Sepakbola Dan Fairplay

2
SEPAKBOLA (antara Seni, fair play dan Respect) Kerusuhan, perkelahian, perlakuan rasis di tengah-tengah pertandingan sepakbola. Fenomena ini seolah-olah telah menjadi sebuah bagian yang belum bisa terpisahkan pada persepakbolaan Tanah Air. Perkelahian antar pemain terakhir mewarnai persepakbolaan Nasional pada pertandingan semifinal antara Persipura Jayapura melawan Arema Cronous dari Malang yang pada saat itu berlangsung di Jayapura yang menjadi markas tim Persipura. Denda, sanksi dan hukuman yang diberikan oleh Komisi Disiplin (Komdis) kepada para pelaku kekerasan dalam sepakbola belum juga menunjukkan eksistensinya. Beberapa kekerasan masih mewarnai beberapa pertandingan sepakbola di Tanah Air. Sepertinya kedewasaan para pelaku sepakbola sepertinya masih perlu dipertanyakan. “Menjadi pemenang”. Kesebelasan mana yang tidak ingin keluar menjadi pemenang dalam duelnya di lapangan hijau. Tim mana pula yang rela untuk dikalahkan. Semua tim ingin keluar menjadi pemenang. Mereka ingin menunjukkan bahwa merekalah yang terbaik. Namun, kita semua perlu menyadari bahwa sepakbola bukanlah permainan yang dapat dimenangkan dengan segala cara. Sepakbola memiliki peraturan. Sepakbola juga memiliki dimensi etika didalamnya. Maka dari itu, pemenang yang sejati adalah mereka yang bermain dengan fair, mereka yang menganggap lawan sebagai partner dalam bermain. Bukan malah sebaliknya, menganggap lawan sebagai tim yang harus dibantai dengan cara yang tidak dibenarkan dalam peraturannya. Kita semua tahu bahwa sepakbola memiliki peraturan yang harus dijalankan oleh para pemain. Pada hakikatnya, peraturan diciptakan agar permainan ini memiliki seni tersendiri. Seperti adanya pembatasan lapangan dengan garis. Bagaimana jika sebuah lapangan tidak memiliki batas. Entah akan kemana larinya pemain yang sedang membawa bola. Selain untuk memunculkan nilai seni dalam sepakbola, peraturan diciptakan agar para pelakunya mendapatkan perlindungan. Merasakan kenyamanan dalam bermain sepakbola. Seperti larangan mendorong lawan atau mentakling lawan yang mengenai kaki, bukan pada bola. Tingkat kekerasan dalam tindakan-tindakan pelanggaran menimbulkan hukuman yang berbeda. Hukuman itu berurutan, mulai dari peringatan, kartu kuning, dan juga kartu merah dengan artian pelaku pelanggaran harus keluar dari lapangan pertanndingan. Pada masalah perkelahian antar pemain, kerusuhan antar supporter, dan juga masalah rasis. Itu semua terjadi karena kurangnya sikap sportivitas dalam bermain sepakbola. Sikap negatif ini sering kali muncul diawali dari tengah lapangan yang akhirnya dapat berakibat buruk yaitu kerusuhan yang dilakukan oleh kelompok supporter. Kita

description

soccer

Transcript of Sepakbola Dan Fairplay

Page 1: Sepakbola Dan Fairplay

SEPAKBOLA (antara Seni, fair play dan Respect)

Kerusuhan, perkelahian, perlakuan rasis di tengah-tengah pertandingan sepakbola. Fenomena ini seolah-olah telah menjadi sebuah bagian yang belum bisa terpisahkan pada persepakbolaan Tanah Air. Perkelahian antar pemain terakhir mewarnai persepakbolaan Nasional pada pertandingan semifinal antara Persipura Jayapura melawan Arema Cronous dari Malang yang pada saat itu berlangsung di Jayapura yang menjadi markas tim Persipura.

Denda, sanksi dan hukuman yang diberikan oleh Komisi Disiplin (Komdis) kepada para pelaku kekerasan dalam sepakbola belum juga menunjukkan eksistensinya. Beberapa kekerasan masih mewarnai beberapa pertandingan sepakbola di Tanah Air. Sepertinya kedewasaan para pelaku sepakbola sepertinya masih perlu dipertanyakan.

“Menjadi pemenang”.

