ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

88
ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN MEROKOK DI KOTA MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh Rosana Suci Ramadhani Ba’amran 10533760014 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2018

Transcript of ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Page 1: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER

LARANGAN MEROKOK DI KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Rosana Suci Ramadhani Ba’amran

10533760014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

2018

Page 2: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“ Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan

Allah”

( HR. Turmudzi )

Terkadang yang kita pikirkan itu sudah baik tapi belum tentu baik bagi

orang lain, terkadang yang kita anggap itu sudah benar tapi belum tentu

benar bagi orang lain, belajarlah saling mengerti , menerima dan

memahami satu sama lain, dan saat itulah engkau akan mengerti arti

sebuah hubungan.

Kupersembahkan karya ini kepada:

Kedua orang tuaku, Awab Abdi Ba‟amran, Kurniati Jabbar , saudaraku M. Firza

Ba‟amran, Thalita Ba‟amran, dan orang yang selalau memberikan semangat

kakanda Jufrianto serta sahabat-sahabatku tercinta atas bantuan serta doa yang

tak henti-hentinya mereka berikan dalam mewujudkan angan dan mimpi serta

segenggam harapan yang mulia demi masa depanku. InsyaAllah kelak karya ini

akan aku aplikasikan kepada bangsa, negara, dan agamaku demi membawa nama

baik almamaterku tercinta.

Page 3: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

ABSTRAK

Rosana Suci Ramadhani Ba‟amran. 2018. Analisis Semantik-Semiotik Pada

Poster Larangan Merokok di Kota Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I St. Suwadah Rimang dan pembimbing

II Amal Akbar.

Poster merupakan salah satu media iklan dalam bentuk cetak dan dapat

dipajang dimana saja. Keberadaannya sangat menarik karena memadukan unsur

kata yang singkat dan gambar dalam satu tempat, sehingga memungkinkan para

pembaca agar mudah membacanya. Dikota Makassar terdapat beberapa tulisan

larangan merokok melalui sebuah poster ataupun tulisan-tulisan di tembok.

Penelitian mengenai poster larangan merokok ini menggunakan

pendekatan kualitatif, merupakan penelitian yang menghasilkan data-data

deskriptif dan mendalam. Dan menggunakan analisis semiotik dari teori Roland

Barthes, melihat tanda dan makna dari kode-kodenya. Unsur semiotika dalam hal

ini terdiri dari lima kode. Adapun kode-kode tersebut ialah: pertama, kode

hermeunetik, yaitu artikulasi berbagai cara pertanyaan, teka-teki, respon, enigma,

penangguhan jawaban, dan akhirnya menuju pada jawaban . kedua, kode

semantik, yaitu kode yang mengandung konotasi pada level penanda. Ketiga,

kode simbolik, yaitu kode yang berkaitan dengan psikoanalisis, antitesis,

kemenduaan, pertentangan dua unsur. Keempat, kode narasi atau proairetik, yaitu

kode yang mengandung cerita, urutan, narasi atau antinarasi. Dan yang kelima,

kode kebudayaan atau kultural, yaitu suara-suara bersifat kolektif, anomin, bawah

sadar, mitos, kebijaksanaan, pengetahuan, sejarah, moral, psikologi, sastra, seni,

legenda.

Poster yang diteliti berjumlah 6 buah terdiri dari poster larangan merokok

di pesantren ulil albab terdapat 2 poster, di jalan Sultan Alauddin tepatnya di

Unismuh Makassar, di jl. Batua raya SMPN 8 Makassar, dan di puskesmas

Mamajang terdapat 2 poster. Dalam penelitian ini, yang menjadi perumusan

masalah yakni apa makna semantik-semiotik yang terkandung di dalam poster?

Dapat disimpulkan bahwa makna yang terkandung dalam poster menyatakan

bahwa menjaga kesehatan di setiap tempat adalah tindakan yang sangat bijak,

menjaga kesehatan setiap tempat adalah perbuatan yang mencerminkan tingkat

keimanan yang baik dari seseorang. Jika diaplikasikan dengan menggunakan teori

dari Barthes, maka seluruh poster dapat mempunyai makna pengetahuan karena

mempunyai unsur kode kebudayaan dengan unsur pengetahuan mengenai bahaya

merokok di sembarang tempat.

Kata Kunci: analisis semantik- semiotik, poster larangan merokok.

Page 4: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk mewakili atas

segala karuniah dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah

pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu,

Sang Khalik, sehingga skripsi dengan judul “Analisis Semantik-Semiotik pada

Poster Larangan Merokok di Kota Makassar” dapat diselesaikan dengan baik.

Salawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad saw.

Skripsi ini disusun berdasarkan berbagai referensi yang sungguh sangat

membantu dalam mengembangkan dan mengaplikasikan materi dalam proposal

ini. Tujuan penulisan skripsi ini yaitu untuk melengkapi bahan bacaan bagi

mahasiswa jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Skripsi ini sangatlah

jauh dari kesempurnaan dan penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan serta doa dari berbagai pihak.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan

skripsi ini. Segala hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang

tua, Awab Abdi Ba‟amran dan Kurniati Jabbar yang telah berjuang, berdoa,

mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses

pencarian ilmu. Demikian pula adanya dengan para keluarga besar terkhusus B.

Kepada Ibunda Dr. St. Suwadah Rimang, M.Hum, dan Dr. Amal Akbar, S.Pd.,

M.Pd., selaku pembimbing I dan pembimbing II, yang telah memberikan

bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga

selesainya skripsi ini.

Page 5: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada bapak Dr. H. Rahman

Rahim. S.E. M.M., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib,

M.Pd.,P.Sd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar, Dra. Munirah, M.Pd., ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Dsr. H. Hambali, S.Pd., M.Pd.,

selaku Penasehat Akademik serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam

lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan

yang sangat bermanfaat bagi penulis. Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya

juga penulis ucapkan kepada teman-teman seperjuanganku, yang selama ini tak

pernah henti memberikan bantuan dan semangat, serta seluruh rekan kelas B dan

segenap mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan

2014. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi

ini sangat jauh dari kesempurnaan karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah

swt.. Oleh karena itu, demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang

sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini

bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang

membutuhkan, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.

Makassar, Juli 2018

Rosana SR Ba‟amran

xi

Page 6: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

KARTU KONTROL I ............................................................................................ ii

KARTU KONTROL II .......................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... v

SURAT PERNYATAAN....................................................................................... vi

SURAT PERJANJIAN ......................................................................................... vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... viii

ABSTRAK ............................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 8

1. Penelitian yang Relevan .................................................................. 8

2. Semantik ........................................................................................ 11

3. Semiotik ....................................................................................... 23

4. Poster ............................................................................................ 30

5. Merokok ......................................................................................... 35

6. Larangan Merokok ......................................................................... 39

B. Kerangka Pikir ................................................................................... 40

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................................ 43

Page 7: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

B. Batasan Istilah ........................................................................................ 44

C. Data dan Sumber Data ........................................................................... 45

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 46

E. Teknik Analisis Data ............................................................................. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian ....................................................................................... 48

B. Pembahasan ............................................................................................ 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 71

B. Saran .... .................................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 73

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 8: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dan bahasa merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Dikatakan demikian karena bahasa merupakan alat komunikasi dalam

kehidupan sehari-hari. Manusia melakukan sesuatu menggunakan bahasa

dengan cara bertutur, menulis, mendengarkan dan membaca. Dengan adanya

bahasa, pesan atau gagasan yang ada disekitar manusia dapat ditanggapi,

disusun, diungkapkan, bahkan dikembangkan kembali sebagai bahan

komunikasi. Kegiatan berkomunikasi melalui bahasa tidak terjadi dengan

sendirinya. Dengan kata lain, komunikasi tidak hanya sebuah peristiwa,

melainkan peristiwa bahasa yang diatur secara sistematis oleh manusia.

Komunikasi mempunyai fungsi, makna, maksud, dan tujuan tertentu. Hal ini

dipengaruhi oleh situasi dan konteks bahasa. Sebagai alat komunikasi, bahasa

dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu ragam lisan dan tulisan.

Dibandingkan ragam lisan, ragam tulisan lebih mengutamakan

kejelasan struktur kalimat, karena ragam tulis tidak disertai dengan gerak-

gerik, pandangan dan anggukan sebagai tanda penegas seperti yang terdapat

pada ragam lisan. Dalam ragam tulisan tidak digambarkan tinggi rendahnya

nada atau panjang pendeknya suara yang dapat menimbulkan nuansa arti. Oleh

karena itu, kalimat dalam ragam tulis bagi penutur yang cermat sering dikaji,

dan disunting sebelum disajikan dalam bentuk yang terakhir (Muji, 1997:49).

Dalam bahasa tulis rangkaian bunyi yang didengar sambung-menyambung 1

Page 9: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

dapat diwakili oleh rangkaian huruf (ejaan) yang disertai tanda baca.Salah satu

ragam bahasa tulis yang banyak ditemui dalam masyarakat adalah ragam

bahasa poster. Bahasa Poster (BP) adalah salah satu bentuk tindak tutur yang

sangat berkaitan dengan konteks wacana.

Poster adalah salah satu media cetak yang tidak hanya menampilkan

gambar-gambar kosong yang memikat mata, tetapi juga sebagai media yang

dapat memberikan informasi pada khalayak. Jika kita lihat sekilas, poster

hanyalah gambar-gambar biasa ataupun tulisan-tulisan sederhana yang dibuat

dengan perpaduan warna misalnya, ataupun dibuat dengan iringan kata-kata

yang mampu menarik perhatian, tetapi jika kita teliti lebih dalam, poster

memiliki karakter yang kuat ataupun bentuk tulisan yang menarik. Disamping

gambar dan warna yang menarik, poster disandingkan dengan kalimat-kalimat

singkat, agar mudah dipahami ataupun mampu menarik perhatian para

khalayak akan pesan dari poster tersebut.

Bercerita mengenai poster itu sendiri, sebenarnya poster pada awalnya

lahir dari bentuk perlawanan King (1483-1546), seorang biarawan katolik dari

Ordo Santo Agustinus yang di mata katolik berbalik menjadi bid‟ah. Martin

memilih poster sebagai media informasi kepada khalayak karena poster

dianggap sebagai media paling produktif untuk menyampaikan informasi

dengan mereka yang buta huruf, poster dapat menyampaikan pesan tanpa

harus bisa membaca.

Poster merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi dalam bidang

media cetak. Kemajuan teknologi ini tidak lepas dari era globalisasi yang kian

Page 10: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

hari menunjukkan eksistensinya. Globalisasi merupakan suatu kondisi di mana

batas-batas geografis seolah-olah tidak ada. Penduduk dunia berada dalam

ruang kaca di mana mereka dapat melihat kejadian di luar daerahnya dengan

jelas tanpa perlu mendatangi daerah tersebut. Keadaan ini merupakan dampak

dari pesatnya perkembangan teknologi.

Pemberitahuan ataupun penyampaian merupakan salah satu bentuk

komunikasi antara penyampai dan para pelaku atau dalam hal ini seseorang

yang dituju oleh penyampaian tersebut. Tujuan sebuah penyampaian ataupun

pemberitahuan adalah untuk memberitahukan seseorang tentang sebuah

informasi ataupun sebuah larangan ketika itu bersifat larangan. Pada

umumnya pemberitahuan itu dirancang sedemikian rupa untuk kemudian

dapat memberikan pemahaman yang baik terhadap si pembaca ataupun dalam

hal ini kepada orang yang di maksud. Untuk itu, peran bahasa sangatlah

penting. Dengan bahasa yang menarik, indah dan sesuai dengan sasaran yang

hendak dicapai akan lebih mudah dimengerti. Bahasa di dalam poster,

spanduk ataupun tulisan langsung selama ini yang biasa di gunakan tidak bisa

lepas dari tindak tutur atau tindak ujar sebagai alatnya. Hal ini berpengaruh

terhadap keragaman jenis tuturan yang digunakan.

Kajian dalam penelitian ini difokuskan pada wacana penyampaian

berbahasa Indonesia dalam poster . Penyampaian berbahasa Indonesia di

poster sangat efektif karena mudah dimengerti oleh seseorang. Oleh sebab itu

bentuk tuturan dalam poster yang disampaikan pada poster harus mampu

membuat pembaca itu mengerti akan maksud dan tujuan dari penyampaian

Page 11: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

tersebut. Dalam penelitian ini, penulis akan mengamati, meneliti, dan mencari

data mengenai “Analisis Semantik-Semiotik pada Poster Larangan Merokok

di Kota Makassar”.

Menggunakan poster sebagai media untuk memberikan informasi

tentang larangan merokok dianggap sangat efektif, mengingat bahwa

merokok adalah suatu limbah yang dapat menganggu kesehatan baik yang

merokok maupun yang ada disekitarnya. Dari sisi kesehatan bahaya

merokoksudah tidak terbantahkan lagi, bukan hanya sekedar konsep belaka,

namun fakta membuktikan bahwa merokok adalah salah satu faktor utama

yang mengakibatkan sesorang terserang penyakit. Poster penyampaian dalam

penelitian ini merupakan pemberitahuan ataupun pengumuman larangan

merokokdi tempat yang disampaikan melalui poster ataupun tulisan-tulisan

pada papan dan tembok. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah

poster atau spanduk .

Penyimpangan dalam pemakaian bahasa Indonesia masih terjadi baik

lisan maupun tertulis. Salah satu penyebab penyimpangan dan pemakaian

unsur-unsur bahasa tertentu dalam penggunaan suatu bahasa biasanya terdapat

pada unsur semantik-semiotik.

