SEMINAR NASIONAL PEMBANGUNAN JUDESA (JEMBATAN …
Transcript of SEMINAR NASIONAL PEMBANGUNAN JUDESA (JEMBATAN …
SEMINAR NASIONAL PEMBANGUNAN JUDESA (JEMBATAN UNTUK DESA) GUNA MENDUKUNG PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PEDESAAN
Tema:
Kebijakan Kementerian PUPR 2015 – 2019 dalam Mendukung Daerah Tertinggal (MembangunDaerah Pinggiran)
Oleh:Ir. Rido Matari Ichwan, MCP
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Ekonomi dan Investasi
Banten, 14 September 2016
1
Kebijakan Pembangunan Nasional
Target Dan Pendekatan WPS Dalam PenyelenggaraanInfrastruktur PUPR 2015-2019
Kebijakan Dan Strategi Kementerian PUPR Dalam MendukungKawasan Perbatasan, Tertinggal, Dan Pulau-pulau Kecil Terluar(Kewenangan Pusat Dan Kewenangan Daerah)
Dukungan Anggaran Infrastruktur Pupr Mendukung KawasanPerbatasan 2016 Dan Program Prioritas Ta 2017
OUTLINE
1
2
3
4
2
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
NASIONAL
1
3
Berdaulat Secara Politik
Berdikari Secara Ekonomi
Berkepribadian Dalam Kebudayaan
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruhwarga negara
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daaerah-daerah dan desa dalam kerangkanegara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.8. Melakukan revolusi karakter bangsa9. Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia
NAWACITASembilan Agenda Prioritas
TRISAKTITiga Ideologi Pembangunan
NA
WA
CIT
ATR
ISA
KT
I
TRISAKTI (TIGA IDEOLOGI PEMBANGUNAN)
DAN NAWACITA (SEMBILAN AGENDA PRIORITAS)
4
PDB Indonesia per Pulau tahun 2013
Pemanfaatan sumber daya masih belum optimal terutama mendukung kedaulatan pangan danenergi, serta masih rendahnya nilai tambah SDA
Sumber: BPS, 2014
Urbanisasi yang tinggi (meningkat 6 kali dalam 4 dekade) belum dapat diimbangi pemenuhan infrastruktur pendukungnya
Belum mantapnya konektivitas antara infrastrukturdi darat dan laut, serta pengembangan kota maritimatau pantai
Disparitas antar wilayah, terutama antaraKawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan
Timur Indonesia (KTI)
TANTANGAN NASIONAL
YANG SELARAS NAWACITA
1.
2.
3.
4.
5
•Menyusun instrumen program berdasarkan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)
•Membangun kawasan-kawasan pertumbuhan baru di luar Pulau Jawa dan Sumatera
•Optimalisasi investasi pemerintah dan swasta bagi pembangunan kawasan industri di wilayah untukmemicu terjadinya multiplier effect bagi daerah sekitarnya
•Mempercepat pelaksanaan sektor real bidang PUPR melalui penyerapan anggaran untukpembangunan infrastruktur
PENGURANGANDISPARITAS
• Mempercepat pembangunan 13 bendungan di tahun 2015 (total 65 waduk selama 2015-2019)
• Membangun irigasi seluas 1 juta hektar selama 2015-2019
• Rehabilitasi irigasi seluas 3 juta hektar selama 2015-2019
PENINGKATANKETAHANAN
PANGAN
• Mengintensifkan hilirisasi sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah produk serta membukalapangan pekerjaan
PENGUATANPRODUK
UNGGULAN
• Mendorong kerjasama Triple Helix: Pemerintah-Perguruan Tinggi-Ristek dan Industri, terutama di bidanginfrastruktur
• Mendorong inovasi teknologi untuk industri
PENINGKATANKUALITAS SDM
Seimbangnya pembangunan, tingginya kualitas SDM, pesatnya perkembangan IPTEK, luasnya lapangan
pekerjaan, dan tingginya ekspor barang jadi ataupun setengah jadi, menjadi beberapa tolok ukur yang
mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara dikatakan baik.“STRATEGI PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMIBERBASIS PENGEMBANGAN WILAYAH/KAWASAN
6
TARGET DAN PENDEKATAN WPS
DALAM PENYELENGGARAAN
INFRASTRUKTUR PUPR 2015-2019
2
7
ARAH KEBIJAKAN KEMENTERIAN PUPR TAHUN 2015-2019
1) Mewujudkan kedaulatan pangan dan ketahanan air nasional melalui dukungan
konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalaian daya rusak
air;
2) Mewujudkan penguatan konektivitas nasional melalui dukungan penyediaan
infrastruktur jalan yang memenuhi standar pelayanan;
3) Mewujudkan permukiman yang nyaman dan bekelanjutan melalui dukungan
penyediaan rumah hunian (program 1 juta rumah) , peningkatan cakupan
pelayanan air minum dan sanitasi serta pengurangan kawasan kumuh (program
100, 0, 100);
4) Mewujudkan penyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan.
