Berbagi Pengalaman Berburu BeasiswaBerbagi Pengalaman Berburu BeasiswaIndonesian-German Scholarship

Programme (IGSP)-Debt Swap

Romadhani Ardi, ST, MTSMAN 34 Jakarta (2002 – 2005) S1 Teknik Industri FTUI (2005 – 2009)S2 Teknik Industri FTUI (2009 – 2011)S3 Teknik Industri Universitat Duisburg –

Essen (2013 – 2016) Insya AllohOSIS – ROHIS SMAN 34 JakartaRohis Teknik Industri UIIkatan Mahasiswa Teknik Industri UI

suami Ulfah Hadi Surya, calon ayah darijanin berusia 23 minggu

@romadhaniardi

Romadhani Ardi

Ikatan Mahasiswa Teknik Industri UIAlumni ROHIS SMAN 34 JakartaAsisten Dosen Teknik Industri UIDosen Teknik Industri UI

romadhaniardi@gmail.com

Sekilas IGSP

• Dulu bernama IGDS

• Pengurangan hutang Indonesia: 2x jumlah biaya pendidikanDoktor

• Grup Target: Dosen dan Calon• Grup Target: Dosen dan CalonDosen PTN/PTS, Mahasiswa Fast

Track. IPK S2 > 3,2

• Skema: Beasiswa S3 (3 tahun), Post-Doc (1 tahun), 1 tahun risetdi Jerman ketika S3 di Indonesia

biaya yang dipenuhi

biaya kedatangan (€ 1000)

Bidang yang Diprioritaskan

1 DIKTI Form A

2 DAAD Form

Fill DAAD form after passed the Joint Selection

3 LoA

4 CV (eng.)

5 List of scientific writings (if any)

6 Research Proposal (min 4 pages in Eng/Ger)

7 Two letters of recommendation (supervision of thesis and chairman of campus)

8 Copy of legalized bachelor and master certificate (indo&eng)

9 Copy of legalized academic transcript of bachelor and master (Indo & Eng)

dokumen yang dibutuhkan10 Thesis Abstracts (eng.)

11 TOEFL (ITP (min. 550) /iBT (min. 79)/CBT (min. 213) / IELTS (min. 6.0)

12 Copy of German languange course cetificate (if any)

13 Employer's guarantee re-employment

14 Contract of prospective lecturer

15 Legal Certificate of permanent/prospective lecturer from Indonesian

university

16 Any other relevant training certificate

17 One (1) photo (3x4)

dokumen yang dibutuhkan

• Via kenalan

• Cari banyak prof

• Aturan dasar: research interest

yang sama

• Buat kesan yang baik• Awasi wording jikaemail ke banyak prof

• Perhatikan

TOELF/IELTS

• Buat nomor

registrasi

• Unggah semua

berkas yang diminta

• Kelanjutan tesis

• Tema unik

• Lihat respon• 3-4 kali diskusi, bisaminta LoA• Unconditional LoA• Acceptance dariKomite Doktoral

• Tidak harus jadi 100%

• Sistematis dan

argumentatif

diagram alir prosedur beasiswa

jadwal dari DAAD

Tips & Trik• Join milis. Cek selalu situs dan milis IGSP

• LoA sebaiknya unconditional. Dari sisi:

- Penerimaan

- Pendaftaran

- Status kampus master di hadapan Jerman, dll

• Ada pernyataan “3 tahun”• Ada pernyataan “3 tahun”

• Jangan sungkan kirim email ke igsp@dikti.go.id (bertanya, kirim

berkas susulan, dll.)

• Persiapkan berkas tambahan ketika

dipanggil wawancara (LoA baru, info

biaya kuliah, surat izin rektor, bukti

komunikasi, proposal terbaru,

TOEFL/IELTS terbaru)

Contoh unconditional letter of acceptance

• Perdalam info: tema riset, Profesor, Kampus (Dep, Fak,

Uni), Pengetahuan Umum tentang Jerman

• Latihan

• Kenali karakteristik orang Jerman

persiapan khusus untuk wawancara

• Kenali karakteristik orang Jerman

- Jangan menunduk ketika menjawab pertanyaan

- Diperbolehkan mendebat jawaban penanya selama

caranya sopan

• Jumlah pewawancara: 2 orang Jerman

dari DAAD, 3 orang Indonesia dari DIKTI

• Banyak doa dan ibadah

Key words...

prepared well. confidence.

proactive.focus.

confidence.

patient&persistent

best performance.

• Email: igsp@dikti.go.id (primer)

• Milis: igsp1@yahoogroups.com, ds5k@yahoogroups.com

• Situs: http://igsp1.wordpress.com/

ds5k.kemdiknas.go.id

• Direktorat Pendidik dan Tenaga KependidikanGedung Dikti Lantai 5, Jl. Jenderal Sudirman, Pintu Satu – Senayan Jakarta-10270Pintu Satu – Senayan Jakarta-10270

• Ibu Listya, – listyaayu@hotmail.com

• Ibu Neva – nevada.larasati@yahoo.com

• Ibu Aline – aline@seamolec.org

• Bpk. Gatot – gatotpriowirjanto@gmail.com

Contact Person

Terima Kasih

• Copyright hanya milik Allah

• Semua gambar diambil dari internet

• Ref: Booklet IGSP 2012

“bila ingin mencapai surga yang tertinggi di akhirat, maka seseorang harus

berada pada posisi tertinggi di dunia”(Syaikh Muhammad Ahmad Rasyid)