SENTH PENERAPAN ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA PERANCANGAN ...

8
SENTHONG, Vol. 1, No.2, Juli 2018 171 PENERAPAN ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA PERANCANGAN PESANTREN AGROBISNIS DI KARANGANYAR Satrio Ryan Pratama, Maya Andria Nirawati, Samsudi Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta [email protected] Abstrak Pada awal kemunculan, pesantren hanya berfokus pada pendidikan agama. Seiring perkembangan zaman, lulusan pesantren membutuhkan keterampilan tambahan di samping pengetahuan agama. Menanggapi hal itu, perlu dibangun pesantren-pesantren yang mempunyai kurikulum kejuruan sebagai ilmu keterampilan tambahan. Pondok Pesantren Agrobisnis di Karanganyar adalah salah satu jawaban atas kebutuhan di atas. Pondok pesantren Agrobisnis dibangun untuk mengakomodasi kebutuhan prasarana pendidikan Islam dengan keterampilan pertanian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian terapan (applied research) melalui penggalian ide awal serta pengumpulan data, yang kemudian disimpulkan menjadi suatu pedoman dalam analisis perancangan, dengan menggunakan metode pendekatan ekologis. Pendekatan ekologis adalah suatu pendekatan arsitektural yang prinsip utamanya adalah menerapkan pembangunan yang ramah terhadap lingkungan sekitarnya. Sebagai acuan dari kegiatan agrobisnis yang berkaitan dengan lingkungan. Arsitektur ekologis dirasa sesuai untuk digunakan sebagai penyelesaian permasalahan dalam penyediaan prasarana pendidikan dan penataan kawasan pesantren. Dengan pendekatan ekologis, diharapkan lingkungan pesantren dapat tetap terjaga keasrian dan kesuburannya. Pembangunan pesantren Agrobisnis fokus pada optimalisasi penggunaan lahan, respons terhadap kondisi iklim, pemanfaatan energi terbarukan, manajemen penggunanaan energi dan air, serta menghasilkan santri yang memiliki ketrampilan pertanian dan pedulian terhadap lingkungan. Kata kunci : pondok pesantren, agrobisnis, arsitektur ekologis 1. PENDAHULUAN Pendidikan pesantren merupakan sistem pendidikan yang membuat peserta didik memperoleh pendidikan secara komprehensif. Kata “pesantren” berasal dari kata “santri” yang mendapat awalan “pe” dan akhiran “an” yang berarti tempat tinggal santri. Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam dengan beberapa ciri, di antaranya: penerapan sistem asrama atau pondok, sosok kyai sebagai figur sentral, masjid sebagai pusat kegiatan yang menjiwai, dan pengajaran agama islam di bawah bimbingan kyai yang diikuti santri merupakan kegiatan utama pengajarannya (Dhofier, 1982). Dengan demikian, sistem pesantren membuat santri mendapatkan pendidikan ajaran Islam langsung dari lingkungan yang aplikatif. Agrobisnis merupakan sebuah kegiatan manajemen pertanian yang mengatur kegiatan pertanian dari hulu hingga ke hilir dengan memperhatikan sisi ekonomi pada setiap kegiatan yang dilakukan. Selain itu, agrobisnis merupakan serangkaian kegiatan yang utuh dan tidak dapat terpisahkan antara satu kegiatan dan kegiatan lainnya, mulai dari proses produksi, pengolahan hasil, pemasaran, dan aktivitas lain yang berkaitan dengan kegiatan pertanian (Soekartawi, 2001) Pesantren Agrobisnis di Karanganyar hadir sebagai kawasan pendidikan yang mewadahi kegiatan pendidikan, asrama, dan agrobisnis dengan tujuan utama mencetak manusia seutuhnya melalui penerapan sistem pendidikan Islam. Dalam perancangannya, Pesantren Agrobisnis memerlukan pendekatan arsitektur yang sesuai dengan karateristik bangunan, pengguna, dan kegiatan di dalamnya. Perancangan desain yang sesuai diperlukan untuk mewujudkan bangunan yang dapat memenuhi kebutuhan kegiatan keterampilan agrobisnis yang ramah lingkungan.

Transcript of SENTH PENERAPAN ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA PERANCANGAN ...

Page 1: SENTH PENERAPAN ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA PERANCANGAN ...

