SENIN, 28 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA residen Orang ... fileuntuk meralat sendiri. Tidak usah...

1
PERILAKU staf khusus dan Sekretaris Kabinet akhir-akhir ini justru mencoreng upaya pencitraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Padahal, semestinya mereka mendu- kung upaya itu. Untuk melihat tingkah polah para orang dekat istana itu, Media Indonesia mewawanca- rai mantan Menteri Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra di Jakarta, Jumat (25/2). Berikut petikannya. Bagaimana Anda melihat perilaku orang dekat Presiden yang menuai kontroversi? Sejak dahulu, juru bicara yang diangkat sering kali melakukan improvisasi sendiri. Itu sering kali merepotkan pemerintah pada umumnya. Kedudukan para staf itu kan sebetulnya berada di luar struktur pemerintahan, tapi dalam praktiknya presiden memberikan tugas yang sangat penting kepada mereka, yang sebenarnya merupakan tugas para menteri. Kadang-kadang menimbulkan masalah dari segi pertanggungjawaban. Apakah tindakan lingkung- an terdekat Presiden itu tidak sesuai kapasitas dan fungsin- ya? Mereka tidak fokus pada tugasnya. Seperti Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, tapi mengurusi yang tidak-tidak. Itu mungkin disebabkan beberapa hal. Pertama, Presiden terlalu banyak bicara. Kedua, kredi- bilitas dan kapabilitas mereka. Ketiga, ada ketakutan untuk bicara dengan media. Barangkali juga karena tidak menguasai masalah yang menjadi kerjaan- nya, jadi tidak be- rani meng- hadapi me- dia. Akibat- nya, orang y a n g bicara itu- itu lagi. Pusing kita melihatnya. Terkait ancaman boikot, Dipo Alam mengaku tidak akan meminta maaf. Bagaima- na pendapat Anda? Ya, itu kan akhirnya orang menganggap ada arogansi. Ka- laupun tidak meminta maaf, dia bisa memberikan pernyataan kalau maksud dia bukan se- perti itu. Sehingga, orang bisa menganggap mungkin media salah ketik, atau dia salah kata- kata. Kalau dia terus defensif, tidak ada untungnya buat pemerintah. Dipo Alam berdalih tin- dakan meng- counter segala isu untuk membela Presiden? Itu tugas Tifatul Sembiring sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika. SBY perlu memfungsikan menterinya un- tuk memberi penjelasan kepada masyarakat, misalnya sehabis sidang kabinet seharusnya hasilnya dijelaskan agar orang tidak bertanya-tanya. Apakah ada pembiaran dari Presiden terhadap orang dekatnya? Kadang-kadang saya bi- ngung melihat SBY. Misalnya, Ruhut Sitompul. Sering kali dia mengaku sebagai juru bicara Partai Demokrat, tapi kelihat- annya dia tidak dicetak supaya bicara benar dan profesional. Begitu juga Dipo Alam. Namun, SBY cenderung diam terus, sehingga pemerintah terkesan defensif. Akibatnya ada anggapan kalau hal-hal seperti ini dibiarkan SBY. Saya tidak tahu apa yang ada di pikiran SBY, tapi saya rasa cara-cara seperti itu tidak sehat. Rugi bagi SBY jika ada pernyataan dari Ruhut atau Dipo Alam yang tidak terkon- trol seperti itu. Harusnya SBY dengan arif menyuruh mereka untuk meralat sendiri. Tidak usah Presiden menegur menteri di depan umum, itu kurang baik juga. Apa yang seharusnya di- lakukan Presiden? Presiden harus membenahi hal ini. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan harus memperkuat jajaran politik, hukum, dan keamanan- nya untuk menghadapi arus pemberitaan media yang makin tidak benar. Sekarang ini, kalau kita lihat stasiun televisi yang memiliki opini, 80% isinya mengkritik pemerintah. Dalam pembentuk- an opini, pemerintah kalah. Adakalanya disebabkan kredibilitas dan kelemahan argumen juga. Misalnya saja ketika saya dinyatakan sebagai tersangka oleh Jaksa Agung, saya melawan. Saya menjelas- kan kepada publik argumen saya, sampai akhirnya saya menang di Mahkamah Kon- stitusi. Jadi arus komunikasi dari istana ke publik tidak opti- mal? Banyak sekali miskomu- nikasi sehingga terjadi blunder. Misalnya mengenai penaikan gaji pejabat. SBY seharusnya mencari sosok seperti mantan Perdana Menteri Mohammad Natsir yang mampu menguasai seluruh permasalahan. Pe- nyampaiannya pun benar- benar dapat dimengerti. Kalau zaman Presiden Bung Karno, Pak Natsir orang yang dianggap paling jelas bicara- nya, teratur, dan tidak pernah mengelak. Atau pada zaman Pak Harto, ada Harmoko de- ngan segala kelucuannya. Memang semua menteri harus bicara, tapi harus ada juga yang berfungsi sebagai juru bicara resmi