Seminar Jiwa Di Nakula Edit

download Seminar Jiwa Di Nakula Edit

of 43

description

Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mempunyai masalah. Setiap individu biasanya mempunyai cara sendiri untuk menyelesaikan masalahnya, tetapi jika ada sebagian manusia yang tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri akan mengakibatkan gangguan jiwa. Tidak dapat dipungkiri dengan adanya perkembangan zaman dan teknologi semakin banyak juga masalah rumit yang timbul dan tampaknya sangat lebih besar berpengaruh terhadap jiwa seseorang yang tidak dapat mengantisipasi gejala yang timbul.Hasil studi Bank Dunia tahun 2000 menunjukkan global burden of disease akibat masalah kesehatan jiwa mencapai 8,1 persen, jauh lebih tinggi dari tuberkulosis (7,2 persen), kanker (5,8 persen), penyakit jantung (4,4 persen) atau malaria (2,6 persen). Gangguan jiwa menjadi masalah serius diseluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2001 menyatakan paling tidak 1 dari 4 orang terganggu jiwanya. Salah satu diantaranya gangguan konsep diri dengan harga diri rendah. Saat ini perkirakan ada 450 juta penderita gangguan jiwa diseluruh dunia. (http://immarimutanakstikesrsudaya.blogspot.com)Menurut Suliswati (2005), konsep diri adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain. Harga Diri Rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri (Damaiyanti Mukhripah, 2007).

Transcript of Seminar Jiwa Di Nakula Edit

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. D DENGAN MASALAH GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

Dr. AMINO GONDHOHUTOMO SEMARANG

Di susun oleh :

1. Alif Tanziah (8933161304)2. Ani Setiyani (8933161311)3. Dian Purwanti (8933161325)FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PRODI D3 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2013BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah

Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mempunyai masalah. Setiap individu biasanya mempunyai cara sendiri untuk menyelesaikan masalahnya, tetapi jika ada sebagian manusia yang tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri akan mengakibatkan gangguan jiwa. Tidak dapat dipungkiri dengan adanya perkembangan zaman dan teknologi semakin banyak juga masalah rumit yang timbul dan tampaknya sangat lebih besar berpengaruh terhadap jiwa seseorang yang tidak dapat mengantisipasi gejala yang timbul.

Hasil studi Bank Dunia tahun 2000 menunjukkan global burden of disease akibat masalah kesehatan jiwa mencapai 8,1 persen, jauh lebih tinggi dari tuberkulosis (7,2 persen), kanker (5,8 persen), penyakit jantung (4,4 persen) atau malaria (2,6 persen). Gangguan jiwa menjadi masalah serius diseluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2001 menyatakan paling tidak 1 dari 4 orang terganggu jiwanya. Salah satu diantaranya gangguan konsep diri dengan harga diri rendah. Saat ini perkirakan ada 450 juta penderita gangguan jiwa diseluruh dunia. (http://immarimutanakstikesrsudaya.blogspot.com)Menurut Suliswati (2005), konsep diri adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain.

Harga Diri Rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri (Damaiyanti Mukhripah, 2007).Kehidupan sehari-hari individu harus menempatkan diri di tengah-tengah realita. Ada yang menghadapi fakta-fakta kehidupan dengan penuh kebenaran, akan tetapi ada juga yang menghadapinya dengan perasaan tidak berdaya. Ini adalah tanggapan negatif terhadap diri, sehingga sekitarnya pun merupakan sesuatu yang negatif bagi dirinya. Tanggapan ini menjadikan individu selalu hidup dalam ketakutan yang akan mempengaruhi seluruh alam perasaannya sehingga terjadi keguncangan dalam keseimbangan kepribadian, yaitu keadaan emosi yang labil. Maka dalam keadaan tersebut individu tidak berpikir secara wajar, jalan pikirannya palsu, dan segala sesuatu yang diluar diri yang dipersepsikan secara salah (http://ilmupsikologi.wordpress.com).Hasil riset Malhi (2008) menyimpulkan bahwa Harga Diri Rendah diakibatkan oleh rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selanjutnya hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal (Yosep Iyus, 2009).Umumnya keluarga klien dengan gangguan kesehatan jiwa akan menutupi kondisi anggota keluarganya yang sakit guna menutupi nama baiknya di hadapan masyarakat, demikian pula halnya klien dengan masalah harga diri rendah. Mereka baru dibawa keluarganya ke Rumah Sakit Jiwa atau unit pelayanan kesehatan jiwa karena terganggu oleh perilaku klien misalnya mengamuk atau berdiam diri bahkan sampai melukai orang lain. Atau juga karena keluarga sudah tidak sanggup lagi merawat klien di rumah.

Berdasarkan fenomena diatas maka penulis tertarik untuk mengambil masalah keperawatan dengan harga diri rendah.B. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah:

1. Tujuan Umum:

Manjelaskan tentang asuhan keperawatan Ny. D dengan masalah keperawatan harga diri rendah.

