SENIN, 21 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA Kapas Cekik ... filePabrik tekstil di China me-ningkatkan...

1
JAJANG SUMANTRI K APAS yang lembut pun bisa bermain keras. Seolah tidak mau kalah dengan komoditas sektor pangan dan minyak, harga kapas saat ini juga sedang tidak me- ngenal kata turun. Naik dan terus naik dengan persentase kenaikan yang tidak bisa dibi- lang kecil. Dari harga US$1,8 per kg pada akhir 2009, melejit ke US$2,8 per kg di akhir 2010, kini harga kapas sudah menyentuh US$3,8 per kg. Artinya, hanya dalam hitungan minggu harga kapas sudah naik 35,7%. Lon- jakan itu diperkirakan bakal terus terjadi sepanjang kuartal pertama 2011. “Harga kapas baru bisa turun amat mungkin pada saat me- nyentuh US$4 per kg. Pasalnya, kalau harga melebihi US$4 per kg, akan menyebabkan inasi,” kata Direktur Eksekutif Indo- textiles Redma Gita Wirawasta di Jakarta, pekan lalu. Harga kapas mencetak re- kor di bursa New York aki- bat spekulasi peningkatan permintaan kapas di China, sementara panen kapas dari Australia menurun akibat ban- jir melanda wilayah itu belum lama ini. Pabrik tekstil di China me- ningkatkan produksi benang sebesar 14% menjadi 27 juta metrik ton tahun lalu. Adapun panen kapas dari Australia, sebagai eksportir kapas terbe- sar keempat di dunia, saat ini diprediksi akan lebih rendah 6,2% daripada estimasi akhir tahun lalu. Tren kenaikan harga kapas itu sudah pasti akan langsung berdampak ke industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang sangat mengandalkan kapas sebagai bahan baku utama. Menurut Ketua Umum Aso- siasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat Usman, lonjakan harga kapas akan menguras modal kerja perusahaan yang pada akhirnya mengakibatkan arus kas terganggu dan kapasi- tas produksi turun. “Karena modal kerja me- nyusut, kapasitas produksi dipastikan turun kendati secara nilai mungkin masih tinggi dan menjanjikan prot karena didorong penaikan harga jual,” ujar Ade. Ia memperkirakan harga ka- pas akan sulit menurun sepan- jang tahun ini karena komoditas di pasar berjangka adalah untuk pengiriman hingga Januari 2012. “Jangan harap harga kapas bisa turun tahun ini karena itu sudah diperdagangkan secara futures,” terang Ade. Safeguard Salah satu cara yang bisa di- lakukan untuk mengantisipasi lonjakan harga kapas adalah dengan meningkatkan porsi komposisi penggunaan serat rayon dan poliester produksi dalam negeri. “Pemerintah juga harus beru- paya untuk menggenjot peng- gunaan bahan baku lokal. Akan tetapi, itu tidak berarti harus terjadi penurunan kualitas produksi,” ujar Ade. Menurut Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Panggah Susanto, saat ini peng- gunaan kapas di dalam negeri mencapai 40%, sedangkan serat rayon hanya sekitar 20%- 25%. Harga rayon kini sebesar US$3,2 per kg, sedangkan poli- ester US$2,2 per kg. Dari sisi pengendalian harga, Redma Gita mengatakan pe- merintah sebaiknya menerap- kan tindakan pengamanan per- dagangan (safeguard) benang kapas asal India dan China. “Kalau safeguard bisa disetu- jui Menteri Keuangan, impor benang kapas akan berkurang, produsen akan kurangi produk- sinya, dan harga pun akan lebih murah,” ujarnya. Pekan lalu, harga kontrak kapas untuk pengiriman Mei 2011 naik US$0,07 atau 3,7% menuju rekornya, US$1,9493 per pound, di ICE New York. Selama sebulan ini, harga kapas telah naik sebesar 16%. (E-2) [email protected] PT Bank Mandiri Tbk menar- getkan pertumbuhan