sensori 4

download sensori 4

of 11

Transcript of sensori 4

  • 7/28/2019 sensori 4

    1/11

    Tanggal Praktikum : 20 Maret 2013

    Tanggal Penyerahan : 01 April 2013

    Asisten: Hanifati

    LAPORAN PRAKTIKUM

    PENILAIAN SENSORI PANGAN

    MEMPELAJARI PERUBAHAN TEKSTUR PADA MAKANAN

    KELOMPOK 2A

    Disusun oleh:

    Novita Wardani 2402101000034

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

    JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN

    JATINANGOR

    2013

  • 7/28/2019 sensori 4

    2/11

    I. TUJUAN

    Tujuan dari diadakannya praktikum ini diantaranya:

    1) Melatih mahasiswa untuk mempelajari perubahan tekstur makanan.

    2) Mempelajari serta mengidentifikasi perubahan tekstur sebelum dan selama

    penyimpanan.

    3) Mengidentifikasi adanya pengaruh jenis kemasan terhadap perubahan tekstur.

    II.TEORI DASAR

    Semua bahan pangan mudah rusak dan ini berarti bahwa setelah jangka

    waktu penyimpanan tertentu, ada kemungkinan untuk membedakan antara bahan

    pangan segar dengan bahan pangan yang telah disimpan pada jangka waktu

    tersebut. Perubahan yang terjadi merupakan suatu kerusakan, meskipun demikian

    sebagian bahan pangan mungkin matang atau tua setelah dikemas dan memang

    ada perbaikan dalam waktu singkat tapi kemudian diikuti dengan kerusakan

    (Buckle, 2009).

    Kerusakan yang terjadi pada bahan pangan mungkin saja bersifat spontan

    tetapi sering juga disebabkan keadaan diluar dan kebanyakan pengemasan

    digunakan untuk menunda proses kerusakan dalam jangka waktu yang

    diinginkannya. Hal ini merupakan waktu dimana bahan pangan harus dijual dan

    dikonsumsi serta disebut sebagai daya awet. Jadi semua permasalahan yang

    berhubungan dengan pengemasan pangan sebagai pertimbangan pertama yang

    harus difikirkan adalah tentang proses kerusakan dan pembusukan produk itu

    sendiri, cara terjadinya kerusakan harus diteliti dan pengaruh cara distribusi

    seperti kondisi-kondisi transportasi, penyimpanan dan penjualan pada tahap mana

    kerusakan akan terjadi harus dapat diduga (Kramer, 1966).Faktor-faktor penyebab kerusakan pada bahan pangan dapat dibagi

    menjadi dua golongan yaitu yang secara alamiah sudah ada dalam produk dan

    tidak dapat dicegah hanya dengan pengemasan saja dan yang tergantung pada

    lingkungan sekitar dan mungkin dapat dikendalikan hampir semuanya oleh

    pengemasan (Tranggono, 1990).

    Golongan pertama termasuk perubahan fisik karena suhu seperti pelinakan

    cokelat dan pemecahan emulsi, perubahan-perubahan biokimia dan kimia karena

  • 7/28/2019 sensori 4

    3/11

    mikroorganisme atau karena interaksi-interaksi antara berbagai komponen dalam

    produk, seperti pencokelatan pada daging adalah contoh perubahan kimia yang

    tidak dapat dikendalikan seluruhnya oleh pengemasan (Hardiman, 1991).

    Golongan kedua faktor-faktor yang membawa ke pembusukan bahan

    pangan dapat dipertimbangkan dalam empat pokok yaitu kerusakan mekanis,

    perubahan kadar air bahan pangan, penyerapan dari dan interaksi dengan oksigen

    serta hilangnya atau bertambahnya rasa (Hardiman, 1991).

    Praktikum ini akan membantu dalam mempelajari dan mengidentifikasi

    perubahan tekstur yang terjadi selama proses penyimpanan.

    III. ALAT DAN BAHAN

    3.1 Alat

    1. Sendok

    2. Gelas

    3. Piring

    4. Pisau

    3.2 Bahan

    1. Kerupuk

    2. Gula merah

    3. Mentimun

    4. Roti tawar

    5. Kantong plastik

    6. Kantong kertas

    IV. PROSEDUR

    1. Periksalah dan amati tekstur semua jenis makanan yang disajikan,

    kemudian tulis denganteliti pada tabel hasil pengamatan

    2. Masukkan sebagian makanan tersebut kedalam 2 jenis kantong yaitu

    kantong kertas dan kantong plastik, kemudian ikat dengan karet. Lakukanpada semua jenis makanan yang disediakan. Beri label pada setiap kantong

    dan tuliskan nama dan jenis makanan/contoh, dan tanggal pada saat

    disimpan. Kemudian setiap kantong disimpan pada kondisi suhu kamar.

