ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

100
ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DALAM FILM SENYAP KARYA JOSHUA OPPENHEIMER Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Sos) Oleh: Ahcmad Fatawi NIM. 1111051000117 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/ 2018  

Transcript of ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

Page 1: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DALAM

FILM SENYAP KARYA JOSHUA OPPENHEIMER

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Sos)

Oleh:

Ahcmad Fatawi NIM. 1111051000117

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/ 2018

 

Page 2: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

 

Page 3: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

 

Page 4: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

 

Page 5: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

i

ABSTRAK Ahcmad Fatawi NIM 1111051000117 ANALISIS SEMIOTIKA PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA PADA

FILM SENYAP KARYA JOSHUA OPPENHEIMER Film merupakan satu-satunya media audio visual yang menghadirkan suara sekaligus gambar sehingga membuat penikmatnya betah duduk berjam-jam untuk menyaksikan film tersebut terlepas apakah tayangan yang mereka saksikan bermanfaat karena mendidik serta menambah wawasan atau sebaliknya menyesatkan. Film Senyap adalah film bergenre dokumenter, menceritakan tentang seorang pria bernama Adi Rukun yang mencari tahu peristiwa yang terjadi terhadap abangnya Ramli yang merupakan anggota PKI. Dalam film ini diperlihatkan bagaimana Adi meawancarai beberapa orang yang dulunya merupakan anggota Pasukan Komando Aksi yang telah membunuh abangnya. Dalam film ini juga diperlihatkan beberapa reka adegan yang dilakukan oleh beberapa anggota pasukan komando aksi, yang kemudian ditulis ke dalam sebuah buku berjudul “Embun Berdarah”pleh Amir Hasan dan Inong yang merupakan anggota pasukan komando aksi.

Berdasarkan penjabaran diatas, maka peneliti ingin mengetahui Bagaimana tanda-tanda yang terindikasi sebagai pelanggaran hak asasi manusia berdasarkan hasil analisis semiotik menggunakan teori Charles Sanders Pierce? Apa saja pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terdapat pada Film Senyap berdasarkan Hak Asasi Manusia menurut Islam dan Ketentuan Negara?.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan analisis semiotika Charles Sanders Pierce yang melihat makna atas sign (ikon, indeks, simbol), objek, dan interpretan. Ikon merupakan tanda yang dirancang untuk menginterpretasikan sumber acuan melalui simulasi persamaan (artinya, sumber acuan dapat dilihat, didengar dan seterusnya dalam ikon). Indeks merupakan tanda yang dirancang untuk mengidentifikasi sumber acuan atau saling menghubungkan sumber acuan. Sedangkan simbol merupakan tanda yang dirancang untuk menjadikan sumber acuan melalui kesepakatan atau persetujuan. Penelitian ini juga membagi pelanggaran Hak Asasi Manusia menjadi dua pandangan, yakni Hak Asasi Manusia menurut Islam dan menurut Ketentuan Negara.

Dari hasil Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce, didalam film Senyap terdapat Ikon dalam film ini adalah visualisasi yang ada pada tiap scene nya, terutama setiap adegan yang terdapat seorang atau tokoh yang mewakili suatu organisasi, seperti Ali sugito yang menjadi Ikon Karena Mewakili Pasukan Komando Aksi dan Adi yang merupakan Ikon dari PKI karena Adi adalah adik dari anggota PKI. Beberapa Dialog-dialog pada tiap scene yang yang dilakukan oleh Adi dan keluarganya kepada para anggota Pasukan Komando Aksi yang telah membnuh abangnya menjadi indeks terhadap kekerasan yang terjadi. Beberapa reka ulang adegan menjadi simbol dari pelanggaran Hak Asasi Manusia karena disitu terdapat unsur kekerasan. Berbagai tanda yang digunakan dalam Film Senyap mulai dari Ikon, Indeks, Simbol baik berupa tanda verbal dan non verbal merupakan serangkaian tanda yang mengindikasi adanya pelanggaran Hak Asasi Manusia dari sisi HAM Menurut Islam dan Ham Menurut Ketentuan Negara. Kata kunci : Semiotik, Pelanggaran Hak Asasi Manusia, Film

 

Page 6: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt, yang telah

melimpahkan nikmat-Nya waktu, kesehatan serta kesadaran untuk

menuntut ilmu, dan juga kasih sayang-Nya untuk menyelesaikan penelitian

ini. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW

beserta para keluarganya, sahabat dan para pengikutnya yang telah

membuka pintu keimanan yang bertauhidkan kebenaran, kearifan hidup

manusia dan pencerahan atas kegelapan manusia serta uswatun hasanah

yang dijadikan sebuah pembelajaran bagi muslim dan muslimah hingga

akhir zaman.

Berbagai halangan dan rintangan dalam penulisan skripsi ini,

Alhamdulillah telah peneliti lewati. Memanglah penelitian ini jauh dari

kata sempurna, namun skripsi ini penulis buat dengan penuh perjuangan

yang memerlukan tenaga, waktu dan juga fikiran. Dan tanpa adanya

pihak-pihak yang membantu, mungkin skripsi ini tidak dapat diselesaikan.

Maka dengan perasaan yang tulus, penulis ingin menyampaikan ucapan

terimakasih kepada mereka yang telah membantu dan memotivasi penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan kali ini, penulis

menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. DR. Dede Rosyada MA, sebagai Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Arief Subhan, MA, sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi.

3. Dr Suparto, S.Ag, M.Ed, sebagai Wakil Dekan Bidang Akdemik

 

Page 7: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

iii

4. Dr. H. Roudhonah, M.Ag, Sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi

Umum.

5. Dr. Suhaimi, M.Si, Sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

6. Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Drs. Masran, M.Ag, serta

Sekertaris Jurusan Penyiaran Islam Fita Faturokhmah, M.Si yang selalu

berkenan membantu peneliti.

7. Dosen Penasehat Akademik Drs. Jumroni, M.Si yang memberikan

nasehat serta arahan bagi peneliti.

8. Terimakasih kepada Dosen Pembimbing skripsi saya, Ibu Siti Nurbaya,

M.Si, yang sabar membimbing dan memberikan arahan dalam penulisan

skripsi ini.

9. Staf Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang membantu

peneliti untuk menemukan referensi buku yang diperlukan dalam

penulisan skripsi ini.

10. Staf TU (Tata Usaha) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

telah membantu peneliti dalam kepengurusan terselesaikannya skripsi ini.

11. Dosen-dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

telah memberikan ilmunya sehingga apa yang diajarkan dapat peneliti

terapkan dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Terimakasih untuk kedua Orangtuaku yang senantiasa tak henti

mendoakan putraya untuk menyelesaikan skripsi ini dan melihat putranya

sukses dan menjadi sarjana.

 

Page 8: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

iv

13. Terimakasih untuk Adikku yang selalu memberikan pendapat yang

bermanfaat dan motivasi dalam penuyelesaian skripsi ini.

14. Teman-teman KPI D 2011, yang selalu saling mendukung satu sama

lain dalam menyelesaikan pendidikan.

15. Terima kasih untuk Zahid Husein Al-faruqi dan Istrinya Annisa Fasya dan

keluarga yang telah sangat membantu penulis untuk menyelesaikan

skripsinya.

16. Terima kasih untuk Mamik Sarmiki dan Rara yang telah sangat membantu

penulis untuk menyelesaikan skripsinya.

17. Terimakasih untuk Bang Boim selaku UM Team Iklan Harian Rakyat

merdeka yang memberikan kebijaksanannya perihal perizinan agar saya

cepat menyelesaikan skripsi.

18. Terimakasih kepada Afrah Azlia yang telah mendukung dan mendoakan

saya dari awal sampai akhir penulisan skripsi ini.

Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis, pembaca, dan segenap keluarga besar jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam.

Jakarta, 24 Juni 2018

Ahcmad Fatawi

 

Page 9: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ...................................... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................... 4

D. Metodologi Penelitian ..................................................... 5

1. Paradigma Penelitian ............................................... 5

2. Pendekatan Penelitian .............................................. 6

3. Metode Penelitian .................................................... 7

4. Subjek dan Objek Penelitian .................................... 7

5. Sumber Data ............................................................ 7

6. Teknik Pengumpulan Data ...................................... 7

7. Teknik Analisis Data ............................................... 9

E. Tinjauan Pustaka ............................................................. 9

F. Sistematika Penulisan ................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP 13

A. Film ............................................................................... 13

1. Pengertian Film ...................................................... 13

2. Jenis dan Klasiikasi Film ....................................... 14

3. Unsur-Unsur Pembentuk Film ............................... 17

 

Page 10: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

vi

4. Teknik Pengambilan Gambar ................................ 18

B. Semotika ....................................................................... 21

1. Tinjauan Umum Semiotika .................................... 21

2. Konsep Semiotika Charles Sanders Pierce ............ 23

C. Hak Asasi Manusia ....................................................... 26

1. HAM Dalam Pandangan Islam .............................. 26

2. HAM Menurut Ketentuan Negara ......................... 30

BAB III GAMBARAN UMUM FILM SENYAP ................... 41

A. Gambaran Umum .......................................................... 41

1. Profil Sutradara ...................................................... 42

2. Profil Produser ....................................................... 42

3. Profil Pemail .......................................................... 44

B. Sinopsis Film Senyap ................................................... 44

C. Sejarah Singkat Peristiwa G30SPKI ............................. 45

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS ......................... 47

A. Analisis Semiotika Film Senyap ................................... 47

1. Analisis Semiotika Pada Adegan Penuturan Cerita

Dari Saudara Ali Sugito Tentang Kejadian Dan

Gambaran Eksekusi Pemberantasan PKI. ............. 49

2. Analisis Semiotika Pada Dialog Yang Diucapkan

Oleh Ibu Dari Ramli Sebagai Anggota PKI Yang

Dieksekusi. ............................................................. 49

 

Page 11: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

vii

3. Analisis Semiotika Pada Hasil Wawancara Yang

Dilakukan Kepada Pasien Saudara Adi Sebagai

Adik Dari Ramli. ................................................... 52

4. Analisis Semiotika Pada Adegan Teaser Yang

Ditayangkan Pada Televisi Tentang Riuhnya

Indonesia Ketika Era Pemberantasan PKI. ........... 53

5. Analisis Semiotika Pada Adegan Teaser Yang

Ditayangkan Pada Televisi Tentang Keadaan Para

Anggota PKI Yang Menjadi Tahanan. .................. 55

6. Analisis Semiotika Pada Adegan Yang

Menunjukkan Kegiatan Belajar Mengajar Dimana

Guru Sedangkan Menjelaskan Kekejaman PKI Di

Masa Lalu. ............................................................. 57

7. Analisis Semiotika Pada Adegan Penuturan Cerita

Kembali Dari Saudara Ali Sugito Tentang Kejadian

Dan Gambaran Eksekusi Pemberantasan PKI. ..... 60

8. Analisis Semiotika Pada Cerita Yang Dituturkan

Oleh Ibu Dari Ramli Sebagai Anggota PKI Yang

Dieksekusi. ............................................................ 61

9. Analisis Semiotika Pada Reka Adegan Yang

Dilakukan Oleh Saudara Amir Hasan Dan Inong

Sebagai Anggota Komando Aksi Ketika Eksekusi

Pemberantasan PKI Sedang Dilakukan. ................ 63

10. Analisis Semiotika Pada Cerita Yang Dituturkan

Oleh Inong Ketika Ia Sedang Mengeksekusi

Anggota PKI. ........................................................ 66

 

Page 12: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

viii

11. Analisis Semiotika Pada Wawancara Yang

Dilakukan Kepada Amir Siahaan Sebagai

Komandan Komando Aksi Sungai Ular. ............... 67

12. Analisis Semiotika Pada Reka Adegan Kembali

Yang Dilakukan Oleh Saudara Amir Hasan Dan

Inong Ketika Mengeksekusi Ramli Sebagai Anggota

PKI. ....................................................................... 68

13. Analisis Semiotika Pada Wawancara Yang

Dilakukan Kepada Saudara M. Y. Basrun Pimpinan

DPRD Serdang Bedagai. ....................................... 71

14. Analisis Semiotika Pada Wawancara Yang

Dilakukan Kepada Keluarga Amir Hasan Sebagai

Anggota Dari Komando Aksi. ............................... 72

B. Pelanggaran HAM Menurut Islam Dan Ketentuan

Negara .......................................................................... 74

1. Penuturan Cerita Dari Saudara Ali Sugito Tentang

Kejadian Dan Gambaran Eksekusi Pemberantasan

PKI. ....................................................................... 74

2. Dialog yang diucapkan oleh ibu dari Ramli sebagai

anggota PKI yang dieksekusi. ............................... 75

3. Hasil Wawancara Yang Dilakukan Kepada Pasien

Saudara Adi Sebagai Adik Dari Ramli .................. 75

4. Teaser Yang Ditayangkan Pada Televisi Tentang

Riuhnya Indonesia Ketika Era Pemberantasan PKI.

................................................................................ 76

 

Page 13: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

ix

5. Teaser Yang Ditayangkan Pada Televisi Tentang

Keadaan Para Anggota PKI Yang Menjadi Tahanan.

................................................................................ 76

6. Adegan Yang Menunjukkan Kegiatan Belajar

Mengajar Dimana Guru Sedangkan Menjelaskan

Kekejaman PKI Di Masa Lalu… ............................ 77

7. Adegan Penuturan Cerita Kembali Dari Saudara Ali

Sugito Tentang Kejadian Dan Gambaran Eksekusi

Pemberantasan PKI. .............................................. 77

8. Cerita Yang Dituturkan Oleh Ibu Dari Ramli

Sebagai Anggota PKI Yang Dieksekusi. .............. 78

9. Reka Adegan Yang Dilakukan Oleh Saudara Amir

Hasan Dan Inong Sebagai Anggota Komando Aksi

Ketika Eksekusi Pemberantasan PKI Sedang

Dilakukan. ............................................................. 78

10. Cerita Yang Dituturkan Oleh Inong Ketika Ia

Sedang Mengeksekusi Anggota PKI...................... 79

11. Wawancara Yang Dilakukan Kepada Amir Siahaan

Sebagai Komandan Komando Aksi Sungai Ular. . 79

12. Reka Adegan Kembali Yang Dilakukan Oleh

Saudara Amir Hasan Dan Inong Ketika

Mengeksekusi Ramli Sebagai Anggota PKI. ........ 80

13. Wawancara Yang Dilakukan Kepada Saudara M. Y.

Basrun Pimpinan DPRD Serdang Bedagai. .......... 80

14. Wawancara Yang Dilakukan Kepada Keluarga Amir

Hasan Sebagai Anggota Dari Komando Aksi. ....... 81

 

Page 14: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

x

BAB V PENUTUP ..................................................................... 82

A. Kesimpulan ................................................................... 82

B. Saran ............................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 85

 

Page 15: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Film tidak hanya semata menonjolkan unsur hiburan semata, ada jenis

Film yang memang mengangkat kejadian sebenarnya seperti Film

dokumenter, Film jenis ini biasa mengangkat kejadian dari seorang tokoh

atau kelompok yang mempunyai nilai yang besar. Film dokumenter yang

dibuat oleh pemerintah biasanya lebih menekankan kepada tanggung jawab

moral untuk mengangkat nilai nasionalisme bangsa dan jati diri bangsa yang

berbudaya. Tak hanya di situ tetapi Film juga sebagai penyampai pesan

moral, informatif, sejarah maupun solusi atas tema-tema yang berkembang di

masyarakat. Dengan standar kaidah sinematografi akan menambah kuatnya

pesan yang akan disampaikan. Tak hanya di situ tetapi Film juga sebagai

penyampai pesan moral, informatif, sejarah maupun solusi atas tema-tema

yang berkembang di masyarakat.

