SENIN, 2 MEI 2011 Importir Daging Ilegal Harus Diberi Sanksi S · Indonesia. Maklum, sebelumnya...

1
SENIN, 2 MEI 2011 7 M EGAPOLITAN FIDEL ALI PERMANA A NGGOTA komisi IV DPR Herman Khaeron mendesak Kementerian Perta- nian (Kementan) untuk mem- berikan sanksi tegas terhadap importir ‘nakal’ yang mencoba memasukan daging ke Indone- sia secara ilegal. Herman bahkan menyebut- kan bahwa seharusnya para importir nakal itu diberi sanksi pidana. “Para importir seharus- nya dibawa ke proses hukum,” kata Herman seusai menyaksi- kan pengiriman kembali atau reekspor terhadap 10 kontainer dari 51 kontainer daging impor ilegal di Pelabuhan Tanjung Priok, kemarin. Dengan adanya tindakan hukum yang keras, praktik mencoba-coba memasukkan daging secara ilegal tidak ter- ulang kembali. Ke depan, pihak Kementan harus memperketat proses di karantina. “Pintu gerbangnya di sana. Dulu daging busuk bisa masuk. Jadi karantina inilah sebagai barier (penghalang) keluar masuknya barang dan jasa,” tegasnya. Selain itu, Herman meminta Kementan segera mendata ke- mampuan peternak lokal dalam produksi daging. Dengan begitu, izin impor yang dikeluarkan Ke- mentan tidak sampai merugikan nasib para peternak lokal. Berjalan lambat Sementara itu, Menteri Per- tanian Suswono mengatakan bahwa sisa 41 kontainer berisi daging ilegal itu akan direek- spor secara bertahap paling lambat 8 Mei mendatang. “Ada 10 kontainer direeks- por untuk tahap pertama. Ini merupakan tindak lanjut dari penolakan terhadap 51 kon- tainer yang tak punya surat pemberitahuan pemasukan (SPP). Selain itu, ada ketidak- sesuaian atau perbedaan antara izin dan pemasukan negara dan jenis daging. Dengan begitu, diputuskan untuk reekspor oleh pemilik. Pengalaman ini menjadi komitmen bersama, dan sikap tegas. Para importir harus patuhi,” kata Suswono. Dari penelusuran Media In- donesia, butuh waktu cukup panjang bagi pemerintah untuk memutuskan reekspor daging itu. Jika dilihat dari waktu kedatangan daging pertama kali pada 18 Januari lalu hingga direekspor kemarin, terjadi jeda waktu hingga empat bulan. Dan dalam waktu empat bulan itu, sempat terjadi saling lempar tanggung jawab antara pihak Badan Karantina Per- tanian (Barantan) dan Direk- torat Jenderal Bea dan Cukai terhadap penanganan daging impor ilegal itu. Barantan me- nyerahkan urusan itu kepada Bea dan Cukai. Sementara itu, Bea dan Cukai menyerahkan urusan penetapan barang itu legal atau ilegal kepada Baran- tan. Bahkan dua importir sem- pat menggugat pemerintah ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) agar daging yang diba- wa mereka diizinkan masuk ke pasar Indonesia. Meski akhir- nya mereka menarik kembali gugatan. Dan hal itu agaknya akan berulang kembali dalam proses penanganan sekitar 90 kon- tainer daging impor yang saat ini masih tertahan di pelabuhan Tanjung Priok. Pihak Kementan yang diwakili Barantan belum bersikap pada 90 kontainer itu. Menurut Kepala Barantan Banun Harpini, pihaknya harus memeriksa dulu surat-surat dari kontainer berisi daging tersebut. “Kami belum ada sikap terhadap kontainer-kon- tainer tersebut. Biar berada da- lam pengawasan Bea dan Cukai dulu. Kami mau fokus pada 51 kontainer yang direekspor ini,” ujarnya. Namun, ia memastikan apa- bila setelah diperiksa volume dan jenis berbeda dengan yang tertera pada dokumen impor, daging-daging itu akan dikenai tindakan serupa, reekspor atau pemusnahan. (*/J-2) [email protected] Importir Daging Ilegal Harus Diberi Sanksi Saat ini masih ada sekitar 90 kontainer berisi daging yang masih tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok. S EBANYAK 10 kontainer daging ilegal telah bertolak ke negara asalnya dari Pelabuhan Tanjung Priok, kemarin. Nantinya juga akan menyusul 41 kontainer lainnya. Bertolaknya 51 kontainer daging ilegal ini sepertinya mengakhiri gegap gempita pemberitaan tentang masuknya daging ilegal ke Indonesia. Maklum, sebelumnya banyak cerita beredar bahwa masuknya daging-daging ilegal itu dibekingi politisi yang dekat dengan pengambil keputusan. Sehingga aparat terkait, seperti Badan Karantina Pertanian ataupun Direktorat Jenderal Bea dan Cukai pun kikuk mengambil putusan. Cerita yang mirip sebenarnya juga terjadi dalam kasus masuknya dua kontainer BlackBerry dan miras yang juga dikabarkan melibatkan politisi dan pengusaha. Lagi- lagi sikap kikuk ditunjukkan Bea dan Cukai. Sejak ditetapkan menjadi tersangka dan daftar pencarian orang (DPO) kasus penyelundupan dua kontainer isi BlackBerry dan miras, keberadaan pengusaha berinisial HM misterius. Anehnya lagi, Bea dan Cukai yang menetapkan status tersangka dan DPO pada HM belum bertindak konkret berupa pencekalan. Padahal, selain terindikasi jadi importir ilegal 2 kontainer isi BB dan miras, HM diduga ‘merekayasa’ kasus reekspor 30 kontainer BlackBerry dan miras. HM sukses lari dari jerat hukum dengan menumbalkan Jonny Abbas sebagai pesakitan. Dugaan percobaan penyelundupan kontainer BB dan miras makin terang benderang setelah dalam persidangan Jonny Abbas terbongkar fakta bahwa pelapor (kuasa dari istri HM) dalam dokumen memang sengaja menulis pengirim adalah tiga perusahaan asal China yang tak jelas keberadaannya. Kuasa hukum Jonny Abbas, Bambang Widjojanto, mengatakan bahwa sedari awal banyak keanehan dalam kasus yang membelit kliennya itu. Apalagi kasus yang telah diputus PN Jakpus ini sebenarnya sempat bergulir di pengadilan Singapura. Namun karena gagal ‘memainkan’ hukum di Singapura untuk memidanakan Jonny Abbas, HM akhirnya ‘memainkan’ oknum petinggi aparat hukum dan anggota Komisi III DPR untuk memidanakan Jonny Abbas. Tidak kurang Indonesia Corruption Watch (ICW) memantau jalannya persidangan. Namun, palu hakim ternyata belum berpihak pada Jonny. Ia divonis 20 bulan penjara. Harapan kini disandarkan pada dirjen baru Bea dan Cukai, Agus Kuswandono. Agus diharapkan tidak perlu takut kepada anggota Komisi III DPR dan petinggi aparat hukum yang diduga membekingi pengusaha yang menjadi otak penyelundupan. “Dia harus bisa bergerak cepat. Apalagi kasus ini sudah ditangani dirjen yang lama, jadi tinggal melanjutkan saja,” tandas Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul. (Raja Suhud/J-3) Antara BlackBerry dan Daging Ilegal KEMBALIKAN DAGING ILEGAL: Menteri Pertanian Suswono menunjukkan kardus berisi daging ilegal di JICC, Tanjung Priok, Jakarta Utara, kemarin. MI/M IRFAN

