semiotik tahuli gorontalo

15
TAHULI PADA UPACARA ADAT PULANGA MASYARAKAT GORONTALO OLEH NURAIN A. NUSI NIM 311409134 JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Anggota Penulis Dr. Fatmah AR Umar, M.Pd. (Anggota I / Pembimbing I) Dr, Sance A. Lamusu (Anggota II / pembimbing II) ABSTRAK NURAIN A. NUSI Skripsi. Tahuli pada Upacara Adat Pulanga Masyarakat Gorontalo. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, pembimbing Dr. Fatmah AR Umar, M.Pd. dan Dr. Sance Lamusu, M.Hum. Permasalahan yang di angkat adalah (1) bagaimana makna simbol kata dan kalimat tahuli berdasarkan konvensi lingkungan sosial ; (2) bagaimana makna simbol kata dan kalimat tahuli berdasarkan denotatif, konotatif atau anotatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan Semiotik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh ada 6 kata yang mengandung makna simbol berdasarkan konvensi lingkungan sosial, yaitu: 1). Eeyaanggu (tuan), 2) eeya (tuan), 3) Bandla (ananda), 4) Ta’uwa (khalifah), 5) Modidi ode hulato (akan larut laksana garam), 6) Wuudiyo pongolito (hukum adat sangsinya). Dan ada 17 kata yang mengandung makna simbolyaitu: 1) Bubalata (tegas), 2) Tohuliya totauwa (dari seluruh penjuru), 3) lopo’o wali balata (pencipta hukum adat), 4) Huta (tanah), Taluhu (air), 5) Upango (harta), 6) Ambuwa (tertib), 7) Mopopio lahuwa (membangun negeri), 8) Tuango (anak), 9) ode pao tumopolo ‘laksana rumput tak hanyut’, 10) Bubato (leluhur), 11) Kadato (kraton), 12) Wombu pulu lo hunggiya (cucunda yang mulia), 13) ode longi umombito (bagai getah melekat), 14) Hiu’upa poliyama ( bagai bintang bertebaran), 15) ngango data puputo (berkata banyak khilafnya / boros), 16) bo ngango molahepo (terucap yang keliru), 17) ito lonika lo nyawa (jiwa raga dipadukan). Kata kunci: Tahuli Upacara Adat Pulanga

Transcript of semiotik tahuli gorontalo

  • TAHULI PADA UPACARA ADAT PULANGA MASYARAKAT GORONTALO

    OLEH

    NURAIN A. NUSINIM 311409134

    JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA

    UNIVERSITAS NEGERI GORONTALOAnggota Penulis

    Dr. Fatmah AR Umar, M.Pd. (Anggota I / Pembimbing I)Dr, Sance A. Lamusu (Anggota II / pembimbing II)

    ABSTRAK

    NURAIN A. NUSI Skripsi. Tahuli pada Upacara Adat Pulanga MasyarakatGorontalo. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FakultasSastra dan Budaya, pembimbing Dr. Fatmah AR Umar, M.Pd. dan Dr. SanceLamusu, M.Hum. Permasalahan yang di angkat adalah (1) bagaimana maknasimbol kata dan kalimat tahuli berdasarkan konvensi lingkungan sosial ; (2)bagaimana makna simbol kata dan kalimat tahuli berdasarkan denotatif, konotatifatau anotatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis denganmenggunakan pendekatan Semiotik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh ada 6kata yang mengandung makna simbol berdasarkan konvensi lingkungan sosial,yaitu: 1). Eeyaanggu (tuan), 2) eeya (tuan), 3) Bandla (ananda), 4) Tauwa(khalifah), 5) Modidi ode hulato (akan larut laksana garam), 6) Wuudiyo pongolito(hukum adat sangsinya). Dan ada 17 kata yang mengandung makna simbolyaitu:1) Bubalata (tegas), 2) Tohuliya totauwa (dari seluruh penjuru), 3) lopoo walibalata (pencipta hukum adat), 4) Huta (tanah), Taluhu (air), 5) Upango (harta), 6)Ambuwa (tertib), 7) Mopopio lahuwa (membangun negeri), 8) Tuango (anak), 9)ode pao tumopolo laksana rumput tak hanyut, 10) Bubato (leluhur), 11) Kadato(kraton), 12) Wombu pulu lo hunggiya (cucunda yang mulia), 13) ode longiumombito (bagai getah melekat), 14) Hiuupa poliyama ( bagai bintangbertebaran), 15) ngango data puputo (berkata banyak khilafnya / boros), 16) bongango molahepo (terucap yang keliru), 17) ito lonika lo nyawa (jiwa ragadipadukan).

