Seminar EEG
-
Upload
gede-suputra -
Category
Documents
-
view
92 -
download
16
description
Transcript of Seminar EEG
SEMINAR
TEKNIK DAN PROSEDUR PEREKAMAN EEGELEKTROENSEFALOGRAFI
Oleh :
dr. Ni Putu Ayu Putri Mahadewi
Pembimbing :
dr. A.A.Ayu Meidiary, Sp.S
TEKNIK DAN PROSEDUR PEREKAMAN EEG
1. Pengenalan EEG
2. Prinsip dasar EEG
3. Indikasi perekaman EEG
4. Persiapan perekaman EEG
5. Prosedur perekaman EEG
6. Metode provokasi EEG
1. PENGENALAN EEG
Tahun 1929 Hans Berger
seorang psikiater Jerman
Memperkenalkan EEG untuk
pertama kali
Sumber : EEG Praktis, FKUI, 2014
..PENGENALAN EEG
Elektroensefalografi (EEG) adalah suatu teknik
perekaman dan pembacaan aktivitas listrik otak
Contoh : pada pasien epilepsi untuk melihat ada tidaknya
aktivitas epileptiform maupun perlambatan gelombang
Sumber : EEG Praktis, FKUI, 2014
..PENGENALAN EEG
Elektroensefalografi : perekaman arus listrik yang terjadi di
dalam otak, suatu teknik perekaman dan pembacaan aktivitas
listrik otak
Elektroensefalogram : hasil rekaman potensial pada tengkorak
yang dihasilkan oleh arus yang keluar secara spontan dari sel-sel
saraf dalam otak
Elektroensefalograf : alat untuk melakukan perekaman EEG
Dorland, 2006EEG Praktis FKUI, 2014
EEG POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP SANGLAH DENPASAR
..PENGENALAN EEG
Sistem mesin EEG ada 2 macam :
1. Sistem Analog (head box, differential amplifier, filter)
2. Sistem Digital (tambahan analog-digital converter)
Differential amplifier adalah suatu alat yang mengukur
perbedaan muatan (voltage) dari 2 input sinyal EEG
mengukur suatu sumasi dari 2 input sinyal berbeda.
Sumber : EEG Praktis, FKUI, 2014
Sumber : https://www.noisebridge.net/wiki/Analog_EEG_Amp
2. PRINSIP DASAR EEG
Aktivitas EEG pergerakan muatan listrik pada
membran neuron. Perubahan muatan potensial listrik
pada EEG terjadi akibat terdapat perbedaan muatan
potensial yang terekam antara 2 elektroda.
Sumber : EEG Praktis, FKUI, 2014
3. INDIKASI PEREKAMAN EEG
1. Epilepsi
2. Non Epilepsi
• Lesi desak ruang (space occupying intracranial lesion)
• Penyakit pembuluh darah otak (CVD)
• Cedera otak (trauma kapitis)
• Peradangan misalnya meningitis, ensefalitis
• Penyakit-penyakit yang menyebabkan penurunan kesadaran
• Untuk menentukan mati otak (cerebral death)
(Poernomo, 1990)
PEREKAMAN EEG PADA PASEIEN EPILEPSI
EEG tidak dapat digunakan sebagai pemeriksaan penunjang tunggal untuk mendiagnosis epilepsi :
1. Sebagian besar EEG pattern dapat disebabkan oleh berbagai penyakit neurologis lainnya
2. Banyak penyakit dapat menyebabkan lebih dari 1 jenis EEG pattern
3. Gambaran EEG dapat abnormal pada pasien sehat
4. Tidak semua penyakit otak berhubungan dengan EEG abnormal, terutama bila lesi kecil, kronis dan terletak di dalam otak
Hirsch, Arif, 2010
SENSITIVITY PEREKAMAN EEG
Interictal Epileptic Discharge dapat ditemukan pada 20-55% pasien dengan epilepsi pada pemeriksaan EEG pertama kali.