Transcript of SENIN, 2 MEI 2011 Importir Daging Ilegal Harus Diberi Sanksi S · Indonesia. Maklum, sebelumnya...

SENIN, 2 MEI 2011 7MEGAPOLITAN

FIDEL ALI PERMANA

ANGGOTA komisi IV DPR Herman Khaeron mendesak Kementerian Perta-

nian (Kementan) untuk mem-berikan sanksi tegas terhadap importir ‘nakal’ yang mencoba memasukan daging ke Indone-sia secara ilegal.

Herman bahkan menyebut-kan bahwa seharusnya para importir nakal itu diberi sanksi pidana. “Para importir seharus-nya dibawa ke proses hukum,” kata Herman seusai menyaksi-kan pengiriman kembali atau reekspor terhadap 10 kontainer dari 51 kontainer daging impor ilegal di Pelabuhan Tanjung Priok, kemarin.

Dengan adanya tindakan hukum yang keras, praktik mencoba-coba memasukkan daging secara ilegal tidak ter-ulang kembali. Ke depan, pihak Kementan harus memperketat proses di karantina.

“Pintu gerbangnya di sana. Dulu daging busuk bisa masuk. Jadi karantina inilah sebagai barier (penghalang) keluar masuknya barang dan jasa,” tegasnya.

Selain itu, Herman meminta Kementan segera mendata ke-mampuan peternak lokal dalam produksi daging. Dengan begitu, izin impor yang dikeluarkan Ke-mentan tidak sampai merugikan nasib para peternak lokal.

Berjalan lambatSementara itu, Menteri Per-

tanian Suswono mengatakan bahwa sisa 41 kontainer berisi daging ilegal itu akan direek-spor secara bertahap paling lambat 8 Mei mendatang.

“Ada 10 kontainer direeks-por untuk tahap pertama. Ini merupakan tindak lanjut dari penolakan terhadap 51 kon-tainer yang tak punya surat pemberitahuan pemasukan (SPP). Selain itu, ada ketidak-sesuaian atau perbedaan antara izin dan pemasukan negara dan jenis daging. Dengan begitu, diputuskan untuk reekspor oleh pemilik. Pengalaman ini menjadi komitmen bersama, dan sikap tegas. Para importir harus patuhi,” kata Suswono.

Dari penelusuran Media In-donesia, butuh waktu cukup panjang bagi pemerintah untuk memutuskan reekspor daging itu. Jika dilihat dari waktu kedatangan daging pertama kali pada 18 Januari lalu hingga direekspor kemarin, terjadi jeda waktu hingga empat bulan.