Film karya sutradara Joshua Oppenheimer asal Amerika Serikat ini

mengambil sudut pandang keluarga korban peristiwa 30 September 1965

sebagai jalan utama ceritanya. Meletusnya peristiwa 30 Septermber 1965

berdampak pada pembunuhan jutaan simpatisan PKI, tidak terkecuali di

daerah Sumatera Utara tempat Ramli dan keluarganya tinggal. Film ini

menarik kembali memori penonton dan para keluarga korban dengan

menghadirkan sebuah rekaman video percakapan dan pengakuan para algojo

yang membunuh Ramli serta para simpatisan PKI saat itu. Beberapa adegan

para algojo itu mengeksekusi korban diperlihatkan kepada Adi, yang menjadi

 

Page 16: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

2

pemain utama dalam Film yang berdurasi 98 menit tersebut. Adi yang saat ini

berprofesi sebagai pembuat kaca mata lahir setelah kakaknya Ramli terbunuh.

Di dalam Film ini, Adi menemui beberapa pelaku pembunuhan dan keluarga

pelaku serta menjelaskan identitasnya sebagai adik Ramli yang telah dibunuh

dengan kejam. Dalam beberapa pertemuan itu Adi akhirnya membuka

identitasnya yang sebenarnya sebagai salah satu keluarga korban

pembunuhan massal tahun 1965.

Hal menarik lainnya adalah ungkapan dari para pembunuh yang

mengungkapkan bahwa para tentara menjaga proses eksekusi yang mereka

lakukan dari jarak beberapa puluh meter dari lokasi. Selain itu mereka

menyebutkan pembantaian itu dilakukan atas kesadaran mereka sebagai

rakyat untuk menghilangkan paham komunis di Indonesia.

Dalam Film ini terlihat bagaimana emosi Adi yang meluap ketika

bertemu pasukan pembunuh yang membunuh kakaknya, juga emosi

bagaimana para mantan anggota pasukan pembunuh tampak kalutsaat

mengenang yang dilakukannya tidak berperikemanusiaan. Dengan memutar

ulang video reka adegan pembunuhan menunjukkan betapa kejamnya

pasukan pembunuh dalam membantai anggota dansimpatisan PKI tanpa ada

proses pengadilan hukum yang sah.

. Di dalam Film ini juga ditunjukkan kedua pembunuh Ramli tersebut

menunjukkan buku berjudul “Embun Berdarah” yang mereka tulis untuk

mengabadikan aksi pembantaian mereka tahun 1965, yang direkam Joshua

tahun 2003. Kematian Ramli dinilai sebagai hal yang terbuka karena banyak

saksi yang melihat saat akhir hidupnya dan para pembunuh meninggalkan

 

Page 17: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

3

jasadnya di kebun sawit kurang lebih tiga kilometer dari kediaman orang

tuanya.

Jauh sebelum Film Senyap ini di rilis, pada tahun 1984 Indonesia

pernah merilis jenis Film yang sama, yang berjudul Film Penghianatan G30S

PKI. Film ini berisi propaganda kekejaman para anggota dan simpatisan PKI

dan disponsori oleh Pemerintah pada masa Orde Baru. Sedangkan Film

Senyap ini menceritakan keluarga anggota dan simpatisan PKI yang menjadi

korban pembataian. Jadi Film Senyap ini adalah antitesa dari Film

Penghianatan G30S PKI yang disponsori oleh Pemerintah Orde Baru.

Dari latar belakang inilah peneliti mengindikasi adanya pelanggaran

Hak Asasi Manusia yang terekam dalam Film Senyap dengan menggunakan

metode kualitatif untuk menafsirkan tanda-tanda dalam makna yang

tersembunyi di balik sebuah film melalui analisis semiotika. Maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul “ANALISIS

SEMIOTIKA PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DALAM

FILM SENYAP KARYA JOSHUA OPPENHEIMER”

B. Batasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Pembatasan skripsi ini, peneliti membatasi pengambilan adegan-

adegan dalam Film Senyap/Senyap yang hanya peneliti anggap memiliki

makna di dalam rangkaian gambar atau adegan (scene) Film untuk

mengungkap tanda-tanda yang mengindikasi adamya pelanggaran Hak

 

Page 18: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

4

Asasi Manusia yang terekam dalam Film Senyap terlepas dari benar atau

tidaknya kejadian dalam Film tersebut.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti dapat

merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana tanda-tanda yang mengindikasi adanya pelanggaran hak

asasi manusia dalam Film Senyap berdasarkan hasil analisis semiotik

menggunakan teori Charles Sanders Pierce?

a. Apa saja pelanggaran hak-hak asasi manusia yang terdapat pada Film

Senyap berdasarkan Hak Asasi Manusia menurut Islam dan Ketentuan

Negara?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian:

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti kemukakan diatas, maka

tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

b. Untuk mengetahui tanda-tanda yang menindikasi pelanggaran hak

asasi manusia yang terdapat dalam Film Senyap berdasarkan hasil

analisis semiotik menggunakan teori Charles Sanders Pierce.

c. Untuk mengetahui pelanggaran hak-hak asasi manusia yang terdapat

pada Film Senyap berdasarkan Hak Asasi Manusia menurut Islam dan

Ketentuan Negara.

2. Manfaat Penelitian

 

Page 19: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

5

Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan manfaat dari

segi teoritis dan praktis,yaitu:

a. Manfaat Teoritis

Hasil yang diambil dalam penelitian ini dapat digunakan

sebagai bahaninformasi dan tambahan referensi bahan pustaka dan

dokumentasi ilmiah untuk pengembangan keilmuan mahasiswa

terutama di bidang komunikasi, khususnya penelitian tentang analisis

dengan minat pada kajian Film dan semiotika.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan

menambah wawasan bagi kalangan teoritis serta praktisi, dan

masyarakat umum. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian ini peleiti

berharah masyarakat umum dapat memperkaya sudut pandang

sehingga kedepannya kita dapat lebih bijak lagi dalam menanggapi

sebuah konflik yang terjadi demi terciptanya keutuhan bangsa.

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami

kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton, paradigma

tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya. Paradigma

menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal.

Paradigma juga bersifat normatif, mnunjukan pada praktisinya apa yang

 

Page 20: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

6

harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau

epistimologis yang panjang.1

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme, yakni

salah satu cara pandang dalam menganalisis realitas signifikanya isi film

tersebut, paradigma dalam penelitian semiotika banyak mengacu pada

paradigma konstruktivis.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang di

dalamnya terdapat metode penelitian analisis semiotika. Semiotika

merupakan ilmu yang mempelajari tanda (sign), objek (referent) dan

pemikiran manusia. Pendekatan semiotika mencakup bagaimana tanda

mewakili objek, ide, siruasi, keadaan, perasaan dan sebagainya yang

berada di luar diri. Metode penelitian analisis semiotik yang peneliti

gunakan adalah model dari semiotik Charles Sanders Pierce.

Untuk mengkaji atau mendeskripsikan dan menganalisa, maka

digunakan pendekatan deskriptif analisis. Tipe penelitian deskriptif

bertujuan untuk mendeskripsikan hasil temuan penelitian secara

sistematis, faktual, dan akurat.

Pengertian dari analisis deskriptif sendiri adalah suatu cara

melaporkan data dengan menerangkan, memberi gambaran, dan

mengualifikasikan serta menginterpretasikan data yang terkumpul secara

apa adanya, setelah itu baru disimpulkan.

3. Metode Penelitian

1Deddy Mulyana, Metodelogi Penelitian Kualitatif. (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003) h.9.

 

Page 21: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

7

Dalam menganalisis penelitian ini peneliti menggunakan analisis

deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan

untuk mengeksplorasikan dan mengklasifikasikan suatu fenomena atau

dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenanaan

dengan masalah dan unit yang diteliti.2

4. Subjek Dan Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah sebuah File film Senyap berformat

Blue Ray Adapun yang menjadi unit analisisnya adalah potongan gambar,

musik, dan dialog yang terdapat di dalam Film Senyap yang berkaitan

dengan rumusan masalah penelitian.

3. Sumber Data

Sumber data terbagi dua di antaranya:

a. Data Primer, berupa dokumen elektronik, file berbentuk video Film

Senyap.

b. Data Sekunder, berupa dokumen pendukung yang tertulis, seperti

literatur-literatur resensi Film Senyap dari internet maupun media lain,

serta buku-buku yang relevan dengan penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik penelitian ini, peneliti mengamati dan mencatat

fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan dengan cara

menonton Film Senyap. Dalam konteks ilmu komunikasi, penelitian

dengan metode pengamatan atau observasi biasanya dilakukan dengan

2Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metode Penelitian Sosial, ( Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006),

 

Page 22: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

8

melacak secara sistematis dan langsung gejala-gejala komunikasi terkait

dengan persoalan-persoalan sosial, politis, dan kultur masyarakat.3

a. Observasi unobtrusive

Observasi unobtrusive biasa disebut sebagai unobtrusive

measures-unobtrusive methods non teactive methods merupakan

observasi yang tidak mengubah perilaku natural subjek. Observasi

jenis ini dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan alat ataupun

menyembunyikan identitas sebagai observer. Contoh observasi

unobtrusive methods adalah observasi yang dilakukan pada naskah,

teks, tulisan, dan rekaman audio visual, materi budaya (objek fisik),

jejak jejak perilaku, arsip pekerjaan, pakaian atau benda lain di

museum, isi dari buku buku di perpustakaan, observasi sederhana,

hardware techniques, kamera, video, dll, rekaman politik, dan

demografi..4

b. Dokumentasi

Teknik Dokumentasi, Menurut Sugiyono dokumen

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah

kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.

Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa

dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni,

yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen 3Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif,Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2007)h.111 4Babbie, Earl, The Practice of Social Research, Belmot: Wodsworth Publishing Company,1998 hal: 308.

 

Page 23: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

9

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif.

5. Teknik Analisis Data

Menurut Patton yang dikutip oleh Sugiono,5analisis data adalah

proses mengatur uraian data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,

kategori dan satu uraian dasar. Setelah semua data dan informasi yang

sesuai dengan permasalahan penelitian terkumpul, selanjutnya peneliti

melakukan analisis terhadap data dan informasi tersebut.

Peneliti akan menganalisisnya dengan menggunakan metode

deskriptif, analisis semiotik dari Charles Sanders Pierce untuk menjawab

rumusan masalah dalam penelitian ini. Unsur penting dalam analisis

semiotik adalah makna yang ditonjolkan kepada khalayak berupa ikon,

indeks dan symbol dalam beberapa adegan film.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul ini peneliti sudah melakukan tinjauan

terhadap skripsi terdahulu. Peneliti menemukan ada penelitian yang pernah

dilakukan mengenai semiotik. Judul yang digunakan dalam skripsi ini

memang banyak kemiripan dengan judul-judul skripsi yang lain yang

mencoba menganilisis film-film, dan objek lainnya, seperti skripsi-skripsi

berikut ini:

5Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta), 2007, h. 88.

 

Page 24: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

10

1. Mamik Sarmiki, mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta, Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam. Dengan skripsi berjudul Propaganda

Media Dalam Bentuk Kekerasan Terbuka (Studi Semiotika Dalam Film

Penghianatan G30S PKI), dalam penelitian ini, teori yang digunakan

adalah Ferdinand de Saussure. Hasil analisa penelitian ini para simpatisan

atau anggota PKI digambarkan sebagai pihak yang bersalah dalam

menghabisi tentara pemerintah. Persamaan dalam penelitian ini yaitu

peneliti sama-sama mengangkat Film bertemakan G30S PKI. Perbedaan

penelitian ini terletak pada teori dan fokus permasalahannya.

2. Representasi Toleransi Antar Umat Beragama “Analisis semiotik Charles

Sanders Pierce Terhadap Film Tanda Tanya” oleh Rohmah Suci

Handayani 2010, Konsentrasi Ilmu Komunikasi, Universitas Trunojoyo

Madura. Hasil penelitian ini menujukan beberapa sikap toleransi antar

beragama yakni toleransi beribadah, toleransi belajar mengenai agama

lain, toleransi menolong antar agama, toleransi perayaan agama, toleransi

makanan yang dibedakan peralatan masak babi dan yang bukan babi.

Persamaan penelitian ini adalah sama sama menggunakan teori Charle

Sanders Pierce, perbedaannya terletak pada objek film yang diteliti.

3. Studi Analisis Semiotik Tentang Analisis Semiotik Film CIN(T)A Karya

Sammaria Simanjuntak. yang ditulis oleh Nurlaelatul Fajria,

NIM:107051002056, mahasiswa Univerritas Islam Negeri Jakarta, Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam. Pisau analisis yang digunakan adalah

Charles Sanders Pierce. Hasil penelitian ini makna Ikon, Indeks dan

Simbol, Serta pesan yang disampaikan mengenai toleransi umat beragama.

 

Page 25: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

11

Persamaan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan teori Pierce, dan

perbedaanya terletak pada objek film yang diteliti.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca dalam melihat gambaran dan

uraian mengenai pembahasan-pembahasan tertentu di dalam skripsi ini, maka

dari itu, peneliti menyusun sistematika penulisan ini ke dalam lima bab.

Dalam bab-bab tersebut mengandung beberapa sub bab yang akan dipaparkan

secara terperinci, adapun sistematika penulisan dapat dilihat sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan

dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan

Sistematika Penulisan.

BAB II Landasan Teori membahas Film, Semiotika,Tinjauan

umum Semiotika, Semiotika Charles Sanders Pierce, Hak

Asasi Manusia, Hak HAM Menurut Islam, HAM menurut

Ketentuan Negara.

BAB III Gambaran Umum Film Senyap, tentang sinopsis film,

profil Joshua Oppenheimer selaku sutradara Film Senyap,

serta profil pemain dan kru produksi Film.

BAB IV Bab ini membahas tanda-tanda pelanggaran hak asasi

manusia yang terdapat dalam Film Senyap berdasarkan

hasil analisis semiotik menggunakan teori Charles Sanders

 

Page 26: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

12

Pierce, Apa saja pelanggaran hak-hak asasi manusia yang

terdapat pada Film Senyap.

BAB V Kesimpulan dan Saran. Peneliti mengakhiri skripsi dengan

memberikan kesimpulan serta diikuti saran penulis.  

Page 27: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

13

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP

A. FILM

1. Pengertian film

Undang-undang Perfilman No. 6 tahun 1992, Bab I, Pasal 1,

menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan film adalah karya cipta seni dan

budaya yang merupakan media komunkasi massa pandang dengar yang

dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita selluloid,

pita video, piringan video dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya

dalam bentuk, jenis, ukuran, melalui kimiawi, proses elektronik atau proses

lainnya atau tanpa suara yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan

dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik dan atau lainnya.6

Film merupakan salah satu media komunikasi massa. Dikatakan

sebagai media komunikasi massa karena merupakana bentuk komunikasi

yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan

komunikan secara massal, dalam arti berjumlah banyak, tersebar dimana-

mana, khalayaknya heterogen dan anonim, dan menimbulkan efek tertentu.

Film dan televisi memiliki kemiripan, terutama sifatnya yang audio visual,

tetapi dalam proses penyampaian pada khalayak dan proses produksinya agak

sedikit berbeda.7

Pada tingkat penanda, film adalah teks yang memuat serangkaian

citra fotografi yang mengakibatkan adanya ilusi gerak dan tindakan dalam

kehidupan nyata.pada tingkat petanda, film merupakan cermin kehidupan 6Askurifai Baksin, Membuat Film Indie itu Gampang, (Bandung: Katarsis, 2003), h. 6 7Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2014), h.91

 

Page 28: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

14

metaforis. Jelas bahwa topik film menjadi sangat pokok dalam semiotika

media karena di dalam genre film terdapat sistem signifikasi yang ditanggapi

orang-orang masa kini dan melalui film mereka mencari rekreasi, inspirasi,

dan wawasan pada tingkat interpretant.8 Media film memiliki keampuhan

yang besar untuk mempengaruhi publik. Medium ini dapat menyajikan

gambar-gambar atau peragaan gerak, termasuk suara. Teknologi baru yang

hampir sejenis dengan film adalah kaset video dengan piringan (laser disc).