pemerintah. SBY harus mencari menteri yang bisa bicara soal sub- stansi masalah. Kadang- kadang tidak cukup bagi pemerintah menyampai- kan sesuatu hanya dalam kesempatan formal se- perti konferensi pers. (*/P-1) kretaris Kabinet, berkedudukan dan administrasi, serta analisis aan pemerintahan, peman- enyiapan rancangan peraturan lenggaraan sidang kabinet serta pangkatan pegawai negeri sipil pil di lingkungan Sekretariat etunjuk dari Presiden dan Wakil yat (1), Sekretariat Kabinet aan kebijakan dan program jahteraan rakyat; aan kebijakan dan program ministrasi serta analisis dalam n, dan instruksi presiden; at atau pertemuan dengan para Panglima TNI dan atau Kepala merintah Non Departemen dan au Wakil Presiden, pengang- atan Pegawai Negeri Sipil n, pemindahan, dan pember- lingkungan Sekretariat Kabinet; Menteri Koordinator; kil Presiden. 1. Bidang Hubungan Internasional : Teuku Faizasyah. 2. Bidang Informasi/Public Relation : Heru Lelono. 3. Bidang Komunikasi Politik : Daniel Sparringa. 4. Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, dan : Denny Indrayana. Pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme 5. Bidang Komunikasi Sosial : Sardan Marbun. 6. Bidang Pangan dan Energi : Jusuf Wangkar. 7. Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah : Velix Wanggai. 8. Bidang Perubahan Iklim : Agus Purnomo. 9. Bidang Publikasi dan Dokumentasi : Ahmad Yani Basuki. 10. Bidang Bantuan Sosial dan Bencana : Andi Arief. 11. Juru Bicara Presiden : Julian Aldrin Pasha 12. Sekretaris Pribadi Presiden : Edywan Prabowo taf Khusus Presiden dan Staf Khusus Wakil Presiden/ 5 tentang Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet Staf Khusus Presiden Presiden. as yang sudah dicakup dalam atas: olusi dan Nepotisme; ggung jawab kepada Sekretaris SAYA selama ini selalu diam setiap kali diserang Fahri Hamzah di jejaring sosial Twitter. Saya selalu bersabar dan tidak mau membalas. Tapi, karena terus diserang, akhirnya saya tidak tahan juga dan terpaksa membalas. Biar bagaimana pun saya sebagai manusia punya batas kesabaran. Saya hanya bereaksi atas pernyataan Fahri. Bukan saya yang memulai. Saya tidak terlalu ingat kapan mulai membalas, kalau tidak salah sejak No- vember 2010. Fahri sepertinya tidak terima karena saya membongkar ka- sus yang melibatkan rekannya, Mukham- mad Misbakhun, da- lam kasus L/C ktif di Bank Century. Jabatan saya me- mang sebagai Staf Khusus Presiden Bi- dang Bantuan Sosial dan Bencana. Na- mun, sebagai warga negara, saya wajib melaporkan ke polisi jika memang mene- mukan dugaan tindak pidana. (Nav/P-1) residen Batas Orang Dekat Justru Ciptakan Blunder Menteri Enggan Bela Presiden 23 SENIN, 28 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA POLKAM TEMA: Khadafi di Ambang Ke Jatuhan INTERNASIONAL SELASA (1/3/2011) FOKUS MENGAPA saya meng-counter, karena banyak menteri yang tidak mau membela Presiden, mengurangi, atau membantah isu yang dipersepsikan negatif oleh media. Ini saya anggap sebagai bagian manajemen kabinet. Saya terpaksa mempertanyakan bila anggota kabinet kurang menggunakan hak koreksi kepada media, mengimbangi berita atau tayangan yang menjelek-jelekkan pemerintah. Maka, saya, dalam tanda kutip, terpaksa turun ta- ngan. Saya korek dari sekretaris jenderal, telepon humasnya. Itu komitmen saya kepada kabinet, di mana mereka tidak menggunakannya. Itu memang bagian manajemen kabinet. Itu bagian yang merupakan fungsi tugas seorang sekre- taris kabinet, dan saya akan pertanggung- jawabkan, baik secara pribadi maupun seba- gai sekretaris kabinet. (*/P-1) Dipo Alam Sekretaris Kabinet Yusril Ihza Mahendra Mantan Menteri Sekretaris Negara Andi Arief Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana TEMA: Khadafi di Ambang Ke Jatuhan INTERNASIONAL SELASA (1/3/2011) FOKUS SETIDAKNYA dua nama orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menarik perhatian publik akhir- akhir ini, yaitu Andi Arief dan Dipo Alam. Andi Arief sempat ‘berperang’ dengan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah dalam jejaring sosial Twitter. Sementara Dipo Alam kerap menuding seruan antikebohongan tokoh lintas agama bermuatan politis. GALERI PENDAPAT Y il Ih M h d mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono yang sedang berdialog via telepon seluler dengan DOK. RUMGAPRES MI/SUSANTO ANTARA/YUDHI MAHATMA DOK. LAMPUNG POST