SENTHONG,Vol.1,No.2,Juli2018

171

PENERAPANARSITEKTUREKOLOGISPADAPERANCANGANPESANTRENAGROBISNISDIKARANGANYAR

SatrioRyanPratama,MayaAndriaNirawati,SamsudiProdiArsitekturFakultasTeknikUniversitasSebelasMaretSurakarta

[email protected]

Abstrak

Pada awal kemunculan, pesantren hanya berfokus pada pendidikan agama. Seiring perkembangan zaman,lulusanpesantrenmembutuhkan keterampilan tambahandi sampingpengetahuanagama.Menanggapi halitu, perlu dibangun pesantren-pesantren yang mempunyai kurikulum kejuruan sebagai ilmu keterampilantambahan.PondokPesantrenAgrobisnisdiKaranganyaradalahsalahsatu jawabanataskebutuhandiatas.PondokpesantrenAgrobisnisdibangununtukmengakomodasikebutuhanprasaranapendidikanIslamdenganketerampilan pertanian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian terapan(appliedresearch)melaluipenggalianideawalsertapengumpulandata,yangkemudiandisimpulkanmenjadisuatupedomandalamanalisisperancangan,denganmenggunakanmetodependekatanekologis.Pendekatanekologisadalahsuatupendekatanarsitekturalyangprinsiputamanyaadalahmenerapkanpembangunanyangramah terhadap lingkungan sekitarnya. Sebagai acuan dari kegiatan agrobisnis yang berkaitan denganlingkungan. Arsitektur ekologis dirasa sesuai untuk digunakan sebagai penyelesaian permasalahan dalampenyediaan prasarana pendidikan dan penataan kawasan pesantren. Dengan pendekatan ekologis,diharapkan lingkunganpesantrendapat tetap terjaga keasriandan kesuburannya. PembangunanpesantrenAgrobisnis fokus pada optimalisasi penggunaan lahan, respons terhadap kondisi iklim, pemanfaatan energiterbarukan,manajemenpenggunanaanenergidanair, sertamenghasilkansantriyangmemilikiketrampilanpertaniandanpedulianterhadaplingkungan.

Katakunci:pondokpesantren,agrobisnis,arsitekturekologis

1.PENDAHULUANPendidikanpesantrenmerupakansistempendidikanyangmembuatpesertadidikmemperoleh

pendidikansecarakomprehensif.Kata“pesantren”berasaldarikata“santri”yangmendapatawalan“pe”danakhiran“an”yangberartitempattinggalsantri.PesantrenmerupakanlembagapendidikanIslamdenganbeberapaciri,diantaranya:penerapansistemasramaataupondok,sosokkyaisebagaifigur sentral,masjid sebagaipusatkegiatanyangmenjiwai,danpengajaranagama islamdibawahbimbingan kyai yang diikuti santri merupakan kegiatan utama pengajarannya (Dhofier, 1982).Dengandemikian,sistempesantrenmembuatsantrimendapatkanpendidikanajaranIslamlangsungdarilingkunganyangaplikatif.

Agrobisnis merupakan sebuah kegiatan manajemen pertanian yang mengatur kegiatanpertaniandarihuluhinggakehilirdenganmemperhatikansisiekonomipadasetiapkegiatanyangdilakukan. Selain itu, agrobisnis merupakan serangkaian kegiatan yang utuh dan tidak dapatterpisahkanantarasatukegiatandankegiatanlainnya,mulaidariprosesproduksi,pengolahanhasil,pemasaran,danaktivitaslainyangberkaitandengankegiatanpertanian(Soekartawi,2001)

Pesantren Agrobisnis di Karanganyar hadir sebagai kawasan pendidikan yang mewadahikegiatan pendidikan, asrama, dan agrobisnis dengan tujuan utamamencetak manusia seutuhnyamelalui penerapan sistem pendidikan Islam. Dalam perancangannya, Pesantren Agrobisnismemerlukan pendekatan arsitektur yang sesuai dengan karateristik bangunan, pengguna, dankegiatan di dalamnya. Perancangan desain yang sesuai diperlukan untuk mewujudkan bangunanyangdapatmemenuhikebutuhankegiatanketerampilanagrobisnisyangramahlingkungan.

Page 2: SENTH PENERAPAN ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA PERANCANGAN ...

