Fibromyalgia52 Repaired)

21
FIBROMYALGIA A. Pendahuluan Fibromyalgia syndrome merupakan sindrom nyeri kronis yang mempengaruhi 3%-10% dari populasi. Wanita lebih sering terkena dibandingkan pria dengan rasio 9:1, dan sindrom ini biasanya terjadi pada usia 20-50 tahun. Fibromyalgia syndrome merupakan kumpulan gejala tanpa ada penyebab fisiologis yang jelas. Pasien akan mengalami nyeri kronik pada keempat ekstrimitas. Diagnosis FMS masih kontroversial, beberapa ahli menggolongkannya ke dalam gangguan reumatologis sedangkan yang lain percaya bahwa FMS lebih kepada gangguan psikiatrik (Smeltzer & Bare, 2004). Fibromyalgia bukanlah kondisi terminal yang progresif akan tetapi merupakan suatu kondisi yang mempengaruhi kualitas hidup pasien secara signifikan (Copstead & Banasik, 2005) B. Definisi Fibromyalgia merupakan sindrom umum yang melibatkan kelelahan kronis, nyeri otot yang meluas, dan kaku. (Smeltzer & Bare, 2004). Menurut Copstead & Banasik (2005) fibromyalgia sindrom dikarakteristikkan sebagai nyeri kronik pada otot dan struktur di sekitarnya selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. 1

Transcript of Fibromyalgia52 Repaired)

Page 1: Fibromyalgia52 Repaired)

FIBROMYALGIA

A. Pendahuluan

Fibromyalgia syndrome merupakan sindrom nyeri kronis yang mempengaruhi

3%-10% dari populasi. Wanita lebih sering terkena dibandingkan pria dengan rasio 9:1,

dan sindrom ini biasanya terjadi pada usia 20-50 tahun. Fibromyalgia syndrome

merupakan kumpulan gejala tanpa ada penyebab fisiologis yang jelas. Pasien akan

mengalami nyeri kronik pada keempat ekstrimitas. Diagnosis FMS masih kontroversial,

beberapa ahli menggolongkannya ke dalam gangguan reumatologis sedangkan yang lain

percaya bahwa FMS lebih kepada gangguan psikiatrik (Smeltzer & Bare, 2004).

Fibromyalgia bukanlah kondisi terminal yang progresif akan tetapi merupakan suatu

kondisi yang mempengaruhi kualitas hidup pasien secara signifikan (Copstead & Banasik,

2005)

B. Definisi

Fibromyalgia merupakan sindrom umum yang melibatkan kelelahan kronis, nyeri otot

yang meluas, dan kaku. (Smeltzer & Bare, 2004). Menurut Copstead & Banasik (2005)

fibromyalgia sindrom dikarakteristikkan sebagai nyeri kronik pada otot dan struktur di

sekitarnya selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

C. Etiologi

Penyebab dari FMS ini masih belum diketahui. Akan tetapi beberapa penelitian etiologis

telah mengidentifikasi beberapa faktor risiko dari perkembangan sindrom ini. Individu

dengan riwayat medis stress yang berlebihan, trauma (fisik maupun emosional), pelecehan

seksual, infeksi (parvovirus, hepatitis C, Epstein-Barr) dan gangguan endokrin (hipotiroid)

lebih sering terkena sindrom ini. Gangguan mekanisme nyeri pada SSP diperkirakan

sebagai faktor penyebab sindrom ini. Pasien dengan FMS memiliki ambang nyeri yang

lebih rendah dari pada mereka yang tidak memiliki kelainan ini. Teori lain juga termasuk

1

Page 2: Fibromyalgia52 Repaired)

Ansietas

Intoleransi Aktivitas

defisiensi hormon pertumbuhan, abnormalitas axis hypothalamic-pituitary-adrenal, dan

abnormalitas aktivasi respon stress simpatetik. Faktor genetik diduga kuat sebagai

penyebab dari sindrom ini karena first degree realatives memiliki risiko terkena FMS 8 kali

lebih besar.