Dan dalam waktu empat bulan itu, sempat terjadi saling lempar tanggung jawab antara pihak Badan Karantina Per-tanian (Barantan) dan Direk-torat Jenderal Bea dan Cukai terhadap penanganan daging impor ilegal itu. Barantan me-nyerahkan urusan itu kepada Bea dan Cukai. Sementara itu, Bea dan Cukai menyerahkan

urusan penetapan barang itu legal atau ilegal kepada Baran-tan. Bahkan dua importir sem-pat menggugat pemerintah ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) agar daging yang diba-wa mereka diizinkan masuk ke pasar Indonesia. Meski akhir-nya mereka menarik kembali gugatan.

Dan hal itu agaknya akan berulang kembali dalam proses penanganan sekitar 90 kon-

tainer daging impor yang saat ini masih tertahan di pelabuhan Tanjung Priok. Pihak Kementan yang diwakili Barantan belum bersikap pada 90 kontainer itu.

Menurut Kepala Barantan Banun Harpini, pihaknya harus memeriksa dulu surat-surat dari kontainer berisi daging tersebut. “Kami belum ada sikap terhadap kontainer-kon-tainer tersebut. Biar berada da-

lam pengawasan Bea dan Cukai dulu. Kami mau fokus pada 51 kontainer yang direekspor ini,” ujarnya.

Namun, ia memastikan apa-bila setelah diperiksa volume dan jenis berbeda dengan yang tertera pada dokumen impor, daging-daging itu akan dikenai tindakan serupa, reeks por atau pemusnahan. (*/J-2)

[email protected]

Importir Daging IlegalHarus Diberi Sanksi

Saat ini masih ada sekitar 90 kontainer berisi daging yang masih tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok.

SEBANYAK 10 kontainer daging ilegal telah bertolak ke negara

asalnya dari Pelabuhan Tanjung Priok, kemarin. Nantinya juga akan menyusul 41 kontainer lainnya.

Bertolaknya 51 kontainer daging ilegal ini sepertinya mengakhiri gegap gempita pemberitaan tentang masuknya daging ilegal ke Indonesia.

Maklum, sebelumnya banyak cerita beredar bahwa masuknya daging-daging ilegal itu dibekingi politisi yang dekat dengan pengambil keputusan. Sehingga aparat terkait, seperti Badan Karantina Pertanian ataupun Direktorat Jenderal Bea dan Cukai pun kikuk mengambil putusan.

Cerita yang mirip sebenarnya juga terjadi dalam kasus masuknya dua kontainer BlackBerry dan miras yang juga dikabarkan melibatkan politisi dan pengusaha. Lagi-lagi sikap kikuk ditunjukkan Bea dan Cukai.

Sejak ditetapkan menjadi tersangka dan daftar pencarian orang (DPO) kasus penyelundupan dua kontainer isi BlackBerry dan miras, keberadaan pengusaha berinisial HM misterius.

Anehnya lagi, Bea dan Cukai yang menetapkan status tersangka dan DPO pada HM belum bertindak konkret berupa pencekalan. Padahal, selain terindikasi jadi importir ilegal 2 kontainer isi BB dan miras, HM diduga ‘merekayasa’ kasus reekspor 30 kontainer BlackBerry dan miras. HM sukses lari dari jerat hukum dengan menumbalkan Jonny Abbas sebagai pesakitan.

Dugaan percobaan penyelundupan kontainer BB dan miras makin terang benderang setelah dalam persidangan Jonny Abbas terbongkar fakta bahwa pelapor (kuasa dari istri HM) dalam dokumen memang sengaja menulis pengirim adalah tiga perusahaan asal China yang tak jelas keberadaannya.

Kuasa hukum Jonny Abbas, Bambang Widjojanto, mengatakan bahwa sedari awal banyak keanehan dalam kasus yang membelit kliennya itu.

Apalagi kasus yang telah diputus PN Jakpus ini sebenarnya sempat bergulir di pengadilan Singapura. Namun karena gagal ‘memainkan’ hukum di Singapura untuk memidanakan Jonny Abbas, HM akhirnya ‘memainkan’ oknum petinggi aparat hukum dan anggota Komisi III DPR untuk memidanakan Jonny Abbas.

Tidak kurang Indonesia Corruption Watch (ICW) memantau jalannya persidangan. Namun, palu hakim ternyata belum berpihak pada Jonny. Ia divonis 20 bulan penjara.

Harapan kini disandarkan pada dirjen baru Bea dan Cukai, Agus Kuswandono. Agus diharapkan tidak perlu takut kepada anggota Komisi III DPR dan petinggi aparat hukum yang diduga membekingi pengusaha yang menjadi otak penyelundupan. “Dia harus bisa bergerak cepat. Apalagi kasus ini sudah ditangani dirjen yang lama, jadi tinggal melanjutkan saja,” tandas Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul. (Raja Suhud/J-3)

Antara BlackBerrydan Daging Ilegal

KEMBALIKAN DAGING ILEGAL: Menteri Pertanian Suswono menunjukkan kardus berisi daging ilegal di JICC, Tanjung Priok, Jakarta Utara, kemarin.

MI/M IRFAN