Sifat Fisiko Kimia Bahan Dan Manfaatnya

8
1. Sifat fisiko kimia bahan dan Manfaatnya a. Aquadest - Rumus molekul : H 2 O - Berat molekul : 18,02 - Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau. - pH : antara 5,0 dan 7,0 - Wadah dan penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup baik. - Fungsi : sebagai pelarut dan fase air. (Farmakope Indonesia edisi III hal. 96 dan Farmakope Indonesia edisi IV hal 112) b. Asam Stearat - Struktur formula : - Rumus empiris : C 18 H 36 O 2 - Berat molekul : 284,47 - Pemerian : zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur, putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin, memiliki sedikit bau. - Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform dan dalam 3 bagian 3 bagian eter, larut dalam benzena, karbon tetraklorida, propilen glikol, praktis tidak larut dalam air. - Stabilitas : Asam Stearat merupakan bahan yang stabil, zat antioksidan mungkin dapat ditambahkan. - Inkompatibilitas : Asam Stearat tidak kompatibel dengan kebanyakan logam hidroksida, basa zat pereduksi dan oksidator. - Wadah dan penyimpanan : disimpan di wadah tertutup baik, kering dan sejuk. - Fungsi dalam formulasi : zat pengemulsi dan zat penambah viskositas (HOPE halaman 697-698 dan Farmakope Indonesia edisi III hal 57-58) c. Beeswax - Rumus empiris : C 15 H 31 COOC 30 H 61

description

sifat fisikokimia bahan

Transcript of Sifat Fisiko Kimia Bahan Dan Manfaatnya

1. Sifat fisiko kimia bahan dan Manfaatnyaa. Aquadest Rumus molekul : H2O Berat molekul : 18,02 Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau. pH : antara 5,0 dan 7,0 Wadah dan penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup baik. Fungsi : sebagai pelarut dan fase air.(Farmakope Indonesia edisi III hal. 96 dan Farmakope Indonesia edisi IV hal 112)

b. Asam Stearat Struktur formula : Rumus empiris : C18H36O2 Berat molekul : 284,47 Pemerian : zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur, putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin, memiliki sedikit bau. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform dan dalam 3 bagian 3 bagian eter, larut dalam benzena, karbon tetraklorida, propilen glikol, praktis tidak larut dalam air. Stabilitas : Asam Stearat merupakan bahan yang stabil, zat antioksidan mungkin dapat ditambahkan. Inkompatibilitas : Asam Stearat tidak kompatibel dengan kebanyakan logam hidroksida, basa zat pereduksi dan oksidator. Wadah dan penyimpanan : disimpan di wadah tertutup baik, kering dan sejuk. Fungsi dalam formulasi : zat pengemulsi dan zat penambah viskositas(HOPE halaman 697-698 dan Farmakope Indonesia edisi III hal 57-58)

c. Beeswax Rumus empiris : C15H31COOC30H61 Pemerian : padatan putih kekuningan, sedikit tembus cahaya dalam keadaan lapisan tipis, bau khas lemah dan bebas bau tengik. Kelarutan : tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dingin. Etanol mendidih melarutkan asam serotat dan bagian dari mirisin yang merupakan kandungan dari malam putih. Larut sempurna dalam kloroform, eter, minyak lemak dan minyak atsiri. Sebagian larut dalam benzena dingin dan karbon disulfida dingin. Pada suhu lebih kurang 30o larut sempurna dalam benzena dan karbon disulfida. Stabilitas : ketika dipanaskan diatas suhu lebih dari 150oC, esterifikasi terjadi dan menurunkan nilai keasaman dan meningkatkan titik leleh. Inkompatibilitas : inkompatibel dengan zat pengoksidasi Wadah dan penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup baik dan terlindung dari cahaya. Fungsi dalam formulasi : sebagai thickening agent.(HOPE hal. 779-780, Farmakope Indonesia edisi III hal 140 dan Farmakope Indonesia edisi IV hal 186)

d. BHA (Butylated Hydroxyanisole) Struktur formula : Rumus empiris : C11H16O2 Berat molekul : 180,25 Pemerian : bubuk kristal yang berwarna putih, hampir putih atau putih kekuningan dan berbau aromatik. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut dalam metanol, mudah larut dalam 50% etanol encer, propilen glikol, kloroform, eter, heksan, minyak biji kapas, minyak kacang, minyak kedelai, gliseril monooleat dan dalam larutan alkali hidroksida. Stabilitas : bila terkena cahaya akan menyebabkan perubahan warna dan akan kehilangan aktivitasnya. Inkompatibilitas : inkompatibel dengan zat pengoksidasi dan garam besi, sedikit jumlah metal dan terpapar cahaya menyebabkan perubahan warna dan kehilangan aktivitasnya. Wadah dan penyimpanan : disimpan dalma wada tertutup baik, sejuk, kering dan terlindung dari cahaya. Fungsi dalam formulasi : sebagai pengawet.(HOPE hal 73-74)