Kesalahan semantik-semiotik dapat terjadi ketika dwibahasawan

menggunakan bahasa selain bahasa Indonesia ataupun dalam penggunaan

bahasa Intersebut diselipkan kata-kata yang tidak memenuhi ketentuan

berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan kata lain, bahasa yang tidak

memenuhi kaidah-kaidah berbahasa yang baik dan benar mampu

Page 12: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

memengaruhi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bukan

hanya itu, penggunaan bahasa yang tidak benar tersebut bisa saja

menimbulkan sebuah masalah yang tidak kita harapkan.

Semantik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang

makna kata dan kalimat. Sedangkan semiotik itu sendiri adalah salah satu

bagian dari ilmu semantik. Kemudian dalam pembagian ilmu semantik ini

salah satunya adalah semiotik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

semiotik diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem

tanda dan lambang dalam kehidupan manusia.

Hal yang kemudian melandasi penulis dalam memilih judul tersebut

adalah karena begitu banyak poster-poster larangan merokok yang keluar dari

konsep makna yang sebenarnya. Bahasa yang digunakan dalam poster

penyampaian seharusnya dibuat dengan jelas dan terstruktur agar

menimbulkan daya pengaruh bagi pembaca. Namun pada kenyataanya ada

beberapa tempat dan beberapa poster yang justru menggunakan bahasa yang

ambigu dalam penyampaiannya tersebut. Kepedulian akan muncul jika

didasari kesadaran akan pentingnnya kepedulian tersebut. Memang sedikit

sekali orang yang mau mengorbankan kepentingan lingkungan hidup,

termasuk untuk makhluk hidup bukan manusia. Hal itulah yang kemudian

membuat peneliti tertarik untuk mengkaji makna bahasa pada poster

pengumuman untuk tidak merokokpada kota Makassar.

Poster larangan merokok di kota Makassar ini dijadikan objek

penelitian karena di Makassar terdapat beberapa tempat dan beberapa poster

Page 13: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

yang menggunakan bahasa yang tidak seharusnya digunakan dalam sebuah

penyampaian ataupun pengumuman, terlebih lagi poster tersebut disaksikan

oleh banyak orang. Dengan adanya hal tersebut berarti peneliti memiliki

beberapa referensi untuk kemudian sebagai pembukti dari hal tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakangmasalah di atas, pokok permasalahan yang

perlu menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah bagaimanakah

maknasemantik-semiotik yang terkandung dalam poster larangan merokok di

kota Makassar ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna yang terkandung dalam

setiap poster larangan merokok yang ada di kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik

bersifat teoretis maupun bersifat praktis:

1. Secara teoretis.

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk

pengembangan teori kebahasaan dan menambah informasi khazanah

penelitian kajian semiotik sebagai disiplin ilmu linguistik yang memusatkan

perhatiannya pada gejala kebahasaan di masyarakat.

2. Secara praktis

Page 14: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Penelitian ini memberikan gambaran tentang makna semiotik pada

poster larangan merokok di kota Makassar, dan memperkaya wawasan

pengetahuan di bidang linguistik khususnya pengetahuan tentang semantik

(semiotik) dalam pengggunaan bahasa Indonesia. Temuan tersebut

diharapkan memberi kontribusi data dasar bagi penelitian lanjutan yang

sejenis serta dapat menambah pengetahuan bagi pembaca, peneliti dan para

pemerhati kebahasaan.

Page 15: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

Keberhasilan suatu penelitian bergantung teori yang mendasarinya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teori yang terkait,

semua teori tersebut dipaparkan sebagai berikut;

1.Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelusuran terhadap beberapa karya penelitian

sebelumnya yang memiliki tema yang hampir relevan dengan tema yang

diangkat peneliti yakni sebagai berikut: Ega Noviana Ammin Putry (2014)

dengan judul “ Analisis Struktural Semiotik puisi Pierrot dan Pierrot

Gamin karya Paul verlane “, yang mengungkapkan bahwa tujuan dari

penelitian tersebut untuk mendeskripsikan aspek bunyi, aspek metric,

aspek sintaksis,aspek semiotik, dan aspek semantik.

Penelitian selanjutnya oleh Rois (2011) dengan judul “ Analisis

Semiotik Film Sang Pencerah “ yang mengungkapkan dalam skripsinya

bahwa tujuan dari penelitian tersebut adalah mengetahui makna (petanda)

secara denotasi, konotasi, dan mitos yang terdapat dalam film Sang

Pencerah (penanda). Serta mengetahui pesan yang terdapat dalam film

Sang Pencerah. Untuk penelitian relevan yang ketiga adalah Sopianah

(2010) dengan judul “ Analisis Semiotik terhadap Iklan Susu Bendera

Edisi Ramadhan 1430 H di Televisi “, yang dalam skripsinya

8

Page 16: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

mengungkapkan bahwa tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk

mengetahui makna denotasi, konotasi dan mitos yang terdapat dalam iklan

Susu Bendera Edisi Ramadhan 1430 H di Televisi.

Adapun penelitian yang hampir serupa dengan penelitian ini dan

bersumber dari jurnal yakni: Jurnal yang di susun oleh Novi Veralina

(2013) dengan judul jurnal Analisis Semiotik Makna Pesan Non Verbal

dalam Iklan Class Mild Versi “Macet” di Media Televisi. Dalam

jurnalnya, Novi menuliskan bahwa tujuan dari penulisan tersebut adalah

untuk mengetahui makna non verbal yang terkandung dalam iklan class

mildversi “Macet” di media televisi tersebut dengan mengidentifikasi

tanda non verbal yang terdapat dalam iklan dengan menggunakan analisis

semiotika. Untuk selanjutnya Jurnal yang di tulis oleh Murti Candra Devi

dengan judul jurnal Representasi Pakaian Muslimah dalam Iklan (

Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce pada Iklan Kosmetik Wardah

di Tabloid Nova ). Dalam jurnalnya, Novi mengemukakan bahwa yang

menjadi perhatiannya dalam penelitian itu kemudian adalah iklan di media

cetak. Kenapa dan untuk apa media cetak membutuhkan perhatian adalah

karena kekuatan advertismentmedia cetak yang memiliki kompleksitas di

balik sebuah pesan visual sederhana. Dan untuk penelitian relevan ketiga

yang bersumber dari jurnal ada penelitian yang di tulis oleh Ricky

Widianto, Desie. M.D. Warouw dan juga Johny.J.Senduk yang dalam

tulisannya ia mengatakan film tersebut bersifat kontroversial dan

menciptakan banyak polemik dikalangan khalayak, inilah yang kemudian

Page 17: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

menarik perhatian Ricky Dkk untuk menjadikan film tersebut bahan

penelitiannya.

Berdasarkan temuan-temuan di atas, ditunjukkan bahwa tema yang

diangkat penulis memiliki perbedaan oleh kedua penulis yang telah

disebutkan di atas. Pertama, dilihat lebih dekat kalau dibandingkan dengan

penelitianEga Noviana Ammin Putry berbeda sasaran yang akan diteliti.

Sasaran peneliti adalah mencari tahu makna semiotik pada poster larangan

merokok di kota Makassar. Sedangkan, penelitian Ega Noviana Ammin

Putry mengungkapkan bahwa tujuan penelitiannnya adalah untuk lebih

mengetahui aspek bunyi, aspek metrik, aspek sintaksis, aspek semiotik,

dan aspek semantik.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan penelitian dari Amin

Rois, subjek dan objek yang diteliti berbeda. Objek yang diangkat penulis

yaitu Analisis Semantik-Semiotik pada Poster Larangan Merokok di Kota

Makassar. Sementara, pada karya penelitian Amin Rois adalah Analisis

Semiotik Film Sang Pencerah. Subjek sasaran pun berbeda, subjek

penelitian penulis adalah masyarakat kota Makassar, sedangkan subjek

Masrurah Mochtar dilaksanakan dengan meneliti film Sang Pencerah.Oleh

karena itu, dengan permasalahan Analaisis Semantik-Semiotik pada Poster

Larangan Merokok di Kota Makassar, layak untuk dikaji lebih lanjut untuk

dijadikan sebagai objek penelitian ini.

Berdasarkan penelitian yang relevan di atas, maka peneliti mampu

mengetahui bahwa persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama

Page 18: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

meneliti tentang semiotik yang terdapat dalam sebuah wacana ataupun

dalam sebuah poster.

2. Semantik

a. Pengertian Semantik

Semantik berasal bahasa Yunani Sema (Nomina) „tanda‟: atau dari

verba samaino „menandai‟, „berarti‟. Istilah tersebut digunakan oleh

para pakar bahasa untuk menyebut bagian ilmu bahasa yang

mempelajari makna. Dalam buku Pengantar Semantik yang ditulis oleh

Stephen Ullmann menyatakan bahwa semantik (semantics) adalah

cabang utama linguistik yang khusus menyangkut kata yaitu etimologi,

studi tentang asal usul kata, dan semantik atau ilmu makna, studi

tentang makna.

Perkembangan tentang semantik dapat dibagi ke dalam tiga fase.

Pertama, yang meliputi masa kira-kira setengah abad (dimulai sejak

1923), banyak yang melukiskan sebagai “periode bawah tanah”

daripada semantik, sejak kira-kira tahun 1825 ahli klasik, C.Chr.Reisig,

mengemukakan sebuah konsep tentang tata bahasa. Dalam kuliah-

kuliahnya di Halle tentang filologi bahasa Latin dia memunculkan ilmu

semasiologi, studi tentang makna, sebagai salah satu bagian dari tiga

bagian dalam tata bahasa. Dua bagian lainnya ialah etimologi dan

sintaksis. Dia menganggap semasiologi sebagai suatu disiplin historis

yang hendak mencari “prinsip-prinsip yang menguasai perkembangan

makna”. Sebagaimana kalsifikasinya yang tentatif tentang perubahan-

Page 19: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

perubahan makna menunjukkan, Reisig memang belum mempunyai

gagasan yang cukup jelas tentang semasiologi itu; tetapi dia telah

mengambil langkah-langkah menentukan dengan memberikan tempat

tersendiri bagi makna itu dalam studi kebahasaan. Inisiatif Reisig tadi

diterima oleh rekan-rekannya di Jerman yang melihat bahwa dalam

gagasan Reisig itu terdapat suatu reaksi sehat menentang penjajahan

(praokupasi) studi fifologi.

Kemudian fase kedua dalam sejarah ilmu semantik dimulai pada

awal 1880-an sampai kira-kira setengah abad kemudian. Fase ini

dimulai dengan munculnya tulisan Michel Breal (1883) dalam sebuah

jurnal klasik. Dalam artikel ini Breal membuat kerangka program

sebuah ilmu pengetahuan “baru” dan memberikan sebuah nama yang

sampai sekarang masih terkenal yaitu Semantik, ilmu tentang makna,

seperti halnya Reisig sebelumnya, menganggap semantik sebagai studi

yang murni historis. Pada fase ketiga atau fase baru telah terjadi

kemajuan pesat studi tentang perubahan makna. Para ahli semantik

secara perlahan-lahan memisahkan diri dari kategori-kategori kuna

yang diwariskan oleh ilmu retorik, dan berpindah mendekat pada

disiplin lain yang lebih dekat seperti filsafat, psikologi, sosiologi,

sejarah peradaban, untuk membina pengertian yang lebih mendalam

tentang makna.

Kambartel (dalam Bauerk, 1979: 195)

Semantik mengasumsikan bahwa bahasa terdiri dari struktur yang

Page 20: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

menampakan makna apabila dihubungkan dengan objek dalam

pengalaman dunia manusia. Menurut Ensiklopedia Britanika

(Encyclopedia Britanica, vol.20, 1996:313) Semantik adalah studi

tentang hubungan antara suatu pembeda linguistik dengan hubungan

proses mental atau simbol dalam aktifitas bicara. Ditambahkan pula

oleh Chaer semantik adalah ilmu tentang makna atau arti. Yaitu salah

satu dari tiga tataran analisis bahasa (fonologi, gramatikal, dan

semantik)

Charles Morrist mengemukakan bahwa semantik menelaah

“hubungan-hubungan tanda-tanda dengan objek-objek yang merupakan

wadah penerapan tanda-tanda tersebut”. Tarigan (1985:7) Menelaah

lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan hubungan makna

satu dengan yang lain, dan pengaruhnya terhadap manusia dan

masyarakat. Sedangkan Ferdinand de Saussure (1966) Semantik terdiri

dari:

1. Komponen yang mengartikan, yang berwujud bentuk dan bunyi

bahasa.

2. Komponen yang diartikan atau makna dari komponen yang

pertama itu.

b. Jenis-jenis semantik

Dijelaskan bahwa semantik adalah disiplin linguistik yang

mengkaji sistem makna. Jadi, objeknya makna. Makna yang dikaji

dalam semantik dapat dikaji dari banyak segi, terutama teori atau

Page 21: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

aliran yang berbeda dalam lingustik. Teori yang mendasari dan dalam

lingkungan mana semantik dibahas membawa kita kepengenalan

tentang jenis-jenis semantik. Jenis-jenis semantik dapat

dideskripsikan sebagai berikut.

1. Semantik Behavioris

Para penganut aliran behavioris memiliki sikap umum: (1)

penganut pandangan behavioris tidak terlalu yakin dengan istilah-

istilah yang bersifat mentalistik berupa mind, concept, dan

idea: (2) tidak ada perbedaan esensial antara tingkah laku manusia

dan hewan: (3) mementingkan factor belajar dan kurang yakin

terhadap faktor-faktor bawaan: dan (4) mekanismenya atau

determinasinya.