    3. Periksalah kondisi tekstur yang terjadi selama penyimpanan. Pada hari ke

    0, hari ke 2 dan hari ke 5.

    4. Bandingkan tekstur sebelum dan setelah penyimpanan kemudian susun

    hasil diskusi dengan teman saudara

  • 7/28/2019 sensori 4

    4/11

    V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    Tabel 1 Perubahan Tekstur Kerupuk

    Contoh Tanggal

    pemeriksaan

    Tekstur

    Keutuhan Kerenyahan Kekerasan

    Kerupuk 20 Maret 2013 Utuh Renyah Agak keras

    kerupuk

    dalam

    kantong

    plastik

    22 Maret 2012 utuh kurang renyah liat

    25 Maret 2013 mengkerut tidak renyah liat

    Kerupuk

    dalam

    kantong kertas

    22 Maret 2012 agak

    mengekerut

    kurang renyah liat

    25 Maret 2013 mengkerut tidak renyah keras

    Berdasarkan tabel 1 pada pengamatan awal kerupuk sampel kerupuk

    menunjukan tekstur yang keras dalam artian masih mudah hacur ketika digigit

    namun tidak lembek. Selama pengemasan dan penyimpanan terjadi perubahan

    pada tekstur kerupuk diantaranya adalah pada hari kedua setelah penyimpanan,

    kerupuk yang dikemas dalam kantong pelastik mesikipun keutuhannya tetap

    namun kerenyahannya berkurang dan teksturnya agak liat hal ini disebabkan sifat

    dari kemasan plastik yang masih dapat dilalui udara sehingga udara masih bisa

    masuk kedalam kemasan dan kontak dengan kerupuk. Udara yang masuk kedalam

    kerupuk menyebabkan kerenyahannya berkurang dan tekturnya menjadi agak liat.

    Kerupuk yang dikemas dengan menggunakan kantong plastik menunjukan

    perubahan berupa pengecilan ukuran (bentuknya mengkerut), tidak renyah serta

    liat. Sebagaimana pada kerupuk yang dikemas dengan kantong plastik, kemasan

    plastik pun bersifat permeabel (dapat dilalui udara) bahkan kemasan kertas ini

    lebih permeabel daripada kemasan plastik sehingga perubahan pada kerupuk yang

    dikemas dengan kantong kertas lebih besar jika dibandingkan dengan yang

    dikemas dengan mengguakan kantong plastik.

    Hari kelima setelah penyimpanan baik pada kerupuk yang dikemas dengan

    kantong plastik maupun kantong kertas sama-sama menunjukan pengecilan

    ukuran (mengkerut), kerenyahan berkurang dan teksturnya liat.

  • 7/28/2019 sensori 4

    5/11

    Tabel 2 Perubahan Tekstur Roti

    Contoh Tanggal

    pemeriksaan

    Tekstur

    lembab-

    kering

    lembut-keras keutuhan

    roti 20 Maret 2013 lembab lembut utuh

    roti dalam

    kantong

    plastik

    22 Maret 2012 lembab agak keras utuh

    25 Maret 2013 lembab agak keras utuh

    roti dalam

    kantong kertas

    22 Maret 2012 berminyak keras utuh

    25 Maret 2013 berminyak keras mengkerut

    Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat perubahan tekstur pada roti setelah

    mengalami penyimpanan dengan dua kemasan yang berbeda. Tekstur awal roti

    yaitu sedikit lembab, lembut dan utuh. Kelembaban pada roti dipengaruhi oleh

    kandungan air dalam roti. Pada pembuatan roti dilakukan penambahan air ketika

    proses pengadonan sehingga kandungan air tersebut masih tetap ada meskipun roti

    telah mengalami proses pemanggangan.

    Hari kedua setelah penyimpanan pada roti yang disimpan dalam kantong

    plastik menunjukan adanya sedikit perubahan dari tekstur awal yaitu dari lembut

    menjadi agak keras namun masih utuh. Kekerasan ini terjadi disebabkan oleh

    adanya kontak dari udara yang mempengaruhi tekstur roti hingga menyebabkan

    testurnya menjadi agak keras. Pada roti yang disimpan dalam kantong kertas

    terjadi perubahan kelembaban yaitu kelembabannya sedikit berminyak, teksturnya

    keras dan masih utuh. Kondisi berminyak pada kemasan kertas disebabkan oleh

    komponen minyak dalam roti (misalnya mentega) bermigrasi dari bahan ke

    kemasan faktor yang mungkin mempengaruhinya diantaranya permeabilitas

    Kemasan kertas ini bersifat lebih permeabel bila dibandingkan dengan kemasan

    plastik sehingga udara dapat dengan mudah masuk melewati kemasan.

