61733126 Proposal Silaturahmi Lintas Agama Repaired Repaired
Seminar Kelompok 333 Lagiiiii (Repaired)
-
Upload
metta-novita -
Category
Documents
-
view
13 -
download
0
description
Transcript of Seminar Kelompok 333 Lagiiiii (Repaired)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umumnya klien dengan perilaku kekerasan dibawa dengan paksa ke rumah sakit
jiwa. Sering tampak klien diikat secara tidak manusiawi disertai bentakan dan
“pengawalan” oleh sejumlah anggota keluarga bahkan polisi. Perilaku kekerasan seperti
memukul anggota keluarga/ orang lain, merusak alat rumah tangga dan marah-marah
merupakan alasan utama yang paling banyak dikemukakan oleh keluarga. Penanganan
yang dilakukan oleh keluarga belum memadai sehingga selama perawatan klien
seyogyanya sekeluarga mendapat pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien
(manajemen perilaku kekerasan).
Asuhan keperawatan yang diberikan di rumah sakit jiwa terhadap perilaku kekerasan
perlu ditingkatkan serta dengan perawatan intensif di rumah sakit umum. Asuhan
keperawatan perilaku kekerasan (MPK) yaitu asuhan keperawatan yang bertujuan melatih
klien mengontrol perilaku kekerasannya dan pendidikan kesehatan tentang MPK pada
keluarga. Seluruh asuhan keperawatan ini dapat dituangkanmenjadi pendekatan proses
keperawatan.
Perilaku kekerasan merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. WHO (2001)
menyatakan, paling tidak ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah mental.
WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia mengalami gangguan
kesehatan jiwa. Pada masyarakat umum terdapat 0,2 – 0,8 % penderita skizofrenia dan
dari 120 juta penduduk di Negara Indonesia terdapat kira-kira 2.400.000 orang anak yang
mengalami gangguan jiwa (Maramis, 2004 dalam Carolina, 2008). Data WHO tahun
2006 mengungkapkan bahwa 26 juta penduduk Indonesia atau kira-kira 12-16 persen
mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan data Departemen Kesehatan, jumlah penderita
gangguan jiwa di Indonesia mencapai 2,5 juta orang (WHO, 2006).
1
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum :
Memberikan asuhan keperawatan jiwa pada Klien dengan resiko perilaku kekerasan
di RSJ Prof.HB Sa’anin Padang.
2. Tujuan Khusus :
a. Mampu pelaksanakan pengkajian pada klien denga perilaku kekerasan
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan jiwa pada klien dengan ressiko
perilaku kekerasan
c. Mampu membuat rencana asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa yang telah
disusun
d. Mampu melaksanakan implementasi dari asuhan keperawatan pada klien dengan
resiko perilaku kekerasan
e. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah di tentukan
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan resiko
perilaku kekerasan
2
BAB II
LANDASAN TEORITIS
1. Perilaku Kekerasan
A. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal
atau marah yang tidak konstruktif. Pengungkapkan kemarahan secara tidak langsung
dan konstrukstif pada waktu terjadi akan melegakan individu dan membantu orang
lain untuk mengerti perasaan yang sebenarnya. Kemarahan yang ditekan atau pura-
pura tidak marah akan mempersulit diri sendiri dan mengganggu hubungan
interpersonal. Sedangkan menurut Carpenito 2000, Perilaku kekerasan adalah
keadaan dimana individu-individu beresiko menimbulkan bahaya langsung pada
dirinya sendiri ataupun orang lain.
Individu melakukan kekerasan akibat adanya frustasi yang dirasakan sebagai
pemicu dan individu tidak mampu berpikir serta mengungkapkan secara verbal
sehingga mendemostrasikan pemecahan masalah dengan cara yang tidak adekuat
(Rawlins and Heacoco, 1998). Sedangkan menurut Keliat (1999), perilaku kekerasan
adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai dengan hilangnya kontrol
diri atau kendali diri.
Tanda dan gejala :
a. Muka merah dan tegang
b. Pandangan tajam
c. Mengatupkan rahang dengan kuat
d. Mengepalkan tangan
e. Jalan mondar-mandir
f. Bicara kasar
g. Suara tinggi, menjerit atau berteriak
3
h. Mengancam secara verbal atau fisik
i. Melempar atau memukul benda atua orang lain
j. Merusak barang atau benda
k. Tidak memiliki kemampuan mencegah atau mengendalikan oerilaku
kekerasan
B. Penyebab
Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri
rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat
digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri,
merasa gagal mencapai keinginan.
Tanda dan gejala :
a. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
b. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
c. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
d. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,
mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
C. Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan berbahaya
bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti menyerang orang lain,
memecahkan perabot, membakar rumah dll. Sehingga klien dengan perilaku
kekerasan beresiko untuk mencederai diri orang lain dan lingkungan.
Tanda dan gejala :
Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan didapatkan
melalui pengkajian meliputi :
4
a. Wawancara : diarahkan penyebab marah, perasaan marah, tanda-tanda
marah yang diserasakan oleh klien.
b. Observasi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi,
berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak: merampas
makanan, memukul jika tidak senang.
2. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif
Asertif Frustasi Pasif Agresif Mengamuk
1. Asertif : Kemarahan atau rasa tidak setuju yang dinyatakan/diungkapkan tanpa
menyakiti orang lain akan memberi kelegaan pada individu dan tidak menimbulkan
masalah.
2. Frustasi : respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan karena tidak reaktif/
hambatan dalam proses percakapan tujuan. Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman
atau kecemasan akibat dari ancaman tersebut dapat menimbulkan kemarahan.
3. Pasif : Individu tidak mampu mengungkapkan perasaannya, klien tampak malu,
pendiam, sulit diajak bicara karena rendah diri dan merasa kurang mampu.
4. Agresif : Perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan untuk bertindak
dalam bentuk deskruktif dan masih terkontrol. Perilaku yang tampak berupa : muka
kusam, bicara kasar, menuntut, kasar disertai kekerasan.
5. Mengamuk : perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol
diri, individu dapat merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
5
3. Faktor Predisposisi
Berbagi pengalaman yang dialami tiap orang mungkin menjadi faktor predisposisi yang
mungkin / tidak mungkin terjadi jika faktor berikut dialami oleh individu :
a. Psikologis : Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan Frustasi yang kemudian
dapat timbul agresif atau amuk.
b. Perilaku, reinforcement yang diterima ketika melakukan kekerasan, sering
mengobservasi kekerasan, merupakan aspek yang menstimulasi mengadopsi perilaku
kekerasan.
c. Sosial budaya, budaya tertutup, kontrol sosialyang tidak pasti terhadap perilaku
kekerasan menciptakan seolah-olah perilaku.
d. Bioneurologis : kerusakan sistem limbic, lobus prontal/temporal dan ketidak
seimbangan neurotransmitter.
4. Mekanisme koping
1. Sublimasi
Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di mata masyarakat untuk
suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya secara normal. Misalnya
seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada objek lain seperti
meremas adonan kue, meninju tembok, dan sebagainya dilihat tujuannya adalah
untuk mencoba dalam akibat rasa marah.
2. Proyeksi
Menyalahkan orang lain mengenai kesukaran /keinginan yang tidak baik. Misalnya
seorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan yang
seksual terhadap rekan kerjanya, berbalik bahwa temannya tersebut mencoba
merayu dirinya.
3. Regresi
6
Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Perilaku kekerasan
Gangguan Konsep diri Harga Diri Rendah
Pola koping inefektif
Mencegah pikiran yang menyakitkan / membahayakan masuk kealam sadar.
Misalnya seorang anak yang sangat benci pada orang tuanya yang tidak disukainya,
akan tetapi menurut ajaran/didikan yang diterimanya sejak kecil bahwa membenci
orang tua adalah hal yang tidak baik dan dituntut oleh Tuhan sehingga perasaan
benci itu ditekannya dan akhirnya dapat dilupakan.
4. Reaksi Formas
Mencegah keinginan yang berbahay bila diekspresikan dengan berlebih-lebihan
sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai rintangan.
Misalnya seorang wanita yang tertarik pada temanya suaminya akan
memperlakukan orang itu dengan sikap yang kasar.
5. Aplacement
Dilepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan, pada objek yang tidak
begitu berbahaya seperti pada mulanya yang membangkitkan emosi. Misalnya
seorang anak yang berusia 4 tahun marah karena ia baru saja mendapatkan
hukuman dari ibunya karena menggambar didinding kamarnya.
5. Pohon Masalah
7
6. Asuhan Keperawatan Teoritis
A. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
a. Masalah keperawatan:
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b. Perilaku kekerasan / amuk
c. Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah
d. Koping Individu Tidak Efektif
b. Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan perilaku kekerasan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Data Subyektif :
1. Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
2. Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal atau marah.
3. Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Objektif :
1. Mata merah, wajah agak merah.
2. Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit,
memukul diri sendiri/orang lain.
3. Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
4. Merusak dan melempar barang-barang.
b. Perilaku kekerasan / amuk
Data Subyektif :
1. Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
2. Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal atau marah.
3. Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Obyektif ;
1. Mata merah, wajah agak merah.
2. Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
8
3. Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
4. Merusak dan melempar barang-barang.
c. Gangguan harga diri : harga diri rendah
Data subyektif:
1. Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap
diri sendiri.
Data obyektif:
a. Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
B. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko Perilaku kekerasan
2) Harga diri rendah
3) Defisit perawatan diri
C. Intervensi
Diagnosis Rencana Tindakan Keperawatan Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan
Perilaku
Kekerasan
Pasien mampu:
11.Mengidentifikasi
penyebab dan
tanda perilaku
kekerasan
2. Menyebutkan
jenis perilaku
kekerasan yang
pernah dilakukan
3. Menyebutkan
Setelah
pertemuan, pasien
mampu :
1. Menyebutkan
penyebab, tanda
gejala, akibat
Perilaku
Kekerasan
2.