Berdasarkan sketsa itu makna berada dalam rentangan

antara stimulus dan respon, antara rangsangan dan

jawaban.Makna ditentukan oleh situasi yang berarti ditentukan

oleh lingkungan.Karena itu, makna hanya dapat dipahami jika ada

data yang dapat diamati yang berada dalam lingkungan

pengalaman manusia. Contoh: seorang ibu yang menyuapkan

makanan pada sibayi.

2. Semantik Deskriptif

Semantik deskriptif yaitu kajian semantik yang khusus

memperlihatkan makna yang sekarang berlaku. Makna kata ketika

kata itu untuk pertama kali muncul. Tidak diperhatikan. Misalnya

Page 22: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

dalam bahasa Indonesia ada kata juara yaitu ornag yang mendapat

peringkat teratasa dalam pertandingan tanpa memperhatikan

makna sebelumnya yaitu pengatur atau pelerai dalam persabungan

ayam. Jadi Semantik deskriptif hanya memperhatikan makna

sekarang.

3. Semantik Generatif

Konsep-konsep yang terkenal dalam aliran ini adalah: (1)

kompetensi (competence), yaitu kemampuan atau pengetahuan

bahasa yang dipahami itu dalam komunikasi: (3) struktur luar,

yaitu unsur bahasa berupa kata atau kalimat yang seperti

terdengar: dan (4) struktur dalam, yaitu makna yang berada dalam

struktur luar. Aliran ini menjadi terkenal dengan munculnya buku

Chomsky tahun 1957 yang kemudian diperbarui.

Teori semantik generatif muncul tahun 1968 karena ketidak

puasan linguis terhadap pendapat Chomsky.Menurut pendapat

mereka struktur semantik dan struktur sintaksis bersifat homogen.

Struktur dalam tidak sama dengan struktur semantik. Untuk

menghubungkannya digambarkan dengan satu kaidah, yaitu

transformasi. Teori ini tiba pada kesimpulan bahwa tata bahasa

terdiri dari struktur dalam yang berisi tidak lain dari struktur

semantik dan struktur luar yang merupakan perwujudan ujaran

kedua struktur ini dihubungkan dengan suatu proses yang disebut

transformasi.

Page 23: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

4. Semantik Leksikal

Semantik leksikal adalah kajian simentik yang lebih

memuaskan pada pembahasan sistem makna yang terdapat dalam

kata. Semantik leksikal tidak terlalu sulit. Sebuah kamus

merupakan contoh yang tepat untuk Semantik leksikal: makna

setiap kata diuraikan disitu. Jadi, Semantik leksikal

memperhatikan makna yang terdapat didalam kalimat kata sebagai

satuan mandiri.

5. Semantik Historis

Semantik historis adalah studi semantik yang mengkaji

sistem makna dalam rangkaian waktu. Studi semantik historis ini

menekankan studi makna dalam rentangan waktu, bukan

perubahan bentuk kata. Perubahan bentuk kata lebih banyak dikaji

dalam linguistik historis. Asal-usul kata menjadi bagian studi

etimilogi. Semantik ini membandingkan kata-kata berdasarkan

periode atau antara kata pada masa tertentu dengan kata pada

bahasa yang lain. Misalnya dalam BI terdapat kata padi dan dalam

bahasa jawa terdapat kata pari. Fonem/ d/ dan/ r/

berkorespondensi.

6. Semantik Logika

Semantik logika adalah cabang logika modern yang

berkaitan dengan konsep-konsep dan notasi simbolik dalam

analisis bahasa semantik logika mengkaji sistem makna yang

Page 24: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

dilihat dari logika seperti yang berlaku dalam matematika yang

mangacu kepada kata pengkajian makna atau penafsiran ajaran,

terutama yang dibentuk dalam sistem logika yang oleh Carnap

disebut semantik

Dalam semantik logika dibahas makna proporsi yang

dibedakan dengan kalimat, sebab kalimat yang berbeda dalam

bahasa yang sama dapat aja diujarkan dalam proporsi yang sama.

Sebaliknya, sebuah kalimat dapat diujarkan dalam dua atau lebih

proporsi.Proporsi boleh benar boleh salah, dan lambang disebut

sebagai variabel proporsional dalam semantik logika.

7. Semantik Struktural

Semantik struktural bermula dari pandangan linguis

struktural yang dipelopori oleh Saussure. Penganut strukturalisme

berpendapat bahwa setiap bahasa adalah sebuah sistem, sebuah

hubungan struktur yang unik yang terdiri dari satuan-satuan yang

disebut struktur. Struktur itu terjelma dalam unsure berupa fonem,

morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana yang

membaginya menjadi kajian fonologi, morfologi, sintaksis, dan

wacana.

Berdasarkan dari beberapa jenis-jenis semantik di atas

dapat disimpulkan bahwa jenis semantik yang dianalsis oleh

peneliti adalah jenis semantik leksikal. Dalam buku Dasar-dasar

Ilmu Semantik yang ditulis oleh Suhardi, menurut Kamus Besar

Page 25: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Bahasa Indonesia (1990: 510), “Leksikal adalah bersangkutan

dengan kata atau kosa kata; kamus sederhana; daftar istilah dalam

suatu bidang yang disusun menurut abjad, dilengkapi dengan

keterangan. Berdasarkan rujukan tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa makna leksikaladalah makna kata sesuai dengan yang

tertera di dalam kamus atau makna kamus.

Wijana dan Rosmadi (dalam Suhardi 2015:56), “Makna

leksikal adalah makna leksem yang terbentuk tanpa

menggabungkannya leksem tersebut dengan unsur lain. “Contoh:

Kata membaca, bacakan, membacakan, dan dibacakan, dibentuk

dari leksem yang sama, yaitu leksem bacayang mendapat atau

digabungkan dengan unsur lain, seperti mem- , -kan, mem- + -kan,

dan di- + -kan. Adapun yang dimaksud leksem baca adalah suatu

proses melihat atau memahami isi tulisan (KBBI, 1990: 62).

Makna leksikal dapat juga diterjemahkan sebagai makna leksem

sebelum leksem tersebut mendapat imbuhan atau afiks.

c. Unsur-unsur Semantik

1. Tanda dan Lambang (simbol)

Tanda dan lambang (simbol merupakan dua unsur yang terdapat

dalam bahasa. Tanda dan lambang (simbol) dikembangkan menjadi

sebuah teori yang dinamakan semiotik. Semiotik mempunyai tiga

aspek yang sangat berkaitan erat dengan ilmu bahasa, yaitu aspek

sintaksis, aspek semantik, dan aspek pragmatik. Pada aspek semantik

Page 26: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

dalam pandangan C.Morris (sign, Language, and behavior, 1946)

dalam buku Stepen Ullmann tentang teori tanda mengemukakan:

“pernyataan-pernyataan akan makna biasanya membuang sejumput

unsur yang ada pada sasaran gejala makna, sedangkan suatu semiotik

(=teori tentang tanda) yang bersifat teknis haruslah menyajikan kata-

kata yang dipertajam maknanya”.

2. Makna leksikal dan Hubungan Referensial

Unsur leksikal adalah unit yang terkecil di dalam sistem makna

suatu ilmu bahasa dan keberadaannya dapat dibedakan dari unit

terkecil lainnya. Makna leksikal dapat berupa categorematical dan

syncategorematical, yaitu semua kata dan imlpeksi, kelompok ilimiah

dengan makna struktural yang harus didefinisikan dalam satuan

konstruksi. Sedangkan hubungan referensial adalah hubungan yang

terdapat antara sebuah kata dan dunia luar bahasa yang diacu oleh

pembicaraan.

3. Penamaan

Istilah penamaan, diartikan Kridalaksana (1993), sebagai proses

pencariaan lambang bahasa untuk menggambarkanobjek konsep,

proses dan sebagainya biasanya dengan memanfaatkan

perbendaharaan yang ada antara lain dengan perubahan-perubahan

makna yang mungkin atau dengan penciptaan kata atau kelompok

kata.

Page 27: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Berdasarkan unsur semantik di atas, tanda dan lambang atau

semiotik saling berhubungan dengan semantik. Semiotik semantik

menguraikan tentang pengertian suatu tanda sesuai dengan „arti‟ yang

disampaikan. Semantik semiotik merupakan tinjauan tentang sistem

tanda yang dapat sesuai dengan arti yang disampaikan. Dalam bahasa,

semantik semiotik merupakan perwujudan makna yang ingin

disampaikan oleh penuturnya dan disampaikan melalui ekspresi

wujudnya. Wujud tersebut akan dimaknai kembali sebagai suatu hasil

presepsi oleh pendengarnya. Perwujudan makna suatu bahasa dapat

dikatakan berhasil jika makna atau „arti‟ yang ingin disampaikan oleh

penutur melalui kalimatnya dapat dipahami dan diterima secara tepat

oleh pendengarnya, jika ekspresi yang ingin disampaikan penuturnya

sama dengan presepsi pendengarnya.

Contoh:

Sebuah ambulans yang meluncur di jalan raya yang membunyikan

sirine dengan lampu merah berputar-putar, menandakan ada orang

celaka yang dilarikan ke rumah sakit. Tafsiran tanda ini berbeda jika

sirine itu berasal dari mobil polisi yang melaju di depan rombongan

pembesar, karena sirine itu menandakan bahwa ada pembesar yang

lewat. Begitu pula sirine yang disertai lampu merah berputar-putar

berbeda tafsirannya jika hal itu berasal dari mobil pemadam

kebakaran.

Page 28: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

d. Jenis-jenis Makna

1. Makna Sempit

Kridalaksana (1993: 133), menyatakan bahwa makna sempit

(specialized meaning, narrowed meaning) adalah makna ujaran yang

lebih sempit dari pada makna pusatnya; misalnya, kepala dalam

kepala batu.

2. Makna luas

Djajasudarman (1993: 8), makna luas (widened meaning atau

extended meaning) adalah makna yang terkandung pada sebuah kata

lebih luas dari yang diperkirakan

3. Makna Kognitif

Djajasudarman (1993: 9), makna kognitif disebut juga makna

deskritif atau denotatif adalah makna yang menunjukan adanya

hubungan konsep dengan dunia kenyataan. Makna kognitif adalah

makna lugas, makna apa adanya. Makna kognitif tidak hanya dimiliki

kata-kata yang menunjuk benda-benda nyata, tetapi mengacu pula

pada bentuk-bentuk yang makna kognitifnya khusus.

4. Makna Konotatif dan Emotif

Makna konotatif adalah makna yang muncul dari makna kognitif

(lewat makna kognitif), ke dalam makna kognitif tersebut

ditambahkan komponen makna lain.Makna emotif adalah makna yang

melibatkan perasaan (pembicara, pendengar; penulis dan pembaca)

kearah yang positif.

Page 29: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

5. Makna Referensial

Makna referensial adalah makna unsur bahasa yang sangat dekat

hubungannya dengan dunia di luar bahasa (objek atau gagasan), dan

yang dapat dijelaskan oleh analisi komponen; juga disebut denotasi;

lawan dari konotasi.

6. Makna Konstruksi

Makna konstruksi adalah makna yang terdapat dalam konstruksi,

misalnya „milk‟ yang dalam bahasa Indonesia diungkapkan dengan

urutan kata.

7. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal

Makna leksikal adalah makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang

benda, peristiwa, dan lain-lain. sementara, makna gramatikal adalah

makna yang menyangkut hubungan intra bahasa, atau makna yang

muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah kata di dalam kalimat. Di

dalam semantik makna gramatikal dibedakan dari makna leksikal.

Makna leksikal dapat berubah ke dalam makna gramatikal secara

operasional.

8. Makna Idesional

Makna idesional adalah makna yang muncul sebagai akibat

penggunaan kata yang berkonsep atau ide yang terkandung di dalam

satuan kata-kata, baik bentuk dasar maupun turunan.

Page 30: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

9. Makna Proposisi

Makna proposisi adalah makna yang muncul ketika kita membatasi

pengertian tentang sesuatu. Kata-kata dengan makna proposisi dapat

kita lihat di bidang matematika, atau bidang eksatra. Makna proposisi

mengandung pula makna saran, hal, rencana, yang dapat dipahami

melalui konteks.

10. Makna Pusat

Makna pusat adalah makna kata yang umumnya dimengerti

bilamana kata itu diberikan tanpa konteks. Makna pusat disebut juga

makna takberciri.

11. Makna Piktorial

Makna pictorial adalah makna suatu kata yang berhubungan

dengan perasaan pendengar atau pembaca.

12. Makna Idiomatik

Makna idiomatik adalah atau kiasan adalah pemakaian kata dengan

makna yang tidak sebenarnya.

3. Semiotik

a. Pengertian Semiotik

Semiotik berasal dari kata Yunani: semion, yang berarti tanda. Dalam

pandangan piliang, penjelajahan semiotika sebagai metode kajian ke dalam

berbagai cabang keilmuan ini dimungkinkan karena ada kecenderungan

untuk memandang berbagai wacana sosial sebagai fenomena bahasa. Dengan

kata lain bahasa dijadikan model dalam berbagai wacana sosial. Berdasarkan

Page 31: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

pandangan semiotika , bila seluruh praktik sosial dapat dianggap sebagai

fenomena bahasa, maka semuanya dapat juga dipandang sebagai tanda. Hal

ini dimungkinkan karena luasnya pengertian tanda itu sendiri.

Dalam buku Pengantar Semiotika yang ditulis oleh Kahfie

Nazaruddin menyatakan bahwa semiotika memiliki dua tokoh, yakni

Ferdinand de Saussure (1857-1913) dan Umberto Eco (1976). Kedua tokoh

tersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak mengenal

satu sama lain. Saussure di Eropa dan Peirce di Amerika Serikat.Latar

belakang keilmuannya adalah linguistik, sedangkan Peirce Filsafat.Saussure

menyebut ilmu yang dikembangkannya semiologi (semiology).