2. Tujuan Khusus:a) Mampu mendiskripsikan hasil pengkajian keperawatan pada Ny. D dengan masalah gangguan konsep diri : harga diri rendah.

b) Mampu mendiskripsikan hasil analisa data yang diperoleh pada Ny. D dengan masalah gangguan konsep diri : harga diri rendah.

c) Mampu mendiskripsikan diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. D dengan masalah gangguan konsep diri : harga diri rendah.

d) Mampu mendiskripsikan implementasi yang telah dilakukan pada Ny. D dengan masalah gangguan konsep diri : harga diri rendah.

e) Mampu mendiskripsikan hasil evaluasi yang berhasil dilakukan.

C. Manfaat Penulisan

1. Penulis

Dalam penulisan ini, kami sebagai penulis memperoleh pengetahuan, pemahaman dan pendalaman tentang klien dengan masalah gangguan konsep diri : harga diri rendah.

2. Pembaca

Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman secara umum dalam memberikan asuhan keperawatan klien dengan masalah gangguan konsep diri : harga diri rendah.

3. Institusi Pendidikan

Dapat menambah kepustakaan tentang studi keperawatan jiwa dengan masalah gangguan konsep diri : harga diri rendah di Fakultas Ilmu Keperawatan.4. Rumah Sakit

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan terutama pada klien dengan masalah gangguan konsep diri : harga diri rendah.BAB II

KONSEP DASARA. Pengertian

Konsep Diri adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain. (Suliswati, 2005:89)

Harga Diri adalah penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa jauh perilaku individu tersebut sesuai dengan ideal diri. (Sunaryo, 2004:34)

Harga Diri Rendah adalah perasaan seseorang bahwa dirinnya tidak diterima lingkungan dan gambaran-gambaran negatif tentang dirinnya. (Yosep Iyus, 2009:256)

Dari pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa harga diri rendah adalah perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif, tidak berguna, merasa tidak berharga, kehilangan rasa percaya diri, merasa tidak memiliki kemampuan dan tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.Rentang Respon Harga Diri Rendah

Adaptif Maladaptif

Aktualisasi Konsep Harga Diri Rendah Kekacauan Depersonalisasi

Diri Diri Positif Identitas

(Gail W. Stuart, 2006:18)Penjelasan;

Aktualisasi Diri adalah respon adaptif yang tertinggi karena individu dapat mengekspresikan kemampuan yang dimilikinnya.Konsep Diri Positif adalah individu dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahannya secara jujur dan dalam menilai suatu masalah individu berpikir secara positif dan realistik.

Harga Diri Rendah adalah transisi antara respon konsep diri adaptif dengan konsep diri maladaptif.

Kekacauan Identitas adalah kegagalan individu untuk mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak kedalam kepribadian psikososial dewasa yang harmonis.

Depersonalisasi adalah perasaan tidak realistis dan merasa asing dengan diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinnya sendiri dengan orang lain.B. Etiologi

1. Faktor Predisposisi

a. Faktor yang mempengaruhi harga diri

Meliputi: penolakan dari orang lain, kesalahan dan kegagalan yang berulang, pola asuh yang salah: terlalu dilarang, terlalu dikontrol, terlalu dituntut, terlalu dituruti, dan tidak konsekuen.

b. Faktor yang mempengaruhi gangguan peran

Meliputi transisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan, perubahan situasi dan keadaan sehat sakit, ketegangan peran ketika individu menghadapi 2 harapan yang bertentangan secara terus menerus yang tidak terpenuhi, keraguan peran ketika individu kurang pengetahuannya tentang harapan peran yang spesifik dan bingung tentang tingkah laku peran yang sesuai, peran yang terlalu banyak.

c. Faktor yang mempengaruhi identitas diri

Meliputi ketidak percayaan orang tua pada anak, tekanan dari teman sebaya, perubahan struktur sosial.

2. Faktor Presipitasi

a. Trauma

Seperti penganiayaan fisik, seksual dan psikologis pada masa anak-anak atau merasa terancam kehidupannya atau menyaksikan kejadian berupa tindakan kejahatan.

b. Ketegangan peran

Perasaan frustasi ketika individu merasa tidak adekuat melakukan peran atau melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya, atau tidak merasa cocok dalam melakukan perannya.

Dalam perjalanan kehidupan, individu sering menghadapi transisi peran yang beragam. Transisi peran tersebut dibagi menjadi 3 yaitu:

1) Transisi peran perkembangan

Setiap tahap perkembangan harus dilalui individu dengan menyelesaikan tugas perkembangan yang berbeda-beda, hal ini dapat merupakan stressor bagi konsep diri.

2) Transisi peran situasi

Perubahan jumlah anggota keluarga baik pertambahan atau pengurangan melalui kelahiran/kematian.

