Serat Nanas Sebagai Bahan Tambahan (Admixture) Beton Ringan _ Planet Liza

3
P lanet Liza ~ Another Place to Dream Serat Nanas Sebagai Bahan Tambahan (Admixture) Beton Ringan 05 Thursday Apr 2012 POSTED BY FAIRYLIZZY IN T EKNIK SIPIL ≈ LEAVE A COMMENT Serat alam (natural fibre) adalah jenis-jenis serat sebagai bahan baku industri tekstil atau lainnya, yang diperoleh langsung dari alam. Berdasarkan asal usulnya, serat alam dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu serat yang berasal dari binatang (animal fibre), bahan tambang (mineral fibre) dan tumbuhan (vegetable fibre). [Kirby, 1963]. Serat daun nanas (pineapple–leaf fibres) adalah salah satu jenis serat yang berasal dari tumbuhan (vegetable fibre) yang diperoleh dari daun-daun tanaman nanas. Tanaman nanas yang juga mempunyai nama lain, yaitu Ananas Cosmosus, (termasuk dalam family Bromeliaceae), pada umumnya termasuk jenis tanaman semusim. Menurut sejarah, tanaman ini berasal dari Brazilia dan dibawa ke Indonesia oleh para pelaut Spanyol dan Portugis sekitar tahun 1599. Di Indonesia tanaman tersebut sudah banyak dibudidayakan, terutama di pulau Jawa dan Sumatera yang antara lain terdapat di daerah Subang, Majalengka, Purwakarta, Purbalingga, Bengkulu, Lampung dan Palembang, yang merupakan salah satu sumber daya alam yang cukup berpotensi [Hidayat, 2008]. Daun nanas mempunyai lapisan luar yang terdiri dari lapisan atas dan bawah. Diantara lapisan tersebut terdapat banyak ikatan atau helai-helai serat (bundles of fibre) yang terikat satu dengan yang lain oleh sejenis zat perekat (gummy substances) yang terdapat dalam daun. Karena daun nanas tidak mempunyai tulang daun, adanya serat-serat dalam daun nanas tersebut akan memperkuat daun nanas saat pertumbuhannya. Dari berat daun nanas hijau yang masih segar akan dihasilkan kurang lebih sebanyak 2,5 sampai 3,5% serat serat daun nanas. Pengambilan serat daun nanas pada umumnya dilakukan pada usia tanaman berkisar antara 1 sampai 1,5 tahun. Serat yang berasal dari daun nanas yang masih muda pada umumnya tidak panjang dan kurang kuat. Sedang serat yang dihasilkan dari tanaman nanas yang terlalu tua, terutama tanaman yang pertumbuhannya di alam terbuka dengan intensitas matahari cukup tinggi tanpa pelindung, akan menghasilkan serat yang pendek kasar dan getas atau rapuh (short, coarse and brittle fibre). Oleh sebab, itu untuk mendapatkan serat yang kuat, halus dan lembut perlu dilakukan pemilihan pada daun-daun nanas yang cukup dewasa yang pertumbuhannya sebagian terlindung dari sinar matahari [Hidayat, 2008].

description

Serat Nanas Sebagai Bahan Tambahan (Admixture) Beton Ringan

Transcript of Serat Nanas Sebagai Bahan Tambahan (Admixture) Beton Ringan _ Planet Liza

Page 1: Serat Nanas Sebagai Bahan Tambahan (Admixture) Beton Ringan _ Planet Liza

Planet Liza ~ Another Place to Dream

Serat Nanas Sebagai Bahan Tambahan(Admixture) Beton Ringan

05 Thursday Apr 2012

POSTED BY FAIRYLIZZY IN TEKNIK SIPIL

≈ LEAVE A COMMENT

Serat alam (natural fibre) adalah jenis-jenis serat sebagai bahan baku industri tekstil atau lainnya,yang diperoleh langsung dari alam. Berdasarkan asal usulnya, serat alam dapat diklasifikasikan

menjadi beberapa kelompok, yaitu serat yang berasal dari binatang (animal fibre), bahan tambang(mineral fibre) dan tumbuhan (vegetable fibre). [Kirby, 1963].