Memperagakan
SP 1Pasien
1. Bina hubungan saling
percaya dengan tindakan:
- mengucapkan salam
terapeutik
- berjabat tangan
- menjelaskan tujuan
interaksi
-membuat kontrak:waktu,
topic, tempat setiap bertemu
1.Hubungan saling
percaya merupakan
landasan dasar
interaksi perawat
dengan klien
terbuka dalam
mengungkapkan
masalahnya dengan
rasa aman dan
9
akibat dari
perilaku
kekerasan yang
dilakukan
4. Menyebutkan
cara mengontrol
perilaku
kekerasan
5. Mengontrol
perilaku
kekerasan dengan
6 benar cara
minum obat dan
patuh minum obat
)
cara fisik I untuk
mengontrol
Perilaku
kekerasan
klien
2.identifikasi penyebab
marah, tanda dan gejala, PK
yang dilakukan, akibat serta
cara mengontrol PK secara
patuh minum obat
3. memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
menimbulkan sikap
menerima terhadap
orang lain
2.Obat akan
membantu untuk
mengontrol
perilaku kekerasan
dan perilaku klien
3.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dapat dilakukan
secara teratur
Setelah pertemuan
klien:
a.Mampu
menyebutkan
kegiatan yang
sudah dilakukan
b.Mampu
menyebutkan cara
mengontrol PK
secara fisik yaitu
tarik nafas dalam
dan pukul
bantal/kasur
SP 2 Pasien:
1. Evaluasi kegiatan yang
lalu yaitu patuh minum obat
2.Cara mengontrol PK
secara fisik yaitu tarik nafas
dalam dan pukul
bantal/kasur
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
kegiatan klien
2.Mengurangi
ketegangan otot
saat marah, dapat
menyalurkan
energy secara
positif tanpa
menciderai diri
sendiri dan orang
lain
10
3.masukkan dalam kegiatan
harian
3.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secaraa
teratur
Setelah pertemuan
klien:
1.Mampu
menyebuttkan
kegiatan yang
sudah dilakukan
2.Mampu
menyebutkan cara
mengontrol PK
dengan bicara
yang baik
SP 3 Pasien:
1.Evaluasi kegiatan yang
lalu yaitu patuh minum obat
dan cara mengontrol PK
secara fisik
2.Cara mengontrol PK
secara verbal yaitu bicara
dengan baik (meminta,
menolak, mengungkapkan
perasaan kesal dengan baik)
3.Masukkan kedalam
kegiatan harian
1.Menilai
kemajuan
perkembangan
kegiatan klien
2.Dengan
mengungkapkan
marah secara
verbal berarti klien
tidak mampu
mengungkapkan
marah secara
asertif
3.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
11
Setelah
pertemuan klien:
1.Mampu
menyebutkan
kegiatan yang
sudah dilakukan
2.Mampu
menyebutkan
cara mengontrol
PK dengan
spiritual
SP 4 Pasien:
1.Evaluasi kegiatan yang
lalu yaitu bpatuh minum
obat dan cara mengontrol
PK secara fisik,bicara yang
baik
2.Cara mengontrol PK
secara spiritual
3. Masukkan kedalam
kegiatan harian
1.Menilai
kemajuan
perkembangan
kegiatan klien
2.Agar klien
mengingat Tuhan
3.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur.
Klien mampu:
1.Mengenal
masalah risiko
perilaku kekerasan
2.Memustuskan
untuk melakukan
perawatan pada
pasien risiko
perilaku kekerasan
3.Merawat pasien
risiko perilaku
kekerasan dengan
setelah
pertemun
keluarga pasien:
1.Menyebutkan
penyebab, tanda
gejala, akibat
Perilaku
SP 1 keluarga
1.diskusikan masalah yang
dirasakan dalam merawat
pasien.
2.jelaskan pengertian, tanda
dan gejala dan proses
terjadinya PK.
3.jelaskan cara merawat PK
1.Keluarga pasien
mampu mengatasi
masalah dalam
metrawat pasien
2.Keluarga pasien
mengetahui
pengertian, tanda
dan gejala dan
proses terjadinya
PK
3.Keluarga pasien
12
mengajarkan dan
mendampingi
pasien melakukan
kegiatan fisik,
bicara yang baik,
minum obat teratur
dab spiritual.
4.Memodifikasi
lingkungan yang
konsusif agar
pasien mampu
mengontrol
perilaku kekerasan
dan mengurangi
stresor yang
menimbulkan
perilaku kekerasan
5.Mengenal tanda
kekambuhan, dan
mencari pelayanan
kesehatan.
Kekerasan
2.
Memperagakan
cara fisik I
untuk
mengontrol
Perilaku
kekerasan
4.latih satu cara merawat
PK fisik 1 dan 2
5.anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberi pujian.
mampu dalam
merawat pasien
5.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
Setelah
pertemuan
keluarga:
a.Mampu
menyebutkan
kegiatan yang
sudah dilakukan
b.Mampu
SP 2 keluarga
1.evaluasi kegiatan keluarga
dalam merawat pasien
latihan fisik 1 dan 2 Berikan
pujian.
2.jelaskan 6 benar cara
mamberikan obat.
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
keluarga dalam
merawat pasien
2.keluarga klien
paham dengan obat
13
menyebutkan
cara mengontrol
PK secara fisik
yaitu tarik nafas
dalam dan pukul
bantal/kasur
3.latih cara memberikan/
membimbing minum obat.
4.anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberi pujian.
klien
3.Melatih
memberikan
minum obta yang
benar
4.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
Setelah
pertemuan
keluarga:
1.Mampu
menyebuttkan
kegiatan yang
sudah dilakukan
2.Mampu
menyebutkan
cara mengontrol
PK dengan
bicara yang baik
SP 3 keluarga
1.Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
merawat/melatih pasien
latihan fisik 1,2 dan
memberikan obat, berikan
pujian.
2.Latih cara membimbing
verbal/bicara.
3.latih cara membimbing
kegiatan spritual
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
keluarga dalam
merawat pasien
2.mengontrol PK
secara verbal yang
baik
3. mengontrol PK
dengan
mengingatkan
kepada Tuhan
4.Membantu
14
4.Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberi pujian.
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
Setelah
pertemuan
keluarga:
1.Mampu
menyebutkan
kegiatan yang
sudah dilakukan
2.Mampu
menyebutkan
cara mengontrol
PK dengan
spiritual
SP 4 keluarga
1.Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
merawat/melatih pasien
latihan fisik 1,2 dan
memberikan obat, verbal
dan spiritual, berikan pujian.
2.Jelaskan follow up ke
PKM, tanda kambuh,
rujukan
3. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian.
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
keluarga dalam
merawat pasien
2. keluarga mampu
mengetahui tanda
kekambuhan klien
3.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
Harga diri
rendah
pasien mampu:
1. mengidentifikasi
kemampuan dan
setelah
pertemun klien:
1. mampu
SP 1 Pasien
1. Identifikasi kemampuan
melakukan kegiatan dan
1.Menggali aspek
positf yang dimiliki
15
aspek positif tang
dimiliki
2. menilai
kemampuan yang
dapat digunakan
3. menetapkan dan
memilih kegiatan
yang akan dilatih
sesuai kemampuan
4. melatih kegiatan
yang telah dipilih
sesuai kemampuan
5. merencanakan
kegiatan yang telah
dilatih
mengidentifikasi
aspek positif
pasien
2. memilih
kegiatan yang
dapat dilakukan
pasien
aspek positif pasien (buat
daftar keinginan)
2. Bantu pasien menilai
kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini (pilih dari
daftar kegiatan) : buat daftar
kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini untuk
dilatih
3. bantu pasien memilih
salah satu kegiatan yang
dapat dilakukan saat ini
untuk dilatih
4. latih kegiatan yang dipilih
(alat dan cara
melakukannya).