Dengan 4 kali atau lebih pemeriksaan EEG ulang maka sensitivitas meningkat hingga 80-90%
Lamanya durasi perekaman 30-45 menit dari perekaman rutin. Monitoring EEG selama 7 hari 81%
Hirsch, Arif, 2010Kelompok Studi Epilepsi, Perdossi, 2014
Hirsch, Arif, 2010
SPECIFICITY PEREKAMAN EEG
Interictal Epileptic Discharge dapat ditemukan pada 0,5% pada orang sehat
3,5% pada anak sehat
2-2,6% pada orang dewasa yang dirawat dengan penyakit neurologis atau psikiatri
Hirsch, Arif, 2010
4. PERSIAPAN PEREKAMAN EEG
Meliputi :
1. Persiapan pasien
2. Persiapan ruangan dan petugas
3. Alat/mesin EEG
4. Teknisi
5. Penempatan Elektroda
Sumber : EEG Praktis, FKUI, 2014
PERSIAPAN PASIEN SEBELUM EEG
1. Kebersihan kulit kepala, keramas dengan menggunakan sampo
2. Rambut kering dan tidak menggunakan minyak rambut
3. Menjelaskan aktivasi selama perekaman
4. Menghindari konsumsi kafein sebelum perekaman
5. Menilai perlunya pre medikasi pada perekaman
Sumber : EEG Praktis, FKUI, 2014
PREMEDIKASI SEBELUM EEG
1. Chloral Hydrat
Dosis Hipnotik : 30-50mg/kgBB.po saat tidur atau 1,5gram /m2
maksimal 1000mg.po dosis tunggal
Dosis Sedatif : 25mg/kgBB.po diberikan 3-4 dosis setelah makan maksimal 500mg/dosis.po
2. Midazolam
0,5mg/kgBB .po dosis maksimal 20mg bila efek yang diinginkan tidak berhasil 15-30menit 0,25-0,5mg/kgBB.po
Pedoman Implementasi Standar JCI, RSUP Sanglah Denpasar, 2012
PERSIAPAN RUANGAN DAN PETUGAS
SELAMA PEREKAMAN EEG
1. Ruangan tenang dan sejuk
2. Pencahayaan ruangan cukup selama perekaman
3. Petugas siap dan mampu melakukan perekaman dengan baik
4. Petugas telah terlatih untuk melakukan pencatatan selama perekaman
5. Mematikan ponsel
Sumber : EEG Praktis, FKUI, 2014
PERSIAPAN ALAT/MESIN EEG
1. Standar baku yang diterapkan secara Internasional
- impendance : < 5 ohm
- Low Filter (LF) : 0,3-0,5 Hz
- High Filter (HF) : 50-70 Hz
- Notch : off
- Sensitivity : 70mV/cm atau 7 mv/mm
(saat perekaman hanya sensitivitas yang boleh diubah)
Sumber : EEG Praktis, FKUI, 2014
PEREKAMAN EEG BERDASARKAN AMERICAN EEG SOCIETY
GUIDELINES IN EEG, STANDARD MINIMUM PEREKAMAN EEG:
1. Memakai minimal 8 chanel yang bekerja secara simultan.
2. Memakai minimal 17 elektroda pencatat.
3. Kedua sistem monopolar (referential) dan bipolar (differential) harus digunakan secara rutin.
4. Harus ada prosedur buka dan tutup mata.
5. Mesin EEG harus dikalibrasi di awal dan akhir perekaman.
6. Pada perekaman minimal harus ada nama penderita, umur penderita serta tanggal perekaman.
7. Lama perekaman minimal 15-20 menit pada penderita sadar.
8. Status / keadaan penderita harus dicatat pada rekaman, misalnya sadar, mengantuk, tidur atau koma, gerakan-gerakan atau kejang harus diidentifikasi.