    Kata kunci: Tahuli Upacara Adat Pulanga

  • PendahuluanPulanga merupakan upacara adat masyarakat Gorontalo yang berhubungan

    dengan acara penobatan, Pulanga ini dilakukan kepada orang yang masih hidup.Orang-orang tersebut biasanya para pejabat yang duduk di provinsi sampai kekecamatan. Di samping itu, terdapat Pulanga kepada orang-orang yang sudahmeninggal yang disebut dengan Gara?i. Pada upacara adat Pulanga terdapattahapan prosesi penyampaian Tahuli. Tahuli ini sering diucapakan pada setiapupacara adat tidak terkecuali pada upacara adat Pulanga ini. Tahuli merupakanpesan atau nasehat kepada seseorang yang sedang dipulanga. Proses penyampaianTahuli dilaksanakan secara berganti dengan penyampaian Tujai. Tahuli ini sangatpenting didengarkan oleh masyarakat, baik yang sedang dipulanga maupunmasyarakat sekitar. Karena didalam Tahuli terdapat makna simbol bahasa yangdijadikan suatu pedoman hidup atau pedoman yang dapat dilaksanakan olehseorang pejabat pada saat pejabat itu melaksanakan tugasnya dikursipemerintahan.

    Berdasarkan uraian tersebut, maka pada penelitian ini akan dibahas simbol-simbol bahasa yang terdapat dalam Tahuli, dengan menggunakan pendekatansemiotik. Pendekatan semiotik yang digunakan dalam penelitian ini pendekatanmenurut Charles Sanders Pierce tahun 1931 (Hoed, 2008:18). Semiotik menurutPierce membahas simbol, ikon, dan indeks, dari ketiga unsur semiotik Pierce inidikhususkan dalam penelitian ini adalah membahas simbol pada Tahuli dalamupacara adat Pulanga, yang dipermulasikan dalam judul penelitian Tahuli padaUpacara Adat Pulanga Masyarakat Gorontalo

    Berdasarkan dasar pemikiran maka rumusan masalah pada penilitian inidapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana makna simbol kata dan kalimatTahuli berdasarkan konvensi lingkungan sosial? (2) bagaimanakah makna simbolkata dan kalimat Tahuli berdasarkan denotatif, konotatif, atau anotatif?. Tujuandari penelitian ini dilaksanakan adalah untuk mengetahui makna simbol verbalyang tersirat dalam puisi lisan Tahuli, agar mayarakat banyak yang dapat memetikpelajaran yang sangat berharga untuk dijadikan sebagai pedoman dan pengangan

  • hidupnya, dan dapat dijadikan pengangan. Manfaat dari penelitian ini adalahsebagai berikut: (1) Peneliti, Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah dapatmenambah wawasan peneliti akan makna-makna simbol yang terkandung dalamteks Tahuli, dan dapat menambah pengetahuan peneliti akan ragam sastra daerahGorontalo khususnya puisi lisan Tahuli. (2) Masyarakat, Bagi masyarakatpenelitian ini bermanfaat dalam menambah pengetahuan masyarakat akan maknasimbol yang terkandung dalam teks Tahuli, jadi masyarakat tidak hanya akanmelaksanakan prosesinya saja tapi juga bisa memaknai setiap tulisan dalam teksTahuli yang dilantunkan oleh Baate. Sehingga masyarakat dapat menjadikansebagai pedoman dan pengangan hidupnya dalam kehidupan sehari-hari. (3)Pendidikan, Manfaat bagi pendidikan, penelitian ini bisa menjadi bahan untukmenambah wawasan dan memperkaya pengetahuan akan sastra daerah Gorantalokhususnya teks Tahuli pada upacara adat Pulanga.

    Metode Penelitian

    Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode penelitiandeskriptif analitik. Metode deskriptif analitik dilakukan dengan caramendeskripsikan fakta-fakta kemudian di susul dengan analisis.

    Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen atau buku yang didalamnya terdapat teks Tahuli. Sumber tersebut adalah Pateda, Eds (2009:110-116) dan Pemda Daerah Tingkat II Kerjasama dengan FKIP Univ. SamratulangiDi Gorontalo, (1985) dan juga sumber data diperoleh dari beberapa informanyaitu masyarakat Gorontalo khususnya yang berada di kecamatan limboto.Informan dalam penelitian ini adalah para pemangku adat yang pernah mengikutipelaksanaan upacara adat Pulanga. Cara pengumpulan data dilakukan denganstudi dokumentsi dan wawancara, sedangkan teknik analisis data dengan caramengidentifikasi, mengklasifikasi, menganalisis dan menyimpulkan maknasimbol dalam Tahuli.

    Hasil Penelitian dan Pembahasan

  • Makna Simbol Kata Dan Kalimat Tahuli Berdasarkan Konvensi LingkunganSosial

    1. eeyaanggu (tuanku)

    kata eeyaanggu tuanku dapat dilihat pada kalimat berikut:

    Eeyanggu eeyanggu eeyanggu tuanku-tuanku-tuankuMaa loduudula mayi kami telah hadir

    Kata eeyaanggu diperoleh dari data 1 pada bait kedua baris pertama. Kataeeyaanggu memiliki makna yaitu bahwa seorang yang sedang dinobatkan adalahseorang yang sangat diagungkan dan dimuliakan. Sehingga disebut eeyaanggu,

    Ini menyimbolkan bahwa seorang yang dinobatkan adalah seorang yangdiagungkan sebagaimana mereka mengagungkan tuhannya. Kata eeyaanggu inisudah merupakan konvensi lingkungan sosial masyarakat khususnya masyarakatGorontalo, karena bagi masyarakat Gorontalo pejabat yang dinobatkan merupakanseseorang yang harus diagungkan sehingga harus diibaratkan seperti Tuhan. Danjuga ini masyarakat menentukan kata tersebut karena berdasar dari falsafah daerahGorontalo yaitu adat bersendikan syara, syara bersendikan kitabullah.

    2. eeya (tuan)kata eeya dapat dilihat pada hampir setiap kalimat dalam tahuli salah satu

    pada kalimat berikut:

    Ito eeya maa mololimo tuan akan menerimaPaalita lo pulanga giliran penobatan

    kata eeya diperoleh dari data I bait ketiga baris pertama. Kata eeyabermakna rasa hormat masyarakat Gorontalo kepada tuan yang dinobatkan. Bagimasyarakat Gorontalo tuan tersebut dianggap sebagai seseorang yang sangatterhormat. Oleh sebab itu tuan tersebut harus dapat menjaga jangan sampai tidakmerasa nyaman ketika menduduki jabatan di Gorontalo. Kata eeya sudahmerupakan hasil dari konvensi sosial masyarakat Gorontalo, bagi masyarakatGorontalo setiap pejabat yang dinobatkan harus disebut dengan sebutak eeyakarena orang tersebut nantinya akan menjadi pemimpin kita, junjungan kita.

  • 3. Bandla (ananda)

    Kata bandla ananda dapat dilihat pada kalimat berikut:

    Ode bandla pulu mulia kepada ananda yang muliaMalo ta dula botiya pada hari ini

    Dalam tahuli ini kata bandla diartikan sebagai ananda yaitu ungkapanrasa hormat. Secara konvensi sosial, kata bandla bermakna simbol rasa hormatdengan penuh kasih sayang masyarakat Gorontalo kepada tuan yang sedangdinobatkan. Bagi mayarakat tuan tersebut adalah anak yang sangat disayangi,dikasihi, di manja, di hormati dan dimuliakan.

    4. Tauwa (khalifah)

    kata tauwa khalifah dapat dilihat pada kalimat berikut:

    Ito eeya maa tauwa tuanku telah menjadi KhalifahPiili wawu ayuwa tingkah laku dan gerak gerik

    kata tauwa diperoleh dari data II pada bait keenam baris pertama. Tauwabermakna simbol bahwa tuan yang dinobatkan adalah seorang yang akan selalujadi junjungan masyarakat, dan selalu disegani oleh rakyatnya. Selain itu tuanyang dinobatkan selalu menjadi teladan bagi masyarakatnya. Oleh karena itu tuanyang dinobatkan harus memperlihatkan hal-hal yang baik untuk dicontohi olehmasyarakatnya. Kata ini sudah merupakan hasil konvensi sosial masyarakatGorontalo,karena dikatakan sebagai tauwa yang berarti khalifah karena bagimasyarakat Gorontalo pejabat tersebut nantinya akan menjadi teladan yang baikbagi masyarakat, sesuai dengan yang ada di dalam kitabullah bahwa setiappemimpin adalah khalifah bagimu. Inilah yang menjadi landasan atau dasarmasyarakat Gorontalo untuk menetapkan kata tauwa ini.