    Hari kelima setelah penyimpanan, roti yang dikemas dengan

    menggunakan kantong plastik mengalami tidak mengalami perubahan dari hari

    kedua sementara pada roti yang dikemas dengan kemasan kertas mengalami

    perubahan pada teksturnya yaitu menjadi kengkerut dan mengecil. Hal ini dapat

    terjadi karena migrasi komponen dalam roti misalnya komponen minyak dan gas

    semakin besar.

  • 7/28/2019 sensori 4

    6/11

    Tabel 3 Perubahan Tekstur Gula

    Contoh Tanggal

    pemeriksaan

    Tekstur

    lembab-

    kering

    lembut-keras keutuhan

    gula merah 20 Maret 2013 Sedikit

    lembab

    keras utuh

    gula merah

    dalam

    kantong

    plastik

    22 Maret 2012 Sedikit

    lembab

    keras utuh

    25 Maret 2013 kering keras utuh

    gula merah

    dalam

    kantong kertas

    22 Maret 2012 sedikit berair lembek tidak utuh

    25 Maret 2013 berair lembek tidak utuh

    Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat perubahan tekstur pada gula merah

    setelah mengalami penyimpanan dengan dua kemasan yang berbeda. Tekstur awal

    gula merah yaitu sedikit lembab, keras dan utuh. Kelembaban pada gula merah

    dipengaruhi oleh kandungan air dalam gula merah. Untuk teksturnya keras hal ini

    disebabkan oleh proses pengolahan gula merah yang mengalami pemanasan yang

    tinggi dan lama sehingga menyebabkan kristalisasi gula (Piggott, 1984).

    Hari kedua setelah penyimpanan pada gula yang disimpan dalam kantong

    plastik tidak menunjukan adanya perubahan dari tekstur awal namun pada gula

    yang disimpan dalam kantong kertas terjadi perubahan tekstur yaitu

    kelembabannya menjadi sedikit berair, tekturnya lembek sehingga bentuknya

    tidak utuh. Kemasan kertas ini bersifat lebih permeabel bila dibandingkan dengan

    kemasan plastik sehingga udara dapat dengan mudah masuk melewati kemasan.

    Kelembaban yang berair disebabkan karena adanya udara yang kontak dengan

    gula dasarnya bersifat higroskopis menyebabkan tekturnya melunak/ agak

    mencair, setelah itu gula yang mencair tersebut membasahi kantong kertas yang

    mudah sekali basah apabila terkena air/ bahan yang sifatnya basah meskipun

    sedikit.

    Hari kelima setelah penyimpanan, gula merah yang dikemas dengan

    menggunakan kantong plastik mengalami sedikit perubahan kelembaban yaitu

    menjadi lebih lembab dari sebelumnya namun teksturnya masih tetap keras dan

    bentuknya pun masih utuh. Pada gula yang dikemas dengan kemasan kertas

    kelembabannya semakin berair, teksturnya semakin lembek dan tidak utuh hal ini

  • 7/28/2019 sensori 4

    7/11

    karena kontak antara udara dengan bahan semakin banyak sehingga tekstur gula

    semakin mencair.

    Tabel 4 Perubahan Tekstur Mentimun

    Contoh Tanggal

    pemeriksaan

    Tekstur

    lembab-

    kering

    lembut-keras keutuhan

    mentimun 20 Maret 2013 lembab renyah, agak

    keras

    utuh

    mentimun

    dalam

    kantong

    plastik

    22 Maret 2012 berair berkerut utuh

    25 Maret 2013 berair agak lembek utuh

    mentimun

    dalam

    kantong kertas

    22 Maret 2012 lembab berkerut utuh

    25 Maret 2013 berair lembek utuh

    Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat perubahan tekstur pada mentimun setelah

    mengalami penyimpanan dengan dua kemasan yang berbeda. Tekstur awal

    mentimun segar yaitu lembab, renyah agak keras dan utuh. Kelembaban pada

    mentimun segar dipengaruhi oleh kadar air mentimun yang cukup tinggi yaitu

    sekitar 75-80%. Untuk teksturnya yang renyah dan agak keras dipengaruhi oleh

    kondisi jaringan pelindung yang masih baik.