Kesebelasan mana yang tidak ingin keluar menjadi pemenang dalam duelnya di lapangan hijau. Tim mana pula yang rela untuk dikalahkan. Semua tim ingin keluar menjadi pemenang. Mereka ingin menunjukkan bahwa merekalah yang terbaik. Namun, kita semua perlu menyadari bahwa sepakbola bukanlah permainan yang dapat dimenangkan dengan segala cara. Sepakbola memiliki peraturan. Sepakbola juga memiliki dimensi etika didalamnya. Maka dari itu, pemenang yang sejati adalah mereka yang bermain dengan fair, mereka yang menganggap lawan sebagai partner dalam bermain. Bukan malah sebaliknya, menganggap lawan sebagai tim yang harus dibantai dengan cara yang tidak dibenarkan dalam peraturannya.

Kita semua tahu bahwa sepakbola memiliki peraturan yang harus dijalankan oleh para pemain. Pada hakikatnya, peraturan diciptakan agar permainan ini memiliki seni tersendiri. Seperti adanya pembatasan lapangan dengan garis. Bagaimana jika sebuah lapangan tidak memiliki batas. Entah akan kemana larinya pemain yang sedang membawa bola. Selain untuk memunculkan nilai seni dalam sepakbola, peraturan diciptakan agar para pelakunya mendapatkan perlindungan. Merasakan kenyamanan dalam bermain sepakbola. Seperti larangan mendorong lawan atau mentakling lawan yang mengenai kaki, bukan pada bola. Tingkat kekerasan dalam tindakan-tindakan pelanggaran menimbulkan hukuman yang berbeda. Hukuman itu berurutan, mulai dari peringatan, kartu kuning, dan juga kartu merah dengan artian pelaku pelanggaran harus keluar dari lapangan pertanndingan.

Pada masalah perkelahian antar pemain, kerusuhan antar supporter, dan juga masalah rasis. Itu semua terjadi karena kurangnya sikap sportivitas dalam bermain sepakbola. Sikap negatif ini sering kali muncul diawali dari tengah lapangan yang akhirnya dapat berakibat buruk yaitu kerusuhan yang dilakukan oleh kelompok supporter. Kita semua tahu bahwa pada setiap pertandingan sepakbola sudah ada pengadil ditengah-tengahnya. Tugas seorang wasit bukanlah tugas yang mudah. Dia harus memberikan keputusan yang tepat pada setiap keputusan yang dia berikan. Namun demiian terkadang kita masih menemukan wasit yang masih ragu-ragu dalam memberikan keputusan. Pelanggaran yang harusnya diganjar kartu kuning atau bahkan kartu merah terkadang hanya membuahkan pelanggaran dengan peringatan kecil.

Maka dari itu, pengetahuan dan penerapan peraturan pertandingan sangat perlu ditekankan. Penekanan bukan hanya pada pemain dan tim yang bertanding, melainkan lebih luas lagi. Kepada penonton atau kelompok supporter dari kedua kesebelasan yang sedang bertanding. Selain itu perbaikan pada pengadil lapangan juga sangat perlu dilakukan karena dari tangan wasit inilah, jiwa sportivitas dari semua kalangan dapat tumbuh. Pemberian keputusan yang tepat, ketegasan dalam memberikan keputusan merupakan faktor yang dirasa sangat kurang dimiliki oleh pengadil di tengah lapangan. Jika wasit yang sedang bertugas mampu memimpin jalannya pertandingan dengan baik, maka suatu pertandingan akan memunculkan nilai seni yang tinggi, selain itu kedua kesebelasan juga dapat menerima hasil pertandingan dengan legawa. Dan juga pada kelompok supporter, kekalahan dari tim kesayangannya dapat diterima dengan lapang dada. Akhirnya persepakbolaan Indonesia benar-benar menjadi sepakbola yang dapat menyuguhkan permainan

Page 2: Sepakbola Dan Fairplay

yang indah dan bernilai seni, yang menumbuhkan dan memelihara jiwa fair play, dan juga sikap RESPECT kepada sesama.

Idenitas penulis:

Nama : Muhammad Farid

TTL : Kediri, 9 Maret 1986

Alamat : Jalan HOS Cokroaminoto No. 73 Kediri 64132

Aktifitas : Guru Swasta

Alamat kantor : Jalan Simpang Gajayana Kota Malang

E-mail : [email protected]

No.Telp. : 085645415601