3) Transisi peran sehat - sakit

Pergeseran kondisi kesehatan individu yang menyebabkan kehilangan bagian tubuh, perubahan bentuk, penampilan dan fungsi tubuh. (Suliswati, 2005:96-97)C. Pohon Masalah

Isolasi Sosial: Menarik Diri

Tidak Efektifnya Koping Individu

(http://khaidirmuhaj.blogspot.com)D. Manifestasi

Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah antara lain mengejek dan mengkritik diri, merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri, mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan zat, menunda keputusan, sulit bergaul, menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas, menarik diri dari realitas, cemas, panik, cemburu, curiga, halusinasi, merusak diri: harga diri rendah menyokong klien untuk mengakhiri hidup, merusak/melukai orang lain, perasaan tidak mampu, pandangan hidup yang pesimis, tidak menerima pujian, penurunan produktivitas, penolakan terhadap kemampuan diri, kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, berkurang selera makan, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat dengan nada suara lemah. (Yosep Iyus, 2009:258)E. Karakteristik konsep diri rendah

Karakteristik pada konsep diri rendah antara lain menghindari sentuhan atau melihat bagian tubuh tertentu, tidak mau berkaca, menghindari diskusi tentang topik dirinya, menolak usaha rehabilitasi, melakukan usaha sendiri dengan tidak tepat, mengingkari perubahan pada dirinya, peningkatan ketergantungan pada yang lain, berpartisipasi dalam perawatan dirinya, tanda dari keresahan seperti marah, keputusasaan, menangis dan menolak. (Tarwoto, 2006:122)F. Mekanisme Koping

Munculnya ketegangan dalam kehidupan mengakibatkan perilaku pemecahan masalah (mekanisme koping) yang bertujuan untuk meredakan ketegangan tersebut.

Klien gangguan konsep diri menggunakan mekanisme koping yang dapat dikategorikan menjadi dua yaitu koping jangka pendek dan koping jangka panjang.

a. Pertahanan jangka pendek mencakup berikut ini:

a. Aktivitas yang dapat memberikan kesempatan lari sementara dari krisis. Misalnya menonton televisi, kerja keras, olahraga berat.

b. Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara.

Misalnya ikut kegiatan sosial politik, agama.

c. Aktivitas yang memberikan kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep diri.

Misalnya aktivitas yang berkompetisi yaitu pencapaian akademik atau olah raga.

d. Aktivitas yang mewakili jangka pendek untuk membuat masalah identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan.

Misalnya penyalahgunaan obat.

b. Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini:

a. Penutupan identitas

Adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang yang penting bagi individu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi dan potensi individu.

b. Identitas negatif

Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai-nilai dan harapan masyarakat. (Suliswati, 2005:99-100)G. Fokus Pengkajian

1. Identitas Pasien

Nama, umur, tanggal lahir, status perkawinan dan anak, suku, agama, pekerjaan, pendidikan.

2. Keluhan Utama/Alasan Masuk

Biasanya suatu pernyataan verbal tentang masalah. Apakah ada perbedaan bermakna dari laporan yang diberikan orang yang menemani pasien.

3. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.

4. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktivitas yang menurun. (Yosep Iyus, 2009:256)

5. Pemeriksaan fisik

Meliputi keadaan klien, tanda - tanda vital, berat badan dan keluhan fisik.

6. Psikososial

a. Genogram

Menggambarkan hubungan klien dan keluarga. Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan, dan pola asuh. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

b. Konsep Diri

1) Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, dan fungsi penampilan tubuh saat ini dan masa lalu.

2) Identitas diri adalah kesadaran akan dirinya sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesis dan semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh.

3) Peran diri adalah pola sikap, perilaku nilai yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.

4) Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan standar perilaku. Ideal diri akan mewujudkan cita - cita dan harapan pribadi.

5) Harga diri adalah penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan analisis sejauh mana perilaku memenuhi ideal diri. Jika individu selalu sukses maka cenderung harga dirinya akan tinggi dan jika mengalami gagal cenderung harga diri menjadi rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. (Tarwoto, 2006:120-121)

c. Hubungan Sosial

Siapakah orang yang paling berarti dalam hidup pasien, peran serta dalam kegiatan kelompok di masyarakat, apakah ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.

d. Spiritual

Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah.

7. Status Mental

a. Penampilan

Kesan keseluruhan pasien: menarik, tidak menarik, postur tubuh, pakaian, sisiran rambut, sehat atau sakit, tampak tua atau tampak muda, marah, bingung, ketakutan, tidak nyaman, apatis, sikap rendah diri, tidak berharga, feminim, maskulin, dll.

b. Afek

Afek adalah keadaan emosi pasien saat ini, yaitu saat pewawancara dapat mengamati. Afek abnormal umumnya meliputi datar, tumpul, terbatas dan tidak serasi. Biasanya pada pasien dengan masalah gangguan konsep diri : harga diri rendah diperoleh afek tumpul.c. Interaksi selama wawancara

Interaksi pada klien dengan masalah gangguan konsep diri : harga diri rendah biasanya kontak mata klien kurang, klien kurang kooperatif, klien tidak mampu untuk memulai pembicaraan.

d. Proses pikir

Apakah pikiran pasien dapat dipahami. Pembicaraan berputar-putar tidak sampai pada tujuan. Perseverasi (pengulangan pikiran atau bagian kalimat yang sama yang tidak perlu). Apakah jawaban - jawaban terhadap pertanyaan relevan.

e. Isi Pikir

Periksa adanya preokupasi abnormal dan obses, pengalaman deja vu, depersonalisasi, waham.H. Diagnosa KeperawatanGangguan Konsep Diri : Harga Diri RendahI. Intervensi Keperawatan

Diagnosa keperawatan : Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

1. Tujuan umum

Klien memiliki konsep diri yang positif.