Teknologi baru mempunyai sifat praktis karena dengan menghubungkan

melalui monitor televisi di rumah-rumah, kemudian muncul gambar dan

sekaligus suaranya.9

2. Jenis Dan Klasifikasi Film

a. Jenis-jenis film

Jika dilihat dari isinya, film dibedakan menjadi jenis film fiksi dan

non fiksi. Sebagai contoh, untuk film non fiksi adalah film dokumenter

yang menjelaskan tentang dokumentasi sebuah kejadian alam, flora,

fauna maupun manusia. Adapun penjelasan dari jenis-jenis film itu

sebagai berikut:

1) Film Dokumenter adalah film yang menyajikan fakta berhubungan

dengan orang orang, tokoh, peristiwa, dan lokasi yang nyata. Film

dokumenter dapat digunakan untuk berbagai macam maksud dan

tujuan seperti informasi atau berita, biografi, pengetahuan,

pendidikan, sosial, politik (propaganda), dan lain sebagainya.

8Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h. 134 9Y.S. Gunadi dan Djony Heffan, Himpunan Istilah Komunikasi, (Jakarta: PT Grasido, 1998), h. 11-12

 

Page 29: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

15

2) Film fiksi adalah film yang menggunakan cerita rekaan di luar

kejadian nyata, terkait oleh plot, dan memiliki konsep pengadegaan

yang telah dirancang sejak awal. Struktur cerita film juga terkait

hukum kausalitas. Cerita fiksi juga seringkali diangkat dari kejadian

nyara dengan menggunakan beberapa cuplikan rekaman gambar dari

peristiwa aslinya (fiksi-dokumenter).

3) Film Experimental merupakan film yang berstruktur namun tidak

berplot. Film ini tidak bercerita tentang apapun (anti-naratif)

adegannya menantang logika sebab-akibat (anti-rasionalitas).10

b. Klasifikasi film

Menurut Himawan Pratista dalam buku Memahami Film-nya,

metode yang paling mudah dan sering digunakan untuk mengklasifikasi

film adalah berdasarkan genre, yaitu klasifikasi dari sekelompok film

yang memiliki karakter atau pola sama (khas) sebagai berikut11:

1. Aksi, yaitu film yang berhubungan dengan adegan-adegan aksi fisik

seru, menegangkan, berbahaya, dan nonstop dengan cerita yang

cepat.

2. Drama, yaitu film yang kisahnya seringkali menggugah emosi,

dramatik, dan mampu menguras air mata penontonnya. Tema

umumnya mengangkat isu-isu sosial, seperti kekerasan,

ketidakadilan, masalah kejiawaan, penyakit, dan sebagainya.

10Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), cet. 1 h. 4-8 11Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), cet. 1, h. 13-20

 

Page 30: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

16

3. Epik Sejarah, yaitu film dengan tema periode masa silam (sejarah)

dengan latar sebuah kerajaan, peristiwa, atau tokoh besar yang

menjadi mitos, legenda, atau kisah biblical.

4. Fantasi, yaitu film yang berhubungan dengan tempat, peristiwa dan

karakter yang tidak nyata, dengan menggunakan unsur magis, mitos,

imajinasi, halusional, serta alam mimpi.

5. Fiksi Ilmiah, yaitu film yang berhubungan dengan teknologi dan

kekuatan di luar jangkauan teknologi masa kini yang atificial.

6. Horror, yaitu film yang berhubungan dengan dimensi spiritual atau

sisi gelap manusia.

7. Komedi, yaitu jenis film yang tujuannya menghibur dan memancing

tawa penonton.

8. Kriminal dan Gangster, yaitu film yang berhubungan dengan aksi-

aksi criminal dengan mengambil kisah kehidupan tokoh kriminal

besar yang diinspirasi dari kisah nyata.

9. Musikal, yaitu film yang mengkombinasikan unsur musik, lagu, tari

(dansa), serta gerak (koreografi).

10. Petualangan, yaitu film yang berkisah tentang perjalanan, eksplorasi,

atau ekspedisi ke suatu wilayah asing yang belum pernah tersentuh.

11. Perang, yaitu film yang mengangkat tema ketakutan serta teror yang

ditimbulkan oleh aksi perang dengan memperlihatkan kegigihan, dan

perjuangan.

12. Western, yaitu film dengan tema seputar konflik antara pihak baik

dan jahat berisi aksi tembak-menembak, aksi berkuda dan aksi duel.

 

Page 31: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

17

Film ini masuk dalam kategori film dokumenter yang menyajikan

fakta berhubungan dengan orang orang, tokoh, peristiwa, dan lokasi

yang nyata.

3. Unsur-Unsur Pembentuk Film

Film secara umum dapat dibagi atas dua unsur pembentuk, yakni

unsur naratif dan unsur sinematik. Kedua unsur tersebut saling berinteraksi

dan berkesinambungan satu dengan lainnya. Unsur naratif adalah bahan

(materi) yang akan diolah, berhubungan dengan aspek cerita atau tema film,

terdiri dari unsur-unsur seperti: tokoh, masalah, lokasi, dan waktu. Sedangkan

unsur sinematik adalah cara (gaya) untuk mengolahnya. Sementara unsur

sinematik atau gaya sinematik atau gaya sinematik merupakan aspek-aspek

teknis pembentuk film. Unsur sinematik terdiri dari empat elemen pokok,

yaitu:

a. Mise-en-scene, yaitu segala hal yang berada di depan kamera.

b. Sinematografi, yaitu perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta

hubungan kamera dengan obyek yang diambil.

c. Editing, yakni transisi sebuah gambar (shot) ke gambar (shot) lainnya.

d. Suara, yakni segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melalui

indera pendengaran.12

Film juga mengandung unsur-unsur dramatik. Unsur dramatik

dalam istilah lain disebut dramaturgi, yakni unsur-unsur yang dibutuhkan

untuk melahirkan gerak dramatik pada cerita atau pada pikiran penontonnya,

antara lain: konflik, suspense, curiousity, dan surprise. Konflik merupakan

12Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), cet. 1, h. 1-2

 

Page 32: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

18

suatu pertentangan yang terjadi dalam sebuah film misalnya, pertentangan

antar tokoh. Suspense merupakan ketegangan yang dapat menggiring

penonton ikut berdebar menantikan adegan selannjutnya. Curiousity

merupakan rasa ingin tahu atau penasaran penonton terhadap jalannya cerita

sehingga penonton terus mengikuti alur film sampai selesai. Surprise adalah

kejutan. Kejutan ini biasanya digunakan pada alur film yang sulit ditebak.13

4. Teknik Pengambilan Gambar

a. Sinematografi

Sinematografi adalah perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta

hubungan kamera dengan obyek yang diambil. Berikut ini adalah salah

satu aspek framing yang terdapat dalam sinematografi, yakni jarak

kamera terhadap objek (type of shot), yaitu:14

1) Extreme long shot

Extreme long shot merupakan jarak kamera yang paling jauh

dariobyeknya. Teknik ini umumnya untuk menggambarkan sebuah

obyek yang sangat jauh atau panorama yang luas.

2) Long shot

Pada jarak long shot tubuh fisik manusia telah tampak jelas namun

latar belakang masih dominan. Long shot sering kali digunakan

sebagai establishing shot, yakni shot pembuka sebelum digunakan

shot-shot yang berjarak lebih dekat.

3) Medium long shot

13Elizabeth Lutters, Kunci Sukses Menulis Skenario, (Jakarta: Grasindo, 2004), cet. 3, h. 100-103 14Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), cet. 1, h.104-106

 

Page 33: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

19

Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke

atas. Tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang.

4) Medium shot

Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke

atas. Gestur serta ekspresi wajah mulai tampak. Sosok manusia

mulai dominan dalam frame.

5) Close-up

Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek

kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah

dengan jelas serta gestur yang mendetil. Close-up biasanya

digunakan untuk adegan dialog yang lebih intim. Close-up juga

memperlihatkan sangat mendetil sebuah benda atau obye

6) Extreme close-up

Pada jarak terdekat ini mampu memperlihatkan lebih mendetil

bagian dari wajah, seperti telinga, mata hiudung, dan lainnya atau

bagian dari sebuah obyek.

b. Pergerakan Kamera

Pergerakan kamera adalah istilah untuk memudahkan komunikasi

dengan operator kamera, yakni istilah untuk menyebut arah gerak kamera

yang dimaksudkan. Disebut pergerakan kamera karena posisi perangkat

kamera yang berubah dalam proses pengambilan gambar. Pergerakan

kamera, secara teknis sebenarnya variasinya tidak terhitung namun secara

umum dapat dikelompokkan sebagai berikut:15

15Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), cet. 1, h.108-110

 

Page 34: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

20

1) Pan

Pan merupakan singakatn dari kata panorama. Istilah panorama

digunakan karena umumnya menggambarkan pemandangan

(menyapu pandangan) secara luas. Pan adalah pergerakan kamera

secara horizontal (kanan dan kiri) dengan posisi kamera statis.

2) Tilting

Tilt merupakan pergerakan kamera secara vertikal (atasbawah atau

bawah-atas) dengan posisi kamera statis. Tilt sering digunakan untuk

memperlihatkan obyek yang tinggi atau raksasa di depan seorang

karakter (kamera), seperti misalnya gedung bertingkat, patung

raksasa, atau obyek lainnya.

3) Tracking

Tracking shot atau dolly shot merupakan pergerakan kamera akibat

perubahan posisi kamera secara horizontal. Pergerakan dapat ke arah

manapun sejauh masih menyentuh permukaan tanah. Pergerakan

dapat bervariasi yakni, maju (track forward), melingkar,

menyamping (track left/right) dan sering kali menggunakan rel atau

track. Tracking shot juga dapat dilakukan dengan menggunakan truk

atau mobil.

4) Crane Shoot

Crane shot adalah pergerakan kamera akibat perubahan posisi

kamera secar vertikal, horisontal, atau kemana saja selama masih di

atas permukaan tanah (melayang). Crane shot umumnya

menggunakan alat crane yang mampu membawa kamera bersama

 

Page 35: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

21

operatornya sekaligus dan dapat bergerak turun dan naik hingga

beberapa meter. Crane shot umumnya menghasilkan efek highangle

dan sering digunakan untuk menggambarkan situasi lansekap luas,

seperti kawasan kota, bangunan, areal taman, dan sebagainya.

B. SEMIOTIKA

1. Tinjauan Umum Semiotika

Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata yunani

Semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai suatu

yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya dapat dianggap

mewakili yang lain. Tanda pada awalnya dimaknai sebagai suatu hal yang

menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya asap menandai adanya api, sirene

mobil yang keras meraung-raung menandai adanya kebakaran di sudut kota

Secara terminologis, semiotika dapat diintefikasikan sebagai ilmu

yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh

kebudayaan sebagai tanda.16Analisis semiotika merupakan suatu pemaknaan

lebih lanjut terhadap proses pencarian makna ‘berita di balik berita’.

Sejak pertengahan abad ke-20, semiotika telah tumbuh menjadi

bidang kajian yang sungguh besar, melampaui di antaranya, kajian bahasa

tubuh, bentuk-bentuk seni, wacana retoris, komunikasi visual, media, mitos,

naratif, bahasa, artefak, isyarat, kontak mata, pakaian, iklan, makanan,

upacara pendeknya, semua yang digunakan, diciptakan, atau diadopsi oleh

manusia untuk memproduksi makna.17

16Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi-Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi,h.7 17Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Jalasutra, 2012), h. 6

 

Page 36: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

22

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda (sign),

berfungsinya tanda, dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi

seseorang berarti sesuatu yang lain. Dalam pandangan Zoest, segala sesuatu

yang dapat diamati atau dibuat teramati dapat disebut tanda. Karena itu, tanda

tidaklah terbatas pada benda. Adanya peristiwa, tidak adanya peristiwa,

struktur yang ditemukan dalam sesuatu, suatu kebiasaan, semua itu dapat

disebut tanda. Sebuah bendera kecil, sebuah isyarat tangan, sebuah kata, suatu

keheningan, suatu kebiasaan makan, sebuah gejala mode, suatu gerak syaraf,

peristiwa memerahnya wajah, suatu kesukaan tertentu, letak bintang tertentu,

suatu sikap, setangkai bunga, rambut uban, sikap diam membisu, gagap,

berbicara cepat, berjalan sempoyongan, menatap, api, putih, bentuk, bersudut

tajam, kecepatan, kesabaran, kegilaan, kekhawatiran, kelengahan, semua itu

dianggap sebagai tanda.18

Charles Morris memudahkan kita memahami ruang lingkup kajian

semiotika yang menaruh perhatian atas ilmu tentang tanda-tanda. Menurut

dia, kajian semiotika pada dasarnya dapat dibedakan ke dalam tiga cabang

penyelidikan (Branches of inquiry) yakni sintaktik, semantik dan pragmatik.19

a. Sintaktik (syntactics) atau sintaksis (syntax): suatu cabang penyelidikan

semiotika yang mengkaji “hubungan formal di antara satu tanda dengan

tanda-tanda yang lain.” Dengan begitu hubunganhubungan formal ini

merupakan kaidah-kaidah yang mengendalikan tuturan dan iterpretasi,

pengertian sintaktik kurang lebih adalah semacam ‘gramatika’.

18Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2013), h.12 19Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi – Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi, h. 5

 

Page 37: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

23

b. Semantic (semantics): suatu cabang penyelidikan semiotika yang

mempelajari “hubungan di antara tanda-tanda dengan designate adalah

tanda-tanda sebelum digunakan didalam tuturan tertentu.

c. Pragmatik (pragmatics): suatu cabang penyelidikan semiotika yang

mempelajari “hubungan di antara tanda-tanda dengan

interpreterinterpreter atau para pemakainya” – pemakaian tanda-tanda.

Pragmatik secara khusus berurusan dengan aspek-aspek komunikasi,

khususnya fungsi-fungsi situasional yang melatari tuturan.

2. Konsep Semiotika Charles Sanders Pierce

Charles Sanders Pierce (1839-1914) seorang filsafat dari Amerika,

secara mandiri telah mengerjakan sebuah tipologi tentang tanda-tanda dan

sebuah metabahasa untuk membicarakannya. Tetapi semiotika Pierce lebih

dipahami sebagai perluasan logika dan sebagian kerjanya dalam semiotika

memandang linguistik melebihi kecanggihan logika sebagai model.20

Semiotika menurut Charles Sanders Peirce adalah tidak lain dari

pada sebuah nama lain bagi logika, yakni doktrin formal tentang tanda-

tanda.21 Yang menjadi dasar dari semiotika adalah konsep konsep tentang

tanda: tak hanya bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda-

tanda melainkan dunia itu sendiri terkait dengan pikiran manusia.22 penalaran

manusia senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat

bernalar lewat tanda.

Pierce dalam teorinya mengatakan bahwa sesuatu itu dapat disebut

sebagai tanda jika ia mewakili sesuatu tanda yang lain. Tanda yang 20Yasraf Amir Piliang, Serba-Serbi Semiotika, (Jakarta: Gramedia, 1992), hal. 96 21Sumbo Tinarbuko, Seminar Komukasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), hal.11. 22Alek Sobur, Semiotika Komunikasi,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hal.2.

 

Page 38: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

24

mewakilinya disebut representamen (referent). Jadi jika sebuah tanda

mewakilinya, hak ini adalah fungsi utama tanda. contohnya, setuju yang

diwakili anggukan kepala, tidak setuju yang diwakili gelengan kepala. Agar

dapat berfungsi, tanda harus ditangkap, dipahami, misalnya dengan bantuan

kode. Proses bantuan itu disebut semiosis, yaitu suatu proses dimana suatu

tanda berfungsi sebagai tanda, yaitu mewakili sesuatu yang ditanyainya.

Pierce membedakan hubungan antara tanda dengan acuan kedalam

tiga jenis hubungan, yaitu :

a. Ikon, jika ia berupa hubungan kemiripan. Ikon bisa berupa, foto, peta

geografis, penyebutan atau penempatan.

b. Indeks, jika berhubungan dengan kedekatan eksistensi. Misalnya, asap

hitam tebal membubung menandai kebakaran, wajah yang muram

menandai hati yang sedih, dan sebagainya.

c. Simbol, jika ia berupa hubungan yang sudah terbentuk secara konvensi.23

Proses pemaknaan tanda pada pierce mengikuti hubungan prosesual

antara tiga titik, yaitu :

1) Representamen [R] [R] adalah bagian tanda yang dapat dipersepsi

(secara fisik atau mental) yang merujuk pada sesuatu yang diwakili

olehnya [O].