    Setelah penyimpanan hari kedua, mentimun yang dikemas dalam kantong

    plastik menunjukan kondisi yang mulai berair, agar berkerut namun masih utuh.

    Sementara pada mentimun yang dilkemas dalam kantong kertas menunjukan

    tekstur yang lembab, berkerut namun juga masih utuh. Pada penyimpanan dengan

    plastik menunjukan berair hal ini karena selama penyimpanan mentimun masih

    melakukan proses respirasi dan hasil dari respirasi mentimun yang berupa uap air

    tertahan didalam kemasan plastik terlihat seperti berembun dan cenderung berair.

    Tekstur mentimun yang berkerut hal ini disebabkan oleh kehilangan air dalam

    produk ini.

    Kehilangan air dari hasil panen hortikultura merupakan penyebab utama

    kerusakan selama penyimpanan. Kehilangan air dalam jumlah sedikit dapat

    ditolerir, namun demikian bila kehilangan air itu cukup besar dapat

    mengakibatkan bahan menjadi layu dan berkerut sehingga perlu dicegah.

    Pencegahannya sendiri dapat dilakukan dengan mengurangi kecepatan transpirasi

  • 7/28/2019 sensori 4

    8/11

    dengan cara meningkatkan RH, menurunkan suhu dan menurunkan kecepatan

    udara atau dengan bahan pengemas yang protektif (Tranggono, 1990).

    Hari kelima setelah penyimpanan tektur mentimun semakin menurun,

    pada mentimun yang dikemas dengan kantong plastik kelembabannya semakin

    berair teksturnya agak lembek meskipun masih utuh. Pada mentimun yang

    dikemas dengan menggunakan kantong kertas untuk kelembabannya lebih berair,

    dan lebih lunak/lembek jika dibandingkan dengan mentimun dalam kemasan

    plastik. Tekstur yang lembek disebabkan mentimun telah mengalami kebusukan

    (busuk basah) akibat kontaminasi dari mikroorganisme pembusuk. Alur terjadinya

    kebusukan itu sedniri disebabkan oleh proses respirasi mentimun yang masih

    berlangsung namun hasil respirasi yang berupa uap air tertahan dalam kemasan

    sehingga kondisinya semakin lembab dan basah, kondisi inilah yang

    menyebabkan bakteri pembusuk mudah mengkontaminasi.

    Jika dibandingkan antara kemasan plastik dan kemasan kertas, mentimun

    yang disimpan dalam kemasan kertas lebih busuk hal ini karena sifat dari kertas

    itu sendiri yang apabila terkena air akan basah dan menyebabkan kerusakan pada

    kemasannya sendiri sehingga kerusakannya lebih besar dari pada kemasan plastik.

    VI. KESIMPULAN

    Sampel kerupuk mengalami perubahan tekstur selama penyimpanan yaitu

    pengecilan ukuran, kerenyahan berkurang dan tekstur menjadi liat.

    Sampel roti mengalami perubahan selama penyimpanan dimana roti yang

    disimpan dalam plastik tingkat kelembabannya agak berkurang/sedikit

    kering, teksturnya agak sedikit mengeras meskipun bentuknya masih utuh.

    Roti yang disimpan dalam kertas tingkat kelembabannya agak

    berkurang/sedikit kering, teksturnya mengeras (lebih keras dari roti yang

    disimpan dalam plastik) meskipun bentuknya masih utuh, ukurannya agak

    mengecil dan pada bagian kemasan agak berminyak.

    Gula merah yang dikemas dalam kantung plastik menunjukan tekstur yang

    sedikit mengering, tetap keras dan utuh.

  • 7/28/2019 sensori 4

    9/11

    Gula merah yang dikemas dengan menggunakan kantong kertas

    menunjukan perubahan tekstur yaitu menjadi berair, lembek dan tidak utuh

    (karena sedikit mencair)

    Mentimun yang dikemas dengan kantong plastik terjadi perubahan

    kelembaban menjadi agak berair, tekstur mula-mula berkerut dan menjadi

    lembek pada hari kelima (busuk basah) meskipun masih utuh.

    Mentimun yang dikemas dengan kantong kertas terjadi perubahan tekstur

    menjadi berair, pada awalnya berkerut lama kelamaan lembek pada hari

    kelima ( lebih lembek dari mentimun yang dikemas dengan kantong

    plastik).

    DAFTAR PUSTAKA

    Buckle, K., Edwards, R. A., Fleet, G. H., Wootton, M. 2009. Ilmu Pangan.

    Penerbit Universitas Indonesia Press, Jakarta.