Semiologi menurut Saussure adalah ilmu yang menelaah peran tanda

sebagai bagian dari kehidupan sosial; ilmu ini meneliti hakikat tanda dan

hukum yang mengatur tanda (Saussure, 1993:82).Jelas bahwa Saussure

melihat tanda sebagai bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sosial

manusia. Di dalam latar kehidupan sosial itu,tanda menjalankan peranannya.

Dengan kata lain, tanda memiliki fungsi dan makna sosial. Melanjutkan

lopgika itu, masuk akal bilamana kita katakana bahwa semiotika yang

mempelajari tanda sebagaimana baru saja dipaparkan, memiliki juga fungsi

dan makna sosial.

Ada lima pandangan Saussure tentang prinsip dasar semiotika yaitu

pertama, signifier (penanda) dan signified (petanda); kedua, form (bentuk)

dan content (isi); ketiga, langue (bahasa) dan parole (tuturan, ujaran);

Page 32: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

keempat, synchronic (sinkronik) dan diachronic (diakronik); dan kelima,

syntagmatik (sintagmatik) dan associative (paradignatik).

Sedangkan Eco (dalam Nazaruddin 1976:3), semiotika adalah

menelaah segala sesuatu yang dapat ditanggapi sebagai tanda. Defenisi itu

hampir tidak berbeda dengan defenisi singkat mengenai semiotika di awal

bab ini (semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda). Namun, ada

perbedaan penting.Eco menekankan peran subjek yang memberikan

tanggapan terhadap sesuatu sehingga sesuatu itu menjadi tanda, bukan lagi

objek yang tanpa arti.

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda (sign),

berfungsinya tanda, dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi

seseorang berarti sesuatu yang lain. Dalam pandangan Thomas (dalam

Nazaruddin 2015:4), mengatakan bahwa tanda memungkinkan manusia (1)

mengisyaratkan keberadaannya, (2) mengomunikasikan pesan, dan (3)

membangun model pada informasi yang diperolehnya dari dunia eksternal.

Selanjutnya, beliau menyatakan bahwa semiotic adalah ilmu yang

mempelajari fungsi-fungsi itu.Tampak betapa Sebeok mengemukakan

definisinya dengan titik tolak tanda beserta fungsi-fungsinya.

Sampai sejauh ini, bidang-bidang study semiotika sangatlah beragam,

mulai dari kajian perilaku komunikasi hewan (zoosemiotics) sampai dengan

analisis atau sistem-sistem pemaknaan seperti komunikasi tubuh (kinesik dan

proksemik), tanda-tanda bebauan (olfactory signs), teori estetika, retorika,

dan seterusnya (lihat Eco, 1979: 9-14; Hawkes, 1978: 124). Ruang lingkup

Page 33: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

studi semiotika, dengan demikian, sangatlah luas sehingga mungkin akan

menimbulkan kesan sebagai suatu ilmu dengan, meminjam istilah Eco (1979:

6), “imperialisme” yang arogan. Sementara itu, bila kita mengikuti Morris

(1938: 6; dalam Levinson, 1983: 1), seorang filsuf yang juga menaruh

perhatian atas ilmu tentang tanda-tanda, semiotika pada dasarnya dapat

dibedakan kedalam tiga cabang penyelidikan (branches of inquiry), yakni

sintatik, semantic, dan pragmatik.

1. Sintaktik (syntactic) atau sintaksis (syntax): suatu cabang

penyelidikan semiotika yang mengkaji “hubungan formal diantara

satu tanda dengan tanda-tanda yang lain”. Dengan kata lain, karena

hubungan-hubungan formal ini merupakan kaidah-kaidah yang

mengendalikan tuturan dan interpretasi, pengertian sintaktik kurang

lebih adalah semacam “gramatika”.

2. Semantik (semantics): suatu cabang penyelidikan semiotika yang

mempelajari “hubungan di antara tanda-tanda dengan designate atau

objek-objek yang diacunya”. Bagi Morris, yang dimaksudkan

dengan designate adalah makna tanda-tanda sebelum digunakan

didalam tuturan tertentu.

3. Pragmatik (pragmatics): suatu cabang penyelidikan semiotika yang

mempelajari “hubungan di antara tanda-tanda dengan interpreter-

interpreter atau para pemakainya” pemakaian tanda-tanda

Pragmatiksecara khusus berurusan dengan aspek-aspekkomunikasi,

khususnya fungsi-fungsi situasional yang melatari tuturan.

Page 34: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara

tanda dan rujukan pada realitas, yang menghasilkan makna yang eksplisit,

langsung, dan pasti. Sedangkan konotasi adalah tingkat pertandaan yang

menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, yang di dalamnya beroperasi

makna yang bersifat implisit dan tersembunyi.

Secara sederhana, denotasi dijelaskan sebagai kata yang tidak mengandung

makna atau perasaan-perasaan tambahan. Maknanya disebut makna denotatif.

Makna denotatif memiliki beberapa istilah lain seperti makna denotasional, makna

referensial, makna konseptual, atau makna ideasional. Sedangkan konotasi adalah

kata yang mengandung arti tambahan, perasaan tertentu, atau nilai rasa tertentu di

samping makna dasar yang umum. Konotasi atau makna konotatif disebut juga

makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif.

Mitos adalah sesuatu yang berhubungan dengan kepercayaan primitif

tentang kehidupan alam gaib, yang timbul dari usaha manusia yang tidak ilmiah

dan tidak berdasarkan pada pengalaman yang nyata untuk menjelaskan dunia atau

alam disekitarnya. Mitos adalah cerita yang aneh dan seringkali sulit dipahami

maknanya atau diterima kebenarannya karena kisah di dalamnya “tidak masuk

akal”.

Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan beberapa aspek tentang

realitas dan gejala alam. Mitos merupakan sesuatu yang sudah mempunyai suatu

dominasi, dari tradisi lisan yang menceritakan mengenai hidup dan mati, manusia

dan dewa-dewi, binatang dan sebagainya. Sedangkan mitos masa kini misalnya

Page 35: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

mengenai feminitas, maskulinitas, ilmu pengetahuan (Fiske dalam Sopianah,

1990).

b. Teori Roland Barthes

Konsep dasar semiotik yang digunakan dalam penelitian ini

mengacu pada Roland Barthes yang berangkat dari pendapat Ferdinand De

Saussure.Roland Barthes melihat semiotik dari kode. Kode menurut

Piliang (1998:17), adalah cara pengkombinasian tanda yang disepakati

secara sosial, untuk memungkinkan suatu pesan disampaikan dari

seseorang ke orang lainnya. Sedangkan kode dalam terminologi

sosiolinguistik, ialah variasi tutur yang memiliki bentuk khas, serta makna

yang khas pula (Poedjo Soedarmo, (1986:27).Di dalam praktik bahasa,

sebuah pesan yang dikirim kepada penerima pesan diatur seperangkat

konvensi atau kode. Umberto Eco menyebut kode sebagai aturan yang

menjadikan tanda sebagai tampilan yang konkrit dalam sistem

komunikasi, (Eco,1979).

Kode pertama yang berlaku pada teks-teks ialah kode bahasa yang

digunakan untuk mengutarakan teks yang bersangkutan.Kode bahasa itu

dicantumkan dalam kamus dan tata bahasa.Selain itu, teks-teks tersusun

menurut kode-kode lain yang disebut kode sekunder, karena bahannya

ialah sebuah sistem lambing primer, yaitu bahasa.Sedangkan struktur

cerita, prinsip-prinsip drama, bentuk-bentuk argumentasi, sistem metric,

itu semua merupakan kode sekunder yang digunakan dalam teks-teks

untuk mengalihkan arti.

Page 36: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Roland Barthes mengelompokkan kode-kode tersebut menjadi lima

kisi-kisi kode, yakni kode hermeunetik, kode semantik, kode simbolik,

kode narasi, dank ode cultural atau kode kebudayaan (Barthes, 1974:106).

Uraian kode-kode tersebut dijelaskan oleh Pradopo (1991:80-81) sebagai

berikut:

1. Kode Hermeunetik, yaitu artikulasi berbagai cara pertanyaan, teka-

teki, respon, enigma, penangguhan jawaban, akhirnya menuju pada

jawaban. Atau dengan kata lain, kode hermeunetik berhubungan

dengan teka-teki yang timbul dalam sebuah wacana. Siapakah

mereka? Apa yang terjadi? Halangan apakah yang

muncul?Bagaimanakah tujuannya? Jawaban yang satu menunda

jawaban lain.

2. Kode semantik, yaitu kode yang mengandung konotasi pada level

penanda. Misalnya konotasi feminitas, maskulinitas, atau dengan kata

lain kode semantik adalah tanda-tanda yang ditata sehingga

memberikan suatu konotasi maskulin, feminism, kebangsaan,

kekuasaan, loyalitas.

3. Kode simbolik, yaitu kode yang berkaitan dengan psikoanalisis,

antithesis, kemenduaan, pertentangan dan unsur.

4. Kode narasi atau proairetik, yaitu kode yang mengandung cerita,

urutan, narasi atau antinarasi.

Page 37: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

5. Kode kebudayaan atau kultural, yaitu suara-suara yang bersifat

kolektif, anonym, bawah sadar, mitos, kebijaksanaan, pengetahuan,

sejarah, moral, psikologi, sastra, seni, legenda.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa teori Barthes

mengacu pada teori dari Saussure, Saussure membedakan makna

denotative dengan makna konotatif. Spradley (1997:122) menjabarkan

makna denotatif meliputi hal-hal yang ditunjukkan oleh kata-kata (makna

referensial). Piliang (1998:14) mengartikan makna denotative adalah

hubungan eksplisit antara tanda dengan referensi atau realitas dalam

pertandaan tahap denotative, pada tahap ini hanya informasi data yang

disampaikan.

Spradley (1997:123) menyebut makna konotatif meliputi semua

signifikansi sugestif dari symbol yang lebih dari pada arti referensinya.

Menurut Piliang, makna konotatif meliputi aspek makna yang berkaitan

dengan perasaan dan emosi serta nilai-nilai kebudayaan dan ideologi.

4. Poster

Menurut Bittner (Rakhmat, dalam Karnilh, dkk.1999), komunikasi

massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa

pada sejumlah besar orang. Sedangkan menurut Gerbner (1967) “Mass

communication is the tehnologically and institutionally based production

and distribution of the most broadly shared continous flow of messages in

industrial societes”. (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi

yang berlandaskan teknologi lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta

Page 38: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

paling luas dimiliki orang dalam masyarakat Indonesia ( Rakhmat, seperti

yang dikutip Komala, dalam Karnilah, dkk.1999). Adapun media yang

digunakan dalam komunikasi massa dapat melalui media elektronik juga

media cetak. Dan media poster termasuk kedalam media cetak.

a. Pengertian Poster

Poster adalah plakat yang dipasang ditempat umum (berupa

pengumuman atau iklan). Cambridge Advanced Leaner‟s

Dictionary, Cambridge University Press (dalam Safiansyah 2010),

mengartikan poster :a large printed picture, photograph or notice

which you stick or pin to a wall or board, usually for decoration

or to advertise something. Dictionary of America English (dalam

Deni Safiansyah 2010) mengartikan poster a large sheet of paper,

usually announcing some event: political works put up posters

around town their candidate‟s name and picture on it.

Dapat disimpulkan bahwa poster adalah:

1. Plakat (surat pengumuman).

2. Dipajang/dipasang ditempat umum.

3. Berukuran besar (a large of papper)

4. Tulisan dengan gambar

5. Bertujuan untuk mengenalkan, atau mempromosikan sesuatu.

Dilihat dari tujuannya, poster adalah media cetak yang di satu

pihak adalah produk kehumasan (publicity announcing some event),

Page 39: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

namun di pihak lain juga merupakan produk bisnis bisa saja dibuat jelas-

tegas, sesuai dengan tujuannya.

b. Poster sebagai produk humas: yakni sebuah poster yang dirancang

untuk mengkomunikasikan atau menjelaskan sesuatu kepada audience,

tidak atau hanya sedikit sekali unsur komunikasi bisnis didalamnya.

Artinya, tidak ada sama sekali tujuan bisnis didalam rancangan

maupun kegiatan produksi maupun exposure-nya.

Poster juga termasuk sebuah iklan, poster dengan tujuan sebagai

produk humas merupakan jenis iklan non komersial yakni iklan yang

bersifat secara tidak langsung menjual produk atau jasa. Yang

termasuk kedalam iklan ini antara lain:

1. Iklan Public relations: iklan yang bertujuan memberikan

informasi-informasi penting tentang perusahaan kepada

publiknya. Seperti: pengumuman, pergantian direksi,

pelayanan perusahaan, pindah gedung, ganti nomor telepon,

gangguan pelayanan dan sebagainya.

2. Iklan rekrutmen (iklan lowongan kerja)

3. Iklan layanan masyarakat: iklan yang berisi pesan-pesan

yang mengingatkan dan mengajak masyarakat untuk

berpartisipasi menyukseskan program-program yang

ditujukan untuk kemaslahatan bersama.

4. Iklan identitas korporat: salah satu alat pembentuk citra

adalah identitas perusahaan (korporat). Identitas perusahaan

Page 40: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

pada dasarnya merupakan simbol-simbol yang digunakan

untuk mempresentasikan perusahaan dimata publik. Oleh

karena itu diperlukan iklan yang memberikan citra baik

terhadap suatu perusahaan.

c. Poster sebagai produk bisnis: poster yang dengan sengaja dan secara

strategis dirancang untuk tujuan bisnis, untuk mendapatkan

keuntungan atau untuk mengkomunikasikan suatu produk, atau

perusahaan, agar khalayak sadar, dan akhirnya mengkonsumsi, atau

membeli suatu produk yang dikomunikasikan melalui poster tersebut.