2) Objek [O]

3) Iterpretan [I] [I] adalah bagian dari proses yang menafsirkan

hubungan [R] dengan [O].

23Diakses pada 25 Maret 2017 www.id.wikipedia.org/wiki/kajian-semiotik, pukul 13:36

 

Page 39: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

25

Dalam buku Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya karya Benny

H. Hoed yang dikutip dari W. Noth, membedakan tiga jenis tanda dalam

kaitanya dengan objek (hal yang dirujuk), yaitu indeks, ikon dan lambang.

Indeks adalah tanda yang hubungan representamen dengan objeknya bersifat

langsung, bahkan didasari hubungan kontinguitas atau sebab akibat. Ikon

adalah tanda yang representamennya berupa tiruan identitas objek yang

dirujuknya. Lambang adalah tanda yang hubungan representamen dengan

objeknya didasari konvensi.24

Peirce dikenal dengan teori segitiga maknanya (triangle meaning).

Menurutnya, semiotika berangkat dari tiga elemen utama, yaitu tanda (sign

atau represetamen), acuan tanda (object), pengguna tanda (interpretant). Yang

dikupas teori segitiga adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda

ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi.25

Karena proses semiosis seperti tergambarkan pada skema di atas ini

menghasilkan rangkaian hubungan yang tak berkesudahan, maka pada

gilirannya sebuah interpretan akan menjadi representamen , menjadi

24Benny H. Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, (Jakarta: Komunitas Bambu,2011), h. 246. 25Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), h.263.

 

Page 40: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

26

interpretan lagi, menjadi representamen lagi, dan seterusnya. Gerakan yang

tak berujung-pangkal ini oleh Umberto Eco dan Jacques Derrida kemudian

dirumuskan sebagai proses semiosis tanpa batas.26

Inti dari pemikiran seorang Pierce pada dasarnya adalah bahwa

jagat raya (the universe) ini terdiri atas tanda-tanda (signs). Ini merupakan

pandangan pansemiotik tentang jagat raya. Semiotik bagi Peirce adalah suatu

tindakan (action), pengaruh (influence), atau kerjasama tiga subjek, yaitu

tanda (sign), objek (object), dan interpretan (interpretant).27

Teori dari Peirce menjadi grand theory dalam semiotik.

Gagasannya bersifat menyeluruh, deskripsi struktural dari semua sistem

penandaan. Peirce ingin mengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan

menggabungkan kembali semua komponen dalam struktur tunggal.28

C. HAK ASASI MANUSIA

1. HAM Dalam Pandangan Islam

a. Pengertian hak asasi manusia

Istilah hak asasi sebenarnya terbentuk dari dua buah kata

yang berasal dari bahasa Arab, yakni kata hak ( ّحق) dan kata asas (أساس).

Kata asas berarti dasar atau fondasi sesuatu. Kata hak secara etimologis

mempunyai beberapa arti. Kamus Lisan Al-'Arab mengartikan kata hak

dengan ketetapan, kewajiban, yaqin, yang patut dan yang benar.

Sedangkan secara terminologis, hak berarti suatu kekhususan yang

26Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h.18. 27Alex Sobur, “Analisis Teks Media.” Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, h. 109. 28Benny H. Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, h. 246.

 

Page 41: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

27

ditetapkan oleh syarak dalam bentuk kekuasaan atau tanggung jawab.

Jadi kata hak tidak hanya bermakna sesuatu yang bisa diambil tetapi juga

mengandung arti sesuatu yang harus diberikan. Dengan memahami

makna kata-kata pembentuknya, maka hak asasi manusia dapat diartikan

dengan kekuasaan dan tanggung jawab yang dimiliki setiap manusia

yang bersifat mendasar dan fundamental.29

Abul A'la al-Maududi“ mengemukakan defenisi hak asasi

manusia yang lebih menekankan segi asal dan sifat hak tersebut. Dia

menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak pokok yang

diberikan Tuhan kepada setiap manusia tanpa melihat perbedaan-

perbedaan yang ada di antara sesama manusia, di mana hak tersebut tidak

dapat dicabut oleh siapapun atau lembaga apapun." Dengan demikian,

ada beberapa kriteria hak asasi manusia yang diberikan al-Maududi.

Pertama, hak itu berasal dari Tuhan. Kedua, hak itu bersifat mendasar.

Ketiga, hak itu bersifat umum, dalam arti diberikan kepada setiap

manusia. Keempat, hak itu bersifat tetap dan melekat pada diri manusia

dan tidak bisa dicabut.30

b. Sumber hak asasi manusia

Dengan melihat hakekat hak asasi manusia dan batasan

batasan tentang hak asasi manusia yang diberikan oleh para ulama, dapat

dipahami bahwa hak asasi manusia adalah hak yang langsung diberikan

29 Ikhwan, S.H.,M.Ag, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2004),Cet.K-1, H. 17 30 Ikhwan, S.H.,M.Ag, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2004),Cet.K-1, H. 18

 

Page 42: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

28

olehTuhan kepada setiap manusia sejak keberadaannya atau sejak hak

tersebut dibutuhkan dalam kehidupannya sebagai manusia.

Abul A'la al-Maududi menegaskan bahwa ketika bicara

tentang hak-hak asasi manusia dalam Islam, maka yang dimaksud adalah

hak-hak yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap manusia tanpa melihat

kepada perbedaan warga negara, agama, dan lainnya. Semua manusia

memiliki hak asasi yang pokok semata-mata karena kemanusiaannya.

Kerena hak-hak ini merupakan pemberian Tuhan, maka tidak ada yang

berhak untuk mencabutnya selainTuhan. Hak asasi manusia ini juga

merupakan bagian integral dari kepercayaan Islam. Semua muslim dan

penguasa muslim harus menerima, mengakui, dan melaksanakannya.31

Menurut Abu Ishaq al-Syathibi, berdasarkan hasil

penelitian para ulama terhadap ayat-ayat al-Quran dan sunnah

Rasulullah, dapat ditarik kesimpulan bahwa hukum-hukum ditetapkan

oleh Syari' untuk kemaslahatan ummat manusia, baik dalam kehidupan

dunia maupun di akhirat. Kemaslahatan yang akan diwujudkan tersebut

terbagi dalam tiga tingkatan, yakni kebutuhan dharuriyyah, kebutuhan

hajiyyah, dan kebutuhan tahsiniyyah.32

c. Hak-hak pokok (dharuriyyah)

Hak-hak pokok adalah hak-hak yang dibutuhkan manusia

untuk menjaga kelangsungan eksistensinya dan keselamatan

kehidupannya. Apabila hak-hak pokok ini dilanggar, maka menyebabkan

31 Ikhwan, S.H.,M.Ag, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2004),Cet.K-1, H. 18 - 19 32 Ikhwan, S.H.,M.Ag, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2004),Cet.K-1, H. 19

 

Page 43: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

29

berakhirnya kehidupan manusia atau kehidupan manusia aka mengalami

kerusakan dan kehancuran yang parah. Yang termasuk ke dalam

kelompok hak-hak pokok adalah hak-hak sebagaiberikut.

1) Hak Memeluk Agama Atau Keyakinan.33

2) Hak Hidup.34

3) Hak Keturunan Dan Kehormatan.35

4) Hak Atas Harta.36

5) Hak Akal-Pikiran.37

d. Hak-hak pendukung (hajiyyah)

Hak pendukung adalah hak-hak yang sifat mendukung dan

menyempurnakan hak-hak pokok. Jika hak pendukung terabaikan,

manusia akan mengalami kesulitan hidup dan tidak sempurna menikmati

hak-hak pokoknya. Yang termasuk ke dalam kategori hak pendukung

antara lain sebagai berikut:

1) Hak atas Keselamatan Hidup.38

2) Hak Beribadah.39

3) Hak tentang unsur atau simbol Keagamaan.40

33 Ikhwan, S.H.,M.Ag, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2004),Cet.K-1, H. 21 34 Ikhwan, S.H.,M.Ag, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2004),Cet.K-1, H.23 35 Ikhwan, S.H.,M.Ag, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2004),Cet.K-1, H. 26 36 Ikhwan, S.H.,M.Ag, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2004),Cet.K-1, H. 28 37 Ikhwan, S.H.,M.Ag, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2004),Cet.K-1, H. 29 38 Ikhwan, S.H.,M.Ag, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2004),Cet.K-1, H. 31 39 Ikhwan, S.H.,M.Ag, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2004),Cet.K-1, H. 32 40 Ikhwan, S.H.,M.Ag, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2004),Cet.K-1, H. 33

 

Page 44: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

30

4) Hak Memperoleh Kebutuhan Pokok.41

5) Hak untuk Bekerja.42

6) Hak untuk mengeluarkan pendapat.43

7) Hak untuk Menikah dan Berkeluarga.44

e. Hak-hak pelengkap (tahsiniyyah)

2. HAM Menurut Ketentuan Negara

Hak asasi manusia (HAM) sebagai hak dasar yang dimiliki

manusia, eksistensinya melekat pada kodrat manusia sejak dilahirkan. Hal

tersebut juga sebagai tanda bahwa ia adalah "manusia" Manusia yang

dimaksud dalam hal ini ialah, pertama "manusia seutuhnya" yang merupakan

ciptaan Tuhan YME dilengkapi dan dianugerahi seperangkat hak kodrati yang

bersifat sangat asasi, karenanya tidak boleh diabaikan dan dimarjinalkan oleh

siapa pun. HAM dimiliki manusia semata - mata karena ia manusia, bukan

karena diberikan oleh negara, hukum ataupun pemberian manusia lainnya.

Oleh karena itu, eksistensinya pun sama sekali tidak bergantung pada

pengakuan dari negara, hukum atau manusia lainnya. Kedua, manusia yang

dimaksud adalah "sernua manusia" bukan hanya manusia-manusia tertentu,

dan tetap harus diakui bahwa "semua manusia" memiliki hak asasi yang

dianugerahi oleh Sang Penciptanya, yakni Tuhan YME, sehingga "sernua

manusia" karena hak yang dimilikinya itu mempunyai martabat tinggi dan

41 Ikhwan, S.H.,M.Ag, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2004),Cet.K-1, H. 33 42 Ikhwan, S.H.,M.Ag, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2004),Cet.K-1, H. 34 43 Ikhwan, S.H.,M.Ag, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2004),Cet.K-1, H. 35 44 Ikhwan, S.H.,M.Ag, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2004),Cet.K-1, H. 36

 

Page 45: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

31

keberadaannya harus diakui, dihormati serta dijunjung tinggi oleh "sernua

manusia" di dunia.45

Karel Vasak, seorang ahli hukum dari Perancis membantu kita

untuk memahami dengan lebih baik perkembangan substansi hak-hak yang

terkandung dalam konsep HAM. Karel Vasak, mengklasifikasikan

perkembangan HAM ini ke dalam kategorisasi "generasi" berdasarkan slogan

Revolusi Perancis yang terkenal, generasi hak yang pertama, yakni

kebebasan, tercemin dalam hak-hak sipil dan politik (Sipol). Adapun generasi

hak kedua, ialah persamaan, tercermin dalam hak-hak ekonomi, sosial, dan

budaya (Ekosob). Sementara generasi hak ketiga, adalah persaudaraan yang

tampak pada hak-hak solidaritas dan kelompok.46

Istilah HAM dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai istilah hak-

hak dasar manusia atau hak dan kewajiban dasar manusia (Kuntjoro

Purbopranoto, Hak-Hak Dasar Manusia Dan Pancasila Negara Republik

Indonesia, PN. Pradnya Paramita, Jakarta, 1960, H. 28). Sedangkan dalam

bahasa asing dikenal berbagai istilah, misalnya human rights, droit de

l'homme dan menselijkerechten atau grondrechten. (48). Hak adalah

kepentingan yang dilindungi oleh hukum. sedangkan "hak asasi" adalah

kepentingan mendasar yang bersifat sangat mutlak yang harus dilindungi oleh

hukum. Jadi pada umumnya, hak itu (HAM) adalah sesuatu yang dimiliki

secara mutlak oleh manusia sebagai subjek hukum dan terhadap sesuatu yang

menjadi haknya itu. ia mempunyai kebebasan yang dijamin oleh aturan

hukum untuk melakukan sesuatu apapun tanpa halangan dari pihak manapun.

45A. Widiada Gunakaya, Hukum Hak Asasi Manusia, (Yogyakarta: ANDI, 2017), h.1. 46A. Widiada Gunakaya, Hukum Hak Asasi Manusia, (Yogyakarta: ANDI, 2017), h.17.

 

Page 46: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

32

Oleh karena ia memiliki hak (HAM), maka dengan sendirinya ia juga

memiliki kebebasan dan kewenangan mutlak atas haknya tersebut untuk

melakukan suatu perbuatan hukum tertentu, asalkan tidak melanggar hak

(HAM) orang lain.47

Seiring dengan perkembangan konsep HAM di dunia, pada tanggal

10 Desember 1948, sidang umum PBB yang diselenggarakan di istana

Chaillot Paris, mengeluarkan sebuah deklarasi HAM atau disebut dengan

UDHR (Universal Declaration Of Human Rights) yang terdiri dari 30 pasal.

Di dalam UDHR ditetapkan bahwa setiap orang mempunyai hak, antara lain:

a. Hak hidup.

b. Hak kemerdekaan, keamanan dan badan.

c. Hak diakui kepribadiannya.

d. Hak memperoleh pengakuan yang sama dengan orang lain menurut

hukum untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana, seperti

diperiksa di muka umum, dianggap tidak bersalah kecuali ada bukti sah.

e. Hak masuk dan keluar wilayah suatu negara.

f. Hak mendapatkan asylum.

g. Hak mendapatkan suatu kebangsaan.

h. Hak mendapatkan hak milik atas benda.

i. Hak bebas mengutarakan pikiran dan perasaan.

j. Hak bebas memeluk agama.

k. Hak mengeluarkan pendapat.

l. Hak berapat dan berkumpul.

47A. Widiada Gunakaya, Hukum Hak Asasi Manusia, (Yogyakarta: ANDI, 2017), h.51.

 

Page 47: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

33

m. Hak mendapat jaminan sosial.

n. Hak mendapat pekerjaan.

o. Hak berdagang.

p. Hak mendapatkan pendidikan.

q. Hak turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam masyarakat.

a. Hak menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan.48

Sedangkan di Negara Republik Indonesia pun hak asasi manusia

telah diatur dalam perundang-undangan yang berlaku, termasuk di dalamnya

peraturan pemerintah, peraturan presiden, keputusan presiden, instruksi

presiden dan keputusan bersama menteri. Berikut adalah peraturan yang telah

disahkan dan berlaku di Indonesia :

a. Hak Untuk Hidup.

1) Tentang pengelolaan lingkungan hidup. (UU Republik Indonesia No.

23, Tahun 1997).

2) Tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial. (UU

Republik Indonesia No. 6 Tahun 1974).

3) Tentang Pangan. (UU Republik Indonesia No.7, Tahun 1996).

4) Tentang Kesehatan. (UU Republik Indonesia No. 23, Tahun 1992).

5) Tentang Ketenagakerjaan. (UU Republik Indonesia No. 13, Tahun

2003).

6) Tentang Analisis mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

(PPRepublik Indonesia No. 51, Tahun 1993).

48A. Widiada Gunakaya, Hukum Hak Asasi Manusia, (Yogyakarta: ANDI, 2017), h.39-40.

 

Page 48: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

34

7) Tentang Pelayanan Kesejahteraan Sosial Bagi Fakir Miskin.

(PPRepublik Indonesia No. 42, Tahun 1981).

8) Tentang Ketahanan Pangan. (PP Republik Indonesia No. 68, Tahun

2002).

9) Tentang Kebijakan Reformasi Sistem Pendapatan Dan Perlindungan

Tenaga Kerja Indonesia. (Instruksi Presiden Republik Indonesia No.

6, Tahun 2006).

10) Tentang Kebijakan Perberasan. (Instruksi Presiden Republik

Indonesia No. 1, Tahun 2008).