5. masukkan pada jadwal
kegiatan untuk untuk latihan
dua kali per hari
pasien
4.Melatih
kemampuan yang
dapat dilakukan
pasien
5.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
setelah
pertemuan klien:
1. mampu
mengevaluasi
SP 2 Pasien
1. evaluasi kegiatan pertama
yang telah dilatih dan
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
16
kegiatan
pertama pasien
2. mampu
meningkatkan
aspek positif
pasien dengan
melakukan
kegiatan yang
kedua
berikan pujian
2. bantu pasien memilih
kegiatan kedua yang akan
dilatih
3. latih kegiatan kedua ( alat
dan cara)
4. masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan: dua
kegiatan masing-masing dua
kali per hari
klien
3.Melatih
kemampuan yang
dapat dilakukan
pasien
4.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
setelah
pertemuan klien:
1. mampu
mengevaluasi
kegiatan
pertama dan
kedua
2. mampu
melakukan
aspek
positifpasien
dengan
melakukan
SP 3 Pasien
1. evaluasi kegiatan pertama
dan kedua yang telah dilatih
dan berikan pujian
2. bantu pasien memilih
kegiatan ketiga yang akan
dilatih
3. latih kegiatan ketiga (alat
dan cara)
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
klien
3.Melatih
kemampuan yang
dapat dilakukan
pasien
4.Membantu
menetapkan
17
kegiatan yang
ketiga4. masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan: tiga
kegiatan,masing-masing dua
kali per hari
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
setelah
pertemuan klien:
1. mampu
mengevaluasi
kegiatan
pertama, kedua
dan ketiga
pasien
2. mampu
melakukan
aspek positif
pasien dengan
melakukan
kegiatan
yangkeempat
SP 4 Pasien
1. evaluasi kegiatan
pertama, kedua dan ketiga
yang telah dilatih dan beri
pujian
2. bantu pasien memilih
kegiatan keempat yang akan
dilath
3. latih kegiatan keempat
(alat dan cara)
4. masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan:
empat kegiatan masing-
masing dua kali perhari
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
3.Melatih
kemampuan yang
dapat dilakukan
pasien
4.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
18
keluarga pasien
mampu:
1. mengidentifikasi
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki pasien
2. menilai
kemampuan yang
dapat digunakan
pasien
3. menetapkan dan
memilih kegiatan
yang akan dilatih
sesuai kemampuan
4. melatih kegiatan
yang telah dipilih
sesuai kemampuan
5. merencanakan
kegiatan yang telah
dilatih
setelah
pertemun
keluarga pasien:
1. mampu
mengidentifikasi
aspek positif
yang dimiliki
pasien
2. memilih
kegiatan yang
dapt dilakukan
pasien
SP I Keluarga:
1. diskusikan masalah yang
dirasakan dalam merawat
pasien
2. jelaskan pengertian, tanda
dan gejala, dan proses
terjadinya harga diri rendah
3. jelaskan cara merawat
harga diri rendah terutama
memberikan pujian semua
hal yang positif pada klien
4. latih keluarga memberi
tanggung jawab kegiatan
yang dipilih pasien: bimbing
dan beri pujian
5. anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
berikan pujian
1.Keluarga pasien
mampu mengatasi
masalah dalam
metrawat pasien
2.Keluarga pasien
mengetahui
pengertian, tanda
dan gejala dan
proses terjadinya
harga diri rendah
3.Keluarga pasien
mampu dalam
merawat pasien
4.melatih keluarga
klien dalam
kegiatan yang
diplih
5.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
19
dilakukan secara
teratur
setelah
pertemuan
keluarga:
1. mampu
mengevaluasi
kegiatan
pertama
2. mampu
melatih aspek
positif pasien
dengan
melakukan
kegiatan yang
kedua
SP 2 Keluarga:
1. evaluasi kegiatan
keluarga dalam
membimbing pasien
melaksanakan kegiatan
yang telah dipilih, beri
pujian
2. bersama keluarga melatih
pasien dalam melakukan
kegiatan kedua yang dipilih
pasien
3. anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
beri pujian
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
keluarga dalam
merawat pasien
2.Melatih
kemampuan yang
dapat dilakukan
pasien
3.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
setelah
pertemuan
keluarga:
1. keluarga
mampu
mengevaluasi
kegiatan kedua
SP 3 Keluarga:
1. evaluasi kegiatan
keluarga dalam
membimbing pasien
melaksanakan kegiatan
yang telah dipilih, beri
pujian
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
keluarga dalam
merawat pasien
20
2. mampu
melatih melatih
pasien
melakukan
kegiatan yang
ketiga
2. bersama keluarga melatih
pasien melakuan kegiatan
ketiga yang dipilih
3. anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
berika pujian
2.Melatih
kemampuan yang
dapat dilakukan
pasien
3.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
setelah
pertemuan
keluarga:
1. keluarga
mampu
mengevaluasi
kegiatan ketiga
2. mampu
melatih melatih
pasien
melakukan
kegiatan yang
keempat
SP 4 Keluarga :
1. evaluasi kegiatan
keluarga dalam
membimbing pasien
melaksanakan kegiatan
yang telah dipilih, beri
pujian
2. bersama keluarga melatih
pasien melakuan kegiatan
keempat yang dipilih
3. jelaskan follow up ke
PKM, tanda kambuh,
rujukan
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
keluarga dalam
merawat pasien
2.Melatih
kemampuan yang
dapat dilakukan
pasien
3. keluarga mampu
mengetahui tanda
21
4. anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
beri pujian
kekambuhan klien
4.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
Defisit
Perawatan
Diri
klien mampu:
1.mengidentifikasi
masalah perawatan
diri
2.Melakukan
kebersihan diri
secara mandiri
3.Melakukan
berhias/berdandan
secara baik
4.Melakukan
makan dengan baik
5.Melakukan BAB
dan BAK secara
mandiri
Setelah
pertemuan
klien :
a.Dapat
menyebutkan
tentang
pentingnya
menjaga
kebersihan diri
b.Dapat
menyebutkan
alat-alat untuk
menjaga
kebersihan diri
c.Dapat
menyebutkan
cara-cara
melakukan
SP1 Pasien
1.Identifikasi masalah
perawatan diri: kebersihan
diri, berdanadan,
makan/minum,BAB/BAK
2.Jelaskan pentingnya
kebersihan diri.
3.Jelaskan cara dan alat
kebersihan diri.
4.Latih cara menjaga
1.Mengetahui
masalah
keperawatan dapat
membantu
memecahi masalah
pada klien.
2.Dapat memotifasi
klien dalam
menjaga kebersihan
diri
3.Menambah
pengetahuan klien
4.klien mampu
menjaga kebersihan
22
kebersihan diri
d.Dapat
mempraktekan
cara menjaga
kebersihan diri
kebersihan diri: mandi, dan
ganti pakaian, sikat gigi,
cuci rambut, potong kuku
5.Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
mandi, siakt gigi (2 kali
perhari), cuci rambut (2 kali
per minggu), potong kuku
(satu kali per minggu),
potong kuku (satu kali per
minggu)
dirinya
5.membantu
menetapkan
kegiatan yang
mungkin
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
Setelah
pertemuan
klien :
a.Mampu
menyebutkan
kegiatan yang
sudah dilakukan
b. Mampu
menyebutkan
cara berdandan
dan dapat
menjaga
kebersihan diri
klien
SP2 Pasien:
1.Evaluasi kegiatan
kebersihan diri. Beri pujian
2.Jelaskan cara dan alat
untuk berdandan
3.Latih cara berdandan
setelah kebersihan diri:
sisiran, rias muka untuk
perempuan; sisiran cukuran
untuk pria
4.Masukkan pada jadwal
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
klien
2.Pasien
mengetahui cara
dan alat untuk
berdandan
3.Pasien mampu
berdandan secara
mandiri
23
kegiatan untuk kebersihan
diri dan berdandan
4. Membantu
menetapkan
kegiatan yang
mungkin
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
Setelah
pertemuan klien:
a.Mampu
menyebutkan
kegiatan yang
sudah dilakukan
b. Mampu
menyebutkan
cara makan yang
baik dan dapat
menyebutkan
alat-alat yang
diperlukan
untuk makan.
SP3 Pasien:
1.Evaluasi kegiatan
kebersihan diri dan
berdandan. Beri pujian
2.Jelaskan cara dan alat
makan dan minum
3.Latih cara makan dan
minum yang baik
4.Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
kebersihan diri, berdandan
dan makan & minum yang
baik
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
klien
2.Pasien
mengetahui cara
makan dan minum
yang baik
3.melatih
kemampuan pasien
makan dan minum
yang baik
4.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
mungkin
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
24
teratur
Setelah
pertemuan klien:
a.Mampu
menyebutkan
kegiatan yang
telah dilakukan
sebelumnya.
b. Mampu
menyebutkan
dan menerapkan
cara BAB &
BAK yang benar
SP4 Pasien:
1.Evaluasi kegiatan
kebersihan diri, berdandan,
makan & minum. Beri
pujian
2. Jelaskan cara BAB dan
BAK yang baik
3.Latih cara BAB dan BAK
yang baik
4.Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
kebersihan diri, berdandan,
makan & minum dan
BAB&BAK
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
klien
2.Pasien
mengetahui cara
BAB dan BAK
yang baik
3.melatih
kemampuan klien
BAB dan BAK
yang baik
4.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
mungkin
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
Setelah
pertemuan
keluarga :
SP1 Keluarga:
1.Diskusikan masalah yang
dirasakan dalam merawat
1.Keluarga mampu
mengatasi masalah
25
a.Mampu
memecahkan
masalah
kebersihan diri
klien
b. Mampu
melatih klien
dalam merawat
kebersihan diri
klien.
pasien
2.Jelaskan pengertian, tanda
& gejala, dan proses
terjadinya defisit perawatan
diri (gunakan booklet)
3. Jelaskan cara merawat
defisit perawatan diri
4.Latih cara merawat :
kebersihan diri
5.Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian.
dalam merawat
pasien
2.Keluarga
mengetahui
pengertian, tanda &
gejala, dan proses
terjadinya defisit
perawatan diri
3.Keluarga mampu
merawat pasein
dalam menjaga
kebersihan diri
pasien
5.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
mungkin
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
setelah
pertemuan
SP2 Keluarga:
1.Evaluasi kegiatan 1.Menilai
26
keluarga:
a.Mampu
menyebutkan
kegiatan yang
telah diajarkan
sebelumnya
b. Mampu
melatih klien
dalam
membimbing
cara berdandan
yang baik
keluarga dalam merawat/
melatih pasien kebersihan
diri. Beri pujian
2.Bimbing keluarga
membantu pasien berdandan
3.Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberi pujian
kemampuan
perkembangan
keluarga dalam
merawat pasien
2.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
mungkin
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
3.Menilai
kemampuan
perkembangan
keluarga dalam
merawat pasien
Setelah
pertemuan
keluarga:
a.Mampu
menyebutkan
kegiatan yang
telah diajarkan
sebelumnya
b. Mampu
membimbing
klien dalam cara
makan dan
SP3 Keluarga:
1.Evaluasi kegiatan dalam
merawat/melatih pasien
kebersihan diri dan
berdandan. Beri pujian
2. Bimbing keluarga
membantu makan & minum
pasien
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
keluarga dalam
merawat pasien
2.Keluarga pasien
dapat membantu
pasien makan dan
27
minum yang
baik.
3. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
berikan pujian
minum dengan baik
3.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
mungkin
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
Setelah
pertemuan
keluarga:
a.Mampu
menyebutkan
kegiatan yang
telah dilatih
sebelumnya
b. Mampu
membimbing
klien dalam
melatih cara
BAB & BAK
yang baik dan
benar
SP4 Keluarga:
1.Evaluasi kegiatan
keluarga dalam merawat/
melatih pasien kebersihan
diri, berdandan, makan dan
minum. Beri pujian
2. Bimbing keluarga
merawat BAB dan BAK
pasien
3.Jelaskan follow up ke
PKM, tanda kambuh,
rujukan
4.Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
keluarga dalam
merawat pasien
2.Keluarga pasien
dapat membantu
pasien BAB dan
BAK dengan baik
3.mengetahui tanda
kekambuhan klien
4.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
28
mungkin
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
29
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Identitas
Inisial Klien : Ny. Y
Umur : 40 tahun
Informan : Klien
Tanggal pengkajian : 23 Agustus 2014
No. MR :
Tanggal masuk : 20 Agustus 2014
Alamat : Padang
II. Alasan Masuk
Selama di rumah, klien selalu kontrol minum obat ke puskesmas di dekat
tempat tinggal klien. Sejak 5 tahun belakangan ini pasien tidak dapat obat oral
lagi, klien mendapatkan terapi injeksi sekali 6 bulan. Pasien merasa tidak tenang,
marah-marah dan membanting alat rumah tangga, di rumah karna trauma saudara
laki-laki klien selalu memarahi dan memukuli klien. Klien mengatakan lebih
senang dirawat di RSJ Prof. HB Sa’anin dari pada klien tidak tenang di rumah
karena merasa saudaranya akan memukulinya lagi.