Poster jenis ini termasuk kedalam iklan komersial, yakni iklan

yang bersifat menjual produk atau jasa secara langsung. Yang

termasuk kedalam jenis ini antara lain:

(1.) Iklan konsumen: iklan yang menjual barang-barang

konsumsi.

(2.) Iklan antarbisnis: iklan yang menawarkan barang-barang

non konsumen.

(3.) Iklan perdagangan: iklan yang menawarkan barang yang

akan dijual lagi, karena itu sasaran iklan ini adalah para

pemasok, grosir, agen, pengecer.

(4.) Iklan pengecer: iklan yang dilakukan oleh pengecer agar

dagangannya laku, misalnya iklan diskon besar-besaran.

Page 41: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

(5.) Iklan respon langsung: iklan jenis baru yang

memungkinkan khalayak bias memberikan respon

langsung ketika melihatnya.

Bila dilihat dari penjelasan di atas, maka poster yang digunakan

oleh masyarakat kota Makassar mengenai larangan merokok termasuk

kedalam poster sebagai media humas dan termasuk kedalam iklan layanan

masyarakat. Melalui iklan layanan masyarakat ini humas berupaya

mewujudkan lingkungan yang bersih dan jauh dari asap rokok

Iklan ini berusaha memersuasi orang-orang untuk bersikap dan

memerhatikan persoalan-persoalan sosial, mengubah kebiasaan yang

buruk menjadi lebih baik, menginformasikan kepada publik tentang

larangan merokok.

d. Sejarah Poster

Tidak ada yang tahu pasti, kapan poster untuk pertama kalinya di

produksi dan dipasang.Juga tidak diketahui catatan, yang pertama kali di

produksi, apakah jenis poster kehumasan atau poster bisnis.

Akan tetapi, dilihat dari sisi kreatif dan medianya, poster

merupakan perkembangan dari tulisan di dinding dan gua-gua yang sudah

lebih maju dan modern, dengan menggunakan teknik tinggi yang lebih

beradab. Didalam poster ditemukan tidak hanya pesan, tetapi juga ada

unsur-unsur lain, seperti: ilustrasi dan pewarnaan, dengan sentuhan ilmu

komunikasi modern, hal ini menunjukkan bahwa didalam memproduksi

Page 42: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

poster, dibutuhkan kreatifitas yang tinggi dan ketajaman intuisi agar poster

berhasil mencapai sasarannya.

e. Poster Larangan Merokok

Poster atau tulisan tembok adalah karya seni atau design yang

memuat komposisi gambar ataupun huruf di atas kertas atau tembok yang

besar. Pengaplikasiaannya dengan ditempel didinding atau bahkan di tulis

langsung pada tembok-tembok, dengan sifat mencari perhatian mata

sekuat mungkin, karena itu poster biasanya dengan warna kontra yang

kuat.

Poster bisa menjadi sarana iklan, pendidikan, propaganda, dan

dekorasi.Selain itu bisa pula berupa salinan karya seni terkenal.Dan poster

larangan merokok merupaakan poster sebagai sarana pendidikan, karena di

dalamnya mengandung arti tentang betapa pentingnya kesehatan dengan

tidak merokok, dengan catatan memenuhi kaidah-kaidah yang sebenarnya,

baik penulisan dan peletakan poster tersebut.

5. Merokok

Permasalahan lingkungan saat ini ada diberbagai

tempat.Permasalahan itu menyangkut pencemaran.Pencemaranasap rokok

tersebut diakibatkan oleh aktivitas manusia yang merokok. Pencemaran

asap rokok ini bahayanya sama dengan polusi yang dapat menimbulkan

berbagai macam penyakit.

a. Pengertian Merokok

Page 43: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang

digulung/dibungkus dengan kertas, daun, atau kulit jagung sebesar

kelingking dengan panjang 8-10 cm, biasanya dihisap seseorang

setelah dibakar ujungnya. Rokok merupakan pabrik bahan kimia

berbahaya. Hanya dengan membakar dan menghisap sebatang rokok

saja, dapat diproduksi lebih dari 4000 jenis bahan kimia, yang 400

diantaranya beracun dan 40 diantaranya bisa berakumulasi dalam

tubuh dan dapat menyebabkan kanker.

b. Bahan-bahan kimia rokok

Berikut adalah bahan kimia yang terkandung dalam rokok:

1. Nikotin

Kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks, zat

ini juga dapat membuat perokok menjadi kecanduan. Nikotin

yang berasal dari daun tembakau.

2. Tar

Tar yang terdiri dari 4.000 bahan kimia yang mana 60

bahan kimia diantaranya bersifat karsinogenik atau zat yang

dapat menyebabkan kanker dengan mengubah asam

deoksiribonukleat (DNA) dalam sel-sel tubuh, dan hal ini

mengganggu proses biologis.

3. Sianida

Senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano

4. Benzene

Page 44: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Benzene atau juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia

organik yang mudah terbakar dan tidak berwarna.

5. Cadmium

Cadmium adalah sebuah logam yang sangat beracun dan

radioaktif.

6. Metanol (alkohol kayu)

Alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai

metil alkohol

7. Asetilena

Asetilena merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga

merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.

8. Amonia

Amonia dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat

beracun dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.

9. Formaldehida

Cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk

mengawetkan mayat

10. Hidrogen sianida

Racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh

semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan

pestisida.

11. Arsenik

Bahan yang terdapat dalam racun tikus

Page 45: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

12. Karbon monoksida

Bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan

mobil dan motor.

c. Jenis Rokok

Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini

didasarkan atas:

1. Bahan pembungkus rokok

2. Bahan baku atau isi rokok

3. Proses pembuatan rokok

4. Penggunaan filter pada rokok

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk merokok

Faktor resiko merokok merupakan faktor penyebab pertama kali

seseorang untuk merokok atau faktor yang meningkatkan probabilitas

seseorang untuk merokok.Faktor resiko tersebut diantaranya :

1. Pengaruh orang tua

2. Pengaruh teman

3. Faktor kepribadian

4. Pengaruh iklan

5. Stres

6. Budaya

7. Pengalaman buruk

8. Kemudahan memperoleh rokok

e. Akibat atau Bahaya yang Ditimbulkan oleh Rokok

Page 46: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

1. Rambut rontok

2. Katarak

3. Kulit keriput

4. Hilangnya pendengaran

5. Osteoporosis

6. Penyakit jantung

7. Kanker

8. Tukak lambung

9. Kanker uterus

10. Disklori jari-jari

6. Larangan Merokok

Larangan merokok atau hukum bebas asap rokok adalah kebijakan

publik, termasuk hukum pidana dan peraturan keselamatan dan

kesehatan kerja, yang melarang kegiatan merokok tembakau di tempat

kerja dan ruang publik lainnya.

Pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan dalam membatasi

seseorang untuk merokok sesuai dengan aturan UUD Pasal 115 ayat 1,

mengatur mengenai “kawasan tanpa rokok antara lain fasilitas

pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat bermain

anak, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum, dan

tempat lain yang ditetapkan”, dan pada Pasal 115 ayat 2 mengatakan

bahwa “Pemerintah daerah wajib menetapkan kawasan tanpa rokok di

wilayahnya”.

Page 47: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Dijelaskan juga dalam Al-Qur‟an dalilnya adalah firman Allah

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah

adalah Maha Penyayang kepadamu.” (An-Nisa: 29).

“Dan janganlah kamu menjerumuskan dirimu sendiri dalam

kebinasaan.” (Al-Baqarah: 195).

“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum

sempurna akalnya harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang

dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan.” (An-nisa: 5).

B. Kerangka Pikir

Semantik-semiotik menguraikan tentang pengertian suatu tanda sesuai

dengan „arti‟ yang disampaikan. Semantik-semiotik merupakan tinjauan

tentang sistem tanda yang dapat sesuai dengan arti yang disampaikan. Dalam

bahasa, semantik-semiotik merupakan perwujudan makna yang ingin

disampaikan oleh penuturnya dan disampaikan melalui ekspresi wujudnya.

Wujud tersebut akan dimaknai kembali sebagai suatu hasil persepsi oleh

pendengarnya. Perwujudan makna suatu bahasa dapat dikatakan berhasil jika

makna atau „arti‟ yang ingin disampaikan oleh penutur melalui kalimatnya

dapat dipahami dan diterima secara tepat oleh pendengarnya, jika ekspresi

yang ingin disampaikan penuturnya sama dengan persepsi pendengarnya.

Poster memiliki karakteristik berupa lukisan atau gambar yang

menyampaikan suatu pesan atau ide tertentu. Dibuat dalam ukuran besar,

menggunakan kata-kata efektif, sugestif, dan mudah diingat menggunakan

Page 48: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

variasi bentuk huruf dan variasi warna yang menarik serta sederhana, tetapi

mempunyai daya tarik dan daya guna maksimal.

Lambang atau tanda ( semiotik ) sejatinya terdapat dalam setiap

tindakan, perbuatan bahkan dalam setiap kata. Hanya saja kita cenderung

tidak perduli akan makna dari tanda yang dimaksud. Dalam keseharian kita

tentunya tak asing lagi dengan yang namanya poster larangan merokok.

Selain berbahaya dan merugikan, rokok itu melemahkan tubuh, segala

sesuatu yang melemahkan tubuh dilarang (haram). Hal ini bersandar dari

hadist riwayat Ummu salamah, bahwa Rasulullah SAW melarang segala

sesuatu yang memabukkan dan melemahkan.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnnya

kesehatan, kenyamanan dan kebersihan lingkungan dari bahaya rokok,

dibutuhkan suatu media ataupun alat yang mampu memberitahukan secara

tidak langsung.

Page 49: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Bagan Kerangka Pikir

Semantik-Semiotik

Larangan Merokok

Kode

Hermeunetik

Kode

Semantik Kode

Simbolik

Analisis

Temuan

Page 50: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

BAB III

METODE PENELITIAN

Kata metode berarti cara yang telah diatur dan disusun secara

sistematis untuk mencapai suatu maksud tertentu baik dalam ilmu

pengetahuan ataupun yang lainnya. Jadi untuk memperoleh data yang

obyektif dalam penelian perlu digunakan metode atau cara. Begitupula

dalam penelitian larangan merokok dengan menggunakan kata-kata yang

kurang tepat oleh masyarakat Makassar. Penelitian ini juga melalui

tahapan-tahapan untuk mendapat hasil penelitian yang valid. Adapun

tahap-tahapnya dalam penelitian ini harus mengetahui beberapa hal

sebagai berikut:

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, yakni sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati. Kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang

mendalam, suatu data yang mengandung makna.

Pada dasarnya desain dalam penelitian kualitatif meliputi

penentuan pemilihan obyek dari mana informasi atau data akan diperoleh,

teknik yang digunakan untuk pengumpulan, serta perlakuan yang akan

diselenggarakan.

43

Page 51: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.

Dengan menggunakan metode analisis deskriptif, metode deskriptif adalah

suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek,

suatu set kondisi, suatu sistempemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa

pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk

membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena

yang diselidiki.

Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau

setandar-setandar, sehingga penelitian deskriptif ini disebut juga survey

normative. Dalam metode deskriptif dapat diteliti masalah normative

bersama-sama dengan masalah status dansekaligus membuat

perbandingan-perbandingan antar fenomena. Studi demikian dinamakan

secara umum sebagai studi atau penelitian deskriptif. Prespektif waktu

yang dijangkau dalam penelitian deskriptif , adalah waktu sekarang, atau

sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan

responden.

B. Batasan Istilah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian ini maka penulis perlu

menegemukakan definisi istilah, semantik-semiotik pada poster larangan

merokok di kota Makasar, yang akan dikaji dalam penelitian ini, yakni

makna yang terdapat pada poster larangan merokok. Disamping itu perlu

Page 52: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

adanya pemahaman agar dapat mengidentifikasi kesalahan yang timbul

pada poster larangan merokok di kota Makassar.

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kata dan kalimat

yang terdapat dalam poster larangan merokok di kota Makassar

terhadap penggunaan bahasa Indonesia sehingga menimbulkan makna

yang berbeda ataupun menimbulkan adanya makna laindengan perihal

yang ingin di sampaikan.

2. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini adalah poster yang terdapat di

sekitar masyarakat kota Makassar yang berada disekitar poster

larangan merokok tersebut. Seperti dijelaskan di atas, bahwa dipilihnya

lokasi ini dikarenakan adanya poster atau tulisan-tulisan larangan

merokok di tempat tersebut dengan menggunakan redaksi kata yang

kurang tepat dan terkesan ambigu, sehingga peneliti berpendapat

bahwa hal tersebut cocok untuk dijadikan obyek dalam penelitian

efektifitas ini. Dalam artian, kita akan tahu apakah dengan adanya

poster larangan merokok dengan menggunakan redaksi kata yang

kurang tepat tersebut mampu mempengaruhi warga sekitar untuk tidak

lagi merokok di tempat tersebut. Dan untuk penutur, peneliti ingin

mengkaji alasan-alasan yang menyebabkan penutur menggunakan

bahasa yang kurang tepat tersebut dalam penulisan posternya.