11) Tentang Penghematan Energi Dan Air. (Instruksi Presiden Republik

Indonesia No. 2, Tahun2008).

12) Tentang Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai Untuk

Rumah Tangga Sasaran. (Instruksi Presiden Republik Indonesia No.

3, Tahun 2008).

13) Tentang Pelaksanaan Program Beras Untuk Keluarga Miskin.

(Keputusan Bersama Mentri Dalam Negeri Dan Direktur Utama

Perum Bulog Nomor : 25 Tahun 2003 nomor : PKK 12/07/2.003).

b. Hak Berkeluarga Dan Melanjutkan Keturunan.

1) Tentang Perkawinan. (UU Republik Indonesia No. 1, Tahun 1974).

2) Tentang Administrasi Kependudukan. (UU Republik Indonesia No.

23, Tahun 2006).

3) Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan. (PP Republik Indonesia No. 9, Tahun1975).

 

Page 49: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

35

4) Tentang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan.

(Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2004).

c. Hak Mengembangkan Diri.

1) Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di MukaUmum.

(UU Republik Indonesia No. 9, Tahun 1998)

2) Tentang Sistem Pendidikan Nasional. (UU Republik Indonesia No.

20, Tahun 2003)

3) Tentang Perpustakaan. (UU Republik Indonesia No. 43, Tahun

2007)

4) Tentang Keterbukaan Informasi Publik. (UU Republik Indonesia No.

14, Tahun 2008)

5) Tentang kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di MukaUmum.

(PP Pengganti UU Nomor 2 Tahun 1998)

6) Tentang Pendidikan Agama Dan Pendidikan Keagamaan (PP

Republik Indonesia No. 55, Tahun 2007)

7) Tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar

Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Dan Pemberantasan Buta Aksara.

(Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 5, Tahun 2006)

d. Hak Memperoleh Keadilan.

1) Tentang Kekuasaan Kehakiman. (UU Republik Indonesia No. 4,

Tahun 2004)

2) Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban. (UU Republik Indonesia

No. 13, Tahun 2006)

 

Page 50: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

36

3) Tentang Pengesahan Perjanjian Tentang Bantuan Timbal Balik

Dalam Masalah Pidana. (UU Republik Indonesia No. 15, Tahun

2008)

4) Tentang Susunan Panitia Seleksi, Tata Cara Pelaksanaan Seleksi Dan

Pemilihan Calon Anggota Lembaga Perlidungan Saksi Dan Korban.

(Peraturan Presiden Republik Indonesia No.13, Tahun 2007)

5) Tentang Pemberian Kompensasi Restitusi, Dan Bantuan Kepada

Saksi Dan Korban. (PP Republik Indonesia No. 44, Tahun 2008)

e. Hak Atas Kebebasan Pribadi.

1) Tentang Organisasi Kemasyarakatan. (UU Republik Indonesia No.

8, Tahun 1985)

2) Tentang Keimigrasian. (UU Republik Indonesia No. 9, Tahun 1992)

3) Tentang Pengesahan Konvensi Ilo Mengenai Penghapusan

KerjaPaksa. (UU Republik Indonesia No. 19, Tahun 1999)

4) Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. (UU

Republik Indonesia No. 21, Tahun 2007)

5) Tentang Partai Politik. (UU Republik Indonesia No. 2, Tahun 2008)

6) Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985

Tentang Organisasi Kemasyarakatan. (PP Republik Indonesia No.

18, Tahun 1986)

7) Tentang Visa, Izin, Masuk, Dan Izin Keimigrasian. (PP Republik

Indonesia No. 32, Tahun 1994)

8) Tentang Pencegahan Penyalahgunaan Dan/Atau Penodaan Agama.

(Penetapan Presiden Republik Indonesia No. 1, Tahun 1965)

 

Page 51: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

37

f. Hak Atas Rasa Aman.

1) Tentang Pengesahan Konvensi Intermasional Tentang Penghapusan

Segala Bentuk Diskriminasi Rasial 1965 (UU Republik Indonesia

No. 29, Tahun 1999)

2) Tentang Pengesahan Konvensi ILO Mengenai

PenghapusanKerjaPaksa. (UU Republik Indonesia No. 19, Tahun

1999)

3) Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. (UU

Republik Indonesia No. 21, Tahun 2007)

4) Tentang Partai Politik Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa. (UU

Republik Indonesia No. 2, Tahun 2008)

5) Tentang Pengesahan Konvensi Internasional Pemberantasan

Pengeboman OlehTeroris, 1997. (UU Republik Indonesia No. 5,

Tahun 2006)

g. Hak Atas Kesejahteraan.

1) Tentang Penyandang Cacat. (UU Republik Indonesia No. 4, Tahun

1997)

2) Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. (UU Republik Indonesia No. 13,

Tahun 1998)

 

Page 52: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

38

3) Tentang pengesahan Konvebsi ILO No.81 Mengenai Pengawasan

Ketenagakerjaan Dalam Industri Dan Perdagangan. (UU Republik

Indonesia No. 21, Tahun 2003)

4) Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. (UU Republik Indonesia

No. 40, Tahun 2004)

5) Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah. (UU Republik

Indonesia No. 20, Tahun 2008)

6) Tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang

Cacat. (PP Republik Indonesia No. 43, Tahun 1998)

7) Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial

Lanjut Usia. (PP Republik Indonesia No.43, Tahun 2004)

h. Hak Turut Serta Dalam Pemerintahan.

1) Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. (UU Republik

Indonesia No. 31, Tahun 1999)

2) Tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari

Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme. (UU Republik Indonesia No. 28,

Tahun 1999)

3) Pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti Korupsi,

2003. (UU Republik Indonesia No. 7, Tahun 2006)

4) Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD. (UU

Republik Indonesia No. 10, Tahun 2008)

5) Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dan

Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan Dan Pemberantasan

 

Page 53: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

39

Tindak Pidana Korupsi. (PP Republik Indonesia No. 71, Tahun

2000)

6) Tentang Tim Koordinasi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

(Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 11, Tahun 2005)

i. Hak Wanita.

1) Tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala

Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita. (UU Republik Indonesia No.

7, Tahun 1984)

2) Tentang Penghapusan kekerasan dalam rumah tangga. (UU Republik

Indonesia No. 23, Tahun 2004)

3) Tentang penyelenggara kerjasama pemulihan korban kekerasan

dalam rumah tangga. (PP Republik Indonesia No. 4, Tahun 2006)

4) Tentang peningkatan peranan wanita dalam pembangunan didaerah.

(Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 5, Tahun 1995)

j. Hak Anak.

1) Tentang pengesahan konvensi ILO mengenai usia minimum untuk

diperbolehkan bekerja. (UU Republik Indonesia No. 20, Tahun

1999)

2) Tentang pengesahan Konvensi ILO Nomor 182 mengenai

pelanggaran dan tindakan segera penghapusan bentuk-bentuk

 

Page 54: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

40

pekerjaan terburuk untuk anak. (UU Republik Indonesia No. 1,

Tahun 2000)

3) Tentang perlindungan anak. (UU Republik Indonesia No. 23, Tahun

2002)

4) Tentang komite aksi nasional penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan

terburuk untuk anak. (Keputusan Presiden Republik Indonesia No.

12, Tahun 2001)

5) Tentang rencana aksi nasional penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan

terburuk untuk anak. (Keputusan Presiden Republik Indonesia No.

59, Tahun 2002)49

49 Landasan Hukum Dan Rencana Aksi Nasional Ham Di Indonesia 2004 - 2009, (Jakarta: Kedeputian Menteri Sekertaris Negara Bidang Dukungan Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan HAM Departemen Hukum Dan HAM , 2004-2009), h.21-252.

 

Page 55: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

41

BAB III

GAMBARAN UMUM FILM SENYAP

A. Gambaran Umum

Sejak dirilis pada tahun 2014 lalu, Film bergendre dokumenter ini

telah memenangkan beberapa penghargaan. Beberapa di antaranya adalah

Penghargaan Utama Juri (Grand Jury Prize) dalam Festival Film

Internasional Venezia ke 71 (Venice International Film Festival) di

Italia.50

Selain memenangkan penghargaan utama tersebut, Film Senyap

juga memenangkan hadiah lainnya, yaitu FIPRESCI Award (Penghargaan

Federasi Kritikus Film Internasional) untuk Film terbaik, Mouse d'Oro

Award (Penghargaan Kritikus Online) untuk Film terbaik, Fedeora Award

(Federasi Kritikus Film Eropa dan Mediterania) untuk Film terbaik Eropa-

Mediterania, dan Human Rights Nights Award untuk Film terbaik bertema

hak azasi manusia. Film Senyap menjadi Film dokumenter pertama yang

memenangi penghargaan Mouse d’Oro. Film Senyap menerima

penghargaan sebagai Film bertema hak azasi terbaik bersama Film Io Sto

con la Sposa karya Antonio Augugliaro, Gabriele Del Grande, dan Khaled

Soliman Al Nassiry.51

Selama lima tahun terakhir, jumlah penonton film Indonesia terus

bertambah. Di 2016, jumlah penonton film Indonesia mecapai 34,5 juta

50Diakses pada 25 Maret 2017http://www.antaranews.com/berita/452528/film-senyap-raih-lima-penghargaan-di-italia#, pukul 13.36 51Diakses pada 25 Maret 2017 http://www.antaranews.com/berita/452528/film-senyap-raih-lima penghargaan-di-italia#, pukul 13.36

 

Page 56: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

42

penonton. Angka ini meningkat lebih dari 100% dari jumlah penonton film

Indonesia di 2015, yakni 16,2 juta penonton.52

Berikut ini beberapa profil orang – orang yang terlibat di dalam

pembuatan film tersebut dan sinopsis dari film Senyap (The Look Of

Silence). Dimulai dari sutradara, produser, kemudian beberapa pemain.

1. Profil Sutradara

Lahir pada 1974 di Amerika Serikat, Joshua Oppenhemer kini

bermukim di Copenhagen, Denmark sekaligus menjadi mitra di perusahaan

produksi Final Cut for Real. Karyanya terdahulu diantaranya The

Globalisations Tapes (2003 diproduksi bersama. Christine Cynn ), The Entire

History of Lousiana Purchase (1998). These Place We’ve. Learned to Call

Home (1996), dan beberapa film pendek. Joshua adalah pengarang artistik. di

International Centre f Documentary and Eksperimental film, University of

Westminster.53

2. Profil Produser

Signe Byrge Sørensen adalah CEO dan produser pada yang

didirikannya bersama Anne Köhncke pada 2009. Signe Byrge Sørensen

memegang gelar master di bidang Studi Pembangunan Internasional dan

Studi Komunikasi, RUC, 1998, dan mengikuti program EURODOC pada

2003 dan EAVE pada 2010. Signe telah memproduksi film dokumenter sejak

1998, pada awalnya bersama SPOR Media (1998-2004), lalu di Final Cut

52Diakses pada 25 Maret 2017 http://lifestyle.bisnis.com/read/20170114/254/619519/filmindonesia-2016-jumlah-penonton-capai-345-juta-, pukul 13:36 53IMDB, Joshua Oppenheimer, artikel diakses pada 29 november 2017 dari http://m.imdb.com/name/nm1484791/?ref_=m_tt_cl_dr

 

Page 57: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

43

Production (2004-2008), dan kemudian ia mendirikan Final Cut for Real pada

2009.

Film yang mencantumkan Signe sebagai produser, di antaranya

Senyap ( The Look of Silence —2014) oleh Joshua Oppenheimer, Last

Dreams (2013) oleh Estephan Wagner, Jagal ( The Act of Killing —2012)

oleh Joshua Oppenheimer (Cph Dox Award, BAFTA, Asia-Pacific Film

Award, European Film Award, dan nominasi Oscar 2014 dan 60 penghargaan

lainnya); The Human Scale (2012) oleh Andreas Dalsgaard, The Kid and the

Clown (2011) oleh Ida Grøn dan Football is God (2010) oleh Ole Bendtzen.

Signe juga telah memproduksi dan menjadi ko-sutradara (bersama Janus

Billeskov Jansen) dalam film Voices of the World (2005) dan The

Importance of Being Mlabri (2007), dan pada 2008 ia mengerjakan pasca

produksi film fiksi panjang Everlasting Moments karya Jan Troell. Ko-

produksi Night Will Fall (2014) oleh André Singer, The Pirate Bay – Away

from Keyboard oleh Simon Klose (2012), Gulabi Gang (2011) oleh Nishtha

Jain dan Char – No Man’s Island karya Sourav Sarangi (2012). Film-film

produksi Final Cut for Real films dengan bekerja sama dengan Anne

Köhncke banyak produser lain di Final Cut for Real. Signe juga mengajar

pada berbagai forum, misalnya EAVE, ESODOC, dan Nordic Forum. Signe

juga menjadi ko-produser mewakili Denmark untuk proyek The First Steps

for the Future di Africa. Signe menerima penghargaan dokumenter Denmark,

Roos Award pada 2014.54

54 Filmsenyap.com, produser Signe Byrge Sørensen, artikel diakses pada 29 november 2017 dari https://filmsenyap.com

 

Page 58: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

44

3. Profil Pemain

Tokoh utama yakni Adi Rukun sebagai seorang yang berani dan

nyali bertatap muka. Rohani, Ibu Adi sebagai seorang ibu yang begitu

tertekan terhadap peristiwa pembunuhan anak sulungnya Ramli. Rukun, ayah

Adi sebagai lelaki tua yang sakit-sakitan, lumpuh namun gemar bernyanyi.

Amir Hasan dan Inong sebagai pimpinan aksi pembunuhan tingkat desa.

Amir Siahaan dan M.Y.Basrun sebagai komandan pasukan pembunuh sungai

ular dan sekretaris umum kesatuan aksi pembunuhan. Terakhir yakni Kemat,

teman Ramli yang selamat dari pembunuhan.

B. Sinopsis Film Senyap

Melalui karya Joshua Oppenheimer yang memfilmkan para pelaku

genosida di Indonesia, satu keluarga penyintas mendapatkan pengetahuan

mengenai bagaimana anak mereka dibunuh dan siapa yang membunuhnya. Adik

bungsu korban bertekad untuk memecah belenggu kesenyapan dan ketakutan

yang menyelimuti kehidupan para korban, dan kemudian mendatangi mereka

yang bertanggung jawab atas pembunuhan kakaknya – sesuatu yang tak

terbayangkan di negeri dengan para pembunuh yang masih berkuasa. 55

Film ini diawali dengan adegan Seorang laki-laki paruh baya menonton

televisi yang menayangkan film Jagal ( The Act Of Killing ) karya Joshua

Oppenheimer sebelumnya, laki – laki itu hanya terpaku dan terlihat sangat

55Diakses pada 25 Maret 2017 https://www.imdb.com/title/tt3521134/ pukul 13.40

 

Page 59: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

45

tertekan melihat adegan demi adegan dimana Anwar Congo memperagakan

bagaimana ia dulu membunuh orang – orang yang terlibat gerakan Komunis.

Adi adalah laki – laki paruh baya, seorang Putra Jawa Kelahiran Sumatera

yang merupakan adik dari seorang kakak yang terbunuh pasca kejadian G30SPKI.

