Senyawa Toksik Pangan
-
Upload
moh-taufik -
Category
Food
-
view
399 -
download
5
Transcript of Senyawa Toksik Pangan
SENYAWA TOKSIK PANGAN
DEPARTEMEN
ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
Oleh:
MOH. TAUFIK, STP, MSI
SUBTOPIK Senyawa Toksik Pangan
Senyawa Toksik Berasal dari Proses Pengolahan
1. Benzo[a]pyrene
2. 3-MCPD
3. Akrilamida
Senyawa Toksik Berasal dari Alamiah
1. Solanin
2. Asam Sianida
3. Histamin
4. Aflatoksin
SENYAWA TOKSIK PANGAN
Bahan Pangan
Antigizi
Seny. toksik
Zat gizi
Seny. bioaktif
Karbohidrat,
protein,
lemak,
vitamin dan
mineral
Solanin,
histamine dll
Akrilamida,
benzo[a]pyren,
3-MCPD dll
Antitripsin,
asam fitat dll
Isoflavon,
bioactive peptide
dll
Komponen Bahan Pangan
Zat gizi Substansi yang diperoleh dari makanan dan digunakan untuk pertumbuhan,
pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuh.
Senyawa anti gizi Suatu senyawa yang terdapat dalam beberapa bahan pangan yang
dapat mengganggu penyerapan zat gizi di dalam tubuh pada saat pangan tersebut
dikonsumsi.
Senyawa Toksik Senyawa yang terdapat secara alami dalam bahan pangan atau hasil
proses pengolahan yang bersifat racun bagi manusia
Senyawa bioaktif Senyawa yang mempunyai efek fisiologis dalam tubuh yang
berpengaruh positif terhadap kesehatan manusia.
SENYAWA TOKSIK YANG BERASAL DARI PROSES PENGOLAHAN
1) Benzo[a]pyrene
Polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH)
Molekul aromatik yang terdiri atas dua atau
lebih molekul cincin aromatik dan disusun
oleh atom karbon dan hidrogen.
PAH yang paling bersifat toksik dan dijadikan
indikator pencemaran PAH pada makanan
Benzo[a]pyrene
Benzo[a]pyrene
Benzo[a]pyrene terbentuk Pirolisis dan
pirosintetis.
Pirolisis Reaksi pemecahan bahan organik
menjadi fragmen yang sederhana Terjadi pada
suhu tinggi dan tanpa air 425ºC (Guillen et al.
2000 dan Sikorski 2005).
Pirosintetis Reaksi pembentukan senyawa
aromatik dari fragmen hasil pirolisis. Benzo[a]piren (Hart et al. 2003)
Benzo[a]pyrene
Benzo[a]pyrene masuk ke bahan pangan
Proses pengolahan Pengasapan
atau pemanggangan
Storelli et al. (2003) melaporkan kadar
Benzo[a]pyrene pada seafood asap
dengan metode pengasapan panas
rnencapai 46 µg/kg
Benzo[a]pyrene
Salah satu parameter yang dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat toksisitas suatu senyawa
adalah LD50.
LD50 Dosis tertentu (mg berat bahan uji per kg
berat badan hewan uji) yang menghasilkan 50%
respon kematian pada populasi hewan uji dalam
jangka waktu tertentu.
Nilai LD50 dari Benzo[a]pyrene pada tikus adalah
232 mg/kg (Salamone 1981), sedangkan nilai LD50
pada kelinci adalah 50 mg/kg (RTECS 1994).
Batas maksimum dari Benzo[a]pyrene 10µg/kg
(European Commission 2003).
Benzo[a]pyrene
Ada beberapa cara untuk mencegah atau mengurangi bahaya
Benzo[a]pyrene yaitu
1. Mengurangi konsumsi makanan yang diolah dengan
pengasapan
2. Memperbanyak makan buah-buahan dan sayur-sayuran
3. Hindari kontak langsung antara bahan pangan dengan
nyala api
2) 3-MCPD
3-Monochloro-1,2-propanediol (3-MCPD)
Terbentuk jika ion klorida bereaksi dengan
trigliserida dalam makanan Pengolahan
pangan dan penyimpanan.
3-MCPD Bentuk esternya adalah 3-MCPD
monoester dan 3-MCPD diester.
3-MCPD
Struktur 3-MCPD dan esternya (Zelinkova et al. 2006)
3-MCPD
3-MCPD monoester dan 3-MCPD diester Memiliki
potensi terhidrolisis oleh enzim lipase dalam
saluran pencernaan menjadi 3-MCPD (Seefelder et
al. 2008)
3-MCPD Kelompok 2 Kemungkinan dapat
menyebabkan kanker bagi manusia (IARC 2012)
LD50 dari 3-MCPD pada tikus adalah 150 mg/kg BB.
3-MCPD pada makanan secara umum berasal dari
jalur Hidrolisa asam, proses pemanasan (Baer
et al. 2010).
3-MCPD
Minyak Goreng
Kadar 3-MCPD ester dalam minyak goreng
sawit yang mengalami pemurnian Pada
kisaran 4.5 – 13 mg/kg (ILSI 2009).
Senyawa 3-MCPD ester dalam minyak
terbentuk pada proses deodorisasi 240 –
270ºC (Crews 2012).
Bleaching Bleaching earths dapat
berpotensi menjadi sumber ion klorin
Seringkali diberi perlakuan asam (HCl) untuk
meningkatkan efisiensi.
Crude palm oil
Degumming
Netralisasi
Bleaching
Deodorasi
Fraksinasi
3-MCPD
HVP
3-MCPD yang berasal dari
hidrolisis asam acid hydrolized
vegetable protein (HVP)
HVP Hasil pemecahan protein
dengan proses hidrolisa menjadi
komponen-komponen asam amino
(amino acids) Penyedap rasa
Batasan maksimum 3-MCPD ester untuk
minyak hingga kini belum ditetapkan.