SatrioRyanPratama,MayaAndriaN,Samsudi/JurnalSENTHONG2018

172

Pada tahun 2016 pemerintah melalui Kementrian Agama mengeluarkan Keputusan DirekturJenderal Pendidikan Islam no. 5222 tahun 2016, tentang Petunjuk Teknis (juknis) PenyelengaraanPondok Pesantren Agrobisnis/Pertanian. Juknis tersebut menjadi suatu pedoman standar danpersyaratanbagipesantrendalammengajarkanketerampilanagrobisniskepadasantrinya.

Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah,memiliki jumlah penduduk yang bekerja pada sektorpertanian sebanyak 127.377 jiwa dengan luas lahan pertanian 44.218,47 ha. Data pemerintahkabupaten(pemkab)Karanganyartahun2015menunjukkanterdapat52sekolahsetingkatSMAdan17pondokpesantren,satudiantaranyamerupakanlembagapendidikanberbentukpesantrenyangmenyelengarakanpendidikanagrobisnis(Harjanto,2017).

Melihat potensi pertanian di kabupaten Karanganyar dan programpemerintahmelalui juknisno.5222 tahun2016,maka infrastukturpendidikan Islamyangberbasisagrobisnismenjadi sangatmemungkinkanuntukdirealisasikan.Padasaat iniPesantrenAgrobisnisbelummempunyai fasilitasbangunan yang layak dan memenuhi standar. Bangunan pesantren belum mampu mewadahikegiatan-kegiatanpendidikanagamadanagrobisnisyangkhususdansecaramenyeluruh.

Pondok Pesantren Agrobisnis direncanakan berbentuk lembaga pendidikan formal,MadrasahAliyahKejuruan(MAK)denganprogramketerampilankhususagrobisnis.Untukmendukungkegiatanpembelajaran, Pesantren Agrobisnis dirancang memiliki fasilitas yang sesuai dengan standarPeraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SekolahMenengahKejuruan/MadrasahAliyahKejuruan (SMK/MAK) no.40 tahun2008.PondokPesantrenAgrobisnismemiliki tujuanmencetakmanusia seutuhnyadenganmendidik santrinyaagarmenjadipribadi yang memiliki nilai-nilai agama yang kuat, cakap berketerampilan agrobisnis, danberwawasan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan arsitektur yang dapatmenjadi koridor agar antara kawasan, bangunan, kegiatan, dan sistem yang ada di PesantrenAgrobisnisdapatbersinergidantidakmerusakalamsekitar.Berdasarkantujuanpesantrentersebut,makadiperlukan suatu fasilitas bangunan yangdapatmendukung tercapainya tujuan. Pendekatanarsitekturpadakawasanpesantrendiharapkandapatmenjadikoridorbagipenggunaagarmemilikisemangatberwawasan lingkungan,sekaligusdapatmenciptakankesinambunganantarapengguna,kegiatan,sistem,bangunan,danlingkungansekitarnya.

Arsitektur ekologis dapat diartikan sebagai metode pembangunan dengan prinsip menjagakeselarasan antara bangunan dan lingkungan sekitarnya. Keselarasan dan hubungan timbal balikantarabangunandanlingkungansekitarnyamerupakanfokusdalampenerapanarsitekturekologis.Agrobisnissangatberkaitandenganekologis,karenaekologismerupakanindukdarilingkungandanagrobisnis.Penerapanprinsipekologisdalamagrobisnisdapatdilihatdarisistempertanianorganikdanpenggunaankemasanramah lingkungan.Padasistempertanianorganikaspekekologissangatdiutamakanmulai dari proses hulu hingga proses hilir, misalnya dalam hal penggunaan bibit danpupuk organik. Dengan penggunaan sistem pertanian organik, maka kelestarian alam akan ikutterjaga.

Berdasarkanpermasalahandan fakta yang ada,maka konsep arsitektur ekologis dinilai dapatmenjadisolusi.KonseparsitekturekologisakanditerapkanpadaperancanganPesantrenAgrobisnisdengantetapmemperhatikankebutuhanbangunandankeselarasannyadenganlingkungansekitar.Penerapan konsep arsitektur ekologis bertujuan untuk mewujudkan desain massa bangunan dantataareapesantrenyangberwawasanlingkungan.