D. Patofisiologi

Faktor genetik dan faktor risiko lainnya

Polimorfisme pada gen serotonin transporterdan katekolamin o-metil transferase

Gangguan metabolism dan transport monoamine neurotransmitterSerotonin dan norepinefrin

Penurunan kadar serotonin dan norepinefrin

Penurunan sensitivitas sistem proses nyeri

Penurunan ambang nyeri Penurunan produksi melatonin

Gangguan rasa nyaman : nyeri Hyperalgia dan allodyniaGangguan pola tidur

Kelelahan

Sumber : The American Journal of Managed Care, 2009;15(7):199-200

2

Page 3: Fibromyalgia52 Repaired)

E. Manifestasi Klinis

Individu dengan FMS bisa menunjukkan manifestasi klinis seperti :

1. Nyeri musculoskeletal (hyperalgesia dan allodynia)

2. Kaku otot

3. Kelelahan

4. Gangguan pola tidur

5. Kesulitan menelan

6. Irritable bowel syndrome

7. Gangguan emosional (depresi dan ansietas)

8. Gangguan kognitif

F. Penatalaksanaan

Menurut Kevin Fontaine, Ph.D dari John Hopkins Arthritis Center, penatalaksanaan FMS

meliputi empat hal, yaitu :

1. Pendidikan kesehatan

Menyediakan informasi tentang penyakit, normalisasi dan validasi perasaan pasien

merupakan komponen terapi FMS yang penting. Kemungkinan faktor yang paling

penting dalam peningkatan gejala FMS bagi pasien adalah memahami rentang gejala

FMS yang mereka alami, kemungkinan gejala muncul, dan mengenali kebutuhan

adaptasi gaya hidup begitu mereka mencoba mengatur penyakit tersebut. Hal ini

menyebabkan dokter maupun penyedia pelayanan kesehatan lainnya haruslah

memiliki pengetahuan tentang diagnosis dan perawatan FMS agar mendengarkan

dan bekerja sama dengan lebih dekat kepada pasien untuk mengembangkan protokol

perawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien yang unik.

2. Manajemen gejala

Farmakoterapi konvensional untuk mengatasi gejala merupakan dasar

penatalaksanaan FMS. Medikasi merupakan hal yang esensial dalam mengurangi

3

Page 4: Fibromyalgia52 Repaired)

gejala dan meminimalisir ketidakmampuan. Secara umum obat-obatan digunakan

untuk menghilangkan nyeri, fatigue, dan masalah psikologis dan juga masalah

kesehatan lain yang berhubungan dengan FMS seperti migraine, dan irritable bowel

syndrome. Anti-depresan merupakan obat yang sering digunakan dalam perawatan

FMS. Sebuah studi mengenai penatalaksanaan FMS menemukan bahwa Tricyclic

antidepressant termasuk amitryptiline dan doxepin efektif dalam mengendalikan

gejala FMS seperti nyeri, gangguan tidur, fatigue, dan depresi. Bagaimanapun juga,

toleransi terhadap obat ini merupakan masalah yang penting. Serotonin re-uptake

inhibitor (fluoxetine, seratiline) ditoleransi lebih baik oleh tubuh dan mengatasi

depresi lebih baik daripada TCA, akan tetapi kurang efektif dalam menangani gejala

lain. Tramadol memiliki efek mengurangi nyeri, tapi efeknya terhadap gejala lain

kurang atau bahkan tidak efektif. Menariknya, NSAID dan kortikosteroid tidak

memberi keuntungan dalam perawatan FMS. Selain mengatasi depresi dan nyeri,

penting juga untuk meminimalkan fatigue dengan meningkatkan pola tidur yang

sehat. Hal ini termasuk strategi perilaku sederhana seperti tidur dan bangun pada

waktu yang sama setiap hari, memberikan lingkungan tidur yang kondusif,

mengurangi kafein, atau pemberian obat-obatan (zolpidem, zopiclone).

3. Terapi kognitif dan perilaku (TKP)

TKP termasuk membantu individu dengan FMS untuk mengatasi FMS dengan

belajar dan menerapkan teknik perilaku dan kognitif. Sebagai contoh, teknis-teknik

seperti relaksasi, kemampuan koping, manajemen nyeri, dan meningkatkan

dukungan sosial telah terbukti mampu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas

hidup.

4. Pendekatan komplementer

Ada berbagai macam terapi komplementer untuk merawat FMS dan gejala-

gejalanya. Terapi-terapi itu mencakup terapi fisik, massase, myofascial release

therapy, water therapy, exercise and physical activity, acupressure, application of

heat or cold, acupuncture, yoga, relaxation exercises, breathing techniques,

aromatherapy, biofeedback, herbal, hypnosis, nutritional supplements, dan

osteopathic.