Transcript of SENIN, 28 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA residen Orang ... fileuntuk meralat sendiri. Tidak usah...

PERILAKU staf khusus dan Sekretaris Kabinet akhir-akhir ini justru mencoreng upaya pencitraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Padahal, semestinya mereka mendu-kung upaya itu.

Untuk melihat tingkah polah para orang dekat istana itu, Media Indonesia mewawanca-rai mantan Menteri Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra di Jakarta, Jumat (25/2). Berikut petikannya.

Bagaimana Anda melihat

perilaku orang dekat Presiden yang menuai kontroversi?

Sejak dahulu, juru bicara yang diangkat sering kali melakukan improvisasi sendiri. Itu sering kali merepotkan pemerintah pada umumnya.

Kedudukan para staf itu kan sebetulnya berada di luar struktur pemerintahan, tapi dalam praktiknya presiden memberikan tugas yang sangat penting kepada mereka, yang sebenarnya merupakan tugas para menteri. Kadang-kadang menimbulkan masalah dari segi pertanggungjawaban.

Apakah tindakan lingkung-an terdekat Presiden itu tidak sesuai kapasitas dan fungsin-ya?

Mereka tidak fokus pada tugasnya. Seperti Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, tapi mengurusi yang tidak-tidak. Itu mungkin disebabkan beberapa hal.

Pertama, Presiden terlalu banyak bicara. Kedua, kredi-bilitas dan kapabilitas mereka. Ketiga, ada ketakutan untuk bicara dengan media.

Barangkali juga karena tidak m e n g u a s a i masalah yang

men jad i kerjaan-nya, jadi

tidak be-rani meng-

hadapi me-dia. Akibat-

nya, orang y a n g

b i c a r a

i tu -itu lagi. Pusing kita melihatnya.

Terkait ancaman boikot, Dipo Alam mengaku tidak akan meminta maaf. Bagaima-na pendapat Anda?

Ya, itu kan akhirnya orang menganggap ada arogansi. Ka-laupun tidak meminta maaf, dia bisa memberikan pernyataan kalau maksud dia bukan se-perti itu. Sehingga, orang bisa

menganggap mungkin media salah ketik, atau dia salah kata-kata. Kalau dia terus defensif, tidak ada untungnya buat pemerintah.