perumahan rakyat yang efektif, efisien, dan terpadu melalui dukungan sumber
daya yang akuntabel, transparan, berkualitas dan profesional
Permen PUPR No.31.1 Tahun 2015
8
SASARAN OUTPUT
• terhadap pembangunan 24 Pelabuhan baru• terhadap pelabuhan penyeberangan di 60 lokasi• terhadap restrukturisasi jaringan jalan perkotaan• terhadap pembangunan jalan lingkar perkotaan di
Metropolitan dan kota besar
• terhadap 15 kawasan industri prioritas• terhadap kawasan pariwisata pada 25 KSPN
prioritas• terhadap pembangunan 15 Bandara baru• terhadap intermoda dengan jalur KA
DUKUNGAN SEKTOR JALAN
47.017 kmPemeliharaan jalan
nasional
2.650 kmPembangunan jalan nasional
500 kmDukungan jalan
daerah
28.059 mPembangunan
Jembatan
DUKUNGAN SEKTOR CIPTA KARYA
pembangunan
65 waduk
67,52 m3/detik
Air Baku [intake, jaringan, embung]
1 juta Ha
Irigasi Baru
3 juta HaRehabilitasi Irigasi
Pengendalian Banjir[normalisasi sungai, kanal
banjir, bangunanpengendali banjir, dll]
3 ribu Km
Pengamanan
abrasi pantai
500 Km
DUKUNGAN SEKTOR
SUMBER DAYA AIR
SEKTOR PERUMAHAN
INDIKATOR
Akses Air MinumLayak
KONDISI AKHIR THN
2014
70 %
TARGET AKHIR THN
2019
100 %
Kawasan permukimankumuh perkotaan
38.431 Ha 0 ha
Akses Sanitasi Layak 62 % 100 %
• Fasilitasi PSU untuk Pembangunan Rumah Umum Tapak Layak Huni: 676.950 unit
• Pembangunan Rumah Khusus : 50.000 unit
• Pembangunan Rumah Susun : 550.000 unit
• Bantuan Stimulan Pembngnan Rumah Swadaya: 250.000 unit dan Peningkatan Kualitas 1.5 jt
pembangunan
65 waduk
1 juta Ha
Irigasi Baru
1.000 kmKonstruksi jalan bebas hambatan
9
KEBUTUHAN PENDANAAN
931,5 T1 Kedaulatan Pangan/Ketahanan Air
a. Pembangunan jaringan irigasi 1 juta hab. Rehabilitasi jaringan irigasi 3 juta hac. Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana pengamanan pantai
sepanjang 530 kmd. Pembangunan sarana dan prasarana pengendali banjir sepanjang 3.080 kme. Pembangunan 65 waduk (49 waduk baru dan 16 waduk lanjutan) termasuk
29 waduk selesaif. Pembangunan 1.893 embung/bangunan penampung air lainnyag. Pembangunan/peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan air baku
sebesar 67,52 m3/detik
2 Konektivitas
a. Pembangunan jalan baru 2.650 km (perbatasan, trans Sumatera, trans Kalimantan, dan trans Papua)
b. Peningkatan kapasitas jalan nasional 3.073 kmc. Pembangunan jembatan 29.859 md. Peningkatan jembatan 19.951 me. Pembangunan jalan tol 1.000 km (pemerintah dan swasta)
3 Perumahan dan Permukiman
a. Pembangunan rumah susun untuk MBR sebanyak 550.000 unitb. Pembangunan rumah khusus dalam rangka penanganan paska
bencana/konflik, maritim, daerah tertinggal dan perbatasan negara sebanyak 50.000 unit
c. Pembangunan rumah swadaya untuk penurunan backlog dan rumah tidak layak huni sebanyak 1.750.000 unit
d. Penyaluran bantuan pembiayaan untuk pembangunan 900.000 unit rumah umum (rumah tapak dan rusunami, dan sewa beli) dan 450.000 unit rumah swadaya
e. Penyaluran bantuan uang muka untuk MBR sebanyak 476.000 unitf. Pembangunan SPAM 24.544 liter/detik (regional 3.500 ltr/dtk, perkotaan
12.270 ltr/dtk, perdesaan 7.274 ltr/dtk, dan kawasan khusus termasuk di daerah terpencil dan permukiman nelayan 1.500 ltr/dtk)
g. Pembangunan infrastruktur di 38.431 ha permukiman kumuhh. Pembangunan kawasan perbatasan di 87 PLBNi. Pembangunan pengolahan air limbah untuk melayani 3.732.084 KKj. Pembangunan sistem penanganan persampahan untuk melayani
8.431.250 KKk. Revitalisasi kawasan tematik perkotaan di 195 kawasan (45 kawasan
pusaka dan 150 kawasan strategis nasional)
RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015 – 2019INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