III. Faktor Predisposisi
a. Gangguan jiwa dimasa lalu
Klien masuk melaluI IGD Rumah Sakit Jiwa Prof. HB Saanin Padang untuk
ke empat kalinya. Pasien sakit sejak berumur 13 tahun pernah di rawat di RSJ
Prof. HB Saanin Padang, karna selalu marah-marah dan merusak alat rumah
tangga. Di rumah klien, klien tidak terkontrol minum obatnya sehingga sampai
berumur 23 tahun, pasien bolak-balik masuk RSJ Prof.HB Saani Padang. Setelah
pasien keluar terakhir dari RSJ, obat klien mulai teratur, diawasi oleh keluarga,
pada akhirnya semenjak 5 tahun belakangan ini klien hanya dapat obat injeksi
dari puskesmas di dekat area tempat tinggalnya
b. Trauma
Aniaya fisik.
Klien mengatakan pernah mengalami penganiayaan dari saudara laki-
laki nya. Hal ini menyebabkan klien selalu marah-marah kepada anaknya.
30
Aniaya seksual
Klien tidak pernah sebagai pelaku, korban, maupun saksi dari aniaya
seksual baik pelecehan ataupun pemerkosaan.
Penolakan
Kien merasa mendapat penolakan dari saudara-saudaranya, hal ini
terlihatdari penganiayaan saudara laki-laki lien terhadap klien.
Kekerasan dalam keluarga
Klien menyatakan sering mendapatkan prilaku kasar dari keluarga.
Klien sering di bentak-bentak, bahkan di kasari (dipukuli) oleh saudara laki-
lakinya.
Tindakan kriminal
Klien tidak pernah mengalami tindakan kriminal
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan, regimen terapi tidak
efektif, respon pasca trauma.
c. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Berdasarkan pengakuan klien, tidak ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa. Klien mengatakan diantara keluarganya hanya dia
yang pernah dirawat di RSJ.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
d. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan pernah di pukuli oleh saudara laki-lakinya, dan klien
merasa sedih karena telah bercerai dengan suaminya.
Masalah keperawatan: respon pasca trauma
IV. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda vital : 120/70 mmHg
b. Ukuran : TB : 150 Cm BB: 72 Kg
31
Keluhan fisik : Klien mengatakan tubuhnya terasa sehat dan tidak terdapat keluhan
lainnya.
V. Psikososial
1. Genogram
Pasien merupakan anak ke dua dari empat orang bersaudara. Klien tinggal
serumah bersama kedua orang tua klien, serta ke dua anak klien. Sedangkan klien
dengan suaminya sudah bercerai sejak klien berumur 27 tahun. Komunikasi klien
dengan anggota keluarga cukup baik. Klien paling dekat dengan ayah klien.
Sedangkan dengan saudara laki-lakinya, klien merasa tersiksa karna selalu di marahi
bahkan di pukuli oleh salah satu saudara laki-lakinya.
Masalah Keperawatan : ketidakefektifan koping keluarga; penurunan
2. Konsep diri
Gambaran diri
Klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya, klien mensyukuri
seluruh keadaan dirinya. Klien mengatakan tidak ada masalah dengan anggota
tubuhnya meskipun pasien gemuk.
Berdasarkan observasi, klien tidak memiliki kekurangan pada anggota tubuhnya.
Semua indra di tubuhnya berfungsi sebagaimana mestinya.
Identitas Klien
Klien mengatakan bahwa ia adalah seorang ibu sekaligus kepala keluarga bagi
ke dua anaknya. Di rumah klien membuka sebuah counter hp untuk mata pencarian
sehari-harinya.
Peran diri
Selama di RSJ peran klien terganggu karna tidak dapat bertemu dengan orang tua
dan kedua anaknya. Klien mengatakan kalau di rumah,klien merasa tidak tenang
karena saudara laki-lakinya yang selalu memarahinya.
32
Keterangan :
Perempuan
Laki-laki
Klien
Serumah
Berdasarkan hasil observasi, pasien suka emosian kepada teman-temannya jika
barang-barang klien di pakai.
Ideal diri
Klien berharap cepat sembuh dari penyakitnya dan dari masalah di rumah nya,
agar klien merasa lebih tenang dan dapat menjalani peran sebagaimana mestinya.
Harga diri
Saat ini klien merasakan kekurangan kasih sayang dari keluarganya, karena
saudara laki-laki nya yang selalu memarahinya. Hubungan klien dengan dirawat di
RSJ.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan sosial
Orang terdekat
Klien mengatakan orang yang paling dekat dengan klien adalah orang tua
klien yaitu ayahnya, namun klien tidak terlalu terbuka dengan ayahnya. Jika ada
masalah klien suka marah dan kesal. Kadang klien ingin pergi dari rumah jika
banyak masalah. Di rumah sakit, klien mudah dekat dengan orang yang juga
peduli dengan klien. Klien hanya tidak suka dengan orang-orang yang memakai
barangnya.
Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat
Klien mengatakan jarang terlibat dalam kegiatan social/ kemasyarakatan,
karna klien sibuk dengan kerjaannya di rumah. Akan tetapi klien tidak pernah
malu dengan masyarakat sekitar kalau klien sebelumnya pernah di rawat di RSJ.
Karna klien sering bolak-balik RSJ hanya ketika gadis, mulai usia 13 tahun.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.
Klien mengatakan tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang
lain, karna orang lain menerima kehadiran klien sebagaimana masyarakat lainnya
yang tidak pernah masuk RSJ.
Berdasarkan observasi, klien sangat percaya diri dalam berinteraksi dengan
teman-teman disekitarnya. Klien mudah bergaul dengan siapa saja.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
33
4. Spiritual
Klien percaya kepada ALLAH SWT, klien adalah seorang muslim, klien
mengatakan selama di rumah klien rajin shalat dan mengaji namun, di rumah
sakit klien hanya shalat saja, mengaji hanya sekali-sekali. Klien mengatakan
sering gelisah jika tidak sholat.
Masalah Keperawatan : Distres spiritual
VI. Status Mental
a. Penampilan
Klien berpenampilan kurang rapi, rambut tekadang disisir, penggunaan
pakaian serasi, an cara berpenampilan wajar seperti biasa dan mansi selalu di
ingatkan
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
b. Pembicaraan
Saat berinteraksi dengan perawat, klien berbicara sebagaimana mestinya,
pasien bicara tidak ngaur, dan nyambung.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
c. Aktivitas motorik
Saat berinteraksi klien tampak segar, dan semangat. Akan tetapi klien
hanya gelisah dengan temannya yang suka memakai barang-barang milik
klien, hal ini yang menyebabkan klien berkata kasar dan keras akan tetapi
selama di Rumah Sakit tidak ada tindakan kekerasan.
Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan
d. Alam perasaan
Klien mengatakan perasaanya sedih karna tidak bisa berkumpul lengkap
dengan anggota keluarganya. Akan tetapi klien mengatakan lebih memilih
dirawat di RSJ untuk menenangkan dirinya dari masalah-masalah yang di
hadapi klien di rumah.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
e. Afek
Saat interaksi dan melakukan pengkajian, klien dapat berinteraksi
dengan perawat, kontak mata ada, klien tampak tersenyum saat perawat
34
memuji, namun sering terlihat wajah sedih, dan gelisah, klien mengatakan
saudaranya tidak senang jika klien tinggal bersama di rumah, klien merasa di
kucilkan oleh keluarganya.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
f. Interaksi selama wawancara
Selama pengkajian klien menunjukkan sikap kooperatif terhadap
perawat. Kontak mata ada, pengertian ada, klien dengan terbuka menjawab
pertanyaan perawat.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
g. Persepsi
Klien mengatakan tidak mendengar suara-suara maupun melihat
bayangan-bayangan, dan selama berinteraksi dengan perawat tidak ada
tingkah laku klien yang aneh seperti berbicara sendiri maupun tertawa sendiri.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
h. Proses piker
Pembicaraan dengan klien tidak berbelit-belit dan sampai pada tujuan.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
i. Isi pikir
Klien menyatakan saat ini klien berada dirumah sakit, klien menyatakan
pergi ke rumah sakit karna keinginannya sendiri untuk menenangkan diri.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
j. Tingkat kesadaran
Klien sadar sepenuhnya, orientasi terhadap waktu, tempat dan orang
cukup jelas, klien mengatakan saat ini berada di RSJ, klien juga ingat siapa
yang mengantar ke RSJ, klien mengingat nama-nama perawat yang
merawatnya.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
k. Memori
Jangka panjang
Klien tidak mengalami gangguan memori jangka panjang.
Contohnya: Pada saat berinteraksi ditanyakan kapan kemerdekaan RI
klien menjawab dengan benar yaitu tanggal 17 agustus 1945.
Jangka pendek,
35
Klien tidak mengalami gangguan memori jangka pendek.
Contohnya: klien mengingat tanggal berapa klien masuk RSJ HB
Sa’anin yaitu tanggal 20 agustus 2014.
Saat ini
saat ditanya mengenai keluarganya dan apa penyebab klien masuk ke
RSJ klien mampu mengingat dengan baik, selama interaksi semua
pertanyaan dapat dijawab dengan benar. Ingatan klien juga bagus, apa
yang diajarkan klien mampu untuk mengingat dan mengulanginya.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien tidak mengalami gangguan dalam konsentrasi, klien dapat
berhitung dengan mudah. Klien dapat menghitung sudah berapa lama di rawat
di RSJ.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
m. Kemampuan penilaian
Klien tidak mengalami gangguan penilaian, ketika ditanyakan mana yang
lebih dulu makan atau mandi, klien dapat menjawab pertanyaan dengan benar
yaitu mandi dulu baru makan.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
n. Daya tilik diri.
Klien menyadari bahwa klien sedang berada di RSJ karna sakit, marah-
marah, dan ingin menenangkan diri.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
VII. Persiapan Pulang
1. Makan
Klien mampu menyiapkan makanan dan membersihkan tempat makan.
2. BAB/BAK
Klien mampu menggunakan wc dan membersihkannya. Klien mampu
secara mandiri membersihkan diri selesai BAB/BAK.