Kenangan kelam masa lalu ini yang kemudian membawa Adi pada sebuah

pencarian. Ia lantas berkeliling ke daerah dimana dahulu kakaknya terbunuh yaitu

di sekitar Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Tampak jelas digambarkan di

film dokumenter ini bahwa yang dicari Adi hanya sesuatu yang sederhana, sebuah

kata, Maaf, dari orang–orang yang dulu terlibat dan bertanggung jawab atas

kematian Kakaknya. Beberapa kali adegan memperlihatkan ketika Adi menemui

sang mantan ‘Penjagal’ ia hanya ‘memancing’ cerita tentang apa yang dahulu

mereka lakukan yang kemudian ia akhiri dengan sebuah pengakuan bahwa dirinya

adalah adik dari salah seorang korban, lalu ia diam, tanpa menuntut apa–apa

secara kepada sang mantan ‘Penjagal’, yang kemudian mendapat respon

beragam.56

C. Sejarah singkat Peristiwa G30SPKI

Pada tahun-tahun sebelum peristiwa 1 Oktober 1965, Partai Komunis

Indonesia (PKI) tampak berkembang pesat. Dari sebuah partai kecil dengan latar

belakang yang diragukan iktikad baiknya karena berperanan dalam

pemberontakan madiun pada tahun 1948, PKI tumbuh menjadi sebuah partai

massa yang hebat. Pengaruhnya dapat dirasakan disetiap lapangan kehidupan

sosial politik. Wakil-wakil partai itu duduk di kabinet, dalam Dewan Perwakilan

56Diakses pada 25 Maret 2017 http://filmsenyap.com/#Sinopsis pukul 13.38

 

Page 60: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

46

Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat. Di samping ke dalam bidang

politik, jalur partai pun merembes ke bidang ekonomi, pendidikan, kesenian, dan

kesusasteraan.57 Operasi 1 Oktober 1965 di ibukota oleh “Gerakan 30 September”

direncanakan dalam serentetan pertemuan yang dihadiri para pemimpin Biro Khusus PKI

dan para simpatisan yang ada dalam Angkatan Bersenjata, yang mendapat tugas

menjalankan apa yang telah direncanakan.58

Pada pukul 2.30 pagi dini hari tanggal 1 Oktober 1965, Letnan Satu Dul

Arief selaku pimpinan Kesatuan Pasopati dari “Gerakan 30 September”,

memeriksa barisannya di Lubang Buaya pada sebidang lapangan di pinggiran

Pangkalan Udara Halim, sebelah tenggara Jakarta. Kesatuan Pasopati dibagi

dalam tujuh sub kesatuan. Setiap Kesatuan bertanggung jawab untuk menculik

serta membawa ke pangkalan Lubang Buaya masing masing satu Jenderal dalam

daftar yang dibuat para pengkhianat.59 Sesuai dengan perintah Letnan Dul Arief,

pemimpin kesatuan Pasopati, para korban penculikan dan pembunuhan dibawa ke

Lubang Buaya. Meskipun sampai pada dini hari itu belum jelas benar apa yang

terjadi pada tanggal 1 Oktober 1965, namun telah menjadi kenyataan bahwa para

korban mengalami penganiayaan yang dilakukan oleh anggota kesatuan-kesatuan

Pasopati dan Pringgodani, termasuk beberapa oknum Tjakabirawa dan Pasukan

Para Angkatan Udara, para anggota Pemuda Rakyat serta Gerwani.60

57 Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh, Tragedi Nasional Percobaan KUP G 30 S/PKI di Indonesia, (Jakarta: PT. Pembimbing Masa 1968), h. 1. 58 Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh, Tragedi Nasional Percobaan KUP G 30 S/PKI di Indonesia, h. 9. 59 Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh, Tragedi Nasional Percobaan KUP G 30 S/PKI di Indonesia, h. 14. 60 Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh, Tragedi Nasional Percobaan KUP G 30 S/PKI di Indonesia, h. 20.

 

Page 61: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

47

BAB IV

HASIL TEMUAN & ANALISIS

A. ANALISIS SEMIOTIKA FILM SENYAP

Analisis semiotika dalam adegan-adegan film Senyap akan dilakukan

menggunakan tahapan-tahapan teori semiotik yang dikembangkan oleh Charles

Sanders Pierce. Klasifikasi yang pertama adalah ikon, kedua adalah indeks dan

ketiga adalah simbol. Dalam menganalisis penggambaran semiotika bentuk

pelanggaran Hak Asasi Manuisa yang terdapat dalam media dalam film ini,

peneliti membagi materi analisis ke dalam 2 pokok permasalahan utama, yaitu: (1)

adegan-adegan yang mengindikasikan pelanggaran Hak Asasi Manuisa yang

terjadi menurut pandangan ajaran agama Islam. (2) adegan-adegan yang

mengindikasikan pelanggaran Hak Asasi Manuisa yang terjadi menurut ketentuan

negara.

Setelah peneliti mengunduh film ini pada situs FilmSenyap.com kemudian

peneliti menemukan Adegan-adegan dengan yang mengindikasikan adanya

pelanggaran Hak Asasi Manuisa yang terekam dalam film senyap, yaitu :

1. Penuturan cerita dari saudara Ali Sugito tentang kejadian dan gambaran

eksekusi pemberantasan PKI.

2. Dialog yang diucapkan oleh ibu dari Ramli sebagai anggota PKI yang

dieksekusi.

3. Hasil wawancara yang dilakukan kepada pasien saudara Adi sebagai adik dari

Ramli.

 

Page 62: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

48

4. Teaser yang ditayangkan pada televisi tentang riuhnya Indonesia ketika era

pemberantasan PKI.

5. Teaser yang ditayangkan pada televisi tentang keadaan para anggota PKI

yang menjadi tahanan.

6. Adegan yang menunjukkan kegiatan belajar mengajar dimana guru

sedangkan menjelaskan kekejaman PKI di masa lalu.

7. Penuturan cerita kembali dari saudara Ali Sugito tentang kejadian dan

gambaran eksekusi pemberantasan PKI.

8. Cerita yang dituturkan oleh Ibu dari Ramli sebagai anggota PKI yang

dieksekusi.

9. Reka adegan yang dilakukan oleh saudara Amir hasan dan Inong sebagai

anggota komando aksi ketika eksekusi pemberantasan PKI sedang dilakukan.

10. Cerita yang dituturkan oleh Inong ketika ia sedang mengeksekusi anggota

PKI.

11. Wawancara yang dilakukan kepada Amir Siahaan sebagai komandan

komando aksi sungai ular.

12. Reka adegan kembali yang dilakukan oleh saudara Amir hasan dan Inong

ketika mengeksekusi Ramli sebagai anggota PKI.

13. Wawancara yang dilakukan kepada saudara M. Y. Basrun pimpinan DPRD

Serdang Bedagai.

14. Wawancara yang dilakukan kepada keluarga Amir Hasan sebagai anggota

dari komando aksi.

Adegan-adegan yang ditampilkan dalam film ini sekaligus diikuti dengan

penggambaran bahwa komando aksi pada saat itu yang di dalangi oleh pemerintah

 

Page 63: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

49

sangatlah brutal dalam melakukan aksinya demi memberantas anggota PKI pada

saat itu, sehingga membuat penonton yang melihatnya dapat berkesimpulan

bahwa Pemerintah telah melanggar hak-hak asasi manusia pada saat melakukan

pemberantasan anggota PKI di kala itu. Berikut ini adalah analisis pada adegan-

adegan tersebut.

1. Analisis Semiotika Pada Adegan Penuturan Cerita Dari Saudara Ali

Sugito Tentang Kejadian Dan Gambaran Eksekusi Pemberantasan PKI.

Dalam Adegan ini terlihat Adi sedang menonton rekaman Joshua saat Ali

Sugito memperagakan proses eksekusi pembantaian anggota PKI, pada menit

01:56 sampai menit 02:42.

Shoot size Visualisasi Pesan

Non-Verbal

Visualisasi Pesan

Verbal

Medium shoot

Medium shoot

Ali sugito sedang

duduk di kursi dan

sedang

memperagaakan

kejadian pembunuhan

anggota PKI.

Ali sugito sedang

duduk di kursi dan

menjulurkan lidah.

Orang takut tengok

darah.

Keluar lidahnya

Biarin, keluar

lidahnya hahahaha.

 

Page 64: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

50

Medium shoot

Medium shoot

Ali sugito sedang

memegang perut.

Ali sugito sedang

duduk di kursi dan

memegang kepala.

Mau tau situ? Yang

satu bong bang jatuh

dia tuh, gap keluar

ini usus ni, koyak

perut hahaha.

Yang satu lagi

angkat puaaagg

jatuh ke batu itu

pecah kepalanya

hahaha, tiga meter

terlempar pecah ini,

tangannya berdarah

aduhhh hahaha.

Ikon:

a. Ali sugito yang merupakan anggota daro Pasukan komando Aksi.

Indeks:

 

Page 65: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

51

a. Orang takut tengok darah adalah indeks dari Kekerasan, karena orang

takut tengok darah adalah sebab akibat dari sebuah tindakan kekerasan

yang menyebabkan trauma.

b. Keluar lidahnya dalam ini adalah indeks dari kekerasan karena dalam

film ini keluar lidahnya adalah akibat dari kegiatan kekerasan.

c. Usus yang keluar perut yang terkoyak adalah indeks dari kematian.

d. Pecah kepalanya dalam film ini adalah indeks dari kematian.

Simbol:

a. Dalam film ini Usus yang keluar perut yang terkoyak adalah simbol dari

pelanggaran hak asasi manusia .

b. Pecah kepalanya dalam film ini adalah simbol dai pelanggaran hak asasi

manusia.

2. Analisis Semiotika Pada Dialog Yang Diucapkan Oleh Ibu Dari Ramli

Sebagai Anggota PKI Yang Dieksekusi.

Dalam Adegan Ini Ibu Adi sedang memandikan suaminya yang tua renta

sambil mengunggkapkan penderitaannya saat mengingat anaknya Ramli

(kakak dari Adi) yang menjadi korban pembantaian. Adegan ini muncul Pada

menit 04:11 sampai 06:09.

Shoot size Visualisasi Pesan

Non-Verbal

Visualisasi Pesan

Verbal

 

Page 66: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

52

Medium shoot

Medium shoot

Ibu Adi Sedang

memandikan

Suaminya yang tua

renta, yang konon

berusia 140 tahun.

bu Adi Sedang

memandikan

Suaminya yang tua

renta.

Namanya juga anak,

kubesarkan dari

kecil, mamak rindu.

Kau dibuang ke

sungai, disiksa kau,

tinggal tulang

dagingnya sudah

tidak ada.

Ikon:

a. Ibu dan bapak dari Adi yang merupakan keluarga korban PKI.

Indeks:

a. Dibuang kesungai, disiksa, tinggal tulang dagingnya adalah indeks dari

kematian.

Simbol:

a. dibuang kesungai, disiksa, tinggal tulang dagingnya adalah simbol dari

pelanggaran hak asasi manusia.

3. Analisis Semiotika Pada Hasil Wawancara Yang Dilakukan Kepada

Pasien Saudara Adi Sebagai Adik Dari Ramli.

Adegan ini berawal saat Adi melakukan kunjungan kerumah tetangganya

untuk memeriksa mata sambil bertanya tentang sejarah Pembantaian anggota

PKI. Adegan ini muncul pada menit 06:11 sampai 08:01.

 

Page 67: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

53

Shoot size Visualisasi Pesan

Non-Verbal

Visualisasi Pesan

Verbal

Medium shoot

Seorang ibu sedang

di tanya oleh Adi

Rukun tentang PKI.

PKI kau bilang, itu

tahu. entah apa

salahnya dibawanya,

ditutup nya matanya

semua dibawa ke

sungai di potongi di

tembaki.

Ikon:

Indeks:

a. Ditutup nya matanya semua dibawa ke sungai di potongi di tembaki

adalah indeks dari kematian.

Simbol:

4. Analisis Semiotika Pada Adegan Teaser Yang Ditayangkan Pada Televisi

Tentang Riuhnya Indonesia Ketika Era Pemberantasan PKI.

Dalam Adegan ini Adi sedang menonton Rekaman berita di Amerika Serikat

(NBC News) Pada tahun 1967, terkait kekerasan dan kekalahan Partai

Komunis. Adegan ini muncul pada menit 10:57 sampai 12:16.

Shoot size Visualisasi Pesan

Non-Verbal

Visualisasi Pesan

Verbal

Medium shoot Adi sedang

menonton video

berita dr Amerika,

Enam belas bulan

lalu kekerasan

meledak di

 

Page 68: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

54

Medium shoot

Medium shoot

Medium shoot

ditelevisi

digambarkan peta

indonesia.

Polisi militer terlihat

sedang menendang

warga sipil yang

terlihat sedang

berkerumun.

Polisi militer sedang

baris berbaris.

Seorang pria sedang

asal bali sedang

diwawancarai media

asing.

kepulauan indah ini.

(narasi dalam Bahasa

Inggris).

Sering, seluruh

keluarga dibunuh.

Dan pembasmian

berlanjuj sampai

sekarang (narasi

dalam Bahasa

Inggris).

Sukar dipercaya,

dipulau seindah bali

terjadi pembantaian

setahun yang lalu

(narasi dalam bahasa

Inggris).

 

Page 69: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

55

Ikon:

a. Orang berseragam polisi militer adalah dari ikon pemerintahan.

b. Orang berpakaian biasa adalah ikon dari rakyat.

Indeks:

a. Seluruh keluarga dibunuh. dan pembasmian adalah indeks kekerasan.

Simbol:

a. keluarga yang dibunuh dan pembasmian adalah simbol dari pelanggaran

hak asasi manusia.

5. Analisis Semiotika Pada Adegan Teaser Yang Ditayangkan Pada Televisi

Tentang Keadaan Para Anggota PKI Yang Menjadi Tahanan.

Dalam Adegan ini Adi sedang menonton Rekaman berita di Amerika Serikat

(NBC News), dalam rekaman ini diperlihatkan Para buruh menjadi tahanan

dan dipekerjakan di Pabrik Karet Good Year yang menjadi salah satu

kekayaan Indonesia. Adegan ini muncul pada menit 12:17 sampai 13:02.

Shoot size Visualisasi Pesan

Non-Verbal

Visualisasi Pesan

Verbal

Medium Shoot

Visual: tong pabrik

good year salah satu

potensi kekayaan alam

Verbal: indonesia

punya potensi

kekayaan alam yang

luar biasa (narasi

dalam Bahasa inggris)

 

Page 70: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

56

Wide Shoot

Group Shoot

Extreme Wide Shoot

Visual: pabrik good

year

Visual: para tahanan

komunis sedang

berjalan dikawal oleh

penjaga bersenjata

Visual: para tahanan

komunis sedang

berbaris diawasi oleh

penjaga bersenjata

Verbal: contohnya

kerajaan karet, good

year sumatera serikat

buruhnya dulu dikuasai

komunis setelah G30S,

banyak buruh dibunuh

atau dipenjarakan

(narasi dalam Bahasa

inggris)

Verbal: yang selamat,

masih bekerja sebagai

tahanan yang

ditodong. (narasi

dalam

Bahasa inggris)

Verbal: di pulau lain,

tahanan komunis

dibiarkan mati

kelaparan atau secara

berkala dilepaskan

untuk dibunuh warga

setempat. (Narasi

dalam Bahasa inggris)

 

Page 71: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

57

Ikon:

a. Para anggota PKI yang menjadi tahanan yang dikawal oleh penjaga

berseragam.

b. Penjaga berseragam yang dedang mengawasi para tahanan.

Indeks:

a. kerajaan karet good year sumatera serikat buruhnya dulu dikuasai

komunis setelah G30S, banyak buruh dibunuh atau dipenjarakan,

pembunuhan adalah indeks dari kekerasan..

b. yang selamat, masih bekerja sebagai tahanan yang ditodong. tahanan

yang ditodong adalah indeks dari kekerasan.

Simbol:

a. di pulau lain, tahanan komunis dibiarkan mati kelaparan atau secara

berkala dilepaskan untuk dibunuh warga setempat adalah simbol dari

pelanggaran hak asasi manusia.

6. Analisis Semiotika Pada Adegan Yang Menunjukkan Kegiatan Belajar

Mengajar Dimana Guru Sedangkan Menjelaskan Kekejaman PKI Di

Masa Lalu.

Dalam Adegan terjadi di dalam kelas saat Pak Guru memberikan Pelajaran

Sejarah G30SPKI kepada murid yang salah satunya adalah anak dari Adi

Rukun. Adegan ini muncul pada menit 13:52 sampai 16:00.

