sesak
-
Upload
pipitpuspita -
Category
Documents
-
view
18 -
download
0
description
Transcript of sesak
Nama : Sri Puspita Sari
NPM : 1406650014
Kelas : Eks 2014 A
Topik : Sistem Pernapasan
Mekanisme Sesak
Gangguan mekanik
alat pernafasa
n
kemampuan
mengembang paru
terganggu
homeostasis
terganggu resistensi saluran napas
meningkat
kebutuhan oksigen
meningkat
Kerja pernafasa
n meningkat
Tenaga yang
diperlukan oleh otot-
otot pernafasa
n meningkat
Bahan hasil
metabolit meningkat
penumpukan CO2 dalam aliran darahSistem
saraf pusat
Merangsang
reseptor sensori di
otot
Sesak napas
Proses pernapasan atau pertukaran gas yaitu pengambilan oksigen (O2) untuk metabolism
tubuh dan pengeluaran sisa metabolisme karbodioksida (CO2), prosesnya disebut dengan
inspirasi dan ekspirasi (Sherwood, 2004). Dalam proses pernapsan melibatkan banyak factor
seperti otot-otot interkostali, otot diafragma, perbedaan volume paru, sumbatan jalan napas,
kebutuhan oksigen untuk metabolisme dan kadar karbodioksida dalam darah.
Sesak napas atau dispnea adalah perasaan sulit bernapas dan merupakan gejala utama dari
penyakit kardiopulmonar, seorang yang mengalami sesak napas sering mengeluh napasnya
menjadi pendek atau tercekik, gejala objektif dari sesak napas penggunaan otot pernapasan
tambahan seperti sternokleidomastoideus, scelenus, trapezius, pektoralis mayor, cuping hidung,
tachypnea, hiperventilisasi (Price & Wilson, 2006). Dispnea ( breathless ) adalah keluhan yang
sering memerlukan penanganan darurat tetapi intensitas dan tingkatannya dapat berupa rasa tidak
nyaman didada yang bias membaik sendiri, yang membutuhkan bantuan napas serius ( sever air
hunger ) sampai yang fatal ( Sudoyo, dkk. 2007 ). Sesak napas tidak selalu menandakan
penyakit, karena peningkatan aktivitas dapat membuat seseorang menjadi seperti sesak napas.
Tetapi sesak napas dapat merupakan tanda dan gejala dari suatu penyakit kardiopulmonar serta
penyakit lainnya. Pada kondisi jaringan kekurangan oksigen (PVO2 < 40 mmHg), maka tubuh
akan berusaha untuk melakukan inspirasi frekuensi napas tampak memanjang agar volume udara
yang masuk maksimal. Pada saat kadar CO2 tinggi (PVCO2 > 40 mmHg), tubuh akan berusaha
mengurangi dengan cara meningkatkan ekspirasi, ini membuat frekuensi napas semakin cepat.
Penyebab dispnea yaitu (Price & Wilson, 2006) :
1. Reseptor-reseptor mekanik pada otot pernapasan, paru dan dinding dada diakibatkan dari
tegangan paru tidak cukup untuk mencapai satu volume napas
2. Kemoreseptor karbodioksida dan oksigen ( PCO2 dan PO2 )
3. Peningkatan kerja pernapasan dari aktivitas
4. Ketidak seimbangan kerja pernapasan dengan kapasitas ventilisasi
Pengaruh aktivitas atau besarnya tenaga fisik yang digunakan yang menimbulkan sesak nafas
tergantung juga dari usia, jenis kelamin, ketinggian tempat, latihan fisik dan terlibatnya emosi
dalam aktivitas.
Gangguan mekanik pernapasan seperti kerusakan otot-otot pernapasan misalnya fraktur
interkosta yang dapat menyebabkan pnemotoraks sehingga yang dalam keadaan normal tekanan
paru lebih rendah ini akan mengakibatkan tekanan paru meningkat atau dalam bata tertentu akan
sama dengan tekanan atmosfir, peningkatan cairan pada rongga pleura / efusi pleura hal ini dapat
mengakibatkan tekanan intra pleura meningkat sehingga mengganggu pengembangan paru yang
dalam keadaan normal tekanan intra pleura selalu dibawah tekanan atmosfir, kolapsnya
alveolus / atelektasi dan penyakit obstrutif paru seperti asma, emfisema, bronchitis yang
mengakibatkan sulitnya udara keluar masuk permukaan paru. Semua itu dapat mengakibatkan
terganggunya pengembangan paru. Seperti juga homeostasis yang terganggu saat aktivitas
meningkat dapat meninggalkan sisa metabolisme karbodioksida, kekurangan mineral dalam
darah, ketidak seimbangan PH dan metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan kerja sel
yang mengakibatkan peningkatan kebutuhan oksigen. Mengakibatkan peningkatan usaha / kerja
saluran pernafasan. Control kimia pernapasan tujuan akhirnya mempertahankan oksigen,
karbondioksida dan hydrogen ion, terutama karbodioksida dan ion hydrogen bertindak langsung
pada pusat pernafasan meningkatkan kekuatan inspirasi dan sinyal motorik ekspirasi pada otot
pernapasan, sebaliknya oksigen bertindak pada perifer kemoreseptor yang terletak pada badan
karotis dan aorta yang mengirimkan sinyal saraf pada pusat pernafasan untuk mengontrol
respirasi (Hall, J. E. 2011). Akibat gangguan mekanik pernapasan, obstuksi, ketidak seimbangan
homeostasis dan peningkatan metabolisme tadi akan mengakibatkan penumpukan CO2.
Selanjutnya merangsang system saraf pusat untuk mengaktifkan reseptor sensori saluran
pernapasan. Sehingga meningkatkan prekuensi pernapasan, napas menjadi tidak teratur disebut
dengan sesak napas atau dispnea.
Daftar Pustaka
1. Hall, J. E. (2011). Textbook Medical Physiologi ( 11th ed). Philadelphia : Saunders Elsevier.
2. Price, S.A. & Wilson, L.M. (2006). Fatofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. (Vol
I, Ed 6). Jakarta : EGC .
3. Sherwood, L. (2004). Human physiology: From cells to systems, (5th ed.). California:
Thomson Learning.
4. Sudoyo, A.W. (Eds). (2007). Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam (jilid II, ed IV). Jakarta :
Fakultas ilmu kedokteran Universitas Indonesia.