3. Mandi
Klien mengatakan mandi 2x sehari. Klien mengatakan ada
menggunakan sabun, shampo dan sikat gigi.
36
4. Berpakaian
Klien malas menukar bajunya dan memakai baju yang sama, namun
memakai pakaian yang serasi.
5. Istirahat dan tidur
Klien mengatakan tidak ada gangguan tidur, tidur siang kadang ada
kadang ada. Malam hari klien tidur malam 22.00-04.00 wib, jika tidur siang
14.00-16.00 wib.
6. Penggunaan obat
Klien minum obat teratur dengan dosis risperidon 2x2 mg dan CPZ
1x100mg , agar penyakitnya tidak kambuh lagi, sehingga ia bisa cepat sembuh
dan boleh pulang, klien mengatakan selama di RSJ ia patuh dan teratur minum
obat klien sering merasakan mengantuk setelah minum obat.
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan jika pulang nanti klien akan teratur minum obat agar
penyakit tidak kambuh lagi, klien mengatakan juga akan rajin melakukan
control ke puskesmas.
8. Aktivitas dalam rumah
Klien mengatakan saat dirumah klien mengerjakan aktivitas-aktivitas
rumah tangga seperti memasak, mencuci pakaian, menyapu, dan mencuci
piring.
9.Aktivitas diluar rumah
Klien mengatakan pernah ikut dalam kegiatan masyarakat.
VIII. Mekanisme Koping
a. Mekanisme maladaptif
Klien mengatakan jika ada masalah, klien melarikan diri dari rumah dan tidak
mau diajak pulang. Jika sudah tidak tahan lagi klien kemudian menjadi mengamuk
atau merusak barang-barang yang ada.
IX. Masalah Psikososial dan lingkungan
a. Masalah berhubungan dengan lingkungan
37
Klien mengatakan terkadang tetangganya tidak menyukai dirinya semenjak
pernah dirawat di RSJ, sehingga klien tidak mampu menjalin hubungan baik dengan
tetangga dilingkungan rumahnya.
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah
b. Masalah dengan pekerjaan
Klien mengatakan pekerjaannya membuka counter hp dapat menghasilkan
uang, klien menyatakan tidak mempunyai masalah dalam pekerjaannya.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
c. Masalah dengan perumahan
Klien tinggal serumah dengan dua anaknya dan kedua orang tuanya. klien
mengatakan rumahnya permanen daan klien sekamaar dengan anaknya.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
d. Masalah ekonomi
Klien mengatakan penghasilannya yang pas-pasan keluarganya mencukupi
dengan pengeluarannya.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
e. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Klien dirawat dengan status rawatan BPJS, klien mengatakan tidak ada
masalah dengan pelayanan kesehatan, bagi klien tempat pelayanan kesehatan, bagi
klien tempat pelayanan kesehatan adalah rumah sakit.
X. Pengetahuan
Klien mengetahui tentang penyakitnya yang dialaminya saat ini, klien
mengatakan diajak ke RSJ karena sering marah-marah yang disebabkan oleh kondisi
keluarganya yang suka marah padanya.
XI. Aspek Medik
Diagnosa medik : Skizofrenia tak terinci
Terapi medik : risperidon 2x2 mg
CPZ 1x100 mg
XIII. Analisa Data
NO DATA MASALAH
1 S : Perilaku
38
- Klien mengatakan mudah marah dan bertengkar
dengan saudara laki-lakinya.
- Klien mengatakan memaki-maki dan melempar
barang yang ada di dekatnya saat marah.
- Keluarga mengatakan sulit untuk mengontrol
emosinya.
O :
- Klien berbicara dengan nada tinggi dan kasar, klien
sering memaksakan kehendaknya untuk di belikan
rokok.
- emosi labil
- tatapan tajam
- gelisah jika keinginan tidaak terpenuhi
Kekerasan
2 S:
-klien merasa di kucilkan dari saudara laki-lakinya
-klien mengatakan lebih senang tinggal di rumah sakit,
karena tidak bertemu dengan saudaranya
O:
-klien tampak sedih
-klien tampak gelisah
-klien sering mengalihkan pembicaraannya jika tema
pembicaraan tidak di sukai nya dan menyinggung
masalah pribadinya.
Harga Diri
Rendah
3 S:
- Klien mengatakan saudara laki-lakinya tidak
memperdulikannya dan mengancam akan di bawa ke
rumah sakit jiwa jika klien sering marah-marah.
O:
- keluarga baru satu kali mengunjungi klien selama
dirawat dirumah sakit jiwa
Ketidaakefektifan
koping keluarga:
penurunan
4 S:
- Klien mengatakan trauma karena pernah dipukuli oleh
Respon Pasca
Trauma
39
saudara laki-lakinya.
- klien mengatakan trauma karena telah bercerai dengan
suaminya.
O:
- klien mengalihkan pembicaraan jika ia tidak menyukai
topik pembicaraan
Klien menghindar ketika ditanya masalah suaminya.
5 S:
-Klien mengatakan malas mengganti bajunya, klien
mengatakan malas mandi karna air tidak ada, malas
menggunakan sabun yang sama dengan pasien lain.
- klien mengatakan tidak menyukai pakaian rumah sakit.
O:
-klien mandi selalu diingatkan
-klien berpenampilan kurang rapi, penggunaan pakaian
serasi, jarang mandi, dan mengganti pakaian.
Defisit Perawatan
Diri
XII. Daftar Masalah Keperawatan
1. Perilaku kekerasan
2. Harga Diri Rendah
3. Ketidaakefektifan koping keluarga: penurunan
4. Respon Pasca Trauma
5. Defisit Perawatan Diri
XIV. Pohon Masalah
Menciderai orang lain dan lingkungan
40Core
Problem
Perilaku Kekerasan
HDR DPD
Ketidakefektifan koping keluarga:
Penurunan
Respon pasca trauma
XV. Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku Kekerasan
2. Harga Diri Rendah
3. Defisit Perawatan Diri
XVI. Rencana Keperawatan
Diagnosis Rencana Tindakan Keperawatan Rasional
41
Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan
Perilaku
Kekerasan
Pasien mampu:
11.Mengidentifikasi
penyebab dan
tanda perilaku
kekerasan
2. Menyebutkan
jenis perilaku
kekerasan yang
pernah dilakukan
3. Menyebutkan
akibat dari
perilaku
kekerasan yang
dilakukan
4. Menyebutkan
cara mengontrol
perilaku
kekerasan
5. Mengontrol
perilaku
kekerasan dengan
6 benar cara
minum obat dan
patuh minum obat
)
Setelah
pertemuan, pasien
mampu :
1. Menyebutkan
penyebab, tanda
gejala, akibat
Perilaku
Kekerasan
2.
Memperagakan
cara fisik I untuk
mengontrol
Perilaku
kekerasan
SP 1Pasien
1. Bina hubungan saling
percaya dengan tindakan:
- mengucapkan salam
terapeutik
- berjabat tangan
- menjelaskan tujuan
interaksi
-membuat kontrak:waktu,
topic, tempat setiap bertemu
klien
2.identifikasi penyebab
marah, tanda dan gejala, PK
yang dilakukan, akibat serta
cara mengontrol PK secara
patuh minum obat
3. memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
1.Hubungan saling
percaya merupakan
landasan dasar
interaksi perawat
dengan klien
terbuka dalam
mengungkapkan
masalahnya dengan
rasa aman dan
menimbulkan sikap
menerima terhadap
orang lain
2.Obat akan
membantu untuk
mengontrol
perilaku kekerasan
dan perilaku klien
3.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dapat dilakukan
secara teratur
42
Setelah pertemuan
klien:
a.Mampu
menyebutkan
kegiatan yang
sudah dilakukan
b.Mampu
menyebutkan cara
mengontrol PK
secara fisik yaitu
tarik nafas dalam
dan pukul
bantal/kasur
SP 2 Pasien:
1. Evaluasi kegiatan yang
lalu yaitu patuh minum obat
2.Cara mengontrol PK
secara fisik yaitu tarik nafas
dalam dan pukul
bantal/kasur
3.masukkan dalam kegiatan
harian
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
kegiatan klien
2.Mengurangi
ketegangan otot
saat marah, dapat
menyalurkan
energy secara
positif tanpa
menciderai diri
sendiri dan orang
lain
3.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secaraa
teratur
Setelah pertemuan
klien:
1.Mampu
menyebuttkan
kegiatan yang
sudah dilakukan
2.Mampu
menyebutkan cara
mengontrol PK
dengan bicara
yang baik
SP 3 Pasien:
1.Evaluasi kegiatan yang
lalu yaitu patuh minum obat
dan cara mengontrol PK
secara fisik
2.Cara mengontrol PK
secara verbal yaitu bicara
dengan baik (meminta,
menolak, mengungkapkan
perasaan kesal dengan baik)
1.Menilai
kemajuan
perkembangan
kegiatan klien
2.Dengan
mengungkapkan
marah secara
verbal berarti klien
tidak mampu
mengungkapkan
43
3.Masukkan kedalam
kegiatan harian
marah secara
asertif
3.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
Setelah
pertemuan klien:
1.Mampu
menyebutkan
kegiatan yang
sudah dilakukan
2.Mampu
menyebutkan
cara mengontrol
PK dengan
spiritual
SP 4 Pasien:
1.Evaluasi kegiatan yang
lalu yaitu bpatuh minum
obat dan cara mengontrol
PK secara fisik,bicara yang
baik
2.Cara mengontrol PK
secara spiritual
3. Masukkan kedalam
kegiatan harian
1.Menilai
kemajuan
perkembangan
kegiatan klien
2.Agar klien
mengingat Tuhan
3.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur.
Klien mampu:
1.Mengenal
masalah risiko
SP 1
1.diskusikan masalah yang
dirasakan dalam merawat 1.Keluarga pasien
mampu mengatasi
44
perilaku kekerasan
2.Memustuskan
untuk melakukan
perawatan pada
pasien risiko
perilaku kekerasan
3.Merawat pasien
risiko perilaku
kekerasan dengan
mengajarkan dan
mendampingi
pasien melakukan
kegiatan fisik,
bicara yang baik,
minum obat teratur
dab spiritual.