Shoot size Visualisasi Pesan

Non-Verbal

Visualisasi Pesan

Verbal

 

Page 72: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

58

Close Up

Close Up

Visual: para murid

SMP sedang

mendapatkan

pelajaran sejarah

kelam partai

komunis indonesia

Visual: Guru

sedang

menceritakan pen

-culikan jendral

sambil

memperagakannya

Verbal: Komunis itu kejam,

semacam tidak mempunyai

Tuhan

Verbal: para

pemberontakan G30S PKI,

untuk melakukan

perubahan sistem, mereka

melakukan penculikan

terhadap dewan jendral,

dewan jendral tersebut

disayat wajahnya pakai

pisau Inggris. “Kamu

mau?.” Bayangkan kembali

sebuah mata copot dari

wajah kita. mereka,

dicongkel matanya keluar.

“Kalo kita motong ayam,

ketika itu ayam kita ambil,

tanpa dipotonng langsung

ditarik lehernya kejam ga?”

 

Page 73: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

59

Medium Close Up

Visual: Pak guru

sedang

memberikan

pelajaaran sejarah

kelam PKI

kejam. Begitu kejamnya

PKI.

Verbal: Kemudian mereka

juga mendapatkan tekanan

dari pemerintah. Para

tahanan-tahanan yang ikut

dalam G30SPKI masuk,

dipenjarakan itu. Anak-

anaknya tidak boleh

menjabat dipemerintahan.

“heii, ini anak-anak dari

antek-antek PKI dulu, tidak

boleh duduk

dipemerintahan, tidak

boleh.” “heii dulu kakekmu

ikut PKI ngak boleh jadi

tentara.” “heii nenekmu

dulu ikut menjadi

gerombolan PKI ngak

boleh, untuk menjadi

Polisi.” Makanya kalo kita

mau berontak terhadap

negara, kalo nggak jelas

 

Page 74: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

60

bisa masuk penjara.

Berterimakasihlah kita

pada para pahlawan tadi

itu yang telah

memperjuangkan negara

kita sehingga menjadi

negara yang demokrasi.

Ikon:

Indeks:

a. disayat wajahnya pakai pisau adalah indeks dari kekerasan..

Simbol:

a. Anak-anak dari anggota PKI tidak boleh menjabat dipemerintahan adalah

simbol dari pelanggaran hak asasi manusia.

7. Analisis Semiotika Pada Adegan Penuturan Cerita Kembali Dari

Saudara Ali Sugito Tentang Kejadian Dan Gambaran Eksekusi

Pemberantasan PKI.

Dalam adegan ini diperlihatkan kembali saat Adi menonton rekaman Joshua

saat Ali sugito memperagakan proses pembantaian para Anggota PKI.

Adegan ini muncul pada menit 17:45 sampai 19:13 .

Shoot size Visualisasi Pesan

Non-Verbal

Visualisasi Pesan

Verbal

 

Page 75: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

61

Wide Shoot

Two Shoot

Visual: Ali Sugito

sedang memperagakan

pembunuhan

Visual: ali sugito sedang

memperagakan

pembunuhan gerwani

Verbal: kalo gini kan

enak, tangkap.. tangan

aja dia diikat

Verbal: nah kalo ada

gerwani begini,

jiammpp. Buka

bahunya, jiammpp

Ikon:

a. Ali Sugito adalah ikon dari pasukan komando aksi.

b. gerwani adalah ikon dari sekumpulan wanita yang berideologi komunis.

Indeks:

a. tangan diikat adalah indeks dari kekerasan..

Simbol:

a. pembunuhan dengan cara menyembelih adalah indeks dari pelanggaran

hak asasi manusia.

b. penusukan adalah indeks dari pelanggaran hak asasi manusia.

8. Analisis Semiotika Pada Cerita Yang Dituturkan Oleh Ibu Dari Ramli

Sebagai Anggota PKI Yang Dieksekusi.

Dalam adegan ini Adi bertanya pada Ibunya tentang keikutsertaan orang-

orang di lingkungan sekitarnya dalam terhadap pembunuhan Kakaknya

(Ramli). Adegan ini muncul pada menit 19:14 sampai 21:10.

 

Page 76: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

62

Shoot size Visualisasi Pesan

Non-Verbal

Visualisasi Pesan

Verbal

Close Up

Extreme Close Up

Visual

Ibu dari dari Adi sedang

memotong sayuran

Visual

Gambar menunjukkan

fentilasi rumah terbuat

dari kayu yang kotor

dan tidak terawat

dengan semilir angin

menghembus kotoran-

kotoran yang

bergelantungan.

Verbal

Mereka kaya karena

merampok orang PKI,

hidup enak dari

merampok. Suaminya

dibunuh, istrinya

mereka dipermainkan.

Verbal

Di sekitar kita, guru,

kepala desa mereka

ikut membunuh.

Ikon:

a. Ibu Adi adalah ikon dari korban PKI karena Anaknya Ramli yang

merupakan kakak dari Adi adalah anggota PKI.

Indeks:

Simbol:

 

Page 77: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

63

a. gambar menunjukkan fentilasi rumah terbuat dari kayu yang kotor dan

tidak terawat adalah simbol dari pelanggaran hak asasi manusia. Fentilasi

rumah yang terbuat dari kayu yang kotor dan terawat menunjukan adanya

kesejahteraan sosial yang tidak terlaksana sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang Republik indonesia Nomer 6 Tahun 1974 tentang

Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Soial..

9. Analisis Semiotika Pada Reka Adegan Yang Dilakukan Oleh Saudara

Amir Hasan Dan Inong Sebagai Anggota Komando Aksi Ketika

Eksekusi Pemberantasan PKI Sedang Dilakukan.

Dalam adegan ini Adi sedang menonton rekaman dari dari Amir Hasan dan

Inong yang merupakan anggota Pasukan Aksi dalam memperagakan

pembantaian terhadap para Anggota PKI. Adegan ini muncul pada menit

23:19 sampai 25:23.

Shoot size Visualisasi Pesan

Non-Verbal

Visualisasi Pesan

Verbal

Medium Shoot

Visual

Amir Hasan dan Inong

yang merupakan

anggota dari komando

aksi manusia sedang

menjelaskan kronologi

kejadian di tempat

perkara.

Verbal

Pimpinan pasukan

pembunuh tingkat

desa Amir Hasan dan

Inong. "Di tempat ini

orang yang kami tahan

itu kami tarik, kami

bawa dan kami seret

langsung sampai

 

Page 78: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

64

Medium Close Up

Very Wide Shoot

Visual

Adi sedang menonton

rekonstruksi perkara

yang dijelaskan oleh

Amir Hasan dan Inong.

Visual

Amir Hasan dan Inong

menyesuri jalan sampai

lokasi kejadian

seratus meter di hilir

sana.

Verbal

Ada yang menjerit, ada

yang menangis, ada

yang minta tolong.

Sebelumnya di atas

truk sudah kami pukuli

terlebih dahulu supaya

tidak lari waktu

diturunkan.

Verbal

Jadi inilah kami seret

lah dia disini, nah disini

lah kami seret, yang

tidak mau kami

campakkan lah dia itu.

Tolong-tolong ampun

pak, ampun pak. Kami

tidak perduli malah

kami pukul lagi dia

supaya mulutnya tidak

mempengaruhi

 

Page 79: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

65

Two Shoot

Visual

Amir Hasan sedang

mempraktekkan ketika

algojo datang dan

menebas kepala saat

pemberantasan PKI.

pasukan kami dengan

rasa takut.

Verbal

Dia tunduk begini

maka algojo sudah

datang dan ditebaslah

lehernya sampai

putus, setelah kepala

jatuh barulah

ditunjangkan kesana

dan hanyutlah dia,

timbul tenggelam

badan itu.

Ikon:

a. Amir Hasan dan Inong adalah ikon dari pasukan komando aksi.

Indeks:

a. Orang yang diseret sampai seratus meter adalah indeks kekerasan.

b. Menjerit, menangis, meminta tolong, dipukuli adalah indeks dari

kekerasan.

c. Leher yang ditebas hingga putus dan hanyut di kali adalah indeks dari

kematian .

Simbol:

a. Leher yang ditebas hingga putus dan hanyut di kali adalah simbol dari

pelanggaran Hak Asasi Manusia.

 

Page 80: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

66

10. Analisis Semiotika Pada Cerita Yang Dituturkan Oleh Inong Ketika Ia

Sedang Mengeksekusi Anggota PKI.

Dalam adegan ini Adi sedang memeriksa mata inong sambil bertanya tentang

sejarah pembantaian PKI. Adegan ini muncul pada menit 33:50 sampai 42:06.

Shoot size Visualisasi Pesan

Non-Verbal

Visualisasi Pesan

Verbal

Close Up

Visual

Adi sedang memeriksa

mata Inong dengan

memakaikan kacamata

khusus (phropter)

pendeteksi tingkatan

minus dan Inong

sambil bercerita

tentang kejadian

pemberantasan PKI.

Verbal

Satu syaratnya; kalau

tidak meminum darah

korbannya,

pembunuhnya menjadi

gila. Oleh karena itu,

karena meminum

darah manusia saya

jadi berani melakukan

apa saja, masin-masin

manis darah manusia

itu rasanya, kalau

payudara dipotong,

terlihat seperti

saringan kelapa.

Ikon:

a. Inong adalah ikon dari Pasukan Komando Aksi karena inong adalah

angota dari Pasukan Komando Aksi.

Indeks:

 

Page 81: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

67

a. Meminum darah manusia adalah indeks dari kegilaan.

Simbol:

a. Payudara yang dipotong adalah simbol dari pelanggaran Hak Asasi

Manusia , sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 7

Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan

Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita.

11. Analisis Semiotika Pada Wawancara Yang Dilakukan Kepada Amir

Siahaan Sebagai Komandan Komando Aksi Sungai Ular.

Dalam adegan ini Adi sedang menonton rekaman Joshua saat mewawancarai

Amir Siahaan yang merupakan Komandan Pasukan Pembunuh Sungai Ular.

Adegan ini muncul pada menit 47:17 sampai 48:45.

Shoot size Visualisasi Pesan

Non-Verbal

Visualisasi Pesan

Verbal

Medium Shoot

Visual

Amir Siahaan

komandan pasukan

aksi duduk berpakaian

batik dan memakai

peci sedang

menceritakan apa yang

terjadi pada saat

eksekusi

pemberantasan PKI. Di

belakangnya terdapat

Verbal

Komandan pasukan

pembunuh sungai ular,

Amir Siahaan. Pada

waktu pemberantasan

PKI selama tiga bulan

kami tidak kenal

malam tidak kenal

siang kami bawa

kurang lebih tiga

kilometer dari tempat

 

Page 82: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

68

beberapa orang

sedang duduk-duduk

tanpa ada penjelasan

informasi tentang

jabatan mereka.

yang kami lupa

namanya, kami gali

lubang lalu kami tanam

hidup-hidup. Itu ada

daftar nama-nama

mereka yang dibawa

dari tahanan ke sungai

ulat itu, yang kami

bawa sekian orang

kami teken dan malam

besok kami bawa

sekian orang teken.

Ikon:

a. Amir Siahaan adalah ikon dari Pasukan Komando Aksi karena ia adalah

anggota dari Pasukan Komando Aksi.

Indeks:

Simbol:

a. kami tanam hidup-hidup adalah simbol dari pelanggaran Hak Asasi

Manusia.

12. Analisis Semiotika Pada Reka Adegan Kembali Yang Dilakukan Oleh

Saudara Amir Hasan Dan Inong Ketika Mengeksekusi Ramli Sebagai

Anggota PKI.

Dalam adegan ini diperlihatkan kembali saat Adi menonton rekaman saat

pembantaian yang dilakukan oleh Amir Hasan dan Inong. Adegan ini muncul

pada menit 56:42 sampai 59:46.

 

Page 83: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

69

Shoot size Visualisasi Pesan

Non-Verbal

Visualisasi Pesan

Verbal

Two Shoot

Wide Shoot

Visual: Inong

sedang melakukan

reka adegan ketika

proses eksekusi

Ramli yaitu kakak

dari Adi pemeran

utama dalam film

ini.

Visual: Amir Hasan

memperagakan

saat penganiayaan

dilakukan terhadap

Ramli di samping

sungai

Verbal: Nah inikan

senjata tajam, potong,

terkoyak, tunjang, mati.

Itulah cerita si Ramli

yang saya katakan itu,

itu kemaluannya

dipotong dibelah lalu

mati.

Verbal: Maka

dibacoklah saudara

ramli ini berkali-kali,

maka kelihatan tidak

berdaya maka saya

tolakkan ke sungai maka

dia bergelantungan

sambil teriak tolong-

tolong saya, maka

mereka angkat ke

motor maka dikerjai dan

dimakamkanlah di

pelintahan.

 

Page 84: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

70

Medium Shoot

Visual

Amir dan Inong

sedang melakukan

tanya jawab

disamping sungai

tempat kejadian

eksekusi

berlangsung.

Verbal

Joshua : Kalo beking

dari tentara seperti apa

misalnya?, Amir:

mereka cuma berjaga

disekitar truk saja

enggak ke sini. Ini

adalah perjuangan

rakyat bukan

pemerintah atau ABRI,

kalau ini dikatakan

sebagai perjuangan

pemerintah ini dunia

marah, bahwa

pemerintah Indonesia

membasmi PKI, maka

mereka ini jaga diri,

tidak mau mereka ikut

langsung ya rakyat

inilah yang

menggerakkan

walaupun kita tau ya

mereka inilah yang

membeking di belakang.

 

Page 85: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

71

Ikon:

a. Ramli adalah ikon dari PKI karena ramli adalah anggota PKI.

b. Tentara adalah ikon dari pemerintahan.

Indeks:

Simbol:

a. kemaluannya dipotong dibelah lalu mati adalah simbol daari pelanggaran

hak asasi manusia

b. dibacoklah saudara ramli ini berkali-kali adalah simbol dari pelanggaran

hak asasi manusia.

c. tentara yang menyembunikan perannya dalam kegiatan pembantaian

anggota PKI adalah simbol dar pelanggaran hak asasi manusia.

13. Analisis Semiotika Pada Wawancara Yang Dilakukan Kepada Saudara

M. Y. Basrun Pimpinan DPRD Serdang Bedagai.

Dalam adegan ini Adi sedang mewawancarai M.Y. Basrun Pimpinan DPRD

Serdang Bedagai yang menjabat Ketua Komando Aksi saat Pembantaian

terjadi. Adegan ini muncul pada menit 01:00:07 sampai 01:03:52.

Shoot size Visualisasi Pesan

Non-Verbal

Visualisasi Pesan

Verbal

Medium Close Up

Visual

Adi sedang

mewawancarai

pimpinan DPRD

Serdang Bedagai, M.

Y. Basrun

Verbal

Adi : Bagaimana mungkin

(kesalahan itu) tidak

besar satu juta orang

dibunuh atau lebih. M. Y.

Basrun : Itulah dia politik,

 

Page 86: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

72

mencapai idealisme

prosesnya adalah proses

politik dalam berbagai

aspek

Ikon:

a. M.Y. Basrun adalah ikon dari Pasukan Komando Aksi karena M.Y.

Basrun menjabat sebagai Ketua Komando Aksi pada saat pembantaian

berlangsung.

b. DPRD Serdang Bedagai adalah ikon dari pemerintah.

Indeks:

Simbol:

a. Pembunuhan adalah simbol dari pelanggaran hak asasi manusia, dalam

adegan ini M.Y. Basrun pimpinan DPRD Serdang Bedagai yang dulu

menjabat sebagai Ketua Komando Aksi menilai pembantaian anggota

PKI sebagai sebuah proses Politik untuk mencapai idealisme.

14. Analisis Semiotika Pada Wawancara Yang Dilakukan Kepada Keluarga

Amir Hasan Sebagai Anggota Dari Komando Aksi.

Dalam adegan ini Adi Sedang mewawancarai Keluarga dari almarhum Amir

Hasan sambil menunjukan Buku Embun Berdarah (yang berisi tentang

kejadian pembantaian yang dilakukan Pasukan Aksi di Sungai Ular) Adegan

ini Muncul Pada menit 01:25:42 sampai 01:32:05.