kredit korporasi hingga 20% pada 2011, atau sekitar Rp17 triliun. Tahun lalu, outstanding kredit perseroan mencapai kurang lebih Rp85 triliun (unaudited). Hal itu diungkap Direktur Korporasi Bank Mandiri Fran- sisca Nelwan Mok dalam media gathering di Kuningan, Jawa Barat, Sabtu (19/2). Menurut- nya, target itu sejalan dengan target pertumbuhan kredit perseroan yang juga dipatok di kisaran 20%. Ia optimistis target tersebut bisa dicapai mengingat pasar pembiayaan korporasi masih besar. “Anda tahu kan begitu ba- nyak proyek infrastruktur yang akan dibangun, juga proyeksi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Beberapa sektor yang masih potensial di antaranya food and beverage, telekomunika- si, migas, dan transportasi,” tambah Fransisca. Dia menuturkan Bank Mandiri tetap akan fokus pada korporasi swasta dan badan usaha milik negara (BUMN). Di awal tahun ini, pihaknya pun telah menandatangani ber- bagai perjanjian kredit baru da- lam jumlah besar. Salah satunya adalah fasilitas kredit bagi PT Pelindo I sebesar Rp1,2 triliun. Kredit itu ditujukan untuk mendukung upaya revitalisasi pelabuhan milik perusahaan pelat merah tersebut. Dalam laporan keuangan bank yang dipublikasikan di situs resmi Bank Indone- sia, pekan lalu, penyaluran kredit bank tersebut mencapai Rp218,99 triliun. Dari posisi outstanding itu, pangsa kredit korporasi menguasai hampir sekitar 39%. Dari laporan serupa, laba bersih Bank Mandiri tercatat mencapai Rp8,85 triliun (un- audited). Laba itu didukung pendapatan bunga sebesar Rp30,4 triliun yang juga sebagai imbas meningkatnya penyalur- an kredit perseroan sepanjang tahun lalu. Sementara itu, pendapat- an komisi mencapai Rp8,3 triliun atau tumbuh 57% dari perolehan tahun lalu. Untuk memacu pendapatan komisi, Bank Mandiri akan mengop- timalkan layanan transactional banking dengan berbagai ino- vasi. Itu termasuk dengan menam- bah kurang lebih 1.500 mesin anjungan tunai mandiri (ATM) dari 6.448 mesin ATM yang telah dimiliki mereka hingga akhir 2010. (Toh/E-3) MASKAPAI penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk kem- bali menggandeng mitra asing untuk merealisasikan rencana pengembangan armada per- seroan. Kali ini, Garuda be- kerja sama dengan perusahaan leasing, financing, dan lessor General Electric Capital Avia- tion Services (GECAS) untuk mendatangkan enam pesawat Boeing 737-800 NG dan tiga mesin CFM56-7B. Sebelumnya, Garuda telah bermitra dengan perusahaan pembiayaan aviasi dan lessor milik Royal Bank of Scotland (RBS), RBS Aviation Capital, untuk mendatangkan empat pesawat Boeing 737-800 NG. Direktur Utama Garuda In- donesia Emirsyah Satar, pada Jumat (17/2), mengatakan pengadaan keenam pesawat itu merupakan bagian dari 25 unit yang dipesan pada 2009. Adapun bentuk kerja sama dengan GECAS dilakukan menggunakan pola operating lease (sewa untuk operasional). Tiga unit pertama akan di- terima pada Juni, Septem- ber, dan Oktober 2013. Tiga lainnya akan didatangkan di bulan yang sama pada 2014. Sementara itu tiga mesin akan diterima pada Juli dan Agustus 2011 serta Juni 2012. “Setelah IPO (penawaran umum saham perdana) kami memang berencana melakukan berbagai kerja sama dalam rangka pengembangan pesawat. Pengadaan pesawat baru untuk menggantikan 10 pesawat tua yang rata-rata pembuatannya tahun 1996,” jelas Emir. Sejauh ini, kata dia, dana IPO sudah dipakai untuk men- datangkan sembilan pesawat seharga US$1 juta hingga 1,1 juta per unit serta pengadaan