    5. Modidi ode hulato (akan larut laksana garam)

    Kalimat modidi ade hulato dapat dilihat pada berikut ini:

    Modidi ade hulato akan larut laksana garamDahayi bolo mobangguwato jagalah keseimbangan / hancur

  • Kalimat modidi ode hulato akan larut laksana garam diperoleh dari data IIpada bait ketujuh baris kedelapan. Kalimat modidi ode hulato akan larut laksanagaram merupakan makna simbol yang berarti bahwa jabatan yang diberikan

    dilaksanakan dengan sebaik mungkin, jujur dan seadil mungkin agar tak hancuratau rapuh pemerintahan yang dijabati. Diibaratkan seperti garam, karena garamjika larut maka tak bisa digunakan lagi. Begitupun dengan jabatan yang diberikanjika tidak dilaksanakan dengan sebaik mungkin maka akan hancur dan hanyalahpenyesalan yang didapatkan. Dan setiap daerah akan terpisah-pisah atau ceraiberai.

    6. Wuudiyo pongolito (hukum adat sangsinya)

    Kata Wuudiyo pongolito hukum adat sangsinya dapat dilihat pada kalimatberikut:

    Bolo tala ta bulito bila menyalahi adat istiadatWuudiyo pongolito hukum adat sangsinya

    Kalimat Wuudiyo pongolito hukum adat sangsinya diperoleh dari dat 4pada bait keenam baris kesebelas. Kalimat Wuudiyo pongolito hukum adatsangsinya memiliki makna konotasi bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan

    hukum maka hukum itupun yang akan memberikan sangsi kepadanya. Kalimat inimemiliki makna simbol bahwa setiap apa yang dilakukan oleh pejabat yangdinobatkan haruslah berlandaskan hukum adat dan berlaku untuk kepentinganseluruh isi daerah tersebut. Tetapi jika ia melanggarkannya atau bertindak sesukahatinya, dan tidak sesuai dengan hukum dengan hukum adat, maka hukumadatlah yang akan memberinya sangsi.

    Makna Simbol Kata dan Kalimat Tahuli Berdasarkan Denotatif, Konotatifatau anotatif

    1. Bubalata (tegas)Kata bubalata (tegas) dapat dilihat pada kalimat berikut:

    Hale lo lahuwa data semua ketentuan adat negeriWuudiya bubalata jalankanlah dengan tegas

  • Kata bubalata tegas diperoleh dari data 4 pada bait kedua barik keempat.Kata bubalata secara harfiah berarti tempat tidur. Namun dalam tahuli bubalatadiartikan tegas. Secara denotatif kata bubalata berarti tempat tidur sedangkansecara konotatif diartikan dengan tegas, jika dianalisis secara semiotik katabubalata memiliki makna simbol bahwa sebuah pemerintahan haruslah bersifatseperti tempat tidur lurus dan tidak berliku. Artinya seorang pejabat yangdinobatkan dalam bertindak ataupun dalam memutuskan sesuatu harus tegas dantidak penah mengharapkan sesuatu apapun. Siapapun itu harus ini memberikansesuatu baik itu keputusan atau aturan haruslah sama, tidak bisa memihak. Sepertihalnya tempat tidur, siapapun itu yang akan tidur diatasnya ia tidak pernahmenolak, ia selalu siap siapa saja yang akan tidur diatasnya.