10
2015 2016
1 Ketahanan Pangan
- Pembangunan jaringan irigasi hektar 1,000,000 182,000 52,000 766,000
- Rehabilitasi jaringan irigasi hektar 3,000,000 480,000 348,000 2,172,000
- Pembangunan/peningkatan sarana dan prasarana pengamanan pantai km 530 62 38 430
- Pembangunan sarana dan prasarana pengendali banjir km 3,080 288 288 2,504
- 2 Ketahanan Air
- Pembangunan bendungan bendungan 65 bendungan
(49 baru/16 lanjutan/
29 selesai)
29 bendungan
(13 baru/16 lanjutan)
32 bendungan
(8 baru/24 lanjutan/
2 selesai)
62 bendungan
(35 baru/27 lanjutan/
26 selesai)
- Pembangunan embung/bangunan penampung air buah 1,893 332 388 1,173
- Pembangunan/peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan air baku m3/dtk/buah 67.52 8.74 6.27 52.51
- 3 Konektivitas
- Pembangunan jalan baru km 2,650 1,286 663 701
- Peningkatan kapasitas jalan nasional km 3,073 2,045 1,370 (342)
- Pembangunan jembatan meter 29,859 7,221 8,261 14,377
- Penggantian jembatan meter 19,951 8,084 4,747 7,120
- Pembangunan jalan tol (Pemerintah) km 1,000 21 29 950
- 4 Permukiman
- Pembangunan SPAM ltr/dt 24,544 9,286 7,470 7,788
- Penanganan kawasan kumuh hektar 38,431 2,680 2,161 33,590
- Penanganan kawasan perbatasan PLBN 87 7 7 73
- Pelayanan pengolahan air limbah KK 3,732,084 549,000 667,940 2,515,144
- Pelayanan melalui sistem persampahan KK 8,431,250 4,160,440 1,700,000 2,570,810
- Revitalisasi kawasan tematik kawasan 150 - 110 40
- 5 Perumahan
- Pembangunan rumah susun unit 550,000 15,660 11,144 523,196
- Pembangunan rumah khusus unit 50,000 6,713 5,906 37,381
- Pembangunan rumah swadaya unit 1,750,000 83,575 93,229 1,573,196
- Penyaluran bantuan pembiayaan rumah umum untuk MBR unit 900,000 73,416 87,390 739,194
- Penyaluran bantuan uang mukaperumahan untuk MBR unit 476,000 400 106,000 369,600
SATUANSASARAN (OUTPUT) RENSTRA PUPR
2015 - 2019 PROGRAM PRIORITAS / OUTPUTNo
TARGET
SD 2019
CAPAIAN OUTPUT PRIORITAS TA.2015-2016INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
11
ANGGARAN
119, 8 TKetahanan Pangan1
•Pembangunan jaringan irigasi 186 ribuHa
•Rehabilitasi jaringan irigasi 496 ribu Ha
Ketahanan Air2
•Pembangunan 29 bendungan (13 bendungan baru dan 16 bendungan lanjutan)
•Pembangunan 364 embung/bangunan penampung air
Konektivitas3
•Pembangunan jalan baru 1.200 km
•Pembangunan jalan tol 53 km (Pemerintah)
Permukiman4
•Pembangunan SPAM untuk 3.200 Liter/detik
•Pembangunan TPA di 123 kab/kota
•Pembangunan infrastruktur di 2.500 Ha kawasan kumuh
Perumahan5
•Pembangunan Rusunawa 15.700 Unit
•Pembangunan Rumah Khusus 6.700 Unit
Turbinwas6
•Pelatihan tenaga kerja konstruksi, penyusunan strategi pengembangan wilayah, penelitian, pengembangan inovasi, pengawasan kinerja dan keuangan, penyediaan informasi publik
CAPAIAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TAHUN 2015
12
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR 2015-2019
DENGAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN WILAYAH
Pembangunan infrastruktur PUPR difokuskan pada 35 Wilayah
Pengembangan Strategis (WPS) untuk meningkatkan daya saing dan mengurangi disparitas antar wilayah
Esensi:
1.memadukan antara pengembangan wilayah dengan “market driven”.2.mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan 3.memfokuskan pengembangan infrastruktur menuju wilayah strategis 4.mendukung percepatan pertumbuhan kawasan-kawasan pertumbuhan di WPS5.mengurangi disparitas antar kawasan di dalam WPS.
Untuk itu diperlukan:•Keterpaduan Perencanaan antara Infrastruktur dengan pengembangan kawasan strategis dalam WPS.•Sinkronisasi Program antar infrastruktur (Fungsi, Lokasi, Waktu, Besaran, dan Dana).