Arsitekturekologismerupakanbagiandari arsitekturbiologis (arsitektur yangmemperhatikankesehatanpenghuni),arsitekturalternatif,arsitekturmatahari(denganmemanfaatkanenergisurya),arsitektur bionik (teknik sipil dan konstuksi yang memperhatikan pembangunan alam), sertapembangunanberkelanjutan.Olehkarenaitu,istilaharsitekturekologismemuatistilahholistikyangsangatluasdanterdiridarisemuabidangtersebut(HeinzFrick,2007).Padaperancanganarsitekturekologis terdapat beberapa prinsip yang harus dipenuhi, di antaranya: penyesuaian terhadaplingkungan alam setempat, penghematan sumber energi alam yang tidak dapat diperbarui danpenghematan penggunaan energi, pemeliharaan sumber lingkungan (udara, air, dan tanah),pemeliharaan dan perbaikan peredaran alam, pengurangan ketergantungan pada sistem pusat

Page 3: SENTH PENERAPAN ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA PERANCANGAN ...

SatrioRyanPratama,MayaAndriaN,Samsudi/JurnalSENTHONG2018

173

energi (listrik dan air) dan limbah (air limbah dan sampah), kemungkinan penghunimenghasilkansendiri kebutuhannya sehari-hari, pemanfaatan sumber daya alam sekitar kawasan perencanaanuntuksistembangunanbaikyangberkaitandenganmaterialmaupunutilitasbangunan(HeinzFrick,2007).

Gerakanbangunanhijaubertujuanuntukmerancangbangunanyangberkesinambungandalamjangka panjang. Hal ini dikarenakan, bangunan yang tidak berkesinambungan justru akan lebihmemberatkandibandingmenguntungkan,terutamadalamtigaaspekutamayaitulingkungan,sosial,danekonomi(DivisiRatingdanTeknologiGreenBuildingCouncilIndonesia,2017).Dalamdokumenperangkat penilaianGreenship untuk bangunan baru versi 1.2 (Divisi Rating dan Teknologi GreenBuilding Council Indonesia, 2017) disebutkan tolok ukur bangunan ekologis sebagai berikut:Appropriate site development (tepat guna lahan), meliputi pemilihan tapak yang sesuai denganperaturan yangberlakudengan kriteria tapakdari bangunan yangdirencanakan;Energy efficiencyand conservation (efisiensi dan konservasi energi), meliputi kriteria penghematan energi untukmanfaat lingkungan dan ekonomis;Water coservation (konservasi air),meliputi pengurangan danoptimalisasipenggunaanairdalamoperasionalbangunanuntukmenghasilkanmanajemenairyanglebihbaik;Materialresourcesancyrcle(sumberdansiklusmaterial),meliputipenggunaanmaterialyang dihasilkan melalui proses yang lebih ramah lingkungan, bersertifikat, dan diperoleh dalamradius1000kmdarilokasikonstruksi;Indoorhealthandcomfort(kesehatandankenyamanandalamruang),meliputikesehatandankenyamananyangdirasakanpenggunadalamoperasionalbangunandengan kriteria tercapainya kenyamanan pandangan ke luar bangunan, visual dalam bangunan,termal dan kebisingan; Building environment management (manajemen lingkungan bangunan),meliputipemisahansampahsecarasederhanadigedung,yangakanmenyederhanakanprosesdaurulangsekaligusmenjadinilaitambahpenerapanbangunanhijau.Melaluipenjabaranprinsip-prinsipdi atas, dapat dikatakan bahwa hal terpenting dalam desain Pesantren Agrobisnis adalah denganmengutamakan kesesuaian antara bangunan dengan lingkungan sekitarnya serta meminimalisirdampaknegatifdaripembangunanterhadaplingkungan.

2.METODEPENELITIAN

Penerapan konsep arsitektur ekologis pada perancangan bangunan Pesantren AgrobisnisberpedomanpadateoriFricksertapedomantolokukurbangunanbarumenurutGreenshipversi1.2.Guna menganalisis penerapan kedua teori pada perancangan bangunan, maka dari kedua teoritersebut diambil kesimpulan yang kemudian digunakan sebagai empat poin penting dalamperancangan,diantaranya:a. Appropriate site development (tepat guna lahan), meliputi pemilihan tapak yang sesuai

denganperaturanyangberlakudengankriteriatapakdaribangunanyangdirencanakan.b. Pengolahan tata massa bangunan Indoor health and comfort (kesehatan dan kenyamanan

dalam ruang), meliputi kesehatan dan kenyamanan yang dirasakan pengguna dalamoperasional bangunan dengan kriteria tercapainnya kenyamanan pandangan ke luarbangunan,visualdalambangunan,termal,dankebisingan.