    2. Tohuliya totauwa (dari seluruh penjuru)

    Kalimat Tohuliya totauwa dari seluruh penjuru dapat dilihat padabeberapa kalimat berikut:

    Tohuliya totauwa dari seluruh penjuruHipapade hitaluwa duduk tertib/sopan sambil menghadap

    Kalimat Tohuliya totauwa dari seluruh penjuru diperoleh dari data 5pada bait pertama baris keenam. Kalimat Tohuliya totauwa dari seluruhpenjuru memiliki arti ibarat dari ujung barat sampai ke ujung timur. Kalimat

    Tohuliya totauwa dari seluruh penjuru bermakna simbol bahwa semuamanyarakat dari ujung manapun turut hadir dan menjadi saksi dalam pelaksanaanpenobatan tersebut. Selain itu mereka juga menyaksikan seorang pejabat yangakan memimpin mereka dan yang akan mereka sanjungi dan hormati. Inimengibaratkan bahwa seorang yang dinobatkan adalah seorang yang sangatpenting sampai harus disaksikan oleh orang yang banyak.

    3. lopoo wali balata (pencipta hukum adat)

    Kalimat lopoo wali balata pencipta hukum adat dapat dilihat pada

    beberapa kalimat berikut:

  • Ta yilobutu to data yang timbul dalam negeriLopoo wali balata pencipta hukum adat

    Kalimat lopoo wali balata pencipta hukum adat diperoleh dari data 6pada bait pertama baris kesembilan. Kalimat lopoo wali balata pencipta hukumadat memiliki makna simbol bahwa seorang pejabat yang dinobatkan ini

    dinobatkan oleh para pemangku adat yang mengerti akan adat, dan juga sebagaiorang-orang yang memutuskan suatu keputusan adat. Selain itu para pemangkuadat pula menyiapkan segala urusan mengenai upacara adat penobatan karenamereka yang memahami akan hukum-hukum dan aturan-aturan serta tata caradalam upacara adat penobatan. Dan kata lopoo wali balata juga memiliki maknasimbol bahwa hukum adat sifatnya sangat netral tidak memilih-milih. Artinyasiapa saja yang bersalah atau menyalahi aturan maka hukum adat pula yang akanmemberikan sangsi

    4. Huta (tanah), Taluhu (air),

    Huta, huta loito eeya tanah adalah milik tuankuTaluhu, taluhu ito eeya air adalah milik tuankuDupoto,dupoto ito eeya angin adalah milik tuanku

    Kata huta, dan taluhu, diperoleh dari data 1 pada bait kelima baris pertama.Kata huta tanah ini memilki makna simbol yang berarti kekuasaan. Ini

    mengibaratkan bahwa betapa luasnya kekuasaan yang akan dimiliki oleh pejabatyang dinobatkan, sehingga diibaratkan dengan kata huta yang secara denotatifberarti tanah.

    Kemudian kata taluhu air memiliki makna simbol bahwa daerah yangakan dipimpin oleh pejabat yang dinobatkan adalah neberi yang sangat subur danmakmur. Seperti halnya air, air merupakn sumber utama kehidupan manusia dansemua isi bumi ini, dengan air semua akan menjadi makmur. Manusia danbinatang menggunakan air untuk pelepas dahaga dan tumbuhan menggunakan airuntuk pertumbuhan. Oleh karena itu kesuburan dan kemakmuran daerah yangakan dipimpin oleh pejabat yang dinobatkan diibaatkan dengan kata taluhu.

  • 5. Upango (harta)

    Kata upango dapat dilihat pada kalimat berikut:

    Batanga pomaya jiwa raga diabadikanUpango potombulu harta didharma baktikanNyawa podungalo nyawa sebagai petaruh

    upango harta diperoleh dari dat 1 pada bait kesepuluh baris kelima. Secaradenotatif kata upango berarti pajak. Namun dalam tahuli diartikan sebagaiharta. . Kata upango harta bermakna konotasi halus sedangkan kata upangapajak bermakna konotasi netral. Kata upango harta bermakna simbol bahwasemua harta yang dimliki oleh pejabat yang dinobatkan dibudidarmakan untukdaerah dan masyarakat. Dari kata upanga ini diharapkan harta yang diperoleholeh pejabat yang dinobatkan dugunakan unutk kesejahteraan rakyat bukannyadigunakan hanya untuk dirinya sendiri. Seperti halnya arti dari upango sebagaipajak, pajak itu di bayar oleh yang wajib membayar dan diberikan kepada yang

    wajib menerima.6. Ambuwa (tertib)

    kata ambuwa tertib dapat dilihat pada kalimat berikut:

    Lou hituwa tuwawua sumber segala sesuatuHi wolata hi ambuwa menunggu dengan tertibKata ambuwa tertib diperoleh dari data 2 pada bait ketiga baris keempat.