2. Tuk 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

a. Kriteria evaluasi :

1) Ekpresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang.2) Ada kontak mata.3) Mau berjabat tangan.4) Mau menyebutkan nama.5) Mau menjawab salam.6) Klien mau duduk berdampingan dengan perawat.7) Mau mengutarakan masalah yang dihadapi.b. Intervensi

1) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik :

a) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.b) Perkenalkan diri dengan sopan.c) Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien.d) Jelaskan tujun pertemuan.e) Jujur dan menepati janji.f) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.

g) Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien.3. Tuk 2 : Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki.a. Kriteria evaluasi :

Klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, keluarga dan lingkungan.

b. Intervensi :Diskusikan dengan klien tentang :

a) Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga, lingkungan.

b) Kemampuan yang dimiliki klien.

c) Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga, dan lingkungan.

d) Diskusikan kemampuan yang dimiliki klien.

e) Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi penilaian negatif.

4. Tuk 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan.

a. Kriteria evaluasi :

Klien menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakan.

b. Intervensi1) Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan.

2) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya.

5. Tuk 4 : Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

a. Kriteria evaluasi :

Klien dapat membuat rencana kegiata harian.

b. Intervensi :

1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien :

a) Kegiatan mandiri.

b) Kegiatan dengan bantuan.

2) Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien.

3) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.

6. Tuk 5 : Klien dapat melakuakn kegiatan sesuai rencana yang dibuat.

a. Kriteria evaluasi :

Klien dapat melakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat.

b. Intervensi :

1) Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan.

2) Pantau kegiatan yang telah dilaksanakan klien.

3) Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien.

4) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang.

7. Tuk 6 : Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada.

a. Kriteria evaluasi :

Klien dapat memanfaatkan system pendukung.

b. Intervensi :

1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah.

2) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.

3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

(Workshop RSJ Prof.Dr.Soeroyo Magelang, 2007)BAB III

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

A. Identitas

Nama

: Ny. D

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 28 Tahun

Alamat

: Kendal

Pendidikan Terakhir

: SMA

Pekerjaan

: Tidak bekerjaAgama

: Islam

No .RM

: 043909

Tanggal masuk

:18 November 2013

Tanggal pengkajian

: 27 November 2013Identitas Penanggung jawab

Nama

: Tn. A

Umur

: 75 Tahun

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat Penanggung jawab: Kendal

Hubungan dengan Klien: BapakB. Alasan masuk Rumah sakitKlien mengatakan dibawa ke RSJD Amino Gondohutomo Semarang karena klien tidak mau minum obat selama 5 bulan, sehingga bapaknya merasa kesal dan jengkel dan memarahi klien terus. Klien juga selalu mengurung diri di kamar. Klien merasa sedih, malu, dan minder dengan tetangganya karena penyakit yang diderita kilen.1. Klien mengatakan sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa seperti ini.

2. Pengobatan sebelumnya

Klien mengatakan pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena klien tidak mau minum obat secara teratur kurang lebih 5 bulan ini sehingga kambuh lagi. Klien mengatakan sakitnya sudah sembuh.Masalah Keperawatan : Tidak efektifnya penatalaksanaan regimen terapiutik.3. Trauma

Klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya fisik yang di lakukan oleh klien sendiri. Klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya seksual.4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa seperti klien.Masalah Keperawatan : -5. Pengalaman masa lau yang tidak menyenangkanKlien sering dihina oleh orang-orang sekitarnya, jika sudah mengetahui klien pernah dirawat di RSJ. Bapak klien dirumah sering marah-marah tidak jelas, sehingga klien tidak nyaman dirumah. Klien sering mengurung diri di kamar. Klien merasa sedih, malu, dan minder karena tetangganya sudah mengetahui penyakit yang diderita oleh klien.Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga Diri RendahC. Fisik

1. Tanda-tanda Vital

TD

: 110/90 mmHg

RR

: 20 x/menit

Nadi: 82 x/menit

Suhu: 36 0 C2. UkurTB: 152 cm

BB: 45 kg

3. Keluhan Fisik : Klien mengatakan kadang kepalanya terasa pusing.D. Psikososial

1. Genogram

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

------ : Tinggal dalam satu rumah

: MeninggalKlien mengatakan di rumah dengan Bapaknya, karena ibunya meninggal sejak klien masih kecil. Klien merupakan anak tunggal. Apabila ada masalah yang mengambil keputusan adalah Bapaknya. Klien bersekolah sampai SMA dan belum menikah. 2. Konsep Diri

a. Gambaran diri

Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya

b. Identitas

Klien seorang perempuan berusia 29 Tahun dan belum menikah.c. Peran

Klien pernah bekerja disebuah toko baju di Kendal selama 1 tahun sejak akhir 2003 dan berhenti pada awal 2005. Karena klien merasa malu dan miner dengan teman kerjanya, karena sudah mengetahui bahwa klien pernah dirawat di RSJ.d. Ideal Diri