e. Ekstrak bengkuang Nama lain : Pachyrhizus erosus (L) Urban Famili : Fabaceae Genus : Pachyrhizus Pemerian : larutan berwarna putih dan agak jernih, berasa agak manis, berbau khas bengkuang dan terdapat pati bengkuang yang melayang-layang di ekstraknya. Kandungan kimia : antioksidan vitamin C, flavonoid, saponin, fenol, dan vitamin B1. Fungsi dalam formula : sebagai zat aktif dan antioksidan. Fungsi dalam tubuh : bengkuang mengandung antioksidan vitamin C, flavonoid, dan saponin yang berperan mencegah kerusakan kulit oleh radikal bebas. Bengkuang juga memiliki manfaat lain sebagai pemutih kulit, karena kandungan zat fenolik yang berfungsi dapat menghambat proses pembentukan melanin (pigmentasi) akibat sinar UV matahari, menghilangkan bekas jerawat atau efek samping kosmetik (Majalah kesehatan, 2011). Kandungan vitamin C pada buah bengkuang yang tinggi yaitu sebesar 20 mg/100 gram yang sangat berperan sebagai antioksidan yang bermanfaat untuk menangkal serangan radikal bebas penyebab kanker dan penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, diabetes, dan stroke. Sementara kandungan vitamin B1-nya bermanfaat untuk memperlancar metabolisme tubuh, mengoptimalkan fungsi otak, mencegah terjadinya kerusakan saraf, maupun memperlancar sirkulasi darah (Dike, 2011). Stabilitas : karena mengandung flavonoid, maka ekstrak bengkuang dihindarkan dari pemanasan. Cara pembuatan ekstrak : umbi bengkuang dikupas kulitnya diiris menjadi bentuk yang lebih kecil dihaluskan dengan menggunakan blender disaring didapat ekstrak bengkuang.

f. Nipagin (Methylparaben) Struktur formula : Rumus empiris : C8H8O3 Berat molekul : 152,15 Pemerian : hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, memiliki sedikit rasa terbakar. Kelarutan : praktis tidak larut dalam gliserin, mudah larut dalam 1:2 bagian etanol, sangat mudah larut dalam 1:3 bagian etanol (95%), sangat mudah larut dalam 1:6 bagian etanol (50%), sangat mudah larut dalam 1:10 bagian eter, sangat mudah larut dalam 1:5 bagian propilen glikol, agak sukar larut dalam 1:50 bagian air pada suhu 50oC dan 80oC, sukar larut dalam 1:200 bagian minyak kacang, 1:400 bagian air. Stabilitas : larutan metil paraben pada pH 3-6 dapat disterilkan dengan autoclave. Inkompatibilitas : aktivitasnya berkurang dengan adanya surfaktan noninonik, seperti polisorbat 80 akibat terbentuknya misel, berubah warna dengan adanya besi, dan terhidrolisis oleh basa lemah dan asam kuat. Wadah dan penyimpanan : disimpan di wadah yang tertutup baik, kering dan sejuk. Fungsi dalam formula : sebagai zat pengawet(HOPE hal 441-442 dan Farmakope Indonesia edisi IV hal 551)

g. Parafin liquid Pemerian : cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi, tidak berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam kloroform, dalam eter P, dalam minyak menguap, sukar larut dalam etanol mutlak. Stabilitas : teroksidasi ketika dipanaskan dan dengan adanya cahaya yang akan menghasilkan aldehid dan asam organik. Inkompatibilitas : inkompatibel dengan zat pnegoksidasi. Wadah dan penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup rapat, kering, sejuk dan terlindungi dari cahaya. Fungsi : sebagai fase minyak.(Farmakope Indonesia edisi III hal 474, Farmakope Indonesia edisi IV hal 652)

h. ParfumPemerian : cairan jernih agak berminyak, berbau harum dan tidak berwarna.Fungsi : sebagai zat pengaroma.

i. Sorbitol Rumus molekul : Rumus empiris : C6H14O6 Berat molekul : 182,17 Pemerian : bubuk kristal yang higroskopik, berwarna putih atau hampir tidak berwarna dan tidak berbau. Kelarutan : Pelarut Kelarutan pada suhu 20oC