    Jika diartikan secara denotatif ambuwa berarti berkumpul. Namun dalam tahuliambuwa diartikan tertib. Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa gorontalo katatertib yaitu toaturu. Tetapi dalam tahuli tertib dikatakan ambuwa. Ini memilikimakna simbol bahwa hadirin baik para pejabat, pemangku adat, tokoh agama danmasyarakat menunggu tuan yang akan dinobatkan dengan sangat teratur. Karenamereka menganggap yang akan datang adalah orang sangat disanjungi.

    7. Mopopio lahuwa (membangun negeri)

    Kalimat mopopio lahuwa dapat dilihat pada kalimat berikut:

    Mopipio lahuwa membangun negeri

  • Dila bolo ohuuwa jangan dengan kekerasan

    Kalimat Mopopio lahuwa membangun negeri. Diperoleh dari data 2 baitketiga baris kelima. Mopopio lahuwa jika diartikan secara denotatif berartimemperbaiki simpanan, tetapi dalam tahuli secara konotasi mopopio lahuwadiartikan membangun negeri. Kalimat ini bermakna simbol bahwa negeri inidibangun dengan sebaik mungkin, sebaik kita menyimpan barang yang sangat kitasayangi. Sebagaimana kita menyimpan barang kita yang kita sayangi, kita simpanditempat yang bagus dan tempat yang tidak mudah retak. Begitupun dengannegeri ini di bangun dengan baik agar bisa tetap utuh, bagus dan tidak mudahruntuh. Agar negeri ini teteap damai sejehtera dan tidak akan goyang meskipundihadang oleh apapun. Untuk itu kepada tuan yang dinobatkan harus mampumemahami semua kalimat itu.

    8. Tuango (anak)kata tuango anak dapat dilihat pada kalimat berikut:

    Tuango lipu mobuluhuto anak negeri akan ributMohinggala mopotuhuto memaksa menurunkan

    Kata tuango anak diperoleh dari data 2 pada bait kelima baris pertama.Secara denotatif kata tuango berati isi. Namun dalam tahuli diartikan sebagaianak. Kata tuango bermakna konotasi halus. Kata tuango bermakna semiotiksebagai bentuk dari keselurahan isi negeri, yang disimbolkan dengan anak.Tuango disini bermakna sebagai penduduk yang ada dalam daerah tersebut.Tuango diartikan anak artinya semuanya penduduk yang akan dipimpin oleh

    tuan yang dinobatkan dianggap sebagai anak.9. ode pao tumopolo laksana rumput tak hanyut

    kalimat ode pao tumopolo dapat dilihat pada bagian berikut:

    Lipu mali mobuolo negeri akan bergejolakOde pao tumopoolo laksana rumput tak hanyut

    Kalimat ode pao tumopolo laksana rumput tak hanyut diperoleh dari data 2pada bait keenam baris kedelapan. Kalimat ode pao tumopolo merupakan makna

  • kiasan atau konotasi yang berarti jika negeri yang diberikan kepada pejabat untukdibenahi, tetapi dalam pelaksanaanya pejabat yang bersangkutan tidakmelaksanakannya dengan baik maka negeri itu akan seperti rumput yang takhanyut, akan tertumpuk disuatu tempat yang dibawahnya mengalir air. Artinyapemerintahan tidak akan ada perubahan meski waktu berjalan terus, pemerintahanhanyalah sebagai struktur saja, namun bukanlah sesuatu yang akan membawakesejahteran dan perubahan untuk masyarakat.

    10. Bubato (leluhur)

    Kata bubato dapat dilihat pada kalimat berikut:

    Lo mongo tiyombuto bubato oleh para leluhurTo lipu botiya wopato pada keempat negeri ini

    Kata bubato diperoleh dari data 2 pada bait ketujuh baris kedua. Katabubato secara konotasi berarti para pejabat. Kata bubato ini bersinonim dengankata tauwa yang arti juga para pejabat. Tetapi dalam tahuli kata bubato diartikansebagai para leluhur. Kata ini memiliki makna simbol bahwa semua yang hadirdan menyaksikan acara penobatn tersebut adalah para petua dan orang yangmengetahui apa saja yang dilaksanakan oleh pejabat yang dinobatkan. Bubato disini mulai dari pejabat