mesinsenilai US$500 ribu- US$600 ribu per buah. Di kesempatan sama, Direktur Keuangan Garuda Indonesia Elisa Lumbantoruan menambah- kan, perseroan sudah meneken kesepakatan penyewaan dan pembiayaan untuk pengadaan pesawat hingga 2012. Saat ini pihaknya tinggal fokus untuk mencari komitmen pembiayaan maupun kesepakatan operating leasing untuk pengadaan armada pada 2013-2015. Dengan begitu, kata dia, pengadaan 66 pesawat hingga 2015 terjamin. (CS/E-4) PERUSAHAAN pertambangan dan mineral asal Rusia, Sol- way Group, akan membangun pabrik pengolahan atau smelter nikel senilai US$3 miliar di Hal- mahera, Maluku Utara, pada April atau Mei 2011 menda- tang. Direncanakan, pada 2014, smelter yang diberi nama Aquila Nickel itu dapat memproduksi 40 ribu metrik ton nikel. Demikian diungkapkan kon- sultan Solway Group di Indo- nesia Vasily Tsarev, di Jakarta, pekan lalu. “Ini bentuk antisipasi kami menghadapi UU Minerba baru. Sudah saatnya kami melakukan swasembada dengan memba- ngun smelter sendiri,” ujar Vasily yang juga merupakan Presiden Bantry Corporation. Ia menjelaskan, investasi US$3 miliar (sekitar Rp27 triliun) yang akan ditanamkan untuk mem- bangun smelter itu merupakan total belanja modal (capital ex- penditures/capex) Solway Group selama dua tahun ke depan. Solway Group telah memper- siapkan konsep pembangunan Aquila Nickel sejak 2007 ber- sama Badan Koordinasi Pena- naman Modal (BKPM). Meski agak tersendat karena dihadang krisis ekonomi pada 2008 lalu, eksplorasi terus berjalan. Vasily merinci, dengan asum- si kapasitas smelter 40 ribu ton per tahun, Solway Group me- nargetkan dapat meraup ke- untungan pada tahun ketujuh. Adapun masa optimalisasi smelter direncanakan berlang- sung hingga 30 tahun menda- tang. Menurut Vasily, sumber ke- untungan Solway Group antara lain diperoleh dari pembe- basan bea masuk untuk impor bahan-bahan yang dibutuhkan dalam membangun pabrik. Ia memperkirakan 85% materi pembangunan smelter berasal dari impor, mengingat perusa- haan di Indonesia belum ada yang memasok bahan-bahan tersebut. “Kami sudah mempunyai 200 perusahaan pemasok, termasuk perusahaan Indonesia. Kalau suatu saat nanti ada kebutuhan equity partner, yang dipriori- taskan pasti Indonesia. Tetapi, kami tentu saja memprioritas- kan kualitas.” (*/E-4) 18 SENIN, 21 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA E KONOMI NASIONAL Porsi penggunaan serat rayon dan poliester produksi lokal perlu diperbesar. Kapas Cekik Industri Tekstil GE Capital Biayai 6 Pesawat Garuda Rusia Bangun Smelter di Halmahera Kredit Korporasi Mandiri Ditargetkan Naik Rp17 T HARGA KAPAS MELEJIT: Petugas merawat tanaman kapas di kebun Balai Penelitian Kementerian Pertanian, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Harga kapas melejit, dari US$2,8 per kg di akhir 2010, kini sudah menyentuh US$3,8 per kg. PINJAMAN UNTUK UMKM: Direktur UMKM PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Djarot Kusumayakti (kanan) menyerahkan bantuan kepada Bupati Sleman Sri Purnomo seusai penandatanganan penyaluran pinjaman untuk UMKM di Balai Desa Argomulyo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, akhir pekan lalu. MI/BAGUS SURYO PABRIK NIKEL: Batuan di areal pertambangan nikel PT Inco di Sorowako, timur laut Makassar, beberapa waktu lalu. Perusahaan pertambangan asal Rusia, Solway Group, akan membangun pabrik pengolahan nikel senilai US$3 miliar di Halmahera, Maluku Utara. ANTARA/ROLEX MALAHAKOZ ANTARA/YUDHA

