SENYAWA KIMIA TOKSIK

download SENYAWA KIMIA TOKSIK

of 7

description

senyawa kimia toksik

Transcript of SENYAWA KIMIA TOKSIK

SENYAWA KIMIA TOKSIK

SENYAWA KIMIA TOKSIK

Lingkungan merupakan tempat hidup makhluk hidup. Kualitas lingkungan sangat mempengaruhi kondisi makhluk hidup, terutama manusia. Bila interksi antara manusia dengan lingkungan berada dalam keadaan seimbang, maka kondisinya akan berada dalam keadaan sehat. Tetapi karena sesuatu sebab yang mengganggu keseimbangan lingkungan ini, maka akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi kesehatan (Pallar, 1994).

Kontaminasi senyawa logam berat terhadap lingkungan telah menyebabkan suatu masalah serius, dimana logam ini berpotensi merusak kesehatan manusia, tanaman, maupun hewan (Pallar, 1994). Logam berat seperti Fe, Pb, Hg, Cd, Ni, Cr, dan As mempunyai kemampuan meracuni. Logam ini dibutuhkan untuk pertumbuhan normal dan metabolism dalam jumlah sedikit, tetapi jika nilai ambang batasnya dilampaui akan dapat menyebabkan efek beracun (Darmono, 1995).

Zat atau senyawa hasil kegiatan industri (limbah) biasanya berbahaya dan mempunyai sifat beracun (toksik). Keberadaan zat atau senyawa tersebut di lingkungan akan sangat membahayakan dan menurukan kualitas lingkungan (Darmono, 1995).

Toksisitas sutau bahan kimia ditentukan dengan LD-50 atau LC-50 (Lethal Dosage-50 atau Lethal Concentration-50), yaitu dosis atau konsentrasi suatu bahan uji yang menimbukan kematian 50% hewan uji. Pada manusia, sasaran toksikan pertama adalah saluran pencernaan. Toksikan yang masuk melalui makanan pertama kali di dalam mulut akan diabsorbsi dan mengkontaminasi kelenkjar ludah (Saliva) dan akan meracuni organ pencernaan, kemudian menyebar ke organ vital lainnya (Anonim, 2003).

Menurut Kementrian Negara dan Lingkungan Hidup tahun 1997, sifat toksisitas logam dapat dikelompokkan ke dalam 3 kelompok, yaitu:

Luar biasa toksik (LC-50 < 1 ppm)

Sangat toksik (LC-50 1-50 ppm)

Cukup toksik (LC-50 50-500 ppm)

Contoh senyawa yang potensial memiliki tingkatan toksik adalah:

CONTOH SENYAWA

Luar Biasa Toksik (LC-50 < 1 ppm )Hg, Cd, Pb, Cu, Zn, DDT, endrin, senyawa diprenil piranoflavon yaitu artelastokromen dan b-resorsilaldehid, aviniferin, dan viniferin

Sangat Toksik (LC-50 1-50 ppm)Cr, Ni, Co, kalium ferrocyanatum, 6-metoksisterigmatosistin

Cukup Toksik (LC-50 50-500 ppm)Mn, Fe, klorolignin, lignin, hopeafenol, emodin

SENYAWA LC-50 < 1 ppm

Hg (Merkuri)

Sebagian senyawa merkuri yang lepas ke lingkungan akan mengalami proses methylation menjadi methylmercury (MeHg) oleh mikroorganisme dalam air dan tanah. MeHg dengan cepat akan diakumulasikan dalam ikan atau tumbuhan air dalam air permukaan. MeHg ini merupakan bentuk penting yang memberikan pemejanan pada manusia. Industry yang memasok Hg ke lingkungan adalah pabrik kimia, tinta, kertas, penyamakan kulit, tekstil dan farmasi (Anonim, 2005).

Merkuri merupakan bahan teratogenik. Karena sifatnya yang sangat beracun maka U.S Food dan administration (FDA) menentukan nilai ambang batas kadar merkuri yang ada dalam jaringan tubuh ataupun di badan air, yaitu sebesar 0,005 ppm. Bila dalam air atau makanan kadar merkuri tersebut sudah melampaui nilai ambang batas, maka air atau makanan tersebut dinyatakan berbahaya (Anonim, 2005)

Efek toksisitas utama merkuri adalah pada susunan saraf pusat dan ginjal. Akumilasi merkuri akan menimbulkan kerusakan saraf pusat dan ginjal, antara lain hilangnya daya ingat dan tremor (Anonim, 2005).

Cd (Cadmium)

Cadmium banyak ditemukan sebagai hasil samping pengecoran seng, timah, tembaga cadmium, industry baterei dan plastic. Keberadaan cadmium di alam dapat menyebabkan kerusakan ginjal, liver, testis, system imun, dan system saraf (Anonim, 2006).

Pb (Timbal)

Timbal merupakan logam yang amat beracun, tidak dapat dimusnahkan serta tidak dapat terurai menjadi zat lain. Oleh karena itu, bila timbale terlepas ke lingkungan dapat menjadi ancaman bagi makhluk hidup. Logam Pb digunakan pada industry mobil, baterei mobil, keramik, stabilisator PVC, kabel, pipa, lukisan, insektisida dan penggunaan bahan bvakar (Anonim, 2006).

Cu (Tembaga)

Penggunaan tembaga antara lain dalam in dustri sebagai motor listrik, generator, kabel transmisi, otomotif, kabel, sakelar, industry konstruksi pesawat terbang, kapal laut, atap, mesin-mesin pertanian. Cu dalam kadar tinggi melalui udara dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan sakit kepala, sakit perut dan untuk level pemaparan yang lebih tinggi akan menyebabkan kerusakan ginjal, lever, dan kematian (Kurniasih, 2002).