4

Page 5: Fibromyalgia52 Repaired)

G. Asuhan keperawatan

Pengkajian

1. Identitas klien, meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat,

pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor

register dan diagnosis medis.

2. Keluhan utama, meliputi nyeri yang meluas, kelelahan, gangguan tidur dan

keluhan lainnya.

Pengkajian nyeri dengan pendekatan PQRST

a) Provoking accident : apakah ada peristiwa yang menjadi faktor penyebab

nyeri, apakah nyeri berkurang apabila beristirahat, apakah nyeri bertambah

berat jika beraktivitas, serta faktor-faktor yang dapat meredakan nyeri.

b) Quality or quantity of Pain : seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau

digambarkan klien.

c) Region : Radiation, relief : di mana lokasi nyeri harus ditunjukkan dengan

tepat oleh klien, apakah rasa sakit menjalar atau menyebar, dan di mana rasa

sakit terjadi.

d) Severity (scale) of Pain : seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa

dengan skala deskriptif maupun skala 0-10 nyeri.

e) Time : Berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah ada waktu-waktu

tertentu yang menambah rasa nyeri.

3. Riwayat penyakit, baik saat ini maupun terdahulu termasuk obat-obatan yang

pernah digunakan. Tanyakan juga apakah ada anggota keluarga yang

mengalami keluhan yang sama dengan klien

4. Pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan musculoskeletal, pemeriksaan tender

points, dan kemampuan klien melakukan mobilisasi. Pada pemeriksaan fisik

ini, pasien akan merasa sensitive pada penekanan-penekanan di area tertentu

pada tubuh yang disebut dengan tender points. Hasil pemeriksaan dikatakan

5

Page 6: Fibromyalgia52 Repaired)

positif jika pasien merasa nyeri pada tender points yang ditekan dengan jari

dengan kekuatan 4kg. Lokasi 18 tender poits itu adalah :

(1 & 2) Occiput:

(3 & 4) Low Cervical

(5 & 6) Lateral Epicondyle

(7 & 8) Knee

(9 & 10) Second Rib

(11 & 12) Trapezius

(13 & 14) Supraspinatus

(15 & 16) Gluteal

(17 & 18) Greater Trochanter

6

Page 7: Fibromyalgia52 Repaired)

5. Kaji kemampuan klien melakukan Activity of Daily Living dan bagaimana

FMS mempengaruhi kemampuan klien melakukan self-care. Untuk mengkaji

dampak dari Fibromyalgia terhadap kehidupan pasien bisa dengan Fibromyalgia

Impact Scale Questionnaire. Kaji pola tidur klien meliputi kuantitas, kualitas,

persepsi klien terhadap kesulitan tidur dan penyebabnya, serta obat-obatan yang

mungkin dikonsumsi pasien.

6. Kaji status psikososial klien karena FMS cenderung menyebabkan stress dan

depresi.

Contoh Kasus :

Joyce, 42 tahun menikahi seorang teller bank dan dikaruniai 2 orang anak,

mengalami nyeri sendi dan jaringan lunak yang meluas selama 2 tahun. Nyerinya

dicetuskan oleh cedera minor pada kecelakaan lalu lintas 3 tahun sebelumnya. Ia

memiliki asuransi kecacatan selama setahun terakhir. Pada pengkajian skala nyeri,

Joyce menyebutkan angka 10 untuk nyeri yang dialaminya di leher dan punggung.

Ia juga mengeluhkan kekakuan otot dan sakit kepala yang menyerang setiap hari.

Pola tidurnya menjadi terganggu dan ia bergantung pada painkiller agar bisa

mengurangi nyeri. Ia juga mengeluhkan konstipasi dan kadang-kadang diare. Joyce

mengalami kesulitan berkonsentrasi, dan memorinya terganggu. Ia merasa cemas

dan khawatir akan masa depannya. Joyce juga mengatakan bahwa ia merasa meski

keluarganya simpatik, tapi mereka tidak bisa memahami kesakitan dan

penderitaannya. Menurutnya, selama masa-masa gelap itu hidup kelihatan seperti

kehilangan artinya dan tidak ada yang tersisa dalam hidupnya.Ketika Joyce diperiksa

di klinik local, ia kelihatan depresi, cemas, dan berurai air mata. Ia juga kelihatan

kelelahan, memiliki postur yang lemah. Otot-otot pada leher dan punggungnya

sangat tegang. Jaringan lunaknya mengalami tenderness dan memiliki 15 tender

points yang positif meliputi 4 kuadran tubuhnya. Ia juga kelihatan memiliki

kesulitan bangun dari tempat duduknya karena kaku otot tersebut.