Transcript of SENIN, 21 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA Kapas Cekik ... filePabrik tekstil di China me-ningkatkan...

Page 1: SENIN, 21 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA Kapas Cekik ... filePabrik tekstil di China me-ningkatkan produksi benang sebesar 14% menjadi 27 juta metrik ton tahun lalu. ... “Anda tahu

JAJANG SUMANTRI

KAPAS yang lembut pun bisa bermain keras. Seolah tidak mau kalah dengan

komoditas sektor pangan dan minyak, harga kapas saat ini juga sedang tidak me-ngenal kata turun. Naik dan terus naik dengan persentase kenaik an yang tidak bisa dibi-lang kecil.

Dari harga US$1,8 per kg pada akhir 2009, melejit ke US$2,8 per kg di akhir 2010, kini harga kapas sudah menyentuh US$3,8 per kg. Artinya, hanya dalam hitungan minggu harga kapas sudah naik 35,7%. Lon-jakan itu diperkirakan bakal terus terjadi sepanjang kuartal pertama 2011.

“Harga kapas baru bisa turun amat mungkin pada saat me-nyentuh US$4 per kg. Pasalnya, kalau harga melebihi US$4 per kg, akan menyebabkan infl asi,” kata Direktur Eksekutif Indo-textiles Redma Gita Wirawasta di Jakarta, pekan lalu.

Harga kapas mencetak re-kor di bursa New York aki-bat spekulasi peningkatan permintaan kapas di China, sementara panen kapas dari Australia menurun akibat ban-jir melanda wilayah itu belum lama ini.

Pabrik tekstil di China me-ningkatkan produksi benang sebesar 14% menjadi 27 juta metrik ton tahun lalu. Adapun panen kapas dari Australia, sebagai eksportir kapas terbe-sar keempat di dunia, saat ini diprediksi akan lebih rendah 6,2% daripada estimasi akhir tahun lalu.

Tren kenaikan harga kapas itu sudah pasti akan langsung berdampak ke industri tekstil

dan produk tekstil (TPT) yang sangat mengandalkan kapas sebagai bahan baku utama.

Menurut Ketua Umum Aso-

siasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat Usman, lonjakan harga kapas akan menguras modal kerja perusahaan yang

pada akhirnya mengakibatkan arus kas terganggu dan kapasi-tas produksi turun.

“Karena modal kerja me-

nyusut, kapasitas produksi dipastikan turun kendati secara nilai mungkin masih tinggi dan menjanjikan profi t karena didorong penaikan harga jual,” ujar Ade.

Ia memperkirakan harga ka-pas akan sulit menurun sepan-jang tahun ini karena komoditas di pasar berjangka adalah untuk pengiriman hingga Januari 2012. “Jangan harap harga kapas bisa turun tahun ini ka rena itu sudah diperdagangkan secara futures,” terang Ade.

SafeguardSalah satu cara yang bisa di-

lakukan untuk mengantisipasi lonjakan harga kapas adalah dengan meningkatkan porsi komposisi penggunaan serat rayon dan poliester produksi dalam negeri.

“Pemerintah juga harus beru-paya untuk menggenjot peng-gunaan bahan baku lokal. Akan tetapi, itu tidak berarti harus terjadi penurunan kualitas produksi,” ujar Ade.

Menurut Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Panggah Susanto, saat ini peng-gunaan kapas di dalam negeri mencapai 40%, sedangkan serat rayon hanya sekitar 20%-25%. Harga rayon kini sebesar US$3,2 per kg, sedangkan poli-ester US$2,2 per kg.

Dari sisi pengendalian harga, Redma Gita mengatakan pe-merintah sebaiknya menerap-kan tindakan pengamanan per-dagangan (safeguard) benang kapas asal India dan China.

“Kalau safeguard bisa disetu-jui Menteri Keuangan, impor benang kapas akan berkurang, produsen akan kurangi produk-sinya, dan harga pun akan lebih murah,” ujarnya.

Pekan lalu, harga kontrak kapas untuk pengiriman Mei 2011 naik US$0,07 atau 3,7% menuju rekornya, US$1,9493 per pound, di ICE New York. Selama sebulan ini, harga kapas telah naik sebesar 16%. (E-2)

[email protected]

PT Bank Mandiri Tbk menar-getkan pertumbuhan kredit korporasi hingga 20% pada 2011, atau sekitar Rp17 triliun. Tahun lalu, outstanding kredit perseroan mencapai kurang lebih Rp85 triliun (unaudited).