Page 53: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan teknik analisis dan dokumentasi. Teknik analisis dilakukan

dengan mengamati poster-poster larangan merokok di kota Makassar yang

kemudian mengamati lebih lanjut mengenai kode-kode ataupun lambang

yang terdapat dalam poster tersebut. Teknik dokumentasi yakni

mengumpulkan data melalui sumber-sumber yang dimaksudkan. Di

samping itu, data yang relevan dengan tujuan penenlitian ini yaitu:

Data primer yaitu data pokok yang merupakan objek kajian

penelitian ini. Data yang dimaksud adalah Poster Larangan

merokok di Kota Makassar.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk

yang lebih mudah dimengerti. Analisis yang digunakan pada penelitian ini

adalah analisis kualitatif, yaitu analisis yang diperoleh melalui proses

observasilangsung terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan data

yang sesuai dengan tujuan penelitian yang tidak memungkinkan untuk

menggunakan pengukuran secara numerik atau analisis kuantitatif.

Tahapan analisis data yang dilakukan peneliti yaitu dengan

mengapresiasikan objek penelitian sebagai langkah awal untuk memahami

film. Kemudian membedah objek penelitian untuk mencermati setiap

bagian lalu mengkombinasikan dengan data pendukung yang didapat

sehingga didapatkan pesan yang ingin disampaikan melalui film itu.

Page 54: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sistem analsisis yang

dikembangkan oleh Roland Barthes yaitu sistem konotasi dan denotasi.

Kata konotasi berasal dari bahasa latin connotare, menjadi tanda dan

mengarah kepada makna-makna kultural yang terpisah atau berbeda

dengan kata dari bentuk-bentuk komunikasi. Kata konotasi melibatkan

simbol-simbol, historis dan hal-hal yang berhubungan dengan emosional.

Denotasi dan konotasi menguraikan hubungan antara signifier dan

referentnya. Denotasi menggunakan makna dari tanda sebagai definisi

secara literal atau nyata. Konotasi mengarah pada kondisi sosial budaya

dan emosional personal.

Page 55: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Poster Larangan Merokok di Kota Makassar 1

a. Data Poster

Teks:

KAWASAN BEBAS ROKOK

b. Analisis Poster

48

Page 56: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Poster ini ditulis dan terpajang di Student Mall Unismuh tepatnya di

kampus Universitas Muhammadiyah Makassar yang terletak di Jalan. Sultan

Alauddin Kota Makassar

Berdasarkan tanda verbal dan visual dalam poster tersebut, maka kode

hermeunetik yang terkandung dalam poster dapat terlihat dari kalimat tersebut

“kawasan bebas rokok”. Kalimat tersebut secara tidak langsung mampu membuat

kita berpikir bahwa di tempat ini kita bebas untuk membawa rokok, jika seseorang

membawa atau memegang rokok di tempat tersebut berarti tidak ada orang yang

bisa melarang ataupun menegur orang tersebut, karena dalam KBBI kata “bebas”

diartikan sebagai leluasa, tidak terganggu, dan tidak ada halangan sama sekali.

Kode semantik dari poster tersebut terlihat dari gambar rokok dalam

lingkaran yang berwarna putih, kita ketahui bersama bahwa warna putih adalah

lambang kesucian yang berarti bersih, ini memberikan kita pehaman bahwa

kebersihan itu adalah sesuatu yang baik. Kemudian garis merah yang memberikan

kita pemahaman dan peringatan bahwa hal tersebut terlarang, bahaya, atau

berhenti. dengan garis merah yang seakan mencoret gambar rokok yang berwarna

hitam sebagai kombinasi yang baik dari poster tersebut, juga tak lepas dari sebuah

makna semantik, kita ketahui bahwa adanya poster tulisan “larangan bebas rokok”

dengan tanda coretan rokok yang berwarna putih dicampuri dengan warna merah

dan hitam adalah sesuatu yang dilarang, untuk tidak merokok di tempat tersebut.

Kode simbolik pada poster ini dapat dilihat dari latar tempat larangan

merokok tersebut dipasang, yakni di Student Mall Unismuh Makassar yang kita

ketahui bersama bahwa di Student Mall Unismuh Makassar ini adalah kantin atau

Page 57: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

pusat perbelanjaan atau perlengkapan mahasiswa di Universitas Muhammadiyah

Makassar. Hal ini menandakan bahwa di tempat tersebut terdapat banyaknya

mahasiswa yang sedang melakukan aktivitas seperti makan ataupun jual beli, dan

aktivitas tersebut selama tidak adanya asap rokok yang menganggu orang-orang

disekitar akan nyaman dan tidak merasa terganggu jika semua pihak tidak

mencemari tempat tersebut dengan merokok.

Kode kebudayaan disini merupakan sesuatu yang bersifat kebijaksanaan.

Hal ini dapat terlihat dari makna pada tulisan di poster tersebut. “ Kawasan bebas

rokok ”. Maksud dari tulisan tersebut ialah penulis memberikan pilihan kepada

khalayak bahwa tempat tersebut bukanlah tempat yang tepat untuk merokok, dan

jika memang kita tidak menginginkan pencemaran asap rokok disekitar kita, kita

sebaiknya tidak merokok di tempat tersebut.

Makna poster jika dilihat dari keseluruhan baik tulisan, juga kalimat

dalam poster tersebut ialah menjaga kebersihan dan kesehatan dari pencemaran

asap rokok memerlukan kesadaran semua pihak, bukan hanya penulis namun juga

pembaca termasuk pelaku perokok yang tidak menaati peraturan di tempat-tempat

tertentu. Orang yang beriman tentunya paham akan pentingnnya menjaga

kesehatan dan kebersihan dari pencemaran rokok dan terlebih orang yang bijak

tentunya tahu mana tempat yang dibolehkan untuk merokok dan mana tempat

yang dilarang untuk merokok, mana yang baik dilakukan dan mana yang tidak

baik untuk dilakukan. Lingkungan yang bebas dari asap rokok, kehidupan yang

bersih tentunya akan menjauhkan kita dari penyakit dan juga hal-hal buruk

lainnya.

Page 58: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

2. Poster Larangan Merokok di Kota Makassar II

a. Data Poster

Teks:

JIKA INGIN SEHAT& BERPRESTASI!

JANGAN MEROKOK!!!

KARENA BISA MEMBUNUHMU!!!

b. Analisis Poster

Page 59: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Poster ini terletak di Pesantren Modern Ulul Albab Jl. Deng Ramang

tepatnya di Kecamatan Biringkanayya Sudiang Raya kota Makassar. Poster ini

terlihat sangat simpel, karena hanya menggunakan besi dan papan sebagai latar

dari tulisan yang terdapat pada poster tersebut, namun hal tersebut tidak

mengurangi makna yang akan disampaikan. Justru sebaliknya, penggunaan tempat

ini sebagai latar tulisan poster sarat akan makna namun mudah untuk dimengerti

oleh khalayak yang melihat.

Tulisan pada poster yang kedua ini, yakni jika ingin sehat dan berprestasi

jangan merokok! Karena bisa membunuhmu!!! Menandakan bahwa sipenulis

menginginkan jika orang yang merokok itu tidak akan sehat dan berprestasi dan

bisa terbunuh karena rokok. Inilah yang menjadi kode hermeneutik pada poster

kedua ini. Bukan tanpa alasan mengapa pemaknaan ini yang muncul, sebab kita

ketahui bersama bahwa kesehatan, prestasi dan kebersihan itu adalah penting bagi

kehidupan, jadi jelas bahwa semakin sering orang merokok maka semakin kecil

pula peluang kesehatan dan tingkat prestasi orang tersebut, yang kemudian bisa

saja membuatnya terbunuh. Bila dilihat dari latar belakang poster, maka

mengandung kode semantik, latar belakang yang cenderung berwarna putih

menandakan kesucian dan kebersihan. Warna hijau yang terdapat dalam tulisan

kata “sehat” mengartikan kesejukan, keberuntungan dan kesehatan. Warna merah

yang terdapat pada tulisan kata “merokok”dan kata “membunuhmu” mengartikan

sebuah peringatan yang disampaikan oleh penulis kepada khalayak tentang

larangan merokok di tempat tersebut. Teks yang terdapat dalam poster tersebut

Page 60: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

mempunyai makna yang jelas, yakni memberikan peringatan kepada semua pihak

agar tidak merokok di tempat tersebut.

Kode simbolik pada poster ini dapat dilihat dari latar tempat larangan

merokok tersebut dipasang, yakni di sekolah Pesantren Moderen Ulul Albab di

Kota Makassar yang kita ketahui bersama bahwa di pesantren ini terdapat para

santri atau siswa-siswi. Hal ini menandakan bahwa di tempat tersebut terdapat

banyaknya guru dan santri-santri pesantren yang sedang melakukan aktivitas

belajar mengajar, dan aktivitas tersebut selama tidak adanya asap rokok yang

menganggu orang-orang disekitar akan nyaman dan tidak merasa terganggu jika

semua pihak tidak mencemari tempat tersebut dengan merokok.

Kode kebudayaan pada poster ini terlihat dari segi pengetahuan.

Pengetahuan yang disampaikan berupa informasi bahwa menjaga kesehatan dan

prestasi adalah hal yang penting, orang yang merokok akan memperbesar

kemungkinan dirinya tidak sehat, tidak berprestasi dan akan terbunuh. Jika dilihat

secara menyeluruh, maka makna yang terkandung pada poster larangan merokok

yang kedua ini ialah sehat dan berprestasi, akan terkalahkan dengan rokok bahkan

kita bisa terbunuh dengan merokok. Sesorang yang mengaku bahwa dirinya

memiliki tingkat kebersihan yang tinggi tentu paham dengan aturan pentingnya

menjaga kesehatan. Berkaitan dengan poster sebelumnya yang memberikan

pandangan pentingnya menjaga kebersihan dari pencemaran asap rokok dengan

menjadikan sifat bijaknya sebagai tolok ukur dalam hal tersebut tentu saling

memiliki keterkaitan dengan poster kedua ini, sebab sama-sama memiliki tujuan

untuk menjaga kesehatan dari asap rokok.

Page 61: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

3. Poster Larangan Merokok di Kota Makassar III

Data Poster

Teks:

TABE‟...

ANDA MEMASUKI

KAWASAN BEBAS ASAP ROKOK

a. Analisis Poster

Sama halnya dengan poster sebelumnya, poster ini juga terdapat di

Pesantren yang ditulis dalam tulisan yang berwarna hitam dan hijau dengan latar

putih dan gambar rokok yang tercoreng dalam sebuah lingkaran berwarna merah

dengan maksud dan tujuan untuk memberi peringatan kepada siapapun yang

masuk ke dalam lingkungan sekolah itu, baik itu siswa, guru, ataupun tamu yang

masuk ke dalam sekolah tersebut. Poster ini tampak hampir sama dari poster

Page 62: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

sebelumnya karena juga menggunakan besi dan papan sebagai latar tulisan yang

dicat dengan cat warna putih. Namun meski demikian tetap terdapat makna-

makna semantik pada poster tersebut.

Kode hermeneutik poster ketiga ini terlihat pada teks dari poster yakni,

“Tabe‟ Anda Memasuki Kawasan Bebas Asap Rokok”. Untuk poster ketiga ini

tentunya redaksi kata yang digunakan terkesan lebih berbeda dibandingkan teks

pada poster sebelumnya. Penulis dengan jelas menuliskan kata tabe‟. Bahwasanya

yang perlu kita ketahui kata tabe‟ itu berasal dari bahasa Bugis Makassar yang

mana kata ini sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Bugis Makassar karena

mengandung arti kata yang sangat sopan dan santun yang tidak lain artinya adalah

“permisi”. Kata “tabe” anda memasuki kawasan bebas asap rokok”, tak bisa

dipungkiri bahwa masih ada dari sebagian orang yang memahami arti kata ini

dengan maksud asap rokoknya bebas masuk, ada juga yang memahami dengan

bebas membawa rokok, tapi yang dimaksud dalam poster ini dengan kata “tabe‟

anda memasuki kawasan bebas asap rokok” yaitu bebas dari asap rokok, dengan

tidak membawa rokok masuk ke dalam kawasan tersebut.

Kode semantik dapat kita lihat dari latar poster tersebut. Poster tersebut

berlatar warnah putih mengandung arti sebuah kesucian dan kebersihan. Warna

hijau yang terdapat dalam tulisan kata “kawasan bebas asap rokok” mengartikan

kesejukan, keberuntungan dan kesehatan jika kita terbebas atau terhindar dari asap

rokok. Warna merah yang terdapat pada lingkaran bergaris merah dan dengan

gambar rokok yang berwarna hitam mengartikan sebuah peringatan yang

disampaikan oleh penulis kepada khalayak tentang larangan merokok di tempat

Page 63: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

tersebut. Teks yang terdapat dalam poster tersebut mempunyai makna yang jelas,

yakni memberikan peringatan kepada semua pihak agar tidak merokok di tempat

tersebut.Dan tentu saja poster ini juga mengandung kode kebudayaan yang

terdapat pongetahuan didalamnya. Dengan melihat poster ketiga ini maka kita

akan lebih mengerti mengenai pentingnnya menjaga suatu kesehatan tanpa

merugikan orang lain.

Makna yang terkandung pada poster tersebut juga menjelaskan secara

keseluruhan dengan cara sopan dan santun telah diperingatkan bahwa untuk tidak

merokok di tempat tersebut.

4. Poster Larangan Merokok di Kota Makassar IV

a. Data Poster

Teks :

Merokok Yuuk Broo Biar Keren !!!

Page 64: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

ROKOKTidak MembuatmuBERGAYAMalah Membuatmu Tak BERDAYA,

Ayo Hidup S-E-H-A-T

b. Analisis Poster

Poster ini terletak di Sekolah Menengah Pertama Jl. Batua Raya Makassar.