Klien mengatakan ingin segera sembuh dan pulang ke rumah. Klien setelah sembuh ingin bekerja supaya mendapatkan penghasilan, meringankan beban Bapaknya, dan berharap mendapatkan jodohnya.Masalah Keperawatan: Gangguan ideal dirie. Harga Diri

Klien ingin beraktifitas seperti biasa dan klien merasa tidak berarti karena klien sering di kucilkan oleh tetangga nya, dan klien hanya diam di rumah dan tidak mau keluar rumah karena malu dan minder dengan para tetangganya.Masalah Keperawatan: Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

3. Hubungan Sosiala. Orang yang berartiMenurut klien orang yang berarti saat ini adalah orang tua klien (Bapaknya). b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat

Klien mengatakan tidak aktif mengikuti kegiatan di masyarakat.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Di RSJ ini klien hanya melamun, menyendiri, jarang berkomunikasi dengan temannya.Masalah Keperawatan: Kerusakan interaksi sosial4. Spiritual

Klien beragama Islam. Menurut agama penyakit yang di derita sudah di takdirkan oleh Allah SWT.Klien mengatakan selama sakit jarang melaksanakan sholat 5 waktu. Sholat yang paling sering dilakukan yaitu Dhuhur, Maghrib, Shubuh.E. Status Mental

1. Penampilan

Penampilan klien kurang rapi, penggunaan pakaian sesuai dengan fungsinya, rambut kurang bersih.Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri : Berhias2. Pembicaraan

Klien menjawab pertanyaan dengan nada yang pelan dan seperlunya (apatis), klien selalu menunduk ketika diajak bicara.3. Aktifitas motorik

Klien mengeluh tidak bersemangat dan terlihat lesu, karena klien ingin segera pulang dan tidak suka di RSJ.Masalah Keperawatan : Intoleransi aktivitas4. Alam perasaan

Klien sedih ketika menceritakan alasan masuk RSJD Amino Gondhohutomo dan klien nampak murung.Masalah Keperawatan : Ketidakberdayaan5. Afek

Afek klien datar, klien tidak mudah marah. Klien jika ditanya menjawab seperlunya, tidak ada kontak mata, klien nampak menunduk terus ketika ditanya.Masalah Keperawatan : Kerusakan interaksi sosial6. Interaksi selama wawancara

Kontak mata kurang, klien selalu menunduk, dan bicaranya pelan.Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah7. PersepsiKlien mengatakan pernah mendengar suara-suara dan klien juga pernah melihat bayangan - bayangan bapaknya. Klien kadang mendengar suara yang memanggil namanya. Klien mendengar suara maupun melihat bayangan Bapaknya 2 kali sehari yang biasanya saat bangun tidur dan sebelum tidur malam. Lamanya muncul 4 menit dan klien merasa takut dan tidak nyaman saat mendengar suara-suara maupun melihat bayanganMasalah Keperawatan : Halusinasi dengar dan penglihatan8. Proses pikirPada saat dilakukan wawancara pembicaraan klien terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian dilanjutkan kembali (blocking). Klien menjawab dengan seperlunya.Masalah Keperawatan : Perubahan proses pikir9. Isi pikirKlien tidak ada gangguan pada isi pikirMasalah Keperawatan : -10. Tingkat kesadaranKlien mengatakan hari ini hari senin dan tempat ini adalah rumah sakit jiwa dan orang-orang yang berpakaian putih adalah suster/perawat .Klien menyadari saat ini berada di rumah sakit jiwa sebagai pasien.Masalah Keperawatan : -11. MemoriKlien tidak mengalami gangguan mengingat, klien mengatakan masuk di RSJD Amino Gondohutomo Semarang diantar oleh bapaknya karena klien mengurung diri di kamar dan tidak mau minum obat selama 5 bulan, sehingga klien kambuh lagi. Masalah Keperawatan : -12. Tingkat konsentrasi dan berhitungKlien mengatakan Lima ribu dikurangi dua ribu sama dengan tiga ribu.