Batas maksimum 3-MCPD untuk protein
nabati terhidrolisis asam (acid-HVP) 1000
µg/kg (BPOM 2009).
3-MCPD
3) Akrilamida
International Agency for Research on
Cancer (IARC) Senyawa karsinogenik
tipe 2 (IARC 1994) Akrilamida
berpotensi kanker terhadap manusia.
Nilai NOEL (No Observed Effect Level)
0.2 mg/ kg bb/hari berdasarkan kajian
terhadap tikus (CODEX 2011).
Akrilamida
Akrilamida terbentuk dari reaksi gula pereduksi dan gugus
amina dari asam amino
Gula pereduksi yang berpotensi Glukosa dan fruktosa
(Vivanti et al. 2006)
Asam amino yang bereaksi Asparagin (Friedman 2003;
Zyzak 2003)
Akrilamida
Reaksi pembentukan akrilamida (Wilson et al. 2006)
Perendaman dalam air
Blansir
Perendaman dalam larutan asam sitrat
SENYAWA TOKSIK YANG BERASAL DARI ALAMIAH
1) Solanin
Solanin Racun kelompok glikoalkaloid
Unit alkaloid yang bergabung dengan
unit gula
Solanin ditemukan pada kelompok
solanaceae Misalnya kentang
(Solanum tuberosum).
Solanin
Solanin pada kentang Kadar rendah
Tidak menimbulkan efek yang merugikan
bagi manusia
Kentang yang berwarna hijau dan secara
fisik telah rusak (membusuk) Kadar
solanin yang tinggi
Kadar solanin yang tinggi Rasa pahit
dan gejala keracunan (sakit perut, mual,
dan muntah)
Solanin
Symptoms include nausea, diarrhea,
vomiting, stomach cramps, cardiac
dysrhythmia, headache and dizziness.
One study suggests that doses of 2 to
5 mg/kg of body weight can cause
toxic symptoms
2) Asam Sianida
Asam sianida (HCN) Terdapat pada singkong
Kadar HCN tiap jenis singkong berbeda-beda
Pengolahan (perendaman, pemasakan, atau fermentasi)
dapat mereduksi HCN Merendam singkong terlebih
dahulu di dalam air Kadar HCN turun
Codex Alimentarius Commission of FAO/WHO (1991) 10
mg HCN/kg produk.
Asam Sianida
HCN Mengganggu pengangkutan 02 ke jaringan Enzim sitokrom
oksidase Metabolisme sel secara aerobik terhenti (Brachet 1957).
02 tidak dapat digunakan oleh jaringan Jaringan otak.
Dosis letal daripada HCN ialah 60-90 mg.
Gejalah keracunan
1. Sesak nafas dan sianosis.
2. Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah dan diare.
3. Perasaan pusing, lemah dan kesadaran menurun
3) Histamin
Kandungan histidin pada ikan 3% dan 5%
Histidin pada ikan dapat diubah menjadi histamin oleh enzim
histidin dekarboksilase
Histamin terbentuk pada ikan rusak/busuk oleh bakteri
tertentu yang memiliki enzim histidin dekarboksilase (Frank
et al. 1981)
Histamin
Proses dekarboksilasi histidin menjadi histamin (Keer et al. 2002).
Histamin
Histamin dihasilkan oleh berbagai jenis bakteri
Penghasil utama histamin Bakteri gram negatif
mesofil Morganella morganii, Enterobacter
aerogenes, Raoultella planticola, Raoultella
ornithinolytica dan Photobacterium damselae
Histamin
Suhu optimum pembentukan histamin oleh Morganella
morganii dan Proteus vulgaris 25ᵒC.
Menurut Fletcher et al. (1995) pembentukan histamin pada
suhu 0–5ᵒC sangat kecil bahkan dapat diabaikan.
Batas maksimum histamine menurut FDA 5 mg/100 g
Histamin
Konsumsi terhadap ikan yang mengandung histamin
lebih dari 100 mg/100 g Simtom kardiovaskular
(tubuh serasa berputar, hipotensi, dan pusing) dan
gantroenteritis (kejang perut, diare, dan muntah)
(McLauchin 2005).
4) Aflatoksin
Aflatoksin Dihasilkan beberapa spesies dari fungi Aspergillus
Banyak ditemukan di daerah beriklim panas dan lembap (27-
40°C dan kelembapan relatif 85%)
International Agency for Research on Cancer (IARC) Aflatoksin
termasuk dalam senyawa Kelompok 1 Senyawa yang bersifat
karsinogenik pada manusia
Aflatoksin B1 Aflatoksin yang paling toksik
Aflatoksin
Jenis-jenis aflatoksin Aflatoksin B1, B2, G1, G2, M1 dan M2
Aflatoksin B Dihasilkan oleh Aspergillus flavus
Aflatoksin B dan G Dihasilkan oleh Aspergillus parasiticus
Aflatoksin M1 dan M2 Metabolit hasil hidroksilasi aflatoksin B1
dan B2 di tubuh manusia atau hewan yang mengonsumsi makanan
yang tercemar aflatoksin.
Aflatoksin M dijumpai dalam air susu dan urine.
Aflatoksin
FDA Batas cemaran aflatoksin dalam makanan adalah
sebesar 20 ppb (Brown et al. 1999)
Terdapat pada:
Jagung dan produk olahannya
Kacang dan produk kacang-kacangan
Susu, kacang brasil, kacang pistachio dan walnut
Sereal dan produk sereal seperti pasta dan mi instan