4.Memodifikasi
lingkungan yang
konsusif agar
pasien mampu
mengontrol
perilaku kekerasan
dan mengurangi
stresor yang
menimbulkan
perilaku kekerasan
5.Mengenal tanda
kekambuhan, dan
mencari pelayanan
kesehatan.
setelah
pertemun
keluarga pasien:
1.Menyebutkan
penyebab, tanda
gejala, akibat
Perilaku
Kekerasan
2.
Memperagakan
cara fisik I
untuk
mengontrol
Perilaku
kekerasan
pasien.
2.jelaskan pengertian, tanda
dan gejala dan proses
terjadinya PK.
3.jelaskan cara merawat PK
4.latih satu cara merawat
PK fisik 1 dan 2
5.anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberi pujian.
masalah dalam
metrawat pasien
2.Keluarga pasien
mengetahui
pengertian, tanda
dan gejala dan
proses terjadinya
PK
3.Keluarga pasien
mampu dalam
merawat pasien
5.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
Setelah
pertemuan
SP 2
1.Menilai
45
keluarga:
a.Mampu
menyebutkan
kegiatan yang
sudah dilakukan
b.Mampu
menyebutkan
cara mengontrol
PK secara fisik
yaitu tarik nafas
dalam dan pukul
bantal/kasur
1.evaluasi kegiatan keluarga
dalam merawat pasien
latihan fisik 1 dan 2 Berikan
pujian.
2.jelaskan 6 benar cara
mamberikan obat.
3.latih cara
memberikan/membimbing
minum obat.
4.anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberi pujian.
kemampuan
perkembangan
keluarga dalam
merawat pasien
2.keluarga klien
paham dengan obat
klien
3.Melatih
memberikan
minum obta yang
benar
4.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
Setelah
pertemuan
keluarga:
1.Mampu
menyebuttkan
kegiatan yang
sudah dilakukan
2.Mampu
menyebutkan
cara mengontrol
PK dengan
SP 3
1.Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
merawat/melatih pasien
latihan fisik 1,2 dan
memberikan obat, berikan
pujian.
2.Latih cara membimbing
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
keluarga dalam
merawat pasien
2.mengontrol PK
secara verbal yang
46
bicara yang baik verbal/bicara.
3.latih cara membimbing
kegiatan spritual
4.Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberi pujian.
baik
3. mengontrol PK
dengan
mengingatkan
kepada Tuhan
4.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
Setelah
pertemuan
keluarga:
1.Mampu
menyebutkan
kegiatan yang
sudah dilakukan
2.Mampu
menyebutkan
cara mengontrol
PK dengan
spiritual
SP 4
1.Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
merawat/melatih pasien
latihan fisik 1,2 dan
memberikan obat, verbal
dan spiritual, berikan pujian.
2.Jelaskan follow up ke
PKM, tanda kambuh,
rujukan
3. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian.
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
keluarga dalam
merawat pasien
2. keluarga mampu
mengetahui tanda
kekambuhan klien
3.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
47
teratur
Harga diri
rendah
pasien mampu:
1. mengidentifikasi
kemampuan dan
aspek positif tang
dimiliki
2. menilai
kemampuan yang
dapat digunakan
3. menetapkan dan
memilih kegiatan
yang akan dilatih
sesuai kemampuan
4. melatih kegiatan
yang telah dipilih
sesuai kemampuan
5. merencanakan
kegiatan yang telah
dilatih
setelah
pertemun klien:
1. mampu
mengidentifikasi
aspek positif
pasien
2. memilih
kegiatan yang
dapat dilakukan
pasien
SP 1 Pasien
1. Identifikasi kemampuan
melakukan kegiatan dan
aspek positif pasien (buat
daftar keinginan)
2. Bantu pasien menilai
kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini (pilih dari
daftar kegiatan) : buat daftar
kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini untuk
dilatih
3. bantu pasien memilih
salah satu kegiatan yang
dapat dilakukan saat ini
untuk dilatih
4. latih kegiatan yang dipilih
(alat dan cara
melakukannya).
5. masukkan pada jadwal
kegiatan untuk untuk latihan
dua kali per hari
1.Menggali aspek
positf yang dimiliki
pasien
4.Melatih
kemampuan yang
dapat dilakukan
pasien
5.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
setelah SP 2 Pasien
1. evaluasi kegiatan pertama 1.Menilai
48
pertemuan klien:
1. mampu
mengevaluasi
kegiatan
pertama pasien
2. mampu
meningkatkan
aspek positif
pasien dengan
melakukan
kegiatan yang
kedua
yang telah dilatih dan
berikan pujian
2. bantu pasien memilih
kegiatan kedua yang akan
dilatih
3. latih kegiatan kedua ( alat
dan cara)
4. masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan: dua
kegiatan masing-masing dua
kali per hari
kemampuan
perkembangan
klien
3.Melatih
kemampuan yang
dapat dilakukan
pasien
4.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
setelah
pertemuan klien:
1. mampu
mengevaluasi
kegiatan
pertama dan
kedua
2. mampu
melakukan
aspek
positifpasien
dengan
melakukan
SP 3 Pasien
1. evaluasi kegiatan pertama
dan kedua yang telah dilatih
dan berikan pujian
2. bantu pasien memilih
kegiatan ketiga yang akan
dilatih
3. latih kegiatan ketiga (alat
dan cara)
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
klien
3.Melatih
kemampuan yang
dapat dilakukan
pasien
4.Membantu
menetapkan
49
kegiatan yang
ketiga
4. masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan: tiga
kegiatan,masing-masing dua
kali per hari
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
setelah
pertemuan klien:
1. mampu
mengevaluasi
kegiatan
pertama, kedua
dan ketiga
pasien
2. mampu
melakukan
aspek positif
pasien dengan
melakukan
kegiatan
yangkeempat
SP 4 Pasien
1. evaluasi kegiatan
pertama, kedua dan ketiga
yang telah dilatih dan beri
pujian
2. bantu pasien memilih
kegiatan keempat yang akan
dilath
3. latih kegiatan keempat
(alat dan cara)
4. masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan:
empat kegiatan masing-
masing dua kali perhari
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
3.Melatih
kemampuan yang
dapat dilakukan
pasien
4.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
keluarga pasien
mampu:
1. mengidentifikasi
setelah
pertemun
SP I Keluarga:
1. diskusikan masalah yang
dirasakan dalam merawat
1.Keluarga pasien
mampu mengatasi
50
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki pasien
2. menilai
kemampuan yang
dapat digunakan
pasien
3. menetapkan dan
memilih kegiatan
yang akan dilatih
sesuai kemampuan
4. melatih kegiatan
yang telah dipilih
sesuai kemampuan
5. merencanakan
kegiatan yang telah
dilatih
keluarga pasien:
1. mampu
mengidentifikasi
aspek positif
yang dimiliki
pasien
2. memilih
kegiatan yang
dapt dilakukan
pasien
pasien
2. jelaskan pengertian, tanda
dan gejala, dan proses
terjadinya harga diri rendah
3. jelaskan cara merawat
harga diri rendah terutama
memberikan pujian semua
hal yang positif pada klien
4. latih keluarga memberi
tanggung jawab kegiatan
yang dipilih pasien: bimbing
dan beri pujian
5. anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
berikan pujian
masalah dalam
metrawat pasien
2.Keluarga pasien
mengetahui
pengertian, tanda
dan gejala dan
proses terjadinya
harga diri rendah
3.Keluarga pasien
mampu dalam
merawat pasien
4.melatih keluarga
klien dalam
kegiatan yang
diplih
5.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
setelah
pertemuan
keluarga:
SP 2 Keluarga:
1. evaluasi kegiatan
keluarga dalam
1.Menilai
kemampuan
51
1. mampu
mengevaluasi
kegiatan
pertama
2. mampu
melatih aspek
positif pasien
dengan
melakukan
kegiatan yang
kedua
membimbing pasien
melaksanakan kegiatan
yang telah dipilih, beri
pujian
2. bersama keluarga melatih
pasien dalam melakukan
kegiatan kedua yang dipilih
pasien
3. anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
beri pujian
perkembangan
keluarga dalam
merawat pasien
2.Melatih
kemampuan yang
dapat dilakukan
pasien
3.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
setelah
pertemuan
keluarga:
1. keluarga
mampu
mengevaluasi
kegiatan kedua
2. mampu
melatih melatih
pasien
melakukan
kegiatan yang
ketiga
SP 3 Keluarga:
1. evaluasi kegiatan
keluarga dalam
membimbing pasien
melaksanakan kegiatan
yang telah dipilih, beri
pujian
2. bersama keluarga melatih
pasien melakuan kegiatan
ketiga yang dipilih
3. anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
berika pujian
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
keluarga dalam
merawat pasien
2.Melatih
kemampuan yang
dapat dilakukan
pasien
3.Membantu
menetapkan
52
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
setelah
pertemuan
keluarga:
1. keluarga
mampu
mengevaluasi
kegiatan ketiga
2. mampu
melatih melatih
pasien
melakukan
kegiatan yang
keempat
SP 4 Keluarga :
1. evaluasi kegiatan
keluarga dalam
membimbing pasien
melaksanakan kegiatan
yang telah dipilih, beri
pujian
2. bersama keluarga melatih
pasien melakuan kegiatan
keempat yang dipilih
3. jelaskan follow up ke
PKM, tanda kambuh,
rujukan
4. anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
beri pujian
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
keluarga dalam
merawat pasien
2.Melatih
kemampuan yang
dapat dilakukan
pasien
3. keluarga mampu
mengetahui tanda
kekambuhan klien
4.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
53
Defisit
Perawatan
Diri
klien mampu:
1.mengidentifikasi
masalah perawatan
diri
2.Melakukan
kebersihan diri
secara mandiri
3.Melakukan
berhias/berdandan
secara baik
4.Melakukan
makan dengan baik
5.Melakukan BAB
dan BAK secara
mandiri
Setelah
pertemuan
klien :
a.Dapat
menyebutkan
tentang
pentingnya
menjaga
kebersihan diri
b.Dapat
menyebutkan
alat-alat untuk
menjaga
kebersihan diri
c.Dapat
menyebutkan
cara-cara
melakukan
kebersihan diri
d.Dapat
mempraktekan
cara menjaga
kebersihan diri
SP1 Pasien
1.Identifikasi masalah
perawatan diri: kebersihan
diri, berdanadan,
makan/minum,BAB/BAK
2.Jelaskan pentingnya
kebersihan diri.