Joyce telah mengikuti pemeriksaan X-Ray, CT scan, dan MRI yang menunjukkan

hasil yang normal. Analisa darahnya juga menunjukkan nilai normal. Ia telah

7

Page 8: Fibromyalgia52 Repaired)

menemui berbagai macam spesialis dan berbagai terapi dengan fisioterapis,

chiropractors, dan pijat terapis dengan sedikit peningkatan hasil. Dokter

keluarganya telah pun mencoba memberikan obat-obatan yang menurut Joyce tidak

banyak membantu.

No Analisa Data Masalah Keperawatan

1. DS:

Joyce mengatakan bahwa ia mengalami

nyeri sendi dan jaringan lunak yang

meluas

Joyce mengeluhkan kekakuan otot dan

sakit kepala setiap hari

Joyce menagtakan ia menggunakan

painkiller

DO:

Klien tampak meringis (DT)

Klien terlihat kesulitan bangun dari

tempat duduknya

Otot leher dan punggung terasa kaku

dan tegang

Skala nyeri : 10

Nyeri

2. DS :

Klien mengatakan bahwa ia sering

kelelahan (DT)

Klien mengatakan ia tidak mamou

Fatigue

8

Page 9: Fibromyalgia52 Repaired)

beraktivitas (DT)

DO:

Klien terlihat kelelahan (DT)

Klien terlihat memiliki postur tubuh

yang lemah

3 DS :

Pasien mengatakan ia mudah

terbangun jika mendengar

kebisingan (DT)

Klien mengatakan pola tidurnya

menjadi terganggu

Ia juga mengatakan sulit tidur

karena nyeri (DT)

Klien mengatakan ia tidur di siang

hari karena kelelahan (DT)

DO

Mata terlihat mengantuk

Terdapat lingkaran hitam di bawah

mata

Klien terlihat lemas

Gangguan pola tidur

4. DS :

Klien mengatakan ia cemas dan

khawatir akan masa depannya

Menurut klien, selama masa-masa

gelap itu hidup kelihatan seperti

kehilangan artinya dan tidak ada

yang tersisa dalam hidupnya

DO :

Ansietas

9

Page 10: Fibromyalgia52 Repaired)

Klien terlihat depresi, cemas, dan

berurai air mata

Klien menghindari kontak mata

(DT)

Klien terlihat murung (DT)

Diagnosa Keperawatan

a) Nyeri berhubungan dengan penurunan kadar serotonin dan norepinephrin

b) Fatigue berhubungan dengan kurang tersedaianya kebutuhan energi yang

adekuat

c) Gangguan pola tidur berhubungan dengan fatigue yang berlebihan

d) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri dan fatigue

e) Ansietas berhubungan dengan pengaruh sindrom terhadap kualitas hidup

No Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi Rasional

1 Nyeri berhubungan dengan penurunan kadar serotonin dan norepinefrin dalam tubuh

Tujuan :Nyeri berkurang / hilangKriteria hasil :Secara subjektif klien melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi, dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri, klien tidak gelisah

1. Jelaskan dan bantu klien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan non-invasif

2. Ajarkan relaksasi :Teknik-teknik untuk menurunkan ketegangan otot rangka, yang dapat menurunkan intensitas nyeri dan juga tingkatkan relaksasi masase

1. Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologis lainnya telah menunjukkan keefektifan dalam mengurangi nyeri

2. Akan melancarkan peredaran darah sehingga kebutuhan oksigen oleh jaringan akan terpenuhi dan akan mengurangi

10

Page 11: Fibromyalgia52 Repaired)

3. Ajarkan metode distraksi selama fase nyeri

4. Berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman misalnya ketika tidur, belakangnya dipasang bantal kecil

5. Tingkatkan pengetahuan tentang penyebab nyeri dan menghubungkan berapa lama nyeri akan berlangsung

6. Observasi tingkat nyeri dan respon motoris klien, 30 menit setelah pemberian obat analgesic untuk mengkaji efektivitasnya serta setiap 1-2 jam setelah tindakan perawatan selama 1-2 hari

7. Kolaborasi pemberian analgesik dengan dokter

nyeri3. Mengalihkan

perhatian nyerinya ke hal-hal yang menyenangkan

4. Istrirahat akan merelaksasi semua jaringan sehingga akan meningkatkan kenyamanan

5. Pengetahuan yang akan dirasakan membantu mengurangi nyeri dan dapat membantu mengmbangkan kepatuhan klien terhadap rencana terapeutik.