13
KAWASAN INDUSTRI
KSPNKAWASAN INDUSTRI
BANDARA
BANDARA
PUSAT EKONOMI (IBUKOTA PROVINSI)Pusat komersial & perdagangan
KEK
KEK
PUSAT EKONOMI
PUSAT EKONOMI
KAWASAN INDUSTRI
PELABUHAN LAUT
Konektivitas utama
Konektivitas pendukung
Pengembangan listrik, air, dan serat optik
Listrik, air, dan serat optik
PELABUHAN LAUT
Arus pergerakan orang, barang dan jasa
ILUSTRASINetwork Infrastructure Connectivity
14
15
KETERPADUAN TERHADAP PENGEMBANGAN10 PKSN PERBATASAN 2015-2019 [PERBATASAN]
Sumber: Rencana Induk Perbatasan 2015-2019
SABANG JAYAPURARANAI
ATAMBUA SAUMLAKI
TAHUNANUNUKANENTIKONG
NANGA BADAU
PALOH - ARUK
PKSN Konsentrasi Pengembangan2015-201910
PKSN Perbatasan PKSN Perbatasan PKSN Perbatasan PKSN Perbatasan
Jagoi Babang Long Pahangai Tanah Merah Kalabahi
Jasa Simanggaris Dumai Ilwaki
Long Nawang Kefamenanu Batam Dobo
Long Midang Merauke Melonguane Daruba
PKSN Tahapan
Persiapan Pengembangan
16
16
KEBIJAKANDAN STRATEGI
KEMENTERIAN PUPRDALAM MENDUKUNG
KAWASAN PERBATASAN, TERTINGGAL,
DAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR
(KEWENANGAN PUSAT DAN KEWENANGAN DAERAH)
3
17
TUJUAN PEMBANGUNAN PERBATASAN NEGARA
1. Pengembangan kawasan perbatasan ditujukan untuk mewujudkankawasan perbatasan sebagai halaman depan negara yang berdaulat,berdaya saing, dan aman
2. Pendekatan pembangunan kawasan perbatasan:• pendekatan keamanan (security approach),• pendekatan kesejahteraan masyarakat (prosperity approach)• Pendekatan lingkungan (environment sustainability)
18
AMANAT RENSTRA PUPR 2015-2019
• Pengembangan kawasan perbatasan mengutamakan pemenuhan pelayanan dasar sertapeningkatan konektivitas sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasanperbatasan.
• Kegiatan Kementerian PUPR yang dilaksanakan di kawasan perbatasan, sesuai denganamanat Renstra PUPR 2015-2019 yaitu :
- Pembangunan jalan baru di perbatasan Kalimantan, Papua, dan lain-lain.
- Pembangunan dan pengembangan kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar di86 kawasan.
- Pembangunan rumah khusus di daerah perbatasan negara yang dilengkapi PSUpendukung.
19
Mendukung pembangunan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) melalui infrastruktur permukiman (9 PKSN sampai dengan tahun 2019)
Membangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN) pada pintu keluar masuk yang telah disepakati oleh kedua negara (7 PLBN prioritas sampai dengan tahun 2019)
Membangun konektivitas paralel perbatasan dan radial dari perbatasan menuju pusat permukiman (PKN dan PKW).
Perencanaan dan pemrograman infrastruktur PUPR pada 4 (empat) Wilayah Pengembangan Strategis (WPS), yaitu:• WPS Temajuk – Sebatik di Pulau Kalimantan;• WPS Kupang – Atambua di Provinsi NTT;• WPS Jayapura – Merauke di Provinsi Papua; dan• WPS Pulau-Pulau Kecil Terluar (92 Pulau)
1
2
3
4
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPRKEWENANGAN PUSAT PADA KAWASAN PERBATASAN
20
STRATEGI PENANGANAN INFRASTRUKTUR PUPR DI KAWASAN PERBATASAN
Untuk itu, strategi pembangunan infrastruktur pada kawasan perbatasan dilakukan
melalui: 1) Pembangunan konektivitas mendukung pengembangan wilayah yang mencakup:
a. Pembangunan tulang punggung 3 wilayah pertumbuhan (WPS) Perbatasan Darat di Kalimantan untuk mendukung pertahanan keamanan dan pengembangan wilayah.
b. Pembangunan tulang punggung di beberapa wilayah pertumbuhan sedang berkembang dan pertumbuhan baru (WPS) yang berupa konektivitas untuk mengembangkan potensi ekonomi.
2) Pemanfaatan sumber daya dengan membangun:a. Infrastruktur penampung air untuk mendukung ketahanan air;b. Infrastruktur irigasi untuk mendukung kedaulatan pangan;c. Pemanfaatan infrastruktur sumber daya air untuk mendukung kedaulatan energi.
3) Peningkatan kualitas hidup di pusat-pusat pertumbuhan dan permukiman melalui pembangunan:a. Infrastruktur permukiman termasuk infrastruktur perumahan maupun
pengembangan permukiman baru;b. Pembangunan dan perbaikan perumahan terutama untuk MBR.
21
• Lokasi dukungan Kementerian PUPR di Kawasan Perbatasan, Daerah
Tertinggal, dan Pulau Terluar mengacu pada peraturan dan perundangan
yang berlaku:
a. Perbatasan: Perka BNPP No 1 Tahun 2015 tentang Rencana Induk
Pengelolaan Perbatasan Negara Tahun 2015-2019
b. Tertinggal: Perpres No 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah
Tertinggal Tahun 2015-2019
• Pemerataan pembangunan antar wilayah oleh kementerian PUPR melalui
APBN dilaksanakan melalui pendekatan WPS (Wilayah Pengembangan
Strategis).
