Sifat dan Landasan Hukum Rekam Medis.docx

4
LO 3. LANDASAN HUKUM REKAM MEDIS Rekam medis bersifat wajib bagi penyelenggaraan praktek kedokteran, serta pelanggaran terhadap ketentuan tersebut dapat dikenai sanksi. Mengenai kewajiban pembuatan rekam medis dalam penyelenggaraan praktek kedokteran telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan dan Undang-undang Praktek Kedokteran. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis pada bab III mengenai tata cara penyelenggaraan. Pada Pasal 5 Peraturan Menteri Kesehatan nomor 269 tahun 2008 berbunyi : Ayat 1 : “Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat rekam medis” Ayat 2 : Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan. Kewajiban dokter dan dokter gigi untuk membuat rekam medis juga tercantum pada Undang-undang praktek kedokteran Nomor 29 tahun 2004 pasal 46 paragraf ketiga mengenai rekam Medis yang berbunyi, 1. Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis.

Transcript of Sifat dan Landasan Hukum Rekam Medis.docx

LO 3. LANDASAN HUKUM REKAM MEDISRekam medis bersifat wajib bagi penyelenggaraan praktek kedokteran, serta pelanggaran terhadap ketentuan tersebut dapat dikenai sanksi. Mengenai kewajiban pembuatan rekam medis dalam penyelenggaraan praktek kedokteran telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan dan Undang-undang Praktek Kedokteran. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis pada bab III mengenai tata cara penyelenggaraan. Pada Pasal 5 Peraturan Menteri Kesehatan nomor 269 tahun 2008 berbunyi :Ayat 1 : Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat rekam medisAyat 2 : Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan.Kewajiban dokter dan dokter gigi untuk membuat rekam medis juga tercantum pada Undang-undang praktek kedokteran Nomor 29 tahun 2004 pasal 46 paragraf ketiga mengenai rekam Medis yang berbunyi,1. Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis.2. Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan.3. Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.Kewajiban akan pembuatan rekam medis ini jika dilanggar dapat dikenai sanksi yang telah tercantum pada Undang-undang praktek kedokteran Nomor 29 tahun 2004 pasal 79 yang berbunyi, Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), setiap dokter atau dokter gigi yang :a. dengan sengaja tidak memasang papan nama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) :b. dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1); atauc. dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, atau huruf e.Rekam medis terkait dengan sifatnya yaitu rahasia sehingga wajib dijaga kerahasiaannya. Landasan hukum yang berkaitan dengan sifat rekam medis ini dapat dijumpai dalarn beberapa peraturan, yaitu :1. Pasal 11 PP Republik Indonesia Nomor: 749/MENKES/PERlXI1/1989 Tentang Rekam Medis/Medical Records, yang berbunyi: Rekam medis merupakan berkas yang wajib dijaga kerahasiannya.2. Bab IV butir 2 Keputusan DIR-JEN Pelayanan Medik Nomor:78/Yan.Med./RS.UM.DIK/YMU/I/91Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Rekam Medik/Medical Record di Rumah Sakit, yang berbunyi: Isi rekam medis adalah milik pasien yang wajib dijaga kerahasiannya. Untuk melindungi kerahasiaan tersebut, maka dibuat ketentuan sebagai berikut:a. Hanya petugas rekam medis yang diizinkan masuk ruang penyimpanan berkas rekam medis.b. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi rekam medis untuk badan-badan atau perorangan, kecuali yang telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.c. Selama penderita dirawat, rekam medis menjadi tanggung jawab perawat ruangan dan menjaga kerahasiannya.3. Pasal 5 Kode Etik Profesi Rekam medis, yang berbunyi: Setiap pelaksana rekam medis dan informasi kesehatan selalu menjunjung tinggi doktrin kerahasiaan dan hak kerahasiaan perorangan pasien dalam memberikan informasi yang terkait dengan identitas individu dan sosial.4. Pasal 22 PP Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan, Ayat (1) yang berbunyi: Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas profesinya berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien.

Daftar Pustaka : Peraturan Menteri Kesehatan nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam MedisUndang-undang Praktek Kedokteran nomor 29 tahun 2004