Masalah Keperawatan : -13. Kemampuan Penilaian Klien mampu mengambil keputusan sederhana, misalnya klien disuruh memilih cuci tangan atau makan dulu. Klien memilih cuci tangan dulu.Masalah Keperawatan : -14. Daya tilik diriKlien mengingkari penyakit yang diderita. Klien merasa sudah sembuh dari penyakitnya.Masalah Keperawatan : Perubahan proses pikirF. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

Klien mengatakan makan 3x sehari habis 1 porsi dengan komposisi nasi, lauk pauk, sayur, klien mampu makan sendiri, klien juga mampu membereskan sendiri peralatan makannya setelah selesai makan.2. BAB/BAK

Klien mengatakan BAB 1x sehari dan BAK 4-5 kali sehari di kamar mandi secara mandiri.3. Mandi

Klien mandi 2x sehari secara mandiri.4. Berpakaian/berhias

Klien terlihat kurang rapi, dan mampu memakai baju secara mandiri tanpa bantuan perawat.5. Kebersihan diriKlien mampu menjaga kebersihan dirinya. Klien kurang meperhatikan penampilan berhias.6. Istirahat dan tidur

Klien tidak mengalami gangguan istirahat, siang hari klien tidur pukul 13.00-15.00 WIB dan tidur malam pukul 20.00-05.00 WIB.

7. Penggunaan obat

Klien minum obat secara mandiri akan tetapi tetap dalam pengawasan perawat.8. Pemeliharaan Kesehatan

Klien mengatakan setelah di perbolehkan pulang nanti akan minum obat secara teratur dan akan rajin kontrol.9. Kegiatan di dalam rumah

Klien mengatakan kegiatan sehari-hari adalah hanya diam diri di rumah, dan tidak pernah keluar rumah.Masalah Keperawatan : Isolasi sosial10. Kegiatan di luar rumah

Klien mengatakan jarang mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakatnya.Masalah Keperawatan : Isolasi sosialG. Mekanisme kopingKlien merupakan seorang pendiam dan tertutup. Klien mengatakan jika punya masalah lebih banyak diam dan pendiam sendiri, tetapi terkadang serta dengan Bapaknya. Klien tidak tahu tentang cara mengatasi masalah yang dihadapi. H. Masalah Psikososial dan Lingkungan

1. Masalah dengan dukungan kelompokKlien mengatakan tidak suka berkumpul dengan tetangganya karena klien merasa malu, minder karena penyakitnya.2. Masalah berhubungan dengan lingkunganKlien tidak aktif dalam lingkungan masyarakatnya.3. Masalah dengan pendidikanKlien pernah bersekolah sampai lulus SMA.4. Masalah dengan pekerjaanKlien mengatakan sudah tidak bekerja di sebuah toko baju sejak tahun 2005, karena klien malu dengan teman-teman kerjanya. Teman klien sudah mengetahui bahwa klien pernah dirawat di RSJ. Sehingga klien merasa minder dan malu.5. Masalah dengan perumahanKlien mengatakan tinggal dengan Bapaknya, karena ibunya sudah meninggal.6. Masalah ekonomiKlien mengatakan tidak ada masalah dengan ekonominya.7. Masalah dengan pelayanan kesehatanKlien mengatakan jika ada masalah tentang kesehataanya, keluarga selalu membawa ke puskesmas.I. Sumber Daya

Klien mengetahui kalau klien menderita penyakit jiwa, dan klien mengetahui tentang obat-obatan yang harus diminum.J. Aspek Medik

1. Diagnosa Medis: Skizofrenia paranoid2. Terapi medis

Chlorpromazine 2x100 mg

Trihexypenidil 1x2 mg

Risperidone 2x2 mg Kalxetin 1x20 mgK. Analisa DataNoData FokusMasalah

1.DS : Klien merasa sedih, malu, dan minder dengan tetangganya karena penyakit yang diderita kilen.DO : Klien tampak menghindar dari orang lain Klien tampak kurang semangat. Klien terlihat jarang berkomunikasi dengan orang lain dan pandangan klien kosong.Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

2.DS : Klien menyatakan tidak mau bergaul dengan teman-teman sekamarnya karena ia merasa dirinya sudah sembuh.

- DO : Klien tampak lebih sering menyendiri di ruangan.

Klien terlihat melamun Klien tidak mau berkomunikasi dengan teman-temannya.

Gangguan Isolasi sosial (MD)

3.DS : Klien mengatakan ingin segera pulang dan berkumpul dengan keluarganya.DO : Ekpresi wajah klien tampak sedih Klien terlihat melamun dan diam.Ketidakefektifan koping individu

L. Masalah Keperawatan

1. Harga Diri Rendah2. Isolasi sosiaal: Menarik Diri3. Ketidakefektifan koping individuM. Pohon masalah

II. Daftar Diagnosa KeperawatanNama: Ny. D

No. Rm: 043909Ruang: Srikandi

Dx. Medis: Skizofrenia paranoid

Diagnosa Keperawatan dan Terapi KeperawatanDiagnosa medis dan terapi medis

A. Diagnosa Keperawatan

Harga Diri Rendah

Menarik diri : isolasi sosial

B. Terapi Keperawatan1. Harga Diri Rendah Bina Hubungan Saling Percaya Identifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih bisa dilakukan selama sakit. Bantu klien memilih kegiatan yang bisa dilakukan sesuai kemampuan klien.2. Menarik diri : isolasi sosial Bina Hubungan Saling Percaya Membantu klien mengidentifikasi perilaku isolasi sosial yang dilakukan Membantu klien mengidentifikasi keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain. Membantu klien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.3. Gangguan alam perasaan sedih Bina Hubungan Saling Percaya Membantu klien mengidentifikasi perasaan sedihnya. Memberikan motivasi pada klien Memberikan reinforcement positif.Diagnosa medik : Skizofrenia paranoidProgram terapi medik