• Penanganan Infrastruktur kewenangan Pemerintah Daerah di Kab/Kota
Tertinggal dapat dilakukan melalui mekanisme DAK (Reguler,
Penugasan, dan Afirmasi)
LOKUS DAN SUMBER PEMBIAYAAN PENANGANAN INFRASTRUKTUR PUPR DI PERBATASAN, DAERAH TERTINGGAL, PULAU KECIL TERLUAR
22
Sebaran Program Utama di WPS Pusat Pertumbuhan Baru Pulau-Pulau Kecil Terluar
Peningkatan jalan PusatKota Sabang-COT Damar-Km 0 P.weh (27,32 KM)
Pembangunan PengamanPantai & SID pembangunanInfrastruktur PantaiPembangunan waduk
Rayaseunara
Pembangunan infrastrukturpermukiman di KawasanPelabuhan bebas Sabang
PBL di Kawasan Pelabuhanbebas Sabang
Pelebaran Jalan &rehabilitasi minor diP.Sangihe
Pelebaran jalan Dobo-Dermaga
• Pelebaran jalan di P.Yamdena• Peningkatan Jembatan Wear
Aruibab Besar
Peningkatan kualitas kawasanpermukiman kumuh di RanaiKota, Bunguran Timur
Sanimas & Spam KawasanRawan Air Kec.PagaiSelatan
Peningkatan Struktur Jalan Di Pulau Rote
Pembangunan SPAM IKK Baa dan IKK Rote Barat Laut
Pembangunan SPAM Di Kws Khusus Kep. Mentawai
• Pembangunan Infrastruktur Kws Permukiman Perkotaan Kota Sabang
• Pembangunan TPST/3R
Peningkatan Struktur Jalan Lingkar Pulau Sebatik
Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai Miangas (Lanjutan)
TA 2015-2019
Pembangunan perumahandi Kawasan Pelabuhanbebas Sabang
23
PERPRES 3 TAHUN 2016
a) Pembangunan Proyek Strategis Nasional dapat dimulai setelah memperoleh izin lokasi, izin lingkungandan/ atau izin mendirikan bangunan.
b) Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dilakukan sesuai dengan RTRW, RDTR Daerah atau RencanaZonasi Wilayah Pesisir dan pulau-pulau kecil, dan jika tidak sesuai, dimungkinkan penyesuaian tataruang.
c) Penyediaan tanah untuk pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dilakukan oleh Pemerintah Pusat,Pemerintah Daerah, dan/ atau Badan Usaha dengan menggunakan waktu minimum.
d) Pemerintah dapat memberikan Jaminan Pemerintah Pusat terhadap Proyek Strategis Nasional yangdilaksanakan oleh Badan Usaha atau Pemerintah Daerah yang bekerja sama dengan Badan Usaha.
e) Percepatan pengadaan barang/ jasa Proyek Strategis Nasional dapat dilakukan dengan cara:
1) Pengadaan langsung Jasa Konsultansi bernilai paling tinggi Rp 500 juta,
2) Penunjukan langsung kepada Penyedia Jasa Konsultansi sejenis dengan kinerja baik padaKementerian,
3) Penunjukan langsung 1 (satu) kali kepada Penyedia Barang/ Jasa Konstruksi yang telahmelaksanakan Kontrak sejenis dengan kinerja baik pada Kementerian.
23
PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL.
24
LINGKUP PERPRES 3 TAHUN 2016
Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
a. Bidang Sumber Daya Air: Pembangunan Bendungan dan NCICD
b. Bidang Bina Marga: Pembangunan Jalan Tol dan Jalan Nasional/Strategis Nasional Non-Tol,
c. Bidang Cipta Karya: Penyediaan Infrastruktur Air Minum, Sistem Air Limbah Komunal, sertaPembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan Sarana Penunjang,
d. Bidang Penyediaan Perumahan: Program Satu Juta Rumah.
25
• Kebijakan bidang DAK tahun 2016 ditentukan berdasarkan:
– Kebutuhan pada dukungan terhadap pencapaian prioritas nasional (Tiga
dimensi pembangunan dan sembilan agenda prioritas (nawacita) sesuai
RPJMN 2015-2019)
– Difokuskan pada kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar
masyarakat (khususnya sesuai SPM)
• Menu (ruang lingkup) DAK didasarkan pada sasaran prioritas dari setiap bidang
dan sesuai pembagian urusan dalam UU No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah.
• Pemerintah akan lebih memperhatikan pengalokasian DAK kepada daerah-daerah
tertinggal, perbatasan, terluar, terpencil, kepulauan, dan pasca bencana.
• DAK juga diprioritaskan untuk mendanai kegiatan fisik dan dapat digunakan
untuk kegiatan nonfisik.
Kegiatan non fisik yang dimaksud adalah kegiatan dalam mendukung pelaksanaan
kegiatan pembangunan fisik di daerah.
ARAH KEBIJAKAN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR PUPR KEWENANGAN DAERAH MELALUI DAK TA 2016
26
DAK INFRASTRUKTUR PUBLIK DAERAH
• Besaran Alokasi berkisar ± Rp 100 M per Kab/Kota.
• Penggunaannya diarahkan untuk pembangunan/rehabilitasi infrastruktur
pelayanan publik di daerah yang belum di danai dari DAK Reguler
(sebagai komplementer DAK Reguler)
• Pilihan penggunaan untuk Bidang Infrastruktur Publik disesuaikan dengan
kebutuhan daerah.