c. Energy efficiency and conservation (efisiensi dan konservasi energi), meliputi kriteriapengehematanenergiuntukmanfaatnyabagilingkungandanekonomi.

d. Water coservation (konservasi air), meliputi pengurangan dan optimalisasi penggunaan airdalamoperasionalbangunanuntukmenghasilkanmanajemenairyanglebihbaik

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian terapan (applied research) melaluipendekatan deskriptif kualitatif. Pemahaman konsep arsitektur ekologis berawal dari fenomena-fenomenayangadadisekitar,kemudiandilanjutkandengantinjauandata.Sumberdataprimerpadapenelitian iniberupahasilkajiankonseparsitekturekologisyangdidapatmelalui tinjauanpustaka,jurnal,maupunartikelterkait.Pembahasanpadapenelitianterapanlebihterfokuspadapenerapankonseparsitekturekologispadaperancanganbangunan.

Page 4: SENTH PENERAPAN ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA PERANCANGAN ...

SatrioRyanPratama,MayaAndriaN,Samsudi/JurnalSENTHONG2018

174

3.HASILDANPEMBAHASAN

Berdasarkan kajian pustaka dan eksplorasi, maka penerapan prinsip arsitektur ekologisdilakukandenganmemperhatikankesesuaiankebutuhanbangunandankondisieksistinglingkungantapak. Penerapan prinsip arsitektur ekologis pada perancangan Pesantren Agrobisnis digunakanpada pemilihan lokasi, pengolahan tata massa, dan sistem utilitas bangunan, sehingga mampumenciptakan bangunan yang berwawasan lingkungan. Penerapan-penerapan tersebut lebih lanjutdijabarkandalamempatpoinperancangan.

Penerapan prinsip arsitektur ekologis yang pertama adalah pemilihan lokasi. Lokasi terpilihharus memenuhi kebutuhan bangunan dan sesuai dengan prinsip arsitektur ekologis yaituappropriate sitedevelopment (tepatguna lahan),meliputipemeliharaan sumberdayapada tapak.Artinya pemeliharaan kondisi eksisting tapak serta pengoptimalan potensi tapak harus dilakukan.Selain itu, pemenuhan kriteria umum untuk area pendidikan dan area agrobisnis juga harusterpenuhi, misalnya tata guna lahan yang sesuai dengan peraturan daerah, ketersediaan saranaprasaranayangmendukungkegiatanpendidikanpesantrenagrobisnis,kemudahanaksesdaripusatkota, sertaprasranapendukungkesuburan lahanuntukareapertaniandankondisieksisting tapakyangtidakterlaluberkonturagartidakdiperlukanbanyakprosescutandfill.

Proses pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi lokasi terpilih yang berada dikecamatan Mojogedang yang merupakan daerah pengembangan agrobisnis di Karanganyar danhanyamemiliki dua pondok pesantren. Tapakmemiliki luas± 53.787m² dengan kondisi eksistingyangberupaareapersawahandankebuncabaiyangcukupsuburdengansedikitkonturdansesuaidengan kriteria di atas. Letaknya yang berada di pinggir jalan Grompol-Jambangan memudahkanaksesmenujulokasipesantrenterutamadarikotaSolo(lihatgambar1).

Gambar1.

LokasiterpilihdidaerahkecamatanMojogedangKondisi eksisting tapakmerupakan suatuhal yang sangat pentinguntukdiperhatikandalam

pemilihantapakdenganmenggunakanpendekatankonseparsitekturekologis.Penerapanprinsiparsitektur ekologis pada pemilihan tapak merupakan optimalisasi dari sumber daya eksistingdengantujuanuntukmeminimalisirdampaknegatifyangditimbulkandariadanyapembangunan.Pemanfaatansumberdayapada tapak, sepertipadapenggunaanpupukkomposyangdiproduksi

Page 5: SENTH PENERAPAN ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA PERANCANGAN ...

SatrioRyanPratama,MayaAndriaN,Samsudi/JurnalSENTHONG2018

175

sendiridarihasilsampahorganikuntukmemenuhikebutuhanareapertanian.Denganpemilahansampahorganikdannonorganiksecarasederhanaakanmenjagakebersihandankesuburantapak.