KloroformPraktis tidak larut

Etanol (95 %)1 : 25 bagian

Etanol (82 %)1 : 8,3 bagian

Etanol (62 %)1: 2,1 bagian

Etanol (41 %)1 : 1,4 bagian

Etanol (20 %)1 : 1,2 bagian

Etanol (11 %)1 : 1,14 bagian

EterPraktis tidak larut

MetanolAgak mudah larut

Air 1 : 0,5 bagian

Stabilitas : secara kimia, sorbitol merupakan bahan yang inert dan hampir kompatibel dengan kebanyakan eksipien. Inkompatibilitas : sorbitol akan membentuk kelat yang larut air dengan kebanyakan ion logam divalen dan trivalen dalam kondisi asam atau basa kuat. Penambahan sorbitol ke dalam larutan polietilen glikol akan memproduksi lilin, gel yang larut air denga titik leleh 35-40oC. Wadah dan penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup rapat, kering, sejuk. Fungsi dalam formulasi : sebagai humektan(HOPE hal. 679-682, Farmakope Indonesia edisi IV hal 756-757)

j. Span 80 Nama lain : Sorbitan monooleat Pemerian : cairan kental berwarna kuning. Kelarutan : larut dalam minyak, pelarut organik, walaupun tidak larut dalam air tetapi umumnya mudah terdispersi. Konsentrasi : 1-15% untuk sediaan emulsi minyak dalam air HLB : 4,3 Wadah dan penyimpanan : disimpan dalam wadah yang tertutup baik, sejuk dan kering. Fungsi dalam formula : sebagai agen pengemulsi dan agen pembasah(HOPE edisi 2nd hal. 473)

k. Tween 80 Nama lain : polysorbate 80 Pemerian : cair seperti minyak atau semi gel berwarna kuning atau hingga jingga, berbau khas lemah. Kelarutan : larut dalam air, dalam etil asetat dan toluena, tidak larut dalam minyak nabati. Konsentrasi : 1-15% untuk sediaan emulsi minyak dalam air. HLB : 14,9 Wadah dan penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup rapat, kering dan sejuk. Fungsi dalam formula : sebagai agen pengemulsi, agen pelarut dan agen pembasah.(HOPE edisi 2nd hal. 473)

l. Vaselin album Pemerian : massa berminyak transparan dalam lapisan tipis setelah didinginkan pada suhu 0oC, berwarna putih atau kekuningan pucat, lengket, massa lemak, bening, tidak berbau dan hampir tidak berasa. Kelarutan : tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol dingin/panas, benzen, karbon disulfida, kloroform, larut dalam heksan dan sebagian besar minyak lemak dan minyak atsiri, tidak larut dalam etanol (95%) P, larut dalam eter P, eter minyak tanah P. Titik leleh : 38oC dan 50oC. Penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya, ditempat sejuk dan kering. Stabilitas : teoksidasi jika terkena cahaya Fungsi dalam formula : sebagai emolient (Farmakope Indonesia edisi III hal 633, Farmakope Indonesia edisi IV hal 822 dan HOPE edisi 6th hal.482)

2. Manfaat bengkuang dan kelebihannyaBengkuang (pachyrhizus) adalah umbi yang memiliki kandungan-kandungan zat yang bermanfaat. Kandungan zat meliputi antioksidan, vitamin C, air, antibakteri dan flavanoid. Flavanoid merupakan tabir surya alami untuk mencegah kerusakan kulit akibat radikal bebas dan zat fenolik efektif untuk menghambat proses pembentukan melanin (Putra: 2012, 23). Zat antibakteri adalah suatu senyawa kimia yang digunakan untuk membasmi bakteri, khususnya bakteri yang merugikan manusia.Fungsi dari masing-masing kandungan dalam bengkuang untuk kulit yaitu melembabkan, menjaga kesehatan kulit, memutihkan kulit, mengatasi flek hitam, mencegah proses penuaan dini, menyembuhkan bisul/ jerawat. Hasil uji Laboratorium tepung bengkuang menunjukkan adanya zat antibakteri yang bersifat positif, yaitu kandungan antibakteri yang terdapat dalam pati bengkuang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Kelebihan bengkuang sebagai ekstrak All-Purpose Cream ini yaitu bengkuang merupakan buah asli Indonesia dan tanaman ini banyak dibudidayakan di daerah Jawa dan Madura sehingga dapat dengan mudah ditemukan. Bengkoang mempunyai rasa khas dengan kadar air yang tinggi. Selain rasa manis, bengkoang juga mampu memberikan rasa segar saat dimakan dan diaplikasikan di tubuh dan wajah. Selain itu, daya nilai jual bengkuang rendah, sehingga dapat menghemat biaya saat produksi pembuatan ekstrak bengkuang untuk All-Purpose Krim ini.

Daftar Pustaka : Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi ke-6 Farmakope Indonesia edisi III Farmakope Indonesia edisi IV Leny Irawati. 2013. PENGARUH KOMPOSISI MASKER KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L) DAN PATI BENGKUANG TERHADAP HASIL PENYEMBUHAN JERAWAT PADA KULIT WAJAH BERMINYAK. Skripsi Sarjana pada Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya: tidak diterbitkan. DENETHA SANDRANUTHA. 2012. PENGARUH WAKTU DAN SUHU PADA PEMBUATAN KERIPIK BENGKOANG DENGAN VACCUM FRYING. Tugas Akhir Diploma III pada Program Diploma Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang : tidak diterbitkan.