Hal itu diungkap Direktur Korporasi Bank Mandiri Fran-sisca Nelwan Mok dalam media gathering di Kuningan, Jawa Barat, Sabtu (19/2). Menurut-nya, target itu sejalan dengan target pertumbuhan kredit perseroan yang juga dipatok di

kisaran 20%. Ia optimistis target tersebut bisa dicapai mengingat pasar pembiayaan korporasi masih besar.

“Anda tahu kan begitu ba-nyak proyek infrastruktur yang akan dibangun, juga proyeksi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Beberapa sektor yang masih potensial di antaranya food and beverage, telekomunika-si, migas, dan transportasi,” tambah Fransisca.

D i a m e n u t u r k a n B a n k Mandiri tetap akan fokus pada

korporasi swasta dan badan usaha milik negara (BUMN).

Di awal tahun ini, pihaknya pun telah menandatangani ber-bagai perjanjian kredit baru da-lam jumlah besar. Salah satunya adalah fasilitas kredit bagi PT Pelindo I sebesar Rp1,2 triliun. Kredit itu ditujukan untuk mendukung upaya revitalisasi pelabuhan milik perusahaan pelat merah tersebut.

Dalam laporan keuangan bank yang dipublikasikan di situs resmi Bank Indone-

sia, pekan lalu, penyaluran kredit bank tersebut mencapai Rp218,99 triliun. Dari posisi outstanding itu, pangsa kredit korporasi menguasai hampir sekitar 39%.

Dari laporan serupa, laba bersih Bank Mandiri tercatat mencapai Rp8,85 triliun (un-audited). Laba itu didukung pendapatan bunga sebesar Rp30,4 triliun yang juga sebagai imbas meningkatnya penyalur-an kredit perseroan sepanjang tahun lalu.

Sementara itu, pendapat-an komisi mencapai Rp8,3 triliun atau tumbuh 57% dari perolehan tahun lalu. Untuk memacu pendapatan komisi, Bank Mandiri akan mengop-timalkan layanan transactional banking dengan berbagai ino-vasi.

Itu termasuk dengan menam-bah kurang lebih 1.500 mesin anjungan tunai mandiri (ATM) dari 6.448 mesin ATM yang telah dimiliki mereka hingga akhir 2010. (Toh/E-3)

MASKAPAI penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk kem-bali menggandeng mitra asing untuk merealisasikan rencana pengembangan armada per-seroan. Kali ini, Garuda be-kerja sama dengan perusahaan leasing, financing, dan lessor General Electric Capital Avia-tion Services (GECAS) untuk mendatangkan enam pesawat Boeing 737-800 NG dan tiga mesin CFM56-7B.

Sebelumnya, Garuda telah bermitra dengan perusahaan pembiayaan aviasi dan lessor milik Royal Bank of Scotland (RBS), RBS Aviation Capital, untuk mendatangkan empat pesawat Boeing 737-800 NG.

Direktur Utama Garuda In-donesia Emirsyah Satar, pada Jumat (17/2), mengatakan pengadaan keenam pesawat itu merupakan bagian dari 25 unit yang dipesan pada 2009.

Adapun bentuk kerja sama dengan GECAS dilakukan menggunakan pola operating lease (sewa untuk operasional). Tiga unit pertama akan di-terima pada Juni, Septem-ber, dan Oktober 2013. Tiga lainnya akan didatangkan di

bulan yang sama pada 2014. Sementara itu tiga mesin akan diterima pada Juli dan Agustus 2011 serta Juni 2012.

“Setelah IPO (penawaran umum saham perdana) kami memang berencana melakukan berbagai kerja sama dalam rangka pengembangan pesawat. Pengadaan pesawat baru untuk menggantikan 10 pesawat tua yang rata-rata pembuatannya tahun 1996,” jelas Emir.

Sejauh ini, kata dia, dana IPO sudah dipakai untuk men-datangkan sembilan pesawat seharga US$1 juta hingga 1,1 juta per unit serta pengadaan mesinsenilai US$500 ribu-US$600 ribu per buah.