Dipo Alam berdalih tin-dakan meng-counter segala isu untuk membela Presiden?

Itu tugas Tifatul Sembiring sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika. SBY perlu memfungsikan menterinya un-tuk memberi penjelasan kepada masyarakat, misalnya sehabis sidang kabinet seharusnya hasilnya dijelaskan agar orang tidak bertanya-tanya.

Apakah ada pembiaran dari Presiden terhadap orang dekat nya?

Kadang-kadang saya bi-ngung melihat SBY. Misalnya, Ruhut Sitompul. Sering kali dia mengaku sebagai juru bicara Partai Demokrat, tapi kelihat-annya dia tidak dicetak supaya bicara benar dan profesional. Begitu juga Dipo Alam.

Namun, SBY cenderung diam terus, sehingga pemerintah terkesan defensif. Akibatnya ada anggapan kalau hal-hal seperti ini dibiarkan SBY.

Saya tidak tahu apa yang ada di pikiran SBY, tapi saya rasa cara-cara seperti itu tidak sehat. Rugi bagi SBY jika ada pernyataan dari Ruhut atau Dipo Alam yang tidak terkon-trol seperti itu. Harusnya SBY dengan arif menyuruh mereka untuk meralat sendiri. Tidak usah Presiden menegur menteri di depan umum, itu kurang baik juga.

Apa yang seharusnya di-lakukan Presiden?

Presiden harus membenahi hal ini. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan harus memperkuat jajaran politik, hukum, dan keamanan-nya untuk menghadapi arus pemberitaan media yang makin tidak benar.

Sekarang ini, kalau kita lihat stasiun televisi yang memiliki opini, 80% isinya mengkritik pemerintah. Dalam pembentuk-an opini, pemerintah kalah.

Adakalanya disebabkan kredibilitas dan kelemahan argumen juga. Misalnya saja ketika saya dinyatakan sebagai tersangka oleh Jaksa Agung, saya melawan. Saya menjelas-kan kepada publik argumen saya, sampai akhirnya saya menang di Mahkamah Kon-stitusi.

Jadi arus komunikasi dari istana ke publik tidak opti-mal?

Banyak sekali miskomu-nikasi sehingga terjadi blunder. Misalnya mengenai penaikan gaji pejabat. SBY seharusnya mencari sosok seperti mantan Perdana Menteri Mohammad Natsir yang mampu menguasai seluruh permasalahan. Pe-nyampaiannya pun benar-benar dapat dimengerti.

Kalau zaman Presiden Bung Karno, Pak Natsir orang yang dianggap paling jelas bicara-nya, teratur, dan tidak pernah mengelak. Atau pada zaman Pak Harto, ada Harmoko de-ngan segala kelucuannya.

Memang semua menteri harus bicara, tapi harus ada juga yang berfungsi sebagai juru bicara resmi pemerintah.

SBY harus mencari menteri yang bisa bicara soal sub-stansi masalah. Kadang-kadang tidak cukup bagi pemerintah menyampai-kan sesuatu hanya dalam

kesempatan formal se-perti konferensi pers.

(*/P-1)

kretaris Kabinet, berkedudukan

dan administrasi, serta analisis aan pemerintahan, peman-enyiapan rancangan peraturan lenggaraan sidang kabinet serta pangkatan pegawai negeri sipil pil di lingkungan Sekretariat

etunjuk dari Presiden dan Wakil

yat (1), Sekretariat Kabinet

aan kebijakan dan program jahteraan rakyat;

aan kebijakan dan program ministrasi serta analisis dalam n, dan instruksi presiden;

at atau pertemuan dengan paraPanglima TNI dan atau Kepala merintah Non Departemen danau Wakil Presiden, pengang- atan Pegawai Negeri Sipil n, pemindahan, dan pember- lingkungan Sekretariat Kabinet;

Menteri Koordinator;

kil Presiden.