Zn (Zinc)

Zn banyak dimanfaatkan pada kegiatan ibdustri sebagai zat warna pada plastic, kosmetik, kertas, tinta cetak, dan pertambangan (Anonim, 2006)

DDT (C14H9Cl5 atau diklorodifeniltrikloroetana)

LC-50 selama 96 jam pada udanng adalah 0,4 (g/L, dengn waktu paruh dalam tanah 10-15 tahun (Anonim, 2003).

Senyawa diprenil piranoflavon

Senyawa ini berupa artelastokromen dan b-resoraldehid, yang masing-masing memperlihatkan LC-50 298,2 dan 79,9 mg/ml (Mujahidin dkk, 2000).

Endrin (C12H8Cl6O)

Endrin banyak dimanfaatkan sebagai racun serangga (tikus) dalam pertanian, merupakan senyawa toksik pada ikan dengan LC-50 < 1 (g/L.

SENYAWA LC-50 1 50 ppm

Cr (Chrome)

Krom paling banyak digunakan dalam industry metalurgi, kimia, dan refractory. Pemaparan akut Cr dapat menyebabkan nekrosis hepar (Sawestri, 2006).

Ni (Nikel)

Sumber Ni terbesar di atmosfer adalah dari pembakaran BBM, pertambangan, penyulingan minyak, dan incinerator. Debu yang mengandung Ni dapat menimbulkan kematian akibatkanker rongga hidung dan paru-paru (Sawestri, 2006).

Co (Cobalt)

Penggunaan kobalt paling banyak adalh sebagai katalis dalam industry kimia, electroplating, zat warna, elektroda baterei, dan sumber sinar gamma radiotherapy (Co-60).

Kalium ferrocyanatum

Berdasarjkan percobaan Ariesyady (1996), didapatkan hasil bahwa nilai LC-50 senyawa Kalium ferrocyanatum dengan waktu pemaparan 24, 48, 72, dan 96 jam menggunakan metode regresi linear berturut-turut adalah 34,99; 216,59; 15,43, dan 12,57 ppm, sedangkan bila menggunakan metode analisis probit dihasilkan nilai 34,98; 16,68; 15,54, dan 12,46 ppm.

SENYAWA LC-50 50 500 ppm

Mn (Mangan)

Mangan digunakan dalam pembuatan besi dan baja, zat warna gelas, katalis (MnO2), desinfektan, puypuk, bahan keramik (MnO) dan campouran logam. Intake Mn dalam kadar tinggi dapat menyebabkan gangguan pernafasan dan otak (Anonim, 2006). Fe (Besi)

Logam Fe banyak digunakan dalam industry sebagai bahan pembuatan mesin cuci, otomotif, kargo kapal, dan komponen structural bangunan (Setyawan dkk, 2004).

Klorolignin

LC-50 pada pemaparan 24, 48, 72, dan 96 jam menggunakan bioassay sebelum pengolahan diperoleh nilai LC-50 236, 175, 173, dan 172 ppm (Dempowati, 2000).

Toksisitas beberapa logam beratLogam berat Kisaran lingkat racun (ppb)Ar / Arsen 3.000 60.000Pb / Timah hitam (anorganik) 1.000 100.000Pb / Timah hitan (organik) 0,02 300Zn / Seng 200 20.000Cu / Tembaga 20 100.000Cd / Kadmium 0,1 50Hg / Air raksa (anorganik) 5 4.000Hg / Air raksa (organik) 0,2 8.000Sumber : Wilson, 1988DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1997. Undang-Undang Negara Repiblik Indonesia No.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Kantor Negara Lingkungan Hidup/Bapedal.

Anonim, 2003. Toksikologi. http://www.prn2.usm.my/mainsite/bulletin/2003/penawar48.html. [7 April 2007].

Anonim, 2005. Mercury. http://en.wikipedia.org/wiki/mercury. [7 April 2007].

Anonim, 2006. Cadmium. http://en.wikipedia.org/wiki/cadmium. [7 April 2007].

Anonim, 2005. Lead. http://en.wikipedia.org/wiki/lead. [7 April 2007].

Anonim, 2005. Manganese. http://en.wikipedia.org/wiki/manganese. [7 April 2007].

Anonim, 2005. Zinc. http://en.wikipedia.org/wiki/zinc. [7 April 2007].

Ariesyady, H. D. 1996. Kalium Ferrocyanatum. Bandung: ITB Press.

Dempowati, E. 2000. Senyawa Klirolignin. http://digilib.ampl.or.id/detail. [7 April 2007].

Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: UI Press.

Kurniasih, Y. 2002. Studi Kandungan Pb dan Cu pada Ikan Mujahir (Tillapia mossambica) di Muara Sungai Badung. Jurnal Kimia Lingkungan 3(2): 97-100.

Mujahidibn, D., Sjamsul, A. A. Yana, M. S. Norio, A., Euis, H. H., Mariko, K., Lukman, M., Hiromitsu, T. dan Rusjdi, T. 2000. Artelastokromen, Suatu diprenilpiraniflavon dan B-resorsaldehid dari Batang Artocarpus lanceifolius. http://www.chem-is-try.org//. [7 April 2007].

Pallar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta:Rineka Cipta.

Sawestri, S. 2006. Kandungan Logam dalam Tubuh Cacing Laut Nemalycastis abiuma (Polychaetya: nereidae) dari Teluk Jakarta. Surakarta: Biologi FMIPA UNS. [Skripsi].

Setyawan, A. D., Indrowuryanto, Wiryanto, dan Kusumo, W. 2004. Pencemaran Logam Berat Fe, Cd, Cr, dan Pb pada Lingkungan Mangrove di Provinsi Jawa Tengah. Enviro 4 (2): 45-49.