Luders, Hans.2001, Savelainen,2010
PENEMPATAN ELEKTRODA
Menggunakan sistem 10-20 internasional Jasper
Tiap elektrode ada pengenalnya kanan (genap) ; kiri (ganjil)
Digaris tengah kode Z (zero)
Nama diambil dari huruf pertama pada area dimana elektrode ditempatkan
Sumber : EEG Praktis, FKUI, 2014
PEMASANGAN ELEKTRODA
DS
(Luders, 2001)
PENEMPATAN ELEKTRODE TEHNIK PENGUKURAN
SISTEM INTERNASIONAL 10-20
(Luders, 2001)
1. Langkah I (Bidang sagital)
- garis sagital dari nasion ke inion melewati vertex
- tentukan titik :
Frontopolar (Fp)
Frontal (F)
Centralis (C)
Parietal (P)
Occipital (O)
Sumber : EEG Praktis, FKUI, 2014, Luders, 2001
PENEMPATAN ELEKTRODE TEHNIK PENGUKURAN
SISTEM INTERNASIONAL 10-20
I
v
v
Sumber : EEG Praktis, FKUI, 2014, Luders, 2001
2. Langkah II (Bidang Sentral)
Buat garis ‘imaginer’ antarpreaurikuler kiri dan kanan, melalui bidang sentral
10% dari jarak titik preaurikulerkiri bidang sirkumferensial kiri
20% diatas bidang sirkumferensialkiri bidang parasagital kiri
20% diatas bidang parasagital kiri bidang sentral yang memotongbidang sagital (Cz)
v
v
vv
I
II
Sumber : EEG Praktis, FKUI, 2014, Luders, 2001
3. Langkah III (Bidang Sagital)
Penempatan elektroda pada bidang sagital
Ujung pita ukur diletakan pada nasion dan inion melalui Cz, didapat Fz & Pz
Titik temu garis ini dengan bidang horizontal akan menentukan Fpz dan Oz
v
v
vv
I
II
Sumber : EEG Praktis, FKUI, 2014, Luders, 2001
4. Langkah IV (BidangSirkumferensial)
Pita pengukur Fpz-Oz melalui garissirkumferensial kiri
10% jarak total fronto polar kiri (Fp1)
20% jarak Fpz-Oz frontal kiri (F7)
20% lateral frontal kirimid temporal kiri (T3)
20% lateral T3 temporal kiri (T5)
20% lateral T5 oksipital kiri (O1)
Sisa yang 10% akan kembali ke titik Oz
Sumber : EEG Praktis, FKUI, 2014, Luders, 2001
5. Langkah V (BidangSirkumferensial)
Pita pengukur Fpz-T3-Oz melaluigaris sirkumferensial kiri menuju kanan
Perhitungan bidang sirkumferensialkanan sama dengan bidangsirkumferensial kiri
IV
V
Sumber : EEG Praktis, FKUI, 2014, Luders, 2001
6. Langkah VI (Bidang Parasagital)
Pita pengukur diletakkan pada Fp1-garis para-sagital kiri - O1
25% jarak total dibelakang Fp1 menandai bidang frontal (F)
25% selanjutnya akan menyilang garisparasagital , merupakan posisi C3
25% jarak total dibelakang C3 akanmenandai bidang parietal P
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
Sumber : EEG Praktis, FKUI, 2014, Luders, 2001
7. Langkah VII (Bidang Frontal)
Pita pengukur diletakan pada posisi F7-Fz - F8
1/2 jarak F7-Fz yang memotong bidangparasagital kiri merupakan lokasi F3
Hal yang sama dilakukan untukmenentukan posisi F4
Jarak antara masing masing elektrodapada bidang frontal harus sama
vv
vv v
Sumber : EEG Praktis, FKUI, 2014, Luders, 2001
8. Langkah VIII (Bidang Parietal)
Pita pengukur diletakan pada posisi T5-Pz- T6
1/2 jarak T5-Pz akan menyilang bidangparasagital kiri posisi elektroda P3
Hal yang sama dilakukan untukelektroda P4
Masing masing elektroda pada bidangparietal harus mempunyai jarak yang sama
vv
vv v
Sumber : EEG Praktis, FKUI, 2014,Luders, 2001
Elektroda Tambahan
Elektroda T1 (kiri) dan T2 (kanan) jarak antara cantus lateralis matadengan tragus telinga tentukantitik pada jarak 1/3 proksimal ke arahtragus ambil 1 cm diatas titiktersebut
APAKAH ELEKTRODA
MENEMPEL DENGAN
BAIK?