Penerapan prinsip kedua adalah pengolahan tata massa bangunan Pesantren Agrobisnismenggunakanprinsip indoorhealthandcomfort (kesehatandankenyamanandalamruang).Tatamassabangunandiolahberdasarkankedekatanfungsibangunandanaspekklimatologis.Penataanmassa diolah denganmenentukan arah hadapdanposisi bangunan terhadap tapak berdasarkanzoning kawasan yang telah direncanakan (lihat gambar 2). Penempatan massa bangunan akanmempengaruhi jumlah dan arah datangnya cahaya matahari pada setiap gedung. Hal ini akanberdampakpadacahayamatahariyangmasukpadatiapbangunan.Cahayamatahariyangmasukke bangunan akan sangat berguna untuk sistem pencahyaan di dalam bangunan, serta dapatmengurangipenggunaansistempencahayaanbuatanpadasianghari.

Gambar2.Tatamassakawasan

Pengolahan massa bangunan menerapkan prinsip penghematan penggunaan lahan dengan

menggunakan lahan yang sesuai kebutuhan yang dibangun. Gedung-gedung pada pesantren inidirancangmemiliki bentuk persegi dan dibangun secara vertikal (lihat gambar 2). Pembangunansecaravertikalmenjadikan lahanyang tertutupbangunansedikit.Namundi sisi lain,ukuran luaslantai akan tetap sesuai dengan kebutuhan. Pengelompokan bangunan berdasarkan kedekatanfungsimenjadidasardalampembentukantatamassasepertiyangterlihatpadagambar2:gedungasrama dan gedung kelas dibuat berdekatan, area pembibitan ditempatkan jauh dari areapembelajaran,gedungkantorberadadekatdenganpintumasukkawasandanbangunan-bangunanpenunjang.

PesantrenAgrobisnismembutuhkanareaterbukaberupalahanperkebunanuntukmemenuhikebutuhankegiatanpenanamankomoditas tanaman.Sementara, lahanperkebunanmemerlukanarea pembibitan serta area tanam yang subur dengan sinarmatahari pagi yang optimal. Sepertiyang dapat dilihat pada gambar 3, posisi area lahan pertanian beradadiwilayah timur kawasanagar memperoleh sinar matahari yang optimal. Penempatan area pertanian pada sisi timurmerupakan bentuk respons klimatologis dari orientasi tapak. Area pertanian (ditandai blok hijaupada gambar 3) ditempatkan pada posisi arah datang sinar matahari, sedangkan bangunan-bangunanditempatkanpadabagianbaratuntukmenghidaritertutupnyasinarmataharipagiyangdiperlukanareapertanianolehgedungbangunan.

Page 6: SENTH PENERAPAN ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA PERANCANGAN ...

SatrioRyanPratama,MayaAndriaN,Samsudi/JurnalSENTHONG2018

176

Gambar3.

Responsklimatologisterhadaptatamassa

Penerapan prinsip ketiga adalah prinsip energy efficiency and conservation (efisiensi dankonservasi energi) danwater coservation (konservasi air). Seperti yang terlihat pada gambar 4,bangunan Pesantren Agrobisnis memanfaatkan energi matahari sebagai sumber energi listrikalternatif pada bangunan. Hal ini merupakan bentuk penerapan prinsip efisiensi dan konservasienergiyangdiaplikasikanpadabangunan.Pemilihanenergisuryadilandasifaktabahwatapakdaribangunan berada di Indonesia yangmerupakan negara tropis dengan cahayamatahari bersinarhampirsepanjangtahun,sehinggaberpotensidimanfaatkanenergimataharinya.

Listrik yang dihasilkan panel surya dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik utama padabangunan. Listrik dari PLN dan genset hanya digunakan apabila bangunan memerlukan dayaberlebih.Sinarmataharidiserapmelaluipanelsuryayangberadadiatapbangunan(lihatgambar4), kemudian dikonversi menjadi listrik dan disimpan di baterai yang berada di langit-langitbangunan.

JaringanPLN

Trafo

Genset

PanelSurya

PanelUtama

Meteran

PanelSingkronInverter

Baterai

Solarchargecontroller Bahanbakar

Panelmandiri

Subpanelasrama

Subpanelkel.R.

pembelajaran

Subpanelkel.R.publik

Distribusi Distribusi Distribusi

Gambar4.Pemanfaatanenergimatahari

Page 7: SENTH PENERAPAN ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA PERANCANGAN ...