Chlorpromazine 2x100 mg

Trihexypenidil 1x2 mg

Risperidone 2x2 mg Kalxetin 1x20 mg

III. Rencana Tindakan Keperawatan

Nama: Ny. D

No. Rm: 043909Ruang: Srikandi

Dx. Medis: Skizofrenia paranoid

TGLDIAGNOSA

KEPERAWATANRENCANA TINDAKAN KEPERAWATANRASIONAL

TUJUANKRITERIA EVALUASIINTERVENSI

27-11-2013Gangguan konsep diri : harga diri rendah

TUM :

Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.TUK 1 :

Klien dapat membina hubungan saling percaya.

TUK 2 :

Klien dapat mengidentifikasi kemampuan & aspek positif yang dimiliki.

TUK 3 :

Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.

TUK 4 :

Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

TUK 5 :

Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuannya.

TUK 6 :

Klien dapat memanfaat kan sistem pendukung yang ada.

Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menye butkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.

Klien mengidentifikasi kemampuan & aspek positif yg dimiliki :

Kemampuan yang dimiliki.

Aspek positif keluarga.

Aspek positif lingkungan yang dimiliki klien.

Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan.

Klien membuat rencana kegiatan harian.

Klien melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakitnya.

Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga.

Bina hubungan saling percaya :

1. Sapa klien.2. Beri salam/panggil nama klien.3. Tanyakan nama panggilan kesukaan klien.4. Sebutkan nama perawatan sambil berjabat tangan.5. Jelaskan maksud hubungan interaksi.6. Jelaskan kontrak yang akan dibuat.7. Beri rasa aman dan sikap empati.8. Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien .

1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

2. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif.

3. Utamakan memberi pujian yang realistik.

1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat dilakukan.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan.3. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilaku kan setiap hari sesuai kemampuan.

1. Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan toleransi dan kondisi klien.2. Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.2. Beri pujian atas keberhasilan klien.

3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.

1. Beri pendkes pada keluarga tentang cara merawat klien dengan HDR.2. Bantu keluarga dalam memberi dukungan pada klien.

3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.

Membina hubungan saling percaya untuk kelancaran hubungan interaksi selanjutnya.

Diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realita, kontrol diri, atau integritas ego, diperlukan sebagai dasar asuhan keperawatan.

Reinforcement akan meningkatkan harga diri klien.

Pujian realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya karena ingin mendapatkan pujian

Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yg di miliki adalah prasarat untuk berubah.

Pengertian tentang kemampuan yg di miliki diri memotivasi untuk tetap mempertahankan penggunaannya.

Klien adalah individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Klien perlu bertindak secara realistis dalam kehidupan. Contoh peran yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk melakukan kegiatan. Memberi kesempatan kepada klien mandiri dapat meningkatkan motivasi harga diri. Pujian dapat meningkatkan harga diri.

Memberi kesempatan pada klien untuk melakukan kegiatan yang biasa dilakukan.

Mendorong keluarga untuk mampu merawat klien mandiri di rumah.

Support sistem keluarga akan sangat berpengaruh pada mempercepat proses penyembuh an klien.

Meningkatkan peran

serta keluarga dalam merawat klien di rumah.

IV. Implementasi dan EvaluasiNama: Ny. D

No. Rm: 043909Ruang: Srikandi

Dx. Medis: Skizofrenia paranoid

TglNoDx/TukImplementasiEvaluasiTTD

27/11/201309.00

28/11/201311.30

29/11/201309.001

SP1P

SP1P

SP1P

Menyapa klien dan mengucapkan salam dan berjabat dengan klien, memperkenalkan diri dan ramah pada klien

Menanyakan perasaan klien saat ini

Menjelaskan pada klien tujuan pertemuan

Menunjukan sikap empati, dan mendengarkan semua perkataan klien

Berdiskusi dengan klien sering tapi singkat dengan memperhatikan kebutuhan klien

Mengidentifikasi bersama klien tentang aspek positif yang dimiliki Menanyakan perasaan klien saat ini

Menjelaskan pada klien tujuan pertemuan

Menunjukan sikap empati, dan mendengarkan semua perkataan klien

Membantu klien untuk menilai kemampuan klien yang masih bisa di gunakan Membantu klien untuk memilih kemampuan yang akan dilatih sesuai kemampuan klien Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dimiliki Memberikan pujain yang realistik Menganjurkan klien memasukan dalam kegiatan harian Menunjukan sikap empati, dan mendengarkan semua perkataan klien

Membantu klien untuk memilih kemampuan lain yang akan dilatih sesuai kemampuan klien Memberikan pujain yang realistik Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dimiliki Menganjurkan klien memasukan dalam kegiatan harian