Poster ini terlihat sangat menarik, karena menggunakan plastik yang di berikan

gambar karikatur sebagai latar dari tulisan yang terdapat pada poster tersebut,

namun hal tersebut tidak mengurangi makna yang akan disampaikan. Justru

sebaliknya, penggunaan poster dalam menyampaikan tujuan sangat mudah untuk

dimengerti oleh khalayak yang melihat.

Tulisan pada poster yang keempat ini, Menandakan bahwa sipenulis ingin

meberi tahukan bahwa merokok bukanlah sebuah gaya yang patut dibanggakan

dan dipamerkan,. Inilah yang menjadi kode hermeneutik pada poster kedua ini.

Bukan tanpa alasan mengapa pemaknaan ini yang muncul, sebab kita ketahui

bersama bahwa kesehatan, prestasi, gaya hidup dan kebersihan itu adalah penting

bagi kehidupan, jadi jelas bahwa semakin sering orang merokok maka semakin

kecil pula peluang kesehatan dan tingkat prestasi orang tersebut, yang kemudian

bisa saja membuatnya terbunuh.

Bila dilihat dari latar belakang poster, maka mengandung kode semantik,

latar belakang yang cenderung berwarna putih menandakan kebersihan. Warna

hijau yang terdapat dalam tulisan kata “sehat” mengartikan kesejukan dan

kesehatan. Warna merah yang terdapat pada tulisan kata “rokok” dan kata

“bergaya” mengartikan sebuah peringatan yang disampaikan oleh penulis kepada

khalayak tentang larangan merokok dan rokok bukanlah gaya hidup. Teks yang

Page 65: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

terdapat dalam poster tersebut mempunyai makna yang jelas, yakni memberikan

peringatan kepada semua pihak agar tidak menjadikan kegiatan merokok sebagai

salah satu gaya hidup yang posistif.

Kode simbolik pada poster ini dapat dilihat dari latar tempat larangan

merokok tersebut dipasang, yakni di sekolah menengah pertama negeri 8 di Kota

Makassar. Hal ini menandakan bahwa di tempat tersebut terdapat banyaknya guru

dan siswa yang sedang melakukan aktivitas belajar mengajar, dan aktivitas

tersebut selama tidak adanya asap rokok yang menganggu orang-orang disekitar

akan nyaman dan tidak merasa terganggu jika semua pihak tidak mencemari

tempat tersebut dengan merokok.

Kode kebudayaan pada poster ini terlihat dari segi pengetahuan.

Pengetahuan yang disampaikan berupa informasi bahwa menjaga kesehatan dan

prestasi adalah hal yang penting, orang yang merokok akan memperbesar

kemungkinan dirinya tidak sehat, tidak berprestasi dan akan terbunuh. Jika dilihat

secara menyeluruh, maka makna yang terkandung pada poster larangan merokok

yang kedua ini ialah sehat dan berprestasi, akan terkalahkan dengan rokok bahkan

kita bisa terbunuh dengan merokok.

Berkaitan dengan poster sebelumnya yang memberikan pandangan

pentingnya menjaga kebersihan dari pencemaran asap rokok dengan menjadikan

sifat bijaknya sebagai tolok ukur dalam hal tersebut tentu saling memiliki

keterkaitan dengan poster ini, sebab sama-sama memiliki tujuan untuk menjaga

kesehatan dari asap rokok.

Page 66: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

5. Poster Larangan Merokok Yang Ada di Kota Makassar V

a. Data Poster

Teks :

„‟KAU YANG MEROKOK KITA YANG MATI‟‟

BETAPA TEGANYA ANDA MEMAKSA MEREKA MEROKOK LANGSUNG

DARI ASAP ROKOK ANDA

b. Analisis Poster

Poster ini terletak di Puskesmas Mamajang Kota Makassar. Poster ini

terlihat sangat menarik, karena menggunakan kata yang memberikan penjelasan

yang sangat mendetail bahwa merokok sama halnya kita membunuh orang berada

disekitar kita. bukanlah sebuah kebaikan apabila anda meorok. pemberian kata

dampak akibat merokok juga menghiasi poster sebagai peringatan dari tulisan

Page 67: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

yang terdapat pada poster tersebut, namun hal tersebut tidak mengurangi makna

yang akan disampaikan. Justru sebaliknya, penggunaan kata yang menjadi

dampak karena merokok dapat membuat poster lebih efektif dalam

menyampaikan tujuan larangan merokok. Tulisan pada poster yang keenam ini,

Menandakan bahwa sipenulis ingin meberi tahukan bahwa merokokadalah

kegiatan yang mematikan yang perlahan lahan membunuh orang lain.

Kode hermeneutik pada poster keenam ini. Bukan tanpa alasan mengapa

pemaknaan ini yang muncul, sebab kita ketahui bersama bahwa kesehatan,

prestasi, gaya hidup dan kebersihan itu adalah penting bagi kehidupan, jadi jelas

bahwa semakin sering orang merokok maka semakin kecil pula peluang

kesehatan dan tingkat prestasi orang tersebut dan semakin banyak pula orang yang

rugi karena perbuatan kita yang kemudian bisa saja membuatnya terbunuh dan

merugikan lingkungan, orang lain bahkan keluarga tercinta.

Apabila dilihat dari latar belakang poster, maka mengandung kode

semantik, latar belakang yang cenderung berwarna hitam dengan kata dampak

merokok menandakan keburukan. Warna merah yang terdapat pada latar tulisan

kata “kau yang merokok kita yang mati” mengartikan sebuah perbuatan yang

berhubungan dengan hal yang negatif. Kata yang terdapat pada poster dapat

memberikan arti bahwa merokok bukanlah sebuah keceriaan melainkan kematian,

peringatan yang disampaikan oleh penulis kepada khalayak tentang larangan

merokok dan rokok bukanlah sebuah kehidupan melainkan kematian yang

perlahan. Teks yang terdapat dalam poster tersebut mempunyai makna yang jelas,

Page 68: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

yakni memberikan peringatan kepada semua pihak agar tidak menjadikan kegiatan

merokok sebagai salah satu solusi hidup yang posistif.

Kode simbolik pada poster ini dapat dilihat dari latar tempat larangan

merokok tersebut dipasang, yakni di Puskesmas Mamajang Makassar. Hal ini

menandakan bahwa di tempat tersebut terdapat banyaknya pasien dan staf yang

sedang melakukan aktivitas, dan aktivitas tersebut selama tidak adanya asap rokok

yang menganggu orang-orang disekitar akan nyaman dan tidak merasa terganggu

jika semua pihak tidak mencemari tempat tersebut dengan merokok.

Kode kebudayaan pada poster ini terlihat dari segi pengetahuan.

Pengetahuan yang disampaikan berupa informasi bahwa menjaga kesehatan dan

prestasi adalah hal yang penting, orang yang merokok akan memperbesar

kemungkinan dirinya tidak sehat, tidak berprestasi dan akan terbunuh. Jika dilihat

secara menyeluruh, maka makna yang terkandung pada poster larangan merokok

yang kelima ini ialah sehat dan rokok bukanlah solusi,

Berkaitan dengan poster sebelumnya yang memberikan pandangan

pentingnya menjaga kebersihan dari pencemaran asap rokok dengan menjadikan

sifat bijaknya sebagai tolok ukur dalam hal tersebut tentu saling memiliki

keterkaitan dengan poster ini, sebab sama-sama memiliki tujuan untuk menjaga

kesehatan dari asap rokok dan memberikan peringatan bahwa rokok dapat

membunuh orang disekitar kita secara perlahan termasuk diri kita sendiri.

Page 69: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

6. Poster Larangan Merokok yang Ada Di Kota Makassar VI

a. Data Poster

Teks :

BISA MEROKOK ASALKAN ASAPNYA DI TELAN!

b. Analisis Poster

Poster ini terletak di Rumah Makan Malupu jl. Boulevard Makassar.

Poster ini terlihat sangat menarik, karena menggunakan kata sindiran yang

memberikan penjelasan yang sanagt mendetail bahwa merokok sama halnya kita

membunuh orang yang berada disekitar kita. bukanlah sebuah kebaikan apabila

kita merokok. pemberian kata sindiran untuk larangan merokok juga menghiasi

poster sebagai peringatan dari tulisan yang terdapat pada poster tersebut, namun

hal tersebut tidak mengurangi makna yang akan disampaikan. Justru sebaliknya,

penggunaan kata sindiran yang menjadi larangan merokok dapat membuat poster

Page 70: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

lebih efektif dalam menyampaikan tujuan larangan merokok. Tulisan pada poster

yang ketujuh ini, Menandakan bahwa sipenulis ingin meberi tahukan bahwa

merokok adalah kegiatan yang mematikan yang perlahan lahan membunuh dan

orang lain.

Kode hermeneutik pada poster ketujuh ini. Bukan tanpa alasan mengapa

pemaknaan ini yang muncul, sebab kita ketahui bersama bahwa kesehatan,

prestasi, gaya hidup dan kebersihan itu penting bagi kehidupan, jadi jelas bahwa

semakin sering orang merokok maka semakin kecil pula peluang kesehatan dan

tingkat prestasi orang tersebut dan semakin banyak pula orang yang rugi karena

perbuatan kita yang kemudian bisa saja membuatnya terbunuh dan merugikan

lingkungan, orang lain bahkan keluarga tercinta.

Bila dilihat dari latar belakang poster, maka mengandung kode semantik,

latar belakang yang cenderung berwarna hitam dengan kata sindiran larangan

merokok menandakan keburukan. Warna merah yang terdapat pada tulisan tulisan

kata “bisa merokok asalkan asapnya ditelan” mengartikan sebuah perbuatan yang

berhubungan dengan hal yang negatif. kata yang terdapat pada poster dapat

memberikan arti bahwa merokok bukanlah sebuah hal yang dapat di sepelehkan

karena dapat menyebabkan kematian, peringatan yang disampaikan oleh penulis

kepada khalayak tentang larangan merokok dan rokok bukanlah sebuah kehidupan

positif melainkan kematian yang perlahan. Teks yang terdapat dalam poster

tersebut mempunyai makna yang jelas, yakni memberikan peringatan kepada

semua pihak agar tidak menjadikan kegiatan merokok sebagai salah satu solusi

hidup yang posistif.

Page 71: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Kode simbolik pada poster ini dapat dilihat dari latar tempat larangan

merokok tersebut dipasang, yakni diRumah Makan Malupu jl. Boulevard

Makassar. Hal ini menandakan bahwa di tempat tersebut terdapat banyaknya

pelayan dan pengunjung yang sedang melakukan aktivitas, dan aktivitas tersebut

selama tidak adanya asap rokok yang menganggu orang-orang disekitar akan

nyaman dan tidak merasa terganggu jika semua pihak tidak mencemari tempat

tersebut dengan merokok.

Kode kebudayaan pada poster ini terlihat dari segi pengetahuan.

Pengetahuan yang disampaikan berupa informasi bahwa menjaga kesehatan dan

prestasi adalah hal yang penting, orang yang merokok akan memperbesar

kemungkinan dirinya tidak sehat, tidak berprestasi dan akan terbunuh. Jika dilihat

secara menyeluruh, maka makna yang terkandung pada poster larangan merokok

yang ketujuh ini ialah sehat dan rokok bukanlah solusi positif,

Berkaitan dengan poster sebelumnya yang memberikan pandangan

pentingnya menjaga kebersihan dari pencemaran asap rokok dengan menjadikan

sifat bijaknya sebagai tolok ukur dalam hal tersebut tentu saling memiliki

keterkaitan dengan poster ini, sebab sama-sama memiliki tujuan untuk menjaga

kesehatan dari asap rokok dan memberikan peringatan bahwa rokok dapat

membunuh orang disekitar kita secara perlahan termasuk diri kita sendiri.

B. Pembahasan

Page 72: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Bahasa dalam keadaannya yang abstrak (karena berada di dalam benak)

tidak bisa langsung dicapai oleh pengamat tanpa melalui medium buatan seperti

kamus dan buku tata bahasa. Menurut pengalaman nyata, bahasa itu selalu muncul

dalam bentuk tindak atau tingkah tutur individual (individual acat of speech).

Karena itu tiap telaah struktur bahasa harus dimulai dari pengkajian tindak tutur

itu. Wujudnya ialah bahasa lisan.

Manusia dan bahasa merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Dikatakan demikian karena bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan

sehari-hari. Manusia melakukan sesuatu menggunakan bahasa dengan cara

bertutur, menulis, mendengarkan dan membaca. Dengan adanya bahasa, pesan

atau gagasan yang ada disekitar manusia dapat ditanggapi, disusun, diungkapkan,

bahkan dikembangkan kembali sebagai bahan komunikasi. Kegiatan

berkomunikasi melalui bahasa tidak terjadi dengan sendirinya. Dengan kata lain,

komunikasi tidak hanya sebuah peristiwa, melainkan peristiwa bahasa yang diatur

secara sistematis oleh manusia. Komunikasi mempunyai fungsi, makna, maksud,

dan tujuan tertentu. Hal ini dipengaruhi oleh situasi dan konteks bahasa. Sebagai

alat komunikasi, bahasa dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu ragam lisan

dan tulisan.

Dibandingkan ragam lisan, ragam tulisan lebih mengutamakan kejelasan

struktur kalimat, karena ragam tulis tidak disertai dengan gerak-gerik, pandangan

dan anggukan sebagai tanda penegas seperti yang terdapat pada ragam lisan.