6. Pengkajian yang optimal akan memberikan perawat data yang objektif untuk mencegah kemungkinan komplikasi dan melakukan intervensi yang tepat

7. Analgesik memblok lintasan nyeri, sehingga nyeri akan berkurang

2 Fatigue berhubungan dengan kurang tersedianya

Kriteria hasil :Pasien mengatakan memiliki cukup energi yang cukup

1. Dorong klien untuk membuat catatan tentang kelelahan dan aktivitas dalam 24 jam

1. Membantu pasien menyusun aktivitas sesuai dengan tingkat

11

Page 12: Fibromyalgia52 Repaired)

kebutuhan energi yang adekuat

untuk beraktivitas selama seminggu

2. Bantu klien untuk membuat jadwal aktivitas sehari-hari dan istirahat

3. Rujuk klien ke occupational therapist

4. Bantu klien mengatur prioritas kegiatan dan tanggungjawab serta peran

5. Dorong klien menggunakan alat bantu untuk ADL

energi2. Perencanaan

yang seimbang antara aktivitas dan istirahat membantu pasien memenuhi kegiatan tanpa meningkatkan kelelahannya.

3. Occupational therapist bisa membantu klien dengan menyediakan alat bantu untuk pemenuhan ADL dan mengajarkan klien teknik menyimpan energi

4. Mengatur prioritas merupakan salah satu teknik menyimpan energi yang memungkinkan klien untuk menggunakan energi yang tersedia guna memenuhi tugas yang lebih penting

5. Penggunaan alat bantu bisa meminimalkan pengeluaran energi yang berlebihan dan mencegah cedera

12

Page 13: Fibromyalgia52 Repaired)

6. Monitor masukan makanan klien untuk sumber energi yang diperlukan

7. Dorong klien untuk mengidentifikasi tugas yang bisa didelegasikan ke orang lain

8. Minimalisir stimuli lingkungan

selama beraktivitas

6. Klien akan membutuhkan intake karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral yang cukup sebagai sumber energi

7. Delegasi tugas dan tanggung jawab kepada orang lain bisa membantu klien menyimpan energi

8. Cahaya yang terlalu terang, kebisingan, distraktor bisa menghambat relaksasi, mengganggu istirahat, dan berkontribusi kepada kelelahan

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan proses kimiawi dalam tubuh

Tujuan :Mengembalikan pola tidur normal klienKriteria hasil :Individu akan :1. Menggambarkan faktor yang mencegah atau menghambat tidur.2. Mengidentifikasi teknik untuk menginduksi tidur.3. melaporkan keseimbangan

1.Instruksikan pasien untuk mematuhi jadwal tidur secara konsisten

2. Anjurkan klien untuk menghindari makanan berat, alcohol, kafein dan rokok menjelang tidur

1. Meningkatkan regulasi irama sirkadian dan mengurangi energi yang diperlukan untuk perubahan adaptasi

2. Pencernaan makanan dan stimulus dari alcohol dan kafein bisa mengganggu tidur

13

Page 14: Fibromyalgia52 Repaired)

optimal dari istirahat dan aktivitas.

3. Anjurkan klien untuk tidak minum terlalu banyak menjelang tidur

4. Tingkatkan aktivitas fisik (yang bisa ditoleransi pasien) di siang hari

5. Anjurkan penggunaan soporofik seperti susu

6. Dorong penggunaan aktivitas relaksasi sebelum tidur seperti mandi air hangat, musik yang tenang, membaca buku yang menyenangkan

7.Ciptakan lingkungan yang aman dan tenang

3. Mengurangi kemungkinan berkemih di malam hari yang membuat pasien terjaga

4. Mengurangi stress dan meningkatkan kualitas tidur

5. Susu mengandung L-tryptophan yang bisa meningkatkan kualitas tidur

6. Promosi tidur

7. Mengurangi stimulus lingkungan

Sumber : Gulanick, et al. Nursing care plans : nursing diagnosis and intervention. 2009

14