Serat daun nanas (pineapple–leaf fibres) adalah salah satu jenis serat yang berasal dari tumbuhan(vegetable fibre) yang diperoleh dari daun-daun tanaman nanas. Tanaman nanas yang juga

mempunyai nama lain, yaitu Ananas Cosmosus, (termasuk dalam family Bromeliaceae), pada

umumnya termasuk jenis tanaman semusim. Menurut sejarah, tanaman ini berasal dari Brazilia dandibawa ke Indonesia oleh para pelaut Spanyol dan Portugis sekitar tahun 1599. Di Indonesia tanaman

tersebut sudah banyak dibudidayakan, terutama di pulau Jawa dan Sumatera yang antara lainterdapat di daerah Subang, Majalengka, Purwakarta, Purbalingga, Bengkulu, Lampung dan

Palembang, yang merupakan salah satu sumber daya alam yang cukup berpotensi [Hidayat, 2008].

Daun nanas mempunyai lapisan luar yang terdiri dari lapisan atas dan bawah. Diantara lapisan

tersebut terdapat banyak ikatan atau helai-helai serat (bundles of fibre) yang terikat satu dengan yang

lain oleh sejenis zat perekat (gummy substances) yang terdapat dalam daun. Karena daun nanastidak mempunyai tulang daun, adanya serat-serat dalam daun nanas tersebut akan memperkuatdaun nanas saat pertumbuhannya. Dari berat daun nanas hijau yang masih segar akan dihasilkankurang lebih sebanyak 2,5 sampai 3,5% serat serat daun nanas.

Pengambilan serat daun nanas pada umumnya dilakukan pada usia tanaman berkisar antara 1

sampai 1,5 tahun. Serat yang berasal dari daun nanas yang masih muda pada umumnya tidakpanjang dan kurang kuat. Sedang serat yang dihasilkan dari tanaman nanas yang terlalu tua,terutama tanaman yang pertumbuhannya di alam terbuka dengan intensitas matahari cukup tinggi

tanpa pelindung, akan menghasilkan serat yang pendek kasar dan getas atau rapuh (short, coarse andbrittle fibre). Oleh sebab, itu untuk mendapatkan serat yang kuat, halus dan lembut perlu dilakukanpemilihan pada daun-daun nanas yang cukup dewasa yang pertumbuhannya sebagian terlindungdari sinar matahari [Hidayat, 2008].

Seperti dikutip dari tulisan Nur asbani yang berjudul “Prospek Serat Daun Nanas dalam Bahan Baku

Page 2: Serat Nanas Sebagai Bahan Tambahan (Admixture) Beton Ringan _ Planet Liza

Seperti dikutip dari tulisan Nur asbani yang berjudul “Prospek Serat Daun Nanas dalam Bahan BakuTekstil” disebutkan bahwa

“Serat daun nanas memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan di Indonesia sebagai bahan baku

tekstil. Usaha budi daya nanas perlu diikuti dengan pemuliaan varietas yang sesuai dan pengembanganteknologi prosesing serat. Pemanfaatan daun nanas dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkandaya saing tanaman nanas”

Dalam perkembangannya serat nanas telah banyak digunakan oleh desaigner ternama indonesia

dalam menciptakan karya kreasi busana fashion sebagai subtitusi bahan baku tekstil konvensionalyang sebelumnya digunakan seperti sutra, katun, jeans, dan berbagai macam bahan baku konveksilainnya.

Selain dikembangkan menjadi bahan baku tekstil pengganti, serat nanas juga dipakai untuk

membeuat beragam jenis kerajinan tangan. Seperti yang dilansir dari Radar Surabaya, terbitantanggal 5 Januari 2009, dengan tajuk Kreasi Serat Nanas ala Teguh Prabowo.