Dalam ragam tulisan tidak digambarkan tinggi rendahnya nada atau panjang

pendeknya suara yang dapat menimbulkan nuansa arti. Oleh karena itu, kalimat

1

Page 73: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

dalam ragam tulis bagi penutur yang cermat sering dikaji, dan disunting sebelum

disajikan dalam bentuk yang terakhir (Muji, 1997:49). Dalam bahasa tulis

rangkaian bunyi yang didengar sambung-menyambung dapat diwakili oleh

rangkaian huruf (ejaan) yang disertai tanda baca.Salah satu ragam bahasa tulis

yang banyak ditemui dalam masyarakat adalah ragam bahasa poster. Bahasa

Poster (BP) adalah salah satu bentuk tindak tutur yang sangat berkaitan dengan

konteks wacana.

Penyimpangan dalam pemakaian bahasa Indonesia masih terjadi baik lisan

maupun tertulis. Salah satu penyebab penyimpangan dan pemakaian unsur-unsur

bahasa tertentu dalam penggunaan suatu bahasa biasanya terdapat pada unsur

semantik-semiotik.

Kesalahan semantik-semiotik dapat terjadi ketika dwibahasawan

menggunakan bahasa selain bahasa Indonesia ataupun dalam penggunaan bahasa

Intersebut diselipkan kata-kata yang tidak memenuhi ketentuan berbahasa

Indonesia yang baik dan benar. Dengan kata lain, bahasa yang tidak memenuhi

kaidah-kaidah berbahasa yang baik dan benar mampu memengaruhi penggunaan

bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bukan hanya itu, penggunaan bahasa yang

tidak benar tersebut bisa saja menimbulkan sebuah masalah yang tidak kita

harapkan.

Semantik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang

makna kata dan kalimat. Sedangkan semiotik itu sendiri adalah salah satu bagian

dari ilmu semantik. Kemudian dalam pembagian ilmu semantik ini salah satunya

adalah semiotik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia semiotik diartikan

Page 74: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem tanda dan lambang dalam

kehidupan manusia.

Hal yang kemudian melandasi penulis dalam memilih judul tersebut

adalah karena begitu banyak poster-poster larangan merokok yang keluar dari

konsep makna yang sebenarnya. Bahasa yang digunakan dalam poster

penyampaian seharusnya dibuat dengan jelas dan terstruktur agar menimbulkan

daya pengaruh bagi pembaca. Namun pada kenyataanya ada beberapa tempat dan

beberapa poster yang justru menggunakan bahasa yang ambigu dalam

penyampaiannya tersebut. Kepedulian akan muncul jika didasari kesadaran akan

pentingnnya kepedulian tersebut. Memang sedikit sekali orang yang mau

mengorbankan kepentingan lingkungan hidup, termasuk untuk makhluk hidup

bukan manusia. Hal itulah yang kemudian membuat peneliti tertarik untuk

mengkaji makna bahasa pada poster pengumuman untuk tidak merokokpada kota

Makassar.

Poster larangan merokok di kota Makassar ini dijadikan objek penelitian

karena di Makassar terdapat beberapa tempat dan beberapa poster yang

menggunakan bahasa yang tidak seharusnya digunakan dalam sebuah

penyampaian ataupun pengumuman, terlebih lagi poster tersebut disaksikan oleh

banyak orang. Dengan adanya hal tersebut berarti peneliti memiliki beberapa

referensi untuk kemudian sebagai pembukti dari hal tersebut.

Sesuai dengan judul dari penelitian ini, maka bahasan yang dilakukan

yaitu menganalisis makna semiotik yang tekandung pada poster larangan merokok

Page 75: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

di kota Makassar. Dalam poster-poster larangan merokok tersebut, terdapat tanda

dan makna. Dari makna hermeunetik, semantik, simbolik, narasi atau proairetik,

kebudayaan atau kultural yang terdapat dalam pada poster berhasil diidentifikasi

kemudian dianalisis dan memang memiliki maksud, arti tertentu, serta makna

yang tersembunyi dan mendalam.

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, tanda adalah sesuatu yang

bagi seseorang berarti sesuatu yang lain. Dalam pandangan Zoest, segala sesuatu

yang dapat diamati atau dibuat teramati dapat disebut tanda. Karena itu, tanda

tidaklah terbatas pada benda. Dalam hal ini, sebuah tanda dapat dilakukan telaah

untuk menemukan makna sebenarnya yang terkandung dalam poster larangan

merokok tersebut. Metode yang dapat digunakan untuk telaahan makna dan

maksud terselubung dari sebuah tanda dan objek yang dimaksud penanda dan

petanda, terdapat dalam sebuah foto, yaitu metode analisis semantik-semiotik.

Untuk mengetahui makna sebenarnya yang terkandung dalam poster

larangan merokok di kota Makassar tersebut, terlebih dahulu dianalisis makna

terdalam dari foto tersebut melalui tanda yang diperlihatkan. Untuk itu dalam

penelitian, diuraikan makna yang terdapat dalam poster larangan merokok melalui

pembagian suatu tanda yang terdapat dalam foto ke dalam tiga klasifikasi

berdasarkan kode hermeunetik, semantik, simbolik, narasi atau proairetik,

kebudayaan atau kultural. Dalam ilmu tanda (semiotik) untuk menelaah dan

menemukan makna tanda yang ada dalam Poster Larangan Merokok di kota

Makassar, dapat dilakukan penelaahan melalui pembagian klasifikasi dari setiap

kode yang dimaksud. Eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda,

Page 76: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

dan norma yang dikandung oleh tanda.Sebuah makna dari tanda-tanda dalam

poster larangan Merokok di kota Makassar akan dapat diketahui, jika seluruh

klasifikasi kode hermeunetik, semantik, simbolik, narasi atau proairetik,

kebudayaan atau kultural sudah bisa diketahui atau diinterpretasikan

kebenarannya serta dipahami maksud dari tanda-tanda yang terdapat dalam poster

larangan buang di kota Makassar.

Dari klasifikasi tanda, makna dalam poster larangan merokok di kota

Makassar menandakan bahwa tanda, dan objek dalam poster larangan merokok di

kota Makassar tersebut sangat berhubungan erat dan mempunyai konsepsi oposisi

biner yang menimbilkan tanda dari poster tersebut “larangan merokok di kota

Makassar” larangan merokok, makna penanda dan petanda adalah tidak

diperbolehkannya merokok di tempat tersebut. Maka dari itu, peneliti mengadakan

analisis semiotika dengan menggunakan penganalisisan makna Hermeunetik,

semantik, simbolik, narasi atau proairetik, dan kebudayaan atau kultural yang

terkandung dan tersembunyi dalam sebuah tanda pada poster tersebut.

Semiotik biasanya diidefinisikan sebagai teori filsafat umum yang

berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari

sistem kode yang digunakan untuk mengomunikasikan informasi. Semiotik

meliputi tanda-tanda visual dan verbal. Tanda-tanda merupakan perangkat yang

kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah

manusia dan bersama-sama dengan manusia. Semua tanda atau sinyal yang bisa

diakses dan bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki ketika tanda-tanda

tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi

Page 77: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

atau pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia. Untuk itu,

analisis semantik-semiotika dalam poster larangan merokok di kota Makassar ini

bertujuan mengungkap makna yang tersembunyi dari sebuah tanda.

Makna dari tanda yang terdapat pada poster larangan merokok di kota

Makassar, merupakan makna dasar atau terkecil yang terdapat dalam sebuah

tanda. Dalam penelitian ini yaitu tanda-tanda yang terdapat dalam poster larangan

merokok di kota Makassar, teks poster, latar poster, tempat pemasangan poster,

tanda baca dalam poster di kota Makassar dapat dijadikan suatu tanda yang

mempunyai makna yang tersembunyi. Sementara makna dari objek, merupakan

makna gabungan atau terbentuk dari hubungan tanda dan objek. Makna ini timbul

apabila adanya unsur penggabungan antara satu tanda dengan objek lainnya.

Selain itu, dalam penelitian ini, makna dari objek diungkapkan berdasarkan

interpretasi peneliti yang tertuang dalam poster larangan merokok di kota

Makassar.

Page 78: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap keenam poster larangan

merokok di kota Makassar, penulis dapat menyimpulkan bahwa makna

semiotik dari tiap poster saling mempunyai keterkaitan, yakni tentang

pentingnya bagi manusia menjaga keesehatan dan kebersihan di seiitar

lingkungan kita. Makna semiotik dalam poster ini juga dapat kita lihat dari

segi-segi penempatan dan penulisan dari poster tersebut. Semua poster

mempunyai satu arti yakni memberikan peringatan kepada khalayak untuk

tidak merokok di sembarang tempat, sebab selain akan mencemari

lingkungan, juga akan menganggu kesehatan orang-orang yang berada di

sekitar kita.

Oleh karena itu penting sekali untuk selalu menjaga kesehatan dan

kebersihan lingkungan. Salah satu caranya ialah dengn tidak merokok di

sembarangan tempat. Dan dalam Al-Quran juga jelas diterangkan

bahwasanya Allah swt., sangatlah mencintai orang-orang yang bersih dan

menjaga kesehatannya, oleh dan dianjurkan untuk berperilaku hidup

bersih. Dalam hadis juga dikatakan bahwasanya sangat pentingnya

menjaga kesehatan, jadi jelas bahwa menjaga kesehatan adalah satu hal

kecil yang sangat penting demi kehidupan kita.

71

Page 79: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

B. Saran

Dari keempat poster yang peneliti analisis, maka peneliti dapat

menyarankan:

1. Sebagai alat untuk memberikan peringatan kepada khalayak maka

poster yang harus dibuat sebaiknya menggunakan redaksi kata yang

lebih tepat, agar mampu memberikan kesan yang baik kepada

penerima.

2. Pihak yang menulis poster larangan merokok diharap lebih kreatif lagi

dalam memberikan peringatan.

3. Bagi mahasiswa, dengan adanya penelitian ini diharapkan agar

penelitian selanjutnya menggunakan pendekatan yang berbeda agar

dapat memperluas dan menambah wawasan keilmuan.

Page 80: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

DAFTAR PUSTAKA

Apriana, Dina. 2009,” Peningkatan Keterampilan Menulis Poster dengan Media

Iklan Masyarakat di Televisi Siswa Kelas VIIC SMP Negeri 4

Cilacap”,skripsi. Fakultas Bahasa dan Seni.Universitas Negeri Semarang.

Candra, Murti Dewi. 2013. Representasi Pakaian Muslimah dalam Iklan (Analisis

Semiotik Charles Sanders Peirce pada Iklan Kosmetik Wardah di Tabloit

Nova). Jurnal. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Depdiknas.2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta.PT. Balai Pustaka.

Depdiknas.1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta.PT.Balai Pustaka.

Ega, Noviana A.P. 2014,”Analisis Struktural Semiotik Puisi pierrot dan Pierrot

Gamin Karya Paul Verlane”, skripsi. Fakultas Bahasa dan

Seni.Universitas Negeri Yogyakarta.

Erlanti, Ranita Harahap. 2008,”Analisis Semiotik pada Poster HIV/AIDS di

yayasan Pelita Ilmu”, skripsi.Fakultas Dakwah dan

Komunikasi.Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

Feralina, Novi. 2013. Analisis Semiotika Makna Pesan Non Verbal dalam Iklan

Class Mild Versi “Macet” di media Televisi. Jurnal. Universitas

Mulawarman

Maysharah, Dhian. 2012. Materi Merokok. Ilmugreen.blogspot.co.id/2012/07/

Materi leaflet.Merokok.Html. Diakses Juli 2012.

Muhid, Abdul. 2008. Analisis Data. Surabaya. IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Nazaruddin, Kahfie. 2015. Pengantar Semiotika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Parera, J.D. 2004.Teori Semantik. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sopianah, Siti. 2010,” Analisis Semiotik terhadap Iklan Susu Bendera Edisi

Ramadhan 1430 H di Televisi”, skripsi.Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Suhardi. 2015. Dasar-Dasar Ilmu Semantik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Ullmann, Stephen. 2014. Pengantar Semantik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Widianto, Ricky, Dkk. 2015. Analisis Semiotika pada Film Senyap Karya Joshua

Oppen Heimer. Jurnal. Acta Diuran

Page 81: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Gambar I

Keterangan: Balai Sidang Universitas Muhammadiyah Makassar, jl. Sultan

Alauddin Makassar

Page 82: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Gambar II

Keterangan: parkiran sekolah pesantreln ulul albab jl. Daeng Ramang, kecamatan

biringkanayya kota Makassar

Page 83: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Gambar III

Keterangan: Pesantren Ulul Albab, jl. Daeng Ramang kecamatan biringkanayya

kota Makassar

Page 84: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Gambar IV

Keterangan: Sekolah menengah pertama, jl. Batua Raya kota Makassar

Page 85: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Gambar V

Keterangan: puskesmas mamajang kota Makassar

Page 86: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

Gambar VI

Keterangan: RM Malupu jl. Boulevard kota Makassar

Page 87: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Rosana Suci Ramadhani Ba’amran. Dilahirkan

Sengkang. Kabupaten Wajo pada tanggal 4 Februari 1997, dari pasangan

Ayahanda Awab Abdi Ba‟amran dan Ibunda Kurniati Jabbar. Penulis masuk

sekolah dasar pada tahun 2003 di SDN 2 Unggulan Sengkang, dan tamat tahun

2009, tamat SMP

Negeri 6 Unggulan Sengkang pada tahun 2011, dan tamat SMA Negeri 1 Favorit

Sengkang pada tahun 2014. Kemudian pada tahun yang sama (2014) penulis

melanjutkan pendidikan pada program Strata Satu (S1) dengan Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penilis mulai aktif pada lembaga kemahasiswaan intra kampus, yaitu Himpunan

Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia periode 2015-

Page 88: ANALISIS SEMANTIK-SEMIOTIK PADA POSTER LARANGAN …

2016, serta pada lembaga lainnya yakni Forum Kajian Mahasiswa periode 2014-

2015.