Di kesempatan sama, Direktur Keuangan Garuda Indonesia Elisa Lumbantoruan menambah-kan, perseroan sudah meneken kesepakatan penyewaan dan pembiayaan untuk pengadaan pesawat hingga 2012. Saat ini pihaknya tinggal fokus untuk mencari komitmen pembiayaan maupun ke sepakatan operating leasing untuk pengadaan armada pada 2013-2015. Dengan begitu, kata dia, pengadaan 66 pesawat hingga 2015 terjamin. (CS/E-4)

PERUSAHAAN pertambangan dan mineral asal Rusia, Sol-way Group, akan membangun pabrik pengolahan atau smelter nikel senilai US$3 miliar di Hal-mahera, Maluku Utara, pada April atau Mei 2011 menda-tang. Direncanakan, pada 2014, smelter yang diberi nama Aquila Nickel itu dapat memproduksi 40 ribu metrik ton nikel.

Demikian diungkapkan kon-sultan Solway Group di Indo-nesia Vasily Tsarev, di Jakarta, pekan lalu.

“Ini bentuk antisipasi kami menghadapi UU Minerba baru. Sudah saatnya kami melakukan swasembada dengan memba-ngun smelter sendiri,” ujar Vasily yang juga merupakan Presiden Bantry Corporation.

Ia menjelaskan, investasi US$3 miliar (sekitar Rp27 triliun) yang akan ditanamkan untuk mem-bangun smelter itu merupakan total belanja modal (capital ex-penditures/capex) Solway Group selama dua tahun ke depan.

Solway Group telah memper-siapkan konsep pembangunan Aquila Nickel sejak 2007 ber-sama Badan Koordinasi Pena-

naman Modal (BKPM). Meski agak tersendat karena dihadang krisis ekonomi pada 2008 lalu, eksplorasi terus berjalan.

Vasily merinci, dengan asum-si kapasitas smelter 40 ribu ton per tahun, Solway Group me-nargetkan dapat meraup ke-untungan pada tahun ketujuh. Adapun masa optimalisasi smelter direncanakan berlang-sung hingga 30 tahun menda-tang.

Menurut Vasily, sumber ke-untungan Solway Group antara lain diperoleh dari pembe-basan bea masuk untuk impor bahan-bahan yang dibutuhkan dalam membangun pabrik. Ia memperkirakan 85% materi pembangunan smelter berasal dari impor, mengingat perusa-haan di Indonesia belum ada yang memasok bahan-bahan tersebut.

“Kami sudah mempunyai 200 perusahaan pemasok, termasuk perusahaan Indonesia. Kalau suatu saat nanti ada kebutuhan equity partner, yang dipriori-taskan pasti Indonesia. Tetapi, kami tentu saja memprioritas-kan kualitas.” (*/E-4)

18 SENIN, 21 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIAEKONOMI NASIONAL

Porsi penggunaan serat rayon dan poliester produksi lokal perlu diperbesar.

Kapas Cekik Industri Tekstil

GE Capital Biayai 6 Pesawat Garuda

Rusia Bangun Smelter

di Halmahera

Kredit Korporasi Mandiri Ditargetkan Naik Rp17 T

HARGA KAPAS MELEJIT: Petugas merawat tanaman kapas di kebun Balai Penelitian Kementerian Pertanian, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Harga kapas melejit, dari US$2,8 per kg di akhir 2010, kini sudah menyentuh US$3,8 per kg.

PINJAMAN UNTUK UMKM: Direktur UMKM PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Djarot Kusumayakti (kanan) menyerahkan bantuan kepada Bupati Sleman Sri Purnomo seusai penandatanganan penyaluran pinjaman untuk UMKM di Balai Desa Argomulyo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, akhir pekan lalu.

MI/BAGUS SURYO

PABRIK NIKEL: Batuan di areal pertambangan nikel PT Inco di Sorowako, timur laut Makassar, beberapa waktu lalu. Perusahaan pertambangan asal Rusia, Solway Group, akan membangun pabrik pengolahan nikel senilai US$3 miliar di Halmahera, Maluku Utara.

ANTARA/ROLEX MALAHAKOZ

ANTARA/YUDHA