    Hardiman, 1991. Kumpulan Handout: Tekstur Pangan. PAU Pangan dan Gizi

    UGM, Jogjakarta.

    Kramer, A. and Twigg, B.S., 1966.Fundamental of Quality Control the FoodIndustry. The AVI Publishing Company Inc. Westport Connecticut.

    Piggott, J.R., 1984. Sensory Analysis of Foods. Elsevier Applied Science

    Publishers. London and New York.

    Tranggono dan Sutardi. 1990. Biokimia dan Teknologi Pasca Panen. Proyek

    Pengembangan Pusat Fasilitas Bersama antar Universitas (Bank Dunia XVII).

    PAU Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

  • 7/28/2019 sensori 4

    10/11

    DISKUSI

    1. Umur simpan telur? Proses penurunan mutu makanan pada keadaan sehari-hari

    (dirumah)? Adakah cara lain yang dapat saudara lakukan?

    Jawab: telur yang disimpan dalam kondisi yang baik dapat bertahan lama

    selain itu beberapa perlakuan dapat mempertahankan mutu dan kualitas telur

    misalnya pengemasan kering, perendaman dalam cairan (air kapur dan air

    kaca), penyimpanan dingin dan penutupan kulit telur.

    Proses penurunan mutu: penurunan mutu pasti sering terjadi namun apabila

    penanganan yang dilakukan tepat dan sesuai maka penurunan mutu dapat

    ditunda dan masa simpannya dapat jauh lebih lama

    Beberapa perlakuan yang dapat dilakukan: 1. Mengurangi mikroorganisme

    awal dengan pencucian serta menggunakan plastik pengemas yang permeabel

    pada sayuran (kecuali tomat) 2. Penambahan garam/ curingpada daging 3.

    Penyimpanan dingin atau penyimpanan beku untuk memperpanjang masa

    simpan

    2. Mengapa rokok dan teh perlu dibungkus dengan bahan selopan? Apabila

    selopan dicelupkan ke dalam air apakah ada kemiripan denganpolyethylene?

    Jawab: untuk selopan biasa (plain) apabila dicelupkan dalam air memiliki

    perbedaan sedikit dengan PE. Dimana selopan biasa ketahanan terhadap airnya

    sedang sementara PE ketahanannya sangat tinggi

    3. Pada kemasan biskuit atau susu bubuk sering dicantumkan kata-kata sebagai

    berikut tutup rapat bila tidak digunakan. Mengapa pihak produsen

    mengharapkan saudara melakukan hal tersebut? Terangkan apa yang terjadi

    apabila semua contoh diatas disimpan lama?

    Jawab:pada dasarnya biskuit ataupun susu apabila terkena udara akan terjadiperubahan karakteristik fisiknya terutama teksturnya misalnya biskuit menjadi

    lembek sementara susu akan menggumpal karena bahan-bahan ini sangat

    higroskopis. Jadi jika bahan ini tidak ditutup rapat dan disimpan dalam waktu

    lama makan akan terjadi kerusakan seperti dijelaskan sebelumnya selain itu

    juga sangat mungkin terjadi ketengikan.

    4. Apakah telur dapat disimpan lama?

  • 7/28/2019 sensori 4

    11/11

    Jawab: telur yang disimpan dalam kondisi yang baik dapat bertahan lama

    selain itu beberapa perlakuan dapat mempertahankan mutu dan kualitas telur

    misalnya

    1. pengemasan kering: pengemasan telur dalam bahan-bahan kering seperti

    pasir, sekam dan serbuk gergaji. Penyimpanan ini akan memperlambat

    hilangnya air dan CO2

    2. perendaman dalam cairan (air kapur dan air kaca) tujuannya untuk mencegah

    hilangnya air biasanya digunakan bersamaan dengan penyimpanan dingin

    3. penyimpanan dingin: telur disimpan pada suhu serendah mungkin diatas titik

    beku telur -20C

    4. penutupan kulit telur dengan agar-agar, karet, sabun, gelatin asam belerang

    dan minyak

    5. Bagaimana kenampakan mentimun yang telah disimpan lama?

    Jawab: - mentimun yang disimpan lama tanpa kemasan biasanya akan

    mengkerut/ mengecil hal ini disebabkan berat bahan yang berkurang akibat

    transpirasi dan respirasi

    -mentimun yang dikemas dengan plastik kemungkinan akan busuk berair hal

    ini disebabkan oleh uap air hasil respirasi tertahan di dalam kemasan sehingga

    uap airnya terakumulasididalam dan memungkinkan kontaminasi bakteri

    pembusuk.