
Untuk melakukan testing, saya mencobanya dengan melakukan pencarian letak bandara Adi
sucipto, pilih bandara pada pencarian, lalu masukan nama bandara yang ingin dicari (Adi
sucipto) klik tanda merah yang muncul di atas peta, dan hasilnya kita dapat melihat lokasi
dimana bandara yang kita cari, seperti gambar dibawah ini :
Atau untuk lebih lengkapnya kita masuk ke menu pemetaan untuk melakukan pencarian,
sepertidibawahini
:
31
Sumber
:
32
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com/
http://iptek.net.id/ind/?mnu=8&ch=jsti&id=338
http://andipublisher.com/produk-0313004667-konsep-dasar-analisis-spasial.html
http://ctimz.blogspot.com/2011/09/konsep-analisis-spasial-untuk.html
http://erybaary.blogspot.com/2011/12/analisis-spasial.html
http://dosen.stmikbumigora.ac.id/2012/12/20/tugas-praktek-sig-pemrosesan-data-spasial/
http://tgc.lk.ipb.ac.id/2011/03/13/pengembangan-sistem-informasi-geografis-sig-dan-
penginderaan-jauh-untuk-pemutakhiran-data-spasial-kondisi-hutan/
https://docs.google.com/document/d/1EcQm7TzYkjItS8DIe3WekIeKfTzOKZuyAUcM16i8_
C0/edit?hl=en_US&pli=1
http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/12/sumber-data-spasial.html
http://www.slideshare.net/ujiiie/eksplorasi-batubara
http://ca.linkedin.com/pub/sig-anwarsyah-batubara/25/357/301
http://www.esdm.go.id/berita/batubara/44-batubara/810-mesdm-purnomo-yusgiantoro-buka-
sinkronisasi-sig-nasional-bidang-mineral-batubara-dan-panas-bumi.html
http://academia.edu/3032833/aplikasi_sistem_informasi_geografis_SIG_untuk_pengelolaan_
pertambangan_mineral_dan_batubara_di_kabupaten_Barito_Utara_Propinsi_Kalimantan_Te
ngah
http://gis.dephub.go.id/mapping/
http://gis.dephub.go.id/mapping/Mapservices.aspx
http://www.webstatsdomain.net/domains/gis.dephub.go.id/#.Ud9oU22WckI