Melalui brand Puspa Guna, Teguh A Prabowo sudah 15 tahun terakhir menekuni kerajinan serat

Nanas. Dari helai-helai serat Nanas yang diolah dengan cara tradisional yaitu dengan merendamdaun-daun nenas selama seminggu di sungai sampai bagian selain serat luluh oleh air sungai, pria 35th ini mulai merangkai serat-serat menjadi beragam jenis kerajinan. Ada yang disulap menjadi pohonNatal, rangkaian kembang, miniaturtaman hingga hiasan dinding maupun sekat-sekat ruang.‘’Khusus pasar Eropa, mereka lebih berminat pada desain yang minimalis atau yang mengarah ke art

deco,’’ ungkapnya.

Dikutip dari http://www.itb.ac.id sekolompok mahasiswa Teknik Material ITB melakukan penelitianmengenai bahan pengganti kayu, Asyraful Hadi Rasfa MT ’06 dan kawan-kawannya yang tergabungdalam MiRC 1 (Material Research Club 1) mempunyai gagasan untuk membuat komposit serat nanasdan serat ijuk sebagai pengganti kayu. Uji bending (uji tekan) telah dilakukan pada komposit seratnanas, komposit serat ijuk, dan kayu untuk membandingkan kekuatan yang dimiliki oleh keduakomposit ini. Hasilnya komposit serat nanas yang telah di beri resin 1.8 kali lebih kuat dari kayu.

Banyak keunggulan yang dimiliki komposit ini jika dibandingkan dengan kayu. Selain komposit

merupakan serat yang relatif lebih kuat jika dibandingkan dengan kayu, harga produksi komposit inijuga relatif lebih murah. Komposit serat lebih unggul karena tidak akan lapuk dan tidak mungkinrusak dimakan rayap.

Serat nanas telah banyak diteliti dan dikreasikan menjadi berbagai macam bentuk, jenis dan tujuan.Namun belum adanya penelitian yang merujuk kepada serat nanas sebagai bahan campuran padabeton maupun bata.

Sebelumya telah banyak penelitian mengenai bahan pengganti agregat selain batu kerikil, diantaranya penelitian yang dilakuan oleh Widaryanto (2007) mengenai bahan tamabahan beton

(Admixture), berupa serat ijuk. Pada Penelitian tersebut digunakan metode SK SNI T-15-1990-03dengan faktor air semen 0,5 dan bahantambah variasi bentuk ijuk tanpa ikatan, diikat 2 bagian, diikat3 bagian, diikat 5 bagian, dengan berat masing masing ijuk 1 % dari berat semennya. Benda ujiberupa silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Pengujian berat jenis, kuat tekan dan

Page 3: Serat Nanas Sebagai Bahan Tambahan (Admixture) Beton Ringan _ Planet Liza

kuat tarik beton dilakukan setelah benda uji dilakukan perawatan 7, 14 dan 28 hari. Hasil penelitianmenunjukkan kuat tekan beton semakin bertambah seiring bertambahnya umur beton dan semakinbanyak jumlah ikatannya semakin bertambah kuat tekan betonnya. Umur beton 7 hari mengalamipenambahan kuat tekan maksimal pada beton variasi bentuk ijuk 5 bagian sebesar 94 % dari beton

variasi bentuk ijuk tidak diikat.

Oleh karenanya penulis tertarik untuk mengembangkan beton ringan dengan campuran bahantambahan (Admixture ) berupa serat nanas yang telah teruji memiliki serat yang cukup baik dantahan lama.

Diharapkan ouput yang dihasilkan berupa penelitian terkini yang dapat memberi angin segar dalampengembangan bahan baku bangunan yang lebih ramah lingkungan serta dapat membentukindustri jenis baru.

Blog at WordPress.com. Theme: Chateau by Ignacio Ricci.