1. Bidang Hubungan Internasional : Teuku Faizasyah. 2. Bidang Informasi/Public Relation : Heru Lelono.3. Bidang Komunikasi Politik : Daniel Sparringa.4. Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, dan : Denny Indrayana. Pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme5. Bidang Komunikasi Sosial : Sardan Marbun.6. Bidang Pangan dan Energi : Jusuf Wangkar.7. Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah : Velix Wanggai.8. Bidang Perubahan Iklim : Agus Purnomo.9. Bidang Publikasi dan Dokumentasi : Ahmad Yani Basuki.10. Bidang Bantuan Sosial dan Bencana : Andi Arief.11. Juru Bicara Presiden : Julian Aldrin Pasha12. Sekretaris Pribadi Presiden : Edywan Prabowo

taf Khusus Presiden dan Staf Khusus Wakil Presiden/5 tentang Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet

Staf Khusus Presiden

Presiden.

as yang sudah dicakup dalam

atas:

olusi dan Nepotisme;

ggung jawab kepada Sekretaris

SAYA selama ini selalu diam setiap kali diserang Fahri Hamzah di jejaring sosial Twitter. Saya selalu bersabar dan tidak mau membalas. Tapi, karena terus diserang, akhirnya saya tidak tahan juga dan terpaksa membalas. Biar bagaimana pun saya sebagai manusia punya batas kesabaran.

Saya hanya bereaksi atas pernyataan Fahri. Bukan saya yang memulai. Saya tidak terlalu ingat kapan mulai membalas, kalau

tidak salah sejak No-vember 2010.

Fahri sepertinya tidak terima karena saya membongkar ka-sus yang melibatkan rekannya, Mukham-mad Misbakhun, da-lam kasus L/C fi ktif di Bank Century.

Jabatan saya me-mang sebagai Staf Khusus Presiden Bi-dang Bantuan Sosial dan Bencana. Na-mun, sebagai warga negara, saya wajib melaporkan ke polisi jika memang mene-mukan dugaan tindak pidana. (Nav/P-1)

residen Batas

Orang Dekat Justru Ciptakan Blunder

Menteri Enggan Bela Presiden

23SENIN, 28 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIAPOLKAM

TEMA:Khadafi di Ambang

Ke Jatuhan

INTERNASIONALSELASA (1/3/2011)

FOKUS

MENGAPA saya meng-counter, karena banyak menteri yang tidak mau membela Presiden, mengurangi, atau membantah isu yang dipersepsikan negatif oleh media. Ini saya anggap sebagai bagian manajemen kabinet.

Saya terpaksa mempertanyakan bila anggota kabinet kurang menggunakan hak koreksi kepada media, mengimbangi berita atau tayangan yang menjelek-jelekkan pemerintah. Maka, saya, dalam tanda kutip, terpaksa turun ta-ngan.

Saya korek dari sekretaris jenderal, telepon humasnya. Itu komitmen saya kepada kabinet, di mana mereka tidak menggunakannya. Itu memang bagian manajemen kabinet.

Itu bagian yang merupakan fungsi tugas seorang sekre-taris kabinet, dan saya akan pertanggung-jawabkan, baik secara pribadi maupun seba-gai sekretaris kabinet. (*/P-1)

Dipo AlamSekretaris Kabinet

Yusril Ihza MahendraMantan Menteri Sekretaris Negara

Andi Arief Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana

TEMA:Khadafi di Ambang

Ke Jatuhan

INTERNASIONALSELASA (1/3/2011)

FOKUS

SETIDAKNYA dua nama orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menarik perhatian publik akhir-akhir ini, yaitu Andi Arief dan Dipo Alam.

Andi Arief sempat ‘berperang’ dengan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah dalam jejaring sosial Twitter. Sementara Dipo Alam kerap menuding seruan antikebohongan tokoh lintas agama bermuatan politis.

GALERI PENDAPAT

Y il Ih M h d

mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono yang sedang berdialog via telepon seluler dengan

DOK. RUMGAPRES

MI/SUSANTO

ANTARA/YUDHI MAHATMA

DOK. LAMPUNG POST