    11. Kadato kraton

    Kata kadato kraton dapat dilihat pada kalimat berikut:

    O limo liyo kadato yang kelima adalah KratonDahayi bolo mobangguwato jagalah keseimbangan / hancur

    Kata kadato diperoleh dari data 2 pada bait ketujuh baris keempat. Katakadato secara denotatif berarti rumah dinas atau rumah pejabat yang dinobatkan.Selama ia menjabat maka ia akan tinggal di rumah dinas tersebut. Tetapi dalamtahuli kadato diartikan sebagai kraton. Kata ini bermakna konotasi halus, karenakraton itu adalah tempat seorang raja yang diagungkan dan juga tempat tinggalyang begitu mewah yang dipenuhi dengan penjagaan yang begitu ketat.

    12. Wombu pulu lo hunggiya (cucunda yang mulia)

  • Kalimat wombu pulu lo hunggiya (cucunda yang mulia) dapat dilihat dibawah ini:

    Wombu pulu lo hunggiya cucunda yang muliaTo lipu duluwo tiya pada kedua negeri ini

    Kalimat wombu pulu lo hunggiya diperoleh dari data 4 pada bait pertamabaris pertama. Kalimat wombu pulu lo hunggiya memiliki makna konotasi halusyang berarti seorang yang sangat dimuliakan, diagungkan, dan dihormati. Secaraharfiah kata wombu berarti cucu secara umum yaitu anak diketurunan ke dua.Tatapi dalam tahuli kata wombu pulu lo hunggiya adalah seorang yang dinobatkanyang dianggap sebagai cucu yang disayangi, dikasihi, dimanja, dihormati, dandiagungkan oleh semua orang. Oleh karena itu, untuk pejabat yang dinobatkanharuslah mampu bersikap baik kepada rakyatnya, dengan begitu antara pemimpindan rakyatnya akan saling memahami dan saling mendukung.

    13. ode longi umombito (bagai getah melekat)

    kalimat ode longi umombito bagai getah melekat dapat dilihat pada teksberikut:

    Taheliyo mohulito perkataan dan penuturanOde longi umombito bagai getah melekat

    Kalimat ode longi umombito bagai getah melekat diperoleh dari data 4pada bait keenam baris kelima. Kalimat ode longi umombito bagai getah melekatsecara konotasi memiliki makna simbol bahwa dalam dalam menjabat suatupemerintahan pimpinan haruslah konsisten dengan perkataan dan penuturannya.Tak boleh dipengarui oleh sesuatu apapun. Dalam memutuskan sesuatu seorangpemimpin harusnya berpikir dengan baik dan diambil secara saksama. Sepertigetah ia tak pernah lepas jika telah melekat disebuah batang pohon meskipunpanasnya terik matahari ataupun derasnya hujan.

    14. Hiuupa poliyama ( bagai bintang bertebaran)

  • Kalimat Hiuupa poliyama bagai bintang bertebaran dapat dilihat pada

    beberapa kalimat berikut:

    Ulipu hitima manga rakyat mengikuti dengan seksamaHiuupa poliyama bagai bintang bertebaran

    Kalimat Hiuupa poliyama bagai bintang bertebaran diperoleh dari data 5pada bait ketiga baris ketiga. Kalimat Hiuupa poliyama bagai bintangbertebaran bermakna konotasi bahwa masyarakat yang hadir begitu banyaknyasampai tak terhitung seperti bintang yang bertebaran di langit. Kalimat Hiuupapoliyama bagai bintang bertebaran memiliki makna simbol bahwa masyarakatyang hadir dalam menyaksikan pemimpinnya yang dinobatkan sangatlah banyak.ini menyimbolkan antusias masyarakat dalam menyambut pemimpinnya. inimenyimbolkan akan keinginan masyarakat akan pemimpinnya.