• Besaran alokasi mempertimbangkan usulan percepatan pembangunan
infrastruktur dari daerah (proposal based), diluar yang didanai dari DAK
reguler dan belanja murni APBD.
• Tidak ada kewajiban penyediaan dana pendamping.
• Maksimal 5% dari alokasi DAK infrastruktur per daerah dapat digunakan
untuk penunjang kegiatan fisik.
27
DAK AFFIRMASI DALAM APBN 2016
1. Menggunakan pendekatan wilayah sebagai kebijakan afirmasi untuk
mempercepat pembangunan di daerah perbatasan, tertinggal, terpencil,
terluar, pesisir dan/atau kepulauan.
2. Jumlah daerah yang masuk kategori perbatasan, tertinggal, terpencil,
terluar, pesisir dan/atau kepulauan akan dikoordinasikan dengan Bappenas,
Kemendes PDTT, BNPP, Kemendagri. DAK affirmasi diperuntukkan bagi
Bidang Infrastruktur Dasar:
• Infrastruktur Transportasi (sub bidang jalan dan sub bidang transportasi
perdesaan);
• Infrastruktur Sanitasi dan Air Minum; dan
• Infrastruktur Irigasi
3. Besaran alokasi DAK didasarkan pada data kebutuhan teknis
28
DUKUNGAN ANGGARAN INFRASTRUKTUR PUPRMENDUKUNG KAWASAN PERBATASAN 2016 DAN PROGRAM PRIORITAS
TA 2017
4
29
NO. PROVINSI ALOKASI APBNP 2016 ALOKASI DAK 2016
1 NAD 16,953,116 72,585,296
Aceh Singkil 16,953,116 72,585,296
2 Sumatera Utara 15,829,905 323,650,638
Nias Barat 67,797,245
Nias Utara 86,991,633
Nias 15,829,905 91,684,280
Nias Selatan 77,177,480
3 Sumatera Barat 241,928,056 303,579,891
Kepulauan Mentawai 63,085,785 100,607,076
Pasaman Barat 137,501,575 101,464,610
Solok Selatan 41,340,696 101,508,205
4 Sumatera Selatan 98,047,217 273,338,138
Musi Rawas 91,547,217 142,387,295
Musi Rawas Utara (DOB) 6,500,000 130,950,843
5 Bengkulu 66,478,798 129,070,910
Seluma 66,478,798 129,070,910
6 Lampung 251,592,824 298,826,617
Lampung Barat 174,479,995 164,726,273
Pesisir Barat (DOB) 77,112,829 134,100,344
7 Jawa Timur 169,865,137 575,787,135
Bondowoso 18,920,685 92,102,839
Situbondo 51,613,082 120,976,135
Bangkalan 2,367,063 214,104,122
Sampang 96,964,307 148,604,039
8 Banten 591,717,265 184,813,407
Pandeglang 133,038,479 74,874,217
Lebak 458,678,786 109,939,190
NO. PROVINSI ALOKASI APBNP 2016 ALOKASI DAK 2016
9 Nusa Tenggara Barat 1,653,910,742 1,173,839,045
Lombok Barat 130,662,192 130,719,951
Lombok Tengah 280,295,509 207,490,245
Lombok Timur 49,965,146 191,851,017
Sumbawa 310,238,231 166,001,045
Dompu 377,497,133 67,117,050
Bima 255,452,803 209,283,575
Lombok Utara 40,918,764 142,978,983
Sumbawa Barat 208,880,964 58,397,179
10 Nusa Tenggara Timur 1,197,533,127 2,031,724,476
Sumba Barat 94,380,273 89,988,213
Sumba Timur 67,349,469 145,740,988
Kupang 131,186,007 138,336,071
Timor Tengah Selatan 54,854,631 76,133,683
Timor Tengah Utara 69,675,203 105,627,716
Belu 342,877,961 97,238,578
Alor 28,409,083 148,828,106
Lembata 14,227,518 130,581,978
Ende 107,546,479 185,988,755
Manggarai 28,945,420 103,241,689
Rote Ndao 29,857,323 104,772,820
Manggarai Barat 32,087,592 111,469,276
Sumba Barat Daya 31,573,247 137,422,778
Sumba Tengah 29,117,883 62,977,913
Nagekeo 29,079,999 78,767,084
Manggarai Timur 61,593,554 93,216,673
Sabu Raijua 39,336,564 96,716,982
Malaka (DOB) 5,434,921 124,675,173
(Dalam Rp Ribu)
DUKUNGAN ANGGARAN KEMENTERIAN PUPRMENDUKUNG KAWASAN PERBATASAN(APBN + DAK)
30
Antara lain:• DI Baliase Kab. Luwu Utara• DI Jabung Kab Lampung Timur• DI Jambo Aye Kanan Kab. Aceh Utara• DI Pitap Kab. Balangan• D.I Batang Alai Kab. Hulu Sungai Tengah• DI Bomberay Kab. Fakfak, • DI Oransbari Kab. Manokwari• DI Malaos Kab. Sorong Papua Barat
Pengembangan dan Perluasan Embung Konservasi di Jakabaring Kota Palembang untuk mendukung Asian Games 2018• Rukoh-Aceh
• Lausimeme-Sumut• Komering II-Sumsel• Bener-Jateng• Sidan-Bali• Temef-NTT• Pamukkulu-Sulsel• Way Apu-Maluku• Baliem-Papua
Antara lain:• DI Pacal Kab. Bojonegoro• DI Colo Kab. Sukoharjo• DI Gondang Kab. Lamongan• DI Rentang Kab. Majalengka,
Cirebon, Indramayu
84 ribu HaPembangunan jaringan irigasi
323 ribu HaRehabilitasi jaringan irigasi
39 bendungan(9 baru dan 30 lanjutan)
105 embung/bangunan penampung air lainnya
Pembangunan Embung Antara lain:• Embung Pangkaran Kab. Kapuas Hulu• Embung Serbaguna Tanjung Agung Kab. Bulungan• Embung Rawasari Kota Tarakan• Embung Batang Dareh Bulakan Kota Payakumbuh
Antara lain:• JUMFP-DKI Jakarta• FMSRB-Banten, Ambon• UFC-Kota Manado• Banjir Kota Jambi • Sudetan Kali Ciliwung-Jakarta• Floodway Cisangkuy-Kab.