3.Jelaskan cara dan alat
kebersihan diri.
4.Latih cara menjaga
kebersihan diri: mandi, dan
ganti pakaian, sikat gigi,
cuci rambut, potong kuku
5.Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
mandi, siakt gigi (2 kali
perhari), cuci rambut (2 kali
per minggu), potong kuku
(satu kali per minggu),
potong kuku (satu kali per
minggu)
1.Mengetahui
masalah
keperawatan dapat
membantu
memecahi masalah
pada klien.
2.Dapat memotifasi
klien dalam
menjaga kebersihan
diri
3.Menambah
pengetahuan klien
4.klien mampu
menjaga kebersihan
dirinya
5.membantu
menetapkan
kegiatan yang
mungkin
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
54
Setelah
pertemuan
klien :
a.Mampu
menyebutkan
kegiatan yang
sudah dilakukan
b. Mampu
menyebutkan
cara berdandan
dan dapat
menjaga
kebersihan diri
klien
SP2 Pasien:
1.Evaluasi kegiatan
kebersihan diri. Beri pujian
2.Jelaskan cara dan alat
untuk berdandan
3.Latih cara berdandan
setelah kebersihan diri:
sisiran, rias muka untuk
perempuan; sisiran cukuran
untuk pria
4.Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk kebersihan
diri dan berdandan
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
klien
2.Pasien
mengetahui cara
dan alat untuk
berdandan
3.Pasien mampu
berdandan secara
mandiri
4. Membantu
menetapkan
kegiatan yang
mungkin
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
Setelah
pertemuan klien:
a.Mampu
menyebutkan
kegiatan yang
sudah dilakukan
b. Mampu
SP3 Pasien:
1.Evaluasi kegiatan
kebersihan diri dan
berdandan. Beri pujian
2.Jelaskan cara dan alat
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
klien
2.Pasien
mengetahui cara
55
menyebutkan
cara makan yang
baik dan dapat
menyebutkan
alat-alat yang
diperlukan
untuk makan.
makan dan minum
3.Latih cara makan dan
minum yang baik
4.Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
kebersihan diri, berdandan
dan makan & minum yang
baik
makan dan minum
yang baik
3.melatih
kemampuan pasien
makan dan minum
yang baik
4.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
mungkin
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
Setelah
pertemuan klien:
a.Mampu
menyebutkan
kegiatan yang
telah dilakukan
sebelumnya.
b. Mampu
menyebutkan
dan menerapkan
cara BAB &
BAK yang benar
SP4 Pasien:
1.Evaluasi kegiatan
kebersihan diri, berdandan,
makan & minum. Beri
pujian
2. Jelaskan cara BAB dan
BAK yang baik
3.Latih cara BAB dan BAK
yang baik
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
klien
2.Pasien
mengetahui cara
BAB dan BAK
yang baik
3.melatih
kemampuan klien
BAB dan BAK
yang baik
56
4.Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
kebersihan diri, berdandan,
makan & minum dan
BAB&BAK
4.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
mungkin
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
Setelah
pertemuan
keluarga :
a.Mampu
memecahkan
masalah
kebersihan diri
klien
b. Mampu
melatih klien
dalam merawat
kebersihan diri
klien.
SP1 Keluarga:
1.Diskusikan masalah yang
dirasakan dalam merawat
pasien
2.Jelaskan pengertian, tanda
& gejala, dan proses
terjadinya defisit perawatan
diri (gunakan booklet)
3. Jelaskan cara merawat
defisit perawatan diri
4.Latih cara merawat :
kebersihan diri
5.Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian.
1.Keluarga mampu
mengatasi masalah
dalam merawat
pasien
2.Keluarga
mengetahui
pengertian, tanda &
gejala, dan proses
terjadinya defisit
perawatan diri
3.Keluarga mampu
merawat pasein
dalam menjaga
kebersihan diri
pasien
5.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
57
mungkin
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
setelah
pertemuan
keluarga:
a.Mampu
menyebutkan
kegiatan yang
telah diajarkan
sebelumnya
b. Mampu
melatih klien
dalam
membimbing
cara berdandan
yang baik
SP2 Keluarga:
1.Evaluasi kegiatan
keluarga dalam merawat/
melatih pasien kebersihan
diri. Beri pujian
2.Bimbing keluarga
membantu pasien berdandan
3.Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberi pujian
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
keluarga dalam
merawat pasien
2.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
mungkin
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
3.Menilai
kemampuan
perkembangan
keluarga dalam
merawat pasien
Setelah
pertemuan
keluarga:
a.Mampu
menyebutkan
SP3 Keluarga:
1.Evaluasi kegiatan dalam
merawat/melatih pasien
kebersihan diri dan
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
keluarga dalam
58
kegiatan yang
telah diajarkan
sebelumnya
b. Mampu
membimbing
klien dalam cara
makan dan
minum yang
baik.
berdandan. Beri pujian
2. Bimbing keluarga
membantu makan & minum
pasien
3. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
berikan pujian
merawat pasien
2.Keluarga pasien
dapat membantu
pasien makan dan
minum dengan baik
3.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
mungkin
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
Setelah
pertemuan
keluarga:
a.Mampu
menyebutkan
kegiatan yang
telah dilatih
sebelumnya
b. Mampu
membimbing
klien dalam
melatih cara
BAB & BAK
yang baik dan
benar
SP4 Keluarga:
1.Evaluasi kegiatan
keluarga dalam merawat/
melatih pasien kebersihan
diri, berdandan, makan dan
minum. Beri pujian
2. Bimbing keluarga
merawat BAB dan BAK
pasien
3.Jelaskan follow up ke
PKM, tanda kambuh,
rujukan
1.Menilai
kemampuan
perkembangan
keluarga dalam
merawat pasien
2.Keluarga pasien
dapat membantu
pasien BAB dan
BAK dengan baik
3.mengetahui tanda
kekambuhan klien
59
4.Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian
4.Membantu
menetapkan
kegiatan yang
mungkin
terselesaikan
dengan baik dan
dilakukan secara
teratur
CATATAN PERKEMBANGAN
DIUNIT RAWAT INAP RS.JIWA PROF. HB. SA’ANIN PADANG
Nama : Ny.Y
Ruangan : Wisma Melati
No. MR :
Hari/ Tanggal : Rabu / 20 Agustus 2014
NO Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi Paraf
1 Perilaku
kekerasan
SP 1 Pasien
1.identifikasi penyebab,
S:
-klien mengatakan senang
60
2 Defisit
Perawatan
Diri
tanda & gejala, PK yang
dilakukan,akibat PK
2.jelaskan cara mengontrol
PK dengan minum obat
(jelaskan 6 benar , jenius,
guna, dosis, frekuensa, cara)
3.masukkan pada jadwal
kegiatan untuk minum obat
SP 1 Pasien:
1.identifikasi masalah
perawatan diri: kebersihan
diri, berdandan,
makan/minum, BAB/BAK
2.jelaskan pentingnya
kebersihan diri
3. jelaskan cara dan alat
kebersihan diri
4. latih cara kebersihan diri:
mandi dan ganti pakaian,
sikat gigi, potong kuku, cuci
rambut
5. masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
mandi, sikat gigi, cuci
rambut, potong kuku
berkomunikasi dengan perawat
tentang mengongtrol marah
dengan minum obat
O:
Klien tampak mampu meredam
marahnya dengan cara minum
obat
A:
PK SP 1 Mandiri
P: Lanjutkan SP 2 PK yaitu
latihan fisik 1 dan 2 (tarik nafas
dalam dan pukul bantal/ kasur)
pada tanggal 21 agustus 2014
jam 11.00 WIB.
S:
-Klien mengatakan tahu tentang
pentingnya menjaga kebersihan
diri
-Klien mengatakan mandi dua
kali sehari
-Klien mengatakan segar setelah
mandi,menggosok gigi dan
keramas
O:
-Klien tampak bersih, rapi dan
tidak berbau
-Klien lien tampak senang ketika
setelah mandi, menggosok gigi
dan keramas
- Klien mandi masih diingatkan
A:
DPD SP1 Belum Mandiri
P:
61
Optimalkan SP 1 DPD yaitu
menjaga kebersihan diri tanggal
21 agustus 2014 jam 08.00WIB.
CATATAN PERKEMBANGAN
DIUNIT RAWAT INAP RS.JIWA PROF. HB. SA’ANIN PADANG
Nama : Ny.Y
Ruangan : Wisma Melati
No. MR :
Hari/ Tanggal : Kamis / 21 Agustus 2014
No Diagnosa Implementasi
Keperawatan
Evaluasi Paraf
62
1
2
Perilaku Kekerasan
Defisit Pertawatan Diri
SP 2 Pasien:
1. evaluasi kegiatan minum obat. Beri pujian
2. latih cara mengontrol PK dengan latihan fisik 1,2
3. masukan pada jadwal kwgiatan
SP 1 Pasien:
1.identifikasi masalah perawatan diri: kebersihan diri, berdandan, makan/minum, BAB/BAK2.jelaskan pentingnya kebersihan diri3. jelaskan cara dan alat kebersihan diri4. latih cara kebersihan diri: mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, potong kuku, cuci rambut5. masukan pada jadwal
S:
-klien mengatakan merasa lega setelah latiahn tarik nafas dalam dan pukul bantal
-klien mengatakan senang berlatih tarik nafas dalam dan pukul bantal
O:
Klien memperagakan cara mengontrol PK dengan tarik nafas dalam dan pukul bantal dengan baik dan benar
A:
PK SP 2 Mandiri
P:
Lanjutkan SP 3 PK yaitu mengontrol PK secara verbal (meminta dengan baik, menolak dengan baik dan mengungkapkan perasaan kesal dengan baik) pada tanggal 22 agustus 2014 jam 11.00
S:-Klien mengatakan tahu tentang pentingnya menjaga kebersihan diri-Klien mengatakan mandi dua kali sehari-Klien mengatakan segar setelah mandi,menggosok gigi dan keramasO:-Klien tampak bersih, rapi dan tidak berbau-Klien lien tampak senang ketika setelah mandi, menggosok gigi dan keramas- Klien mandi masih diingatkanA:
DPD SP 1 Mandiri
P:
63
kegiatan untuk latihan mandi, sikat gigi, cuci rambut, potong kuku
Lanjutkan SP 2 DPD (Berdandan) pada tanggal 22 agustus 2014 jam 08.00 WIB.