S : waalaikum salam, nama saya L dari Kendal mbak Saya sedih kalau ingat dengan bapak saya karena di rumah sering dimarahi gara-gara saya tidak mau minum obat terus saya dibawa kesini, dan saya malu, minder dengan tetangga saya krena penyakit yang saya alami. Saya sebelum di bawa kesini tidak bekerja hanya dirumah saja.O :

Klien mau berjabat tangan, kontak mata kurang dan selalu menunduk Klien mau duduk berdampingan dengan perawat

Klien kelihatan sedih, murung, dan lebih banyak diam.A : SP1P belum teratasi

Pp : Validasi SP1P aspek positif yang dimiliki klien

Pk : Anjurkan klien untuk mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki S :

Waalaikumsalam, saya masih ingat dengan mbak alif, dian, dan ani Kalau pekerjaan seperti bersih-bersih rumah saya bisa. Dirumah saya nyapu, bersih-bersih rumah, memasak, mencuci baju dan piring. Selama disini saya tidak melakukan kegiatan bersih-bersih. Nanti setelah makan saya akan mencuci piringnya.O :

Klien tampak bingung Klien selalu menunduk saat diajak bicara Klien kelihatan murung dan lebih banyak diam

Klien mau mencuci piring setelah makanA : SP1P teratasi sebagian

Klien sudah dapat melakukan aktivitas positif dalam ruangan

Pp : Melatih dan menganjurkan kegiatan dalam aktivitas harian

Pk : Anjurkan klien untuk identifikasi kemampuan positif lainya. S : klien mengatakan: saya sedih ingin segera pulang, tapi saya juga malu dengan tetangga saya dengan sakit saya. Saya bisa merapikan tempat tidurO : Klien tampak sedih dan sering sendiri Klien awalnya menolak untuk merapikan tempat tidur tapi akhirnya setuju. Klien merapikan tempat tidur Klien terlihat menunduk dan tidak ada kontak mata.A : SP1P teratasi sebagianPp : Validasi SP kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Alif

DianAni

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Dari hasil interaksi pada klien dengan masalah gangguan konsep diri : harga diri rendah penulis mendapatkan suatu pemahaman baru, khususnya tentang penggunaan strategi pelaksanaan dalam setiap interaksi dengan klien sangat membantu terfokusnya pembicaraan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu dengan interaksi yang singkat dan sering dilakukan perawat pada klien membantu meningkatkan harga diri klien karena merasa diperhatikan dan dengan komunikasi merupakan cara untbuk membina hubungan saling percaya.

2. Klien dengan masalah gangguan konsep diri : harga diri rendah mempunyai resiko menarik diri dengan orang lain dan lingkungan sehingga perlu diberikan penanganan yang memadai dan pemberian asuhan yang optimal selama perawatan.

3. Dalam mempersiapkan klien pulang perlu diperhatikan faktor lingkungan dan dukungan keluarga karena sangat mempengaruhi perkembangan dan proses penyembuhan klien.

B. SARAN

1. Dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa khususnya pada masalah gangguan konsep diri : harga diri rendah diperlukan satu strategi pendekatan dalam berkomunikasi mengingat klien dengan masalah gangguan konep diri : harga diri rendah sangat sensitiv dan biasanya disertai perasaan curiga dan mudah tersinggung. Salah satu strategi yang dilakukan oleh perawat adalah penggunaan komunikasi terapeutik, yaitu denagn teknik mendengarkan dengan penuh perhatian, pendekatan personal dengan menggunakan komunikasi non verbal sehingga dapat terbinanya trust. Seksama memperhatikan touch untuk meningkatkan rasa percaya diri klien, dan berempati dengan apa yang dialami klien.

2. Untuk menghindari harga diri rendah tidak muncul kembali, maka perawat perlu menciptakan lingkungan yang terapeutik sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal, lingkungan yang penuh reward.

3. Perawat hendaknya mampu melibatkan keluarga untuk membantu dalam proses penyembuhan, karena keluarga sangat mempengaruhi perkembangan dan proses penyembuhan klien. Apabila keluarga tidak pernah berkunjung, perlu dilakukan home visite.DAFTAR PUSTAKA

Suliswati dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGCYosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa (Edisi Revisi). Cetakan Kedua (Edisi Revisi). Bandung: PT. Refika Aditama

Stuart, Gail.W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Cetakan Kelima. Jakarta: EGC

Tarwoto, Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Medika

Workshop. 2007. Standar Asuhan & Keperawatan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Prof. Soeroyo Magelang. Magelang

Muhaj, Khaidir. 16 April 2009. Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah. http://khaidirmuhaj.blogspot.com. Diakses tanggal 17 April 2010Immar, 29 Maret 2010. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah. http://immarimutanakstikesrsudaya.blogspot.com. Diakses tanggal 17 April 2010

Reivich dan Shatt, 26 Mei 2010. Resiliensi, http://id.wikipedia.com . Diakses tanggal 2 Mei 2010Isolasi Sosial : Menarik Driri

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Ketidakefektifan koping individu

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Akibat

Core problem

Sebab