Bandung
Antara lain:• NCICD-Jakarta• Bali Beach-Bali• Penaganan Rob Semarang dan
Pekalongan
Antara lain:• Air Baku-Prov. NTB, NTT• Sungai Maro-Merauke• SPAM Regional Kota Sorong• SPAM Regional Kota Bengkulu• Gunung Mentas-Kab. Belitung• Bojong Renged-Kab. Tangerang• SPAM Regional Wososukas-
Kab.Wonogiri
4,45 m3/dtkPembangunan/peningkatan
sarana dan prasarana pengelolaan air baku
154 kmPembangunan sarana
dan prasarana pengendali banjir
21 kmPembangunan dan
peningkatan sarana dan prasarana pengamanan
pantai
1 KEDAULATAN PANGAN/KETAHANAN AIRPROGRAM PRIORITAS 2017
31
1. Jembatan Teluk Kendari
2. Jembatan Holtekamp
3. Jembatan Pulau Balang
4. Dan lain lain
1. Medan – Kualanamu
2. Akses Tanjung Priok
3. Cisumdawu
4. Solo – Kertosono
5. Balikpapan – Samarinda
6. Manado – Bitung
1. Penanganan Jalan Lintas Pantai Selatan Jawa 158 km
2. Pembangunan Jalan Perbatasan Kalimantan 197,7 km
3. Pembangunan Jalan Perbatasan NTT 176,19
4. Pembangunan Jalan Perbatasan Papua 56,51
5. Pembangunan Jalan Trans Papua176,1 km
2 KONEKTIVITAS
796 kmPembangunan jalan baru (Jalan perbatasan, Jalan Pansela Jawa,
dan Trans Papua)
808 kmPeningkatan kapasitas jalan
nasional
7.898 mPembangunan jembatan
7.787 mPeningkatan jembatan
23 kmPembangunan jalan tol
(Pemerintah)
Pembangunan Jalan di 5 Prioritas KSPN 1. D.Toba2. Bromo3. Mandalika4. Labuan Bajo5. Raja Ampat
PROGRAM PRIORITAS 2017
32
1. Penyelesaian Rusun Untuk Perkampungan Atlet (Kemayoran)
2. Penyelesaian Rusun Untuk Tingkat Tinggi Untuk MBR Pasar Minggu, Pasar Rumput, Pondok Kelapa
3 PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
11.400 unitPembangunan rumah susun untuk
MBR
1.900 unitPembangunan rumah khusus dalam rangka
penanganan paska bencana/konflik, maritim, daerah tertinggal dan perbatasan negara
109.500 unitPembangunan rumah swadaya untuk penurunan backlog dan rumah tidak
layak huni
375.000 unitRumah umum (rumah tapak dan rusunami) melalui
KPR FLPP
225.000 unitSubsidi selisih bunga
PROGRAM PRIORITAS 2017
33
Peningkatan kualitas permukiman kumuhperkotaan di 5 Kota/Kabupaten(Banjarmasin, Yogyakarta, BandarLampung, Malang, Pontianak).