5. PROSEDUR PEREKAMAN EEG
Penulisan identitas pasien dan petugas
Perekaman dengan sistem digital kalibrasi
Periksa penyetingan komputer sesuai dengan sistem internasional
Metode provokasi dan tidur dalam perekaman
EEG Praktis, FKUI, 2014
Identitas : Nama, tanggal lahir, tanggal perekaman, nomerrekam medis, alamat, no telp, dll
PEREKAMAN RUTIN
KALIBRASI
6. METODE PROVOKASI PEREKAMAN EEG
1. Buka tutup mata
2. Stimulasi mental
3. Hiperventilasi
4. Stimulasi Fotik Intermitten
Untuk meningkatakan kemungkinan terdeteksinya suatu kelainan
EEG Praktis, FKUI, 2014
HIPERVENTILASI
Rutin dilakukan pada awal perekaman
Pernapasan 20x/menit selama 3-5menit
Menarik napas dalam melalui hidung dan membuangnapas melalui bibir
Kontra indikasi : pada pasien perdarahan otak, penyakit kardiovaskuler, penyakit paru
EEG Praktis, FKUI, 2014
Memprovokasi suatu gambaran epileptikpada bangkitan tipe absence (absans) dantipe bngkitan umum lainnya
Muncul 12% pada bangkitan tipe umum
Muncul <10% pada tipe bangkitan fokal
Tergantung pada usaha pasien
Hirsch, Arif, 2010
STIMULASI FOTIK INTERMITEN
o 3 menit setelah provokasi hiperventilasi
o Jarak sumber cahaya dengan nasion pasien 30 cm, diameter sumber cahaya 13 cm
o Frekuensi 5 detik pertama melihat sumber cahayastimulasi fotik 5 detik tutup mata 10 detik
o Jarak tiap frekuensi stimulasi fotik adalah 7 detik
o Muncul aktivitas abnormal saat stimulasi fotik stop
o Normal : Fotik driving (+)
EEG Praktis, FKUI, 2014
Memprovokasi suatu gelombang epileptikpada Idiopathic generalized epilepsy danjarang pada pasien bangkitan fokal yang bersumber dari lobus occipital
Hirsch, Arif, 2010
DEPRIVASI TIDUR
o Mengurangi waktu tidur pasien
Deprivasi tidur parsial
Deprivasi tidur total
o Meningkatkan terdeteksinya aktivitas epileptiform pada 70-80% perekaman EEG
o Pasien tidur saat perekaman EEG
EEG Praktis, FKUI, 2014
ARTEFAK
o Aktivitas potensial yang tidak berasal dari potensial gelombang otak dan dapat mengkontaminasi hasil perekaman EEG
o Operator dan pembaca mampu membaca hasil perekaman EEG dan menyesuaikan dengan pencatatan
EEG Praktis FKUI, 2014Savelainen,2010
Artefak non-fisiologis
Artefak berupa potensial berasal dari mesin, elektroda dan lingkungan pasien
Elektroda
Interferensi 60Hz
Lingkungan (telpon, tetesan infus)
Artefak fisiologis
Berasal dari dalam diri pasien
Kontraksi otot
Gerakan bola mata
Kedipan mata
Aktivitas jantung
Denyut pembuluh darah
glossokinetik
Metode pencatatan selamaperekaman rutin
mempermudah pembacaanhasil rekaman
menentukan suatu artefak
Hal-hal yg dapat mengurangi munculnya artefak :
1. Elektrode harus terpasang dengan impedans rendah.
2. Sumber-sumber yang berasal dari interferensi listrikharus ditekan
3. Mesin EEG harus terhubung dengan ground
4. Persiapan pasien, ruangan, dan lingkungan sekitar yang optimal
5. Petugas memiliki kemampuan yang cukup untukmengurangi munculnya artefak
EEG Praktis FKUI, 2014Poernomo, 1990
DAFTAR PUSTAKA
1. Syeban Z, Octaviana F, dkk. 2014. EEG Praktis. Departemen Neurologi FKUI-RSCM. Jakarta.
2. Niedermeyer E, da Silva FL. 2005. Electroencephalography. Basic Principles, Clinical Applications, and Related Fields. 5th ed. USA: Lippincott William and Wilkins. Pg.256-277
3. Luders HO, Noachtar S. 2001. Atlas and Classification of Electroencephalography. Philadelphia:WB Saunders company. Pg 28-88
4. Savelainen A. 2010. An introduction to EEG artifacts. Available from: http://sal.aalto.fi/publications/pdf-files/esav10.pdf.
5. Poernomo, Herjanto,dkk. 1990. Dasar-Dasar Elektroensefalografi
6. Kamus Kedokteran Dorland, 2006. Edisi 29 : Jakarta.
7. Hirsch L, Arif H. 2010. EEG in The Diagnosis of Seizure and Epilepsy. Page : 21-25. Available from: http://www.uptodate.com