    15. ngango data puputo (berkata banyak khilafnya / boros)

    Kalimat ngango data puputo berkata banyak khilafnya / boros dapatdilihat pada beberapa kalimat berikut:

    Timo deo lotimuto berpikir sebelum berkataNgango data puputo berkata banyak khilafnya/boros

    Kalimat ngango data puputo berkata banyak khilafnya / boros diperolehdari data 6 pada bait pertama baris kedua. Kalimat ngango data puputo berkatabanyak khilafnya / boros secara denotatif berarti mulut banyak sampah. Dan

    dalam tahuli Kalimat ngango data puputo berkata banyak khilafnya / borosmemiliki makna konotasi bahwa jangan pernah bermain-main dengan perkataankita, biasanya perkataan kita bisa menjatuhkan atau menghancurkan kita sendiri.Kalimat ngango data puputo berkata banyak khilafnya / boros ini memilikimakna simbol bahwa menjadi seorang pemimpin haruslah pandai mengatur kata-kata yang keluar dari mulutnya. jangan hanya mengatur pemerintahan tetapi jugaharus pandai mengatur perkataan. Karena dari perkataan bisa membuat kitadisenangi dari perkataan pula bisa membuat kita dibenci bahkan dicampakkan.

  • jadi jika menjadi seorang pemimpin setelah dinobatkan haruslah bisa menjagalidahnya sebab lidah tidak bertulang.

    16. bo ngango molahepo (terucap yang keliru)

    Kalimat bo ngango molahepo terucap yang keliru dapat terlihat padakalimat berikut:

    Bo ngango molahepo terucap yang keliruMoo bua tomelato membawa perselisihan

    Kalimat bo ngango molahepo terucap yang keliru diperoleh dari data 8pada bait pertama baris ketiga. Kalimat bo ngango molahepo terucap yang kelirusecara konotasi memiliki makna simbol bahwa dalam membangun sebuahpemerintahan haruslah menjaga dengan baik semua perkataan, jangalah berkataseperti orang yang bermimpi maksudnya janglah asal-asal berkata. Jika asalberkata maka yang terjadi adalah perselisihan diantara kia semua.

    17. ito lonika lo nyawa (jiwa raga dipadukan)

    Kalimat ito lonika lo nyawa jiwa raga dipadukan dapat terlihat padabeberapa kalimat berikut:

    Dileu ayu hulawa permaisuri emas juwitaIto linika lo nyawa jiwa raga dipadukan

    Kalimat ito lonika lo nyawa jiwa raga dipadukan diperoleh dari data 8pada bait pertama baris keenam. Kalimat ito lonika lo nyawa jiwa ragadipadukan memiliki makna simbol bahwa seorang pemimpin ketika setelah

    dinobatkan haruslah mempertaruhkan jiwa raganya untuk daerah yangdipimpinnya. Seperti halnya orang menikah yaitu terpadunya dua insan.Begitupun dengan menjalankan pemerintahan harus memperpadukan antara jiwadan raga untuk mencapai suatu kemakmuran dan kesejahteraan bersama.

    Penutup

    Berdasarkan hasil pembahasan maka peneliti dapat menarik beberapasimpulan yaitu sebagai berikut: dalam tahuli banyak mengandung makna simbol

  • baik yang sesuai dengan konvensi lingkungan sosial maupun sesuai dengandenotative, konotatif atau anotatif. Adapun saran dalam penelitian ini adalah: (1)Adanya pemaknaan yang mendalam lagi sehingga masyarakat lebih banyakmengetahui tentang tahuli sehingga mereka tidak hanya mengikuti prosesinyasaja, namun mereka juga memahami apa makna yang terkandung dalam tahuli. (2)Adanya penelitian lanjutan namun dengan kajian yang berbeda sehingga banyaklagi pengetahuan tentang tahuli. (3) Adanya penelitian lanjutan namun denganobjek kajian penelitian yang berbeda, jika penelitian sekarang objek kajiannyateks Tahuli maka diharapkan penelitian lanjutan dengan objfekf kajian puisilisannya langsung.

    Daftar Pustaka

    Hoed, Benny. 2008. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Depok: FIB UIEndraswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka

    Widyatama

    Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Teori, Metode, dan Tehnik Penelitan Sastra.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

    Peteda, Mansoer. Eds . 2008. Pohutu Aadati Lo Hulondalo. Gorontalo: PemdaKab Gorontalo

    Pemda Daerah Tingkat II Gorontalo kerjasama dengan FKIP UNIV. SamRatulangi Di Gorontalo. 1985. Empat Aspek Adati Dearah Gorontalo.Jakarta: PT. Aksara Indira Harapan

    Tuloli, Nani. 1995. Khasanah Sastra Lisan. Gorontalo: STKIP