Shoot size Visualisasi Pesan

Non-Verbal

Visualisasi Pesan

Verbal

 

Page 87: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

73

Close Up

Group Shot

Close Up

Visual: Adi sedang

mengobrol dengan

keluarga ketua

komando pasukan

aksi

Visual: keluarga

almarhum Amir

Hasan ketua

komando aksi

sedang

mendengarkan Adi

Bercerita

Visual: Istri dari

ketua kondo aksi

sedang

mendengarkan Adi

berbicara tentang

pembantaian

anggota PKI

Verbal: dari 32 orang

yang dibunuh, itu yang

paling, ceritanya yang

paling seram, yang paling

ngeri itu cerita abangku

Ramli

Verbal: Abangku itu

dibacok ininya, udah tuh

perutnya di koyaklah,

ususnya keluar, ino

punggungnya ni jebol

Verbal: jadi bilang ke

mamak, kalo ramli itu

mau di obatin ke tebing

tapi di mobil itu sudah di

cincang-cincang, jadi di

bawa dipotonglah

kemaluannya baru dia

meninggal.

 

Page 88: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

74

Ikon:

a. Adi adalah Ikon dari PKI karena Adi adalah adik dari Ramli anggota PKI

yang di bantai oleh Pasukan Komando Aksi.

Indeks:

a. dibacok bahunya, perutnya di koyak, ususnya keluar, punggungnya jebol

adalah indeks dari Kematian, dalam adegan ini Adi menjelaskan proses

pembantaian abangnya Ramli yang dilakukan oleh Amir Hasan dan

Inong.

b. Dicincang-cincang, Dipotong kemaluannya adalah indeks dari kematian,

disini Adi juga menjelaskan abai mana Abangnya Ramli dibununh

dengan cara dicincang dan dipotong kemaluannya.

Simbol:

a. dibacok bahunya, perutnya di koyak, ususnya keluar, punggungnya jebol

adalah indeks dari Kematian, dalam adegan ini Adi menjelaskan proses

pembantaian abangnya Ramli yang dilakukan oleh Amir Hasan dan

Inong.

b. Dicincang-cincang, Dipotong kemaluannya adalah indeks dari kematian,

disini Adi juga menjelaskan abai mana Abangnya Ramli dibununh

dengan cara dicincang dan dipotong kemaluannya.

B. Pelanggaran Hak Asasi Manusia Menurut Islam dan Ketentuan Negara

1. Adegan Penuturan Cerita Dari Saudara Ali Sugito Tentang

Kejadian Dan Gambaran Eksekusi Pemberantasan PKI.

Dalam Islam

 

Page 89: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

75

a. Hak-hak pokok (dharuriyyah): Hak hidup.

b. Hak pendukung (hajiyyah): Hak atas keselamatan hidup

Menurut Ketentuan Negara

a. Hak Untuk Hidup.

a) Tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial. (UU

Republik Indonesia No. 6 Tahun 1974).

2. Dialog Yang Diucapkan Oleh Ibu Dari Ramli Sebagai Anggota

PKI Yang Dieksekusi.

Dalam Islam

a. Hak-hak pokok (dharuriyyah): Hak hidup

b. Hak-hak pendukung (hajiyyah): Hak Atas Keselamatan Hidup

Menurut Ketentuan Negara

a. Hak Untuk Hidup.

a) Tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial. (UU

Republik Indonesia No. 6 Tahun 1974).

3. Hasil Wawancara Yang Dilakukan Kepada Pasien Saudara Adi

Sebagai Adik Dari Ramli.

Dalam Islam

a. Hak-hak pokok (dharuriyyah): Hak hidup

b. Hak-hak pendukung (hajiyyah): Hak Atas Keselamatan Hidup

Menurut Ketentuan Negara

a. Hak Untuk Hidup.

a) Tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial. (UU

Republik Indonesia No. 6 Tahun 1974).

 

Page 90: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

76

b. Hak Atas Rasa Aman

a) Tentang Pengesahan Konvensi Intermasional Tentang

Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial 1965 (UU

Republik Indonesia No. 29, Tahun 1999)

4. Teaser Yang Ditayangkan Pada Televisi Tentang Riuhnya

Indonesia Ketika Era Pemberantasan PKI.

Dalam Islam

c. Hak-hak pokok (dharuriyyah): Hak hidup

d. Hak-hak pendukung (hajiyyah): Hak Atas Keselamatan Hidup

Menurut Ketentuan Negara

a. Hak Untuk Hidup.

Tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial. (UU

Republik Indonesia No. 6 Tahun 1974).

5. Teaser Yang Ditayangkan Pada Televisi Tentang Keadaan Para

Anggota PKI Yang Menjadi Tahanan.

Dalam Islam

a. Hak-hak pokok (dharuriyyah): Hak hidup

b. Hak-hak pendukung (hajiyyah):

a) Hak Atas Keselamatan Hidup,

b) Hak Memperoleh Kebutuhan Pokok, Hak untuk Bekerja.

Menurut Ketentuan Negara

a. Hak Untuk Hidup.

a) Tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial. (UU

Republik Indonesia No. 6 Tahun 1974).

 

Page 91: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

77

b) Tentang Ketenagakerjaan. (UU Republik Indonesia No. 13, Tahun

2003).

b. Hak Atas Rasa Aman.

a) Tentang Pengesahan Konvensi ILO Mengenai Penghapusan Kerja

Paksa. (UU Republik Indonesia No. 19, Tahun 1999)

6. Adegan Yang Menunjukkan Kegiatan Belajar Mengajar Dimana

Guru Sedangkan Menjelaskan Kekejaman PKI Di Masa Lalu.

Dalam Islam:

a. Hak-hak pokok (dharuriyyah): Hak Hidup, Hak Keturunan Dan

Kehormatan.

b. Hak-hak pendukung (hajiyyah): Hak Bekerja, Hak Mengeluarkan

Pendapat

Menurut Ketentuan Negara:

a. Hak Mengembangkan Diri.

a) Tentang Keterbukaan Informasi Publik. (UU Republik Indonesia

No. 14, Tahun 2008)

b. Hak Turut Serta Dalam Pemerintahan

a) Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD. (UU

Republik Indonesia No. 10, Tahun 2008)

7. Penuturan Cerita Kembali Dari Saudara Ali Sugito Tentang

Kejadian Dan Gambaran Eksekusi Pemberantasan PKI.

Dalam Islam

a. Hak-hak pokok (dharuriyyah): Hak Hidup

b. Hak-hak pendukung (hajiyyah): Hak Atas Keselamatan Hidup

 

Page 92: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

78

Menurut Ketentuan Negara

a. Hak Untuk Hidup.

a) Tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial. (UU

Republik Indonesia No. 6 Tahun 1974).

b. Hak Wanita

a) Tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala

Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita. (UU Republik Indonesia

No. 7, Tahun 1984).

8. Cerita Yang Dituturkan Oleh Ibu Dari Ramli Sebagai Anggota

PKI Yang Dieksekusi.

Dalam Islam

a. Hak-hak pokok (dharuriyyah): Hak Hidup, Hak Atas Harta

b. Hak-hak pendukung (hajiyyah): Hak Atas Keselamatan Hidup

Menurut Ketentuan Negara

a. Hak Memperoleh Keadilan

a) Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban. (UU Republik Indonesia

No. 13, Tahun 2006)

b. Hak Atas Rasa Aman

a) Tentang Pengesahan Konvensi Intermasional Tentang Penghapusan

Segala Bentuk Diskriminasi Rasial 1965 (UU Republik Indonesia No.

29, Tahun 1999.

9. Reka Adegan Yang Dilakukan Oleh Saudara Amir Hasan Dan

Inong Sebagai Anggota Komando Aksi Ketika Eksekusi

Pemberantasan PKI Sedang Dilakukan.

 

Page 93: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

79

Dalam Islam

a. Hak-hak pokok (dharuriyyah): Hak Hidup

b. Hak-hak pendukung (hajiyyah): Hak Atas Keselamatan Hidup

Menurut Ketentuan Negara

a. Hak Untuk Hidup.

a) Tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial. (UU

Republik Indonesia No. 6 Tahun 1974).

10. Cerita Yang Dituturkan Oleh Inong Ketika Ia Sedang

Mengeksekusi Anggota PKI.

Dalam Islam

a. Hak-hak pokok (dharuriyyah): Hak Hidup

b. Hak-hak pendukung (hajiyyah): Hak Atas Keselamatan Hidup

Menurut Ketentuan Negara

a. Hak Untuk Hidup.

a) Tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial. (UU

Republik Indonesia No. 6 Tahun 1974).

b. Hak Wanita

a) Tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala

Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita. (UU Republik Indonesia

No. 7, Tahun 1984).

11. Wawancara Yang Dilakukan Kepada Amir Siahaan Sebagai

Komandan Komando Aksi Sungai Ular.

Menurut Islam

a. Hak-hak pokok (dharuriyyah): Hak Hidup

 

Page 94: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

80

b. Hak-hak pendukung (hajiyyah): Hak Atas Keselamatan Hidup

Menurut Ketentuan Negara

a. Hak Untuk Hidup.

a) Tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial. (UU

Republik Indonesia No. 6 Tahun 1974).

12. Reka Adegan Kembali Yang Dilakukan Oleh Saudara Amir

Hasan Dan Inong Ketika Mengeksekusi Ramli Sebagai Anggota

PKI.

Menurut Islam

a. Hak-hak pokok (dharuriyyah): Hak Hidup

b. Hak-hak pendukung (hajiyyah): Hak Atas Keselamatan Hidup

Menurut Ketentuan Negara

a. Hak Untuk Hidup.

a) Tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial. (UU

Republik Indonesia No. 6 Tahun 1974).

13. Wawancara Yang Dilakukan Kepada Saudara M. Y. Basrun

Pimpinan DPRD Serdang Bedagai.

Menurut Islam

a. Hak-hak pokok (dharuriyyah): Hak Hidup, Hak Akal

b. Hak-hak pendukung (hajiyyah): Hak Atas Keselamatan Hidup

Menurut Ketentuan Negara

a. Hak Untuk Hidup.

a) Tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial. (UU

Republik Indonesia No. 6 Tahun 1974).

 

Page 95: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

81

b. Hak Atas Kebebasan Pribadi

a) Tentang Partai Politik. (UU Republik Indonesia No. 2, Tahun

2008)

14. Wawancara Yang Dilakukan Kepada Keluarga Amir Hasan

Sebagai Anggota Dari Komando Aksi.

Menurut Islam

a. Hak-hak pokok (dharuriyyah): Hak Hidup

b. Hak-hak pendukung (hajiyyah): Hak Atas Keselamatan Hidup

Menurut Ketentuan Negara

a. Hak Untuk Hidup.

a) Tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial. (UU

Republik Indonesia No. 6 Tahun 1974).

 

Page 96: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terlepas dari benar atau tidaknya kejadian Pada film Senyap, peneliti hanya

meneliti pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terdapat pada film Senyap.

Apabila berkaitan dengan Hak Asasi Manusia tidak lepas dari sebuah kebenaran.

Sedangkan pada film Senyap ini banyak sekali Kru Film yang menyamarkan

namanya menggunakan “Anonimous,” sehingga kebenaran atas film ini masih

polemik yang masih berkembang.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap film Senyap,

peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

1. Film Senyap adalah film dokumenter yang menuturkan peeristiwa

pembantaian masal oleh mili bentukan tentara terhadap orang-orang yang

diangggap anggota atau simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) di

Deli Serdang dan Serdang Bedagai, Sumatera Utara , pada tahun 1965.

Dari hasil Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce, didalam film Senyap

ini terdapat Ikon, Indeks, dan Simbol berupa:

a. Ikon dalam film ini adalah visualisasi yang ada pada tiap scene

nya, terutama setiap adegan yang terdapat seorang atau tokoh yang

mewakili suatu organisasi, seperti Ali sugito yang menjadi Ikon

Karena Mewakili Pasukan Komando Aksi dan Adi yang

merupakan Ikon dari PKI karena Adi adalah adik dari anggota PKI.

 

Page 97: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

83

b. Beberapa Dialog-dialog pada tiap scene yang yang dilakukan oleh

Adi dan keluarganya kepada para anggota Pasukan Komando Aksi

yang telah membnuh abangnya menjadi indeks terhadap kekerasan

yang terjadi.

c. Beberapa reka ulang adegan menjadi simbol dari pelanggaran Hak

Asasi Manusia karena disitu terdapat unsur kekerasan.

2. Berbagai tanda yang digunakan dalam Film Senyap mulai dari Ikon,

Indeks, Simbol baik berupa tanda verbal dan non verbal merupakan

serangkaian tanda yang mengindikasi adanya pelanggaran Hak Asasi

Manusia dari sisi HAM Menurut Islam dan Ham Menurut Ketentuan

Negara.

B. Saran

Saran-saran yang bisa diberikan peneliti dan bisa dijadikan bahan masukan

dan evaluasi terhadap film Senyap, saran-saran ini ditunjukan kepada:

1. Baiknya sutradara tidak melebih-lebihkan atau mengurangi adegan pada

saat wawancara Adi terhadap Para anggota Pasukan Komando Aksi, sebab

pada Scene ke tiga belas dimana adi sedang mewawncarai Pimpinan

DPRD Serdang Berdagai peneliti menemukan kejanggalan berupa suara

percakapan yang tidak stabil, sehingga terkesan seolah telah diedit.hal ini

dimaksudkan agar para penikmat film mengetahui realitas yang

sebenarnya dari film Senyap. mengingat film ini sangat bersinggungan

dengan Hak Asasi Manusia.

 

Page 98: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

84

2. Untuk khalayak pecinta film agar lebih teliti melihat makna film yang

ditonton. Serta harus cermat dalam memaknai pesan yang disampaikan

oleh sebuah film. Apalagi di dalam film ini terdapat sejarah kelam negeri

ini. serta penikmat film harus mengambil pelajaran yang bisa dipetik dari

tanda-tanda yang disampaikan dalam film Senyap ini.

 

Page 99: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

85

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Mulyana Deddy, Metodelogi Penelitian Kualitatif, bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2007

Earl, Babbie. The Practice of Social Research, Belmot: Wodsworth Publishing Company,1998

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2007

Askurifai Baksin, Membuat Film Indie itu Gampang, Bandung: Katarsis, 2003

Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2014

Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta: Jalasutra, 2010

Y.S. Gunadi dan Djony Heffan, Himpunan Istilah Komunikasi, Jakarta: PT Grasido, 1998

Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh, Tragedi Nasional Percobaan KUP G 30 S/PKI di Indonesia, (Jakarta: PT. Pembimbing Masa 1968

Himawan Pratista, Memahami Film, Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008

Elizabeth Lutters, Kunci Sukses Menulis Skenario, Jakarta: Grasindo, 2004

Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi-Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi,h.7

Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, Yogyakarta: Jalasutra, 2013

Yasraf Amir Piliang, Serba-Serbi Semiotika, Jakarta: Gramedia, 1992

Alek Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009

Benny H. Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, Jakarta: Komunitas Bambu,2011

 

Page 100: ANALISIS SEMIOTIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA …

86

Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2006

Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas, Yogyakarta: Jalasutra, 2011 A. Widiada Gunakaya, Hukum Hak Asasi Manusia, Yogyakarta: ANDI, 2017

Landasan Hukum Dan Rencana Aksi Nasional Ham Di Indonesia 2004 - 2009, Jakarta: Kedeputian Menteri Sekertaris Negara Bidang Dukungan Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan HAM Departemen Hukum Dan HAM , 2004-2009

B. Sumber Internet

http://lifestyle.bisnis.com/read/20170114/254/619519/film-indonesia-2016-jumlah penonton-capai-345-juta-, Diakses pada 25 Maret 2017 http://www.antaranews.com/berita/452528/film-senyap-raih-lima-penghargaan-di-italia#, Diakses pada 25 Maret 2017

IMDB, Joshua Oppenheimer, http://m.imdb.com/name/nm1484791/?ref_=m_tt_cl_dr artikel diakses pada 29 november 2017

Film senyap.com, produser Signe Byrge Sørensen https://filmsenyap.com

artikel diakses pada 29 november 2017 Sinopsis Film Senyap Diakses pada 25 Maret 2017

https://www.imdb.com/title/tt3521134/ Sinopsis Film Senyap Diakses pada 25 Maret 2017

http://filmsenyap.com/#Sinopsis