SatrioRyanPratama,MayaAndriaN,Samsudi/JurnalSENTHONG2018

177

Aplikasi pemanfaatan sinarmatahari pada kawasan Pesantren Agribisnis dapat dilihat padagambar 4 sebelah kiri. Gambar tersebut merupakan gambar potongan dari bangunan gedungwisma.Gedungwismamemilikiorientasitimur-baratyangmenjadikangedungwismamemperolehsinarmataharilangsungsecaraoptimal.

PenerapankeempatadalahprinsipkonservasiairpadabangunanPesantrenAgrobisnissepertiyangdapatdilihatpadagambar5.Bentukatapbangunanyangmiringkebagiandalambangunan(atap bangunan berbentuk sepertimangkuk) bertujuan untukmenampung air hujan pada suatutitik.Setelahairhujanterkumpulkemudianairhujanakanditampungpadapenampunganairyangberadadibawahatap.Airhujandaripenampungankemudiandialirkanmelaluijaringandistribusiuntukdimanfaatkansebagaiairwudhu,airsiramkamarmandi,danairsiramtanaman.

Airhujan

Jatuhdiatap Jatuhdiperkerasan

Jatuhditanah

Talangair

Selokan

Meresapketanah

Sumurresapan

Tandorairhujan

Distribusi

Gambar5.Pemanfaatanairhujan

Metodeperancangandanprosespenerapanarsitekturekologis yangdilakukan,menghasilkan

rancanganpondokPesantrenAgrobisnis yangmampumendukung seluruhkegiatanpenggunadantetapselarasdenganlingkungansekitarnya,sepertipadaketerangandangambardibawahini:Lokasi :JalanrayaGrompol–JambangandesaKedungJeruk,Mojogedang,KaranganyarLuasLahan :±53.787m2LuasBangunan :±22.621m2

Gambar6.Perspektifkawasan

Perspektifdariatasmemperlihatkanorganisasibangunandalamtapakdantatamassaareapertanian

Page 8: SENTH PENERAPAN ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA PERANCANGAN ...

SatrioRyanPratama,MayaAndriaN,Samsudi/JurnalSENTHONG2018

178

Gambar7.

Perspektifkawasan

Gambar8.Perspektifeksteriorbangunan

4.KESIMPULAN

Berdasarkanduateoriyangtelahdikajididapatikriteria-kriteriabangunanekologis.KriteriatersebutmenjadipedomandanevaluasiperancanganpondokPesantrenAgrobisnisdiKaranganyar.Penerapan kriteria tersebut menghasilkan desain yang optimal yang memperlihatkan penerapanprinsip appropriate site development (tepat guna lahan) pada pemilihan lokasi perancangan yangsesuaidengantatagunalahansertasesuaiuntukareapendidikanagrobisnis;pengolahantatamassabangunan yang sesuai dengan fungsi ruang, kebutuhan ruang, dan klimatologi tapak; penerapanprinsipekologispadasistemkonservasienergidanair.

Penerapan desain arsitektur ekologis diharapkan mampu menjawab kebutuhan pondokPesantren Agrobisnis di Karanganyar, sehingga area pesantren dapat digunakan semaksimalmungkinolehsemuapenggunadantetapselarasdenganlingkungansekitarnya.

DAFTARPUSTAKA

Dhofier, Z. (1982). Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES. Divisi Rating dan Teknologi Green Building Council Indonesia. (2017, Januari 2). Green

Building Council Indonesia Organisasi. Retrieved from Green Building Council Indonesia Organisasi: http://www.gbcindonesia.org

Harjanto, G. (2017, Maret 7). Data Pondok Pesantren Karanganyar. (S. R. Pratama, Interviewer) Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia.

Heinz Frick, F. B. (2007). Dasar-dasar arsitektur ekologis. Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia: Kanisius dan ITB.

Soekartawi. (2001). Pengantar Agroindustri. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Perspektifdaritimurlautmemperlihatkanskalabangunanterhadapkawasandilihatdarisumbuhorizontal

Perspektifbangunanmesjidyangmerupakanbangunanutamadaripesantrenagrobisnis