1. Entikong, Kalbar
2. Nanga Badau, Kalbar
3. Aruk, Kalbar
4. Mota’ain, NTT
5. Motamassin, NTT
6. Wini, NTT
7. Skouw, Papua
1.431 haPembangunan infrastruktur permukiman
kumuh(kondisi kumuh 45%)
7 PLBNPembangunan kawasan
perbatasan (Inpres 6/2015)
1. Penataan Bangunan Kawasan Strategis, kawasandestinasi wisata di 10 KSPN (Danau Toba,Mandalika, Borobudur, dll), serta DirektifPresiden (Kws Masjid Raya Padang, MonumenKapsul Waktu Merauke, Menara SalibWamena, Sail Sabang);
2. Pemb. Prasarana dan Sarana Asian Games XVIII diGBK dan Palembang;
3. Rehabilitasi/Renovasi Istana Negara, Bogor, danCipanas, Kraton Kasunanan dan PuriMangkunegaran Solo;
4. Peningkatan kualitas kawasan permukimanperdesaan di 36 Kabupaten (agro/minapolitan)termasuk Pembangunan Infrastruktur Wilayah dalamrangka mendukung Pengembangan Sosial EkonomiWilayah untuk mengurangi kesenjangan antarwilayah di 200 Kecamatan;
5. Penataan Kawasan Kampung Nelayan di 6 Kab/KotaPrioritas (Tegalsari-Kota Tegal, Sumber Jaya-Bengkulu, Kampung Beting-Pontianak,Karangsong-Indramayu, Morodemak-Demak,Kuin-Banjarmasin).
PENGEMBANGAN KAWASAN
PERMUKIMAN
Revitalisasi dan Pengembangan KawasanTematik Perkotaan (Kota Hijau, Pusakadan Cerdas), 20 Pengembangan RuangTerbuka Hijau / Publik, 6 Kawasan Pusaka,pengembangan 14 Kebun RayaPerkotaan/Pedesaan (Baturaden,Cibinong, Cibodas, Wamena,Kuningan, Liwa, Megawati SoekarnoPutri, Purwodadi, Eka Karya,Balikpapan, Banua, Bogor, Kendari,Jompie).
PENATAAN BANGUNAN
LINGKUNGAN
433 haDrainase lingkungan untuk
penanganan genangan
3 PERUMAHAN DAN PERMUKIMANPROGRAM PRIORITAS 2017
34
1. Pencapaian 100% Akses Aman Air Minum di 11 Kabupaten/Kotayang termasuk Showcase City (Kota Binaan);
2. Pengembangan SPAM untuk mendukung sistem perkotaannasional 2015-2019 yaitu 12 kawasan metropolitan(Mebidangro, Jabodetabek, Cekungan Bandung, KedungSepur, Gerbang Kertasusila, Sarbagita, Maminasata,Kaw. Perkotaan Palapa, Patungraya Agung,Banjarbakula, Mataram Rata, Bimindo), 20 kota sedang,10 kota baru (Sofifi, Pontianak, Maja, dll), dan 39 kawasanpusat pertumbuhan baru;
3. Pembangunan SPAM Regional Baru di 2 kawasan(Mebidangro, Maminasata) dan SPAM Regional Lanjutan di 5kawasan (Keburejo, Petanglong, Kertamantul,Mojolamong, Durolis);
4. Pengembangan SPAM di Kawasan Khusus yaitu kawasanperbatasan (Long Nawan, Long Bawan, Tulin Onsoi,Tahuna Barat, Rote Barat Daya, Molos Oan, Mutis), 1pulau kecil terluar (Werwaru-Maluku), 2 kawasan nelayan(Aceh Besar, Halmahera Timur), dan 8 mendukungoperasional kegiatan RSUD (Sulteng, Jayapura, Nabire,Merauke, Sampit, Banten, Maluku Tengah, Ambon),pengembangan SPAM di 5 Kawasan Permukiman KumuhPerkotaan prioritas;
5. PAMSIMAS dengan target 5.000 desa di 33 provinsi.
4.180 ltr/dtkPembangunan SPAM (regional 350 ltr/dtk, perkotaan 2.020
ltr/dtk, perdesaan 1.530 ltr/dtk, dan kawasan khusus 280 ltr/dtk termasuk di permukiman nelayan)
1. Percepatan pembangunanIPAL Terpusat Skala Regionaldi 2 kab/kota, skala kab/kotadi 7 kab/kota, skala kawasandi 34 kab/kota, skala komunaldi 108 kab/kota (termasukprioritas lokasi penanganankawasan kumuh);
2. Pembangunan InstalasiPengolahan Lumpur Tinja(IPLT) di 53 kab/kotadiprioritaskan untuk kab/kotayang belum memiliki IPLTdengan cakupan aksessanitasi layak lebih dari 50%jumlah penduduk.
130.500 KK
Pembangunan pengolahan air limbah
1. Pembangunan Tempat PengolahanSampah Terpadu (TPST) 3R skalakomunal di 96 Kab/Kota a.l. KotaBanda Aceh, Kab. Bangka Barat,Kota Palangkaraya, KotaMakasar, Kota Denpasar(termasuk mendukung prioritas lokasipenanganan kawasan kumuh);
2. Pembangunan TPA di 52 kab/kotayang diprioritaskan: KotaBalikpapan, Kota Jambi, Kab.Pandeglang, Kb.Bolaangmongondow, KotaSorong, yang disesuaikan denganjumlah timbulan sampah yangdihasilkan untuk menghindari idlecapacity. TPA Skala Regional di 3kab/kota (Legok Nangka, Nambo,Banjar Kuala).
2.905.400 KKPembangunan sistem persampahan
3 PERUMAHAN DAN PERMUKIMANPROGRAM PRIORITAS 2017
35