CATATAN PERKEMBANGAN
DIUNIT RAWAT INAP RS.JIWA PROF. HB. SA’ANIN PADANG
Nama : Ny.Y
Ruangan : Wisma Melati
No. MR :
Hari/ Tanggal : Jumat / 22 Agustus 2014
NO Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi Paraf
64
1
2
Perilaku Kekerasan
Defisit Pertawatan Diri
SP 3 Pasien:
1.evaluasi kegiatan latiahan fisik 1,2 dan minum obat. Beri pujian
2.latih cara mwngontrol PK secara verbal (3 cara yaitu: mengungkapkan, meminta, menolak dengan benar)
3.masukan pada jadwal kegiatan harian
SP 2 Pasien:
1.evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian
2.jelaskan alat dan cara untuk berdanadan
3.latih cara berdandan setelah kebersihan diri:sisiran, rias muka untuk perempuan; sisiran untuk pria
4.masukkan pada jadwal kegiatan harian
S:
-klien mengatakan sudah bisa mengontrol emosi dengan baik, meminta dan menolak dengan cara yang baik serta mengungkapkan perasaan dengan baik
O:
Klien tampak tenang, emosi labil, bicara dengan nada suara yang rendah, klien sudah mampu meminta,menolak, serta mengungkapkan perasaan dengan cara yang baik
A:
PK SP 3 Belum Mandiri
P:
Optimalkan SP 3 PK Yaitu dengan secara verbal (3 cara yaitu: mengungkapkan, meminta, menolak dengan benar) pada tanggal 23 agustus 2014
S:
-Klien mengatakan merasa segar, rapi dan cantik setelah berdandan
-Klien mengatakan akan mengganti pakaian setiap hari,menyisir rambut dan memakai bedak
O:
Klien tampak mampu berdandan dengan benar
65
A:
DPD SP 2 Belum Mandiri
P:
Lanjutkan SP 2 DPD (cara berdandan setelah kebersihan diri) pada tanggal 23 agustus 2014 jam 08.00 WIB.
CATATAN PERKEMBANGAN
DIUNIT RAWAT INAP RS.JIWA PROF. HB. SA’ANIN PADANG
Nama : Ny.Y
Ruangan : Wisma Melati
No. MR :
Hari/ Tanggal : Sabtu/ 23 Agustus 2014
No Diagnosa Implementasi Keperawtan Evaluasi Paraf
66
1
2
1.
Perilaku Kekerasan
Defisit perawatan diri
SP 3 Pasien:
1.evaluasi kegiatan latiahan fisik 1,2 dan minum obat. Beri pujian
2.latih cara mwngontrol PK secara verbal (3 cara yaitu: mengungkapkan, meminta, menolak dengan benar)
3.masukan pada jadwal kegiatan harian
SP 2 Pasien:
1.evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian
2.jelaskan alat dan cara untuk berdanadan
3.latih cara berdandan setelah kebersihan diri:sisiran, rias muka untuk perempuan; sisiran untuk pria
4.masukkan pada jadwal kwgiatan harian
S:
-klien mengatakan sudah bisa mengontrol emosi dengan baik, meminta dan menolak dengan cara yang baik serta mengungkapkan perasaan dengan baik
O:
Klien tampak tenang, emosi labil, bicara dengan nada suara yang rendah, klien sudah mampu meminta,menolak, serta mengungkapkan perasaan dengan cara yang baik
A:
PK SP 3 Mandiri
P:
Lanjutkan SP 4 PK Yaitu spiritual.tanggal 24 agustus 2014
S:
-Klien mengatakan merasa segar, rapi dan cantik setelah berdandan
-Klien mengatakan akan mengganti pakaian setiap hari,menyisir rambut dan memakai bedak
O:
Klien tampak mampu berdandan dengan benar
A:
DPD SP 2 Mandiri
67
P:
Lanjutkan SP 3 DPD (cara makan yang benar) pada tanggal 24 agustus 2014 jam 08.00 WIB.
CATATAN PERKEMBANGAN
DIUNIT RAWAT INAP RS.JIWA PROF. HB. SA’ANIN PADANG
Nama : Ny.Y
Ruangan : Wisma Melati
No. MR :
Hari/ Tanggal : Minggu / 24 Agustus 2014
No Diagnosa Implementasi Keperawtan Evaluasi Paraf
68
1
2
Perilaku Kekerasan
Defisit perawatan diri
SP 4 Pasien:1.Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2, abat dan verbal. Beri pujian2.latih cara mengontrol marah dengan spiritual(ibadah)3. Masukkan pada jadwal mkegiatan harian
SP 3 Pasien:1.evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan. Beri pujian2.jelaskan cara dan alat makan dan minum3.latih cara makan dan minum yang baik4.masukan pada jadwal kegiatan harian
S:Pasien mengatakan sudah bisa mengontrol emosi dengan baik, meminta dan menolak dengan cara yang baik serta mengungkapkan perasaan kesal dengan baikO:Klien tampak tenang, emosi labil, bicara dengan nada suara yang rendah, klien sudah mampu meminta dan menolak serta mengungkapkan perasaan dengan cara yang baik.A:SP 4 PK MandiriP:Lanjutkan Sp selanjutnya dengan diagnose HDR
S:Klien mengatakan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta makan dengan rapiO:Klien tampak makan dengan rapi, makan pada tempatnya, dan mencuci tangan sebelum dan sesudah makanA:SP 3 DPD Belum MandiriP:Optimalkan SP 3 DPD (cara makan dan minum yang baik) pada tanggal 25 agustus 2014 jam 08.00 WIB.
69
CATATAN PERKEMBANGAN
DIUNIT RAWAT INAP RS.JIWA PROF. HB. SA’ANIN PADANG
Nama : Ny.Y
Ruangan : Wisma Melati
No. MR :
Hari/ Tanggal : Senin / 25 Agustus 2014
No Diagnosa Implementasi
Keperawatan
Evaluasi Paraf
70
1
2
Harga Diri
Rendah
Defisit Perawatan Diri
SP 1 Pasien:
1.identifikasi
kemampuan melakukan
kegiatan dan aspek
positif pasien(buat daftar
kegiatan)
2. bantu pasien memilih
kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini (pilih
dari daftar kegiatan) :
buat daftar
Kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini
3.bantu pasien memilih
salah satu kegiatan yang
dapat dilakukan saat ini
4. latih kegiatan yang
dipilih(alat dan cara
melakukannya)
5. masukkan pada jadwal
kegiatan
SP 3 Pasien:
1.evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan. Beri pujian
2.jelaskan cara dan alat makan dan minum
3.latih cara makan dan minum yang baik
4.masukan pada jadwal kegiatan harian
S:
klien mengatakan akan melakukan
kegiatan merapikan tempat tidur
O:
klien tampak senang melakukannya
A:
SP 1 HDR mandiri
P:
lanjutkan SP2 HDR yaitu menyapu pada tanggal 26 agustus 2014 jam 10.00 WIB
S:
Klien mengatakan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta makan dengan rapi
O:
Klien tampak makan dengan rapi, makan pada tempatnya, dan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
A:
71
SP 3 DPD Mandiri
P:
Lanjutkan SP 4 DPD (BAB dan BAK yang benar) pada tanggal 26 agustus 2014 jam 08.00 WIB.
Lanjutkan SP 3 DPD (cara makan yang benar) pada tanggal 22 agustus 2014 jam 07.00 WIB.
CATATAN PERKEMBANGAN
DIUNIT RAWAT INAP RS.JIWA PROF. HB. SA’ANIN PADANG
Nama : Ny.Y
Ruangan : Wisma Melati
No. MR :
Hari/ Tanggal : Selasa / 26 Agustus 2014
N Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi Paraf
72
O
1
2
Harga Diri Rendah
Defisit Perawatan Diri
SP 2 Pasien:
1.evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan berikan pujian
2.bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan di latih
3.latih kegiatan kedua ( alat can cara)
4.masukan pada jadwal kwgiatan harian
SP 4
1. evaluasi kegiatan dalam
merawat/ melatih pasien
kebersihan diri, berdandan,
makan dan minum dan
berikan pujian
2. jelaskan BAB dan BAK
yang baik
3. latih BAB dab BAK yang
baik
4. masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihankebersihan diri, berdandan, makan dan minum serta BAB dan BAK
S:
klien mengatakan akan
melakukan kegiatan menyapu
O:
klien tampak senang
melakukannya
A:
SP 2 HDR mandiri
P:
lanjutkan SP3 HDR yaitu mencuci piring pada tanggal 27 agustus 2014 jam 10.00 WIB.
S:
Klien mengatakan BAB dan BAK di kamar mandi
O:
Klien tampak BAB dan BAK di kamar mandi
A:
SP 4 DPD Mandiri
P: Lanjutkan diangnosa selanjutnya
73
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan pada makalah ini, kami menyimpulkan bahwa
Perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk ekspresi kemarahan yang tidak sesuai dimana
seseorang melakukan tindakan-tindakan yang dapat membayangkan/mencederai diri sendiri,
orang lain bahkan merusak lingkungan.
74
Terdapat perbedaan antara kasus dan teori karena respon pasien pun berbeda-beda
sehingga harus benar-benar dan berpikir kritis seorang perawat dalam melakukan tindakan
atau strategi pelaksanaannya, dari pengkajian sampai evaluasi sebagian besar terdapat banyak
persamaan
B. SARAN
Dengan telah membacanya makalah ini, mahasiswa/I diharapkan dapat
mengerti, mengetahui tentang ASKEP (Asuhan Keperawatan) Jiwa pada Klien dengan
Prilaku Kekerasan, serta tindakan-tindakan yang akan diambil dalam membuat ASKEP yang
bermutu dan bermanfaat bagi pasien. Serta dituntut untuk bisa membandingkan antara teori
dan kasus yang terjadi di lapangan / lahan praktek yang terkadang ketidaksinkronan dan
kesinkronan yang wajar. Semoga bermanfaat bagi semua mahasiswa dan membantu dalam
pembuatan ASKEP kelak.
75